Anda di halaman 1dari 13

1

Makalah

“ Value For Money Audit “

Disusun oleh :
Listia Afrilia 2102020058
Dinda Naziah M. 2102020054
Ines Monica 2102020032
Andre wibowo 2102020043

UNIVERSITAS PERJUANGAN TASIKMALAYA


A/T 2021
2

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Untuk menjamin dilakukannya pertanggungjawaban publik oleh lembaga
– lembaga pemerintah maka diperlukan perluasan sistem pemeriksaan, tidak
sekedar conventional audit, namun perlu juga dilakukan value for money
audit (VFM audit). Dalam pemeriksaan yang konvensional, lingkup
pemeriksaan hanya sebatas audit terhadap keuangan dan kepatuhan,
sedangkan dalam pendekatan baru ini selain terhadap keuangan dan
kepatuhan juga diperlukan audit kinerja ( performance audit) . Performance
audit meliputi audit ekonomi, efisiensi, dan efektivitas. Audit ekonomi dan

efisien desebut management audit atau operational audit, sedangkan audit


efektivitas disebut program audit. Istilah lain performance audit tersebut
adalah VFM audit atau disingkat 3E`s audit (economy, efficiency, and
effevtiveness audit ).

1.2. Tujuan Penulisan


Dalam pokok pembahasan ini diharapkan mahasiswa dapat memahami
dan menjelaskan secara detail tentang masalah-masalah dibawah ini :
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Sektor Publik.
2. Dapat memahami karakteristik value for money audit.
3. Dapat memahami audit ekonomi dan efisiensi.
4. Dapat memahami audit efektivitas.
1.3. Rumusan Masalah
1. Apa karakteristik value for money audit?
2. Apa itu audit ekonimi dan efisiensi?
3. Apa itu audit efektivitas?
3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Karakterisrik Value For Money Audit


Audit kinerja yang meliputi audit ekonomi, efisiensi, dan efektivitas pada
dasarnya merupakan perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan dan
prosedurnya. Pada audit keuangan dan audit kinerja, tidak terdapat perbedaan
definisi yang tajam karena definisi audit kinerja sebagai suatu proses dapat
diturunkan dari definisi audit keuangan. Pengertian audit dalam audit
keuangan adalah suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai aresi atas tindakan dan kejadian
ekonomi, kesesuaiannya dengan kriteria/standar yang telah ditetapkan dan

kemudian mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak – pihak pengguna


laporan tersebut.
Audit kinerja memfokuskan pemeriksaan pada tindakan – tindakan dan
kejadian – kejadian ekonomi yang menggambarkan kinerja entitas atau fungsi
yang diaudit. Definisi audit kinerja adalah suatu proses sistematis untuk
memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif agar dapat melakukan
penilaian secara independen atas ekonomi dan efisien operasi, efektivitas
dalam pencapaian hasil yang diinginkan dan kepatuhan terhadap kebijakan,
peraturan dan hukum yang berlaku menentukan kesesuaian antara kinerja

yang telah dicapai dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta
mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak – pihak pengguna laporan
tersebut.
Kinerja suatu organisasi dinilai baik jika organisasi yang bersangkutan
mampu melaksanakan tugas – tugas dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan pada standar yang tinggi dengan biaya yang rendah. Secara teknis
kinerja baik bagi organisasi capai ketika administrasi dan penyediaan jasa
oleh organisasi dilakukan pada tingkat yang ekonomis, efisien, dan efektif.
Konsep ekonimi, efisiensi, dan efektivitas saling berhubungan satu sma lain

dan tidak dapat diartikan/dimaknai secara terpisah atau sendiri – sendiri.


4

Konsep ekonimi memastikan bahwa biaya input yang digunakan dalam


operasional organisasi dapat diminimalkan, konsep efisien memastikan
bahwa output yang maksimal dapat dicapai dengan sumber daya yang

tersedia, konsep efektif bahwa jasa yang disediakan/dihasilkan oleh


organisasi dapat melayani kebutuhan pengguna jasa dengan tepat.
Salah satu hal yang membedaka VFM audit dengan conventional audit
adalah dalam hal laporan audit. Dalam audit yang konvensional, hasil audit
adalah berupa pendapat (opini) auditor secara independen dan obyektif
tentang kewajaran laporan keuangan sesuai dengan kriteria standar yang telah
ditetapkan, tanpa pemberian rekomendasi perbaikan. sedangkan dalam VFM
audit tidak sekedar menyampaikan kesimpulan berdasarkan tahapan audit
yang telah dilaksanakan, akan tetapi juga dilengkapi dengan rekomendasi

untuk perbaikan dimasa mendatang.

2.2. Audit Ekonomi Dan Efisiensi


Ekonomi mempunyai arti biaya terendah, sedangkan efisiensi mengacu
pada rasio terbaik antara output dengan biaya(input) . Karena output dan
biaya diukur dalam unit yang berbeda maka efiensi dapat terwujut ketika
dengan sumberdaya yang ada dapat dicapai output yang maksimal atau
output tertentu dapat dicapai dengan sumber daya yang sekecil-kecilnya. Audit
ekonomi dan efisiensi bertujuan untuk menentukan :

1. Apakah suatu entitas telah memperoleh, melindungi, dan menggunakan


sumber dayanya (seperti karyawan gedung, ruang, dan peralatan kantor)
secara ekonomis dan efisien.
2. Penyebab terjadinya praktik-praktik yang tidak ekonomis atau tidak
efisien, termasuk ketidak mampuan organisasi dalam mengelola sistem
informasi, prosedur administrasi, dan struktur organisasi.
Secara lebih spesifik, The General Accounting Office Standart (1994)
menegaskan bahwa audit ekonomi dan efisiensi dilakukan dengan
mempertimbangkan apakah entitas yang diaudit telah:

a. Mengikuti ketentuan pelaksanaanpengadaan yang sehat.


5

b. Melakukan pengadaan sumberdaya (jenis, mutu, dan jumlah) sesuai


dengan kebutuhan pada biaya terrendah.
c. Melindungi dan memelihara semua sumber daya yang ada cara

memandai.
d. Menghindari duplikasi pekerjaan atau kegiatan yang tanpa tujuan atau
kurang jelas tujuannya.
e. Menghindari adanya pengangguran sumber daya atau jumlah pegawai
yang berlebihan.
f. Menggunakan prosedur kerja yang efisien.
g. Menggunakan sumberdaya (staf, peralatan dan fasilitas) yang
minimum dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa
dengan kuantitas dan kualitas yang tepat.

h. Mematuhi persyaratan peraturan perundang-undangan yang berkaitan


dengan memperoleh pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya
negara.
i. Melaporkan ukuran yang sah dan dapat dipertanggungjawabkan
mengenai kehematan dan efisiensi.
Pada audit ekonomi dan efisiensi, ukuran output idealnya dispesifikasikan
oleh organisasi yang bersangkutan dan ukuran tersebut digunakan untuk
mengukur kinerja manajer. Akan menyimpang bila auditor mengukur
efisiensi berdasarkan kriteria yang tidak digunakan oleh manajer dalam

mencapai tujuan. Bagaimanapun juga, dalam praktik mungkin output


organisasi sektor publik tidak dapat dinyatakan secara ekplisit. Dengan
berdasrkan dengan ukuran input dan output yang telah ditetapkan
sebelumnya, auditor harus mampu menilai apakah output telah dihasilkan
dengan biaya yang lebih rendah atau apakah biaya yang terjadi dapat
menghasilkan output yang lebih besar.
Untuk dapat mengetahui apakah organisasi telah menghasilkan output
yang optimal dengan sumberdaya yang dimilikinya, auditor dapat
membandingkan output yang telah dicapai pada periode yang bersangkutan

dengan:
6

1. Standar yang telaah ditetapkan sebelumnya.


2. Kinerja tauhun-yahun sebelumnya.
3. Unit lain pada organisasi yang sama atau pada organisasi yang

berbeda.
Berkaitan dengan standar yang telah ditentukan, harus diakui bahwa
aktivitas sektor publik tidak dapat sepenuhnya dipertanggungjawabkan
dengan sistem standar. Hal ini disebabkan karna output yang dihasilkan oleh
organisasi sektor publik sering kali tidak dapat dihubungkan secara langsung
dengan biaya.
Prosedur untuk melakukan audit ekonomi dan efisiensi sama dengan jenis
audit yang lainnya. Secara umum, tahapan-tahapan audit yang dilakukan
meliputi:

1. Perencanaan audit.
2. Mereview sistem akuntansi dan pengendalian interen.
3. Menguji sistem akuntansi dan pengendalian interen.
4. Melaksanakan audit.
5. Menyampaikan laporan.
2.3. Audit Efektifivas
Efektivitas berkaitan dengan pencapaian tujuan. Menurut Audit Comission
(1986), efektivitas berarti menyediakan jasa-jasa yang benar sehingga
memungkinkan pihak yang berwenang untuk mengimplementasikan

kebijakan dan tujuannya. Audit efektivitas (audit program) bertujuan untuk


menentukan:
1. Tingkat pencapaian hasil atau menfaat yang diinginkan.
2. Kesesuaian hasil dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
3. Apakah entitas yang diaudit telah mempertimbangkan alternatif lain
yang memberikan hasil yang sama dengan biaya yang paling rendah.
Secara lebih rinci, tujuan pelaksanaan audit efektivitas atau audit program
adalah untuk:
a. Menilai tujuan progran, baik yang baru maupun yang sudah berjalan,

apakah sudah memadai dan tepat.


7

b. Menentukan tingkat pencapaian hasil suatu program yang diinginkan.


c. Menilai efektivitas program dan atau unsur-unsur program secara
terpisah atau sendiri-sendiri.

d. Mengidentifikasi faktor yang terhambat pelaksanaan kinerja yang baik


dan memuaskan.
e. Menentukan apakah manajemen telah mempertimbangkan alternatif
untuk melaksanakan program yang mungkin dapat memberikan hasil
yang lebih baik dan dengan biaya yang lebih rendah.
f. Menentukan apakah program tersebut saling melengkapi, tumpang
tindih atau bertentangan dengan program lain yang terkait.
g. Mengidentifikasi cara untuk dapat melaksanakan program tersebut
dengan baik-baik.

h. Menilai ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku


untuk program tersebut.
i. Menilai apakah sistem pengendalian manajemen sudah cukup
memadai untuk mengukur melaporkan, dan memantau efekktivitas
program.
j. Menentukan apakah menajemen telah melaporkan ukuran yang sah dan
dapat dipertanggungjawabakan mengenai efektifitas program.
Efektivitas berkenaan dengan dampak suatu output bagi pengguna jasa
(konsumen). Untuk mengukur efektifitas suatu kegiatan harus didasarkan

pada kriteria yang telah ditetapkan (disetujui) sebelumnya. Jika hal ini belum
tersedia, auditor berkerja sama dengan top manajement dan badan pembuat
keputusan untuk menghasilkan kriteria tersebut dengan berpedoman pada
tujuan pelaksanaan suatu program. Meskipun efektivitas suatu program tidak
dapat diukur secara langsung, ada beberapa alternatif yang dapat digunakan
untuk mengefaluasi pelaksanaan suatu program yaitu:
1. Proksi untuk mengukur dampak/pengaruh.
2. Evaluasi oleh konsumen.
3. Evaluasi yang menitik beratkan pada proses bukan pada hasil.
8

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa tingkat komplain dan tingkat


permintaan dari pengguna jasa (konsumen) dapat dijadikan proksi
pengukuran standar kinerja yang sederhana untuk berbagai jasa. Evaluasi

terhadap pelaksanaan suatu program hendaknya senantiasa


mempertimbangkan hal-hal berikut:
1. Apakah program tersebut relevan ata realiatik.
2. Apakah ada pengaruh dari program tersebut.
3. Apakah program telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
4. Apakah ada cara-cara yang lebih baik dalam mencapai hasil.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa audit kinerja pada dasarnya
merupakan perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan dan prosedurnya.
Pada audit kinerja, kegiatan pemeriksaan terhadap pengelolaan organisasi

sektor publik terutama didasarkan pada 3 eleman utama, yaitu:


1. Ekonomi.
2. Efisiensi.
3. Efektivitas.
Penekana kegiatan audit pada ekonomi, efisiensi dan efektifitas suatu
organisasi memberikan ciri khusus yang membedapan pada audit kinerja
dengan audit jenis lainnya.
Penjelasan secara komprehensif terhadap konsep value for money dapat
dilihat kembali pada penjelasan dibab-bab sebelumnya value for money audit

secara umum mempunyai 3 kategori kegiatan yaitu:


1. By-produc VFM work
Pekerjaan value for money audit yang merupakan tujuan sekunder
disamping pekerjaan utama yang lebih penting, pekerjaan ini biasanya
kurang terstruktur dibandingkan dengan kegiatan/tugas yang lainnya.
Tipe pekerjaan ini biasanya berupaya untuk mencari penghematan-
penghematan denganjalan melakukan sedikit perubahan dalam praktik
kerja. Perubahan yang dilakukan mungkin hanya sebagian kecil tapi
seringkali memiliki manfaat yang substansial.
9

2. An`Arrangement Rewiew
Pekerjaan value for money audit yang dilakukan untuk
menjamin/memastikan bahwa klien telah melakukan tugas administrasi

yang diperlukan untuk mencapai valie for money. Dalam organisasi


yang memberikan jasa yang kompleks, operasi yang ekonomis, efisien,
dan efektif hanya dapat dilaksanakan jika terdapat serangkaian
peraturan formal untuk mengontrol penggunaan sumber daya. Auditor
dapat mengecek dan menilai keberadaan peraturan formal semacam
ini. Arrangement rewiew akan memberikan gambaran bagi auditor
untuk mereview kinerja dan mereview jasa-jasa tertentu/khusus.
3. Performance Review
Pekerjaan yang dilakukan untuk menilai secara objektif value for

money yang telah dicapai oleh klien dan membandingkannya dengan


kriteria (pembanding) yang valid. Penilaian terhadap kinerja klien
dapat dilakukan dengan membandingkan hasil yang telah dicapai
dengan kinerja masa lalu, terget yang telah ditetapkan sebelumnya atau
kinerja organisasi sejenis lainnya.
Untuk melaksanakan proses audit kinerja pada organisasi pada sektor
publik (pemerintahan) diperlukan beberapa prasyarat. Prasyarat-
prasyarat yang harus dipenuhi dalam audit kinerja yaitu:
1. Auditor (orang/lembaga yang melakukan audit), auditee (pihak

yang audit), recipet (pihak yang menerima hasil audit).


2. Hubungan akuntabilitas antara audit ( subordinat) dan audit
recipet
(otoritas yang lebih tinggi)
3. Independensi antara auditor dan auditee.
4. Pengujian dan efaluasi tertentu atas aktivitas yang menjadi
tanggungjawab auditee oleh auditor untuk audit recipet .
Auditor sering disebut sebagai pihak pertama, dan memegang peran utama
dalam pelaksanaan audit kinerja karena auditor dapat mengakses informasi
keuangan dan informasi manajemen dari orhganisasi yang diaudit, memiliki

kemampuan profesional dan bersifat independen. Walaupun pada


10

kenyataanya prinsip independen ini sulit untuk benar-benar secara mutlak,


antara auditor dan auditee harus berusaha untuk menjaga inpendensi tersebut
sehingga tujua audit dapat tercapai. Pihak audit biasanya terdiri dari

manajemen atau pekerja suatu organisasi yang bertanggungjawab kepada


recipet dan biasa disebut pihak ketiga yang terdiri dari beberapa kelompok
antara lain:
1. Tingkatan yang lebih tinggi dalam organisasi yang sama.
2. Dewan komisaris.
3. Stakeholder.
4. Masyarakat.
5. Investor baik secara individual maupun kelompok.
Sebagai profesi dibidang lainnya, untuk menjadi editor sektor publik

diperlukan berbagai syarat, yaitu:


1. Seseorang auditor harus telah diakui dapat melakukan pemeriksaan
(audit)
a. Mempunyai pemahaman tentang akun-akun yang ada, sesuai
dengan peraturan yang berlaku serta menaati undang-undang yang
ada.
b. Auditor telah diakui kemampuannya telah melakukan praktik audit.
c. Audit harus dapat memahami apakah klien telah memanfaatkan
sumber daya yang dimiliki secara ekonomis, efisein dan efektif.

2. Seorang auditor harus mematuhi kode etik yang berlaku.


3. Seorang auditor harus melakukan audit dengan tanggungjawab karena
terdorong oleh kesadaran bahwa audit yang akan dilaksanakannya pada
organisasi-organisasi sektor publik, terutama untuk memenuhi
kepentingan masyarakat.
Secara umum ada dua prosedur utama untuk melaksanakan praktik
auditing terhadap kinerja organisasi secara komprehensif. Prosedur-prosedur
adalah:
11

1. Management And Tecgnical Review


Telaah fungsi manajemen secara umum mengenahi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengendalian dan metode/teknik khusus

yang digunakan oleh entitas untuk menentukan apakah:


a. Rencana yang matang telah dikembangkan untuk mencapai hasil
yang diinginkan.
b. Terdapat struktur yang memadai tentang wewenang dan
tanggungjawab manajemen.
c. Manajemen telah secara jelas mengkomunikasikan ekspektasinya
kepada pihak-pihak yang bertanggungjawab atas operasi.
d. Pelaksanaan diawasi dan dievaluasi secara reguler degan
menggunakan kriteria yang memadai sehingga farian dari rencana

dapat dideteksi dan dikoreksi tepat pada waktunya.


2. Special Studies
Telaah yang diarahkan untuk mencapai kesesuaian terhadap spesifikasi
tertentu sesuai dengan permintaan. Sebagai contoh special studies
mungkin dilaksanakan untuk:
a. Penelitian mengenai dugaan terjadinya atau kecurangan.
b. Menilai kecukupan pengandalian internal dalam sistem informasi
manajemen atau sistem akuntansi yang diterapkan.
c. Konsultasi dengan mamajemen berkaitan dengan masalah

keuangan khusus atau berkaitan dengan masalah kinerja.


d. Mengevaluasi penggunaan dana untuk kegiatan investasi yang
mungkin berpengaruh terhadap opersi organisasi dimasa
mendatang.
12

BAB III
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan

Value for money merupakan sesuatu yang menilai apakah suatu organisasi
telah memperoleh suatu tujuan yang diharapkan atau belum dalam kaitannya
dengan pengelolaan keuangan. Revormasi penataan keuangan negara saat ini
menghendaki penerapan value for money atau lebih dengan konsep 3E
(ekonomi, efisiensi, dan efektif). Tujuannya adalah untuk meningkatkan
akuntabilitas lembaga sektor publik dan untuk perbaikan kinerja pemerintah.
Audit kinerja yang meliputi ekonomi, efisiensi, dan efektif pada dasarnya
merupakan perluasan audit keuangan dalam hal tujuan dan prosedurnya.
Salah satu hal yang yang membedakan VFM audit dengan conventional audit

adalah dalam hal laporan audit. Dalam audit konvensional hasil audit berupa
pendapat (opini) auditor secara independen dan obyektif tentang kewajaran
laporan keuangan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, tanpa
pemberian rekomendasi perbaikan. sedangkan VFM audit tidak sekedar
memberikan kesimpulan berdasarkan tahap audit yang telah dilaksanakan
tetapi juga dilengkapi dengan rekomendasi perbaikan dimasa mendatang.
13

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Mardiasmo, MBA, Ak. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta:C.V

ANDI OFFSET.

http://irmajhe.blogspot.com/2017/02/makalah-value-for-money-audit.html?=1

Anda mungkin juga menyukai