Anda di halaman 1dari 3

1.

Jelaskan pengertian, isi, tujuan, serta faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan kertas
kerja!
a) Pengertian kertas kerja
Catatan yang diselenggarakan oleh auditor mengenai prosedur audit yang ditempuhnya,
pengujian yang dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dan simpulan yang dibuatnya
sehubungan dengan auditnya. Kertas kerja merupakan mata rantai yang menghubungkan
catatan akuntansi klien dengan laporan audit yang dihasilkan oleh auditor.Isi kertas kerja
b) Isi kertas kerja
Kertas kerja biasanya harus berisi dokumentasi yang memperlihatkan (a) telah dilaksanakannya
standar pekerjaan lapangan pertama, yaitu pemeriksaan telah direncanakan dan disupervisi
dengan baik, (b) telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan kedua, yaitu pemahaman
memadai atas pengendalian intern telah diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan
sifat, saat, dan lingkup pengujian yang telah dilakukan, dan (c) telah dilaksanakannya standar
pekerjaan lapangan ketiga, yaitu bukti audit telah diperoleh, prosedur pemeriksaan telah
diterapkan, dan pengujian telah dilaksanakan yang memberikan bukti kompeten yang cukup
sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan.
c) Tujuan kertas kerja
1) Untuk mengkoordinasi dan mengorganisasi semua tahap pemeriksaan.
2) Untuk mendukung pendapat akuntan atas laporan keuangan yang diperiksannya.
3) Untuk menguatkan kesimpulan-kesimpulan akuntan dan kompetensi pemeriksaannya.
4) Untuk pedoman dalam pemeriksaan berikutnya.
d) Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan kertas kerja
1) Lengkap
 Berisi semua imformasi yang pokok, menentuakn komposisi semua data
penting yang dicamtumkan dalam kertas kerja.
 Tidak memerlukan tambahan penjelasan secara lisan. Artinya kertas kerja
harus jelas dapat berbicara sendiri, harus berisi imformasi yang lengkap, tidak
berisi imformasi yang belum jelas atau pertanyaan yang belum dijawab.
2) Teliti
Dalam pembuatan kerja, akuntan harus memperhatikan ketelitian dalam penulisan dan
perhitungan sehingga kertas kerjanya bebas dari kesalahan tulis dan perhitungan.
3) Ringkas
Kertas kerja harus dibatasi pada imformasi yang pokok-pokok saja yang relevan
dengan tujuan pemeriksaan yang dilakukan serta disajikan dengan ringkas . untuk
menghindari rincian-rincian yang tidak perlu. Analisis yang perlukan oleh seorang
akuntan harus merupakan peringkasan dan penapsiran data dan bukan hanya
merupakan penyalinan catatan klien kedalam kertas kerja.
4) Jelas
Kejeasan dalam imformasi kepada pihak-pihak yang akan memeriksa kertas kerja perlu
diusahakan oleh akuntan. Penggunaan ini istilah yang menimbulkan arti ganda perlu
dihindari. Penyajian imformasi secara sistematik perlu dilakukan.
5) Rapi
Kerapian dalam pembuatan kertas kerja dan keteraturan penyusunan kertas kerja akan
membantu akuntan senior dalam menela’ah hasil pekerjaan stafnya serta memudahkan
memperoleh imformasi dari kertas kerja tersebut.

2. Jelaskan secara singkat tahap-tahap dalam proses audit atas laporan keuangan perusahaan
Menurut Arens, Elder dan Beasley (2003;226-228) ada 4 tahap dalam proses audit, yaitu
1) Merencanakan dan mendesain pendekatan audit
Ada 2 pertimbangan utama yang mempengaruhi jenis pendekatan yang akan digunakan
oleh auditor, yaitu : harus terkumpulnya bukti audit yang cukup kompeten agar dapat
memenuhi tanggung jawab profesional auditor dan biaya pengumpulan bukti audit ini
haruslah seminimal mungkin. Pertimbangan atas pengumpulan bukti audit yang cukup
kompeten serta kewajiban untuk mengendalikan biaya audit membuat diperlukannya
suatu perencanaan audit. Rencanan audit ini harus menghasilkan suatu pendekatan
audit
2) Melaksanakan uji pengendalian dan uji substantif atas transaksi
Ketika auditor telah mengurangi taksiran resiko pengendalian dengan mendasarkan diri
pada pengidentifikasian pengendalian, ia selanjutnya dapat mengurangi lingkup audit
pada sejumlah tempat di mana akurasi informasi dalam laporan keuangan yang terkait
langsung dengan berbagai pengendalian tersebut harus didukung oleh pengumpulan
berbagai bukti audit. Untuk menyesuaikan semula, maka auditor harus melakukan uji
atas efektivitas dari pengendalian tersebut. Prosedur – prosedur yang terkait dengan
jenis uji semacam ini umumnya disebut sebagai uji pengendalian (test of control).
Auditor juga harus melakukan evaluasi atas pencatatan berbagai transaksi yang
dilakukan oleh klien dengan memverifikasi nilai moneter dari berbagai transaksi itu.
Verifikasi ini dikenal sebagai uji subtantif atas transaksi.
3) Melaksanakan prosedur analitis dan uji rincian saldo
Prosedur analitis menggunakan perbandingan – perbandingan serta berbagai hubungan
untuk menilai apakah saldo akun – akun atau tampilan data – data lainnya tampak
wajar. Sedangkan uji rincian saldo merupakan berbagai prosedur spesifik yang
ditujukan untuk menguji salah saji moneter pada akun – akun dalam laporan keuangan.
4) Melengkapi proses audit dan menerbitkan laporan audit
Setelah auditor melengkapi semua prosedur bagi setiap tujuan audit dan bagi setiap
akun dalam laporan keuangan, merupakan hal yang penting untuk menghubungkan
semua informasi yang diperoleh untuk mencapai suatu kesimpulan menyeluruh tentang
apakah suatu laporan keuangan itu telah disajikan secara wajar. Hal ini merupakan
suatu proses yang sangat subyektif yang bersandar sepenuhnya pada pertimbangan
profesional auditor. Pada prakteknya, auditor secara terus – menerus akan
menggabungkan semua informasi yang diperolehnya sepanjang suatu proses audit.
Penggabungan akhir adalah suatu penyajian akhir pada saat akhir penugasan audit. Saat
suatu proses audit telah selesai dilakukan, akuntan publik harus menerbitkan sebuah
laporan audit untuk melengkapi laporan keuangan yang dipublikasikan klien.

Anda mungkin juga menyukai