pabrik, atau alat-alat seperti tanah atau aktiva yang didepresiasi atau kedua-duanya, yang
umumnya mempunyai jangka waktu tertentu. Ada tiga jenis transaksi lease, yaitu
1. Direct financing lease, adalah transaksi di mana lessor (orang yang menyewakan)
membeli barang tertentu atas permintaan lesse (penyewa) dan sekaligus menyewa-
guna-usahakan barang tersebut kepada lesse yang bersangkutan
2. Sales and lease back, adalah transaksi di mana lesse sengaja menjual barang
modalnya kepada lessor yang selanjutnya dilakukan kontak sewa guna usaha atas
barang tersebut dengan tujuan mendapat tambahan dana untuk modal kerja, sehingga
transaksi ini bersifat refinancing
3. Leveraged lease, adalah transaksi di mana pihak yang memberikan pembiayaan
adalah lessor dan pihak ketiga. Jenis transaksi lease ini umumnya dilakukan terhadap
barang modal yang memiliki nilai sangat tinggi , di mana lessor hanya sanggup
membayar 20 hingga 40 persen harga barang, sisanya dibayar oleh pihak ketiga
menggunakan kontrak leasing yang bersangkutan sebagai jaminan utangnya.
Bagi penyewa (lessee), lease memberikan keuntungan berupa tanpa uang muka, menghindari
risiko kepemilikan (seperti keausan, bencana, kondisi perekonomian), dan fleksibel
(perusahaan bisa mengganti aset dengan lebih mudah karena perubahan operasional atau
kondisi perekonomian). Bagi pihak yang menyewakan (lessor), lease memberikan
keuntungan berupa peningkatan penjualan, kelangsungan hubungan dengan lessee, dan nilai
residu yang dipertahankan (dalam banyak perjanjian sewa, hak atas harta yang disewakan
tidak pernah berpindah kepada lessee. Lessor lebih banyak mendapat keuntungan dari kondisi
ekonomi yang menyebabkan nilai residu yang besar pada akhir periode lease. Lessor dapat
menyewakan kembali aktiva tersebut atau menjualnya.)
Sebagai contoh, jika Air France sebagai lessee mengkapitalisasi sewa, ia mencatat nilai aset
dan liabilitas yang umumnya bernilai sama dengan nilai sekarang dari pembayaran sewa.
ILFC sebagai lessor, setelah mengalihkan secara substansial semua manfaat dan risiko
kepemilikan, mengakui penjualan dengan menghapus aset dari laporan posisi keuangan dan
menggantinya dengan piutang. Jurnal umum yang dibuat oleh Air France dan ILFC dengan
asumsi peralatan yang disewa dan dikapitalisasi, adalah sebagai berikut:
Peralatan xxx
Setelah aset tersebut dikapitalisasikan, Air France mencatatat penyusutan aset sewaan. Baik
ILFC maupun Air France memperlakukan pembayaran sewa sebagai pembayaran yang terdiri
dari bunga dan pokok.
Jika Air France tidak mengkapitalisasi sewa, maka tidak mencatat aset, dan ILFC tidak
menghapuskannya dari pembukuannya. Saat Air France melakukan pembayaran sewa, ia
mencatatnya sebagai beban sewa dan ILFC mengakuinya sebagai pendapatan sewa
Suatu sewa disebut sebagai finance lease (sewa pembiayaan) jika entitas secara substansial
mengalihkan seluruh risiko dan manfaat yang berkaitan dengan kepemilikan. Untuk mencatat
suatu sewa sebagai sewa pembiayaan, maka sewa harus memiliki syarat tidak dapat
dibatalkan. IASB mengidentifikasi empat kriteria untuk menilai apakah risiko dan manfaat
sudah dialihkan dalam pengaturan sewa.
Air France mengklasifikasikan dan mencatat sewa yang tidak memenuhi salah satu dari
keempat kriteria tersebut sebagai sewa operasi (operating lease). Sehingga, klasifikasi sewa
yang tepat ditentukan berdasarkan substansi transaksi sewa, bukan hanya pada bentuknya.
Penentuan ini sering mengharuskan penggunaan penilaian profesional apakah risiko dan
manfaat kepemilikan aset sudah dialihkan.
Kriteria Kapitalisasi
Tiga dari empat kriteria kapitalisasi yang berlaku bagi lessee masih menuai kontroversi dan
sulit diaplikasikan. Pembahasan setiap kriteria secara rinci pada bagian berikutnya.
Jika sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada lessee, maka sewa termasuk sewa
pembiayaan. Kriteria ini tidak kontroversial dan mudah dipraktikkan
Air France tidak memasukkan biaya pelaksana dalam perhitungan nilai sekarang dari
pembiayaan sewa minimum. Biaya pelaksana adalah dikenakannya biaya seperti biaya
asuransi, biaya pemeliharaan, dan pajak terhadap aset sewaan berwujud selama umur
ekonomiknya. Jika ILFC bertanggung jawab untuk membayar biaya jenis kepemilikan,
maka harus dikecualikan, dalam menghitung nilai sekarang dari pembayaran sewa
minimum, bagian dari setiap pembayaran sewa yang menunjukkan biaya pelaksana.
Biaya pelaksana tidak menunjukkan pembayaran atau pengurangan kewajiban.
Banyak perjanjian sewa yang mensyaratkan lessee harus langsung membayar biaya
pelaksana kepada pihak ketiga yang ditunjuk. Dalam kasus ini, lessor dapat menggunakan
pembayaran sewa tanpa penyesuaian dalam penghitungan nilai sekarang.
Tingkat diskonto. Perusahaan yang bertindak sebagai lessee, seperti Air France,
menghitung nilai sekarang dari pembiayaan sewa minimum dengan menggunakan suku
bunga implisit. Suku bunga implisit adalah tingkat diskonto, yang pada awal masa sewa,
menyebabkan keseluruhan nilai sekarang dari pembayaran sewa minimum dan nilai
residu yang tidak dijamin sama dengan nilai wajar aset sewaan.
Air France mungkin berpendapat bahwa mereka tidak bisa menentukan suku bunga
implisit dari lessor ,tetapi dalam banyak kasus, Air France dapat mengestimasi suku
bunga implisit yang mendekati suku bunga yang digunakan oleh ILFC. Jika menentukan
suku bunga implisit dengan metode tersebut tidak praktis, maka Air France harus
menggunakan suku bunga pinjaman incremental. Suku bunga pinjaman inkremental
adalah suku bunga yang harus dibayar lessee atas sewa yang serupa, atau suku bunga
yang pada awal sewa, akan dikenakan kepada lessee untuk meminjam dana yang
dibutuhkan untuk membeli aset tersebut.
Jika suku bunga implisit diketahui atau bisa diestimasi dengan praktis, maka penggunaan
suku bunga implisit akan lebih disukai. Hal ini karena suku bunga implisit dari ILFC pada
umumnya adalah suku bunga yang lebih realistis untuk digunakan dalam menentukan
jumlah yang dilaporkan sebagai aset dan liabilitas terkait oleh Air France. Selain itu,
penggunaan suku bunga implisit menghindari digunakannya suku bunga pinjaman
inkremental yang tinggi secara artifisial yang akan menyebabkan nilai sekarang dari
pembayaran sewa minimum menjadi lebih rendah, yang mana akan digunakan sebagai
argumen bahwa sewa tidak memenuhi kriteria uji pemulihan investasi. Penggunaan suku
bunga tersebut akan memungkinkan lessee menghindari kapitalisasi aset sewaan dan
liabilitas terkait.
Karena Air France tidak dapat menentukan suku bunga implisit, maka ia menggunakan
suku bunga inkremental yang lebih tinggi. Dalam banyak kasus, Air France dapat
membuat perkiraan yang mendekati suku bunga implisit yang digunakan oleh ILFC.
Penentuan apakah perkiraan yang wajar dapat dilakukan akan memerlukan penilaian,
terutama saat hasil dari penggunaan suku bunga pinjaman inkremental mendekati untuk
memenuhi uji nilai wajar. Oleh karena Air France tidak boleh mengkapitalisasi aset
sewaan melebihi nilai wajarnya, maka Air France tidak dapat menggunakan tingkat
diskonto yang terlalu rendah.
Dengan metode sewa pembiayaan, Air France memperlakukan transaksi sewa seolah
membeli pesawat dalam transaksi pembiayaan. Yang berarti, Air France mengakuisisi
pesawat dan menimbulkan kewajiban sehingga Air France mencatat sewa pembiayaan
sebagai aset dan liabilitas pada nilai sekarang dari pembayaran sewa minimum (tidak
termasuk biaya pelaksana) atau nilai wajar aset sewaan pada awal sewa. Alasan untuk
pendekatan ini adalah bahwa perusahaan tidak boleh mencatat aset sewaan melebihi nilai
wajarnya.
Periode Penyusutan
Salah satu aspek yang menyulitkan akuntansi atas penyusutan aset sewaan yang
dikapitalisasi terkait dengan periode penyusutan. Jika perjanjian sewa mengalihkan
kepemilikan aset kepada Air France atau berisi opsi tawar-menawar, maka Air France
menyusutkan pesawat secara konsisten dengan kebijakan penyusutan normal untuk
pesawat lainnya, dengan menggunakan umur ekonomik aset.
Di lain sisi, jika sewa tidak mengalihkan kepemilikan atau tidak berisi opsi tawar-
menawar pembelian, maka Air France menyusutkan aset tersebut selama masa sewa.
Dalam hal ini, pesawat tersebut dikembalikan kepada ILFC setelah jangka waktu tertentu.
Selama masa sewa, Air France menggunakan metode suku bunga efektif untuk
mengalokasikan setiap pembayaran sewa antara pokok dan bunga. Metode ini
menghasilkan beban bunga periodik yang sama dengan persentase konstan dari nilai
tercatat kewajiban sewa. Ketika menerapkan metode bunga efektif untuk membiayai
sewa, Air France harus menggunakan tingkat diskonto yang sama untuk menentukan nilai
sekarang dari pembayaran sewa minimum.
Konsep Penyusutan
Meskipun Air France menghitung jumlah yang awalnya dikapitalisasi sebagai aset dan
dicatat sebagai kewajiban sebesar nilai sekarang yang sama, penyusutan pesawat terbang
dan penghapusan kewajiban adalah proses akuntansi yang independent selama masa
sewa. Air France harus menyusutkan aset sewaan dengan menerapkan metode penyusutan
konvensional seperti metode garis lurus, jumlah angka tahun, saldo menurun, unit
produksi, dan lainnya.
Untuk menggambarkan sewa pembiayaan, asumsikan bahwa CNH Capital dan Ivanhoe
Mines Ltd. menandatangani perjanjian sewa pada tanggal 1 Januari 2022, yang
mensyaratkan CNH untuk menyewakan sebuah front-end loader kepada Ivanhoe mulai 1
Januari 2022. Syarat dan ketentuan perjanjian sewa, dan data terkait lainnya, adalah
sebagai berikut:
Jangka waktu sewa adalah lima tahun. Perjanjian sewa tersebut tidak dapat
dibatalkan, dan mengharuskan pembayaran sewa senilai $25.981,62 pada setiap
awal tahun (berbasis anuitas jatuh tempo)
Loader tersebut memiliki nilai wajar pada saat awal sewa sebesar $100.000,
perkiraan umur ekonomik 5 tahun, dan tidak ada nilai residu
Ivanhoe membayar semua biaya pelaksana secara langsung kepada pihak ketiga
kecuali untuk pajak properti senilai $2000 per tahun, yang dimasukkan sebagai
bagian dari pembayaran tahunan kepada CNH
Sewa tidak berisi opsi perpanjangan, loader akan dialihkan kembali ke CNH pada
saat penghentian sewa
Suku bunga pinjaman inkremental Ivanhoe adalah 11% per tahun
Ivanhoe menyusutkan peralatan serupa yang dimilikinya dengan metode garis
lurus
CNH menetapkan sewa tahunan untuk mendapatkan tingkat imbal hasil investasi
sebesar 10% per tahun dan Ivanhoe mengetahui fakta ini
Sewa tersebut memenuhi kriteria untuk dikategorikan sebagai sewa pembiayaan dengan
alasan sebagai berikut:
1. Jangka waktu sewa selama lima tahun, sama dengan umur ekonomik peralatan yang
juga lima tahun, memenuhi uji umur ekonomik
2. Nilai sekarang dari pembayaran sewa minimum ($100.000 sebagaimana dihitung di
bawah ini) sama dengan nilai wajar loader ($100.000)
Jumlah yang dikapitalisasi = ($25.981,62 - $2.000) x nilai sekarang anuitas jatuh tempo dari
1 untuk 5 periode sebesar 10%
= $23.981,62 x 4,16986
= $100.000
Ivanhoe menggunakan suku bunga implisit CNH sebesar 10% dan bukan suku bunga
pinjaman inkremental sebesar 11% karena mengetahui suku bunga implisit tersebut. Ivanhoe
mencatat sewa pembiayaan pada pembukuannya tanggal 1 Januari 2022 sebagai berikut:
Perhatikan bahwa jurnal tersebut mencatat kewajiban pada jumlah neto sebesar $100.000
(nilai sekarang dari pembayaran sewa masa depan), dan bukan pada jumlah bruto sebesar
$119.908,10 ($23.981,62 x 5).
Ivanhoe mencatat pembayaran sewa pertama pada tanggal 1 Januari 2022, sebagai berikut
Kas $25.981,62
Setiap pembayaran sewa senilai $25.981,62 terdiri dari tiga elemen, yaitu pengurangan
liabilitas sewa, biaya pendanaan (beban bunga), dan biaya pelaksana (pajak properti). Beban
bunga selama masa sewa adalah $19.908,10, adalah selisih antara nilai sekarang dari
pembayaran sewa ($100.000) dan kas yang sebenarnya dicairkan, setelah dikurangi biaya
pelaksana ($119.908,10). Beban bunga tahunan, dengan menerapkan metode bunga efektif,
adalah fungsi dari liabilitas yang beredar, seperti yang ditunjukkan oleh ilustrasi berikut.
Ivanhoe Mining
Keterangan :
*dibulatkan 19 sen
Pada akhir tahun fiskal, 31 Desember 2022, Ivanhoe mencatat bunga yang masih harus
dibayar (diakru) sebagai berikut:
Penyusutan peralatan yang disewakan selama masa sewa lima tahun, dengan menerapkan
kebijakan penyusutan normal (metode garis lurus) dari Ivanhoe, menghasilkan jurnal pada
tanggal 31 Desember 2022 sebagai berikut
($100.000 : 5 tahun)
Pada tanggal 31 Desember 2022, Ivanhoe secara terpisah mengidentifikasi aset yang dicatat
dalam sewa pembiayaan pada laporan posisi keuangan. Demikian juga, secara terpisah
mengidentifikasi kewajiban terkait. Ivanhoe mengklasifikasikan bagian jatuh tempo dalam
satu tahun atau siklus operasi, mana yang lebih lama, sebagai liabilitas jangka pendek, dan
lainnya sebagai liabilitas jangka panjang. Contohnya, bagian lancar dari kewajiban senilai
$76.018,38 pada 31 Desember 2022 dalam daftar amortisasi Ivanhoe adalah jumlah
pengurangan kewajiban pada tahun 2023, atau senilai $16.379,78. Berikut ini adalah ilustrasi
bagian liabilitas yang berkaitan dengan transaksi sewa pada tanggal 31 Desember 2022
Pencatatan pembayaran sewa oleh Ivanhoe pada tanggal 1 Januari 2013 adalah
Kas $25.981,62
Jurnal hingga tahun 2026 akan mengikuti pola di atas. Ivanhoe mencatat biaya pelaksana
lainnya (asuransi dan pemeliharaan) dengan cara serupa dengan pencatatan biaya operasional
lainnya yang dikeluarkan pada aset yang dimilikinya.
Setelah sewa berakhir, Ivanhoe telah sepenuhnya menyusutkan jumlah yang dikapitalisasi
sebagai peralatan yang disewa. Perusahaan juga telah sepenuhnya melunasi kewajiban
sewanya. Jika Ivanhoe tidak membeli loader, maka akan mengembalikan peralatan kepada
CNH. Ivanhoe kemudian menghapus peralatan yang disewa dan akun akumulasi penyusutan
dari pembukuannya.
Jika Ivanhoe membeli peralatan pada akhir sewa dengan harga $5.000 dan perkiraan umur
manfaat peralatan berubah dari lima menjadi tujuh tahun, maka Ivanhoe membuat jurnal
sebagai berikut:
Peralatan $105.000
Kas $ 5.000
Menurut metode operasi, beban sewa (dan liabilitas terkait) diakui dari hari ke hari oleh
lessee karena menggunakan properti tersebut. Lessee mengalokasikan sewa pada periode
yang menguntungkan dari penggunaan aset, dan mengabaikan secara akuntansi setiap
komitmen untuk melakukan pembayaran di masa depan. Lessee membuat akrual atau
penangguhan yang sesuai jika periode akuntansi berakhir antara tanggal pembayaran kas.
Misalkan, diasumsikan bahwa sewa pembiayaan yang diilustrasikan pada bagian sebelumnya
tidak memenuhi syarat sebagai sewa pembiayaan. Oleh karena itu, Ivanhoe mencatatatnya
sebagai sewa operasi. Beban operasi tahun pertama saat ini adalah $25.981,62, senilai jumlah
pembayaran sewa. Ivanhoe mencatat pembayaran ini pada tanggal 1 Januari 2022 sebagai
berikut:
Kas $25.981,62
Ivanhoe tidak melaporkan aset loader dan setiap liabilitas jangka panjang terkait dengan
pembayaran sewa di masa depan, pada laporan posisi keuangannya. Ivanhoe melaporkan
beban sewa pada laporan laba rugi. Selain itu, Ivanhoe harus mengungkapkan semua sewa
operasi yang memiliki masa sewa yang tidak dapat dibatalkan lebih dari satu tahun.
Jika perusahaan mencatat sewa sebagai sewa operasi, maka beban operasi tahun pertama
sewa adalah sebesar $25.981,62. Namun, jika perusahaan memperlakukan transaksi sebagai
sewa pembiayaan, maka akan menghasilkan beban tahun pertama sebesar $29.601,84 ;
penyusutan sebesar $20.000 dengan metode garis lurus ; beban bunga sebesar $7.601,84 ; dan
biaya pelaksana sebesar $2.000. Ilustrasi di bawah ini menunjukkan bahwa meskipun total
beban operasi adalah sama selama masa sewa apakah akuntansi untuk sewa sebagai sewa
pembiayaan atau sewa operasi, tetapi dalam perlakuan sewa pembiayaan, ada beban yang
lebih tinggi di tahun-tahun sebelumnya dan lebih rendah di tahun-tahun berikutnya.
Ivanhoe Mines
Selain itu, penggunaan pendekatan sewa pembiayaan akan menghasilkan pencatatan aset dan
liabilitas terkait sebesar $100.000 yang awalnya dilaporkan pada laporan posisi keuangan.
Lessee tidak akan melaporkan aset atau liabilitas dalam metode operasi. Oleh karena itu,
selisih berikut terjadi jika menggunakan sewa pembiayaan:
1. Kenaikan jumlah utang yang dilaporkan (jangka pendek maupun jangka panjang)
2. Kenaikan jumlah total aset (khususnya aset berumur panjang)
3. Laba yang rendah pada awal masa sewa, sehingga menyebabkan saldo laba menjadi
lebih rendah.
Dengan demikian, banyak perusahaan yang berpendapat bahwa sewa pembiayaan berdampak
negatif terhadap posisi keuangan mereka karena rasio utang terhadap total ekuitas meningkat,
dan tingkat imbal hasil terhadap total aset menurun. Akibatnya, masyarakat bisnis menoak
mengkapitalisasi sewa.
Apakah penolakan tersebut beralasan kuat atau tidak masih diperdebatkan. Dari sudut
pandang arus kas, perusahaan berada dalam posisi yang sama apakah mencatat sewa sebagai
sewa operasi atau sewa pembiayaan. Manajer sering tidak tertuju dengan kapitalisasi karena
dapat lebih mudah menyebabkan pelanggaran persyaratan pinjaman. Kapitalisasi juga dapat
memengaruhi jumlah kompensasi yang diterima pemilik (misal program kompensasi saham
yang terkait dengan laba). Akhirnya kapitalisasi dapat menurunkan tingkat imbal hasil dan
meningkatkan hubungan antara utang dan ekuitas, yang membuat perusahaan kurang menarik
bagi investor sekarang dan potensial.
Daftar Pustaka :