Anda di halaman 1dari 18

KARAKTERISTIK ORGANISASI DAN LINGKUNGAN SEKTOR PUBLIK

Untuk Memenuhi Tugas


Pada Mata Kuliah Akuntansi Sektor Publik

Kelas EG

Disusun Oleh:
Hisyam Fauzy
Ernesta Kareri Hara
Brigitha L.Y. Bria

PROGRAM MAGISTER ILMU AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
DAFTAR ISI

COVER .............................................................................................................................................

DAFTAR ISI .................................................................................................................................. i

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang .....................................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................1
1.3 Tujuan .................................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................2

2.1 Pengertian Dan Ruang Lingkup Akuntansi Sektor Publik ...............................................2


2.2 Sifat dan Karakteristik Akuntansi Sektor Publik ..............................................................4
2.3 Peran Akuntansi dalam Organisasi Sektor Publik ............................................................5
2.4 Entitas dalam Akuntansi Sektor Publik ............................................................................5
2.5 Value for Money ...............................................................................................................6
2.6 Perbedaan dan Persamaan Sektor Publik dan Sektor Swasta ...........................................7
2.7 Tujuan Akuntansi Sektor Publik .......................................................................................9
2.8 Perkembangan Akuntansi Sektor Publik ..........................................................................9
2.9 Akuntansi Sektor Publik dan Good Corporate Governance ...........................................10
2.10 Akuntabilitas Publik........................................................................................................12
2.11 Privatisasi ........................................................................................................................13
2.12 Otonomi Daerah ..............................................................................................................13

BAB III PENUTUP ......................................................................................................................15

3.1 Kesimpulan .....................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................16

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan kegiatan pemerintahan atau dikenal akuntansi sektor publik dan organisasi
non-laba terus meningkat sejalan dengan perkembangan kegiatan pembangunan, globalisasi dan
era reformasi. Dalam melaksanakan kegiatan yang semakin rumit, informasi memegang peranan
yang sangat penting. Salah satu informasi yang dibutuhkan adalah informasi akuntansi sektor
publik, baik untuk tujuan pertanggungjawaban maupun manajerial.
Akuntansi sektor publik berbeda secara luas dengan akuntansi sektor privat. Hal ini berkaitan
dengan perbedaan karakteristik lingkungan organisasional diantara keduanya. Untuk memahami
akuntansi sector publik, kita perlu mengetahui seluk-beluk entitas organisasinya.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan dibahas tentang karakteristik organisasi dan lingkungan sektor
publik. Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah dengan pengertian ruang lingkup
akuntansi sektor publik, sifat dan karakteristik akuntansi sektor publik, value for money,
perbedaan dan persamaan sektor publik dan sektor swasta, tujuan akuntansi sektor publik,
perkembangan akuntansi sektor publik, akuntansi sektor publik dan good corporate governance,
akuntabilitas publik, privatisasi dan otonomi daerah.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui karateristik organisasi dan lingkungan
sektor publik seperti pengertian dan ruang lingkup akuntansi sektor publik, sifat dan karakteristik
akuntansi sektor publik, value for money, perbedaan dan persamaan sektor publik dan sektor
swasta, tujuan akuntansi sektor publik, perkembangan akuntansi sektor publik, akuntansi sektor
publik dan good corporate governance, akuntabilitas publik, privatisasi dan otonomi daerah.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dan Ruang Lingkup Akuntansi Sektor Publik


Akuntansi sektor publik telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Saat ini terdapat
perhatian yang besar terhadap praktik akuntansi yang dilakukan oleh lembaga-lembaga
pemerintah, perusahaan milik Negara/daerah, dan berbagai organisasi publik lainnya
dibandingkan masa-masa sebelumnya. Organisasi sektor publik kini tengah menghadapi tekanan
untuk lebih efisien, memperhitungkan biaya sosial serta dampak negatif atas aktifitas yang
dilakukan.
Akuntansi sektor publik memiliki kaitan yang erat dengan penerapan dan perlakuan
akuntansi pada domain publik. Domain publik sendiri memiliki wilayah yang lebih luas dan
kompleks dibandingkan dengan sektor swasta. Secara kelembagaan, domain publik antara lain
meliputi badan-badan pemerintahan (pemerintah pusat dan daerah serta unit kerja pemerintah),
perusahaan milik Negara, yayasan, organisasi politik, organisasi masa, lembaga swadaya
masyarakat, dan organisasi nirlaba lainnya. Jika dilihat dari variabel lingkungannya, sektor
publik dipengaruhi oleh banyak faktor tidak hanya ekonomi semata, akan tetapi faktor politi,
budaya, historis.
Istilah sektor publik memiliki beragam pengertian. Dari sudut pandang ilmu ekonomi,
sektor publik dapat dipahami sebagai suatu entitas yang aktivitasnya berhubungan dengan usaha
untuk menghasilkan barang dan pelayanan publik dalam rangka memenuhi kebutuhan dan hak
publik.
Beberapa tugas dan fungsi sektor publik sebenarnya dapat juga dilakukan oleh sector
swasta. Misalnya tugasnya untuk menghasilkan beberapa jenis pelayanan publik seperti layanan
komunikasi, penarikan pajak, pendidikan, transportasi publik dan sebagainya. Akan tetapi, untuk
tugas tertentu keberadaan sector publik tidak dapat digantikan oleh sektor swasta. Misalnya
fungsi birokrasi pemerintahan, sebagai konsekuensinya akuntansi sector publik dalam beberapa
hal sama dengan akuntansi sektor swasta.
Meskipun terdapat perbedaan diantara kedua sector tersebut yang perlu ditekankan bukan
pada mencari perbedaan dan mempertentangkan antara sector publik dan sektor swasta. Focus

2
perhatian hendaknya lebih ditekankan pada upaya untuk memajukan sector publik yang dianggap
kurang efisien dan kurang menarik agar tidak tertinggal jauh dengan sector swasta yang di
pandang lebih maju dan efisien.
Pengertian sector publik secara kelembagaan adalah sector publik meliputi badan-badan
pemerintahan (pemerintahan pusat dan daerah serta unit-unit kerja pemerintah), perusahaan milik
Negara (BUMN), BUMD, yayasan, ormas dan parpol, LSM, universitas, dan organisasi nirlaba
lainnya.
Jika dilihat dari variable lingkungan, sector publik tidak hanya di pengaruhi oleh factor
ekonomi, tetapi juga di pengaruhi oleh factor-faktor lain seperti politik, social, budaya dan
historis yang menimbulkan perbedaan dalam pengertian, cara pandang, dan definisi pandang
ilmu ekonomi, sector publik dapat dipahami sebagai entitas yang aktivitasnya menghasilkan
barang dan layanan publik dan memenuhi kebutuhan dan hak publik.
Abdul halim menyatakan definisi akuntansi sector publik adalah sebagai berikut:
“akuntansi sector publik adalah sebuah kegiatan jasa dalam rangka penyediaan informasi
kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan dari sebuah entitas (entitas yang dimaksud mengacu
seperti: pemerintahan, perusahaan milik Negara, organisasi nirlaba) guna pengambilan keputusn
ekonomi dari pihak-pihak yang berkepentingan atas berbagai alternatif dan arah tindakan”.
Definisi akuntansi sector publik menurut indra bastian (2006) adalah: “Akuntansi sector
publik adalah mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana
masyarakat di lembaga-lembaga tinggi Negara dan depertemen-depertemen dibawahnya,
pemerintah daerah, BUMN, BUMD, LSM, dan yayasan social pada proyek-proyek kerja sama
sector publik dan swasta”.
Pengertian akuntansi sector publik menurut mardiasmo dalam bukunya yang berjudul
“akuntansi sector publik’’ adalah: “Akuntansi sector publik adalah tujuan utama organisasi
bukan untuk memaksimumkan laba tetapi memberikan layanan publik (public service) dan
merupakan alat informasi baik bagi pemerintah sebagai manajemen maupun alat informasi bagi
publik”.

3
2.2 Sifat dan Karakteristik Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi sektor publik berbeda dengan akuntansi pada sektor swasta dalam beberapa hal.
Perbedaan sifat dan karakteristik akuntansi tersebut disebabkan karena adanya perbedaan
lingkungan yang mempengaruhi. Komponen lingkungan yang mempengaruhi organisasi sektor
publik meliputi faktor ekonomi, politik, kultur dan demografi.
a. Faktor ekonomi
 Pertumbuhan ekonomi
 Tingkat inflasi
 Pertumbuhan pendapatan perkapita
 Struktur produksi
 Tenaga kerja
 Arus modal dalam negeri
 Cadangan devisa nilai tukar mata uang
 Infrastruktur
 Teknologi
 Kemiskinan dan kesenjangan ekonomi
 Sektor informasi
b. Faktor politik
 Hubungan Negara dan masyarakat
 Legitimasi pemerintah
 Tipe rezim yang berkuasa
 Ideologi Negara
 Jaringan internasional
 Kelembagaan
 Elit politik dan massa
c. Faktor kultural
 Keragaman suku, ras, agama, bahasa dan budaya
 Sistem nilai dimasyarakat
 Historis
 Sosiologi masyarakat

4
 Karakteristik masyarakat
d. Faktor demografi
 Pertumbuhan penduduk
 Struktur usia penduduk
 Migrasi
 Tingkat kesehatan

2.3 Peran Akuntansi dalam Organisasi Sektor Publik


Akuntansi merupakan bentuk akuntabilitas publik, transparansi, dan prediktabilitas kinerja
organisasi. Hal ini merupakan penekanan besar yang ditujukan pada organisasi publik yang
menghendaki keterbukaan, transparansi, perlakuan adil, ketidakberpihakan (pada golongan) dan
prediktabilitas (Chritensen dkk., 2007).
Akuntansi sektor publik mencakup proses manajerial dan pertanggungjawaban. Proses
manajerial mencakup proses perencanaan, penganggaran dan ratifikasi anggaran yang mencakup
penentuan pos-pos kegiatan (aktivitas) beserta anggarannya. Akuntansi sektor publik sering
disebut sebagai akuntansi dana karena kekhasan dalam fokus pencairan sumber dan alokasi dana
dari dan untuk publik. Sedangka pertanggungjawaban mencakup semua laporan mengenai
realisasi anggaran dan kegiatan. Dalam akuntansi sektor publik, anggaran merupakan focal point
sebagai landasan operasional organisasi. Dalam pelaksanaan kegiatan (operasional) organisasi
sektor publik harus patuh pada anggaran yang disahkan. Sehingga sifat dan pelaksanaan
anggaran dalam sektor publik adalah mandatory.

2.4 Entitas dalam Akuntansi Sektor Publik


Entitas dalam akuntansi sektor publik memiliki domain yang cukup luas dan berbagai macam
bentuk, seperti entitas pemerintahan, yayasan, lembaga swadaya masyarakat (LSM), partai
politik organisasi masyarakat (Ormas), lembaga keagamaan dan tempat ibadah, lembaga
kesehatan dan pendidikan, dan bentuk organisasi lainnya yang tidak berorientasi kepada
keuntungan. Berbagai macam organisasi sektor publik tersebut, selain entitas pemerintahan dapat
dikuasai oleh pemerintah maupun nonpemerintah (masyarakat).

5
Entitas merupakan entitas dalam sektor publik yang memiliki domain dan ruang lingkup
paling luas sehingga pembahasan dalam akuntansi sektor publik didominasi oleh pembahasan
akuntansi pemerintahan. Entitas pemerintahan terbagi menjadi pemerintah pusat dan pemerintah
daerah. Ruang lingkup entitas pemerintah pusat meliputi lembaga kepresidenan, kementrian dan
lembaga Negara. Sedangkan entitas pemerintah daerah meliputi pemerintah provinsi, pemerintah
kabupaten. Dan pemerintah kota.
Sementara itu, entitas dalam akuntansi pemerintahan dibagi menjadi dua entitas yaitu entitas
pelaporan dan entitas akuntansi. Entitas pelaporan merupakan unit dalam struktur pemerintahan
(pusat atau daerah) yang terdiri antara satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan
perundang-undangan wajib meyampaikan laporan keuangan. Sedangkan entitas akuntansi
merupakan unit pemerintah pengguna anggaran yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi
dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas keuangan.

2.5 Value for Money


Value for money merupakan konsep pengelolaan organisasi publik sektor publik yang
mendasari pada tiga elemen utama, yaitu ekonomi, efisiensi, dan efektivitas.
a. Ekonomi
Pemerolehan input dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada harga yang terendah.
b. Efisiensi
Pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu atau penggunaan input yang
terendah untuk mencapai output tertentu
c. Efektifitas
Tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan. Secara sederhana
efektifitas merupakan perbandingan outcome dengan output.
Selain tiga komponen di atas, terdaapt dua elemen lain yaitu keadilan (equity) dan
pemerataan atau kesetaraan (equality). Keadilan mengacu pada adanya kesempatan social yang
sama untuk mendapatkan pelayanan publik yang berkualitas dan kesejahteraan ekonomi. Selain
keadilan, perlu dilakukan distribusi secara merata (equality). Artinya, penggunaan uang publik
hendaknya tidak hanya terkonsentrasi pada kelompok tertentu saja, melainkan dilakukan secara
merata.

6
Value for money dapat tercapai apabila organisasi telah menggunakan biaya input paling
kecil untuk mncapai output optimum dalam rangka tujuan organisasi. Manfaat implementasi
konsep value for money pada orrganisasi sektor publik antara lain:
a. Meningkatkan efektivitas pelayanan publik, dalam arti pelayanan yang diberikan tepat
sasaran.
b. Meningktakan mutu pelayanan publik
c. Menurunkan biaya pelayanan publik karena hilangnya inefisiensi dan terjadinya
penghematan dalam penggunaan input
d. Alokasi belanja yang lebih berorientasi pada kepentingan publik
e. Meningkatkan kesadaran akan uang publik sebagai akar pelaksanaan akuntabilitas publik.

2.6 Perbedaan dan Persamaan Sektor Publik dan Sektor Swasta


Perbedaan sifat dan karakteristik sektor publik dengan sektor swasta daapt dilihat dengan
membandingkan beberapa hal, yaitu:
a. Tujuan organisasi
Pada sektor swasta terdaapt semangat untuk memaksimalkan laba, sedangkan pada sektor
publik tujuan utama organisasi bukan untuk memkasimalkan laba tetapi pemberian pelayanan
publik, seperti pendidikan, kesehatan masyarakat, keamanan. Pada sektor swasta tujuan finansial
diorientasikan pada maksimalisasi laba untuk memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham,
sedangkan pada sektor publik tujuan finansial diorientasikan untuk maksimalisasi pelayanan
publik.

b. Sumber pembiayaan
Pada sektor publik sumber pendanaan berasal dari pajak dan retribusi, charging of service,
laba perusahaan milik Negara, pinjaman pemerintah berupa utang luar negeri dan obligasi
pemerintah, dan lain-lain pendapatan Negara yang sah yang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang telah ditetapkan. Sumber pembiayaan pada sektor swasta lebih
fleksibel dan memiliki varisai yang yang lebih banyak. Pada sektor swasta sumber pembiayaan
disahkan menjadi sumber pembiayaan internal dan sumber pembiayaan eksternal. Sumber
pembiayaan internal tersiri dari bagian laba yang diinvestasikan kembali keperusahaan dan

7
modal pemilik. Sedangkan sumber pembiayaan eksternal misalnya utang bank, penerbitan
obligasi, dan pemnerbitan saham baru.
c. Pola tanggungjawab
Sektor swasta bertanggungjawab kepada pemilik perusahaan (pemegang saham) dan kreditor
atas dana yang diberikan. Pada sektor publik manajemen bertanggungjawab kepada masyarakat
karena sumber dana yang digunakan organisasi sektor publik dalam rangka pemberian pelayanan
publik berasal dari masyarakat. Pola pertanggungjawaban disektor publik bersifat vertical dan
horizontal. Pertanggungjawaban vertical adalah pertanggungjawaban atas pengelolan dana
kepada otoritas yang lebih tinggi, misalnya pertanggungjawaban pemerintah daerah kepada
pemerintah pusat dan pemerintah pusat keparlemen. Pertanggungjawaban horizontal adalah
pertanggungjawaban kepada masyarakat luas.
d. Struktur organisasi
Struktur organisasi pada sektor publik bersifat birokratis, kaku, dan hierarkis, sedangkan
pada sektor swasta lebih fleksibel.
e. Karakteristik anggaran dan stakeholder
Pada sektor publik rencana anggaran dipublikasikan kepada masyarakat secara terbuka untuk
dikritisi dan didiskusikan. Anggaran bukan sebagai rahasia Negara. Pada anggaran sektor swasta
bersifat tertuttup bagi publik karena anggaran merupakan rahasia perusahaan. Stakeholder pada
sektor publik lebih beragam disbanding sektor swasta karena sektor publik memiliki cakupan
yang lebih luas.
f. Sistem akuntansi yang digunakan
Sistem akuntansi yang digunakan pada sektor swasta adalah akuntansi berbasis akrual,
sedangkan pada sektor publik lebih banyak menggunakan sistem akuntansi berbasis kas.

8
2.7 Tujuan Akuntansi Sektor Publik
American Accounting Association (1970) dalam Glynn (1993) menyatakan bahwa tujuan
akuntansi pada organisasi sektor publik adalah untuk:
a. Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat, efisien, dan ekonomis
atas suatu operasi dan alokasi sumber daya yang dipercayakan kepada organisasi. Tujuan ini
terkait dengan pengendalian manajemen.
b. Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manajer untuk melaporkan pelakasanaan
tanggung jawab mengelola secara tepat dan efektif program dan penggunaan sumber daya
yang menjadi wewenangnya dan memungkinkan bagi pegawai pemerintah utnuk melaporkan
kepada publik atas hasil operasi pemerintah dan penggunaan dana publik. Tujuan ini terkait
akuntabilitas.

Akuntansi sektor publik terkait dengan tiga hal pokok, yaitu penyediaan informasi,
pengendalian manajemen, dan akuntabilitas. Informasi akuntansi bermanfaat untuk pengambilan
keputusan, terutama untuk membantu manajer dalam melakukan alokasi sumber daya. Selain itu
informasi kauntansi dapat digunakan untuk membantu dalam pemilihan program yang efektif
dan ekonomis serta penilaian inverstasi. Untuk melakukan pengukuran kinerja, pemerintah
memerlukan informasi akuntansi terutama untuk mementukan indicator kinerja sebagai dasar
penilaian kinerja. Pada tahap akhir pengendalian manajemen, akuntansi dibutuhkan dalam
pembuatan laporan keuangan sektor publik berupa laporan surplus/deficit pada pemerintahan,
laporan laba rugi dan aliran kas pada BUMN/BUMD, laporan pelaksanaan anggaran, laporan
alokasi sumber dana, dan neraca. Laporan keuangan sektor publik merupakan bagian penting
dari proses akuntabilitas sektor publik.

2.8 Perkembangan Akuntansi Sektor Publik


Pada tahun 1950-an dan 1960-an sektor publik memainkan peran utama sebagai pembuat dan
pelaksana strategi pembangunan. Istilah sektor publik mulai dipakai pertama kali tahun 1952.
Pada waktu itu sektor publik sering dikaitkan sebagai bagian dari manajemen ekonomi makro
yang terkait dengan pembangunan dan lembaga pelaksana pembangunan. Pada tahun 1970an,
adanya kritik dan serangan dari pendukung teori pembangunan radikal menunjukkan kesan ingin

9
mempertanyakan kembali peran sektor publik dalam pembangunan. Berbagai kritik muncul
terhadap sekto publik yang keberadaannya dianggap tidak efisien dan jauh tertinggal dengan
kemajuan dan perkembangan yang terjadi disektor swasta.
Pada tahun 1980-an reformasi sektor publik dilakukan dinegara-negara industry maju sebagai
jawaban atas berbagai kritik yang ada. Berbagai perubahan dilakukan misalnya dengan
mengadopsi pendekatan New Publik Manajement (NPM) dan reinventing government dibanyak
Negara Anglo-Saxon. Dengan adanya perubahan pada sekto publik, terjadi pula perubahan pada
akuntansi sektor publik. Sebagai contoh perubahan akuntansi dari akuntansi berbasis kas menuju
akuntansi berbasis akrual. Tujuan memperkenalkan sistem akuntansi akrual adalah untuk
membantu meningkatkan transparansi dan memperbaiki efisiensi dan efektifitas sektor publik.

2.9 Akuntansi Sektor Publik dan Good Corporate Governance


Pengertian governance dapat diartikan sebagai cara mengelola urusan-urusan publik. World
Bank mendefinisikan governance sebagai the way state power is used in managing economic and
social resources for development of society. Sementara itu United Nation Development Program
(UNDP) mendefinisikan governance sebagai the exercice of political, economic, and
administrative authority to manage a nation’s affair at all levels. Jika mengacu pada program
Word Bank dan UNDP, orientasi pembangunan sektor publik adalah untuk menciptakan good
governance. Pengetian good governance sering diartikan sebagai kepemrintahan yang baik.
Sementara itu, World Bank mendefinisikan good governance sebagai suatu penyelenggaraan
manajemen pembangunan yang solid dan bertanggungjawab yang sejalan dengan prinsip
demokrasi dan pasar efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi, dam pencegahan korupsi
baik secara politik maupun administrative, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal
and political framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha.
UNDP memberikan beberapa karakteristik pelaksanaan good governance, yaitu:
a. Participation.
Keterlibatan masyarakat dalam pembuatan keputusan baik secara langsung maupun tidak
langsung melalui lembaga perwakilan yang dapat menyalurkan aspirasinya. Partisipasi tersebut
dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi dan berbicara serta partisipasi secara konstruktif.
b. Rule of law.
Kerangka hokum yang adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu.

10
c. Transparency.
Transparasi dinagun atas dasar kebebasan memperoleh informasi. Informasi yang berkaitan
dengan kepentingan publik secara langsung dapat diperoleh oleh merek ayang membutuhkan.
d. Responsiveness.
Lembaga-lembaga publik harus cepat dan tanggap dalam melayani stakeholder.
e. Consensus orientation.
Berorientasi pada kepentingan masyarakat yang lebih luas.
f. Equity. Setiap masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh kesejahteraan
dan keadilan.
g. Efficiency and effectiveness. Pengelolaan sumber daya publik dilakukann secra berdaya guna
(efisien) dan berhasil guna (efektif)
h. Accountability. Pertanggungjawaban kepada publik atas setiap aktivitas yang dilakukan.
i. Strategic vision. Penyelenggara pemerintahan dan masyarakat harus memiliki visi jauh ke
depan.
Dari delapan karakteristik tersebut, paling tidak ada tiga hal yang dapat diperankan olh
akuntansi sektor publik yaitu penciptaan transparansi, akuntabilitas publik, dan value for money
(economy, efficiency, dan effectiveness).
Untuk mewujudkan good corporate governance diperlukan reformasi kelembagaan dan
reformasi manajemen publik. Reformasi kelembagaan menyangkut pembenahan seluruh alat-alat
pemerintahan di daerah baik struktur maupun infrastrukturnya. Selain reformasi kelembagaan
dan reformasi manajemen sektor publik, untuk mendukung terciptanya good corporate
governance, maka diperlukan serangkaian reformasi lanjutan terutama yang terkait dengan
sistem pengelolaan keuangan pemerintah daerah, yaitu:
a. Reformasi sistem penganggaran
b. Reformasi sistem Akuntansi
c. Reformasi sistem pemerikasaan
d. Reformasi sistem manajemen keuangan daerah

Tuntutan pembaharuan sistem pkeuangan tersebut adalah agar pengelolaan uang rakyat
dilakukan secara transparan dengan mendasarkan konsep value for money sehingga terciptanya
akuntabilitas publik.

11
2.10 Akuntabilitas Publik
Akuntabilitas publik adalah kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk memberikan
pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas dan
kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya kepada pihak pemberi amanah (principal) yang
memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut. Akuntabilitas
publik dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Akuntabilitas vertical
Pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi, misalnya
pertanggungjawaban unit-unti kerja kepada pemerintah daerah, pertanggungjawaban
pemerintah daerah kepada pemerintah pusat, dan pemerintah pusat kepada masyarakat luas.
b. Akuntabilitas horizontal
Pertanggungjawaban horizontal adalah pertanggungjawaban kepada masyarakat luas.
Dalam konteks organisasi pemerintah, akuntabilitas publik adalah pemberian informasi dan
disclosure atas aktivitas dan kinerja finansial pemerintah kepada pihak-pihak yang
berkepentingan dengan laporan tersebut.

Akuntabilitas publik yang harus dilakukan oleh organisasi sektor publik terdiri atas beberapa
dimensi. Ellwood (1993) menjelaskan terdapat empat dimensi akuntabilitas yang harus dipenuhi
oleh organisasi sektor publik, yaitu:
a. Akuntabilitas kejujuran dan akuntabilitas hukum
Akuntabilitas kejujuran terkait dengan penghindaran penyalahgunaan jabatan, sedangkan
akuntabilitas hokum dan peraturan lain yang disyaratkan dalam penggunaan sumber dana
publik.

b. Akuntabilitas proses
Akuntabilitas proses terkait dengan apakah prosedur yang digunakan dalam melaksanakan
tugas sudah cukup baik dalam hal kecukupan sistem informasi akuntansi, sistem informasi
manajemen, dan prosedur administrasi
c. Akuntabilitas program

12
Akuntabilitas program terkait dengan pertimbangan apakah tujuan yang ditetapkan dapat
dicapai atau tidak, dan apakah telah mempertimbangkan alternative program yang
memberikan hasil optimal dengan biaya minimal
d. Akuntabilitas kebijakan
Akuntabilitas kebijakan terkait dengan pertanggungjawaban pemerintah, baik pusat maupun
daerah, atas kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah terhadap DPR/DPRD dan
masyarakat luas.

2.11 Privatisasi
Perusahaan publik juga tidak luput dari tudingan sebagai sarang korupsi, kolusi, nepotisme,
inefisiensi, dan sumber pemborosan Negara. Keluhan birokrat tidak mampu berbisnis ditujukan
untuk mengkritisi buruknya kinerja perusahaan-perusahaan publik. Privatisasi merupakan salah
satu upaya mereformasi perusahaan publik untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
perusahaan-perusahaan publik. Privatisasi berarti pelibatan modal swasta dalam struktur modal
perusahaan publik sehingga kinerja finansial dapat dipengaruhi secara langsung oleh investor
melalui mekanisme pasar uang. Privatisasi perusahaan publik memiliki fungsi ganda, yaitu untuk
mengurangi beban belanja publik, menaikkan pendapatan Negara, dan mendorong
perkembangan sektor swasta.

2.12 Otonomi Daerah


Perkembangan akuntansi sektor publik, khususnya di Indonesia semakin pesat seiring dengan
adanya era baru dalam pelaksanaan otonomi dearah dan desentralisasi fiscal. Salah satu
ketetapan MPR yaitu TAP MPR Nomor XV/MPR/1998 tentang “Penyelenggaraan Otonomi
Daerah; Pengaturan, Pembagian, dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang berkeadilan serta
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia” merupakan landasan hokum bagi dikeluarkannya UU No. 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah, dan UU No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Daerah sebagai dasar penyelenggaraan otonomi dearah.
Misi utama kedua undang-undang tersebut adalah desentralisasi. Desentralisasi tidak hanya
berarti pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat ke pemerintah yang rendah tetapi juga
pelimpahan beberapa wewenang pemerintahan kepihak swasta dalam bentuk privatisasi.

13
Secara teoritis, desetralisasi diharapkan akan menghasilkan dua manfaat nyata, yaitu
a. Mendorong peningkatan partisipasi, prakarsa, dan kreatifitas masyarakat dalam
pembangunan, serta mendorong pemerataan hasil-hasil pembangunan (keadilan) diseluruh
dearah dengan memanfaatkan sumber daya dan potensi yang tersedia dimasing-masing
dearah
b. Memperbaiki alokasi sumber daya produktif melalui pergeseran peran pengambilan
keputusan publik ketingkat pemerintah yang paling rendah yang memiliki informasi yang
paling lengkap.

Implikasi otonomi daerah terhadap akuntansi sektor publik adalah bahwa dalam rangka
pelaksanaan otonomi dearah, pemerintah daerah dituntut untuk mampu memberikan informasi
keuangan kepada publik, DPRD, dan pihak-pihak yang menjadi stakeholder pemerintah daerah.

14
BAB III

3.1 Kesimpulan

Istilah sektor publik sendiri memiliki pengertian yang bermacam-macam. Hal tersebut
merupakan konsekuensi dari luasnya wilayah publik, sehingga setiap disiplin ilmu (ekonomi,
politik, sosial, dn hukum memiliki cara pandang dan definisi yang berbeda-beda. Dari sudut
pandang ekonomi sektor publik dapat dipahami sebagai suatu entitas yang berhubungan dengan
usaha untuk menghasilkan barang-barang dan pelayanan publik dalam rangka memenuhi
kebutuhan dan hak publik.

Akuntansi sektor publik dan sektor swasta berbeda dalam beberapa hal, misalnya birokrasi
pemerintahan, sektor swasta tidak dapat menggantikan tugas dari sector publik. Tetapi beberapa
tugas sektor publik sebenarnya dapat dilakukan oleh sektor swasta. Misalnya, tugas untuk
menghasilkan beberapa jenis pelayanan publik seperti layanan komunikasi, pendidikan,
transportasi publik dan sebagainya. Perbedaan sifat dan karakteristik akuntansi tersebut
disebabkan karena adanya perbedaan lingkungan yang mempengaruhi.

Sektor publik sering dinilai negatif oleh beberapa pihak, misalnya sebagai sarang inefisiensi,
pemborosan, sumber kebocoran dana, dan institusi yang selalu merugi. Tuntutan baru muncul
agar organisasi sektor publik memperhatikan kualitas dan profesionalisme serta value for money
dalam menjalankan aktivitasnya. Value for money merupakan konsep pengelolaan organisasi
sektor publik, yang mendasarkan pada tiga dimensi utama yaitu: ekonomi, efisiensi dan
efektivitas. Selain itu tuntutan yang lain adalah perlunya akuntabilitas publik dan privatisasi
terhadap perusahaan-perusahaan milik publik untuk menciptakan goog public and corporate
governance.

15
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim dan Muhammad Syam Kusufi. 2014. Teori, Konsep dan Aplikasi Akuntansi Sektor
Publik. Jakarta. Salemba Empat.
Bastian, Indra. 2001. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit BPFE, Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta.

Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi. Yogyakarta.

16

Anda mungkin juga menyukai