Anda di halaman 1dari 9

ACARA 3

ASPEK MANAJERIAL DALAM


AGRIBISNIS

Tujuan :

1. Praktikan mampu memahami dan menjelaskan aspek


manajerial (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
koordinasi dan pengawasan) dalam kegiatan agribisnis.
2. Praktikan mampu memahami aspek manajerial pada
agroindustri.

Instruksi Kerja
1. Praktikan membaca materi tentang aspek manajerial dalam
agribisnis dari berbagai literatur.
2. Praktikan melakukan wawancara dengan para praktisi
agribisnis, terkait dengan aplikasi aspek manajerial dalam
menjalankan kegiatan agribisnis.
3. Praktikan menyusun hasil wawancara dalam bentuk
laporan.
4. Praktikan mendiskusikan laporan tentang analisis aspek
manajerial pada kegiatan agribisnis di kelas.
5. Praktikan menuliskan kesimpulan acara praktikum
manajerial dalam kegiatan agribisnis pada lembar kerja.

22
Aspek Manajerial dalam Agribisnis 23

3. ASPEK MANAJERIAL DALAM AGRIBISNIS

3.1 Konsep Dasar Manajemen


Manajemen pada pokoknya merupakan proses kegiatan yang
harus dilakukan dalam setiap organisasi atau perusahaan dalam upaya
mencapai tujuan yang sudah ditetapkan dengan melalui kerja sama
orang-orang dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia.
Beberapa arti manajemen yang dikemukakan oleh beberapa ahli
manajemen adalah sebagai berikut :
1. John D. Millet, manajemen adalah proses pembimbingan dan
penyediaan fasilitas-fasilitas kerja terhadap orang-orang yang
tergabung dalam suatu organisasi resmi untuk mencapai suatu tujuan.
2. Harold Koontz & Cryil O’Donnell, mengatakan bahwa manajemen
adalah penyelesaian pekerjaan melalui kegiatan-kegiatan daripada
orang lain.
3. Oei Liang Lee, manajemen adalah ilmu dan seni merencanakan,
mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengawasi
tenaga manusia dengan bantuan alat-alat untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan terlebih dahulu.
Berdasarkan beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa
ahli manajemen, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian manajemen
adalah ilmu dan seni untuk mendapatkan sesuatu melalui kerja sama
dengan orang lain yang direncanakan, diorganisasi, diarahkan,
dikoordinasi dan diarahkan berdasarkan pada suatu tujuan yang telah
ditetapkan. Terdapat beberapa fungsi dari manajemen adalah sebagai
berikut :
1. Perencanaan (planning)
Perencanaan merupakan penetapan terlebih dahulu apa yang akan
dikerjakan kemudian, dalam batas waktu tertentu untuk mendapatkan
hasil tertentu, dengan penggunaan faktor-faktor tertentu. Secara garis
besar dalam perencanaan menggambarkan tentang apa, bagaimana,
mengapa, dan kapan suatu kegiatan akan dilakukan.
2. Pengorganisasian (organizing)
Dalam pengorganisasian ditetapkan sistem organisasi yang dianut dan
menetapkan pembagian pekerjaan, tugas dan tanggung jawab dari
Laboratorium Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan
Aspek Manajerial dalam Agribisnis 24

masing-masing orang yang ikut bekerja sama untuk mempermudah


pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Setiap tujuan memerlukan
keahlian sesuai bidangnya.
3. Pengarahan (directing)
Pengarahan merupakan pemberian instruksi resmi dari manajer
kepada bawahan agar para bawahan mau melaksanakan tugas yang
dibebankan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bentuk
pengarahan yang diberikan oleh manajer dapat berupa orientasi,
perintah, maupun delegasi wewenang.
4. Pengkoordinasian dan penyusunan staf (coodinating)
Pengkoordinasian merupakan kegiatan terutama yang dilakukan oleh
manajer untuk menyelaraskan berbagai pendapat antara masing-
masing orang kepada suatu keadaan yang harmonis sehingga tujuan
yang telah ditetapkan teracapai.
5. Pengawasan (controlling)
Pengawasan merupakan penialaian terhadap pekerjaan baik yang
sedang dikerjakan maupun yang sudah selesai, sehingga dapat
diketahui bila terjadi penyimpangan-penyimpangan dan dapat
dilakukan perbaikan-perbaikan agar tujuan yang telah ditetapkan
dapat tercapai.
Secara keseluruhan mekanisme kerja dari fungsi-fungsi
manajemen tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:

Informas Fungsi Manajemen


1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pengarahan
4. Pengkoordinasian

Basic Resources
The 6 M’s
1. Men/Manusia Tujuan
2. Money/Uang dan
3. Materials/Materi Sasaran
al
4.Gambar
Machines/Mesin
5.1 Mekanisme Kerja dan Fungsi-Fungsi Manajemen
Laboratorium Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan
Aspek Manajerial dalam Agribisnis 25

Sumber: Firdaus. 2008


Gambar 5.1 menunjukkan bahwa kegiatan manajemen bermula dari
adanya informasi untuk memanfaatkan sumber-sumber daya yang tersedia baik
berupa sumber daya alam (natural resources) maupun sumber daya manusia
(human resources) guna memenuhi keinginan dan kebutuhan manusia itu
sendiri. Untuk mencapai hasil yang sebaik-sebaiknya, kegiatan tersebut perlu
dilaksanakan secara manajerial melalui fungsi-fungsi manajemen.

3.2 Perencanaan Agribisnis


Perencanaan agribisnis merupakan suatu sistematis untuk mencari
alternatif-alternatif baru, disertai dengan perhitungan konsekuensi finansialnya
terhadap hasil dan biayanya.

Tahapan Perencanaan Agribisnis


Dari pengertian tersebut maka, tahapan pertama perencanaan agribisnis
adalah: mencari alternatif-alternatif. Dalam hal ini, hendaknya diusahakan
agar kemungkinan-kemungkinan tersebut:
1. Dilakukan,
2. Dialami, dan
3. Ditemukan sendiri oleh petani-nelayan.
Tahapan yang kedua adalah: menghitung rendabilitas dan
melakukan analisis perencanaan. Pada tahapan ini dilakukan
pencatatan data agribisnis atau pembukuan agribisnis, sehingga dapat
menghitung biaya dan hasil, serta dapat menganalisis saldo usaha dari
alternatif-alternatif yang ditemukan.
Tahapan yang ketiga adalah: membandingkan situasi baru
dengan situasi saat ini. Artinya alternatif yang member harapan
kenaikan pendapatan paling tinggi yang diberikan prioritas pertama
untuk diterapkan.

Titik Tolak Perencanaan Agribisnis.


Pada hakekatnya yang perlu diusahakan adalah pemanfaatan
semaksimal mungkin dari faktor-faktor yang paling langka, Misalnya:
 Tanah yang paling langka, menggunakannya seintensif mungkin
teknik intensifikasi untuk meningkatkan produktifitas.

Laboratorium Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan


Aspek Manajerial dalam Agribisnis 26

 Tenaga kerja paling langka, mengusahakan agar ditunjukkan untuk


memproduksi sebanyak-banyaknya per satuan tenaga kerja, dengan
menggunakan tanah dan modal yang ada.
 Modal paling langka, diarahkan pada ekstensifikasi dengan
penggunaan tenaga kerja yang banyak (padat tenaga kerja, bukan
padat modal).
Jadi perbandingan kuantitatif antara: luas tanah : jumlah tenaga
kerja : jumlah modal yang digunakan : akan tergantung pada kelangkaan
relatifnya. Perbandingan ini akan berubah jika perbandingan nilainya
berubah. Oleh karena itu agribisnis harus selalu dinamis agar dapat
menyesuaikan dengan perbandingan yang selalu berubah.
Kegiatan Perencanaan Agribisnis
Berdasarkan titik tolak tersebut di atas, maka kegiatan
perencanaan agribisnis meliputi hal-hal berikut:
a) Identifikasi Kebutuhan Pasar
Perencanaan agribisnis terlebih dahulu harus dapat menjawab apa
yang diinginkan oleh pembeli. Pembeli di sini adalah siapa saja yang
bergerak di dalam salah satu saluran pemasaran maupun konsumen akhir.
Agribisnis memiliki konsep utama yaitu menghasilkan komoditi dengan
tujuan untuk dijual dengan guna mendapatkan keuntungan sebesar-
besarnya. Untuk itu sebelum memulai produksi seseorang harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut. Sumber-sumber informasi
tersebut adalah grosir, penjaja atau warung kecil, konsumen akhir,
lembaga keuangan (bank pemerintahan, BPR).
b) Identifikasi Kebutuhan Industri Hilir
Industri hilir tidak lain adalah kegiatan agroindustri yang
merupakan salah satu sub-sistem atau mata rantai agribisnis. Agroindustri
diartikan sebagai semua kegiatan industri yang terkait erat dengan
kegiatan pertanian. Ruang lingkup dan kegiatan agroindustri meliputi
hal-hal berikut ini:
 Industri pengolahan hasil pertanian dalam bentuk setengah jadi dan
produk akhir.
 Industri penanganan hasil pertanian segar.
 Industri pengadaan sarana produksi pertanian.

Laboratorium Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan


Aspek Manajerial dalam Agribisnis 27

 Industri pengadaan alat-alat pertanian.


Dengan era tinggal landas dalam Pelita I yang ditandai oleh
struktur ekonomi yang seimbang yaitu industri yang kuat yang ditunjang
oleh pertanian yang tangguh, maka agroindustri akan menjadi mata rantai
yang menonjol. Bahkan konsep agroindustri sudah sering diucapkan
bersamaan dengan agribisnis menjadi Agribisnis dan agroindustri atau
Agribisnis dalam era agroindustri.
Upaya agroindustri untuk meraih nilai tambah dan diversifikasi
vertikal untuk tambahan kegiatan atau perlakuan komoditi setelah panen
dilakukan dengan:
 Penyimpanan
 Pengeringan
 Pengolahan
 Pengangkutan.
Dengan demikian diharapkan produk primer akan mengalami
peningkatan nilai tambah menjadi produk olahan.
Implementasi agroindustri di pedesaan merupakan pilihan yang
tepat. Implementasi agroindustri di pedesaan akan mendorong proses
komersialisasi agribisnis di pedesaan tersebut. Fluktuasi harga produk
primer yang lebih besar dibandingkan dengan produk olahan, cakupan
pasar yang relatif terbatas dan terbatasnya peluang untuk berdiversifikasi
akan membatasi ruang gerak dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat pedesaan. Sebaliknya, pengembangan produk olahan yang
bernilai tambah akan menciptakan peluang kesempatan kerja dan
peningkatan pendapatan, sehingga akan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat pedesaan.
c) Identifikasi Jaringan Ketersediaan Agroinput
Dalam perencanaan agribisnis perlu dilakukan identifikasi
jaringan ketersediaan agroinput yang meliputi:
 Lembaga penyedia (industri hulu)
 Mutunya
 Jumlahnya
 Harganya
 Waktu ketersediaannya
Laboratorium Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan
Aspek Manajerial dalam Agribisnis 28

Lembaga penyedia agroinput memegang peranan penting dalam


perencanaan agribisnis, lembaga ini antara lain:
 Produsen bibit, pupuk, pestisida, alat dan mesin pertanian
 Grosir
 Pengecer (KUD, Kios)
d) Identifikasi Jaringan Ketersediaan Modal Usaha
Untuk memenuhi kebutuhan modal usaha agribisnis dapat
dilakuakan melalui berbagai cara. Pada umumnya petani-nelayan
mendapatkan uang tunai sebagai modal usaha agribisnis dari hasil
penjualan produk, menjual harta kekayaan, mengambil tabungan, arisan,
upah kerja, dan lain-lain. Secara tradisional petani-nelayan meminjam
dari tetangganya dan pihak keluarga. Selain itu, peminjaman modal usaha
dapat dilkukan pada lembaga keuangan resmi.
e) Penyusunan Pola Usahatani yang Memiliki Keunggulan
Kompetitif Komoditi.
Penyusunan pola usahatani dilakukan setelah memperhitungkan
faktor:
 Kebutuhan pasar
 Kebutuhan agroindustri
 Ketersediaan agroinput.
 Ketersediaan modal
Selain itu, perlu memeperhatikan juga 3 tahapan perencanaan agribisnis
dan 3 titik tolak perencanaan agribisnis.
Metode penyusunan dilakukan dengan cara yang paling sederhana
yaitu metode trial dan error. Dengan mencoba-coba menemukan pola
rencana yang optimal dengan cara menukar cabang usaha yang memiliki
saldo usaha yang memiliki saldo usaha kecil dengan memiliki saldo
usaha yang lebih besar. Untuk situasi perencanaan yang sangat kompleks
metode ini tidak dapat digunakan.

f) Perencanaan Modal dan Pengajuan Kredit


Modal agribisnis mencakup keseluruhan sarana produksi yang
dikuasai. Jangka waktu berputarnya modal jangka waktu uang
terinvestasi adalah sebagai berikut :

Laboratorium Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan


Aspek Manajerial dalam Agribisnis 29

 Dalam tanah : kekal atau lama sekali


 Dalam bangunan : 10-50 tahun
 Dalam alat-alat : 5-10 tahun
 Dalam tanaman : tahunan( > 1 tahun) dan musiman ( < 1 tahun)
Kebutuhan modal usaha dengan jangka waktu yang berbeda beda
yaitu:
 Kebutuhan modal permanen : tanah, alat produksi tahan lama
 Kebutuhan modal jangka lama (10 tahun): bangunan, tanaman
tahunan berumur panjang
 Kebutuhan modal jangka sedang (1 – 10 tahun): ternak, tanaman
kertas
 Kebutuhan modal jangka pendek (sampai 1 tahun): tanaman semusim,
ikan, sarana produksi.
Terdapat 2 jenis modal yaitu modal sendiri dan modal asing.
Modal sendiri adalah modal yang selalu siap dipakai, oleh karena itu
sangat penting. Sedangkan modal asing selalu membawa kewajiban
membayar bunga dan membayar cicilan.
Likuiditas menunjukkan sampai di mana agribisnis dapat
memenuhi kewajiban finansialnya. Likuiditas berperan penting karena
menjaga agar lamanya lamanya periode tersedianya uang, setidak-
tidaknya sama lamanya dengan periode perputaran modal dalam proses
agribisnis.
Solvabilitas adalah perbandingan anara modal milik sendiri dan
modal yang diinvestasikan. Agribisnis dapat dikatakan bonafit atau
memiliki reputasi baik kalau solvabilitasnya >80%. Oleh karena itu
pemupukan modal sendiri adalah penting. Rentabilitas menunjukkan
beberapa besarnya bunga yang dapat dihasilkan oleh kekayaan total.
g) Perencanaan Tenaga Kerja
Untuk perencanaan tenaga kerja perlu diperhatikan 2 keadaan
berikut ini :

 Kebutuhan lebih besar dari pada penyedia


 Perlu merubah rencana pola agribisnis sehingga dapat
diselenggarakan dengan tenaga kerja keluarga.

Laboratorium Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan


Aspek Manajerial dalam Agribisnis 30

 Ambil tenaga kerja musiman.


 Kebutuhan lebih kecil dari pada penyediaan
 Pengangguran tersamar (disguised unemployment).
Carilah jalan guna memanfaatkan tenaga kerja yang berlebih.

Laboratorium Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan

Anda mungkin juga menyukai