Anda di halaman 1dari 19

A

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan.......................................................................2
1.4. Manfaat Penulisan.....................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................3
2.1. Akuntansi Sebagai Alat Perencanaan Organisasi......................3
2.2. Akuntansi Sebagai Alat Pengendalian Organisasi ...................4
2.3. Proses Perencanaan Dan Pengendalian Manajerial Organisasi
Sektor Publik
..........................................................................................................
4
2.4. Peran Akuntansi Manajemen Sektor Publik..............................5
2.5. Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik.......................9
2.6. Tipe Pengendalian Manajemen.................................................10
2.7. Struktur Pengendalian Manajemen...........................................10
2.8. Proses Pengendalian Manajemen Sektor Publik.......................12

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN........................................................15


3.1. Kesimpulan...............................................................................15
3.2. Saran..........................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Akuntansi manajemen sektor publik sangat dibutuhkan dalam pengelolaan organisasi
sektor publik. Akuntansi manajemen memberikan informasi-informasi tidak hanya informasi
keuangan tetapi juga informasi secara keseluruhan. Akuntansi manajemen mambantu
organisasi sektor publik dalam proses perencanaan dan pengendalian. Pada zaman globalisasi
yang semakin kompleks permasalahan yang muncul, maka organisasi publik harus bisa
menyesuaikan diri. Dengan adanya akuntansi manajemen maka bisa membantu organisasi
dalam pencapaian tujuannya dan membantu organisasi membangun hubungan baik antar
bagian dalam organisasi. Proses perencanaan bisa memberikan gambaran yang jelas tentang
target yang akan dicapai organisasi.
Penerapan akuntansi manajemen sektor publik merupakan langkah untuk mengelola
semua sumber daya dalam organisasi. Organisasi sektor publik merupakan organisasi yang
berusaha untuk memberikan pelayanan kepada publik. Supaya publik tidak kecewa maka
pihak intern organisasi harus dikelola dengan baik terlebih dahulu. Dengan akuntansi
manajemen membantu pihak intern untuk mendapatkan kejelasan tugas. Selain itu juga
membantu organisasi dalam melakukan pengendalian. Pengendalian dibutuhkan untuk
menjamin tujuan organisasi yang telah ditetapkan bisa tercapai.
Akuntansi manajemen sektor publik berfungsi sebagai penyedia informasi untuk
pengambilan keputusan ekonomi, sosial, dan politik. Pengaruh aspek-aspek tersebut sangat
besar pada organisasi sektor publik. Akuntansi manajemen dalam organisasi sektor publik
berperan dalam merencanakan strategi, memberikan informasi biaya, penilaian investasi,
penganggaran, dan penentuan biaya pelayanan, dan tarif pelayanan. Sehingga dengan adanya
akuntansi manajemen seluruh kegiatan dalam organisasi sektor publik dapat dikelola dengan
baik.
1.2     Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah pada pembahasan “Akuntansi Manajemen dan
Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik adalah sebagai berikut:
a. Bagaimanakah peran akuntansi dalam organisasi?

1
b. Bagaimanakh proses perencanaan dan pengendalian manajerial organisasi sektor
publik?
c. Apa sajakah tipe pengendalian manajemen?
d. Bagaimanakh struktur pengendalian manajemen?
e. Bagaimanakah proses pengendalian manajemen sektor publik?

1.3     Tujuan
a. Mengetahui penjelasan dari peran akuntansi dalam organisasi
b. Mengetahui proses perencanaan dan pengendalian manajerial organisasi sektor publik
c. Mengetahui tipe-tipe pengendalian manajemen
d. Mengetahui proses pengendalian manajemen sektor public

1.4 Manfaat Penulisan


Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi dan wawasan, serta
meningkatkan pengetahuan mengenai Akuntansi Manajemen dan Sistem Pengendalian Sektor
Publik.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1     Akuntansi Sebagai Alat Perencanaan Organisasi


Perencanaan adalah suatu cara sebuah organisasi dalam menetapkan tujuan dan sasaran
organisasi. Perencanaan meliputi :
1.    Aktivitas yang sifatnya strategik
2.    Aktivitas yang sifatnya taktis
3.    Aktivitas yang sifatnya operasional
Peran akuntansi menajemen dalam perencanaan adalah memberikan informasi historis
dan prospektif. Informasi historis memberikan informasi tentang bagaimana masa lalu
organisasi, apakah semua tujuan dan sasaran organisasi tercapai atau tidak. Sedangkan
informasi prospektif lebih memberikan informasi tentang rencana masa depan, sehingga bisa
memberikan motivasi untuk peningkatan kinerja. Proses perencanaan meliputi:
1. Pengembangan sistem perencanaan
2. Penerapan tujuan
3. Pemilihan alat yang paling tepat untuk memonitor perkembangan pencapaian
tujuan
Pada organisasi sektor publik, lingkungan yang mempengaruhi sangat heterogen.
Tingkat kestabilan lingkungannya dipengaruhi faktor politik dan ekonomi. Informasi
akuntansi diperlukan untuk membuat prediksi-prediksi dan estimasi mengenai kejadian
ekonomi di masa mendatang dikaitkan dengan keadaan ekonomi  dan politik saat ini. Faktor
politik terkadang dapat meracuni organisasi sektor publik dan tidak berbeda dengan faktor
ekonomi. Kedua faktor ini bisa menimbulkan adanya praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Selain itu, globalisasi juga menyebabkan semakin tingginya ketidakpastian. Negara satu
dengan negara lain seakan-akan sudah tidak ada batas. Peristiwa-peristiwa di suau negara
akan dengan cepat diketahui oleh negara lain. Oleh karena itu akuntansi sebagai alat
perencanaan memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan arah organisasi.
Informasi akuntansi sebagai alat perencanaan dapat dibedakan menjadi 3 kelompok
yaitu:
1.    Informasi sifatnya rutin ataukah ad hoc
2.    Informasi kuantitatif ataukah kulaitaif

3
3.    Informasi disampaikan melalui saluran formal ataukah informal
Berdasarkan cara penyampaiannya informasi akuntasi terdiri dari:
1.    Informasi akuntansi disampaikan secara formal
2.    Informasi akuntansi disampaikan secara informal 

2.2         Akuntansi Sebagai Alat Pengendalian Organisasi


Pengendalian adalah suatu  bentuk  pengawasan untuk  menjamin bahwa strategi untuk
mencapai tujuan organisasi dijalankan secara ekonomis, efisian dan efektif. Pola
pengendalian organisasi tergatung pada jenis dan karakteristik organisasi. Organisasi sektor
publik yang sifatnya tiak mengejar laba serta adanya pengaruh politik yang besar, maka alat
pengendaliannya berupa peraturan birokrasi. Akuntansi manajemen memiliki peran utama
dalam pengendalian organisasi yang mengkuantifikasi keseluruhan kinerja terutama dalam
ukuran moneter. Informasi akuntansi, umumnya dinyatakan dalam bentuk ukuran finansial,
sehingga memungkinkan pengintegrasian informasi dari tiap-tiap unit organisasi yang
akhirnya membentuk gambaran kinerja organisasi secara keseluruhan.
Informasi akuntansi sebagai alat pengendalian keuangan (financial control) berbeda
dengan akuntansi sebagai alat pengendalian organsiasi. Pengendalian keuangan terkait
dengan peraturan atau sistem aliran uang dalam organisasi, khusunya memastikan likuiditas
dan solvabilitas organisasi. Pengendalian organisasi terkait dengan pengintegrasian aktivitas
fungsional ke dalam sistem organisasi secara keseluruhan. Pengendalian organisasi
diperlukan untuk menjamin bahwa organisasi tidak menyimpang dari tujuan dan strategi
organisasi yang telah ditetapkan. Pengendalian organisasi membutuhkan informasi yang lebih
luas dibandingkan pengendalian keuangan.

2.3         Proses Perencanaan Dan Pengendalian Manajerial Organisasi Sektor Publik


Perencanaan dan pengendalian adalah dua hal yang perlu dipertimbangkan bersama-
sama. Pengendalian tanpa perencanaan tidak akan berarti karena tidak ada tindak lanjut untuk
mengidentifikasi apakah rencana organisasi telah dicapai. Perencanaan tanpa pengendalian
juga tidak akan berarti karena tidak ada target atau rencana yang digunakan sebagai
pembanding.
Jones and Pendlebury (1996) membagi proses perencanaan dan pengendalian
manajerial pada organisasi sektor publik menjadi lima tahap yaitu:
1.    Perencanaan tujuan dan sasaran dasar.
4
2.    Perencanaan operasional
3.    Penganggaran
4.    Pengendalian dan pengukuran
5.    Pelaporan, analisis, dan umpan balik
Perencanaan tujuan dan sasaran dasar merupakan langkah utama dalam perencanaan.
Dengan adanya tujuan dan sasaran dasar organisasi maka akan diketahui dengan jelas
organisasi harus dibawa ke arah mana dan tujuan apa yang harus dicapai. Perencanaan
operasional memberikan rincian tentang kegiatan apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan
organisasi. Penganggaran membantu organisai untuk mengalokasikan dan mendistribusikan
sumber dana publik secara ekonomis, efisien, efektif, adil, dan merata.
Pengendalian dan pengukuran merupakan cara dalam mengawasi pelaksanaan kegiatan
dalam organisasi untuk meminimalisir dan mendeteksi adanya kecurangan. Pelaporan
merupakan bentuk penyampaian hasil dari seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan. Analisis
diperlukan untuk mengetahui apakah laporan tersebut sudah sesuia dengan keadaan
organisaai ataukah ada praktek manipulasi. Umpan balik berperan penting untuk evaluasi
kinerja organisasi. Dengan adanya umpan balik maka akan membantu organisasi dalam
memperbaiki kekurangan-kekurangan.

2.4     Peran Akuntansi Manajemen Sektor Publik


Peran utama AkMen dalam OSP adalah memberikan informasi akuntansi yang relevan
dan handal kepada manajer untuk melaksanakan fungsi perencanaan dan pengendalian
organisasi. Dalam OSP, perencanaan dimulai sejak dilakukannya perencanaan strategic,
sedangkan pengendalian dilakukan terhadap pengendalian tugas (task control).
Peran akuntansi manajemen dalam organisasi sector public :
1.    Perencanaan strategic;
2.    Pemberian informasi biaya;
3.    Penilaian investasi;
4.    Penganggaran;
5.    Penentuan biaya pelayanan (cost of service) dan penentuan tarif pelayanan
(charging for service); dan
6.    Penilaian kerja

2.4.1 Perencanaan Strategik
5
Pada tahap perencanaan strategic, manajemen organisasi membuat alternative-alternatif
program yang dapat mendukung strategi organisasi, yang telah diseleksi dan dipilih program
yang sesuai dengan skala prioritas dan sumber daya yang dimiliki. Peran akuntansi
manajemen adalah memberikan informasi untuk menentukan berapa biaya program (cost of
program) dan berapa biaya suatu aktivitas (cost of actifity), sehingga manager dapat
menentukan berapa anggaran yang dibutuhkan berkaitan dengan sumberdaya yang dimiliki.
Untuk memberikan jaminan dialokasikannya sumber daya input secara ekonomis,
efisien, dan efektif, maka perlu informasi akuntansi manajemen yang akurat, relefan, dan
handal untuk menghitung besarnya biaya program, aktivitas, atau proyek. System informasi
akuntansi manajemen yang baik adalah dapat mengurangi peluang terjadinya pemborosan,
kebocoran dana, dan mendeteksi program-program yang tidak layak secara ekonomi. Tiga
masalah utama pada akuntansi manajemen sektor publik adalah efisiensi biaya, kualitas
produk, dan pelayanan ( cost, quality, and service ).
Kualitas pelayan publik yang tinggi dan murah dapat diperoleh jika pemerintah
mengadopsi system informasi akuntansi manajemen yang modern. Meskipun pada dasarnya
organisasi public dapat menerapkan teknik akuntansi manajemen yang diterapkan sector
swasta untuk menentukam biaya produk atau pelayanan, tetapi terdapat sedikit perbedaan
antara sector public dengan sector swasta dalam hal penentuan biaya produk/pelayanan. Hal
tersebut dikarenakan sebagian besar biaya pada sector swasta cenderung merupakan
engineered cost yang memiliki hubungan secara langsung dengan output yang dihasilkan,
sementara biaya pada sector public sebagian besar merupakan discretionarycosts yang
ditetapkan di awal periode anggaran dan sering tidak memiliki hubungan langsung antara
aktivitas yang dilakukan dengan output yang dihasilkan. Kebanyakan output yang dihasilkan
di sector public merupakan intangible output yang sulit di ukur.

2.4.2 Pemberian Informasi Biaya


Biaya (cost) dalam konteks organisasi sector public dapat dikategorikan menjadi tiga
kelompok, yaitu :
i. Biaya input, adalah sumber daya yang dikorbankan untuk memberikan pelayanan.
Bisa berupa biaya tenaga kerja dan biaya bahan baku.

6
ii. Biaya output, adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengantar produk hingga
sampai ke tangan pelanggan.
iii. Biaya proses, yang dapat dipisahkan berdasarkan fungsi organisasi, biaya diukur
dengan mempertimbangkan fungsi organisasi.
Akuntansi manajemen sector public memiliki peran yang strategis dalam perencanaan
finansial terkait dengan identifikasi biaya-biaya yang terjadi. Dalam hal ini akuntansi
manajemen sector public membutuhkan cost accounting untuk pengambilan keputusan biaya
serta untuk memberikan informasi mengenai pengeluaran pulik yang dapat digunakan oleh
pihak internal maupun eksternal untuk perencanaan, pengendalian, dan pengambilan
keputusan. Proses penentuan biaya meliputi lima aktifitas, yaitu :
a. Cost finding 
Pemerintah mengakumulasi data mengenai biaya yang dibutuhkan untuk
menghasilkan produk atau jasa pelayanan
b. Cost recording
Dilakukan setelah cost finding berhasil yang meliputi kegiatan pencatatan data
kedalam system akuntansi organisasi
c. Cost analyzing 
Melakukan analisis biaya yang telah di catat, yaitu mengidentifikasi jenis dan
perilaku biaya, perubahan biaya, dan volume kegiatan. Manajemen organisasi harus
dapat menentukan pemicu biya agar dapat dilakukan strategi efisiensi biaya.
d. Strategic cost reduction 
Melakukan strategi penghematan biaya agar tercapaivalue for money.
Karakteristik pendekatan strategi dalam pengurangan biaya adalah sbb :
i. Berjangka panjang
ii. Berdasarkan kultur perbaikan berkelanjutan (continuous improvement) dan
berfokus pada peayanan masyarakat
iii. Manajemen harus bersifat proaktif dalam penghematan biaya
iv. Keseriusan pada manajemen puncak
e. Cost reporting 
Memberikan informasi biaya secara lengkap kepada pimpinan dalam bentuk
internal report yang kemudian diagregasikan ke dalam satu laporan yang akan
disampaikan kepada pihak eksternal.

7
2.4.3 Penilaian Investasi
Dalam hal ini akuntansi manajemen berperan untuk menilai kelayakan investasi secara
ekonomi dan finansial, misalkan saja dalam mengidentifikasi biaya, risiko, dan manfaat atau
keuntungan dari suatu investasi. Dalam penilaian suatu investasi, faktor yang harus
diperhatikan oleh akuntan manajemen adalah tingkat diskonto, tingkat inflasi, tingkat risiko
dan ketidakpastian dan sumber pendanaan untuk investasi yang akan dilakukan.
Penilaian investasi pada sektor public pada dasarnya lebih rumit dibandingkan dengan
di sektor swasta. Teknik-teknik penilaian investasi pada sektor swasta didesain untuk
organisasi yang berorientasi pada laba. Sementara organisasi publik merupakan organisasi
yang tidak berorientasi pada upaya mengejar laba, sehingga terkadang teknik-teknik tersebut
tidak dapat diterapkan untuk sektor publik
Penilaian investasi dalam organisasi public dilakukan dengan menggunakan analisis
biaya manfaat (cost benefit analysis). Tetapi analisis ini terkadang sulit untuk dilakukan,
sehinggan untuk memudahkan kemudian menggunakan anailis efektifitas biaya (cost-
effectiveness analysis). Analisis efektifitas biaya  ini menekankan seberapa besar dampak
yang dicapai dari suatu proyek atau investasi dengan biaya tertentu.

2.4.4 Penganggaran
Akuntansi manajemen sangat erat hubungannya dengan penganggaran. Akuntansi
manajemen berperan untuk memfasilitasi terciptanya anggaran public yang efektif. Terkait
dengan tiga fungsi anggaran, yaitu sebagai alat alokasi sumber daya public, alat distribusi,
dan stabilisasi, maka akuntansi manajemen merupakan alat yang vital  untuk mengalokasikan
dan mendistribusikan sumber dana public secara ekonomis, efisien, efektif, adail, dan merata.
Untuk mencapai hal tersebut harus didukung dengan manajemen sumber daya manusia yang
handal.

2.4.5 Penentuan Biaya Pelayanan (Cost of Service) dan Penentuan Tarif Pelayanan (Charging


for Services)
Akuntansi manajemen digunakan untuk menentukan berapa biaya yang dikeluarkan
untuk memberikan pelayanan tertentu dengan tarif yang akan dibebankan kepada pemakai
jasa pelayanan public, termasuk menghitung subsidi yang diberikan. Penentuan biaya
pelayanan (cost of service) dan penentuan tarif pelayanan (charging for service) merupakan
satu rangkaian yang keduanya sama-sama membutuhkan informasi akuntansi. Dengan
8
informasi akuntansi manajemen, sumber-sumber inefisiensi di organisasi dapat dideteksi dan
dihilangkan.

2.4.6 Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja dilakukan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas
organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam tahap ini, akuntansi
manajemen berperan dalam pembuatan indicator kinerja kunci (key performance indicator)
dan satuan ukur untuk masing-masing aktifitas yang dilakukan.

2.5         Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik


Organisasi memelukan system pengendalian manajemen untuk memberikan jaminan
dilaksanakannya strategi organisasi secara efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi
dapat dicapai. Pengendalian manajemen meliputi beberapa aktifitas, yaitu :
a. perencanaan;
b. koordinasi antar berbagai bagian dalam organisasi;
c. komunikasi informasi;
d. pengambilan keputusan;
e. memotivasi orang-orang dalam organisasi agar berperilaku sesuai dengan tujuan
organisasi;
f. pengendalian, dan  penilaian kinerja.
Kegagalan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dapat terjadi karena
adanya kelemahan atau kegagalan pada salah satu atau beberapa tahap dalam proses
pengendalian manajemen. System pengendalian manajemen sector public berfokus pada
bagaimana melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien serta didukung dengan
perangkat lain berupa struktur organisasi yang sesuai dengan tipe pengendalian manajemen
yang digunakan, manajemen sumber daya manusia, dan lingkungan yang mendukung.

2.6         Tipe Pengendalian Manajemen


Tipe pengendalian manajemen dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu :
a. Pengendalian preventif (preventive control). Dalam tahap ini pengendalian
manajemen terkait dengan perumusan strategi dan perencanaan strategic yang
dijabarkan dalam bentuk program-program.

9
b. Pengendalian operasional (operational control). Dalam tahap ini pengendalian
manajemen terkait dengan pengawasan pelaksanaan program yang telah
ditetapkan melalui alat berupa anggaran. Anggaran digunakan untuk
menghubungkan perencanaan dengan pengendalian.
c. Pengendalian kinerja. Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis
evaluasi kinerja berdasarkan tolak ukur kinerja yang telah ditetapkan.

2.7     Struktur Pengendalian Manajemen


2.7.1 Pusat-pusat Pertanggungjawaban
Terdapat empat jenis pusat pertanggungjawaban yaitu pusat biaya, pusat pendapatan,
pusat laba, dan pusat investasi. Adanya pusat tanggung jawab berguna mewujudkan satu atau
lebih maksud yang disebut dengan cita-cita.
a. Pusat biaya (expense center)
Merupakan pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajer dinilai berdasarkan
biaya yang telah dikeluarkan. Pada pusat biaya, ukuran kinerja dinilai berdasarkan biaya yang
telah digunakan. Contoh pusat biaya pada organisasi sektor publik ialah Departemen
Produksi, Dinas Sosial, dan Dinas Pekerjaan Umum.
b. Pusat Pendapatan (revenue center)
Merupakan pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajer dinilai berdasarkan
pendapatan yang dihasilkan. Pusat pendapatn diukur secara moneter, tetapi tidak ada upaya
formal yang dilakukan untuk mengaitkan input (yaitu, beban atau biaya) dengan output.
Contoh pusat pendapatan adalah Dinas Pendapatan Daerah dan Departemen Pemasaran.
c. Pusat Laba (Profit Center)
Merupakan pusat pertanggungjawaban yang membandingkan input dengan output
dalam satuan moneter. Kinerja manajer dinilai berdasarkan laba yang dihasilkan. Karena laba
merupakan ukuran kinerja yang memungkinkan manajemen senior untuk dapat menggunakan
satu indikator yang komprehensif, dibandingkan jika harus menggunakan beberapa indikator
(beberapa diantaranya menunjuk ke arah yang berbeda). Contoh: BUMN dan BUMD, obyek
pariwisata milik PEMDA, bandara, dan pelabuhan.
d. Pusat Investasi (investmen center)
Merupakan pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajer dinilai berdasarkan laba
yang dihasilkan dikaitkan dengan investasi yang ditanamkan pada pusat pertanggungjawaban
yang dipimpinnya. Investasi merupakan salah satu hal mendasar yang dibutuhkan oleh
10
perusahaan dan dapat memberikan keuntungan bagi investor. Contoh pusat investasi adalah
Departemen Riset dan Pengembangan dan Balitbang.
Pusat pertanggungjawaban memiliki peran penting dalam sistem pengendalian
manajemen. Melalui pusat pertanggungjawaban tersebut anggaran dibuat untuk disah kan dan
dikomunikasikan kepada manajer level menengah dan bawah untuk dilaksanakan.
Struktur organisasi termanifestasi dalam bentuk struktur pusat pertanggungjawaban
(responsibility centers). Tujuan dibuatnya pusat-pusat pertanggungjawaban tersebut adalah:
a. Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja manajer dan unit
organisasi yang dipimpinnya:
b. Untuk memudahkan mencapai tujuan organisasi;
c. Memfasilitasi terbentuknya goal congruence;
d. Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki kompetensi
sehingga mengurangi beban tugas manajer pusat;
e. Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan;
f. Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien; dan
g. Sebagai alat pengendalian anggaran.
Tanggung jawab manajer pusat pertanggungjawaban adalah untuk menciptakan
hubungan yang optimal antara sumber daya input yang digunakan dengan output yang
dihasilkan dikaitkan dengan target kinerja. Input diukur dengan jumlah sumber daya yang
digunkan, sedangkan output diukur dengan jumlah produk/output yang dihasilkan.
   Suatu struktur pusat pertanggungjawan harus mendukung pusat pertanggungjawaban
lainnya. Sehingga penggabungan aktivitas dari masing-masing pusat pertanggungjawaban
seiring dengan tujuan utama perusahaan.Dalam hal ini apapun aktivitas di perusahaan dapat
mendukung tercapainya tujuan perusahaan pada level yang lebih tinggi.

2.8     Proses Pengendalian Manajemen Sektor Publik


Proses pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik dapat dilakukan dengan
komunikasi formal dan informal. Sistem pengendalian manajemen organisasi dirancang
untuk mempengaruhi orang-orang di dalam organisasi tersebut agar berperilaku sesuai
dengan tujuan organisasi. Pengendalian organisasi dapat berupa aturan dan prosedur birokrasi
atau melalui sistem pengendalian dan manajemen informasi yang dirancang secara formal.
Proses pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik dapat dilakukan dengan
menggunakan saluran komunikasi formal maupun informal. Saluran komunikasi formal
11
terdiri dari aktivitas formal dalam organisasi yang meliputi: (1) perumusan strategi (strategy
formulation), (2) perencanaan strategik (strategic planning), (3) penganggaran, (4), dan (5)
evaluasi kinerja. Saluran komunikasi informal dapat dilakukan melalui komunikasi langsung,
pertemuan informal, diskusi, atau melalui metoda management by walking around.
Sistem pengendalian manajemen hendaknya dapat menjadi jembatan dalam
mewujudkan adanya goal congruence, yaitu keselarasan antara tujuan organisasi dengan
tujuan personal. Faktor-faktor yang mempengaruhi goal congruence tersebut dapat
dikategorikan dalam dua kelompok, yaitu faktor pengendalian formal dan faktor informal.
Faktor pengendalian formal misalnya adalah sistem pengendalian manajemen, sistem aturan
(rules of the game), dan reward & punishment system. Sementara itu, faktor informal terdiri
atas faktor eksternal dan internal. Faktor pengendalian informal yang bersifat eksternal,
misalnya etos kerja dan loyalitas karyawan, sedangkan yang bersifat internal misalnya: kultur
organisasi (organitation culture), gaya manajemen (management style), dan gaya
komunikasi(communicationstyle).

2.8.1 Perumusan Strategi
Merupakan proses penentuan visi, misi, ujuan, sasaran, target arah dan kebijakan, serta
strategi organisasi. Perumusan strategi merupakan tugas dan tanggungjawab manajemen
puncak. Hasil perumusan srategi lebih bersifat permanen dan berjangka panjang. Dalam
organisasi baik swasta maupun pemerintahan sangat jarang dilakukan perubahan visi, misi,
dan tujuan organisasi. Yang sering dilakukan adalah revisi srategi atau adopsi strategi baru
untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan yang telah ditetapkan. Biasanya revisi dilakukan
apabila ada pengaruh dari limgkungan yang dapat berupa ancaman atau peluang baru.
Olsen dan Eadie (1982) menyatakan bahwa proses perumusan strategi terdiri atas lima
komponen dasar, yaitu:
i. Pernyataan misi dan tujuan umum organisasi yang dirumuskan oleh manajemen
eksekuitf organisasi dan memberikan rerangka pengembangan strategi serta target
yang akan dicapai.
ii. Analisis atau scanning lingkungan, terdiri dari pengidentifikasian dan pengukuran
(assessment) faktor-faktor eksternal yang sedang dan akan terjadi dan kondisi yang
harus dipertimbangkan pada saat merumuskan strategi organisasi.

12
iii. Profil internal dan audit sumber daya, yang mengidentifikasi dan mengevaluasi
kekuatan dan kelemahan organisasi dalam hal berbagai faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam perencanaan strategik.
iv. Perumusan, evaluasi, dan pemilihan strategi.
v. Implementasi dan pengendalian rencana strategik.
Sementara itu Bryson (1995) membuat model delapan langkah untuk memfasilitasi
proses perumusan strategi, yaitu:
i. Memulai dan menyetujui proses perencanaan strategik.
ii. Identifikasi apa yang menjadi mandat organisasi.
iii. Klarifikasi misi dan nilai-nilai organisasi.
iv. Menilai lingkungan eksternal.
v. Menilai lingkungan internal.
vi. Identifikasi isu strategik yang sedang dihadapi organisasi.
vii. Perumusan strategi untuk me-manage isu-isu.
viii. Menetapkan visi organisasi untuk masa kedepan.

2.8.2 Perencanaan Strategik
Sistem pengendalian manajemen diawali dari perencanaan strategik (strategic plannig).
Perencanaan strategik adalah proses penentuan program-program, aktivitas, atau proyek yang
akan dilaksanakan oleh suatu organisasi dan penentuan jumlah alokasi sumber daya yang
akan dibutuhkan.
Perbedaannya dengan perumusan strategi adalah perumusan strategi merupakan proses
untuk menentukan strategi, sedangkan perencanaan strategik adalahproses menentukan
bagaimana mengimplementasikan strategi tersebut. Hasil perencanaan strategik berupa
rencana-rencana strategik. Perencanaan strategik merupakan proses menurunkan strategi
dalam bentuk program-program.

2.8.3 Penganggaran
Tahap penganggaran dalam proses pengendalian manajemen sektor publik merupakan
tahap yang dominan. Proses penganggaran pada organisasi sektor publik memiliki
karakteristik yang agak berbeda dengan penganggaran pada sektor swasta. Perbedaan tersebut
terutama adalah adanya pengaruh politk dalam proses penganggaran.

13
2.8.4 Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah tahap akhir dari proses pengendalian manajemen, yang
merupakan bagian dari proses pengendalian manajemen yang dapat digunakan sebagai alat
pengendalian. Pengendalian manajemen melalui sistem penilaian kinerja dilakukan dengan
cara menciptakan mekanisme reward&punishment. Sistem pemberian penghargaan (rewards)
dan hukuman (punishment) digunakan sebagai pendorong bagi pencapaian strategi.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pengendalian manajemen meliputi beberapa aktivitas, yaitu: (1) perencanaan, (2)


koordinasi, (3) komunikasi informasi, (4) pengambilan keputusan, (5) memotivasi, (6)
pengendalian, dan (7) penilaian kinerja. Akuntansi manajemen sektor publik memegang
peran kunci sebagai penyedia informasi bagi manajer untuk perencanaan dan pengendalian.
Proses pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik dapat dilakukan dengan
menggunakan saluran komunikasi formal maupun informal. Sistem pengendalian manajemen
suatu organisasi dirancang untuk mempengaruhi orang-orang di dalam organisasi tersebut
agar berperilaku sesuai dengan tujuan organisasi. Sistem pengendalian manajemen harus
didukung dengan struktur organisasi yang baik. Struktur organisasi termanifestasi dalam
bentuk struktur pusat pertanggungjawaban (responsibility centers).

Akuntansi  sebagai alat perencanaan organisasi  membantu OSP untuk mendapatkan


informasi historis dan prospektif.  Informasi historis memberikan informasi tentang kinerja
organisasi masa lalu, sedangkan informasi prospektif memberikan informasi tentang rencana
masa depan yang ingin dilakukan.  Proses perencanaan meliputi pengembangan sistem
perencanaan, penerapan tujuan, pemilihan alat yang paling tepat dalam pencapaian tujuan
yang ditetapkan.  Perencanaan ini membantu organisasi untuk menetapkan tujuan dan sasaran
organisasi. Sehingga masa depan organisasi jelas. Perencanaan ini salah satu tindakan yang
membantu organisasi untuk menyesuaikan diri dengan ketidakstabilan lingkungan. Sehingga
organisasi tidak terlindas oleh zaman. Akuntansi sebagai alat pengendalian merupakan suatu
bentuk pengawasan untuk menjamin bahwa strategi untuk mencapai tujuan organisasi sudah
dijalankan dengan baik dan sesuai prosedur.  Pengendalian dan perencanaan saling
mempunyai ketergantungan. Perencanaan tanpa pengendalian tidak akan berarti, begitu
sebaliknya.

Peran Akuntansi Manajemen dalam OSP meliputi perencanaan strategic, pemberian


informasi biaya yg di dalamnya terdapat  5 aktivitas (cost finding, cost recording, cost
analyzing, strategic cost reduction, dan cost reporting),  penilaian investasi, penganggaran,
penentuan biaya pelayanan (cost of service) dan penentuan tarif pelayanan (charging for
15
service) serta penilaian kerja. Dalam pengendalian manajemen terdapat beberapa aktivitas,
yaitu perencanaan,koordinasi antar berbagai bagian dalam organisasi, komunikasi
informasi, pengambilan keputusan, memotivasi orang-orang dalam organisasi agar
berperilaku sesuai dengan tujuan organisasi, pengendalian, dan penilaian kinerja.
Tipe pengendalian manajemen terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu pengendalian
preventif, pengendalian operasional, dan pengendalian kerja. Struktur pengendalian
manajemen meliputi pusat pertanggungjawaban pada tiap-tiap bagian. Diantaranya yaitu
pusat biaya, pusat pendapatan, pusat laba, dan pusat investasi. Setiap pusat-pusat
pertanggujawaban bertugas untuk melaksanakan program atau aktivitas tertentu. Proses
pengendalian manajemen pada OSP meliputi komunikasi formal melalui perumusan strategi,
perencanaan strategik, penganggaran, dan evaluasi kinerja. Sedangkan komunikasi informal
melalui komunikasi langsung, peremuan informal, diskusi, atau melalui metoda management
by walking around.

3.2 SARAN
Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi seluruh mahasiswa/i
khususnya para pembaca agar dapat terus meningkatkan sumber daya manusia yang dalam
usahanya dan selalu mengembangkan reverensi agar pengentahuan akan Akuntansi
Manajemen dan Sistem Pengendalian Sektor Publik dapat berkembang.

16
DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Edisi Ketiga, Erlangga.
Jakarta

Mardiasmo, 2008. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi. Yogyakarta

Mardiasmo, 2005. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi. Yogyakarta

Mardiasmo, 2002. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi. Yogyakarta

https://repository.uin-suska.ac.id/4384/5/9.%20BAB%20II.pdf

17

Anda mungkin juga menyukai