Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

“SELUK-BELUK PENGAUDITAN DAN PERAN


SKPN DALAM AUDITSEKTOR PUBLIK”

Dosen Pengampu : R. Septian Armel, SE., M.Ak.Ak

NAMA KELOMPOK :
Fahrul
Aisyah Rahmatul F (210301046)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT yang mana telah
memberikan banyak nikmat serta karunia-Nya kepada kami semua,
sehingga kami berhasil menuntaskan Makalah ini dengan tepat waktu.
Makalah “SELUK-BELUK PENGAUDITAN DAN PERAN SPKN
DALAM AUDIT SEKTOR PUBLIK” yang kami buat, kamipun
menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya
kritik dan saran demi perbaikan makalah yang akan kami buat dimasa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
adanya saran yang membangun.
Dengan demikian, kami ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang
telah ikut turut dalam membantu pembuatan makalah ini.

Pekanbaru, 25 Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PEMBAHASAN
1.1 Perbedaan Pengawasan dan Pemeriksaan (Pengauditan)
1.2 Jenis-Jenis Audit Sector Public
1.3 Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
1.4 Pendekatan-Pendekatan Audit Sektor Publik
1.5 Proses Audit dalam Sektor Publik
1.6 Peran dan Fungsi Standar Pemeriksaan Keuangan Negara(SPKN)
1.7 Perbandingan Kerangka Standar Pemeriksaan Keuangan Negara(SPKN) 2007 dan
kerangka SPKN 2017
1.8 Isu dan Tantangan dalam Audit di Pemerintah Indonesia
BAB II PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTASA
BAB I PEMBAHASAN
Pemerintah yang bersih atau tata cara Kelola yang baik ditandai dengan tiga pilar
utama yang merupakan elemen dasar yang saling berkaitan. Ketiga elemen dasar tersebut
adalah partisipasi,transparasi, dan akuntabilitas. Fungsi yang harus ada dalam proses
akuntabilitas public adalah fungsi periksaan atau auditing. Mekanisme auditing merupakan
sebuah mekanisme yang dapat menggerakkan makna akuntabilitas didalam pengelolaan
sector public, BUMN, atau intansi pengelola asset negara lainnya(Bastian 2003). Perbedaan
fungsi pemeriksaan dengan fungsi pengawasan. Fungsi pengawasan lebih bertujuan untuk
menjamin pencapaian tujuan tertentu secara optimal dan menjamin laporan
pertanggungjawaban yang disusun sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Fungsi pengawasan
dilakukan pada setiap tahap evaluasi.
Terdapat empat pihak yang terlibat dalam proses pertanggung jawaban public, yaitu:
1. Pihak pertama berperan sebagai audit
2. Pihak kedua adalah DPR/DPRD sebagai perantara public yang berkepentingan
meminta pertanggung jawaban pihak pertama
3. Pihak ketiga adalah public atau masyarakat yang berhak meminta pertanggung
jawaban pihak pertama dan pihak kedua
4. Pihak keempat adalah auditor yang menjalankan fungsi pengauditan atau atestasi.
Sesuai dengan pasal 9 (1c) UU nomor 15 tahun 2006 tentang BPK, BPK-RI memiliki
kewenangan untuk menetapkan standar pemeriksaan keuangan negara setelah konsultasi
dengan pemerintahan pusat atau daerah yang wajib digunakan dalam pemeriksaan
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
1.1 PERBEDAAN PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN (PENGAUDITAN)
Istilah pemeriksaan (auditing) adalah sebuah istilah teknis professional. Pengawasan
dapat dilakukan dari pihak internal dan pihak eksternal. Pengawasan dari internal
dilakukan langsung oleh pimpinan, sedangkan pengawasan dari eksternal dilakukan oleh
Lembaga legislative dan masyarakat. Pengawasan merupakan Tindakan untuk
membandingkan antara yang seharusnya terjadi dengan yang sebenarnya terjadi atau
untuk menjamin pencapaian tujuan tertentu secara optimal. Menurut Tarigan (2007)
membagi pemeriksaan keuangan menjadi dua jenis, yaitu pemeriksaan keuangan yang
dilakukan internal dan eksternal. Pemeriksaan keuangan secara internal Lembaga atau
instansi tertentu yang berfungsi untuk melakukan pemeriksaan sebagai bentuk fungsi
pengawasan.

1.2 Jenis-Jenis Audit Sector Public


Auditing merupakan proses pengumpulan data dan pengevaluasian bukti terkait
informasi yang dapat di ukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan oleh
seseorang atau lebih yang berkompeten dan independent untuk dapat menentukan dan
melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud dengan kreteria-kreteria yang telah
ditetapkan (arens dan lobbecke,1990). Secara umum, ada tiga jenis audit dalam audit
sector public, yaitu audit keuangan, audit kinerja, dan audit investigasi.
Audit Keuangan
Audit keuangan adalah audit yang menjamin bahwa sistem akuntansi dan
pengendalian keuangan berjalan secara efisien dan tepat dan serta transaksi keuangan di
otoritas serta dicatat secara benar. audit atas hal yang berkaitan dengan keuangan
mencakup sebagai berikut:
1. penentuan apakah informasi keuangan telah disajikan sesuai dengan kriteria yang
telah ditetapkan.
2. pengendalian internal mengenai ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan dugaan kecurangan.
3. sistem pengendalian atau pengawasan internal atas penyusunan laporan keuangan
maupun terhadap pengamanan kekayaan.
audit kinerja
audit kinerja atau sering dikenal dengan performance audit atau value for money audit
merupakan jenis audit yang relatif baru dalam organisasi sektor publik. audit kinerja
merupakan perluasan dari audit keuangan, dalam hal tujuan dan prosedurnya. audit
kinerja pada sebuah program pemerintah meliputi juga audit atas kepatuhan terhadap
ketentuan perundang-undangan serta pengujian terhadap pengendalian internal. audit
kepatuhan adalah audit yang memverifikasi atau memeriksa bahwa pengeluaran-
pengeluaran untuk pelayanan masyarakat telah disetujui dan telah sesuai dengan undang-
undang peraturan.
Tabel perbandingan audit keuangan dengan audit kinerja
Audit Keuangan Audit Kinerja
Objek audit : laporan keuangan Objek audit : organisasi, program,
aktivitas/kegiatan atau fungsi
Menguji kewajaran laporan keuangan dari Menguji tingkat ekonomi, efisiensi, dan
salah saji yang material dan kesesuaiannya efektivitas dalam penggunaan sumber
dengan prinsip akuntansi berterima umum daya untuk mencapai tujuan
Lebih bersifat kuantitatif- keuangan Lebih berdifat kualitatif
Tidak terlalu analitis Sangat analitis
Tidak menggunakan indicator kinerja, standar, Membutuhkan indicator kinerja, standar
dan target kinerja dan target kinerja untuk mengukur kinerja
Biasanya tidak mempertimbangkan analisis Biasanya mempertimbangkan cost benefit
biaya- manfaat analysis
Waktu pelaksanaan audit tertentu (biasanya Audit bisa dilakukan sewaktu-waktu
pada akhir periode tetentu)
Audit dilakukan untuk pariwisata keuangan Mempertimbngkan kinerja masa lalu,
masa lalu sekarang dan masa mendatang
Tidak dimaksudkan untuk membantu Dimaksud untuk memperbaiki alokasi
melakukan alikasi sumber daya secara optimal sumber daya secara optimal dan
memperbaiki kinerja
Tidak terdapat rekomendasi audit dan follow Terdapat rekomendasi audit dan follow up
up audit audit
kinerja yang baik bagi suatu organisasi dicapai ketika administrasi dan penyediaan jasa
oleh organisasi yang bersangkutan dilakukan pada tingkat yang ekonomis efisien dan efektif.
Ekonomi dan efisien disebut manajemen audit atau operasional audit, sedangkan audit
efektivitas disebut program audit.
audit ekonomi dan efisiensi
konsep yang pertama dalam pengelolaan organisasi sektor publik adalah ekonomi,
yang berarti pemerolehan input dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada harga yang
terendah. ekonomi merupakan perbandingan input dengan input value yang dinyatakan
dalam suatu moneter. efisiensi merupakan perbandingan output atau input yang dikaitkan
dengan standar kinerja atau target yang telah ditetapkan. dapat diartikan bahwa ekonomi
mempunyai arti biaya terendah, sedangkan efisiensi mengacu pada rasio terbaik antara
output dengan biaya (input). audit ekonomi dan efisiensi bertujuan untuk menentukan
biaya suatu entitas telah memperoleh, melindungi, menggunakan sumber dayanya
(karyawan, gedung, ruang dan peralatan kantor) secara ekonomis dan efisien. beberapa
hal yang perlu dipertimbangkan dalam audit ekonomi dan efisiensi, yaitu dengan
mempertimbangkan apakah entitas yang di audit telah:
1. mengikuti ketentuan pelaksanaan pengadaan yang sehat
2. melakukan pengadaan sumber daya (jenis, mutu dan jumlah) sesuai dengan
kebutuhan pada biaya terendah
3. melindungi dan memelihara semua sumber daya yang ada secara memadai
4. menghindari duplikasi pekerjaan atau kegiatan yang tanpa tujuan atau kurang jelas
tujuannya
5. menghindari adanya pengangguran sumber daya atau jumlah pegawai yang
berlebihan
6. menggunakan prosedur kerja yang efisien
7. menggunakan sumber daya (staff, peralatan, dan fasilitas) yang minimum dalam
menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa dengan kuantitas dan kualitas yang
tepat
8. mematuhi persyaratan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
perolehan pemeliharaan dan penggunaan sumber daya negara
9. melaporkan ukuran yang sah dan dapat dipertanggungjawabkan mengenai kehematan
dan efisiensi
audit efektivitas
Tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan. Efektivitas merupakan
perbandingan antara outcome dan output. outcome seringkali dikaitkan dengan tujuan
atau target yang hendak dicapai. Jadi, dapat dikatakan bahwa aktivitas berkaitan dengan
pencapaian tujuan.
Audit investigasi
Audit investigasi yaitu kegiatan pemeriksaan dengan lingkup tertentu, periodenya tidak
dibatasi, lebih spesifik pada area-area pertanggungjawaban yang diduga mengandung
inefisiensi atau indikasi penyalahgunaan wewenang dengan hasil audit berupa
rekomendasi untuk ditindaklanjuti bertanggung jawab pada derajat penyimpangan
wewenang yang ditemukan.

1.3 Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara


Sebelum berlakunya undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang perbendaharaan
negara selain berpedoman pada 1AR, dalam pelaksanaan pemeriksa BPK juga
berpedoman pada Indische comptabilite its wet atau ICW(Staatsblad 1925 Nomor 448 Jo.
lembaran negara 1968 nomor 53.)agar BPK dapat mewujudkan fungsinya secara efektif,
dalam undang-undang ini diatur hal-hal pokok yang berkaitan dengan pemeriksaan
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara sebagai berikut:
1. pengertian pemeriksaan dan pemeriksa
2. lingkup pemeriksaan
3. standar pemeriksaan
4. kebebasan dan kemandirian dalam pelaksanaan pemeriksaan
5. akses pemeriksaan terhadap informasi
6. kewenangan untuk mengevaluasi pengendalian intern
7. hasil pemeriksaan dan tindak lanjut
8. pengenaan ganti kerugian negara
9. sanksi pidana
BPK diberi kewenangan untuk melakukan tiga jenis pemeriksaan, yakni:
1. pemeriksaan keuangan adalah pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah pusat
dan pemerintah daerah titik pemeriksaan keuangan ini dilakukan oleh BPK dalam
rangka memberikan pernyataan opini tentang tingkat kewajaran informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan pemerintah.
2. pemeriksaan kinerja, adalah pemeriksaan atas aspek ekonomi dan efisiensi, serta
pemeriksaan atas aspek efektivitas yang lazim dilakukan bagi kepentingan
manajemen oleh aparat pengawasan Inter pemerintah titik tujuan pemeriksaan ini
adalah untuk mengidentifikasikan hal-hal yang perlu menjadi perhatian lembaga
perwakilan. adapun untuk pemerintah pemeriksaan kinerja dimaksudkan agar
kegiatan yang dibiayai dengan keuangan negara atau daerah diselenggarakan secara
ekonomis dan efisien serta memenuhi sasarannya secara efektif.
3. pemeriksa dengan tujuan tertentu, adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan
khusus, di luar pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja. termasuk dalam
pemeriksaan tujuan tertentu ini adalah pemeriksaan atas hal-hal yang berkaitan
dengan keuangan dan pemeriksaan investigatif.

1.4 Pendekatan-Pendekatan Audit Sektor Publik


Pendekatan audit ada tiga:
1. audit transaksi (vouching)
pendekatan ini meliputi vouching atau pembuktian seluruh transaksi yang terjadi
setelah memiliki dokumen-dokumen atau bukti-bukti yang ada.
2. audit neraca
pendekatan ini meliputi verifikasi seluruh aset dan kewajiban yang disajikan
dalam neraca
3. audit sistem
dalam pendekatan ini auditor melakukan pengujian sistem akuntansi dan sistem
pengendalian internal untuk melihat apakah terdapat suatu dasar yang dapat
diandalkan sehingga sistem tersebut dapat digunakan.

1.5 Proses Audit dalam Sektor Publik


Perkembangan terbaru dari auditing di sektor publik ini adalah adanya audit kinerja
atau juga ada yang menyebutnya value for money (VFM audit). audit kinerja sendiri
merupakan perluasan dari audit keuangan dan audit kepatuhan. sebelum melakukan audit,
auditor terlebih dahulu harus memperoleh informasi umum organisasi guna mendapatkan
pemahaman yang memadai tentang lingkungan organisasi yang diaudit, struktur
organisasi, misi organisasi, proses kinerja, serta sistem informasi dan pelaporan.
berdasarkan hasil analisis terhadap kelemahan dan kekuatan sistem pengendalian dan
pemahaman mengenai keluasan (scope), validasi, dan reliabilitas informasi kinerja yang
dihasilkan oleh entitas atau organisasi, auditor kemudian menetapkan kriteria audit dan
mengembangkan ukuran-ukuran kinerja yang tepat. berdasarkan rencana kinerja yang
telah dibuat, auditor melakukan pengauditan, pengembangan hasil-hasil temuan audit dan
membandingkan antara kinerja yang dicapai dengan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya.
proses audit keuangan secara umum dapat dikelompokkan dalam tiga tahap utama yaitu:
1. Perencanaan audit
2. pekerjaan lapangan (pelaksanaan audit)
3. pelaporan
sedangkan proses audit kinerja tidak berbeda dengan tahap ke-1 sampai ke-3
umumnya ditambah dengan tahap keempat yaitu tahap tindak lanjut atau follow up audit
titik sama halnya dengan mardiasmo yang menyatakan bahwa struktur audit kinerja
terjadi atas tahap pengenalan dan perencanaan, tahap pengauditan, tahap pelaporan dan
tahap penindaklanjutan.
1. pada tahap pengenalan dilakukan survei pendahuluan dan sistem pengendalian
manajemen
2. tahap pengauditan dalam audit kinerja terdiri atas tiga elemen:
a. review hasil-hasil program akan membantu auditor untuk mengetahui apakah
entitas telah melakukan sesuatu yang benar
b. review-review ekonomi dan efisien akan mengarahkan auditor untuk
mengetahui apakah entitas telah melakukan sesuatu yang benar secara
ekonomis dan efisien
c. review kepatuhan, akan membantu auditor untuk menentukan apakah entitas
telah melakukan segala sesuatu dengan cara-cara yang benar sesuai dengan
peraturan dan hukum yang berlaku.
3. tahap pelaporan merupakan tahap yang harus dilaksanakan karena adanya tuntutan
yang tinggi dari masyarakat atas pengelolaan sumber daya pabrik.
4. tahap penindak lanjutan tahap ini di desain untuk memastikan atau memberikan
pendapat apakah rekomendasi yang diusulkan oleh auditor sudah diimplementasikan.

1.6 Peran dan Fungsi Standar Pemeriksaan Keuangan Negara(SPKN)


keberadaan sebuah standar pemeriksaan sangat penting karena menjadi patokan dalam
pelaksanaan tugas pemeriksaan. patokan-patokan inilah yang akan mengarahkan
pemeriksa di dalam setiap tahap pemeriksaan, dan menjadi penilaian apakah sebuah
pemeriksaan telah dijalankan dengan baik atau tidak. sesuai dengan peraturan BPK-RI
nomor 1 tahun 2007 bahwa SPKN atau standar pemeriksaan keuangan negara adalah
patokan untuk melakukan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara.SPKN ini berlaku untuk semua pemeriksa yang dilaksanakan terhadap entitas,
program, kegiatan serta fungsi yang berkaitan dengan pelaksanaan pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan. SPKN
ini berlaku bagi:
a. badan pemeriksaan keuangan
b. akuntan publik atau pihak lain yang memiliki pemeriksaan atas pengelolaan
dan tanggung jawab keuangan negara untuk dan atas nama badan pemeriksaan
negara.
sesuai dengan UU nomor 15 tahun 2004 standar pemeriksaan SPKN memiliki kedudukan
sebagai dasar untuk menilai kebenaran kecermatan kredibilitas dan keandalan informasi
mengenai pengelolaan tanggung jawab keuangan negara titik adapun peran SPKN adalah
memberikan patokan atau arahan pertahapan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara bagi pemeriksa.

1.7 Perbandingan Kerangka Standar Pemeriksaan Keuangan Negara(SPKN) 2007 dan


kerangka SPKN 2017
Baik SPKN 2007 maupun 2017 diawali dengan kata sambutan dan daftar isi pada
awalnya, kemudian diikuti dengan peraturan badan pemeriksa keuangan tentang standar
pemeriksaan keuangan negara yang mengikutinya. peraturan untuk SPKN 2007 adalah
peraturan BPK RI nomor 01 tahun 2007 dan peraturan BPK RI nomor 01 2017 untuk
SPKN 2017.
SPKN 2007 memiliki delapan lampiran ,sedangkan SPKN 2017 hanya terdapat empat
lampiran yang tercantum dalam SPKN 2017.
Rincian detail laporan SPKN 2007 adalah sebagai berikut :
 lampiran 1 pendahuluan standar pemeriksaan
 lampiran 2 pernyataan standar pemeriksaan 01 standar umum
 lampiran 3 pernyataan standar pemeriksaan 02 standar pelaksanaan pemeriksaan
keuangan
 lampiran 4 pernyataan standar pemeriksaan 03 standar pelaporan pemeriksaan
keuangan
 lampiran 5 pernyataan standar pemeriksaan 04 standar pelaksanaan pemeriksaan
kinerja
 lampiran 6 pernyataan standar pemeriksaan 05 standar pelaporan pemeriksaan
kinerja
 lampiran 7 pernyataan standar pemeriksaan 06 standar pelaksanaan pemeriksaan
dengan tujuan tertentu
 lampiran 8 pernyataan standar pemeriksaan 07 standar pelaporan pemeriksaan
dengan tujuan tertentu
untuk SPKN 2017, memiliki lampiran, seperti:
 lampiran 1 kerangka konseptual pemeriksaan
 lampiran 2 PSP 100 standar umum
 lampiran 3 PSP 200 standar pelaksanaan pemeriksaan
 lampiran 4 PSP 300 standar pelaporan pemeriksaan
SPKN 2017 melakukan simplifikasi terhadap lampiran-lampirannya yang sebelumnya
pada SPKN 2007 terjadi pemisahan standar pelaksanaan dan standar pelaporan untuk
pelaksanaan keuangan, kinerja, dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu, SPKN 2017
tidak melakukan pemeriksaan secara langsung terkait hal tersebut.

1.8 Isu dan Tantangan dalam Audit di Pemerintah Indonesia


Audit sektor publik tidak hanya memeriksa serta menilai kewajaran laporan keuangan
sektor publik tetapi juga menilai ketaatan aparatur pemerintah terhadap undang-undang
dan peraturan yang berlaku titik di samping itu, auditor sektor publik juga pemeriksa dan
menilai tingkat ekonomis efisiensi, serta efektivitas dari semua entitas, program, kegiatan,
serta fungsi yang dilakukan pemerintah.
media sederhana yang dapat dilakukan untuk memulai suatu pemahaman terhadap SPKN
adalah melalui sosialisasi. sosialisasi diperuntukkan bagi:
a. Auditor BPK, yang bertujuan agar SPKN dapat diaplikasikan dalam
pemeriksaan sehingga outputnya sesuai SPKN.
b. Audit pemerintah dan lembaga negara, bertujuan untuk membantu audit agar
dapat membantu dalam memahami hasil pemeriksaan auditor BPK
c. akademis atau profesi atau pemerhati, yang bertujuan untuk mendapat
masukan dalam pengembangan baik bersifat koreksi maupun pengembangan
dengan kondisi terkini
pemeriksaan bernilai tambah ditentukan oleh tiga faktor simultan dari baiknya kualitas:
a. hasil pemeriksaan
b. kemampuan untuk memahami hasil pemeriksaan
c. tindak lanjut atas hasil pemeriksaan setelah diadaptasikan dengan kondisi
selain itu, penerapan atas SPKN kadang memungkinkan terjadi perbedaan pendapat atau
interpretasi dalam memahami SPKN. dari semua perbedaan yang terjadi maka pendapat
atau interpretasi pihak penyusunan lah yang harus diunggulkan.
selain itu, tantangan di mana mendatang bagi auditor atau pemeriksa, sebagaimana
dijelaskan oleh Ritonga adalah adanya amanat undang-undang nomor 17 tahun 2003
untuk menerapkan akuntansi pemerintah berbasis actual titik salah satu kondisi yang
menjadi syarat untuk dapat menerapkan akuntansi berbasis akrual pada pemerintah daerah
adalah adanya dukungan dari pemeriksa laporan keuangan pemerintah berbasis aktual
namun kenyataan sampai dengan saat ini amanat undang-undang tersebut belum dicabut
titik oleh karena itu akuntansi berbasis akrual menjadi kewajiban yang harus segera
diterapkan.
BAB II PENUTUP
Kesimpulan
Pemerintah yang bersih atau tata cara kelola yang baik ditandai dengan tiga pilar utama
yang merupakan elemen dasar yang saling berkaitan. Ketika elemen dasar tersebut adalah
partisipasi, transparansi dan akuntabilitas. Fungsi yang harus ada dalam proses
akuntabilitas publik adalah fungsi pemeriksaan atau auditing mekanisme audit merupakan
sebuah mekanisme yang dapat menggerakkan makna akuntabilitas di dalam pengelolaan
sektor publik BUMN, atau intansi pengelola asset negara lainnya(Bastian 2003).
Perbedaan fungsi pemeriksaan dengan fungsi pengawasan. Fungsi pengawasan lebih
bertujuan untuk menjamin pencapaian tujuan tertentu secara optimal dan menjamin
laporan pertanggungjawaban yang disusun sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

JENIS-JENIS AUDIT SEKTOR PABLIK


Audit keuangan, audit kinerja, audir ekonomi dan efisiensi, audit efektivitas, dan audit
investigasi.
DAFTAR PUSTAKA
Halim Abdul dan Muhammad Syam Kusufi. Teori, Konsep, dan Aplikasi Akuntansi Sektor
Publik, Edisi 2, Salemba Empat.
Peraturan BPK Nomor 1 Tahun 2017 Tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
(SPKN)
Peraturan BPK Nomo 1 Tahun 2007 Tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN)
Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara

Anda mungkin juga menyukai