Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dalam Mata Kuliah Akuntansi Sektor Publik
Dosen Pembimbing : Herda Nengsy, SE., M.Ak
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
AKUNTANSI V/A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI
T.A 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga berkat karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Akuntansi Manajemen
Sektor Publik”
Dalam penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih pada semua
pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini
Dalam penyusunan, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan
memberikan wawasan yang lebih luas bagi pembacanya. kami menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini terdapat kelebihan dan kekurangan sehingga kami
mengharap kritik dan saran yang dapat memperbaiki untuk penulisan makalah
selanjutnya
Terima kasih.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sektor publik berbeda dengan sektor swasta dalam beberapa hal terutama
sistem penentuan biaya produk/pelayanan dan penilaian investasi yang lebih rumit
dibandingkan dengan sektor swasta. Sektor publik yang baik mempengaruhi
seberapa maju dan berkembangnya suatu negara. namun, di era modern ini apakah
sektor publik di Indonesia telah berkembang atau belum? Sudahkah sektor publik di
Indonesia memberikan kualitas pelayanan terbaik mereka kepada masyarakat? Lalu
bagaimana sistem pengendalian dan manajerial dalam organisasi sektor publik?
Oleh karena itu, penyusun tertarik untuk meneliti dan membahas lebih lanjut
tentang bagaimana sistem perencanaan dan pengendalian serta peran akuntansi
manajemen pada sektor pulbik dalam makalah yang berjudul “Akuntansi
Manajemen Sektor Publik”
4
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN MAKALAH
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
B. AKUNTANSI SEBAGAI ALAT PERENCANAAN ORGANISASI
7
C. AKUNTANSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN ORGANISASI
Organisasi bisnis yang bersifat pada orientasi perolehan laba, maka alat
pengendaliannya bertumpu pada mekanisme negoisasi. Sementara itu,
organisasi sektor publik bersifat nonprofit serta adanya pengaruh politik,
maka pengendaliannya berupa peraturan birokrasi.
8
D. PROSES PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN MANAJERIAL
ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
9
E. PERAN AKUNTANSI MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK
10
sebagian besasr merupakan discretionary costs yang di tetapkan di awal
priode anggaran dan sering tidak memiliki hubungan langsung antara
aktivitas yang di lakukan dengan output yang di hasilkan, kebanyakan otput
yang di hasilkan di sektor publik merupakan intangible output yang sangat
di ukur.
Karena sebagian besar biaya yang terjadi di sektor publik merupakan
discretionary cost, maka peran manajemen sektor publik erat dengan
proses pemilihan program, penentuan biaya dan manfaat program serta
penganggaran. Akuntansi manajemen sektor publik juga berfungsi untuk
memfasilitasi di hasilkannya anggaran sektor publik yang efektif, efesien,
dan ekonomis.
2. Pemberian informasi biaya
Biaya (cost) dalam konteks organisasi sektor publik apat dikatagorikan
menjadi tiga kelompok, yaitu:
a. Biaya input, Biaya input adalah sumber daya yang dikorbankan untuk
memberikan pelayanan. Biaya input bisa berupa biaya tenaga kerja dan
biaya bahan baku.
b. Biaya output, Biaya output adalah biaya yang dikeluarkan untuk
mengantarkan produk hingga sampai ketangan pelanggan. Pada
organisasi sektor publik output diukur dengan berbagai cara tergantung
pada pelayanan yang dihasilkan. Sebagai misal untuk perusahaan
transportasi massa, biaya mungkin diukur berdasarkan biaya per
penumpang.
c. Biaya proses, Biaya proses dapat dipisahkan berdasarkan fungsi
organisasi. Biaya diukur dengan mempertimbangkan fungsi organisasi,
misalnya biaya depertemen produksi, departemen personalia, biaya
dinas-dinas, dan sebagainya.
11
Akuntansi manajemen sektor publik memiliki peran yang strategis
dalam perencanaan finansial terkait dengan identifikasi biaya-biaya yang
terjadi. Proses penentuan biaya meliputi aktivitas, yaitu: cost finding, cost
recording, cost analyzing, strategic cost reduction, dan cost reporting.
12
c) Manajemen harus bersifat proaktif dalam melakukan penghematan
biaya.
d) Keseriusan manajemen puncak (top manager) merupakan penentu
efektivitas program pengurangan biaya karena pada dasarnya
manajemen biaya strategik merupakan tone from the top.
5) Cost reporting , Tahap terakhir adalah memberikan informasi biaya
secara lengkap kepada pimpinan dalam bentuk internal report yang
kemudian diagresasikan kedalam satu laporan yang akan disampaikan
kepada pihak eksternal. Akuntansi manajemen hendaknya dapat
mendukung dan memperkuat pelaksaan prinsip value for money dan
public accountability organisasi sektor publik.
3. Penilaian Investasi
Akuntansi manajemen dibutuhkan pada saat organisasi sektor publik
hendak melakukan investasi untuk menilai kelayakan investasi secara
ekonomi dan finansial. Karena untuk mendapatkan nilai investasi
diperlukan analisis biaya, resiko dan manfaat dari suatu investasi. Penilaian
investasi disektor publik pada dasarnya lebih rumit dibandingkan dengan
disektor swasta. Pada sektor swasta terdapat beberapa teknik penilaian
investasi seperti net present value, internal rate of return, accounting rate of
return dan payback periode. Penilaian investasi dalam organisasi publik
dilakukan dengan analisis biaya-manfaat, namun terdapat kesulitan dalam
menentukan biaya dan manfaat dari suatu investasi yang akan dilakukan.
Hal tersebut karena biaya dan manfaat yang harus dianalisis tidak hanya
dilihat dari sisi finansialnya saja akan tetapi harus mencakup biaya sosial
dan manfaat yang diperoleh dari investasi yang diajukan. Kemudian
digunakan analisis efektifitas biaya menekankan seberapa besar dampak
13
(outcome) yang dicapai dari suatu proyek atau investasi dengan biaya
tertentu.
4. Penganggaran
Akutansi manajemen berperan untuk memfasilitasi terciptanya anggaran
publik yang efektif. Terkait dengan tiga fungsi anggaran yaitu sebagai alat
alokasi sumber daya publik, alat distribusi dan stabilisasi maka akuntansi
manajemen merupakan alat yang vital untuk proses mengalokasikan dan
mendistribusikan sumber dana publik secara ekonomis, efisien, efektif, adil
dan merata
5. Penentuan Biaya Pelayanan
Akuntansi manajemen digunakan untuk menentukan berapa biaya yang
dikeluarkan untuk memberikan pelayanan tertentu dan berapa tarif yang
akan dibebankan kepada pemakai jasa atau pelayanan publik termasuk
menghitung subsidi yang diberikan . penentuan biaya pelayanan dan
penentuan tarif pelayanan merupakan suatu rangkaian yang keduanya
sama-sama membutuhkan informasi akuntansi.
6. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja dilakuka untuk mengetahui tingkat efisiensi dan
efektifitas organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam
penilaian kinerja, akuntansi manajemen berperan dalam pembuatan
indikator kinerja kunci dan satuan ukur untuk masing-masing aktivitas
yang dilakukam
14
F. ISU-ISU AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
1. Tantangan Profesi Akuntan Indonesia Menuju Tahun 2020
Akuntan Indonesia kini menghadapi berbagai tantangan baru, baik
tantangan yang datang dari dalam profesi maupun dari luar profesi. Dari
dalam profesi tantangannya berupa banyaknya standar-standar baru yang
harus diterapkan. Sejalan dengan konvergensi IFRS dan ISA, serta
pronouncement lainnya yang diterbitkan IFAC, maka organisasi akuntan
Indonesia terus menerus melakukan adopsi standar-standar tersebut,
melakukan pendidikan kepada akuntan, serta . melakukan sosialisasi
kepada masyarakat, perguruan tinggi, industri, dsb.
Tantangan dari luar profesi datang dari berbagai pihak, mencakup
tantangan meningkatnya tuntutan governance dari pihak pemakai jasa
akuntan, regulasi yang lebih ketat oleh pemerintah, serta tantangan
menjaga kepercayaan pemerintah ditengah-tengah masih sedikitnya
jumlah akuntan publik di Indonesia.
Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini, semakin
banyak investasi ditempatkan di Indonesia, baik oleh investor dalam
negeri maupun luar negeri. Demikian juga kredit perbankan tumbuh
secara positif. Pada saat investasi dan kredit perbankan bergerak positif
maka semakin tinggi tuntutan kepada akuntan untuk menegakkan
governance. Akuntan dipadang sebagai salah satu pihak yang sangat
kompeten untuk menjaga risiko investasi dan perkreditan dari investor
atau kreditur. Kemudian, masih sejalan dengan tuntutan governance
tersebut, pemerintah Indonesia kini aktif membuat peraturan untuk
profesi akuntan publik. Pembatasan rangkap jabatan dan pemberian jasa,
aturan quality control dan independensi sengaja dibuat untuk memenuhi
tuntutan governance di satu sisi, namun disisi lain menjadikan profesi
akuntan penuh dengan aturan.
15
Di sisi lain, tantangan juga timbul dari kepercayaan pemerintah pada
akuntan publik yang merencanakan pada masa datang laporan audit
diakui sebagai dasar perhitungan pajak oleh dirjen pajak. Tentu saja jika
wacana ini dilaksanakan maka akan semakin besar peluang pasar jasa
akuntan publik di Indonesia. Tantangan dari wacana pemerintah ini
adalah jumlah akuntan publik masih sedikit. Saat ini jumlah akuntan
publik baru 1100 orang dan jumlah KAP baru 400 kantor. Tentu jumlah
ini sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah perusahaan sebanyak
16.000 dan penduduk Indonesia 240 Juta jiwa.
Per 31 Juli 2010, menurut data Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), ada
8.832 anggota perorangan organisasi tersebut, 1.407 di antaranya adalah
akuntan publik sementara 3.680 adalah akuntan yang bekerja di sektor
publik. Saat ini Indonesia sedang mempersiapkan sistem laporan
keuangan perusahaan yang berkiblat pada standar internasional atau
International Financial Reporting Standards (IFRS) yang akan
diberlakukan mulai Januari 2012.
Pertama, pemerintah perlu memperhatikan dan mengusahakan
pendidikan bagi akuntan dan menambah jumlah akuntan secara
berkelanjutan demi menjaga sistem akuntansi yang ditetapkan.
“Pendidikan yang diberikan perlu disesuaikan dengan perkembangan
sistem akuntansi, termasuk bagaimana meningkatkan kemampuan para
akuntan yang sudah bekerja saat ini mengingat standar akuntasi dan
pemeriksaan keuangan terus berubah,” kata Samia.Kedua, menerapkan
aturan akuntansi, sesuai dengan Undang-undang yang disahkan,
khususnya bagi perusahaan publik dan perusahaan yang tercatat dalam
pasar modal. Rekomendasi ketiga adalah pengawasan implementasi
aturan, mengingat proses konvergensi sistem laporan keuangan lama
menjadi sistem IFRS perlu dipahami oleh manajemen perusahaan dan
16
badan pengawas laporan keuangan yaitu Bank Indonesia dan Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK).
17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Akuntansi manajemen sektor publik memiliki ikatan yang erat dengan
sistem pengendalian manajemen sektor publik. Sistem pengendalian
manajemen sektor publik memiliki dua komponen, yaitu proses pengendalian
dan struktur pengendalian manajemen.
18
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/dirgahayumaulina/555471036523bd
d91d4aef45/isu-isu-akuntansi-sektor-publik-di-indonesia
Mardiasmo, Akuntansi Sektor Publik.Yogyakarta:ANDI
https://republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/18/06/28/pb0wrt383-
wamenkeu-riset-akuntansi-keuangan-negara-masih-jarang
19