Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL PERANCANGAN SISTEM

PELAYANAN BANK BPR CABANG


BARU

Disusun Oleh : Muhamad Ramdan D412021068

Dosen Pengampu : Jarot Sugiharto, M.T.

Prodi : Teknik Otomasi Industri 5K

PROGRAM STUDI TEKNIK

OTOMASI INDUSTRI POLITEKNIK

TEDC BANDUNG

2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa yang telah memberikan rahmat, nikmat serta karunianya kepada penulis
karena telah dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik Makalah ini dibuat
sebatas dengan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Penulis sangat
mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat dan dapat berguna untuk
menambah pengetahuan kita. Saya selaku penulis sangat menyadari banyaknya
kekurangan dan keterbatasan dalam membuat proposal penelitian ini. Sehingga
saya sangat berharap agar bisa mendapatkan kritik dan saran yang membangun
agar nantinya pembuatan proposal lainnya akan menjadi lebih baik di masa yang
akan datang.

Semoga proposal ini dapat dengan mudah dipahami oleh para pembaca.
Dan penulis berharap makalah ini dapat memberikan banyak informasi dan
berguna bagi semuanya. Saya selaku penulis mengucapkan permintaan maaf
apabila dalam pembuatan makalah ini ini terdapat banyak kekurangan ataupun
kesalahan.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................4
1.3 Maksud dan Tujuan............................................................................................4
BAB II LANDASAN TEORI............................................................................................5
2.1 Bank Pekereditan Rakyat...................................................................................5
2.1.1 Visi dan Misi..............................................................................................5
2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi........................................................................6
2.2.1 Pengertian Sistem.......................................................................................6
2.2.2 Pengertian Informasi...................................................................................6
2.2.3 Pengertian Sistem Informasi.......................................................................7
2.2.4 Perancangan Sistem....................................................................................7
2.3 Data Flow Diagram (DFD) dan Entity Relationship Diagram (ERD)...............8
2.3.1 Data Flow Diagram (DFD).........................................................................8
2.3.2 Entity Relationship Diagram (ERD)...........................................................9
2.4 Microsoft Office Visio....................................................................................10
BAB III ANALISA DAN HASIL....................................................................................12
3.1 Data Flow Diagram.........................................................................................12
3.1.1` Diagram Konteks (DFD Level 0)............................................................12
3.1.2 Diagram Level Rinci................................................................................14
3.1.3 DFD Level 1.............................................................................................15
3.1.4 DFD Level 2.............................................................................................16
3.1.5 DFD Level 3.............................................................................................17
3.2 Entity Relationship Diagram............................................................................17
3.2.1 Entitas...........................................................................................................17
3.2.2 Hubungan (relasi/relationship)......................................................................18
3.2.3 Atribut...........................................................................................................18
BAB IV PENUTUP.........................................................................................................21
4.1 Kesimpulan..........................................................................................................21
4.2 Saran....................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................22

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Komponen DFD..........................................................................................13


Gambar 2. 2 Komponen ERD..........................................................................................14
Gambar 2. 3 Tampilan Microsoft Visio............................................................................15
Gambar 3.1 Diagram Konteks (DFD Level 0)..................................................................17
Gambar 3.2 Digram Level Rinci......................................................................................18
Gambar 3.3 DFD Level 1.................................................................................................19
Gambar 3.4 DFD Level 2.................................................................................................20
Gambar 3.5 DFD Level 3.................................................................................................21
Gambar 3.6 ERD..............................................................................................................24

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bank adalah suatu lembaga keuangan yang berfungsi mengumpulkan dan


menyalurkan dana. Dimana kegiatan seperti tersebut menggunakan system
informasi tambahan untuk menempatkan system dalam konteks. Seperti sistem
informasi berbasis computer yang digunakan bank yaitu perangkat keras /
hardware (Personal Komputer), perangkat lunak / software (Temenos T24 &
Teknologi Operation Support System Function) dan pengguna / brainware (Teller
& Staff Bagian Lain).
Perkembangan system informasi yang pesat kini memberikan banyak
kemudahan, keuntungan dan efisiensi waktu berbagai aspek berjalannya proses
menabung dan lainnya. Dalam kehidupan sehari – hari tanpa disadari system
informasi telah memberikan peranan penting, semakin majunya teknologi di dunia
transaksi perbankan mulai menggunakan teknologi berbasis computer untuk
mempermudah transaksi dengan nasabah atau calon nasabah dan sangat erat
hubungannya dengan kualitas pelayanan dibank kepada nasabah atau calon
nasabah.
Persaingan yang tinggi di dunia perbankan menuntut pihak perbankan untuk
terus meningkatkan pelayanannya. Pihak Bank seharusnya berusaha untuk
menghasilkan kinerja (performance) sebaik mungkin sehingga dapat memberikan
suatu pelayanan yang sesuai dengan apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh
nasabah. Selain itu, pihak bank juga perlu mengetahui bahwa perilaku pembelian
nasabah juga sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat budaya, sosial, pribadi maupun
psikologis.
Dengan bertambah pesatnya industri Perbankan membuat persaingan antar
bank semakin ketat dalam merebut nasabah serta mempertahankan pangsa pasar
yang ada. Pelayanan yang baik merupakan suatu kesatuan yang terintegrasi dan
bisa dilihat dari ekspektasi nasabah. Bank harus dapat mengembangkan produk
yang bersifat memberikan kemudahan, menguntungkan dan bisa diterima oleh
nasabahnya. Segala cara ditempuh untuk memenangkan persaingan dengan

1
menciptakan produk andalan yang intinya memberikan pelayanan yang terbaik
terhadap nasabah dengan tujuan akhir mempertahankan nasabah yang lama dan
menarik nasabah yang baru.

Pada era globalisasi sekarang ini, kualitas dipandang sebagai salah satu alat
untuk mencapai keunggulan kompetitif, karena kualitas merupakan salah satu
faktor utama yang menentukan pemilihan produk dan jasa bagi konsumen.
Kepuasan konsumen akan tercapai apabila kualitas produk dan jasa yang
diberikan sesuai dengan kebutuhannya.
Parasuraman (1984:84) mengemukakan ada dua faktor utama yang
memengaruhi kualitas jasa, yaitu layanan yang diharapkan dan layanan yang
dipersepsikan. Apabila jasa yang diterima atau dirasakan oleh konsumen sesuai
dengan yang diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan baik dan memuaskan.
Kondisi yang sangat ideal adalah jika jasa yang dirasakan oleh konsumen
melebihi harapan. Di sisi lain, bila jasa yang dirasakan lebih rendah dari yang
diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan buruk. Persepsi yang buruk akan
menyebabkan pelanggan tidak berminat lagi pada penyedia jasa. Dengan
demikian baik tidaknya kualitas jasa tergantung pada kemampuan penyedia jasa
dalam memenuhi harapan secara konsisten.
Jenis kualitas yang digunakan untuk menilai kualitas jasa, adalah kualitas
teknik, yaitu kualitas hasil kerja penyampaian jasa itu sendiri, dan kualitas
pelayanan (proses), yaitu kualitas dari cara penyampaian jasa tersebut. Karena
jasa tidak kasat mata serta kualitas teknik jasa tidak selalu dapat dievaluasi secara
akurat, pelanggan berusaha menilai kualitas jasa berdasarkan apa yang dirasakan,
yaitu atribut yang mewakili kualitas proses dan kualitas pelayanan.
Parasuraman dkk. (dalam Fitzsimmons dan Fitzimmons, 1994 ; Zeithhaml
dan Bitner, 1996), menemukan bahwa sepuluh dimensi kualitas jasa dapat
dirangkum menjadi hanya lima dimensi pokok, yakni bukti langsung (Tangibles),
keandalan (Realibility), daya tanggap (Responsiveness), jaminan (Assurance), dan
empati (Emphaty). Bukti langsung (Tangibles), meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi seperti ruang tunggu yang nyaman.
kendala yang dihadapi dalam dimensi ini yaitu masih kurang optimalnya sistem

2
antrian nasabah yang mengalami macet dan sering terjadinya gangguan sistem
(offline), Sehingga mengakibatkan terlambatnya pelayanan terhadap nasabah.
Keandalan (Reability) adalah kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan
dengan secara akurat dan memuaskan, kendala yang ada yaitu informasi yang
diberikan customer service kadang kurang jelas hal ini dikarenakan kurangnya
pengetahuan tentang produk yang dimiliki oleh Customer Service tersebut. Daya
tanggap (Responsiveness) merupakan keinginan para karyawan untuk membantu
pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap misalkan karyawan atau
petugas yang ada di BPR mempunyai kemampuan untuk menanggapi keluhan
dari nasabah.
Jaminan (Assurance) mencakup pengetahuan, kemampuan dan sifat dapat
dipercaya yang dimiliki para karyawan ; bebas dari bahaya, resiko atau keragu-
raguan. Empati ( meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi
yang baik, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan para pelanggan, misalkan
kepada satpam membukakan pintu untuk nasabah Perbankan, sebagai bagian dari
dunia usaha, tidak terlepas pula dari aktifitas pemasaran dalam upaya berorientasi
pada kepuasan pelanggan. Dengan demikian untuk mengembangkan sistem
perbankan perlu dikaji sistem pemasarannya yang lebih berorientasi pada
kepuasan pelanggan yakni pada kebutuhan konsumen dan keputusan konsumen
dalam menentukan memilih bank.
Produk atau jasa yang bisa memuaskan adalah produk dan jasa yang
sanggup memberikan sesuatu yang dicari oleh konsumen pada tingkat yang
cukup. Kepuasan menurut Engel (1990:1996), merupakan evaluasi purnabeli
dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya memberikan hasil sama atau
melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil
yang diperoleh tidak memenuhi harapan pelanggan.
Nasabah yang tidak puas akan pelayanan suatu bank akan sangat mudah
berpindah ke bank lain sedangkan nasabah yang puas akan loyal dan tidak mudah
berpaling ke bank lain. Namun demikian kepuasan pelanggan tidak dapat dicapai
secara total atau sempurna. Oleh karena itu usaha perbaikan dan penyempurnaan
harus senantiasa dilakukan agar harapan nasabah dan kinerja aktual perusahaan
dapat senantiasa berjalan beriringan.

3
Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat, di
antaranya hubungan antara perusahaan dengan pelanggan menjadi harmonis,
memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas
pelanggan dan memberikan suatu rekomendasi dari mulut ke mulut yang
menguntungkan bagi perusahaan (Tjiptono, 2002:24). Dari berbagai definisi di
atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya pengertian kepuasan
pelanggan mencakup perbedaan antara harapan dengan kinerja atau hasil yang
dirasakan

1.2 Rumusan Masalah


1) Bagaimana cara merancang Sistem informasi pelayanan pada BANK
PERKEREDITAN RAKYAT (BPR).

1.3 Maksud dan Tujuan


1. Untuk mengetahui masalah yang ada pada sistem informasi pelayanan BPR
2. Untuk mengetahui laporan manejemen perbulan berapa banyak nasabah
yang datang melakukan transaksi di BPR.
3. Merancang sistem informasi Pelayanan pada BPR.

4
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Bank Pekereditan Rakyat


Bank Perkreditan Rakyat (BPR) melaksanakan kegiatan perbankan secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah, tetapi kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Jadi kegiatannya jauh lebih
sempit dibandingkan bank umum. Tugas BPR hanya terbatas pada penghimpunan
dana dalam bentuk tabungan atau deposito dan penyaluran dana dalam bentuk
kredit investasi, kredit modal kerja atau kredit perdagangan. Berikut Macam-
macam Bidang Usaha di PT. BPR :
a) Customer Service
b) Teller (Tunai,Non-Tunai,Deposito,Tabungan)
c) Bagian Kredit
d) Account Officer
e) Administrasi Marketing
f) Legal
g) SOP
h) IT
i) Accounting
j) Komisaris
k) Security
l) Personalia

2.1.1 Visi dan Misi


Visi : “ Menjadi BPR yang disegani dan berkualitas di Indonesia dengan
kredibilitas yang sehat dan terpercaya
Misi : Menerapkan manajemen profesional guna menunjang pembangunan
ekonomi lampung khususnya dengan memberikan jasa perbankan yang
berkualitas. Meningkatkan kualitas kredit, layanan nasabah dan citra perusahaan
dan meningkatkan produktivitas guna menghasilkan keuntungan yang optimal.

5
2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi
2.2.1 Pengertian Sistem
Pengertian Sistem Menurut Jogiyanto HM (2005). dalam bukunya yang
berjudul Analisis & Disain, menjelaskan bahwa:
“Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur – prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul bersama – sama untuk melakukan suatu
kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu“.
Dalam Ensiklopedia Manajemen dijelaskan bahwa:
“Sistem adalah suatu keseluruhan yang terdiri atas sejumlah variable
yang berintegrasi. Suatu Sistem pada dasarnya adalah suatu susunan
yang teratur dari kegiatan yang berhubungan satu sama lain dan
prosedur-prosedur yang berkaitan yang melaksanakan dan memudahkan
pelaksanaan kegiatan utama dari suatu organisasi”.

2.2.2 Pengertian Informasi


Informasi merupakan proses lebih lanjut dari data yang sudah memiliki
nilai tambah. Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak
dari bentuk tunggal datum atau data item. Data 12 Data Proses Informasi
Keputusan Tindakan Hasil tindakan adalah kenyataan yang menggambarkan suatu
kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian (event) adalah sesuatu
yang terjadi pada saat yang tertentu. Menurut Jogiyanto HM (2002) Informasi
dapat didefenisikan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih
berarti bagi yang menerimanya.
Informasi yang baik harus memenuhi kriteria sebagai berikut: ‘
a) Akurat Informasi yang diperoleh harus bebas dari kesalahankesalahan dan
tidak boleh menyesatkan serta harus jelas mencerminkan maksudnya.
b) Tepat Waktu Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat,
informasi yang sudah usang tidak lagi bernilai. Bila informasi datang
terlambat sehingga pengambilan keputusan terlambat 13 dilakukan, hal itu
dapat berakibat fatal bagi perusahaan. Karena informasi merupakan
landasan didalam pengambilan keputusan.
c) Relevan Informasi yang disampaikan harus mempunyai keterkaitan
dengan masalah yang akan dibahas dengan informasi tersebut. Informasi

6
harus bermanfaat bagi pemakainya. Informasi yang baik hanya akan
dihasilkan oleh data yang baik dengan pemrosesan data yang tepat. Di
samping karakteristik, nilai informasi juga ikut menentukan kualitasnya.
Nilai informasi ditentukan oleh dua hal, yaitu manfaat dan biaya untuk
mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih
efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya.

2.2.3 Pengertian Sistem Informasi


Untuk menghasilkan informasi yang berkualitas maka dibuatlah sistem
informasi. Sistem informasi didefenisikan oleh Robert A. Laitch dan K.Roscoe
Bavis dalam buku karangan Jogiyanto. HM (2005) sebagai berikut: “sistem
informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan
kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial
dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu
dengan laporan-laporan yang diperlukan.”
Semua sistem informasi memiliki tiga kegiatan utama, yaitu :
a) Menerima data sebagai masukan (input),
b) Melakukan pemrosesan dengan mengerjakan perhitungan, penggolongan,
unsur data, dan pemutakhiran (updating), dan
c) Memperoleh informasi sebagai keluaran (output).

2.2.4 Perancangan Sistem


a) Pengertian perancangan sistem
Defenisi mengenai perancangan sistem dalam buku “Analisa dan Desain”
karangan Jogiyanto. HM (2005) menurut Robert J. verzellol dan John
Reuter III adalah : “Pendefenisian dari kebutuhan–kebutuhan fungsional
dan persiapan untuk rancang bangun implementasi; menggambarkan
bagaimana suatu sistem di bentuk”. Nugroho (2005) menyatakan
perancangan sistem adalah tahap awal dimana pendekatan awal untuk
menyelesaikan masalah. Sedangkan menurut kusrini dan kaniyo (2007)
perancangan sistem adalah proses pengembangan spesifikasi sistem baru
berdasarkan hasil rekomendasi analisis sistem

7
b) Maksud dan Tujuan Perancangan Sistem Jogiyanto (2005) pengertian
perancangan sitem adalah pengembangan perencanaan dan pembuatan
sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam suatu
kesatuan yang utuh dan berfungsi.
c) Alat Bantu Perancangan Sistem Informasi Menurut Nugroho (2005)
Pemodelan (modeling) adalah proses merancang piranti lunak sebelum
melakukan pengkodean (coding). Membuat moel dari sebuah sistem yang
kompleks sangat penting agar dapat memahami sistem secara menyeluruh.
Semakin kompleks sebuah sistem, semakin penting pula penggunaan
tehnik pemodelan yang baik. Dengan menggunakan model, diharapkan
pengembangan piranti lunak dapat memenuhi semua kebutuhan pengguna
dengan lengkap dan tepat.

2.3 Data Flow Diagram (DFD) dan Entity Relationship Diagram (ERD)

2.3.1 Data Flow Diagram (DFD)


Data Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yang
memungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan system sebagai suatu
jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data,
baik secara manual maupun komputerisasi. Syarat utama DFD adalah dapat
digambarkan dengan baik dan jelas, pemberian nama dan komponen lainnya harus
konsisten, nama proses didefinisikan dengan kata kerja dan nama aliran data
dengan kata benda Simbol-simbol yang digunakan dalam DFD dijelaskan

8
Gambar 2. 1 Komponen DFD

2.3.2 Entity Relationship Diagram (ERD)


ERD (Entity Relationship Diagram) adalah suatu model untuk
menjelaskan hubungan antar data dalam basis data berdasarkan objek-objek dasar
data yang mempunyai hubungan antar relasi. ERD untuk memodelkan struktur
data dan hubungan antar data, untuk menggambarkanya digunakan beberapa
notasi dan symbol sebagai berikut

9
Gambar 2. 2 Komponen ERD

2.4 Microsoft Office Visio


Microsoft Office Visio atau biasa disebut dengan Microsoft Visio,
merupakan sebuah software komputer yang biasanya digunakan untuk membuat
diagram, diagram alir, brainstorm, dan skema jaringan. Selain Word, Excel dan
PowerPoint, Microsoft Visio juga termasuk dalam paket Microsoft Office.
Software ini menggunakan grafik vektor untuk membuat diagramnya.
Microsoft Visio pertama kali dikenalkan pada tahun 1992, yang mana dibuat oleh
Visio Corporation. Namun pada tahun 2000, software ini telah diakuisisi oleh
Microsoft. Setelah itu, Microsoft Visio dapat dibedakan menjadi tiga edisi, yaitu
Standart, Profesional dan Online. Tentu saja dari ketiga edisi tersebut memiliki
fitur, kapabilitas, serta harga yang berbeda-beda.
Dengan software ini dapat membantu pengguna dalam meningkatkan
kinerja, mulai dari mempersiapkan penggambaran diagram seperti DFD, ERD,
UML, Jaringan, Rancangan User Interface dan sejenisnya. Terlebih adanya
sejumlah template yang disediakan, Dapat memungkinkan pengguna
untuk membuat diagram dengan mudah, intuitif serta profesional. Terlepas dari

10
pengertian Microsoft Visio yang saya terangkan di paragraf sebelumnya, tentu
pengguna telah menyadari bahwa Microsoft Corporation merilis Visio dengan
tujuan serta fungsi tertentu. Fungsi utama tersebut tidak lain adalah sebagai
software diagram dan grafik vektor. Dalam hal ini pengguna dapat membuat
berbagai jenis diagram secara profesional. Berikut beberapa fungsi serta manfaat
yang pengguna dapatkan dari Microsoft Visio. Tampilan dari software Microsoft
Visio.

Gambar 2. 3 Tampilan Microsoft Visio

11
BAB III
ANALISA DAN HASIL

Analisis sistem bertujuan untuk memahami sistem, mengetahui


kekurangan sistem, dan menentukan kebutuhan sistem yang akan dibangun.
Analisis sistem akan menentukan analisis pengguna, kebutuhan perangkat lunak,
kebutuhan sistem, pemodelan, serta menganalisis dan mengevaluasi sistem yang
sedang berjalan. Analisis sistem yang berjalan, akan digambarkan menggunakan
diagram DFD Sistem yang sedang berjalan pada Bank Perkereditan Rakyat ini
dalam sistemc pelayanannya telah menggunakan sistem informasi namun belum
efisien dengan tujuannya untuk membantu pengolahan data.
Analisis Sistem yang Diusulkan Berdasarkan Latar belakang dan
identifikasi masalah yang telah penulis bahas pada BAB 1, maka penulis
mengusulkan sebuah sistem yang dapat membantu dalam sistem pelayanan.
Analisis sistem yang diusulkan adalah dimulai dari
a. Customer service bertugas melayani nasabah dalam pembukuan rekening
b. Teller : bertugas melayani nasabah dalam melakukan transaksi penyetoran
dan penarikan serta transfer.
c. Back office : bertugas melakukan verifikasi dan memposting data semua
transaksi yang terjadi pada hari yang bersangkutan
Penggambaran DFD terdiri dari :

3.1 Data Flow Diagram


3.1.1` Diagram Konteks (DFD Level 0)
Diagram ini adalah diagram level tertinggi dari DFD yang
menggambarkan hubungan sistem dengan lingkungan luarnya secara keseluruhan.
system informasi mengenai proses – proses yang ada yaitu :
1) Pembukaan Rekening
2) Penyetoran Uang ( Menabung )
3) Penarikan Uang
4) Pembuatan Laporan

12
Diagram konteks pada layanan nasabah berikut adalah nasabah sebagai
pihak eksternal dan teller, CS, Back Office sebagai pihak internal yang sedang
berjalan.

Gambar 3.1 Diagram Konteks (DFD Level 0)

13
3.1.2 Diagram Level Rinci
Diagram ini adalah dekomposisi dari diagram konteks. Pada DFD Rinci
proses setoran ini terdapat empat proses utama yaitu pembukaan rekening,
penyetoran uang (menabung), penarikan uang, dan pembuatan laporan dijelaskan
pada gambar diagram dibawah ini :

Gambar 3.2 Digram Level Rinci

14
3.1.3 DFD Level 1
Diagram ini merupakan dekomposisi dari diagram rinci , Pada DFD ini
proses pembukaan rekening ini terdapat tiga proses utama yaitu validasi data
nasabah, input data nasabah, dan laporan dijelaskan pada gambar diagram
dibawah ini :

Gambar 3.3 DFD Level 1

15
3.1.4 DFD Level 2
Diagram ini merupakan dekomposisi dari diagram rinci, Pada DFD ini
proses setoran ini terdapat dua proses utama yaitu entri jumlah setoran, dan
laporan penyimpanan dijelaskan pada gambar diagram dibawah ini :

Gambar 3.4 DFD Level 2

16
3.1.5 DFD Level 3
Diagram ini merupakan dekomposisi dari diagram rinci, Pada DFD ini
proses penarikan ini terdapat dua proses utama yaitu pengambilan jumlah uang,
dan laporan dijelaskan pada gambar diagram dibawah ini :

Gambar 3.5 DFD Level 3

3.2 Entity Relationship Diagram


Dalam pembentukan ERD pada bank terdapat 3 komponen yang akan
dibentuk yaitu :

3.2.1 Entitas

Entity (entitas) yaitu suatu obyek yang dapat dibedakan dari lainnya yang
dapat diwujudkan dalam basis data. Pengertian lainnya menurut Brady dan
Loonam (2010), entitas adalah objek yang menarik di bidang organisasi yang
dimodelkan hasilnya adalah : Nasabah, Teller, CS, Back Office, Saldo Tabungan,
Data Nasabah.

17
3.2.2 Hubungan (relasi/relationship)

Suatu hubungan adalah hubungan antara dua jenis entitas dan


direpresentasikan sebagai garis lurus yang menghubungkan dua entitas.
Hasilnya adalah :
a) Nasabah menyetor ke Teller, relasinya adalah menyetor
b) Teller menghasilkan saldo tabungan, relasinya adalah menghasilkan
c) Nasabah mendaftar di CS (Customer Service)
d) Saldo tabungan dilaporkan ke Back Office

3.2.3 Atribut
Atribut memberikan informasi lebih rinci tentang jenis entitas. Atribut
memiliki struktur internal berupa tipe data. Jenis-jenis atribut terdiri dari:
1) Atribut Key
Atribut Key adalah satu atau gabungan dari beberapa atribut yang dapat
membedakan semua baris data ( Row/Record ) dalam tabel secara unik. Dikatakan
unik jika pada atribut yang dijadikan key tidak boleh ada baris data dengan nilai
yang sama
Hasilnya adalah : KTP, Nomer Rekening, ID Teller, ID CS, ID Back Office.
2) Atribut simple
Atribut yang bernilai atomic, tidak dapat dipecah/ dipilah lagi
Hasilnya adalah :
a. Atribut simple pada teller : nama teller
b. Atribut simple pada cs : nama cs
c. Atribut simple pada back office: nama back office
d. Atribut simple pada saldo tabungan : nomer urut, tanggal setor,
jumlah setoran, jenis
e. Atribut simple pada data nasabah : Nama nasabah, alamat, no. telp,
jenis kelamin, tanggal lahir, status, agama, pendidikan, pekerjaan.
3) Atribut Multivalue
Nilai dari suatu attribute yang mempunyai lebih dari satu
(multivalue) nilai dari atrribute yang bersangkutan

18
Hasinya adalah : -

4) Atribut Composite
Atribut composite adalah suatu atribut yang terdiri dari beberapa
atribut yang lebih kecil yang mempunyai arti tertentu yang masih bisah
dipecah lagi atau mempunyai sub attribute.
Hasilnya adalah : -
5) Atribut Derivatif
Atribut yang tidak harus disimpan dalam database Ex. Total. atau
atribut yang dihasilkan dari atribut lain atau dari suatu relationship. Atribut
ini dilambangkan dengan bentuk oval yang bergaris putus-putus
Hasilnya adalah :-
a) Derajat relasi atau kardinalitas rasio Menjelaskan jumlah maksimum
hubungan antara satu entitas dengan entitas lainnya
One to One (1:1)
b) Setiap anggota entitas A hanya boleh berhubungan dengan satu anggota
entitas B, begitu pula sebaliknya.
One to Many (1:M)
c) Setiap anggota entitas A dapat berhubungan dengan lebih dari satu
anggota entitas B tetapi tidak sebaliknya.
Many to Many (M:M)
Setiap entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas himpunan entitas B
dan demikian pula sebaliknya

19
Berdasarkan data diatas dalam kasus bank sebelumnya, diagram ERDnya dapat
digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.6 ERD

20
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan Berdasarkan pada pembahasan sebelumnya Sistem antrian
pada BRI di Kiliran Jao maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Sistem Informasi Pelayanan pada BPR Menggunakan sistem Informasi
dapat memberikan kemudahan dalam untuk nasabah Bank serta
pembuatan laporan secara keseluruhan.
2. Terlayaninya dengan baik, jujur dan terbuka ketika nasabah sedang
melakukan transaksi.
3. Sistem data yang dirancang untuk mengetahui laporan manejemen
perbulan berapa banyak nasabah yang datang melakukan transaksi di
BPR.

4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada BPR cabang baru sebagai berikut :
1. Diharapkan agar sistem yang baru dibuat dapat diimplementasikan
sehingga pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien.
2. Dengan adanya Sistem Informasi pelayanan pada BPR cabang baru, maka
proses transaksi tidak lagi menyulitkan nasabah.

21
DAFTAR PUSTAKA

Endi Dwi Kristianto. 2012. Ilmukomputer.org Gardon B. Davis.


Management Information System: Conceptual Foundations, Structures, and
Development.
Hariyanto, B. 2004. Sistem Manajemen Basis data. Bandung: Informatika
Bandung.
Hariyanto, B. 2007. Rekayasa Sistem Berorientasi Objek. Bandung :
Informatika
Jogiyanto, H. 2002. Analisis & Desain Sistem Informasi. Bandung :
CV.Andi Offset
Jogiyanto, H. 2005. Analisa & Desain. Bandung:
Andi Ofset. Kurniawan, E. 2011. Cepat Mahir Visual Basic 2010.
Bandung: Andi Offset.
Kusrini dan Kaniyo. 2007. Tuntutan Praktis Membangun sistem informasi
Akuntasi dengan Visual Basic dan Microsoft SQL Server. Bandung: CV. Andi
Offset
Ladjamuddin. 2004. Konsep Sistem Basis Data dan Implementasinya.
Bandung: Graha Ilmu
Nugroho, A. 2005. Konsep Pengembangan Sistem Basis Data. Bandung :
Informatika.
Tohari 2014. Analisis serta peracangan sistem informasi melalui
pendekatan UML. Bandung : CV. Andi Offset Wahana Komputer.
Visual Basic 2010 Programing. Bandung: Andi Offset. Wahana Komputer.
2012. Membangun Web Interaktif dengan Adobe Dreamweaver CS5, PHP, dan
MySQL. Bandung: CV. Andi Offset
Wahyono, T. 2004. Sistem Informasi (Konsep Dasar, Analisis Desain dan
Implementasi). Bandung: Graha Ilmu.

22

Anda mungkin juga menyukai