MANAJEMEN RISIKO
DEVRI RADISTYA
9D Kurikulum Khusus/ 12
Diploma IV Akuntansi
DAFTAR ISI
I.
b. PT INKA ............................................................................................................................ 5
c. Kemenhub ........................................................................................................................ 6
B.
C.
D.
E.
F.
G.
1. Konteks Eksternal................................................................................................................. 11
2. Konteks Internal................................................................................................................... 13
ANALISIS RISIKO.......................................................................................................................... 24
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Identifikasi Risiko PT KAI
21
23
..
24
..
24
25
26
33
36
38
40
..
58
I. GAMBARAN UMUM
1. Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Industri Perkertaapian
a. PT Kereta Api Indonesia (KAI)
PT KAI yang dibentuk pada tahun 1998 dengan sejarah panjang sejak jaman Belanda,
bergerak pada bidang usaha pelayanan jasa transportasi perkertaapian dengan kepemilikan
100% dimiliki oleh Indonesia.
Tujuan dari PT KAI adalah untuk melaksanakan dan mendukung kebijaksanaan dan
bidang perkeretaapian. Usaha tersebut meliputi usaha pengangkutan orang dan barang
dengan kereta api, kegiatan
perkeretaapian,
prasarana dan sarana kereta api secara efektif untuk kemanfaatan umum.
PT KAI beroperasi sebagai lembaga bisnis yang berorientasi pada laba, namun untuk
dana Public Service Obligation yang digunakan PT KAI untuk menyubsidi tiket KA ekonomi.
Kepemilikan sarana, prasarana dan aset PT KAI secara ringkas adalah sebagai berikut:
a. Sarana
PT KAI memiliki jumlah lokomotif sebanyak 469 unit pada tahun 2013, gerbong
siap operasi 5.758, kereta rel diesel 85 unit, KRL 410 unit, dan kereta siap
operasi 1482 unit.
b. Prasarana
Prasarana berupa jalan rel yang dimiliki oleh PT KAI saat ini yaitu 2.710 km di
sepanjang Pulau Jawa dan 1.151,5 km di sepanjang Pulau Sumatera.
c. Aset
Aset potensial yang berada di wilayah operasional PT KAI dibagi menjadi dua
jenis, yaitu tanah milik pemerintah dan tanah milik PT KAI, tanah Pemerintah,
yaitu tanah yang di atasnya berdiri prasarana pokok milik pemerintah dengan
luas tanah milik pemerintah yaitu 57.510.403,21 m2, dan tanah PT KAI, yaitu
tanah yang di atasnya berdiri bangunan-bangunan milik PT. Kereta Api Indonesia
(Persero)dan luas tanah milik PT KAI yaitu 262.581.957,56 m2.
Pada tahun 2013 PT KAI berhasil memperoleh laba komprehensif Rp. 560,716 miliar
dan meningkat sebesar 31% dari tahun sebelumnya. Penggunaan laba komprehensif PT
Kereta Api Indonesia (Persero) tahun buku 2013 sebesar Rp 560,71 miliar adalah Rp 84,06
miliar (15%) untuk dividen dan Rp 476,34 miliar (85%) untuk cadangan umum. Perseroan
telah membayar dividen kepada pemegang saham melalui Menteri Keuangan sebesar Rp
67 miliar, dengan rincian: Berdasarkan keputusan RUPS No. RIS 38/D3. MBU/2013 sebesar
Rp 42 miliar dan berdasarkan Surat Menteri BUMN No. S
767/MBU/2013 sebesar Rp 25
miliar. Investasi dan ekspansi Perseroan pada tahun 2-13 menganggarkan investasi sebesar
Rp 7,266 triliun. Investasi tersebut digunakan untuk membeli sarana dan membangun
prasarana bisnis saat ini sebesar Rp 2,884 triliun. Selebihnya, Rp 4,832 triliun, diinvestasikan
untuk pengembangan bisnis seperti angkutan batubara di Sumatera Selatan dan angkutan
bandara Soekarno-Hatta di Jakarta.
berikut:
Kinerja PT KAI dalam pelayanan dan keselamatan secara ringkas adalah sebagai
a. Jumlah lokomotif mogok turun menjadi 698 kejadian dari 954 kejadian pada
tahun 2012.
PT KAI memiliki enam anak perusahaan yang bergerak dalam berbagai sektor usaha
untuk mendukung bisnis perusahaan induk dan bergerak pada bidang selain dari angkutan
penumpang dan angkutan barang. Keenam anak perusahaan tersebut yakni
dalam area
2. PT. KAI Pariwisata, penyewaan kereta Wisata yaitu Bali, Toraja dan Nusantara,
tiket pesawat, tiket kereta api reguler dan paket-paket tour domestik &
internasional
3. PT. Reska Multi Usaha, bisnis fasilitas kereta makan, OTC (On Train Cleaning) dan
peluang bisnis baik yang ada di stasiun, di luar stasiun
4. PT. KAI Logistik, bidang layanan distribusi logistik dengan basis kereta api
5. PT. Railink, pengelolaan dan pengusahaan kereta api bandara
6. PT. KAI Property Management, pengembangan properti KAI.
Wilayah operasi Perseroan mencakup Pulau Sumatera dan Jawa-Bali. Wilayah kerja
di Pulau Jawa dibagi berdasarkan Daerah Operasi (DaOp) terdiri dari 9 DaOp, sedangkan
wilayah kerja di Sumatera dibagi berdasarkan Divisi Regional (DivRe) terdiri dari 3 DivRe.
Negara yang berdiri pada tanggal 19 Agustus 1981 dan kegiatan bisnis PT Inka yang ada saat
ini berkembang menjadi penghasil produk dan jasa perkeretaapian dan transportasi.
Produksi PT Inka tidak hanya berkutat pada industry kereta api saja namun juga pada alat
transportasi lainnya. Berikut antara lain produk-produk dari PT Inka:
2008 - Peluncuran Pertama di Indonesia, Bus Rail KRDI (untuk Aceh & Jawa).
2009 - Rangkaian Baru Kereta api Gajayana dengan model mirip dengan Pesawat Terbang.
2010 - Peluncuran produksi kereta ekonomi AC Bogowonto (Kereta api Bogowonto),5
lokomotif (CC204)& NEW Rangkaian Kereta api Argo Jati yang berbentuk mirip dengan
Rangkaian KA Gajayana yang baru.
2011 - Produksi Railbus untuk Solo dan kereta ekonomi AC GajahWong (Kereta api Gajah
Wong)
2012 - Produksi beberapa kereta ekonomi dengan AC split, 3 lokomotif CC300, railbus untuk
kota Padang dan KRL KFW. 2013 - 18 unit Articulated Bus untuk armada Transjakarta
PT Inka juga melakukan joint venture dengan General Electric untuk memproduksi lokomotif,
produksi juga ditujukan untuk ekspor terutama ke Malaysia.
bidang keselamatan, lalu lintas dan angkutan kereta api, prasarana dan
sarana perkeretaapian;
penyiapan
penyusunan
standar,
penyelenggaraan perkeretaapian;
norma,
prosedur,
dan
kriteria
daerah juga mengatur perlintasan sebidang antara rel kereta api dengan jalan raya.
transportasi sampai saat ini telah berhasil memproduksi berbagai macam produk seperti:
railbus, kereta ekonomi AC Bogowonto, kereta Gajayana, KRL dan beberapa produk bus dan
kereta lainnya.
berfokus pada
volume angkutan barang seperti volume angkutan peti kemas 32,85%, volume
angkutan batu bara 27,43%, dan volume angkutan semen 25,49%.
mengembangkan
integrated
safety
managementsystem,
dan
Pengadaan KRL untuk kereta api Commuter Jabodetabek yang akan dilakukan oleh
PT KCJ selaku anak perusahaan, pengadaan KRDE dan KRL untuk kereta api bandara
yang dilakukan oleh anak perusahaan PT Railink.
dilakukan investasi sarana sebanyak 44 unit lokomotif, dan 1200 gerbong KKBW)
7
disebutkan beberapa kendala dalam transportasi Kereta Api. Berikut kendala-kendala yang
tertuang dalam Sistranas
3) Jaringan transportasi kereta api masih sangat terbatas, jalur kereta api hanya
ada di Pulau Jawa dan Pulau Sumatra, pada tahun mendatang jaringan jalur
kereta api sudah perlu dikembangkan untuk mengatasi peningkatan permintaan.
berperan dalam pengelolaannya, seperti pada salah satu perusahaan yakni Wakayama
Electric Railway yang melayani Jalur Kishigawa yakni dari Wakayama ke Kinokawa. Takahito
Saito, Professor at Kinki University, in Osaka, Japan dalam tulisannya berjudul Japanese
Private Railway Companies and Their Business Diversification asa
Efisiensi Manajemen
8
Symposium on Transport & Land Use Research tanggal 29 Juli, 2011, secara ringkas
menuliskan 4 faktor kesuksesan private railway model Jepang yaitu:
Mendiversifikasi bisnis
Menjadi empat divisi: rel kereta, transportasi, real estate, dan bisnis lain
Terhubung langsung dengan kapasitas permodalan
Operasi kereta menguntungkan
TIket murah
Dari dua pendapat diatas terdapat beberapa kesamaan dimana ditekankan pada
diversifikasi bisnis dan manajemen yang bagus, dengan faktor-faktor lainnya sesuai dengan
dua pendapat di atas.
yang efektif atas peluang-peluang yang potensial dan pengaruh-pengaruh yang merugikan.
Berdasarkan Model Manajemen Risiko Sektor Publik Menurut AS/NZS 4360:2004
3. Identifikasi risiko : identifikasi lokasi, waktu, sebab dan proses terjadinya peristiwa risiko
4. Analisis risiko : mencermati sumber risiko dan tingkat pengendalian yg ada serta m enilai
risiko dri sisi dampak dan probabilitinya.
5. Evaluasi risiko: pengambilan keputusan perlu tidaknya dilakukan penangana risiko lebih
lanjut serta prioritas penanganannya.
6. Penanganan risiko: mengidentifikasi berbagai opsi dan memutuskan opsi terbaik dan
pengembangan mitigasi risiko
10
permasalahan produksi dari perusahaan suku cadang negara asal akibat dari tekanan
perekonomian dunia terhadap industri perkeretaapian negara tersebut.
b. Kebijakan pemerintah; kebijakan pemerintah baik yang akan dijalankan maupun yang
berlaku saat ini menjadi isu yang sensitif untuk PT KAI mengingat perusahaan ini dimiliki
100% oleh pemerintah Indonesia. Kebijakan pemerintah yang terkait langsung dengan
KAI antara lain
1. Isu bahwa rencana pemerintah akan memberikan porsi hingga 95% kepada
terasa pada PT KAI. Hal ini akan menimbulkan perdebatan mengenai azas
kemandirian perkeretaapian yang ada pada UU No 23 tahun 2007 tentang
Perkeretaapian.
tentu berdampak pula pada bisnis PT KAI karena menyangkut investasi bidang
kereta api karena pada aturan tersebut dinilai kaku dan tidak menarik investor.
c. Kerjasama bisnis internasional; dari Jepang melalui Hitachi Corp yang sedang
terutama untuk pasar monorail dan kereta super cepat seperti shinkansen. Kerjasama ini
baik melalui G to G ataupun B to B akan berdampak pada PT KAI sebagai pihak yang akan
bekerjasama dengan PT Hitachi dalam pengembangannya.
d. Fluktuasi nilai rupiah terhadap dolar, yang berpengaruh pada rencana investasi dan
hal ini dapat membuat PT KAI perlu melakukan perhitungan ulang atas biaya yang
diperlukan untuk pembangunan tersebut atau opsi lainnya adalah menambah biaya
yang perlu dikeluarkan bila terjadi depresiasi nilai rupiah. Berdasarkan laporan tahunan
tahun 2013 tercatat PT KAI perlu menambah biaya investasi hingga 20% akibat ada
selisih kurs tersebut untuk pembelian alat produksi.
e. Gugatan dan perkara hukum;
PT KAI juga menghadapi gugatan-gugatan hukum yang saat ini kasusnya masih dalam
proses hukum terkait dengan kepemilikan tanah dan bangunan ini, dampak yang
diperkirakan terjadi dari gugatan ini antara lain:
di Jl. Elang,
Potensi kehilangan tanah dan bangunan milik PT.KAI (Persero) yang terletak di
Jalan Wastukencana Nomor 81 dan 83 Bandung.
Potensi kehilangan aset di Jalan Bulak Laut RT.02/ RW.02 Desa Pangandaran,
Kecamatan Pangandaran Kabupaten Ciamis.
Potensi kehilangan asetnya di Jalan Kemukus Nomor 6-9, Jakarta Barat akibat
dari Perbuatan Terdakwa
Potensi kehilangan tanah ini apabila dilihat dari luas tanah dan lokasi yang beberapa
diantaranya terletak pada lokasi yang strategis dapat menyebabkan PT KAI mengalami
risiko kerugian yang besar dan risiko bisnis lainnya.
f.
Tekanan masyarakat; tekanan masyarakat akan kebutuhan kereta api yang semakin
banyak dan tinggi; kemacetan yang semakin parah membuat masyarakat mencari
alternatif transportasi lain yang dapat memberikan kenyamanan dan ketepatan waktu
dalam menembus kota besar terutama Jakarta. Selain itu dengan tingkat polusi yang
dihasilkan oleh kereta api jauh lebih kecil daripada alat transportasi yang ada saat ini dan
12
kapasitas angkut yang sangat banyak menjadikan kereta sebagai alternatif transportasi
yang ditunggu masyarakat.
KAI; pembelian kereta yang mayoritas masih impor tidak mendukung sektor
perkeretaapian nasional, padahal di Indonesia PT INKA sebagai salah satu BUMN yang
dapat memasok kereta untuk PT KAI sudah dapat membuat kereta yang cukup modern
dan tidak kalah bila dibandingkan dengan kereta-kereta yang diimpor apalagi bila
dibandingkan kereta bekas dari Jepang.
2. Kondisi internal
Kondisi internal yang dapat berdampak pada manajemen risiko PT KAI adalah
a. Kebijakan strategis perusahaan; kebijakan perusahaan yang telah diterapkan saat ini
dapat dilihat dalam laporan tahunan 2013 dimana terdapat 5 inisiatif strategis
berdasarkan laporan tahunan KAI tahun 2013:
pelayanan pelanggan di tahun 2013 adalah penataan stasiun dan penerapan e-ticketing
untuk commuter line.
tahun 2013, kontribusi pendapatan dari non-angkutan penumpang naik menjadi 55%.
operasi untuk
keamanan.
pelayanan, dan
Selain daripada 5 kebijakan yang telah diambil perusahaan pada tahun 2013 terdapat
pula rencana kebijakan yang akan diambil seperti pada tercantum dalam strategi jangka
panjang perusahaan. Wacana terkait kebijakan yang akan diambil perusahaan di masa
depan juga menjadi perhatian dari perusahaan seperti wacana pemisahbukuan/
pencatatan atas pengoperasian kereta PSO.
13
b. Kebijakan pengelolaan SDM; kebijakan penerimaan SDM PT KAI saat ini lebih banyak
mengambil personel dengan pendidikan yang cukup tinggi dan mengurangi pegawai
dengan kualifikasi pendidikan setingkat SD dan SMP, dan juga dijalankan pula kebijakan
pengurangan pegawai secara bertahap sampai dengan jumlah ideal sesuai permintaan
Dewan Komisaris.
9,29% bila
dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 202 juta penumpang. Jabodetabek masih
memberikan kontribusi terbesar, yaitu 88,07% terhadap total volume angkutan kereta
api penumpang di tahun 2013, sisanya berasal dari kontribusi kereta api komersial jarak
jauh sebesar 11,93%. Dari total jumlah penumpang sebanyak 221 juta tersebut, total
penumpang di Pulau Jawa yang dapat terangkut oleh kereta api penumpang mencapai
217,69 juta orang di tahun 2013 dan penumpang di pulau Sumatera hanya sebagian kecil
dari itu. Fokus saat ini untuk kereta di pulau Sumatera lebih kepada pengangkutan
barang tambang dan kelapa sawit
d. Kinerja angkutan barang; pada tahun 2013 angkutan barang naik 11,93% menjadi 24,71
juta ton dari 22,08 juta ton tahun 2012. Angkutan barang ini masih didominasi dari
angkutan batubara yang memberikan kontribusi volume tertinggi sebesar 14,8 juta ton
1. pengaplikasian Rail Ticketing System (RTS) adalah aplikasi baru ticketing system
PT KAI. RTS ini dikembangkan dalam bentuk railbox dan railcard, railbox adalah
mesin penjual tiket kereta api yang ditempatkan di beberapa stasiun. Railcard
yaitu kartu prabayar, pelanggan kereta dapat membeli tiket di mesin railbox.
14
KAI
www.kereta-api.co.id,
www.tiketkai.com.
atau
dapat
melalui
www.tiket.com
dan
4. Drive Thru adalah produk jasa layanan tambahan agar kendaraan mobil tidak perlu
parkir ataupun turun dari kendaraan terlebih dahulu untuk membeli tiket kereta api.
tabrakan KA, baik yang terjadi di petak jalan maupun di stasiun dengan memberikan
informasi awal kepada masinis untuk pengontrolan kecepatan kereta.
f.
jumlah armada Siap Guna (SO/ SG) dengan beberapa di antaranya adalah: keterbatasan
suplai suku cadang, keterbatasan kapasitas Depo/Balai
PT KAI terbagi dalam lokomotif, kereta rel diesel, kereta rel listrik, kereta siap operasi,
dan gerbong.
a. Lokomotif Realisasi Siap Operasi (SO) Lokomotif tahun 2013 sebanyak 469 unit, naik
42,99% dari tahun 2012 sebanyak 328 unit. Pencapaian di atas tahun 2012 merupakan
hasil investasi berupa penambahan lokomotif CC 205 di Sumatera serta CC 206 di Jawa.
b. Kereta Rel Diesel (KRD) Realisasi Siap Operasi (SO) KRD Tahun 2013 sebanyak 85
unit, turun 11,46% dari realisasi 2012 sebanyak 96 unit. Pencapaian yang lebih rendah
dari tahun 2012
proses
c. Kereta Rel Listrik (KRL) Realisasi Siap Operasi (SO) KRL tahun 2013 tercapai 410 unit,
turun 19,61% dari pencapaian 2012 sebanyak 510 unit. Pencapaian di bawah tahun
2012 disebabkan penonaktifan armada KRL Ekonomi (KL3) yang tidak layak operasi
sebanyak 100 armada.
d. Kereta Realisasi Siap Operasi (SO) Kereta tahun 2013 mencapai 1.482, turun 2,11%
dari pencapaian 2012 sebanyak unit 1.514.
15
e. Gerbong Realisasi Siap Operasi (SO) Gerbong 2013 mencapai 5.758 unit, naik 10,03%
dari realisasi tahun 2012 sebanyak 5.233 kereta.
rel, jembatan, sistem persinyalan dan jaringan listrik aliran atas. Dari sisi prasarana
ditemukan kendala berupa gangguan dan kerusakan pada rel, peralatan persinyalan
dan listrik aliran atas, yang disebabkan oleh kendala teknis maupun gangguan pihak luar
(eksternal).
usaha non angkutan dibantu oleh beberapa perusahaan anak untuk menjalankannya.
Bisnis dari perusahaan anak tersebut secara ringkas adalah sebagai berikut:
1. PT. Reska Multi Usaha (PT RMU) melakukan bisnis di bidang restoran kereta api,
2. PT. Railink merupakan joint venture antara PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
dengan PT. Angkasa Pura II (Persero) dan kegiatan usaha yang dijalaninya yakni
pengoperasian, pengelolaan dan pengusahaan kereta api bandara. Saat ini PT.
Railink telah berhasil mengembangkan dan membangun Airport Railink Station
3. PT KCJ (Kereta api Commuter Jakarta) melakukan usaha di bidang pelayanan KRL
Commuter Line. Volume penumpang sepanjang 2013 sebanyak 129,77 juta, naik
130,68% dibanding tahun 2012 sebanyak
Realisasi
yaitu Kereta Bali, Toraja dan Kereta Nusantara, penjualan tiket pesawat, penjualan
tiket kereta api reguler dan penjualan paket-paket tour domestik & internasional.
Realisasi pendapatan sepanjang 2013 sebesar Rp 18,73 miliar atau naik 78,66% bila
dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp 10,48 miliar.
16
5. PT KA Logistik memiliki bidang layanan distribusi logistik berbasis kereta api, dengan
kemasan bisnis door to door service untuk memberikan bagi pelanggan kereta
api yang didukung dengan angkutan pra dan lanjutan serta layanan penunjangnya,
meliputi pengelolaan Terminal Peti Kemas (TPK), bongkar muat, pergudangan,
6. PT. KA Properti Manajemen (PT KAPM) adalah anak perusahaan PT KAI yang
memiliki tugas dalam pengembangan properti milik PT . Kereta Api Indonesia (P
ersero). Aset - aset itu oleh PT KAPM akan dimaksimalkan dengan membangun
tempat-tempat komersial yang terintegrasi seperti mall, hotel dan apar temen.
Selain faktor pertimbangan bisnis, pengelolaan aset ini juga untuk mencegah
terjadinya kasus penyerobotan lahan milik PT KAI. Prospek usaha untuk tahun
2014 PT KAPM ini antara lain:
i.
yaitu 204.322.717 m2. Hanya 1/3 aset PT KAI yang baru disertifikasi dan hal ini dapat
membuat perusahaan rentan kehilangan aset tersebut baik karena penggunaan aset
oleh perorangan/ perusahaan ataupun sengketa sertifikat tanah.
Konteks yang ditetapkan untuk perkeretaapian Indonesia yang saat ini bisnisnya dilakukan
oleh PT KAI dan anak perusahaannya beserta PT INKA menjadi perlu melihat secara luas tidak hanya
dijabarkan dari visi dan misi saja. Namun, tetap perlu pula diketahui apa yang menjadi visi misi dari
PT KAI.
17
Visi PT KAI
Misi PT KAI
Menyelenggarakan
penunjangnya melalui
perkeretaapian
dan
bisnis
usaha
bagi pemangku
Apabila hanya melihat dari visi dan misi yang ada, maka penetapan tujuan dari PT KAI adalah
untuk menjadi yang terbaik dan fokus pada pelayanan dan pemangku kepentingan. Namun, apabila
melihat bahwa perkeretaapian merupakan bagian dari dari sistem transportasi nasional dan menjadi
aset yang strategis untuk negara Indonesia, maka penetapan tujuan menjadi lebih luas lagi. Peran
kereta api menjadi vital dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Kereta api adalah aset
strategis milik Indonesia yang pada ujungnya dimaksudkan untuk meningkatkan kemakmuran rakyat.
Visi PT INKA
Misi PT KAI
diselenggarakan dengan tujuan untuk memperlancar perpindahan orang dan/atau barang secara
massal dengan selamat, aman, nyaman, cepat dan lancar, tepat, tertib dan teratur, efisien, serta
Dalam menetapkan konteks dapat diambil dari tujuan pada UU 23 tahun 2007 dan
pertimbangan dari visi dan misi dari PT KAI serta visi misi PT INKA, terdapat 2 hal penting dalam
penetapan konteksnya; pertama adalah memperlancar perpindahan orang dan atau barang secara
massal dengan syarat tersebut dan kedua adalah menunjang pemerataan, pertumbuhan, stabilitas,
pendorong, dan penggerak pembangunan nasional. Tujuan tersebut bila dijabarkan maka terdapat
beberapa hal yang penting yang perlu diperhatikan untuk mencapainya yaitu; kelancaran
18
perpindahan orang dan atau barang secara massal terkait dengan sisi operasional, sarana, dan
Sumber pendanaan ini terkait erat dengan keuntungan dari PT KAI sendiri, mengingat bahwa
dana dari pemerintah untuk PT KAI saat ini hanya melalui PSO, sehingga PT KAI sebagai perusahaan
menjadi perusahaan yang bertujuan mendapat untung. Tujuan perusahaan pada umumnya adalah
untuk meningkatkan laba, kontinuitas usaha, pertumbuhan perusahaan, meningkatkan nilai
perusahaan, dan tanggapan positif dari masyarakat. Posisi PT KAI sebagai BUMN menjadikan posisi
PT KAI lebih difokuskan pada pelayanan, tidak untuk mencari laba, padahal tujuan untuk mendapat
laba ini menjadi penting karena laba yang didapatkan oleh PT KAI digunakan untuk pengembangan
dan investasi untuk peningkatan layanan PT KAI yang dapat menambah pengembangan bisnis.
Dividen yang dibagikan bukan merupakan fokus utama mengingat bahwa pengembangan
layanan lebih penting, walaupun tidak menjadi masalah bila dividen dibagikan pula ke kas negara
seperti yang dilakukan PT KAI saat ini. Investasi-investasi dan pengembangan usaha dari laba yang
Lingkungan yang akan dihadapi PT KAI sebagai perusahaan BUMN yang berperan dalam
bidang perkeretaapian adalah sampai saat ini masih menjadi perusahaan monopoli di bidang
perkeretaapian.Otomatis PT KAI menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik karena monopoli ini.
Monopoli yang dilakukan oleh PT KAI di bidang perkeretaapian membuat pesaing PT KAI datang dari
luar bidang perkeretaapian yakni angkutan laut, udara, dan angkutan darat lainnya. Namun dengan,
situasi demikian maka PT KAI dapat melangkah 1 langkah lebih maju daripada pesaing. Hal ini
berbeda dengan BUMN di angkutan udara, laut, dan udara lainnya dimana misal PT Garuda
Indonesia bersaing dengan perusahaan penerbangan milik swasta pula.
Kriteria untuk risiko yang perlu ditangani tergantung pada kebijakan internal, tujuan, dan
keinginan stakeholder. Konteks untuk memaksimalkan 3 lini bisnis utama yaitu angkutan
penumpang, barang, dan usaha non angkutanserta untuk meraih citra kereta sebagai transportasi
unggul dan memuaskan stakeholder maka kriteria risiko yang ditetapkan diutamakan pada ketiga hal
tersebut. Pengembangan kriteria yang mengacu pada hal tersebut dapat dibuat pada risiko mana
yang luar dapat mengganggu perusahaan baik yg kecil ataupun katastropis.
19
Aktivitas perlu dibagi agar tidak ada risiko signifikan yang terlewat.
1. Memperlancar perpindahan orang dan/atau barang secara massal dengan selamat,
aman, nyaman, cepat dan lancar, tepat, tertib dan teratur, efisien serta menunjang
publikasi besar karena pasar angkutan barang di Jawa sudah ramai. Pengembangan
usaha non angkutan dengan memaksimalkan PT KAI bagaimana pengembangannya.
Berdasarkan pembahasan bagian konteks di atas maka dapat ditentukan bahwa tujuan
20
1. operasional; terjadi karena adanya penyimpangan dari hasil yang diharapkan, dan risiko
ini terjadi dari risiko SDM, risiko produksi, risiko teknologi, risiko inovasi, risiko sistem
dan proses.
2. keuangan, terjadi karena adanya fluktuasi target keuangan, dan risiko ini terdiri dari
risiko likuiditas, risiko kredit, risiko permodalan.
perusahaan. Risiko strategis ini dapat dilihat dari kebijakan strategis dan rencana
strategis apa yang akan diambil oleh PT KAI yang terdapat pada hal-hal yang telah
dijabarkan di atas.
bisa berdampak pada potensi penutupan perusahaan, risiko ini terdiri dari risiko
lingkungan, reputasi dan hukum
Identifikasi risiko dari PT KAI dan PT INKA yang ditujukan untuk industri perkeretaapian yang
memenuhui tujuan memperlancar perpindahan orang dan/atau barang secara massal dengan
selamat, aman, nyaman, cepat dan lancar, tepat, tertib dan teratur, efisien, serta menunjang
lini bisnis utama, meraih citra kereta api, dan memuaskan stakeholder, secara ringkas dapat dibuat
dalam tabel seperti di bawah ini.
Sarana
Kerusakan pada rel kereta, baik itu karena patah, ataupun anjlog
21
No
Keuangan
Strategis
Kurs
Likuiditas
Kebijakan
strategis
Eksternal
Hukum
pemerintah
Perilaku
22
No
Mitra bisnis
Kompetitor
Sarana dan
prasarana
Produksi
Teknologi
SDM
Keuangan
Permodalan
Eksternal
Reputasi
Kompetitor
Kebijakan
pemerintah
23
V. ANALISIS RISIKO
Analisis
risiko
melibatkan
tingkat
kemungkinan(likelihood)dan
konsekuensi
(consequences)dari suatu risiko. Internal control dalam melakukan analisis risiko ini juga menjadi hal
yang perlu diperhatikan, dengan melihat annual report tahun 2013 PT KAI dan company profile PT
KAI tahun 2012 dapat dilakukan penilaian bahwa sistem pengendalian internal sudah dilakukan
dengan memadai. Sedangkan untuk PT INKA data tersebut tidak didapatkan sehingga diasumsikan
bahwa pengendalian internal belum dilakukan secara memadai sehingga dapat berpengaruh pula
pada analisis risikonya. Tabel kriteria untuk melakukan penilaian risiko diatas dapat dibuat seperti di
bawah ini
DESCRIPTOR
EXAMPLE OF DESCRIPTION
Insignificant
Minor
Moderate
Major
Catastrophic
Death, toxic release off-site with detrimental effect, huge financial loss
Descriptor
Almost certain
Likely
Possible
Unlikely
Rare
DESCRIPTION
24
Likelihood
Almost
Certain
Insignificant
Minor
Moderate
Major
Catastrophic
Likely
Possible
Unlikely
Rare
25
Sou r ce
I m pa ct
H ow ca n t h is
fr om e ve nt
H a ppe n
ha ppe n ing
W ha t Ca n H a ppe n?
Cu r r e nt Risk
St r a t e gie s
Le ve l
Con se qu e nce
e ffe ct i
Cu r r e nt Risk Le ve l
a nd t he ir
Lik e lihood
Risk Re f e r e nce
The Risk
con t r ol
Acce pt a bilit y ( A/ U)
Cu r r e nt
C4
B3
ve ne ss
( A)
Adequat e ( M)
Moderat e
(I)
I ndadequat e
Perawatan kereta
tidak memadai,
kecelakaan, usia
kereta, perusakan
kereta oleh
masyarakat.
Kereta atau
mengangkut
penumpang,
berdampak pada
pendapatan
Kereta atau
Ketidaktersediaan
kereta yang siap
digunakan
mengangkut
penumpang,
berdampak pada
pendapatan
26
I m pa ct
W ha t Ca n H a ppe n?
H ow ca n t h is
fr om e ve nt
H a ppe n
ha ppe n ing
Cu r r e nt
con t r ol
Cu r r e nt Risk
St r a t e gie s
Le ve l
Kereta atau
Ketidaktersediaan suku
cadang
( A/ U)
Sou r ce
Acce pt a bilit y
Re fe r e nce
Risk
The Risk
mengangkut
B3
C4
D2
C2
penumpang,
berdampak pada
pendapatan
Kereta atau
digunakan,
merugikan
mengangkut
penumpang,
berdampak pada
pendapatan
Kereta atau
Sistem tidak
teknologi
terawat dengan
persinyalan dan
perkeretaapian
update, tidak
baik
mengangkut
penumpang,
berdampak pada
pendapatan
Kerusakan fasilitas
6
stasiun dan
ketidakoptimalan
pengelolaan stasiun
Fasilitas stasiun
Pelayanan
termakan usia,
optimal pengelolaan
tidak terawat,
diserobot lahannya
untuk berjualan
terganggu, tidak
stasiun berdampak
pada pendapatan.
27
I m pa ct
W ha t Ca n H a ppe n?
H ow ca n t h is
fr om e ve nt
H a ppe n
ha ppe n ing
Pelayanan
tidak memadai
menjadi buruk
keamanan aplikasi
terganggu, citra
Cu r r e nt
con t r ol
Cu r r e nt Risk
St r a t e gie s
Le ve l
( A/ U)
Sou r ce
Acce pt a bilit y
Risk
Re fe r e nce
The Risk
C1
A3
C2
E1
A3
D4
Kereta atau
Keterbatasan kapasitas
Depo
digunakan,
merugikan
mengangkut
penumpang,
berdampak pada
pendapatan
Personil
9
pengoperasian
Kecelakaan,
kesalahan human
melakukan
error
10
11
12
kegagalan operasi,
Pelanggaran aturan
Kekurangtahuan
etik
pelanggan
merugikan
Situasi
Merugikan karena
dunia
perekonomian
Kebijakan
pemerintah
perlu menambah
Mengurangi sumber
pendanaan untuk
subsidi tiket KA
ekonomi
28
I m pa ct
W ha t Ca n H a ppe n?
H ow ca n t h is
fr om e ve nt
H a ppe n
ha ppe n ing
Masyarakat
13
Kegagalan kegiatan
penataan stasiun
cItra buruk,
untuk kegiatan
pendapatan
aturan, pendanaan
penataan kurang.
mengurangi
Cu r r e nt
con t r ol
Cu r r e nt Risk
St r a t e gie s
Le ve l
( A/ U)
Sou r ce
Acce pt a bilit y
Re fe r e nce
Risk
The Risk
C2
C1
B2
C4
B4
Ketidaksiapan
14
masyarakat untuk
memakai e-
cItra buruk,
merugikan
perusahaan
memadai
Kegagalan pemasaran/
15
Kegiatan promosi
Pemasaran tidak
secara intens
masyarakat
belum dilakukan
tersampaikan ke
Kereta atau
16
Kegagalan penambahan
Kekurangan
dan bisnis
kegagalan tender
pendanaan,
lokomotif tidak
tersedia, merugikan
mengangkut
penumpang,
berdampak pada
pendapatan
Persaingan
Kegagalan peningkatan
17
angkutan barang
terutama di Jawa
sangat ketat,
pengembangan di
luar pulau Jawa
Biaya operasional
meningkat,
merugikan
perusahaan
butuh investasi
29
I m pa ct
W ha t Ca n H a ppe n?
H ow ca n t h is
fr om e ve nt
H a ppe n
ha ppe n ing
Cu r r e nt
con t r ol
Cu r r e nt Risk
St r a t e gie s
Le ve l
( A/ U)
Sou r ce
Acce pt a bilit y
Re fe r e nce
Risk
The Risk
usaha belum
dikembangkan
Kegagalan pemanfaatan
18
TI untuk memperbaiki
19
Risiko penyerobotan
aset KAI yang belum
20
bersertifikat dan
beberapa gugatan
Pengembangan TI
Merugikan
menerjemahkan
pelayanan tidak
TI gagal
proses bisnis
dengan baik
Gugatan hukum
dari masyarakat
Manajemen PT KAI
perusahaan,
C3
C4
C4
E5
Merugikan
perusahaan, citra
Kehilangan aset,
perusahaan
masyarakat
efektif
belum melakukan
sertifikasi tanah,
merugikan
Perubahan
Risiko swastanisasi
21
kepemilikan dapat
swastanisasi PT KAI
perusahaan
keseluruhan, bahkan
dapat membubarkan
perusahaan
30
23
I m pa ct
W ha t Ca n H a ppe n?
H ow ca n t h is
fr om e ve nt
H a ppe n
ha ppe n ing
Perubahan peraturan
tentang perkeretaapian
dan PT KAI
Pemberitaan yang
merugikan PT KAI
Tuntutan dari
masyarakat, DPR,
ataupun elemen
lainnya
Kegagalan dalam
melakukan
kehumasan yang
memadai
Aksi perusakan,
24
vandalisme, dan
ketidaktertiban
Perilaku masyarakat
masyarakat
25
26
Preferensi pemilihan
perusahaan
keseluruhan, bahkan
St r a t e gie s
Le ve l
E5
C3
C3
C2
D3
C3
dapat membubarkan
perusahaan
perusahaan
Aset rusak,
merugikan
perusahaan
Pengguna kereta
Risiko perjanjian
Aksi korporasi
Merugikan
kerjasama
buruk
dalam melakukan
Cu r r e nt Risk
dapat merubah
Perilaku masyarakat
con t r ol
Perubahan aturan
penggunaan mobil
pribadi
Cu r r e nt
( A/ U)
Sou r ce
Acce pt a bilit y
Risk
Re fe r e nce
22
The Risk
berkurang
perusahaan, citra
Persaingan
angkutan barang
27
Keterbatasan pengguna
angkutan barang
terutama di Jawa
Tidak tercapainya
pengembangan di
layanan angkutan
sangat ketat,
target pendapatan
barang
besar
31
I m pa ct
W ha t Ca n H a ppe n?
H ow ca n t h is
fr om e ve nt
H a ppe n
ha ppe n ing
Cu r r e nt
con t r ol
Cu r r e nt Risk
St r a t e gie s
Le ve l
Persaingan ketat
( A/ U)
Sou r ce
Acce pt a bilit y
Re fe r e nce
Risk
The Risk
dengan moda
transportasi lain,
28
penumpang jarak
Tidak tercapainya
target pendapatan
layanan angkutan
C4
penumpang
32
Sou r ce
I m pa ct
con t r ol
W ha t Ca n H a ppe n?
H ow ca n t his
fr om e ve nt
a nd t he ir
H a ppe n
ha ppe n ing
e ffe ct ive n e ss
Cu r r e nt
Risk Re f e r e nce
Risk Le ve l
( A) Adequat e
( M)
Ketersediaan bahan
produksi
Peralatan rusak,
Produksi mengalami
keterlambatan/
kegagalan,
Produksi mengalami
beberapa bahan
kegagalan,
Le ve l
C4
C3
C3
mengganggu bisnis
Bahan produksi
terlambat datang,
Cu r r e nt Risk
I ndadequat e
Lik e lihood
(I)
Con se qu e nce
Moderat e
Acce pt a bilit y ( A/ U)
St r a t e gie s
keterlambatan/
mengganggu bisnis
Material telat
datang,
Ketidaktepatan jadwal
produksi
keterlambatan
Citra buruk,
karena tahap
mengganggu bisnis
proses produksi
produksi tidak
dijalankan dengan
pelanggan kecewa,
secara keseluruhan
baik
33
Sou r ce
I m pa ct
con t r ol
St r a t e gie s
Produktivitas tidak
produksi berfluktuasi
Merugikan
perusahaan
Cu r r e nt
Risk Le ve l
it y ( A/ U)
The Risk
Acce pt a bil
Re fe r e nce
Risk
Cu r r e nt
D2
C4
C4
D5
D3
D2
E4
perencanaan dan
Merugikan
perusahaan
proses produksi
Ketertinggalan update
Kerjasama alih
Pelanggan memilih
dilakukan, pelatihan
teknologi tidak
pegawai jarang
kompetitor yang
peluang bisnis
Kerjasama alih
Citra buruk,
dilakukan, pelatihan
mengganggu bisnis
teknologi tidak
pegawai jarang
Sistem perekrutan
dan pelatihan
pegawai lemah
pelanggan kecewa,
secara keseluruhan
Produksi mengalami
keterlambatan/
kegagalan,
mengganggu bisnis
Ketergantungan pada
9
permodalan dari
pemerintah,
perbaikan sudah
Sedikit kesulitan
pendanaan
mulai dilakukan
10
Teknologi dan
diperbaharui,
pelanggan terganggu
kegagalan dalam
34
Sou r ce
I m pa ct
con t r ol
St r a t e gie s
gandeng TransJ
Cu r r e nt
Risk Le ve l
melakukan
it y ( A/ U)
The Risk
Acce pt a bil
Re fe r e nce
Risk
Cu r r e nt
kehumasan yang
memadai
PT KAI lebih
11
mengutamakan
kerjasama
Kehilangan potensi
terganggu
pengadaan kereta
dengan
pendapatan, bisnis
A4
D3
pertimbangan bisnis
12
pendanaan menurun
Kebijakan
pemerintah
Merugikan
perusahaan,
mengganggu bisnis
35
menentukan mana saja risiko yang merupakan prioritas dan membutuhkan perlakuan-perlakuan
khusus. Pada analisa risiko yang telah dilakukan ditemukan risiko-risiko mana saja yang dapat
diterima (acceptable) atau tak dapat diterima (unacceptable) dimana risiko-risiko yang unacceptable
yang perlu ditangani oleh perusahaan.
Cu r r e nt
W ha t Ca n H a ppe n?
Risk
Le ve l
Cu r r e nt
Risk
Le ve l
Acce pt a bilit y ( A/ U)
The Risk
Risk Le ve l
Risk Re f e r e nce
C4
High
B3
High
B3
High
C4
High
D2
Medium
C2
Medium
C1
Low
A3
Medium
C2
Medium
10
E1
Low
11
A3
High
12
D4
High
13
C2
Medium
U
36
15
16
17
18
19
20
21
W ha t Ca n H a ppe n?
Risk
Le ve l
Cu r r e nt
Risk
Le ve l
Acce pt a bilit y ( A/ U)
Cu r r e nt
Risk Le ve l
Risk Re f e r e nce
14
The Risk
C1
Low
B2
Medium
C4
High
B4
High
C3
Medium
C4
High
C4
High
E5
High
22
E5
High
23
C3
Medium
24
C3
Medium
25
C2
Medium
26
D3
Medium
27
C3
Medium
28
C4
High
37
Le ve l
Cu r r e nt Risk
Le ve l
Risk Le ve l
Risk Re f e r e nce
Risk
Acce pt a bilit y ( A/ U)
Cu r r e nt
C4
High
C3
Medium
C3
Medium
D2
Medium
C4
High
C4
High
D5
High
D3
Medium
D2
Medium
E4
Medium
A4
Extreme
D3
High
10
11
12
Evaluasi dari kedua perusahaan di atas didasarkan pada konteks yang telah ditetapkan
sebelumnya yakni memperlancar perpindahan orang dan/atau barang secara massal dengan
selamat, aman, nyaman, cepat dan lancar, tepat, tertib dan teratur, efisien, serta menunjang
38
risiko-risiko prioritas yang dapat mempengaruhi tercapainya tujuan yang terdapat pada risiko yang
tidak dapat diterima tersebut sehingga dapat dimitigasi dengan baik.
39
VII.
PENANGANAN RISIKO
Penanganan risiko secara garis besar dapat dibagi menjadi empat bagian yaitu: menghindari risiko, menurunkan risiko, mentransfer risiko, dan
mempertahankan risiko.Risiko yang digolongkan pada Unacceptable pada tahap evaluasi risiko tersebut yang dilakukan mitigasinya. Cost and benefit dari
tindakan penanganan risiko juga perlu diperhatikan dan dapat berdampak pada bagaimana perusahaan menanganinya. Penyusunan jadwal penanganan
risiko dan rencana tindakan dapat dibuat seperti pada tabel di bawah ini.
Ta r ge t Risk
Re sponsible
Tr e a t m e nt t o
Le ve l
Pe r son
Tim e t a ble
m easure
I m ple m e nt e d
Yes
For
Ta r ge t Le ve l
Lik e lihood
effect iv eness
( Y/ N )
M on it or ing
st rat egies t o
be
Risk Re fe r e nce
I s t he
D2
Top Level
Manajer
8 bulan
Kerusakan kereta
menurun sebanyak
dilakukan
40
Re fe r e nce
Risk
I s t he
Ta r ge t Risk
Re sponsible
Tr e a t m e nt t o
Le ve l
Pe r son
Tim e t a ble
st rat egies t o
be
m easure
I m ple m e nt e d
Yes
M on it or ing
effect iv eness
D2
Top Level
Manajer
8 bulan
Kerusakan kereta
menurun sebanyak
Benefit untuk
masyarakat
lebih besar
menutupi kerugian
Yes
C1
Mid Level
Manajer
2 bulan
Yes
D2
Top Level
Manajer
7 bulan
Ketidaktersediaan
sebelumnya; Review
oleh manajemen
41
Re fe r e nce
Risk
I s t he
Ta r ge t Risk
Re sponsible
Tr e a t m e nt t o
Le ve l
Pe r son
Tim e t a ble
st rat egies t o
be
m easure
I m ple m e nt e d
Yes
effect iv eness
D2
Top Level
Manajer
5 bulan
dengan PT INKA
Ketidaktersediaan
M on it or ing
sebelumnya; Review
oleh manajemen
Biaya sangat besar,
No
D1
Top Level
Manajer
2 bulan
Ketidaktersediaan
lebih cepat
dibanding tahun
sebelumnya; Review
oleh manajemen
Biaya besar,benefitnya
suku cadang terpenuhi
Yes
D1
Mid Level
Manajer
1 bulan
Ketidaktersediaan
dibanding tahun
sebelumnya; Review
oleh manajemen
42
Re fe r e nce
Risk
Re sponsible
Tr e a t m e nt t o
Le ve l
Pe r son
Tim e t a ble
kemungkinan risiko
Yes
m easure
effect iv eness
D1
Top Level
Manajer
11 bulan
preventif
Ketidaktersediaan
sebanyak 40%
sebelumnya; Review
dengan infrastruktur
4
M on it or ing
st rat egies t o
I m ple m e nt e d
melalui PT INKA
Ta r ge t Risk
be
I s t he
oleh manajemen
Yes
D3
Mid Level
Manajer
5 bulan
Biaya besar
Yes
D2
Mid Level
Manajer
5 bulan
bertambah, layanan
bertambah
Yes
E3
Mid Level
Manajer
5 bulan
Kejadian gangguan
Re fe r e nce
Risk
I s t he
Ta r ge t Risk
Re sponsible
Tr e a t m e nt t o
Le ve l
Pe r son
Tim e t a ble
st rat egies t o
be
m easure
I m ple m e nt e d
Biaya rendah
Yes
effect iv eness
E1
Low Level
Manajer &
1 bulan
Teknisi
Biaya rendah
investasi perusahaan
Yes
Yes
E2
D3
Low Level
Manajer
Top Level
Manajer
Kejadian gangguan
3 bulan
Kejadian kerusakan
stasiun turun 40%
dari tahun lalu
4 bulan
Keuntungan
pengelolaan bisnis
meningkat 20%;
KAI
7
M on it or ing
review oleh
manajemen
Yes
D2
Mid Level
Manajer
2 bulan
Kerusakan dan
manajemen
44
Re fe r e nce
Risk
I s t he
Ta r ge t Risk
Re sponsible
Tr e a t m e nt t o
Le ve l
Pe r son
Tim e t a ble
st rat egies t o
be
m easure
I m ple m e nt e d
Biaya kecil
Yes
M on it or ing
effect iv eness
D3
Low Level
Manajer &
1 bulan
Teknisi
Kerusakan dan
manajemen
8
Biaya besar
Yes
C1
Mid Level
Manajer
3 bulan
Penurunan tingkat
ketidakselesaian
pengerjaan kereta
menampung kapasitas
lebih besar di masa
depan
Yes
D2
Top Level
Manajer
10 bulan
Penurunan tingkat
ketidakselesaian
pengerjaan kereta
45
Re fe r e nce
Risk
I s t he
Ta r ge t Risk
Re sponsible
Tr e a t m e nt t o
Le ve l
Pe r son
Tim e t a ble
st rat egies t o
be
m easure
I m ple m e nt e d
Biaya kecil
Yes
M on it or ing
effect iv eness
D1
Mid Level
Manajer
1 bulan
Penurunan tingkat
kecelakaan akibat
kesalahan manusia
No
D1
Mid Level
Manajer
6 bulan
Penurunan tingkat
kecelakaan akibat
kesalahan manusia
Yes
C1
Mid Level
Manajer
1 bulan
Penurunan tingkat
kerugian akibat
kesalahan manusia
tambahan dimana
Yes
D2
Top Level
Manajer
5 tahun (jangka
panjang)
Penurunan tingkat
penambalan dana
akibat selisih kurs
46
Re fe r e nce
Risk
I s t he
Ta r ge t Risk
Re sponsible
Tr e a t m e nt t o
Le ve l
Pe r son
Tim e t a ble
st rat egies t o
be
m easure
I m ple m e nt e d
effect iv eness
dengan infrastruktur
oleh manajemen
KAI
Asuransi selisih kurs
Biaya medium
M on it or ing
Yes
A1
Top Level
Manajer
1 bulan
Penurunan tingkat
penambalan dana
akibat selisih kurs
masyarakat pengguna
Yes
E1
Mid Level
Manajer
5 bulan
Penurunan
penggunaan dana
PSO untuk KA
KA ekonomi
ekonomi sebesar
13
Yes
D2
Mid Level
Manajer
2 bulan
Mengawasi
penerapan strategi
Re fe r e nce
Risk
I s t he
Ta r ge t Risk
Re sponsible
Tr e a t m e nt t o
Le ve l
Pe r son
Tim e t a ble
M on it or ing
st rat egies t o
be
m easure
I m ple m e nt e d
effect iv eness
review oleh
manajemen
kerjasama memberikan
Yes
D1
Top Level
Manajer
4 tahun (jangka
menengah)
dibagi 2 pembiayaan
untuk pengembangan
ticketing
penerapan strategi
manajemen
Mengawasi
Yes
D2
season
Mid Level
Manajer
2 bulan
Kerusakan dan
manajemen
Peningkatan pengawasan sistem
Biaya kecil
Yes
D3
Low Level
Manajer &
Teknisi
1 bulan
Kerusakan dan
Re fe r e nce
Risk
I s t he
Ta r ge t Risk
Re sponsible
Tr e a t m e nt t o
Le ve l
Pe r son
Tim e t a ble
M on it or ing
st rat egies t o
be
m easure
I m ple m e nt e d
effect iv eness
review oleh
manajemen
15
Biaya sedang
Yes
D2
Low Level
Manajeri
1 bulan
Peningkatan
penggunaan produk
No
D1
Top Level
Manajer
2 bulan
Ketidaktersediaan
lebih cepat
dibanding tahun
sebelumnya; Review
oleh manajemen
merupakan investasi
Yes
D2
Top Level
Manajer
8 bulan
Ketidaktersediaan
sebelumnya; Review
oleh manajemen
49
Re fe r e nce
Risk
ketidaknyamanan
Le ve l
Pe r son
Yes
terjadi
M on it or ing
st rat egies t o
m easure
effect iv eness
D2
Top Level
Manajer
3 tahun (jangka
menengah)
Ketidaktersediaan
cukup berat
Tr e a t m e nt t o
Tim e t a ble
pembuat kebijakan
Re sponsible
I m ple m e nt e d
Ta r ge t Risk
be
I s t he
sebelumnya; Review
oleh manajemen
Yes
E2
Top Level
Manajer
10 bulan
Ketidaktersediaan
dengan hubungan
dibanding tahun
antar negara.
sebelumnya; Review
oleh manajemen
dilakukan dengan PT
INKA agar INKA bisa
berkembang
17
Yes
C3
Top Level
Manajer
4 tahun (jangka
menengah)
Peningkatan segmen
angkutan barang
Re fe r e nce
Risk
I s t he
Ta r ge t Risk
Re sponsible
Tr e a t m e nt t o
Le ve l
Pe r son
Tim e t a ble
M on it or ing
st rat egies t o
be
m easure
I m ple m e nt e d
effect iv eness
depan
oleh manajemen
Biaya sedang;
memotong waktu
Yes
D2
Top Level
Manajer
10 bulan
Peningkatan segmen
angkutan barang
oleh manajemen
Biaya sedang,
kerjasama dengan
permodalan bisa
swasta
Yes
D3
Top Level
Manajer
4 tahun (jangka
menengah)
Peningkatan segmen
non usaha sebesar
20%; review oleh
manajemen
apartemen.
51
Re fe r e nce
Risk
I s t he
Ta r ge t Risk
Re sponsible
Tr e a t m e nt t o
Le ve l
Pe r son
Tim e t a ble
st rat egies t o
be
m easure
I m ple m e nt e d
Yes
M on it or ing
effect iv eness
D2
Top Level
Manajer
2 bulan
Peningkatan segmen
non usaha sebesar
20%; review oleh
manajemen
18
Yes
D2
season
Mid Level
Manajer
2 bulan
Kerusakan dan
manajemen
Peningkatan pengawasan sistem
teknologi dan melakukan
Biaya kecil
Yes
D3
Low Level
Manajer &
1 bulan
Teknisi
Kerusakan dan
manajemen
19
Biaya medium
Yes
C2
Mid Level
Manajer
2 bulan
Kerugian akibat
20
Re fe r e nce
Risk
I s t he
Ta r ge t Risk
Re sponsible
Tr e a t m e nt t o
Le ve l
Pe r son
Tim e t a ble
st rat egies t o
be
m easure
I m ple m e nt e d
Biaya medium
Yes
effect iv eness
E3
Mid Level
Manajer
5 bulan
Aset yang
bersertifikat
strategis
M on it or ing
Yes
C2
Mid Level
Manajer
2 bulan
Kerugian akibat
21
Biaya sedang
Biaya sedang
Yes
Yes
E4
E4
baru KAI
22
Top Level
Manajer
Top Level
Manajer
4 bulan
Disetujui rencana
4 bulan
Kesiapan PT KAI
dalam melaksanakan
keinginan stakeholder
baru
Biaya sedang
Yes
E3
Top Level
Manajer
4 bulan
Disetujui rencana
Re fe r e nce
Risk
I s t he
Ta r ge t Risk
Re sponsible
Tr e a t m e nt t o
Le ve l
Pe r son
Tim e t a ble
M on it or ing
st rat egies t o
be
m easure
I m ple m e nt e d
effect iv eness
masa depan
23
Biaya besar;
ke masyarakat dapat
E2
Mid Level
Manajer
1 bulan
menjatuhkan PT KAI
masyarakat dapat
citra baik ke
Yes
E2
Mid Level
Manajer
1 bulan
berdampak besar di
Asuransi kerusakan
Biaya medium;
penegakan hukum
kerugian berkurang
Yes
E2
Jumlah pemberitaan
review oleh
masa depan
24
masa depan
Jumlah pemberitaan
review oleh
berdampak besar di
Yes
Mid Level
Manajer
1 bulan
Jumlah kerusakan
berkurang 60%;
review oleh
manajemen
Yes
E1
Mid Level
Manajer
1 bulan
Jumlah kerugian
akibat kerusakan
Re fe r e nce
Risk
I s t he
Ta r ge t Risk
Re sponsible
Tr e a t m e nt t o
Le ve l
Pe r son
Tim e t a ble
M on it or ing
st rat egies t o
be
m easure
I m ple m e nt e d
effect iv eness
oleh manajemen
25
Biaya besar;
ke masyarakat dapat
Yes
E3
Mid Level
Manajer
1 bulan
meningkat 20%,
berdampak besar di
masa depan
Biaya medium
Pengguna KA
E3
Top Level
Manajer
4 bulan
Pengguna KA
meningkat 20%,
26
Biaya medium
Yes
D2
Top Level
Manajer
4 bulan
Kerugian akibat
kegagalan kerjasama
turun 30%; review
oleh manajemen
55
Re fe r e nce
Risk
I s t he
Ta r ge t Risk
Re sponsible
Tr e a t m e nt t o
Le ve l
Pe r son
Tim e t a ble
st rat egies t o
be
m easure
I m ple m e nt e d
Biaya medium
Yes
M on it or ing
effect iv eness
D2
Top Level
Manajer
4 bulan
Kerugian akibat
kegagalan kerjasama
turun 30%; review
oleh manajemen
27
Biaya sedang;
memotong waktu
Yes
D2
Top Level
Manajer
10 bulan
Peningkatan segmen
angkutan barang
oleh manajemen
Biaya sedang;
Yes
D2
Top Level
Manajer
1 bulan
Peningkatan segmen
angkutan sebesar
35%; review oleh
manajemen
Biaya sedang;
Yes
D2
Top Level
Manajer
10 bulan
Peningkatan segmen
angkutan barang
56
Re fe r e nce
Risk
kapasitas besar
I s t he
Ta r ge t Risk
Re sponsible
Tr e a t m e nt t o
Le ve l
Pe r son
be
I m ple m e nt e d
memotong waktu
Tim e t a ble
M on it or ing
st rat egies t o
m easure
effect iv eness
57
Risk Re fe r e nce
Opt ion s
I s t he
Ta r ge t Risk
Re sponsible
Tr e a t m e nt t o
Le ve l
Pe r son
penunjang
meningkat
penggunaan peralatan
st rat egies t o
I m ple m e nt e d
effect iv eness of
Lik e lihood
M on it or ing
m easure
( Y/ N )
Peningkatan pengawasan
Tim e t a ble
be
Yes
For
Ta r ge t Le ve l
Pot e nt ia l Tr e a t m e nt
D3
Low Level
Manajer &
2 bulan
Teknisi
Penurunan
ketidaktersediaan
peralatan siap
digunakan sebesar
30%; review oleh
manajemen
jadi
menambah biaya
perawatan peralatan
Yes
D2
Mid Level
Manajer
4 bulan
Penurunan
ketidaktersediaan
peralatan siap
digunakan sebesar
30%; review oleh
manajemen
58
Re fe r e nce
Risk
Pot e nt ia l Tr e a t m e nt
Opt ion s
I s t he
Ta r ge t Risk
Re sponsible
Tr e a t m e nt t o
Le ve l
Pe r son
Tim e t a ble
M on it or ing
st rat egies t o
be
m easure
I m ple m e nt e d
effect iv eness of
Yes
C2
Mid Level
Manajer
2 bulan
Ketersediaan bahan
produksi meningkat
40%; review oleh
manajemen
Yes
D1
tambahan kegagalan
Top Level
Manajer
4 tahun (jangka
menengah)
penerapan IT
3
tahapan produksi
meningkat
pengawasan internal
Biaya sangat besar;
terdapat risiko
Yes
Yes
D3
D1
tambahan kegagalan
tahapan produksi
meningkat
pengawasan internal
produksi meningkat
20%; review oleh
manajemen
Mid Level
Manajer
Top Level
Manajer
2 bulan
Yes
E1
Mid Level
Manajer
Ketidaktepatan
jadwal produksi
berkurang 25%
4 tahun (jangka
menengah)
penerapan IT
4
Ketersediaan bahan
1 bulan
Ketidaktepatan
jadwal produksi
berkurang 15%
Re fe r e nce
Risk
Pot e nt ia l Tr e a t m e nt
Opt ion s
Biaya medium
Biaya medium;
penggunaan tenaga
I s t he
Ta r ge t Risk
Re sponsible
Tr e a t m e nt t o
Le ve l
Pe r son
Tim e t a ble
M on it or ing
st rat egies t o
be
m easure
I m ple m e nt e d
effect iv eness of
Yes
Yes
D1
D1
Top Level
Manajer
Top Level
Manajer
1 bulan
dengan yang
dianggarkan
2 bulan
Komplain pelanggan
terkait produk di
biaya penyusunan
40%
namun kesalahan
dapat dikurangi
Biaya kecil
Yes
E1
produksi
6
Manajer &
1 bulan
Teknisi
Low Level
teknologi berguna
Yes
E3
Top Level
Manajer
Komplain pelanggan
terkait produk di
Teknologi yang
dipakai sesuai
dengan keinginan
konsumen
60
Re fe r e nce
Risk
Pot e nt ia l Tr e a t m e nt
Opt ion s
Biaya kecil
I s t he
Ta r ge t Risk
Re sponsible
Tr e a t m e nt t o
Le ve l
Pe r son
st rat egies t o
m easure
I m ple m e nt e d
effect iv eness of
Yes
D2
Low Level
Manajer
1 bulan
Biaya kecil
Yes
E1
Top Level
Manajer
1 bulan
Teknologi yang
dipakai sesuai
dengan keinginan
teknologi berguna
Yes
E3
Top Level
Manajer
2 bulan
Teknologi yang
dipakai sesuai
dengan keinginan
konsumen
asal
ditingkatkan
dipakai sesuai
konsumen
dengan keinginan
produksi
Teknologi yang
konsumen
M on it or ing
be
ditingkatkan
7
Tim e t a ble
Yes
D2
Low Level
Manajer
1 bulan
Teknologi yang
dipakai sesuai
dengan keinginan
konsumen
61
Re fe r e nce
Risk
Pot e nt ia l Tr e a t m e nt
Opt ion s
Biaya medium;
I s t he
Ta r ge t Risk
Re sponsible
Tr e a t m e nt t o
Le ve l
Pe r son
Tim e t a ble
st rat egies t o
be
m easure
I m ple m e nt e d
effect iv eness of
Yes
D1
Top Level
Manajer
2 bulan
Yes
D2
Top Level
Manajer
11 bulan
Kebutuhan tenaga
Biaya kecil
Yes
E2
Top Level
11 bulan
Permodalan aman
Biaya besar;
Yes
E2
Mid Level
1 bulan
Jumlah pemberitaan
ke masyarakat dapat
10
Kebutuhan tenaga
kualifikasi yang
pelaksanaan program
9
M on it or ing
Manajer
Manajer
review oleh
berdampak besar di
manajemen
masa depan
Biaya besar
Yes
E2
Top Level
Manajer
1 bulan
Jumlah pemberitaan
Re fe r e nce
Risk
Pot e nt ia l Tr e a t m e nt
Opt ion s
I s t he
Ta r ge t Risk
Re sponsible
Tr e a t m e nt t o
Le ve l
Pe r son
Tim e t a ble
M on it or ing
st rat egies t o
be
m easure
I m ple m e nt e d
effect iv eness of
review oleh
manajemen
11
Biaya besar
Yes
C3
Top Level
Manajer
3 tahun (jangka
menengah)
Penggunaan produk
INKA di PT KAI
meningkat 80%;
review oleh
manajemen
Biaya sedang
Yes
E3
Top Level
Manajer
4 bulan
Disetujui rencana
63
VIII.
MONITORING RISIKO
Monitoring perlu dilakukan karena risiko dan prioritas dapat berubah sesuai situasi yang
sedang dihadapi perusahaan. Monitoring dan reviu bertujuan mengantisipasi perubahan risiko yang
bersifat mendadak dan persistent baik pada tingkat risiko maupun arah risiko yang berdampak
negatif pada profil risiko. Proses Monitoring dan Reviu dilakukan dengan cara memantau efektivitas
rencana penanganan risiko, strategi, dan sistem manajemen risiko. Outcome akan dievaluasi
bagaimana bila dibandingkan dengan jejak langkah dan acuan kesuksesan atau kegagalan
manajemen risiko. Monitoring yang dilakukan melihat pada outcome dan telah dimasukkan pada
tabel perencanaan risiko di atas yaitu tabel 10 rencana penanganan risiko PT KAI dan pada
64
IX. REFERENSI
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian
Permenhub nomor 49 tahun 2005 tentang Sistem Transportasi Nasional (Sistranas)
Laporan Tahunan PT. Kereta Api Indonesia 2013
Company Profile PT Kereta Api Indonesia 2012
Standards Australia/Standards New Zealand Standard Committee,AS NZS ISO 31000:2009
Risk Management and Guidliness. Agustus 2010
Fred R. David. Manajemen Strategis. Jakarta: 2004.
Takahito, Saito.Japanese Private Railways Companies.1997. Japan Railway Transport Review
EJCRF. http://jrtr.net/jrtr10/pdf/f02_sai.pdf. Diakses pada 11 Agustus 2014
Calimente, John. Rail Integrated Communities in Tokyo. http://wstlur.org/symposium/
2011/agenda/documents/presentations/11-calimente.pdf. Diakses pada 11 Agustus 2014
PT. Industri Kereta Api. http://id.wikipedia.org/wiki/PT_Industri_Kereta_Api . Diakses pada
tanggal 11 Agustus 2014
65