Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

NEW MARKET PLACE

“Disusun dalam rangka memenuhi tugas pada mata kuliah Analisis Bisnis Digital dengan
Dosen Pengampu Anggun Anggita S.E.,MM”

Disusun oleh kelompok 2:

1. Muhammad Nayan (020100126)


2. Marina Dwi Astuti (020100129)
3. Husen (020100132)
4. Mitya Marinda Asmayawati (020100136)
5. Alfina Layla Nur Mustofa (020100141)

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Solusi Bisnis Indonesia (STIE SBI)


Jurusan Manajemen
Tahun Ajaran 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan nikmat, taufik serta hidayah-Nya yang sangat besar sehingga kami pada akhirnya
bisa menyelesaikan makalah ini yang berjudul “New Market Place” dengan baik dan tepat
waktu.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok dari
ibu Anggun anggita sebagai dosen pengampu mata kuliah analisis bisnis digital. Selain
itu,makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang new wave marketing bagi para
pembaca dan juga penulis.

Semoga makalah yang telah kami susun ini bisa menambah pengetahuan dan pengalaman
para pembaca.

Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan
segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik. dengan
rendah hati kami menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini agar
lebih baik lagi.

Akhirnya kami selaku pembuat makalah ini berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Yogyakarta, 01 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................................1
1.2Rumusan Masalah..................................................................................................................................6
1.3Tujuan Masalah......................................................................................................................................7
BAB II.......................................................................................................................................................8
2.1 Pengertian Market Place..................................................................................................................8
Apa itu Marketplace?..............................................................................................................................8
Apa Saja Jenis-Jenis Marketplace itu?.....................................................................................................8
1. Marketplace Murni..........................................................................................................................9
2. Marketplace Konsinyasi..................................................................................................................9
Lantas, Apa Bedanya Marketplace dengan Online shop?......................................................................10
Apa Saja Contoh Marketplace itu?........................................................................................................11
 Tokopedia..................................................................................................................................11
 Bukalapak..................................................................................................................................11
 Shopee.......................................................................................................................................11
 Lazada.......................................................................................................................................12
 Blibli..........................................................................................................................................12
2.2 Peranan MarketPlace diera Teknologi...........................................................................................13
2.3 Strategi dalam menjalankan MarketPlace.....................................................................................13
BAB III................................................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................................15
3.2 SARAN.........................................................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada era globalisasi seperti sekarang ini persaingan dalam dunia usaha menjadi
sangat ketat. Perusahaan saling berlomba-lomba dalam bersaing untuk mempertahankan
usaha agar tetap kuat di tengah persaingan yang sengit. Menciptakan pelanggan baru dan
mempertahankan pelanggan yang lama serta meningkatkan volume penjualan dengan
strategi pemasaran melalui internet merupakan tujuan perusahaan. Menciptakan
pelanggan baru atau mempertahankan pelanggan lama dapat dilakukan dengan berbagai
cara, seperti terus meningkatkan kualitas produk serta mengeluarkan produk dengan
inovasi yang lebih baru. Selain itu mempermudah cara memperoleh produk dengan
berbagai teknologi internet juga sebagai salah satu alasan di mana pelanggan bertahan
pada suatu produk (Rahmadhani, 2011).

Teknologi dan informasi di dunia khususnya internet mengalami perkembangan yang


sangat pesat. Internet merupakan sarana yang menghubungkan antara satu orang dengan
orang lainnya, menyediakan informasi yang membangun, sebagai sarana hiburan, sebagai
sarana komunikasi. Alasan mengapa internet begitu populer di masyarakat dunia adalah
internet memiliki konektivitas dan jangkauan yang sangat luas, mengurangi biaya
komunikasi, biaya ransaksi yang lebih rendah, mengurangi biaya agensi, interaktif,
fleksibel dan mudah, serta berkemampuan untuk mendistribusikan pengetahuan secara
cepat (Laudon dan Laudon, 2007). Oleh karena itu internet sekarang menjadi kebutuhan
pokok oleh sebagian besar orang selain kebutuhan pangan, sandang dan papan.
Fenomena penggunaan internet yang diperkirakan semakin lama akan meningkat ini tentu
menjadi sebuah peluang usaha bisnis baru dengan menyediakan toko online sebagai
bagian dari e-commerce.
E-commerce menjadi tren yang sedang berkembang dengan menciptakan peluang
baru bagi perusahaan dan konsumen dengan jumlah pendapatannya yangselalu meningkat
dari tahun ke tahun. Perusahaan semakin menyadari fakta tersebut dan mereka sering

1
menggunakan media e-commerce ke dalam strategi bisnis sebagai saluran distribusi.
Sejak belanja online menjadi hal yang sering dilakukan sekarang ini maka memahami
saluran distribusi menjadi hal yang penting dari sudut pandang kedua pengguna bisnis
karena akan menjadi masalah penting untuk manajer e-commerce dan akademisi jika
pengguna bisnis dan konsumen tidak memahami alur yang ditentukan (Goldsmith dan
Flynn, 2004; Kim, 2011; Siddiqui, 2003).
Menurut Sunarto (2009) e-commerce merupakan satu set dinamis teknologi, aplikasi
dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen, komunitas tertentu
melalui transaksi elektronik, perdagangan berbagai barang dan jasa, pelayanan serta
pemberian informasi yang dilakukan melalui media elektronik. Terdapat banyak sekali
jenis e-commerce yang berkembang di dunia tetapi hanya ada beberapa jenis e-commerce
yang tumbuh pesat di Indonesia. Jenis e-commerce yang berkembang di Indonesia adalah
marketplace. Marketplace merupakan sebuah tempat di mana penjual dapat menjajakan
barang dagangannya melalui media elektronik dengan keuntungan pengguna tidak perlu
membuat situs atau toko online pribadi. Marketplace yang ada di Indonesia antara lain
shope.com,tokopedia.com, bukalapak.com, blibli.com, zalora, lazada, olx, sale stock,
elevenia dan sebagainya. Penjual hanya perlu menyediakan foto barang dagangan dan
upload gambar mencantumkan harga dan deskripsi lain mengenai barang dagangannya.
Selanjutnya apabila ada konsumen yang tertarik membeli produk yang ditawarkan pihak
penjual akan diberikan notifikasi oleh sistem dari e-commerce tersebut.
Sebagai saluran transaksi pemasaran online yang tergolong masih baru, e-commerce
lebih mengandung risiko dan ketidakpastian dibandingkan dengan transaksi lain yang
dilakukan secara konvensional. Hal ini kemudian menjadi pertimbangan tersendiri bagi
netizen untuk melakukan pembelian secara online. Menurut Suhari (2008) membeli
secara online dapat dipengaruhi oleh: Efisiensi untuk pencarian (waktu cepat, mudah
dalam penggunaan, dan usaha pencarian mudah); value (harga bersaing dan kualitas
baik); serta interaksi (informasi, keamanan, load time dan navigasi). Potensi kejahatan
yang bisa terjadi pada transaksi online seperti penipuan, pembajakan kartu kredit
(carding), transfer dana ilegal dari rekening tertentu sangatlah besar apabila sistem
keamanan infrastruktur e-commerce masih lemah. Oleh karena itu, keamanan

2
infrastruktur e-commerce menjadi kajian penting dan serius bagi ahli komputer dan
informatika
Keamanan merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam melakukan
pembelian barang maupun jasa yang tersedia di situs online. Untuk mengatasi kasus
penipuan yang sering terjadi pada transaksi online dapat dilakukan dengan cara
menerapkan sistem pembayaran escrow atau rekening bersama. Escrow adalah suatu
perjanjian legal dimana sebuah barang yang berupa uang, namun bisa juga berupa benda
apapun lainnya disimpan oleh pihak ketiga yang dinamakan agen escrow sementara
menunggu isi kontrak dipenuhi oleh pihak marketplace. Keamanan jaringan merupakan
salah satu faktor yang harusdiperhatikan penyedia jasa online melalui internet. Keamanan
jaringan adalah apabila komputer yang terhubung dengan jaringan internet yang memiliki
banyak risiko ancaman keamanan dibandingkan dengan komputer yang tidak terhubung
dengan jaringan apapun (Saputri, 2015).
Faktor penting selanjutnya yang dapat mempengaruhi pembelian secara online adalah
melalui faktor kemudahannya. Hadirnya internet tentu menambah kemudahan dalam
segala aspek kehidupan, tidak terkecuali pada kegiatan jual beli yang saat ini dapat
dilakukan secara online. Dimanapun dan kapanpun asalkan terkoneksi internet setiap
orang yang ingin melakukan pembelian secara online dapat dengan mudah
melakukannya. Marketplace biasanya menawarkan langkah-langkah dalam pembelian
yaitu pilih, beli, bayar dan menerima barang. Namun pada kenyataannya langkah-
langkahnya tidak semudah yang ditawarkan. Sebagai pihak ketiga yang menengahi
proses transaksi, pelanggan yang ingin membeli produk harus melalui serangkaian proses
yang lebih panjang dibandingkan pelanggan membeli secara langsung pada penjual. Hal
ini dikarenakan pada saat pelanggan memutuskan untuk melakukan pembelian melalui
salah satu mediamarketplace pembeli dan penjual tidak dapat berinteraksi secara
langsung, melainkan melalui pihak ketiga yaitu marketplace. Berbeda dengan online
shop pada umumnya, dimana antara penjual dan pembeli dapat berinteraksi secara
langsung tanpa harus melalui proses yang lebih panjang seperti yang terjadi apabila
melalui pihak ketiga (Saputri, 2015). Kemudian faktor penting dalam e-commerce
selanjutnya adalah risiko kinerja. Risiko yang dipersepsikan (perceived risk)
menimbulkan ketidakpastian

3
yang ditunjukkan pada transaksi online. Menurut Chao-Min Chiu (2012) risiko
kinerja adalah kemungkinan bahwa produk yang telah dibeli tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya seperti yang pelanggan harapkan sebelumnya. Kegiatan jual beli
online tidak dapat terlepas dari masalah risiko kinerja. Hal ini terjadi karena pembeli
tidak dapat menyentuh dan melihat produk yang akan dibeli secara langsung bahkan
pembeli tidak dapat meneliti sendiri bagaimana kualitas produk yang sebenarnya. Risiko
kinerja dapat berupa kualitas produk yang tidak sesuai dengan harapan, produk yang
cacat atau rusak, tingkat kemiripan produk dengan gambar yang ditayangkan pada
beranda toko online yang tidak sesuai dan lain sebagainya (Saputri, 2015). Konsep
kenikmatan telah diukur dan didefinisikan sebagai tingkat di mana konsumen melakukan
kegiatan dan sejauh mana aktivitas digunakan dalam sistem tertentu yang dianggap
memberikan kesenangan dan kebahagiaan dalam diri konsumen, di luar dari bagaimana
konsekuensi kinerja yang dihasilkan dari penggunaan sistem (Shen, 2012 dalam jurnal
Nurrahmanto).
Menurut Goyal dan Mittal, 2007 dalam jurnal Nurrahmanto kenikmatan berbelanja
dideskripsikan sebagai sikap hedonis yang lebih mengarah kepada eksperimen dan
berhubungan dengan berapa banyak kesenangan yang di dapat konsumen dari sebuah
produk. Menurut Cox (2005) kenikmatan berbelanja dapat didefinisikan sebagai
kenikmatan dalam diri konsumen yang berasal dari kegiatan belanja itu sendiri. Menurut
Hart (2006) menyatakan bahwa berbelanja adalah aktivitas yang menyenangkan yang
mengarah kepada perasaan gembira. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa kenikmatan berbelanja adalah perasaan senang dan gembira yang dihasilkan oleh
konsumen yang berasal dari sikap konsumen dalam proses berbelanja dan menggunakan
sebuah produk atau jasa.
Jual beli adalah sebuah proses pemindahan hak milik barang atau harta kepada pihak
lain menggunakan salah satu alat pertukaran yaitu uang. Jual beli sendiri biasa kita kenal
dengan istilah transaksi. Transaksi menurut Skousen (2007) dalam bukunya yang
berjudul “Pengantar Akuntansi Keuangan” menyatakan bahwa pertukaran barang dan
jasa antara individu, perusahaan-perusahaan, dan organisasi lain yang mempunyai
pengaruh ekonomi atau bisnis. Transaksi merupakan pertemuan antara dua belah pihak
yaitu penjual dan pembeli yang saling menguntungkan dengan adanya data, bukti, atau

4
dokumen pendukung yang dimasukkan ke dalam jurnal setelah melalui pencatatan
(Bastian, 2007).
Kepuasan konsumen merupakan suatu tanggapan perilaku konsumen berupa evaluasi
sebelum melakukan proses pembelian suatu barang atau jasa yang dirasakannya (kinerja
produk) dibandingkan dengan harapan konsumen. Kepuasan konsumen itu sendiri dapat
diciptakan melalui kualitas barang atau jasa yang ditawarkan serta nilai pelayanannya.
Kualitas mempunyai hubungan erat dengan kepuasan konsumen. Kualitas akan
mendorong perusahaan untuk saling melakukan kerja sama dalam memahami harapan
dan kebutuhan konsumen agar perusahaan dapat memberikan kualitas barang atau jasa
yang memuaskan bagi pelanggan khususnya pelanggan e-commerce yang melakukan
pembelian secara online (Saputri, 2015). Menurut Kotler dan Kevin Lane Keller (2007)
yang dikutip dari buku Manajemen Pemasaran mengatakan bahwa kepuasan konsumen
adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan
hasil kinerja produk yang dipikirkan terhadap kinerja yang diharapkan. Selain itu
kepuasan konsumen juga merupakan tingkat perasaan konsumen setelah membandingkan
antara apa yang telah konsumen terima dan yang diharapkan (Umar, 2005).
Kepuasan konsumen dapat diciptakan melalui nilai pelayanan terhadap pelanggan
pengguna e-commerce. Pelayanan konsumen dengan menjawab pertanyaan dan keluhan
dari pelanggan mengenai suatu produk atau jasa yang tidak sesuai harapan dan tidak
memuaskan. Dalam kepuasan konsumen, faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan
pelanggan adalah sebagai berikut: (1) kualitas pelayanan atau jasa yaitu konsumen akan
merasa puas bila pelayanan sesuai dengan harapan, (2) kualitas produk yaitu konsumen
akan merasa puas bila produk yang mereka gunakan menunjukkan hasil yang berkualitas,
(3) harga yaitu produk yang mempunyai kualitas relatif sama tetapi menentukan harga
yang lebih murah dari pada yang lainnya akan memberikan nilai yang tinggi kepada
konsumen, (4) faktor situasi yaitu keadaan atau kondisi yang dialami oleh konsumen, (5)
faktor pribadi dari konsumen yaitu karakteristik konsumen yang mencakup kebutuhan
pribadi (Zeithmal dan Bitner, 2003).
Untuk itulah demi menciptakan kepuasan konsumen dalam memenuhi kebutuhan
berbelanja, maka hal tersebut merangsang pihak penyedia jasa perdagangan online

5
khususnya e-commerce untuk melakukan hal yang membuat konsumen puas yaitu dengan
meningkatkan keamanan data konsumen atau
keamanan bertransaksi, kemudahan dalam melakukan transaksi jual beli,
meminimalkan risiko kinerja dapat dilakukan dengan menyediakan barang atau jasa yang
memiliki kualitas baik, serta menyediakan sarana dan prasarana untuk memenuhi
kenikmatan berbelanja konsumen. Dalam upaya memenuhi kepuasan konsumen,
perusahaan memang dituntut kejeliannya untuk mengetahui pergeseran kebutuhan dan
keinginan konsumen yang hampir setiap saat berubah. Pembeli akan bergerak setelah
membentuk persepsi terhadap nilai penawaran, kepuasan sesudah pembelian tergantung
dari kinerja penawaran dibandingkan dengan harapannya. Penelitian terdahulu
merupakan bahan rujukan sebagai salah satu penunjang dalam melakukan sebuah
penelitian. Berikut beberapa penelitian terdahulu yang digunakan oleh penulis sebagai
bahan acuan. Penelitian yang dilakukan oleh Thomas Escobar Rodriguez dan Racio
Bonson Fernandez tahun 2016 dengan judul penelitian Analysing Online Purchase
Intention in Spain : Fashion E-Commerce. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan
bahwa responden memiliki kesadaran mode yang lebih tinggi memiliki sikap positif dan
signifikan terhadap membeli barang fashion online.
Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Mozhdeh Vahid, Mehdi Farokhi, Otman
bin Ibrahim dan Mehrbakhsh pada bulan Juni tahun 2016 dengan judul A User
Satisfaction Model for E-commerce Recommender Systems. Hasil dari penelitian
tersebut menunjukkan bahwa persepsi kemudahan penggunaan dan kegunaan yang
dirasakan berpengaruh positif pada pembentukan kepuasan sebelum pengguna.

1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah yang diuraikan di atas, dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut.

1. Bagaimana pengaruh keamanan terhadap keputusan pembelian konsumen melalu e-


commerce?
2. Bagaimana pengaruh kemudahan terhadap keputusan pembelian konsumen melalui e-
commerce?

6
3. Bagaimana pengaruh risiko kinerja terhadap keputusan pembelian konsumen melalui
e-commerce?
4. Bagaimana pengaruh kenikmatan berbelanja terhadap keputusan pembelian
konsumen melalui e-commerce?
5. Bagaimana variabel keamanan, kemudahan, risiko kinerja dan kenikmatan berbelanja
berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen melalui e-commerce?

1.3Tujuan Masalah
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan agar dapat memecahkan
masalah yang sesuai dengan rumusan masalah di atas. Tujuan yang ingin dicapai penulis
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Menganalisis pengaruh keamanan terhadap keputusan pembelian online melalui situs e-
commerce.
2. Menganalisis pengaruh risiko kinerja terhadap keputusan pembelian online melalui situs
e-commerce.
3. Menganalisis pengaruh kenikmatan berbelanja terhadap keputusan pembelian online
melalui situs e-commerce.
4. Menganalisis pengaruh keamanan, kemudahan, risiko kinerja dan kenikmatan berbelanja
terhadap keputusan pembelian online melalui situs e-commerce.

7
BAB II

2.1 Pengertian Market Place


Dalam beberapa tahun terakhir, transaksi perdagangan online atau ecommerce di
Indonesia selalu mengalami peningkatan. Oleh karena itu, sistem perdagangan ini digadang-
gadang memiliki masa depan yang cerah, dan marketplace merupakan salah satu pemain terbesar
yang ada pada bisnis ecommerce di Indonesia. Lantas, apa itu marketplace?

Dilansir dari laman resmi katadata, di tahun 2014 lalu nilai transaksi perdagangan online di
Indonesia hanya berdada di jumlah Rp25,1 triliun, lalu pada tahun 2016 meningkat menjadi
Rp108,4 triliun, dan angka ini terus menerus meningkat dari tahun ke tahun. Kegiataan jual beli
online ini memang menjadi tren baru sejak beberapa tahun terakhir. Salah satu penggunanya
mungkin adalah Anda. Satu dari sekian banyaknya platform yang digunakan banyak orang untuk
melakukan perdagangan online adalah marketplace. Namun, Apakah kita sudah memahami
pengertian sebenarnya dari marketplace itu sendiri? Atau, mungkin Anda adalah salah satu
pengguna marketplace namun belum benar-benar mengetahui pengertian marketplace? Apa saja
jenis-jenis marketplace tersebut? Lantas apa bedanya marketplace dengan toko online biasa?
Semua pertanyaan itu akan kita bahas bersama dalam artikel ini.

Apa itu Marketplace?

Pada dasarnya, marketplace merupakan pihak perantara yang mengakomodasi pihak penjual dan
pihak pembeli di dalam dunia maya. Situs marketplace akan menjadi layaknya pihak ketiga
dalam transaksi online dengan menyediakan fitur penjualan serta fasilitas pembayaran yang
aman. Marketplace sendiri bisa kita artikan sebagai suatu department store-nya online store.

Apa Saja Jenis-Jenis Marketplace itu?

Umumnya, terdapat dua jenis bentuk kerja sama yang di lakukan marketplace, yakni
marketplace murni dan juga marketplace konsinyasi, berikut ini adalah penjelasannya:

8
1. Marketplace Murni

Sistem kerjasama yang dilakukan dalam marketplace murni terjadi saat situs marketplace
menyedikan fitur penjualan lapak untuk berjualan, lengkap dengan fasilitas pembayarannya.
Penjual yang bekerjasama di dalamnya akan diberikan keleluasaan yang sangat banyak
dibandingkan dengan kerjasama konsinyasi.

Setiap penjual diberi kewajiban untuk menyediakan deskripsi dan foto produknya sendiri. Selain
itu, penjual juga bisa menerima penawaran harga yag dilakukan oleh pembeli. Jadi sebelum
pembeli malakukan pembayaran, maka pihak pembeli bisa melakukan penawaran harga pada
penjual. Setelah mendapatkan harga yang cocok antar kedua belah pihak, maka pihak pembeli
bisa mengirimkan sejumlah uang yang sudah disediakan oleh pihak marketplace.

Beberapa contoh marketplace yang terkenal dengan jenis kerjasama ini adalah Tokopedia,
BliBli, Bukalapak, Elevenia, dan Blanja. Sedangkan beberapa contoh marketplace dari luar
negeri yang terkenal di Indonesia adalah Shopee, Lazada, JD.id, Amazon dan Rakuten.

2. Marketplace Konsinyasi

Jenis kerjasama yang dilakukan dalam marketplace konsinyasi adalah lebih mirip seperti titip
barang. Jadi, jika pihak penjual ingin melakukan kerjasama dengan situs marketplace ini, maka
pihak penjual hanya perlu menyediakan produk dan detail informasi produknya ke pihak
marketplace saja. Beberapa marketplace yang menyediakan jenis kerjasama konsinyasi adalah
Zalora, dan Berrybenka.

Nantinya, pihak situs marketplace akan mengurus seluruh penjualan produk, dari mulai foto
produk, gudang, pengiriman barang, serta fasilitas pembayaran. Jenis kerjasama ini sangat
berbeda dengan kerjasama sebelumnya, karena pada jenis kerjasama ini pembeli tidak bisa
melakukan penawaran karena seluruh harga dan alurnya sudah di atur dan ditangani oleh situs
marketplace.

Pihak marketplace akan mengurus seluruh hal terkait penjualan dari mulai pengiriman barang
foto, gudang, produk, hingga fasilitas pembayaran. Berbeda dengan jenis marketplace

9
sebelumnya, di marketplace jenis ini pembeli tidak bisa melakukan penawaran harga karena
semua alur transaksi ditangani oleh situs marketplace.

Lantas, Apa Bedanya Marketplace dengan Online shop?

Sebagian besar dari Anda juga pasti sering mendengar kata online shop atau toko online, lantas
apakah keduanya adalah dua platform yang sama?

Tentu saja jawabannya adalah tidak sama, keduanya adalah dua bentuk platform yang berbeda.
Letak utama perbedaannya adalah perantara.

Marketplace merupakan pihak perantara yang menyatukan penjual dengan pembeli. Sedangkan
online shop sama sekali tidak membutuhkan perantara. Penjual akan langsung menjual
produknya pada platform miliknya sendiri, jadi tidak memerlukan perantara sama sekali.

Melakukan penjulan dengan platform online shop akan menuntut Anda untuk bisa lebih mandiri.
Anda harus membuat website, mengelola pemasaran dengan bantuan media sosial, dan harus
berhubungan langsung dengan pelanggan.

Meskipun begitu, mengelola website online shop sendiri juga mempunyai banyak keuntungan
tersendiri, terlebih lagi jika Anda sudah memiliki brand. Saat ini bahkan sudah banyak brand
sukses yang membangun online shop nya  sendiri.

Selain itu, keuntungan lain yang akan Anda rasakan ketika mengelola website online shop
sendiri adalah:

 Toko online shop Anda akan mendapatkan kepercayaan yang lebih banyak di mata
pelanggan. Berdasarkan hasil riset dari Verisign, 84% pelanggan lebih percaya pada
online shop yang sudah memiliki website resmi dibandingkan dengan mereka yang hanya
berjualan di sosial media.
 Online shop Anda akan lebih mudah ditampilkan di mesin pencarian google. Hal ini
sangat penting karena 81% pelanggan selalu melakukan riset dengan memanfaatkan
mesin pencarian terlebih dahulu sebelum benar-benar membelinya.

10
 Meminimalisir sifat ketergantungan dengan pihak lain, karena Anda akan dituntut untuk
mempelajari dan mengelola website Anda sendiri, bukan website orang lain.
 JIka Anda sedang mengembangkan brand Anda, maka website adalah kebutuhan yang
paling utama.
 Anda akan memiliki pusat toko yang seluruh kendalinya benar-benar Anda kuasai. Jadi,
jika suatu waktu ada masalah tertentu di marketplace, maka Anda tidak akan
kebingungan karena sudah memiliki online shop sendiri.  

Apa Saja Contoh Marketplace itu?

Saat ini, persaingan marketplace yang ada di Indonesia sangat ketat. Banyak sekali pemain baru
dan pemain lama yang bersaing dalam mendapatkan konsumen di Indonesia. Marketplace di
bawah ini merupakan contoh lima marketplace besar di Indonesia yang termasuk dalam jenis
marketplace murni, alasannya adalah jangkauan pasarnya lebih banyak dan sangat beragam.

 Tokopedia

Didirikan oleh William Tanuwijaya pada Februari 2009, Tokopedia merupakan salah satu
marketplace yang sudah bergerak lama di Indnonesia. Marketplace ini bahkan mendapat predikat
sebagai marketplace terbesar dengan jumlah kunjungan perbulan sebanyak 137.200.900
pengunjung.

Selain itu, tokopedia juga termasuk ke dalam kategori salah satu startup unicorn Indonesia, yang
artinya nilai valuasi Tokopedia sudah menyentuh angka lebih dari $1 miliyar.

 Bukalapak

Posisi kedua dipegang oleh Bukalapak yang sama-sama memiliki gelar startup unicorn layaknya
Tokopedia. Bukalapak ini didirikan oleh Ahmad Zaky pada pada 2010 di Bandung, Jawa Barat.
Selama ini, marketplace bukalapak sudah berhasil mengumpulkan 115.256.600 pengunjung
perbulan di awal tahun 2019 lalu.

 Shopee

11
Shopee merupakan salah satu marketplace asal Singapura, marketplace ini sudah mengekspansi
pasar Asia Tenggara sejak tahun 2015 lalu, termasuk ke Indonesia. Setelah empat tahun
melakukan ekspansi, akhirnya shopee berhasil menduduki posisi marketplace terbesar ketiga di
Indonesia.

Kunjungan bulanan yang ada pada situs marketplace ini menyentuh angka 74.995.300.
Marketplace yang termasuk ke dalam SEA Group ini mampu mencuri perhatian publik Indoneisa
dengan berbagai kampanye iklan kreatif, termasuk melibatkan selebritas Korea Selatan,
Blackpink.

 Lazada

Nampaknya Lazada mulai merasa kesulitan dalam menghadapi persaingan dengan marketplace
lainnya. Walaupun pada tahun 2018 lalu marketplace ini mendapati banyak sekali pengunjung,
namun pada tahun 2019 tahun lalu Lazada hanya mampu menduduki peringkat keempat dengan
jumlah pengunjung 52.044.500 per bulan.

 Blibli

Bli-bli merupakan marketplace karya PT Global Digital Niaga, salah satu anak perusahaan
Djarum. Marketplace ini mampu menduduki peringkat kelima dengan jumlah total pengunjung
bulanan sebanyak 32.597.200.

Jika Anda adalah pemilik usaha yang menjual barang dagangan Anda di marketplace seperti
Tokopedia, Bukalapak, atau Shopee, tentu hal penting yang harus diperhatikan adalah
pengelolaan stok dan pencatatan transaksi secara realtime bukan?

Anda tentu tidak menginginkan saat ada konsumen yang memesan ke toko Anda di marketplace,
Anda malah tidak bisa menerima pesanan tersebut karena data barang di marketplace tidak
sinkron dengan data barang yang sesungguhnya. Belum lagi masalah sulitnya mencatat setiap
transaksi dari berbagai jenis marketplace yang berbeda untuk mengetahui keuntungan Anda.

12
Jika Anda mengalami kesulitan dalam hal ini, Anda bisa menggunakan software akuntansi
Accurate Online yang memiliki fitur smartlink ecommerce. Tertarik untuk mengetahuinya? Anda
bisa menontonya melalui video di bawah ini:

2.2 Peranan MarketPlace diera Teknologi


Peranan marketplace di era teknologi:
Marketplace merupakan solusi yang tercipta dari pesatnya perkembagan teknologi informasi dan
internet yang menggempur industri perdagangan. Dalam marketplace tersebut setiap pelaku
usaha dapat menampilkan produknya untuk diperjualkan tanpa perlu repot membangun sistem.
Adanya marketplace tersebut sangat menguntungkan para pelaku usaha, terutama usaha kecil dan
menengah. Marketplace mempermudah pelaku usaha kecil dan menengah tersebut dalam
melakukan operasional. Dengan adanya pasar virtual tersebut maka para pelaku usaha hanya
perlu memberikan informasi selengkap - lengkap nya tentang produk yang mereka jual di
marketplace seperti informasi produk, harga, pengiriman dan lain lainnya.

2.3 Strategi dalam menjalankan MarketPlace


Mengembangkan sayap pemasaran sampai ke ranah maya memang satu langkah yang
menjanjikan. bisa mempromosikan produk di berbagai media yang tersebar di internet, mulai
dari website, media sosial, dan marketplace.Seperti halnya pasar tradisional yang riuh oleh
beragamnya penjual dan pembeli, marketplace kini jadi media jualan online yang banyak
dikunjungi. Semakin bervariasi produk yang ditawarkan, konsumen pasti betah berlama-lama
menyesatkan diri untuk sekadar window shopping.Banyaknya saingan antar penjual demi
menaikkan kredibilitas toko maupun produknya, membuat bisnis makin sulit dilakukan. Untuk
itu, perlu strategi pemasaran di marketplace supaya lebih dikenal dan menarik perhatian
konsume
1. Siapkan Produk yang Akan Kalian Jual
Jauh sebelum bergabung di marketplace, lebih dulu tentukan jenis produk apa saja yang ingin di
jual di situs jual beli online itu. Misalnya kalian membuka usaha penjualan alat outdoor dan
camping, kalian sudah harus menyiapkan variasi produknya.

13
Selain itu, yang perlu kalian perhatikan adalah ketersediaan stok. Jangan biarkan konsumen
menunggu terlalu lama hingga mengakibatkan pembatalan order, karena hal itu bisa menurunkan
rating toko
2. Kenali Target Pasar yang Kalian Sasar
Dalam strategi pemasaran di marketplace, setelah kalian menentukan jenis produk yang ingin
kalian jual, kenali juga target market. Sebelum kalian membuat target market, lebih dahulu
kalian lakukan segmentasi pasar.
3. Ketahui Keunggulan dan Kelemahan Pesaing
Menjadi pemain baru di marketplace, tentu kalian akan berhadapan dengan banyaknya pesaing
yang sudah lebih dulu menjual produk serupa dan punya pengalaman hebat di bidang bisnis.
Terkait strategi pemasaran di marketplace, pelajari dulu kekuatan para pesaing supaya lebih
berdaya saing
4. Kenali Marketplace
Sebelum kalian bergabung di sebuah marketplace dengan membangun toko online, pelajari dulu
beberapa pilihan marketplace. Tujuannya yaitu agar produk kalian sesuai dengan audiens yang
berkunjung ke masing-masing marketplace.
5. Pelajari Algoritma Marketplace
Banyaknya pesaing yang menjual jenis produk serupa, tentu persaingan untuk jadi produk yang
menempati peringkat teratas sangat ketat. Sebab produk yang berada paling atas biasanya punya
potensi lebih besar dibeli ketimbang produk bagus yang tak terlihat sama sekali.
6. Beri Jaminan Kenyamanan Berbelanja
Memberi kenyamanan pada konsumen dalam belanja online bisa kalian artikan seperti memberi
kemudahan transaksi pembayaran, proses pengiriman, dan pengembalian barang yang rusak. Tak
lupa juga komunikasi yang bagus juga sebagai bentuk kenyamanan yang lain.
Konsumen senang jika transaksi pembayaran dan jasa pengirimannya punya lebih dari satu
pilihan sehingga memungkinkan memilih yang lebih murah dan cepat. Selain itu, pelayanan
ketika barang rusak jadi kenyamanan berbelanja yang jarang ditawarkan.
7. Kemas Produk Semenarik dan Seringkas Mungkin
Tak jarang dalam belanja online, produk yang kalian beli memang berkualitas, tapi begitu
sampai di tangan, kemasan yang dibuat tak rapi dan rawan dicuri. Sedangkan konsumen
seharusnya dibuat senang dengan packaging yang menawan.

14
BAB III

3.1 Kesimpulan

Jadi pada dasarnya, marketplace merupakan platform perantara yang bertugas menghubungkan
pihak pembeli dan penjual. Sementara itu, online shop merupakan situs pribadi milik perusahaan
yang didalamnya melakukan penjualan tanpa perantara. Setiap penjual atau perusahaan bisa
membuat online shopnya sendiri sebagai wujud platform yang digunakan untuk menjual
produknya secara langsung pada para pembeli. Jadi, perbedaan antar kedua platform ini adalah
tersedia atau tidaknya peran perantara. Marketplace merupakan solusi yang tercipta dari pesatnya
perkembagan teknologi informasi dan internet yang menggempur industri perdagangan. Dalam
marketplace tersebut setiap pelaku usaha dapat menampilkan produknya untuk diperjualkan
tanpa perlu repot membangun sistem. Adanya marketplace tersebut sangat menguntungkan para
pelaku usaha, terutama usaha kecil dan menengah. Marketplace mempermudah pelaku usaha
kecil dan menengah tersebut dalam melakukan operasional. Dengan adanya pasar virtual tersebut
maka para pelaku usaha hanya perlu memberikan informasi selengkap - lengkap nya tentang
produk yang mereka jual di marketplace seperti informasi produk, harga, pengiriman dan lain
lainnya.

Untuk memudahkan pengelolaan stok dan pencatatan transaksi dagangan Anda di marketplace,
Anda bisa menggunakan fitur smartlink ecommerce pada Accurate Online.

3.2 SARAN

Jadi marketplace disarankan untuk dapat membuat peraturan yang dapat memberlakukan


kewajiban penjual untuk membatalkan transaksi jika barang tidak ada serta pengembalian uang
otomatis dan tidak terpotong. Serta diwajibkan ada pengurangan nilai untuk penjual. Pembeli
tidak mengetahui apakah ada pengurangan nilai untuk membatalkan transaksi.

15

Anda mungkin juga menyukai