Anda di halaman 1dari 4

NAMA : INDRIANY RAHMAN

KELAS : II.B PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN

UJIAN AKHIR SEMSTER PROGRAMA PENYULUHAN

1. Jelaskan manfaat programa pp bagi penyuluh.


Jawaban:
Manfaat programa penyuluhan pertanian bagi penyuluh yaitu :
 Memberikan acuan bagi tim penyusun programa penyuluhan pertanian disetiap
tingkat administrasi pemerintahan dalam menyusun rencana kerja dan rencana
kegiatan tahunan penyuluh pertanian.
 Memberikan arah dan pengendali dalam pencapaian penyelenggaraan penyuluh
pertanian.
2. Sebutkan dan jelaskan langkah-langkah dalam menyusun programa pp
Jawaban:
Langkah-langkah dalam menyusun programa penyuluh pertanian :
Penyusunan programa penyuluhan dilakukan oleh penyuluh pertanian bersama
para pelaku utama dan pelaku usaha serta organisasi petani secara partisipatif, memalui
tahapan sebagai berikut:
1 Perumusan Keadaan
Perumusan keadaan adalah penggambaran fakta berupa data dan informasi
disuatu wilayah pada saat program disusun yang diperoleh setelah melakukan
pengumpulan dan pengolahan data. Sebelum keadaan dirumuskan, perlu
dilakukan pengumpulan, pengolahan dan analisis data mengenai potensi,
produktivitas dan lingkungan usaha pertanian, perilaku/tingkat kemampuan
pelaku utama dan pelaku usaha, dan kebutuhan pelaku utama dalam usahanya
disuatu wilayah. Hasil analisis data dan informasi dapat digali melalui berbagi
metode partisipatfi, diantaranya PRA (Participatory Rural Appraisal), dari rencana
kegiatan pelaku utama dan pelaku usaha (RDK/RDKK) serta dari rekapitulasi
programa penyuluhan setingkat dibawahnya.
2 Penetapan Tujuan
Penetapan tujuan adalah perumusan keadaan yang hendak dicapai dalam
jangka waktu 1 (satu) tahun. Tujuan dirumuskan dengan kalimat-kalimat
perubahan perilaku pelaku utama dan pelaku usaha yang hendak dicapai.
Penetapan tujuan tersebut dilakukan bersama-sama pemerintah, pelaku utama dan
pelaku usaha, serta kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha sehingga
rumusan tersebut berupa keinginan dan kepentingan dari kedua belah pihak.
3 Penetapan Masalah
Penetapan masalah adalah perumusan faktor-faktor yang dapat
menyebabkan tidak tercapainya tujuan. Faktor-faktor tersebut terutama dicari dari
kemampuan pelaku utama dan pelaku usaha dan kelembagaan pelaku utama dan
pelaku usaha. Faktor-faktor tersebut disusun berdasarkan:
1.) Apakah masalah tersebut menyangkut mayoritas pelaku utama dan pelaku
usaha dan organisasi petani.
2.) Apakah erat kaitannya dengan program pembangunan pertanian yang sedang
berlangsung di wilayah kerja yang bersangkutan.
3.) Apakah kemamouan (biaya, tenaga, peralatan, dsb) tersedia untuk pemecahan
masalah. Urutan prioritas masalah dapat dilakukan dengan menggunakan teknik
faktor penentu (impac-point) atau teknik peningkatan masalah lainnya.
Selain itu, penetapan masalah dilakukan secara partisipatif dengan
merujuk pada hasil identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan tidak tercapainya
tujuan. Penetapan Masalah dilakukan dengan tahapan:
1.) Menetapkan kriteria untuk menetapkan prioritas (melibatkan banyak pelaku
utama dan pelaku usaha, sebaran lokasi luas, kerugian yang diakibatkan tinggi,
kemudahan untuk mengatasi masalah, mendesak/penting);
2.) Menetapkan skoring/pembobotan untuk setiap kriteria sesuai dengan
kesepakatan;
3.) Melakukan penilaian terhadap setiap masalah berdasarkan skoring;
4.) Menetapkan prioritas masalah.
4 Penetapan Rencana Kegiatan
Pada tahap ini dirumuskan cara mencapai tujuan, yaitu menetapkan
rencana kegiatan yang menggambarkan bagaimana tujuan bisa dicapai. Ada dua
rencana yang harus disusun, yaitu :
1.) Rencana kegiatan penyulhan yang meliputi data dan informasi mengenai
tujuan, masalah, sasaran, lokasi, metode/kegiatan, waktu, lokasi, biaya dan
penanggungjawab serta pelaksana. Masalah dalam rencana kegiatan penyuluhan
berupa masalah-masalah yang bersifat perilaku, yang antara lain bisa disidik
(identifikasi) berdasarkan teknik faktor penentu.
2.) Rencana kegiatan untuk membantu mengikhtiarkan pelayanan dan pengaturan
yang meliputi data dan informasi mengenai tujuan, sasaran, lokasi, kenis kegiatan,
waktu, penanggungjawab serta pelaksana. Masalah petani bersifat non perilaku
antara lain masalah-masalah yang berkaitan dengan kondisi sarana dan prasarana
usahatani, pembiayaan, pengaturan, pelayanan dan kebajikan pemerintah/iklim
usaha yang kurang konsudif.
5 Pengesahan Programa
3. Dalam menyusun suatu programa maka diperlukan partipasi dari semua stakeholder yang
ada di wkpp, apa fungsi stakeholder dalam menyusun programa dan siapa saja stake
holder tersebut
Jawaban:
Fungsi dari stakeholders yaitu membantu membuat suatu kebijakan, aturan, atau
proyek agar sesuai dan tercapai dengan arah pengembangan organisasi atau perusahaan.
Dalam perusahaan, peran mereka berbeda-beda, tetapi semua bertujuan mengembangkan
bisnis perusahaan. Peran stakeholders kunci ada yang sebagai koordinator, fasilitator dan
pembuat kebijakan. Dalam hal ini, stakeholder kunci merupakan stakeholders yang
berperan besar untuk mendukung keberhasilan rencana pengembangan kawasan
agropolitan. Dapat dilihat bahwa peran stakeholders kunci yang dapat menjadi
koordinator antara pemerintah dengan masyarakat maupun dengan UPT.Memiliki peran
sebagai fasilitator dalam mencukupi kebutuhan stakeholder primer dan sebagai pembuat
kebijakan untuk menyusun program dalam menunjang pertanian, perkebunan dan
peternakan. Sebagai perpanjangan tangan antara pemerintah dan masyarakat dapat
melalui UPT. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan, sehingga, menjadikan UPT
tersebut menjadi stakeholder kunci.
4. Dalam programa pp termuat kebijakan, baik itu kebijakan pusat maupun daerah, apa
fungsi 2 kebijakan tersebut dalam mendukung proses penyuluhan di wkpp
Jawaban:
Dalam programa penyuluhan pertanian termuat 2 kebijakan, yaitu kebijakan pusat
dan derah, sebutkan fungsi 2 kebijakan tersebut dalam mendukung proses penyuluhan di
WKPP :
1 Programa Penyuluhan Pertanian yang disusun berdasarkan PERMENTAN 47
Tahun 2016 memiliki perbedaan dengan peraturan yang berlaku sebelumnya
(Permentan Nomor 25/Permentan/OT.140/5/2009).
2 Sesuai amanat UU Nomor 16 Tahun 2006, Programa Penyuluhan Kabupaten
disusun secara sistematis dengan memperhatikan aspirasi pelaku utama dan
pelaku usaha serta pemangku kepentingan lainnya dengan substansi meliputi
aspek kelembagaan, ketenagaan, penyelenggaraan, prasarana dan pembiayaan
penyuluhan pertanian.

Anda mungkin juga menyukai