Anda di halaman 1dari 6

1.

Rancanglah prosedur audit pengeluaran kas untuk pengadaan barang di pemerintah


daerah!
Jawab :

Prosedur audit pengeluaran kas untuk pengadaan barang di pemerintah daerah:


1. Membandingkan faktur-faktur pembelian dengan bukti cek/kas yang dikeluarkan.
Dalam tata kelola keuangan daerah, istilah faktur pembelian merujuk kepada Peraturan
Presiden tentang Pengadaan Barang dan Jasa bisa berupa surat perjanjian kontrak, surat
pesanan, atau kwitansi untuk transaksi atau tagihan di bawah 50 juta. Sementara saat
ini bukti cek/kas dikeluarkan oleh Bendahara Umum Daerah (BUD) dalam bentuk
SP2D, dan untuk transaksi langsung kepada pihak ketiga dikenal dengan istilah
SP2D-LS. Prosedur substantif atas pengujian arus kas keluar dari Kas Daerah dapat
ditambahkan dengan menguji kesesuaian nilai dan tanggal transaksi pada transaksi
debet pada rekening koran Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
2. Melalukan perhitungan kembali apabila terdapat diskon yang dikenakan.
3. Melakukan perhitungan kembali apabila terdapat pajak yang dikenakan.
Untuk transaksi dengan mekanisme SP2D-LS mengenal istilah asas netto, dimana
BUD akan memotong langsung kewajiban kepada pihak Ketiga
dan selanjutnya
langsung disetor kepada Bank Persepsi Penerimaan Negara. Prosedur alternatif
dapat dilakukan untuk memastikan kewajiban PFK telah dipotong dengan benar
jumlah nya dan telah disetor kepada Bank Persepsi.
4. Membandingkan tanggal-tanggal transaksi dengan catatan pengeluaran kas.
Dilakukan dengan menguji tanggal terbit SP2D dengan tanggal pindahbuku pada
rekening koran. Menjadi krusial apabila penerbitan SP2D terjadi pada akhir tahun
buku, sehingga perlu dipastikan apakah telah terjadi transaksi atau masih bersifat
outstanding.
5. Melakukan pengecekan atas Buku Pencatatan Pengeluaran Kas dengan
faktur-faktur pembelian untuk pengadaan barang. Buku Catatan Pengeluaran Kas
dikenaldengan istilah Buku Kas Umum (BKU) yang wajib diselenggarakan baik di
level Bendahara Umum Daerah maupun Bendahara Pengeluaran OPD.

2. Apakah Inspektorat ketika sebelum melakukan penugasannya perlu membuat


program audit? Berikan argumennya!
Jawab :

Perlu karena program kerja audit merupakan kumpulan


dari prosedur audit. Dalam program kerja, auditor
merencanakan dan menentukan prosedur audit sesuai dengan
tujuan audit. Istilah program kerja audit sama dengan
istilah dalam program audit eksternal (audit laporan
keuangan). Program audit dilakukan untuk memperoleh
gambaran menyeluruh atas proses yang dilakukan. Selain itu, program audit juga dapat
mengatur prosedur audit secara sistematis yang dilaksanakan selama audit
berlangsung.
Selain itu Kantor inspektorat perlu membuat program audit karena itu menjadi
bagian yang amat penting dalam sebuah proses audit. Kantor
inspektorat perlu membuat program audit agar pelaksanaan tugas audit
pada kegiatan operasional terutama sektor publik dapat mencapai
tujuan audit yang telah ditetapkan dengan penggunaan sumber daya yang
seminimal mungkin yang meliputi tenaga, biaya dan waktu yang digunakan.
Program audit pula menjadi sebuah landasan dalam pembagian
tugas audit di antara anggota tim audit. Prosedur audit yang telah disusun secara
sistematis akan memudahkan auditor dalam melaksanakan program audit.
Selain itu program audit menjadi penting, karena:

a. Sebagai acuan pengumpulan data dan proses evaluasi pelaksanaan tugas audit.
b. Sebagai pedoman spesifik dan
langkah-langkah yang harus diikuti dalam
mengumpulkan bukti.
c. Sebagai sarana perbandingan data
yang dikumpulkan dari tahun-tahun
sebelumnya.
d. Sebagai alat untuk mengontrol dan
mencatat pelaksanaan yang tepat
dari
pekerjaan audit dan juga untuk meninjau pekerjaan audit.
e. Sebagai alat bantu bagi auditor junior yang belum punya banyak pengalaman
dalam tahap-tahap pelaksanaan audit.
f. Sebagai bukti audit yang mendukung pendapat auditor.
g. Dapat dijadikan sebagai pedoman bagi
penilai fungsi audit internal untuk
menilai dan mengevaluasi upaya audit yang telah dilaksanakan.

3. Inspektorat di Makasar menggunakan teknologi untuk penugasan pemeriksaanya,


yaitu aplikasi smart auditing. Pemeriksaan dilakukan berbasis elektronik. Menurut
pendapat anda, apa manfaat penggunaan aplikasi teknologi tersebut bagi auditor?
Jawab:

Dengan melakukan pemeriksaan berbasis elektronik, maka seharusnya pelaksanaan


audit akan menjadi lebih mudah, tersistematis, terstruktur, dan transparan. Seluruh
laporan hasil audit akan lebih mudah di akses, pembuatan schedule audit yang mudah
untuk diorganisir, penentuan tanggung jawab inspektorat akan lebih mudah dilakukan,
dan lain-lain. Dengan seluruh laporan audit di masukkan
kedalam suatu system, pembuatan laporan atau kesimpulan juga dapat lebih
cepat di akses karena hasil audit akan dapat dilihat realtime.
Manfaat potensial penggunaan teknologi sistem informasi dalam
audit meliputi
beberapa hal berikut ini:
a. Kertas kerja yang dihasilkan oleh komputer umumnya lebih dapat dibaca dan
konsisten. Kertas kerja seperti itu dapat juga disimpan, diakses, dan direvisi
dengan mudah.
b. Dapat menghemat waktu dengan mengurangi penelusuran, pengecekan silang,
dan perhitungan rutin lainnya.
c. Perhitungan, perbandingan, dan manipulasi data lainnya
dilakukan dengan
lebih akurat.
d. Perhitungan kajian analisis dapat dilakukan dengan lebih
efisien dan
lingkupnya pun dapat diperluas.
e. Informasi proyek seperti anggaran waktu dan proses pemantauan waktu aktual
terhadap jumlah anggaran dapat dihasilkan dan dianalisis dengan lebih mudah

Dengan Smart Auditing kegiatan pemeriksaan dapat dilakukan dengan mudah dan
cepat karena dilakukan secara online tanpa harus berada di objek pemeriksaan (SKPD).
Hal ini dapat dilakukan karena dokumen pertanggungjawaban keuangan dan kegiatan
sudah diinput oleh masing-masing SKPD ke dalam sistem sehingga database terpusat
secara elektronik, dengan cara ini memberi kemudahan dan kecepatan kepada auditor
mengakses dokumen pertanggung-jawaban kegiatan dan keuangan secara real time
pada sistem aplikasi e-auditing kapanpun dan dimanapun auditor tersebut berada.
Penerapan Smart Auditing sangat menunjang kelancaran kegiatan pengawasan dan
pengendalian program dan kegiatan SKPD yang dilaksanakan Inspektorat dalam
rangka Probity Audit untuk deteksi dini fraud yang mungkin dapat terjadi
karena pelaksanaan pemeriksaan dokumen SPJ dapat dilakukan lebih cepat secara real
time dengan sistem online tidak terbatas ruang dan waktu. Hal ini memberi dampak
pada penyusunan dokumen SPJ di seluruh SKPD menjadi lebih teratur dan tepat
waktu, Akses terhadap dokumen SPJ menjadi mudah dan terdapat database dokumen
SPJ secara terpusat untuk seluruh SKPD. Sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas
dan kinerja pertanggungjawaban pengelolaan kegiatan dan keuangan pada seluruh
SKPD lingkup Pemerintah Kota Makassar dan menjadikan
pengawasan internal mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja pemerintah daerah.

4. Bagaimana menyajikan temuan audit manajemen di organisasi sektor publik?


Jelaskan dengan mengggunakan contoh!
Jawab:

Dalam menyajikan temuan audit, hendaknya laporan temuan audit dapat meyakinkan

manajemen (persuasif) dan mampu menggerakkan manajemen ke arah


yang lebih baik (konstruktif). Laporan persusif disini dalam arti
laporan audit harus dapat memberikan persuasi bagi pembaca.
Maksudnya adalah pembaca memperhatikan setiap isi laporan dan
melakukan tindakan sesuai dengan rekomendasi yang disajikan.
Untuk menjadikan sebuah laporan persuasif bagi pembaca, maka perlu memiliki hal

berikut :
a. Benar, berisikan fakta dan temuan-temuan yang terukur
b. Penting, laporan berisi temuan serta dampak apabila tidak di tindak lanjuti.
Fakta dan temuan yang terukur berarti bahwa masalah yang terjadi
adalah
nyata dan bukan hal yang di cari-cari.

Contoh:
Pada organisasi pemerintah, setiap laporan hasil pemeriksaan
BPK disampaikan
kepada DPR/DPD/DPRD (lembaga legislatif) sesuai dengan
kewenangannya
ditindaklanjuti, antara lain dengan membahasnya bersama pihak
terkait. Selain disampaikan kepada lembaga perwakilan, laporan hasil
pemeriksaan juga disampaikan oleh BPK kepada pemerintah.
Dalam hal laporan hasil pemeriksaan keuangan, hasil pemeriksaan
BPK digunakan oleh pemerintah untuk melakukan koreksi dan
penyesuaian yang diperlukan, sehingga laporan keuangan yang
telah diperiksa (audited financial statement) memuat koreksi dimaksud
sebelum disampaikan kepada DPR/DPRD.

5. Apa yang anda ketahui tentang tindak lanjut audit? Jelaskan!


Jawab:

Tindak lanjut audit didefinisikan sebagai proses yang dilakukan


untuk menentukan
kecukupan, keefektifan, dan ketepatan waktu dari tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh manajemen atas temuan pemeriksaan yang dilaporkan.
Pelaksanaan tindak lanjut audit
terhadap rekomendasi yang telah diberikan auditor atas temuan yang
ada merupakan
salah satu wujud komitmen dari auditee dalam memperbaiki kekurangan dan
kelemahan
yang ada untuk meningkatkan kinerja organisasi.
Tujuan dari tindak lanjut audit yaitu sebagai berikut :
a. Sebagai wadah untuk membantu pihak manajemen dalam mengarahkan
tindakan
yang harus dilakukan terkait hasil audit
b. Mendorong proses pembelajaran dan
pengembangan auditee. Tindak lanjut
diharapkan menjadi tempat realisasi perbaikan organisasi menjadi lebih baik.
c. Tindak lanjut dapat digunakan sebagai bahan penilaian dan evaluasi untuk
auditor.
Hasil tindak lanjut audit dapat dijadikan tolak ukur yang baik untuk evaluasi tim
auditor seperti penilaian dalam ketepatan pemberian rekomendasi.
Pelaksanaan tindak lanjut audit terbagi dalam beberapa tahapan, yaitu :

a. Perencanaan Tindak Lanjut Proses


perencanaan tindak lanjut dilakukan dalam
beberapa bagian, yaitu :
1) Menentukan apakah tindak lanjut akan dilaksanakan : menentukan prioritas atas
rekomendasi-rekomendasi yang diberikan, mana yang paling utama perlu ditindak
lanjuti.
2) Menentukan lingkup dari tindak
lanjut : penentuan lingkup tindak
lanjut
didasarkan pada hasil penilaian audit,
pernyataan manajemen untuk tindakan perbaikan
serta tingkat kepercayaan auditor atas hasil kinerja auditor yang lalu.
3) Cross audit follow up : melakukan review dengan menggunakan hasil audit
yang
entitas sejenis atau hasil audit dengan topik audit yang sejenis.
4) Menyiapkan sumber daya tindak lanjut :
pengalokasian sumber daya untuk pelaksanaan tindak lanjut perlu
direncanakan agar tidak terjadi sumber daya yang berlebih maupun kurang.
5) Menyusun jadwal tindak lanjut : penyusunan jadwal
dimaksudkan untuk
menentukan waktu yang tepat dan lamanya pelaksanaan tindak lanjut berdasarkan
kepada prioritas yang telah ditentukan sebelumnya.

b. Pelaksanaan Tindak Lanjut Proses pelaksanaan tindak lanjut dibagi dalam tiga
bagian sebagai berikut:

1) Melakukan pengumpulan informasi :


informasi yang dikumpulkan berkaitan
dengan status pelaksanaan setiap rekomendasi oleh auditee.
2) Mencatat hasil : setiap tindakan atas rekomendasi yang diberikan harus dicatat
sesuai dengan perkembangan pelaksanaanya.
3) Menilai dampak : setelah
rekomendasi dijalankan maka penilaian atas
pelaksanaan rekomendasi tersebut perlu
dilakukan untuk melihat bagaimana
dampak yang diberikan.
c. Pelaporan Hasil tindak lanjut Pada tahap akhir, perlu disusun pelaporan atas
tindak
lanjut yang telah dilaksanakan. Pelaporan dilakukan berkaitan dengan rekomendasi
yang telah maupun belum dilakukan. Selain itu dampak dari pelaksanaan juga perlu di
laporkan. Apabila memberik an dampak negatif, maka perlu dilakukan tindakan
untuk mengatasi dampak tersebut.

Anda mungkin juga menyukai