Dosen Pembimbing :
Dr. Ni Nyoman Putu Martini G, SE,MM
Oleh :
Irma Cincin Diana (1810411116)
Fangky Vedhia Valenta (1810411126)
Rif’atun Nikmah (1810411127)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini sebatas
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Ni
Nyoman Putu Martini, D. selaku Dosen mata kuliah Analisis Manajemen Bisnis yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun. Adapun makalah ini ditulis dari
hasil penyusunan data-data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber yang berkaitan
dengan kemuhammadiyahan serta infomasi dari media massa yang berhubungan
dengan tema.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Perubahan adalah transformasi dari keadaan yang sekarang menuju keadaan yang
diharapkan di mas yng akan datang, suatu keadaan yang lebih baik. Perubahan dalam skala
yang sangat luas dikemukakan oleh Toffler (1980:23) yang menyatakan bahwa telah terjadi
gelombang pertama sebagai revolusi pertanian, disusul dengan gelombang kedua berupa
revolusi industri. Dalam melihat adanya gejala perubahan, terdapat beragam pandangan
tentang bagaimana terjadinya perubahan tersebut, ada yang memandang perubahan sebagai
suatu proses, ada yang melakukan dalam bentuk tahapan, ada pula yang melakukan dengan
pendekatan sistem, dan ada pula yang mengajukan perubahan sebagai suatu model.
Perubahan adalah hal yang selalu hadir bagi organisasi, demikian pula manjer. Karena
perubahan itu tidak bisa dihindari, manajer harus belajar bagaimana mengelolalnya dengan
baik. Karena inovasi selalu dikaitkan dengan upaya pengubahan organisasi, manajer harus
mengetahui cara mengelolanya juga.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Model Pendekatan 3 Tahap.
2. Untuk mengetahui Pola Perubahan Strategi.
3. Untuk mengetahui Merencanakan Perubahan Keorganisasian.
4. Untuk mengetahui Mengelola Penolakan Terhadap Perubahan.
5. Untuk mengetahui Model Perubahan Haluan Bisnis.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Proses manajemen strategis terdiri dari tiga tahap. Tahap-tahapnya yaitu sebagai
berikut :
Perumusan strategi adalah tahap awal yang dilakukan pada proses manajemen
strategi, yang meliputi
Hal yang dapat dilakukan seperti mengidentifikasi arah trend (Lingkungan Sosial
Budaya, Sosial Ekonomi, Teknologi, Politik) yang dapat/akan mempengaruhi di masa yang
akan datang, lebih lanjut seperti Analisis Pasar, Kompetitor, Komunitas, Supplier, Kebijakan
Makro dan Mikro Pemerintah.
Hal yang dapat dianalisa seperti Kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki,
asset penunjang aktifitas, situasi lingkungan kerja dan kapabilitas lainnya.
c. Memformulasikan Strategi
2
Melalui analisa peluang sekaligus ancaman dari lingkungan berdasarkan kekuatan dan
kelemahan perusahaan sebagai proses perencanaan jangka panjang yang efektif dan efisien.
Visi dan Misi , menentukan visi dan misi jangka pendek dan panjang perusahaan.
Tujuan dan arah strategi perusahaan , dalam menyusun Tujuan tersebut harus
diperhatikan baik dari sisi waktu, kualitas, dan kuantitas.
Strategi Korporasi
Membangun citra merek (brand image) perusahaan akan menjadi peluang bisnis yang
dapat menjadi pendapatan (revenue) bagi perseroan.
Strategi Bisnis
Penerapan transaksi perusahaan dengan sistem administrasi yang akuntabel dan aman.
Pengembangan teknologi tepat guna melalui terciptanya sistem yang efektif bagi
perusahaan.
Memfasilitasi komunikasi bisnis yang transparan dapat memberikan nilai tambah dan
manfaat bagi setiap pelaku atau anggota.
3
Strategi Fungsional / Kegiatan Usaha
1. Kegiatan Operasional
Pengembangan komunitas yang loyal dan profesional sesuai dengan fungsi dan
peranannya.
Sistem administrasi yang efisien dan efektif, murah dan dapat dipertanggung
jawabkan.
4
Sistem keuangan yang efisien, efektif, bersih dan transparan.
Menciptakan skema-skema keuangan yang tepat baik itu modal kerja ataupun
investasi yang diperlukan.
Menciptakan sistem promosi dan mutasi yang sesuai dengan keahlian dan orang yang
tepat pada bidangnya.
Metode Laporan analisa bisa diterapkan dalam periode tahunan, bulanan atau
mingguan, supaya segala penyimpangan dapat dievaluasi dan diperbaiki kinerjanya dengan
harapan, segala sesuatu yang telah direncanakan dapat berjalan dengan semestinya.
5
2.2 Pola Perubahan Strategi
Salah satu strategi manajemen perubahan dapat menggunakan model Kotter Eight
Stage Change Process, dimana dalam teori model perubahan yang dikemukakan oleh John P.
Kotter (Kotter, 1996) ini terdiri dari delapan tahapan proses perubahan, yaitu:
Pada tahapan ini dibentuk sebuah koalisi untuk memulai perubahan sebagai sebuah
tim yang terdiri dari orang-orang yang memiliki kekuasaan yang cukup untuk
memimpin perubahan. Tim tersebut tidak harus mencakup dari semua orang yang
memiliki kekuasaan atau yang menduduki kedudukan pada struktur organisasi, tetapi
setidaknya orang-orang yang yang memiliki pengaruh dan kekuasaan, keahlian,
kredibilitas dan jiwa pemimpin untuk memulai perubahan.
Pada tahapan ini perlunya dibuat sebuah visi untuk membantu mengarahkan upaya
perubahan dan merumuskan strategi untuk mencapai visi.
Pada tahapan ini perlunya mengkomunikasikan visi dan strategi perubahan pada
seluruh elemen organisasi secara terus menerus dengan menggunakan setiap
kesempatan yang ada, dan menjadikan koalisi penuntun sebagai model perilaku yang
diharapkan dari pegawai.
6
5. Empowering Broad-Based Action (memberdayakan tindakan yang menyeluruh):
Orang belum tentu akan mengikuti proses perubahan selamanya bila tidak melihat
hasil nyata dari usahanya selama ini. Pada tahapan ini dilakukan perencanaan untuk
meningkatkan kinerja sebagai hasil dari perubahan/kemenanagan yang dapat dilihat,
dan juga memberi pengakuan dan penghargaan yang dapat dilihat kepada orang-orang
yang memungkinkan tercapainya kemenangan tersebut.
Dalam tahapan akhir ini, semua hasil perubahan yang telah dilakukan dijadikan
budaya kerja yang baru dengan menciptakan kinerja yang lebih baik melalui perilaku
yang berorientasi pada pelanggan dan produktivitas, kepemimpinan yang lebih baik,
serta manajemen yang lebih efektif, mengartikulasikan hubungan antara perilaku baru
dan kesuksesan organisasi serta mengembangkan berbagai cara untuk menjamin
perkembangan kepemimpinan dan sukses.
7
Selain itu, perubahan tidak akan berjalan dengan baik bahkan dapat jadi tidak akan
berjalan bila tidak ada orang-orang yang bertindak sebagai agen perubahan (agents of
change) yang memahami kebutuhan akan inovasi atau mengubah kondisi “status quo”,
sebagai pelaksana perubahan, mengamati, menganalisis dan menyusun rencana/solusi serta
bertanggung jawab atas berjalannya perubahan.
1. Mengenali akan situasi yang ada dan mempunyai persepsi yang tajam serta dapat
mempengaruhi akan situasi tersebut;
2. Mempunyai kemampuan individu dan mengerti akan keberadaan mereka, mengerti
akan motivasi dan bagaimana caranya untuk membentuk koalisi dan meminta
bantuan;
3. Mampu mengesampingkan ego mereka sendiri demi tercapainya tujuan bersama;
4. Membangun energi dan konsensus dan tidak memecah belah. Fokus mereka adalah
membangun kepercayaan dan membantu orang-orang untuk melepaskan dari
rintangan yang membatasi masa depan mereka.
8
2.3 Merencanakan Perubahan Keorganisasian
1. Lewin Change
Model perubahan ini merupakan hasil pemikiran dari Kurt Lewin, salah satu tokoh
psikologi yang terkenal dengan teori Medannya. Menurut Lewin proses perubahan
organisasi melalui tiga tahapan, yaitu:
UNFREEZING
MOVEMENT
REFREEZING
1) Unfreezing (Pencairan)
Tahap yang pertama adalah tahap unfreezing dimana dalam tahap ini adanya
perubahan telah direncanakan. Bagian top manajerial akan mengeluarkan suatu
keputusan berkaitan dengan sistem kerja dalam perusahaan atau organisasi tersebut
dimana dari keputusan tersebut akan mengundang pro dan kontra di antara karyawan-
karyawan atau anggota-anggota organisasi tersebut. Adanya keputusan tersebut akan
mendorong adanya perubahan di dalam organisasi tersebut meski membutuhkan
waktu sehingga hasilnya dapat terlihat
9
2) Movement (Pergerakan)
Dari keputusan yang diberikan oleh top manajerial maka karyawan-karyawan atau
anggota-anggota organisasi akan mulai terdorong untuk melakukan perubahan
berdasarkan keputusan atau informasi yang diberikan oleh to manajerial, mereka
merasa tidak memiliki pilihan lain, tetap tinggal di organisasi tersebut dengan
mengikuti keputusan tersebut atau meninggalkan organisasi. Mulai ada pergerakan
yang mengarah pada suatu perubahan dalam organisasi tersebut.
Ketika satu-persatu dari karyawan atau anggota organisasi telah melakukan suatu
pergerakan atas dorongan dari top manajerial maka selanjutnya adalah suatu hal yang
berubah tersebut akan menjadi suatu kebiasaan baru bagi mereka. Kebiasaan-
kebiasaan tersebut lama kelamaan akan melekat dan membeku menjadi suatu hasil
dari perubahan yang direncanakan dan diinginkan oleh top manajerial.
Contoh: di perusahaan X karyawan diharuskan datang pukul 08.00, dengan toleransi hingga
pukul 08.30. dengan kelonggaran yang diberikan tersebut ternyata memberikan efek yang
kurang baik terhadap kinerja dari karyawan tersebut, seperti tertundanya pekerjaan dari
deadline yang ditentukan. Oleh karena itu dari bagian manajerial membuat peraturan baru
dimana pukul 08.00 semua karyawan harus sudah berada di tempat kerjanya masing-masing.
Awalnya para karyawan tidak menyetujui peraturan ini dan berusaha melakukan negoisasi,
namun beberapa karyawan memilih untuk melaksanakan peraturan tersebut. Hingga pada
akhirnya kebiasaan karyawan mulai berubah dimana mereka menepati deadline tugas dari
pekerjaan mereka dan kinerja dari karyawan organisasi tersebut menjadi lebih baik.
10
2.4 Mengelola Penolakan Terhadap Perubahan
Perubahan adalah sebuah hal yang pasti akan menimpa dan mempengaruhi organisasi
termasuk diantaranya perusahaan. Penolakan terhadap perubahan terjadi pada tingkatan
individu orang atau karyawan serta terjadi pada tingkatan organisasi. Penolakan terhadap
perubahan hampir pasti akan selalu terjadi. Bagaimana cara mengelola penolakan perubahan
dalam organisasi?
Informasi mengenai proses perubahan yang terjadi, dalam praktiknya akan selalu
mendapatkan bumbu-bumbu tambahan yang terkadang bisa menyesatkan dan berdampak
negatif. Informasi yang beredar menjadi simpang siur. Untuk itu mengkomunikasikan alasan
yang logis mengenai diperlukannya perubahan dapat mengurangi penolakan atau resistensi
dari karyawan. Pertama, adanya komunikasi yang jelas dapat mengurangi dampak dari
informasi yang kurang tepat dan komunikasi yang buruk. Jika karyawan menerima informasi
yang menyeluruh dan tepat, resistensi dari karyawan diharapkan akan menurun. Kedua,
komunikasi yang baik dapat “menjual” alasan untuk perubahan dengan “mengemas”
komunikasi tersebut dengan baik.
Partisipasi
11
Memberikan konsultasi dan terapi, memberikan pelatihan keahlian-keahlian yang baru,
adalah beberapa langkah yang menunjukkan dukungan dan komitmen perusahaan untuk
mendampingi karyawan dalam proses perubahan ini. Kepada karyawan-karyawan yang
menolak perubahan ini dapat dilakukan dengan memberikan pensiun dini ataupun
memberikan golden shake hand.
Karyawan akan lebih bersedia untuk menerima perubahan apabila karyawan memiliki
kepercayaan terhadap manajemen yang menerapkan proses perubahan. Jika manajemen
mampu memfasilitasi terciptanya hubungan yang positif, karyawan dapat lebih menerima
proses perubahan, bahkan oleh para karyawan yang tidak setuju akan adanya perubahan.
Yang juga menjadi penting untuk mengurangi atau mengatasi adanya penolakan dari
karyawan adalah dengan menerapkan perubahan itu secara adil kepada seluruh karyawan
bahkan termasuk kepada jajaran Top Management. Ini menjadi penting karena ekspektasi
karyawan terhadap perlakuan yang adil adalah sangat penting. Jika misalnya terjadi
pengurangan gaji besar-besaran yang hanya diberlakukan kepada karyawan tingkat paling
bawah, menurut anda, apa yang akan terjadi?
12
Merekrut Orang Yang Menerima Perubahan
Beberapa orang memiliki sikap yang positif dalam menghadapi perubahan. Orang
yang memiliki konsep diri yang positif dan toleransi risiko yang lebih besar lebih dapat
menerima perubahan. Selain merekrut orang yang terbuka kepada perubahan, menjadi
penting untuk memilih tim yang dapat beradaptasi, dengan tidak hanya mempertimbangkan
motivasi indidual karyawan, tetapi juga motivasi kelompok.
Koersi
Cara terakhir untuk mengurangi tingkat resistensi dari karyawan adalah dengan
mengaplikasikan koersi atau mengaplikasikan ancaman secara langsung kepada para
karyawan yang menolak adanya perubahan. Namun cara ini juga dapat semakin
meningkatkan pertentangan serta dapat meningkatkan turn over ratio.
Perubahan adalah respon terencana atau tak terencana terhadap tekanan-tekanan dan desakan-
desakan yang ada. Manajemen Perubahan adalah upaya yang dilakukan untuk mengelola
akibat-akibat yang ditimbulkan karena terjadinya perubahan dalam organisasi. Perubahan
mempunyai manfaat bagi kelangsungan hidup suatu organisasi, tanpa adanya perubahan
maka dapat dipastikan bahwa usia organisasi tidak akan bertahan lama. Perubahan dapat
terjadi karena sebab-sebab yang berasal dari dalam maupun dari luar organisasi tersebut.
Perubahan bertujuan agar organisasi tidak menjadi statis melainkan tetap dinamis dalam
menghadapi perkembangan jaman, kemajuan teknologi dan dibidang pelayanan masyarakat
adalah peningkatan kesadaran masyarakat akan pelayanan yang berkualitas.
Perubahan terdiri dari 3 tipe yang berbeda, dimana setiap tipe memerlukan strategi
manajemen perubahan yang berbeda pula. Tiga macam perubahan tersebut adalah:
a. Perubahan Rutin, dimana telah direncanakan dan dibangun melalui proses organisasi;
b. Perubahan Peningkatan, yang mencakup keuntungan atau nilai yang telah dicapai
organisasi;
13
KESIMPULAN
Dalam kehidupan manusia, perubahan tidak dapat dihindari. Dimulai oleh dunia
usaha yang lebih dulu menyadari pentingnya perubahan bagi peningkatan kualitas produksi
yang dihasilkan, sampai ke administrasi pemerintahan. Berbagai upaya dan pendekatan telah
dilakukan untuk memecahkan masalah yang timbul akibat adanya perubahan. Oleh karena
perubahan memang selalu terjadi dan pasti akan selalu terjadi, pimpinan organisasi baik
organisasi pemerintah maupun non-pemerintah disamping harus memiliki kepekaan terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi diluar organisasi yang dipimpinnya dan mampu
memperhitungkan dan mengakomodasikan dampak dari perubahan-perubahan yang terjadi
itu, mutlak perlu pula untuk mempunyai keterampilan dan keberanian untuk melakukan
perubahan didalam organisasi demi peningkatan kemampuan organisasional untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Oleh karena itu untuk menghadapi perubahan kita perlu melakukam manajemen
perubahan yang berarti upaya yang dilakukan untuk mengelola akibat-akibat yang
ditimbulkan karena terjadinya perubahan dalam organisasi.
Tidak banyak orang yang suka akan perubahan, namun walau begitu perubahan
tidak bisa dihindarkan. Harus dihadapi. Karena hakikatnya memang seperti itu maka
diperlukan satu manajemen perubahan agar proses dan dampak dari perubahan tersebut
mengarah pada titik positif.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://www.akuntansilengkap.com/manajemen/pengertian-dan-tahapan-proses-manajemen-
strategi-serta-tujuan-lengkap/
https://fakhrurrojihasan.wordpress.com/2015/08/05/cara-mengatasi-penolakan-perubahan-dalam-
organisasi/
http://taufiknurohman25.blogspot.com/2011/03/manajemen-perubahan-dalam-sebuah.html
https://www.dictio.id/t/bagaimana-strategi-yang-baik-dalam-melakukan-manajemen-
perubahan/12852/2
https://fakhrurrojihasan.wordpress.com/2015/08/06/4-pendekatan-manajemen-perubahan-
organisasi/
15