Anda di halaman 1dari 9

TUGAS TUTORIAL KE-3

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Nama Mata Kuliah : EKSI4413


Kode Mata Kuliah : Audit Manajemen
Jumlah sks : 3 SKS
Nama Pengembang : Dr. Evi Maria., S.E., M.Acc., Ak., CA., ACPA
Nama Penelaah : Dr. Hendrian., S.E., M.Si
Status Pengembangan : 2021
Tahun Pengembangan : Baru/Revisi*
Edisi Ke- : 3

Skor Sumber Tugas


No Tugas Tutorial
Maksimal Tutorial
1 Rancanglah prosedur audit pengeluaran kas untuk 20 BMP Modul 7
pengadaan barang di pemerintah daerah!
2 Apakah Inspektorat ketika sebelum melakukan 20 BMP Modul 7
penugasannya perlu membuat program audit?
Berikan argumennya!
3 Inspektorat di Makasar menggunakan teknologi 20 BMP Modul 8
untuk penugasan pemeriksaanya, yaitu aplikasi
smart auditing. Pemeriksaan dilakukan berbasis
elektronik.
Menurut pendapat anda, apa manfaat penggunaan
aplikasi teknologi tersebut bagi auditor?
4 Bagaimana menyajikan temuan audit manajemen 20 BMP Modul 8
di organisasi sektor publik? Jelaskan dengan
mengggunakan contoh!
5 Apa yang anda ketahui tentang tindak lanjut audit? 20 BMP Modul 8
Jelaskan!
* coret yang tidak sesuai
TUGAS 3

Jawaban Soal No. 1 :


Prosedur Audit Pengeluaran Kas untuk Pengadaan Barang
1. Membandingkan faktur-faktur pembelian dengan bukti cek/kas yang dikeluarkan.
2. Melakukan perhitungan kembali apabila terdapat diskon yang diberikan.
3. Melakukan perhitungan kembali apabila terdapat pajak yang dikenakan.
4. Membandingkan tanggal-tanggal transaksi dengan catatan pengeluaran.
5. Melakukan pengecekan atas Buku Pencatatan Pengeluaran Kas dengan faktur-faktur
pembelian untuk pengadaan barang.

Berikut adalah contoh prosedur audit pengeluaran kas untuk pengadaan barang di pemerintah
daerah, antara lain :
1. Persiapan
a. Tinjau peraturan, perundang-undangan, dan pedoman yang berlaku terkait pengadaan
barang di pemerintah daerah.
b. Pahami kebijakan dan prosedur pengadaan barang yang telah ditetapkan oleh
pemerintah daerah.
c. Identifikasi unit atau bagian yang bertanggung jawab atas pengadaan barang.
2. Perencanaan
a. Tentukan ruang lingkup audit, termasuk periode yang akan diaudit.
b. Rencanakan penggunaan sumber daya dan anggaran yang sesuai.
c. Tentukan metode dan teknik audit yang akan digunakan.
d. Identifikasi risiko yang terkait dengan pengadaan barang dan buat daftar pertanyaan
audit yang relevan.
3. Pengumpulan Informasi
a. Kumpulkan dokumen terkait, seperti permintaan pengadaan, spesifikasi barang, daftar
vendor, kontrak, faktur, dan bukti pembayaran.
b. Tinjau proses pengadaan barang yang telah dilakukan.
c. Wawancarai staf terkait, termasuk petugas pengadaan, penerima barang, dan pengurus
keuangan.
4. Evaluasi dan Analisis
a. Periksa kesesuaian antara permintaan pengadaan, spesifikasi barang, dan kontrak yang
ditetapkan.
b. Tinjau kepatuhan terhadap peraturan dan prosedur yang berlaku.
c. Verifikasi keabsahan dan keaslian dokumen dan faktur yang terkait dengan pengadaan
barang.
d. Analisis pembagian tugas dan tanggung jawab dalam proses pengadaan barang.
5. Temuan dan Rekomendasi
a. Identifikasi temuan yang tidak sesuai dengan peraturan atau prosedur yang berlaku.
b. Evaluasi dampak dari temuan tersebut terhadap keuangan dan operasional pemerintah
daerah.
c. Buat rekomendasi perbaikan untuk mengatasi temuan dan mencegah kejadian serupa di
masa mendatang.
d. Sampaikan temuan dan rekomendasi dalam laporan audit kepada pihak terkait.
6. Tindak Lanjut
a. Pantau pelaksanaan rekomendasi yang telah diajukan.
b. Berikan bantuan dan saran kepada pemerintah daerah dalam menerapkan perbaikan.
c. Evaluasi efektivitas tindakan perbaikan yang telah diimplementasikan.
Sebagai catatan, bahwa prosedur audit pengeluaran kas untuk pengadaan barang di
pemerintah daerah dapat bervariasi tergantung pada peraturan dan pedoman yang berlaku di
wilayah masing-masing. Oleh sebab itu, sebaiknya auditor juga mengacu pada peraturan yang
berlaku di pemerintah daerah yang spesifik.

Referensi :
BMP EKSI4413, Edisi 3, Modul 7, KB. 1, Hal. 7.14
Utami, Intiyas. (2021). Audit Manajemen. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka

Jawaban Soal No. 2 :


Program audit merupakan daftar prosedur audit untuk seluruh audit unsur tertentu, sedangkan
prosedur audit adalah instruksi rinci untuk menentukan tipe bukti audit tertentu yang harus
diperoleh pada saat tertentu dalam audit.

Tujuan dari program audit, yakni untuk memperoleh gambaran menyeluruh atas audit proses
yang dilakukan. Selain itu, program audit juga dapat mengatur proses audit secara sistematis
yang dilaksanakan selama audit berlangsung. Prosedur audit yang telah disusun secara
sistematis akan memudahkan auditor dalam melaksanakan program audit. Secara lebih rinci,
program audit memiliki beberapa tujuan berikut :
1. Sebagai acuan pengumpulan data dan proses evaluasi pelaksanaan tugas audit.
2. Sebagai pedoman spesifik dan langkah-langkah yang harus diikuti dalam mengumpulkan
bukti.
3. Sebagai sarana perbandingan data yang akan dikumpulkan dari tahun-tahun sebelumnya.
4. Sebagai alat untuk mengontrol dan mencatat pelaksanaan yang tepat dari pekerjaan audit
dan juga untuk meninjau pekerjaan audit.
5. Sebagai alat bantu bagi auditor-auditor baru/junior yang belum punya banyak pengalaman
dalam tahap-tahap pelaksanaan audit.
6. Sebagai bukti audit yang medukung pendapat auditor.
7. Dapat dijadikan sebagai pedoman bagi penilai fungsi audit internal untuk menilai dan
mengevaluasi upaya yang telah dilaksanakan.

Selain memiliki tujuan program audit pastinya memiliki keunggulan dan kelemahan
tersendiri. Berikut keunggulan program audit sebagai berikut :
1. Pembagian kerja yang merata diantara auditor
2. Program audit yang rutin hasilnya lebih baik dan dapat hemat waktu
3. Program audit memilih tujuan yang penting
4. Program audit yang telah digunakan dapat menjadi pedoman untuk tahun berikutnya
5. Program audit menampung pandangan manajemen atas mitra kerja
6. Program audit memberikan kepastian bahwa ketentuan umum akuntansi telah dijalankan
7. Penanggung jawab pelaksanaan audit yang jelas

Kelemahan dari program audit sebagai berikut :


1. Tanggung jawab audit pelaksanaan terbatas pada program audit saja.
2. Sering menimbulkan hambatan untuk berpikiran kreatif dan membangun.
3. Kegiatan audit menjadi monoton.

Menurut pendapat saya, sangat diperlukan dan itu sangat penting :


Inspektorat sebelum melakukan penugasannya perlu membuat program audit. Terdapat
beberapa argumen yang mendukung kebutuhan akan program audit sebelum inspektorat
melakukan tugasnya, antara lain :
1. Perencanaan yang efektif
Program audit membantu inspektorat dalam merencanakan tugas dan tanggung jawab
mereka dengan lebih efektif. Dalam program audit, inspektorat dapat mengidentifikasi
tujuan audit, sasaran yang akan diteliti, ruang lingkup audit, serta sumber daya yang
diperlukan. Hal ini memungkinkan mereka untuk memiliki pemahaman yang jelas tentang
apa yang harus dicapai dan bagaimana melakukannya.
2. Fokus dan pengaturan prioritas
Program audit membantu inspektorat dalam mengatur prioritas dan fokus pekerjaan
mereka. Dengan memiliki program audit yang terstruktur, inspektorat dapat menentukan
area atau aspek yang perlu diperiksa dengan lebih cermat. Mereka dapat mengidentifikasi
risiko-risiko utama yang ada dan memprioritaskan audit berdasarkan urgensi dan dampak
potensial.
3. Efisiensi dan penggunaan sumber daya yang optimal
Dengan adanya program audit, inspektorat dapat mengalokasikan sumber daya dengan
lebih efisien. Mereka dapat menentukan jumlah personel yang dibutuhkan, mengatur
jadwal, dan mengelola waktu dengan baik. Dengan melakukan perencanaan yang matang,
inspektorat dapat memastikan bahwa sumber daya yang tersedia digunakan secara optimal
untuk mencapai hasil audit yang berkualitas.
4. Standar dan metode yang konsisten
Program audit membantu inspektorat dalam menjaga konsistensi dan keberlanjutan dalam
pelaksanaan tugas mereka. Dalam program audit, inspektorat dapat menggambarkan
metode audit yang akan digunakan, termasuk teknik dan prosedur yang relevan. Hal ini
memastikan bahwa semua audit dilakukan dengan standar yang sama, sehingga hasilnya
dapat dibandingkan dan dievaluasi secara konsisten.
5. Transparansi dan akuntabilitas
Program audit membantu dalam menciptakan transparansi dan akuntabilitas dalam
pelaksanaan tugas inspektorat. Program audit memberikan pedoman yang jelas tentang apa
yang akan diperiksa, bagaimana proses audit akan dilakukan, dan bagaimana hasilnya
akan dilaporkan. Hal ini memungkinkan inspektorat untuk mempertanggungjawabkan
tindakan mereka dan memastikan bahwa proses audit dilakukan secara objektif dan
independen.

Dengan mempertimbangkan argumen-argumen di atas, maka dapat disimpulkan bahwa


pembuatan program audit sebelum melakukan penugasannya merupakan langkah yang
penting dan diperlukan bagi inspektorat. Program audit membantu meningkatkan
perencanaan, fokus, efisiensi, konsistensi, transparansi, dan akuntabilitas dalam pelaksanaan
tugas inspektorat.

Referensi :
BMP EKSI4413, Edisi 3, Modul 7, KB. 1, Hal. 7.5-7.7
Utami, Intiyas. (2021). Audit Manajemen. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka

Jawaban Soal No. 3 :


Manfaat potensial penggunaan teknologi sistem informasi dalam audit meliputi beberapa hal,
antara lain :
1. Kertas kerja yang dihasilkan oleh komputer umumnya lebih dapat dibaca dan konsisten.
Kertas kerja seperti itu dapat juga disimpan, diakses, dan direvisi dengan mudah.
2. Dapat menghemat waktu dengan mengurangi penelusuran, pengecekan silang, dan
perhitungan rutin lainnya.
3. Perhitungan, perbandingan, dan manipulasi data lainnya dilakukan dengan lebih akurat.
4. Perhitungan kajian analisis dapat dilakukan dengan lebih efisien dan lingkupnya pun dapat
diperluas.
5. Informasi proyek seperti anggaran waktu dan proses pemantauan waktu aktual terhadap
jumlah anggaran dapat dihasilkan dan dianalisis dengan lebih mudah.
6. Korespondensi audit standar seperti kuesioner dan daftar nama, surat-surat proposal, dan
bentuk laporan dapat disimpan dan dimodifikasi dengan mudah.
7. Moral dan produktivitas dapat ditingkatkan dengan mengurangi waktu yang digunakan
untuk tugas-tugas yang bersifat klerikal.
8. Peningkatan efektivitas biaya dapat dicapai dengan menggunakan kembali dan
memperluas aplikasi audit elektronik yang ada saat ini untuk audit-audit berikutnya.
9. Mampu meningkatkan independensi personal sistem informasi.

Menurut pendapat saya :


Penggunaan aplikasi smart auditing oleh Inspektorat di Makassar memberikan berbagai
manfaat bagi para auditor. Berikut ini adalah beberapa manfaat yang mungkin dihadirkan
oleh penggunaan teknologi tersebut :
1. Efisiensi
Aplikasi smart auditing memungkinkan auditor untuk melakukan pemeriksaan dengan
lebih efisien. Mereka dapat mengakses dan mengelola data secara elektronik, mengurangi
ketergantungan pada dokumen fisik dan proses manual. Hal ini dapat menghemat waktu
dan upaya dalam melaksanakan tugas-tugas pemeriksaan.
2. Akurasi
Dengan menggunakan aplikasi teknologi, kemungkinan kesalahan manusia dapat
dikurangi. Aplikasi smart auditing dapat melakukan perhitungan otomatis dan
memvalidasi data dengan menggunakan algoritma yang tepat. Hal ini membantu
meminimalkan kesalahan manusia dan meningkatkan akurasi hasil pemeriksaan.
3. Integrasi Data
Aplikasi smart auditing memungkinkan integrasi data dari berbagai sumber yang berbeda.
Auditor dapat dengan mudah mengumpulkan dan menggabungkan data dari sistem dan
database yang berbeda, menghasilkan pemahaman yang lebih lengkap dan menyeluruh
tentang entitas yang diperiksa. Integrasi data ini memungkinkan auditor untuk melihat
pola, tren, dan anomali yang mungkin tidak terdeteksi dengan mudah dalam pendekatan
tradisional.
4. Analisis Lanjutan
Aplikasi smart auditing dapat menyediakan fitur analisis data yang canggih. Auditor dapat
menggunakan algoritma analitik untuk mengidentifikasi pola, hubungan, dan
kecenderungan dalam data. Analisis ini dapat membantu auditor dalam mengidentifikasi
risiko, temuan potensial, dan area di mana tindakan perbaikan diperlukan.
5. Kolaborasi dan Pemantauan
Aplikasi teknologi memungkinkan auditor untuk bekerja secara kolaboratif dan
mengkoordinasikan tugas-tugas mereka secara efektif. Mereka dapat berbagi informasi
dan catatan pemeriksaan dalam waktu nyata, memfasilitasi komunikasi yang lebih baik
antara anggota tim. Selain itu, manajemen dapat menggunakan aplikasi untuk memantau
kemajuan pemeriksaan dan mengambil tindakan yang diperlukan secara tepat waktu.

Kesimpulannya, penggunaan aplikasi smart auditing ini secara keseluruhan membantu


meningkatkan efisiensi, akurasi, analisis, dan kolaborasi dalam pemeriksaan oleh Inspektorat
di Makassar. Dengan demikian, hal ini dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas dan
efektivitas proses pemeriksaan mereka.
Referensi :
BMP EKSI4413, Edisi 3, Modul 8
Utami, Intiyas. (2021). Audit Manajemen. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka

Jawaban Soal No. 4 :


Dalam menyajikan temuan audit, hendaknya laporan audit dapat meyakinkan manajemen
(persuasif) dan mampu dapat untuk menggerakan manajemen kea rah yang menjadi lebih
baik (konstruktif). Laporan persuasif disini dalamarti audit harus dapat memberikan persuasi
bagi pembaca. Maksudnya adalah pembaca memperhatikan setian isi dari laporan dan
melakukan tindakan sesuai dengan rekomendasi yang telah disajikan. untuk menjadikan
laporan persuasif bagi pembaca, maka perlu memiliki hal sebagai berikut :
1. Benar, berisikan fakta dan temuan-temuan yang terukur.
2. Penting, laporan berisi temuan serta dampak apabila tidak ditindaklanjuti.

Fakta dan temuan yang terukur bahwa masalah yang terjadi adalah nyata dan bukan hal yang
di buat-buat.

Laporan konstruktif artinya laporan tersebut mampu menggerakan manajemen untuk


memperbaiki perusahaan kea rah yang leih baik. Laporan konstruktif bukan hanya berisi
kriktik negative, tetapi juga masukan yang positif. Laporan konstruktif ini dapat dicapai
dengan menekankan atas penyebab dan mengungkapkan rekomendasi untuk mengatasi
masalah tersebut. Hal yang perlu menjadi perhatian dalam laporan konstruktif adalah :
1. Hindari penggunaan bahasa yang bersifat opini tana adanya bukti.
2. Memberikan gagasan positif dengan bahasa yang positif.
3. Memberikan perspektif yang simbang antara temuan positif dan negatif.

Temuan adalah hasil perbandingan antara kriteria yang telah ditetapkan dengan kondisi nyata
di dalam organisasi. Kondisi yang tidak sesuai dengan kriteria kemudian akan memberikan
dampak/akibat bagi organisasi.

Menurut Kumaat (2011), temuan audit dapat dibagi menjadi dua yaitu Temuan Administratif
(Administrative Finding) dan Temuan Khusus (Special Finding). Suatu temuan dapat
dikatakan sebagai temuan khusus karena beberapa alasan berikut :
a. Sifat dari temuan merupakan tindak kecurangan yang memberikan kerugian signifikan/
merupakan tindak indisipliner/ kelalaian yang berakibat fatal.
b. Aktivitas pengendalian internal pada sejumlah fungsi tidak berjalan dengan maksimal
sehingga tidak mencapai tujuannya dan cenderung terjadi pengabaian system.
c. Temuan yang sifatnya berulang, yaitu sudah ada pada audit sebelumnya sehingga
menunjukkan bahwa tidak ada komitmen dari auditee untuk melaksanakan perbaikan
sesuai dengan yang telah dijanjikan.

Berikut adalah ulasan dari komponen-komponen temuan audit:


1. Kriteria
Kriteria adalah standar yang harus dijadikan pedoman dan ditaati oleh setiap individu di
dalam organisasi. Kriteria yang ada dapat berdasarkan pada peraturan undang-undang
yang berlaku, kebijakan yang ditetapkan oleh organisasi, norma yang berlaku di
masyarakat.
2. Kondisi
Kondisi adalah keadaan sesungguhnya yang terjadi di dalam organisasi. Auditor harus
mampu menemukan fakta yang terjadi melalui prosedur-prosedur audit yang ditetapkan.
3. Sebab
Sebab merupakan alasan dari mengapa kondisi yang sebenarnya tidak sesuai dengan
kriteria yang telah ditentukan. Penyebab yang dijelaskan haruslah secara spesifik, bukan
hanya penyebab yang bersifat umum dan tidak jelas. Analisis dari penyebab akan
membantu auditor dalam merumuskan rekomendasi apa yang sekiranya tepat dan dapat
dijalankan oleh organisasi.
4. Akibat
Akibat merupakan dampak yang akan diterima oleh organisasi karena adanya perbedaan
antara aktivitas yang seharusnya dilakukan (kriteria) dengan aktivitas yang nyata
dilaksanakan oleh organisasi di lapangan (kondisi).
5. Rekomendasi dan Kesimpulan
Rekomendasi merupakan saran-saran yang diberikan auditor atas temuan-temuan yang
didapat. Rekomendasi yang diberikan harus mampu menyelesaikan masalah yang terjadi.
6. Komentar Auditee
Komentar Auditee berisikan pendapat dari auditee atas hasil temuan dan atas rekomendasi
yang diberikan oleh auditor. Pendapat tersebut merupakan bentuk tindak lanjut auditee
atas audit yang telah dilakukan, apakah auditee akan melaksanakan rekomendasi yang
diberikan untuk perbaikan organisasi ke arah yang lebih baik.

Contohnya :
Pada organisasi pemerintah, setiap laporan hasil pemeriksaan BPK disampaikan kepada
DPR/DPD/DPRD (lembaga legislatif) sesuai dengan kewenangannya ditindaklanjuti, antara
lain dengan membahasnya bersama pihak terkait. Selain disampaikan kepada lembaga
perwakilan, laporan hasil pemeriksaan juga disampaikan oleh BPK kepada pemerintah.
Dalam hal laporan hasil pemeriksaan keuangan, hasil pemeriksaan BPK digunakan oleh
pemerintah untuk melakukan koreksi dan penyesuaian yang diperlukan, sehingga laporan
keuangan yang telah diperiksa (audited financial statements) memuat koreksi dimaksud
sebelum disampaikan kepada DPR/DPRD

Referensi :
BMP EKSI4413, Edisi 3, Modul 8, KB. 1, Hal. 8.11-8.15
Utami, Intiyas. (2021). Audit Manajemen. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka

Jawaban Soal No. 5 :


Tindak lanjut audit didefinisikan sebagai proses yang dilakukan untuk menentukan
kecukupan, keefektifan, dan ketepatan waktu dari tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
manajemen atas temuan pemeriksaan yang dilaporkan. Pelaksanaan tindak lanjut audit
terhadap rekomendasi yang telah diberikan auditor atas temuan yang ada merupakan salah
satu wujud komitmen dari auditee dalam memperbaiki kekurangan dan kelemahan yang ada
untuk meningkatkan kinerja organisasi.

Menurut Tugimin (2011) tindak lanjut audit dapat didefiniskan sebagai proses yang
dilakukan untuk menentukan kecukupan, keefektifan, dan ketepatan waktu dari sebuah
tindakan-tindakan yang dilakukan oleh manajemen atas temuan pemeriksaan yang
dilaporkan. Pelaksanaan tindak lanjut audit terhadap rekomendasi yang telah diberikan
auditor atas temuan yanga ada merupakan salah satu wujud komitmen dari auditee dalam
memperbaiki kekurangan dan kelemahan yang ada untuk meningkatkan kinerja organisasi.
Tujuan dari tindak lanjut audit sebagai berikut :
1. Sebagai wadah untuk membantu pihak manajemen dalam mengarahkan tindakan yang
harus dilakukan terkait hasil audit yang diterima.
2. Untuk mendorong proses pembelajaran dan pengembangan auditee. Tindak lanjut
diharapkan menjadi tempat realisasi perbaikan organisasi menjadi lebih baik.
3. Tidak lanjut dapat digunakan sebagai bahan penilaian dan bahan evaluasi untuk auditor.
Hasil tindak lanjut dapat dijadikan ukuran yang baik untuk evaluasi tim auditor, seperti
menilai apakah dalam pemberian rekomendasi sudah tepat atau belum.

Pelaksanaan tindak lanjut audit terbagi dalam beberapa tahapan sebagai berikut :
1. Perencanaan Tindak Lanjut
Proses perencanaan tindak lanjut dilakukan dlam beberapa bagian, yaitu :
a. Menentukan apakah tindak lanjut akan dilaksanakan. Menentukan prioritas atas
rekomendasi-rekomendasi yang diberikan, mana yang paling utama perlu ditindak
lanjuti.
b. Menentukan lingkup dari tindak lanjut. Penentuan lingkup tindak lanjut didasarkan
pada hasil penilaian audit, pernyataan manajemen untuk tindakan perbaikan serta
tingkat kepercayaan auditor atas hasil kinerja auditor yang lalu.
c. Cross Audit Follow Up. Melakukan review dengan menggunakan hasil audit yang
entitas sejenis atau hasil audit dengan topik audit yang sejenis.
d. Menyiapkan sumber daya tindak lanjut. Pengalokasian sumber daya untuk
pelaksanaan tindak lanjut perlu direncanakan agar tidak terjadi sumber daya yang
berlebih maupun kurang.
e. Menyusun jadwal tindak lanjut. Penyusunan jadwal dimaksudkan untuk menentukan
waktu yang tepat dan lamanya pelaksanaan tindak lanjut berdasarkan kepada prioritas
yang telah ditentukan sebelumnya.

2. Pelaksanaan Tindak Lanjut


Proses pelaksanaan tindak lanjut dibagi dalam tiga bagian sebagai berikut :
a. Melakukan pengumpulan informasi. Informasi yang dikumpulkan berkaitan dengan
status pelaksanaan setiap rekomendasi oleh auditee.
b. Mencatat hasil. Setiap tindakan atas rekomendasi yang diberikan harus dicatat sesuai
dengan perkembangan pelaksanaanya.
c. Menilai dampak. Setelah rekomendasi dijalankan maka penilaian atas pelaksanaan
rekomendasi tersebut perlu dilakukan untuk melihat bagaimana dampak yang
diberikan. Apakah rekomendasi membawa perbaikan atau justru memberikan dampak
negatif.

3. Pelaporan Hasil Tindak Lanjut


Pada tahap akhir, pelaporan atas tindak lanjut yang telah dilaksanakan perlu disusun.
Pelaporan yang dilakukan berkaitan dengan rekomendasi yang telah dilakukan maupun
yang tidak dilakukan. Dampak dari pelaksanaan rekomendasi juga perlu dilaporkan.
Apabila terdapat hasil pelaksanaan rekomendasi memberikan dampak negatif, tindakan
untuk mengatasi dampak tersebut perlu juga dijelaskan.

Dalam proses tindak lanjut, pemantauan perlu dilakukan oleh auditor selama proses tindak
lanjut tersebut. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemantauan atas tindak
lanjut adalah hasil pengawasan harus didokumentasikan sebagai bukti dan tindak lanjut
berikutnya. Kemudian, pada akhir kegiatan pemantauan, laporan hasil pemantauan tindak
lanjut perlu disusun.
Referensi :
BMP EKSI4413, Edisi 3, Modul 8, KB. 2, Hal. 8.32-8.34
Utami, Intiyas. (2021). Audit Manajemen. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai