Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MANDIRI

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

“BAB 2, 4, DAN 6”

NAMA : HELEN CHRISTINA


NPM : 190910026
KODE KELAS : 221-MN054-N3
DOSEN PENGAMPU: Heryenzus, S.Kom., M.Si.

UNIVERSITAS PUTERA BATAM


ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji Tuhan, terima kasih Saya ucapkan atas bantuan Tuhan yang telah
mempermudah dalam pembuatan Tugas Mandiri ini, hingga akhirnya
terselesaikan tepat waktu. Selain itu, saya juga ingin mengucapkan terima
kasih kepada orang tua dan keluarga yang sudah mendukung hingga titik
terakhir ini.

Banyak hal yang akan disampaikan kepada pembaca mengenai “BAB 2, 4


DAN 6”. Dalam hal ini, Saya menyadari jika mungkin ada sesuatu yang
salah dalam penulisan. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada
kalimat atau kata-kata yang salah.

Demikian saya ucapkan terima kasih atas waktu anda telah membaca hasil
makalah saya.

Batam, 03 Januari 2023

Helen Christina
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... ii


DAFTAR ISI ........................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Tujuan Penelitian .......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 3


2.1 BAB 2 .......................................................................................... 3
2.2 BAB 4 .......................................................................................... 5
2.3 BAB 6 .......................................................................................... 8

BAB III PENUTUP ................................................................................... 11


3.1 Kesimpulan .................................................................................. 11
3.2 Saran ........................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sistem Pengendalian Manajemen (SPM) adalah hal yang penting dalam


pengendalian formal dan sistem umpan balik yang dimaksudkan untuk memonitor
hasil organisasi dan mengkoreksi penyimpangan standar dari kinerja yang
ditetapkan sebelumnya. Sistem Pengendalian Manajemen adalah suatu mekanisme
secara formal didesain untuk menciptakan kondisi yang mampu meningkatkan
peluang dan pencapaian harapan serta memperoleh hasil (output) yang diinginkan
dengan memfokuskan pada tujuan yang akan dicapai oleh organisasi dan perilaku
yang diinginkan partisipan. Sistem Pengendalian Manajemen adalah suatu alat atau
cara yang terstruktur yang digunakan oleh manajer untuk memastikan bahwa orang-
orang yang diawasinya mengimplementasikan strategi yang dimaksudkan. Sistem
pengendalian manajemen adalah suatu sistem yang digunakan untuk merencanakan
berbagai kegiatan perwujudan visi organisasi melalui visi yang telah dipilih dan
untuk mengimplementasikan dan memantau pelaksanaan rencana kegiatan tersebut.
Sehingga dapat dikatakan sistem pengendalian manajemen adalah suatu sistem
yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan oleh perusahaan.

Terdapat elemen-elemen sistem pengendalian dan setiap sistem pengendalian


sedikitnya memiliki empat elemen, yaitu :

1. Pelacak atau sensor adalah sebuah perangkat yang mengukur apa yang
sesungguhnya terjadi dalam proses yang sedang dikendalikan.
2. Penaksiran (assessor) yaitu suatu perangkat yang menentukan signifikasi dari
peristiwa aktual dengan membandingkannya dengan beberapa standar atau
ekspektasi dari apa yang harusnya terjadi.
3. Effector yaitu suatu perangkat yang mengubah perilaku jika assessor
mengindikasikan kebutuhan yang perlu dipenuhi.
4. Jaringan komunikasi yaitu perangkat yang meneruskan informasi antara
detector dan assesor dan antara assesor dengan effector.

Penilaian kinerja manajer sangat penting karena dengan adanya penilaian


kinerja dapat diketahui apakah manajer pusat pertanggungjawaban tersebut
melaksanakan wewenang dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Kinerja pusat tanggungjawab dinilai dari efisiensi dan efektivitas untuk
menciptakan hubungan yang optimal antara sumber daya input yang digunakan
dengan output yang dihasilkan dikaitkan dengan target kinerja. Input diukur
dengan jumlah sumber daya yang digunakan sedangkan output diukur dengan
jumlah produk/output yang dihasilkan. Dalam suatu perusahaan yang
organisasinya telah dibagi – bagi menjadi pusat laba, transfer barang atau jasa antar
pusat laba tersebut menimbulkan masalah penentuan harga transfer, karena masing
- masing pusat laba diukur kinerjanya berdasarkan laba, sehingga setiap transfer
barang atau jasa antar pusat laba akan berdampak pada masing – masing pihak yang
terkait. Latar belakang timbulnya harga transfer dapat dihubungkan dengan proses
diferensiasi bisnis dan perlunya integrasi dalam organisasi yang telah melakukan
diferensiasi bisnis. Besarnya harga transfer merupakan pendapatan bagi divisi
penjual dan merupakan biaya bagi divisi pembeli. Oleh karena itu penentuan harga
transfer yang dapat diterima oleh divisi penjual dan divisi pembeli merupakan
masalah penting yang harus dihadapi oleh manajemen divisi maupun kantor pusat.

1.2 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui tujuan dan strategi perusahaan.


2. Untuk mengetahui pusat pertanggungjawaban: pusat biaya dan pusat
pendapatan.
3. Untuk mengetahui penentuan harga transfer.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tujuan dan Strategi Perusahaan (BAB 2)

Tujuan dalam hal ini adalah pernyataan mengenai apa yang hendak dicapai
oleh suatu organisasi. Tujuan merupakan hasil akhir dari proses perumusan strategi.
Perumusan strategi adalah proses memutuskan atas tujuan organisasi dan langkah-
langkah yang dimbil untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan tersebut ditetapkan
tanpa batas waktu, kecuali diadakan perubahan. Dalam banyak bisnis, memperoleh
pangsa pasar yang luas sebagai tujuan.

Tujuan lainnya adalah banyak bukti empiris menyebutkan bahwa


maksimisasi keuntungan bukanlah satu-satunya tujuan utama. Tujuan lainnya bisa
berupa produktivitas, posisi pasar, kepemimpinan produk, pengembangan
personalia, sikap karyawan, pertanggung jawaban public, dan keseimbangan antara
jangka pendek dan jangka panjang.

Tujuan sistem pengendalian manajemen adalah memastikan proses


pekerjaan dilakukan sesuai rencana dalam job description, memastikan keamanan
aset perusahaan, memastikan ketelitian dan keabsahan data akuntansi,
meningkatkan efisiensi operasional, dan meningkatkan daya akuntabilitas. Tujuan
strategi perusahaan untuk mengevaluasi dan menjalankan strategi yang sudah
dipilihnya dengan cara efektif dan efisien. Untuk melakukan evaluasi kinerja,
meninjau, mengkaji ulang, melaksanakan penyesuaian dan mengoreksi apabila
terdapat kesalahan atau penyimpangan dalam pelaksanaan suatu strategi.

Sistem pengendalian manajemen merupakan alat untuk


mengimplementasikan strategi. Strategi merupakan rencana-rencana untuk
mencapai tujuan organisasi. Strategi adalah pola tindakan utama yang dipilih untuk
mewujudkan visi organisasi, melalui misi. Perumusan strategi adalah proses
memutuskan atas tujuan organisasi dan langkah-langkah yang diambil untuk
mencapai tujuan tersebut. Tujuan tersebut ditetapkan tanpa batas waktu, kecuali
diadakan perusahaan.
Strategi perusahaan biasanya mengacu pada bentuk yang tepat dari usaha
yang akan dijalankannya. Jadi strategi perusahaan lebih menitikberatkan pada
pertanyaan where- kemana bersaingnya perusahaan, dari pada how- bagaimana
bersaing pada bidang bisnis yang dijalankan perusahaan. Pada tingkatan perusahaan
masalah-masalah yang timbul adalah :

1. Bentuk usaha yang akan dijalankan.


2. Pengalokasian sumber daya yang ada.

Perusahaan bisa diklasifikasikan menjadi tiga kategori. Pertama, jenis usaha


tunggal dimana perusahaan hanya mengoperasikan satu jenis usaha saja. Kedua,
diversifikasi usaha yang saling berhubungan, yakni perusahaan yang
mengoperasikan beberapa usaha dan laba perusahaan terutama diperoleh dari satu
usaha intinya. Ketiga, unit usaha yang tidak berkaitan sama sekali dimana satu jenis
usaha tidak ada hubungan satu sama lain.

Berbagai tujuan dikehendaki oleh suatu organisasi pada awal berdirinya. Pada
perusahaan yang berorientasi laba, tingkat keuntungan merupakan tujuan yang
penting. Namun demikian laba bukan merupakan tujuan satu-satunya, karena masih
ada tujuan lain yang hendak dicapai, yaitu produktivitas, posisi pasar, sikap
karyawan, dan lain-lain. Sedangkan pada organisasi nirlaba biasanya bertujuan
menyediakan jasa. Pada perusahaan yang memiliki beberapa unit usaha, maka
diperlukan perumusan strategi pada dua tingkatan perusahaan: yaitu strategi tingkat
perusahaan dan strategi tingkat unit usaha. Dalam pengembangan suatu produk
perusahaan, konsep yang digunakan adalah memadukan kemampuan dan
kesempatan.

5 (Lima) Pertanyaan sebagai berikut :

1. Apakah pengendalian manajemen satu-satunya cara bagi manajemen untuk


menerapkan strategi perusahaan?
2. Bagaimana proses evaluasi strategi yang efektif sebaiknya diterapkan pada
sebuah perusahaan?
3. Mengapa harus dilakukan pengendalian dalam suatu implementasi strategi
perusahaan?
4. Apa alasan perusahaan harus mengetahui perencaana strategi dan
pengendalian manajemen?
5. Menurut anda, manfaat apa yang dapat diperoleh perusahaan melalui
penerapan manajemen strategi yang tepat. Jelaskan secara komprehensif?

2.2 Pusat Pertanggungjawaban: Pusat Biaya dan Pusat Pendapatan (BAB 4)

Pusat pertanggungjawaban adalah satu unit organisasi yang dipimpin


oleh seorang manajer pertanggungjawaban. Umumnya sebuah perusahaan terdiri
dari beberapa pusat pertanggungjawaban yang masing-masing ditunjukkan
dalam satu kotak dalam bagan struktur organisasi. Pusat pertanggungajawaban
ini membentuk suatu hirearki. Tingkatan terendah adalah pusat
pertanggungjawaban untuk unit, seksi, bagian atau unit organisasi kecil lainnya.
Tingkatan yang lebih tinggi adalah departemen, unit usaha atau divisi. Semua
ini adalah pusat-pusat pertanggungjawaban. Tentu kita juga bisa menyimpulkan
bahwa pimpinan, dewan komisaris masing-masing merupakan pusat
pertanggungjawaban tersendiri, bahkan perusahaan secara keseluruhan dapat
dikatakan sebagai pusat pertanggungjawaban. Namun pembahasan tentang pusat
pertanggungjawaban biasanya mengacu pada bagian atau unit dalam suatu
organisasi bukan perusahaan secara keseluruhan.

 Pusat Biaya (Expense Center) Dalam pusat biaya, hanya akan diukur
berdasarkan jumlah biaya yang dikeluarkan. Pusat biaya adalah pusat
pertanggungjawaban dimana input atau biaya diukur dalam unit moneter
namun output-nya tidak diukur dalam unit moneter.
 Pusat pendapatan (Revenue Center) Pusat pendapatan dinilai kinerjanya
hanya berdasarkan jumlah pendapatan yang diperoleh. Pusat pendapatan
merupakan pusat pertanggungjawaban dimana output-nya diukur dalam
unit moneter, tetapi tidak dihubungkan dengan input-nya. Karenanya
pusat pendapatan adalah organisasi pemasaran yang tidak mempunyai
tanggung jawab terhadap laba. Dalam sebuah organisasi fungsional,
departemen pemasaran merupakan pusat pendapatan. Dalam organisasi
divisi, bagian pemasaran divisi juga merupakan pusat pendapatan. Setiap
pusat pendapatan juga merupakan pusat biaya karena sebenarnya mereka
mengeluarkan biaya untuk terciptanya pendapatan. Namun biaya tersebut
tidak diukur. Bagian pemasaran juga tidak dibebani harga pokok
penjualan atas barang yang terjual. Manajer pusat pendapatan tidak
mengetahui bahwa diperlukan perbandingan antara pendapatan dan biaya
untuk menghasilkan keputusan yang maksimal. Karena itu keputusan
yang ada tidak bisa dibuat oleh pusat pendapatan yang pada gilirannya
tidak bisa membuat keputusan tentang harga jual. Kinerja keuangan
pusat pendapatan diukur atas dasar pendapatan yang diperoleh, yaitu
perkalian antara unit yang dijual dengan harga jualnya. Penentuan tentang
keberhasilan pusat pendapatan dilakukan dengan membandingkan antara
pendapatan yang sesungguhnya diperoleh dengan pendapatan yang
dianggarkan.

Adanya pusat pertanggungjawaban dimaksudkan untuk memenuhi satu atau


beberapa tujuan yang telah ditetapkan oleh manajemen puncak. Tujuan yang
dimaksud adalah membantu mengimplementasikan rencana strategi manajemen
puncak. Suatu pusat pertanggungjawaban menggunakan suatu input tertentu
(sejumlah bahan baku, tenaga kerja dan jasa lain) untuk menghasilkan output
yang bisa berupa barang atau jasa. Dalam proses pengerjaannya diperlukan juga
modal kerja (persediaan, piutang), peralatan dan asset lain.

Di dalam pusat biaya kebijakan terjadi ketidakselarasan antara tujuan


perusahaan dan tujuan pribadi. Sebagai contoh misalnya akan diadakan
perlengkapan yang diperlukan departemen akuntansi. Oleh karena manajer
akuntansi mempunyai hobi komputer, sehingga dia menginginkan hardware
komputer dengan spesifikasi yang tinggi, komputer berkecepatan tinggi, dan laser
printer beresolusi tinggi, sehingga dia dapat menghasilkan laporan berpenampilan
canggih. Jika keinginan manajer dipenuhi, dia akan memperoleh kepuasan pribadi,
tetapi sesungguhnya perusahaan tidak memerlukan laporan berpenampilan canggih.
Pengendalian pusat biaya dilakukan melalui anggaran dan pelaporan. Penggunaan
anggaran sebagai alat pengendali pusat biaya teknis tidak menimbulkan kesulitan
karena ada hubungan erat antara masukan dan keluarannya. Sebagai contoh, kalau
untuk memproduksi sebuah produk, bagian produksi memerlukan biaya variabel
Rp. 1.000,- maka untuk menghasilkan 100 buah produk, biaya variabel bagian
produksi tersebut seharusnya Rp. 100.000,-.

Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban yang keluarannya diukur


dalam rupiah, sedangkan masukannya tidak dihubungkan dengan keluarannya.
Contohnya yaitu bagian pemasaran. Contoh biaya yang sulit dihubungkan dengan
pendapatan adalah biaya penelitian pemasaran, pengumpulan informasi tentang
pesaing, iklan dan hubungan masyarakat. Pusat pertanggungjawaban menghasilkan
output yang bisa disebut barang (jika dapat dilihat) dan jasa (jika tiidak dapat
dilihat). Setiap pusat pertanggungjawaban mempunyai output. Bagian produksi
pada suatu perusahaan manufaktur menghasilkan suatu barang. Bagian
administrasi dan akuntansi output nya berupa suatu jasa. Barang dan jasa yang
dihasilkan oleh suatu pusat pertanggungjawaban bisa diserahkan ke pusat
pertanggungjawaban lain dalam satu organisasi dan bisa dijual kepada pihak luar.
Pendapatan dalam hal ini merupakan jumlah yang diperoleh dari penjualan suatu
output.

Manfaat adanya pusat pertanggungjawaban dalam suatu perusahaan adalah


sebagai berikut:

a. Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja


manajer dan unit organisasi yang dipimpinnya.
b. Untuk memudahkan dalam mencapai tujuan dari organisasi/perusahaan.
c. Sebagai alat pengendalian anggaran.
d. Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki
kompetensi sehingga mengurangi beban tugas manajer pusat.
e. Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan
efisien.

5 (Lima) Pertanyaan sebagai berikut :

1. Jelaskan permasalahan apa yang sering terjadi pada pusat biaya dan pusat
pendapatan?
2. Mengapa sistem pengendalian manajemen perlu memberikan perhatian
pada pusat pertanggungjawaban khususnya pada pusat laba?
3. Sebagai suatu pusat pertanggungjawaban dimana manajer hanya
bertanggung jawab mengenai pendapatan dan biaya?
4. Jelaskan apa dasar untuk menilai keberhasilan pusat pertanggungjawaban
suatu manajer?
5. Mengapa dalam pusat pendapatan biaya tidak dikaitkan dengan pendapatan?

2.3 Penentuan Harga Transfer (BAB 6)

Penentuan harga transfer antar pusat laba sangat penting jika:

1. transaksi transfer barang atau jasa antar pusat laba cukup signifikan.
2. biaya barang atau jasa yang ditransfer merupakan komponen penting produk
akhir.
3. profitabilitas merupakan pertimbangan penting di dalam penilaian prestasi
divisi.

Sistem harga transfer bertujuan: (1) untuk memberikan intormasi releven


pada setiap pusat laba dalam menentukan harga transfer, (2) untuk memotivasi
manajer pusat laba pengirim, pusat laba penerima, dan kantor pusat dalam
membuat keputusan yang tepat. (3) untuk menyajikan laporan laba setiap divisi
yang secara layak mengukur prestasi divisi.

Harga transfer dapat didefinisikan dalam arti luas dan sempit. Dalam arti
luas, harga transfer adalah harga perpindahan barang atau jasa yang dipertukarkan
antar unit-unit atau antar pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi. Dalam
definisi ini harga transfer meliputi harga perpindahan barang atau jasa antar pusat
biaya, pusat pendapatan, maupun pusat laba. Dalam arti sempit, harga transfer
adalah harga perpindahan barang atau jasa antara dua pusat laba atau lebih. Untuk
kepentingan penilaian kemampuan laba divisi maka dalam pembahasan ini
digunakan definisi harga, transfer dalam arti sempit. Jika dalam suatu perusahaan
terdapat dua atau lebih divisi yang saling membeli atau menjual maka perlu dibuat
dua macam keputusan yaitu: keputusan pemilihan sumber dan keputusan besarnya
harga transfer.
Beberapa metode harga transfer yang dapat digunakan untuk menentukan
harga transfer barang atau jasa antar divisi antara lain sebagai berikut :

 Metode harga pasar Dalam metode harga pasar, harga transfer barang atau
Jasa antar pusat laba ditentukan berdasar harga pasarnya dikurangi dengan
biaya-biaya yang dapat dihindari atau ditekan karena produk ditransfer dari
pusat laba tertentu ke pusat laba lainnya. Karena harga pasar tersebut
dikurangi dengan biaya yang dapat dihindari maka metode ini disebut pula
dengan metade harga pasar minus atau harga pasar yang dimodifikasi.
 Metode biaya ditambah laba Metode Biaya Ditambah Laba. Metode ini
dipakai jika terdapat kondisi sebagai berikut:
1. Di pasar tidak tersedia harga pasar produk yang ditransfer.
2. Di pasar terdapat beberepa harga pasar produk yang ditransfer.
3. Produk yang ditransfer sifatnya khusus atau rahasia.
Jika harga transfer hanya didasarkan pada biaya maka harga transfer tidak
dapat digunakan menilai prestasi laba manajer divisi dan tidak dapat
memotivasi manajer divisi penjual untuk menstranfer produknya pada divisi
pembeli. Untuk mengatasi masalah tersebut, penentuan harga transfer dapat
menggunakan metode biaya ditambah laba.

Jika suatu bagian perusahaan membagi tanggung jawabnya atas pengembangan


produk, pembuatan, dan pemasaran, sistem harga transfer diperlukan jika bagian ini
diberi tanggung jawab dalam hal laba. Harga transfer hendaknya memperkirakan
harga pasar normal yang berlaku di luar, disesuaikan dengan biaya yang tidak
terjadi pada transfer intern perusahaan. Jika harga pasar tersebut tidak ada, maka
harga transfer ditetapkan berdasar biaya standar ditambah margin laba, atau dengan
menggunakan sistem harga transfer dua langkah.

5 (Lima) Pertanyaan sebagai berikut :

1. Jelaskan mengapa harga transfer sering memicu masalah terutama pada


penentuan harga sepakatnya?
2. Jelasakan secara singkat bagaimana cara untuk menentukan harga transfer
jika harga kompetitif nya tidak tersedia?
3. Apakah harga transfer transfer pricing dapat mempengaruhi pajak suatu
perusahaan?
4. Jelaskan mengapa kita harus memperhitungkan dan menentukan harga
transfer dalam berbisnis?
5. Jelaskan permasalahan apa saja yang timbul dalam penentuan harga transfer?
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem Pengendalian Manajemen adalah suatu alat atau cara yang


terstruktur yang digunakan oleh manajer untuk memastikan bahwa orang-orang
yang diawasinya mengimplementasikan strategi yang dimaksudkan. Tujuan sistem
pengendalian manajemen adalah memastikan proses pekerjaan dilakukan sesuai
rencana dalam job description, memastikan keamanan aset perusahaan, memastikan
ketelitian dan keabsahan data akuntansi, meningkatkan efisiensi operasional, dan
meningkatkan daya akuntabilitas. Tujuan strategi perusahaan untuk mengevaluasi
dan menjalankan strategi yang sudah dipilihnya dengan cara efektif dan efisien.
Pusat pertanggungajawaban ini membentuk suatu hirearki. Tingkatan terendah
adalah pusat pertanggungjawaban untuk unit, seksi, bagian atau unit organisasi
kecil lainnya. Harga transfer adalah harga perpindahan barang atau jasa antara dua
pusat laba atau lebih. Untuk kepentingan penilaian kemampuan laba divisi maka
dalam pembahasan ini digunakan definisi harga, transfer dalam arti sempit.

3.2 Saran

Demikianlah makalah sederhana yang penulis buat, semoga bermanfaat


bagi para pembaca semua dan semoga bisa menjadi acuan bagi proses belajar.

Apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini, harap dimaklumi


karena saya juga masih dalam proses belajar. Mohon saran dan kritiknya, demi
sempurnanya makalah-makalah penulis selanjutnya. Jika ada kesalahan kata
penulis minta maaf dan sekian terima kasih bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Hendri, M. (2020). Akuntansi Manajemen, Bab 8 Harga Transfer. 124(HARGA


TRANSFER), 1–14. https://stie-igi.ac.id/wp-
content/uploads/2020/05/AKUNTANSI-MANAJEMEN-BAB-8-HARGA-
TRANSFER.pdf.

Tentang, P., Aman, P., Wilayah, D. I., Tipar, P., Citamiang, K., & Sukabumi, K.
(2010). Universitas Kristen Maranatha. 1(18), 2002–2003.

Anda mungkin juga menyukai