Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PEMERIKSAAN KINERJA SEKTOR PUBLIK


( Dasar - Dasar Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik )

Dosen Pembimbing :
ANGGI PRATIWI SITORUS,M.E

Disusun Oleh Kelompok 5:


1. Muhammad Fariz Adhitya ( 0502183131 )
2. Tengku Chairani ( 0502183199 )
3. Suci Ardilla Harahap ( 0502183213 )
4. Nurul Pratiwi ( 0502183280 )

AKUNTANSI SYARIAH 7-G


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
T.P.2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang. Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya yang telah melimpahkan rahmat,hidayah,dan
inayahnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Dasar-
Dasar Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah kami yang berjudul Dasar-Dasar Sistem
Pengendalian Manajemen Sektor Publik ini dapat memberikan manfaat terhadap para
pembaca

Medan, 30 Oktober 2021

8
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................................1
1.4 Manfaat..........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Dasar-Dasar Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik......................................3
2.2 Konsepsi Tentang Jenis Pengendalian..........................................................................3
2.3 Struktur pengendalian Manajemen Pemerintahan.........................................................4
2.4 Proses Pengendalian Manajemen...................................................................................5
2.5 Bagaimana Mengubah Rencana Menjadi Aksi Tindakan..............................................6
2.6 Bagaimana Melakukan Penilaian Kinerja......................................................................6
2.7 Bagaimana Melakukan Pengendalian Akuntansi...........................................................6

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan....................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................8

8
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Setiap organisasi public maupun swasta memiliki tujuan yang hendak dicapai.Untuk
memcapai tujuan organisasi tersebut diperlukan strategi yang di jabarkan dalam bentuk program-
program atau aktivitas.Organisasi juga memerlukan sistem pengendalian manajemen untuk
memberikan jaminan dilaksanakannya strategi organisasi secara efektif dan efesien sehingga
tujuan organisasi dapat di capai.Dengan tercapainya sebuah tujuan ,manajemen dapat mengukur
bagaimana kinerjanya selama proses hingga tujuan itu dapat dan dapat menilai apakah
manajemen itu sudah bekerja dengan baik.Dalam hal ini tujuan dari akuntansi sektor public
tidak mencari keuntungan melainkan pelayanan terhadap masyarakat.
Dasar hukum pengendalian manajemen sektor publik adalah suatu proses untuk menentukan
suatu sasaran agar seluruh fungsi dapat dilaksanakan sesuai dengan fungsinya seperti tujuan
pendirian,sasaran tahunan,dan entitas pemerintah .Semua jenis organisasi
kepemerintahan,pendirian sebuah pemda baru,pasti mempunyai maksud pendirian organisasi
,yang kemudian menjadi tujuan organisasi yang tak mumgkin dicapai pemda lama sebelum
pemekaran.Tujuan tersebut memerlukan strategi ,program,dan aktivitas utama. Lalu pelaksanaan
strategi,program,dan aktivitas untuk mencapai tujuan membutuhkan pengendalian
manajemen,agar tujuan tercapai secara ekonomis,efektif,dan efesien.
Pengendalian manajemen meliputi beberapa aktivitas ,yaitu (1) perencanaan, (2) koordinasi antar
berbagai bagian organisasi, (3) komunikasi informasi, (4) pengambilan keputusan, (5)
Memotivasi orang-orang dalam organisasi agar berprilaku sesuai dengan tujuan organisasi, (6)
pengendalian, (7) penilaian kinerja.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan dasar-dasar sistem pengendalian manajemen sektor publik?
2. Apa saja konsepsi jenis pengendalian?
3. Apa saja struktur pengendalian Manajemen pemerintahan?
4. Bagaimana proses Pengendalian manajemen?
5. Bagaimanakah cara mengubah rencana menjadi akui tindakan?
6. Bagaimana melakukan Penilaian kinerja ?
7. Bagaimana melakukan pengendalian akuntansi?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan dasar-dasar sistem pengendalian
manajemen sektor publik.
2. Untuk memahami apa saja konsepsi jenis pengendalian.
3. Untuk mengetahui apa saja struktur pengendalian Manajemen pemerintahan.
4. Untuk mengetahui bagaimana proses pengendalian manajemen?
5. Untuk mengetahui bagaimanakah cara mengubah rencana menjadi akui tindakan.
6. Untuk mengetahui bagaimana melakukan Penilaian kinerja .

8
7. Untuk mengetahui bagaimana melakukan pengendalian akuntansi.

1.4 Manfaat

Makalah di harapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak, antara lain :
 Manfaat bagi ilmu pengetahuan
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa tambahan kepustakaan/
referensi mengenai daar-dasar pengendalian manajemen sektor publik.

 Manfaat bagi penulis


Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa tambahan pengetahuan
kepada penulis mengenai dasar-dasar pengendalian manajemen sektor publik.

8
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Dasar-Dasar Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik

Dasar hukum pengendalian manajemen sektor publik adalah suatu proses untuk
menentukan suatu sasaran agar seluruh fungsi dapat dilaksanakan sesuai dengan fungsinya
seperti tujuan pendirian,sasaran tahunan,dan entitas pemerintah .Semua jenis organisasi
kepemerintahan,pendirian sebuah pemda baru,pasti mempunyai maksud pendirian organisasi
,yang kemudian menjadi tujuan organisasi yang tak mumgkin dicapai pemda lama sebelum
pemekaran.Tujuan tersebut memerlukan strategi ,program,dan aktivitas utama. Lalu pelaksanaan
strategi,program,dan aktivitas untuk mencapai tujuan membutuhkan pengendalian
manajemen,agar tujuan tercapai secara ekonomis,efektif,dan efesien.
Pengendalian manajemen kepemerintahan meliputi aktivitas: (1) perencanaan,misalnya
RKAKL,RAPBD, (2) koordinasi ,misalnya program bantuan social lintas K/ L dan pemda, (3)
komunikasi, misalnya telah RAPBN oleh kementerian keuangan pelaporan laporan kinerja, (4)
pengambilan keputusan,misalnya pilihan pelaksanaan proyek ,alokasi dana saat bencana alam,
(5)
Motivasi,misalnya preferensi atau pengutamaan bantuan pemerintah pusat kepada pemda yang
berhasil memperoleh opini WTP BPK lebih dahulu , (6) pengendalian, (7) penilaian kinerja
entitas ,misalnya LAKIP atau laporan kinerja lain.

Sistem pengendalian manajemen pemerintahan sektor public juga di dukung : (1) struktur
organisasi yang mengakomodasikan sistem pengendalian, (2) Manajemen SDM dan (3)
lingkungan pendukung dan penyubur sistem pengendalian . Misalnya terdapat struktur sistem
pengendalian manajemen terfokus pada unit organisasi ,sub-sub unit organisasi ,satker/pusat
tanggung jawab yang lain. Misalnya BLU.

2.2 Konsepsi Tentang Jenis Pengendalian

Terdapat tiga jenis pengendalian manajemen pemerintahan yaitu antara lain :


 pengendalian preventif
 pengendalian operasional
 pengendalian kinerja.

Pengendalian preventif berbentuk sistem kendali mutu proses dan hasil perumusan strategi
,pengendalian agar sasaran,program dan rencana strategis lain dipastikan tercapai. Pengendalian
operasional berbentuk pengawasan realisasi anggaran agar efektif dan efisien,
pengendalian tiap program,kegiatan,tahap kemajuan atau tahap selesai,pengawasan kualitas
proses dan hasil ditutup dengan pengendalian realisasi APBN/APBD.
Pengendalian Kinerja berbentuk pengukuran hasil disbanding tolak ukur kinerja,sebagai
missal,pengendalian perencanaan manajemen banjir DKI Jakarta dilakukan gubernur bersama

8
pemerintah pusat,presiden RI,kementerian pekerjaan umum dan K/L lain untuk menjamin
kualitas rencana.

2.3 Struktur pengendalian Manajemen Pemerintahan

Setiap pengendalian manajemen terfokus pada unit organisasi dan atau tanggung jawab .
pusat pertanggungjawaban adalah basis perencanaan ,koordinasi,komunikasi,pengambilan
keputusan, motivasi, pengendalian, dan penilaian kinerja.
Pusat tangggung jawab adalah pusat masalah dan pusat keputusan ,mendorong, perbandingan
kinerja antara tiap pusat tanggung jawab ,mendorong komitmen,membangkitkan
greget,kreativitas dan inovasi trobosan kinerja.
Pengendalian anggaran meliputi: (1) pengukuran layanan atau output versus target layanan atau
tolak ukur output, (2) Rupiah realisasi mata anggaran versus anggaran , (3) penjelasan dan
pertanggungjawaban penyimpanan keduanya.
Pengendalian anggaran berbagai sub-organisasi digabungkan menjadi pengendalian organisasi di
atasnya, (berjenjang ke atas) secara terus-menerus sampai tergabung menjadi
pertanggungjawaban Presiden kepada DPR atau pertanggungjawaban Gubernur/Bupati/Walikota
kepada DPRD. Karena itu atasan bertanggung jawab atas kinerja realisasi anggaran bawahan
langsung, menanyai/memeriksa suborganisasi secara terus menerus (dan memberi pengarahan)
sepanjang tahun anggaran. Suatu suborganisasi tak mampu mencapai subsasarannya mungkin
berpengaruh pada kinerja suborganisasi yang lain, secara langsung atau tidak langsung. Dampak
berantai atau dampak domino gagal-raihan sub-sub organisasi selalu dipantau atasan sebagai
pusat tanggung-jawab.
Proses penggunaan anggaran menciptakan kinerja organisasi tersebut. Anggaran adalah alokasi-
uang-terotorisasi bertujuan kinerja tertentu, proses alokasi memenuhi kaidah ekonomis,
efektivitas, dan efisiensi anggaran akan selalu menghasilkan output atau hasil lebih baik dari
tahun ke tahun. Karena itulah, KKN dan pemborosan diperangi sepanjang proses perencanaan
dan pengeluaran anggaran. Alokasi sempurna pada saat pengeluaran anggaran diterima 100%
oleh pihak terakhir penerima dan pemanfaat anggaran, misalnya raskin, BOS, hibah, dan bantuan
sosial. Tanpa basis atau bukti empiris, kebocoran anggaran akibat rente-ekonomi sepanjang
prosedur dan aliran anggaran, dirasakan oleh sebagian orang, masih amat besar. Proses alokasi
anggaran penuh kebocoran merupakan tema sentral GCG birokrasi, sistem pengendalian
berupaya memberi solusi. Inilah inti masalah pengendalian birokrasi. Aspek terpenting sistem
pengendalian manajemen adalah sistem informasi manajemen, khususnya sistem pelaporan
fakta/kebenaran-tepat waktu akan alokasi, penerima alokasi, penggunaan alokasi,
hasil/output/outcome/impact alokasi anggaran. Rancang bangun sistem pengendalian manajemen
mencegah rekayasa laporan, penundaan pelaporan, untuk menutupi rekayasa lapangan (misalnya
BOS, raskin, subsidi diterima oleh pihak yang berkecukupan ekonomi).
Sistem pengendalian manajemen menglasifikasi biaya terkendali (controllable) dan biaya tak
terkendali (uncontrollable) tiap pusat pertanggung-jawaban realisasi anggaran.
 Biaya terkendali menggunakan standar biaya, standar analisa belanja (SAB) berbatas
jumlah per mata-anggaran, berbasis pengetahuan-pengalaman sesuai tupoksi,
menggunakan hampiran bottom-up budgeting dan participative budgeting. Misal, biaya
per km pemulihan jalan raya Yogya- Magelang-Semarang karena lahar dingin, biaya
pembangunan banjir kanal Jakarta 2013.

8
 Biaya tak terkendali adalah discretionary expenses, pengendalian melalui perencanaan
anggaran ketat (hard budget). Misal, bantuan sosial pasca bencana. Biaya tak
terkendali sulit dilaporkan dan dipertanggungjawabkan secara memuaskan, dan tentu saja
rentan KKN.
Fungsi unit organisasi penganggaran adalah:
 Menetapkan sistem-prosedur persiapan anggaran, dokumen-formulir penyusunan
anggaran.
 Koordinasi dan QC asumsi dasar anggaran.
 Komunikasi/ diseminasi informasi anggaran.
 Analisis anggaran, rekomendasi anggaran kepada pemegang anggaran dan manajer pusat
pertanggunjawaban anggaran.
 Analisis kinerja realisasi anggaran.
 Revisi anggaran.
Komite RKAKL atau anggaran terdiri atas para pimpinan KL dan pejabat terpilih.

2.4 Proses Pengendalian Manajemen

Proses pengendalian manajemen pemerintahan menggunakan saluran komunikasi formal,


prosedur resmi tiap tahap aktivitas manajemen pemerintahan seperti perencanaan dan perumusan
sasaran jangka panjang-menengah-pendek dan strategi terpilih, rencana kegiatan, penganggaran,
pelaksanaan operasional rencana dan anggaran, dan evaluasi kinerja manajemen mandiri. Sistem
pengendalian manajemen pemerintahan adalah sistem pengendalian perilaku dan tujuan pribadi
tiap SDM melalui peraturan, sistem dan prosedur (termasuk sistem imbalan SDM), agar selaras
(goal congruence) dengan target dan ukuran kinerja organisasi, berbasis budaya idaman, gaya
manajemen yang ideal, sistem komunikasi dan informasi. Formulasi strategi K/L atau Pemda
berbasis visi-misi-sasaran-tupoksi pemda/K/L tersebut, analisis lingkungan eksternal-internal
antara lain propenas atau garis besar haluan pembangunan, analisis ancaman dan peluang
eksternal pemda atau K/L tersebut, analisis kekuatan & kelemahan internal K/L atau Pemda
tersebut. Analisis SWOT dilakukan oleh organisasi pemerintahan antara lain menggunakan buku
rujukan Marketing Of Nation karangan Philip Kotler.
Tahapan perencanaan strategis berbasis SWOT pemerintahan adalah sebagai berikut :
 Perumusan misi dan tujuan organisasi pemerintahan
 Analisis lingkungan eksternal,analisis peluang-ancaman
 Profil internal,audit SD,analisis kekuatan –kelemahan:
 Perumusan strategi terpilih
 Implementasi strategi terpilih dan pengendalian implementasi terfokus pada sasaran

Langkah-langkah perumusan strategi versi Bryson (1995) adalah sebagai berikut:


 Manajemen setuju APBN/APBD berhampiran perencanaan strategis
 Identifikasi wewenang organisasi ,misi-tupoksi yuridis-formal bagi organsisasi.
 Pengungkapan misi dan nilai yang di junjung
 Analisis peluang-ancaman eksternal
 Analisis kekuatan-kelemahan internal
 Identifikasi masalah strategis yang dihadapi organisasi tersebut

8
 Perumusan strategi harus sesuai seluruh elemen tersebut di atas
 Penetapan visi atau cita-cita

2.5 Bagaimana Mengubah Rencana Menjadi Aksi Tindakan

 Buat rencana kerja K/L atau pemda bukan sekedar jatah anggaran bagi K/L atau pemda
 Rencana kerja bersasaran (rencana harus efektif ,mencapai sasaran),bukan sekedar
pelaksana anggaran dan hasil terserah nanti
 Membangun obsesi pada hasil organisasi atau kinerja organisasi ,bukan terfokus hanya
pada belanja atau pengeluaran uang
 Membuat segala hal menjadi tindakan nyata yang mencakupi

2.6 Bagaimana Melakukan Penilaian Kinerja

Membangun sistem penilaian kinerja real time dan obyektif. Membangun sistem
imbalan,teguran,peringatan,sanksi,merupakan kegiatan penuh sepanjang hari,focus kedalam
kemenangan dipastikan ada diruangan kerja. Lakukan perjanjian internal, jam-jam
Gubernur/Bupati/Walikota atau menteri dipastikan ada diruangan kerja .Jangan melanggar,tetap
waspada,bahwa makin banyak rapat luar dan tugas luar bagi atasan ,makin kurang penilaian
kinerja bawahan,pengarahan,dan motivasi kerja.Membangun social reward and punishment bagi
mereka membangun program jenjang karir bagi SDM berkinerja baik,bukan bagi SDM “ jinak
,patuh,manis prilaku terhadap atasan “apalagi” anak emas atasan”. Rampingkan organisasi setiap
saat.

2.7 Bagaimana Melakukan Pengendalian Akuntansi

 Pengendalian akuntansi mencukupi akuntansi sebagai catatan realisasi anggaran


dibandingkan secara real time dengan APBN/APBD untuk mengetahui sisa anggaran
setiap saat.
 Pengendalian akuntansi mencakupi jurnal,buku besar,dan buku pembantu buku besar
seperti buku persediaan perjenis persediaan,buku asset tetap perjenis asset tetap,buku
utang purnama kreditur, dan buku piutang pernama debitur yang merupakan sarana
pengendalian terpenting.
 Akuntansi terkendali apabila laporan keuangan selesai tepat jadwal,laporan keuangan
memperoleh opini WTP dari BPK,didalamnya telah termsuk Laporan Realisasi Anggaran
yang mulus tanpa cacat.
Pengendalian akuntansi tak mencakupi apakah seluruh belanja tahun berjalan dilakukan
sesuai rencana dan mencapai hasil atau dampak diharapkan ,secara efisien. Namun butir 4 ini
akan dapat dilakukan apabila pengendalian akuntansi tak berjalan baik

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
KSAP kini sedang memandang panorama praktik akuntansi pemerintahan NKRI dengan
perasaan bahagia. Pertandingan good governance berlangsung makin ramai dan bersemangat,
Pemerintah Pusat c.q. Kementerian Keuangan mencanangkan tahun Laporan Keuangan (LK)
WTP dan bermaksud merealisasikannya secara berkesinambungan dari tahun ke tahun.
Kementerian Dalam Negeri menentukan target perolehan opini WTP bagi pemda-pemda, dan
mendorong pemda untuk mengejar ketinggalan berakuntansi.
Pemerintah Pusat NKRI c.q. Kementerian Keuangan dan BPK masing-masing membuat
peringkat kualitas LK atau menyelenggarakan kejuaraan Laporan Keuangan, menyebabkan 
kesadaran ber-laporan keuangan makin tinggi.
Bagi hampir seluruh entitas pemerintahan, opini WTP BPK bagi pemda dan K/L adalah
segalanya, karena hal itu menjadi cita-cita dan tujuan pengendalian manajemen pemerintahan
tercapai. Opini BPK tersebut secara implisit mengakui bahwa realisasi anggaran sesuai
APBN/APBD dilaksanakan secara mulus tanpa cacat cela, bahwa setiap sen arus kas masuk dan
keluar telah dipertanggungjawabkan secara baik, bahwa harta pemerintah telah terjaga dan
seluruhnya dilaporkan pada neraca, bahwa utang telah terdaftar paripurna sehingga dapat
digunakan sebagai basis alokasi anggaran pemberesan utang dan pembayaran bunga tahun
anggaran selanjutnya. Secara pelahan dan pasti, fondasi bagi anggaran berbasis akrual dan
anggaran berbasis kinerja mulai terbentuk.
Tidak heran apabila terjadi tren para Gubernur/Bupati/Walikota dan para pimpinan K/L makin
sadar berakuntansi, terjadi tren rapat akuntansi bulanan untuk membersihkan segala hambatan
berakuntansi dan upaya habis-habisan perolehan WTP BPK tersebut, berbagai rapat internal
untuk memerkuat kawalan SPI pada proses akuntansi, dan mencipta tren baru bersurat-bertanya
kepada KSAP, meminta petunjuk Kementerian Keuangan atau Kementerian Dalam Negeri dan
belajar dari para pelaku akuntansi yang lain. Setelah beberapa tahun melayani pertanyaan
pemangku kepentingan, KSAP menerbitkan Bunga Rampai Studi Kasus Akuntansi Pemerintahan
yang dapat diunduh pada situs KSAP.
Untuk keperluan Statistik Keuangan Pemerintahan (Government Financial Statistics),
dibutuhkan bahan baku berupa LK Auditan berkualitas tinggi. Sebagian orang memandang
perburuan Opini WTP adalah naif dan dangkal, sebagian lagi menyatakan sebagai sebuah tujuan
cukup berharga untuk diperjuangkan setiap entitas pemerintahan. Memang, walau opini WTP
dari BPK bukan segalanya, adalah hampir segalanya.
Diramalkan pada masa depan yang dekat, para pejabat entitas pelaporan dan pilkada akan
diwajibkan melalui proper and fit dalam bidang akuntansi, manajemen anggaran dan ber-LK.

8
Sehingga kita tidak heran apabila salah satu butir kampanye penting untuk Pilpres dan Pilkada
masa depan adalah bahwa calon unggulan harus mampu berakuntabilitas secara profesional,
ehm, melalui akuntansi dan LK.

DAFTAR PUSTAKA

Masdiasmo dan Indra Bastian,2002. Akuntansi Sektor publik,Yogyakarta; Gradian Mediatama.

Anda mungkin juga menyukai