Anda di halaman 1dari 38

MODUL DIKLAT FUNGSIONAL

PENYULUH PERTANIAN AHLI

TUPOKSI
PENYULUHAN PERTANIAN

BADAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN


DEPARTEMEN PERTANIAN
2010
BAB I
PENDAHULUAN

Perkembangan penyuluhan di Indonesia sangat mengalami kemajuan,


perkembangan itu memang sesuai dengan tuntutan masyarakat tani, dalam
rangka pencapaian tujuan penyuluhan itu sendiri untuk meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan petani.
Penyuluhan tidak diartikan sebagai transfer teknologi lagi, karena kebutuhan
petani tidak hanya berkutat di lahan usahatani saja; masyarakat tanipun tidak
bisa lagi dianggap sebagai orang-orang yang tidak berkemampuan, mereka
adalah orang-orang yang sudah berpengalaman yang perlu diakui
keberadaannya.
Salah satu definisi penyuluhan yang mengatakan bahwa “penyuluh
pertanian adalah sistem pendidikan luar sekolah (pendidikan non formal) untuk
petani dan keluarganya dengan tujuan agar mereka mampu dan sanggup
berswadaya memperbaiki/meningkatkan kesejahteraannya sendiri dan
masyarakatnya”; walaupun tidak dapat dikatakan salah, namun menjadi usang,
menjadi konvensional atau diangap tidak mampu mewakili pengertian yang
harus tercakup.
Berdasar perpaduan pendekatan agribisnis dan falsafah dan prinsip
penyuluhan pertanian definisi penyuluhan terfomulasikan “penyuluhan pertanian
adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka
mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses
informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya
untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan
kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi
lingkungan hidup (U.U No 16/2006).
Dari definisi ini bila dipahami, dicermati dan dilaksanakan jelas memberi
arah dan warna penyuluhan di Indonesia menuju pemberdayaan petani sebagai
pelaku utama sekaligus pelaku usaha. Disini telah terjadi redefinisi penyuluhan.
Amanat pengertian penyuluhan tersebut akan tercapai bila salah satu
komponen penyuluhan yaitu penyuluh pertanian mempunyai kompetenasi,
profesional dalam menjalankan tugasnya, tahu/melaksanakan tugas dan
fungsinya.

Modul Diklat Tugas dan Fungsi Penyuluhan Pertanian 1


Penyuluh dapat didefinisikan sebagai seseorang yang atas nama pemerintah
atau lembaga penyuluhan berkewajiban untuk mempengaruhi proses
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sasaran untuk menghadapi
inovasi. Lebih lanjut UU No. 16/2006 menyebutkan penyuluh adalah
perorangan, WNI bisa Pegawai Negeri Sipil, penyuluh swasta dan penyuluh
swadaya. Sedangkan Permen PAN No. 2/2008 menegaskan Penyuluh
Pertanian adalah Jabatan Fungsional yang memiliki ruang lingkup tugas,
tanggung jawab dan wewenang penyuluhan pertanian yang diduduki oleh
Pegawai Negeri Sipil yang diberi hak serta kewajiban secara penuh oleh pejabat
yang berwenang.

Modul Diklat Tugas dan Fungsi Penyuluhan Pertanian 2


BAB II

KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI


PENYULUH PERTANIAN

A. Kedudukan Penyuluh Pertanian

Penyuluh pertanian berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional


penyuluhan pertanian pada instansi pemerintah baik di tingkat pusat maupun
daerah. Penyuluh pertanian dimaksud hanya dapat diduduki oleh seorang yang
telah berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil.

B. Tugas Pokok Penyuluh Pertanian


Tugas pokok penyuluh pertanian adalah menyuluh, selanjutnya dalam
menyuluh dapat dibagi menjadi menyiapkan, melaksanakan, mengembangkan,
mengevaluasi dan melaporkan kegiatan penyuluhan.
Dalam Permen PAN No. 2/2008 menyebutkan bidang dan unsur kegiatan
penyuluh pertanian terdiri atas :
a) Mengikuti pendidikan, meliputi :
1. Pendidikan sekolah dan memperoleh ijazah/gelar
2. Pendidikan dan pelatihan kedinasan dan memperoleh Surat Tanda
Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP) atau sertifikat
3. Pendidikan dan Pelatihan prajabatan
b) Kegiatan persiapan penyuluhan pertanian, meliputi :
1. Identifikasi potensi wilayah
2. Memandu penyusunan rencana usaha petani (RUK, RKK, RKD,
RPKD/PPP)
3. Penyusunan programa penyuluhan pertanian (tim)
4. Penyusunan rencana kerja tahunan penyuluh pertanian
c) Pelaksanaan penyuluhan pertanian, meliputi :
1. Penyusunan materi
2. Perencanaan penerapan metode penyuluhan pertanian
3. Menumbuh/mengembangkan kelembagaan petani
d) Evaluasi dan Pelaporan, meliputi :
1. Evaluasi pelaksanaan penyuluhan pertanian
2. Evaluasi dampak pelaksanaan penyuluhan pertanian

Modul Diklat Tugas dan Fungsi Penyuluhan Pertanian 3


e) Pengembangan penyuluhan pertanian, meliputi :
1. Penyusunan pedoman/petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis penyuluhan
pertanian
2. Kajian kebijakan pengembangan penyuluhan pertanian
3. Pengembangan metode/sistem kerja penyuluhan pertanian
f) Pengembangan profesi, meliputi :
1. Pembuatan karya tulis ilmiah dibidang penyuluhan pertanian
2. Penerjemahan/penyaduran buku-buku dan bahan-bahan lain di bidang
penyuluhan pertanian
3. Pemberian konsultasi dibidang pertanian yang bersifat konsep kepada
institusi dan/atau perorangan
g) Penunjang penyuluhan pertanian, meliputi :
1. Peran serta dalam seminar/lokakarya/konferensi
2. Keanggotaan dalam tim Penilai Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian
3. Keanggotaan dalam dewan redaksi penerbitan dibidang pertanian
4. Perolehan penghargaan/tanda jasa
5. Pengajaran/pelatihan pada pendidikan dan pelatihan
6. Keanggotaan dalam organisasi profesi
7. Perolehan gelar kesarjanaan lainnya

Kegiatan Penyuluhan Pertanian

Rincian kegiatan Penyuluhan Pertanian Ahli sesuai dengan jenjang jabatan,


sebagai berikut :
a. Penyuluhan Pertanian Pertama :
1. Mengumpulkan data potensi wilayah di tingkat kabupaten;
2. Mengumpulkan data potensi wilayah di tingkat provinsi;
3. Menyusun programa penyuluhan pertanian sebagai anggota;
4. Menyusun rencana kerja tahunan penyuluh pertanian;
5. Menyusun materi penyuluhan pertanian dalam bentuk brosur/bukleet;
6. Menyusun materi penyuluhan pertanian dalam bentuk sound slide;
7. Menyusun materi penyuluhan pertanian dalam bentuk materi pameran
8. Melakukan kunjungan tatapmuka/anjangsana pada petani perorangan;
9. Melakukan kunjungan tatapmuka/anjangsana pada kelompoktani;
10. Melakukan kunjungan tatapmuka/anjangsana pada petani secara massal;
11. Melaksanakan temu wicara/temu teknologi/temu usaha;

Modul Diklat Tugas dan Fungsi Penyuluhan Pertanian 4


12. Menjadi pramuwicara dalam perencanaan dan pelaksanaan pameran;
13. Mengajar kursus tani;
14. Mengembangkan kelompoktani dari Madya ke Utama;
15. Menyusun rencana kegiatan evaluasi pelaksanaan di tingkat kabupaten;
16. Menganalisis dan merumuskan hasil evaluasi pelaksanaan penyuluhan
pertanian di tingkat kabupaten;
17. Menyusun rencana kegiatan evaluasi dampak pelaksanaan penyuluhan
pertanian di tingkat kecamatan;
18. Mengumpulkan dan mengolah data evaluasi dampak pelaksanaan
penyuluhan pertanian di tingkat kabupaten;
19. Menganalisis dan merumuskan data evaluasi dampak pelaksanaan
penyuluhan pertanian di tingkat kecamatan;

b. Penyuluh Pertanian Muda


1. Menyusun instrumen identifikasi potensi wilayah tingkat provinsi dan
nasional;
2. Mengumpulkan data identifikasi potensi wilayah di tingkat nasional;
3. Mengolah, menganalisis dan merumuskan hasil identifikasi potensi wilayah;
4. Menyusun programa penyuluhan pertanian sebagai anggota;
5. Menyusun rencana kerja tahunan penyuluh pertanian;
6. Menyusun materi penyuluhan pertania dalam bentuk naskah radio/TV/senui
budaya/pertunjukkan;
7. Menyusun sinopsis dan skenario materi penyuluhan pertanian dalam bentuk
Film/Video/VCD/DVD;
8. Menyusun matei kursus tani;
9. Melakukan kunjungan tatapmuka/anjangsana pada petani perorangan;
10. Melakukan kunjungan tatapmuka/anjangsana pada kelompok tani;
11. Melakukan kunjungan tatapmuka/anjangsana pada petani secara massal;
12. Merencanakan uji coba/pengkajian/pengujian paket teknologi/metode
penyuluhan pertanian;
13. Merencanakan teu wicara/tem teknologi/tem usaha;
14. Melaksanakan penyuluhan melalui media elektronik (radio, TV, website);
15. Merencanakan pameran;
16. Membuat display pameran;
17. Menjadi pramuwicara alam perencanaan dan pelaksanaan pameran;
18. Mengajar kursus tani;

Modul Diklat Tugas dan Fungsi Penyuluhan Pertanian 5


19. Mengembangkan korporasi/koperasi petani;
20. Menyusun rencana kegiatan evaluasi pelaksanaan penyuluhan pertanian di
tingkat provinsi;
21. Mengumpulkan dan mengolah data evaluasi pelaksanaan penyuluhan
pertanian di tingkat nasional;
22. Menganalisis dan merumuskan hasil evaluasi pelaksanaan penyuluhan
pertanian di tingkat provinsi;
23. Menyusun rencana kegiatan evaluasi dampak pelaksanaan penyuluhan
pertanian di tingkat kabupaten;
24. Mengumpulkan dan mengolah data evaluasi dampak pelaksanaan
penyuluhan pertanian di tingkat provinsi;
25. Mengumpulkan dan mengolah data evalausi dampak pelaksanaan
penyuluhan pertanian di tingkat nasional;
26. Menganalisis dan merumuskan data evaluasi dampak pelaksanaan
penyuluhan pertanian di tingkat kabupaten;
27. Menyusun pedoman/uklak/juknis penyuluhan pertanian di tingkat kabupaten.
c. Penyuluh Pertanian Madya :
1. Menyusun programa penyuluhan pertanian di tngkat kabupaten, provinsi dan
nasional sebagai ketua;
2. Menyusun programa penyuluhan pertanian sebagai anggota;
3. Menyusun rencana kerja tahunan penyuluh pertanian
4. Menyusun pedoman/juklak penilaia restasi petani/kelompoktani di tingkat
provinsi;
5. Melakukan kunjungan tatapmuka/anjangsana pada petani perorangan;
6. Melakukan kunjungan tatapmuka/ajangsana pada kelompoktani;
7. Melakukan kunjungan tatapmuka/anjangsana pada petani secara massal;
8. Mengolah, menganalisis dan merumuskan hasil kajian paket
teknologi/metode penyuluhan pertanian;
9. Menyusun rancang bangun usaha pertanian dan melakukan rekayasa
kelembagaan pelaku usaha;
10. Merencanakan penyuluhan pertanian melalui media elektronik (radio, V,
website);
11. Menjadi pramuwicara dalam perencanaan dan pelaksanaan pameran;
12. Mengajar kursus tani;
13. Melakukan penilaian prestasi petani/kelompoktani di tingkat provinsi;

Modul Diklat Tugas dan Fungsi Penyuluhan Pertanian 6


14. Menumbuhkan asosiasi petani;
15. Menumbuhkan kemitraan usaha kelompoktani dengan pelaku usaha;
16. Menyusun rencana kegiatan evaluasi pelaksanaan penyuluhan pertanian di
tingkat nasional;
17. Menganalisis dan merumuskan hasil evaluasi pelaksanaan penyuluhan
pertanian di tingkat nasional;
18. Menyusun rencana kegiatan evaluasi dampak pelaksanaan penyuluhan
pertanian di tingkat provinsi;
19. Menganalisis dan merumuskan data evaluasi dampak pelaksanaan
penyuluhan pertanian di tingkat provinsi;
20. Menyusun pedoman/juklak/juknis penyuluhan pertanian di tingkat provinsi;
21. Meyusun rencana/desain metode penyuluhan pertanian;
22. Menyiapkan dan mengolah bahan/data/informasi kajian metode penyuluhan
pertanian;
23. Menyusun konsep pengembangan metode penyuluhan pertanian;
24. Menjadi penyaji dalam diskusi konsep pengembangan metode penyuluhan;
25. Menjadi pembahasan dalam diskusi konsep pengembangan metode
penyuluhan;
26. Melaksanakan uji coba konsep pengembangan metode penyuluhan
pertanian
27. Menjadi pembahas dalam diskusi konsep metode baru penyuluhan
pertanian;
28. Menjadi narasumber dalam diskusi konsep metode baru penyuluhan
pertanian.

d. Penyuluh Pertanian Utama :


1. Menyusun programa penyuluhan pertanian sebagai anggota;
2. Menyusun rencana kerja tahunan penyuluh pertanian;
3. Melaksanakan supervisi produksi pada penyusunan materi penyuluhan
pertanian dalam bentuk Film/Video/VCD/DVD;
4. Menyusun materi penyuluhan pertanian dalam bentuk bahan website;
5. Menyusun pedoman/juklak penilaian prestasi petani/kelompoktani di tingkat
nasional;
6. Melakukan kunjungan tatapmuka/anjangsana pada petani perorangan;
7. Melakukan kunjungan tatapmuka/anjangsana pada kelompoktani;
8. Melakukan kunjungan tatapmuka/anjangsana pada petani secara massal;

Modul Diklat Tugas dan Fungsi Penyuluhan Pertanian 7


9. Menjadi pramuwicara dalam merencanakan dan melaksanakan pameran;
10. Mengajar kursus tani;
11. Melakukan penilaian prestai petani/kelompoktani di tingkat nasional;
12. Menyusun rencana kegiatan evaluasi dampak pelaksanaan penyuluhan
pertanian di tingkat nasional;
13. Menganalisis dan merumuskan data evaluasi dampak pelaksanaan
penyuluhan pertanian di tingkat nasional;
14. Menyusun pedoman/juklak/juknis penyuluhan pertanian di tingkat nasional;
15. Meyusun rencana/desain kajian arah kebijaksanaan pengembangan
penyuluhan pertanian yang bersifat penyempurnaan;
16. Menyiapkan dan mengolah bahan/data/informasi kajian arah kebijaksanaan
pengembangan penyuluhan pertanian yang bersifat penyempurnaan;
17. Menganalisis data/informasi dan merumuskan hasil kajian arah
kebijaksanaan pengembangan penyuluhan pertanian yang bersifat
penyempurnaan;
18. Menganalisis data/informasi dan merumuskan hasil kajian metode
penyuluhan pertanian;
19. Menyusun rencana/desain pengembangan metode peyuluhan pertanian;
20. Menjadi narasumber dalam diskusi konsep pengembangan metode
penyuluhan pertanian;
21. Merumuskan pengembangan metode penyuluhan pertanian;
22. Menyusun konsep metode baru penyuluhan pertanian;
23. Menjadi penyaji dalam diskusi konsep metode baru penyuluhan pertanian;
24. Menjadi narasumber dalam diskusi konsep metode baru penyuluhan
pertanian;
25. Merumuskan konsep metode baru penyuluhan pertanian.

C. Fungsi Penyuluh Pertanian

Dalam beberapa literatur memang kata fungsi (function) di satu artikan


dengan peranan (role), namun dalam modul ini penulis lebih cenderung
menggunakan kata peranan. Peranan dapat diterjemahkan sebagai “sesuatu
harapan terhadap seseorang agar memahami sesuatu keragaan tertentu”,
sehingga kiranya secara kalimat lebih tepat bila dikatakan :
- Peranannya berfungsi atau tidak, daripada

Modul Diklat Tugas dan Fungsi Penyuluhan Pertanian 8


- Fungsinya berperan atau tidak
Yang dimaksud peranan disini adalah peranan penyuluh selain tugas
pokoknya melaksanakan penyuluhan. Mengapa demikian, karena dalam
melaksanakan tugas pokoknya (menyuluh) tidak akan berhasil dengan baik bila
penyuluh tidak mampu memerankan peran-peran tambahan/lainnya yang akan
diuraikan ini.
Banyak ahli menjelaskan peran-peran tambahan/lainnya penyuluh ini (selain
menyuluh/memberikan inovasi), yang apabila dirangkum antara lain
menyebutkan :
1. Penyuluh sebagai inisiator, yang senantiasa selalu memberikan
gagasan/ide-ide baru.
2. Penyuluh sebagai fasilitator, yang senantiasa memberikan jalan keluar/
kemudahan-kemudahan, baik dalam menyuluh/proses belajar mengajar,
maupun fasilitas dalam memajukan usahataninya. Dalam hal menyuluh
penyuluh memfasilitasi dalam hal : kemitraan usaha, berakses ke pasar,
permodalan dan sebagainya.
3. Penyuluh sebagai motivator, penyuluh senantiasa membuat petani tahu,
mau dan mampu.
4. Penyuluh sebagai penghubung
a. Penghubung dengan pemerintah, dalam hal ini :
¾ Penyuluh sebagai penyampai aspirasi masyarakat tani (sebagai
contoh dalam bentuk programa penyuluhan pertanian)
¾ Penyuluh sebagai penyampai kebijakan dan peraturan-peraturan
yang menyangkut kebijakan dan peraturan bidang pertanian.
b. Penghubung dengan peneliti, dalam hal ini penyuluh senantiasa
membawa inovasi baru hasil-hasil penelitiaan untuk dapat memajukan
usaha tani.
5. Penyuluh sebagai guru, pembimbing petani, yang senantiasa mengajar,
melatih petani sebagai orang dewasa.
6. Penyuluh sebagai organisator dan dinamisator, yang selalu menumbuhkan
dan mengembangkan kelompok tani agar mampu berfungsi sebagai kelas
belajar-mengajar, wahana kerjasama dan sebagai unit produksi.
7. Penyuluh sebagai penganalisa, penyuluh dituntut untuk mampu menganalisa
masalah, sebab yang ada di usahatani dan di keluarga tani mampu

Modul Diklat Tugas dan Fungsi Penyuluhan Pertanian 9


menganalisa kebutuhan petani yang selanjutnya merupakan masukan dalam
membuat programa penyuluhan pertanian.
8. Penyuluh sebagai agen perubahan, penyuluh senantiasa harus dapat
mempengaruhi sasarannya agar dapat merubah dirinya ke arah kemajuan.
Dalam hal ini penyuluh berperan sebagai katalis, pembantu memecahkan
masalah (solution gives), pembantu proses (process helper), dan sebagai
sumber penghubung (resources linker).
Masih banyak sumber lain yang membahas tentang peranan atau fungsi
penyuluh pertanian. Dari beberapa sumber dan uraian-uraian diatas,
berdasarkan urutan urgensinya, peranan, permasalahan di lapangan, kondisi
para penyuluh, masalah petani, kebutuhan petani dan orientasi pembangunan
pertanian, peranan penyuluh dapat dibagi menjadi lima peranan utama yaitu :
1. Penyuluh sebagai penasehat/advisor
2. Penyuluh sebagai teknisi
3. Penyuluh sebagai penghubung
4. Penyuluh sebagai organisator
5. Penyuluh sebagai agen pembaharu

D. Rangkuman

Penyuluh pertanian berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional


penyuluhan pertanian pada instansi pemerintah baik di tingkat pusat maupun
daerah. Tugas pokok penyuluh pertanian adalah menyuluh, selanjutnya dalam
menyuluh dapat dibagi menjadi menyiapkan, melaksanakan, mengembangkan,
mengevaluasi dan melaporkan kegiatan penyuluhan. Berdasarkan urutan
urgensinya, peranan, permasalahan di lapangan, kondisi para penyuluh,
masalah petani, kebutuhan petani dan orientasi pembangunan pertanian,
peranan penyuluh dapat dibagi menjadi lima peranan utama yaitu :
a. Penyuluh sebagai penasehat/advisor
b. Penyuluh sebagai teknisi
c. Penyuluh sebagai penghubung
d. Penyuluh sebagai organisator
e. Penyuluh sebagai agen pembaharu

Modul Diklat Tugas dan Fungsi Penyuluhan Pertanian 10


E. Latihan

1. Jelaskan kedudukan penyuluh pertanian dalan instansi pemerintah.


2. Jelaskan tugas pokok penyuluh pertanian.
3. Jelaskan fungsi atau peranan penyuluh pertanian.

Modul Diklat Tugas dan Fungsi Penyuluhan Pertanian 11


BAB III
JENJANG JABATAN FUNGSIONAL
PENYULUH PERTANIAN

A. Jenjang Jabatan Fungsional Penyuluhan Pertanian

Penyuluh Pertanian berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional pada


unit organisasi lingkup penyuluhan pertanian pada instansi pemerintah dan
merupakan jabatan karier.Jabatan fungsional penyuluh pertanian, terdiri dari :
a. Penyuluh pertanian terampil
b. Penyuluh Pertanian ahli
Jenjang jabatan fungsional penyuluh pertanian dari yang terendah sampai
tertinggi terdiri atas :
a. Penyuluh pertanian trampil
1. Penyuluh pertanian pelaksana pemula
2. Penyuluh pertanian pelaksana
3. Penyuluh pertanian pelaksana lanjutan
4. Penyuluh pertanian penyelia
b. Penyuluh pertanian ahli
1. Penyuluh pertanian pertama
2. Penyuluh pertanian muda
3. Penyuluh pertanian madya
4. Penyuluh pertanian utama
Jenjang pangkat dan golongan ruang penyuluh pertanian trampil, terdiri atas :
a. Penyuluhan pertanian pelaksana pemula
1. Pengatur muda, golongan ruang II/a
b. Penyuluh Pertanian Pelaksana
1. Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang II/b
2. Pengatur, golongan ruang II/c
3. Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d
c. Penyuluh Pertanian Pelaksana Lanjutan
1. Penata muda, golongan ruang III/a
2. Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b
d. Penyuluh Pertanian Penyelia
1. Penata, golongan ruang III/c
2. Penata Tingkat I, golongan ruang III/d

Modul Diklat Tugas dan Fungsi Penyuluhan Pertanian 12


Jenjang pangkat dan golongan ruang penyuluh pertanian ahli terdiri atas :
a. Penyuluh Pertanian Pertama
1. Penata ruang, golongan ruang III/a
2. Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b
b. Penyuluh Pertanian Muda
1. Penata, golongan ruang III/c
2. Penata Tingkat I, golongan ruang III/d
c. Penyuluh Pertanian Madya
1. Pembina, golongan ruang IV/a
2. Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b
3. Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c
d. Penyuluh Pertanian Utama
1. Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d
2. Pembina Utama, golongan ruang IV/e

B. Rangkuman

Jenjang jabatan fungsional penyuluh pertanian dari yang terendah sampai


tertinggi terdiri atas :
a. Penyuluh pertanian trampil
1. Penyuluh pertanian pelaksana pemula
2. Penyuluh pertanian pelaksana
3. Penyuluh pertanian pelaksana lanjutan
4. Penyuluh pertanian penyelia
b. Penyuluh pertanian ahli
1. Penyuluh pertanian pertama
2. Penyuluh pertanian muda
3. Penyuluh pertanian madya
4. Penyuluh pertanian utama

C. Latihan
1. Jelaskan jenjang jabatan fungsional penyuluh pertanian terampil.
2. Jelaskan jenjang jabatan fungsional penyuluh pertania ahli.

Modul Diklat Tugas dan Fungsi Penyuluhan Pertanian 13


BAB IV
TATA KERJA DAN TATA HUBUNGAN KERJA
PENYULUH PERTANIAN

A. Tata Kerja dan Tata Hubungan Kerja Penyuluhan Pertanian

Tata kerja dapat diartikan “mekanisme intern”. Dalam sebuah


lembaga/dalam sebuah sistem kerja dan tata hubungan kerja adalah
mekanisme kerja dengan pihak-pihak diluar sistem kerja, namun pihak-pihak
luar tersebut diperlukan untuk mendukung kegiatan. Tata kerja menyangkut
hubungan manajemen atasan dan bawahan (ordinat dan sub ordinat) dan tata
hubungan kerja menyangkut hubungan koordinasi.
Berdasar UU No 16/2006 terjadi tata kerja dan tata hubungan kerja yang
sedikit berubah dengan kondisi sebelumnya.

1. Lembaga Penyuluhan di Tingkat Desa


Di tingkat desa ditetapkan adanya pos penyuluhan yang merupakan
lembaga terdepan dengan petani/kelompoktani. Pos penyuluhan merupakan
lembaga yang mengkoordinasikan kegiatan kelompoktani/gapoktan. Pos
penyuluhan tingkat desa ini bisa dikoordinasikan oleh seorang penyuluh
lulusan SLTA, berkoordinasi dengan Kepala Desa.
Pos penyuluhan merupakan unit kerja non struktural yang dibentuk dan
dikelola secara partisipatif oleh petani, merupakan tempat pertemuan para
penyuluh, pelaku utama dan pelaku usaha untuk :
• Menyusun programa penyuluhan pertanian
• Melaksanakan penyuluhan
• Menfasilitasi kegiatan-kegiatan penyuluhan lainnya

2. Lembaga Penyuluhan di Tingkat Kecamatan


Lembaga penyuluhan tingkat Kecamatan berbentuk Balai Penyuluhan
Pertanian (BPP). BPP merupakan lembaga penyuluhan struktural yang
berfungsi sebagai tempat pertemuan para penyuluh, pelaku utama dan
pelaku usaha.
BPP bertanggung jawab kepada Badan Pelaksana Penyuluhan. BPP
mempunyai tugas antara lain :
• Menyusun programa penyuluhan (tingkat Kecamatan)

Modul Diklat Tugas dan Fungsi Penyuluhan Pertanian 14


• Melaksanakan penyuluhan
• Melaksanakan proses pembelajaran
• Menfasilitasi peningkatan kapasitas penyuluh
• Menfasilitasi pengembangan kelembagaan dan kemitraan

3. Lembaga Penyuluhan di Tingkat Kabupaten


Lembaga penyuluhan tingkat Kabupaten berbentuk Badan Pelaksana
Penyuluhan, yang dipimpin oleh pejabat setingkat eselon II dan bertanggung
jawab kepada Bupati.
Dalam menetapkan kebijakan dan strategi penyuluhan Bupati dibantu oleh
Komisi Penyuluhan dengan tugas memberikan masukan kepada Bupati
sebagai bahan kebijakan dan strategi penyuluhan. Badan Pelaksana ini
bertugas :
¾ Menyusun kebijakan dan programa penyuluhan
¾ Melaksanakan penyuluhan
¾ Melaksanakan pembinaan
¾ Menumbuh kembangkan dan memfasilitasi kelembagaan dan forum
kegiatan
¾ Meningkatkan kapasitas penyuluh.

4. Lembaga Penyuluhan di Tingkat Provinsii


Lembaga penyuluhan Tingkat Provinsi berbentuk Badan Koordinasi
Penyuluhan yang diketuai oleh Gubernur, untuk menunjang kegiatannya
dibentuk sekretariat yang dipimpin oleh seorang pejabat setingkat Eselon IIa.
Dalam menetapkan kebijakan penyuluhan, Gubernur dibantu oleh komisi
penyuluhan tingkat provinsi, dengan tugas :
¾ Melaksanakan koordinasi, integrasi, sinkronisasi lintas sektoral,
optimalisasi partisipasi dan advokasi masyarakat
¾ Menyusun programa penyuluhan
¾ Menfasilitasi pengembangan kelembagaan dan forum masyarakat
¾ Melaksanakan peningkatan kapasitas penyuluh
5. Lembaga Penyuluhan di Tingkat Pusat
Lembaga penyuluhan tingkat Pusat berbentuk badan yang menangani
penyuluhan, bertanggung jawab kepada Menteri.

Modul Diklat Tugas dan Fungsi Penyuluhan Pertanian 15


Untuk melaksanakan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan optimalisasi
kinerja penyuluhan pada tingkat Pusat diperlukan wadah koordinasi penyuluhan
nasional.
Badan penyuluhan nasional ini mempunyai tugas :
¾ Menyusun kebijakan nasional, programa, standarisasi dan akreditasi tenaga
penyuluh, sarana dan prasarana serta pembiayaan.
¾ Menyelenggarakan pengembangan penyuluhan, pangkalan data, pelayanan
dan jaringan informasi penyuluhan.
¾ Melaksanakan penyuluhan, koordinasi, penyeliaan, pemantauan dan
evaluasi serta alokasi dan distribusi sumberdaya penyuluhan.
Dalam menetapkan kebijakan dan strategi penyuluhan, menteri dibantu dan
diberikan masukan oleh Komisi Penyuluhan Nasional.
Bila tata hubungan kerja tersebut diatas dibuat bagan akan terlihat sebagai
berikut :
Kelembagaan Penyuluhan Pertanian

Departemen Pertanian

Badan Penyuluhan
Pusat Nasional

Badan Koordinasi
Dinas
Propinsi Sekretariat

Badan Pelaksana Dinas


Kabupaten

BPP
Cabang Dinas
Kecamatan
Desa
Pos Penyuluhan

B. Rangkuman
Tata kerja dapat diartikan “mekanisme intern”. Dalam sebuah
lembaga/dalam sebuah sistem kerja dan tata hubungan kerja adalah
mekanisme kerja dengan pihak-pihak diluar sistem kerja, namun pihak-pihak

Modul Diklat Tugas dan Fungsi Penyuluhan Pertanian 16


luar tersebut diperlukan untuk mendukung kegiatan. Tata kerja menyangkut
hubungan manajemen atasan dan bawahan (ordinat dan sub ordinat) dan tata
hubungan kerja menyangkut hubungan koordinasi.
Berdasar UU No 16/2006 terjadi tata kerja dan tata hubungan kerja di
laksanakan dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten, provinsi dan
nasional/pusat. Lembaga penyuluhan ditingkat desa bernama pos penyuluhan,
lembaga penyuluhan ditingkat kecamatan bernama Balai Penyuluhan, lembaga
ditingkat Kabupatn bernama Badan Pelaksana Penyuluhan, lembaga ditingkat
Provinsi bernama Badan koordinasi dan lembaga ditingkat nasional/pusat
bernama Badan yang menangani penyuluhan.

C. Latihan
1 Jelaskan tata kerja dan tata hubungan kerja penyuluh pertanian.
2 Bagaimana tata kerja dan tata hubungan kerja penyuluh pertanian ditempat
saudara bekerja ?

Modul Diklat Tugas dan Fungsi Penyuluhan Pertanian 17


BAB V
SEMBILAN INDIKATOR KINERJA
PENYULUH PERTANIAN

A. Sembilan Indikator Kinerja Penyuluh Pertanian


Kinerja dan keberhasilan penyuluh pertanian diukur melalui 9 indikator
sebagai berikut :
1. Tersusunnya program penyuluhan pertanian sesuai dengan kebutuhan
petani (BPP Kabupaten/Kota)
2. Tersusunnya rencana kerja penyuluhan pertanian di wilayah kerja masing-
masing
3. Tersedianya data peta wilayah untuk pengembangan teknologi spesifik
lokasi sesuai dengan pengwilayahan komoditas unggulan
4. Terdiseminasinya informasi teknologi pertanian secara merata dan sesuai
dengan kebutuhan petani
5. Tumbuh kembangnya keberdayaan dan kemandirian petani, kelompoktani,
kelompok usaha/asosiasi dan usaha formal (koperasi dan usaha formal
lainnya)
6. Terwujudnya kemitraan usaha antara petani dengan pengusaha yang saling
menguntungkan.
7. Terwujudnya akses petani ke lembaga keuangan, informasi sarana produksi
pertanian dan pemasaran
8. Meningkatnya produktifitas agribisnis komoditas unggulan di masing-masing
wilayah kerja
9. Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani di masing-masing
wilayah.

Indikator keberhasilan penyuluhan pertanian di atas dapat dianggap


merupakan kebutuhan dari masyarakat profesional penyuluhan pertanian yang
dapat terwujud apabila didukung oleh keberadaan para penyuluh yang
kompeten. Penyuluh pertanian diharapkan memiliki kemampuan dalam
melaksanakan pekerjaan yang kompleks, dengan dasar kemampuan profesional
tertentu, termasuk ketrampilan merencanakan, melaksanakan kegiatan,
memecahkan masalah dengan tanggungjawab mandiri pada tingkat tertentu,
memiliki ketrampilan manajerial serta mampu mengikuti perkembangan,
pengetahuan, dan teknologi di dalam bidang keahliannva.

Modul Diklat Tugas dan Fungsi Penyuluhan Pertanian 18


B. Rangkuman

Kinerja dan keberhasilan penyuluh pertanian diukur melalui 9 indikator. Indikator


keberhasilan penyuluhan pertanian tersebut dapat dianggap merupakan
kebutuhan dari masyarakat profesional penyuluhan pertanian yang dapat
terwujud apabila didukung oleh keberadaan para penyuluh yang kompeten.

C. Latihan
1. Jelaskan 9 indikator kinerja dan keberhasilan penyuluh pertanian.
2. Apa yang harus dikuasai seorang penyuluh pertanian jika dia mau dikatakan
berhasil di dalam kinerjanya?
3.

Modul Diklat Tugas dan Fungsi Penyuluhan Pertanian 19


BAB VI

KODE ETIK JABATAN PENYULUH PERTANIAN

A. Kode Etik Jabatan Penyuluh Pertanian

Kode etik penyuluh pertanian dapat diartikan sebagai pegangan untuk


berperilaku, ciri-ciri perilaku yang merupakan kebanggaan; ciri-ciri perilaku yang
dipergunakan untuk mengidentifikasikan diri sebagai seorang penyuluh
pertanian.
Dari beberapa pendapat ahli salah satunya adalah kata-kata dari Prof. Iso
R. dapatlah dipetik kode etik dimaksud, antara lain :
1. Sebagai penyuluh harus mencintai pekerjaannya dan memiliki keyakinan
yang kuat tentang manfaat tugas pekerjaannya. Dengan cinta akan
pekerjaannya seorang penyuluh diharapkan bekerja tanpa pamrih mau
berkorban, senantiasa berusaha meningkatkan kemampuan diri.
2. Setiap penyuluh harus mencintai masyarakat sasarannya dengan demikian
akan terjadi hubungan yang erat dan baik, menghilangkan gap psikologis
3. Berperilaku luhur, jujur dan bisa menjadi panutan masyarakat. Dengan
kondisi ini penyuluhan akan lebih berhasil, sebaliknya bila seorang penyuluh
mempunyai “cacat perilaku”, masyarakat akan menaruh curiga dan tidak
mau mengikuti anjuran penyuluh, tidak lagi mendapatkan kepercayaan dari
masyarakat sasarannya.
4. Inovasi yang diperoleh dari bangku akademi dan diperkuat dengan
pengkajiannya dan pengalaman nyata/harus teruji secara teknis, ekonomis
dan etukologis.
5. Penyuluh harus mampu menjalin hubungan akrab dengan masyarakat
sasarannya, sehingga adopsi maupun proses difusi merupakan proses yang
alamiah.
6. Seorang penyuluh sama sekali tidak boleh melakukan pemaksaan; dengan
membuktikan bukti keberhasilan, petani akan senantiasa menerima materi
penyuluhan tanpa paksaan.
7. Sasaran penyuluhan tidak hanya terbatas pada petani dewasa; pengalaman
menunjukkan bahwa penyuluhan terhadap anak-anak petani merupakan
pengkaderan untuk selanjutnya kader-kader petani maju

Modul Diklat Tugas dan Fungsi Penyuluhan Pertanian 20


8. Kegiatan penyuluhan akan berhasil dengan baik bila dibarengi dengan
kegiatan-kegiatan lain yang mendukung misalnya kegiatan hulu dan
kegiatan hilir, fasilitas dan iklim usaha.
9. Seorang penyuluh seringkali baru memperoleh kepercayaan masyarakatnya
setelah menunjukkan keberhasilan perbaikan (improvisasi) usahatani.
10. Kemampuan penyuluh selain menguasai kemampuan teknis, harus dilandasi
keterampilan berkomunikasi dan kemampuan berakses kepada fasilitas-
fasilitas produksi lainnya.

B. Rangkuman

Kode etik penyuluh pertanian dapat diartikan sebagai pegangan untuk


berperilaku, ciri-ciri perilaku yang merupakan kebanggaan; ciri-ciri perilaku yang
dipergunakan untuk mengidentifikasikan diri sebagai seorang penyuluh
pertanian

C. Latihan

1. Jelaskan kode etik penyuluhan pertanian.


2. Berikan contoh kegiatan yang melanggar kode etik penyuluhan tersebut.

Modul Diklat Tugas dan Fungsi Penyuluhan Pertanian 21


BAB VII
TATA CARA PENYUSUNAN ANGKA KREDIT (PAK)
PENYULUH PERTANIAN

A. Usul Penilaian dan Penetapan Angka Kredit


Berdasarkan peraturan bersama Menteri Pertanian dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara nomor 54/Permentan/OT.210/11/2008 nomor 23 Atahun 2008
tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan ungsional Penyuluh Pertanian dan Angka
Kreditnya adalah seperti dibawah ini.
a. Usul penilaian angka kredit
1. Bahan penilaian angka kredit penyuluh pertanian di sampaikan pimpinan
unit kerja atau paling rendah pejabat eseslon IV yang bertanggung jawab
di bidang kepegawaian setelah diketahui atasan langsung pejabat fungsional
yang bersangkutan kepada pejabat yang berwenang mengusulkan
penetapan angka kredit

2. Pejabat yang berwenang mengusulkan penetapan angka kredit penyuluh


pertanian, menyampaikan usul penetapan kredit kepada pejabat yang
berwenang menetapkan angka kredit.

3. Usul penetapan angka kredit untuk :


a). Penyuluh pertanian terampil dibuat menurut contoh formulir.
b). Penyuluh pertanian ahli dibuat menurut contoh formulir
4. Setiap usul penetapan angka kredit pertanian, harus dilampiri dengan :
a). Surat pernyataan mengikuti pendidikan dan latihan,
b). Surat penyataan melakukan kegiatan persiapan penyuluhan pertanian
c). Surat pernyataan melakukan kegiatan penyuluhan pertanian dibuat
d). Surat pernyataan melakukan evaluasi dan pelaporan dibuat menurut
e). Surat pernyataan melakukan pengembangan penyuluhan pertanian
f). Surat pernyataan melakukan pengembangan profesi penyuluh pertanian
g). Surat pernyataan melakukan kegiatan penunjang tugas penyuluh
pertanian.
5. Surat pernyataan tersebut harus disertai dengan bukti fisik

b. Penetapan Angka Kredit

Modul Diklat Tugas dan Fungsi Penyuluhan Pertanian 22


1. Setiap usul penetapan angka kredit harus dinilai secara seksama oleh TIM
PENILAI berdasarkan rincian kegiatan dan nilai angka kredit.
2. Hasil penilaian TIM PENILAI sebagaimana dimaksud point 1 disampaikan
pada pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit untuk ditetapkan
angka kreditnya
3. Penetapan Angka Kredit (PAK) penyuluh pertanian ditetapkan oleh pejabat
yang berwenang menetapkan angka kredit.
4. Asli penetapan angka kredit disampaikan kepada kepala Badan
Kepegawaian Negara/Kepala Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara
dan Tembusannya disampaikan kepada:
a). Penyuluh pertanian yang bersangkutan
b). Sekretaris Tim Penilai penyuluh pertanian yang bersangkutan
c). Kepala Biro/Badan Kepegawaian Daerah /Bagian Kepegawaian Instansi
yang bersangkutan
d). Pejabat lain yang dipandang perlu

c. Masa Penilaian Angka Kredit


1. Untuk kelancaran penetapan angka kredit setiap penyuluh pertanian wajib
mencatat dan menginventarisasi semua kegiatan yang dilakukan
2. Hasil inventaris kegiatan dalam bentuk Daftar Usul Penetapan Angka
Kredit (DUPAK) wajib diusulkan paling kurang satu kali dalam setahun
3. Penilaian dan penetapan angka kredit terhadap setiap penyuluh pertanian
dilakukan paling kurang satu kali dalam setahun
4. Penilaian dan penetapan angka kredit terhadap penyuluh pertanian
dilakukan paling kurang dua kali dalam se-tahun dengan ketentuan sebagai
berikut:
a). Untuk kenaikan pangkat periode April angka kredit ditetapkan paling
lambat pada bulan Januari pada Tahun yang bersangkutan
b). Untuk kenaikan pangkat periode Oktober angka kredit ditetapkan paling
lambat pada bulan Juli tahun yang bersangkutan.

B. Tata tertib Pengusulan Penilaian Angka Kredit


1. Pelajari dengan cermat dan seksama (1) Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara No. PER/02/MENPAN/2/2008 tentang

Modul Diklat Tugas dan Fungsi Penyuluhan Pertanian 23


Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian dan Angka Kreditnya. Jakarta :
Badan Pengembangan SDM Pertanian, (2) Peraturan Bersama Menteri
Pertanian dan Kepala Badan Kepegawaian Negara nomor
54/Permentan/OT.210/11/2008 nomor 23 Atahun 2008 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Jabatan ungsional Penyuluh Pertanian dan Angka Kreditnya.
Jakarta : Badan Pengembangan SDM Pertanian (3) Surat Keputusan
Menteri Pertanian Nomor 35/Permentan/OT.140/7/2009 tanggal 24 Juli 2009
tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian dan Angka
Kreditnya sebelum mengusulkan DUPAK.
2. Penyuluh pertanian mengajukan DUPAK setiap tahun minimal 25 % dari
angka kredit yang dipersyaratkan.
3. Penyuluh Pertanian melakukan penilaian sendiri atas kegiatan yang telah
dilaksanakan dengan mengacu kepada peraturan yang ada.
4. Setiap berkas yang diusulkan untuk dinilai harus dilampiri formulir yang
ditetapkan sesuai kegiatan yang dilaksanakan.
5. Berkas yang diajukan harus dikelompokkan dalam :
a. unsur utama (Pendidikan, Persiapan Penyuluh Pertanian, Pelaksanaan
penyuluhan pertanian, Evaluasi dan Pelaporan, pengembangan
penyuluhan dan pengembangan profesi).
b. Unsur penunjang
6. Surat yang harus dibuat sesuai kegiatan yang diusulkan (melakukan
kegiatan Pendidikan, Persiapan Penyuluh Pertanian, Pelaksanaan
penyuluhan pertanian, Evaluasi dan Pelaporan, pengembangan penyuluhan
dan pengembangan profesi) dan melakukan kegiatan penunjang penyuluhan
pertanian.
7. Formulir yang harus diisi :
a. Masa penilaian
b. Kolom lama diisi dengan nilai angka kredit yang terakhir yang diambil
dari PK terakhir. Apabila belum pernah mendapat PAK maka diisi
dengan angkakredit yang dimiliki pada saat pengangkatan pertama.
c. Kolom baru diisi dengan angka kredit yang diusulkan oleh yang
bersangkutan sesuai dengan hasil kegiatan
d. Harus ditandatangani oleh yang bersangkutan dan pejabat
pengusulkan/pimpinan unit kerjanya.

Modul Diklat Tugas dan Fungsi Penyuluhan Pertanian 24


8. Berkas DUPAK harus dilampiri : SK kenakan pangkat terakhir, SK jabatan
fungsional terakhir, PAK terakhir, SK pengangkatan kembali dalam jabatan
fungsional penyuluh pertanian (bila ada), DP3 terakhir, SK impasing
(penyesuaian jabatan) berdasarkan Kep Menkowasbangpan no.
19/Kep/WASPAN/5/5/1999.
9. Tim penilai tidak menerima berkas-berkas DUPAK yang mengacu pada Kep
Menkowasbangpan no. 19/Kep/WASPAN/5/5/1999 sejak 1 Oktober 2009.
10. Berkas DUPAK yang diusulkan harus disusun sesuai kolom kegiatannya
masing-masing dan harus dilengkapi lampiran.
11. Apabila berkas DUPAK tidak lengkap tidak akan dinilai dan dikembalikan
kepada instansi pengusul.
12. Penilaian dilakukan pada bulan Januari dan Juli dikirim ke alamat Sekretariat
Tim Penilai Pusat Angka Kredit Penyuluh Pertanian, Kampus Departemen
pertanian Gedung D, lantai 5. Jl. Harsono RM. No. 3- Jakarta 12550 (khusus
untuk penyuluh pertanian Kabupaten/Provinsi penyuluh pertanian madya
(IV/b) sampai dengan penyuluh pertanian utama (IV/e).

C. Kenaikan Jabatan dan Pangkat

a. Kenaikan Jabatan
1. Penetapan angka kredit digunakan sebagai dasar kenaikan jabatan dan atau
kenaikan pangkat penyuluh pertanian sesuai dengan peraturan perundang-
undanngan
2. Penetapan kenaikan jabatan dapat dipetimbangkan apabila :
a). Paling singkat 1 tahun dalam jabatan terakhir
b). Memenuhi angka kredit kumulatif yang ditentukan untuk jabatan
setingkat lebih tinggi
c). Setiap penilaian unsur prestasi kerja, atau pelaksanaan kerja dalam DP3
paling kurang bernilai baik dalam satu tahun terakhir
3. Kenaikan jabatan Penyuluh Pertaian Pelaksana Pemula sampai dengan
Penyuluh Pertanian Penyelia dan Penyuluh Pertanian pertama sampai
dengan Penyuluh Pertanian Madya ditetapkan oleh pejabat Pembina
Kepegawaian instansi masing-masing
4. Kenaikan Jabatan Penyuluh Pertanian Madya menjadi Penyuluh Pertanian
Utama ditetapkan oleh presiden setelah mendapat pertimbangan teknis
kepala BKN

Modul Diklat Tugas dan Fungsi Penyuluhan Pertanian 25


b.Kenaikan Pangkat
1. Kenaikan pangkat dapat dipertimbangkan apabila:
a). Paling singkat 2 tahun dalam pangkat terakhir
b). Memenuhi angka kredit kumulatif yang ditentukan untuk pangkat
setingkat lebih tinggi
c). Setiap penialian unsur prestasi kerja, atau pelaksanaan kerja dalam DP3
paling kurang bernilai baik dalam dua tahun terakhir

2. Kenaikan pangkat pegawai negeri sipil yang menduduki jabatan Penyuluh


Pertanian Madya pangkat Pembina TK I golongan ruang IV/b, untuk menjadi
Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c sampai dengan Penyuluh
Pertanian Utama, pangkat Pembina Utama golongan ruang IV/e ditetapkan
dengan Keputusan Presiden setelah mendapat pertimbangan teknis kepala
BKN

c. Kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil Pusat yang menduduki jabatan:


a). Penyuluh Pertanian Pelaksana Pemula pangkat pengatur muda golongan
ruang IIa untuk menjadi pengatur muda TK I golongan ruang IIb, sampai
dengan untuk menjadi Penyuluh Pertanian Penyelia, pangkat Penata TK I
golongan III/d
b). Penyuluh Pertanian Pertama pangkat Penata Muda golongan ruang IIIa
untuk menjadi penata muda TK I Golongan ruang III/b sampai dengan untuk
menjadi Penyuluh Pertanian Madya pangkat Pembina TK I golongan ruang
IV/b
c). Ditetapkan dengan keputusan pejabat Pembina kepegawaian pusat
setelah mendapat persetujuan teknis kepala Badan Kepegawaian Negara
d. Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri sipil Daerah Provinsi :
a). Penyuluh pertanian pelaksana pemula pangkat pengatur muda golongan
ruang II/a untuk menjadi pengatur muda TK I golongan ruang IIb, sampai
dengan untuk menjadi penyuluh pertanian penyelia, pangkat penata TK I
golongan III/d
b). Penyuluh pertanian pertama pangkat penata muda golongan ruang III/a
untuk menjadi penata muda TK I Golongan ruang III/b sampai dengan
untuk menjadi penyuluh pertanian madya pangkat pembina TK I
golongan ruang IV/b

Modul Diklat Tugas dan Fungsi Penyuluhan Pertanian 26


Ditetapkan dengan keputusan pejabat Pembina Kepegawaian
daerah provinsi yang bersangkutan setelah mendapat persetujuan teknis
Kepala Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara

e. Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri sipil Daerah Kabupaten/kota


a). Penyuluh Pertanian Pelaksana Pemula pangkat Pengatur Muda golongan
ruang II/a untuk menjadi Pengatur Muda TK I golongan ruang II/b, sampai
dengan untuk menjadi Penyuluh Pertanian Penyelia, pangkat Penata TK I
golongan ruang III/d
b). Penyuluh Pertanian pertama pangkat Penata Muda golongan ruang III/a
untuk menjadi Penata Muda TK I Golongan ruang III/b sampai dengan untuk
menjadi Penyuluh Pertanian Muda , pangkat Penata TK I golongan ruang
III/d

ditetapkan dengan keputusan pejabat Pembina kepegawaiandaerah


Kabupaten/Kota setelah mendapat persetujuan teknis kepala kantor regional
Badan Kepegawaian Negara.

c). Kenaikan pangkat pegawai negeri sipil daerah Kabupaten/Kota yang


menduduki jabatan penyuluh pertanian muda pangkat penata TK I golongan
ruang III/d untuk menjadi Penyuluh Pertanian Madya pangkat Pembina
golongan ruang IV/a sampai dengan Pembina TK I golongan ruang IV/b
ditetapkan oleh Gubernur yang bersangkutan setelah mendapat persetujuan
teknis Kepala Kantor Regional BKN

f. Angka Kredit Untuk Kenaikan Pangkat


a). Kenaikan pangkat bagi penyuluh pertanian dalam jenjang jabatan yang lebih
tinggi dapat dipertimbangkan apabila kenaikan jabatannya telah ditetapkan
oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
b). Penyuluh pertanian yang memiliki angka kredit melebihi angka kredit yang
ditentukan, untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi, kelebiahn
angka kredit tersebut dapat diperhitungan untuk angka kredit berikutnya
c). Penyuluh pertanian yang telah mencapai angka kredit untuk kenaikan
jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi pada tahun pertama dalam masa
jabatan /pangkat yang didudukinya pada tahun berikutnya diwajibkan

Modul Diklat Tugas dan Fungsi Penyuluhan Pertanian 27


mengumpulkan angka kredit paling kurang 20% dari jumlah angka kredit
yang dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat/jabatan setingkat lebih tinggi
yang berasal dari tugas pokok penyuluh pertanian
d). Penyuluh pertanian penyelia pangkat penata TK I golongan ruang III/d
setiap tahun setelah menduduki sejak menduduki pangkatnya, wajib
mengumpulkan angka kredit paling kurang 10 dari kegiatan tugas pokok
e). Penyuluh pertanian utama pangkat Pembina utama golongan ruang IV/e
setiap tahun sejak menduduki pangkatnya wajib mengumpulkan paling
kurang 25 angka kredit dari kegiatan tugas pokok dan pengembangan
profesi
f). Kenaikan pangkat penyuluh pertanian madya yang akan naik pangkat
menjadi Pembina tk I golongan ruang IVb sampai dengan penyuluh
pertanian utama pangkat Pembina utama golongan ruang ive diwajibkan
mengumpulkan paling kurang 12 angka kredit dari kegiatan penulisan karya
tulis ilmiah

D. Rangkuman

Tata cara penyusunan angka kredit dimulai dari pengumpulan nilai angka
kredit oleh penyuluh pertanian dan mengusulkan Daftar Usulan Penilaian Angka
Kredit (DUPAK) ke Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit.
Apabila dari hasil penilaian dan penetapan angka kredit sudah dapat
memenuhi jumlah angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan jenjang/
pangkat, secara hirarki Penyuluh Pertanian dapat mengajukan usul penilaian
dan penetapan angka kredit.

E. Latihan
1. Bagaimana tata cara penyusunan angka kredit penyuluh pertanian?
2. Siapa pejabat yang berwenang untuk menetapkan angka kredit di tingkat
pusat, provinsi dan kabupatn/kota?
3. Coba saudara tuliskan, berapa nilai angka kredit yang sudah saudara
peroleh hingga saat ini.

Modul Diklat Tugas dan Fungsi Penyuluhan Pertanian 28


BAB VIII
PENUTUP

A. Kesimpulan

Penyuluh pertanian berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional


penyuluhan pertanian pada instansi pemerintah baik di tingkat pusat maupun
daerah. Tugas pokok penyuluh pertanian adalah menyuluh, selanjutnya dalam
menyuluh dapat dibagi menjadi menyiapkan, melaksanakan, mengembangkan,
mengevaluasi dan melaporkan kegiatan penyuluhan
Jenjang jabatan fungsional penyuluh pertanian terdiri atas : 1) Penyuluh
pertanian trampil (Penyuluh pertanian pelaksana pemula, Penyuluh pertanian
pelaksana, Penyuluh pertanian pelaksana lanjutan, Penyuluh pertanian penyelia
2) Penyuluh pertanian ahli (Penyuluh pertanian pertama, Penyuluh pertanian
muda, Penyuluh pertanian madya, Penyuluh pertanian utama).
Tata kerja dan tata hubungan kerja di laksanakan dari tingkat desa,
kecamatan, kabupaten, provinsi dan nasional/pusat. Tata kerja menyangkut
hubungan manajemen atasan dan bawahan (ordinat dan sub ordinat) dan tata
hubungan kerja menyangkut hubungan koordinasi.
Dalam menjalankan penyuluhan, seorang penyuluh mempunyai kode
etik sebagai pegangan untuk berperilaku, ciri-ciri perilaku yang merupakan
kebanggaan; ciri-ciri perilaku yang dipergunakan untuk mengidentifikasikan diri
sebagai seorang penyuluh pertanian.
Untuk menaikkan karirnya, seorang penyuluh harus menyusun DUPAK
agar jenjang pangkat dan jabatan dapat meningkat. Penetapan jenjang jabatan
penyuluh pertanian untuk pengangkatan dalam jabatan ditetapkan berdasarkan
jumlah angka kredit yang dimiliki.

B. Tindak Lanjut

Dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan seorang penyuluh harus


mengetahui kedudukan, tugas pokok dan fungsinya serta harus memperhatikan
kode etik penyuluh. Untuk meningkatan karirnya , penyuluh harus mengajukan
angka kredit sesuai dengan aturan yang berlaku. Penyuluh harus selalu
mengembangkan diri dan berlatih terus dalam merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi penyuluhan pertanian .Hal ini dimaksudkan agar penyelnggaran

Modul Diklat Tugas dan Fungsi Penyuluhan Pertanian 29


penyuluhan pertanian dapat berjalan dengan baik sehingga memperoleh hasil yang
optimal.

Modul Diklat Tugas dan Fungsi Penyuluhan Pertanian 30


DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 2006. Undang-Undang Republik Indonesia No. 16 Th 2006 tentang


Sistem Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan.

. 2008. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara


No. PER/02/MENPAN/2/2008 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh
Pertanian dan Angka Kreditnya. Jakarta : Badan Pengembangan SDM
Pertanian.

__________. 2009. Peraturan Bersama Menteri Pertanian dan Kepala Badan


Kepegawaian Negara nomor 54/Permentan/OT.210/11/2008 nomor 23
Atahun 2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan ungsional Penyuluh
Pertanian dan Angka Kreditnya. Jakarta : Badan Pengembangan SDM
Pertanian.

__________. 2009. Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor


35/Permentan/OT.140/7/2009 tanggal 24 Juli 2009 tentang Petunjuk Teknis
Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian dan Angka Kreditnya. Jakarta.

Mardikanto, Totok. 1993. Penyuluhan Pembangunan. Surakarta : UNS Press

Slamet M. 2003. Membentuk Perilaku Manusia Pembangunan. Bogor : IPB Press.

Syamsiah M. 1996. Dasar-Dasar Penyuluhan (Modul UT). Jakarta : Universitas


Terbuka.

Modul Diklat Tugas dan Fungsi Penyuluhan Pertanian 31


DEPARTEMEN PERTANIAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA PERTANIAN
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN

MODUL
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL
BAGI PENYULUH PERTANIAN

LEMBAR FASILITATOR

1 KELOMPOK JABATAN Ahli


2 JENIS PENDIDIKAN DAN Dasar Ahli
PELATIHAN
3 KELOMPOK MATERI Inti

4 JUDUL MATA DIKLAT Tugas dan Fungsi Penyuluh Pertanian


5 DESKRIPSI MATA DIKLAT Mata diklat ini mencakup tentang kedudukan,
tugas pokok dan fungsi Penyuluh Pertanian,
Jenjang jabatan fungsional, tata kerja dan tata
hubungan kerja penyuluhan pertanian,
sembilan Indikator kinerja Penyuluh Pertanian;
Kode etik jabatan Penyuluh Pertanian , Tata
cara penyusunan angka kredit (PAK) penyuluh
ahli.

6 POKOK BAHASAN 1. Kedudukan, tugas pokok dan fungsi


Penyuluh Pertanian;
2. Jenjang jabatan fungsional
3. Tata kerja dan tata hubungan kerja
penyuluhan pertanian;
4. Sembilan Indikator kinerja Penyuluh
Pertanian;
5. Kode etik jabatan Penyuluh Pertanian
6. Tata cara penyusunan angka kredit (PAK)
penyuluh ahli

7 KOMPETENSI DASAR Setelah selesai pembelajaran, peserta dapat


memahami tugas pokok dan fungsi penyuluh
pertanian

8 INDIKATOR HASIL Setelah selesai pembelajara peserta dikat


BELAJAR diharapkan mampu :
1). Menjelaskan kedudukan, tugas pokok dan
fungsi penyuluh pertanian;
2). Menjelaskan jenjang jabatan fungsional
3). Menjelaskan tata kerja dan tata hubungan
kerja penyuluhan pertanian;
4). Menjelaskan sembilan Indikator kinerja
Penyuluh Pertanian;
5). Menjelaskan kode etik jabatan Penyuluh
Pertanian
6). Menjelaskan tata cara penyusunan angka
kredit (PAK) penyuluh ahli

9 WAKTU PEMBELAJARAN
8 jam x @ 45 menit = 360 menit
(T/P)
10 METODE PEMBELAJARAN 1. Ceramah
2. Diskusi Kelompok
3. Curah pendapat
4. Simulasi
11 ALAT dan BAHAN 1. Alat Tulis
2. OHP
3. LCD
4. Lap top
LANGKAH KEGIATAN :

NO. Uraian Kegiatan Waktu


(Menit)
1. Pengantaran 5
- mengenalkan diri
- menciptakan suasana kelas yang kondusif

2. Fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran dan indikator 5


keberhasilan belajar yang ingin dicapai serta membangkitkan
minat belajar

3. Menyampaikan materi 60

4. Diskusi masing-masing kelompok dengan materi : 30


a. Kedudukan, tugas pokok dan fungsi penyuluh pertanian
b. Peran penyuluh pertanian
c. Kode etik jabatan penyuluhan pertanian
d. Tata cara pengajuan DUPAK

5. Presentasi hasil diskusi kelompok 40

6. Latihan membuat daftar usulan angka kredit 115

7. Mengevaluasi hasil kerja peserta dalam membuat daftar usulan 100


angka kredit.

8. Fasilitator menyampaikan kesimpulan hasil proses belajar 5


DEPARTEMEN PERTANIAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA PERTANIAN
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN

MODUL
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL
BAGI PENYULUH PERTANIAN

LEMBAR PESERTA

1 KELOMPOK JABATAN Ahli


2 JENIS PENDIDIKAN DAN Dasar Ahli
PELATIHAN
3 KELOMPOK MATERI Inti

4 JUDUL MATA DIKLAT Tugas dan Fungsi Penyuluh Pertanian


5 DESKRIPSI MATA DIKLAT Mata diklat ini mencakup tentang kedudukan,
tugas pokok dan fungsi Penyuluh Pertanian,
Jenjang jabatan fungsional, tata kerja dan tata
hubungan kerja penyuluhan pertanian,
sembilan Indikator kinerja Penyuluh Pertanian;
Kode etik jabatan Penyuluh Pertanian , Tata
cara penyusunan angka kredit (PAK) penyuluh
ahli.

6 POKOK BAHASAN 1. Kedudukan, tugas pokok dan fungsi


Penyuluh Pertanian;
2. Jenjang jabatan fungsional
3. Tata kerja dan tata hubungan kerja
penyuluhan pertanian;
4. Sembilan Indikator kinerja Penyuluh
Pertanian;
5. Kode etik jabatan Penyuluh Pertanian
6. Tata cara penyusunan angka kredit (PAK)
penyuluh ahli

7 KOMPETENSI DASAR Setelah selesai pembelajaran, peserta dapat


memahami tugas pokok dan fungsi penyuluh
pertanian

8 INDIKATOR HASIL Setelah selesai pembelajara peserta dikat


BELAJAR diharapkan mampu :
1). Menjelaskan kedudukan, tugas pokok dan
fungsi penyuluh pertanian;
2). Menjelaskan jenjang jabatan fungsional
3). Menjelaskan tata kerja dan tata hubungan
kerja penyuluhan pertanian;
4). Menjelaskan sembilan Indikator kinerja
Penyuluh Pertanian;
5). Menjelaskan kode etik jabatan Penyuluh
Pertanian
6). Menjelaskan tata cara penyusunan angka
kredit (PAK) penyuluh ahli

9 WAKTU PEMBELAJARAN
7 jam x @ 45 menit = 315 menit
(T/P)
10 METODE PEMBELAJARAN 1. Ceramah
2. Diskusi Kelompok
3. Curah pendapat
4. Simulasi
11 ALAT dan BAHAN 1. Alat Tulis
2. OHP
3. LCD
4. Lap top
LANGKAH KEGIATAN :

NO. Uraian Kegiatan Waktu


(Menit)
1. Pengantaran 5
Peserta mendengarkan fasilitator memperkenalkan diri
Peserta memperkenalkan nama dan asal daerah masing-masing

2. Peserta mendengarkan fasilitator menyampaikan tujuan 5


pembelajaran dan indikator keberhasilan belajar yang ingin
dicapai serta membangkitkan minat belajar

3. Mendengarkan penjelasan dari fasilitator tentang pokok bahasan 60


materi pelatihan
4. Diskusi masing-masing kelompok dengan materi : 30
1. Kedudukan, tugas pokok dan fungsi penyuluh pertanian
2. Peran penyuluh pertanian
3. Kode etik jabatan penyuluhan pertanian
4. Tata cara pengajuan DUPAK

5. Peserta mempresentasi hasil diskusi kelompok 40

6. Latihan membuat daftar usulan angka kredit 115

7. Mengevaluasi hasil kerja peserta dalam membuat daftar usulan 100


angka kredit.

8. Fasilitator menyampaikan kesimpulan hasil proses belajar 5

Anda mungkin juga menyukai