Anda di halaman 1dari 9

Nama : Gita Nur Walida

Nim : 19441713

Kelas : S1 Akuntansi

RESUME PELAKSANAAN AUDIT SEKTOR PUBLIK

A. TEORI PELAKSANAAN AUDIT SEKTOR PUBLIK


1. Pengertian Pelaksanaan Audit
Pelaksanaan audit adalah salah satu tahapan dalam proses audit di mana auditor
akan mengembangkan suatu program audit, menilai keefektifan system pengendalian
internal organisasi dan melakukan pengujian-pengujian yang diperlukan untuk
memperoleh bukti audit yang memadai. Oleh karena itu dalam pelaksanaan audit,
auditor dan tim audit memiliki tugas utama untuk mengumpulkan bukti yang
mendukung pendapat atas laporan keuangan klien.
2. Indikator pelaksanaan audit yang baik.
a) Terkait kegiatan pelaksanaan audit
Audit harus memastikan bahwa prosedur audit memberikan bukti audit yang cukup
tepat untuk mendukung tujuan audit
b) Kegiatan yang berkaitan dengan mengevaluasi bukti audit menyimpulkan dan
pelaporan hasil audit
Auditor harus mengevaluasi bukti audit dan menarik kesimpulan
Auditor harus menyiapkan laporan tertulis berdasarkan kesimpulan yang diambil
3. Struktur pengendalian internal
Suatu prosesyang dijalankan oleh eksekutif ( kepala daerah, instansi,/ dinas,
pimpinan organisasi sektor public dan segenap personel yang ada didalamnya)
didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan
tujuan sebagai berikut:
a) Keandalan laporan keuagan
b) Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
c) Efektifitas dan efesiensi operasional.
Unsur –unsur pengendalian internal
1) Lingkungan pengendalian
2) Penaksiran risiko
3) Informasi komunikasi
4) Aktivitas pengendalian
5) Pemantauan.
4. Sifat- sifat pengujian audit
Sifat pengujian audit mengacuh pada sifat dan efetifitas pengujian audit yang akan
dilaksanakan pertama prosedur audit tersebut harus dapat memberikan bukti tentang
kinerja komporatif suatu entitas atau terkait dengan tujuan spesifik yang ingin dicapai
auditor. Auditor juga harus mempertimbangkan biaya relative dan efektivitas prosedur
dalam kaitannya dengan tujuan audit yang spesifik.
5. Bukti audit
Bukti audit sangat mudah memengaruhi sifat pekerjaan audit yang tercantum pada
standar ketiga pekerjaan lapangan yang menyatakan bahwa bahan bukti kompoten
yang mencukupi dapat dapat diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan
keterangan dan konfirmasi yang digunakan sebagai dasar yang layak untuk
menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. Ada beberapa hal penting
yang berkaitan dengan bukti audit yaitu:
Jenis bukti audit
a) Bukti fisik
b) Bukti konfirmasi
c) Bukti dokumenter
d) Catatan akuntansi
e) Bukti surat pernyataan tertulis
f) Bukti matematis
g) Bukti lisan
h) Bukti analitis dan perbandingan
i) Struktur pengendalian internal
j) Bukti elektronik
6. Terminologi Pengujian
Secara terminologi menurut kamus besar bahasa Indonesia pengujian berasal dari
kata uji yang berarti proses,cara,pemeriksaan atau transaksi keuangan. Pengujian
dalam audit berkaitan dengan kewajaran penajian laporan keuangan dan materialitas.
Kewajaran laporan keuangan dinilai berdasarkan asersi eksekutif.

B. SISTEM PELAKSANAAN AUDIT SEKTOR PUBLIK


1. Pengumpulan Data
a. Wawancara
Ketelitian dari pencatatan tegantung kepada ketepatan penilaian pewawancara
terhadap jawaban ataupun informasi yang diberikan pihak yang diwawancarai.
b. Me-review Dokumen
Bukti audit harus cukup, kompeten, relevan, dan bermanfaat untuk memberikan
dasar bagi temuan-temuan audit dan penyusunan rekomendasi.
c. Observasi
Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Macam-macam observasi yaitu
observasi partisipatif, observasi terus terang atau tersamar, dan observasi tak
berstruktur.
2. Analisis Data
Terdapat 3 pendekatan yang dilakukan oleh auditor dalam memeriksa laporan
keuangan klien yang telah mempergunakan Sistem Informasi Akuntansi :
a. Pemeriksaan sekitar komputer. Asumsi yang digunakan untuk pendekatan ini
adalah bila sampel output dari suatu sistem ternyata benar berdasarkan masukan
sistem tadi, maka pemrosesannya tentunya dapat diandalkan.
b. Pemeriksaan dengan komputer. Pendekatanni digunakan untuk mengotomatisasi
banyak kegiatan audit.
c. Pemeriksaan melalui komputer. Pendekatan ini lebih menekankan pula langkah
pemrosesan serta pengendalian program yang dilakukan oleh sistem komputer.
C. SIKLUS PELAKSANAAN AUDIT SEKTOR PUBLIK
1. Pengujian Kepatuhan
Dalam audit kinerja, auditor melaksanakan pengujian kepatuhan organisasi terhadap
ketentun peraturan perundang-undangan dan pengendalian internal.
2. Pengujian validitas bukti transaksi
Pengujian validitas bukti transaksi dilakukan untuk menentukan :
a) Ketepatan otorisasi transaksi akuntansi klien
b) Kebenaran pencatatan dan peringkasan transaksi tersebut dalam jurnal
c) Kebenaran pelaksanaan posting atau transaksi tersebut ke dalam buku besar dan
buku pembantu.
3. Pengujian pelaksanaan peraturan/regulasi
Entitas pemerintahan, organisasi nirlaba, atau perusahaan dapat menugasi auditor
untuk mengaudit laporan keuangan entitas tersebut berdasarkan Standar Audit
Pemerintah. Dalam melaksanakan audt berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan,
auditor harus memikul tanggungjawab melampaui tanggungjawab yang dipikul dalam
audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia.
4. Pengujian Substantif
Penentuan saat pelaksanaan pengujian substantif
Tingkat resiko deteksi yang dapat diterima, mempengaruhi penentuan waktu
pelaksanaan pengujian substantif. Jika resiko deteksi rendah, maka pengujian substantif
lebih baik dilaksanakan pada atau dekat dengan tanggal neraca.
5. Penyusunan Kuisioner
Pengumpulan data yang dilakukan auditor meliputi pengamatan dan pengukuran.
Terdapat banyak metode untuk mengumpulkan data, diantaranya adalah kuisioner,
wawancara, observasi langsung dan perhitungan.
6. Prosedur Analitis
Prosedur analitis adalah pengevaluasian informasi keuangan yang dilakukan dengan
mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan dan data nonkeuangan.
D. SIKLUS PELAKSANAAN AUDIT SEKTOR PUBLIK
1. Teknik Mengelolah Risiko Audit Sektor Publik
Risiko audit merupakan salah satu yang menjadi perhatian auditor dalam menjalankan
tugas dan tanggungjawab profesionalnya dan kemungkinan terjadinya risiko audit.
Risiko audit dapat ditimbulkan dari tingkat penemuan yang direncanakan dalam
menghadapi penyimpangan.
Risiko audit berarti auditor menerima tingkat ketidakpastian tertentu dalam
melaksanakan audit.
2. Teknik Menulis Kertas Kerja Audit
Kertas kerja audit adalah kertas-kertas yang diperoleh akuntan selama melakukan
pemeriksaan dan dikumpulkan untuk memperlihatkan pekerjaan yang telah
dilaksanakan, metode dan prosedur pemeriksaan yang diikuti serta kesimpulan-
kesimpulan yang telah dibuat.
a) Pemeriksaan telah direncanakan dan disupervisi dengan baik yang menunjukan
dilaksanakanya standar pekerjaan lapangan yang pertama.
b) Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian internal telah diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang telah
dilakukakn.
c) Bukti audit telah diperoleh, prosedur pemeriksaan yang telah diterapkan, dan
pengujian yang telah dilaksanakan, yang memberikan bukti kompoten yang cukup
sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan standar pekerjaan lapangan ketiga.
Hubungan Antar Kertas Kerja Audit
Untuk suatu bagian tugas pengauditan yang saling berkaitan, kertas kerja audit yang
dihasilakan tentu saling berkaitan pula. Dengan demikian, antar kertas kerja dapat terjadi
saling hubungan cek silang.
2.5 Contoh Pelaksanaan Audit Sektor Publik

Contoh pelaksanaan audit pendapatan dan verifikasi kinerja program pendapatan


pemeriksaan atas Pos Pendapatan Asli Daerah

1) Lakukan pengujian untuk menentukan, apakah nilai realisasi pos pendapatan pajak daerah
dan pos retribusi daerah yang dibukukan telah mencakup seluruh hak daerah yang telah
diterima oleh kas daerah pada tahun anggaran perhitungan. untuk itu, salinan rekening
koran kas daerah diperoleh, kemudian diteliti apakah terdapat setoran melalui transfer atas
pajak dan retribusi daerah yang dilakukan pada tahun anggaran perhitungan dan telah
diterima oleh kas daerah tercantum pada sisi kredit rekening koran kas daerah dan telah
dibukuka pada sisi debet, tetapi belum dibukukan dalam ayat bersangkutan dan belum
disajikan dalam lampiran perhitungan anggaran pendapatan. Apabila terjadi hal demikian,
lakukan koreksi tambah sejumlah setora yang belum dibukkan dan belum disajikan dalam
lampiran tersebut. Lakukan koreksi kurang apabila terjadi hal yang sebaliknya, yaitu
setoran pajak dan retribusi daerah yang diterima oleh kas daerah pada tahun anggaran yang
lalu tetapi baru di bukukan dan disajiakn dalam lampiran tahun anggaran perhitungan.
2) Lakukan verifikasi atas bukti-bukti penerimaan uang berupa Surat Tanda Setoran (STS)
untuk menentukan apakah posting atas penerimaan pajak dan retribusi daerah tersebut telah
sesuai dengan ayat pendapatan yang bersangkutan dan apakah telah disajikan sesuai
dengan ayat tersebut. Apabila terjadi kesalaan pembebanan, lakukan koreksi tambah dan
koreksi kurang pada masing-masing ayat dimaksud.
3) Laukakan konfirmasi pada instansi yang terkait dengan pemungutan pajak daerah seperti
PT PLN atas pemungutan PPJU, yaitu untu menentukan apakah jumlah PPJU yang
disetorkan ke kas daerah telah dibukukan dan ayat pendapatan PPJU, adalah pendapatan
bruto yang belum dipotong upah pungut dan belum dikompensasikan dengan pembayaran
rekening listrik pemda. Apabila pendapatan PPJU yang dibukukan dan disajikan dalam
lampiran tersebut, adalah pendapatan neto, maka koreksi tambah pada ayat pendapatan
PPJU dilakukan sebesar upah pungut ditambah biaya rekening listrik pemda, sekaligus
lakukan pula koreksi tambah pada pasal biaya upah pungut dan pasar belanja ongkos kantor
untuk langganan listrik.
4) Dari hasil konfirmasi tersebut diatas, kesalahan penyetoran atas pendapatan PPJU oleh PT
PLN diketahui, misalnya PPJU yang semestinya merupakan hak pemerintah daerah “X”/
tetapi , oleh PT PLN disetorkan ke kas pemerintah daerah “y”. Hal ini berati bahwa, bagi
pemerintah daerah ”Y”, ada bagian pendapatan PPJU yang bukan haknya; atas kejadian,
apabila sampai akhir tahun anggaran belum disetorkan kembali dan tidak disajikan sebagai
pendapat dalam perhitungan UKP tahun anggaran perhitungan pemerintah daerah “Y”,
lakukan koreksi kurang pada lampiran ayat pendapatan PPJU sebesar pendapatan PPJU
yang bukan haknya, dan lakukan pula koreksi tambah sebesar PPJU yang bukan haknya
tersebut.
5) Apabila kejadian seperti tersebut diatas (butir 4), oleh pemerintah daerah “Y” pada tahun
anggaran perhitungan telah dikembalikan kepada pemerintah daerah “X”, tetapi nilainya
melebihi dan yang bukan menjadi haknya, dan ternyata atas kelebihan pengeluaran tersebut
tidak dimuat dalam bagian, pos, pasal belanja , maka koreksi tambah sebesar kelebihan
tersebut dilakukan atas belanja dan lakukan koreksi dengan memuat pada sisi pendapatan
sejumlah PPJU yang menjadi hak pemerintah daerah “X” dan memuat pada sisi belanja
sejumlah yang dikembalikan (termasuk kelebihannya).
6) Lakukan pengujian untuk menentukan, apakah pengembalian pajak daerah skepada wajib
pajak yang dilakukan dengan penerbitan SPMU pada tahun anggaran perhitungan yang
telah diperhitungkan dengan mengurangi nilai realisasi penerimaan pajak daerah yang
disajikan dalam lampiran pada ayat bersangkutan. Bila belum dikurangkan, lakukan
koreksi kurang sebesar pengembalian pajak tersebut.

Contoh pelaksanaan audit pembiayaan dan verifikasi kinerja program pembiayaan


➢ Dokumen sumber transaksi pembiayaan penerimaan
Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk mencatat transaksi
pembiayaan penerimaan adalah :

No Jenis Transaksi Dokumen Sumber Lampiran Dokumen


Sumber

1 Penggunaan SILPA tahun anggaran Copy surat perintah - Nota kredit


sebelumnya. pemindahbukuan. bank
2 Pencairan dana cadang. Copy surat perintah - Nota kredit
pemindahbukuan. bank

3 Hasil penjualan kekayaan daerah Surat tanda setor. - Nota kredit


yang dipisahkan. bank
- Nota kredit
4 Penerimaan pinjaman daerah. - Surat tanda bukti
bank
penerimaan/bukti
transfer.
- Bukti penjualan
obligasi.

5 Penerimaan kembali pemberian Surat Tanda Setor (STS) - Bukti


pinjaman. transfer.
- Nota kredit
bank.

6 Penerimaan piutang daerah Surat Tanda Setor (STS) - Bukti


transfer.
- Nota kredit
bank.

➢ Dokumen sumber transaksi pembiayaan pengeluaran


Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar untuk mencatat transaksi
pembiayaan pengeluaran adalah :

No Jenis Transaksi Dokumen Sumber Lampiran Dokumen


Sumber

1 Pengisian dana cadangan. Surat perintah - SPD


pencairan dana - SPM
(SP2D) perda tentang
dana cadangan.
2 Penyertaan modal pemerintah daerah. Surat Perintah - SPD
Pencairan Dana - SPM
(SP2D)

3 Pembayaran pokok pinjaman. Surat Perintah - SPD


Pencairan Dana - SPM
(SP2D)

4 Pemberian pinjaman daerah. Surat Perintah - SPD


Pencairan Dana - SPM
(SP2D) - Perjanjian
pinjaman.

Anda mungkin juga menyukai