Anda di halaman 1dari 26

ANALISIS PERSAINGAN DALAM INDUSTRI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Studi Kelayakan Bisnis

Dosen Pengampu:
Muhammad Qamaruddin, SEI, ME

Disusun Oleh Kelompok 9:


Adi Tri Setiawan : 210105010037
Muhammad Raihan : 210105010133
Arini Fahriani : 210105010197

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
TAHUN 2023 M/1444 H
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh


Alhamdulillah, segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT. atas
segala karunia dan hidayah-Nya, sehingga pada akhirnya makalah ini dapat
tersusun sampai dengan selesai dan disajikan kepada pembaca. Sholawat serta
salam dihaturkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, para sahabat
serta pengikutnya hingga hari akhir.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam penulisan ini. Terlebih kepada dosen pengampu mata kuliah
Studi Kelayakan Bisnis, yakni Bapak Muhammad Qamaruddin, S.E.I., M.E. yang
telah membantu secara moril dan material memberikan semangat kepada kami
hingga terselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, baik dari cara
penulisan maupun isi yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga kami dapat
lebih baik dimasa yang akan datang.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Banjarmasin, 1 Oktober 2023

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. I

DAFTAR ISI..........................................................................................................II

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1
A.LATAR BELAKANG.....................................................................................1
B.RUMUSAN MASALAH................................................................................ 1
C.TUJUAN..........................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN..................................................................................................... 3
A.ANALISIS SITUASI UNTUK PEMBUATAN STRATEGI.......................3
B.STRUKTUR LINGKUNGAN.......................................................................6
C.PROSEDUR ANALISIS LINGKUNGAN................................................. 10
D.LINGKUNGAN EKSTERNAL DAN INTERNAL...................................13
E.LINGKUNGAN INDUSTRI........................................................................16
F.EVALUASI PROSES....................................................................................20
BAB III..................................................................................................................22

PENUTUP.............................................................................................................22
A.KESIMPULAN.............................................................................................22
B.SARAN.......................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persaingan industri membuat setiap perusahaan semakin meningkatkan
kinerja agar tujuannya dapat tercapai. Adanya laju tatanan perekonomian dunia
mengalami perkembangan dan mengarah pada sistem pasar bebas, sehingga
perusahaan dapat dikatakan berhasil dan sukses apabila dapat menghasilkan
laba yang maksimal. Laba merupakan keuntungan yang diperoleh suatu
perusahaan setelah dalam masa perhitungan antara pemasukan dan pengeluaran
selama satu periode.
Analisis persaingan dalam industri adalah komponen penting dalam
memahami dinamika bisnis dan mengembangkan strategi yang efektif. Dalam
dunia bisnis yang terus berubah dan kompetitif, memahami persaingan dalam
industri adalah kunci untuk keberhasilan jangka panjang suatu perusahaan.
Industri merupakan ekosistem di mana perusahaan bersaing untuk
mendapatkan pangsa pasar, mencapai pertumbuhan, dan mempertahankan
keunggulan kompetitif.
Analisis ini juga memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi peluang
dan ancaman potensial, serta untuk mengadaptasi strategi bisnis mereka sesuai
dengan perubahan dalam lingkungan eksternal. Dengan memahami bagaimana
persaingan bekerja, perusahaan dapat mengembangkan strategi yang lebih
inovatif dan diferensiasi untuk memenangkan pangsa pasar.
Selain itu, analisis persaingan juga dapat membantu perusahaan untuk
memitigasi risiko dan memaksimalkan peluang. Dengan mengetahui kekuatan
dan kelemahan pesaing, perusahaan dapat mengidentifikasi titik lemah mereka
sendiri dan mencari cara untuk memanfaatkannya. Dengan demikian, analisis
persaingan dalam industri adalah alat kritis dalam mengarahkan strategi bisnis
dan mencapai keunggulan kompetitif. Dengan memahami persaingan dengan
baik, perusahaan dapat mengoptimalkan strategi mereka dan mencapai
pertumbuhan dan keberhasilan jangka panjang.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana situasi untuk pembuatan strategi ?
2. Apa saja struktur lingkungan ?
3. Bagaimana proses analisis lingkungan ?
4. Apa yang dimaksud lingkungan eksternal dan internal industri ?
5. Apa yang dimaksud lingkungan industri ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui situasi pembuatan strategi
2. Untuk mengetahui struktur lingkungan
3. Untuk mengetahui proses analisis lingkungan
4. Untuk mengetahui lingkungan eksternal dan internal
5. Untuk mengetahui lingkungan industry

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Analisis Situasi Untuk Pembuatan Strategi


Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan tertentu, dan konsep strategis
perusahaan selalu berubah seiring dengan evolusi lingkungan. Chandler
(1962) berpendapat bahwa strategi adalah cara untuk mencapai tujuan
perusahaan, termasuk tujuan jangka panjang, pemantauan program, dan
prioritas alokasi sumber daya.
Di sisi lain, Learned, Christensen, Andrews, dan Guth (1965) berpendapat
bahwa strategi adalah upaya menciptakan keunggulan kompetitif. Argyris
(1985), Mintzberg (1979), Steiner, dan Miner (1977) menyatakan bahwa
strategi adalah respons terhadap faktor eksternal, serta kekuatan dan
kelemahan internal yang mempengaruhi organisasi. Menurut Porter (1985),
strategi adalah instrumen kunci untuk mencapai keunggulan kompetitif. 1
Pemahaman yang kuat tentang konsep strategi merupakan kunci keberhasilan
implementasi strategi. Dari beberapa definisi yang disebutkan di atas, dapat
disimpulkan bahwa konsep strategi yang efektif adalah landasan penting
dalam merancang strategi yang berhasil, antara lain :
1. Distinctive Competence, adalah kemampuan perusahaan untuk
melaksanakan aktivitas dengan lebih baik dibandingkan pesaing. Dengan
kata lain, perusahaan memiliki kekuatan yang tidak dapat ditiru oleh
pesaing, mencakup pengetahuan dan sumber daya tenaga kerja.
2. Competitive Advantage, adalah kegiatan khusus yang dikembangkan oleh
perusahaan untuk mendapatkan keunggulan dibandingkan pesaing.
Keunggulan kompetitif berasal dari pilihan strategis perusahaan untuk
mencapai keunggulan ini. Para ahli mengkategorikan konsep strategi
menjadi beberapa tipe, yaitu:
a. Strategi manajemen, yang mencakup rencana yang dilakukan oleh
manajemen dengan fokus pada pengembangan strategi yang lebih luas.
Contoh dari strategi manajemen termasuk strategi pengembangan
produk atau strategi penetapan harga.

1 Rangkuti, Freddy, 2008, Jurnal Ekonomi Perusahaan Volume 3 No 2, hlm.4.


3
b. Strategi Investasi, yang terfokus pada kegiatan investasi. Ini bisa
meliputi strategi untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan melalui
penetrasi pasar secara agresif atau memasuki pasar secara defensif.
c. Strategi Bisnis, yang ditujukan untuk aspek administratif. Ini termasuk
strategi pemasaran, distribusi, dan organisasi.
Strategi perusahaan melibatkan serangkaian tahapan perencanaan untuk
jangka pendek dan jangka panjang. Oleh karena itu, merumuskan strategi
bisnis membutuhkan pertimbangan yang matang. Proses analitik
diterapkan dalam pengembangan strategi dengan tujuan untuk
menyelaraskan visi, misi, tujuan, sasaran, dan budaya perusahaan. Oleh
karena itu, ketika memilih strategi yang tepat, perencana strategis harus
mampu melakukan evaluasi terhadap visi, misi, dan tujuan perusahaan.
Selanjutnya, mereka perlu menggeneralisasi, mengevaluasi, dan memilih
alternatif strategi terbaik. Terlihat bahwa penentuan strategi melalui
analisis situasi memerlukan keterlibatan dan komitmen yang kuat dari
manajemen perusahaan. Manajemen suatu perusahaan harus mampu
mengintegrasikan keunggulan eksternal dengan kekuatan internal untuk
menciptakan keunggulan unik bagi perusahaan.2 Berbagai tingkatan
strategi perusahaan yang dapat diterapkan meliputi:
1) Strategi di Tingkat Korporat (Corporat Strategy)
strategi korporat merujuk pada rencana strategis yang dibuat di tingkat
perusahaan untuk mencapai keunggulan kompetitif dengan
mengoptimalkan keahlian khusus. Seiring dengan itu, pentingnya
memahami keunggulan kompetitif yang dimiliki perusahaan dan cara
mengintegrasikannya dengan unit bisnis yang ada. Ini mengindikasikan
bahwa strategi tingkat korporat menjadi landasan untuk pengembangan
strategi di tingkat yang lebih spesifik seperti unit bisnis dan fungsional.
2) Strategi di Tingkat Unit Bisnis (Strategic Business Units)
perusahaan dengan produk yang beragam bersaing di berbagai tingkat
bisnis dan pasar. Oleh karena itu, fokus strategi perusahaan terpusat
pada unit bisnis yang strategis. Penggunaan unit bisnis strategis
mencakup satu atau lebih divisi, lini produk, atau berbagai jenis produk.
Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, perencanaan

2 Rangkuti dan Freddy, Jurnal Ekonomi Perusahaan, hlm.5.


4
strategis harus didukung oleh kompetensi inti. Dalam menganalisis
kompetensi inti suatu perusahaan, terdapat tiga kriteria penting:
a) Nilai bagi pelanggan, yaitu memberikan manfaat yang lebih besar
kepada pelanggan.
b) Diferensiasi kompetitif, mengacu pada keunggulan unik dalam hal
daya saing.
c) Fleksibilitas yang memungkinkan ekspansi sesuai kebutuhan pasar
dan pertumbuhan berkelanjutan.
3) Strategi Fungsional (Functional Strategic)
strategi fungsional bersifat operasional dan diterapkan langsung oleh
fungsi manajemen seperti pemasaran, keuangan, dan sumber daya
manusia. Sebelum menyusun perencanaan strategis, manajemen
perusahaan harus menganalisis interaksi antara fungsi-fungsi
manajemen dengan mempertimbangkan struktur perusahaan, budaya
perusahaan, dan sumber daya perusahaan. Tiga aspek tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut:
a) Struktur Perusahaan
Susunan organisasi perusahaan dapat memberikan perspektif
tentang kekuatan, kelemahan, dan potensi yang dimiliki perusahaan.
Secara sederhana, struktur organisasi ini bisa menjadi elemen
kekuatan internal.
b) Budaya Perusahaan
Budaya perusahaan sebagai hasil dari interaksi kebiasaan dan
keyakinan pendiri serta apa yang mereka pelajari. Beberapa ahli
menganggap budaya perusahaan sebagai kumpulan keyakinan, nilai,
dan norma yang berkembang di dalam suatu perusahaan, yang
mengarahkan perilaku anggota perusahaan dalam mengatasi
tantangan adaptasi dan integrasi internal. Serta, mengartikan budaya
perusahaan sebagai serangkaian nilai, aspirasi, dan kebiasaan yang
dimiliki oleh individu di perusahaan, yang dapat diwariskan dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Para pengambil keputusan harus
sangat mempertimbangkan faktor-faktor strategis internal yang
terkait dengan budaya perusahaan, karena terkadang hal ini dapat
berkonflik dengan budaya perusahaan dan kurang mendapatkan
dukungan dari karyawan.
5
c) Sumber Daya Perusahaan
Sumber daya perusahaan tidak hanya terbatas pada aset fisik,
melainkan juga mencakup konsep teknis dan prosedur yang biasanya
diterapkan oleh perusahaan. Melalui analisis strategis internal,
kekuatan fungsional dan kelemahan sumber daya perusahaan (seperti
dalam bidang pemasaran, keuangan, operasional, sumber daya
manusia, dan lain sebagainya) dapat diidentifikasi dengan lebih
baik.3
B. Struktur Lingkungan
1. Lingkungan Mikro
Lingkungan mikro mencakup elemen-elemen di sekitar perusahaan
yang secara langsung dan signifikan memengaruhi keputusan perusahaan.
Hal ini meliputi faktor-faktor di luar perusahaan, seperti pemasaran, yang
berdampak pada kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan
pelanggan yang terdiri dari :4
a. Perusahaan
Saat merencanakan strategi pemasaran, perusahaan harus
mempertimbangkan berbagai kelompok di dalamnya, seperti
manajemen puncak, keuangan, pembelian, produksi, dan akuntansi.
Bagian-bagian ini membentuk lingkungan mikro perusahaan yang
memengaruhi perencanaan pemasaran.
b. Pemasok
Pemasok adalah entitas bisnis atau individu yang menyediakan
sumber daya yang diperlukan oleh perusahaan dan pesaingnya untuk
memproduksi barang dan jasa tertentu.
c. Perantara
Perantara pemasaran adalah pihak yang membantu perusahaan dalam
promosi, penjualan, dan distribusi barang kepada pembeli akhir.
Mereka termasuk middleman, distribusi fisik, biro jasa pemasaran, dan
perantara keuangan.
d. Pelanggan
Pelanggan adalah sekelompok individu, kelompok, atau organisasi
yang mengonsumsi produk. Penting bagi perusahaan untuk memahami
3 Rangkuti dan Freddy, Jurnal Ekonomi Perusahaan, hlm.6.
4 Jumingan, “Studi Kelayakan Bisnis Teori & Pembuatan Proposal Kelayakan” Jakarta : PTBumi
AKsara, 2011, hlm.106-107.
6
karakteristik dan kebutuhan pelanggan sebagai pembeli produk dan jasa
yang ditawarkan. Perusahaan harus berupaya untuk memuaskan
pelanggan dengan menawarkan produk dan jasa sesuai kebutuhan dan
preferensi mereka. Dalam konteks ini, isu konsumerisme menjadi
penting untuk melindungi konsumen dari praktik perusahaan yang
hanya memprioritaskan keuntungan jangka pendek.
e. Pesaing
Sebuah entitas, baik individu, kelompok, atau organisasi, bekerja
bersama-sama dalam upaya pemasaran kepada konsumen. Keberhasilan
pemasaran suatu perusahaan dalam mencapai pasar targetnya
dipengaruhi oleh lingkungan persaingan. Untuk itu, penting bagi
perusahaan untuk memahami berbagai karakteristik dari lingkungan
persaingan seperti struktur industri, strategi pemasaran pesaing, tingkat
persaingan, dan faktor lainnya. Hal ini bertujuan untuk memberikan
nilai tambah kepada pelanggan yang melebihi dari apa yang ditawarkan
oleh pesaing.
f. Masyarakat (Publik)
Terdiri dari segmen masyarakat yang memiliki kepentingan dengan
perusahaan, termasuk karyawan, pemegang saham, lembaga keuangan,
masyarakat umum, media massa, dan organisasi non-pemerintah.
Terdapat tujuh kategori publik yang berinteraksi dengan perusahaan,
meliputi Publik Keuangan, Publik Media, Publik Pemerintah, Publik
Kekuatan Warga, Publik Lokal, Publik Umum, dan Publik Internal.5
2. Lingkungan Makro
a. Demografi
Informasi ini mencakup data mengenai evolusi demografi penduduk
dan ciri-cirinya. Bagi perusahaan perlu memantau tren utama dalam
demografi dan karakteristiknya sangat penting karena dapat
memengaruhi keputusan dalam perencanaan strategi pemasaran. Data
ini mencakup: Perubahan dalam distribusi usia penduduk, Perubahan
dalam struktur keluarga, Wanita yang semakin aktif dalam dunia kerja,
Peningkatan tingkat Pendidikan, Peningkatan signifikan dalam jumlah
penduduk.6

5 Jumingan, “Studi Kelayakan Bisnis Teori & Pembuatan Proposal Kelayakan” hlm.108-109.
6 Jumingan, “Studi Kelayakan Bisnis Teori & Pembuatan Proposal Kelayakan” hlm.110.
7
b. Ekonomi
Faktor-faktor yang memengaruhi daya beli dan kebiasaan konsumen
dalam berbelanja adalah penting untuk dipahami. Daya beli secara
keseluruhan bergantung pada pendapatan, harga, tabungan, dan kredit
pada waktu yang bersangkutan. Para pemasar harus mengamati tren
utama dalam pendapatan dan selalu memperhatikan perubahan dalam
pola pembelanjaan konsumen. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan
meliputi: Perubahan dalam pendapatan, Tingkat pengangguran,
Perubahan dalam kebiasaan konsumsi, Tingkat inflasi, Tingkat suku
bunga dan Kemajuan dalam pembangunan ekonomi. Sebagai contoh,
saat inflasi tinggi dan harga barang naik, maka cenderung terjadi
penurunan dalam tingkat konsumsi masyarakat dan minat untuk
menabung akan meningkat.
c. Lingkungan Alam
Lingkungan alam merupakan sumber daya alam yang digunakan
dalam produksi dan aktivitas pemasaran. Faktor-faktor yang
memengaruhinya meliputi: Campur tangan pemerintah, Keterbatasan
sumber daya alam, Peningkatan biaya energi, dan Tingginya tingkat
populasi.
Pemasar harus mempertimbangkan aspek-aspek seperti keterbatasan
sumber daya alam, upaya pelestarian lingkungan, peningkatan polusi,
dan biaya energi dalam merancang strategi pemasaran produk.
Contohnya, dengan memperhatikan isu-isu gerakan hijau untuk
menjaga alam, perusahaan sebaiknya menciptakan kemasan produk
yang ramah lingkungan (terbuat dari bahan mudah terurai secara
biologis dan tidak mencemari lingkungan).
d. Lingkungan Teknologi
Berkaitan dengan faktor-faktor yang memengaruhi teknologi baru,
membentuk produk baru, dan membuka peluang pasar baru. Pemasar
harus memantau tren teknologi mendatang, termasuk Kecepatan
perubahan teknologi, Potensi peluang yang tak terbatas, Tingginya
anggaran untuk riset dan pengembangan dan Peningkatan regulasi.
Perubahan dalam teknologi mempengaruhi gaya hidup dan pola
konsumsi di pasar. Oleh karena itu, diperlukan inovasi dalam penelitian
dan pengembangan (R&D) untuk menciptakan produk baru yang
8
responsif terhadap kebutuhan konsumen. Sebagai contoh, dengan
kemajuan teknologi informasi dan munculnya kebutuhan akan
kemudahan, pemasar perlu memperluas program pemasaran melalui
platform digital seperti toko daring, katalog elektronik, pemasaran
melalui video, dan pemasaran melalui surat elektronik.

e. Politik
Ini berkaitan dengan faktor-faktor yang memengaruhi teknologi
baru, membentuk produk baru, dan membuka peluang pasar baru.
Pemasar harus memantau tren teknologi mendatang, termasuk:
Kecepatan perubahan teknologi, Potensi peluang yang tak terbatas,
Tingginya anggaran untuk riset dan pengembangan, dan Peningkatan
regulasi.
Perubahan dalam teknologi mempengaruhi gaya hidup dan pola
konsumsi di pasar. Oleh karena itu, diperlukan inovasi dalam penelitian
dan pengembangan (R&D) untuk menciptakan produk baru yang
responsif terhadap kebutuhan konsumen. Sebagai contoh, dengan
kemajuan teknologi informasi dan munculnya kebutuhan akan
kemudahan, pemasar perlu memperluas program pemasaran melalui
platform digital seperti toko daring, katalog elektronik, pemasaran
melalui video, dan pemasaran melalui surat elektronik.
f. Lingkungan Budaya
Lingkungan ini mencakup hukum, badan pemerintah, dan kelompok
advokasi yang mempengaruhi serta mengatur aktivitas organisasi dan
individu dalam masyarakat. Tren politik kunci yang memengaruhi
manajemen pemasaran meliputi: Regulasi hukum untuk perusahaan,
Perubahan implementasi hukum, Pertumbuhan kelompok advokasi
masyarakat, Peningkatan tekanan dari berbagai pihak, dan Peningkatan
fokus pada aspek etika. Contohnya, upaya pemerintah untuk
melindungi kepentingan konsumen dari perilaku bisnis yang tidak
terkendali, melalui lembaga seperti Yayasan Lembaga Konsumen
Indonesia (YLKI), memengaruhi pengawasan yang lebih ketat terhadap
produk.7

7 Jumingan, “Studi Kelayakan Bisnis Teori & Pembuatan Proposal Kelayakan” Jakarta : PTBumi
AKsara, 2011, hlm.111.
9
C. Prosedur Analisis Lingkungan
analisis lingkungan adalah alat yang berharga untuk menjelajahi faktor-
faktor internal dan eksternal yang dapat memengaruhi kesuksesan bisnis.
Lingkungan bisnis yang baik dapat memberikan peluang pertumbuhan dan
inovasi, sementara lingkungan yang tidak mendukung dapat menjadi tantangan.
Berikut adalah langkah-langkah dalam proses analisis lingkungan:8
1. Tentukan Dampaknya terhadap Lingkungan
Dalam melakukan analisis lingkungan, tentukan faktor lingkungan
untuk dievaluasi. Ini ditentukan oleh industri. Misalnya, jika bekerja di
fasilitas medis, mungkin ada keinginan untuk memikirkan implikasi
hukumnya. Peraturan yang mengatur pengalaman dan keselamatan
perawatan kesehatan, misalnya. Pilih faktor yang berpotensi memengaruhi
cara untuk menentukan kesepakatan.
2. Mendapatkan Informasi
Kumpulkan informasi tentang faktor lingkungan yang dipilih
setelah memutuskan faktor mana yang akan dievaluasi. Selanjutnya
mengamati elemen dan penelitian di sini. Ada dua jenis informasi yang
harus dikumpulkan yaitu data lisan dan tulisan. Audisi adalah cara orang
mengumpulkan informasi secara lisan. Misalnya, pertimbangkan
mendengarkan program radio. Mereka mengumpulkan informasi tertulis
dari sumber seperti surat kabar dan majalah. Melanjutkan contoh
sebelumnya, hal ini melibatkan melakukan penelitian online dan di jurnal
medis. Ini akan membantu untuk menentukan apakah ada perubahan yang
dilakukan terhadap peraturan kesehatan dan keselamatan.
Dalam mengumpulkan informasi tentang pesaing. Harus dilihat
apakah mereka menimbulkan ancaman. Untuk mengetahui hal tersebut,
dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang dikenal sebagai mata-
mata. Ini melibatkan pengumpulan informasi dengan cara yang tidak
biasa. Dengan menggunakan contoh yang sama, perusahaan dapat
memata-matai pesaingnya untuk mengetahui aktivitas terbaru.

8 Sandy, A. (2022). Mengenal Analisis Lingkungan dan Apa Saja Manfaatnya. Diakses pada 8
Oktober 2023, dari https://lp2m.uma.ac.id/2022/06/29/mengenal-analisis-lingkungan-dan-apa-saja-
manfaatnya

10
3. Periksa strategi
Evaluasi strategi saat ini dan yang akan datang adalah langkah
penting dalam perencanaan bisnis yang berfokus pada pemahaman
dampak perubahan lingkungan di masa depan pada perusahaan. Ini
membantu perusahaan dalam mengidentifikasi potensi masalah dan
mengambil langkah-langkah proaktif untuk mengatasi tantangan tersebut.
Faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi ini dapat berasal dari berbagai
sumber, seperti perkembangan dalam pasar, persaingan, perubahan
teknologi, dan lainnya.
Sebagai contoh, sebuah fasilitas kesehatan mungkin perlu
mengembangkan strategi baru jika mereka mengalami penurunan jumlah
pasien yang disebabkan oleh persaingan dari cabang baru pesaing mereka.
Dengan melakukan evaluasi strategi saat ini, perusahaan dapat
mengidentifikasi masalah tersebut dan merancang rencana tindakan untuk
menjawabnya, seperti meningkatkan kualitas layanan atau mengekspansi
ke pasar baru. Evaluasi strategi juga membantu perusahaan untuk tetap
relevan dan kompetitif di lingkungan bisnis yang terus berubah. Dengan
memahami bagaimana perubahan lingkungan dapat berdampak pada
mereka, perusahaan dapat merencanakan dan mengimplementasikan
strategi yang lebih baik untuk menghadapi masa depan dengan keyakinan
dan kesuksesan.
4. Alat analisis lingkungan
Analisis lingkungan merupakan alat yang sering digunakan oleh
perusahaan untuk membantu dalam pengambilan keputusan strategis.
Proses analisis lingkungan dapat dilakukan sebelum memperkenalkan
produk atau layanan baru ke pasar. Ini melibatkan survei dan evaluasi
berbagai aspek lingkungan yang dapat memengaruhi bisnis perusahaan,
seperti persaingan, kebutuhan pelanggan, kondisi ekonomi, dan situasi
pasar secara keseluruhan.
PESTEL adalah salah satu alat manajemen proyek yang populer
yang digunakan dalam analisis lingkungan. Akronim PESTEL mengacu
pada faktor-faktor politik, ekonomi, sosial, teknologi, lingkungan, dan
hukum. Analisis PESTEL membantu perusahaan dalam memahami
bagaimana faktor-faktor ini dapat memengaruhi strategi bisnis mereka. Ini
membantu perusahaan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang
11
mungkin muncul dari lingkungan eksternal, serta memungkinkan mereka
untuk merancang rencana tindakan yang sesuai. Dengan menganalisis
lingkungan dengan cermat, perusahaan dapat membuat keputusan strategis
yang lebih baik, merespons perubahan pasar dengan lebih efektif, dan
mengoptimalkan kesempatan yang muncul, sehingga meningkatkan
kemungkinan keberhasilan dalam bisnis.
D. Lingkungan Eksternal dan Internal
1. Lingkungan eksternal

Lingkungan eksternal merupakan lingkungan di luar organisasi dan harus


dianalisis untuk mengetahui peluang dan ancaman yang akan dihadapi
perusahaan. Ada dua perspektif untuk mengkonseptualisasikan lingkungan
eksternal.
Lingkungan eksternal harus dianalisis secara mendalam agar dapat
mengantisipasi dampaknya terhadap perusahaan. Selain potensi risiko,
terdapat juga peluang yang dapat muncul dari lingkungan eksternal.
Misalnya, pasar yang lebih luas melalui praktik perdagangan bebas dapat
mempermudah perluasan pasar perusahaan ke negara-negara lain.
Lingkungan eksternal perusahaan biasanya terdiri dari variabel-variabel
peluang dan ancaman yang dapat diklasifikasikan dalam tiga wilayah utama,
yakni lingkungan umum, lingkungan industri, dan lingkungan pesaing.
Analisis lingkungan eksternal merupakan suatu proses penting dalam
perencanaan strategi, yang membantu perusahaan untuk terus memantau
sektor-sektor lingkungan dan mengidentifikasi peluang dan ancaman yang
dapat memengaruhi bisnisnya. Penting untuk dicatat bahwa lingkungan
eksternal berada di luar kendali perusahaan dan sifatnya tidak dapat diubah
oleh perusahaan. Ini adalah faktor-faktor eksternal yang tidak dapat
dimanipulasi oleh perusahaan.9 Untuk mencapai tujuan organisasi dengan
sukses, sangat penting untuk memperhitungkan lingkungan eksternal
dengan cermat. Identifikasi hasil perusahaan terhadap lingkungan eksternal
harus selaras dengan pemahaman tentang lingkungan internal. Keselarasan
antara kedua lingkungan ini adalah dasar yang krusial untuk menentukan

9 Yudiaris, I Gde. ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL DALAM MENGHADAPI


PERSAINGAN BISNIS. Vol: 5, Nomor: 1 Tahun: 2015. Hal 3
12
konsistensi dengan misi strategisnya dan untuk merancang tindakan yang
diperlukan guna mencapai keunggulan strategis.10
Lingkungan eksternal perusahaan terdiri dari dua komponen utama, yaitu
lingkungan umum dan lingkungan mikro. Lingkungan umum mencakup
sekelompok elemen atau kelompok dalam masyarakat yang lebih luas, yang
memiliki pengaruh terhadap suatu industri dan perusahaan yang beroperasi
di dalamnya. Terdapat enam bagian yang membentuk lingkungan umum,
yaitu demografi, ekonomi, politik/hukum, sosial budaya, teknologi, dan
global. Meskipun pengaruhnya bersifat tidak langsung, perubahan dalam
elemen-elemen lingkungan ini dalam jangka panjang dapat menjadi
petunjuk bagi perusahaan untuk mengidentifikasi peluang dan
mengantisipasi ancaman. Salah satu tujuan utama dalam menganalisis
lingkungan umum adalah untuk mengidentifikasi peluang (opportunity) dan
ancaman (threat). Peluang adalah kondisi dalam lingkungan umum yang
dapat mendukung perusahaan dalam mencapai keunggulan strategis.
Ancaman adalah kondisi dalam lingkungan umum yang dapat menjadi
hambatan bagi upaya perusahaan untuk mencapai keunggulan strategis.
Sementara itu, lingkungan mikro juga sering disebut sebagai lingkungan
industri atau lingkungan kompetitif. Jika lingkungan umum atau makro
bersifat lebih global, lingkungan mikro berada lebih dekat dengan
perusahaan. Kedekatan ini dapat memiliki pengaruh langsung pada
perusahaan dibandingkan dengan lingkungan makro.

2. Lingkungan Internal

Analisis lingkungan internal merupakan tahap penting dalam


perencanaan strategi yang bertujuan untuk mengevaluasi faktor-faktor internal
perusahaan. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengidentifikasi kekuatan
dan kelemahan perusahaan sehingga dapat mengelola peluang dengan lebih
efektif dalam menghadapi ancaman yang ada dalam lingkungan eksternal.
Sebelum perusahaan melangkah lebih jauh dalam melaksanakan kegiatan atau
membuat perubahan, penting bagi perusahaan untuk melakukan evaluasi
internal ini. Pemeriksaan kekuatan dan kelemahan internal adalah langkah awal
yang sangat penting sebelum menetapkan atau merumuskan tujuan baru, serta

10 Lestari, Endah Prapti. 2011. Pemasaran Strategik: Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif
Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal 29
13
menentukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Analisis
ini membantu perusahaan untuk merencanakan langkah-langkah yang perlu
diambil agar operasinya berjalan dengan lancar dan efektif. Dengan
pemahaman yang kuat tentang faktor-faktor internal yang memengaruhi
perusahaan, perusahaan dapat mengoptimalkan kekuatan-kekuatan mereka dan
mengatasi kelemahan-kelemahan mereka untuk meraih kesuksesan dalam
lingkungan bisnis yang kompetitif.Dalam menganalisa lingkungan internal ada
beberapa unsur yang dianalisis yaitu:
a. sumber daya perusahaan adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan
oleh perusahaan supaya membantu perusahaan berkembang, diantaranya
sumber daya manusia, sumber daya produksi, sumber daya keuangan,
pemasaran serta penelitian dan pengembangan. Untuk mewujudkan
keunggulan bersaing apalagi yang berkepanjangan, manajemen harus
mampu menyatukan seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga
menghasilkan kemampuan yang akhirnya menjadi sumber bagi
kompetensi inti. Sumber daya perusahaan ini dibedakan menjadi dua
yaitu sumber daya berwujud dan tidak berwujud.

b. Kapabilitas adalah kapasitas perusahaan untuk menggunakan sumber


daya yang dipadukan dengan tujuan untuk mencapai tujuan akhir yang
diinginkan. 11Kapabilitas adalah suatu gabungan untuk sumber daya yang
dimiliki perusahaan baik yang berwujud atau tidak berwujud. Keahlian
dan pengetahuan manusia merupakan hal yang paling penting dan
merupakan segala inti bagi keunggulan bersaing dan juga merupakan
dasar utama bagi kemampuan perusahaan yang seharusnya dimiliki para
karyawan.

c. Kompetensi inti adalah sumber daya dan kapabilitas yang


memberikan perusahaan keunggulan kompetitif yang signifikan
dibandingkan dengan pesaingnya. Sumber daya mencakup segala hal
yang dimiliki atau dapat diakses oleh perusahaan, seperti aset fisik,
sumber daya manusia, teknologi, merek, dan lain sebagainya.
Kapabilitas, di sisi lain, merujuk pada kemampuan perusahaan dalam
mengelola sumber daya ini dengan efektif untuk menciptakan nilai yang
dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas keseluruhan perusahaan.
11 Lestari, Endah Prapti. 2011. Pemasaran Strategik: Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif
Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal 48
14
Dengan mengandalkan kompetensi inti yang kuat, perusahaan dapat
membedakan diri dari pesaingnya dan menciptakan posisi yang lebih
kuat di pasar. Kompetensi inti sering menjadi landasan bagi perencanaan
strategi dan inovasi, memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan
keunggulan mereka untuk meraih keberhasilan jangka panjang..

E. Lingkungan Industri
Menurut Daft (2010) dalam Ibnu Hajar (2012) mengemukakan bahwa
lingkungan industri merupakan lingkungan eksternal yang menciptakan
ketidakpastian usaha. Menurut Udaya (2013:52) dalam Shandra (2018)
linkungan industri yang memiliki dampak langsung terhadap kinerja suatu
usaha karena unit usaha memiliki interaksi langsung dengan faktor-faktor yang
ada disekitarnya.12
Dengan demikian, berdasarkan pengertian tersebut maka kita dapat
menyimpulkan bahwa lingkungan industri adalah lingkungan yang
mempunyai kaitannya langsung dan pengaruh langsung terhadap industri.
Lingkungan industri dapat diukur dengan menggunakan indikator konsumen,
pemasok, dan persaingan. Perubahan selera konsumen diiringi dengan
berkembangnya perilaku yang semakin kritis terhadap produk, dan pemasok
mendistribusikan bahan baku secara lebih selektif kepada perusahaan yang
konsisten dengan pembayaran tunai atau kredit, dan mendistribusikan bahan
baku secara lebih selektif kepada pesaing lama dan pendatang baru. Tantangan
unik bagi konsumen. Ketiganya merupakan faktor eksternal bagi perusahaan
yang muncul dalam lingkungan industri yang terus berubah (dinamis). Oleh
karena itu, diperlukan strategi inovasi yang tepat agar perusahaan tetap
menjadi yang terdepan dan terus meningkatkan kinerjanya.
Strategi serta tujuan suatu perusahaan terpengaruh oleh daya saing
industri dimana perusahaan yang beroperasi serta posisi sektor industrinya.
Intensitas persaingan dalam suatu industri atau perusahaan dihapus pada
struktur ekonomi yang melekatnya dan beroperasi secara independen Yang
berasal dari tindakan pesaing yang ada. Keadaan kompetitif suatu industri
ditentukan oleh 5 (lima) kekuatan kompetitif utama.

12 MuhFirdausVirgantara(2019. Pengaruh lingkungan industri dan prilaku


kewirausahaan terhadapkinerja usaha pada sentra usaha tahu cibuntu bandung,
hlm.17
15
Berdasarkan uraian di atas, lima sektor yang mempengaruhi manajemen
strategis dalam lingkungan industri adalah sebagai berikut.
1) Sektor Pelanggan/Pembeli

Perencanaan strategis yang efektif memperhatikan jenis konsumen


serta kebutuhan dan keinginan mereka. Divisi ini membahas tiga
faktor Strategi perencanaan yang efektif memperhatikan jenis
konsumen serta kebutuhan dan harapan mereka. Divisi ini membahas
3 (tiga) faktor yang dimasukkan oleh strategi perencana pada industri
analisis untuk sektor konsumen: identitas pembeli, faktor demografi,
serta lokasi geografis pasar.

a. Pertama, identitas pembeli. Konsumen yang tidak selaras


mempunyai alasan berbeda untuk tertarik pada suatu produk
atau layanan. Hal ini meliputi kebutuhan, keinginan, serta
persyaratan pembeli yang wajib terpenuhi. Pemasaran umumnya
membedakan tiga kelompok konsumen yang berbeda:
konsumen langsung, pengecer, serta institusi konsumen. Strategi
perencana bisa mengidentifikasi karakteristik konsumen
tersebut serta kegunaannya untuk menghindari ancaman
kehilangan konsumen serta mencari atau menciptakan. Untuk
menarik konsumen baru atau menjual lebih lanjut kepada
konsumen yang telah ada.
b. kedua, faktor demografi. Para ekonom serta ahli pemasaran tak
jarang menduga syarat kritis sebagai kebutuhan dasar dalam
pemasaran barang serta jasa. Hal ini mencakup perubahan
jumlah penduduk, perubahan umur penduduk, serta distribusi
pendapatan pada penduduk.
c. Ketiga, faktor geografis. Strategi perencanaan yang efektif pula
memeriksa lingkungan geografis untuk mencari peluang serta
risiko. Intinya, merencanakan strategi yang ingin dicapai untuk
memilih apakah terdapat kondisi yang lebih baik di wilayah lain
untuk mencapai tujuan perusahaan atau SBU. Perencana strategi
mencari lokasi untuk ditambahkan ke lokasi yang telah ada atau
mencari lokasi lain untuk direlokasi.13
13 ARIEF SUWANDI (2019), ANALISIS INDUSTRI DAN PERSAINGAN. Hlm 2-3
16
2) Sektor Pemasok (Supplier)

Menaikkan harga dan menurunkan kualitas produk yang dijual


merupakan cara potensial bagi pemasok untuk mendapatkan
kekuasaan atas pesaing dalam suatu industri. Pemasok mempunyai
wewenang dalam situasi berikut:

a. Didominasi oleh sejumlah kecil perusahaan besar serta lebih


terkonsentrasi dari pada industri yang menjadi pembeli.
b. Tidak tersedianya produk pengganti yang berkualitas atau
berharga sama.
c. Pembeli bukan sebagai konsumen penting bagi pemasok.
d. Produk pemasok merupakan komponen krusial/penting
bahkan terpenting bagi pembeli dll.
3) Sektor Persaingan

Persaingan industri antar perusahaan (Rivalry Among Existing


Firm) Karena persaingan memperebutkan pangsa pasar (market
share)dan pembeli merupakan kegiatan dan tujuan organisasi, maka
akan terciptanya situasi tegang ketika perusahaan berusaha sekuat
tenaga untuk memperebutkan pangsa pasarnnya. Untuk mendapatkan
pangsa pasar (market share) yang lebih besar dan mempertahankan
pangsa pasarnya.

4) Sektor Pendatang Baru

Produsen baru (new entrants) dapat mengancam perusahaan yang


sudah ada karena berujung pada peningkatan atau penciptaan tambahan
kapasitas produksi. Kondisi ini tidak menjadi masalah jika permintaan
pasar meningkat, namun jika permintaan pasar menurun maka
menimbulkan masalah bagi pasar. Ancaman masuknya pesaing baru
tergantung pada hambatan masuk dan reaksi pesaing dalam industri
tersebut. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan untuk pendatang
baru meliputi :

a. Skala ekonomis: meningkat tingkat produksi yang


dibutuhkan untuk mencapai skala ekonomi, ancaman yang semakin
rendah dari pesaing baru.

17
b. Tingkat kesulitan untuk memahami teknologi serta
ketrampilan spesifik yang dibutuhkan untuk memproduksi:
semakin sulit maka semakin rendah ancaman dari pesaing baru .

c. pengaruh pengalaman dan belajar (experience and learning


effect) terhadap struktur biaya. Meningkatnya dampak pengalaman
serta belajar terhadap struktur biaya, maka semakin rendah
ancaman pesaing baru.

d. Loyalitas dan preferensi konsumen terhadap merek


ekslusif/tertentu.

e. Peraturan pemerintah: semakin banyak peraturan untuk


membangun perusahaan maka ancamannya semakin rendah dari
pesaing baru

f. Kebutuhan Modal Atau investasi: selanjutnya besar


investasi awal yang dibutuhkan maka semakin rendah pula
ancaman dari pesaing baru.

5) Sektor Produk Pengganti Perkembangan ilmu dan teknologi

Saat ini, semakin banyak produk yang dapat bertukar peran dan
manfaat. Misalnya gula digantikan dengan pemanis sintetik. Umumnya,
semakin tinggi harga produk, semakin tinggi pula risiko produk
substitusi. Jika produk substitusi adalah produk dengan kualitas lebih
rendah atau kinerja yang sama atau lebih baik dari produk yang sudah
ada. Risiko-risiko berikut dari produk pengganti harus
dipertimbangkan:
1. rasio harga serta kualitas produk pengganti (nilai di mata
konsumen) melawan rasio harga dan kualitas produk yang
Dihasilkan. Semakin meningkat ‘nilai'nya, Maka semakin
tinggi ancamannya.

2. Loyalitas konsumen terhadap suatu merek tertentu: semakin


setia, semakin mahal 'biaya’ untuk mengubah maka ancaman
akan menjadi rendah.14

14 ARIEF SUWANDI (2019), ANALISIS INDUSTRI DAN PERSAINGAN.hlm 4-5


18
F. Evaluasi Proses
Evaluasi proses mengacu pada implementasi rencana yang dikembangkan
sebelumnya. Selain itu, evaluasi proses juga digunakan untuk
menginterpretasikan hasil akhir program magang. Dalam evaluasi produk, hasil
keseluruhan kegiatan ditentukan dan dievaluasi. Hasil evaluasi produk menjadi
tolak ukur kegiatan yang sedang berlangsung. Evaluasi ini dilakukan dengan
membandingkan rencana awal pendirian perusahaan dengan kinerjanya dalam
jangka waktu tertentu. Biasanya, suatu perusahaan dianggap sukses jika
mampu memenuhi kewajiban utang dan modalnya serta merealisasikan
keuntungan dari penjualan.
Evaluasi ini dilakukan dengan membandingkan rencana awal sebelum
dimulainya proyek dengan hasil sebenarnya dalam jangka waktu tertentu.
Secara umum, suatu perusahaan dianggap sukses jika mampu memenuhi
kewajiban utang dan modalnya serta menghasilkan keuntungan dari penjualan.
Berikut beberapa fungsi evaluasi yang perlu kita ketahui.
1. Fungsi pemilahan atau seleksi, adalah evaluasi usaha memiliki peran
untuk menemukan kelayakan suatu aspek. Contohnya untuk
menemukan apakah sumber daya manusia yang dimiliki perlu
ditambah atau dikurangi.
2. Fungsi diagnosa, evaluasi usaha berperan dalam mengetahui kelebihan
serta kekurangan dari suatu aspek usaha. Contohnya mengetahui
kelebihan serta kekurangan dari taktik atau strategi pemasaran yang
telah dijalankan.
3. Fungsi penempatan, evaluasi berperan pada menemukan dimana posisi
terbaik untuk menempatkan pegawai atau meliputi usaha.
4. Fungsi pengukuran keberhasilan, artinya evaluasi usaha berperan
dalam mengukur tingkat keberhasilan dari kegiatan yang sudah
berjalan.15
Dengan menganalisis berbagai aspek bisnis dan mempelajari kelebihan dan
kelemahan bisnis yang dijalankan, otomatis kita akan mengetahui seberapa sukses
bisnisyang dijalankan. Oleh sebab itu, tujuan akhir evaluasi bisnis adalah untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dan menemukan solusi optimal terhadap kendala

15 https://smkn1jatiroto.sch.id/read/157/apa-itu-evaluasi-usaha-simak-pengertian-
tujuan-dan-tahapannya
19
yang dihadapi dalam jangka waktu tertentu. Hasil evaluasi ini dapat dijadikan
bahan perumusan strategi untuk menentukan arah masa depan perusahaan.

20
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkal bahwa:

1. Menurut Porter (1985), strategi adalah instrumen kunci untuk mencapai


keunggulan kompetitif. Pemahaman yang kuat tentang konsep strategi
merupakan kunci keberhasilan implementasi strategi. Strategi perusahaan
melibatkan serangkaian tahapan perencanaan untuk jangka pendek dan
jangka panjang. Ada Berbagai tingkatan strategi perusahaan yang dapat
diterapkan meliputi; Strategi di Tingkat Korporat (Corporat Strategy),
Strategi di Tingkat Unit Bisnis (Strategic Business Units), Strategi
Fungsional (Functional Strategic).
2. Struktur lingkungan terdiri dari 2 lingkup yaitu lingkungan makro dan
mikro
a. Lingkungan Makro mencakup beberapa hal diantaranya;
Demografi (perkembangan penduduk), ekonomi, lingkungan alam,
teknologi, polituk dan lingkungan budaya.
b. Lingkungan mikro mencakup elemen-elemen di sekitar
perusahaan yang secara langsung dan signifikan memengaruhi
keputusan perusahaan. Hal ini meliputi faktor-faktor di luar perusahaan,
seperti pemasaran, yang berdampak pada kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kebutuhan pelanggan yang terdiri dari; perusahaan,
pemasok, perantara, pelanggan, pesaing, dan masyarakat(publik).
3. Dalam analisis prosedur lingkungan ada beberapa langkah-langkah yang
harus di perhatikan; a).Tentukan Dampaknya terhadap Lingkungan, b).
Mendapatkan Informasi, c). Pertimbangkan pesaing, d). Periksa strategi, e).
Alat analisis lingkungan
4. Yang dimaksud dengan Lingkungan eksternal adalah lingkungan yang
berada diluar organisasi dan perlu dianalisis untuk menentukan kesempatan
(opportunities) dan ancaman (threath) yang akan dihadapi perusahaan.
Terdapat dua perspektif untuk mengkonseptualisasilkan lingkungan
eksternal. Lingkungan eksternal merupakan suatu proses yang dilakukan
oleh perencanaan strategi untuk memantau sektor lingkungan dalam
menentukan peluang dan ancaman bagi perusahaan. Adapun yang
21
dimaksud dengan lingkunga internal adalah proses dimana perencanaan
stategi mengkaji faktor-faktor internal perusahaan untuk menentukan
dimana perusahaan memiliki kelemahan dan kekuatan sehingga dapat
mengelola peluang secara efektif dalam menghadapi ancaman yang
terdapat dalam lingkungan.
5. Menurut Daft (2010) dalam Ibnu Hajar (2012) mengemukakan bahwa
lingkungan industri merupakan lingkungan eksternal yang menciptakan
ketidakpastian usaha. Menurut Udaya (2013:52) dalam Shandra (2018)
linkungan industri yang memiliki dampak langsung terhadap kinerja suatu
usaha karena unit usaha memiliki interaksi langsung dengan faktor-faktor
yang ada disekitarnya. Ada lima sektor yang mempengaruhi manajemen
strategis dalam lingkungan industri adalah sebagai berikut; Sektor
Pelanggan/Pembeli, sektor pemasok (supplier), sektor pesaing, sektor
pendatang baru, sektor produk pengganti perkembangan ilmu dan teknologi
6. Evaluasi proses mengacu pada implementasi rencana yang dikembangkan
sebelumnya. Selain itu, evaluasi proses juga digunakan untuk
menginterpretasikan hasil akhir program magang. Dalam evaluasi produk,
hasil keseluruhan kegiatan ditentukan dan dievaluasi. Hasil evaluasi
produk menjadi tolak ukur kegiatan yang sedang berlangsung. Evaluasi ini
dilakukan dengan membandingkan rencana awal pendirian perusahaan
dengan kinerjanya dalam jangka waktu tertentu.
B. SARAN
Penyusun menyadari bahwa makalah diatas masih memiliki kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, besar harapan penyusun agar
penbaca memberikan kritik dan saran yang membangun bagi penyusun.

22
DAFTAR PUSTAKA

Jumingan, “Studi Kelayakan Bisnis Teori & Pembuatan Proposal Kelayakan”


Jakarta : PT Bumi Aksara, 2011.

Lestari, Endah Prapti. 2011. Pemasaran Strategik: Bagaimana Meraih


Keunggulan Kompetitif Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Rangkuti, Freddy, Jurnal Ekonomi Perusahaan Vol: 3, Nomor: 2 tahun: 2008

MuhFirdausVirgantara, 2019. Pengaruh lingkungan industri dan prilaku


kewirausahaan terhadapkinerja usaha pada sentra usaha tahu Bandung:

Yudiaris, I Gde. ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL


DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN BISNIS. Vol: 5, Nomor: 1 Tahun:
2015

Sandy, A. (2022). Mengenal Analisis Lingkungan dan Apa Saja Manfaatnya.


Diakses pada 8 Oktober 2023, dari
https://lp2m.uma.ac.id/2022/06/29/mengenal-analisis-lingkungan-dan-apa-
saja-manfaatnya

ARIEF SUWANDI (2019), ANALISIS INDUSTRI DAN PERSAINGAN

Tarmidi, Wasitohadi, Bambang Ismanto.(2020). EVALUASI PROGRAM


PRAKTEK KERJA INDUSTRI DI SMK SARASWATI
SALATIGA

https://smkn1jatiroto.sch.id/read/157/apa-itu-evaluasi-usaha-simak-pengertian-tujuan-dan-
tahapannya

23

Anda mungkin juga menyukai