Anda di halaman 1dari 4

CANDY ANGGORO SUSANTO (40010318060042)

1. Apa yang membedakan antara proses audit keuangan, audit kepatuhan dan audit
kinerja?
Jawab :
Audit yang dilakukan pada sektor publik pemerintah berbeda dengan yang dilakukan
pada sektor swasta. Perbedaan tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan latar belakang
institusional dan hukum, dimana audit sektor publik pemerintah mempunyai prosedur dan
tanggung jawab yang berbeda serta peran yang lebih luas dibanding audit sector swasta
(Wilopo, 2001). Secara umum, ada tiga jenis audit dalam audit sector publik, yaitu:
a) Audit keuangan (financial audit), audit kepatuhan (compliance audit) dan audit
kinerja (performance audit). Audit keuangan adalah audit yang menjamin bahwa
sistem akuntansi dan pengendalian keuangan berjalan secara efisien dan tepat
serta transaksi keuangan diotorisasi serta dicatat secara benar.
b) Audit kepatuhan adalah memverifikasi/memeriksa bahwa pengeluaran-
pengeluaran untuk pelayanan masyarakat telah disetujui dan telah sesuai dengan
undang-undang peraturan. Dalam audit kepatuhan terdapat asas kepatutan selain
kepatuhan (Harry Suharto, 2002). Dalam kepatuhan yang dinilai adalah ketaatan
semua aktivitas sesuai dengan kebijakan, aturan, ketentuan dan undang-undang
yang berlaku. Sedangkan kepatutan lebih pada keluhuran budi pimpinan dalam
mengambil keputusan. Jika melanggar kepatutan belum tentu melanggar
kepatuhan.
c) Audit kinerja yang merupakan perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan
dan prosedurnya. Audit kinerja memfokuskan pemeriksaan pada tindakan-
tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi yang menggambarkan kinerja entitas
atau fungsi yang diaudit. Audit kinerja merupakan suatu proses yang sistematis
untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif, agar dapat melakukan
penilaian secara independen atas ekonomi dan efisiensi operasi,efektifitas dalam
pencapaian hasil yang diinginkan dan kepatuhan terhadap kebijakan, peraturan
dan hukum yang berlaku, menentukan kesesuaian antara kinerja yang telah
dicapai dengan kriteria yang telah ditetapkan
2. Apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun laporan audit kinerja?
Jawab :
Tahap pelaporan merupakan tahapan yang harus dilaksanakan karena adanya tuntutan
yang tinggi dari masyarakat atas pengelolaan sumber daya publik. Hal tersebut menjadi
alasan utama untuk melaporkan keseluruhan pekerjaan audit kepada pihak manajemen,
lembaga legislative dan masyarakat luas. Penyampaian hasil-hasil pekerjaan audit dapat
dilakukan secara formal dalam bentuk laporan tertulis kepada lembaga legislatif maupun
secara informal melalui diskusi dengan pihak manajemen. Namun demikian, akan lebih
baik bila laporan audit disampaikan secara tertulis, karena pengorganisasian dan
pelaporan temuan-temuan audit secara tertulis akan membuat hasil pekerjaan yang telah
dilakukan menjadi lebih permanen. Selain itu, laporan tertulis juga sangat penting untuk
akuntabilitas publik. Laporan tertulis merupakan ukuran yang nyata atas nilai sebuah
pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor. Laporan yang disajikan oleh auditor
merupakan kriteria yang penting bagi kesuksesan atau kegagalan pekerjaannya. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam penulisan laporan adalah:
a) laporan audit kinerja harus ditulis secara objektif.
b) auditor tidak boleh overstate.
c) informasi yang disajikan harus disertai suatu bukti yang kompeten.
3. Apa yang membedakan antara laporan audit kinerja dan laporan audit karangan?
Jawab :
a) Lingkup audit keuangan meliputi seluruh laporan keuangan, sedangkan audit
kinerja lebih spesifik dan fleksibel dalam pemilihan subyek, obyek, dan
metodologi audit.
b) Audit keuangan merupakan audit reguler, sedangkan audit kinerja bukan
merupakan audit reguler karena tidak harus dilaksanakan setiap tahun atau secara
berkala.
c) Opini/ pendapat yang diberikan dalam audit keuangan bersifat baku,
yaitu unqualified, qualified, adverse, atau disclaimer; sedangkan auidit kinerja
bukan merupakan audit dengan jenis opini yang sudah ditentukan (formalized
opinion).
d) Audit kinerja dilaksanakan dengan dasar pengetahuan yang bersifat multidisiplin
dan lebih banyak menekankan pada kemampuan analisis daripada hanya sebatas
pengetahuan akuntansi.
e) Audit kinerja bukanlah bentuk audit berdasarkan checklist. Kompleksitas dan
keragaman pertanyaan dalam audit kinerja mensyaratkan agar auditor dibekali
dengan kemampuan berkomunikasi yang baik.

Perbedaan antara audit kinerja dan audit keuangan, menurut The Swedish National Audit
Office (BPK Swedia) :

Audit Kinerja bertujuan untuk menilai apakah auditee telah mencapai tujuan atau
harapan yang ditetapkan. Sedangkan, Audit Keuangan bertujuan untuk menilai apakah
akun-akun benar dan disajikan secara wajar. Audit Kinerja berfokus pada program dan
kegiatan organisasi. Sedangkan, Audit Keuangan berfokus pada sistem akuntansi dan
sistem manajemen. Dasar akademik Audit Kinerja adalah Ekonomi, Ilmu Politik,
Sosiologi, dan lain-lain. Sedangkan, Dasar akademik Audit Keuangan adalah
Akuntansi. Audit Kinerja memiliki metode yang bervariasi antara satu proyek dan
proyek lainnya. Sedangkan, Audit Keuangan memiliki metode yang kurang lebih telah
terstandardisasi.

4. Apa yang perlu dilakukan oleh auditor agar rekomendasi yang diusulkan benar -
benar ditindaklanjuti?
Jawab :
Implementasi Rekomendasi pada audit kinerja, auditor secara formal memberikan
rekomendasi-rekomendasi yang didasarkan pada temuan-temuan selama proses audit.
Rekomendasi ini sangat penting untuk perbaikan kinerja dimasa yang akan datang.
Rekomendasi yang diberikan oleh auditor perlu segera ditindaklanjuti oleh pihak-pihak
yang berwenang agar perbaikan kinerja dapat segra mungkin dilaksanakan. Ada beberapa
pendekatan yang dapat dilakukan untuk memastikan implementasi rekomendasi audit.
a) Tindakan legislative secara formal. Pendekatan untuk mengimplementasikan
rekomendasi audit dengan jalan memasukan rekomendasi tersebut ke dalam
kebijakan formal.
b) Tindakan legislative secara informal. Pengimplementasian rekomendasi dilakukan
tidak secara formal, misalnya melalui public haering terhadap temuan audit,
kontak langsung antara anggota legislative dengan masing-masing eksekutif untuk
membicarakan implementasi rekomendasi.
c) Tindakan melalui anggaran. Lembaga legislative mempunyai otoritas atas alokasi
dana melalui pengendalian terhadap anggaran. Peranan lembaga legislative sangat
signifikan dalam pengimplementasian rekomendasi audit, karena biasanya alokasi
dana akan disesuaikan dengan tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai.
Implementasi rekomendasi dapat dilakukan melalui penetapan tujuan dalam
anggaran yang akan dibiayai dengan sejumlah dana.
d) Pemeriksaan Kembali Secara Periodik Laporan hasil pemeriksaan sebelumnya
dapat dijadikan sebagai dasar untuk memulai pekerjaan audit sehingga dapat
menghemat waktu untuk perencanaan audit, dan isu-isu spesifik dapat
diidentifikasi lebih awal pada proses perencanaan.
5. Konflik apa yang mungkin timbul dalam proses pengambilan keputusan oleh unit
kerja, eksekutif dan legislatif tentang pengimplementasian rekomendasi yang
diusulkan oleh auditor?
Jawab :
Konflik yang dapat terjadi adalah perbedaan persepsi tentang rekomendasi auditor yagn
harus dihasilkan. Dalam hal ini, unit kerja biasanya akan melakukan tindakan seperti
yang disarankan oleh eksekutif karena pada dasarnya unit kerja merupakan bagian dari
eksekutif. Sementara itu, sifat eksekutif dan legislatif yang terpisah menjadikan
keputusan pihak legislatif dapat berbeda.

Anda mungkin juga menyukai