PENDAHULUAN
1
Selain kegiatan budidaya di Keramba Jaring Apung (KJA) dan kurangan tancap,
dapat pula membudidayakan rumput laut jenis Eucheuma Cottoni,
karytapembudidaya rumput laut adalah metode long line, karena metode ini agak
mudah diaplikasikan, selain itu pengontrolan dan pembersihan mudah dilakukan
2
1.4. Tempat
1.5. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada Kamis, 21 April 2015 pukul 10.00 WIB
3
BAB II
PEMBAHASAN
Phylum : Chordata
Sub phylum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Ordo : Percomorphi
Famili : Centropomidae
Genus : Lates
Species : Lates calcalifer
4
Ikan Kakap Merah (Lutjanus johni)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Lutjanidae
Genus : Lutjanus
Spesies : Lutjanus johni
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
5
Sub phylum : Vertebrata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Carangidae
Genus : Trachinotus
Spesies : Blochii
Class : Chondrichthyes
Sub class : Ellasmobranchii
Ordo : Percomorphi
Divisi : Perciformes
Famili : Serranidae
Genus : Epinephelus
Species : Epinepheus sp
6
kenis krustaceae (rebon, dogol dan krosok), selain itu jenis ikan-
ikan (tembang, teri dan belanak).
Phyllum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Osteichyes
Subclass : Actinopterigi
Ordo : Percomorphi
Subordo : Percoidea
Family : Serranidae
Subfamili : Epinephihelinae
Genus : Cromileptes
Spesies : Cromileptes altivelis
7
Kerapu kertang adalah ikan bertulang sejati (Osteichthyes)
terbesar di terumbu karang dan merupakan salah satu ikan
terpopuler di perairan Indonesia. Klasifikasi ikan kerapu kertang :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Serranidae
Genus : Epinephelus
Spesies : Epinephelus lanceolatus
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Serranidae
Genus : Plectropomus
Spesies : Plectropomus maculates
8
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Rachycentridae
Genus : Rachycentron
Spesies : Rachycentron canadum
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Pomacentridae
Genus : Amphiprion dan Premnas
Spesies : Amphiprion ocellaris
Kuda laut adalah jenis ikan yang hidup di laut dari genus
Hippocampus dan familia Shyngnathidae. Hewan ini dapat
ditemukan di perairan tropis dan menengah di seluruh dunia. Kuda
9
laut merupakan satu-satunya spesies yang jantannya dapat hamil.
Klasifikasi Kuda Laut adalah sebagai berikut :
Phylum : Chordata
Sub Phylum : Vertebrata
Class : Pisces
Subclass : Teleostnomi
Ordo : Gasterosteiformes
Family : Shyngnathidae
Genus : Hippocampus
Species : Hippocampus
Teknologi budidaya
ikan bawal bintang,
saat ini telah dikuasai,
baik untuk pembibitan
maupun pembesaran.
10
Proses budidaya ikan bawal dimulai dari pemilihan telur agar
memperoleh benih yang berkualitas, telur yang telah dipanen diseleksi
antara yang dibuahi dan yang tidak dibuahi.
11
dan lingkungan. Lingkungan terutama sifat fisik, kimia dan biologi
perairan akan sangat mempengaruhi keseimbangan ikan sebagai inang
dan organisme penyebab penyakit. Lingkungan yang baik akan
meningkatkan daya tahan ikan, sedangkan lingkungan yang kurang baik
akan menyebabkan ikan mudah stress dan menurunkan daya tahan tubuh
terhadap serangan patogen.
12
kakap merah adalah Kedalaman air yang baik untuk pertumbuhan ikan
kakap putih berkisar antara 5 ~ 7 meter, pergerakan air yang cukup baik
dengan kecepatan arus 20-40 cm/detik, kadar garam 27 ~ 32 ppt, suhu
air 28 ~ 30 0C dan oksigen terlarut 7 ~ 8 ppm
6. Kuda Laut
Dipersiapkan wadah
berupa bak beton atau
fiberglass ataupun
aquarium. Dalam bak
pemeliharaan juga
dilengkapi dengan
tempat bertengger
(shelter) induk berupa
karang mati, lamun
buatan yang terbuat dari plastik dan tali yang dibentuk seperti piramid
dan dilengkapi dengan pemberat dari batu agar tenggelam di dasar
aquarium.Fungsi dari tempat bertengger adalah untuk tempat istirahat
yang nyaman dengan cara melilitkan ekornya.
Calon induk hasil tangkapan dari alam harus dikarantina dan
diaklimatisasi terlebih dahulu. Karantina bertujuan untuk membebaskan
organisme pathogen yang mungkin terbawa dari alam agar tidak
menyebar ke induk yang sudah ada di pembenihan. Disamping itu
kegiatan aklimatisasi juga untuk menyesuaikan calon induk dengan
lingkungan yang baru serta pakan yang biasa digunakan di pembenihan.
Induk dipelihara di dalam wadah pemeliharaan dengan perbandingan
jantan dan betina adalah 1 : 1, dengan kepadatan 20 – 30 ekor/ton
dengan tidak memelihara lebih dari 4 ekor/100 liter air. Induk diberi
pakan 2-3 kali sehari secara adlibitum, yaitu pada pagi, siang dan sore
hari, berupa udang rebon dan udang jambret. Induk betina dewasa
13
dengan panjang tubuh antara 10 – 14 cm dapat memproduksi telur 300 –
600 butir
Jenis makanan :
ikan kecil : makanannya pellet
ikan besar : makanannya ikan runcah
Pasca panen : ikan yang dipanen adalah ikan yang kecil (benih)
dan dijual persentinya, dan ikan yang besar dijadikan indukan
untuk menghasilkan benih baru.
14
Teknik pembesaran : ikan yang sudah menetas dipisahkan dengan
ikan yang lainnya sesuai dengan ukuran ikan tersebut.
Penanggulangan penyakit : diberikan vaksin, jika sudah terkena
penyakit dipisahkan dengan ikan yang lain di bak penampungan
khusus yang berisi air tawar, kemudian diberi obat dan dirawat
hingga sembuh.
Jenis makanan :
ikan kecil : makanannya pellet
ikan besar : makanannya ikan runcah
Pasca panen : ikan yang dipanen adalah ikan yang kecil (benih)
dan dijual persentinya, dan ikan yang besar dijadikan indukan
untuk menghasilkan benih baru.
15
Pasca panen : ikan yang dipanen adalah ikan yang kecil (benih)
dan dijual persentinya, dan ikan yang besar dijadikan indukan
untuk menghasilkan benih baru.
16
Penanggulangan penyakit : diberikan vaksin, jika sudah terkena
penyakitdipisahkan dengan ikan yang lain di bak penampungan
khusus yang berisi air tawar, kemudian diberi obat dan dirawat
hingga sembuh.
Jenis makanan :
ikan kecil : makanannya pellet
ikan besar : makanannya ikan runcah
Pasca panen : ikan yang dipanen adalah ikan yang kecil (benih)
dan dijual persentinya, dan ikan yang besar dijadikan indukan
untuk menghasilkan benih baru.
6. Kuda Laut
Teknik pembenihan : dalam satu bak diberi 3 ekor ikan betina dan
1 ekor jantan.
Teknik penebaran benih : telur yang sudah ada dipisahkan dari
induknya hingga menetas, setelah pindahkan ke bak
penampungan.
Teknik pembesaran : ikan yang sudah menetas dipisahkan dengan
ikan yang lainnya sesuai dengan ukuran ikan tersebut.
Penanggulangan penyakit : diberikan vaksin, jika sudah terkena
penyakitdipisahkan dengan ikan yang lain di bak penampungan
khusus yang berisi air tawar, kemudian diberi obat dan dirawat
hingga sembuh.
Jenis makanan :
ikan kecil : makanannya pellet
ikan besar : makanannya ikan runcah
Pasca panen : ikan yang dipanen adalah ikan yang kecil (benih)
dan dijual persentinya, dan ikan yang besar dijadikan indukan
untuk menghasilkan benih baru.
17
18
BAB III
PENDAHULUAN 2
19
3.4 Tempat dan Waktu
Penelitian dilaksanakan pada :
Hari, tanggal : Kamis, 21 April 2016
Tempat : Pantai Sari Ringgung,
Waktu : 13.00 WIB / 14.00 WIB.
20
BAB IV
PEMBAHASAN 2
Ciri-ciri chlorophyta
21
3) Khloroplas berjumlah satu atau lebih; berbentuk mangkuk, bintang,
lensa, bulat, pita, spiral dsb.
6) Banyak terdapat di danau, kolam ada juga yang hidup di laut (90%
hidup di air tawar dan 10% hidup di laut) Yang hidup di air
umumnya sebagai plankton atau bentos, juga menempel pada batu
dan tanah dan Ganggang hijau merupakan kelompok ganggang yang
paling banyak jumlahnya diantara gangganga lain.
Perkembangbiakan
1. secara vegetatif: dengan fragmentasi talusnya
2. secara aseksual: dengan pembentukan zoospora, aplanospora,
hipnospora, autospora.
3. secara seksual: isogami, Anisogami, oogami, aplanogami
2) Klasifikasi Chlorophyta
Berdasarkan bentuk dan dapat tidaknya bergerak, Chlorophyta
digolongkan menjadi beberapa genus, yaitu:
Ciri-cirinya:
22
• setiap sel memiliki satu kloroplas bentuk mangkuk.
• Reproduksi dengan membentuk zoospora (secara aseksual)
Contoh: Chlamydomonas
Ciri-cirinya:
23
Ciri-cirinya:
Contoh: Oedogonium
Ciri-cirinya:
Ciri-cirinya:
24
• Berkembangbiak secara vegetatif dengan menghasilkan spora
• Spora tumbuh menjadi Ulva yang haploid (n), Ulva haploid disebut
gametofit haploid.
b. Alga Biru
CIRI UMUM:
25
HABITAT GANGGANG BIRU
· Mampu hidup pada perairan dengan suhu sampai 85 derajat C (sumber air
panas) sehingga Ganggang Biru merupakan salah satu vegetasi perintis.
Ada sebagian ganggang biru yang dapat menyuburkan tanah karena mampu
memfiksasi N2 dari udaara, misalnya Nostoc daan Gloeocapsa. Anebaena
azollae bersimbiosis dengan paku air (Azolla pinnata) yang hidup terapung di
air. Daun Azolla pinnata mengandung nitrat hasil fisasi N2 oleh Anabaena
azollae. Kandungan nitrogen yang banyak di dalam taanah adalah sutu
pertanda kesuburan tanah itu.
MACAM-MACAM GANGGANG BIRU
· Gloeocapsa -> hidup pada batu atau epifit pada tumbuhan lain
26
2. Alga biru uniseluler berkoloni
· Polycistis
· Oscillatoria
· Nostoc commune
Ciri-cirinya:
· Habitat di laut.
27
Manfaat Alga Merah
Alga merah terkenal hebat dalam melawan radikal bebas. "Astaxanthine"
merupakan zat aktif yang terkandung dalam alga merah yang mengandung anti
oksidan 6000 kali lebih banyak dari vitamin C dan 1000 kali lebih banyak dari
vitamin E. Selain itu alga merah juga berfungsi sebagai agen anti penuaan.
Alga merah yang telah dicerna membantu menjaga sistem pencernaan dengan
baik, alga merah juga dapat melancarkan sirkulasi darah, memperbaiki sel-sel
rusak dan memproduksi insulin dalam darah. Alga merah juga menjaga sistem
imun tubuh untuk merespon serangan virus. Alga merah melawan penyakit
infeksi saluran kencing, asma, masalah pencernaan, bisul, tumor dan
menurunkan tingkat kolesterol dalam tubuh sampai batas normal.
d. Alga Keemasan
Ciri-cirinya:
28
· Cara hidup sebagai fitoplankton.
29
Kelas : Phaeophyceae
Bangsa : Laminariales
Jenis : Laminaria sp.
30
Alga Laminaria sp. terkenal dengan sebutan palm laut dan
merupakan “kelp” yang paling kecil, tumbuh di daerah batas pasang
surut di pantai berkarang yang dihadapkan pada pukulan ombak di
laut. Alga Laminaria sangat bermanfaat karena alga ini menghasilkan
asam alginat yang berfungsi untuk pembuatan bahan tekstil, makanan,
medis, dan juga kosmetik.
31
mendorongnya ke dalam rongga tubuh. Makanan dicerna oleh enzim yang
akan beredar ke seluruh rongga tubuh dan kemudian diserap oleh
endoderm. Sistem pencernaan coelenterata disebut dengan
Gastrovaskuler.
Sistem pernapasan adalah sistem saraf difus (baur).
Coelenterata memiliki alat gerak yang berupa tentakel.
Hydrozoa berasal dari bahasa yunani, dari kata hydro yang berarti
air, dan zoon yang berarti hewan. Hydrozoa merupakan hewan yang
sebagian besar hidup di laut dan terdapat sebagian dari spesiesnya hidup di
air tawar. Hydrzoa hidup sebagai polip, medusa, atau keduanya.
Gastrodermis Hydrozoa tidak mengandung nematosista.
Polip hidup secara soliter atau berkoloni. Pada saat polip soliter
hydra membentuk tunas yang telah memiliki mulut dan tentakel yang akan
lepas dari induknya. Namun pada polik yang berkoloni seperti Obelia,
tunas-tunas tetap menempel pada induknya dan saling berhubungan,
disebut dengan koloni hidroid. Koloni hidroid menetap pada suatu tempat
dengan hidroriza, yaitu percabangan horisontal (mirip akar) yang tertanam
di dalam substrak.
32
Memiliki bentuk seperti silinder dan dapat bergerak di bebatuan dalam
menangkap makanan.
Berkembang biak secara aseksual dan seksual.
33
2. Scyphozoa
Istilah Scyphozoa berasal dari bahasa Yunani, dari kata skyphos
yang berarti mangkuk, dan zoon yang berarti hewan. Scyphozoa
merupakan hewan yang hidup di laut dan sebagai ubur-ubur sejati,
karena medusa memiliki bentuk dominan dalam siklus hidupnya.
Umumnya medusa berenang secara bebas, dengan membentuk seperti
payung dengan ukuran diamater sekitar 2-40 cm, sampai ada juga yang
mencapai 2 m. Medua memiliki warna yang menarik, misalnya jingga,
kecoklatan, kesumba. Ordo Stauromedusae (Lucernariida) mempunyai
medusa yang bertangkai pada bagian aboral dan sesil atau menempel
pada ganggang dan juga benda lainnya. Terdapat Scyphozoa tidak
mempunyai bentuk polip, seperti atolla, dan pelagia. Namun terdapat
juga yang memiliki benuk polip tetapi dengan ukuran kecil berupa
skifistoma. contohnya pada aurelia. Scyphozoa umumnya diesis dan
gonad terdapat di gastrodermis. Sel telur atau sperma masuk ke dalam
rongga gastrovaskuler dan dikeluarkan melalui mulut. Fertilisasi dapat
terjadi secara eksternal di air luat atau di koral. Contoh Scyphozoa
adalah Aurlia, Cyanea, Perphylla Chrysaora, dan Rhizostoma.
34
3. Anthozoa
Istilah anthozoa berasal dari bahasa Yunani, dari kata anthos yang
berarti bunga, dan zoon yang berarti hewan. Anthozoa merupakan
hewan laut yang memiliki bentuk mirip bunga. Anthozoa hidup
sebagai polip soliter atau berkoloni dan tidak mempunyai bentuk
medusa. Terdapat anthozoa yang membentuk rangka dalam atau
rangka luar dari zat kapur, namun ada juga yang tidak membentuk
rangka. Rongga gastrovaskuler pada Anthozoa bersekat-sekat dan
mengandung nematosista. Gonat ada di gastrodermis. Anthozoa
memiliki 6.100 spesies diantaranya sebagai berikut.
35
4. Cubozoa
Dulu, Cobozoa terdapat dalam golongan Scyphozoa, namun
setelah ditemukan perbedaan yang mendasar. Kemudian dijadikan
kelas tersendiri. Perbedaan tersebut adalah Cubozoa mengalami
metamorfosis lengkap dari polip hingga ke medusa payung (ytubuh)
berbentuk kotak, dan memiliki lensa mata yang kompleks. Cubozoa
merupakan ubur-ubur sejati. Medua memiliki bentuk lonceng dengan
empat sisi yang datar, sehingga menyerupai bentuk kubus. Memiliki
tinggi lonceng mencapai 17 cm dengan jumlah tentakel 4 buah atau
empat rumpun yang panjangnya mencapai 2 m.
Cubozoa dapat berenang cepat secara horisontal dengan bagian
aboral sebagai anteriornya. Habitat Cubozoa di laut tropis dan
subtropis dengan makanan utamanya adalah ikan. Sebagian cubozoa
berdampak buruk bagi perenang karena sengatan nematosistanya dapat
menyebabkan luka yang sulit disembukan, sampai menyebabkan
kematian dalam waktu 3-20 menit. Contohnya pada Chironex fleckeri
(sea waspas) di perairan Indo-Pasifik.
Ciri-Ciri Cubozoa adalah sebagai berikut...
36
Peranan Coelenterata
37
6. Kelembapan udara : 36,8
38
4.4 Ciri – Ciri Daerah Pantai
Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama ekosistem pantai yang sehat dan
baik, antara lain:
1. Garis pantai permanen terjaga dengan baik, yakni wilayah laut yang
berbatasan dengan daratan.
2. Terdapat kawasan ekosistem mangrove dengan jumlah ideal 30% dari
jumlah total luas pesisir.
3. Terdapat pola usaha budidaya ikan jenis air payau dengan berpegang pada
wawasan lingkungan yang baik.
4. Lingkungan pantai dijaga dengan baik, namun terdapat sedikit pencemaran
seperti sampah pengunjung yang dibuang sembarangan.
39
siput herbivora dan karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-
ikan kecil.
3. Daerah pantai terdalam
Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini
dihuni oleh beragam invertebrata dan ikan serta rumput laut.
1. Umang-umang
Kingdom : animalia
Filum : Arthropoda
Subfilum : Mandibula
Class : Crustacea
Ordo : Decapoda
Famili : pyolochelidae
Genus : Pagurus
Species : Pagarus bernhardus
Umang-umang adalah jenis krustasia dekapod yang tergolong dalam
superfamili Paguroidea. Kebanyakan spesies umang-umang
berabdomenpanjang dan lembut yang dilindungi dari ancaman pemangsa
dengan memakai sekeping cangkerang kosong yang ditinggalkan haiwan
lain, yang boleh memuatkan badan haiwan ini. Tabiat mendiam dalam
cangkerang lama ini memberikan nama umang-umang dalam bahasa
Inggeris sebagai "hermit crab", sempena bayangan pertapa yang tinggal
sendirian dalam gua.
40
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan 1
Pada kunjungan kali ini dapat disimpulkan bahwa hewan laut
merupakan anugrah dari Sang Pencipta yang harus dijaga, dipelihara dan
dirawat. Apabila pada habitat aslinya sudah mengalami kerusakan atau
kepunahan maka kita sebagai ciptaannya juga harus peduli dengan ciptaan
Tuhan yang lainnya. Dengan menempatkan hewan budidaya pada suatu
wadah dapat ditemukan banyak manfaat antara lain sebagai ilmu
pengetahuan pada pelajar, menambah kas daerah dengan hasil penjualan,
dan dapat melestarikan hewan di habitat aslinya.
Kesimpulan 2
Pada penelitian yanga kami lakukan di pantai sari ringgung, kami
menyimpulkan bahwa laut dan pantai memiliki komponen abiotik berupa
suhu, air, Ph tanah,Ph air, cahaya, kelembapan udara, angin. Serta ada
berbagai jenis alga yang ada di laut/pantai namun yang dapat kami
temukan di Pantai Sari Ringgung hanya alga coklat spesies Laminaria sp.
Dan ada banyak jenis hewan filum Coelenterata, yang kami temukan di
pantai adalah jenis karang/koral. Kami juga menemukan hewan
kerang,dan umang-umang di tepi pantai.
5.2 Saran
Melalui laporan ini di harapkan para pembaca dapat memperoleh
informasi tentang cara pembudidayaan ikan yang baik dan benar. Serta
menambah wawasan pembaca mengenai Balai Besar Pengembangan
Budidaya Laut Lampung. Sebagai manusia kita juga harus menjaga
lingkungan pantai dan tidak membuang sampah sembarangan di pantai.
41
DAFTAR PUSTAKA
http://bbpbl.djpb.kkp.go.id/
https://id.foursquare.com/v/bbpbl-lampung/4d1ab94a02a66dcbd2de6265
http://fifizulfiani.blogspot.com/2014/10/laporan-pembenihan-kakap-putih-di-
bbpbl.html
http://takasiwabara.blogspot.co.id/2014/11/makalah-ekosistem-pantai.html
http://sitisalmah27.blogspot.co.id/2014/03/makalah.html
http://protista-spectbio.blogspot.co.id/2010/12/protista-yang-menyerupai-
tumbuhan-algae.html
http://www.artikelsiana.com/2015/07/coelenterata-pengertian-ciri-klasifikasi-
peranan.html#
http://www.zonabiokita.web.id/2013/07/ciri-ciri-filum-coelenterata.html
http://belajarbiologi.com/2014/06/klasifikasi-coelenterata.html
http://iwak-pithik.blogspot.co.id/2012/05/filum-coelenterata-hewan-
berongga.html
http://sifaazmi-susilowati.blogspot.co.id/2015/02/echinodermata-laporan-
praktikum.html
42
LAMPIRAN
43
Laminaria sp. Kerang (umang-umang)
44
Ikan cobia Ikan kerapu bebek
45
Di BBPBL Wawancara di BBPBL
Anemometer Higrometer
46