Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ayu Sri Oktavianti

Nim : 119211333

Prodi : Akuntansi Sore

RMK BAB 12

VALUE FOR MONEY AUDIT

A. PENDAHULUAN
Value for money merupakan suatu konsep penilaian kinerja suatu organisasi sektor
publik berdasarkan tingkat keberhasilan suatu program kerja mengacu kepada tiga
elemen utama yaitu ekonomi, efisiensi dan efektivitas. Melalui konsep value for money
memberikan informasi berupa indikator apakah anggaran (dana) yang dibelanjakan
menghasilkan nilai tertentu bagi masyarakatnya.

B. KARAKTERISTIK VALUE FOR MONEY AUDIT


Audit kinerja yang meliputi audit ekonomi, efisiensi, dan efektivitas, pada dasarnya
merupakan perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan dan prosedurnya. Pengertian
audit dalam audit keuangan adalah suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai asersi atau tindakan dan kejadian ekonomi,
kesesuaiannya dengan kriteria standar yang telah ditetapkan dan kemudian
mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak pengguna laporan tersebut. Audit
kinerja memfokuskan pemeriksaan pada tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian
ekonomi yang menggambarkan kinerja entitas atau fungsi audit. Definisi audit kinerja
adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara
obyektif, agar dapat melakukan penilaian secara independen atas ekonomi dan efisiensi
operasi, efektivitas dalam pencapaian hasil yang diinginkan, dan kepatuhan terhadap
kebijakan, peraturan dan hukum yang berlaku, menentukan kesesuaian antara kinerja
yang telah dicapai dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya, serta
mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak pengguna laporan tersebut. Perbedaan
VFM audit dengan conventional audit adalah dalam hal laporan audit. Audit yang
konvesional, hasil auditnya adalah berupa pendapat (opini) auditor secara independen dan
obyektif tentang kewajaran laporan keuangan sesuai dengan kriteria standar yang telah
ditetapkan, tanpa pemberian rekomendasi perbaikan. Sedangkan dalam VFM audit tidak
sekedar menyampaikan kesimpulan berdasarkan tahapan audit yang telah dilaksanakan,
akan tetap juga dilengkapi dengan rekomendasi untuk perbaikan dimasa depan.

C. AUDIT EKONOMI DAN EFISIENSI


Audit ekonomi dan efisiensi bertujuan untuk menentukan :
1. Apakah suatu entitas telah memperoleh, melindungi, dan menggunakan sumber
dayanya (seperti karyawan, gedung, ruang, dan peralatan kantor) secara ekonomis
dan efisien.
2. Penyebab terjadinya praktik-praktik yang tidak ekonomis atau tidak efisien, termasuk
ketidakmampuan organisasi dalam mengelola system informasi, prosedur
administrasi, dan struktur organisasi.
Secara lebih spesifik, The General Accounting Ofice Stadards (1994) menegaskan
bahwa audit ekonomi dan efisiensi dilakukan dengan mempertimbangkan apakah
entitas yang diaudit telah :
a. Mengikuti ketentuan pelaksanaan pengadaan yang sehat.
b. Melakukan pengadaan sumber daya (jenis, mutu, dan jumlah) sesuai dengan
kebutuhan pada biaya terendah.
c. Melindungi dan memelihara semua sumber daya yang ada secara memandai.
d. Menghindari duplikasi pekerjaan atau kegiatan yang tanpa tujuan atau kurang
jelas tujuannya.
Prosedur untuk melakuakan audit ekonomi dan efisiensi meliputi

1. Perencanaan Audit
2. Mereview system akuntansi dan pengendalian intern.
3. Menguji system akuntansi dan pengendalian intern.
4. Melaksanakan audit.
5. Menyampaikan laporan.

D. AUDIT EFEKTIVITAS
Menurut audit commission (1986), efektivitas berarti menyediakan jasa-jasa yang benar
sehingga memungkinkan pihak yang berwenang untuk mengimplementasikan kebijakan
dan tujuannya. Audit efektivitas (audit program) bertujuan untuk menentukan
1. Tingkat pencapaian hasil atau manfaat yang diinginkan.
2. Kesesuaian hasil dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
3. Apakah entitas yang diaudit telah mempertimbangkan alternative lain yang
memberikan hasil yang sama dengan biaya yang paling rendah. Beberapa hal yang
perlu dipertimbangkan pada evaluasi pelaksanaan program, yaitu sebagai berikut
a. Apakah program tersebut relevan atau realistik
b. Apakah ada pengaruh dari program tersebut
c. Aakah program telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan
d. Apakah ada cara-cara yang lebih baik dalam mencapai hasil

Prasyarat-prasyarat yang harus dipenuhi dalam audit kinerja yaitu

1. Auditor (orang/lembaga yang melakukan audit) auditee (pihak yang diaudit), recipient
(pihak yang menerima hasil audit).
2. Hubungan akuntabilitas antara auditee (subordinate) dan recipient (otoritas yang lebih
tinggi)
3. Independensi antara auditor dan auditee.
4. Pengujian dan evaluasi tertentu atas aktivitas yang menjadi tanggungjawab auditee
oleh auditor untuk audit recipient
E. STANDAR AUDIT PEMERINTAH (SAP)
Standar-standar yang menjadi pedoman dalam audit kinerja terhadap lembaga pemerintah
menurut standar audit pemerintah adalah
1. Standar Umum
a. Staf yang ditugasi untuk melaksanakan audit harus secara kolektif memiliki
kecakapan professional yang memadai untuk tugas yang disyaratkan.
b. Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan audit, organisasi/lembaga
audit dan auditor, baik pemerintah maupun akuntan publik, harus independen
(secara organisasi maupun secara pribadi), bebas dari gangguan independensi
yang bersifat pribadi dan yang di luar pribadinya (ekstern), yang dapat
mempengaruhi independensinya, serta harus dapat mempertahankan sikap dan
penampilan yang independen.
c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya secara cermat dan seksama.
d. Setiap organisasi/lembaga yang melaksanakan audit yang berdasarkan SAP ini
harus memiliki system pengendalian intern yang memadai, dan system
pengendalian mutu tersebut harus di review oleh pihak lain yang kompeten
(pengendalian mutu ekstern).

2. Standar Pekerjaan Lapangan Audit Kinerja


a. Perencanaan
pekerjaan harus direncakanan secara memadai.
b. Supervisi
Staf harus diawasi (supervisi) dengan baik.
c. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan apabila hukum, peraturan
perundang-undangan, dan persyaratan kepatuhan lainnya merupakan hal yang
signifikan bagi tujuan audit, auditor harus merancang audit tersebut untuk
memberiakan keyakinan yang memadai mengenai kepatuhan tersebut.
d. Pengendalian manajemen auditor harus benar-benar memahami pengendalian
manajemen yang relevan dengan audit.
3. Standar Pelaporan Audit Kinerja
1. Bentuk auditor harus membuat laporan audit secara tertulis untuk dapat
mengkomunikasikan hasil setiap audit.
2. Ketepatan waktu auditor harus dengan semestinya menerbitkan laporan untuk
menyediakan infromasi yang dapat digunakan secara tepat waktu oleh manajemen
dan pihak lain yang berkepentingan
3. Isi Laporan tujuan lingkup, dan metodelogi audit auditor harus melaporkan
tujuan, lingkup, dan metodologi audit. Hasil audit auditor harus melaporkan
temuan audit yang signifikan, dan jika mungkin melaporkan kesimpulan auditor.
Merekomendasi auditor harus menyampaikan rekomendasi untuk melakukan
tindakan perbaikan atas bidang yang bermasalah dan untuk meningkatkan
pelaksanaan kegiatan entitas yang diaudit.
4. Penyajian laporan
laporan harus lengkap, akurat, obyektif, meyakinkan, serta jelas dan ringkas
sepanjang hal ini dimungkinkan
5. Distribusi laporan
laporan tertulis diserahkan oleh organisasi/lembaga audit kepada pejabat yang
berwenang dalam organisasi pihak yang diaudit, dan kepada pejabat yang
berwenang dalam organisasi pihak yang meminta audit,termasuk organisasi luar
yang memberikan dana, kecuali jika peraturan perundang-undangan melarangnya.
kepada pejabat lain yang mempunyai tanggungjawab atas pengawasan secara
hukum atau pihak yang bertanggungjawab untuk melakukan tindak lanjut
berdasarkan temuan dan rekomendasi audit kepada pihak lain yang diberi
wewenang oleh entitas yang diaudit untuk menerima laporan tersebut

Anda mungkin juga menyukai