Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

MANAJEMEN AGROINDUSTRI
Tingkatan dan Unsur-Unsur Serta Penerapannya dalam Agroindustri

Disusun Oleh :
Fadilah A. (P042231010)

PRGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Agroindustri dapat menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan
perekonomian masyarakat, mengurangi pengangguran di Indonesia dan
memperbaiki pembagian pendapatan. Agroindustri merupakan industri yang
mengolah bahan baku hasil pertanian menjadi barang yang mempunyai nilai
tambah yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Berbeda dengan industri lain,
agroindustri tidak harus mengimpor sebagian besar bahan bakunya dari luar
negeri melainkan telah tersedia banyak di dalam negeri. Dengan
mengembangkan agroindustri secara tidak langsung dapat membantu
meningkatkan perekonomian para petani sebagai penyedia bahan baku untuk
industri. Sektor pertanian dalam wawasan agribisnis dengan perannya dalam
perekonomian nasional memberikan beberapa hal yang menunjukkan
keunggulan yang dapat dipertimbangkan. Keunggulan tersebut antara lain nilai
tambah pada agroindustri pati sagu yang diolah menjadi berbagai produk
makanan. Mengingat sifat produk pertanian yang tidak tahan lama maka peran
agroindustri sangat diperlukan.
1.2. Rumusan Masalah
Apa saja tingkatan manajemen pada agroindustri ?
Apa saja unsur-unsur manajemen pada agroindustri?
Bagaimana penerapan manajemen pada agroindustri ?
1.3. Tujuan Masalah
Mengetahui tingkatan manajemen pada agroindustri
Mengetahui unsur-unsur manajemen pada agroindustri
Mengetahui bagaimana penerapan manajemen pada agroindustri
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Manajemen Agroindustri
Manajemen agroindustri terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan
agroindustri. Manajemen adalah tindakan untuk mencapai suatu tujuan dengan
cara mengkoordinasikan kegiatan orang lain. Fungsi-fungsi atau kegiatan
manajemen meliputi perencanaan, organisasi,
staffing koordinasi, pengarahan dan pengawasan. Sedangkan Agroindustri
berasal dari dua kata yaitu agricultural dan industry yang berarti suatu industri
yang menggunakan hasil pertanian sebagai bahan baku utamanya atau suatu
industri yang menghasilkan suatu produk yang digunakan sebagai sarana atau
input dalam usaha pertanian.Menurut Austin (1981), agroindustri adalah
perusahaan yang memproses bahan baku pertanian, termasuk hasil nabati atau
hewani. Proses yang diterapkan mencakup pengolahan dan pengawetan
melalui perlakuan fisik dan kimiawi, penyimpanan, pengemasan dan distribusi.
Produk agroindustri dapat merupakan produk akhir yang siap dikonsumsi atau
digunakan oleh manusia atau sebagai produk bahan baku industri lain. Dengan
demikian,manajemen agroindustri dapat diartikan sebagai pengelolaan suatu
industri yang berbahan baku utama hasil pertanian. Dengan adanya
manajemen dalam agroindustri, diharapkan sumber daya yang dimiliki oleh
perusahaan dapat dimanfaatkan secara optimal dengan
tetapmempertimbangkan keberlanjutannya.Kegiatan agroindustri merupakan
bagian integral dari sektor pertanian yang mempunyai kontribusi penting dalam
proses industrialisasi terutama di wilayah pedesaan.
Strategi pengembangan agroindustri yang dapat ditempuh harus
disesuaikan dengan karakteristik dan permasalahan agroindustri yang
bersangkutan. Secara umum permasalahan yang dihadapi dalam
pengembangan agroindustri adalah: (a) sifat produk pertanian yang mudah
rusak dan bulky sehingga diperlukan teknologi pengemasan dan transportasi
yang mampu mengatasi masalah tersebut; (b) sebagian besar produk pertanian
bersifat musiman dan sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim sehingga aspek
kontinuitas produksi agroindustri menjadi tidak terjamin; (c) kualitas produk
pertanian dan agroindustri yang dihasilkan pada umumnya masih rendah
sehingga mengalami kesulitan dalam persaingan pasar baik didalam negeri
maupun di pasar internasional; dan (d) sebagian besar industri berskala kecil
dengan teknologi yang rendah.
2.2. Tingkatan Manajemen dalam Agroindustri
Pada sebuah organisasi atau perusahaan yang bergerak pada bidang
agroindustri biasanya secara vertikal dibagi menjadi tiga tingkatan manajemen,
yaitu sebagai berikut :
1. Tingkat Pertama adalah sebuah manajemen puncak (corporate atau top
management), yang dikenal dengan nama Chief Executive Officer (CEO),
biasanya terdiri dari beberapa orang pimpinan. Tugas atau kewajibannya
adalah untuk membuat kebijakan-kebijakan strategis yang harus diambil
dalam jangka waktu yang panjang. Sifat pekerjaannya lebih banyak pada
tugas manajerial dibandingkan operationalnya saja.
2. Tingkat Kedua adalah suatu manajemen menengah (business atau Midle
Management), disebut juga dengan Divisional Manager. Tugas dan
kewajibannya lebih banyak dalam hal pembuatan perencanaan dan
pelaksanaan yang taktis.
3. Tingkat Ketiga adalah salah satu manajemen bawah (Fungsional atau
first line manajemen) yang dikenal dengan nama functional manager.
Tingkat ini terdiri dari para mandor atau penyelia yang tugasnya untuk
dapat mengarahkan atau merencanakan pekerjaan operasional
berdasarkan suatu perencanaan-perencanaan yang telah dibuat oleh
para manajer tingkat di atasnya. Perencanaan yang dibuatnya merupakan
suatu perencanaan jangka pendek.
2.3. Fungsi manajemen agroindustri
1. Fungsi Perencanaan / Planning
Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan perusahaan
dan diikuti dengan membuat berbagai rencana untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan tersebut.
2. Fungsi Pengorganisasian / Organizing
Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada
sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan
untuk menjalankan rencana yangtelah ditetapkan serta mencapai tujuan
perusahaan.
3. Fungsi Pengarahan / Directing / Leading / Actuating
Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta
menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya.
4. Fungsi Pengendalian / Controlling
Fungsi pengendalian adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan
standar yangtelah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau
perbaikan jika diperlukan.
2.4. Unsur-unsur manajemen
1. Human (Manusia)
Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan.
Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses
untuk mencapai tujuan. Tanpa Adanya manusia maka tidak ada proses
kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja.
2. Money (Uang)
Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang
merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil
kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan.
Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai
tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal
Ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk
membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli
serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.
3. Materials (Bahan)
Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi.
Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia
yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-
materi sebagai salah satu sarana. Sebab Materi dan manusia tidak dapat
dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.
4. Machines (Mesin)
Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan
mesin akan membawa kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang
lebih besar serta menciptakan efisiensi kerja.
5. Methods (Metode)
Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu tata
cara kerja yang baik akan memperlancar jalannya pekerjaan. Sebuah
metode dapat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja
dengan memberikan berbagai pertimbangan- pertimbangan dari sasaran,
fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan
kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang
yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai
pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian,
peranan utama dalam manajemen tetap manusia itu sendiri.
6. Market (Pasar)
Memasarkan produk tentu sangat penting sebab bila barang yang
diproduksi tidak laku,maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya,
proses kerja tidak akan berlangsung.Oleh sebab itu, penguasaan pasar
dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor yang
menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas
dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli
(kemampuan) konsumen.
2.5. Penerapan Manajemen dalam Agroindustri
Penerapan manajemen pada agroindustri adalah suatu pendekatan yang
penting untuk memastikan bahwa operasi agroindustri berjalan dengan efisien,
produktif, dan berkelanjutan. Manajemen dalam konteks ini mencakup
perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, dan pengawasan semua aspek
agroindustri, termasuk produksi pertanian, pengolahan produk, pemasaran, dan
distribusi. Berikut adalah beberapa langkah dan prinsip manajemen yang dapat
diterapkan dalam agroindustri:
1. Perencanaan:
- Identifikasi tujuan dan visi agroindustri.
- Analisis pasar dan kebutuhan pelanggan.
- Penentuan jenis tanaman atau hewan yang akan dibudidayakan atau
diolah.
- Perencanaan produksi, termasuk pemilihan varietas atau jenis yang tepat.
- Perencanaan anggaran dan sumber daya yang diperlukan.
2. Pengorganisasian:
- Pembentukan tim manajemen yang kompeten.
- Pengalokasian tugas dan tanggung jawab kepada personel.
- Pemilihan peralatan, teknologi, dan infrastruktur yang sesuai.
- Pengaturan rantai pasokan yang efisien.
- Pembuatan jaringan dengan mitra bisnis, pemasok, dan pelanggan.
3. Pelaksanaan:
- Menjalankan operasi pertanian atau pengolahan sesuai dengan
perencanaan.
- Mengelola stok bahan baku dan produk jadi.
- Memastikan kualitas produk dan kebersihan fasilitas.
- Mengembangkan praktik pertanian berkelanjutan dan pengelolaan limbah.
4. Pengendalian:
- Melakukan pemantauan terus-menerus terhadap proses produksi.
- Melakukan pengendalian kualitas produk.
- Mengelola biaya produksi dan mengukur kinerja finansial.
- Merespons perubahan pasar dan permintaan pelanggan.
5. Pengawasan:
- Menilai kinerja agroindustri secara berkala.
- Mengidentifikasi area di mana perbaikan diperlukan.
- Melakukan audit dan inspeksi untuk memastikan kepatuhan terhadap
regulasi dan standar.
- Menyusun laporan kinerja untuk pengambilan keputusan.
Selain itu, dalam era digital dan teknologi informasi saat ini, agroindustri
juga dapat memanfaatkan teknologi seperti sensor, analisis data, dan sistem
informasi manajemen untuk mengoptimalkan operasi dan mengambil
keputusan yang lebih baik.
Penerapan manajemen yang baik pada agroindustri akan membantu
meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan profitabilitas, sambil menjaga
keberlanjutan lingkungan dan memenuhi permintaan pasar yang terus berubah.
Selain itu, penting juga untuk memastikan bahwa etika dan praktik bisnis yang
berkelanjutan menjadi bagian integral dari manajemen agroindustri.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari tingkatan dan unsur manajemen serta penerapannya
pada agroindustri adalah sebagai berikut:
1. Tingkatan Manajemen: Manajemen pada agroindustri melibatkan
berbagai tingkatan, termasuk perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengendalian, dan pengawasan. Setiap tingkat memiliki
peran penting dalam menjalankan operasi agroindustri secara efisien dan
efektif.
2. Unsur Manajemen: Unsur-unsur manajemen dalam agroindustri dikenal
sebagai "5M": Human (Sumber Daya Manusia), Money (Keuangan),
Material (Bahan Baku), Machines (Mesin dan Peralatan), dan Methods
(Metode atau Prosedur). Masing-masing unsur ini penting dalam
mengelola agroindustri: Human, Manajemen sumber daya manusia,
pelatihan, dan pengembangan karyawan. Money, Pengelolaan anggaran,
perencanaan keuangan, dan pengukuran kinerja keuangan. Material,
Pengadaan, penyimpanan, dan pemantauan stok bahan baku. Machines,
Pemeliharaan, pengelolaan inventaris, dan teknologi pertanian. Methods,
Praktik pertanian yang baik, pengolahan efisien, dan pengendalian mutu.
3. Semua unsur ini saling terkait dan harus dikelola dengan baik untuk
kesuksesan agroindustri.Penerapan pada Agroindustri: Penerapan
manajemen pada agroindustri sangat penting untuk mencapai
keberhasilan dalam produksi, pengolahan, dan pemasaran produk
pertanian. Dalam agroindustri, perencanaan yang cermat untuk pemilihan
tanaman atau hewan yang cocok, pengorganisasian rantai pasokan, dan
pengawasan kualitas produk sangat penting. Pengendalian biaya
produksi dan pemantauan berkelanjutan juga menjadi bagian integral dari
manajemen agroindustri. Dengan penerapan yang baik, agroindustri
dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi, profitabilitas, dan
berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Nshimiyimana, Dominique Savio dan He, Qian. 2010. Radical Scavenging
Capacity of Rwandan CTC Tea Polyphenols Extracted Using Microwave
Assisted Extraction. Pakistan Journal of Nutrition Vol. 09 No. 06.
Pigor dan Myers. 1961. Pengantar Bisnis Proses Manajemen. Yogyakarta: UGM
Press.
Someswaroro, ch. Srivastav, P. P and Das, H. 2013. Quality of black teas in
indian market. African Journal of Agricultural reserch. Volume 08 No. 05

Anda mungkin juga menyukai