Anda di halaman 1dari 12

ِ ‫بِ ۡس ِم ٱهَّلل ِ ٱلر َّۡح ٰ َم ِن ٱلر‬

‫َّح ِيم‬
Nama : Qomaruddin Sholeh
NIM : 200402034
Mata Kuliah : Arsitektur SI/TI Perusahaan (402204)
Kelas : 2 REG B
Tugas : Pertemuan Ke-4

1. Berikanlah penjelasan yang berkaitan dengan teknik analisis dan prinsip penyelarasan bisnis
dan teknologi informasi..

a. Analisis Kuantitatif
b. Analisis Portfolio
c. Analisis Fungsional
d. Framework Penyelarasan GRAAL
e. Fenomena Penyelarasan
f. Proses Arsitektur

Jawaban :

ANALISIS ARSITEKTUR ENTERPRISE

Efektivitas organisasi tidak dapat tercapai melalui optimasi secara lokal, namun dapat
terwujud dengan interaksi yang teratur dari seluruh komponen organisasi secara global.

Untuk menciptakan perspektif terintegrasi dari arsitektur enterprise diperlukan teknik


pendeskripsian untuk model arsitektur dan teknik analisis berbasis-model untuk
mewujudkan optimasi global tersebut.

TEKNIK-TEKNIK ANALISIS

Teknik analisis arsitektur dibedakan berdasarkan beberapa aspek :


1) Berdasarkan jenis input dan hasil analisis, yaitu : Fungsional (misalnya : properti
struktural dan dinamis) dan Kuantitatif (misalnya : kinerja dan biaya).
2) Untuk Analisis Fungsional dan Kuantitatif dibedakan lagi 2 jenis teknik, yaitu:
Analitikal dan Simulasi.
 Analisis Fungsional dilakukan untuk mendapat padangan terhadap aspek fungsional dari
arsitektur.
 Pertanyaan Kuantitatif, seperti ‘seberapa cepat’ atau ‘seberapa murah’ biasanya dijawab
melalui teknik analisis kuantitatif.
 Simulasi dapat dianggap sebagai ‘eksekusi’ dari sebuah model.
o Simulasi dan Animasi Fungsional berguna untuk mengilustrasikan perilaku dinamis
sebuah sistem.
o Simulasi Kuantitatif digunakan untuk membuat pernyataan statistikal mengenai
pengukuran kuantitatif sistem berdasarkan beberapa hasil simulasi.
 Teknik Analitikal untuk analisis kuantitatif biasanya lebih efisien daripada simulasi
kuantitatif sehingga lebih cocok untuk memberikan Arsitek indikasi awal pengukuran
kinerja dan kebuntuan pada model arsitektur.

a. Analisis Kuantitatif.

Analisis Kuantitatif memiliki beberapa tujuan :


1) Digunakan untuk optimasi proses atau sistem dengan mengkuantifikasi efek dari
pemilihan rancangan.
2) Digunakan untuk memperoleh pengukuran untuk mendukung analisis dampak
perubahan (impact-of-change analysis) : apa dampak kuantitatif dari perubahan
dalam rancangan?
3) Perencanaan Kapasitas (Capacity Planning), misalnya : berapa jumlah orang untuk
memenuhi peran tertentu untuk menyelesaikan proses tepat waktu, atau bagaimana
infrastruktur diukur (kapasitas pemrosesan, penyimpanan, dan network) untuk
beban kerja yang diharapkan?
Model organisasi dan sistem dapat dikuantifikasi dalam beberapa cara dengan
pengukuran seperti :
1) Pengukuran Kinerja (Performance), misalnya : pengukuran yang berhubungan
dengan waktu seperti waktu penyelesaian dan respon.
2) Pengukuran Kehandalan (Reliability), misalnya: Ketersediaan (Availability) dan
Ketergantungan (Dependability).
3) Pengukuran Biaya (Cost).

Teknik dan contoh yang diberikan fokus pada pengukuran kinerja.

VIEW PERFORMANCE

 Perbedaan cara membuat struktur model arsitektur enterprise menyebabkan


perbedaan view pada model yang sama.
 View ditujukan kepada Stakeholder dan pertimbangan yang berbeda.
 Dalam konteks kinerja sebuah sistem maka beberapa view dapat dibedakan dengan
pengukuran kinerja masing-masing.
 User/Customer View (Stakeholdernya : Pelanggan; Pengguna Aplikasi atau
Sistem); Waktu Respon (Response Time) adalah waktu antara dikeluarkannya
sebuah permintaan (request) dan diterimanya hasil (result).
 Process View (Stakeholdernya : Pemilik Proses; Manajer Operasional); Waktu
Penyelesaian (Completion Time) adalah waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan 1 Instan dari sebuah proses.
 Product View (Stakeholdernya : Manajer Produk; Manajer Operasional); Waktu
Pemrosesan (Processing Time) adalah jumlah waktu untuk melakukan pekerjaan
aktual untuk merealisasikan sebuah produk atau hasil tertentu.
 System View (Stakeholdernya : Pemilik/Manajer Sistem); Throughput adalah
jumlah transaksi atau request yang diselesaikan oleh sistem per satuan waktu.
 Resource View (Stakeholdernya : Manajer Sumberdaya; Perencana Kapasitas):
Utilisation adalah persentase waktu operasional sebuah sumberdaya yang
digunakan.

TEKNIK ANALISIS KINERJA UNTUK ARSITEKTUR

 Arsitektur enterprise mencakup aspek yang sangat luas :


oLayer Teknis Infrastruktur (missal : hardware komputer dan network).
Layer Infrastruktur
 Pendekatan evaluasi kinerja untuk sistem komputer dan komunikasi
memiliki fokus pada domain infrastruktur.

 Umumnya pendekatan didasarkan pada model detil dan memerlukan data


input yang detil juga.
oAplikasi Software yang berjalan di atas infrastruktur.
Layer Aplikasi
 Komposisional adalah isu penting dalam arsitektur.
 Dalam konteks analisis kinerja, komposisional hasil analisis bisa menjadi
hal yang berguna.
 Artiya kinerja sistem secara keseluruhan dapat diekspresikan dalam bentuk
kinerja komponen2 didalamnya.
oProses Bisnis yang didukung oleh aplikasi.
Layer Bisnis
Beberapa tool pemodelan proses bisnis memberikan dukungan pada analisis
kuantitatif melalui simulasi discrete-event.
 Didalam setiap layer tersebut, teknik analisis kuantitatif dapat diterapkan yang
biasanya memerlukan model detil sebagai input.

b. Analisis Portfolio.

 Analisis model arsitektur enterprise dapat menjadi input penting bagi manajemen
portfolio.
 Perubahan organisasi dan teknis yang diinginkan membutuhkan investigasi
terhadap Stakeholder yang terlibat dan pertimbangan mereka akan perubahan
tersebut.
 Tujuan dan kebutuhan baru diidentifikasi, atau yang telah ada diubah, untuk
memenuhi pertimbangan tersebut.
 Analisis terhadap tujuan dan kebutuhan dibutuhkan untuk menjamin konsistensi
dan kelengkapan, dan untuk mengajukan 1 atau lebih rancangan arsitektur alternatif
untuk mencapai tujuan dan kebutuhan tersebut.
 ArchiMate 2.0 memiliki fitur motivation extension untuk konsep pemodelan
Stakeholder, tujuan dan pendorong mereka, serta hasil yang dibutuhkan.
 Karena beberapa elemen arsitektur enterprise dapat dikaitkan dengan elemen
motivational ini, maka dimungkinkan untuk menilai lebih detil bagaimana
keputusan arsitektural berkontribusi terhadap tujuan organisasi.
 Kuantifikasi kontribusi dapat membantu dalam mengevaluasi portfolio proyek atau
aplikasi serta dalam menentukan keputusan investasi yang tepat.
 Kontribusi dapat dipecah menjadi 2 elemen :
1) Kepentingannya terhadap tujuan bisnis,
2) Kualitas atau efektivitas dalam mendukung tujuan tersebut.
 Nilai dari portfolio layanan organisasi menjadi tergantung pada kontribusi yang
diberikan oleh elemen2 penyusun/pendukung kepada bisnis.
 Cara untuk menghitung nilai portfolio layanan didasarkan pada kontribusi bisnis
disebut Metode Bedell.
 Metode ini menjawab 3 pertanyaan :
1) Haruskah organisasi berinvestasi pada layanan/Sistem Informasi?
2) Pada proses bisnis mana investasi harus difokuskan?
3) Sistem Informasi mana yang harus dikembangkan atau ditingkatkan?
 Ide dasar metode ini adalah keseimbangan antara level efektivitas dan level
kepentingan strategisnya.
c. Analisis Fungsional.

 Dalam analisis fungsional arsitektur, dibedakan antara Aspek Statik (Struktural)


dan Dinamik (Behavioural) :
oUntuk menganalisis Struktur Statik Arsitektur, ciri khas menjadi dasarnya.
Fokusnya pada penggambaran simbol elemen struktural dari arsitektur dan
relationshipnya.
oUntuk Analisis Lojikal Dinamik Arsitektur, semantik formal dari model simbolik
arsitektur menjadi dasarnya. Ciri khas arsitektur hanya menspesifikasikan
konsep dasar untuk mendeskripsikan arsitektur, namun interpretasi dapat berisi
lebih banyak detil.
 Dengan penerapan teknik untuk Analisis Statik dan Dinamik akan diperoleh
pemahaman lebih baik mengenai bagaimana arsitektur enterprise akan
diinterpretasikan dan apa yang dimaksudkan dengan konsep dan relationship
individual.
 Dengan kata lain, teknik-teknik tersebut memungkinkan arsitek enterprise
melakukan validasi ketepatan arsitektur yang dibuatnya untuk mengurangi
kemungkinan misinterpretasi, serta untuk memperkaya deskripsi arsitektur dengan
informasi yang relevan.

PENYELARASAN ARSITEKTUR ENTERPRISE

Mencapai keselarasan antara bisnis dan teknologi informasi adalah salah satu faktor
pendorong penting dalam arsitektur.
Penyelarasan Arsitektur adalah masalah yang dihadapi dalam merancang arsitektur pada
level infrastruktur, aplikasi, dan bisnis supaya masing2 arsitektur saling melengkapi secara
optimal.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan pedoman operasional untuk menyelaraskan arsitektur
TI dengan arsitektur bisnis.

d. Framework Penyelarasan GRAAL.

 Diperlukan sebuah framework konseptual untuk mendeskripsikan secara seragam


fenomena penyelarasan yang dijumpai di organisasi yang berbeda.
 Framework konseptual adalah sebuah kumpulan konsep dan relasi diantara mereka
yang dapat digunkan untuk mendeskripsikan fenomena.
 Framework memiliki 4 dimensi :
1) Aspek Sistem : properti yang dapat diamati secara eksternal.
# Aspek Sistem
 Titik awal dari framework GRAAL adalah sistem (kumpulan elemen yang
koheren) dianggap menghasilkan nilai tambah (added value) bagi
lingkungannya melalui koherensi yang dimilikinya.
 Aspek Sistem adalah kumpulan dari seluruh elemen dengan beberapa
propertinya; dan Subsistem adalah sub kumpulan dari elemen tersebut
namun dengan seluruh propertinya.
 Kompleksitas model sistem dapat dikurangi dengan berfokus pada pada
aspek sistem atau dengan mengabaikan subsistem.
 Hasil analisis terhadap sejumlah teknik perancangan software berujung
pada sebuah klasifikasi sederhana aspek software yang relevan.
 Sebuah sistem ada untuk memberikan layanan tertentu kepada
lingkungannya yang ditandai dengan 3 Properti Fungsional :
o Aspek Behaviour berisi pengurutan waktu layanan dan fungsi-fungsi
yang mewujudkannya.
o Aspek Communication berisi interaksi dengan entitas lain (orang,
perangkat, bisnis, software) selama pemberian layanan,
o Aspek Semantic berisi arti dari simbol2 yang ada saat layanan
diberikan.
 Properti Kualitas mencirikan nilai yang diberikan sistem bagi Stakeholder
melalui layanan yang diberikan, misalnya :
o Usabilitas, Efisiensi, dan Sekuritas adalah aspek nilai yang dimiliki
layanan sistem untuk pengguna sistem,
o Maintainabilitas dan Portabilitas adalah aspek nilai sistem bagi para
pengembang (developer).
2) Agregasi sistem: komposisi sistem yang kompleks dari sistem yang sederhana.
# Hirarki Agregasi
 Semua sistem dapat disusun dalam hirarki agregasi.
 Dalam framework GRAAL , aspek sistem dapat diobservasi pada setiap
level dari hirarki agregasi.

3) Proses sistem: hidup sistem dari awal penciptaan hingga penghapusan.


# Proses Sistem
 Dimensi ke-3 dari framework GRAAL terdiri dari langkah-langkah yang
dijalani sistem dalam hidupnya, dari konsepsi hingga diciptakan,
digunakan, dan dihapuskan.

4) Level deskripsi: perbaikan.


# Level Perbaikan
 Dimensi terakhir dari framework GRAAL bukanlah dimensi sistem,
melainkan dimensi deskripsi :
o Dimensi ini mengklasifikasi level detil sistem yang dideskripsikan.
o Contoh level perbaikan dalam 3 dunia yang berbeda berikut ini :

 3 dimensi yang pertama mencakup 3 cara untuk memperhatikan sebuah sistem :


1) Melalui properti yang dapat diamati secara eksternal,
2) Melalui struktur internalnya,
3) Melalui tahapan2 dalam hidupnya.
 Dimensi ke-4 memperhatikan level detil yang disertakan dalam deskripsi sistem.

e. Fenomena Penyelarasan.

 Semua organisasi memiliki arsitektur ber-layer.


 Biasanya semakin lambat perubahan layanan komponen arsitektur, semakin besar
pula kumpulan penggunanya dan sebaliknya.
 Teknologi baru ditambahkan pada teknologi lama; hampir tidak sepenuhnya
menggantikan teknologi lama.
 Kemampuan sistem bisnis untuk dikelola tidak sebanding dengan jumlah proses
bisnis yang didukung oleh sistem.
 Sistem bisnis cenderung untuk mendorong infrastruktur.
 Arsitektur sistem bisnis didorong oleh operasi bisnis dan arsitektur infrastruktur
didorong oleh strategi infrastruktur TI.
 Perubahan dalam arsitektur infrastruktur harus dibarengi dengan perubahan dalam
struktur manajemen infrastruktur.
 Penyelarasan sistem bisnis dicapai dengan menyelaraskan bagian perancangan
sistem bisnis dengan operasi bisnis pendukungnya.

f. Proses Arsitektur.

Penyelarasan bukan hanya sekedar masalah mencocokkan dengan benar sistem yang
berbeda jenis dalam dunia social, symbolic, dan physical dari sebuah perusahaan
(enterprise), namun juga masalah menyesuaikan proses pengembangan dan pengelolaan
yang bertanggung jawab terhadap sistem tersebut.

Metode
 Metode perancangan arsitektur organisasi yang dipelajari semua didasarkan pada
rekayasa informasi.
 Produk yang dihasilkan terlihat sebagai berikut :
Hasil observasi terhadap pemodelan proses bisnis adalah :
 Semakin kompleks notasi pemodelan proses, semakin banyak keputusan yang
dibuat untuk membangun model, dan semakin banyak error terjadi pada model.
 Konsistensi diantara model proses, model aplikasi, dan model domain tidak pernah
dapat tercapai seluruhnya.
 Metode dan notasi arsitektur saat ini terlalu kompleks dan tidak fleksibel untuk
digunakan pada lingkungan bisnis yang dinamis.

Tatakelola TI (IT Governance )


Tatakelola TI :
o Adalah aktivitas untuk mengendalikan TI,
o Berisi pengambilan keputusan untuk pengadaan, perubahan, dan penghapusan TI,
serta pemantauan data kinerja TI untuk dapat mengendalikan TI secara lebih efektif
dan efisien,
o Merupakan bagian dari tatakelola perusahaan (corporate governance).
o Dipandang sebagai masalah koordinasi,
 Beberapa relationship yang harus dikoordinasi dalam tatakelola TI terlihat pada
diagram berikut :
 Rancangan arsitektur layer sistem bisnis menggunakan kriteria optimasi global :
oArsitek dari sistem tunggal dalam layer sistem bisnis menggunakan kriteria
optimasi yang global untuk proyek tersebut, namun lokal untuk layer sistem
bisnis.

 Tatakelola TI sebagian besar diselesaikan dari sudut pandang ilmu manajemen :


oIni berarti bahwa solusi untuk Tatakelola TI diinginkan hanya dalam domain
bisnis, misalnya : oleh perubahan organisasi, oleh framework pengendalian
seperti COBIT, juga oleh peningkatan skill personal CIO dan Arsitek.

Mَ ‫ۡٱل َحمۡ ُد هَّلِل ِ َربِّ ۡٱل ٰ َعلَ ِم‬


‫ين‬

Anda mungkin juga menyukai