Anda di halaman 1dari 16

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Audit Kinerja Sektor Publik dan Audit Investigasi

Oleh :

KELOMPOK 10
Kelas A2

Made Didit Harys Martadinata Teja 210753129 / 06


I Made Adi Wirayudha 2107531175 / 22
Wayan Ananda Putra Prapatti 2107531252 / 32

PRODI SARJANA AKUNTANSI


UNIVERSITAS UDAYANA
2022
AUDIT KINERJA SEKTOR PUBLIK
1. AUDIT, PERTANGGUNGJAWABAN PEMERINTAH DAN AUDITOR SEKTOR PUBLIK
A. Pengertian Audit
Arens dan Loebbecke (2003) Audit merupakan suatu proses pengumpulan sekaligus
evaluasi terhadap bukti informasi terukur pada suatu entitas ekonomi secara kompeten dan
independen dalam menentukan dan melaporkan bahwa informasi yang tersedia telah sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan. Dari sudut pandang ekonomi dalam hal ini, sektor
publik dapat dipahami sebagai suatu entitas yang aktivitasnya berhubungan dengan usaha
untuk menghasilkan barang dan pelayanan publik dalam rangka memenuhi kebutuhan dan
hak publik. Jadi Audit Sektor Publik merupakan suatu proses sistematik secara obyektif
untuk melakukan pengujian keakuratan dan kelengkapan informasi yang disajikan dalam
suatu laporan keuangan organisasi sektor publik.
B. Jenis – Jenis Audit Sektor Publik
 Audit Umum (General Audit) dan Audit Keuangan (Financial Audit). Audit Umum
digunakan sebagai istilah yang menggambarkan sifat. Sedangkan, Audit Keuangan
mencakup elemen keuangan seperti aktiva, hutang, dan modal. Istilah audit keuangan
digantikan dengan istilah Audit Atas Laporan Keuangan, yaitu audit yang dilakukan
untuk memberikan pernyataan pendapat akuntan/auditor yang independen mengenai
kewajaran penyajian laporan keuangan auditan atas penggunaan dana dari berbagai
sumber.
 Audit Kinerja Audit kinerja merupakan perluasan dari audit keuangan, dalam hal tujuan
dan prosedurnya. Menurut SPKN, audit kinerja adalah pemeriksaan atas pengelolaan
keuangan Negara yang terdiri atasaudit atas audit atas aspek ekonomi, efisiensi, dan
efektivitas. Audit kinerja pada sebuah program pemerintah meliputi juga audit atas
kepatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan serta pengujian terhadap
pengendalian internal. Audit kepatuhan adalah audit yang memverifikasi bahwa
pengeluaran-pengeluaran untuk pelayanan masyarakat telah disetujui dan telah sesuai
dengan perundang-undangan.
 Audit Komprehensif adalah suatu pendekatan audit dengan menetapkan berbagai tipe
audit, seperti audit atas laporan keuangan, audit kinerja, dan atau audit lainnya, atas
berbagai aspek yang menjadi lingkup audit dalam suatu penugasan audit. Audit
Komprehensif diperlukan untuk memungkinkan pelaksanaan jenis-jenis audit secara
simultan guna mencakup area yang luas dan mencegah pelaksanaan audit yang
berulang atau tumpang tindih atas suatu auditan.
 Audit Investigasi adalah kegiatan pemeriksaan dengan lingkup tertentu, periodenya
tidak dibatasi, lebih spesifik pada area-area pertanggungjawaban yang diduga
mengandung inefisiensi atau indikasi penyalahgunaan wewenang, dengan hasil audit
berypa rekomendasi untuk ditindaklanjuti bergantung pada derajat penyimpangan
wewenang yang ditemukan. Audit investigasi dapat digunakan untuk memerangi
praktik korupsi.
 Audit Khusus (Special Audit) Audit Khusus adalah audit yang dilakukan atas lingkup
audit yang bersifat khusus. Sebagai contoh, audit khusus dalam rangka menilai kasus
tidak lancarnya pelaksanaan pembangunan, maka audit yang digunakan adalah Audit
Khusus atas Ketidaklancaran Pelaksanaan Pembangunan. Salah satu bentuk audit
khusus adalah Fraud Auditing.
 Audit Ekonomi dan Efisiensi Audit ekonomi dan efisiensi bertujuan untuk menentukan
bahwa suatu entitas telah memperoleh, melindungi, menggunakan sumber dayanya
(karyawan, ruang dan peralatan kantor) secara ekonomis dan efisien. Selain itu juga
bertujuan untuk menentukan dan mengidentifikasikan penyebab terjadinya praktik-
praktik yang tidak ekonomis atau tidak efisien, termasuk ketidakmampuan organisasi
dalam mengelola sistem informasi, prosedur administrasi dan struktur organisasi.
 Audit Efektivitas Efektivitas berarti tingkat pencapaian hasil program dengan target
yang diterapkan. Audit efektivitas bertujuan untuk menentukan tingkat pencapaian
hasil atau manfaat yang diinginkan, kesesuaian hasil dengan tujuan yang diterapkan
sebelumnya dan menentukan apakah entitas yang diaudit telah mempertimbangkan
alternatif lain yang memberikan hasil yang sama dengan biaya yang paling rendah.
C. Objek Audit Sektor Publik
Objek audit sektor publik meliputi keseluruhan organisasi di sektor publik dan/atau
kegiatan yang dikelola oleh organisasi sektor publik tersebut dalam rangka mencapai
tujuannya. Setiap objek audit memiliki wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda
sesuai dengan karakteristik dan sistem pendelegasian wewenang yang diselenggarakan
pada organisasi tersebut. Untuk mencapai tujuannya, objek audit menetapkan berbagai
program yang pelaksanaannya dijabarkan ke dalam berbagai bentuk kegiatan. Setiap
program-program yang diadakan pada setiap divisi harus selaras dengan tujuan organisasi
secara keseluruhan.
D. Proses Audit Sektor Publik
Secara umum proses audit terdiri dari tiga langkah yaitu:
1. Perencanaan (planning), Proses perencanaan audit di sektor publik, pada umumnya,
meliputi tahap-tahap sebagai berikut.
 Pemahaman atas Sistem Akuntansi Keuangan Sektor Publik.
 Penentuan Tujuan dan Lingkup Audit.
 Penilaian Risiko.
 Penyusunan Rencana Audit (audit plan).
 Penyusunan Program Audit.
2. Pelaksanaan (executing), Pekerjaan audit adalah pekerjaan mengumpulkan atau
memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti. Sebagian besar waktu yang digunakan
dalam pekerjaan audit sebenarnya tercurah pada perolehan atau pengumpulan dan
pengevaluasian bukti-bukti. Bukti-bukti tersebut digunakan untuk untuk mengevaluasi
sistem pengendalian internal.
3. Pelaporan (reporting), Pelaporan audit dilakukan berdasarkan hasil analisis terhadap
kertas kerja yang sudah dibuat pada proses pelaksanaan audit. Informasi yang diperoleh
dari analisis hasil audit kemudian disusun menjadi laporan audit dan laporan hasil
pemeriksaan.
2. KERANGKA KONSEPTUAL AUDIT SEKTOR PUBLIK
A. Kebijakan dan Prosedur Pengendalian Kualitas Audit Di Indonesia, Kantor Akuntan Publik
(KAP) memberikan panduan bagi KAP dalam melaksanakan pengendalian kualitas jasa
yang dihasilkan oleh kantornya dengan mematuhi berbagai standar yang diterbitkan oleh
Dewan Standar Profesional Akuntan Publik Institut Akuntan Publik Indonesia (DSPAP
IAPI) dan Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang diterbitkan oleh IAPI. Unsur-
unsur pengendalian mutu yang harus diterapkan oleh setiap KAP pada semua jenis jasa
audit, atestasi dan konsultansi yakni meliputi: Independensi, Penugasan personel,
Konsultasi, Supervisi, Pemekerjaan (hiring),Pengembangan professional, Promosi
(advancement), Penerimaan dan keberlanjutan klien, dan Inspeksi
B. Keberadaan Dan Peran Komite Audit Komite Audit harus mendukung tujuan organisasi.
Bagian akuntansi didalam organisasi dengan mengkaji kelengkapan bukti dalam rangka
memenuhi kebutuhan keandalan dan integritas dari bukti-bukti yang ada. Berikut adalah
prinsip penerapan komite audit yang baik :
 Peran Komite Audit Komite Audit harus mendukung Dewan dan Pemimpin Bagian
Akuntansidengan meninjau kelengkapan jaminan dalam memenuhi kebutuhanDewan
dan Pegawai Bagian Akuntansi, serta mengkaji keandalan danintegritas jaminan.
 Keanggotaan, independensi, objektivitas dan pemahaman. Komite Audit harus
independen dan objektif, di samping setiap anggotaharus memiliki pemahaman yang
baik tentang tujuan dan prioritasorganisasi dan peran mereka sebagian anggota Komite
Audit
 Ketrampilan Komite Audit seharusnya memiliki campuran keterampilan yang tepat
untuk memungkinkan untuk melaksanakan fungsi secara keseluruhan.
 Lingkungan kerja komite Lingkup kerja Komite Audit harus didefinisikan dalam
ketentuan atas referensi, dan mencakup semua kebutuhan jaminan dari Dewan dan
Pimpinan Bagian Akuntansi. Dalam hal ini, Komite Audit harus memiliki keterlibatan
tertentu dengan perkerjaan Audit Internal, pekerjaan auditor eksternal, dan isu-isu
Pelaporan Keuangan
 Komunikasi Komite Audit harus dipastikan memiliki komunikasi yang efektif dengan
Dewan. Kepala Audit internal, Auditor Eksternal, dan pemangku kepentingan lainnya.

C. Pengujian Audit Sektor Publik Teori dan konsep terkait pengujian audit sektor publik
dibagi menjadi dua kategori, yakni konsep teori dan konsep proses
1. Term of Reference
Nilai Sosial yakni mencerminkan akar audit bukti dalam nilai sosialyang menganggap
penting konsistensi dan integritas dalam persiapan dan penyajian laporan keuangan.
 Keterkaitan Dengan Perencanaan, Anggaran, dan Pengendalian manajemen yakni
mencerminkan hubungan antara audit internal daneksternal, dengan komponen lain
siklus manajemen: perencanaan, penganggaran dan pengendalian manajemen.
 Akuntabilitas yakni secara eksplisit untuk mencerminkan hubungan klien atau
audit, di mana meminta seluru haktivitas keuangan untuk dibukukan, dan disajikan
dalam bentuk laporan keuangan dengan menggunakan kriteria yang telah
ditetapkan yakni Prinsip Akuntansi Berterima Umum.
 Kriteria pelaporan keuangan dicirikan sebagai empat konsep dalam aturan term of
reference
 Lingkup Investigasi yakni terkait kriteria yang dapat dikelompokan sebagai lingkup
audit, dan hal ini didentifikasikan sebagaikonsep kelima dalam konsep ini
 Tujuan yakni termasuk tujuan wajib untuk menyatakan opini laporan keuangan,
dan tujuan discretionary dalam menyediakan rekomendasi melalui pengendalian
internal/manajemen setelahnya.
 Batasan-Batasan yakni dapat didentifikasi temasuk batasan dalam Undang-
Undang dan kontrak, yang ditetapkan lingkungan pragmatis dimana audit bukti
dilakukan ketetapkan waktu (timeliness), afektivitas biaya (cost effectiveness), dan
kelayakan praktik (practise feasibility).
2. Investigasi
Konsep dasar mengidentifikasikan bahwa face investigasi dan pelaporan berada
dalamUniform Rules of Profesional Conduct yang diterjemahkan dengan khusus pada
audit bukti sebagai Standar Audit Berterima Umum (Generally Accepted Auditing
Standar/GAAS). Tiga tipe standar dalam Standar Audit Berterima Umum berperan
dalam kerangka konsep ini, yakni: - Pertama, standar umum menyediakan dasar konsep
yang sudah teridentifikasi terkait kapasitas dan perilaku auditor dalam pengumpulan
informasi dan kegiatan evaluasi dalam faseinvestigasi dan kegiatan pelaporan
informasi pada fase pelaporan. - Kedua, aturanstandar pengujian menyediakan dasar
konsep terkait pengumpulan informasi dankegiatan aktivitas pada fase investigasi. -
Ketiga, aturan standar pelaporan menyediakan dasar konsep terkait konsep pelaporan
informasi pada fase pelaporan
3. Pelaporan
 Tipe Laporan yakni terkait dengan berbagai tipe laporan keuangan yang ada
 Lingkup laporan audit yakni meminta auditor mengidentifikasi laporan keuangan
yang telah dilaporkan kepada negara yang pengujiannya dilakukan dengan
mengacu standar audit berterima umum serta dilaksanakan melalui tes dan prosedur
tertentu.
 Opini yakni terkait dengan opini auditor yaitu permintaan auditor yang
menggambarkan apakah informau laporan disajikan dengan secara wajarsesuai
dengan dasar pengungkapan akuntansi dan apakah penerapan dasarakuntansi telah
konsisten dengan periode terdahulu. Konsep terpenting dalam kewajaran adalah
ditemukan hubungan dengan opini audit. Pandangan umum tentang kewajaran
adalah pelaksanaan yang sesuai dengan penilaian profesional yang sesuai dengan
prinsip akutansi berterima umum.
 Reservasi yakni mengidentifikasi beragam bentuk reservasi yang dapat digunaan
auditor dalam laporan audit.
 Pengendalian Internal/Manajemen yakni terkait dengan kebebasan menentukan
tujuan rekomendasi yang diberikan untuk perbaikan pengendalian internal.
 Tindak Lanjut Audit yakni terkait dengan pernyataan bagaimanatindak lanjut audit.
Konsep-konsep kelayakan dan keajaran mengacu padainformasi pada fase
investigasi dan bayanagn pada fase pelaporan audit selanjutnya yang berdasarkan
pada akar standar umum. Konsep ini terkait dengan kapasitas dan perilaku auditor,
dan operasionalisasi standar umum.
D. Akun dan Asersi Dalam Pengujian Audit Sektor Publik
 Akun Pendapatan Tujuan dari penyajian siklus pendapatan adalah untuk
mengungkap ada tidaknya salah saji dalam pos ini. Pemeriksaaan atas siklus
pendapatan mencangkup hal-hal berikut:
 Pendapatan organisasi, seperti pos pajak daerah, retribusi laba, bagian laba
usaha daerah, dan lain-lain pendapatan asli daerah.
 Dana perimbangan yang mencakup atas bagi hasil pajak bukan pajak, danaa
lokasi umum, dana alokasi khusus, dan dana perimbangan dari pusat
 Pendapatan lain-lain yang sah sesuai dengan lingkup pemeriksaan tersebut ,
maka koreksi dilakukan atas salah saji yang ditemukan dalam pemeriksaan.
Transaksi-transaksi dalam siklus pendapatan ini sangat berpengaruhterhadap
laporan keuangan.
 Akun Belanja Tujuan audit siklus belanja adalah untuk memperoleh bukti
mengenai masing-masingdivisi signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan
saldo siklus belanja. Tujuan audit ditentukan berdasarkan atas kelima kategori
asersi laporan keuangan, yakni:
 Siklus belanja oprganisasi sektor publik mencakup berbagai proses dan
keputusan untuk memperoleh barang dan jasa yang diperlukan salam
pelaksanaan kegiatan organisasi sektor publik termauk di dalamnya unit
 unit organisasi, risiko bawan pos belanja organisasi sektor publik pada banyak
organisasi adalah tinggi, tingginya volume transaksi akan memperbesar
kemungkinan terjadinya salah saji serta tingginya risiko bawaan siklus belanja
menyebakan banyak organisasi
 Akun Aktiva Tetap Tujuan audit aktiva tetap adalah untuk memperoleh bukti
tentang masingmasing asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo
aktiva tetap.Audit aktiva tetap menjadi hal yang penting untuk dilakukan karena
aktiva tetap merupakan titik rawan terjadinya inrfisiensi dan pencurian. Oleh
karena itu, perlakuan aktiva tetap organisasi sektor publik harus diberi perhatian
secara khusus.
 Akun Jasa Personalia Siklus jasa personalia sangat penting karena maslah gaji,
pajak penghasilan pegawai dan biaya ketenagakerjaan lainnya merupakan
komponen biaya utama hampir di semua entitas. Masalah berikutnya adalah
penggajian pimpinan/eksekutif organisasi sektor publik dan pegawai pekerjaannya.
Kompensasi tersebut meliputi gaji, insentif lembur, komisi, dan berbagai bentuk
tunjangan lainnya. Transaksi utama siklus ini adalah transaksi gaji.
 Akun Investasi Investasi ini pada umunya merupakan bagian dari strategi jangka
panjang suatu organisasi sektor publik. Investasi dalam surat berharga dapat berupa
penanaman dalam surat berharga yang termasuk aktiva lancar maupun bukan aktiva
lancar. Investasi surat berharga sebagai aktiva lancar merupakan investasi
sementara yang bertujuan untuk memanfaatkan dana yang tidak dipergunakan
dalam jangka pendek untuk memperoleh laba seperti capital gain. Risiko salah saji
pada transaksi penanaman investasi organisasi sektor publik, pada umumnya
rendah karena transaksi yang jarang terjadi.
 Akun Saldo Kas Tujuan audit saldo kas adalah untuk memperoleh bukti tentang
masingmasing asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo kas.
Tujuan audit ditentukan berdasarkan atas keempat kategori sersi laporan keuangan
yakni Asersi keberadaan dan kerterjadian, Asersi kelengkapan, Asersi hak dan
kewajiban, Asersi pelaporan dan pengungkapan.

3. STANDAR AUDIT SEKTOR PUBLIK


Di indonesia terdapat standar auditing yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia yaitu
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang diperuntukkan bagi auditor dalam
pemeriksaan keuangan. SPAP dapat digunakan oleh auditor nonpemerintah maupun auditor
pemerintah. Namun khusus untuk standar auditing sektor publik, BPK RI telah mengeluarkan
peraturan No.01 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN), SPKN
berlakuu bagi auditor BPK dan auditor publik independen yang bekerja keras atas nama BPK
serta Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) dalam mengaudit keuangan negara/daerah.

Pada tingkat internasional terdapat standar auditing yang dikeluarkan ole International
Organization Of Supreme Audit Institutions (INTOSAI). Di Amerika Serikat, United States
General Accounting Office (US-GAO) Mengeluarkan Generally Accepted Goverment
Auditing Standards (GAGAS). AICPA juga mengeluarkan Generally Accepted Auditng
Standards (GAAS).

Standar Audit Sektor Publik Standar Audit Sektor Publik (Pemerintahan) harus meliputi hal-
hal sebagai berikut :
 Kualitas sumber daya manusia pada auditor pemerintah. Auditor di sektor pemerintah
status kepegawaiannya adalah pegawai negeri. Dalamperekrutannya sepenuhnya
dipengaruhi oleh campur tangan pemerintahSelain pengaruhnya yang begitu kuat, maka
dalam menjalankan tugasnya sebagai auditor pemerintah (BPKP) sangat dipengaruhi oleh
dominannya kekuasan pemerintah. Kecenderungan ini membuat profesionalitas seorang
auditor pemerintah sangat diragukan.
 Landasan hokum Langkah awal untuk melaksanakan audit atau pemeriksaan di sektor
pemerintah (publik) harus mengacu pada suatu pijakan hukum yang benar. Selama ini yang
kita lihat auditor yang menjalankan tugas bertolak pada Kepres dan Inpres. Di sini tampak
jelas bahwa auditor sektor publik diciptakan oleh pihak eksekutif dan bekerja untuk
mengawasi pihak eksekutif pula. Dengan demikian, tanggung jawab yang dipikul auditor
sektor publik bukan kepada publik atau masyarakat melainkan kepada pihak pemerintah
 Keahlian Untuk menunjang proses pemeriksaan yang memadahi setidak-tidaknya harus
dilakukan oleh seorang atau kelompok yang mempunyai suatu keahlian khusus di
bidangnya.
 Lingkup audit Audit sektor publik (pemerintahan) harus mencakup audit keuangan dan
audit operasional. Tugas auditor selain mengaudit sektor keuangan perlu juga
memperhatikan audit pada sektor operasional. Perhatian auditor akan berkembang pada
audit manjemen, audit kinerja, audit terpadu, audit efisiensi dan efektivitas serta
berkembang menjadi audit value for money (value for money auditing) atau secara
komprehensif
 Independensi Masalah independensi auditor, terutama pada auditor sektor publik
merupakan hal yang menjadi sorotan pertama bagi auditor. Praktik di Indonesia, auditor
dari BPKP sering kali terlihat tidak mempunyai kekuatan dalam mengungkapkan hasil
temuannya. Penyebab utama masalah ini adalah karena independensi sebagai auditor tidak
berada pada posisi yang netral.
 Standar Pelaporan Untuk menindaklanjuti hasil pekerjaannya auditor tentunya menyusun
pekerjaannya dalam suatu laporan audit. Laporan audit pemerintahan menjadi layak dan
andal apabila sebelumnya ada suatu Standar Akuntansi Pemerintahan (Sektor Publik) yang
mempu menjabarkan aset, kewajiban, dan ekuitas yang dipunyai oleh negara beserta
penjabaran income negara dengan selayaknya.
 Distribusi Pelaporan Agar ada tindak lanjut dari laporan audit sektor publik, seharusnya
laporan audit tersebut didistribusikan kepada publik untuk bisa mengevaluasi hasil kinerja
pemerintah.
4. STANDAR AUDIT SEKTOR PUBLIK
Laporan hasil audit merupakan bentuk komunikasi tertulis yang berisi pesan agar pembaca
laporan dapat mengerti dan menindaklanjuti temuan. Alasan perlu dibuatnya laporan audit
karena adanya permintaan yang tinggi atas transparansi pengelolaan sumber daya publik.
Masyarakat memiliki tuntutan yang tinggi untuk mengetahui penggunaan sumber daya publik
oleh pejabat pejabat yang mengelola kekayaan publik. Penyampaian hasil hasil pekerjaan
audit dapat dilakukan secara formal dalam bentuk laporan tertulis kepada Lembaga legislatif
maupun secara informal melalui diskusi dengan pihak manajemen. Laporan tertulis penting
untuk akuntabilitas publik. Laporan tertulis sebagai ukuran yang nyata atas nilai sebuah
pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor. Laporan hasil audit disusun oleh ketua tim audit
(atau oleh staf auditor yang kemudian diperiksa oleh ketua tim audit), selanjutnya diserahkan
kepada pengawas audit (supervisor) untuk direview Laporan Audit tersebut harus mudah
dimengerti dan bebas dari penafsiran ganda serta memenuhi standar pelaporan. Laporan Audit
berisi hal-hal sebagai berikut:
 Pernyataan atas tugas audit, laporan Audit harus menjelaskan tugas audit yang
berhubungan termasuk dasar pelaksanaan audit, nama auditan, ruang lingkup audit,
pekerjaan yang akan dilakukan, pendekatan audit dan waktu pelaksanaan audit termasuk
juga informasi mengenai pelacakan kembali dan hal-hal yang penting serta kerjasama dan
bantuan yang diberikan oleh auditan
 Informasi dasar mengenai auditan, informasi dasar mengenai auditan mencakup
karakteristik usaha auditan terakhir, sistem manajemen, luas usaha dan skala operasi,
afiliasi keuangan atau perjanjian manajemen (management arrangement), dan pengawasan
terhadap aktiva negara serta posisi belanja dan pendapatan.
 Informasi dasar tentang audit dan evaluasi secara keseluruhan, informasi dasar tentang
audit dan evaluasi keseluruhan mencakup item belanja dan pendapatan yang telah diaudit,
standar audit yang digunakan, prosedur audit, pendekatan audit yang utama, evaluasi atas
sistem pengendalian intern serta evaluasi atas kewajaran, ketaatan dan kinerja dari auditan
termasuk hal-hal lain yang membutuhkan penjelasan.Temuan audit, Terdapat 2 jenis
temuan audit. Pertama adalah temuan yang mengacu pada undang-undang yang harus
ditaati oleh organisasi audit yaitu pelanggaran terhadap peraturan keuangan dan ekonomi
serta peraturan audit. Kedua adalah temuan atas tidak dilaksanakannya praktik-praktik
yang sesuai dengan peraturan.
 Opini audit dan Rekomendasi, laporan audit harus menyajikan opini dan rekomendasi atas
temuan audit. Opini harus diberikan tentang sanksi atas pelanggaran peraturan keuangan
dan ekonomi serta peraturan audit sedangkan rekomendasi harus dibuat berkaitan dengan
praktik yang tidak tepat atau tidak diterima umum.
Laporan audit terdiri atas Pendahuluan, teks, dan referensi masalah. Tiga langkah utama
dalam mengembangkan laporan audit secara tertulis yaitu :
 Persiapan: auditor mulai mengembangkan temuan temuan audit, menggabungkan temuan
temuan tersebut menjadi sebuah laporan yang koheren dan logis, dan menyiapkan bukti
bukti pendukung dan dokumentasi yang dibutuhkan
 Penelaahan: tahap analisis kritis terhadap laporan tertulis yang dilakukan oleh staf audit,
review dan komentar atas laporan yang diberikan oleh pihak manajemen atau auditee
 Pengiriman: persiapan tertulis sebuah laporan yang permanen agar dapat dikirim ke
Lembaga yang memberi tugas untuk mengaudit dan auditee

 Keahlian yang perlu dimiliki dan dikembangkan oleh auditor agar mampu menghasilkan
laporan yang efektif
 Keahlian teknis: keahlian yang dibutuhkan untuk mengorganisasikan atau menyusun
informasi audit menjadi sebuah laporan yang koheren
 Keahlian manajerial: keahlian yang dibutuhkan untuk merencanakan,
mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengendalikan masing masing tahap audit untuk
memastikan hasil akhir yang berkualitas tepat waktu
 Keahlian interpersonal: keahlian untuk menjaga hubungan baik dengan auditee,
kemampuan untuk menyampaikan temuan temuan negatif menjadi kesempatan
kesempatan positif sehingga mampu menyakinkan manajemen atas potensi potensi yang
ada.

AUDIT INVESTIGASI
1. Pengertian Audit Investigasi
Audit Investigasi adalah proses pengumpulan dan pengujian bukti-bukti terkait kasus
penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan Negara dan / atau perekonomian Negara,
untuk memperoleh kesimpulan yang mendukung tindakan litigasi dan/atau tidakan korektif
manajemen. Audit Investigasi dapat dilaksanakan atas permintaan Kepala Daerah dan
Aparat Penegak Hukum. Audit investigasi yaitu pemeriksaan lebih lanjut dan lebih dalam
untuk mengungkap fakta yang sebenarnya dari kecurangan yang dilakukan dengan bukti
audit yang mendukung. Terdapat beberapa definisi audit investigasi, antara lain sebagai
berikut:
 Audit investigasi merupakan proses mencari, dan mengumpulkan bukti secara
sistematis yang bertujuan mengungkapkan terjadi atau tidaknya suatu perbuatan dan
pelakunya guna dilakukan tindakan hukum selanjutnya (SAIPI)
 Sedangkan definisi audit investigasi menurut PPKBI BPKP adalah proses mencari,
menemukan, mengumpulkan, dan menganalisis, serta mengevaluasi bukti-bukti secara
sistematis oleh pihak yang kompeten dan independen untuk mengungkapkan fakta atau
kejadian yang sebenarnya tentang indikasi tindak pidana korupsi dan/atau tujuan spesifik
lainnya sesuai peraturan yang berlaku.
 Audit investigasi merupakan audit yang dilakukan dengan pendekatan investigatif.
 Pendekatan investigatif adalah suatu audit yang dilaksanakan dengan menggunakan
keahlian layaknya seorang penyidik. Audit investigasi lebih banyak bersifat intuitif dan
oleh karena itu keterampilan auditor bergantung pada ketepatan dalam menetapkan alur
pikir “pelaku” penyimpangan dan menerapkannya di lapangan.

Dalam melaksanakan audit investigatif, dibutuhkan beberapa keahlian yang harus dimiliki
auditor investigatif. Keahlian tersebut meliputi keahlian utama di bidang akunting dan auditing
serta keahlian pendukung yaitu pengetahuan dalam bidang hukum, investigasi, psikologi,
kriminologi, dan komunikasi. Sasaran audit investigasi adalah kegiatan-kegiatan yang di
dalamnya diduga terjadi penyimpangan dari peraturan yang berlaku.

2. Ruang Lingkup Audit Investigasi


Sasaran audit investigasi adalah kegiatan-kegiatan yang di dalamnya diduga terjadi
penyimpangan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan/atau tindakan
pelanggaran disiplin pegawai seperti:
1. Pengadaan barang/jasa di lingkungan KKP;
2. Perencanaan dan pemanfaatan anggaran di lingkungan KKP;
3. Permasalahan, hambatan pembangunan yang menjadi fokus perhatian KKP;
4. Dugaan adanya penyimpangan terhadap peraturan perundangundangan dan/atau
pelanggaran disiplin pegawai

Ruang lingkup audit investigatif adalah batasan tentang lokus, tempus, dan hal-hal lain yang
relevan dengan kegiatan yang menjadi sasaran audit investigatif. Namun, ruang lingkup
penugasan audit investigasi tidak terbatas terhadap kasus penyimpangan yang berindikasi
merugikan keuangan negara akan tetapi adanya hal-hal yang dilakukan audit investigasi yaitu
sebagai berikut:

 Pengembangan Hasil Audit: pengembangan hasil audit dapat ditindaklanjuti dengan


penugasan audit investigasi berdasarkan permintaan dari pimpinan unit kerja KKP atau
Inspektur Jenderal, jika dalam pelaksanaan audit kinerja ditemukan adanya dugaan
penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara dan/atau perekonomian
negara.
 Laporan/Pengaduan: pengaduan yang dapat ditindaklanjuti dengan audit investigasi
adalah pengaduan yang berdasarkan hasil telaah atau Pulbaket disarankan untuk
ditindaklanjuti dengan Audit Investigasi.
3. Pelaksanaan Audit Investigasi
Secara garis besar dalam pelaksanaan Audit Investigasi merupakan serangkaian kegiatan
untuk mengenali, mengidentifikasi, dan menguji secara detail informasi dan fakta-fakta
yang ada untuk mengungkap kejadian yang sesungguhnya dalam rangka pembuktian untuk
mendukung proses hukum atas dugaan penyimpangan yang dapat merugikan suatu entitas.
Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa tahapan yang akan dilewati yaitu :
1. Tahap Pra Perencanaan
2. Tahap Perencanaan
3. Tahap Pengumpulan Bukti
4. Tahap Evaluasi Bukti
5. Tahap Pelaporan
6. Tahap Tindak Lanjut
Dalam praktik pelaksanaannya batas-batas antar tahapan di atas tidak dilaksanakan secara
terkotak-kotak. Tahapan diatas lebih dipahami sebagai sebuah kerangka berfikir kita dalam
melaksanakan pemeriksaan investigasi yang efektif sehingga mampu mencapai tujuan
pemeriksaan yang diharapkan. Sebisa mungkin pelaksanaan tahapan ini dilakukan secara
berjenjang, artinya sebelum masuk ke tahap selanjutnya , kita harus menyelesaikan dulu
proses tahapan sebelumnya. Karena tahap proses sebelumnya akan memberikan pijakan
untuk melaksanakan tahapan-tahapan proses selanjutnya.

4. Kesimpulan dan Audit Investigasi


Audit investigasi menyimpulkan ada atau tidaknya kecurungan serta dapat menjelaskan
kronologi dari tindak kecurangan itu sendiri, dengan menggunakan 5W1H yaitu :
1. What
Apa jenis dari kecurungan yang terjadi
2. Who
Siapa yang terlibat dalam kasus tersebut
3. Where
Dimana kecurungan itu terjadi
4. When
Kapan kecurungan itu terjadi
5. Why
Mengapa kecurangan tersebut dapat terjadi (Motif)
6. How
Bagaimana kecurungan dilakukan
5. Laporan Audit Investigasi
Laporan audit investigasi bersifat rahasi. Laporan tersebut akan diserahkan kepada
kejaksaan. Dalam penyusunan laporan, auditor tetap menggunkan asas praduga tak bersalah.
Menerapkan asas praduga tak bersalah. Dalam audit ivestigasi, terutama yang didasarkan
pada informasi atau pengaduan masyarakat, auditor harus menerapkan azas praduga tak
bersalah dalam merencanakan dan melaksanakan tugasnya. Tetapi auditor tetap diperbolehkan
sikap skeptisme profesionalnya.
Pada umumnya audit investigasi berisi :
1. Dasar Audit
2. Temuan Audit
3. Tindak Lanjut
4. Saran.
Laporan Audit yang diberikan kepada kejaksaan berisi :
1. Modus Operandi
2. Sebab terjadinya penyimpangan
3. Bukti yang diperoleh
4. Kerugian yang ditimbulkan
DAFTAR PUSTAKA

Damayanti, Amyulianthy. (2020). Audit, Pertanggungjawaban, dan Auditor. Diakses pada 12

November 2022 dari

http://sisdam.univpancasila.ac.id/uploads/repository/lampiran/DokumenLampiran070920211843
46.pdf

Scribd. (2021). Retrieved November 27, 2021, from Scribd website:

https://id.scribd.com/embeds/378503738/content?start_page=1&view_mode=scroll&acces

s_key=key-fFexxf7r1bzEfWu3HKwf

Bastian, Indra. 2018. AUDIT Sektor Publik (Pemerikaan Pertanggungjawaban Pemerintahan)

Damayanti, A. (2020). Retrieved from Audit, Pertanggungjawaban, dan Auditor:


http://sisdam.univpancasila.ac.id/uploads/repository/lampiran/DokumenLampiran070
92021184346.pdf

Unknown. (n.d.). Retrieved from Audit Investigasi:


https://www.scribd.com/embeds/261567338/content?start_page=1&view_mode=scrol
l&access_key=key-fFexxf7r1bzEfWu3HKwf

Anda mungkin juga menyukai