Berikut adalah contoh prosedur audit pengeluaran kas untuk pengadaan barang di pemerintah
daerah, antara lain :
1. Persiapan
a. Tinjau peraturan, perundang-undangan, dan pedoman yang berlaku terkait pengadaan
barang di pemerintah daerah.
b. Pahami kebijakan dan prosedur pengadaan barang yang telah ditetapkan oleh
pemerintah daerah.
c. Identifikasi unit atau bagian yang bertanggung jawab atas pengadaan barang.
2. Perencanaan
a. Tentukan ruang lingkup audit, termasuk periode yang akan diaudit.
b. Rencanakan penggunaan sumber daya dan anggaran yang sesuai.
c. Tentukan metode dan teknik audit yang akan digunakan.
d. Identifikasi risiko yang terkait dengan pengadaan barang dan buat daftar pertanyaan
audit yang relevan.
3. Pengumpulan Informasi
a. Kumpulkan dokumen terkait, seperti permintaan pengadaan, spesifikasi barang, daftar
vendor, kontrak, faktur, dan bukti pembayaran.
b. Tinjau proses pengadaan barang yang telah dilakukan.
c. Wawancarai staf terkait, termasuk petugas pengadaan, penerima barang, dan pengurus
keuangan.
4. Evaluasi dan Analisis
a. Periksa kesesuaian antara permintaan pengadaan, spesifikasi barang, dan kontrak yang
ditetapkan.
b. Tinjau kepatuhan terhadap peraturan dan prosedur yang berlaku.
c. Verifikasi keabsahan dan keaslian dokumen dan faktur yang terkait dengan pengadaan
barang.
d. Analisis pembagian tugas dan tanggung jawab dalam proses pengadaan barang.
5. Temuan dan Rekomendasi
a. Identifikasi temuan yang tidak sesuai dengan peraturan atau prosedur yang berlaku.
b. Evaluasi dampak dari temuan tersebut terhadap keuangan dan operasional pemerintah
daerah.
c. Buat rekomendasi perbaikan untuk mengatasi temuan dan mencegah kejadian serupa di
masa mendatang.
d. Sampaikan temuan dan rekomendasi dalam laporan audit kepada pihak terkait.
6. Tindak Lanjut
a. Pantau pelaksanaan rekomendasi yang telah diajukan.
b. Berikan bantuan dan saran kepada pemerintah daerah dalam menerapkan perbaikan.
c. Evaluasi efektivitas tindakan perbaikan yang telah diimplementasikan.
Sebagai catatan, bahwa prosedur audit pengeluaran kas untuk pengadaan barang di
pemerintah daerah dapat bervariasi tergantung pada peraturan dan pedoman yang berlaku di
wilayah masing-masing. Oleh sebab itu, sebaiknya auditor juga mengacu pada peraturan yang
berlaku di pemerintah daerah yang spesifik.
Referensi :
BMP EKSI4413, Edisi 3, Modul 7, KB. 1, Hal. 7.14
Utami, Intiyas. (2021). Audit Manajemen. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka
Tujuan dari program audit, yakni untuk memperoleh gambaran menyeluruh atas audit proses
yang dilakukan. Selain itu, program audit juga dapat mengatur proses audit secara sistematis
yang dilaksanakan selama audit berlangsung. Prosedur audit yang telah disusun secara
sistematis akan memudahkan auditor dalam melaksanakan program audit. Secara lebih rinci,
program audit memiliki beberapa tujuan berikut :
1. Sebagai acuan pengumpulan data dan proses evaluasi pelaksanaan tugas audit.
2. Sebagai pedoman spesifik dan langkah-langkah yang harus diikuti dalam mengumpulkan
bukti.
3. Sebagai sarana perbandingan data yang akan dikumpulkan dari tahun-tahun sebelumnya.
4. Sebagai alat untuk mengontrol dan mencatat pelaksanaan yang tepat dari pekerjaan audit
dan juga untuk meninjau pekerjaan audit.
5. Sebagai alat bantu bagi auditor-auditor baru/junior yang belum punya banyak pengalaman
dalam tahap-tahap pelaksanaan audit.
6. Sebagai bukti audit yang medukung pendapat auditor.
7. Dapat dijadikan sebagai pedoman bagi penilai fungsi audit internal untuk menilai dan
mengevaluasi upaya yang telah dilaksanakan.
Selain memiliki tujuan program audit pastinya memiliki keunggulan dan kelemahan
tersendiri. Berikut keunggulan program audit sebagai berikut :
1. Pembagian kerja yang merata diantara auditor
2. Program audit yang rutin hasilnya lebih baik dan dapat hemat waktu
3. Program audit memilih tujuan yang penting
4. Program audit yang telah digunakan dapat menjadi pedoman untuk tahun berikutnya
5. Program audit menampung pandangan manajemen atas mitra kerja
6. Program audit memberikan kepastian bahwa ketentuan umum akuntansi telah dijalankan
7. Penanggung jawab pelaksanaan audit yang jelas
Referensi :
BMP EKSI4413, Edisi 3, Modul 7, KB. 1, Hal. 7.5-7.7
Utami, Intiyas. (2021). Audit Manajemen. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka
Fakta dan temuan yang terukur bahwa masalah yang terjadi adalah nyata dan bukan hal yang
di buat-buat.
Temuan adalah hasil perbandingan antara kriteria yang telah ditetapkan dengan kondisi nyata
di dalam organisasi. Kondisi yang tidak sesuai dengan kriteria kemudian akan memberikan
dampak/akibat bagi organisasi.
Menurut Kumaat (2011), temuan audit dapat dibagi menjadi dua yaitu Temuan Administratif
(Administrative Finding) dan Temuan Khusus (Special Finding). Suatu temuan dapat
dikatakan sebagai temuan khusus karena beberapa alasan berikut :
a. Sifat dari temuan merupakan tindak kecurangan yang memberikan kerugian signifikan/
merupakan tindak indisipliner/ kelalaian yang berakibat fatal.
b. Aktivitas pengendalian internal pada sejumlah fungsi tidak berjalan dengan maksimal
sehingga tidak mencapai tujuannya dan cenderung terjadi pengabaian system.
c. Temuan yang sifatnya berulang, yaitu sudah ada pada audit sebelumnya sehingga
menunjukkan bahwa tidak ada komitmen dari auditee untuk melaksanakan perbaikan
sesuai dengan yang telah dijanjikan.
Contohnya :
Pada organisasi pemerintah, setiap laporan hasil pemeriksaan BPK disampaikan kepada
DPR/DPD/DPRD (lembaga legislatif) sesuai dengan kewenangannya ditindaklanjuti, antara
lain dengan membahasnya bersama pihak terkait. Selain disampaikan kepada lembaga
perwakilan, laporan hasil pemeriksaan juga disampaikan oleh BPK kepada pemerintah.
Dalam hal laporan hasil pemeriksaan keuangan, hasil pemeriksaan BPK digunakan oleh
pemerintah untuk melakukan koreksi dan penyesuaian yang diperlukan, sehingga laporan
keuangan yang telah diperiksa (audited financial statements) memuat koreksi dimaksud
sebelum disampaikan kepada DPR/DPRD
Referensi :
BMP EKSI4413, Edisi 3, Modul 8, KB. 1, Hal. 8.11-8.15
Utami, Intiyas. (2021). Audit Manajemen. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka
Menurut Tugimin (2011) tindak lanjut audit dapat didefiniskan sebagai proses yang
dilakukan untuk menentukan kecukupan, keefektifan, dan ketepatan waktu dari sebuah
tindakan-tindakan yang dilakukan oleh manajemen atas temuan pemeriksaan yang
dilaporkan. Pelaksanaan tindak lanjut audit terhadap rekomendasi yang telah diberikan
auditor atas temuan yanga ada merupakan salah satu wujud komitmen dari auditee dalam
memperbaiki kekurangan dan kelemahan yang ada untuk meningkatkan kinerja organisasi.
Tujuan dari tindak lanjut audit sebagai berikut :
1. Sebagai wadah untuk membantu pihak manajemen dalam mengarahkan tindakan yang
harus dilakukan terkait hasil audit yang diterima.
2. Untuk mendorong proses pembelajaran dan pengembangan auditee. Tindak lanjut
diharapkan menjadi tempat realisasi perbaikan organisasi menjadi lebih baik.
3. Tidak lanjut dapat digunakan sebagai bahan penilaian dan bahan evaluasi untuk auditor.
Hasil tindak lanjut dapat dijadikan ukuran yang baik untuk evaluasi tim auditor, seperti
menilai apakah dalam pemberian rekomendasi sudah tepat atau belum.
Pelaksanaan tindak lanjut audit terbagi dalam beberapa tahapan sebagai berikut :
1. Perencanaan Tindak Lanjut
Proses perencanaan tindak lanjut dilakukan dlam beberapa bagian, yaitu :
a. Menentukan apakah tindak lanjut akan dilaksanakan. Menentukan prioritas atas
rekomendasi-rekomendasi yang diberikan, mana yang paling utama perlu ditindak
lanjuti.
b. Menentukan lingkup dari tindak lanjut. Penentuan lingkup tindak lanjut didasarkan
pada hasil penilaian audit, pernyataan manajemen untuk tindakan perbaikan serta
tingkat kepercayaan auditor atas hasil kinerja auditor yang lalu.
c. Cross Audit Follow Up. Melakukan review dengan menggunakan hasil audit yang
entitas sejenis atau hasil audit dengan topik audit yang sejenis.
d. Menyiapkan sumber daya tindak lanjut. Pengalokasian sumber daya untuk
pelaksanaan tindak lanjut perlu direncanakan agar tidak terjadi sumber daya yang
berlebih maupun kurang.
e. Menyusun jadwal tindak lanjut. Penyusunan jadwal dimaksudkan untuk menentukan
waktu yang tepat dan lamanya pelaksanaan tindak lanjut berdasarkan kepada prioritas
yang telah ditentukan sebelumnya.
Dalam proses tindak lanjut, pemantauan perlu dilakukan oleh auditor selama proses tindak
lanjut tersebut. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemantauan atas tindak
lanjut adalah hasil pengawasan harus didokumentasikan sebagai bukti dan tindak lanjut
berikutnya. Kemudian, pada akhir kegiatan pemantauan, laporan hasil pemantauan tindak
lanjut perlu disusun.
Referensi :
BMP EKSI4413, Edisi 3, Modul 8, KB. 2, Hal. 8.32-8.34
Utami, Intiyas. (2021). Audit Manajemen. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka