Anda di halaman 1dari 5

BAB I

AUDIT SEKTOR PUBLIK

1.1 Audit Sektor Publik

Pemerintah adalah lembaga yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan

memaksakan hukum dalam organisasi atau kelompoknya. Dalam arti yang luas,

pemerintah berarti kekuasaan untuk mengadministrasi suatu wilayah tertentu,

sekelompok orang tertentu atau sekelompok aset tertentu. Pengertian pemerintahan

ini berkaitan erat dengan sektor publik. (Rahmadi Murwanto, Akuntasi Sektor

Publik, 2005:8)

Pengertian tentang sektor publik sangat dipengaruhi situasi politik dan

peristiwa-peristiwa di masa lalu. Karena ketiadaan definisi yang komprehensif ini,

identifikasi apa saja yang termasuk sektor publik merupakan hal yang sulit.

Broadbent dan Guthrie memberikan kerangka identifikasi sektor publik dari dua

karakteristik, yaitu aktivitasnya dan kepemilikannya. Ditinjau dari karakteristik

aktivitas, sektor publik terdiri dari:

1) Aktivitas-aktivitas yang didanai oleh pemerintah dari hasil pungutan

pajak (termasuk hutang yang kemudian dilunasi dengan

menggunakan pajak).

2) Aktivitas-aktivitas penyediaan layanan yang bersifat monopolistik

yang dipandang sebagai bagian dari infrastruktur masyarakat yang

pendanaannya sebagian disediakan oleh pemerintah. Ditinjau dari

sisi kepemilikan adalah segala sesuatu yang dimiliki masyarakat


secara umum, bukannya pemegang saham, termasuk perusahaan-

perusahaan yang dimiliki oleh Pemerintah. (Rahmadi Murwanto,

Audit Sektor Publik, 2005:9)

Menurut Indra Bastian (2019) Audit sektor publik didefinisikan sebagai

proses sistematik secara objektif untuk melakukan pengujian keakuratan dan

kelengkapan informasi yang disajikan dalam suatu laporan keuangan organisasi

sektor publik.

Secara Sederhana, Audit sektor publik adalah jasa penyelidikan bagi

masyarakat atas organisasi publik dan politikus yang sudah mereka bayar. Hal ini

memberikan keuntungan yang lebih besar di mana janji yang dibuat oleh para

politisi dapat diperiksa secara profesional oleh pihak independen.

Audit terhadap sektor publik sangat penting dilakukan hal ini merupakan

bentuk tanggung jawab sektor publik (pemerintah pusat dan daerah) untuk

mempertanggung jawabkan dana yang telah digunakan oleh instansi sehingga dapat

diketahui pemanfaatan dana tersebut dilaksanakan sesuai prosedur dan standar atau

tidak.

Banyak sekali suara miring tentang penyalahgunaan wewenang para

penyelenggara negara, korupsi, kolusi dan nepotisme. Berbagai kritik bahwa

keberadaan sektor publik tak efisien dan jauh tertinggal dengan kemajuan dan

perkembangan yang terjadi di sektor swasta lembaga sektor publik masih memiliki

kesempatan yang luas untuk memperbaiki kinerja dan memanfaatkan sumber daya

secara ekonomis efisien dan efektif. Istilah “akuntabilitas publik value for money
reformasi sektor publik privatisasi good public governance” telah begitu cepat

masuk kedalam kamus sektor publik.

1.1.4 Jenis Audit Sektor Publik

Berdasarkan UU No. 15 Tahun 2004 dan SPKN, terdapat tiga jenis audit

keuangan negara, yaitu:

1. Audit keuangan, merupakan audit atas laporan keuangan yang bertujuan untuk

memberikan keyakinan yang memadai (reasonable assurance), apakah laporan

keuangan telah disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai

dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum si Indonesia atau basis akuntansi

komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

2. Audit kinerja, meliputi audit ekonomi, efisiensi, dan efektivitas, pada dasarnya

merupakan perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan dan prosedurnya.

Audit kinerja memfokuskan pemeriksaan pada tindakan-tindakan dan

kejadian-kejadian ekonomi yang menggambarkan kinerja entitas atau fungsi

yang diaudit.

Perbandingan antara audit kinerja dengan audit keuangan adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1.4
Perbandingan Audit Keuangan dengan Audit Kinerja

(Mahmudi, Audit Sektor Publik, 2007:188).

Audit Keuangan Audit Kinerja

Objek audit: laporan keuangan Objek audit: organisasi, program, aktivitas/


kegiatan, atau fungsi
Menguji kewajaran laporan keuangan Menguji tingkat ekonomi, efisiensi, dan
dari salah saji yang material dan efektivitas dalam penggunaan sumber daya
kesesuaiannya dengan prinsip untuk mencapai tujuan
akuntansi yang diterima umum
Lebih bersifat kuantitatif – keuangan Lebih bersifat kualitatif
Tidak terlalu analitis Sangat analitis
Tidak menggunakan indikator kinerja, Membutuhkan indikator, standar, dan
standar, dan target kinerja target kinerja untuk mengukur kinerja
Biasanya tidak mempertimbangkan Biasanya mempertimbangkan analisis
analisis biaya manfaat biaya-manfaat (cost-benefit analysis)
Waktu pelaksanaan audit tertentu Audit bisa dilakukan sewaktu-waktu
(biasanya pada akhir periode
akuntansi)
Audit dilakukan untuk peristiwa Mempertimbangkan kinerja masa lalu,
keuangan masa lalu (post event) sekarang, dan yang akan datang
Tidak dimaksudkan untuk membantu Dimaksudkan untuk memperbaiki alokasi
melakukan alokasi sumber daya secara sumber daya secara optimal dan
optimal memperbaiki kinerja
Tidak terdapat rekomendasi audit dan Terdapat rekomendasi audit dan follow-up
follow-up audit audit

3. Audit dengan Tujuan Tertentu, merupakan audit khusus di luar audit keuangan

dan audit kinerja yang bertujuan untuk memberikan simpulan atas hal yang

diaudit. Audit dengan tujuan tertentu dapat bersifat eksaminasi (examination),

reviu (review), atau prosedur yang disepakati (agrees-upon procedures). Audit

dengan tujuan tertentu mencakup audit atas hal-hal lain di bidang keuangan,

audit investigatif, dan audit atas sistem pengendalian internal.

Anda mungkin juga menyukai