Anda di halaman 1dari 22

I.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Praktek dan uji kompetensi merupakan kegiatan kurikuler yang wajib dilakukan mahasiswa
program D IV Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Bogor dengan bobot SKS 0-0-0-
4. Kegiatan ini dilaksanakan secara terprogram dan terintegrasi dengan mata kuliah yang
sudah dipelajari sebelumnya.

Kompetensi merupakan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas secara efektif dan


kompetensi merupakan refleksi dari kinerja (Willis dan Samuel dalam Ketut Puspadi, 1999).
Praktik Kerja Lapangan merupakan kegiatan praktik kerja, pelatihan/magang bagi mahasiswa
yang bertindak sebagai fasilitator dan motivator dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring
dan evaluasi penyuluhan secara partisipatif. 

Dengan kegiatan praktek dan uji kompetensi penyuluhan pertanian ini diharapkan mahasiswa
STPP Bogor mampu merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi penyelenggaraan
penyuluhan partisipatif dalam pengembangan usaha agribisnis di pedesaan dan kompeten
dalam melaksanakan tugas-tugas sebagai penyuluh pertanian sesuai dengan tingkatan jabatan
fungsionalnya.

Menurut Sumodiningrat (1999), keterlibatan langsung masyarakat luas sangat diperlukan dari
perencanaan, pelaksanaan, dan keberlanjutannya. Dengan pendekatan partisipatif beragam
permasalahan yang sifatnya spesifik di daerah dapat diidentifikasikan solusi dan
pemecahannya.

Kegiatan ini dilaksanakan secara terprogram dan terintegrasi dengan mata kuliah yang sudah
dipelajari sebelumnya. Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan secara bertahap, terstruktur dan
berkesinambungan di setiap semester genap, merupakan kegiatan praktik kerja,
pelatihan/magang bagi mahasiswa yang bertindak sebagai fasilitator dan motivator dalam
perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi penyuluhan partisipatif. Dalam kerangka
tersebut, penyuluhan pertanian diselenggarakan dengan misi “Pengembangan dan
pemberdayaan sumberdaya manusia pertanian (petani/nelayan) melalui penyediaanjasa
pendidikan dan teknologi yang dilakukan dengan pendekatan partisipatif”.
Misi penyuluhan pertanian ini adalah penyuluhan pertanian dan kehutanan partisipatif
spesifik lokasi yang merupakan pendidikan di luar sekolah bagi petani nelayan dan
keluarganya serta anggota masyarakat lainnya melalui upaya pemberdayaan dan
pengembangan kemampuan untuk memecahkan masalah sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi mereka diwilayahnya masing-masing dengan prinsip kesetaraan dan kemitraan,
keterbukaan, kesetaraan kewenangan dan tanggungjawab serta kerjasama, yang ditujukan
agar mereka berkembang menjadi dinamis dan berkemampuan untuk memperbaiki kehidupan
dan penghidupannya dengan kekuatan sendiri. Dalam arti bahwa partisipatif tidak saja berupa
keikutsertaan petani/nelayan untuk menyumbangkan tenaga dan material, tetapi lebih
luas lagi yaitu petani/nelayan didalam proses pengembangan keputusan dalam perencanaan
dan pelaksanaan penyuluhan pertanian.

Dasar Hukum Pelaksanaan

1.    Undang-Undang Nomor : 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

2.    Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan


dan Kehutanan;

3.    Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2001, tentang Pendirian STPP


Bogor dan STPP Malang;

4.    Keputusan Menteri Pertanian Nomor 368/Kpts/OT.210/6/2001 tentang Organisasi dan


Tata Kerja Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Bogor;

5.    Keputusan Kepala Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian Nomor


60/Kpts/SM.440/K/7/03 tentang pedoman penilaian hasil belajar mahasiswa Program
Diploma IV STPP;

6.    Pedoman Penyelenggaraan pendidikan Diploma IV dengan pola in and out campus


learning system.

Tujuan

Tujuan Praktik  Kerja  Lapangan dan Uji Kompetensi adalah :


        Mahasiswa peserta praktik kerja lapangan dapat menyelenggarakan
pola    penyuluhan secara partisipatif serta menganalisis permasalahan petani dan
kelompoktani/gabungan kelompoktani.

        Mahasiswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam merencanakan,


melaksanakan, mengevaluasi dan mengembangkan kegiatan penyuluhan.

        Meningkatkan proses pemberdayaan dan pembelajaran petani dan kelompoktani


pada situasi yang nyata.

Manfaat

a.Manfaat  Praktik  Kerja lapangan bagi mahasiswa adalah :

   Mahasiswa  dapat berlatih melakukan tugas kerja penyuluhan dalam melaksanakan


perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengembangan kegiatan penyuluhan pertanian bagi
pelaku utaman dan pelaku usaha.

   Mahasiswa dapat melakukan kerjasama dengan instansi pemerintah/swasta,


pengusahatani/petani dan stakeholder lain dalam memfasilitasi kegiatan penyuluhan
pertanian;

   Mahasiswa dapat berlatih bermasyarakat dengan kondisi sosiokultur yang beragam.

b.Manfaat bagi pihak terkait seperti instansi pemerintah/ swasta, petani dan stakeholder lain
adalah :

    Membantu menyelesaikan tugas/pekerjaan rutin yang dilakukan instansi, pengusaha


dan petani;

    Menciptakan kegiatan kerjasama yang baik dibidang pengkajian maupun


pemberdayaan sumberdaya manusia pertanian yang saling menguntungkan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

1.    Menyusun dan menggunakan instrument identifikasi potensi wilayah tingkat kecamatan


dengan pendekatan RRA/SWOT.
Instrument yang akan digunakan dalam menyusun identifikasi potensi wilayah tingkat
kecamatan adalah berupa format isian yang meliputi; data monografi kecamatan, potensi
agroekosistem dan identifikasi masalah, dengan upaya pemecahannya. instrumen tambahan
yaitu format data tentang harga komoditas pertanian, untuk memudahkan dalam pengisian
data harga komoditas pertanian tersebut saya lengkapi dengan beberapa pertanyaan.  Bentuk
pertanyaan dapat dilihat pada instrument tambahan dalam bentuk kuisioner (Lampiran ).

Dalam menyusun dan menggunakan instrument identifikasi potensi wilayah, seorang seorang
penyuluh tidak cukup hanya mengenal masyarakat sasarannya saja, tetapi juga harus
mengenal beragam kekuatan yang mempengaruhi proses perubahan, baik yang menyangkut
lingkungan fisik, lingkungan sosial, dll. Selaras dengan itu, salah satu tugas yang harus
dilakukan oleh setiap penyuluh sebelum melaksanakan penyuluhan adalah pengenalan
wilayah kerja penyuluhan. (Departemen Kehutanan, 1996)

Bagi seorang Penyuluh Pertanian pengenalan potensi  wilayah kerja sebelum  melaksanakan
tugasnya, tidak hanya penting tetapi justru merupakan persyaratan mutlak,  sebab hanya
dengan mengenal wilayah kerja akan dapat memahami antara lain :

a.       Keadaan masyarakat yang akan menjadi sasaran penyuluhan

b.      Keadaan lingkungan fisik dan sosial masyarakat sasaran

c.       Masalah-masalah yang sedang dan akan dihadapi oleh masyarakat sasaran dimasa-
masa mendatang.

d.      Kendala-kendala yang dihadapi untuk melaksanakan penyuluhan

e.       Faktor-faktor pendukung dan pelancar kegiatan penyuluhan yang akan dilaksanakan.

2. Menyusun materi penyuluhan pertanian dalam bentuk media elektronik

Pendampingan teknologi tidak cukup hanya dilakukan penyuluh pertanian melalui


kunjungan, pertemuan kelompoktani dengan penyampaian materi secara lisan, tetapi juga
diperlukan adanya dukungan materi teknologi yang akan berguna sebagai dokumentasi bagi
petani. Beberapa unsur kegiatan yang dapat dilakukan oleh penyuluh pertanian dalam
menyampaikan materi penyuluhan pertanian sebagai mana tuntutan Peraturan Mentri Negara
pendayaguanaan Aparatur Negara No.:per/02/Mentan/2/2008 meliputi pembuatan materi
penyuluhan pertanian yang dikemas dalam bentuk media elektronk  berupa ; Siaran   radio,
TV, LCD, Internet,

Website atau Blog adalah Media yang  mempunyai sifat penulisan yang tidak jauh beda
dengan media massa cetak, perbedaan hanya pada medianya. Kalau website/blog
penulisannya dituangkan di sebuah situs internet. Bisa melalui web/blog pribadi, BPP atau
yang lain. Umumnya web/blog akan menggarap sasaran pada suatu kelompok masyarakat
yang sudah mampu berinteraksi dengan internet. Kalau petani tidak mampu berinteraksi
dengan internet, petani bisa minta bantuan putra/putrinya ataupun cucunya yang bisa
mengoperasikan internet. Isi materi informasi yang disampaikan dalam web/blog harus
terkait sesuai kebutuhan materi yang diperlukan oleh pembaca khususnya petani. Penyajian
informasi pada web/blog dapat juga didukung dengan adanya foto, video dan
fasilitas download .

2.    Menyusun Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian (RKTP)

        RKTP merupakan salah satu tugas pokok dan fungsi penyuluh pertanian yang harus
dibuat seorang penyuluh dua kali dalam setahun atau paling kurang sekali setahun. Rencana
Kerja Tahunan Penyuluhan (RKTP) yang sebelumnya dikenal dengan nama Rencana Kerja
Penyuluhan Pertanian (RKPP) adalah  merupakan rencana kegiatan penyuluhan dalam kurun
waktu setahun yang dijabarkan dari programa penyuluhan di pusat, provinsi, kabupaten/kota,
kecamatan, atau desa/kelurahan (PERMENTAN No. 25 tahun 2009 tentang pedoman
penyusunan programa penyuluhan).

RKTP tersebut dituangkan dalam bentuk matriks yang berisikan tujuan, masalah, sasaran,
kegiatan/metode, materi volume, lokasi, waktu, sumber biaya, pelaksana dan penanggung
jawab.

Adapun Prosedur atau urutan Kegiatan  adalah :

F Mencermati programa penyuluhan pertanian tingkat kecamatan yang sudah disusun.

F Membuat RKTP yang merupakan turunan dari progama kecamatan yang sudah dibuat.
         Rencana kerja ini sebagai pedoman dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian dan
juga sebagai tolak ukur sejauh mana kegiatan penyuluh pertanian telah berjalan dan
permasalahan apa saja yang dihadapi selama satu tahun anggaran dan mengevaluasi tahun
yang akan datang.

3.    Melaksanakan ujicoba/pengkajian/pengujian paket teknologi/metode penyuluhan


pertanian

Pada materi tersebut, kegiatan yang akan dilakukan adalah Uji coba tentang aplikasi pupuk


kompos  pada tanaman tomat, dalam uji coba tersebut dilakukan dengan 4 jenis perlakuan
dan 3 kali ulangan yaitu; 1)  perlakuan pertama  dengan menggunakan pupuk anorganik
(Urea, SP36 dan KCl)  tanpa pupuk organik baik bokashi atau kompos, 2) perlakuan kedua
dengan  menggunakan pupuk kompos tanpa bokashi dan pupuk anorganik,  3) perlakuan
ketiga  dengan menggunakan bokashi tanpa kompos dan pupuk anorganik,  4) perlakuan yang
keempat tidak menggunakan pupuk baik anorganik maupun organik. Masing-masing
perlakuan menggunakan 3 polybag. Campuran pupuk organik terhadap perlakuan tersebut
dengan dosis 2:1 sedangkan dosis pupuk anorganik dengan dosis 30 g/tanaman. Pengamatan
yang akan dilakukan terhadap pertumbuhan tanaman tomat  yang meliputi; tinggi tanaman,
diameter batang dan jumlah daun,  komponen hasil meliputi bobot buah rata-rata dan jumlah
buah serta berat buah per plot.

4.    Merencanakan demonstrasi usahatani melalui demfarm

Demfarm yaitu demonstrasi yang dilakukan secara kerjasama dalam kelompok dalam suatu
kelompok dengan areal 1 – 5 Ha untuk komoditi yang memerlukannya. Tujuan pelaksanaan
demfarm adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota kelompok
petani serta memberikan contoh di sekitarnya menerapkan teknologi baru.

Kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu:  1) melakukan koordinasi dengan Penyuluh Pertanian


Lapangan tentang pelaksanaan demonstrasi farm, 2) melakukan koordinasi dengan petani
peserta demonstrasi farm, 3) bersama Penyuluh Pertanian Lapangan dan petani peserta
demonstrasi farm membuat rencana demonstrasi farm, rencana yang akan dibuat memuat hal-
hal antara lain: menentukan komoditas apa yang akan diusahakan, siapa yang akan
mengerjakan, alasan dikerjakan, waktu pelaksanannya, menentukan lokasinya dan bagaimana
pelaksanaannya.
5.    Memandu pelaksanaan demonstrasi usahatani melalui demonstrasi area

Kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu :  

1)  melakukan koordinasi dengan Penyuluh Pertanian Lapangan,

          2) mencari informasi pelaksanaan kegiatan demonstrasi usahatani    melalui


demonstrasi area yang sedang berjalan,

3) ikut memandu pelaksanaan kegiatan tersebut.

Demarea adalah Peragaan penerapan teknologi secara bersama oleh gabungan kelompoktani


dalam hamparan usahatani anggotanya. Luas usahatani yang didemonstrasikan seluas
usahatani yang dimiliki oleh gabungan kelompok dalam satu hamparan.

Tujuan :

Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota kelompoktani melalui kerjasama


antar kelompok guna menerapkan teknologi baru dibidang pertanian serta memberikan
contoh bagi anggota kelompoktani yang lain.

Taknis Pelaksanaan :

a.       Koordinasi terhadap seluruh kelompoktani anggota menjadi kunci keberhasilan

b.      Penentuan komoditas dan penerapan teknologi pertanian sebaiknya melalui kesepakatan


seluruh anggota

c.       Penjadwalan kegiatan harus jelas dan terdistribusi dengan baik

d.      Pengelolaan lapangan harus jelas

e.       Pengelolaan administrasi usahatani gabungan kelompok harus ditangani secara cermat

f.       Jika perlu disepakati aturan-aturan kelompok agar tidak timbul masalah di tengah-
tengah proses.

6.    Melaksanakan temu lapang/temu tugas/temu teknis/temu karya


Kegiatan yang akan dilaksanakan pada materi praktik Kerja lapang ini yaitu melakukan temu
lapang, dalam pelaksanaan ini yang akan dilakukan yaitu;

1) Berkoordinasi dengan pihak peneliti untuk membahas mengenai teknologi baru apa yang
akan ditawarkan pada sasaran,

2) Menentukan lokasi,

3) Menyiapkan undangan,

4) Menetapkan moderator, pembicara dan narasumber.

Temu lapang adalah pertemuan antara para petani-nelayan dengan peneliti untuk saling tukar
menukar informasi tentang teknologi yang dihasilkan oleh peneliti dan umpan balik dari
petani-nelayan. (Departemen Kehutanan, 2006).

Tujuan temu lapang yaitu :

a.       Membuka kesempatan bagi petani untuk mendapatkan informasi teknologi hasil


pertanian

b.      Membuka kesempatan bagi para peneliti untuk mendapatkan umpan balik dari hasil-
hasil penelitiannya

c.       Menyalurkan teknologi dikalangan petani secara lebih cepat

d.      Menjalin hubungan akrab antara peneliti, penyuluh dan petani

7.    Merencanakan dan melaksanakan forum penyuluhan


pedesaan/magang/widyawisata/karyawisata

       Kegiatan yang akan dilakukan yaitu merencanakan forum penyuluhan pedesaan adapun


materi yang akan disampaikan nantinya adalah tentang pengembangan pola pertanian
organik, baik yang dikembangan pada lahan tertentu dan spesifik, maupun dengan
memanfaatkan pekarangan, yang akan termuat dalam perencanaan tersebut meliputi;
a.       Pihak yang dilibatkan sebagai pelaksana dan penanggung jawab adalah kepala
desa  beserta perangkatnya dan penyuluh pertanian yang bertugas diwilayah setempat,

b.      Materi yang akan disampaikan adalah tentang pengembangan pola pertanian organik,

c.       Lokasi pelaksanaan di kantor desa,

d.      Waktu pelaksanaan pada bulan Juli  2013,

e.       Tujuan pelaksanaan adalah anjuran pengembangan pola pertanian organik

f.       Sumber biaya yang digunakan berasal dari Badan Penyuluhan Pertanian Perikanan dan
Kehutanan Kota Tidore. Kepulauan.

            Adalah suatu perjalanan bersama yang dilakukan oleh kelompok tani, untuk belajar
dengan melihat suatu penerapan teknologi dalam keadaan yang sesungguhnya, atau melihat
suatu akibat tidak diterapkannya teknologi di suatu tempat. Prinsip utama widyawisata adalah
belajar dengan melihat, sedangkan prinsip utama karyawisata adalah belajar dengan
berbuat. (Departemen Kehutanan, 2006).

Tujuan :

1.      Meyakinkan peserta dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk melihat


sendiri hasil penerapan suatu teknologi, demonstrasi suatu keterampilan, alat baru dan
sebaginya

2.      Membantu peserta mengenal masalah, menumbuhkan minat dan perhatian, serta


memotivasi untuk melakukan suatu hal

3.      Membina keakraban di antara peserta dan antara peserta dengan petani/ kelompok yang
dikunjungi

4.      Menimbulkan pengertian yang lebih jelas

5.      Memperluas wawasan

6.      Memotivasi peserta untuk melakukan suatu kegiatan

7.      Menumbuhkan sikap kepemimpinan di antara peserta

Teknik pelaksanaan :
1.      Tentukan tempat yang akan dikunjungi serta apa yang akan dilihat dan dipelajari,
perjalanan, biaya pelaksanaan, susunan peserta dan pimpinannya serta menghubungi pejabat
yang akan dikunjungi

2.      Bantu mereka dalam membuat catatan-catatan yang diperlukan

3.      Atur agar acara kunjungan tidak terlalu padat atau membosankan

4.      Perhatikan dan usahakan agar ada rekreasi, kesenangan perjalanan dan kegembiraan
kelompok

5.      Pilih kelompok yang homogen untuk kunjungan yang bersifat khusus dan kelompok
yang mewakili segala golongan untuk kunjungan yang bersifat umum

6.      Pada setiap kunjungan usahakan agar peserta diberikan kesempatan untuk menguraikan
hasil usaha mereka sendiri

7.      Segala biaya pelaksanaannya ditanggung semua oleh peserta, atau bantuan dari instansi

8.    Menumbuh kembangkan Gabungan kelompoktani(Gapoktan)

a.        Menumbuhkan gabungan kelompok tani.

Kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu melalui metode pendekatan kelompok. Dalam


pelaksanaan kegiatan ini  langkah-langkah yang akan dilaksanakan yaitu; 1) identifikasi
kelompok-kelompok yang sesuai dengan wilayah kerja pembinaan dan bekerjasama dengan
balai penyuluhan pertanian setempat,  2) konsultasi  dengan  kepala desa/lurah, tokoh
masyarakat dan petugas dari berbagai instansi terkait dalam rangka menyusun rencana
pertemuan dalam rangka penumbuhan gabungan kelompoktani, 3)identifikasi dan
Inventarisasi calon peserta anggota gabungan kelompoktani dilakukan bersama-sama dengan
tokoh masyarakat, aparat desa dan petugas penyuluh pertanian lapangan, melalui wawancara
dengan calon anggota gabungan kelompoktani khususnya dalam rangka inventarisasi
pemilikan lahan usahatani yang dapat dikembangkan dalam kelompoktani, 4)  pembentukan
gabungan kelompoktani sebagai wadah atau tempat petani untuk menyampaikan aspirasi
yang seluas-luasnya mengenai usaha tani. Kegiatan yang akan dilakukan
adalah mengidentifikasi kelas kemampuan kelompok tani dari lanjut ke madya dengan
jumlah nilai 501 – 750, jika belum  dinilai maka  pedoman penilaian  mengacu pada format
indikator 5 jurus kemampuan  yang digunakan oleh pemerintah Kabupaten Magelang yaitu;
1) kemampuan kelompok dalam administrasi dan organisasi, 2) kemampuan kelompok dalam
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan, 3) kemampuan kelompok dalam
menerapkan teknologi, 4) kemampuan kelompok dalam pemupukan modal, 5) kemampuan
kelompok dalam membangun jejaring kerja dan kemitraan, dan apabila disetujui oleh instansi
mahasiswa, maka format tersebut akan digunakan. Jika jumlah nilai yang diperoleh belum
mencapai standard tersebut, maka strategi yang dilakukan adalah: a) menciptakan iklim yang
kondusif agar para petani mampu untuk membentuk dan menumbuh kembangkan
kelompoknya secara partisipatif, b) menumbuh kembangkan kreativitas anggota kelompok
tani untuk memanfaatkan setiap peluang usaha, informasi dan akses permodalan yang
tersedia, c) membantu dalam memperlancar proses dalam mengidentifikasi kebutuhan dan
masalah serta menyusun rencana serta memecahkan masalah yang dihadapi dalam usaha
taninya, d) meningkatkan kemampuan dalam menganalisa potensi pasar dan peluang usaha
serta menganalisa potensi wilayah dan sumber daya yang dimiliki untuk mengembangkan
komoditi yang dikembangkan/diusahakan guna memberikan keuntungan usaha yang lebih
besar, e) meningkatkan kemampuan untuk dapat mengelola usaha tani secara komersial,
berkelanjutan dan akrab lingkungan, f) meningkatkan kemampuan dalam menganalisis
potensi usaha masing-masing anggota untuk dijadikan satu unit usaha yang menjamin pada
permintaan pasar,  g) mengembangkan kemampuan untuk menciptakan teknologi lokal
spesifik, dan h) mendorong dan mengadvokasi agar para petani mau dan
mampu  melaksanakan kegiatan simpan pinjam guna memfasilitasi pengembangan modal
usaha.   

10.  Melakukan kegiatan evaluasi pelaksanaan penyuluhan pertanian

Kegiatan yang akan dilakukan meminjam  Programa Penyuluhan Pertanian tingkat


kecamatantahun sebelumnya untuk dianalisa apakah programa tersebut sudah dievaluasi atau
belum , jika belum di evaluasi salah satu kegiatan didalam programa tersebut  diambil untuk
dievaluasi dan jika sudah dievaluasi cukup dengan mengambil hasil evaluasinya. Evaluasi
hasil juga dilakukan guna mengukur sampai sejauh mana tujuan yang direncanakan telah
dapat dicapai, baik dalam pengertian kuantitatif maupun kualitatif.

Evaluasi adalah alat manajemen kebijaksanaan dan proses yang berorientasi kepada tindakan.
Informasi evaluasi diproses sedemikian rupa sehingga relevansi, efek serta konsekuensi
kegiatannya ditentukan sesistematis dan seobjektif mungkin, dalam usaha untuk memperbaiki
kegiatan sekarang dan yang akan datang, seperti perencanaan, pengambilan keputusan, dan
pelaksanaan program agar sesuai dengan tujuan kebijaksanaan. (A. W. van den Ban & H. S.
Hawkins, 1999)

Tujuan dari evaluasi kerja dalam penyuluhan pertanian adalah untuk mengetahui apakah yang
telah dilaksanakan tepat menurut perhitungan menyangkut metode, media, materi, waktu, dan
tempat yang sudah direncanakan. Selain itu untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dalam
setiap kegiatan yang sudah dikerjakan, hal-hal mana yang harus diperbaiki dan mana yang
dapat diteruskan, menemukan kemungkinan-kemungkinan adanya masalah- masalah yang
timbul selama pelaksanaan kerja, mencari dan menemukan data bahan laporan dan
pengajuan-pengajuan fakta untuk menyusun program penyuluhan pertanian selanjutnya.
Sedangkan secara umum evaluasi ini ditujukan  untuk melihat apa ada perubahan-perubahan
yang diharapkan dalam kegiatan sasaran dengan adanya sesuatu yang dianjurkan, sesuai
dengan tujuan penyuluhan.

III. RENCANA KEGIATAN

Waktu dan Tempat

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan  ini akan dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan yaitu dari
tanggal 19 Mei sampai dengan 18 Agustus 2013,  berlokasi di Desa Tiwusora, Kecamatan
Kotabaru Provinsi NTT

Materi Kegiatan

Praktik Kerja Lapangan dan Uji Kompetensi penyuluh pertanian pelaksana


lanjutan Mahasiswa program Diploma IV STPP Bogor dilakukan dalam bentuk pelaksanaan
tugas kerja nyata penyuluhan partisipatif di tingkat desa sesuai dengan tugas penyuluh
pertanian yang tertera dalam Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara
Nomor Per/02/MENPAN/2/2008 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian dan Angka
Kreditnya.
Materi yang akan dilaksanakan dalam Praktik Kerja Lapangan II (PKL II) adalah sebagai
berikut :

1.      Menyusun dan menggunakan instrument identifikasi potensi wilayah


tingkat  kecamatan dengan pendekatan RRA/SWOT.

2.      Menyusun materi penyuluhan pertanian dalam bentuk media elektronik

3.      Menyusun Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian (RKTP)

4.      Melaksanakan ujicoba/pengkajian/pengujian paket teknologi/metode penyuluhan


pertanian

5.      Merencanakan demonstrasi usahatani melalui demfarm

6.      Memandu pelaksanaan demonstrasi usahatani melalui demonstrasi area

7.      Melaksanakan temu lapang/temu tugas/temu teknis/temu karya

8.      Merencanakan dan melaksanakan forum penyuluhan


pedesaan/magang/widyawisata/karyawisata

9.      Menumbuhkembangkan Gabungan kelompoktani.

10.  Melakukan kegiatan evaluasi pelaksanaan penyuluhan pertanian

Selain materi kegiatan Praktik Kerja Lapangan II (PKL II) selama 1 bulan melaksanakan
pengawalan Program Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten melalui SL-
PTT/SLI/SRI/PUAP/LM3/FEATI/Anggur Merah (salah satu kegiatan) dan lain-lain. 

Jadwal Kegiatan
Jadwal Kegiatan yang akan dilaksanakan pada Praktik Kerja Lapangan II (PKL II) di desa
Tiwusora Kecamatan Kotabaru Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dapat dilihat
pada Tabel.

Jadwal Kegiatan

Jadwal Kegiatan PKL.II dan Kompetensi Penyuluhan Pertanian Tahun 20 yang  akan


dilaksanakan

di Kelurahan Ome, Bumi Hijrah KecamatanKotabaruProvinsi Maluku Utara

Tabel. Jadwal Kegiatan PKL dan PraktekKompetensi

Mei Juni Juli Agustus


N Uraian Keterangan
Minggu Minggu Minggu Minggu
o Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Tiba Laporan ke
di lokasi PKL Pemerintah
setempat.

2. Pengenalan Konsultasi dengan


lokasiPKL da PPL, Ketua
n Konsultasi Kelompoktani
ke ketua dan tokoh
Kelembagaan masyarakat.
petani dan
tokoh
masyarakat

3. Menyusun -       Konsultasi
dan dengan Aparat
menggunakan Desa, PPL,Tokoh
instrument
identifikasi masyarakat.
potensi
-       Membuat
wilayah
daftar pertanyaan
tingkat kecam
RRA.
atan dengan
pendekatan -       Menyusun
RRA/SWOT. jadwal
pelaksanaan RRA.

-       Pengambilan
data sekunder Des
a.

-       Wawancara
semi
terstruktur/pengam
bilan data primer.

-       Menganalis/
mengkaji
data Primer dan
Sekunder.

-       Membuat
laporan hasil
kajian.

-       Rekapitulasi
hasil rumusan
identifikasipotensi
wilayah.

4. Menyusun -          Membuat
materi majalah elektonik
penyuluhan
-          Menciptaka
pertanian
n Media
dalam bentuk
media Elektronik; al.
elektronik radio spot, film,
tayangan televisi,
sandiwara radio,
iklan layanan
masyarakat.

5. Menyusun -          Melakukan
Rencana musyawarah
Kerja diantara seluruh
Tahunan penyuluh disetiap
Penyuluh tingkatan untuk
Pertanian membagi habis
(RKTP) kegiatan yang
tercantum dalam
programa
penyuluhan
pertanian .Masing-
masing penyuluh
menyusun
Rencana Kerja
Tahunan (RKT) .

Mei Juni Juli Agustus


N
Uraian Kegiatan Minggu Minggu Minggu Minggu Keterangan
o
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

6 Melaksanakan -       Melalui Pende
. ujicoba/pengkajian/ katan perorangande
pengujian paket ngan cara
teknologi/metode kunjungan rumah
penyuluhan
-       Melalui Pende
pertanian
katan kelompok  de
ngan cara temu
usaha/temu wicara,
dan temu teknologi.

-       Melalui
pendekatan Massal
dengan cara
penyebaran leaflet,
pembuatan poster
dll.

7 Merencanakan -          Membuat
. demonstrasi rencana demonstrasi
usahatani melalui farm tanaman
demfarm Jagung Manis di
lahan usaha tani
anggota kelompok
tani  seluas 1 ha
pada musim tanam
bulan Juli tahun
2013. Adapun unsur
dari rencana
tersebut adalah :
latar belakang,
tujuan, manfaat,
lokasi dan waktu,
alat dan bahan yang
akan digunakan,
kebutuhan biaya,
teknik pelaksanaan
kegiatan serta
evaluasi kegiatan.

8 Memandu -          Memandu
. pelaksanaan pembuatan Kompos
demonstrasi pada anggota
usahatani melalui kelompok tani
demonstrasi area

9 Melaksanakan temu -          Kegiatan


. lapang/temu temu tugas/teknis
tugas/temu dilakukan dengan
teknis/temu karya menghubungi PPL
atau dinas terkait
untuk membahas
pengembangan
pertanian di tingkat
desa. Sedangkan
kegiatan temu karya
rencananya
dilaksanakan
dengan mengajak
kontak tani atau
petani yang telah
sukses untuk
berdiskusi
mengenai usaha
taninya dengan
petani yang lain.

1 Merencanakan dan -          Penyusunan


0 melaksanakan rencana kegiatan
. forum penyuluhan karyawisata
pedesaan/magang/w dilaksanakan
idyawisata/karyawis dengan melibatkan
ata Kelompok tani Golo
Ri’i dalam
mengindentifikasi
keadaan, masalah
usaha tani yang ada
serta mencari lokasi
karyawisata yang
sesuai untuk
memecahkan
masalah usaha tani
yang dihadapi..

1 Menumbuhkemban -       Musyawarah
1 gkan Gabungan tingkat Desa antara
kelompoktani. Kelompok-
kelompok tani yang
ada di Desa lokasi
PKL dengan
menghadirkan
aparat Desa,
Penyuluh dan
UPTD
Pertanian/BP3K.

Penyuluhan
administrasi dan
manajemen
kelompok tani dan
organisasi
Gapoktan.

. Melakukan kegiatan -       Mengolah dan


1 evaluasi menganalisis data
2 pelaksanaan primer dan sekunder
. penyuluhan dan hasil RRA dari
pertanian tiga Desa.

-       Membuat
Programa
Penyuluhan
Pertanian tingkat
Kecamatan
berdasarkan hasil
RRA dari tiga Desa.

Menyusun laporan
Keseluruhan.

1 Melakukan -       Mahasiswa
3 pengawalan melaksanakan
. program pemerintah magang dan
P2BN(SL- pendampingan
PTT)/Pemberdayaa bersama Penyuluh
n Kelompoktani yang membina di
lokasi P2BN.

-       Mahasiswa
mencermati dan
menganalisa
kegiatan yang
dilaksanakan di
lokasi P2BN.

1 Kembali Kekampus
4 STPP Bogor
.

1 Penyusunan
5 Laporan
.
DAFTAR PUSTAKA

Chambers,R,1996, Rapid Rural Appraisal dan Participatory Rural Appraisal, Oxfarm-


Kanisius. Yoyakarta

 [Deptan] Departemen Pertanian. 1987. Metode Penyuluhan Pertanian dan Pembinaan


Kelompoktani. Jakarta : Deptan.

[Deptan] Departemen Pertanian. 2004. Program Nasional penyuluhan Pertanian. Jakarta :


Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian.

Kusnadi,  D. 2007.  Ragam Metode Penyuluhan Untuk Praktek Kompetensi Penyuluh


Pertanian Pelaksana (Diktat). Bogor : STPP Bogor

Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta : Sebelas Maret


University Press.

Permentan No. 273 Tahun 2007, Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani.

Permentan No. 25 Tahun 2009, Pedoman Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian.

Permenpan No. 02 Tahun 2008, tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian dan Angka
Kreditnya.

Suriatna, S. 1987. Metode Penyuluhan Pertanian. MSP, Ciawi-Bogor.

Undang-Undang SP3K No. 16. 2006. Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan


Kehutanan. Jakarta.

Van den Ban, A. W. dan Hawkins, H.S. 1999. Penyuluhan Pertanian. Yogyakarta: Kanisius.

Yayasan Pengembangan Sinar Tani. 2001. Penyuluhan Pertanian. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai