Anda di halaman 1dari 30

BAB VII

PEMBUATAN PROGRAM DAN PENERBITAN SURAT TUGAS AUDIT SEKTOR


PUBLIK

TEORI PEMBUATAN PROGRAM DAN PENERBITAN SURAT TUGAS AUDIT


SEKTOR PUBLIK

PEMBUATAN PROGRAM AUDIT SEKTOR PUBLIK

1. Fungsi Pembuatan Program Audit Sektor Publik


Auditor harus mempertimbangkan sifat, luas, dan saat pekerjaan yang harus
dilaksanakan serta harus mempersiapkan suatu program audit tertulis untuk setiap audit.
Bentuk program audit akan sangat beragam tergantung pada kondisi audit, praktik, serta
kebijakan kantor akuntan tersebut. Tujuan suatu program audit adalah untuk mengatur
secara sistematis prosedur audit yang akan dilaksanakan selama audit. Program audit
merupakan kumpulan prosedur audit yang dibuat tertulis secara rinci dan dijalankan
untuk mencapai tujuan audit. Manfaat audit program adalah :
 Sebagai petunjuk kerja yang harus dilakukan asisten dan instruksi bagaimana
harus menyelesaikan
 Sebagai dasar untuk koordinasi, pengawasan, dan pengendalian pemeriksaan
 Sebagai dasar penilaian kerja yang dilakukan klien
Yang penting dalam program audit adalah bahwa catatan harus dibuat dan
dipenuhi dan pengujian substantif dilakukan dalam program audit, dan catatan-catatan
tersebut akan menyajikan tujuan-tujuan berikut:
 Untuk merekam atau mencatat pekerjaan, untuk tujuan review terhadap partner
 Untuk merekam atau mencatat siapa yang melakukan pekerjaan
 Untuk memberikan bukti bahwa pekerjaan telah dilakukan di dalam peristiwa
setelah tanggal neraca dan dilakukan dengan cara yang resmi
 Untuk membatu memastikan sebuah pendekatan metodologi untuk bekerja
 Untuk memfasilitasi transfer pekerjaan dalam hal staf baru yang melakukan
perikatan dalam kegiatan audit
 Untuk mengarahkan dalam perencanaan kegiatan audit untuk tahun berikutnya
Strategi audit biasa meliput keseimbangan antara prosedur pelaksanaan untuk
memperoleh pemahaman tentang kegiatan utama klien dengan pengedali internalnya,
membandingkan saldo keuangan dengan jumlah yang diharapkan , serta menentukan
keseimbangan antara pengujuan pengendalian dan pengujian substantif. Jenis pengujuan
yang termasuk dalam program audit :
 Prosedur analitis
 Prosedur awal
 Pengujian estimasi akuntansi
 Pengujian pengendalian
 Pengujian transaksi
 Pengujian saldo
 Pengujuan penyajian dan pengungkapan

Program Audit Keuangan

Manfaat dibuatnya program audit adalah dapat membantu dalam pelaksanaan


pemeriksaan, pengumpulan bukti dan autentikasi hingga membantu pemeriksaan,
pengumpulan bukti dan autentikasi hingga membantu dan mendukung dalam pemberian
pendapat dalam laporan akuntan. Audit keuangan meliputi unsur-unsur berikut :
 Segmen laporan keuangan
 Pengendalian internal mengenai ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan
yang berlaku
 Pengendalian atas pengawasan internal atas penyusunan laporan keuangan dan
atas pengamanan aktiva
 Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dugaan
kecurangan

Program Audit Kinerja

Audit kinerja adalah pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara yang terdiri
dari audit atas aspek ekonomi, efisiensi, serta efektivitas. Audit kinerja pada sebuat
program pemerintah meliputi juga audit atas kepatuhan terhadap ketentuan perundang-
undangan serta pengujian terhadap pengendalian internal. Tujuan audit kinerja adalah
sangat variatif, termasuk penilaian atas efektivitas, ekonomi serta efisiensi, penilaian
atas pengendalian internal, kepatuhan, dan analisis yang sifatnya prospektif.
Audit kinerja non keuangan dilakukan oleh auditor internal organisasi dan hasil
audit hanya untuk kepentingan internal saja. Hasil audit dilaporkan kepada manajemen
organisasi tentang efisiensi, efektivitas atau nilai ekonomis suatu bagian atau program
kerja yang telah dilaksanakan. Tugas auditor kinerja non keuangan adalah menguji
bahwa aktivitas yang dilakukan oleh organisasi tidak merugikan masyarakat secara
keseluruhan, dan bermanfaat bagi masyakarat sesuai tujuan organisasi.

Bukti, Asersi dan Sampel

 Bukti audit
Ada delapan tipe bukti audit yang harus diperoleh auditor dalam auditnya :
pengendalian internal, bukti fisik, bukti dokumenter, catatan akuntansi,
perhitungan, bukti lisan, perbandingan dan rasio, serta bukti dari spesialis. Bukti
audit sangat bervariasi pengaruhnya terhadap kesimpulan yang ditarik oleh auditor
independen daam rangka memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan.
 Asersi
Asersi adalah pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang secara implisit
dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain. Bentuk-bentuk asersi :
- Asersi tentang keberadaan atau keterjadian
- Asersi tentang kelengkapan
- Asersi tentang hak dan kewajiban
- Asersi tentang penilaian atau alokasi
- Asersi tentang penyajian dan pengungkapan
 Sampel
Ukuran sampel bagi setiap prosedur berbeda antara satu penugasan dengan
penugasan audit lainnya. Faktor yang memengaruhi kecukupan ukuran sampel
adalah ekspektasi auditor atas kemungkinan salah saji dan efektivitas dari
pengendalian internal klien.

Muatan Program Audit Sektor Publik

 Pra-pelaksanaan audit
Umumnya setiap audit selalu mendahului dengan penetapan kontrak audit.
Auditor diminta untuk membuat usulan audit (audit proposal) yang didalamnya
berisikan penentuan aktivitas yang akan diperiksa. Berikutnya dilakukan
penandatanganan surat kontrak audit (engagement letter). Langkah berikutnya
memperkirakan berbagai alternatif sasaran audit atas penugasan audit tersebut
yang bersifat masih sangat sementara. Tahap audit pendahuluan bagi pemeriksa
adalah untuk memperoleh informasi umum dan informasi latar belakang dalam
waktu relatif singkat mengenai semua aspek yang berhubunagan dengan
organisasi, aktivitas, program atau sistem entitas yang diperiksa. Auditor setelah
memperoleh informasi umum dna informasi latar belakang diharapkan telah
memiliki gambaran kasar mengenai pekerjaan audit.
Pengelompokan informasi yang diperoleh sebagai berikut :
1. Hal yang berkenaan dengan organisasi :
- Lokasinya
- Susunan manajemennya
- Sejarah pendiriannya
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat di dalamnya
- Jenis audit yang dilaksanakan
- Kebijakan-kebijakan organisasinya
- Kewajiban-kewajiban hukum yang melekat
- Akte dan perubahan akte yang berhungan dengan organisasi
2. Hal yang berkenaan dengan aktivitas :
- Jenis aktivitas
- Personalia yang bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas
- Kebijakan yang berkenaan dengan aktivitas
- Prosedur khusus yang diupayakan utnuk mensukseskan pelaksaaan
aktivitas
3. Hal yang berkenaan dengan program :
- Maksud dan tujuan
- Keterkaitan antara unit organisasi yang dijalankan dalam upaya
pencapaian tujuan program
- Kebijakan prosedur yang digunakan untuk mencapai tujuan program
- Peraturan administratif yang berhubungan dengan program
 Administratif pekerjaan audit
Dokumen yang perlu diadministrasikan dalam pekerjaan audit antara lain daftar
dari catatan-catatan yang dibutuhkan auditor. Formulir-formulir yang harus
dilengkapi, pertanyaaan-pertanyaan yang harus dijawab dan dokumen-dokumen
pekerjaan audit yang lain. Informasi yang dibutuhkan oleh auditor sebagai berikut
:
1. Konfirmasi
2. Dokumen pengendalian internal
3. Dokumentasi
4. Dokumen-dokumen lain
 Perencanaan dan pengendalian audit
Hal yang menyakut perencaaan audit :
1. jumlah staf auditor yang diperlukan
2. jumlah waktu yang dibutuhkan
3. program audit yang dibuat
4. bentuk dan isi laporan hasil pemeriksaan
suatu proses yang dijalankan oleh eksekutif didesain utnuk memberikan
keyakinan memadai tentang pencapaian tiga tujuan berikut :
1. keandalahan laporan keuangan
2. kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
3. efektivitas dan efisiensi operasi
untuk mencapai ketiga tujuan tersebut, dibutuhkan suatu sistem yang dirancang
oleh organisai sektor publik untuk menjaga aset-aset yang dimiliki agar terhindar
dari kecurangan dan penyalahgunaan (sistem pengendalian internal). Prosedur dan
pengendalian audit merupakan tahapan yang sangat penting dalam menentukan
kesuksesan audit. Prosedur yang harus disiapkan auditor seharusnya termasuk
pertimbangan-pertimbangan berikut :
1. mengkaji kejadian-kejadian yang muncul ditahun berikutnya yang mungkin
memiliki relevansi keberlanjutan di tahun/periode dilaksanakannya audit
2. menilai dampak-dampak perubahan praktik hukum dan akuntansi yang
memberikan pengaruh finansial terhadap laporan keuangan organisasi
3. mereview laporan interim atau rekening-rekening manajemen yang
didapatkan dan mengkonsultansikannya dengan manajemen atau staf di
dalam organisasi yang diaudit
4. mengidentifikasi perubahan-perubahan signifikan di dalam prosedur
akuntansi organisasi
 Pencatatan hasil pekerjaan
Hal ini berarti kertas kerja disiapkan atau dihasilkan oleh auditor dan disimpan
oleh auditor, dalam kaitannya dengan kinerja audit. Kertas kerja memberikan :
1. Dukungan dalam perencanaan dan kinerja audit
2. Dukungan dalam supervisi dan review pekerjaan audit
3. Memberikan bukti dari pekerjaan audit yang dilakukan untuk mendukung
pendapat auditor.

Review Program Audit Sektor Publik

Review terhadap program audit bertujuan untuk memberikan keyakinan bahwa


prosedur-prosedur audit yang dipilih oleh auditor merupakan prosedur yang tepat untuk
mencapai tujuan audit. Review terhadap program audit dilakukan terhadap :

 Audit Prosedur
 Audit Teknik
 Resiko Audit dan Materialitas

PENERBITAN SURAT TUGAS AUDIT SEKTOR PUBLIK

Fungsi Surat Tugas Audit Sektor Publik

Surat tugas audit berfungsi sebagai dasar pelaksanaan audit umum dan audit khusus,
dan surat perintah audit berfungsi sebagai dasar dilaksanakannya audit investigasi.
Kedua jenis surat tugas tersebut bertujuan agar tim yang melaksanakan tugas audit
disuatu oganisasi mempunyai ayung hukum yang kuat, bahwa tim audit tersebut
melaksanakan audit atas perintah atau tugas dari atasan bukan kehendak pribadi.

Instansi Penerbit Surat Tugas Audit Sektor Publik

Surat tugas audit sektor publik diterbitkan oleh direktur audit atau kepala pada instansi
auditor berada. Penerbitan surat tugas harus berada ada periode daftar rencana objek
audit berjalan. Surat tugas diterbitkan berdasarkan berdasarkan nomor pelaksanaan
audit. Setiap penerbitan surat tugas diikuti engan penerbitan kuisioner yang ditunjukkan
untuk diisi klien.
Isi/Muatan Surat Tugas Audit Sektor Publik

Secara umum surat tugas audit sektor publik berisi tentang personel tim audit yang
diberi tugas untuk melaksanakan audit, tugas audit yang harus dilaksanakan, serta
otorisasi dari instansi yang menerbitkan surat tugas audit.

SISTEM PEMBUATAN PROGRAM DAN PENERBITAN SURAT TUGAS AUDIT


SEKTOR PUBLIK

SISTEM PEMBUATAN PROGRAM AUDIT SEKTOR PUBLIK

1) Berdasarkan Urutan Kerja atau Tahapan Pemeriksaan


Pembuatan program audit berdasarkan urutan kerja atau tahapan pemeriksaan dapat
dilakukan auditor dengan mengunjungi secara langsung unit organisasi yang akan
diaudit dengan cara :
 Mengamati proses kerja (observasi)
 Meminta penjelasan dari unit kerja yang diaudit
 Meminta peragaan untuk memperagakan suatu kegiatan
 Menelaah dokumen simntas
 Memeriksa silang
 Mencari bukti
 Melakukan survey
2) Berdasarkan Permasalahan
Pada sistem penyusunan program audit berdasarkan masalah, pemetaan masalah
menjadi titik awal dalam menyusun program audit. Program audit disusun guna
mendalami dan mengatasi permasalahan yang ditemukan auditor. Program dibuat
tidak berdasarkan tahapan kerja tetapi berdasarkan permasalahan yang ditemukan
auditor.
3) Berdasarkan Akun
Sistem pembuatan program audit berdasarkan akun dilakukan pada akun pendapata
dan akun belanja. Pendapatan operasional organisasi dapat berasal dari dalam
maupun luar organisasi sedangkan belanja operasional adalah pengurangan Ekuitas
Dana Lancar Akumulasi Sisa Lebih Perhitugan Anggaran Pemerintah yang
digunakan untuk kegiatan operasi penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan.
SISTEM PENERBITAN SURAT TUGAS

Sebagai dasar pelaksanaan audit umum dan khusus, surat tugas harus diterbitkan pada
periode daftar rencana objek audit berjalan. Surat tugas diterbitkan berdasarkan nomr
pelaksanaan audit yang diterbitkan oleh direktur audit. Setiap penerbitan surat tugas harus
diikuti dengan penerbitan kuisioner yang ditunjukkan untuk di isi oleh klien. Fungsi
kuisioner ini adalah untuk menilai kinerja tim audit dan sistem audit. Kuisioner ini
diterbitkan oleh Direktur Audit, Kepala Kantor Wilayah atau Kepala Kantor Pelayanan
Utama.

SIKLUS PEMBUATAN PROGRAM DAN PENERBITAN SURAT TUGAS SURAT


TUGAS AUDIT SEKTOR PUBLIK

Siklus Pembuatan Program Audit Sektor Publik


Dalam melaksanakan audit sektor publik perlu untuk menyusun program audit untuk tahap
audit pendahuluan, tahap review dan pengujian sistem pengendalian manajemen dan tahap
pelaksanaan audit terinci.
Prosedur Audit Sektor Publik
Prosedur dapat diklasifikasikan menjadi 3 :
1) Prosedur untuk memperoleh pemahaman lingkup pengendalian internal.
2) Pengujian pengendalian metupakan pengujian yang ditujukan terhadap rancangan
dan pelaksanaan suatu kebijakan untuk mencegah dan menemukan salah saji material
dalam suatu laporan keuangan.
3) Pengujian substantif merupakan pengujian rinci dan prosedur analitis yang dilaukan
untuk menemukan salah saji material dalam saldo rekening, golongan transaksi dan
unsur pengungkapan laporan keuangan.
Siklus Penyusunan Program Audit Keuangan
1) Perekaman atau pencatatan sistem akuntansi
2) Review dan evaluasi pendahuluan
3) Pengujian kepatuhan
4) Mencocokkan laporan keuangan sebagai dasar pokok perekaman transaksi
5) Pengujian substantif
6) Analisis menyeluruh
7) Pengujian terperinci
8) Memastikan kesesuaian kode rekening organisasi
9) Memastikan kesesuaian dengan standar akuntansi
10) Pengujian kebenaran dan kejujuran
11) Pengujian analitis
12) Audit peristiwa setelah tanggal neraca
13) Pengujian laporan manajemen
14) Surat Representasi
15) Review partner atau auditor atas kerja audt yang telah dilakukan.
Siklus Penyusunan Audit Kinerja
Ketika standar audit menyajikan kerangka berfikir umum tentang audit kinerja, maka
perilaku nyata dari standar aplikasi praktis audit yang diperlukan pada organisasi sektor
publik atau program, diperiksa. Tahap audit dapat dikategorikan sebagai perencanaan,
pekerjaan lapangan dan pelaporan.Komponen audit kinerja ( GFOA )
1) Identifikasi lingkungan manajemen
2) Perencanaan dan penetapan tujuan
3) Struktur organisasi
4) Kebijakan dan pelaksanaan
5) Sistem Prosedur
6) Pengendalian dan metode pengendalian
7) Sumber daya manusia dan lingkungan fisik
8) Pelaksanaan penempatan karyawan
9) Analisis fiskal
10) Investigasi masalah khusus.
TEKNIK PEMBUATAN PROGRAM DAN PENERBITAN SURAT TUGAS AUDIT
SEKTOR PUBLIK

Teknik Pembuatan Program Audit Sektor Publik


1) Berdasarkan Klasifikasi Keuangan
Teknik pembuatan program audit sektor publik yang berdasarkan klasifikasi
keuangan disusun berdasarkan klasifikasi nama akun-akun yang ada dalam buku
besar organisasi.
2) Berdasarkan Titik Kritis (Prioritas)
Teknik pembuatan program audit sektor publik berdasarkan titik kritis dilaukan
dengan menyusun daftar program audit berdasarkan prioritas tertinggi.
Teknik Penerbitan Surat Tugas Audit Sektor Publik
1) Melalui Penunjukan Langsung
Penunjukan langsung ini berkaitan dengan tim audit yang akan melaksanakan tugas
audit pada suatu unit organisasi sektor publik. Penunjukan alngsung personel tim
audit hendaknya memperhatikan kesesuaian kemampuan personel tim audit dengan
tipe audit dan karakteristik organisasi sektor publik yang akan diaudit.
2) Melalui Seleksi Rapat
Penerbitan surat tugas audit sektr publik dapat dilakukan melalui seleksi rapat. Hal
yang perlu diseleksi saat rapat berkaitan dengan rogram audit sektor publik, personel
tim audit yang akan melakukan audit
BAB XI

PELAKSANAAN AUDIT SEKTOR PUBLIK

TEORI PELAKSANAAN AUDIT SEKTOR PUBLIK

Pengertian Pelaksanaan Audit

Pelaksanaan audit adalah salah satu tahapan dalam proses audit di mana auditor akan
mengembangkan suatu program audit,menilai keefektifan sistem pengendalian internal
organisasi, dan melakukan pengujian-pengujian yang diperlukan untuk memperoleh bukti audit
yang memadai.

Indikator Pelaksanaan Audit yang Baik

Indikator pelaksanaan auditsektor publik yang baik adalah yang dilakukan sesuai dengan standar
seperti yang telah ditetapkan, baikstandar internasional maupun standaryang ditetapkan di dalam
negara yang bersangkutan. Prinsip dasar audit sektor publik internasional (draf eksposur
INTOSAI, 15 Februari 2013) harus dipertimbangkan auditor sebelum dimulainya dan selama
proses audit. Berikut adalah prinsip pelaksanaan proses audit:

(1) Terkait kegiatan pelaksanaan audit.

a. Auditor harus memastikan bahwa prosedur audit memberikan bukti

audit yang cukup tepat untuk mendukung tujuan audit.

(2) Kegiatan yang berkaitan dengan mengevaluasi buktiaudit, menyimpulkan dan pelaporan hasil
audit.

b. Auditor harus mengevaluasi bukti audit dan menarik kesimpulan.

c. Auditor harus menyiapkan laporan tertulis berdasarkan kesimpulan yang diambil.

Struktur Pengendalian Internal

Suatu proses yang dijalankan oleh eksekutif (kepala daerah, instansi/dinas, pimpinan organisasi
sektor publik dan segenap personel yang ada di dalamnya). didesain untuk memberikan
keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan sebagai berikut.

a. Keandalan laporankeuangan.
b. Kepatuhan terhadap hukum danperaturan yang berlaku.
c. Efektivitas dan efisiensi operasional.
Konsep Pengendalian Internal .

Pengendalian internal seharusnya bisa membuat parapegawai bertanggung jawab atas berbagi
tugasnya, pengendalian akuntansi membuat parapegawai akuntabel terhadap tindakan-
tindakannya (Pratt, Michael J., Robert M. Kennedy, dan Jack Horrocks, 1985).

Pengendalian Organlsasional

Pengendalian ini berkaitan dengan cara dimana organisasi yang diaudit mengelola pegawainya.
Beberapa ciri berikutseharusnya terdapat dalam sebuah organisasi, agar struktur organisasi
kondusifdengan pengendalian internalyang memadai.

(1) Perekrutan dan pelatihan personel yang jujurdan kompeten.

(2) Pemisahan fimgsi.

(3) Pembagian tugas dalam fiingsi akuntansi.

(4) Tanggung jawab yang dirinci dengan baikuntuksemua personel.

Pengendalian Supervisory

Aspek penting dari pengendalian adalah supervisi manajemen terhadap aktivitas organisasi yang
diaudit secara keseluruhan dan keefektifan pengendalian internal khusus lainnya. Supervisi yang
efektif dihasilkan dalam pelibatan manajemen pada titik-titik penting sistem pengendalian
internal, yaitu laporan keuangan dan analisis selisih anggaran. Diorganisasi yang lebih besar,
tanggung jawab untuk mengawasi dan mengendalikan didelegasikan kedepartemen pengendalian
internal.

Pengendalian terhadap Kelengkapan dan Keakuratan Transaksi

Ada empat teknik pengendalian yang berhubungan secara khusus dengan kelengkapan dan
keakuratan pemrosesan transaksi, di manakenptaannp, bersifat preventif maupun detektif, dan
kombinasi keduanya. Keempat teknik tersebut adalah:

(1) Sequence checking

(2) Perbandingan (comparison)

(3) Control totals

(4) Reperformance
Rancangan Pengendalian untuk Penjagaan Aset

Manajemen mempunyai tanggung jawab untuk menjaga aset-aset organisasi. Pengendalian


dikategori ini signifikan bagi auditor, terutama dalam hubungannya dengan keterjadian dan
keberadaan sebuah aset.

Pengendalian Dokumentasi

Pengendalian ini memberi keyakinan bahwa sistem dibuat sesuai dengan tujuan awal, yaitu
memberikan pemahaman yang jelas kepada personel organisasi mengenai tugas dan tanggung
jawabnya, dan membuat pencatatan transaksi dengan benar secara sederhana.

Prosedur Pengujian Pengendalian

Auditor tidak dapat yakin hanya dengan pengendalian internal,tetapi auditor melakukan
pengujian kepatuhan untuk mendapatkan keyakinan yang memadai bahwa sistem pengendalian
yangada berfimgsi dengan baik selama periode tersebut. Perlu dicatat bahwayangdiuji adalah
pengendaliannya dan bukan transaksinya. Untuk alasan ini, auditor mencatat dan memeriksa
semua perkecualian yang didapat selama pengujian pengendalian, tanpamemandang jumlah
rupiahyang terlibat dalam transaksi tersebut.

Unsur Struktur Pengendalian internal

Unsur pengendalian internal dari lima unsur pokok sebagai berikut.

a). Lingkungan pengendalian.

b). Penaksiran risiko.

c). Inforraasi dan komunikasi.

d). Aktivitas pengendalian.

e). Pemantauan.

Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian menggambarkan keseluruhan sikap organisasi yang memengaruhi


kesadaran dan tindakan petsonel organisasi mengenai pengendalian.

Penaksiran Risiko

Penaksiran risiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah identifikasi, analisis, dan

pengelolaan risiko entitas yang berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan> sesuai

dengan prinsip akuntansi berterima umum.


Informasi dan Komunikasi

Fokus utama kebijakan dan prosedur pengendalian yang berkaitan dengan sistem akuntansi
adalah bahwa transaksi dilaksanakan dengan mencegah salah saji potensial asersi manajemen
dalam laporan keuangan.

Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk memastikan
pelaksanaan petunjuk yang dibuat oleh manajemen. Kebijakan dan prosedur ini memberikan
keyakinan bahwa tindakan yang diperlukan telah dilaksanakan untuk mengurangi risiko dalam
pencapaian tujuan entitas. Aktivitas pengendalian dapat dibagi atas beberapa kelompok:

(1) Pengendalian pengolahan informasi.

(2) Pemisahan fimgsi yangmemadai.

(3) Pengendalian fisik ataskekayaan pemerintahdaerahdan catatan.

(4) Review atas kinerja.

Pemantauan

Pemantauan adalah proses penilaian kualitas kinerja struktur pengendalian internal


sepanjangwaktu. Pemantuan dilaksanakan oleh personel yang semestinya melakukan pekerjaan
tersebut baik pada tahap desain, maupun pengoperasian pengendalian, pada waktu yang tepat
untuk menentukan apakah struktur pengendalian internal beroperasi sebagaimana yang
diharapkan, dan untuk menentukan apakah struktur pengendalian internal tersebut telah
memerlukan perubahan, akibat terjadinya perubahan keadaan.

Sifat-sifat Pengujian Audit

Sifat pengujian audit mengacu pada sifat dan efektivitas pengujian audit yang akan dilaksanakan.
Pertama, prosedur audit tersebutharus dapat memberikan bukti tentang kinerja kompetitifsuatu
entitas atau terkait dengan tujuan spesifik yang ingin dicapai auditor. Auditor juga harus
mempertimbangkan biaya relatifdan efektivitas prosedur dalam kaitannya dengan tujuan audit
yang spesifik. Prosedur audit mana yang akan dilaksanakan terkait dengan tujuan spesifik yang
ingin dicapai auditor.

Harus relevan.

Mempertimbangkan biaya relatif serta efektivitas dalam kaitannya dengan tujuan audit.
Pendekatan compliance atausubstantive test.
Bukti Audit

Beberapa hal penting yang berkaitan dengan bukti audit.

(1) Kecukupan bukti audit.

(2) Kompetensi bukti audit.

(3) Dasaryangmemadai atau rasional.

(4) Prosedur yang dapat dilakukan untuk menghimpun bukti audit.

Kecukupan Bukti Audit

Kecukupan bukti audit lebih berkaitan dengan kuantitas buktiaudit. Faktor-faktor yang

Memengaruhi kecukupanbukti auditlaporan keuangan adalah:

(1) Materialitas.

(2) Risiko Audit.

(3) Faktor-Faktor Ekonomi.

(4) Ukuran dan Karakteristik Populasi.

Kompetensi Bukti Audit

Kompetensi atau reliabilitas bahan bukti yang berupa catatan akuntansi berkaitan erat dengan
efektivitas pengendalian internal organisasi,dalam Kompetensi bukti audit yang berupa informasi
penguat tergantung pada faktor berikut.

(1) Relevansi Bukti.

(2) Sumber Informasi Bukti.

(3) Ketepatan Waktu.

(4) Objektivitas.

Dasar yang Memadai

Auditor tidakdiharuskan untukmempunyai dasaryang bersifet mutiakatau absolut untuk


menyatakan pendapatnya. Hal yang terpenting adalah dasar yang digunakan bersifat memadai
atau rasional, jikadihubungkan dengan seluruh tingkatkeyakinan auditor imtuk keperluan
penyimpulan hasil audit imtuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan.

Dasar yang bersifat memadai atau rasional dipengaruhi oleh berbagai fektor berikut
(1) Pertimbangan Profesional Auditor.

(2) Integritas Pengurus Struktural Entitas.

(3) Transaksi yang terjadi di Entitas.

(4) Kondisi Keuangan.

Prosedur Untuk Menghimpun Bukti Audit

Terdapatempatprosedur atau tindakan yangdapat dilakukan untuk menghimpun

bukti audit, yaitu:

(1) Inspeksi.

(2) Pengamatan.

(3) Pengajuan pertanyaan.

(4) Konfirmasi.

Disamping proseduratautindakan tersebutdi atas,beberapa hal lain yang perlu diketahui berkaitan
dengan keputusan auditordalam proses pengumpulan buktiaudit laporan keuangan,yaitu:

(1) Penentuan prosedur audit

(2) Penentuanbesarnyasampelbukti.

(3) Penentuan elemen tertentuyang harusdipilih sebagai sampel bukti.

(4) Penentuanwaktupelaksanaan proseduraudit.

Jenis Bukti Audit

Jenis-jenis bukti audit laporan keuangan, dapat digolongkan sebagai berikut.

a. Bukti Fisik.

Bukti fisik banyak diperoleh dalam perhitungan aktiva berwujud, terutama kas dan persediaan.
Pemeriksaan langsung oleh auditor secara fisik terhadap aktiva, merupakan cara yang paling
objektif dalam menentukan kualitas aktiva yang bersangkutan.

b. Bukti Konfirmasi.

Bukti konfirmasi merupakan bukt iyang sangat tinggi tingkat reliabilitasnya. Hal ini
dikarenakanbukti konfirmasi, berisi informasi yang berasal dari pihak ketiga secara langsung.
Konfirmasi yang dilakukan, misalnya pemeriksaan kasdi bank, dikonfirmasikan kebankkliendan
pemeriksaan piutang pajak dikonfirmasikan ke wajib pajak. Meskipun demikian, perolehan bukti
konfirmasi kadang terkendala dengan sikap yang tidak menyenangkan dari pihak-pihak yang
diminta konfirmasidan berbiaya relative tinggi.

c. Bukti Dokumenter.

Bukti dokumenter merupakan bukti yang paling penting dalam audit. Bukti dokumenter antara
lain meliputi notulen rapat, faktur pembelian, dan kontrak proyek. Bukti dokumenter dapat
dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, yaitu bukti dokumenter yang dibuat pihak luar
(eksternal) dan dikirim kepada auditor secara langsung, bukti dokumenter yangdibuat pihakluar
(eksternal) dan dikirimkepadaauditor melalui klien, serta bukti documenter yang dibuat dan
disimpan oleh klien.

d. Catatan Akuntansi

Catatan akuntansi, seperti jurnal dan buku besar, merupakan sumber data yang digunakan untuk
membuat laporan keuangan. Oleh karena itu, bukti yang berupa catatan akuntansi merupakan
objek yang harus diperiksa dalam audit laporan keuangan. Namun, bukan berarti catatan
akuntansi adalah objek audit, karena objek audit adalah laporan keuangan.

e. Bukti Surat Pernyataan Tertulis

Surat pernyataan tertulis merupakan pernyataan yang ditandatangani satu individu yang
bertanggumgjawab dan memiliki pengetahuan mengenai rekening, kondisi, atau kejadian
tertentu. Bukti audit berupa surat pernyataan tertulis dapat berasal dari pihak internal khen
maupun dari sumber ekstemal termasukdari ahlif. Bukti Matematis.

Bukti matematis diperoleh auditor melalui pengulangan pekerjaan klerikal yang telah dilakukan
klien. Bukti matematis merupakan bukti audit yang bersifat kuantitatif. Bukti ini dapat digunakan
untuk membuktikan ketelitian catatan akuntansi klien. Bukti matematis yang berasal dari auditor
bersifat reliable, biaya relatif murah, dan dapat dijadikan dasar bagi auditor dalam mengambil
kesimpulan tentang penegasan mengenai penilaian atau pengalokasian.

g. Bukti Lisan.

Auditordalam melaksanakan tugasnya banyakberhubungandengan pihak-pihak yang


berkepentingan dengan pekerjaan auditor, sehingga auditor berkesempatan mengajukan
pertanyaan secara lisan. Jawaban atas pertanyaan yang diajukan merupakan bukti lisan. Bukti
lisan memiliki nilai keterandalan (reliabihtas) yang sangat tergantung kepada pengarahan auditor
dalam mendapatkan bukti-bukti lisan tersebut h. Bukti Analitis danPerbandingan.

i. Struktur Pengendalian Internal.

Struktur pengendalian internal dapat digunakan untuk mengecek ketehtian dan dapat dipercaya
tidaknya data akuntansi. Kuat dan lemahnya struktur pengendalian internal merupakan indikator
utama yang menentukan jumlah buktiyang harus dikumpulkan. Oleh karena itu,
strukturpengendahan internal merupakan bukti yang kuat untuk menentukan dapat atau tidaknya
informasi keuangan untuk dipercaya.

j. Bukti Elektronik.

Bukti elektronik yang dimaksud adalah informasi yang dihasilkan oleh alat elektronik yang
digimakan auditor sebagai dasar dalam memberikan pendapat tentang penegasan.Yang termasuk
dalam bukti elektronik ini mehputi penggunaan komputer, sensor, magnetic media,scanner.

Terminologi Pengujian

Secara terminologi menurut kamus bahasa Indonesia pengujian berasal dari kata uji yang berarti
percobaan untuk mengetahui mutu sesuatu,sedangkan pengujian berarti proses, cara,
pemeriksaan atas transaksi keuangan. Pengujian dalam audit berkaitan dengan kewajaran
penyajian laporan keuangan dan materialitas. Kewajaran laporan keuangan dinilai berdasarkan
asersieksekutif. Sedangkan, aspekmateriahtasadalahbesarnyanilaiyangdihilangkanatau salah saji
informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, sehingga berpengaruh
terhadap pertimbangan pengguna informasikeuangantersebut karena adanya penghilangan
atausalahsaji. Waktu pengujian dapatdilakukan sebelum tangal neraca, saat tanggal neraca, dan
setelah tanggal neraca.
SISTEM PELAKSANAAN AUDIT,SEKTOR PUBLIK

Pengumpulan Data

Berikutkegiatandalam pengumpulandata,

a. Wawancara

Hal-hal terkait wawancara adalah:

(1) PertanyaanPembukaan.

Pada tahap permulaan dari wawancarahendaknya pertanyaan berkisar pada masalah yang netral
dan ringan.

(2) Gaya Bicara.

Gaya bicara dalam wawancara hendaknya tersusun baik, jangan berbelit-belit.

(3) Nada dan Irama dalammemberi Pertanyaan.

Nada berfungsi agar orang yang diwawancara mengerti dan dapat memberikan jawaban yang
dibutuhkan. Sedangkan, irama bicara juga dapat membantu dalam kelancaran wawancara.
Sebaiknya dalam berbicara tidak terlalu lambat ataupun terlalu cepat, sehingga tidak berkesa
nbertanya seperti bertubi-tubi.

(4) SikapPewawancara.

Sikap pewawancara idealnya dapat menimbulkan suasana penuh keakraban,suasana yang bebas
dan tidak kaku serta penuh kehangatan.

(5) Uraian dengan kata-kata sendiri.

Peranan pewawancara adalah harus dapat membentuk pihak yang diwawancarai agar dapat
merumuskan keterangannp dalam kata-kata yang lebih tepat dan begitu juga pewawancara
terhadap dirinya sendiri.

(6) Mengadakan Penggalian.

Penggalian yang dimaksud adalah yang lebih mendalam dari suatu wawancara. Hal ini dapat
dilihat bilamana pihak yang diwawancarai telah memberikan pemyataan atau jawaban yang
cukup jelas, akan tetapi pewawancara ingin mengetahui lebih dalam mengenai jawaban yang
telah diberikan.

(7) Membuat Catatan.

Sebaiknya dibuat catatan dari hasil wawancara yang diperoleh.


(8) Menilai Jawaban.

Ketelitian dari pencatatan tergantung kepada ketepatan penilaian pewawancara terhadap jawaban
ataupun informasi yang diberikan pihak yang diwawancarai. Salah satu sikap yang mendorong
kesuksesan wawancara adalah sikap kritis. Sikap kritis perlu dikembangkan dalam wawwcara
agar mendapat informasi yang lebih terinci dan selengkap-lengkapnya.

b. Mereview Dokumen

Dalam konteks audit, auditor harus mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasikan, dan


mendokumentasikan informasi (bukti) untuk mendukung hasil audit.

c. Observasi.

Observasi bermanfaat agar peneliti memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial,
mendapatkan pengalamanlangsung,melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain,

Analisis Data

Terdapat tiga pendekatan yang dilakukan oleh auditor dalam memeriksa laporan
keuanganklienyangtelahmempergunakan SistemInformasiAkuntansi(Davis, James. R, C. Wayne
Alderman,LeonardA. Robinson, 1990).

(1) Pemeriksaan sekitar komputer.

(2) Pemeriksaan dengan komputer.

(3) Pemeriksaan melalui komputer.

SIKLUS PELAKSANAAN AUDIT SEKTOR PUBLIK

Pengujian Kepatuhan

Dalam audit kinerja, Auditor melaksanakan pengujian kepatuhan organisasai terhadap ketentuan
peraturan perundang-undangan dan pengendalian internal. Saat melakukan audit kinerja, auditor
harus mengkomunikasikan sifat pekerjaan audit dan tingkat keyakinan, dengan memberikan
penekanan bahwa pekerjaan audit dan pelaporan yang berkaitan dengan pengujian pengendalian
internal, kepatuhan atas ketentuan peraturan perundang-undangan. Pengendalian atas sumber
daya meliputi kebijakan dan prosedur yang telah dilaksanakan oleh manajemen untuk
memastikan bahwa sumber daya diamankan secara memadai dari pemborosan, kehilangan dan
penyalahgunaan. Pemahaman atas pengendalian inidapat membantu auditor merencanakan audit
terhadap tingkat ekonomis dan efisisensi organisasi.

Pengujian Validitas Bukti Transaksi

Pengujian validitas bukti transaksi dilakukan untuk menentukan:


(1) Ketepatan otorisasi transaksi akuntansi klien.

(2) Kebenaran pencatatan dan peringkasan transaksi tersebut dalam jumal.

(3) Kebenaran pelaksanaan posting atas transaksi tersebut kedalam buku besar dan buku
pembantu.

Pengujian Pelaksanaan Peraturan/Regulasi

Entitas pemerintahan, organisasi nirlaba, atau perusahaan dapat menugasi auditor untuk
mengaudit laporan keuangan entitas tersebut berdasarkan Standar Audit Pemerintahan. Dalam
melaksanakan audit berdasarkan Standar Audit Pemerintahan, auditor memikul tanggung jawab
melampaui tanggung jawab yang dipikulnya dalam audit berdasarkan standar auditing yang
ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia untuk melaporkan tentang kepatuhan dengan
peraturan perundang-undangan dan tentang pengendalian internal.

Pelaporanatas Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-Undangan yang Berlaku

Auditor dapat melaporkan masalah kepatuhan peraturan perundang-undangan dan pengendalian


internal dalam laporan audit atas laporan keuanganatau dalam suatu laporan terpisah. Apabila
auditor melaporkan kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan dan pengendalian internal
dalam laporan audit atas laporan keuangan, maka auditor harus mencantumkan dalam suatu
paragraph pengantar yang menjelaskan pokok-pokok temuan utama dari audit atas laporan
keuangan dan dari pengujian atas kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan serta
pelaksanaan pengendalian internal.

PengujianKepatuhan terhadap Peraturan Perundang-Undangan yang Berlaku

Paragraf 5.11 StandarAudit Pemerintahan mengharuskan auditor melakukan hal-hal berikut.

(1) Auditor hams merancang audituntukdapat memberikan keyakinan memadai guna mendeteksi
ketidakberesan yang material bagi laporan keuangan.

(2) Auditor harusmerancang audit untukmemberikan keyakinan memadai guna mendeteksi


kesalahan/kekeliruan yang material dalam laporan keuangan sebagai akibat langsung dari adanya
unsur perbuatan melanggar/melawan hukum yang material.

(3) Auditor harus waspada terhadap kemungkinan telah terjadinya unsur perbuatan
melanggar/melawan hukum secara tidak langsung. Jika informasi khusus yang telah diterima

Pelaporan Ketidakpatuhan

Auditor harus melaporkan hal material dari ketidakpatuhan terlepas apakah akibat salah saji telah
dikoreksi dalam laporan keuangan entitas. Auditor dapat mengharapkan untuk memasukkan
suatu pernyataan tentang apakah salah saji sebagai akibat hal material dari ketidakpatuhan telah
dikoreksi dalam laporan keuangan atau suatu pernyataan yang menjelaskan dampak salah saji
tersebut dalam laporannya atas laporan keuangan pokok.

Unsur Perbuatan Melanggar/Melawan Hukum

Standar Audit Pemerintahan mengharuskan auditor untuk melaporkan hal-hal atau indikasi unsur
perbuatan melanggar/melawan hukum yang dapat berakibat ke penuntutan pidana.

Pengujian Substantif

Perancangan Pengujian Substantif

Auditor harusmenghimpun buktiyang cukup untukmemperoleh dasaryang memadai untuk


menyatakan pendapat atas laporan keuangan klien. Pengujian substantive menyediakan
buktimengenai kewajaran setiap asersi laporankeuangan yangsignifikan. Perancangan
pengujiansubstantifmeliputipenentuan:

a. Sifat pengujian.

b. Waktupengujian.

c. Luaspengujiansubstantif.

Prosedur untuk melaksanakan Pengujian Substantif

Ada delapan prosedur untukmelaksanakan pengujian pengendalian substantif, yaitu:

a. Pengajuan pertanyaan kepada para karyawan berkaitan dengan kinerja tugas mereka.

b. Pengamatan atau Observasi terhadap persoalan dalam melaksanakan tugas mereka.

c. Menginspeksi dokumen dan catatan.

d. Melakukan penghitungan kembali atau reperforming.

e. Konfirmasi.

f. Analisis.

g. Tracimg atau pengusutan.

h. Vbwc/jmg ataupenelusuran.

Penyusunan Kuesioner

Pengumpulan data yang dilakukan auditor meliputi pengamatan danpengukuran. Terdapat


banyak metode untuk mengumpulkan data, di antaranya adalah kuesioner, wawancara, observasi
langsimg danperhitxmgan. Penggimaan metode kuesioner sangat cocok diterapkan padakasus
dimanatim audit secara geografis berjauhan danjenis data yang dibutuhkan adalah data
kuantitatif. Dengan metode kuesioner, daftarpertanyaan memungkinkan auditor
untukmenanyakan hal yang dirasa tidak pantas diungkapkan secara lisan. Data yang diperoleh
dengan metode kuesioner dapat dianalisis secara akurat dan dapat memberikan data kuantitatif
yang solid untuk mendukung temuan data kualitatif.

Prosedur Analitis

Prosedur analitis adalah pengevaluasian informasi keuangan yang dilakukan dengan mempelajari
hubungan yang masuk akal antara data keuangan dan data nonkeuangan.

Prosedur analitis akan membantu auditor dengan mendukung dan meningkatkan pemahamannya
tentang operasional organisasi yang diaudit. Prosedur analitis juga membantu auditor dalam
mengidentifikasi hubungan yang tidak sewajarnya dan fluktuasi data yang tidak diharapkan.

Ada enam langkah yang harus dilakukan auditor dalam melakukan prosedur analitis, yaitu;

1. Mengidentifikasi perhitungan dan perbandingan yang akan dibuat.

2. Mengembangkan ekspektasi.

3. Melakukan perhitungan dan perbandingan

4. Menganalisi data

5. Menyelidiki perbedaan atau penyimpangan yang tidak diharapkan yang signifikan

6. Menentukan pengaruh perbedaan atau penyimpangan terhadap perencanaan audit

Teknik Mengelola Risiko Audit Sektor Publik

Risiko Audit merupakan salah satu yang menjadi perhatian auditor dalam menjalankan tugas dan
tanggung jawab profesionalnya dan kemungkinan terjadinya risiko audit. Risiko audit dapat
ditimbulkan dari tingkat penemuan yang direncanakan dalam menghadapi penyimpangan,
misalnya:

a. Related party transaction (transaksi organisasi induk dan anak atau transaksi antar keluarga).

b. Client misstate (klien melakukan penyimpangan),

c. Kualitas komunikasi (klien tidakkooperatif).

d. Initialaudit (klien baru pertamakalidiaudit).

e. Klien bermasalah.
Mengetahui Risiko

Risiko deteksi {detection risk) adalah risiko bahwa auditor tidak akan mendeteksi salah saji
material menggimakan proseduranalitik atau pengujian substantifrisiko bahwa auditor
tidakdapatmendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi.

Risiko deteksi merupakan fungsi efektivitas prosedur audit dan penerapannya oleh auditor.

Alasan tingginya risiko deteksi;

 Badan Pengatur sedikit dan lemah.


 Umumnya miskin kualitas auditor.
 Hukumanyang rendah untuk pelanggaran.

Inherent Risk

Inherent Risk adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap suatu salah
saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat pengendalian yang terkait (maksudnya bahwa
risiko bawaan timbul dengan asumsi pengedalian internal dalam organisasi tidak ada. Jika
sekiranya pengendalian internal dalam organisasi memadai serta efektif dalam pelaksanaannya
dengan sendirinya risiko bawaan akan dapat diminimalisasi). Risiko salah saji demikian adalah
lebih besar pada saldo akun atau golongan transaksi tertentu dibandingkan dengan yang lain,
Sebagai contoh, perhitungan yang rumit lebih mungkin disajikan salah jika dibandingkan dengan

Perhitungan yang sederhana (SAS No.47AU312.20).

Audit Risk

Seperti yang dijelaskan dalam SPAP PSA seksi 312 paragraf28 bahwarisikobawaan dan risiko
pengendalian berbeda dengan risiko deteksi. Adapun risiko bawaan dan risiko pengendalian tetap
ada, terlepas daridilakukan atautidaknya audit atas laporan keuangan, sedangkan risiko deteksi
berhubungan dengan prosedur audit dan dapat diubah oleh keputusan auditor itusendiri. Risiko
deteksi mempunyai hubungan yang terbalikdenganrisiko bawaan danrisiko pengendalian.
Semakin kecil risikobawaan dan risiko pengendalian yang diyakini olehauditor, semakin
besarrisiko deteksi yang dapat diterima. Sebaliknya, semakin besaradanya risiko bawaan
danrisiko pengendalian yang diyakini olehauditor, semakinkeciltingkat risikodeteksiyangdapat
diterima.Atau dengan rumus dapat dijabarkan seperti berikut.

AR {Audit Risk) = IR XCP X DR.

Teknik Menulis Kertas Kerja Audit

Kertas kerja audit merupakan kertas-kertas yang diperoleh akuntan selama melakukan
pemeriksaan dan dikumpulkan untuk memperlihatkan pekerjaan yang telah dilaksanakan, metode
danprosedur pemeriksaan yang diikuti serta kesimpulan-kesimpulan yang telah dibuatnya.
Contoh kertas kerja antara lain; Catatan memo; Hasil analisisjawahan konfirmasi. Clients
Representation Letter; Komentar yang dibuat atau didapat oleh akuntan pemeriksa; Tembusan
(copy) dari dokumen penting dari suatu daftar baik yang diperoleh ataupuh yang didapat dari
klien dan diverifikasi oleh akuntan.

Kertas kerja audit dapat berasal dari pihak klien, hasil analisis yang dibuat auditor
ataudaripihakketiga yang independen baiksecara langsung maupun tidak langsung. Berkas
kertaskerja yang berasal dari klien dapatberupa: Neraca saldo (Trial balance), Rekonsiliasi bank
(Bank reconciliation), Analisis Umur Piutang (Accounts Receivable Aging Schedule), Rincian
Persediaan (Final Inventory List),Rincian Utang, Rincian Biaya Umum danAdministrasi, Rincian
Biaya Penjualan,

Surat Pernyataan Langganan.

Tujuan Pembuatan Kertas Kerja Audit: Untuk mengkoordinasi danmengorganisasi semua tahap
pengauditan. Sebagai pendukung yang penting terhadap pendapat akuntan atas laporan keuangan
yang diauditnya. Sebagai penguat kesimpulan akuntan dan kompetensi pengauditannya. Sebagai
pedoman dalam pengauditan berikutnya.

Teknik Dasar Pembuatan Kertas Kerja Audit:

Ada empat teknik dasar yang digunakan dalam pembuatan kertas kerja. Keempat teknik

tersebut adalah:

 Pembuatan heading
 Nomor indeks.
 Tick marks.
 Pencantuman tanda tangan pembuat maupun penelaah, dan tanggal pembuatan serta
penelaahan.

Tipe Kertas Kerja:

❖ Audit program

Agar takmenimbulkan kerancuan istilah makaperlu dipisahkan pengertian audit program dan
audit prosedur. Audit program (program pemeriksaan) merupakan daftar prosedur pengauditan
untuk seluruh pemeriksaan elemen tertentu.

❖ Working Trial Balance.

Kertas kerja ini dapat pula dipisahkan menjadi Working Balance Sheet dan Working Profit and
Loss.

* Summary of adjustment journal entries.


Ringkasan ini merupakan daftar yang berisikan jurnal-jurnal koreksi yang diusulkan kepada
klien yang diperoleh selama pemeriksaan berlangsung.

* Top Schedules.

Merupakan kertas kerja pemeriksaan yang digunakan untuk meringkas informasi yang dicatat
dalam daftar pendukung untuk rekening-rekening yang berhubungan.

*Supportingschedules.

Merupakan kertas kerja yang memuat detail dari pada temuan basil pemeriksaan, serta koreksi-
koreksi yang ada, serta memuat berbagai informasi dan teknik pemeriksaan yang dilaksanakana
oleb akuntan. Dengan kata lain supporting schedule merupakan rincian dari pada top schedules.

Review Kertas Kerja dan Kesimpulan

Kertas kerja barus disesuaikan dengan keadaan yang dibadapi dan kebutuban auditor dalam
melaksanakan suatu penugasan audit. Kertas kerja juga berhubungan erat dengan ketiga
kelompok standar auditing yakni standar umum, standar pekerjaan lapangan, danstandar
pelaporan.

Kertas kerja juga berhubungan erat dengan standar pelaporan. Kertas kerja bukan hanya berguna
untuk memudabkan pembuatan laporan audit Kertas kerja berguna untuk mendukung pendapat
auditor yang diberikan dalam laporan audit. Kertas kerja harus meliputi bukti yang berkaitan
dengan kesesuaian prinsip akuntansi yang berlaku umum, konsistensi, pengimgkapan yang
memadai, dan, pernyataan pendapat sesuai standar auditing. Hal ini perlu dilakukan untuk
menjaga diri terhadap tuntutan pemakai

dansanksi lembaga profesi.

Isi Kertas Kerja

Daiam SA 339, SPAP - LAI dan SAP 7.63, kertas keija biasanya berisi dokumentasi yang
memperlihatkan:

a. Pemeriksaan telah direncanakan dan disupervisi dengan baik yang menunjukkan


dilaksanakannya standarpekeijaan lapangan yangpertama.

b. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian internal telah diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, danlingkup pengujian yang telah dilakukan.

c. Bukti audit telah diperoleh, prosedur pemeriksaan yang telah diterapkan, dan pengujian yang
telah dilaksanakan, yang memberikan bukti kompeten yang cukup sebagai dasar yang memadai
untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan, yang menunjukkan dilaksanakannya
standar pekerjaan lapangan yang ketiga.
Dalam SA 339 dikemukakan bahwa kertas kerja biasanya berisi dokumentasi yang
memperlihatkan:

 Pemeriksaan telah direncanakan dan disupervisi dengan baik, yang menunjukkan


dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan yang pertama.
 Pemahaman yang memadai atas struktur pengendahan internal telah diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang telah
dilakukan.
 Bukti audit telah diperoleh, prosedur pemeriksaan yang telah diterapkan dan pengujian
yang telah dilaksanakan, yang memberikan bukti kompeten yang cukup sebagai dasar
yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan, yang
menunjukkan dilaksanakannya standar pekeijaan lapangan yangketiga.

Secara umum kertas kerja audit memiliki susunan sebagai berikut.

a). Draf laporan pemeriksaan {audit report).

b). Laporan keuangan yang telah diaudit.

c). Ringkasan informasi bagi penelaah.

d). Program pemeriksaan.

e). Laporan keuangan atau neraca lajur yang dibuat klien.

f). Ringkasan jurnal penyesuaian.

Faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan kertas kerja audit:

a) Kertas Kerja kerja harus dibuat lengkap.

b) Teliti.

c) Ringkas.

d) Jelas.

e) Rapi.

Jenis Kertas Kerja

Pada dasarnya, ada beberapa tipe kertas kerja audit. Namun demikian, ada enam tipe

kertas kerja audit yang biasanya dikenal, yaitu:

(1) Program audit


(2) Working trial balance.

(3) Ringkasan jumal penyesuaian dan jurnal pengklasiiikasian kembali.

(4) Daftar pendukung.

(5) Daftar utama.

(6) Memorandum audit dan dokumentasi informasi pendukung.

Jenis Kertas Kerja

Pada dasarnya, ada beberapa tipe kertas kerja audit. Namun demikian, ada enam tipe

kertas kerja audit yang biasanya dikenal, yaitu:

(1) Program audit

(2) Working trial balance.

(3) Ringkasan jumal penyesuaian dan jurnal pengklasiiikasian kembali.

(4) Daftar pendukung.

(5) Daftar utama.

(6) Memorandum audit dan dokumentasi informasi pendukung.

Penelaahan Kertas Kerja

Penelaahan kertas kerja pada umumnya dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama dilakukan
jika pekerjaan pemeriksaan pada suatu segmen tertentu sudah selesai. Penelaahan pada tahap ini
meliputi pekerjaan yang dilakukan, dan bukti yang diperoleh. Dan, kesimpulan diperoleh
pembuat kertas kerja. Sedangkan, tahap kedua dilakukan bila semua pekerjaan lapangan sudah
diselesaikan.

Pemilikan dan Penyimpanan Kertas Kerja

Kertas kerja adalah milik lembaga yang mengaudit (seperti KAP dan BPK), bukan milik pribadi
auditor maupun yayasan. Kertas kerja tidak boleh dianggap sebagai bagian maupun sebagai
pengganti catatan akuntansi klien. Auditor harus menerapkan prosedur yang memadai untuk
menjaga keamanan dan kerahasiaan kertas kerja, dan harus menyimpannya minimal selama
sepuluh tahun. Berkaitan dengan penyimpanan kertas kerja, Auditor blasanya menyelenggarakan
dua jenis pengarsipan berikut ini.

a. Arsip permanen (permanent file) untukkertas kerja yang berisi informasi yang relatif tidak
pernah mengalami perubahan. Informasi yang ada di dalam arsip permanen seperti berikut.
(1) Salinan anggaran dasardananggaran rumahtangga.

(2) Salinan surat perjanjian penting yang berlaku dalam jangka panjang.

(3) Salinannotulen rapat dan baganyayasan.

(4) Pedoman akun dan prosedur pengendalian internal.

(5) Ringkasan prinsip akuntansiyayasan.

b. Arsip kini (currentfile) untuk kertaskerjayanghanyadipakai untuk suatu audit yang telah
diselesaikan.

Hubungan antar Kertas Kerja Audit

Untuk suatu bagian tugas pengauditan yang saling berkaitan, kertas kerja audit yang dihasilkan
tentu saling berkaitan pula. Dengan demikian, antar kertas kerja dapat terjadi saling hubungan
ceksilang (cross check).

Pengauditan saldo kas, misalnya, daftar jurnal penyesuaian terhadap kas tercantum dalam daftar
pendukung. Selanjutnya di daftar utama dan di Working Trial Balance, saling keterkaitan juga
ditimjukkan.

Pelaporan Tentang Pengendalian Internal

Pengendalian internal adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan
sistem teknologi informasi yang dirancang untuk membantu orgahiSasi dalam mencapai
tujuannya. Pengendalian internal merupakan cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan
mengukur sumber daya suatu organisasi. Tujuan pengendalian internal suatu organisasi adalah
agara organisasi tetap berada dalam jalur tujuan organisasi dan mengurangi risiko perubahan
mendadak selama operasi organisasi sector publik. Penerapan pengendalian internal dalam suatu
organisasi dimaksudkan untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan-tujuan
organisasi yang meliputi

Faktor-fektor unsur pelaporan yang balk meliputi beberapa hal sebagai berikuL

(1) Sistem pelaporan yang diciptakan hendaknya dapat memberikan informasi terkini yang
dibutuhkan oleh pimpinan yang bertanggung jawab.

(2) Laporan disusun berdasarkan informasi dan data yang benar, akurat dan tepat waktu.

(3) Adanya keharusan bagi setiap pegawai tertentu untuk membuat laporan hasil pekerjaannya
secara tertulis. ,

(4) Isi laporan didukung dengan bukti yang memadai dan dapat dipertanggungjawabkan.
Isi Dan Bentuk Laporan

Laporan hasil audit disiapkan dengan pengarahan ketua tim audit yang bertanggung jawab atas
keakuratan dan kelengkapan laporan hasil audit. Pembicaraan awal tentang daftar temuan audit
merupakan bagian dari tahap penyiapan konsep laporan hasil audit. Sebelum penyusunan laporan
hasil audit, terlebih dahulu dilakukan komunikasi internal tim audit. Komunikasi internal tim
pada tahap penyiapan konsep laporan hasilauditbertujuan untuk:

(1) Mencapai kata sepakat mengenai seluruh temuan audit.

(2) Memperoleh tanggapan dan persetujuan final dari pengendali teknis bahwa seluruh temuan
audit telah objektif dan rekomendasi yangdiberikan layak dan dapat dilaksanakan.

(3) Memastikan bahwakertaskerjaaudittelahdisusun secara memadai dan substansi


kertaskerjaauditnya cukupsebagal bahan untuk menyusun laporanhasilaudit. Komunikasi
yangterjadipada tahap penyiapan konsep laporan hasilaudit antara lain adalah:

(1) Kesepakatan tim atashasil-hasil audit.

(2) Penyusunanlaporan hasil audit.

(3) Review kertaskeijaauditdan laporanolehpengendali teknis dan pengendali mutu.

Secara umum laporan audit berisi beberapa hal sebagai berikut.

(1) Tujuan dan lingkup audit.

(2) Rincian rencanaaudit,identitasanggota tim audit dan perwakilan teraudit atau klien, tanggal
pelaksanaan audit,dan identitas unit organisasi teraudit.

(3) Identitas dokumen standar yang dipakai dalam audit anatra lain standar mutu akademik dan
manual mutu akademik teraudit.

(4) Temuan ketidaksesuaian dalam pelaksanaan audit.Temuan audit harus didukung dengan
kertas kerja yang memadai objektif dan konstruktif.

(5) Penilaian tim audit mengenai keluasan kesesuaian teraudit dengan standar Sistem mutu
yangberlaku dan dokumen terkait.

(6) Kemampuan sistem mutu untuk mencapai tujuan pengendalian yang telah ditetapkan.

(7) Daftar distribusi laporan hasil audit.'

Sedangkan untuk laporan hasil audit mutu harus memuat beberapa hal, sebagai berikut.

(1) Aktivitas. Dalam laporan hasil audit, bagian pekerjaan unit yang telah teridentifikasi
sebaiknya disebutkan secaraspesifik.
(2) Klausul Dalam laporan hasil audit sebaiknya menyebutkan klausul secara spesifik.

(3) Bukti. Temuan audit yang termuat dalam laporan hasil audit hendaknya disertai dengan
buktidanfakta objektifpendukung temuan audittersebut.

(4) Kesimpulan. Hasil temuan yang telah dianalisis harus dibuat menjadi sebuah kesimpulan
yangmeruapakanringkasan dari hasil analisis temuan tersebut.

(5) Rekomendasi. Berdasarkan kesimpulan auditor perlu membuat rekomendasi yang layak dan
mungkin imtuk dilaksanakan oleh klien demi perbaikan di masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai