Anda di halaman 1dari 127

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyuluhan pertanian merupakan sistem pelayanan yang membantu

petani mengatasi permasalahanya melalui proses pendidikan non formal yang

tidak terikat oleh waktu dan tempat dan dapat dilaksanakan dimana saja dan

kapan saja sesuai kebutuhan petani. Kegiatan penyuluhan dilakukan oleh

seorang penyuluh baik dari pemrintah maupun swasta. Melalui penyuluhan

pertanian para petani dibekali dengan ilmu, pengetahuan, keterampilan,

pengenalan paket teknologi dan inovasi baru di bidang pertanian dengan

penanaman nilai-nilai atau prinsip agribisnis yang berorientasi dalam peningkatan

pendapatan. Penyuluh Pertanian Lapang menggunakan metode komunikasi

yang paling efektif dalam menyampaikan ilmu agar sasaran paham sehingga

mau menerapkan pengetahuan barunya itu. Melalui metode komunikasi yang

efektif dapat menunujang keberhasilan penyuluhan pertanian. Dari semua hal itu

yang lebih penting lagi adalah mengubah sikap dan perilaku masyarakat

pertanian agar mereka tahu dan mau menerapkan informasi anjuran yang

dibawa dan disampaikan oleh penyuluh pertanian. Namun kenyataannya masih

banyak dijumpai di dalam masyarakat bahwa kegiatam penyuluhan pertanian

masih dianggap kurang berhasil bahkan di beberapa tempat malah tidak

berjalan. Hal ini disebabkan beberapa fakor baik dari petani sendiri maupun dari

penyuluh sendiri. Maka dari itu perlunya pegangan agar kegiatan penyuluhan

dapat berjalan dengan baik yang mana akan menghasilkan outcome yang

diinginkan sehingga kegiatan penyuluhan dapat dikatakan berhasil.

Di Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung diadakan kegiatan

penyuluhan. Setiap kegiatan dalam penyuluhan pertanian harus dilaksanakan

secara teratur dan terarah dan tidak mungkin dilaksanakan begitu saja. Semua

hal tesebut teruang dalam Programa Penyuluhan Pertanian Kecamatan

1
2

Boyolangu. Programa Penyuluhan sendiri merupakan acuan dalam kegiatan

penyuluhan. Dokumen ini berisi beberapa hal antara lain keadaan umum tujuan

dari kegiatan penyuluhan. Cara mengatasi permasalahan serta berisi rencana

kegiatan dalam satu tahun kedepan. Dengan adanya programa ini semua

informasi tentang pertanian baik yang berifat fisik maupun kelembagaan,

permasalahan dan juga rencana kegiatan tertuang dalam programa penyuluhan.

Adapun programa penyuluhan pertanian kecamatan merupakan rencana

tertulis yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pengendali

dalam pencapaian penyelenggaraan penyuluhan pertanian di tingkat kecamatan.

Programa penyuluhan pertanian kecamatan merupakan perpaduan antara

rencana kerja pemerintah dengan aspirasi pelaku utama yaitu petani dan pelaku

usaha, serta pemangku kepentingan lainnya.

Programa penyuluhan pertanian pada setiap tingkatan disusun setiap

tahun dengan memuat rencana penyuluhan tahun berikutnya. Programa

penyuluhan pertanian ini pada dasarnya disusun secara mandiri oleh para

penyuluh di masing masing kecamatan. Aturan dalam penysunan programa

penyuluhan sudah terulis di Permentan No 47 Tahun 2016

Programa penyuluhan merupakan acuan dari kegiatan penyuluhan yang

ada di kecamatan Boyolangu. Dengan ini kegiatan penyuluhan di kecamatan

boyolangu dapat berjalan dengan baik. Setelah tahun berganti nanti terdapat

evaluasi untuk penyusunan programa tahun berikutnya Dengan programan

penyuluhan dapat dijadikan dalam pembuatan programa penyuluhan satu tahun

kedepan.

Selain itu dengan adanya programa penyuluhan pertanian dapat

mengetahui bagaimana kinerja penyuluhan selama satu tahun kedepan. Kinerja

penyuluhan secara umum adalah sama untuk setiap daerah. Didalam kinerja

penyuluhan terdapat hierarki daria atas hingga bawah yang saling memberi
3

tugas dan mengemban amanat sesuai dengan tugasnya masing masing. Di

Kecamatan Boyolangu kinerja penyuluhan juga memiliki beberapa bagian satu

sama lain yang salin terkait satu sama lain dari atas hingga ke bawah. Semua

bersinergi agar kinerja berjalan dengan baik.

Banyak sekali permasalahan yang dialami oleh petani. Salah satunya

tentang penggunaan teknologi pertanian. Menurut Programa Penyuluhan

Kecamatan Boyolangu Tahun 2018 bahwa sekitar 50 % petani yang menguasia

teknologi di bidang pertanian. Teknologi bukan hanya mesin tetapi juga pupuk

sistem pola tanam, pengunaan pestisida dan lain lian. Hal ini tentu menjadi

masalah. Hal ini dikarenakan petani berkecimpung dalam kegiatan tersebut yang

mana berguna untuk menunjang kegiatan bertani. Masalah tersebut bisa

mengakibatkan gagal panen sehingga peroduktivitas hasil pertanian menurun

kurangnya pemahamaan akan teknologi pertanian adalah banyak sekali yang

kurang memahami cara penggunaan pupuk organik serta tidak dapat memahami

perbedaan pestisida sistemik dan juga pestisida kontak. Tentu hal ini bisa

mengakibatkan hama menjadi tak terkendali karena salah dalam penggunaan

pestisida. Kemudian adalah takaran penggunaan pestisida yang benar. Banyak

sekali petani yang salah dalam memberikan pestisda secara keliru dalam takaran

dosis yang digunakan. Jika dibiarkan akan berakibat pencemaran di lingkungan

sekitarnya. Maka dari itu kegiatan penyuluhan perlu dilakukan di kecamatan

Boyolangu. Hal itu adalah salah satu masalah dari sekian banyak masalah yang

dihadapi.

Maka dari itu peran dari programa penyuluhan sangat penting sekali

untuk kelangsungan kegiatan penyuluhan. Dengan adanya programa

penyuluhan diharapkan mampu menjalankan kegiatan penyuluhan dengan baik.

Hal ini dikarenakan dalam programa penyuluhan berisi informasi yang sangat

penting dan menunjang kegiatan penyuluhan agar tidak melenceng sesuai


4

dengan koridor yang ada. Dengan demikian target akan tercapai sehingga

kegiatan penyuluhan dapat dikatakan berhasil.

1.2 Tujuan Kuliah Kerja Profesi

Tujuan dari Kuliah Kerja Profesi adalah:

1. Untuk mengetahui Programa Penyuluhan Pertanian BPP Kecamatan

Boyolangu baik isi kandungan maupun bagaimana proses penyusunanya

2. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme kerja dari kegiatan penyuluhan

di BPP Boyolangu Kabupaten Tulungagung serta bagaimana output dan

outcome yang dihasilkan selama kegiatan penyuluhan berlangsung.

3. Untuk mengetahui bagaimana unsur unsur kegiatan kegiatan penyuluhan

pertanian seperti pelaku utama. metode, media alat bantu dan peraga,

sasaran, materi yang diterapan oleh penyluh pertanian lapang dalam

melaksanakan kegiatan penyuluhan

1.3 Manfaat Kuliah Kerja Profesi

Terdapat beberapa manfaat dari pelaksanaan kegiatan ini diantaranya

adalah sebagai berikut:

1.3.1 Manfaat Bagi Mahasiswa

1. Mahasiswa dapat menyajikan pengalaman dalam mengolah data yang

diperoleh selama Kuliah Kerja Profesi kedalam sebuah Laporan Kuliah

Kerja Profesi.

2. Mahasiswa dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang terkait

dengan penyuluhan pertanian baik teknik, media yang dibutuhkan dalam

kegiatan penyuluhan..

3. Mahasiswa dapat megetahui bagaimana kandungan dan juga

bagaimana penerapan programa penyuluhan

4. Mahasiswa dapat menjalin hubungan dengan masyarakat sekitar yang

mana setelah lulus nanti mahasiswa akan terjun langsung ke masyarakat


5

1.3.2 Manfaat Bagi Perguruan Tinggi

1. Sebagai tambahan referensi khususnya mengenai programa penyuluhan

serta unsur unsur penyuluhan seperti media dan teknik penyuluhan yang

dilakukan oleh para penyuluh di BPP Kecamatan Boyolangu

2. Membina kerjasama yang baik antara lingkungan kampus dengan

instansi terkait.

1.3.3 Manfaat Instansi Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Boyolangu

1. Memberikan edukasi tentang cara kerja penyuluhan serta bagaimana

penerapan unsur unsur penyuluhan dengan tepat

2. Mandapat bantuan tambahan terhadap instansi yang mana dapat

dipekerjakan secara sukarela

3. Mendapat masukan agar bekerja lebih baik lagi dalam bekerja sehingga

kegiatan penyuluhan dapat berhasil


II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyuluhan Pertanian

Penyuluhan Pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama

serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan

mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,

permodalan, dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan

produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta

meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

(Permentan No 47 Tahun 2016)

Kegiatan penyuluhan pertanian yang dilakukan oleh petani menjadi salah

satu faktor keberhasilan pembangunan pertanian, karena penyuluhan hadir

sebagai pemacu pembangunan pertanian. Sekarang peranan penyuluhan lebih

dipandang sebagai proses membantu petani untuk mengambil keputusan sendiri

dengan cara menambah pilihan bagi mereka, dan dengan cara menolong

mereka mengembangkan wawasan mengenai konsekuensi dari masingmasing

pilihan yang ada melalui pertemuan rutin tiap minggu/bulannya. Sesuai dengan

Permentan No. 82 Tahun 2013 Pengembangan poktan diarahkan pada

a penguatan poktan menjadi kelembagaan petani yang kuat dan mandiri

b peningkatan kemampuan anggota dalam pengembangan agribisnis

c. peningkatan kemampuan poktan dalam menjalankan fungsinya (Wijianto,A.

Saputri,R.D dan Anantanyu, S. 2012)

Penyuluhan pertanian telah memainkan peranan penting dalam

peningkatan produksi pertanian di Indonesia. Perjalanan pengembangan

penyuluhan pertanian sejak dulu mengalami pasang surut dan liku-liku yang

dinamik sesuai dengan perkembangan zaman dan berperan penting dalam

pembangunan pertanian yang merupakan bagian dari pembangunan nasional

serta merupakan proses transformasi dari pertanian tradisional menjadi pertanian

6
7

tangguh yang mampu memanfaatkan sumber daya secara optimal, mampu

melakukan penyesuaian diri dalam pola dan struktur produksinya terhadap

perubahan sikap, perilaku, pengetahuan dan keterampilan petani dan

keluarganya sebagai hasil dari proses belajar mengajar (Abdul Hamid A.Yusra,

Nurliza, Sundari, 2015).

2.2 Peran Penyuluhan Pertanian

Salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas dan perkembangan

kelompok tani adalah terlaksananya peran penyuluh pertanian dengan baik.

Namun berdasarkan survai di lapangan diduga penyuluh pertanian lapangan

kurang dinamis. Peran penyuluh pertanian lapangan secara keseluruhan ini

diperoleh dari total peran penyuluh sebagai motivator, fasilitator, konsultan dan

mediator. (Wijianto dkk, 2012)

Suria Putra 2016 mengatakan bahwa penyuluh pertanian lapang memiliki

peran. Peran penyuluh pertanian antara lain:

1. Peran penyuluh sebagai pembimbing

Seorang penyuluh adalah pembimbing dan guru bagi petani dalam

pendidikan non formal, penyuluh memiliki gagasan yang tinggi untuk mengatasi

hambatan dalam pembangunan pertanian yang berasal dari petani maupun

keluarganya. Seorang penyuluh harus mengenal baik sistem usahatani,

bersimpati terhadap kehidupan petani serta pengambilan keputusan yang

dilakukan petani baik secara teori maupun praktik. Penyuluh harus mampu

memberikan praktik demontrasi tentang suatu cara atau metode budidaya suatu

tanaman, membantu petani menempatkan atau menggunakan sarana produksi

pertanian dan peralatan yang sesuai

2. Peran Penyuluh Sebagai Organisator Dan Dinamisator

Dalam kegiatan penyuluhan para Penyuluh Lapangan tidak mungkin

mampu untuk melakukan kunjungan ke masing-masing petani sehingga petani


8

harus diajak untuk membentuk suatu kelompok-kelompok tani dan

mengembangkan menjadi suatu lembaga ekonomi dan sosial yang memiliki

peran dalam mengembangkan masyarakat sekitarnya

3. Peran Penyuluh Sebagai Teknisi

Seorang penyuluh harus memiliki pengetahuan dan keterampilan teknis

yang baik karena pada suatu saat akan diminta petani memberikan saran

maupun demonstrasi kegiatan usahatani yang bersifat teknis. Tanpa adanya

pengetahuan dan keterampilan teknis yang baik maka akan sulit untuk

memberikan pelayanan jasa konsultan yang diminta petani.

4. Peran Penyuluh Sebagai Konsultan

Penyuluh harus membantu memecahkan masalah yang dihadapi petani

dalam usahataninya dan memberikan alternatif serta memberikan rujukan

apabila petani menghadapi kendala-kendala ketika melakukan aktivitas

pertanian. Keberhasilan penyuluh untuk sampai kepada tujuan penyuluhan,

penyuluh harus mampu memberikan petunjuk-petunjuk berupa contoh kerja atau

kaji terap yang pada akhirnya penyuluh mampu menimbulkan kepercayaan pada

diri petani terhadap penyuluhan

5. Peran Penyuluh Sebagai Pendidik

Penyuluh pertanian berperan sebagai pendidik bagi petani merupakan

sarana proses pembelajaran guna meningkatkan pengetahuan untuk

memberikan informasi kepada petani, penyuluh harus menimbulkan semangat

dan kegairahan kerja para petani agar dapat mengelola usahataninya secara

lebih efektif, efisien dan ekonomis.

6. Peran Penyuluh Sebagai Pemimpin

Penyuluh dituntut memiliki pengetahuan dan kecakapan yang cukup

didalam berkomunikasi dengan petani untuk memberikan penjelasan yang dapat

menghilangkan kebimbangan petani dalam penerapan informasi teknologi baru


9

yang disampaikan berkaitan dengan usahataninya. Membimbing dan memotifasi

para petani agar mereka dapat mengubah cara berpikir, cara kerjanya agar

timbul keterbukaan dan kemudian diterapkan tata cara bertani baru yang lebih

berdaya guna dan berhasil guna, sehingga tingkat hidupnya akan lebih sejahtera.

7. Peran Penyuluh Sebagai Penasehat

Mengingat sikap pandangan, keadaan, dan kemampuan daya pikir dan

daya tangkap para petani yang terbagi atas beberapa kemampuan petani yang

berbeda-beda. Keberhasilan peranan penyuluhan untuk samapai kepada

tahapan sasaran, penyuluh harus mampu memberikan petunjuk-petunjuk berupa

contoh cara kerja/kaji terap yang pada akhirnya penyuluh mampu menimbulkan

keyakinan pada petaninya. (Suria Putra, 2016)

2.3 Kinerja Penyuluhan

Penyuluhan Pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama

serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan

mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,

permodalan, dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan

produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta

meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

(Permentan No 47 Tahun 2016)

Manfaat yang diperoleh dengan diketahuinya kinerja penyuluh pertanian,

antara lain:

(1) tersusunnya program penyuluhan pertanian sesuai dengan 3 kebutuhan

petani,

(2) tersusunnya rencana kerja penyuluhan pertanian di wilayah kerja masing-

masing,

(3) terdiseminasinya informasi teknologi pertanian secara merata sesuai dengan

kebutuhan petani,
10

(4) terwujudnya kemitraan usaha antara petani dan pengusaha yang saling

menguntungkan

(5) meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani di masing-masing

wilayah. (Iqbal, 2014)

Dibaah ini merupakan kinerja penyuluhan dimana terjadi secara hierarki

dari atas hingga kebawah. Dimulai dari adminstrasi kegiatan di setap kecamatan

hingga terakhir ke monitoring

Administrasi Kegiatan

Temu Teknis

Kursus Tani, Sekolah


lapang

Latihan Kunjungan

Penumbuhan kelas
kelompok tani

Evaluasi dan monitoring

Gambar 2.1 Sistem Kerja Penyuluhan Pertanian Kecamatan Boyolagu


11

Gambar diatas adalah bagaimana sistem kerja penyuluhan dari awal

hingga akhir diawali dengan administrasi kegiatan berupa pencarain masalah

hingga pembuatan jadwal penyuluhan dilanjutkan dengan pertemuan dengan

petani hhingga dilakukannya kursus tani. Hingga yang terakhir adalah kegiatan

evaluasi. (Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan, 2015)

Kegiatan penyuluhan pertanian yang dilakukan oleh petani menjadi salah

satu faktor keberhasilan pembangunan pertanian, karena penyuluhan hadir

sebagai pemacu pembangunan pertanian. Sekarang peranan penyuluhan lebih

dipandang sebagai proses membantu petani untuk mengambil keputusan sendiri

dengan cara menambah pilihan bagi mereka, dan dengan cara menolong

mereka mengembangkan wawasan mengenai konsekuensi dari masingmasing

pilihan yang ada melalui pertemuan rutin tiap minggu/bulannya. Sesuai dengan

Permentan No. 82 Tahun 2013 Pengembangan poktan diarahkan pada

a penguatan poktan menjadi kelembagaan petani yang kuat dan mandiri

b peningkatan kemampuan anggota dalam pengembangan agribisnis

c. peningkatankemamp uan poktan dalam menjalankan fungsinya (Wijianto

dkk. 2012)

2.4 Sistem penyuluhan bottom up

Penyuluhan berazaskan partisipatif adalah penyelenggaraan penyuluhan

yang melibatkan secara aktif pelaku utama dan pelaku usaha dan penyuluh sejak

perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi (Kusnadi, 2011). Metode

penyuluhan partisipatif didasarkan pada masalah dan kebutuhan petani dengan

mengikutsertakan petani dalam merumuskan program penyuluhan sesuai potensi

sumber daya lokal di sekitar petani (Bahua, M.I, 2015)

Ahfandi (2017) mengatakan penyuluhan partisipatif dimulai dari proses

identifikasi permasalahan dan potensi, merencanakan, merumuskan tujuan,


12

melaksanakan sampai kepada monitoring dan evaluasi. Tingkat adopsi petani

sangat dipengaruhi dari pada pendekatanmodel penyuluhan yang sesuai

terhadap kemampuan mengakses inovasi teknologi, informasi pasar,

permodalan.Berkaitan dengan fenomena diatas penelitian ini akan mengkaji

berbagai model penyuluhan terhadap tingkat adopsi petani.

2.5 Unsur Unsur Penyuluhan Pertanian

Unsur-unsur penyuluhan pertanian pada prinsipnya merupakan semua

faktor yang terdapat pada kegiatan penyuluhan yang meliputi penyuluh pertanian

lapang,sasaran, materi, metode, media dan alat bantu dan juga waktu dan

tempat.

2.5.1 Penyuluh Pertanian Lapang

Penyuluh pertanian lapangan adalah seseorang yang bertugas untuk

melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian dan pembaharuan pertanian di

pedesaan. Penyuluh pertanian berkedudukan sebagai pelaksana teknis

fungsional penyuluhan pertanian pada instansi pemerintah baik di tingkat pusat

maupun daerah.(Permmentan No 47 Tahun 2016).

Penyuluh pertanian mempunyai tugas pokok dan fungsi yang perlu

dilakukan untuk mencapai kinerja yang baik. Penyuluh yang berkinerja baik dapat

memposisikan dirinya sebagai motivator, edukator, fasilitator dan dinamisator

yang berdampak pada perubahan perilaku petani dalam berusahatani. Untuk itu

penyuluh pertanian perlu memiliki berbagai kemampuan, antara lain:

kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, berpengetahuan luas, bersikap

mandiri dan mampu menempatkan dirinya sesuai dengan karakteristik dan

kepentingan petani (Iqbal, 2014)

Penyuluh pertanian harus mempersiapkan diri dengan programprogram

pembelajaran yang bertujuan untuk : a. mengurangi biaya pemasaran produksi


13

pertanian, b. memperluas jangkauan pemasaran produksi pertanian, dan c.

membantu masyarakat memahami sistem pemasaran.(Kusnadi, 2011)

Oleh karena itu, penyuluh menempati posisi yang penting sebagai agen

perubahan atau “agent of change” di dalam penyelenggaraan penyuluhan

pertanian, karena penyuluh lah yang berhubungan langsung dengan petani di

lapangan. Peranan penyuluh sebagai agen perubahan yaitu mendorong petani

untuk melakukan perubahan-perubahan yang lebih terarah dan moderen dalam

kegiatan usahatani melalui perubahan-perubahan pada petani itu sendiri.

Perubahan yang diharapkan oleh penyuluh adalah perubahan pengetahuan,

ketrampilan, sikap, dan motif tindak petani, sehingga petani dapat mencapai

keberhasilan usahatani yaitu peningkatan pendapatan dan produktifitas

usahatani untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan keluarganya. (Kausar,

Marjelita,L. dan Yulida, R . 2012)

2.5.2 Metode Pnyuluhan Pertanian

Metode penyuluhan pertanian merupakan cara penyampaian materi

penyuluhan pertanian kepada pelaku utama dan pelaku usaha agar mereka mau

dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses

informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya sebagai upaya

untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha,pendapatan dan

kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam melestarikan fungsi

lingkungan hidup. Metode penyuluhan pertanian erat kaitannya dengan metode

belajar oranag dewasa (andragogy).

Kamaruzzan (2016) mengatakan untuk keberhasilan tersebut maka perlu

ada suatu teknik atau cara dalam bentuk metode komunikasi kegiatan

penyuluhan yang tepat, sehingga metode komunikasi penyuluhan ini nanti

menjadi sebuah model baru bagi daerah lain untuk diterapkan dalam

kelompoktani
14

Metode penyuluhan pertanian adalah cara penyampaian materi (isi

pesan) penyuluhan pertanian oleh penyuluh pertanian kepada petani beserta

anggota keluarganya baik secara langsungmaupun tidak langsung agar mereka

tahu, mau dan mampu menggunakan inovasi baru. Umumnya pesan terdiri dari

sejumlah simbol dan isi pesan inilah yang memperoleh perlakuan.Bentuk

perlakuantersebut memilih, menata, menyederhanakan, menyajikan, dll.Dilain

pihak simbol dapat diartikan  kode-kode  yang digunakan  pada pesan.  Simbol

yang mudah diamati  dan paling banyak digunakan  yaitu bahasa. (Kamaruzan

2016)

Metode Penyuluhan Pertanian dapat diartikan sebagai cara atau teknik

penyampaian materi penyuluhan kepada petani baik secara langsung maupun

tidak langsung, agar mereka tahu, mau dan mampu menerapkan inovasi baru.

Yang menjadi dasar pertimbangan dalam pemilihan metode penyuluhan

pertanian adalah :

1) Sasaran, meliputi tingkat pengetahuan, ketrampilan dan sikap sasaran, sosial

budaya dan jumlah sasaran,

(2) Sumberdaya Penyuluh, meliputi kemampuan penyuluh, materi penyuluhan

serta sarana dan biaya penyuluhan,

(3) Keadaan daerah, yang meliputi musim, keadaan usahatani dan keadaan

lapang,

(4) Kebijakan pemerintah tidak kalah pentingnya adalah

(5) Jaringan sosial yang ada di masyarakat.( Purnomo, E. Pangarsa,N. Andri, K.

N dan Seri, M. 2015)

Dengan demikian tujuan pemilihan metode penyuluhan adalah:

1) agar penyuluh pertanian dapat menetapkan suatu metode atau kombinasi

beberapa metode yang tepat dan berhasilguna,


15

2) agar kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan untuk menimbulkan

perubahan yang dikehendaki  yaitu perubahan perilaku petani dan anggota

keluarganya dapat berdayaguna.

a. Prinsip-prinsip Metode Penyuluhan Pertanian

Prinsip merupakan suatu pernyataan mengenai kebijaksanaan yang

dijadikan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan dan dilaksanakan

secara konsisten.Mardikanto menyatakan bahwa merujuk pada pemahaman

penyuluhan pertanian sebagai proses pembelajaran, maka prinsip-prinsip dalam

penyuluhan pertanian sebagai berikut:

1. Mengerjakan artinya kegiatan penyuluhan harus sebanyak mungkin

melibatkan masyarakat untuk menerapkan sesuatu.

2. Akibat; artinya kegiatan pertanian harus memberikan dampak yang memberi

pengaruh baik.

3. Asosiasi; artinya kegiatan penyuluhan harus saling terkait dengan kegiatan

lainnya. Misalnya apabila seorang petani berjalan di sawahnya kemudian

melihat tanaman padinya terserang hama, maka ia akan berupaya untuk

melakukan tindakan pengendalian (Kusnadi 2011)

b. Penggolongan Metode PenyuluhanPertanian

Untuk mempermudah mempelajari jenis-jenis metode penyuluhan pertanian,

dilakukan penggolongan antara lain:

1. Penggolongan Berdasarkan Teknik komunikasi

Berdasarkan teknik komunikasi, metode penyuluhan pertanian

digolongkan menjadi:

1) komunikasi langsung (direct communication/face to face communication),

contohnya: obrolan di sawah, obrolan di balai desa, obrolan di rumah,

telepon/HP, kursus tani, demonstrasi karyawisata, dan pameran, dan


16

2) komunikasi tidak langsung (indirect communication), contohnya publikasi

dalam bentuk cetakan, poster, siaran radio/TV, dan pertunjukan film. Jadi, dalam

kegiatan komunikasi tidak langsung, pesan disampaikan melalui perantara

(medium atau media).(Hidayati, 2014)

2. Penggolongan Berdasarkan Jumlah Sasaran

Berdasarkan jumlah sasaran yang dicapai, metode penyuluhan pertanian

digolongkan menjadi

1 Pendekatan Perorangan

Dalam metode ini, penyuluh berhubungan secara langsung maupun tidak

langsung dengan sasarannya secara perorangan. Metode perorangan atau

personal approach sangat efektif digunakan dalam penyuluhan karena sasaran

dapat secara langsung memecahkan masalahnya dengan bimbingan khusus dari

penyuluh. Adapun jika dilihat dari segi jumlah sasaran yang ingin dicapai, metode

ini kurang efektif karena terbatasnya jangkauan penyuluh untuk mengunjungi dan

membimbing sasaran secara individu. Metode pendekatan individu akan lebih

tepat digunakan dalam mendekati tokoh-tokoh masyarakat yang berpengaruh

ataupun pada golongan peternak atau peternak yang menjadi panutan

masyarakat setempat. Menurut Van den Ban dan Hawkins (1999), metode

pendekatan perorangan pada hakikatnya adalah paling efektif dan intensif

dibanding metode lainnya, namun karena berbagai kelemahan di dalamnya,

maka pendekatan ini jarang diterapkan pada program-program penyuluhan yang

membutuhkan waktu yang relatif cepat. Dalam hal ini para penyuluh

berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan sasaran secara

perorangan. Contohnya :

a. Kunjungan ke rumah peternak, ataupun peternak berkunjung kerumah

penyuluh dan kekantor.

b. Surat menyurat secara perorangan.


17

c. Demonstrasi pilot

d. Belajar perorangan, belajar praktik.

e. Hubungan telepon (Hidayati, 2014)

2 Pendekatan Kelompok

Dalam metode pendekatan kelompok, penyuluh berhubungan dengan

sasaran penyuluhan secara kelompok. Metode pendekatan kelompok atau group

approac

Metode kelompok pada umumnya berdaya guna dan berhasil guna tinggi.

Metode ini lebih menguntungkan karena memungkinkan adanya umpan balik,

dan interaksi kelompok yang memberi kesempatan bertukar pengalaman

maupun pengaruh terhadap perilaku dan norma para anggotanya. Dalam hal ini

penyuluh berhubungan dengan kelompok sasaran Contohya :

a. pertemuan (contoh : di rumah, di saung, di balai desa, dan lain-lain

b. Perlombaan.

c. Demonstrasi cara/hasil.

d. Kursus ternak.

e. Musyawarah/diskusi kelompok/temu karya.

f. Karyawisata.

3. pendekatan massal,

Metode pendekatan massal atau mass approach. Sesuai dengan

namanya, metode ini dapat menjangkau sasaran dengan jumlah yang cukup

banyak. Dipandang dari segi penyampaian informasi, metode ini cukup baik,

namun terbatas hanya dapat menimbulkan kesadaran dan keingintahuan

semata. Hal ini disebabkan karena pemberi dan penerima pesan cenderung

mengalami proses selektif saat menggunakan media massa sehingga pesan

yang diampaikan mengalami distorsi contohnya: pameran, pemutaran film, siaran


18

pedesaan/TV, pemasangan poster, pemasangan spanduk, dan penyebaran

bahan bacaan (folder, leaflet, liptan, brosur).( Hidayati, 2014)

2.5.3 Media dan Alat Bantu Penyuluhan

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti

“tengah”, “perantara”, atau “pengantar”, yaitu perantara atau pengantar pesan

dari pengirim pesan kepada penerima pesan. ( Ahar Arsyad, 2011 ) Sedangkan

”penyuluhan” berasal dari kata ”suluh” yaitu sesuatu yang digunakan untuk

memberi penerang. Jadi media penyuluhan adalah suatu benda yang dikemas

sedemikian rupa untuk memudahkan penyampaian materi kepada sasaran.

Sayamar,E. Harahap, F.R dan Rosnitam 2014 (2014) mengatakan

penggunaan media ini bertujuan agar menarik dan mudah dimengerti oleh

petani, sehinga petani akan memperhatikan, mengingatkan, mencoba dan

menerima ide-ide yang dikemukakan oleh penyuluh. Media yang digunakan

untuk menampilkan pesan informasi yang ingin disampaikan oleh penyuluh

sehingga sasaran (petani) dapat meningkatkan pengetahuannya yang akhirnya

diharapkan dapat berubah perilakunya kearah positif tentang perkebunan kelapa

sawit serta menghindari kesalahan persepsi petani tentang informasi, serta

mempermudah transfer teknologi bagi petani. Melalui media penyuluhan

pertanian, petani dapat meningkatkan interaksi dengan lingkungan sehingga

proses belajar berjalan terus. pesan dengan mudah dan jelas.

A.  Manfaat Media Penyuluhan

Peranan media penyuluhan pertanian dapat ditinjau dari beberapa segi

yakni dari proses komunikasi, segi proses belajar dan segi peragaan dalam

proses komunikasi, segi proses belajar dan dari peragaan dalam proses belajar

dan dari peragaan.

1.Peranan media penyuluhan pertanian sebagai saluran komunikasi.

2. Peranan media penyuluhan pertanian sebagai Media Belajar.


19

3. Peranan media penyuluhan pertanian sebagai peragaan. Peragaan

merupakan salah satu faktor penting dalam mencapai keberhasilan kegiatan

penyuluhan pertanian. Peragaan berkaitan erat dengan penginderaan, peranan

pengeinderaan sangat penting dalam proses belajar termasuk dalam kegiatan

penyuluhan pertanian. Media harus berperan pula sebagai peragaan petani

belajar lebih efektif bila ia belajar dengan melihat, mendengar dan sekaligus

mengerjakannya (learning by doing)

B.  Klasifikasi Media Penyuluhan

media penyuluhan pertanian dapat diklasifikasikan menjadi beberapa 

macammedia sebagai berikut :

a.    Klasifikasi media penyuluhan pertanian berdasarkan panca indera.

1.    Media benda sesungguhnya, rangsangan melalui seluruh pancaindera

antara lain: spesimen, monster, sample

2.     Media Audio-Visual rangsangan melalui indera pendengaran dan indera

penglihatan antara lain : film, siaran televisi, video.

3.     Media Visual, melalui indera penglihatan antara lain : film, slide, foto,

poster.

4.     Media Audio, rangsangan melalui indera pendengaran antara lain : kaset

rekaman, siaran radio (Anonim 2014)

b. Klasifikasi media penyuluhan pertanian berdasarkan fungsinya sebagai

penyaluran pesan pada penyuluhan pertanian, media penyuluhan dibagi menjadi

3 yakni :

1.      Media Cetak Media ini mengutamakan pesan-pesan visual, biasanya

terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna. Yang

termasuk dalam media ini adalah booklet, leaflet, flyer (selebaran), flip chart

(lembar balik).
20

2.     Media Elektronik Media ini merupakan media yang bergerak dan

dinamis, dapat dilihat dan didengar dan penyampaiannya melalui alat bantu

elektronika. Yang termasuk dalam media ini adalah televisi, radio, video film,

cassette, CD, VCD.

3.     Media Luar Ruang  Media menyampaikan pesannya di luar ruang, bisa

melalui media cetak maupunelektronik misalnya papan reklame, spanduk,

pameran, banner dan televisi layar lebar (Anonom, 2014)

Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat yang digunakan penyuluh dalam

menyampaikan informasi. Alat bantu ini disusun berdasarkan prinsip bahwa

pengetahuan yang ada pada setiap manusia diterima atau ditangkap melalui

panca indra. Semakin banyak indra yang digunakan untuk menerima sesuatu

maka semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian/pengetahuan yang diperoleh.

Alat bantu penyuluhan Perlengkapan berfungsi sebagai perantara yang

menghubungkan penyuluh dengan petani/peternak sebagai alat untuk

melaksanakan komunikasi, sehingga dengan menggunakan dapat menghasilkan

keefektifan metode dan mempercepat diterimanya bahan informasi.

Adapun alat bantu dan alat peraga penyuluhan bedasarkan hasil

wawancara dengan informan adalah menunjang kegiatan penyuluhan.

1. Lembaran persiapan penyuluhan Berupa lembar persiapan menyuluh (LPM),

lembar persiapan latihan (LPL), lembar persiapan kerja (LPK) dan Laporan

Hasil Menyuluh (LHM)

2. Alat tulis beragam warna baik itu kapur berwarna, pensil berwarna, bolpen

dan spidol dsb.

3. Projektor Jenis projektor yang digunakan yaitu Movie projektor, untuk

memproyeksikan film penyuluhan (Anonom, 2014)


21

2.5.4 Sasaran Atau Penerima Penyuluh Pertanian

Pihak yang paling berhak memperoleh manfaat penyuluhan meliputi

sasaran utama dan sasaran antara. Sasaran utama penyuluhan yaitu pelaku

utama dan pelaku usaha. Sasaran antara penyuluhan yaitu pemangku

kepentingan lainnya yang meliputi kelompok atau lembaga pemerhati pertanian,

serta generasi muda dan tokoh masyarakat. Pemilihan sasaran penyuluhan

harus tepat agar materi yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan dan dapat

memecahkan prmasalahan yang dihadapi. UUD RI No. 16, tentang Sistem

Penyuluhan Prtanian, Perikanan dan Kehutanan, BAB III pasal 5, mengatakan

bahwa sasaran penyuluhan pertanian adalah :

1. Pihak yang paling berhak memperoleh manfaat penyuluhan meliputi sasaran

utama dan sasaran antara.

2. Sasaran utama penyuluhan yaitu pelaku utama dan pelaku usaha.

Sasaran antara penyuluhan yaitu pemangku kepentingan lainnya yang meliputi

kelompok atau lembaga pemerhati pertanian, perikanan,, dan kehutanan serta

generasi muda dan tokoh masyarakat (Kusnadi, 2011)

Pengembangan sistem penyuluhan pertanian perlu mensinergikan peran

pemerintah baik pada tingkat pusat maupun daerah, pihak swasta dan

kelembagaan swadaya masyarakat, sehingga dapat v mengembangkan

kemampuan penyuluh pertanian yang profesional dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat yang menjadi sasaran kegiatan penyuluhan pertanian

(Iqbal, 2014)

2.5.5 Materi Penyuluhan Pertanian

Menurut pengertian bahasa materi berarti segala sesuatu yang tampak.

Dalam pengertian yang lebih luas materi sering diartikan sesuatu yangmenjadi

bahan untuk diujikan, dipikirkan, dibicarakan, dikarangkan, ataudisampaikan.

Dibidang penyuluhanpertanian materi penyuluhan diartikan sebagai pesan yang


22

akan disampaikanoleh penyuluh kepada sasaran penyuluhan. Pesan penyuluhan

dapat berupa pesankognitif, afektif, psikomotorik maupun pesan kreatif. Pesan

penyuluhan ada yang bersifat anjuran (persuasif), larangan (instruktif),

pemberitahuan(informatif) dan hiburan (entertainment). Dalam bahasa teknis

penyuluhan, materi penyuluhanseringkali disebut sebagai informasi pertanian

(suatu data/bahan yang diperlukan penyuluh, petani-nelayan, dan masyarakat

tani). Materipenyuluhan antara lain dapat berbentuk pengalaman misalnya

pengalamanpetani yang sukses mengembangkan komoditas tertentu, hasil

pengujian/hasilpenelitian, keterangan pasar atau kebijakan yang dikeluarkan

pemerintah . (Far-Far, Felecia, P Adam Merlin Batlayeri, Risyart. A. 2013)

Yana Mulyana (2017) mengatakan sumber-sumber materi penyuluhan

pertanian antara lain :

a. Sumber resmi dari instansi pemerintah, seperti : Kementrian / dinas-dinas

terkait, Lembaga penelitian dan pengembangan, Pusat-pusat pengkajian,

Pusat-pusat informasi, Pengujian lokal yang dilaksanakan oleh penyuluh

b. Sumber resmi dari lembaga-lembaga swasta/lembaga swadaya

masyarakat yang bergerak dibidang penelitian, pengkajian dan

penyebaran informasi

c. Pengalaman petani, baik pengalaman usahataninya sendiri atau hasil dari

petak pengalaman yang dilakukan secara khusus dengan atau tanpa

bimbingan penyuluhnya.

d. Sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya : informasi pasar dari para

pedagang, perguruan tinggi dan lain-lain.

2.6 Programa Penyuluhan

Programa penyuluhan pertanian adalah rencana tentang kegiatan

penyuluhan pertanian yang memadukan aspirasi petani-nelayan dan masyarakat


23

pertanian dengan potensi wilayah dan program pembangunan pertanian yang

menggambarkan keadaan sekarang, tujuan yang ingin dicapai, masalah-masalah

dan alternatif pemecahannya, serta cara mencapai tujuan yang disusun secara

partisipatif, sistematis, dan tertulis setiap tahun (Permentan No 47 Tahun 2016)

Programa penyuluhan pertanian yang disusun setiap tahun memuat

rencana penyuluhan tahun berikutnya dengan memperhatikan siklus anggaran

pada masing-masing tingkatan dengan cakupan pengorganisasian, pengelolaan

sumberdaya sebagai pelaksanaan penyuluhan. (Permentan No 47 Tahun 2016)

Programa penyuluhan pertanian disusun dengan memperhatikan

keterpaduan dan kesinergian programa penyuluhan pada setiap tingkatan.

Keterpaduan mengandung maksud bahwa programa penyuluhan pertanian

disusun dengan memperhatikan programa pertanian penyuluhan tingkat

kecamatan, tingkat kabupaten/kota, tingkat provinsi dan tingkat nasional, dengan

berdasarkan kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha. Sedangkan yang

dimaksudkan dengan  kesinergian yaitu bahwa programa penyuluhan pertanian

pada tiap tingkatan mempunyai hubungan yang bersifat saling mendukung.

Dengan demikian semua programa penyuluhan pertanian selaras dan tidak

bertentangan antara programa penyuluhan pertanian dalam berbagai tingkatan

(Permentan No 47 Tahun 2016)

Programa Penyuluhan Pertanian Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota

adalah program penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Pemerintah,

pemerintah provinsi dan kabupaten/kota yang disusun secara sistematis dengan

memperhatikan aspirasi pelaku utama dan pelaku usaha, serta pemangku

kepentingan lainnya sebagai arah dan pengendali dalam pencapaian

penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian. (Permentan No 47 Tahun 2016)

Programa Penyuluhan Pertanian Kecamatan dan Desa/Kelurahan adalah

perpaduan antara rencana kerja pemerintah dengan aspirasi pelaku utama dan
r
d
e
n
ja
u
s
K
P
p
T
m
t
P
h
g
e
a
s
pelaku usaha, serta pemangku kepentingan lainnya yang disusun secara

sistematis, sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan.

Menurut Permentan No 47 Tahun 2016 ada beberapa tahap yaitu

penyusunan keadaan umum tujuan, rencana kegiatan, dan yang terakhir adalah

pengesahan. Tahapam atau urutan dari programa penyuluhan adalah sebagai

berikut:

Gambar 2.2 Tahapan Penyusuna Poograma


24

Rencana Kerja Tahunan Penyuluh adalah jadwal kegiatan yang disusun

oleh penyuluh berdasarkan programa penyuluhan setempat yang dilengkapi

dengan hal-hal yang dianggap perlu untuk berinteraksi dengan pelaku utama dan

pelaku usaha. (Permentan No 47 Tahun 2016)

2.6.1 Tahapan Penyusunan Programa Penyuluhan

Unsur merupakan substansi programa Penyuluhan Pertanian, terdiri dari

keadaan, tujuan, permasalahan dan rencana kegiatan yang dirumuskan pada

saat penyusunan programa Penyuluhan Pertanian, dengan penjelasan sebagai

berikut:
25

1. Keadaan

Programa Penyuluhan Pertanian Kecamatan merupakan rencana penyuluhan

yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pengendali dalam

pencapaian penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian.

1. Perumusan keadaan di tingkat kecamatan dilakukan dengan mengolah dan

menganalisis data, sehingga menghasilkan informasi (kualitatif dan kuantitatif) yang

bersifat lebih operasional dan menggambarkan hal sebagai berikut:

2. Produktivitas dan produksi komoditas pertanian strategis nasional dan Komoditas

Unggulan di kecamatan dibandingkan dengan sasaran yang akan dicapai;

3. Keragaan tingkat penerapan inovasi/teknologi yang direkomendasikan dalam usaha

tani (misalnya belum yakin, belum mau, belum terampil);

4. Keragaan kelembagaan Petani (Poktan, gapoktan, P3A, UPJA) dan kelembagaan

ekonomi Petani (koperasi pertanian);

5. Keragaan Lingkungan Usaha Tani berupa ketersediaan sub terminal agribisnis, kios

saprodi, lembaga perbankan di desa;

6. Keragaan prasarana dan sarana pendukung, antara lain JITUT, JIDES, dan jalan

usaha tani;

7. Keragaan Sistem Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian meliputi kelembagaan

penyuluhan desa (Pos Penyuluhan Desa/Posluhdes), ketenagaan penyuluhan,

pelaksanaan penyuluhan, prasarana dan sarana penyuluhan, serta pembiayaan

penyuluhan;

8. Keragaan pelaksanaan Sistem Kerja Latihan, Kunjungan dan Supervisi

(LAKUSUSI). ((Permentan No 47 Tahun 2016)

2. Tujuan

Tujuan memuat pernyataan mengenai perubahan yang akan dicapai

dalam kurun waktu setahun berkaitan dengan:


26

1. Perilaku dan Non Perilaku Pelaku Utama dan Pelaku Usaha dalam usaha

tani;

2. dukungan sistem penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian; dan

3. upaya menciptakan Lingkungan Usaha Tani kondusif untuk mendukung

pencapaian sasaran program Komoditas Pertanian Strategis Nasional dan

Komoditas Unggulan lainnya. (Permentan No 47 Tahun 2016)

3. Permasalahan

Permasalahan berkaitan dengan Perilaku dan Non Perilaku yang

menyebabkan tidak tercapainya tujuan atau terjadinya perbedaan antara kondisi

saat ini (faktual) dengan kondisi yang akan dicapai.

Penetapan masalah dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor penyebab

belum optimalnya dukungan terhadap pencapaian sasaran program Komoditas

Pertanian Strategis

Nasional dan Komoditas Unggulan lainnya, sebagai berikut:

1. Faktor-faktor penyebab belum optimalnya peran Balai Penyuluhan di

kecamatan dalam pelaksanaan keterpaduan program dan kegiatan,

optimalisasi potensi sumber daya, evaluasi pencapaian target dan

identifikasi potensi permasalahan dan upaya pemecahannya; Faktor yang

bersifat Perilaku, yaitu faktor yang berkaitan dengan masih rendahnya

tingkat adopsi Perilaku Pelaku Utama dan Pelaku Usaha dalam penerapan

inovasi/teknologi baru yang direkomendasikan dalam usaha tani;

2. Faktor penyebab masih rendahnya tingkat kemampuan Petani dalam

mengakses informasi, permodalan dan pemasaran, menyusun rencana

usaha tani, mengembangkan jejaring usaha untuk meningkatkan skala

ekonomi usaha;

3. Faktor yang bersifat Non Perilaku, yaitu faktor yang berkaitan dengan

ketersediaan dan kondisi sarana prasarana pendukung usaha Pelaku


27

Utama dan Pelaku Usaha, misalnya ketersediaan pupuk, benih/bibit,

pengairan atau permodalan usaha.

Penetapan masalah dilakukan dengan memperhatikan faktor- faktor penyebab

belum optimalnya dukungan terhadap pencapaian sasaran program Komoditas

Pertanian Strategis Nasional dan Komoditas Unggulan lainnya, sebagai berikut:

1. Faktor-faktor penyebab belum optimalnya peran Balai Penyuluhan di

kecamatan dalam pelaksanaan keterpaduan program dan kegiatan,

optimalisasi potensi sumber daya, evaluasi pencapaian target dan

identifikasi potensi permasalahan dan upaya pemecahannya;

2. Faktor yang bersifat Perilaku, yaitu faktor yang berkaitan dengan masih

rendahnya tingkat adopsi Perilaku Pelaku Utama dan Pelaku Usaha

dalam penerapan inovasi/teknologi baru yang direkomendasikan dalam

usaha tani;

3. Faktor penyebab masih rendahnya tingkat kemampuan Petani dalam

mengakses informasi, permodalan dan pemasaran, menyusun rencana

usaha tani, mengembangkan jejaring usaha untuk meningkatkan skala

ekonomi usaha;

4. Faktor yang bersifat Non Perilaku, yaitu faktor yang berkaitan dengan

ketersediaan dan kondisi sarana prasarana pendukung usaha Pelaku

Utama dan Pelaku Usaha, misalnya ketersediaan pupuk, benih/bibit,

pengairan atau permodalan usaha.

4. Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan disajikan dalam bentuk matriks berupa matriks

rencana kegiatan penyuluhan dan matriks kemudahan pelayanan dan

pengaturan, berisikan apa yang dilakukan dalam mencapai tujuan, sasaran,

cara, siapa yang melakukan, dimana, kapan, dan berapa biaya yang

diperlukan. (Permentan No 47 Tahun 2016)


28

Penetapan rencana kegiatan di tingkat kecamatan dilakukan dengan mengisi

matriks rencana kegiatan penyuluhan untuk mendukung pencapaian sasaran

program Komoditas Pertanian Strategis Nasional dan Komoditas Unggulan lain,

meliputi:

1. Peningkatan kemampuan (pengetahuan, sikap dan keterampilan) Pelaku

Utama dan Pelaku Usaha;

2. Penyediaan informasi teknologi/inovasi dan materi Penyuluhan Pertanian;

3. Penyediaan data base penyuluhan berbasis Poktan dan gapoktan, serta

data base ketenagaan Penyuluh;

4. Peningkatan kemampuan Penyuluh pertanian (PNS, Swadaya dan Swasta)

melalui proses pembelajaran secara berkelanjutan;

5. Pelaksanaan proses pembelajaran melalui percontohan dan

pengembangan model usaha tani bagi Pelaku Utama dan Pelaku Usaha;

6. Fasilitasi pengembangan kelembagaan Petani/kelembagaan ekonomi

Petani dan kemitraan.

Selain itu disusun matriks mengupayakan kemudahan pelayanan dan

pengaturan yang berisikan rencana kegiatan pemecahan masalah Non Perilaku

berkaitan dengan dukungan prasarana dan sarana usaha tani, pembiayaan,

pengaturan, dan kebijakan pemerintah untuk menciptakan Lingkungan Usaha

Tani yang kondusif. (Permentan No 47 Tahun 2016)

2.4.2 Proses Penyusunan Programa

1. Pimpinan unit kerja yang melaksanakan tugas bidang penyuluhan di

kecamatan selaku penanggung jawab penyusunan programa

penyuluhan kecamatan memfasilitasi pembentukan tim penyusun

programa penyuluhan kecamatan;

2. Pelaksanaan penyusunan programa penyuluhan kecamatan dimulai

dengan melakukan analisis keadaan yang diperoleh dari hasil


29

rekapitulasi PRA desa/kelurahan atau teknik identifikasi keadaan

wilayah yang lain;

3. Selain melakukan analisis keadaan, Penyuluh Pertanian di kecamatan

melakukan evaluasi programa penyuluhan kecamatan tahun

sebelumnya (T-1), untuk mengukur keberhasilan, efektivitas dan

efesiensi pelaksanaan kegiatan penyuluhan di kecamatan sekaligus

memberi umpan balik terhadap programa kecamatan tahun berikutnya

(T+1);

4. Hasil analisis keadaan dan hasil evaluasi programa Penyuluhan

Pertanian tahun sebelumnya (T-1) digunakan sebagai bahan diskusi

dalam pelaksanaan Mimbar Sarasehan kecamatan;

5. Kesepakatan dalam Mimbar Sarasehan kecamatan menjadi usulan

indikatif dan kualitatif kegiatan Penyuluhan Pertanian tahun berikutnya

(termasuk usulan dukungan prasarana sarana serta

pelayanan/pengaturan) yang disampaikan dalam Musrenbang

kecamatan. Musrenbang kecamatan diperkirakan dilaksanakan sekitar

bulan Februari - Maret tahun berjalan;

6. Hasil definitif Musrenbang kecamatan menjadi bahan dalam

penyusunan programa Penyuluhan Pertanian kecamatan tahun

berikutnya (T+1);

7. Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian kecamatan dilaksanakan

melalui pertemuan yang dihadiri oleh seluruh Penyuluh pertanian di

wilayah unit kerja yang melaksanakan tugas bidang penyuluhan di

kecamatan, UPTD lain yang membidangi pertanian, pejabat fungsional

bidang pertanian lain di kecamatan. Dalam hal wilayah unit kerja yang

melaksanakan tugas bidang penyuluhan di kecamatan meliputi lebih dari


30

satu kecamatan, maka programa Penyuluhan Pertanian dibuat untuk

setiap kecamatan;

8. Programa Penyuluhan Pertanian kecamatan disahkan oleh pimpinan

unit kerja yang melaksanakan tugas bidang penyuluhan di kecamatan

dan selanjutnya disampaikan kepada pimpinan unit kerja yang

melaksanakan tugas bidang Penyuluhan Pertanian di kabupaten/kota.

(Permentan No 47 Tahun 2016)


III KEADAAN UMUM

3.1 Monografi Kecamatan Boyolangu

3.1.1 Letak Geografis

Letak geografis wilayah BPP Kecamatan Boyolangu berada pada 8 derajat

7’ 23’’ Bujur Timur dan.111derajat 52’ 57’’.lintang selatan. Luas wilayah 34,2662

KM2 atau 3426,62 Ha dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

 Sebelah utara : Kec. Tulungagung

 Sebelah selatan : Kec. Campurdarat

 Sebelah barat : Kec. Gondang

 Sebelah timur : Kec. Sumbergempol

3.1.2 Wilayah Administratif

Wilayah Kecamatan Boyolangu terdiri dari 17 Desa mempunyai 98 RW

(Rukun Warga) ,458 RT (Rukun Tetangga), terbagi dalam 42 Dusun.

3.1 Daftar Jumlah RT dan RW di Kecamatan Boyolangu

No Desa RT(Kelomok) RW (kelompok)

1 Ngranti 16 04
2 Kendalbulur 23 07
3 Boyolangu 36 06
4 Pucungkidul 21 05
5 Sanggrahan 18 04
6 Wajak Kidul 20 06
7 Karangrejo 32 07
8 Wajak Lor 25 02
9 Kepuh 24 06
10 Tanjungsari 23 04
11 Serut 34 07
12 Beji 40 08
13 Sobontoro 66 10
14 Gedangsewu 16 06
15 Moyoketen 12 04
16 Waung 26 06
17 Bono 26 06
   Jumlah 458 98
Sumber : Monografi desa PPl dan Mantri 2018

31
32

3.1.3 Karakteristik Lahan

1.PH (keasaman) tanah, kemiringan lahan, tinggi tempat dan kedalaman

Tabel 3.2.Keadaan Alam Kecamatan Boyolangu

 Ph tanah : 4,2 – 7,4.

 Ketinggian :  86 dpl

 Kemiringan tanah : 0,8 %

 Kedalaman solum tanah : 20- 40 . cm

Sumber : Monografi desa PPl dan Mantri 2018

2 .Sumber Irigasi / pengairan, keadaan drainase dan jenis tanah

Sumber irigasi / pengairan mayoritas berasal dari saluran irigasi sungai yaitu

sumber air yang mengalir dari sungai Lodagung untuk lahan sawah.Untuk tanah

pekarangan dan tegal dari sumber air tanah yang dibantu dengan sumur

pompa yang menggunakan tenaga mesin diesel. Keadaan drainase di wilayah

BPP Boyolangu relative cukup baik ,hanya kadang-kadang ketika turun hujan

deras, mendapat kiriman air dari daerah sekitarnya yang mengakibatkan

kelebihan volume air sehingga cukup merepotkan.Sedangkan jenis tanahnya

adalah Alluvial kelabudan Alluvial coklat,Inceptisal

3.1.4 Karakteristik Iklim

Menurut data curah hujan pada 10 tahun terakhir rata rata lebih 100 mm

selama 7 bulan basah antara bula Nopember sampai Mei,dengan rata rata

Jumlah Curah Hujan 1403,8 mm, dengan rata rata hari hujan 90.25 hari, di

wilayah BPP Kec. Boyolangu pada umumnya wilayah mempunyai iklim Tipe D

yaitu daerah sedang dengan vegetasi musim hujan musim kemarau (system

klasifikasi Schmid Ferguson).


33

3.1.5 Kondisi Penduduk

Jumlah penduduk yang ada di Kecamatan Boyolangu Sebesar 90.843.

dengan sebaran 44.275 laki laki dan 46.568 adalah perempuan. Sebagian besar

bermata pencaharian sebagai lain lain sebesar 11.161. Yang termasuk dari

pekerjaan ini antara lain adalah pekerja kantoran, pelajar/ mahasiswa, pekerja

serabutan dll, kemudian disusul wiraswasta sebesar 8334 orang, petani 7291

orang,buruh 4498 orang, PNS 1374 orang dan TNI atau Polri sebesar 354 orang.

1. Jumlah Penduduk Bedasarkan Mata Pencaharian

Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan

Buru Peta PN TNI/P Wiraswa Lain2 Jumlah(Ji


No Desa h ni S oL sta wa)
Tani
1 Ngranti 932 950 30 3 393 531 2839
2 Kendalbul 460 553 41 4 43 0 1054
ur
3 Boyolangu 550 795 99 5 1.096 682 3.227
4 Pucungkid 350 196 42 3 968 6 1.565
ul
5 Sanggraha 225 210 80 13 60 112 700
n
6 Wajak 275 490 35 5 500 675 1980
Kidul
7 Karangrejo 408 848 54 6 510 685 2.491
8 Wajak Lor 120 810 49 4 401 547 1931
9 Kepuh 112 149 51 7 289 0 1.215
10 Tanjungsa 19 216 61 11 815 0 1.122
ri
11 68 432 57 23 623 1.08 2.285
Serut
2
12 21 243 182 43 123 2.24 2.861
Beji 9
13 34 198 468 178 2.342 1.86 5.084
Sobontoro 4
14 Gedangse 144 75 80 22 13 2.55 2.891
wu 7
15 Moyoketen 165 264 12 7 117 99 664
16 Waung 135 302 7 16 38 126 624
17 Bono 480 560 26 4 3 0 1073
JUMLA 4.49 7.29 1.37 354 8.334 11.1 33.606
H 8 1 4 61
Sumber : Monografi desa PPl dan Mantri 2018
34

Dari Tabel 3.3 dapat dijelaskan bahwa sebagian besar bermata

pencaharian sebagai lain lain sebesar 11.161 orang. Yang termasuk dari

pekerjaan ini antara lain adalah pekerja kantoran, pelajar/ mahasiswa, pekerja

serabutan dll, kemudian disusul wiraswasta sebesar 8334, petani 7291,buruh

4498, PNS 1374 dan TNI atau Polri sebesar 354. Dari tabel diatas dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar penduduknya bukan di sektor pertanian

walaupun jumlahnya besar yaitu berada diurutan nomor 3.

2. Jumlah Penduduk Bedasarkan Jenis Kelamin

Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

No Desa Laki-laki Perempuan Jumlah (jiwa)


1 Ngranti 2.059 2.285 4.344
2 Kendalbulur 2.050 2.055 4.155
3 Boyolangu 3.413 3.383 6.796
4 Pucungkidul 2.316 2.262 4.578
5 Sanggrahan 2.225 4.350 6.575
6 Wajak Kidul 1.602 1.622 3.224
7 Karangrejo 2.418 2.393 4.811
8 Wajak Lor 2.081 2.505 4.586
9 Kepuh 2.282 2.338 4.620
10 Tanjungsari 2.512 2.536 5.048
11 Serut 3.846 3.720 7.566
12 Beji 3.793 3.744 7.537
13 Sobontoro 4.730 4.686 9.416
14 Gedangsewu 1.869 1.866 3.735
15 Moyoketen 1.965 2.001 3.966
16 Waung 2.491 2.364 4.855
17 Bono 2.623 2.458 5.082
Jumlah 44.275 46.568 90.843
Sumber : Monografi Desa Tahun 2018

Dari Tabel 3.4 dapat dijelaskan bahwa jumlah penduduk yang ada di

Kecamatan Boyolangu sebesar 90.843 jiwa. dengan sebaran 44.275 orang

laki laki dan 46.568 orang. Jumlah penduduk yang paling banyak adalah di

Desa Sobontoro dengan jumlah total adalah 9416 jiwa dengan proporsi 4730

orang laki laki dan 4686 perempuan orang. Jumlah penduduk di Desa

Sobontoro yang besar ditandain banyak sekolah yang berada di kawasan

desa tersebut yaitu 4 SLTA di wilayah tersebut dan letaknya berbatasan


35

langsung dengan Kecamatan Tulungagung. Sedangkan untuk desa dengan

penduduk paling sedikit adalah di Desa wajak Kidul yaitu sebsar 3334 jiwa

proporsi 1602 laki laki orang dan 1622 peerempuan orang. Hal ini terjadi

karena di wilayah Wajak Kidul hampir sebagian besar wilayahnya adalah

berupa daerah persawahan.

3. Jumlah Penduduk Menurut Usia

Tabel 3.5 Jumlah Penduduk Menurut Usia

< 10 10-14 15-19 20-26 27-40 41-56 > 57 Jumlah(jiwa)


No Desa
tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun
108 1393 598 594 591 589 471 4.344
1 Ngranti
2 437 310 474 267 830 971 766 4.155
Kendalbulur
3 Boyolangu 916 440 497 736 1.161 1.300 1.746 6.796
4 Pucungkidul 606 335 359 390 706 930 1.252 4.578
5 Sanggrahan 112 424 418 445 448 785 551 6.575
6 Wajak Kidul 367 196 213 268 578 701 457 3.224
7 Karangrejo 367 297 243 278 588 711 467 4.811
8 Wajak Lor 114 1421 602 597 609 648 695 6.486
9 Kepuh 661 155 313 439 871 985 1.196 4.620
10 Tanjungsari 730 261 398 527 951 1.072 1.275 5.214
11 Serut 1.079 489 553 819 1.292 1.447 1.887 7.566
12 Beji 1.115 565 524 604 1.435 1.500 1.794 7.573
13 Sobontoro 1.061 705 644 809 1.825 1.798 2.574 9.416
14 Gedangsewu 534 280 274 409 894 888 457 3.735
15 Moyoketen 279 162 212 313 498 750 1.486 3.966
16 Waung 575 431 320 514 910 1056 1049 4.855
17 Bono 435 140 681 289 701 699 671 5.082
Jumlah 9.496 8.003 7.323 8.29814.58816.83318.793 90.843
Sumber : Monografi Desa Tahun 2018

Dari Tabel 3.5 dapat dijelaskan bahwa penduduk Kecamatan boyolangu

dibagi dalam beberapa kategori usia. Sebagain besar penduduk berada di usai

angkatan kerja dengan total penduduk lebih dari 50.000 jiwa. Usia angkatan

kerja sendiri merupakan usia antara 15 tahun- 57 tahun ditinjau dari data diatas

dengan proporsi paling besar pada usia 41-56 tahun dengan jumlah 18.793

orang. Untuk pnduduk on angkatan kerja sendiri jumlahnya adalah sebesar

dengan proporsi terbesar pada usia 18.793 orang yaitu pada usia diatas 57
36

tahun. Usia tersebut dijadikan patokan karena pada umumnya pada usia tersebut

rata rata sudah mengalami pensiun. Jumlah usia produktif cukup banyak yaitu

sekitar 74.412 orang . Hal ini diharapkan mampu menggerakkan perekonomian

Kecamatan Boyolangu

4. Jumlah Penduduk Bedasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 3.6 Penduduk Bedasarkan Pendidikan

Tak TK SD SLTP/MT SLTA/M D1- S1- Jumlah(jiw


No Desa Sek S A D3 S3 a)
ol
1 Ngranti 0 80 776 36 56 4 72 1.021
2 Kendalbulur 100 140 904 301 291 13 24 1.772
3 Boyolangu 0 460 1.442 858 3.683 84 269 6.796
4 Pucungkidu 33 224 2.148 915 1.074 105 79 4.578
l
5 Sanggraha 243 265 300 765 235 4 8 1.820
n
6 Wajak Kidul 0 257 2216 865 237 5 8 3.224
7 Karangrejo 0 265 1.516 254 247 5 8 2.285
8 Wajak Lor 0 99 396 60 69 2 49 675
9 Kepuh 0 58 1.042 513 448 157 56 2.274
10 Tanjungsari 0 265 300 765 237 4 8 1.579
11 Serut 261 253 1.605 955 4.100 93 299 7.566
12 Beji 266 435 1.324 1.357 1.531 234 227 5.374
13 Sobontoro 236 200 2.151 422 3.617 193 67 6.886
14 Gedangsew 101 153 1.130 836 522 44 113 2.899
u
15 Moyoketen 0 80 319 139 106 64 23 731
16 Waung 84 88 1470 669 803 46 60 3.220
17 Bono 112 143 505 204 122 197 127 1.410
JUMLA 1.43 3.46 19.54 9.914 17.378 1.25 1.49 54.110
H 6 5 4 4 7
Sumber : Monografi Desa Tahun 2018

Dari Tabel 3.6 dijelaskan bahwa jumah penduduk yang didata sebesar

54.110 orang. Sebagain besar penduduk Kecamatan Boyolangu berpendidikan

SD yaitu sebesar 19.544. disusul dengan SMA sebesar 17.378 orang Sedangkan

untuk penduduk yang mengenyam bangku perguruan tinggi sebesar hanya 2700

orang. Dan yang titidak bersekolah sebesar 1436. dari itu semua yang paling

sedikit adalah mengenyam bangku diploma. Di Kecamatan Boyolangu terdapat

1436 orang penduduk yang tidak pernah mengenyam bangku sekolah dengan
37

desa Serut. Jumlah tersebut merupakan jumlah penduduk yang berada di usia

angkatan kerja yaitu bila dihitung usia 15 hingga usia pensiun yaitu 56 tahun.

Dari semua penduduk di Kewcamatan Boyolangu dari sensus terakhir hanya

sekitar 2751 orang yang mengenyam bangu kuliah. Hal in cukup dimaklumi

karena jarang sekali perguruan tinggi di Kabupaten Tulungagung. Sehingga

harus keluar kota untuk melanjutkan kuliah.

3.1.6 Potensi Pertanian

Hasil Pertanian yang ada di Kecamatan Boyolangu adalah Padi, jagung,

kedelai. Untuk hasil panen akan duraikan pada tabel diawah dengan tabel tiap

komoditi dan berisi jumlah panen beserta produktivitas setiap desa yang ada di

Kecamatan Boyolangu.

1.Padi

Tabel 3.7 Hasil Tanaman Padi

Luas Luas
Provit Produksi
No Desa Tanam Panen
(Ton/Ha) (Ton)
(Ha (Ha)
1 Ngranti 165 165 8,3 1.369,5
2 Kendalbulur 209,5 209,5 7,2 1432
3 Boyolangu 276 276 7,0 1.932
4 Pucungkidul 95 95 7,0 665
5 Sanggrahan 133,4 133,4 7,1 947,14
6 Wajak Kidul 176 176 7,0 1.232
7 Karangrejo 178 178 7,0 1.246
8 Wajak Lor 86 86 8,0 368
9 Kepuh 83 83 8 589,30
10 Tanjungsari 166 166 6,8 1.128,80
11 Serut 107,14 107,14 7,4 792,836
12 Beji 63,66 63,66 7,0 445,62
13 Sobontoro 70,13 70,13 7,2 504,90
14 Gedangsewu 62,85 62,85 7,1 446,20
15 Moyoketen 124,90 124,90 7,1 886,79
16 Waung 167 167 6,7 1118,9
17 Bono 147 147 7,12 1046,64
Jumlah 2.310,58 1024,67 82,2 15.151,626
Sumber : : Monografi Kecamatan Boyolangu 2018.
38

Dari Tabel 3.7 dapat dijelaskan bahwa hasil panen padi selama 2018

adalah sebesar 15.151 ton. Dengan daerah terbanyak ada di Desa Ngranti.

Semua daerah di Kecamatan Boyolangu menghasilkan padi yqitu sebesar 1.369

Ton.Jumlah tersebut diakumulasidari bulan Januari 2018- Juni 2018 Dilihat dari

produktivitas, Desa ngranti juga memiliki produktivitas paling tinggi yaitu sebesar

8,3 Ton/Ha dimana luas lahan yang digunakan untuk panen adalah 165 Ha.

Sedangkan untuk produksi padi paling kecil di Kecamatan Boyolangu ada di desa

Wajak Lor dengan total produksi sebesar 368 Ton dengan produktivitas sebesar

8 Ton/ Ha dan luas lahan yang digunakan untuk menanam padi sebesar 86 Ha.

2. Jagung

Tabel 3.8 Hasil tanaman Jagung

Luas Luas
Provit Produksi
No Desa Tanam Panen
(Ton/Ha) (Ton)
(Ha) (Ha)
1 Ngranti 160 160 6,5 1.040
2 Kendalbulur 12 12 7,1 826
3 Boyolangu 138 138 8,2 516,6
4 Pucungkidul 66 66 7,0 462
5 Sanggrahan 15,70 15,70 8,1 36,45
6 Wajak Kidul 50 50 7,0 350
7 Karangrejo 60 60 9,8 588
8 Wajak Lor 70 70 6,2 431
9 Kepuh 40 40 8 320
10 Tanjungsari 70 70 8,5 595
11 Serut 13 13 7,0 91
12 Beji 37,63 37,63 8,0 301,04
13 Sobontoro 43,91 43,91 8,1 355,67
14 Gedangsewu 30,37 30,37 8,0 242,96
15 Moyoketen 52 52 7,7 400,40
16 Waung 88 88 7,8 686,40
17 Bono 43 43 6,78 291,54
Jumlah 989,61 989,61 467,59 82.8 7.534,06
Sumber : Monografi Kecamatan Boyolangu 2018.

Dari Tabel 3.8 dapat dijelaskan bahwa hasil panen padi selama 2018

adalah sebesar 7.534 ton. Dengan daerah terbanyak ada di Desa Ngranti.

Semua daeah di Kecamatan Boyolangu menghasilkan jagung yaitu sebesar

1.040 Ton.Jumlah tersebut diakumulasidari bulan Januari 2018- Juni 2018


39

Dilihat dari produktivitas, Desa Ngranti juga memiliki produktivitas sebesar 6.5

Ton/ Ha dimana luas lahan yang digunakan untuk menanam jagung adalah 160

Ha. Sedangkan untuk produksi padi paling kecil di Kecamatan Boyolangu ada di

desa Serut dengan total produksi sebesar 368 Ton dengan produktivitas sebesar

7 Ton/ Ha dan luas lahan yang digunakan untuk menanam padi sebesar 13 Ha.

Dari segi produktivitas sendiri ada di desa Karangrejo dengan Produktivitas 9.8

Ton/Ha dengan lahan yang digunakan 60 Ha sedangkan yang paling rendah

ada di wajak lor yaitu sebesar 6.2 ton /ha dengan lahan yang digunakan sebesar

70 hektare.

3 Kedelai

Tabel 3.9 Hasil Panen Kedelai 2018

Luas Luas
Provit Produksi
No Desa Tanam Panen
(Ton/Ha) (Ton)
(Ha (Ha)
1 Ngranti 165 165 2,3 544,5
2 Kendalbulur 0 0 0 0
3 Boyolangu 0 0 0 0
4 Pucungkidul 55 55 1,2 66
5 Sanggrahan 51 51 1.1 80,24
6 Wajak Kidul 126 126 1,2 151,2
7 Karangrejo 5 5 1,5 7,5
8 Wajak Lor 86 86 2,2 185,2
9 Kepuh 0 0 0 0
10 Tanjungsari 2 2 1,3 2,6
11 Serut 40,57 40,57 1,2 48,68
12 Beji 21,03 21,03 1,7 35,75
13 Sobontoro 26,52 26,52 1,7 44,58
14 Gedangsewu 0 0 0 0
15 Moyoketen 0 0 0 0
16 Waung 0,80 0,80 1,2 0,96
17 Bono 0 0 0 0
Jumlah 578,96 578,96 511,12 16.7 1.167,21
Sumber : Monografi Kecamatan Boyolangu 2018

Dari Tabel 3.9 dapat dijelaskan bahwa hasil panen kedelai selama 2018

adalah sebesar 7.534 ton. Dengan daerah terbanyak ada di Desa Ngranti.

Semua daeah di Kecamatan Boyolangu menghasilkan jagung yaitu sebesar

544.5 Ton.Jumlah tersebut diakumulasidari bulan Januari 2018 - Juni 2018


40

Dilihat dari produktivitas, Desa Ngranti juga memiliki produktivitas sebesar 2.3

Ton/ Ha dimana luas lahan yang digunakan untuk menanam jagung adalah 165

Ha. Ada beberapa desa yang tidak memproduksi padi yaitu Kendalbulur,

Ngranti, Kepuh Gedangsewu, Moyoketen dan Bono. Daerah tersebut didak

memproduksi komoditas kedelai karena belum waktunya untu menanam

komoditas tersebut selama bulan Januari-Juni 2018

3.1.7 Potensi Perkebunan

Hasil Pekebunan yang ada di Kecamatan Boyolangu yaitu padi tebu dan

tembakau. Untuk hasil panen akan duraikan pada tabel diawah dengan tabel tiap

komoditi dan berisi jumlah panen beserta produktivitas setiap desa yang ada di

Kecamatan Boyolangu.

1. Tebu

Tabel 3.10 Hasil Pertanian Tebu

Luas Luas
Produktifitas Produksi
No D esa Tanam Panen
(Ton/Ha) (Ton)
(Ha (Ha)
1 Ngranti 12 12 87 1.044
2 Kendalbulur 0 0 0 0
3 Boyolangu 0 0 0 0
4 Pucungkidul 0 0 0 0
5 Sanggrahan 0 0 0 0
6 Wajak Kidul 0 0 0 0
7 Karangrejo 0 0 0 0
8 Wajak Lor 5 5 0 0
9 Kepuh 0 0 0 0
10 Tanjungsari 4 4 92 368
11 Serut 20 20 80 1.600
12 Beji 30 30 81 2.430
13 Sobontoro 34,05 34,05 80 2.724
14 Gedangsewu 0 0 0 0
15 Moyoketen 0 0 0 0
16 Waung 0 0 0 0
17 Bono 0 0 0 0
Jumlah 105,05 105,05 98,05 253 8.166
Sumber : Monografi Kecamatan Boyolangu 2018
41

Dari Tabel 3.10 hasil panen tebu selama 2018 adalah 8.166 ton hanya

ada 5 daerah yang menghasilkan tanaman ini yaitu : Desa Ngranti,Desa

Tanjungsari. Desa Serut,Desa Beji , Desa Sobontoro ,Desa Serut. Hasil Panen

terbanyak ada di Desa Sobontoro sebesar 2.724 ton denfan pruktivitas sebesar

87Ton/Ha dengan lahan yang digunakan adalah 12 Hektare. Daerah tersebut

memiliki produksi tebu karena daerah tersebut umumnya memiliki lahan tegal

yang cocok untuk ditanami komoditas tebu

2. Tembakau

Tabel 3.11 Hasil Tembakau

Luas Luas
Produktifitas Produksi
No Desa Tanam Panen
(Ton/Ha) (Ton)
(Ha (Ha)
1 Ngranti 15,0 15,0 2,2 33,0
2 Kendalbulur 154,0 146,0 2,1 242,5
3 Boyolangu 0 0 0 0
4 Pucungkidul 0 0 0 0
5 Sanggrahan 0 0 0 0
6 Wajak Kidul 0 0 0 0
7 Karangrejo 0 0 0 0
8 Wajak Lor 0 0 0 0
9 Kepuh 0 0 0 0
10 Tanjungsari 0 0 0 0
11 Serut 0 0 0 0
12 Beji 0 0 0 0
13 Sobontoro 0 0 0 0
14 Gedangsewu 15,62 15,62 1,5 23,43
15 Moyoketen 6,70 6,70 2,8 18,76
16 Waung 40,00 40 2,8 720
17 Bono 43,00 43 1,5 64
Jumlah 274,32 274,32 262,13 12,9 1.101,69
Sumber : Monografi Kecamatan Boyolangu 2018

Dari Tabel 3.11 hasil panen tanaman tembakau adalah sebesar 1.101 ton

selama bulan Januari 2018- Juni 2018 dengan daerah terbanyak ada di kendal

bulur dengan produksi 242,5 ton dan produktifitasnya sebesar 2.2 Ton/Ha. Untuk

komoditas ini hanya ditanam di 6 daerah saja yaitu di : Ngranti, Kendalbulur,

Gedangsewu, Moyoketen, Waung dan Bono. Dereah tersebut memilki komoditas


42

unggulan berupa tanaman tembakau karena kondisi tanah yang cocok untuk

ditanami komoditas tembakau dari sesa lain di Kecamatan Boyolangu..Dareah

tersebut merupakan daerah penghasil komoditas tembakau di Kabupaten

Tulungagung. Komoditas tembakau banyak dimanfaatkan untuk industri rokok.

Banyak pabrik rokok dari luar kota seperti dari Kediri ataupun Malang yang

mndatangkan tembakau dari daerah ini

3.1.8 Hasil Peternakan

Hasi Komoditas Peternakan yang ada di Kecamatan Boyolangu adalah

sapi perah, sapi potong kambing, ayam petelur, ayam potong, ayam buras dan

burung puyuh. Berikut ini adalah hasil Komoditas Peternakan di Kecamatan

Boyolangu.

Tabel 3.12 Potensi ternak di Kecamatan Boyolangu

Sapi Sapi Kambing/Domb Ayam Ayam Ayam DLain


No Desa Poton Pera a Telur Potong Buras lain
g h puyuh
1 Ngranti 17 0 216 2.500 0 1.344
2 Kendalbulur 173 0 1221 0 1239 1412
3 Boyolangu 285 0 760 0 1000 1200
4 Pucungkidul 450 0 950 2000 0 9100
5 Sanggrahan 80 0 130 0 0 3.750
6 Wajak Kidul 55 0 325 0 0 1.578
7 Karangrejo 389 0 540 2000 5000 5500
8 Wajak Lor 11 0 310 2500 0 2.447
9 Kepuh 102 0 703 5000 0 1987 2000
10 Tanjungsari 65 0 115 5000 500 2476
11 Serut 91 0 510 0 0 1.022
12 Beji 90 0 175 2500 3000 5000
13 Sobontoro 29 0 249 0 0 8.763
14 Gedangsew 31 0 64 0 0 1.836
u
15 Moyoketen 52 0 629 0 0 1.562
16 Waung 181 0 712 150 750 2448
17 Bono 782 0 997 250 0 1402
Jumla 2.883 0 8.606 21.90 11.48 52.82 2000
h 0 9 7
Sumber : Monografi Kecamatan Boyolangu 2018
43

Dari Tabel 3.12 potensi peternakan di Kecamatan Boyolangu ada

beberapa komoditas yaitu: Sapi potong, kambing, ayam potong dan ayam telur

dan ayam buras. Dan yang terakhir yaitu burung puyuh. Komoditas paling

banyak yaitu ayam buras, sebesar 52.827 ekor disusul dengan ayam petelur

sebesar 21.900 ekor ayam potong 11.489 ekor, kambing 8.606 ekor, ayam

potong 2.883 ekor dan yang terakhir adalah burung puyuh. Komoditas

peternakan tersebut banyak ditemukan di pasar pasar tradisional Kabupaten

Tulungagung untuk diperjaulbelikan daging dan juga telurnya untuk konsumsi

masyarakat.

3.2 Visi Misi Balai Penyuluh Pertamiam Boyolangu

Visi adalah serangkaian kata yang menunjukkan impian, cita-cita atau

nilai inti sebuah organisasi, perusahaan atau instansi. Visi merupakan tujuan

masa depan sebuah instansi, organisasi, atau perusahaan. Visi juga adalah

pikiran-pikiran yang ada di dalam benak para pendiri. Pikiran-pikiran tersebut

adalah gambaran tentang masa depan yang ingin dicapai.

Misi adalah tahapan-tahapan yang harus dilalui untuk mencapai visi

tersebut. Selain itu, misi juga merupakan deskripsi atau tujuan mengapa

perusahaan, organisasi atau instansi tersebut berada di tengah-tengah

masyarakat. Berikut ini adalah visi misi dari BPP Boyolangu.

Visi : Pembangunan Penyuluhan Pertanian menuju pertanian yang berinovasi

tangguh Mandiri dan sejahtera

Misi:

1. Terwujudnya Pelayanan Petani Terhadap inovasi dan teknologi di bidang

pertanian yang berkesinambungan

2. Terwujudnya kelancaran dan terpenuhinya kebutuhan Sarana produksi Petani

3. memberdayakan SDM pertanian mengakses teknologi pertanian


44

4. memanfaatkan secara optimal potensi sumber daya alam untuk pertanian

berkesinambungan berwawasan lingkungan

5. mewujudkan konsumsi pangan yang beraneka ragam dan aman

3.3. Struktur Organisasi dan Job Desription di Balai Penyuluhan Pertanian


Kecamatan Boyolangu

Di Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Boyolangu terdapat struktur

organiasasi yang tersusun secara hierarki dari atas hingga kebawah. Bagian

yang termasuk dalam struktur organisasi adalah pimpinan atau koordinator balai

penyuluhan, sekretaris dan penyuluh pertanian dimana setiap bagian memiliki

tugas masing masing. Berikut ini adalah struktur Organisasi dari Balai

Penyuluhan Pertanian Kecamatan Boyolangu :

Koordinator Balai
Penyuluhan

Bagian Tata Usaha

Urusan Supervisi Urusan Sumberdaya


Manusia

Penyuluh Penyuluh Penyuluh Penyuluh Penyuluh Penyuluh


Pertanian Pertanian Pertanian Pertanian Pertanian Pertanian
45

Job Description Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Boyolangu

1. Koordinator Balai Penyuluhan

a. Memimpin semua rapat yang diadakan oleh BPP Kecamatan Boyolangu

b. Mendatangi rapat yang diadakan oleh Dinas Pertanian Kecamatan

Boyolangu

c. Menyampaikan program dan bantuan berupa Alsintan (Alat Mesin

Pertanian) dari pemerintah kabupaten dalam arti Dinas pertanian kerpada

penyuluh

d. Memimpin balai penyuluhan dan bertanggung jawab atas semua kegiatan

penyuluhan di kecamatan

e. Melakukan briefing dan pengarahan kepada penyuluh pertanian lapanh

f. Melakukan tugas utama sebagai penyuluh pertanian lapang

g. Mengatur jalanya kegiatan penyuluhan

h. Menandatangani dan mengesahkan programa penyuluhan

i. Mengkoordinir dan mengawasi kegiatan penyuuhan

2. Bagian Tata Usaha

a. Melakukan kegiatan penyuluhan bila diperlukan

b. Mencatat semua permasalahan dan keadaan yang ada di kecamatan

c. Melakukan tugas administrasi seperti pengikhitisarkan semua

permasalahan

d. Melengkapi dan memenuhi kebituhan administratif

e. Melakukan tugas utama sebagai penyuluh pertanian lapang

3. Bagian Supervisi

a. Sebagai wakil atau yang mengurusi semua kegiatan yang ada di

Kecamatan

b. Melakukan tugas utama sebagai penyuluh pertanian lapang

c. Menerangkan pembagian tugas kepada setiap anggota


46

d. Melakukan evaluasi

e. Melakukan briefing dan pengarahan kepada penyuluh pertanian lapang

f. Mengatur jalanya kegiatan penyuluhan

g. Berkoordinasi dengan bagiaan sumber daya mengenai tenaga penyuluh

lapang

4. Bagian Sumber Daya Manusia

a. Melakukan tugas utama sebagai penyuluh pertanian lapang

b. Berkoordinasi dengan bagiaan sumber daya mengenai tenaga penyuluh

lapang

c. Menangani permasalahan yang berhubungan dengan tenaga penyuluh

d. Mengkoordinir dan mengawasi kegiatan penyuuhan

e. Menempatkan penyuluh sesuai ke wilayah yang sesuai.

4. Bagian Penyuluh Lapang

a. Melakukan tugas utama sebagai penyuluh lapang

b. Membina dan memajukan kelompok tani binaanya

c. Menyampaikan bantuan berupa Alsintan (Alat Mesin Pertanian) dari

pemerintah kabupaten dalam arti Dinas pertanian kerpada Kelompok Tani

d. Melakukan survei lapang untuk penyusunan programa

e. Menyusun dan membuat daftar kebutuhan kelomok tani yang dipimpinya

f. Melaporkan permasalahan kepada koordinator mengenai kebutuhan

petani
IV METODE PELAKSANAAN KULIAH KERJA PROFESI

4.1 Penentuan Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

Lokasi dan waktu pelaksanaan dalam kegiatan Kuliah Kerja Profesi (KKP)

adalah di Dinas Pertanian Tanaman Pangan Dan Tanaman Holtikultura

Kabupaten Tulungagung tepatnya di balai Penuluhan Pertanian Boyolangu yang

terletak di Desa Ngranti Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung.

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 1 Juli 2018 – 3 Agustus 2018.

4.2 Teknik Pengumpulan Data

Selain dengan metode mengamati secara langsung di lapang pada setiap

kegiatan manajemen sumber daya manusia. pada kegiatan ini juga dilakukan

pengumpulan data. Metode pengumpulan data akan dilakukan dengan cara

sebagai berikut:

4.2.1 Pengumpulan Data Primer

Dalam pengumpulan data primer menggunakan metode sebagai berikut :

1. Wawancara adalah suatu cara mengumpulkan data dengan cara

mengajukan pertanyaan langsung kepada informan atau seorang yang ahli

pada suatu hal. Wawancara dilakukan secara tatap muka, untuk tujuan

mengumpulkan data dan fakta secra langsung dari sumbernya. dari wawancara

secara langsung kepada penyuluh pertanian lapang.

2. Pengamatan secara langsung terhadap unsur – unsur kegiatan saat

pelaksanaan KKP. Kegiatan ini diakukan di Balai Penyuluh pertanian

kecamatan Boyolangu. serta terjun langsung ke lapangan untuk bertemu

langsung dengan para petani di Kecamatan Boyolangu

3. Dokumentasi yaitu dengan cara mengabadikan peristiwa penting selama

kegiatan Kuliah Kerja Profesi berlangsung. Media yang digunakan untuk

kegiatan dokumentasi adalah kamera ponsel.

47
48

4.2.2 Pengumpulan Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai referensi dan

literature terkait bukti-bukti relevan yang digunakan untuk menunjang daripada

data primer dan melengkapi penulisan laporan. Pengambilan data sekunder

dengan dokumentasi, yaitu pengambilan data dan informasi dari objek Kuliah

Kerja Profesi dan pustaka-pustaka ilmiah yang berhubungan dengan Kuliah Kerja

Profesi. Kedua adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari studi

literatur, baik dari Instansi itu sendiri berupa Programa Penyuluhan Pertanian

Kecamatan Boyolangu, atau pun dari buku dan peraturan perundang undangan.

4.3 Analisis Data

Analisis yang akan digunakan dalam KKP adalah analisis deskriptif yaitu,

salah satu cara menggambarkan serta menginterpretasi suatu objek sesuai

dengan kenyataan yang ada. Analisis deskriptif murni menjelaskan dan

menggambarkan kondisi, dengan menyajikan data – data diantaranya berupa

gambar dan tabel. Data tersebut menggambarkan fakta – fakta selama

pelaksanaan KKP yang diperoleh dari balai Penyuluhan Pertanian. Serta

Programa Penyuluhan Pertanian dan kegiatan dilapangan secara langsung

diulas secara sistematis dan karakteristik dari objek KKP yang dilaporkan secara

akurat sesuai dengan data yang diperoleh dengan ditunjang dari studi literatur

sesuai objek KKP


V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Programa Penyuluhan Pertanian di Kecamatan Boyolangu

5.1.1. Susunan Programa Penyuluhan Pertanian di Kecamatan Boyolangu

2018

Menurut Permentan No 25 Tahun 2009 programa penyuluhan adalah

rencana tertulis yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan

pedoman sebagai alat pengendali pencapaian penyuluhan. Programa

penyuluhan ini berfungsi sebagai alat untuk dasar acuan kegiatan penyuluhan di

Kecamatan Boyolangu. Didalam programa penyuluhan bagian antara lain :

keadaan umum tujan, permasalahan yang dihadapi dan bagaimana cara

mengatasinya. Programa Penyuluhan Pertanian di Kecamatan Boyolangu

merupakan rencana penyuluhan yang disusun secara sistematis untuk

memberikan arah dan pengendali dalam pencapaian penyelenggaraan

penyuluhan pertanian. Tujuan dari pembuatan programa pertanian adalah

sebagai dasar seluruh kegiatan yang ada di suatu kecamatan dan bagaimana

cara mengatasinya semua hal tersebut terdapat dalam programa penyuluhan.

Seorang penyuluh pertanian dituntut untuk tahu apa saja yang berhubungan

dengan kewenangan di wilayahnya. informasi yang terdapat di Programa

penyuluhan meliputi

1. Keadaan Umum

2. Tujuan

3. Masalah dan bagaimana cara mencapainya

4. Rencana Kegiatan

Berikut ini adalah programa penyuluhan yang ada di BPP Kecamatan Boyolangu

49
50

A. Keadaan Umum

a. Lokasi

Lokasi Balai Penyuluhan Pertanian Boyolangu berada di Kecamatan

Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur tepatnya sebelah selatan

pusat Kota Tulungagung, dengan ketinggian 86 m dpl (Diatas permukaan

Laut).,meliputi 18 desa dengan batas wilayah ssebagai berikut ::

Tabel 5.1 Batas Wilayah kecamatan Boyolangu

 Sebelah Utara Kecamatan Tulungagung

 Sebelah Timur Kecamatan Sumbergempol

 Sebelah Selatan Kecamatan Boyolangu

 Sebelah Barat Kecamatan Gondang

Sumber : Programa Penyuluhan Kecamatan Boyolangu 2018

Gambar 5.1 Peta Batas Kecamatan Boyolangu


51

b. Iklim/Pengairan

Data iklim dalam hal ini curah hujan 10 tahun terakhir antara tahun 2007

sampai tahun 2016 menunjukkan bulan basah lebih dari 100 mm selama tujuh

bulan yaitu antara Nopember sampai bulan Mei, dan bulan kering kurang dari

100 mm selama lima bulan antara bulan Juni sampai bulan Oktober, dengan

rata-rata jumlah curah hujan 1403,8 mm, dan jumlah hari hujan 90,25 hari.

Dengan curah hujan yang demikian memungkinkan tanam padi dua kali dan

palawija satu kali, untuk mencukupi pengairan tanaman padi dengan air irigasi

dan tanaman palawija dengan air irigasi dibantu pompanisasi..

c. Vegetasi dan Penggunaan Lahan

Secara umum lahan yang ada yaitu datar terbagi menjadi lahan sawah

dan lahan pekarangan dan tegal, Lahan sawah yang ada banyak ditanami padi

dan palawija, sedang lahan pekarangan banyak diusahakan peternakan dan

usaha perikanan, dan lahan tegal ditanami tebu, dan daerah pegunungan

sebagian besar milik perhutani dengan tanaman tahunan sebagian dikelola

petani dengan tanaman palawija.

d. Karateristik Lahan

Luas wilayah BPP Boyolangu yang jumlahnya sekitar 3426,62 hektare,

terbagi menjadi berbagai penggunaan lahan yaitu lahan sawah, bukan sawah

dan pekarangan. Untuk sawah terdiri dari pengairan irigasi tadah hujan dan yang

lainya. Total Luas untuk sawah adalah 1567.03 hektare. Dan berikutnya adalah

bukan sawah memiliki luas 642 hektare yang terdiri dari tegal, ladang, hutan

negara. Dan yang terakhir adalah pekarangan rumah warga yang luasnya

sebesar 1216 hektare. Untuk perinciannya seperti berikut ini :


52

Tabel 5.2 Tabel karakteristik Lahan

NO Penggunaan Luas (Ha) Persentase (%)


1 Sawah 1567.03 45.73
a. irigasi 1049.32 66.96
b.tadah hujan 518.71 33.04
c. lainnya 0
 
2 bukan sawah 642.64 18.75
a. tegal/kebun 261.88 40.75
b. ladang
c. hutan negara 263 16.78
d. lainnya 118.76 7.51
3 Pekarangan 1216.95 35.51
Jumlah 3426.62 100
Sumber : Programa Penyuluhan Kecamatan Boyolangu 2018

Dari Tabel 5.2 luas areal yang ada lahan sawah sekitar 45,73 hektar

terbagi menjadi 1049.32 hektar merupakan tanah irigasi yang memungkinkan

ditanami padi dua kali dan palawija satu kali, sedang tadah hujan seluas 518.71

hektar dapat ditanami padi satukali dan palawija dua kali. Sedanglahan bukan

sawah sekitar 18.75% dapat ditanami padi sekali palawija dua kali atau tanaman

tebu, sedang lahan bekarangan dapat dimanfaatkan untuk tanaman

hortikultura .Luas lahan lotal adalah 3426.52 Hektare. Luas tersebut termasuk

sawah non sawah dan pekarangan. Sawah terdiri dari sawah irigasi dan tadah

hujan. Total luas sawah adalah 1567 hektare dengan rincian 1049.32 sawah

irigasi yang mana sangat bergantung pada irigsi. Dan sisanya merupakan sawah

tadah hujan yaitu 518,71 hektare. Kemudian selain itu terdapat lahan yamg

bukan sawah seperti tegal, ladang, hutan negara dan lainya, serta terdapat

pekarangan yang biasa terdapat di rumah rumah warga. Luas area kebun/

tegalan adalah 542 hektare dan yang berikutnya adalah hutan negara yaitu

seluas 263 hektare untuk yang lainya contohnya adalah kolam ikan yang

biasanya dimanfaatkan untuk yang lainya.


53

e. Penerapan pola tanaman

Tabel 5.3 Penerapan Pola tanam

No Lokasi Jenis Pola Tanam Luas persemtase


(ha)
1 Lahan Sawah - Padi-Padi-Palawija 1189 68.84
- Padi-Palawija-Palawija 362 22.85
2 Bukan Sawah - Padi-Palawija-Palawija 114 5,82
- Palawija-Horti-Bero 36 0,67
- Tebu 64 1.12
Jumlah 1665 100

Sumber : Programa Penyuluhan 2018

Dari Tabel 5.3 pola tanam yang ada di Kecanatan Boyolangu ada 4 jenis

yaitu padi-padi padi, Padi-padi-palawija, padi horti Bero, Tebu. Pola tanam dalam

wilayah BPP Boyolangu terbagi atas pola tanam lahan sawah dan pola tanam

lahan bukan sawah, dimana pada lahan sawah padi padi palawija dan padi

palawija palawija yang dalam satu tahun memungkinkan ada tanaman padi

sekitar 740 hektar dan tanaman palawija( jagung, kedele, tembakau) sekitar

1551 hektar, sedang lahan bukan sawah padi sekitar 114 hektar, palawija sekitar

300 hektar dan tanaman tebu sekitar 64 hektar dalam satu tahun. Total Lahan

ynag digunakan adalah 1665 Hektare.

f. Penerapan teknologi Pertanian

Dalam penerapan teknologi pertanian masih sangat rendah , teknologi

tersebut antara lain adalah pengendalian OPT (Organisme Penggangu

Tanaman) dan pemupukan berimbang utamanya penggunaan pupuk organik

yang sangat kurang. Data diatas menampilkan keadaan faktual dan keadaan

potensial. Keadaan faktual merupakan keadaan yang ada di lampiran sedangkan

data potensial merupakan harapan tujuan dari kegiatan penyuluhan jadi data

potensial merupakan data yang diharapkan menjadi target dari kegiatan.


54

Gambar 5.2 Penerapan Teknologi Pertanian

Pada Gambar 5.2 terdapat dua angka yaitu amgka aktual dan angka

potensial. Angka faktual merupakan keadaan umum sumber daya manusia yang

dapat menguasai teknologi pertanian. Angka potensial adalah angka harapan

dimana setelah kegiatan penyuluhan berlangsung dapat meningkat. Angka

potensial sendiri merupakan angka yang diharapkan dan mampu untuk

menguasai teknologi pertanian. Dari tabel diatas dapat diketahui umumnya masih

relatih sedang untuk penggunaan teknologi petanian yaitu sekitar kisaran 30-

40%. Bila kegiatan penyuluhan dilaksanakan diharapkan mampu meningkat. Hal

ini dikarenakan banyaknya usia produktif yang diharapkan mampu

mengoperasikan dan memanfaatkan teknologi pertanian. Maka dari itu dilakukan

penyuluhan
55

g. Alat mesin pertanian

Tabel 5.4 Alsintan (Alat dan Mesin Pertanian)

No Jenis alat Jumlah (unit) Persen


1 Hand traktor 89 12.78
2 Pompa air 163 17.27
3 Power treser 76 11.8
4 Pedal treser 259 24.58
5 Huller 7 1.75
6 Bajak 98 13.08
7 Garu 98 13.08
Jumlah 556 100%

Sumber : Programa Penyuluhan Kecamatan Boyolangu 2018

Dari Tabel 5.4 alsintan di Kecamatan Boyolangu ada beberapa yaitu:

Hand Traktor, Pompa Air Power Teaser, Pedal Teaser, Huller, Bajak,

Garu.Keberadaan alsintan kususnya hand traktor melihat luas lahan yang ada

kalau digunakan pada areal yang bersamaan belum mencukupi, namun jika

diterapkan dengan jadwal tanam yang tepat bisa mencukupi, sedang yang

lainnya juga demikian.

h. Produktifitas Sub Sektor Pertanian

Secara umum komoditas utama bidang pertanian di wilayah Balai

Penyuluhan Pertanian Kecamatan Boyolangu meliputi tanaman pangan,

peternakan, perikanan dan perkebunan rakyat dengan rincian sebagai berikut

Tabel 5.5 Produktifitas Sektor Pertanian

No Komodita Luas Luas Produktifita Total


s Tanam Panen s (Ton/ Ha) Produksi
(Ha) (Ha) (Ton)

1 Padi 2906 2906 7.2 20923.2


2 Jagung 107 107 7.4 791.8
3 Kedele 204 204 1.56 318.24
4 Tebu 64 89 5696 64
5 Tembakau 46 46 1.8 82.8
Jumlah 3317 3317 5710,6 21975,6

Sumber : Programa Penyuluhan 2018


56

Dari Tabel 5.5 hasil tanaman pangan dan perkebunan yang ada di

Kecamatan Boyolangu adalah padi, jagung, Kedelai, tebu, dan tembakau.

Menurut data tahun 2018 hasilnya adalah sama seperti diatas.

Produktifitas rata-rat tanaman padi 7,2 ton dan tertinggi 8,1 ton

Produktifitas rata-rata jagung 7,4 ton tertinggi 9 ton

Produktifitas rata kedelai 1,45 ton tertinggi 1,8 ton

Berdasarkann data hasil rata-rata produksi dan potensi hasil produktifitas

masih sangat mungkin untuk ditingkatkan dengan cara peningkatan

pengetahuan, ketrampilan dan sikap petani dalam penerapan teknologi spesifik

lokasi. Hal Ini dapat dilakukan dengan kegiatan penyuluhan.

i. Sumberdaya Manusia

1. Penduduk Menurut Umur

Tabel 5.6 Jumlah Penduduk Menurut Usia

No Umur Jumlah(jiwa) Persentase (%)


1 < 4 th 7021 8,40
2 5s/d 9 th 7506 8,98
3 10 s/d 14 7257 8,67
4 15s/d 19 6989 8,34
5 20s/d 24 6507 7,78
6 25s/d64 42322 50,59
7 >  64 6053 7,24
jumlah 83468 83468
Sumber : Programa Penyuluhan Kecamatan Boyolangu, 2018

Dari Tabel 5.6 jumlah penduduk dilihat usia kerja antara umur 20 s/d 64

tahun sebanyak 57,83 % yang memungkinkan untuk pengembangan usaha

pertanian. Umur tersebut merupakan usia produktif menurut pemerintah. Usia

produktif sendiri merupkan usia dimana berada pada usia angkatan kerja yaitu

sekitar 15-60 tahun. Banyaknya usia produktif dikarenakan banyaknya kelahiran

dpada daerah tersebut sebelum diadakanya Program Keluarga Berencana.

Dengan banyaknya jumlah angkatan kerja diharapkan mampu menggerakan


57

roda perekonomian di Kecamatan Boyolangu terutama bidang pertanian yang

merupakan salah satu sektor unggulan di Kabupaten Tuungagung.

2. Penduduk berdasar mata pencaharian

Tabel 5.7 Mata Pencaharian Penduduk

No Mata Jumlah Persentase(%)


Pencaharian (jiwa)
1 Petani 7359 8,40
2 Pedagang 7506 8,98
3 Buruh 7257 8,67
4 Tukang 6989 8,34
5 PNS 6507 7,78
6 Jasa 42322 50,59
7 BUMD/BUMN 6053 7,24
Jumlah 83468 100%
Sumber : Programa Penyuluhan Kecamatan Boyolangu 2018

Dari Tabel 5.7 jumlah penduduk di Kecamatan Boyolangu Sebesar 83468

jiwa pada tahun 2018 Berdasar data yang ada dari mata pencaharian yang ada

jumlah petani sekitar 8,81 %, atau sebesar 7359 orang . Hal ini didasarkan

cukup banyak sekali penduduk Kecamatan Bvoyolangu yang pergi merantau ke

luar daerah. Selain Itu penduduk yang bekerja di sektor lain selain pertanian

adalah sejumlah 76109 orang bekerja di sektor lain yaitu sebagai pedagang,

buruh, tukang, PNS Jasa dan BUMD. Hal ini didasarkan cukup banyak sekali

penduduk Kecamatan Bvoyolangu yang pergi merantau ke luar daerah. Dengan

banyaknya jumlah angkatan kerja diharapkan mampu menggerakan roda

perekonomian di Kecamatan Boyolangu terutama bidang pertanian yang

merupakan salah satu sektor unggulan di Kabupaten Tuungagung. Diharapkan

dengan adanya paradigma baru tentang agribisnis jumlah wirausaha di bidang

pertanian akan semakin banyak karena memiliki peluang untuk

dikembangkanmenjadi sektor unggulan.


58

j. Keberadaan kelompok

1. Kelompok tani

Tabel 5.8 Jumlah Kelompok Tani

No Kelas kelompok Jumlah Persen %


(kelompok)
1 Pemula 3 2
2 Lanjut 39 78
3 Madya 10 20
4 Utama 0 0
Jumlah 53 100
Sumber : Programa Penyuluhan Kecamatan Boyolangu, 2018

Dari Tabel 5.8 terdapat 53 kelompok tani di Kecamatan Boyolangu.

Sebagai pelaku usaha dalam bidang pertanian didukung 53 kelompok tani yang

sebagian besar merupakan kelompok lanjut 78% yang harus didukung

kemampuan kelomoknya menjadi tingkat kelas yang lebih tinggi. Kelompok tani

dibagi 4 yaitu pemula lanjut, madya dan utama. Kelompok ini dinilai bedasarkan

kriteria tertetu. Nilai 0-245 adalah keompok tani kelas pemula, Golongan kedua

adalah golongan kelas lanjut adalah mereka yang memiliki nilai 256- 450. Untuk

golongan kelompok tani memiliki nilai 450-700. Dan Yang terakhir adalah

kelomok tani kelas Utama. Untuk kelompok kelas utama memiliki nilai sebesar.

701-1000.(Permentan No 25 Tahun 2018).

Semakin kecil nilai atau gololongan maka kegiatan penyuluhan intens

untuk dilakukan. Dalam artian supaya kegiatan supaya mereka lebih terampil dan

layak untuk naik tingkat. Semakin baik atau semakin tinggi nilai nya makan akan

diberikan bantuan lebih banyak.

Penilaian dilakukan oleh para penyuluh yang bertugas dan diberi amanah

di masing masing daerahnya. Semakin besar maka menandakan bahwa

kelompok tani tersebut semakin mandiri.. dan semakin kecil nilai atau golongan

maka akan dianggap pasif. Maka peluang unfuk mendapat bantuan dari

pemerintah lebih kecil.


59

2. Gapoktan

Tabel 5.9 Data Gapoktan di Kecamatan Boyolangu

No Desa Nama Gapoktan Ketua Tahun


Penerimaan
1 Ngranti Harjo Mulyo Amat Rifa’i 2010
2 Kendalbulur Ngudi Luhur Supardi 2011
3 Boyolangu Ngudi Mulyo Susanto 2015
4 Pucungkidul Karya Nugraha Anjar Susanto 2012
5 Sanggrahan Ngudi Waluyo Budiono 2015
6 Wajak Kidul Lestari Mulyo Sugiono 2012
7 Karangrejo Sumber Jaya Basori 2014
8 Wajak Lor Sumber Rejeki Suwito 2012
9 Kepuh Sumber Lestari Sakban 2012
10 Tanjungsari Sumber Rejeki Muzamil Ahmad
11 Serut Margo Rukun Tamat 2016
12 Beji Sido Rukun Khoirudin 2010
13 Sobontoro Jayatirto Maju Anasori 2012
14 Gedangsewu Tirtoyoso Samidi 2011
15 Moyoketen Hari Mulya Wardini 2012
16 Waung Sumber Makmur Suparmin 2012
17 Bono Jaya Mandiri Mulyadi 2011
Sumber : Programa Penyuluhan Kecamatan Boyolangu 2018

Dari Tabel 5.9 terdapat 17 Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani).

Keberadaan Gapoktan merupakan himpunan dari kelompok tani yang ada di

desa ada 18 gapoktan, dimana 16 gapoktan sudah menerima bantuan dana

yang dapat digunakan untuk tambahan modal kegiatan usaha tani.

k . Kebijaksanaan Program Pembangunan Pertanian

Pembangunan pertanian di wilayah Boyolangu diarahkan pada peningkatan

produksi dan peningkatan sumber daya manusia di bidang pertanian serta

agribisnis khususnya pada usaha tani padi, jagung, hortikultura, tanaman

perkebunan yang potensial serta peternakan khusunya sapi potong .

Melihat kondisi pertanian di wilayah serta memperhatikan kebijakan umum

pemerintah daerah, maka dapat diidentifikasikan sebagai berikut :


60

1. Memberdayakan kelompok tani dengan meningkatkan kemampuan

Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)

2. Meningkatkan sumber daya manusia khususnya petani dalam mengelola

usaha taninya

3. Meningkatkan mutu intensifikasi pertanian khususnya padi, jagung, cabe

merah, sayuran, tebu, tembakau, dan sapi potong, dimana komoditi-

komoditi tersebut adalah komoditi potensial wilayah BPP Boyolangu

4. Memotivasi agar petani berwawasan Agribisnis dalam menjalankan usaha

taninya

5. Meningkatkan pelayanan kebutuhan sarana dan pra sarana petani, terutama

penyediaan pupuk lewat kemitraan dengan lembaga terkait/perusahaan

6. Melaksanakan program-program pemerintah yaitu peningkatan swasenbada

berkelanjutan padi,jagung,kedele

7. Program Jajar legowo tanaman padi, bantuan benih padi, jagung dan kedele

8. Pengadaan alsintan pada kelompok tani

9. Rehab jaringan irigasi,peningkatan populasi ternak sapi, pemanfaatan

limbah ternak dan meningkatkan makanan hijauan dan kesehatan ternak

Semua kebijakan Diatas berkaitan dengankebijakan tentang kegiatan

penyuluhan. Semua uraiankebijakan diatas bertujuan untuk meninglatkan dan

mengembangkan agribisnis di wilayah kecamatan Boyolangu

m. Penerapan Teknologi Pertanian

Penerapan teknologi pertanian dari berbagai sector pertanian dan

perkebunan peternakan, perikanan masih sangat bervariasi sesuai dengan

tingkat pengetahuan, keadaan lahan usahatani yang diusahakan..

Menurut Permentan No 47 Tahun 2016 Perumusan keadaan dilakukan

dengan mengolah dan menganalisis data, sehingga menghasilkan informasi

(kualitatif dan kuantitatif) yang menggambarkan Potensi Usaha Tani,


61

produktivitas dan produksi komoditas strategis nasional serta Komoditas

Unggulan lainnya, serta dukungan Sistem Penyelenggaraan Penyuluhan

Pertanian dalam rangka mendukung pencapaian sasaran produksi tersebut

Hal hal yang tercantum dalam bab keadaan umum antara lain adalah

loksai dimana Balai penyuluhan pertanian berada.Informasi didalamnya besifat

kualitatif dan kuantitatif. Yang termasuk bagian ini adalah ketingian tempat,

batas wilayah. Kemudian bagian berikutnya adalah keadaan iklim pengairan dari

Kecamatan Boyolangu didalamnya terdapat tabel yang berisi curah hujan dalam

satu tahun, hari hujan serta, jumlah hari hujan dalam satu tahun yang dihitung

dalam setiap bulan. Kemudian setelah adalah keadaan vegetasi dari Kecamatan

Boyolangu hal ini menngenai fungsi dari masing masing lahan yang ada.

Kemudian yang berikutnya karateristik lahan didalamnya terdapat persentase

lahan yang ada di wilayah Boyolangu. Bagian berikutnya adalah mengenai

informasi pola tanam yang diteapkan di Kecamatan Boyolangu. Informasi

berikutnya yang ada di dalam bagian keadaan umum adalah informasi mengenai

bagaimana penerapan teknologi yang ada di Kecamatan Boyolangu terdapat

kolom faktual dan potensial. Tabel faktual bedasarkan keadaan saat itu juga.

Kemudian untuk tabel potensial adalah mengenai prosentase maksimal yang

bisa dicapai. Selain itu terdapat informasi mengenai hasil pertanian, Teknologi

yang dipakai (Alsintan) serta penerapanya, sumber daya manusia yang berisi

informasi tentang keadaan penduduk di Kecamatan Boyolangu yang

dikelompokkan bedasarkan usia, mata pencaharian, jenjang pendidikan, jumlah

kelopok tani dan gabungan kelompok tani beserta ketua dan tahun berdiri dari

kelompok tersebut dan yang terakhir adalah kebijakan yang diterapkan oleh

penyuluh di BPP Boyolangu dalam menjalankan tugasnya. Kebjakan ini

bertujuan agar visi dan misi tercapai.

B. Tujuan
62

Bagian berikutnya dari programa penyuluhan adalah tujuan Menurut

Permentan No 47 Tahun 2016 Penetapan tujuan dilakukan dengan

merumuskan perubahan keadaan yang akan dicapai dalam kurun waktu satu

tahun berkaitan dengan Perilaku dan Non Perilaku Pelaku Utama dan Pelaku

Usaha dalam usaha tani, sistem penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian, dan

upaya untuk menciptakan Lingkungan Usaha Tani yang kondusif untuk

mendukung pencapaian sasaran program komoditas pertanian strategis

nasional dan Komoditas Unggulan lainnya di wilayah masing-masing.

Gambar 5.3 Tujuan Penyuluhan Yang Tertera dalam Programa Penyuluhan


2018 Kecamatan Boyolangu

Di dalam programa penyuluhan Kecamatan Boyolangu terdapat

tujuan. Tujuan ini nantiya sebagai landasan kegiatan penyuluhan pertanian.

Tujuan penyelenggaraan penyuluhan pertanian adalah untuk meningkatkan


63

pengetahuan dan ketrampilan petani , sehingga dapat meningkatkan produksi

dan produktifitas usahatani untuk mencukupi kebutuhan dan persediaan

pangan dan bahan baku industri pertanian , selanjutnya akan tercapai cita-cita

pembangunan pertanian yaitu pertanian yang tangguh, dengan jalan

mengadakan pembinaan kepada petani perorangan maupun kelompok dengan

berbagai metode penyuluhan pertanian yang ada sebaik-baiknya, dan untuk

masing-masing sektor tujuannya sebagai berikut:

1. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pelaku utama tentang

pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) berdasarkan Prinsip

Hama Terpadu pada tanaman padi dari 30% menjadi 42%

2. Meningkatkan pengetahuan pelaku utama dalam menggunakan pupuk

organic paada tanaman padi dari 31% menjadi 46%

3. Meningkatkan pengetahuan pelaku utama tentang pengendalian Organisme

Pengganggu Tanaman (OPT) berdasarkan Prinsip Hama Terpadu pada

tanaman jagung dari 35% menjadi 40%

4. Meningkatkan pengetahuan pelaku utama tentang pengendalian Organisme

Pengganggu Tanaman (OPT) berdasarkan Prinsip Hama Terpadu pada

tanaman kedelei dari 40% menjadi 50%

5. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan PU dalam sistem tanam jajar

legowo pada tanaman padi 40-60 %

6. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pelaku utama dalam melakukan

pemupukan berimbang pada tanaman padi dari 45% menjadi 55%

7. Meningkatkan ketrampilan pelaku utama tentang melakukan pemupukan

berimbang pada tanaman jagung dari 35% menjadi 45%

8. Meningkatkan pengetahuan pelaku utama dalam melakukan pemupukan pada

tanaman kedele dari 45% menjadi 50%


64

9. Meningkatakan pengetahuan pelaku utama tentang Pemupukan berimbang

tembakau dari 25% menjadi 65%

10. Meningkatkan pengetahuan pelaku utama tentang pengendalian penyakit

layu sebesar 30%menjadi 60%

Angka yang pertama adalah angka faktual yaitu menunjukkan gambaran

sebenarnya sedangkan angka kedua merupakan angka harapan yang

menunjukkan harapan/ capaian yang diperoleh setelah kegiatan penyuluhan.

Seperti uriaian diatas salah satu tujuan dari programa penyuluhan adalah

meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pelaku utama tentang pengendalian

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) berdasarkan Prinsip Hama Terpadu

pada tanaman padi dari 30% total jumlah petani secara keseluruhan menjadi

42% total petani. Angka tersebut terbilang sangat rendah. Yang kedua adalah

Meningkatkan pengetahuan pelaku utama dalam menggunakan pupuk organic

paada tanaman padi dari 31% petani di Kecamatan Boyolangu menjadi 46%

petani. Yang ketiga adalah Meningkatkan pengetahuan pelaku utama tentang

pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) berdasarkan Prinsip

Hama Terpadu pada tanaman jagung dari 35% jumlah keseluruhan petani

menjadi 40% jumlah keseluruhan petani. Yang keempat adalah meningkatkan

pengetahuan pelaku utama tentang pengendalian Organisme Pengganggu

Tanaman (OPT) berdasarkan Prinsip Hama Terpadu pada tanaman kedelei dari

40% total petani menjadi 50% total. Yang kelima adalah meningkatkan

pengetahuan dan ketrampilan pelaku utama dalam sistem tanam jajar legowo

pada tanaman padi 40-60 % total petani. Hal ini biasa dilakukan pada masa

tanam. Yang ke enam adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

pelaku utama dalam melakukan pemupukan berimbang pada tanaman padi dari

45% kesekuruhan petani menjadi 55% yang ketujuh adalah meningkatkan

ketrampilan pelaku utama tentang melakukan pemupukan berimbang pada


65

tanaman jagung dari 35% total petani menjadi 45% total petani yang dibina.

Yang kedelapan adalah meningkatkan pengetahuan pelaku utama dalam

melakukan pemupukan pada tanaman kedelai dari 45% petani menjadi 50%

total petani yang kesembilan adalah meningkatakan pengetahuan pelaku utama

tentang Pemupukan berimbang tembakau dari 25% petani menjadi 65% petani.

Dan yang terakhir adalah meningkatkan pengetahuan pelaku utama tentang

pengendalian penyakit layu sebesar 30%menjadi 60%. Angka angka tersebut

diiperoleh dari pengamatan langsung dilapangan. yaitu data faktual yang ada di

lapangan. Biasanya para penyuluh terjun langsung untuk mendapatkan data

tersebut kemudian dilaporkan. Umumnya pengetahuan tentang teknologi

pertanian masih rendah. Untuk mencampai semua tujuan tersebut diadakan

kegiatan penyuluhan. Dalam kegiatn penyuluhan diperlukan materi yang menjadi

bahan ajar petani. Untuk materi biasanya harus menyesuaikan dari permasalahn

yang dihadapi

C. Masalah dan Cara Mencapai Tujuan

Dalam pelaksanaan pendampingan kepada petani untuk meningkatkan

produksi dan produktifitas harus dibarengi memanfaatkan potensi sumberdaya

alam dan sumberdaya manusia yang ada, dengan jalan penggunaan/ penerapan

teknologi secara optimal sehingga dapat diperoleh produksi yang maksimal.

Namun demikian petani masih belum mampu menerapkan teknologi

yang dianjurkan oleh penyuluh dan aparat pertanian pada umumnya,

dikarenakan adanya faktor penghambat yang bersifat teknis, ekonomis,maupun

sosial dan penerapan teknologi pertanian dalam budidaya pertanian secara

umum. Permasalahan yang dihadapi oleh para penyuluh pertanian Lapang di

Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Boyolangu adalah sebagai berikut :


66

1. Masih kurangnya tingkat pengetahuan dan ketrampilan pelaku utama

tentang pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) berdasarkan

Prinsip Hama Terpadu pada tanaman padi sebesar 30%

2. Masih kurangnya tingkat pengetahuan pelaku utama dalam menggunakan

pupuk organic pada tanaman padi sebesar 31%

3. Masih kurangnya tingkat pengetahuan pelaku utama tentang pengendalian

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) berdasarkan Prinsip Hama

Terpadu pada tanaman jagung sebesar 30%

4. Masih kurangnya tingkat pengetahuan pelaku utama tentang pengendalian

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) berdasarkan Prinsip Hama

Terpadu pada tanaman kedelei sebesar 25%

5. Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan PU dalam penerapan sistem

tanam jajar legowo pada tanaman padi Sebesar 20%

6. Masih kurangnya tingkat pengetahuan dan ketrampilan pelaku utama dalam

melakukan pemupukan berimbang pada tanaman padi sebesar 40%

7. Masih kurangnya tingkat ketrampilan pelaku utama tentang melakukan

pemupukan berimbang pada tanaman jagung sebesar 40%

8. Masih kurangnya tingkat pengetahuan pelaku utama dalam melakukan

pemupukan pada tanaman kedelei dari 45% menjadi 50%

9. Masih kurangnya tingkat pengetahuan pelaku utama tentang pemupukan

berimbang tembakau sebesar 50%

10. Masih kurangnya tingkat pengetahuan dan ketrampilan pelaku utama dalam

pengendalian penyakit layu tembakau sebesar 45%

Permasalahan diperoleh dari tinjauan langsung ke lapangan Seperti yang

telah diuraikan dalam diatas dalam bagian kedaan umum. Umumnya jumlah

petani yang mampu menggunakan teknologi pertanian masih rendah seperti

yang diuraikan di bagian keadaan umum. Hal ini menjadi permasalahan.


67

Permasalahan tersebut diatasi dengan melakukan kegiatan penyuluhan

pertanian, Sebagaimana tercantum dalam lampiran

D. Rencana Kegiatan

Gambar 5.4 Rencana Kegiatan Penyuluhan Selama Tahun 2018

Bagian terakhir yang yang menjadi bahasan dari programa penyuluhan

adalah Rencana kegiatan. Rencana Kegiatan ini merupakan daftar kegiatan

penyuluhan untuk satu tahun kedepan. Menurut Permentan No 47 Tahun 2016

Rencana kegiatan disajikan dalam bentuk matriks berupa matriks rencana

kegiatan penyuluhan dan matriks kemudahan pelayanan dan pengaturan,

berisikan apa yang dilakukan dalam mencapai tujuan, sasaran, cara, siapa yang

melakukan, dimana, kapan, dan berapa biaya yang diperlukan

Dalam matriks tersebut terdapat beberapa kolom yang memuat tentang

tujuan, permasalahan, sasaran serta bagaimana cara mengatasi suatu

permasalahan. Bagian ini juga bisa juga menjadi ringkasan dari tujuan,

permasalahan serta bagaimana solusi mengatasi masalah yang akan disuluhkan

kepada petani.
68

5.1.2 Tahapan Penyusuna Programa Penyuluhan di Kecamatan Boyolangu

Langkah yang pertama adalah membuat Perumusan Keadan. Pada

bagian ini memuat informasi penting tentang keadaan wilayah daerah

penyuluhan pertanian. Data diolah dalam bentuk kualitatif maupun kuantitatif

Hal hal yang termasuk bagian keadaan umum adalah:

1. Perumusan keadaan di tingkat kecamatan dilakukan dengan mengolah dan

menganalisis data, sehingga menghasilkan informasi (kualitatif dan

kuantitatif) yang bersifat lebih operasional

2. Produktivitas danproduksi komoditas pertanian strategis nasional dan

Komoditas Unggulan di kecamatan dibandingkan dengan sasaran yang

akan dicapai;Keragaan tingkat penerapan inovasi/teknologi yang

direkomendasikan dalam usaha tani (misalnya belum yakin, belum mau,

belum terampil);

3. Keragaan kelembagaan Petani (Poktan, gapoktan, P3A, UPJA) dan

kelembagaan ekonomi Petani (koperasi pertanian);

4. Keragaan Lingkungan Usaha Tani berupa ketersediaan sub terminal

agribisnis, kios saprodi, lembaga perbankan di desa;

5. Keragaan prasarana dan sarana pendukung, antara lain JITUT, JIDES, dan

jalan usaha tani;

6. Keragaan Sistem Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian meliputi

kelembagaan penyuluhan desa (Pos Penyuluhan Desa/Posluhdes),

ketenagaan penyuluhan, pelaksanaan penyuluhan, prasarana dan sarana

penyuluhan, serta pembiayaan penyuluhan;

7. Keragaan pelaksanaan Sistem Kerja Latihan, Kunjungan dan Supervisi

(LAKUSUSI).

Dalam bagian ini keadaan umum menyangkut seluruh hal yang ada di

Kecamatan Boyolangu. Mulai hal yang bersifat fisik maupun maupun non fisik.
69

Jumlah fisik meliputi infrastruktur seperti irigasi, jalan antar desa lahan sawah,

tegalan, kelompok tani, jumlah Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) dan lain lain.

Sedangkan non fisik meliputi usia penduduk serta tenaga kerja yang ada di

Kecamatan Boyolangu. Semua hal tersebut didata dan dimasukan dalam

programa penyuluhan Kecamatan Boyolangu 2018. Keadaan Umum sangat

penting untuk mengetahui kondisi tempat dimana kegiatan penyuluhan

berlangsung yaitu Kecamatan Boyolangu.

5.5 Jitut (Jaringan Irigasi Utama) masuk dalam bagiam keadaam umum

Bagian kedua dari progama penyuluhan adalah penyusunan Tujuan

dari kegiatan Programa Penyuluhan. Dalam Progama Penyuluhan Kecamatan

Boyolangu tujuan memuat pernyataan mengenai perubahan yang akan dicapai

dalam kurun waktu setahun berkaitan dengan:

1. Perilaku dan Non Perilaku Pelaku Utama dan Pelaku Usaha dalam usaha

tani;
70

2. Dukungan sistem penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian; dan

3. Upaya menciptakan Lingkungan Usaha Tani kondusif untuk mendukung

pencapaian sasaran program Komoditas Pertanian Strategis Nasional dan

Komoditas Unggulan lainnya.

Bagian Selanjutnya setelah penyusunan tujuan adalah mengidentifikasi

masalah. Permasalahan berkaitan dengan Perilaku dan Non Perilaku yang

menyebabkan tidak tercapainya tujuan atau terjadinya perbedaan antara kondisi

saat ini (faktual) dengan kondisi yang akan dicapai. Penetapan masalah

dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor penyebab belum optimalnya

dukungan terhadap pencapaian sasaran program Komoditas Pertanian Strategis

Nasional dan Komoditas Unggulan lainnya, sebagai berikut:

1. Faktor-faktor penyebab belum optimalnya peran Balai Penyuluhan di

kecamatan dalam pelaksanaan keterpaduan program dan kegiatan,

optimalisasi potensi sumber daya, evaluasi pencapaian target dan

identifikasi potensi permasalahan dan upaya pemecahannya; Faktor yang

bersifat Perilaku, yaitu faktor yang berkaitan dengan masih rendahnya

tingkat adopsi Perilaku Pelaku Utama dan Pelaku Usaha dalam penerapan

inovasi/teknologi baru yang direkomendasikan dalam usaha tani;

2. Faktor penyebab masih rendahnya tingkat kemampuan Petani dalam

mengakses informasi, permodalan dan pemasaran, menyusun rencana

usaha tani, mengembangkan jejaring usaha untuk meningkatkan skala

ekonomi usaha;

3. Faktor yang bersifat Non Perilaku, yaitu faktor yang berkaitan dengan

ketersediaan dan kondisi sarana prasarana pendukung usaha Pelaku Utama

dan Pelaku Usaha, misalnya ketersediaan pupuk, benih/bibit, pengairan atau

permodalan usaha.
71

Umumnya permasalahan dapat dilihat dari permasalahan yang didapat

pada satu tahun belakangan. Umumnya dari tahun ketahun masalah yang

dihadapi adalah sama. Maka dari permasalahan tahun lalu dapat dijadikan acuan

untuk membuat programa penyuluhan. Hal tersebut menyangkut seluruh

kegiatan dan keadaan seperti penggunaan teknologi serta permasalahan yang

dihadapi serta bagaimana cara untuk mencapai dan mengatasi permasalahan

yang ada di lapangan.

5.1.3 Proses Penyusunan Programa Penyuluhan di Kecamatan Boyolangu

Programa penyuluhan disusun setiap tahun umumnya disusun setiap

bulan Oktober hingga November setiap tahun. Proses peyusunan programa

sangat memiliki beberapa tahapan yang perlu dilakukan . Programa Penyuluhan

sendiri memiliki fungsi sebagai acuan, monitoring, evaluasi pera penyuluh dalam

melakukan kegiatan penyuluhan selama satu tahun Acauan artinya penyuluh

pertanian dalam kegiatan penyuluhan harus berpedoman kepada programa

penyuluhan karena menyangkut semua yaitu keadaan umum, permasalahan,

dan juga rencana kegiatan untuk mengatasi permasalahan. Monitoring artinya

programa penyuluhan digunakan untuk memantau bagaimana keadaan di

Kecamatan Boyolangu sehingga dilakukan kegiatan penyuluhan secara tepat

tanmpa melenceng dari koridor. Evaluasi artinya programa penyuluhan dapat

digunakan untuk mengevaluasi apakah kegiatan penyuluhan berhasil ataukah

tidak sehingga dapat digunakan sebagai acuan pembuatan programa satu tahun

kedepan.

Dalam pembuatan programa penyuluhan yang pertama harus dilakukan

adalah membentuk tim penyusun program penyuluhan. Tim tersebut adalah para

penyuluh pertanian dan semua yang berada di Balai Penyuluhan Pertanian

(BPP) Kecamatan Boyolangu. Tim tersebut bertugas mencari data yang

dibutuhkan sesuai dengan wilayahnya masing masing. Data tersebut menganai


72

semua keadaan yang mendukung kegiatan pertanian Seperti keadaan alam,

kondisi penduduk Infrastruktur seperti Jaringan Irigasi Utama yang berguna untuk

mengairi desa dan Jaringan Irigasi Desa yang berada di sekitar desa juga di

seluruh Kecamatan Boyolangu. Tim tersebut adalah PPL di Kecamatan

Boyolangu dan Mantri Tani yang tugasnya untuk mengumpulkan data. Data

tersebut dapat diperoleh dari beberapa sumber seperti dinas pengairan maupun

terjun langsung kelapangan menuju kelompok tani.

Selain itu, dalam pembuatanya harus mengacu dari programa

penyuluhan tahun sebelumnya. Programa penyuluhan tahun sebelumnya

dievaluasi tingkat keberhasilan, efektifitas dan efisiensi kemudian dgunakan

sebagai acuan pelaksanaan kegiatan penyuluhan di Kecamatan Boyolangu pada

tahun tersebut sekaligus memberi umpan balik terhadap pembuatan programa

kecamatan tahun berikutnya (T+1). Dengan ini programa penyuluhan tahun

sekarang dapat dijadikan acuan dalam pembuatan tahun berikutnya. Hal ini

dikarenakan umumnya keadaannya tidak terlalu mengalami perubahan yang

terlalu signifikan. Setelah itu disusun lagi pembuatan programa baru. Setelah

disusun hasilnya didiskusikan dengan petani. Kemudain hasil evaluasi tersebut

dipresentasikan dan didiskusikan bersama para kelompok tani di kantor

kecamatan. Kemudian hasil dari diskusi tadi dapat digunakan sebagai acuan

pembuatan programa tahun depan yang mana dapat dijadikan sebagai evaluasi

dan juga masukan agar kedepanya menjadi lebih baik lagi. Jadi penyuluh hanya

mengganti keadaan yag dapat berubah setiap saat seperti keadaan penduduk

yang dapat berubah setiap saat. Evaluasi artinya programa penyuluhan dapat

digunakan untuk mengevaluasi apakah kegiatan penyuluhan berhasil ataukah

tidak sehingga dapat digunakan sebagai acuan pembuatan programa satu tahun

kedepan.
73

Penyusunan programa Penyuluhan Pertanian Kecamatan Boyolangu

dilaksanakan melalui pertemuan yang dihadiri oleh seluruh penyuluh pertanian di

wilayah unit kerja yang melaksanakan tugas bidang penyuluhan di kecamatan,

unit lain yang membidangi pertanian, pejabat fungsional bidang pertanian lain di

kecamatan. Jadi hampir dikatakan hampir semua pihak yang terlibat dalam

penyusunan programa diundang kembali sebagai monitoring yang mana dapat

dijadikan sebagai evaluasi dan juga masukan agar kedepanya menjadi lebih baik

lagi. Hal ini bertujan karena programa sangat penting untuk kegiatan penyuluhan

kedepanya yang mana dapat dijadikan acuan keberhasilan kegiatan penyuluhan

agar sesuai dengan target yang diharapkan.

Kemudian programa Penyuluhan Pertanian Kecamatan Boyolangu

disahkan oleh pimpinan unit kerja yang melaksanakan tugas bidang penyuluhan

di kecamatan setempat dan selanjutnya disampaikan kepada pimpinan unit kerja

yang melaksanakan tugas bidang Penyuluhan Pertanian di kabupaten/kota.

Dalam Hal ini disahkan oleh Kepala Balai Penyuluhan Setempat dan Kemudian

Diberikan kepada bagian penyuluhan yang ada di Dinas Pertanian Kabupaten

Tulungagung. Jadi dalam prosesnya telah melibatkan berbagai pihak dari petani

sendiri penyuluh, para pejabat fungsional di Kecamatan Boyolangu dan Dinas

Pertanian Kabupaten Tulungagung

Programa Penyuluhan sangat penting fungsinya karena digunakan

untuk kegiatan penyuluhan kedepanya yang mana dapat dijadikan acuan

keberhasilan kegiatan penyuluhan agar sesuai dengan target yang diharapkan.

Jika berhasil maka program pembangunan pertanian dikatakan berhasil sehingga

memberikan efek secara ekonomi dan sosial kepada masyarakatnya. Terutama

masyarakat pertanian menjadi terbantu dengan adanya dengan teknologi

pertanian ini.
74

5.2 Kinerja, Output dan Outcome dari Kegiatan Penyuluhan BPP


Boyolangu

5.2.1 Sistem Penyuluhan Bottom Up

Penyuluhan pertanian merupakan sebuah kegiatn memberikan

pengajaran non Formal kepada para petani. Menurut Permentan No 47 Tahun

2016 Penyuluhan Pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama

serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan

mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,

permodalan, dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan

produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta

meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Tujuan dari

kegiatan penyuluhan sendiri adalah membantu masyarakat pertanian untuk

menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh petani itu sendiri

Saat ini dikenal paradigma baru yaitu penyuluhan pertanian partisipatif

atau biasa disebut sistem penyuluhan Bottom Up. Bahua (2015) mengemukakan

bahwa penyuluhan partisipatif didasarkan pada masalah dan kebutuhan petani

dengan mengikutsertakan petani dalam merumuskan program penyuluhan

sesuai potensi sumber daya lokal di sekitar petani. Jadi di kegiatan penyuluhan

ini didasarkan pada kebutuhan petani. Tak terkecuali di Kecamatan Boyolangu.

Kegiatan penyuluhan didasarkan pada permasalahan yang dihadapi oleh seluruh

petani di Kecamatan Boyolangu. Hal ini dibuktikan dengan dilibatkanya petani

dalam proses penyusunan programa penyuluhan pertanian melaui diskusi.

Melalui penyuluhan partisipatif ini diharapkan petani mampu sendiri untuk

mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh petani sehingga mampu mencapai

kesejahteraanya. kegiatan penyuluhan partisipatif dalam mengelola usaha

taninya. Tingkat partisipasi petani dalam kegiatan penyuluhan akan

mempengaruhi keberhasilan pembangunan pertanian di Kecamatan Boyolangu.


75

Dalam paradigma ini kedua belah pihak saling membutuhkan satu sama lain.

Penyuluh bertugas untuk menyalurkan difusi teknologi dari beberapa sumber

untuk membantu permasalahan para petani.

Dengan pelatihan kegiatan penyuluhan pertanian partisipatif, para

penyuluh pertanian akan termotivasi untuk menggali keberadaan sumber

informasi pertanian setempat yang mudah diakses oleh yang memerlukan, baik

penyuluh maupun petani. Pelatihan juga akan mendorong inisiatif positif para

penyuluh pertanian dan petani, melalui pendekatan partisipatif untuk

mendapatkan solusi permasalahan usahatani di lapangana tindakan.

Pada saat ini penyuluhan pertisipatif banyak diterapkan secara umum

pelh para penyuluh dan petani di seluruh Indonesia. Tak terkecuali di Kabupaten

Tulungagung tepatnya di Kecamatan Boyolangu. para penyuluh pertanian

lapang (PPL) di Kecamatan Boyolangu juga melakukankegiatan penyuluhan

secara partisipatif artinya kegiatan didasarkan dari permasalahan yang dihadapi

oleh petani yang ada di Kecamatan Boyolangu. Selain itu melalui kegiatan

penyuluhan partisipatif atau bottom up petani dilibatkan dalam penyusunan

programa penyuluhan pertanian agar memudahkan aspirasi dari petani melalui

permasalahanya

Ahfandi Ahmad (2017) mengatakan penyuluhan partisipatif dimulai dari

proses identifikasi permasalahan dan potensi, merencanakan, merumuskan

tujuan, melaksanakan sampai kepada monitoring dan evaluasi. Tingkat adopsi

petani sangat dipengaruhi dari pada pendekatanmodel penyuluhan yang sesuai

terhadap kemampuan mengakses inovasi teknologi, informasi pasar,

permodalan.Berkaitan dengan fenomena diatas penelitian ini akan mengkaji

berbagai model penyuluhan terhadap tingkat adopsi petani.

5.2.2 Mekanisme Kerja penyuluhan


76

Penyuluhan pertanian merupakan sebuah kegiatn memberikan

pengajaran non Formal kepada para petani. Menurut Permentan No 47 Tahun

2016 Penyuluhan Pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama

serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan

mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,

permodalan, dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan

produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta

meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Mekanisme

sendiri merpakan bagiaman kegiatan penyuluhan itu berlangsung. Kegiatan

tersebut dimulai dari sebelulum kegiatan penyuluhan hingga kegiatan itu

berlangsung

Di Balai Penyuluhan Boyolangu juga terdapat Penyuluh Pertanian

Lapang. Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) merupakan petugas dari Badan

Penyuluhan Pertanian di kabupaten/kota yang diperbantukan untuk memberikan

pengarahan, pembinaan, dan penyuluhan di bidang pertanian dengan basis

administrasi kecamatan.

Kegiatan Penyuluhan ini dilakukan oleh para penyuluh pertanian yang

bertugas di BPP Boyolangu. Tenaga penyuluh di BPP Kecamatan Boyolangu

terdiri dari tenaga Honorer Dan PNS (Pegwai Negeri Sipil) Setiap penyuluh

memilik fokus wilayah masing masing yang terdiri dari beberapa desa.Jadi Setiap

penyuluh menangani kegiatan penyuluhan di beberapa desa. Setiap Desa

memiliki memilki beberapa kelompok tani.kegiatan penyuluhan hampir dilakukan

jika terdapat permasalahan yang menimpa petani dalam suatu desa nantinya

para penyuluh pertanian akan datang ke daerah tersebut dan memberi

penyuluhan

Saat kegiatan KKP yaitu sekitar bulan Juli 2018 berlangsung sedang terjadi

masalah tentang banyknya hama wereng di beberapa desa terutama Desa


77

Pucung Kidul Kecamatan Boyolangu . Serangan hama wereng terjadi pada hari

Jumat 26 Juli 2018 di Desa Pucung Kidul. Umumnya hama wereng menyerang

tanaman padi menjelang panen. Hama wereng sangat merugikan petani karena

dapat membuat padi terlihat kosong (Kopong) Untuk itu dilakukan kegiatan

penyuluhan tentang pengendalian OPT (Organisme Penggangu Tanaman) di

beberapa desa tersebut. Penyuluhan dilakukan agar petani mampu

menggunakan teknologi pertanian dengan benar karena umumnya petani kurang

mampu menguasai penggunaan teknologi pertanian

Gambar 5.6 Daerah Terkena Serangan Wereng di Desa Pucng Kidul

Umumnya hama wereng menyerang tanaman padi menjelang panen.

Hama wereng sangat merugikan petani karena deapat membuat padt terlihat

kosong Selain itu secara fisik sawah yang terkena serangan hama wereng

memiliki ciri ciri banyak areal yang terlhat menguning dan juga gosong seperti
78

terbakar. Jika ciri ciri tersebut terdapat pada suatu areal sawah hampir dipastikan

wilaah tersebut terkena hama wereng. Hama wereng menyerang dengan

menghisap bulir padi yang hampir masak.Efeknya adalah padi kehilangan bijinya

dan terlihat layu. Pada derah Pucung Kidul terserang Hama Padi sekitar 5

hektare sawah siap panen

administrasi

Temu teknis

Kursus tani, sekolah


lapang

Latihan

Penumbuhan kelas
kelompok tani
tulugagung

Evaluasi dan
monitoring
tulugagung

Gambar 5.7 Mekanisme Kerja Penyuluhan di BPP Boyolangu

Pada Gambar 5.7 menjelaskan tentang bagaimana proses mekanisme

kinerja penyuluhan di BPP Kecamatan Boyolangu kabupaten Tulungagung.

Gambar diatas adalah bagaimana sistem kerja penyuluhan dari awal hingga

akhir diawali dengan administrasi kegiatan berupa pencarain masalah hingga


79

pembuatan jadwal penyuluhan dilanjutkan dengan pertemuan dengan petani

hingga dilakukannya kursus tani. Drai kegiatan kursus tani maupun sekolah

lapang diharapkan kelompok tani dapat tumbuh dalam artian mandiri sehingga

dapat mengatasi permasalahanya sendiri. Dari semua kegiatan yang dilakukan

yang terakhir adalah evaluasi dan monitoring apakah kegiatan penyuluhan

berjalan dengan lancar atau tidak. Sehingga dapat berjalan dengan baik kegiatan

penyuluhan kedepanya.

Kepala Dinas Kabupaten Tulungagung memliki posisi paling tinggi di

jajaran bidang pertanian di Kabupaten Tulungagung. Tugas dari kepala dinas

adalah memberi instruksi kepada bawahanya untuk menyampaikan program dari

pemerintah.Program dari pemeritah sangat banyak dan umumnya ditunjukkan

langsung kepada petani. Kepala dinas memberikan mandat kepada koordinator

penyuluh lapang di setiap kecamatan di Kabupaten Tulungagung untuk mewakili

seluruh aspirasi dari petani baik masalah yang dihadapi maupun apa saja yang

dibtuhkan oleh petani.

Tugas sekretaris dinas adalah mencatat semua keperluan dan teknologi

yang disalurkan kepada petani. Dalam hal ini tugas dari penyuluh pertanian

lapang adalah sebagai jembatan antara pemerintah dan juga petani di

Kabupaten Tulungagung. Kemudian dibawah kepala dinas terdapat divisi yang

terkait dengan kegiatan penyuluhan yaitu divisi sarana prasarana. Divisi

prasarana berkoordinasi kepada para penyuluh tentang apa saja teknologi yang

dibutuhkan oleh petani dalam kegiatan usaha taninya.

Tugas dari koordiantor balai penyuluh adalah melaporkan semua

permasalahan dan apa saja yang dperlukan oleh petani. Kemudian untuk

memudahkan tugas dari koordinator BPP, Tugas dari sekretaris BPP adalah

mencatat dan merekap semua permasalahan langsung dan kebutuhan petani

dari penyuluh yang didapat langsung dari petani. Kemudian seluruh


80

permasalahan, keluhan dan juga apa saja yang perlu diperlukan para petani di

rekap menjadi satu dan diserahkan kepada koordinator balai penyuluhan.

Setelah dikumpulkan menjadi satu, penyuluh membuat janji kepada petani untuk

melakukan kegiatan penyuluhan.

Dalam kegiatan penyuluhan terjadi difusi teknologi. Difusi dari teknologi

pertanian adalah penyebaran teknologi dari bebagai sumber oleh penyulh

kemudian ditransfer kepada petani yang nanti harapanya adalah terjadi teknologi

tersebut diadaptasi oleh petani. Adopsi, dalam penyuluhan pertanian pada

hakekatnya dapat diartikan sebagai proses penerima inovasi atau perubahan

perilaku yang baik berupa pengetahuan (Cognitive), sikap (affective), maupun

ketrampilan (psychomotoric) pada diri sesorang setelah menerima inovasi yang

disampaiakan penyuluh oleh masyarakat sasarannya. Adopsi dalam

pembahasan ini menerima sesuatu yang “baru” yang ditawarkan dan diupayakan

oleh pihak lain atau penyuluh. 

Gambar 5.8. Bentuk Bantuan Pemerintah Yaitu Pestisida Untuk Memberantas


Hama Wereng
81

Gambar 5.9 ini adalah bagaimana alur atau bagaimana kegiatan penyuluan

berlangsung.

Pengumpulan Menyusun Pengumpula Menyusun Kegiatan


masalah skala prioritas n masalah skala prioritas Penyuluhan

Gambar 5.9 Alur dari kegiatan penyuluhan di Kecamatan Boyolangu

Pada Gambar 5.9 merupakan gambaran skema alur dari kegiatan

penyuluhan dari awal sebelum kegiatan sampai kegiatan penyuluhan tersebut

dilaksanakan. Sebelum melakukan kegiatan penyuluhan biasanya para penyuluh

melakukan inventaris dari permasalahan yang dihadapi petani di lapangan.

Inventaris sendiri merupakan pengumpulan permasalahan menjadi satu.

Biasanya penyuluh terjun ke kapangan untuk mencari permasalahan atau

mendengarkan langsung dari petani dimana dibawah bimbingan penyuluh

tersebut. Biasanya para penyuluh datang kelapangan untuk mencari

permasalahan tersebut. Kemudian masalah masalah tadi dikumpulkan menjadi

satu untuk dinventariskan.artinya semuanya dikumpulkan menjadi satu.

Kemudian permasalahan tersebut dilihat skala proritas bedasakan tingkat

keparahanya. Semakin parah akan semakin diperhatikan. Jika masalah yang

dihadapi parah biasanya kegiatan penyuluhan di daerah atau kelompok tersebut

akan diprioritaskan. Kemudian membuat materi penyuluhan yang akan

diterangkan kepada petani sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Setelah

itu penyuluh membuat jadwal waktu dan tempat kepada kelopmok tani. Pada

saat waktu yang ditentukan telah tiba penyuluh datang ke kelompok tani untuk

menyampaikan kepada petani kelompok tani sesuai dengan materi. Dari kegiatan

itu diharapkan petani dapat mempraktikanya langsung.


82

Pada suatu kasus saat Kegiatan KKP berlangsung pada Juli 2018.sedang

terjadi masalah tentang Banyaknyaa hama wereng di beberapa di Kecamatan

Boyolangu. Desa Pucung Kidul Kecamatan Boyolangu menjadi daerah terparah

yang mengalami serangan hama wereng. Sekitar 5 Hektare sawah siap panen

terkena hama ini. Maka dari itu kegiatan penyuluhan dilaksanakan pada Jumat

27 Juli 2018. Umumnya hama wereng menyerang tanaman padi menjelang

panen. Hama wereng sangat merugikan petani karena dapat membuat padi

terlihat kosong (kopong) Untuk itu dilakukan kegiatan penyuluhan tentang

pengendalian OPT (organisme Pengganggu Tanaman) di beberapa desa

tersebut. Penyuluhan dilakukan agar petani mampu menggunakan teknologi

pertanian dengan benar karena umumnya petani kurang mampu menguasai

penggunaan teknologi pertanian.

. Kemudian penyuluh dan petani membuat janji untuk kapan dilakukan

kegiatan penyuluhan untuk mengatasi permasalahan tersebut. biasanya adalah

satu hari kemudian tergantung dengan tingkat keparahan permasalahan yang

dihadapi. Setelah itu dibuat materi yang sesuai dengan permasalahan yang ada

yaitu tentang penggunaan teknologi berupa penggunaan takaran pestisida

secara. Umumnya petani kurang memahami hal tersebut bagaimana takaran

yang tepat dalam pengunaan pestisida antara perbandingan air dan juga

pestisida. Kemudian kegiatan penyuluhan dilaksanakan sesuai janji mereka. Saat

dilaksanakan penyuluh mengajari berapa takaran yang tepat dalam penggunaan

pestisida dan juga air. Semakin tinggi konsentrasi maka akan semakin manjur

pestisida yang digunakan. Selain itu petani juga diberitahu akan dampak dari

pembuangan pestisida kepada petani terhadap manusia dan juga lingkungan

karena pestisida dapat mencemari lingkungan Kemudian bila mengenai padi

akan sangat beracun saat dikonsumsi oleh manusia. Maka dari itu penyuluhan
83

tidak hanya fokus pada kegiatan usaha tani tetapi juga hal lain salah satunya

adalah dampak terhadap lingkungan.

. Umumnya hama wereng menyerang tanaman padi menjelang panen.

Hama wereng sangat merugikan petani karena deapat membuat padt terlihat

kosong Selain itu secara fisik sawah yang terkena serangan hama wereng

memiliki ciri ciri banyak areal yang terlhat menguning dan juga gosong seperti

terbakar. Jika ciri ciri tersebut terdapat pada suatu areal sawah hampir dipastikan

wilaah tersebut terkena hama wereng. Hama wereng menyerang dengan

menghisap bulir padi yang hampir masak.Efeknya adalah padi kehilangan bijinya

(Kopong) dan terlihat layu. Dengan diadakanya penyuluhan ini maka diharapkan

petani mampu menggunakan pestisida dengan tepat sesai dengan kadar yang

diharapkan sehingga tidak terbuang sia sia dan mencemari lingkungan.

Gambar 5.10 Penyuluhan Tentang Bagaimana Cara Mencampurkan


Pestisda Yang Benar Sesuai Takaran

5.2.3 Output dan Outcome dari Kegiatan Penyuluhan di BPP Boyolangu


84

Penyuluhan Pertanian adalah proses pembelajaran bagi petani agar

mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam

mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya,

sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan,

dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi

lingkungan hidup.

Secara umum Kegiatan penyuluhan adalah kegiatan memberikan

pendidikan secara non formal kepada petani yang mana pendidikan tersebut

diharapkan mampu membantu petani mengatasi permasalahanya. Secara

langsung melalui kegiatan penyuluhan diadakanlah sekolah lapang yang

tujuanya memberikan pendidikan non formal kepada petani. Dengan demikian

petani mampu menyerap dan mengamalkan apa yang diberikan oleh penyuluh

lapang.

Dalam kegiatan penyuluhan terjadi difusi teknologi. Difusi dari teknologi

pertanian adalah penyebaran teknologi dari bebagai sumber oleh penyulh

kemudian ditransfer kepada petani yang nanti harapanya adalah terjadi teknologi

tersebut diadaptasi oleh petani. Adopsi, dalam penyuluhan pertanian pada

hakikatnya dapat diartikan sebagai proses penerima inovasi atau perubahan

perilaku yang baik berupa pengetahuan, sikap, maupun ketrampilan pada diri

sesorang setelah menerima “inovasi” yang disampaiakan penyuluh oleh

masyarakat sasarannya. Adopsi dalam pembahasan ini menerima sesuatu yang

“baru” yang ditawarkan dan diupayakan oleh pihak lain atau penyuluh. 

Pengadaan sarana produksi dan teknologi secara sereentak merupakan

bentuk difusi yang dilakukan oleh penyuluh pertanian lapang. Difusi tersebut

berupa teknologi berupa cara budidaya tanaman, penggunaan pupuk dan

pestisida , pemberantasan hama dll. Teknologi dan sarana produksi sendiri

berasal dari berbagai sumber terkait yaitu pemerintah yaitu Dinas terkait,
85

Lembaga Penelitian atau bahkan dari petani itu sendiri. Difusi sendiri merupakan

proses penyebaran teknologioleh penyuluh dari berbagai smber kepada petani.

Sarana produksi dan tekologi sangat penting bagi kegiatan usaha tani.

Hal ini dikarenakan dapat membantu dan memudahkan pekerjaan petani.

Pengadaan sarana Produksi yang serentak sangat penting. Hal ini karena

dengan sarana produksi dan teknologi yng disebar secara bersama sama maka

akan mengakibatkan kegiatan usaha tani berjalan serentak dalam satu daerah. .

Maka akan mengakibatkan waktu panen secara bersama sama dalam satu

kelompok maupun desa sehingga dapat memenuhi kebutuhan panganya.

Dalam Kegiatan penyuluhan terdapat Output dan juga Outcome dari

kegiatan Penyuluhan yang dilakukan oleh penyuluh pertanian yang ada di

Kecamatan Boyolangu. Output sendiri merupakan yang didapat secara langsung

dari kegiatan penyuluhan dimana petani menerapkan secara langsung berupa

yang dilakukan petani pasca kegiatan penyuluhan. Sedangkan Outcome adalah

manfaat yang diperoleh dari kegiatan penyuluhan. Berikut ini merupakan tabel

ringkasan dari output dan outcome dari kegiatan penyuluhan di Kecamatan

Boyolangu

Tabel 5.10 Tabel ringkasan output dan outcome kegiatan penyuluhan di


Kecamatan Boyolangu (1)
86

Permasalahan Kegiatan Output Outcome


Penyuluhan
Masih kurangnya 1. Sekolah Lapang 1. Petani 1.Petani
tingkat Pengendaliam memahami dari mendapat ilmu
pengetahuan dan Hama Terpadu apa yang mengenai
ketrampilan pelaku (SLPHT) dimana disampaikan pengendalian
utama tentang petani diajarkan mengenai hama sehingga
pengendalian bagaimana pengendalian diharapkan
Organisme menerapkan dan Organisme mampu
Pengganggu mengatasi Penggangu mengatasi
Tanaman (OPT) masalah Hama Tanaman permasalahan
2. Demplot yaitu 2. Petani mengenai
cara menerapkan hama
menyampaikan di apa yang penggangu
tanah lapang dianjurkan oleh 2. masalah
berupa sawah penyuluh megenai hama
dimana petani 3. Petani dapat dapat teratasi
dapat mencoba dan
mempraktikan mempraktikan
secara langsung apa yang
disampaikan
oleh penyuluh
4. Pemberian
pestisida dari
pemerintah

Tabel 5.10 menjelaskan salah satu permasalahan yang terjadi di

Kecamatan Boyolangu serta apa saja kegiatan penyuluhan yang dilakukan di

Kecamatan Boyolangu dan bagaimana output dan juga outcome dari kegiatan

penyuluhan yang dilaksanakan. Didalamnya terdapat masalah yang dihadapi

kemudian kegiatan penyuluhan apa yang dilakukan serta bagaimana output dan

juga outcome yang terjadi setelah kegiatan penyuluhan berlangsung

Masalah yang pertama adalah masih kurangnya tingkat pengetahuan dan

keterampilan pelaku utama tentang pengendalian Organisme Pengganggu

Tanaman (OPT). Maka dari itu perlu dilakukan kegiatan penyuluhan berupa

Sekolah Lapang Pengendaliam Hama Terpadu (SLPHT). dimana petani

diajarkan bagaimana menerapkan dan mengatasi masalah hama. Kegiatan

penyuluhsan kedua adalah demplot. Demplot merupakan sebuat metode

penyuluhan di tanah lapang berupa sawah dimana petani dapat mempraktikan


87

secara langsung. Umumnya penyuluhan dilakukan di persawahan karena disana

akan memudahkan petani untuk berkumpul. Setelah itu output dari kegiatan

penyuluhan adalah petani memahami dari apa yang disampaikan mengenai

pengendalian Organisme Penggangu Tanaman (OPT). Hal ini dikarenakan

penyuluhan merupakan bentuk pendidikan non formal dari penyuluh kepada

petani. Kemudian yang kedua adalah petani menerapkan apa yang dianjurkan

oleh penyuluh sehingga mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi. Dan

yang ketiga adalah petani dapat mencoba dan mempraktikan apa yang

disampaikan oleh penyuluh karena perlu praktik secara langsung untuk

mendapat hasil yang nyata. Kemudian outcome atau manfaat dari kegiatan

penyuluhan yang dilaksanakan adalah petani mendapat ilmu mengenai

pengendalian hama sehingga mampu mengatasi permasalahan mengenai hama

penggangu sehingga masalah megenai hama dapat teratasi.

Suyono salah satu petani merasakan manfaat yang diperoleh dari

kegiatan SLPHT yang dilakukan oleh para penyuluh.

..‘’ Dari penyuluh saya dikasih obat (pestisida) untuk mengendalikan hama. terus
dipraktikkan di sawah saya yang terkena hama wereng beberapa saat yang lalu.
Dan dengan adanya obat (Pestisida) yang diberikan ampuh untuk mengusir
hama yang menyerang sawah saya ’’.. Sabtu 03 Agustus 2019

Pestisida yang diberikan oleh penyuluh merupakan bantuan dari

pemerintah dalam hal ini adalah Dinas Pertanian Kabupaten Tulungagung. Arif

Muthohar selaku penyuluh mengatakan bahwa sumber dari pestisida obat

obatan berasal dari beberapa perusahaan besar.

...” Pupuk, pestisida,benih dan sejenisnya merupakan bantuan dari Dinas


Pertanian Kabupaten Tulungagung. Biasanya didatangkan dari beberapa
perusahaan pupuk seperti Petrokimia Gresik, Petrosida, Mosanto. Bahkan tidak
jarang distributor datang langsung mengenalkan ke petani. Selain itu juga bisa
dibeli di toko toko tani terdekat. Kadang penjual juga bisa mengarahkan mana
pestisida yang bagus, maupun yang tidak bagus”’... Minggu 4 Agustus 2019
Tabel 5.11 Tabel ringkasan output dan outcome kegiatan penyuluhan di
Kecamatan Boyolangu (2)

Permasalaha Kegiatan Output Outcome


88

n Penyuluhan
Masih 1.Sekolah Lapang 1. Petani 1. Petani
kurangnya diajarkan memahami dapat
tingkat bagaimana dari apa yang menggurangi
pengetahuan menerapkan dan disampaikan penggunaan
pelaku utama mengatasi mengenai pupuk kimia
dalam masalah yang penggunaan yang dapat
menggunakan dihadapi pada pupuk organik mencemari
pupuk organik waktu yang pada lingkungan
pada tanaman ditentukan komoditas 2. Petani
padi jagung 2. Demonstrasi pertanian dapat
dll yaitu penyuluh 2. Petani membuat
medemonstrasikan menerapkan sendiri pupuk
bagaimana cara apa yang organik
pengunaan dan dianjurkan karena bahan
pencampuran oleh penyuluh yang relatif
pupuk dengan tentang mudah
benar dan juga penggunaan 3.Petani
langsung dengan pupuk sesuai mendapat
hasilnya dengan ilmu
takaran mengenai
3. Petani pemanfaatan
dapat bahan untuk
mencoba dan pupuk
mempraktikan organik
apa yang 4. Hemat
disampaikan biaya
oleh penyuluh
tentang
bagaimana
cara
menggunakan
pupuk dengan
benar

Tabel 5.11 menjelaskan salah satu permasalahan yang terjadi di

Kecamatan Boyolangu serta apa saja kegiatan penyuluhan yang dilakukan di

Kecamatan Boyolangu dan bagaimana output dan juga outcome dari kegiatan

penyuluhan yang dilaksanakan.

Masalah kedua adalah masih kurangnya tingkat pengetahuan pelaku

utama dalam menggunakan pupuk organik pada komoditas pertanian umum

seperti padi, jagung, kedelai. Maka dari itu kegiatan penyuluhan yang

dilaksanakan berupa sekolah lapang dan demonstrasi. Pada sekolah lapang


89

petani diajarkan bagaimana menerapkan dan mengatasi masalah yang dihadapi

pada waktu yang ditentukan. Demonstrasi adalah suatu metode dimana

penyuluh medemonstrasikan sesuatu. Dalam hal ini penyuluh

mendemonstrasikan bagaimana cara pengunaan dan pencampuran pupuk

dengan benar dan juga langsung dengan hasilnya. Umumnya penyuluhan

dilakukan di areal persawahan karena disana akan memudahkan petani untuk

berkumpul. Kemudian dari kegiatan penyuluhan tersebut petani petani

memahami dari apa yang disampaikan mengenai penggunaan pupuk organik

pada komoditas pertanian kemudian petani mampu menerapkan apa yang

dianjurkan oleh penyuluh tentang penggunaan pupuk sesuai dengan takaran

sehingga tidak terbuang sia sia sehingga pegurangi pencemaran air karena

penggunaan pupuk. Dan yang terakhir petani dapat mencoba dan

mempraktikan apa yang disampaikan oleh penyuluh tentang bagaimana cara

menggunakan pupuk dengan benar sehingga tahu bagaimana penggunaan

pupuk secara tepat. Kemudian manfaat dari kegiatan penyuluhan yang

dilaksanakan adalah petani dapat menggurangi penggunaan pupuk kimia yang

dapat mencemari lingkungan sehingga petani dapat membuat sendiri pupuk

organik karena bahan yang relatif mudah ditemukan lingkunga disekitar. Dan

yang terakhir adalah hemat biaya karena cukup dengan menggunakan kotoran

ternak dapat digunakan sebagai pupuk

Ferry salah satu petani merasakan manfaat kegiatan penyuluhan tentang

penggunaan pupuk dengan benar sesuai takaran

...‘’Awalnya saya menggunakan pupuk buatan pabrik. Tapi karena punya


kambing jadi kotoranya, saya manfaatkan buat jadi pupuk organik. Pupuk
organik ternyata manjur sekali hasil panen padi meningkat dari yang hasilnya 3
kwintal per petak menjadi 3,5 bahkan 4 kwintal. Selain itu saya juga menjadi
hemat pengeluaran dari srintil (kotoran kambing) saja sudah cukup.’’.. Senin 22
Juli 2019
90

Selain itu dia juga menuturkan bahwa dari pupuk buatan pabrik relatif

mahal. Harga untuk satu karung mencapai ratusan ribu yaitu antara Rp 100.000

hingga Rp. 250.000

...‘’Harga pupuk buatan pabrik relatif mahal sekitar 100.000 sampai 250.000 per
karung. Tergantung mereknya juga. Jadi lebih hemat. Pengeluaran untuk
keperluan yang lain ’’ ...Sabtu 3 Agustus 2019

Kemudian dia juga menuturkan bagaimana cara pembuatan pupuk

organik dari srintil atau biasa disebut dengan kotoran kambing. Langkah yang

dilakukan melalui beberapa proses berikut ulasanya.

...’’ Dikadang ada 8 ekor kambing. Biasanya setiap hari menghasilkan kotoran.
Tiap pagi kotoran kambing dikumpulkan jadi satu untuk dibuat pupuk. Setelah
terkumpul cukup banyak kira kira satu karung dicampur dengan kapur dan juga
cairan em 4 (bakteri) untuk proses fermentasi. Kemudian dibiarkan selama tiga
minggu sampai satu bulan. Nanti bentuknya butiran terus kalau mau digunakan
bisa langsung atau campur air dulu’’....Sabtu 3 Agustus 2019

Tabel 5.12 Tabel ringkasan output dan outcome kegiatan penyuluhan di


Kecamatan Boyolangu (3)

Permasalahan Kegiatan Output Outcome


91

Penyuluhan
Masih kurangnya 1.Sekolah Lapang 1. Petani 1. Menggurangi
tingkat diajarkan -memahami dari penggunaan
pengetahuan bagaimana apa yang pestisida secara
pelaku utama menerapkan dan disampaikan berlebihan
tentang mengatasi mengenai Karena dapat
penggunaan masalah yang penggunaan dan mencemari
pestisida untuk dihadapi pada takaran dosis dari lingkungan
mengatasi waktu yang pestisida 2 Petani
serangan hama ditentukan 2. Petani mendapat ilmu
scara pengunaan 2. Demonstrasi menerapkan apa mengenai takaran
dan juga kadar yaitu penyuluh yang dianjurkan pestisida secara
dosis medemonstrasikan oleh penyuluh tepat sehingga
bagaimana cara tentang efektif mengatasi
pengunaan dan penggunaan hama
pencampuran pestisida sesuai 3. Hama yang
pestisida dengan dengan takaran menyerang
benar dan juga dosis yang tepat tanaman dapat
langsung dengan 3. Petani dapat teratasi
hasilnya mencoba dan
mempraktikan apa
yang disampaikan
oleh penyuluh
tentang
bagaimana cara
menggunakan
dan
mencampurkan
pestisida dengan
benar sesuai
dengan dosis
4. Pemberian
pestisida

Tabel 5.12 menjelaskan salah satu permasalahan yang terjadi di

Kecamatan Boyolangu serta apa saja kegiatan penyuluhan yang dilakukan di

Kecamatan Boyolangu dan bagaimana output dan juga outcome dari kegiatan

penyuluhan yang dilaksanakan.

Masalah ketiga adalah masih kurangnya tingkat pengetahuan pelaku

utama tentang penggunaan pestisida untuk mengatasi serangan hama scara

pengunaan dan juga kadar dosis dari pestisida. Kegiatan penyuluhan yang

dilakukan oleh penyuluh adalah berupa sekolah lapang dan demonstrasi. Pada
92

sekolah lapang diajarkan bagaimana menerapkan dan mengatasi masalah yang

dihadapi pada waktu yang ditentukan. Kemudian adalah demonstrasi dimana

penyuluh medemonstrasikan bagaimana cara pengunaan dan pencampuran

pestisida dengan benar dan juga langsung dengan hasilnya. Semua kegiatan

tersebut dilakukan di lahan persawahan karena untuk memudahkan petani untuk

berkumpul karena bertepatan dengan petani ke sawah. Dari kegiatan

penyuluhan itu petani memahami dari apa yang disampaikan mengenai

penggunaan dan takaran dosis dari pestisida Kemudian setelah memahami apa

yang disampaikan oleh penyuluh petani mampu menerapkan apa yang

dianjurkan oleh penyuluh tentang penggunaan pestisida sesuai dengan takaran

dosis yang tepat. Tidak hanya itu, petani dapat mencoba dan mempraktikan apa

yang disampaikan oleh penyuluh tentang bagaimana cara menggunakan dan

mencampurkan pestisida dengan benar sesuai dengan dosis karena hal ini

sangat penting karena dengan dosis yang sesuai dpat membunuh hama scara

efektif. Manfaat dari kegiatan penyuluhan adalah menggurangi penggunaan

pestisida secara berlebihan karena dapat mencemari lingkungan. Selain itu

petani mendapat ilmu mengenai takaran pestisida secara tepat sehingga efektif

mengatasi hama. Dari semua manfaat yang ada hama yang menyerang tanaman

dapat teratasi.

Sugianto salah seorang petani di desa waung merasakan manfaat dari

penyuluhan yang dilakukan.

..‘’ Maklum saja saya orang awam dengan bantuan dari penyuluh saya menjadi
tahu bagaimana mencampur pestisida dengan benar biasanya 1 botol ukuran
400 ml untuk 1 drum kapasitas 50 liter ternyata 2 botol ukuran 400 ml untuk satu
drum kapasitas 50 liter jadi ampuh untuk membunuh hama wereng yang
menyerang tanaman padi yang hampir panen jadi panen aman. ”’..Senin 22 Juli
2019
93

Kemudian ia juga mengatakan bagaimana cara menggunakan pestisida

yaitu dengan mencampurkan ke dalam air bagaimana menyemprotkan ke

tanaman

..‘’’Cara menggunakanya ya, dicampur dengan air satu drum kapasitas 50 liter
kemudian diaduk. setelah itu dituang kedalam alat penyemprot hama ukuran 15
liter dan kemudian disemprotkan ke tanaman’’.. Sabtu 3 Agustus 2019

Pestisida yang diberikan oleh penyuluh merupakan bantuan dari

pemerintah dalam hal ini adalah Dinas Pertanian kabupaten Tulungagung. Arif

Muthohar selaku penyuluh mengatakan bahwa sumber dari pestisida obat

obatan berasal dari beberapa perusahaan besar.

... ‘’Pupuk, pestisida,benih dan sejenisnya merupakan bantuan dari Dinas.


Biasanya didatangkan dari beberapa perusahaan pupuk seperti Petrokimia
Gresik, petrosida, Monsanto. Bahkan tidak jarang distributor datang langsung
dan mengenalkan ke petani. Selain itu juga bisa dibeli di toko toko tani terdekat.
Kadang penjual juga bisa mengarahkan mana obat yang bagus”’... Minggu 4
Agustus 2019
94

Tabel 5.13 Tabel ringkasan output dan outcome kegiatan penyuluhan di


Kecamatan Boyolangu (4)

Permasalahan Kegiatan Output Outcome


Penyuluhan
Masih kurangnya 1. Sekolah 1. Petani 1.Petani
tingkat Lapang diajarkan -memahami dari mendapat ilmu
pengetahuan dan bagaimana apa yang mengenai
ketrampilan menerapkan dan disampaikan pengendalian
pelaku utama mengatasi mengenai tanaman layu
dalam masalah yang penyakit layu 2. Petani dapat
pengendalian dihadapi pada 2. Petani mengatasi
penyakit layu waktu yang menerapkan apa permasalahan
ditentukan yang dianjurkan tentang masalah
oleh penyuluh penyakit layu yang
pengentasan menyerang
masalah penyakit tanaman
layu
3. Petani dapat
mencoba dan
mempraktikan apa
yang disampaikan
oleh penyuluh
tentang
bagaimana
mengatasi
penyakit layu
secara langsung

Tabel 5.13 menjelaskan salah satu permasalahan yang terjadi di

Kecamatan Boyolangu serta apa saja kegiatan penyuluhan yang dilakukan di

Kecamatan Boyolangu dan bagaimana output dan juga outcome dari kegiatan

penyuluhan yang dilaksanakan.

Masalah keempat adalah masih kurangnya tingkat pengetahuan dan

ketrampilan pelaku utama dalam pengendalian penyakit layu pada tanaman.

Kegiatan penyuluhan yang dilakukan adalah sekolah lapang. Pada pelaksanaaan

sekolah petani diajarkan bagaimana menerapkan dan mengatasi masalah yang

dihadapi pada waktu yang ditentukan yaitu berupa pengentasan masalah layu

penyakit. Dari kegiatan penyuluhan ini. Petani memahami dari apa yang

disampaikan mengenai penyakit layu petani menerapkan apa yang dianjurkan


95

oleh penyuluh mengatasi masalah penyakit layu bagaimana perlakuan pada

tanaman yang layu. Selain itu petani dapat mencoba dan mempraktikan apa

yang disampaikan oleh penyuluh tentang bagaimana mengatasi penyakit layu

secara langsung berupa perlakuan pada tanaman yang layu. Manfaat dari

kegiatan penyuluhan ini adalah petani mendapat ilmu sehingga masalah layu

pada tanaman dapat teratasi.

Mintarsih salah seorang petani di Desa Waung merasakan manfaat dari

penyuluhan yang dilakukan oleh penyuluh BPP Kecamatan Boyolangu

..’’Dari kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh penyuluh, saya diberi tahu
bagaimana cara untuk mengatasi penyakit layu pada tanaman. Yaitu dengan
merawat menyiram dan memberi pupuk biar tanaman tidak layu, merawat setiap
hari .diberi pupuk lalu dibawa ke sinar matahari sehingga tanaman tetap segar’’..
Senin 22 Juli 2019

Tabel 5.14 Tabel ringkasan output dan outcome kegiatan penyuluhan di


Kecamatan Boyolangu (5)

Permasalahan Kegiatan Output Outcome


Penyuluhan
Kurangnya 1. Demplot yaitu 1. Petani 1.Petani
pengetahuan dan cara memahami dari mendapat ilmu
ketrampilan menyampaikan di apa yang mengenai sistem
pelaku utama tanah lapang disampaikan tanam jajar
dalam penerapan berupa sawah mengenai legowo
sistem tanam jajar dimana petani penerapan sistem 2. Meningkatkan
legowo pada dapat tanam jajar produktifitas hasil
tanaman padi mempraktikan legowo panen
secara langsung 2. Petani
2.Sekolah Lapang menerapkan apa
diajarkan yang dianjurkan
bagaimana oleh penyuluh
menerapkan dan mengenai
mengatasi penerapan sistem
masalah yang tanam jajar
dihadapi pada legowo
waktu yang 3. Petani dapat
ditentukan mencoba dan
mempraktikan
tentang
bagaimana cara
menggunakan
pupuk dengan
benar
96

Tabel 5.14 menjelaskan salah satu permasalahan yang terjadi di

Kecamatan Boyolangu serta apa saja kegiatan penyuluhan yang dilakukan di

Kecamatan Boyolangu dan bagaimana output dan juga outcome dari kegiatan

penyuluhan yang dilaksanakan.

Masalah yang kelima adalah kurangnya pengetahuan dan ketrampilan

pelaku utama dalam penerapan sistem tanam jajar legowo pada tanaman padi.

Banyak sekali generasi baru petani yang kurang memahami sistem tanam ini.

Kegiatan penyuluhan yang dilakukan adalah demplot dan sekolah lapang.

Demplot merupakan cara menyampaikan di tanah lapang berupa sawah dimana

petani dapat mempraktikan secara langsung dan tahu bagaimana hasil yang

diperolah. Kegiatan yang kedua adalah sekolah lapang dimana diajarkan

bagaimana menerapkan dan mengatasi masalah yang dihadapi pada waktu yang

ditentukan berupa pengajaran dan penerangan pada temat dan waktu yang

ditentukan. Umumnya kegiatan peyuluhan terjadi pada pagi hari ketika petani

berkumpul di sawah. Dari kegiatan itu petani terutama petani generasi baru

dapat menerapkan sistem tanam ini. Manfaat dari kegiatan penyuluhan ini adalah

petani mendapat ilmu terutama petani generasi baru bagaimana penerapan jajar

legowo dengan benar sehingga diharapkan hasil panen meningkat.

Zaki salah satu petani generasi muda merasakan manfaat yang dilakukan

selama kegiatan penyuluhan tentang jajar legowo.

..‘’ Sebagai generasi penerus petani saya menjadi paham bagaimana teknik jajar
legowo dengan benar.pertama tanah dibajak terlebih dahulu kemudian diberi
bibit padi kemudian diberi pupuk dan dirawat dengan baik. Bapak saya juga
petani dengan adanya kegiatan penyuluhan yang dilakukan dapat menambah
ilmu dan bekal saya nanti untuk melanjutkan pekerjasn bapak’ ..22 Juli 2019

Saat kegiatan KKP berlangsung pada hari Jumat 27 Juli 2018 sedang

terjadi masalah tentang banyaknya hama wereng di berbagia desa. Untuk itu

dilakukan kegiatan penyuluhan tentang pengendalian OPT (Organisme


97

Penggangu Tanaman) di beberapa desa tersebut. Hal ini bertepatan dengan

menjelang musim panen. Umumnya petani kurang mahir dalam

mengatasipermasalahan mengenai OPT (Organisme Penggangu Tanaman).

Pada kawasan tertentu terjadi serangan wereng di beberapa desa di Kecamatan

Boyolangu. Serangan paling parah ada di Desa Pucung Kidul yang menyerang 5

hektare sawah siap panen.

Salah Satu bentuk penyuluhan pertanian di Kecamatan Boyolangu

adalah sekolah Lapang Melalui sekolah lapang yang dilakukan oleh penyuluh

pertanian terjadi hubungan antara murid dan guru. Kegiatan penyuluhan adalah

kegiatan memberikan pendidikan secara non formal kepada petani yang mana

pendidikan tersebut diharapkan mampu membantu petani mengatasi

permasalahanya. Dengan bekal yang diberikan oleh penyuluh lapang petani

dapat mengatasi permasalahanya sendiri sehinggga diharapkan kegiatan usaha

tani menjadi meningkat. Dalam kegiatan ini penyuluh dituntut mendemostrasikan

apa yang menjadi bagian dari materinya bagaimana cara menggunakan atau

melakukan sesuatu yang tepat

Gambar 5.11 Sekolah Lapang Pengendali Hama Terpadu (SLPHT)


98

Sekolah Lapang ini diterapkan dalam penyuluhan pertanian

pemberantasan hama wereng di Desa Pucung Kidul dan Karangrejo Kecamatan

Boyolangu. Pada hari Jumat 27 Juli 2018 dan Senin 30 Juli 2018. Materi yang

disampaikan adalah bagaimana cara menggunakan pestisida yang baik dan

benar serta bagaimana cara meyemprot pestisida ke batang padi secara tepat

supaya pestisida tidak terbuang sia sia. Pestisida yang terbuang sia sia akan

mencemari ekosistem air walaupun sedikit membunuh binatang air yang terkena

pestisida. Selain itu perlu penggunaan pestisida yang tepat guna agar tidak

terbuang sia sia. Dalam hal ini para petani tidak dapat mebedakan antara

pestisida kontak da pestisida sistemik. Maupun perbedaan antara jenis jenis

pestisida. Karena jika salah menggunakan pestisida akan membuat hama tidak

mati. Jika hal ini dibiarkan terjadi maka akan menyebabkan ledakan populasi

pada hama. Hal ini mennyebabkan hama menyerang tanaman padi semakin

banyak dan banyak tanaman padi yang terserang hama.

Dengan adanya kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan output dari

kegiatan penyuluhan adalah petani memahami dari apa yang disampaikan

mengenai pengendalian Organisme Penggangu Tanaman.Karena peenyluhan

merupakan bentuk pendidikan non formal dari penyuluh kepada petani.

Kemudian yang kedua adalah petani menerapkan apa yang dianjurkan oleh

penyuluh sehingga diharapka mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi .

Dan yang ketiga adalah petani dapat mencoba dan mempraktikan apa yang

disampaikan oleh penyuluh karena perlu praktik secara langsung untuk

mendapat hasil yang nyata. Kemudian outcome atau manfaat dari kegiatan

penyuluhan berupa sekolah lapang pada Hari Jumat 27 Juli 2018 yang

dilaksanakan adalah petani mendapat ilmu mengenai pengendalian hama

sehingga diharapkan mampu mengatasi permasalahan mengenai hama

penggangu sehingga masalah megenai hama dapat teratasi


99

Gambar 5.12 Output petani dapat menerapkan cara budi daya yang tepat

. 5.3 Unsur Unsur Kegiatan Penyuluhan di Kecamatan Boyolangu.

Sebelum melakukan kegiatan penyuluhan perlu diperhatikan unsur unsur

dalam penyuluhan itu sendiri. Unsur unsur penyuluhan adalah semua faktor yang

terdapat pada kegiatan penyuluhan yang meliputi sumbe yaitu penyuluh

pertanian lapang,sasaran, materi, metode, media dan alat bantu dan juga waktu

dan tempat.

Dalam matriks programa penyuluhan terdapat beberapa kolom yang

memuat tentang tujuan, permasalahan,sasaran serta bagaimana cara mengatasi

suatu permasalahan. Bagian ini juga bisa juga menjadi ringkasan dari tujuan,

permasalahan serta bagaimana solusi mengatasi masalah tersebut. Salah satu

kegiatan yang diagendakan adalah kegiatan penyuluhan pertanian. Didalam

kegiatan penyuluhan memerlukan beberapa hal penting atara lain sebelum

melakukan kegiatan penyuluhan perlu diperhatikan mengenai unsur unsrur

penyuluhan itu sendiri. semua faktor yang terdapat pada kegiatan penyuluhan

yang meliputi sumbe yaitu penyuluh pertanian lapang,sasaran, materi, metode,

media dan alat bantu dan juga waktu dan tempat. Semua hal tersebut wajib ada

dalam kegiatan penyuluhan.


100

5.3.1 Metode Penyuluhan Pertanian

Metode penyuluhan pertanian merupakan cara penyampaian materi

penyuluhan pertanian kepada pelaku utama dan pelaku usaha agar mereka mau

dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses

informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya sebagai upaya

untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha,pendapatan dan

kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam melestarikan fungsi

lingkungan hidup.

Metode penyuluhan pertanian erat kaitannya dengan metode belajar

oranag dewasa (andragogy). Menurut Kamaruzzan 2016, Untuk keberhasilan

tersebut maka perlu ada suatu tehnik atau cara dalam bentuk metode

komunikasi kegiatan penyuluhan yang tepat, sehingga metode komunikasi

penyuluhan ini nanti menjadi sebuah model baru bagi daerah lain untuk

diterapkan dalam kelompok tani

A. Penggolongan Metode Penyuluhan Pertanian

Untuk mempermudah mempelajari jenis-jenis metode penyuluhan pertanian,

dilakukan penggolongan antara lain:

1. Penggolongan Berdasarkan Teknik komunikasi

Berdasarkan teknik komunikasi, metode penyuluhan pertanian digolongkan

menjadi:

1) komunikasi langsung (direct communication/face to face communication),

contohnya: obrolan di sawah, obrolan di balai desa, obrolan di rumah,

telepon/HP, kursus tani, demonstrasi karyawisata, dan pameran,

2) komunikasi tidak langsung (indirect communication), contohnya publikasi

dalam bentuk cetakan, poster, siaran radio/TV, dan pertunjukan film. Jadi, dalam

kegiatan komunikasi tidak langsung, pesan disampaikan melalui perantara


101

(medium atau media). Untuk metode yang dipilih bedasarkan teknik penyuluh

lebih sering menggunakan teknik secara langsung. Hal ini bertujuan agart petani

mudah memahami apa yang disampaikan). 

2. Penggolongan Berdasarkan Jumlah Sasaran

1. Pendekatan Perorangan

Dalam metode ini, penyuluh berhubungan secara langsung maupun tidak

langsung dengan sasarannya secara perorangan. Metode perorangan atau

personal approach sangat efektif digunakan dalam penyuluhan karena sasaran

dapat secara langsung memecahkan masalahnya dengan bimbingan khusus dari

penyuluh. Adapun jika dilihat dari segi jumlah sasaran yang ingin dicapai, metode

ini kurang efektif karena terbatasnya jangkauan penyuluh untuk mengunjungi dan

membimbing sasaran secara individu. Metode pendekatan individu akan lebih

tepat digunakan dalam mendekati tokoh-tokoh masyarakat yang berpengaruh

ataupun pada golongan peternak atau peternak yang menjadi panutan

masyarakat setempat. Metode pendekatan perorangan pada hakikatnya adalah

paling efektif dan intensif dibanding metode lainnya, namun karena berbagai

kelemahan di dalamnya, maka pendekatan ini jarang diterapkan pada program-

program penyuluhan yang membutuhkan waktu yang relatif cepat. Dalam hal ini

para penyuluh berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan

sasaran secara perorangan. Contohnya :

a. Kunjungan ke rumah peternak, ataupun peternak berkunjung kerumah

penyuluh dan kekantor.

b. Surat menyurat secara perorangan.

c. Demonstrasi pilot

d. Belajar perorangan, belajar praktik.

e. Hubungan telepon (Hidayati, 2014)


102

2 Pendekatan Kelompok

Dalam metode pendekatan kelompok, penyuluh berhubungan dengan

sasaran penyuluhan secara kelompok. Metode pendekatan kelompok atau group

approac

Metode kelompok pada umumnya berdaya guna dan berhasil guna tinggi.

Metode ini lebih menguntungkan karena memungkinkan adanya umpan balik,

dan interaksi kelompok yang memberi kesempatan bertukar pengalaman

maupun pengaruh terhadap perilaku dan norma para anggotanya. Dalam hal ini

penyuluh berhubungan dengan kelompok sasaran Contohya :

a. pertemuan (contoh : di rumah, di saung, di balai desa, dan lain-lain

b. Perlombaan.

c. Demonstrasi cara/hasil.

d. Kursus ternak.

e. Musyawarah/diskusi kelompok/temu karya.

f. Karyawisata.

3. Pendekatan Massal,

Metode pendekatan massal atau mass approach. Sesuai dengan

namanya, metode ini dapat menjangkau sasaran dengan jumlah yang cukup

banyak. Dipandang dari segi penyampaian informasi, metode ini cukup baik,

namun terbatas hanya dapat menimbulkan kesadaran dan keingintahuan

semata. Hal ini disebabkan karena pemberi dan penerima pesan cenderung

mengalami proses selektif saat menggunakan media massa sehingga pesan

yang diampaikan mengalami distorsi contohnya: pameran, pemutaran film, siaran

pedesaan/TV, pemasangan poster, pemasangan spanduk, dan penyebaran

bahan bacaan (folder, leaflet, liptan, brosur).( Hidayati, 2014)


103

Untuk jumlah kegiatan penyuluhandi kecamatan Boyolangu, bedasarkan

jumlah sasaran mecakup ketiga jenis diatas. Pendekatan perorangan biasanya

penyulh datang ke rumah ketua kelompok tani membahas tentang permasalahan

yang dihadapi. Sedangkan bedasarkan kelompok biasanya penyuluh datang ke

kelompok tani.

Gambar 5.13 Pendekatan Perorangan yang dilakukan oleh Penyuluh

Pendekatan merupakan kegiatan penyuluhan pertanian yang dilakukan

secara langsung kepada sasaran.  Kunjungan dapat dilakukan ke tempat

sasaran yaitu lahan usaha tani atau ke rumah berupa pendekatan

perorangan.Selain itu, apabila penyuluh melakukan kunjungan pada kelompok

tani disebut pendekatan kelompok, dan jika penyuluh memberikan ceramah

kepada sasaran yang jumlahnya banyak dan heterogen, disebut pendekatan

kelompok.. Pada Kegiatan pada gambar diatas dilakukan pendekatan

perorangan pada hari Senin 8 Juli 2018 membahas tentang bagaimana budidaya

melon dan semangka. Kegiatan tersebut berlangsung di rumah bapak Suwarno

di Desa Waung Kecamatan Boyolangu.


104

Gambar 5.14 Pendekatan secara Berkelompok

Selain dilakukan pendekatan secara individu, para penyuluh melakukan

penyuluhan dengan menggunakan pendekatan secara berkelompok. Hal ini yang

umumnya dan sering dilakukan oleh penyuluh dalam melakukan kegiatan

penyuluhan di beberapa wilayah di Kacamatan Boyolangu. Hal ini dilakukan agar

memudahkan kegiatan penyuluhan agar informasi tersalur dengan cepat jika

dilakukan secara berkelompok. Hal ini dilakikan pada saat kegiatan penyuluhan

pada hari Rabu 17 Juli 2018 di rumah Bapak Wiji selaku pimpinan kelompok tani.

Yang menjadi pokok penyuluhanadalah tentang bagaimana mengatasi hama

padi dengan benar karena pada saat ini menjelang panen. Hama yang

menyerang antara lain wereng, walang sangit, tikus dan juga burung pipit.

Binatang tersebut umumnya menyerang beberapa komoditas pertanian

terutamapadi. Padi yang diserang umumnya adalah padi yang hampir memasuki

masa panen karena didalamnya terdapat bulir padi.

5.3.2 Sasaran atau Penerima Penyuluh Pertanian

Pihak yang paling berhak memperoleh manfaat penyuluhan meliputi

sasaran utama dan sasaran antara. Sasaran utama penyuluhan yaitu pelaku

utama dan pelaku usaha. Sasaran antara penyuluhan yaitu pemangku

kepentingan lainnya yang meliputi kelompok atau lembaga pemerhati pertanian,


105

serta generasi muda dan tokoh masyarakat. Pemilihan sasaran penyuluhan

harus tepat agar materi yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan dan dapat

memecahkan prmasalahan yang dihadapi. UUD RI No. 16, tentang Sistem

Penyuluhan Prtanian, Perikanan dan Kehutanan, BAB III pasal 5, mengatakan

bahwa sasaran penyuluhan pertanian adalah :

1. Pihak yang paling berhak memperoleh manfaat penyuluhan meliputi

sasaran utama dan sasaran antara.

2. Sasaran utama penyuluhan yaitu pelaku utama dan pelaku usaha.

Sasaran antara penyuluhan yaitu pemangku kepentingan lainnya yang meliputi

kelompok atau lembaga pemerhati pertanian, perikanan,, dan kehutanan serta

generasi muda dan tokoh masyarakat (Kusnadi, 2011)

Gambar 5.15 Sasaran Kegiatan Penyuluhan adalah Para Petani

Dalam kegiatan penyuluhan di Kecamatan Boyolangu. Sasaran utama

dari para penyuluh untuk diberi materi penyuluhan adalah para petani terutama

kelompok tani beserta anggotanya. Pada hari Rabu 17 Juli 2018 diadakan

penyuluhan di rumah bapak Trimo di Desa Sobontoro Kecamatan Boyolangu.


106

Dalam kegiatan tersebut membahas tentang bagaimana cara untuk penanaman

tanaman jagung beserta takaran pupuk yang digunakan agar hasilnya maksimal.

Pada umumnya petani kurang paham mengenai bagaimana cara untuk menakar

pupuk dengan benar agar tahan hasil panen bagus dan tidak rentan terhadap

penyakit layu karena bertepatan pada musim kemarau.. Maka dari itu dilakukan

kegiatan penyuluhan di rumah Bapak Trimo dengan mendatangkan anggota

kelompok taninya

5.3.3 Media dan Alat Bantu Penyuluhan Pertanian

Media penyuluhan adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan

pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan pelaku utama dan

pelaku usaha sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri

pelaku utama dan pelaku usaha pertanian tersebut. Ery dkk 2014 mengatakan

Penggunaan media ini bertujuan agar menarik dan mudah dimengerti oleh

petani, sehinga petani akan memperhatikan, mengingatkan, mencoba dan

menerima ide-ide yang dikemukakan oleh penyuluh. Media yang digunakan

untuk menampilkan pesan informasi yang ingin disampaikan oleh penyuluh

sehingga sasaran (petani) dapat meningkatkan pengetahuannya yang akhirnya

diharapkan dapat berubah perilakunya kearah positif tentang perkebunan kelapa

sawit serta menghindari kesalahan persepsi petani tentang informasi, serta

mempermudah transfer teknologi bagi petani. Melalui media penyuluhan

pertanian, petani dapat meningkatkan interaksi dengan lingkungan sehingga

proses belajar dapat berjalan dan pesan dengan mudah dan jelas. Alat bantu

penyuluhan Perlengkapan berfungsi sebagai perantara yang menghubungkan

penyuluh dengan petani/peternak sebagai alat untuk melaksanakan komunikasi,

sehingga dengan menggunakan dapat menghasilkan keefektifan metode dan

mempercepat diterimanya bahan informasi.


107

Alat bantu yang digunakan dalam kegiatan tegantung sesuai dengan

kondisi dan materi yang disuluhkan. Hampir semua alat bantu diatas pernah

digunaakan. Untuk alat bantu yang siftnya memperluas juga digunakan seperti

pengeras suara. Hal ini digunakan agar petani mudah mendapat informasi.

Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat yang digunakan penyuluh dalam

menyampaikan informasi. Alat bantu ini disusun berdasarkan prinsip bahwa

pengetahuan yang ada pada setiap manusia diterima atau ditangkap melalui

panca indra. Semakin banyak indra yang digunakan untuk menerima sesuatu

maka semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian/pengetahuan yang diperoleh.

Alat bantu penyuluhan Perlengkapan berfungsi sebagai perantara yang

menghubungkan penyuluh dengan petani/peternak sebagai alat untuk

melaksanakan komunikasi, sehingga dengan menggunakan dapat menghasilkan

keefektifan metode dan mempercepat diterimanya bahan informasi

Untuk alat peraga seperti tanaman digunakan saat demplot. Sedangkan

alat bantu seperti gambar biasanya leaflet digunakan saat menerangkan suatu

materi yang sifatnya sistematis. Alat ilustratif bisa digunakan sebagai media

penyuluha seperti leaflet biasanya sering digunakan untuk media menyalurkan

materi penyuluhan. Leaflet diisi dengan gambar yang menarik dan urutan

sistematis supaya mudah diterima oleh para petani. Untuk alat seperti

manipulatif yang sering digunakan adalah seperti sekop, cangkul yang digunakan

ntuk mendemokan kegiatan penyuluhan yang mana hal tersebut untuk

mempermudah diterima dan diterpakan oleh para petan

Sayamar, dkk (2014) medngatakan penggunaan media ini bertujuan agar

menarik dan mudah dimengerti oleh petani, sehinga petani akan memperhatikan,

mengingatkan, mencoba dan menerima ide-ide yang dikemukakan oleh

penyuluh.
108

Dalam melaksankakan kegiatan penyuluhan. Para penyuluh di

Kecamatan Boyolangu menggunakan alat abtu yang berupa Leaflet. Leaflet ini

berupa kertas yang mana didalamnya berisi materi penyuluhan yang ingin

disampaikan. Penggunaan leaflet ini sangat efisien karena dapat digunakan

kapanpun sehingga dapat digunakan untuk musim bahkan tahun berikutnya jika

permasalahn ayng didapat adalah sama. Hal ini sama seperti saat menyuluhkan

petani yang akan melakukan tanam padi. Pada Tahun 2018 musim tanam terjadi

pada bulan Mei hingga Juni.

Alat bantu dan media digunakan dalam kegiatan tegantung sesuai

dengan kondisi dan materi yang disuluhkan. Hal ini bertujaan agrar apa yang

disampaikan oleh penyuluh dapat tersampaikan dan diterima dengan baik oleh

petani sehingga bisa diterapkan. Namun alat bantu yang digunakan biasanya

bersifat ilustratif adalah leaflet

5.16 Leaflet digunakan penyuluh sebagai media


109

5.3.4 Materi Penyuluhan Pertanian

Menurut pengertian bahasa materi berarti segala sesuatu yang tampak.

Dalam pengertian yang lebih luas materi sering diartikan sesuatu yangmenjadi

bahan untuk diujikan, dipikirkan, dibicarakan, dikarangkan, atau disampaikan.

Dibidang penyuluhanpertanian materi penyuluhan diartikan sebagai pesan yang

akan disampaikanoleh penyuluh kepada sasaran penyuluhan. Pesan penyuluhan

dapat berupa pesankognitif, afektif, psikomotorik maupun pesan kreatif. Pesan

penyuluhan ada yang bersifat anjuran (persuasif),larangan (instruktif),

pemberitahuan (informatif) dan hiburan (entertainment). Dalam bahasa teknis

penyuluhan, materi penyuluhanseringkali disebut sebagai informasi pertanian

(suatu data/bahan yangdiperlukan penyuluh, petani-nelayan, dan masyarakat

tani). Materipenyuluhan antara lain dapat berbentuk pengalaman misalnya

pengalamanpetani yang sukses mengembangkan komoditas tertentu, hasil

pengujian/hasilpenelitian, keterangan pasar atau kebijakan yang dikeluarkan

pemerintah . (Far-Far, Felecia, P Adam Merlin Batlayeri, Risyart. A. 2013)

Yana Mulyana (2017) mengatakan Sumber-Sumber Materi Penyuluhan

Pertanian antara lain :

a. Sumber resmi dari instansi pemerintah, seperti : Kementrian / dinas-dinas

terkait, Lembaga penelitian dan pengembangan, Pusat-pusat pengkajian,

Pusat-pusat informasi, Pengujian lokal yang dilaksanakan oleh penyuluh

b. Sumber resmi dari lembaga-lembaga swasta/lembaga swadaya

masyarakat yang bergerak dibidang penelitian, pengkajian dan

penyebaran informasi
110

c. Pengalaman petani, baik pengalaman usahataninya sendiri atau hasil dari

petak pengalaman yang dilakukan secara khusus dengan atau tanpa

bimbingan penyuluhnya.

Sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya : informasi pasar dari para

pedagang, perguruan tinggi dan lain-lain.

Dalam melaksanakan penyuluhan banyak sekali materi yang diperoleh

dari berbagai sumber. Materi penyuluhan umumnya bersifat teknis maupun non

teknis. Materi yang sifatnya teknis contohnya adalah tentang penggunaan

pestisida, penggolahan limbah, penanaman jajar legowo dan semua yang

sifatnya membantu kinerja petani dalam melaksanakan tugasnya. Umumnya

petani di Kecamatan Boyolangu melakukan kegiatan usaha tani secara

berkelompok. Bedasarkan programa penyuluhan tahun 2018 umumnya masalah

petani adalah bersifat teknis. Pesan yang digunakan dalam materi penyuluhan

adalah bersifat instruktif yang memberikan pengarahan kepada para petani.

Gambar 5.17 Salah Satu Bentuk Materi Penyuluhan di BPP Boyolangu


111

Contoh materi diatas digunakan pada saat terjadi serangan wereng coklat

yang terjadi pada bulan Juli 2018 yang menyerang tanaman padi di beberapa

seperti Desa Pucung Kidul, Sanggrahan dan Karangrejo. Serangan paling parah

terjadi di Desa Pucung Kidul pada hari Jumat 27 Juli 2018 yang menyerang 5

hektare sawah siap panen. Maka dari itu kegiatan penyuluhan dengan materi

pemberantasan hama perlu dilakukan. Dengan materi yang dibuat maka

diharapkan petani dapat memahami apa yang disampaikan oleh penyuluh

sehingga masalah akan hama wereng dapat teratasi.

5.3.5 Penggunaan Unsur Unsur Penyuluhan Sesuai Dengan Fakta di


Lapangan Oleh BPP Boyolangu.

Kegiatan Penyuluhan pertanian di Kecamatan Boyolangu terdapat

permasalahan yang ada di lapangan. Permasalahan tersebut diikhtisarkan di

dalam Progrma Penyuluhan Pertanian Kecamatan Boyolangu 2018. Hal ini

tertera pada Matriks Penyuluhan Kecamatan Boyolangu Tahun 2018.

Para penyuluh lapnag yang ada di BPP Kecamatan Boyolangu bekerja

selama hari kerja dalam satu minggu yaitu hari Senin hingga Jumat. Dalam

menjalankan ugasnya PPL dibagi dalam setiap desa. Seorang PPL dapat

memegang dan menangani permasalahan hingga lebih dari 2 desa. Kegiatan

Penyuluhan dilakukan seminggu 2 hingga 4 kali. Biasanya penyuluh datang

untuk menangani masalah yang ada pada paras petani. Di dalam Jadwal

penyuluh dapat bekerja dari senin hingga kamis dan pada hari Jumat diadakan

koordinasi di BPP untuk kegiatan Lebih lanjut. Jika perlu penyuluh dapat bekerja

diluar jam kerja tergantung dari janji dengan petani


112

Gambar 5.18 Jadwal Kegiatan Penyuluhan

Penyuluh menempati posisi yang penting sebagai agen perubahan atau

“agent of change” di dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian, karena

penyuluh lah yang berhubungan langsung dengan petani di lapangan. Peranan

penyuluh sebagai agen perubahan yaitu mendorong petani untuk melakukan

perubahan-perubahan yang lebih terarah dan moderen dalam kegiatan usaha

tani melalui perubahan-perubahan pada petani itu sendiri. Perubahan yang

diharapkan oleh penyuluh adalah perubahan pengetahuan, ketrampilan, sikap,

dan motif tindak petani, sehingga petani dapat mencapai keberhasilan usahatani

yaitu peningkatan pendapatan dan produktifitas usahatani untuk meningkatkan

kesejahteraan petani dan keluarganya. (Kausar, Marjelita, L , Yulida, R . 2012)

Peran penyuluh vital bagi pembangunan pertanian hal ini berkaitan

dengan produktivitas yang dihasilkan oleh petani. Hasil pertanian tidak lepas dari

peran penyuluh karena didalam kegiatan berusaha tani tentu dapat mengalami
113

berbagai masalah baik yang sifatnya teknis maupun ekonomi. Permasalahan

yang bersifat teknis contohnya tentang pengendalian hama yang dapat

menggangu produksi tanaman pertanian. Maka dari itu penyuluh perlu

memahami permasalahan yang dihadapi oleh petani sehingga diharapkan

mampu mengatasi permasalahan mereka.

Semua tentang permasalahan sudah terangkum di dalam Programa

Penyuluhan Tahun 2018. Didalam dokumen tersebut tercantumkan berbagai

permasalahan yang dihadapi selama kedepanya beserta penggunaan metode

dan materi yang tepat. Semua permasalahan terangkum selama satu tahun dari

Januari 2018 hingga Desember 2018. Umumnya masalah yang dihadapi ada

yang berifat teknis maupun teknis untuk teknis biasanya mengenai cara kegiatan

budidaya dengan tepat serta bagaimana cara menangani permasalahan

mengenai kegiatan budi daya seperti hama dan penyakit yang menyerang

tanaman.

Gambar 5.19 Kegiatan Tahunan BPP Kecamatan Boyolangu 2018


114

Sebagaimana pada Gambar 5.19, permasalahan pertama adalah masih

kurangnya tingkat pengetahuan dan ketrampilan pelaku utama tentang

pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) berdasarkan Prinsip

Hama Terpadu pada tanaman padi sebesar 30%. Angka 30 % merupakan angka

real (Faktual) dari jumlah petani di Kecamatan Boyolangu. Hal ini bertujuan untuk

meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pelaku utama tentang pengendalian

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) berdasarkan Prinsip Hama Terpadu

pada tanaman padi dari 30% menjadi 42% . Materi yang digunakan adalah materi

tentang Pupuk organic dan manfaatnya dan bagaimana cara pembuatan pupuk

organic aplikasi. Metode yang digunakan adalah metode diskusi dan juga

demplot. Untuk tempat sendir ada di beberapa desa yaitu yaitu Desa Pucung,

Boyolangu. Wajak Lor Sanggrahan, Beji. Waktu pelaksanan dari kegiatan

tersebut adalah antara Bulan Januari Hingga Agustus 2018. Dan sasaran dari

kegiatan ini adalah kelompok tani yang ada di desa tersebut yangmana seluruh

anggota kelomok tani dikumpulkan menjadi satu di yang sebelumnya sudah

dijanjikan seperti rumah warga ataupun sawah. Kegiatan ini dilakukan 2 hingga 4

kali per minggu

Permasalahan yang kedua adalah masalah tentang masih kurangnya

tingkat pengetahuan pelaku utama dalam menggunakan pupuk organik pada

tanaman padi sebesar 31%. Kegiatan ini bertujuan untuk Meningkatkan

pengetahuan paada tanaman padi dari 31% menjadi 46% pelaku utama dalam

menggunakan pupuk organik untuk materi dari kegiatan penyuluhan tersebut

adalah Prinsip PHT(Pengendalian Hamaterpadu) Hama padi (tikus, wereng,

penggerek batang,). Hama tersebut banyak sekali menyerang padi di semua

desa di Kecamatan Boyolangu terutama di Desa Sanggrahan, Pucung, Wajak

Lor, Boyolangu, Moyoketen Gedang Sewu. Maka dari itu kegiatan penyuluhan

terpusat di desa tersebut. Untuk metode yang digunakan adalah sama yaitu
115

Ceramah yaitu secara pendekatan perorangan . diskusi kelomok .Untuk waktu

dilakukan sepanjang tahun. Sasaran dari kegiatan ini adalah petani dan

keluarganya. Kegiatan ini dilakukan 2 hingga 4 kali per minggu

Permasalahan yang ketiga adalah masih kurangnya tingkat pengetahuan

pelaku utama tentang pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

berdasarkan Prinsip Hama Terpadu pada tanaman jagung sebesar 30%.

Kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan pelaku utama

tentang pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) berdasarkan

Prinsip Hama Terpadu pada tanaman jagung dari 35% menjadi 40%. Materi yang

digunakan adalah tentang pengetahuana akan hama itu sendiri pestisida yang

tepat dan yang terakhir dalah tentang musuh alami dari ham tersebuut. Kegiatan

penyuluhan dilaksanakan di semua desa yang ada di Kecamatan Boyolangu

terutama di Desa Sanggrahan, Beji Sobontoro, Boyolangu. Hal ini dilakukan

karena umumnya pada desa tersebut banyak masyaraktnya yang terdidik.

Metode yang digunakan adalah hampir sama yaitu diskusi secara kelompok

maupun perorsangan , Temu lapang, Demplot dll. Untuk waktu dilakanakan pada

4 bulan terakhir tahun yaitu September- Desember karena untuk pengenalan

hama yang biasa muncul saat masa menjelang panen yaitu bulan Desember.

Kegiatan in dilakukan selama 1 minggu dengan frekuensi 2 hingga 4 kali per

minggu

Permasalahan yang keempat adalah masih kurangnya tingkat

pengetahuan pelaku utama tentang pengendalian Organisme Pengganggu

Tanaman (OPT) berdasarkan Prinsip Hama Terpadu pada tanaman kedelei

sebesar 25%. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan pelaku

utama tentang pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

berdasarkan Prinsip Hama Terpadu pada tanaman kedelei dari 40% menjadi

50% Untuk materi dari kegiatan penyuluhan ini adalah mengenai hama yang
116

menyerang kedelai, musuh alami dan pestisida yang tepat sesuai dengan musuh

alami. Kegiatan penyuluhan dilaksanakan di semua desa yang ada di

Kecamatan Boyolangu terutama di Desa Sanggrahan, Beji Sobontoro,

Boyolangu.hal ini umumnya banyak lahan tegal yang ada didaerah tersebut dan

ditanami oleh kedelai.. metode yang digunakan adalah hampir sama yaitu diskusi

secara kelompok maupun perorsangan. Temu lapang, Demplot dll. Waktu

dilakanakan pada 4 bulan terakhir tahun yaitu September- Desember karena

untuk pengenalan hama yang biasa muncul saat masa menjelang panen yaitu

bulan Desember. Kegiatan in dilakukan selama 1 minggu dangan frekuensi 2

hingga 4 kali per minggu

Permasalahan yang kelima adalah Kurangnya pengetahuan dan

ketrampilan pelaku utama dalam penerapan sistem tanam jajar legowo pada

tanaman padi sebesar 20%. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan

dan ketrampilan PU dalam sistem tanam jajar legowo pada tanaman padi 40-60

%. Materi dari kegiatan penyuluhan ini adalah Teknis tanam jajar legowo.

Kegiatan penyuluhan dilaksanakan di semua desa yang ada di Kecamatan

Boyolangu terutama di Desa Sanggrahan, Beji Sobontoro, Boyolangu. Pucung.

Tanjungsari Sanggrahan. Hal ini umumnya banyak lahan sawah yangada

didaerah tersebut.. Metode yang digunakan adalah hampir sama yaitu diskusi

secara temu lapang, Demplot dll. Untuk waktu dilakanakan pada Januari –

September yang bertepatan dengan waktu tanam. Kegiatan in dilakukan selama

1 minggu dengan frekuansi 2 hingga 4 kali per minggu


117

Gambar 5.20 Materi Tentang Jajar Legowo

Permasalahan yang keenam adalah masih kurangnya tingkat

pengetahuan dan ketrampilan pelaku utama dalam melakukan pemupukan

berimbang pada tanaman padi sebesar 40%. Tujuan dari kegiatan ini

meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pelaku utama dalam melakukan

pemupukan berimbang pada tanaman padi dari 45% menjadi 55%. Materi yang

digunakan adalah meteri tentang unsur mikro dan makro untuk tanaman dan

bagaimana penggunaan pupuk yang tepat. Metode yang digunakan adalah

metode diskusi dan juga demplot. Untuk tempat sendir ada di beberapa desa

yaitu Desa Pucung, Boyolangu. Wajak lor Sanggrahan, Beji, Tanjungsari. Namun

umumnya dilakukan di seluruh dea di Kecamatan Boyolangu. Waktu pelaksanan

dari kegiatan tersebut adalah antara Bulan Januari Hingga Agustus 2018. Dan
118

sasaran dari kegiatan ini adalah kelompok tani yang ada di desa tersebut yang

mana seluruh anggota kelomok tani dikumpulkan menjadi satu di yang

sebelumnya sudah dijanjikan seperti rumah warga ataupun sawah. Kegiatan ini

dilakukan 2 hingga 4 kali per minggu

Gambar 5.21 Bentuk Penyuluhan dengan Metode Diskusi

Permasalahan yang ketujuh adalah masih kurangnya tingkat

keterampilan pelaku utama tentang melakukan pemupukan berimbang pada

tanaman jagung sebesar 40%. Tujuan dari kegiatan ini meningkatkan ketrampilan

pelaku utama tentang melakukan pemupukan berimbang pada tanaman jagung

dari 35% menjadi 45% Materi yang digunakan adalah meteri tentang unsur mikro

dan makro untuk tanaman dan bagaimana penggunaan pupuk yang tepat.

Metode yang digunakan adalah metode diskusi dan juga demplot. Untuk tempat

sendir ada di beberapa desa yaitu Pucung, Boyolangu. Wajak lor Sanggrahan,

Beji, Tanjungsari. Namun umumnya dilakukan di seluruh desa di Kecamatan


119

Boyolangu. Waktu pelaksanan dari kegiatan tersebut adalah antara Bulan

Januari Hingga Agustus 2018. Dan sasaran dari kegiatan ini adalah kelompok

tani yang ada di desa tersebut yang mana seluruh anggota kelomok tani

dikumpulkan menjadi satu di yang sebelumnya sudah dijanjikan seperti rumah

warga ataupun sawah. Kegiatan ini dilakukan 2 hingga 4 kali per minggu.

Permasalahan yang kedelapan adalah masih kurangnya tingkat

ketrampilan pelaku utama tentang melakukan pemupukan berimbang pada

tanaman jagung sebesar 40%. Tujuan dari kegiatan ini meningkatkan ketrampilan

pelaku utama tentang melakukan pemupukan berimbang pada tanaman jagung

dari 35% menjadi 45% Materi yang digunakan adalah meteri tentang unsur mikro

dan makro untuk tanaman dan bagaimana penggunaan pupuk yang tepat.

Metode yang digunakan adalah metode diskusi dan juga demplot. Untuk tempat

sendiri ada di beberapa desa yaitu Desa Pucung, Boyolangu. Wajak lor

Sanggrahan, Beji, Tanjungsari. Namun umumnya dilakukan di seluruh desa di

Kecamatan Boyolangu. Waktu pelaksanan dari kegiatan tersebut adalah antara

Bulan Januari Hingga Agustus 2018. Dan sasaran dari kegiatan ini adalah

kelompok tani yang ada di desa tersebut yangmana seluruh anggota kelomok

tani dikumpulkan menjadi satu di yang sebelumnya sudah dijanjikan seperti

rumah warga ataupun sawah. Kegiatan ini dilakukan 2 hingga 4 kali per minggu

Permasalahan yang kesembilan adalah Masih kurangnya tingkat

pengetahuan pelaku utama tentang pemupukan berimbang tembakau sebesar

50% Tujuan dari kegiatan ini Meningkatakan pengetahuan pelaku utama tentang

Pemupukan berimbang tembakau dari 25% menjadi 35%. Materi yang

digunakan. Pengetahuan pupuk berimbang Metode yang digunakan adalah

metode diskusi dan ceramah. Tempat dilakukan kegiatan ini ada di beberapa

desa yaitu Desa Pucung, Boyolangu. Wajak lor Sanggrahan, Beji, Tanjungsari.

Namun umumnya dilakukan di seluruh dea di Kecamatan Boyolangu. Waktu


120

pelaksanan dari kegiatan tersebut adalah antara Bulan Januari Hingga Agustus

2018. Dan sasaran dari kegiatan ini adalah kelompok tani yang ada di desa

tersebut yangmana seluruh anggota kelomok tani dikumpulkan menjadi satu di

yang sebelumnya sudah dijanjikan seperti rumah warga ataupun sawah.

Kegiatan ini dilakukan 2 hingga 4 kali per minggu.

Permasalahan yang terakhir adalah masih kurangnya tingkat

pengetahuan dan ketrampilan pelaku utama dalam pengendalian penyakit layu

tembakau sebesar 45% Tujuan dari kegiatan ini Meningkatkan pengetahuan

pelaku utama tentang pencegahan dan pengendalian penyakit layu

solanacearum tembakau dari 25% menjadi 35%. Materi yang digunakan.adalah

mengenai pengendalian penyakit layu tembakau Metode yang digunakan adalah

metode diskusi dan ceramah. Tempat dilakukan kegiatan ini ada di beberapa

desa yaitu yaitu Ngranti, Kendalbulur, Waung, Bono, Tanjungsari. Waktu

pelaksanan dari kegiatan tersebut adalah antara Bulan Juni Hingga Agustus.

Pada Saat ini terjadi musim kemarau. Dan sasaran dari kegiatan ini adalah

kelompok tani yang ada di desa tersebut yangmana seluruh anggota kelomok

tani dikumpulkan menjadi satu di yang sebelumnya sudah dijanjikan seperti

rumah warga ataupun sawah. Kegiatan ini dilakukan 2 hingga 4 kali per minggu.

Kemampuan yang paling penting adalah kemampuan komunikasi Untuk

menjadi seorang diperlukan kompetansi dan salah satunya adalah komunikasi.

Komunikasi itu sangat penting karena berguna untk interaksi dengan petani.

Menjadi penyuluh pertanian perlu belajar bahasa setempat agar mampu

berkomunikasi dengan warga setempat agar terjadi persamaan makna antara

penyuluh dan petani. Selain agar tidak terjadi perbedaan maksud antara

penyuluh dan petani menggunakan bahsa setempat terutama bahasa yanng

halus dan sopan adalah sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan

kepada para petani karena umumnya para petani adalah para lansia Selain itu
121

perlu pengetahuan yang luas tentang pertanian karena dituntut untuk membantu

pemecahan masaah petani sehingga parapetani mampu keluar dari

permasalahanya. Pengetahuan tersebut antara lain pengembangan progam

penyuluhan yang mana hal ini diperlkan untuk menyusu programa penyuluhan.

Selain Komunikasi Kemamuan yang lain yang juga tidak kalah penting

adalah soal pengetahuan seorang penyuluh pertanian. Pengatahuan penting

bagi penyuluh pertanian karena tugas dari seorang penyuluh pertanian adalah

menyampaikan gagasan adopsi teknologi yang nantinya digunakan untuk

mengatasi permasalahan para petani.

Selain komunikasi dan pengetahuan adalah kemampuan tentang

bagaimana mengkoordinasikan para petani dalam artian kelompok tani.

Penyuluh diharapkan mampu menghidupkan kelompok tani yang diembanya

agar tetap aktif. Semakin aktif maka kinerja kelompok tani tersebut akan

meningkat dan dapat mempertingi skor penilaian . semakin tinggi maka akan naik

ke golongan yang lebih tinggi. Denga demikian akan mempermudah untuk

mendapat bantuan dari pemerintah seperti Alsintan. Pupuk bersubsidi dll.

Kamaruzzan (2016) mengatakan, Untuk keberhasilan tersebut maka perlu

ada suatu tehnik atau cara dalam bentuk metode komunikasi kegiatan

penyuluhan yang tepat, sehingga metode komunikasi penyuluhan ini nanti

menjadi sebuah model baru bagi daerah lain untuk diterapkan dalam

kelompoktani. kemudian hali ni perlu adanya sinergi diantara petani dan juga

penyuluh agar dapat mengerti sat sama lain ddan tidak terjadikesalah pahaman.

Menghindari kesalah pahaman sangat penting karena berguna untuk menjaga

keharmonisan

Agar mendapat pengetahuan yang memadaipara penyuluh biasanya ikut

diklat yang diadakan oleh Dinas Pertanian Provinsi maupun Kementrian

Pertanian Republik Indonesia yang nantinya bisa dijadikan bekal untuk materi
122

kegiatan penyuluhan.diklat sendiri merupakan kegiatan pelatihan yanng yang

berguna untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan dari penyulh

pertanian. Umumnya para penyuluh pertanian mendapat diklat dahulu sebelum

terjun ke lapangan. Sehingga mendapat ilmu yang nantinya dapat membantu

permasalahan petani. Dari kegiatan ppenyuluhan dihraapkan terjadi output atau

manfaat dan juga outcome atau dampak. Sehingga pembangunan pertanian

tercapai

.
VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Isi dan kandungan dari Programa Penyuluhan Pertanian 2018

Kecamatan Boyolangu terdiri atas beberapa bagian yaitu keadaan

umum, tujuan, dan matriks kegiatan, serta dalam proses penyusunanya

melalui beberapa tahapan yaitu tertentu survei lapangan untuk mencari

permasalahan, diskusi dengan kelompok tani, monitoring dengan pejabat

terkait dan terakhir adalah pengesahan dimana dalam penyusunanya

melibatkan banyak pihak antara lain, penyuluh, petani, Apratur

Kecamatan Boyolangu dan juga pihak Dinas Pertanian Kabupaten

Tulungagung

2. Kegiatan penyuluhan pertanian yang dilakukan oleh para penyuluh

pertanian di Kecamatan Boyolangu dilakukan secara bottom up atau

penyuluhan partisipatif dimana kegiatan penyuluh berdasarkan kebutuhan

dan permasalahan yang dihadapi oleh petani. Kemudian mekanisme

kerja penyuluhan tersusunan secara teratur dari awal yaitu pengumpulan

permasalahan berupa kegiatan administrasi hingga akhir yaitu evaluasi

dan monitoring. Hal ini bertujuan untuk membantu permasalahan petani

sehingga menghaslikan Output dan juga Outcome yang dirasakan oleh

petani

3. Penggunaan unsur-unsur penyuluhan pertanian yang dilakukan oleh

penyuluh pertanian di Kecamatan Boyolangu yaitu metode, sasaran, alat

bantu atau media serta materi yang digunakan adalah tergantung

dengan kondisi dan juga permasalahan yang dihadapi oleh petani.

Semua permasalahan petani tersusun dalam rencana kegiatan

penyuluhan yang tertera dalam Programa Penyuluhan Pertanian

Kecamatan Boyolangu 2018

123
124

6.2 Saran

Bedasarkan kegiatan Kuliah Kerja Profesi yang dilakukan. kegiatan

penyuluhan merupakan kegiatan pembelajarn non formal kepada petani yang

dilakukan oleh penyuluh pertanian dimana diharapkan petani mampu mengatasi

permasalahan yang akan dihadapi oleh petani baik yang sifatnya teknis maupun

ekonomi.

Saran dan masukan ditujukkan kepada beberapa pihak yang menjadi

subyek yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dari kegiatan

peyuluhan. Pihak tersebut antara lain:

1. Petani

a. Petani diharampkan mau menerima ilmu dari kegiatan penyuluhan karena

kegiatan penyuluhan bermanfaat bagi petani agar dapat menyelesaikan

masalahnya dengan hadir ke kegiatan penyuluhan yang diadakan oleh

penyuluh

b. Mau meberi ilmu kepada beberapa pihak lain baik penyuluh maupun

petani yang lain karena berguna sekali ilmu tersebut untuk mendukung

kegiatan usaha tani sehingga pembangunan pertanian tercapai.

c. Lebih berperan aktif dalam kegiatan penyuluhan agar penyuluhan

pertisipatif dapat tercapai

2. Penyuluh Pertanian Lapang

a. Lebih berperan aktif dalam menjalankan kegiatan penyuluhan agar

kelompok tani yang dibimbingnya dapat mengatasi permasalahan

b. Dalam penyampain materi usahakan gunakan materi yang terbaru dan

juga sesuaikan dengan kondisi yang ada. Materi penyuluhan dapat

diperoleh dari beberapa sumber baik dari pemerintah maupun petani itu

sendiri. Selain itu perlunya materi yang up to date yang sesuai dengan

perkembangan zaman.
125

c. Sering mengikuti diklat karena dengan diklat dpat ilmu baru yang nantinya

bermanfaat dan dapat disuluhkan kepada petani

3. Pemerintah dalam artian adalah Dinas Pertanian

a. Lebih sering diadakan diskusi antara petani dan juga pemerintah dalam

artian Dinas Pertanian agar mengetahui apa yang dibutuhkan petani

b. Lebih mengupayakan program intensifikasi untuk meningkatkan hasil

produksi komoditas pertanian tanaman pangan.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, A 2017. Model Penyuluhan Partisipatif Terhadap Respon Adopsi Petani


Di Kabupaten Sinjai. Jurnal Agrominansia. Hal 2

Anonim. 2014. Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian. https:/repostory.ac.id.


diakses 17 Juli 2017

Arsyad,A, 2011. Media pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Bahua, M.I, 2015. Penyuluhan dan Pemberdayaan Petani Indonesia .


Gorontalo :I Deas Publishing

Far-Far, Felecia, P Adam Merlin Batlayeri, Risyart. A. 2013 Tingkat Kepuasan


Petani Terhadap Penyuluhan Pertanian pada Desa Waiheru
Kecamatan Baguala Kota Ambon. Agrilan VOLUME 1 No. 3 hal 85

Hamid, A. Yusra, A.dan Nurliza, S , 2015. Peran Penyuluh Pertanian Terhadap


Peningkatan Produksi Usahatani di Kabupaten Pontianak. Jurnal
Social Economic of Agriculture, Volume 4, hal 27

Handiati, P.I. 2014. Penyuluhan Dan Komunikasi. Malang. : Program Studi


Peternakan Fakultas Peternakan Unversitas Kanjuruhan Malang

Iqbal, 2014. Kinerja Penyulhan Pertanian. Gorontalo : Buana Press

Kabupaten Tulungagung . 2017. Programa Penyuluhan Kecamatan Boyolangu


2018. Tulungagung

Kabupaten Tulungagung. 2018. Monografi Kecamatan Boyolangu. 2018.


Tulungagung

Kamaruzzan. 2016. Penerapan Metode Komunikasi Oleh Penyuluh Pertanian


Pada Kelompok Tani Gemah Rifah I Desa Jamur Labu Kecamatan
Rantau Aceh Tamiang. Jurnal Simbolika. Hal 213-214

Kausar, Marjelita,L. dan Yulida,R. 2012. Dampak Kegiatan Penyuluhan


Terhadap Perubahan Perilaku Petani Sayuran di Kota Pekanbaru.
Indonesian Journal of Agricultural Economics. Volume 3. Hal 38

Kusnadi, D. 2011. Dasar-Dasar Penyuluhan Pertania. Bogor : Sekolah


Penyuluhan Pertanian Bogor

Kusnadi. 2011. Analisis Efisiensi Usaha Tani Padi di Beberapa Sentra Produksi
Padi di Indonesia. Jurnal Agro Ekonomi. Vol 29. 21 Februari 2019

Purnomo, E. Pangarsa, N. Andri, K. N dan Seri, M. 2015. Efektivitas Metode


Penyuluhan Dalam Percepatan Transfer Teknologi Padi Di Jawa Timur.
Jurnal Inovasi dan Teknologi Pembelajaran, Volume 1, Nomor 2, April
2015, hlm. 192-204

126
127

Putra, S 2016. Peran Penyuluh Pertanian Dalam Pengembangan Kelompok


Tani Padi Sawah Di Desa Rambah Baru Kecamatan Rambah Samo
Kabupaten Rokan Hulu. Hal 3-8. 21 Februari 2019

Republik Indonesia. 2013. Permentan No. 82 Tahun 2013 Tentang Progama


Penyuluhan. Jakarta: Kementrian Pertanian

Republik Indonesia. 2015. Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana


Dekonsentrasi Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Tahun 2016.
Pusat Penyuluhan Pertanian Badan Penyuluhan Pertanian dan
Pengembangan SDM Pertanian Kementrian pertanian. Jakarta:
Kementrian Pertanian

Republik Indonesia. 2016. Permentan No 47 Tahun 2016 Tentang Progama


Penyuluhan. Jakarta: Kementrian Pertanian

Republik Indonesia. 2018. Permentan No 25 Tahun 2018 Tentang Penilaian


Kelompok Tani Jakarta: Kementrian Pertanian

Sayamar,E. Harahap, F.R dan Rosnitam 2014 Persepsi Penyuluh Terhadap


Pentingnya Peran Penyuluhan Perkebunan Kelapa Sawit Di
Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar. Hal 6. 21 Februari
2019

Wijianto,A. Saputri, R.D dan Anantanyu, S. 2012. Peran Penyuluh Pertanian


Lapangan Dengan Tingkat Perkembangan Kelompok Tani di
Kabupaten Sukoharjo. AGRISTA : Vol. 4 No. 3 Hal 534

Yana Mulyana. 2017. http://penyuluhpertanian.net/2017/01/sumber-sumber-


materi-penyuluhan-pertanian.html. diakses pada 21 Februari 2019

Anda mungkin juga menyukai