DISUSUN OLEH:
NAMA : TRI MEYANTO
NPM : 195110045
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu agar mahasiswa mengetahui tentang manajemen di bidang
peternakan dan bisa mengaplikasikannya pada bidang usaha, khususnya di bidang peternakan.
1.3 Manfaat
Manfaat manajemen di bidang peternakan adalah agar tujuan dari suatu usaha peternakan
bisa tercapai dan dengan adanya pengetahuan di bidang peternakan, maka pelaku usaha dapat
mengetahui resiko yang akan terjadi di bidang usaha tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian
•Pengertian manajemen secara luas adalah cara mengatur satu atau beberapa faktor dalam suatu
sistem untuk mencapai tujuan tertentu.
-Manager
-manajemen diperlukan pada semua sektor kehidupan agar tidak terjadi kekacauan, benturan atau
salah pengertian.
-Dalam sektor produksi seperti beternak sapi potong setiap langkah kegiatan akan menyangkut
aspek-aspek fungsi manajemen.
b. Fungsi Manajemen
•Fungsi-fungsi manajemen merupakan bagian dari suatu sistem dalam proses manajemen.
Adapun fungsi-fungsi manajemen tersebut adalah: perencanaan, pengorganisasian, penggerakan
dan pengawasan.
1. Perencanaan Usaha
- Merupakan tindakan menentukan sasaran dan arah tindakan yang akan dijadikan pedoman
c. bidang usaha tersebut kita memiliki keahlian atau sumber daya manusia yang ahli di sekitar
tempat usaha.
•Resiko kecil
•Resiko sedang
•Resiko tinggi
•Proyeksi
•Prediksi
•Intuisi
Ketiga: Studi kelayakan
Studi kelayakan merupakan konsep untuk menentukan apakah suatu usaha layak atau tidak.
Banyak usaha gagal karena tidak membuat studi kelayakan.
Keempat:kondisi lokal
Dalam perencanaan bisnis perlu dipahami tentang kondisi lokal yang menyangkut:
Dalam merencanakan kapan akan dimulai suatu usaha harus diperhitungkan aspek pasar.
Dalam perencanaan perlu ditentukan kebijaksanaan yang akan diambil, yaitu menyangkut:
•Kapasitas usaha.
•Memperkirakan penjualan
•Menentukan harga
•Rencana distribusi
•Rencana promosi
Produksi adalah proses memanfaatkan bahan baku menjadi akhir melalui suatu kreasi
•Dari perkiraan penjualan dapat ditentukan macam dan jumlah barang yang perlu diproduksi
•Program keuangan
•Anggaran
•Pendapatan, pengeluaran dan laba yang diharapkan diperlukan sehingga tercipta keterpaduan
dalam melaksanakan tugas sesuai bidang masing-masing.
Contoh : Pengorganisasian dalam usaha sapi potong harus ada pembagian, siapa yang
menyediakan bibit, menyediakan sarana dan prasarana peternakan., melakukan vaksinasi,
menangani hasil dan memasarkan hasil. Pembagian ini diatus berikut jadwal dan waktunya (time
and duration)
3. Penggerakan (Actuating)
Kaitannya dengan kepemimpinan : peternak pada dasarnya bukan hanya tenaga kerja tetapi
juga manajer yang harus dapat mengambil keputusan dan memimpin usaha.
Kaitannya dengan komunikasi : Mengingat usaha suatu peternakan tidak mungkin dilakukan
tanpa berhubungan dengan pihak luar/lain termasuk tenaga kerja maka komunikasi verbal
maupun non verbal sangat diperlukan.
Kaitannya dengan motivasi : kemampuan mendorong semua yang terlibat terutama tenaga
kerja untuk merasa ikut berusaha bertanggung jawab dan memiliki.
Kaitannya dengan kemampuan persuasi : Peternak harus terlibat dalam pembelian sapronak
dan pemasaran hasil, sehingga diperlukan kemampuan bernegosiasi. Dalam memenuhi
kebutuhan ini diperlukan fungsi manajemen tambahan, yaitu koordinasi.
Dalam prakteknya semua kegiatan belum tentu dilaksanakan sesuai jaringan rencana kerja
(network planning). Oleh karena itu harus ada pengawasan agar tetap mengikuti rencana yang
telah ditetapkan. Pengawasan ini, terutama yang menyangkut tenaga kerja, biasanya diikuti
evaluasi dan perbaikan.
Fungsi evaluasi sangat penting karena menyangkut komoditas hidup. Apabila salah satu
kegiatan tidak terealisasi. misal: vaksinasi atau pemberian pakan, akan sangat mempengaruhi
produksi akibatnya terjadi penurunan produksi atau terhambatnya pertumbuhan.
. Perencanaan pemasaran
•Tujuan
•Strategi
•Kebijaksanaan
1. Ringkasan bagi eksekutif :Menyajikan pandangan singkat atas rencana yang di usulkan agar
dapat di tinjau dengan cepat oleh manajeman.
2. situasi pemasaran saat ini menyajikan data latar belakang relevan yang mengenai
pasar,produk,persaingan dan distribusi.
3. Analisis ancaman dan peluang mengidentifikasi ancaman dan peluang utama yang mungkin
mempengaruhi produk .
4. Sasaran dan isu menentukan sasaran perusahaan perusahaan untuk produk di bidang
penjualan,pangsa pasar ,laba serta isu yang akan mempengaruhi sasaran ini.
5. Strategi pemasaran menyajika pendekatan pemasaran yang luas,yang akan di gunakan untuk
mencapai sasaran dalam rencana.
6. Program tindakan mrnspesifikasikan apa yangakan di lakukan,siapa yang akan
melakukannya,kapan dan berapa biayanya.
7. Anggaran laporan laba dan rugi yang di proyeksikan meramalkan hasil keuangan yang di
harapkan dari rencana tadi.
Inflementasi Pemasaran
Proses yang merubah srategi dan rencana pemasaran menjadi pemasaran untuk mencapai
sasaran. Inflementasi mencakup aktivitas sehari-hari dari bulan-kebulan yang secara efektif
melaksanakan rencana pemasaran. Kegiatan ini di butuhkan program tindakan yang menarik
semua orang atau aktifitas serta struktur organisasi formal yang dapat memainkan peranan
penting dalam menginplementasikan strategi pemasaran. Inplementasi yang sukses bergantung
dari beberapa kegiatan kunci yaitu :
Tujuan :setiap orang dalam organisasi bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan
pemasaran yang telah di bebankan kepadanya sehingga tidak overlapping pekerjaan.
Organisasi fungsional di mana berbagai aktifitas pemasaran yang berbeda di kepalai oleh
spesialis fungsional :manajemen penjualan ,periklaanan proses pemasaran, pelayanan terhadap
pelanggan, manajemen produk baru.
Organisasi geografik di mana karyawan bagian penjualan dan pemasaran di beri tugas di negara
wilayah atau distrik tertentu.Organisasi manajemen produk,karyawan ini mengembangkan
pemasaran dan strategi lengkap untuk produk dan merk tertentu, bila perusahaan ini memiliki
banyak produk atau merk yang amat berbeda.
Bila firm satu produk kepada banyak tipe pesar berbeda yang mempunyai orgasisasi manajemen
pasar. Manajemen ini bertanggung jawab untuk mengembangkan rencan jangka panjang dan
tahunan untuk keunggulan utama dari sistem ini adalah bahwa perusahaan di organisasikan di
sekitar kebutuha spesifik segmen pelanggan.
Pengarahan kegiatan pemasaran yaitu usaha yang berhubungan dengan segal asesuatu kegiatan
pemasaran agar semuanya itu dapat di lakukan dengan baik, meliputi pemberian perintah secara
baik harus ada, meliputi pemberian perintah secara baik harus ada follow up-nyasecara
sederhana perlu penjelasan sehingga ada pengertian dan sifatnay harus konsultatif.
•Motivasi
•Kepemimpinan
Dengan pengarahan segala kegiatan yang menyimpang akan terdeteksi dan pimpinan dapat
memberikan motivasi untuk menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan harapan serta agar terjad
harmonisasi antar anggota organisasi. Pengkordinasian kegiatan pemasaran yaitu usaha
mengsinkronkan dan menyatuka segala kegiatan pemasaran dalam organisasi agar tercapai
tujuan yang efektif dan efisien.
1. Di adakan prosedur yang terang dan jelas dan di tentukan tanggal penyesuaian (deadline)
•Penentuan Standard
Tujuannya adalah memastikan bahwa perusahaan mencapai penjualan laba,dan sasaran lain yang
di tetapka dalam rencana tahunannaya.Kegiatan ini juga mencakup penentuan produk wilayah
pasar dan saluran yang berbeda yang dapat mendatangkan laba.
2. Pengendalian strategi meliputi pengamatan apakah strategi dasar perusahaan sesuai dengan
peluang terbuka.Strategi dan program pemasaran dapat ketinggalan zaman dalam waktu singkat
dan setiap perusahaan harus secara periodik menilai ulang pendekatan terhadap pasar secara
keseluruhan.
1. Aspek Produksi
Tingkat produksi tinggi, tetapi secara ekonomi masih tetap berada dalam batas-batas yang
menguntungkan
Jumlah yang dipelihara cukup banyak, tetap selalu dalam imbangan yang menguntungkan
Produksi makanan ternak cukup banyak, sehingga memungkinkan tersedia sepanjang tahun
2. Aspek Reproduksi
Semua aspek reproduksi yang bernilai ekonomis (masa kosong, service per conception,
conception rate, umur pertama kawin, dan umur beranak) selalu dipertahankan pada tingkat yang
efisien menguntungkan
Setiap pedet yang dilahirkan tumbuh normal dan tingkat pertumbuhan sesuai dengan umurnya
Selalu tersedia ternak pengganti (replacement stock) dengan umur dan bobot badan yang
seragam
3. Aspek Ekonomi
Tingkat keuntungan (profit) per ekor ternak selalu dapat dipertahankan tinggi, berarti investasi
pada setiap ekor sapi perah tetap berada pada tingkatan rendah
Tenaga kerja digunakan secara efisien pada berbagai sektor produksi, sehingga ongkos tenaga
kerja yang dikeluarkan cukup memadai
Perhitungan dan penggunaan modal (capital) dilakukan secara tepat dan efisien terhadap unit-
unit produksi
4. Aspek Fasilitas
Pengadaan sarana dan fasilitas dalam jumlah yang memadai dan efisien dalam penggunaannya
Penempatan perkandangan dan bangunan-bangunan lainnya diatur secara strategis dan efisien
bagi para tenaga kerja, serta luasnya sesuai dengan kebutuhan
Pelaksanaan dan penggunaan semua catatan (recording) dari setiap kegiatan dilakukan secara
teratur dan akurat, sehingga dapat mempermudah dan memperlancar evaluasi, serta pembuatan
keputusan yang bersifat manajemen (managerial).
Keadaan tersebut dapat dilaksanakan oleh para peternak, berarti para peternak tersebut telah
mampu atau tingkat manajemennya baik, sehingga tingkat keuntungan peternak selalu dapat
dipertahankan. Sebaliknya, apabila aspek manajemen tersebut diabaikan atau kurang mendapat
perhatian, sekalipun dalam peternakan itu menggunakan ternak yang unggul dan mendapat bahan
makanan yang berkualitas baik, maka tingkat produksi akan tetap rendah atau tingkat
keuntungan tetap sedikit (rendah). Oleh karena itu, baik tidaknya pelaksanaan kegiatan usaha
yang berhubungan dengan aspek manajemen tersebut sepenuhnya bergantung pada kemampuan,
keterampilan, dan wawasan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh peternak/manager. Seorang
peternak mempunyai status/kedudukan sebagai pemimpin, peng-awas, dan pemelihara
(pengusaha) yang senantiasa mengharapkan keuntungan dari usahanya. Oleh karen itu, peternak
adalah faktor penentu untuk mengoperasikan suatu usaha peternakan. Akan tetapi. Pada
kenyataannya hal tersebut sering terlupakan, terutama pada peternakan-peternakan skala kecil.
Hal ini disebabkan karena:
Kemajuan teknologi dan produk-produk teknologi, seperti embryo transfer dan ransum jadi
Oleh karena itu, dengan adanya kemajuan ilmu dan teknologi, jika seorang peternak tidak
berusaha untuk mengikutinya, maka usaha peternakannya akan ketinggalan. Kemampuan dan
keterampilan seorang peternak/manager akan berpengaruh terhadap hasil yang dicapai,
kemampuan tersebut antara lain mencakup beberapa aspek, yaitu:
Kemampuan untuk mengefisienkan pakan yang diberikan pada seluruh kondisi ternak
Kemampuan untuk mengetahui dan memahami ekspresi potensi genetik dan cara memanfaatkan
kemampuan secara optimum
Kemampuan untuk mempertahankan kualitas dan kuantitas produksi yang baik dan
menguntungkan
Kemampuan untuk menjalin hubungan dengan para peternak lainnya dan dengan lembaga atau
instansi terkait, baik secara langsung maupun secara tidak langsung
Kemampuan untuk mendapatkan keuntungan yang optimal dan sikap dalam menghadapi resiko
kerugian
Dengan demikian, kualitas seorang peternak/manager peternakan sangat diperlukan, karena
merupakan faktor utama sebagai unsur pelaksana kegiatan yang dapat menentukan berhasil-
tidaknya suatu usaha. Secara garis besarnya, seorang peternak/manager dapat dinilai berhasil
dengan baik jika dilihat dari segi:
Skala usaha atau jumlah ternak yang dipelihara semakin berkembang dalam proporsi atau rasio
ternak yang menguntungkan
Keberhasilan menggunakan metode usaha yang baik, sehingga selalu memberikan jaminan dari
usahanya yang kurang menguntungkan menjadi suatu usaha yang lebih menguntungkan
1. Memiliki kecintaan yang besar terhadap ternak yang dipeliharanya. Sikap ini timbul baik
secara alami (bawaan) ataupun bisa timbul karena merasa memiliki dan menyayanginya. Sikap
tersebut akan memudahkan dalam mengelola ternak, karena secara tidak langsung akan
tersalurkan kepada ternak-ternaknya, sehingga akan lebih jinak dan penurut. Setelah timbul
saling pengertian dan kerjasama antara peternak dan ternak yang dipeliharanya, maka secara
bersama akan menikmati hasilnya
Sebagai tambahan yang berkaitan dengan kualitas seorang peternak/manager yang berhasil
adalah mereka mimiliki beberapa karakteristik (sifat khas) sebagai berikut:
1. Sikap / Pendirian. Mereka positif, percaya, optimistik, dan fleksibel. Mereka mempunyai satu
sikap “dapat mengerjakan” yang memungkinkan mereka mencari jalan pemecahan daripada
alasan me-ngapa tidak dapat diselesaikan. Mereka seperti orang lain dan orang yang suka
dihubungkan dengannya. Mereka tahu bagaimana bekerja dengan orang. Mereka mengilhami
dan memotivasi orang. Mereka bangga menjadi apa adanya mereka, bangga hubungannya
dengan industri dan optimistik terhadap masa depannya dan industri.
2. Perencana. Mereka menyusun khusus, tujuan yang dapat dicapai, keuangan dan nonkeuangan,
jangka pendek dan panjang. Mereka merencanakan dengan hati-hati alur pencapaian tujuan.
3. Pekerja. Mereka suka bekerja, baik fisik maupun mental, dan mereka mengetahui bahwa hal
tersebut penting untuk memperoleh keberhasilan.
5. Penilai. Mereka selalu menilai catatan, usaha, dan performa ternak, mencari alur lemah. Bila
kelemahan dapat ditandai, manajer yang sukses menentukan prioritas dan memperbaikinya.
Mereka menilai kemajuan keseluruhan terhadap pencapaian tujuan, dan, bila kemajuan lambat
atau tidak ada, mereka memperbaiki rencananya untuk meningkatkan kemajuan.
3.Testing : Kegiatan melakukan penilaian, pengkajian atau percobaan sesuatu yang berupa
pengetahuan, keterampilan, sikap kepribadian (tenaga kerja/calon karyawan) barang (sarana
produksi : pakan dan obat-obatan) dan alat (tempat minum, kandang)
Seperti menanyakan teknologi yang menguntungkan kepada lembaga atau pihak-pihak terkait,
mengetahui kebijakan pemerintah atau mendiskusikan cara mengatasi perselisihan baik tentang
gangguan ketertiban farm (usaha peternakan) maupun perjanjian dengan mitra kerja.
Diakui atau tidak, maju atau mundurnya usaha sangat tergantung pada kemampuan seseorang
melakukan kerja sama.
Kunci keberhasilan terletak pada human relation (hubungan kemanusiaan) bentuk kerjasama
dengan tenaga kerja, rekan atau mitra kerja dengan para pemimpin (formal/non formal) dan yang
paling penting adalah dengan konsumen.
Prinsip kerjasama ini : kemanusiaan, artinya jangan sampai yang untung hanya sepihak saja.
Kerjasama harus saling menguntungkan, mendukung dan diharapkan sampai pada tingkatan
sinergi, yaitu Keuntungan semua pihak melebihi potensi maksimal.
Contoh. Untuk mencari pasar yang menjanjikan prospek lebih bagus diperlukan hunter yang
memburu ketempat pembeli. Untuk ini diperlukan keterlibatan beberapa orang. Baik staf atau
tenaga kerja maupun mitra kerja.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam usaha peternakan, manajemen merupakan cara untuk meraih kesuksesan. Karena
manajemen memiliki fungsi : perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan.
Aspek – aspek dalam manajemen peternakan yang harus diperhatikan yaitu : aspek produksi,
aspek reproduksi, aspek ekonomi, dan aspek fasilitas.
Inti dari manajemen mencakup beberapa hal yaitu : telling, selling, testing, consuling, joining,
dan delegating.
DAFTAR PUSTAKA
Sofyadi Cahyan, 2003. Konsep Pembangunan Pertanian dan Peternakan Masa Depan. Badan
Litbang Departemen Pertanian. Bogor.