PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pembangunan pertanian diupayakan demi kesejahteraan kaum petani.
Berbagai program-program atau kebijakan-kebijakan untuk peningkatan di
berbagai kehidupan petani juga diupayakan, namun seiring dengan adanya
upaya peningkatan tersebut, petani dihadapkan pada masalah-masalah yang
seringkali muncul yaitu baik masalah secara teknis, ekonomis maupun sosial.
Penyuluh sebagai fasilitator berusaha untuk bisa menyelesaikan masalah yang
dihadapi petani salah satu caranya yaitu membuat administrasi penyuluhan.
Administrasi berupa rencana-rencana pembukuan struktru organisasi yang jelas
serta pembiayaan.
Menurut Kaliski (1983) dalam Departemen Kehutanan (1996)
mengartikan bahwa administrasi sebagai menejemen operasi atau salah satu
fungsi menejemen untuk merencanakan, melaksanakn, mengorganisasi dan
mengawasi fungsi-fungsi menejemen yang lain . Fungsi administrasi adalah
tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap pemimpin atau ”manejer”. Karena itu
seorang pemimpin atau manejer sering pula disebut dengan istilah
”administrator”.Dengan administrasi penyuluhan, kita akan lebih diperjelas
mengenai tugas-tugas dan fungsi penyuluhan. Adapun beberapa fungsi
administrasi penyuluhan yang perlu diperhatikan adalah (1) Administrasi
personalia, (2) kemudahan dan perlengkapan bagi penyuluhan, (3) administrasi
keuangan, (4) pelaporan dan evaluasi, (5) hubungan dengan lembaga-lembaga
terkait lainnya (Departemen Kehutanan, 1996).
Salah satu bagian dalam administrasi penyuluhan pertanian adalah
administrasi penyusunan programa. Administrasi penyusunan programa
merupakan salah satu tahapan administrasi penyuluhan pertanian berkaitan
dengan pelaksanaan. Tujuan penyusunan programa adalah sebagai pedoman
bagi pelaksanaan penyuluhan pertanian.
1
TUJUAN
1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian dan unsur-unsur dan
pengorganisasian dalam penyusunan programa penyuluhan pertanian
2. Mahasiswa mampu memahami tahapan penyusunan programa sera
sumber pembiayaan dalam penyusunan programa penyuluhan pertanian
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Program Pembangunan Pertanian dan Programa Penyuluhan Pertanian dapat
digambarkan sebagai berikut.
4
d. Disusun secara partisipatif, sistematis, dan dibuat secara tertulis
dalam jangka waktu satu tahun sekali.
5
1) Unsur tersebut harus disebutkan secara berurutan dari keadaan,
masalah, tujuan, dan cara mencapai tujuan
2) Unsur-unsurnya berkaitan satu dengan yang lainnya dan ada
hubungan sebab akibat
3) Penyusunannya dalam penulisan programa penyuluhan pertanian
mengikuti aturan penyelarasan kaidah.
Syarat-syarat data yang perlu dihimpun adalah berikut ini.
1) Mutakhir, yaitu data yang diambil pada saat akan disusun programa
penyuluhan pertanian, bukan data yang sudah kedaluwarsa
2) Kategoris, yaitu data tersebut mudah dikelompokkan sesuai dengan
karakter yang ada dan memudahkan pengolahan datanya
3) Akurat, yaitu data yang memang diperlukan
4) Komprehensif, yaitu data yang menyeluruh, lengkap, mencakup data
wilayah kebijakan pemerintah dan data dari petani. (Yayasan Sinar
Tani, 2001).
6
1) Pejabat eselon III yang melaksanakan tugas bidang
kelembagaan dan ketenagaan penyuluhan pertanian pada
BPPSDMP
2) Pejabat eselon III yang melaksanakan tugas bidang
penyelenggaraan penyuluhan pertanian pada BPPSDMP
3) Pejabat eselon IV lingkup Pusluhtan pada BPPSDMP
4) Kelompok Penyuluh Pertanian di Pusat
5) Perwakilan kelembagaan Pelaku Utama dan Pelaku Usaha
tingkat nasional.
2. Tim Penyusun Programa Provinsi
Ketua : Pejabat struktural pada unit kerja yang melaksanakan tugas
bidang program penyuluhan pertanian di provinsi.
Sekretaris : Koordinator Penyuluh Pertanian Provinsi.
Anggota :
1) Pejabat struktural yang melaksanakan tugas bidang
kelembagaan, ketenagaan dan penyelenggaraan
penyuluhan pertanian di provinsi
2) Kelompok Penyuluh Pertanian pada Dinas Provinsi dan
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
3) Perwakilan kelembagaan Pelaku Utama dan Pelaku Usaha
di provinsi.
3. Tim Penyusun Programa Kabupaten/Kota
Ketua : Pejabat struktural yang melaksanakan tugas bidang program
penyuluhan
pertanian di kabupaten/kota.
Sekretaris : Koordinator Penyuluh Pertanian kabupaten/kota.
Anggota :
1) Pejabat struktural yang melaksanakan tugas bidang
kelembagaan, ketenagaan dan penyelenggaraan
penyuluhan pertanian di kabupaten/kota;
2) Kelompok Penyuluh Pertanian pada unit ker lingkup
pertanian kabupaten/kota;
3) Perwakilan kelembagaan Pelaku Utama dan Pelaku Usaha
di kabupaten/kota.
4. Tim Penyusun Programa Kecamatan
7
Ketua : Pimpinan Unit Kerja yang melaksanakan tugas Penyuluhan
Pertanian di Kecamatan.
Sekretaris : Penyuluh Urusan Programa (Programmer).
Anggota :
1) Kelompok Penyuluh Pertanian pada Unit Kerja yang
melaksanakan tugas Penyuluhan Pertanian di Kecamatan;
2) Kepala Seksi Pembangunan Kecamatan;
3) Perwakilan kelembagaan Pelaku Utama dan Pelaku Usaha
di kecamatan.
5. Tim Penyusun Programa Desa/Kelurahan
Ketua : Ketua Pos Penyuluhan Desa (Posluhdes).
Sekretaris : Penyuluh Pertanian yang bertugas di desa/kelurahan.
Anggota :
1) Kepala Urusan Pembangunan Desa/Kelurahan;
2) Perwakilan kelembagaan Pelaku Utama dan Pelaku Usaha di
desa/kelurahan.
B. Tugas Tim Penyusun Programa
Tim penyusun programa mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Melakukan analisis keadaan pada masing-masing wilayah kerja;
2. Melaksanakan evaluasi pelaksanaan programa Penyuluhan
Pertanian tahun sebelumnya;
3. Menyiapkan Rembugtani Desa atau Mimbar Sarasehan kecamatan,
kabupaten/kota, provinsi dan nasional;
4. Menyiapkan usulan indikatif dan kualitatif programa Penyuluhan
Pertanian (termasuk dukungan prasarana sarana dan pengaturan)
untuk diusulkan sebagai bahan pembahasan dalam Musrenbang
dalam bentuk daftar usulan kegiatan dan pembiayaan yang dilengkapi
dengan kerangka acuan;
5. Menyiapkan pertemuan penyusunan programa pada masing-masing
tingkat administrasi pemerintahan;
6. Melaksanakan penyusunan programa Penyuluhan Pertanian;
7. Melaporkan pelaksanaan kegiatan dan hasil penyusunan programa
Penyuluhan Pertanian kepada pimpinan unit kerja masing-masing.
8
TAHAPAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN
9
c. Apakah kemamouan (biaya, tenaga, peralatan, dsb) tersedia untuk
pemecahan masalah. Urutan prioritas masalah dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik faktor penentu (impac-point) atau teknik peningkatan
masalah lainnya.
Selain itu, penetapan masalah dilakukan secara partisipatif dengan
merujuk pada hasil identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan tidak tercapainya
tujuan. Penetapan Masalah dilakukan dengan tahapan:
1. Menetapkan kriteria untuk menetapkan prioritas (melibatkan banyak
pelaku utama dan pelaku usaha, sebaran lokasi luas, kerugian yang
diakibatkan tinggi, kemudahan untuk mengatasi masalah,
mendesak/penting);
2. Menetapkan skoring/pembobotan untuk setiap kriteria sesuai dengan
kesepakatan;
3. Melakukan penilaian terhadap setiap masalah berdasarkan skoring;
4. Menetapkan prioritas masalah.
D. Penetapan Rencana Kegiatan
Pada tahap ini dirumuskan cara mencapai tujuan, yaitu menetapkan
rencana kegiatan yang menggambarkan bagaimana tujuan bisa dicapai. Ada dua
rencana yang harus disusun, yaitu :
1. Rencana kegiatan penyulhan yang meliputi data dan informasi mengenai
tujuan, masalah, sasaran, lokasi, metode/kegiatan, waktu, lokasi, biaya
dan penanggungjawab serta pelaksana. Masalah dalam rencana
kegiatan penyuluhan berupa masalah-masalah yang bersifat perilaku,
yang antara lain bisa disidik (identifikasi) berdasarkan teknik faktor
penentu.
2. Rencana kegiatan untuk membantu mengikhtiarkan pelayanan dan
pengaturan yang meliputi data dan informasi mengenai tujuan, sasaran,
lokasi, kenis kegiatan, waktu, penanggungjawab serta pelaksana.
Masalah petani bersifat non perilaku antara lain masalah-masalah yang
berkaitan dengan kondisi sarana dan prasarana usahatani, pembiayaan,
pengaturan, pelayanan dan kebajikan pemerintah/iklim usaha yang
kurang konsudif.
Penyusunan programa penyuluhan pertanian dilakukan secara
partisipatif, sistematis, dan tertulis setiap tahun berdasarkan hasil
penetapan faktor penentu yang:
10
a. Memadukan aspirasi petani-nelayan dan masyarakat pertanian,
potensi wilayah, serta program pembangunan pertanian
b. Menggambarkan keadaan sekarang, tujuan yang ingin dicapai, masalah-
masalah, dan alternatif pemecahannya
c. Mencantumkan cara mencapai tujuan.
Adapun penyusunannya ada 3 tahap, yaitu:
a. Perumusan programa/rencana kegiatan penyuluhan pertanian
b. Penulisan programa penyuluhan pertanian
c. Pengesahan programa penyuluhan pertanian
Secara berurutan, tahapan kegiatannya agar dapat dijadikan acuan
dimulai dari berikut ini.
1. Perumusan Programa/Rencana Kegiatan Penyuluhan Pertanian. Agar
sasaran penyuluhan pertanian dapat dicapai dengan rancangan yang
rasional, efektif, dan efisien maka diperlukan suatu perumusan programa
penyuluhan pertanian yang benar. Adapun langkah kegiatannya adalah
sebagai berikut.
a. Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan untuk memecahkan masalah.
b. Memilih kegiatan yang paling tepat dengan menetapkan prioritas.
c. Merumuskan rencana kegiatan penyuluhan pertanian.
2. Penulisan Programa Penyuluhan Pertanian Agar hasil rumusan dapat
dipakai sebagai acuan dalam melaksanakan penyuluhan pertanian maka
perlu ada penulisan programa penyuluhan pertanian. Adapun langkah
kegiatannya adalah sebagai berikut.
a. Menyiapkan data informasi yang berupa hasil identifikasi potensi
wilayah, hasil analisis potensi wilayah, hasil penetapan Rencana
Usaha Kelompok (RUK), hasil penetapan faktor penentu, dan program-
program kebijakan pemerintah.
b. Membahas materi penulisan dari setiap bab yang akan ditulis.
c. Melaksanakan penulisan programa penyuluhan pertanian mengikuti
format yang ditetapkan
3. Pengesahan Programa Penyuluhan Pertanian. Agar programa
penyuluhan pertanian yang telah dibahas dan ditulis menjadi lebih baik dan
dapat digunakan di wilayah BPP perlu adanya pengesahan oleh Camat
setempat. Adapun langkah kegiatannya adalah sebagai berikut.
a. Mengadakan ekspos program penyuluhan pertanian.
11
b. Mendiskusikan tentang programa penyuluhan pertanian.
c. Menyepakati programa penyuluhan pertanian yang sudah ditulis.
d. Mengesahkan programa penyuluhan pertanian tingkat
BPP/Kecamatan oleh Camat.
Berdasarkan Permentan Nomor 26 tahun 2012 bahwa untuk fasilitasi
penyusunan programa penyuluhan secara umum adalah Programa Penyuluhan
di kecamatan adalah kesepakatan antara penyuluh PNS dengan penyuluh
swadaya dan penyuluh swasta di wilayah kerja Balai Penyuluhan untuk
melaksanakan penyuluhan dalam kurun waktu 1 (satu) tahun anggaran.
Penyusunan programa penyuluhan di kecamatan dilakukan melalui proses
tahapan sebagai berikut :
a) Identifikasi permasalahan berkaitan dengan kebutuhan pelaku utama dan
pelaku usaha baik bersifat perilaku maupun non perilaku untuk keperluan
penyusunan RDK dan RDKK. Kegiatan identifikasi dapat menggunakan
pendekatan PRA/kaji tindak yang pelaksanaannya dilakukan oleh tim
penyuluh bersama-sama dengan pelaku utama dan pelaku usaha.
b) Hasil identfikasi permasalahan menjadi bahan utama pembahasan pada
pertemuan antara pejabat pemerintah (pimpinan instansi kabupaten
terkait dan kecamatan) dengan perwakilan pelaku utama dan pelaku
usaha (pertemuan ini dikenal dengan nama mimbar sarasehan). Hasil
mimbar sarasehan berupa kesepakatan tentang pelaksanaan program
pemerintah dan aspirasi pelaku utama dan pelaku usaha. Kesepakatan
tersebut menjadi acuan dalam penyusunan programa penyuluhan
pertanian.
c) Programa Penyuluhan di Kecamatan disusun bersama-sama antara
penyuluh dengan wakil pelaku utama dan pelaku usaha.
d) Programa Penyuluhan di Kecamatan disyahkan dan dituangkan pada
Berita Acara oleh Pimpinan Balai yang disaksikan oleh para penyuluh dan
wakil pelaku utama dan pelaku usaha. Pengesyahkan programa
dilaksanakan pada bulan Oktober pada tahun berjalan untuk programa
penyuluhan tahun berikutnya. Format dan penyusunan programa
mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian No. 25 / Permentan / OT
/140/5/2009 tentang Pedoman Penyusunan Programa Penyuluhan
Pertanian
12
SUMBER BIAYA PENYUSUNAN PROGRAMA
13
BAB III
PENUTUP
14
DAFTAR PUSTAKA
15