Audit kinerja adalah pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara yang terdiri
dari audit atas aspek ekonomi, efisiensi, serta efektivitas. Audit kinerja pada sebuat
program pemerintah meliputi juga audit atas kepatuhan terhadap ketentuan perundang-
undangan serta pengujian terhadap pengendalian internal. Tujuan audit kinerja adalah
sangat variatif, termasuk penilaian atas efektivitas, ekonomi serta efisiensi, penilaian
atas pengendalian internal, kepatuhan, dan analisis yang sifatnya prospektif.
Audit kinerja non keuangan dilakukan oleh auditor internal organisasi dan hasil
audit hanya untuk kepentingan internal saja. Hasil audit dilaporkan kepada manajemen
organisasi tentang efisiensi, efektivitas atau nilai ekonomis suatu bagian atau program
kerja yang telah dilaksanakan. Tugas auditor kinerja non keuangan adalah menguji
bahwa aktivitas yang dilakukan oleh organisasi tidak merugikan masyarakat secara
keseluruhan, dan bermanfaat bagi masyakarat sesuai tujuan organisasi.
Bukti audit
Ada delapan tipe bukti audit yang harus diperoleh auditor dalam auditnya :
pengendalian internal, bukti fisik, bukti dokumenter, catatan akuntansi,
perhitungan, bukti lisan, perbandingan dan rasio, serta bukti dari spesialis. Bukti
audit sangat bervariasi pengaruhnya terhadap kesimpulan yang ditarik oleh auditor
independen daam rangka memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan.
Asersi
Asersi adalah pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang secara implisit
dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain. Bentuk-bentuk asersi :
- Asersi tentang keberadaan atau keterjadian
- Asersi tentang kelengkapan
- Asersi tentang hak dan kewajiban
- Asersi tentang penilaian atau alokasi
- Asersi tentang penyajian dan pengungkapan
Sampel
Ukuran sampel bagi setiap prosedur berbeda antara satu penugasan dengan
penugasan audit lainnya. Faktor yang memengaruhi kecukupan ukuran sampel
adalah ekspektasi auditor atas kemungkinan salah saji dan efektivitas dari
pengendalian internal klien.
Pra-pelaksanaan audit
Umumnya setiap audit selalu mendahului dengan penetapan kontrak audit.
Auditor diminta untuk membuat usulan audit (audit proposal) yang didalamnya
berisikan penentuan aktivitas yang akan diperiksa. Berikutnya dilakukan
penandatanganan surat kontrak audit (engagement letter). Langkah berikutnya
memperkirakan berbagai alternatif sasaran audit atas penugasan audit tersebut
yang bersifat masih sangat sementara. Tahap audit pendahuluan bagi pemeriksa
adalah untuk memperoleh informasi umum dan informasi latar belakang dalam
waktu relatif singkat mengenai semua aspek yang berhubunagan dengan
organisasi, aktivitas, program atau sistem entitas yang diperiksa. Auditor setelah
memperoleh informasi umum dna informasi latar belakang diharapkan telah
memiliki gambaran kasar mengenai pekerjaan audit.
Pengelompokan informasi yang diperoleh sebagai berikut :
1. Hal yang berkenaan dengan organisasi :
- Lokasinya
- Susunan manajemennya
- Sejarah pendiriannya
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat di dalamnya
- Jenis audit yang dilaksanakan
- Kebijakan-kebijakan organisasinya
- Kewajiban-kewajiban hukum yang melekat
- Akte dan perubahan akte yang berhungan dengan organisasi
2. Hal yang berkenaan dengan aktivitas :
- Jenis aktivitas
- Personalia yang bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas
- Kebijakan yang berkenaan dengan aktivitas
- Prosedur khusus yang diupayakan utnuk mensukseskan pelaksaaan
aktivitas
3. Hal yang berkenaan dengan program :
- Maksud dan tujuan
- Keterkaitan antara unit organisasi yang dijalankan dalam upaya
pencapaian tujuan program
- Kebijakan prosedur yang digunakan untuk mencapai tujuan program
- Peraturan administratif yang berhubungan dengan program
Administratif pekerjaan audit
Dokumen yang perlu diadministrasikan dalam pekerjaan audit antara lain daftar
dari catatan-catatan yang dibutuhkan auditor. Formulir-formulir yang harus
dilengkapi, pertanyaaan-pertanyaan yang harus dijawab dan dokumen-dokumen
pekerjaan audit yang lain. Informasi yang dibutuhkan oleh auditor sebagai berikut
:
1. Konfirmasi
2. Dokumen pengendalian internal
3. Dokumentasi
4. Dokumen-dokumen lain
Perencanaan dan pengendalian audit
Hal yang menyakut perencaaan audit :
1. jumlah staf auditor yang diperlukan
2. jumlah waktu yang dibutuhkan
3. program audit yang dibuat
4. bentuk dan isi laporan hasil pemeriksaan
suatu proses yang dijalankan oleh eksekutif didesain utnuk memberikan
keyakinan memadai tentang pencapaian tiga tujuan berikut :
1. keandalahan laporan keuangan
2. kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
3. efektivitas dan efisiensi operasi
untuk mencapai ketiga tujuan tersebut, dibutuhkan suatu sistem yang dirancang
oleh organisai sektor publik untuk menjaga aset-aset yang dimiliki agar terhindar
dari kecurangan dan penyalahgunaan (sistem pengendalian internal). Prosedur dan
pengendalian audit merupakan tahapan yang sangat penting dalam menentukan
kesuksesan audit. Prosedur yang harus disiapkan auditor seharusnya termasuk
pertimbangan-pertimbangan berikut :
1. mengkaji kejadian-kejadian yang muncul ditahun berikutnya yang mungkin
memiliki relevansi keberlanjutan di tahun/periode dilaksanakannya audit
2. menilai dampak-dampak perubahan praktik hukum dan akuntansi yang
memberikan pengaruh finansial terhadap laporan keuangan organisasi
3. mereview laporan interim atau rekening-rekening manajemen yang
didapatkan dan mengkonsultansikannya dengan manajemen atau staf di
dalam organisasi yang diaudit
4. mengidentifikasi perubahan-perubahan signifikan di dalam prosedur
akuntansi organisasi
Pencatatan hasil pekerjaan
Hal ini berarti kertas kerja disiapkan atau dihasilkan oleh auditor dan disimpan
oleh auditor, dalam kaitannya dengan kinerja audit. Kertas kerja memberikan :
1. Dukungan dalam perencanaan dan kinerja audit
2. Dukungan dalam supervisi dan review pekerjaan audit
3. Memberikan bukti dari pekerjaan audit yang dilakukan untuk mendukung
pendapat auditor.
Audit Prosedur
Audit Teknik
Resiko Audit dan Materialitas
Surat tugas audit berfungsi sebagai dasar pelaksanaan audit umum dan audit khusus,
dan surat perintah audit berfungsi sebagai dasar dilaksanakannya audit investigasi.
Kedua jenis surat tugas tersebut bertujuan agar tim yang melaksanakan tugas audit
disuatu oganisasi mempunyai ayung hukum yang kuat, bahwa tim audit tersebut
melaksanakan audit atas perintah atau tugas dari atasan bukan kehendak pribadi.
Surat tugas audit sektor publik diterbitkan oleh direktur audit atau kepala pada instansi
auditor berada. Penerbitan surat tugas harus berada ada periode daftar rencana objek
audit berjalan. Surat tugas diterbitkan berdasarkan berdasarkan nomor pelaksanaan
audit. Setiap penerbitan surat tugas diikuti engan penerbitan kuisioner yang ditunjukkan
untuk diisi klien.
Isi/Muatan Surat Tugas Audit Sektor Publik
Secara umum surat tugas audit sektor publik berisi tentang personel tim audit yang
diberi tugas untuk melaksanakan audit, tugas audit yang harus dilaksanakan, serta
otorisasi dari instansi yang menerbitkan surat tugas audit.
Sebagai dasar pelaksanaan audit umum dan khusus, surat tugas harus diterbitkan pada
periode daftar rencana objek audit berjalan. Surat tugas diterbitkan berdasarkan nomr
pelaksanaan audit yang diterbitkan oleh direktur audit. Setiap penerbitan surat tugas harus
diikuti dengan penerbitan kuisioner yang ditunjukkan untuk di isi oleh klien. Fungsi
kuisioner ini adalah untuk menilai kinerja tim audit dan sistem audit. Kuisioner ini
diterbitkan oleh Direktur Audit, Kepala Kantor Wilayah atau Kepala Kantor Pelayanan
Utama.
Pelaksanaan audit adalah salah satu tahapan dalam proses audit di mana auditor akan
mengembangkan suatu program audit,menilai keefektifan sistem pengendalian internal
organisasi, dan melakukan pengujian-pengujian yang diperlukan untuk memperoleh bukti audit
yang memadai.
Indikator pelaksanaan auditsektor publik yang baik adalah yang dilakukan sesuai dengan standar
seperti yang telah ditetapkan, baikstandar internasional maupun standaryang ditetapkan di dalam
negara yang bersangkutan. Prinsip dasar audit sektor publik internasional (draf eksposur
INTOSAI, 15 Februari 2013) harus dipertimbangkan auditor sebelum dimulainya dan selama
proses audit. Berikut adalah prinsip pelaksanaan proses audit:
(2) Kegiatan yang berkaitan dengan mengevaluasi buktiaudit, menyimpulkan dan pelaporan hasil
audit.
Suatu proses yang dijalankan oleh eksekutif (kepala daerah, instansi/dinas, pimpinan organisasi
sektor publik dan segenap personel yang ada di dalamnya). didesain untuk memberikan
keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan sebagai berikut.
a. Keandalan laporankeuangan.
b. Kepatuhan terhadap hukum danperaturan yang berlaku.
c. Efektivitas dan efisiensi operasional.
Konsep Pengendalian Internal .
Pengendalian internal seharusnya bisa membuat parapegawai bertanggung jawab atas berbagi
tugasnya, pengendalian akuntansi membuat parapegawai akuntabel terhadap tindakan-
tindakannya (Pratt, Michael J., Robert M. Kennedy, dan Jack Horrocks, 1985).
Pengendalian Organlsasional
Pengendalian ini berkaitan dengan cara dimana organisasi yang diaudit mengelola pegawainya.
Beberapa ciri berikutseharusnya terdapat dalam sebuah organisasi, agar struktur organisasi
kondusifdengan pengendalian internalyang memadai.
Pengendalian Supervisory
Aspek penting dari pengendalian adalah supervisi manajemen terhadap aktivitas organisasi yang
diaudit secara keseluruhan dan keefektifan pengendalian internal khusus lainnya. Supervisi yang
efektif dihasilkan dalam pelibatan manajemen pada titik-titik penting sistem pengendalian
internal, yaitu laporan keuangan dan analisis selisih anggaran. Diorganisasi yang lebih besar,
tanggung jawab untuk mengawasi dan mengendalikan didelegasikan kedepartemen pengendalian
internal.
Ada empat teknik pengendalian yang berhubungan secara khusus dengan kelengkapan dan
keakuratan pemrosesan transaksi, di manakenptaannp, bersifat preventif maupun detektif, dan
kombinasi keduanya. Keempat teknik tersebut adalah:
(4) Reperformance
Rancangan Pengendalian untuk Penjagaan Aset
Pengendalian Dokumentasi
Pengendalian ini memberi keyakinan bahwa sistem dibuat sesuai dengan tujuan awal, yaitu
memberikan pemahaman yang jelas kepada personel organisasi mengenai tugas dan tanggung
jawabnya, dan membuat pencatatan transaksi dengan benar secara sederhana.
Auditor tidak dapat yakin hanya dengan pengendalian internal,tetapi auditor melakukan
pengujian kepatuhan untuk mendapatkan keyakinan yang memadai bahwa sistem pengendalian
yangada berfimgsi dengan baik selama periode tersebut. Perlu dicatat bahwayangdiuji adalah
pengendaliannya dan bukan transaksinya. Untuk alasan ini, auditor mencatat dan memeriksa
semua perkecualian yang didapat selama pengujian pengendalian, tanpamemandang jumlah
rupiahyang terlibat dalam transaksi tersebut.
e). Pemantauan.
Lingkungan Pengendalian
Penaksiran Risiko
Penaksiran risiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah identifikasi, analisis, dan
pengelolaan risiko entitas yang berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan> sesuai
Fokus utama kebijakan dan prosedur pengendalian yang berkaitan dengan sistem akuntansi
adalah bahwa transaksi dilaksanakan dengan mencegah salah saji potensial asersi manajemen
dalam laporan keuangan.
Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk memastikan
pelaksanaan petunjuk yang dibuat oleh manajemen. Kebijakan dan prosedur ini memberikan
keyakinan bahwa tindakan yang diperlukan telah dilaksanakan untuk mengurangi risiko dalam
pencapaian tujuan entitas. Aktivitas pengendalian dapat dibagi atas beberapa kelompok:
Pemantauan
Sifat pengujian audit mengacu pada sifat dan efektivitas pengujian audit yang akan dilaksanakan.
Pertama, prosedur audit tersebutharus dapat memberikan bukti tentang kinerja kompetitifsuatu
entitas atau terkait dengan tujuan spesifik yang ingin dicapai auditor. Auditor juga harus
mempertimbangkan biaya relatifdan efektivitas prosedur dalam kaitannya dengan tujuan audit
yang spesifik. Prosedur audit mana yang akan dilaksanakan terkait dengan tujuan spesifik yang
ingin dicapai auditor.
Harus relevan.
Mempertimbangkan biaya relatif serta efektivitas dalam kaitannya dengan tujuan audit.
Pendekatan compliance atausubstantive test.
Bukti Audit
Kecukupan bukti audit lebih berkaitan dengan kuantitas buktiaudit. Faktor-faktor yang
(1) Materialitas.
Kompetensi atau reliabilitas bahan bukti yang berupa catatan akuntansi berkaitan erat dengan
efektivitas pengendalian internal organisasi,dalam Kompetensi bukti audit yang berupa informasi
penguat tergantung pada faktor berikut.
(4) Objektivitas.
Dasar yang bersifat memadai atau rasional dipengaruhi oleh berbagai fektor berikut
(1) Pertimbangan Profesional Auditor.
(1) Inspeksi.
(2) Pengamatan.
(4) Konfirmasi.
Disamping proseduratautindakan tersebutdi atas,beberapa hal lain yang perlu diketahui berkaitan
dengan keputusan auditordalam proses pengumpulan buktiaudit laporan keuangan,yaitu:
(2) Penentuanbesarnyasampelbukti.
a. Bukti Fisik.
Bukti fisik banyak diperoleh dalam perhitungan aktiva berwujud, terutama kas dan persediaan.
Pemeriksaan langsung oleh auditor secara fisik terhadap aktiva, merupakan cara yang paling
objektif dalam menentukan kualitas aktiva yang bersangkutan.
b. Bukti Konfirmasi.
Bukti konfirmasi merupakan bukt iyang sangat tinggi tingkat reliabilitasnya. Hal ini
dikarenakanbukti konfirmasi, berisi informasi yang berasal dari pihak ketiga secara langsung.
Konfirmasi yang dilakukan, misalnya pemeriksaan kasdi bank, dikonfirmasikan kebankkliendan
pemeriksaan piutang pajak dikonfirmasikan ke wajib pajak. Meskipun demikian, perolehan bukti
konfirmasi kadang terkendala dengan sikap yang tidak menyenangkan dari pihak-pihak yang
diminta konfirmasidan berbiaya relative tinggi.
c. Bukti Dokumenter.
Bukti dokumenter merupakan bukti yang paling penting dalam audit. Bukti dokumenter antara
lain meliputi notulen rapat, faktur pembelian, dan kontrak proyek. Bukti dokumenter dapat
dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, yaitu bukti dokumenter yang dibuat pihak luar
(eksternal) dan dikirim kepada auditor secara langsung, bukti dokumenter yangdibuat pihakluar
(eksternal) dan dikirimkepadaauditor melalui klien, serta bukti documenter yang dibuat dan
disimpan oleh klien.
d. Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi, seperti jurnal dan buku besar, merupakan sumber data yang digunakan untuk
membuat laporan keuangan. Oleh karena itu, bukti yang berupa catatan akuntansi merupakan
objek yang harus diperiksa dalam audit laporan keuangan. Namun, bukan berarti catatan
akuntansi adalah objek audit, karena objek audit adalah laporan keuangan.
Surat pernyataan tertulis merupakan pernyataan yang ditandatangani satu individu yang
bertanggumgjawab dan memiliki pengetahuan mengenai rekening, kondisi, atau kejadian
tertentu. Bukti audit berupa surat pernyataan tertulis dapat berasal dari pihak internal khen
maupun dari sumber ekstemal termasukdari ahlif. Bukti Matematis.
Bukti matematis diperoleh auditor melalui pengulangan pekerjaan klerikal yang telah dilakukan
klien. Bukti matematis merupakan bukti audit yang bersifat kuantitatif. Bukti ini dapat digunakan
untuk membuktikan ketelitian catatan akuntansi klien. Bukti matematis yang berasal dari auditor
bersifat reliable, biaya relatif murah, dan dapat dijadikan dasar bagi auditor dalam mengambil
kesimpulan tentang penegasan mengenai penilaian atau pengalokasian.
g. Bukti Lisan.
Struktur pengendalian internal dapat digunakan untuk mengecek ketehtian dan dapat dipercaya
tidaknya data akuntansi. Kuat dan lemahnya struktur pengendalian internal merupakan indikator
utama yang menentukan jumlah buktiyang harus dikumpulkan. Oleh karena itu,
strukturpengendahan internal merupakan bukti yang kuat untuk menentukan dapat atau tidaknya
informasi keuangan untuk dipercaya.
j. Bukti Elektronik.
Bukti elektronik yang dimaksud adalah informasi yang dihasilkan oleh alat elektronik yang
digimakan auditor sebagai dasar dalam memberikan pendapat tentang penegasan.Yang termasuk
dalam bukti elektronik ini mehputi penggunaan komputer, sensor, magnetic media,scanner.
Terminologi Pengujian
Secara terminologi menurut kamus bahasa Indonesia pengujian berasal dari kata uji yang berarti
percobaan untuk mengetahui mutu sesuatu,sedangkan pengujian berarti proses, cara,
pemeriksaan atas transaksi keuangan. Pengujian dalam audit berkaitan dengan kewajaran
penyajian laporan keuangan dan materialitas. Kewajaran laporan keuangan dinilai berdasarkan
asersieksekutif. Sedangkan, aspekmateriahtasadalahbesarnyanilaiyangdihilangkanatau salah saji
informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, sehingga berpengaruh
terhadap pertimbangan pengguna informasikeuangantersebut karena adanya penghilangan
atausalahsaji. Waktu pengujian dapatdilakukan sebelum tangal neraca, saat tanggal neraca, dan
setelah tanggal neraca.
SISTEM PELAKSANAAN AUDIT,SEKTOR PUBLIK
Pengumpulan Data
Berikutkegiatandalam pengumpulandata,
a. Wawancara
(1) PertanyaanPembukaan.
Pada tahap permulaan dari wawancarahendaknya pertanyaan berkisar pada masalah yang netral
dan ringan.
Nada berfungsi agar orang yang diwawancara mengerti dan dapat memberikan jawaban yang
dibutuhkan. Sedangkan, irama bicara juga dapat membantu dalam kelancaran wawancara.
Sebaiknya dalam berbicara tidak terlalu lambat ataupun terlalu cepat, sehingga tidak berkesa
nbertanya seperti bertubi-tubi.
(4) SikapPewawancara.
Sikap pewawancara idealnya dapat menimbulkan suasana penuh keakraban,suasana yang bebas
dan tidak kaku serta penuh kehangatan.
Peranan pewawancara adalah harus dapat membentuk pihak yang diwawancarai agar dapat
merumuskan keterangannp dalam kata-kata yang lebih tepat dan begitu juga pewawancara
terhadap dirinya sendiri.
Penggalian yang dimaksud adalah yang lebih mendalam dari suatu wawancara. Hal ini dapat
dilihat bilamana pihak yang diwawancarai telah memberikan pemyataan atau jawaban yang
cukup jelas, akan tetapi pewawancara ingin mengetahui lebih dalam mengenai jawaban yang
telah diberikan.
Ketelitian dari pencatatan tergantung kepada ketepatan penilaian pewawancara terhadap jawaban
ataupun informasi yang diberikan pihak yang diwawancarai. Salah satu sikap yang mendorong
kesuksesan wawancara adalah sikap kritis. Sikap kritis perlu dikembangkan dalam wawwcara
agar mendapat informasi yang lebih terinci dan selengkap-lengkapnya.
b. Mereview Dokumen
c. Observasi.
Observasi bermanfaat agar peneliti memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial,
mendapatkan pengalamanlangsung,melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain,
Analisis Data
Terdapat tiga pendekatan yang dilakukan oleh auditor dalam memeriksa laporan
keuanganklienyangtelahmempergunakan SistemInformasiAkuntansi(Davis, James. R, C. Wayne
Alderman,LeonardA. Robinson, 1990).
Pengujian Kepatuhan
Dalam audit kinerja, Auditor melaksanakan pengujian kepatuhan organisasai terhadap ketentuan
peraturan perundang-undangan dan pengendalian internal. Saat melakukan audit kinerja, auditor
harus mengkomunikasikan sifat pekerjaan audit dan tingkat keyakinan, dengan memberikan
penekanan bahwa pekerjaan audit dan pelaporan yang berkaitan dengan pengujian pengendalian
internal, kepatuhan atas ketentuan peraturan perundang-undangan. Pengendalian atas sumber
daya meliputi kebijakan dan prosedur yang telah dilaksanakan oleh manajemen untuk
memastikan bahwa sumber daya diamankan secara memadai dari pemborosan, kehilangan dan
penyalahgunaan. Pemahaman atas pengendalian inidapat membantu auditor merencanakan audit
terhadap tingkat ekonomis dan efisisensi organisasi.
(3) Kebenaran pelaksanaan posting atas transaksi tersebut kedalam buku besar dan buku
pembantu.
Entitas pemerintahan, organisasi nirlaba, atau perusahaan dapat menugasi auditor untuk
mengaudit laporan keuangan entitas tersebut berdasarkan Standar Audit Pemerintahan. Dalam
melaksanakan audit berdasarkan Standar Audit Pemerintahan, auditor memikul tanggung jawab
melampaui tanggung jawab yang dipikulnya dalam audit berdasarkan standar auditing yang
ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia untuk melaporkan tentang kepatuhan dengan
peraturan perundang-undangan dan tentang pengendalian internal.
(1) Auditor hams merancang audituntukdapat memberikan keyakinan memadai guna mendeteksi
ketidakberesan yang material bagi laporan keuangan.
(3) Auditor harus waspada terhadap kemungkinan telah terjadinya unsur perbuatan
melanggar/melawan hukum secara tidak langsung. Jika informasi khusus yang telah diterima
Pelaporan Ketidakpatuhan
Auditor harus melaporkan hal material dari ketidakpatuhan terlepas apakah akibat salah saji telah
dikoreksi dalam laporan keuangan entitas. Auditor dapat mengharapkan untuk memasukkan
suatu pernyataan tentang apakah salah saji sebagai akibat hal material dari ketidakpatuhan telah
dikoreksi dalam laporan keuangan atau suatu pernyataan yang menjelaskan dampak salah saji
tersebut dalam laporannya atas laporan keuangan pokok.
Standar Audit Pemerintahan mengharuskan auditor untuk melaporkan hal-hal atau indikasi unsur
perbuatan melanggar/melawan hukum yang dapat berakibat ke penuntutan pidana.
Pengujian Substantif
a. Sifat pengujian.
b. Waktupengujian.
c. Luaspengujiansubstantif.
a. Pengajuan pertanyaan kepada para karyawan berkaitan dengan kinerja tugas mereka.
e. Konfirmasi.
f. Analisis.
h. Vbwc/jmg ataupenelusuran.
Penyusunan Kuesioner
Prosedur Analitis
Prosedur analitis adalah pengevaluasian informasi keuangan yang dilakukan dengan mempelajari
hubungan yang masuk akal antara data keuangan dan data nonkeuangan.
Prosedur analitis akan membantu auditor dengan mendukung dan meningkatkan pemahamannya
tentang operasional organisasi yang diaudit. Prosedur analitis juga membantu auditor dalam
mengidentifikasi hubungan yang tidak sewajarnya dan fluktuasi data yang tidak diharapkan.
Ada enam langkah yang harus dilakukan auditor dalam melakukan prosedur analitis, yaitu;
2. Mengembangkan ekspektasi.
4. Menganalisi data
Risiko Audit merupakan salah satu yang menjadi perhatian auditor dalam menjalankan tugas dan
tanggung jawab profesionalnya dan kemungkinan terjadinya risiko audit. Risiko audit dapat
ditimbulkan dari tingkat penemuan yang direncanakan dalam menghadapi penyimpangan,
misalnya:
a. Related party transaction (transaksi organisasi induk dan anak atau transaksi antar keluarga).
e. Klien bermasalah.
Mengetahui Risiko
Risiko deteksi {detection risk) adalah risiko bahwa auditor tidak akan mendeteksi salah saji
material menggimakan proseduranalitik atau pengujian substantifrisiko bahwa auditor
tidakdapatmendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi.
Risiko deteksi merupakan fungsi efektivitas prosedur audit dan penerapannya oleh auditor.
Inherent Risk
Inherent Risk adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap suatu salah
saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat pengendalian yang terkait (maksudnya bahwa
risiko bawaan timbul dengan asumsi pengedalian internal dalam organisasi tidak ada. Jika
sekiranya pengendalian internal dalam organisasi memadai serta efektif dalam pelaksanaannya
dengan sendirinya risiko bawaan akan dapat diminimalisasi). Risiko salah saji demikian adalah
lebih besar pada saldo akun atau golongan transaksi tertentu dibandingkan dengan yang lain,
Sebagai contoh, perhitungan yang rumit lebih mungkin disajikan salah jika dibandingkan dengan
Audit Risk
Seperti yang dijelaskan dalam SPAP PSA seksi 312 paragraf28 bahwarisikobawaan dan risiko
pengendalian berbeda dengan risiko deteksi. Adapun risiko bawaan dan risiko pengendalian tetap
ada, terlepas daridilakukan atautidaknya audit atas laporan keuangan, sedangkan risiko deteksi
berhubungan dengan prosedur audit dan dapat diubah oleh keputusan auditor itusendiri. Risiko
deteksi mempunyai hubungan yang terbalikdenganrisiko bawaan danrisiko pengendalian.
Semakin kecil risikobawaan dan risiko pengendalian yang diyakini olehauditor, semakin
besarrisiko deteksi yang dapat diterima. Sebaliknya, semakin besaradanya risiko bawaan
danrisiko pengendalian yang diyakini olehauditor, semakinkeciltingkat risikodeteksiyangdapat
diterima.Atau dengan rumus dapat dijabarkan seperti berikut.
Kertas kerja audit merupakan kertas-kertas yang diperoleh akuntan selama melakukan
pemeriksaan dan dikumpulkan untuk memperlihatkan pekerjaan yang telah dilaksanakan, metode
danprosedur pemeriksaan yang diikuti serta kesimpulan-kesimpulan yang telah dibuatnya.
Contoh kertas kerja antara lain; Catatan memo; Hasil analisisjawahan konfirmasi. Clients
Representation Letter; Komentar yang dibuat atau didapat oleh akuntan pemeriksa; Tembusan
(copy) dari dokumen penting dari suatu daftar baik yang diperoleh ataupuh yang didapat dari
klien dan diverifikasi oleh akuntan.
Kertas kerja audit dapat berasal dari pihak klien, hasil analisis yang dibuat auditor
ataudaripihakketiga yang independen baiksecara langsung maupun tidak langsung. Berkas
kertaskerja yang berasal dari klien dapatberupa: Neraca saldo (Trial balance), Rekonsiliasi bank
(Bank reconciliation), Analisis Umur Piutang (Accounts Receivable Aging Schedule), Rincian
Persediaan (Final Inventory List),Rincian Utang, Rincian Biaya Umum danAdministrasi, Rincian
Biaya Penjualan,
Tujuan Pembuatan Kertas Kerja Audit: Untuk mengkoordinasi danmengorganisasi semua tahap
pengauditan. Sebagai pendukung yang penting terhadap pendapat akuntan atas laporan keuangan
yang diauditnya. Sebagai penguat kesimpulan akuntan dan kompetensi pengauditannya. Sebagai
pedoman dalam pengauditan berikutnya.
Ada empat teknik dasar yang digunakan dalam pembuatan kertas kerja. Keempat teknik
tersebut adalah:
Pembuatan heading
Nomor indeks.
Tick marks.
Pencantuman tanda tangan pembuat maupun penelaah, dan tanggal pembuatan serta
penelaahan.
❖ Audit program
Agar takmenimbulkan kerancuan istilah makaperlu dipisahkan pengertian audit program dan
audit prosedur. Audit program (program pemeriksaan) merupakan daftar prosedur pengauditan
untuk seluruh pemeriksaan elemen tertentu.
Kertas kerja ini dapat pula dipisahkan menjadi Working Balance Sheet dan Working Profit and
Loss.
* Top Schedules.
Merupakan kertas kerja pemeriksaan yang digunakan untuk meringkas informasi yang dicatat
dalam daftar pendukung untuk rekening-rekening yang berhubungan.
*Supportingschedules.
Merupakan kertas kerja yang memuat detail dari pada temuan basil pemeriksaan, serta koreksi-
koreksi yang ada, serta memuat berbagai informasi dan teknik pemeriksaan yang dilaksanakana
oleb akuntan. Dengan kata lain supporting schedule merupakan rincian dari pada top schedules.
Kertas kerja barus disesuaikan dengan keadaan yang dibadapi dan kebutuban auditor dalam
melaksanakan suatu penugasan audit. Kertas kerja juga berhubungan erat dengan ketiga
kelompok standar auditing yakni standar umum, standar pekerjaan lapangan, danstandar
pelaporan.
Kertas kerja juga berhubungan erat dengan standar pelaporan. Kertas kerja bukan hanya berguna
untuk memudabkan pembuatan laporan audit Kertas kerja berguna untuk mendukung pendapat
auditor yang diberikan dalam laporan audit. Kertas kerja harus meliputi bukti yang berkaitan
dengan kesesuaian prinsip akuntansi yang berlaku umum, konsistensi, pengimgkapan yang
memadai, dan, pernyataan pendapat sesuai standar auditing. Hal ini perlu dilakukan untuk
menjaga diri terhadap tuntutan pemakai
Daiam SA 339, SPAP - LAI dan SAP 7.63, kertas keija biasanya berisi dokumentasi yang
memperlihatkan:
b. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian internal telah diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, danlingkup pengujian yang telah dilakukan.
c. Bukti audit telah diperoleh, prosedur pemeriksaan yang telah diterapkan, dan pengujian yang
telah dilaksanakan, yang memberikan bukti kompeten yang cukup sebagai dasar yang memadai
untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan, yang menunjukkan dilaksanakannya
standar pekerjaan lapangan yang ketiga.
Dalam SA 339 dikemukakan bahwa kertas kerja biasanya berisi dokumentasi yang
memperlihatkan:
b) Teliti.
c) Ringkas.
d) Jelas.
e) Rapi.
Pada dasarnya, ada beberapa tipe kertas kerja audit. Namun demikian, ada enam tipe
Pada dasarnya, ada beberapa tipe kertas kerja audit. Namun demikian, ada enam tipe
Penelaahan kertas kerja pada umumnya dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama dilakukan
jika pekerjaan pemeriksaan pada suatu segmen tertentu sudah selesai. Penelaahan pada tahap ini
meliputi pekerjaan yang dilakukan, dan bukti yang diperoleh. Dan, kesimpulan diperoleh
pembuat kertas kerja. Sedangkan, tahap kedua dilakukan bila semua pekerjaan lapangan sudah
diselesaikan.
Kertas kerja adalah milik lembaga yang mengaudit (seperti KAP dan BPK), bukan milik pribadi
auditor maupun yayasan. Kertas kerja tidak boleh dianggap sebagai bagian maupun sebagai
pengganti catatan akuntansi klien. Auditor harus menerapkan prosedur yang memadai untuk
menjaga keamanan dan kerahasiaan kertas kerja, dan harus menyimpannya minimal selama
sepuluh tahun. Berkaitan dengan penyimpanan kertas kerja, Auditor blasanya menyelenggarakan
dua jenis pengarsipan berikut ini.
a. Arsip permanen (permanent file) untukkertas kerja yang berisi informasi yang relatif tidak
pernah mengalami perubahan. Informasi yang ada di dalam arsip permanen seperti berikut.
(1) Salinan anggaran dasardananggaran rumahtangga.
(2) Salinan surat perjanjian penting yang berlaku dalam jangka panjang.
b. Arsip kini (currentfile) untuk kertaskerjayanghanyadipakai untuk suatu audit yang telah
diselesaikan.
Untuk suatu bagian tugas pengauditan yang saling berkaitan, kertas kerja audit yang dihasilkan
tentu saling berkaitan pula. Dengan demikian, antar kertas kerja dapat terjadi saling hubungan
ceksilang (cross check).
Pengauditan saldo kas, misalnya, daftar jurnal penyesuaian terhadap kas tercantum dalam daftar
pendukung. Selanjutnya di daftar utama dan di Working Trial Balance, saling keterkaitan juga
ditimjukkan.
Pengendalian internal adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan
sistem teknologi informasi yang dirancang untuk membantu orgahiSasi dalam mencapai
tujuannya. Pengendalian internal merupakan cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan
mengukur sumber daya suatu organisasi. Tujuan pengendalian internal suatu organisasi adalah
agara organisasi tetap berada dalam jalur tujuan organisasi dan mengurangi risiko perubahan
mendadak selama operasi organisasi sector publik. Penerapan pengendalian internal dalam suatu
organisasi dimaksudkan untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan-tujuan
organisasi yang meliputi
Faktor-fektor unsur pelaporan yang balk meliputi beberapa hal sebagai berikuL
(1) Sistem pelaporan yang diciptakan hendaknya dapat memberikan informasi terkini yang
dibutuhkan oleh pimpinan yang bertanggung jawab.
(2) Laporan disusun berdasarkan informasi dan data yang benar, akurat dan tepat waktu.
(3) Adanya keharusan bagi setiap pegawai tertentu untuk membuat laporan hasil pekerjaannya
secara tertulis. ,
(4) Isi laporan didukung dengan bukti yang memadai dan dapat dipertanggungjawabkan.
Isi Dan Bentuk Laporan
Laporan hasil audit disiapkan dengan pengarahan ketua tim audit yang bertanggung jawab atas
keakuratan dan kelengkapan laporan hasil audit. Pembicaraan awal tentang daftar temuan audit
merupakan bagian dari tahap penyiapan konsep laporan hasil audit. Sebelum penyusunan laporan
hasil audit, terlebih dahulu dilakukan komunikasi internal tim audit. Komunikasi internal tim
pada tahap penyiapan konsep laporan hasilauditbertujuan untuk:
(2) Memperoleh tanggapan dan persetujuan final dari pengendali teknis bahwa seluruh temuan
audit telah objektif dan rekomendasi yangdiberikan layak dan dapat dilaksanakan.
(2) Rincian rencanaaudit,identitasanggota tim audit dan perwakilan teraudit atau klien, tanggal
pelaksanaan audit,dan identitas unit organisasi teraudit.
(3) Identitas dokumen standar yang dipakai dalam audit anatra lain standar mutu akademik dan
manual mutu akademik teraudit.
(4) Temuan ketidaksesuaian dalam pelaksanaan audit.Temuan audit harus didukung dengan
kertas kerja yang memadai objektif dan konstruktif.
(5) Penilaian tim audit mengenai keluasan kesesuaian teraudit dengan standar Sistem mutu
yangberlaku dan dokumen terkait.
(6) Kemampuan sistem mutu untuk mencapai tujuan pengendalian yang telah ditetapkan.
Sedangkan untuk laporan hasil audit mutu harus memuat beberapa hal, sebagai berikut.
(1) Aktivitas. Dalam laporan hasil audit, bagian pekerjaan unit yang telah teridentifikasi
sebaiknya disebutkan secaraspesifik.
(2) Klausul Dalam laporan hasil audit sebaiknya menyebutkan klausul secara spesifik.
(3) Bukti. Temuan audit yang termuat dalam laporan hasil audit hendaknya disertai dengan
buktidanfakta objektifpendukung temuan audittersebut.
(4) Kesimpulan. Hasil temuan yang telah dianalisis harus dibuat menjadi sebuah kesimpulan
yangmeruapakanringkasan dari hasil analisis temuan tersebut.
(5) Rekomendasi. Berdasarkan kesimpulan auditor perlu membuat rekomendasi yang layak dan
mungkin imtuk dilaksanakan oleh klien demi perbaikan di masa yang akan datang.