Pelaksanaan
Minggu ke
Kegiatan Perpajakan tugas *) Keterangan
Hari/Tanggal
Ya Tidak
Tuweb IV:
Pemeriksaan Minggu V
a. Penyusunan rencana 07 – 11 - Tahapan : Praktik (a)
November √ dilakukan pada tanggal 07
pemeriksaan
2022 - 08 November 2022.
- Ringkasan pembahasan :
Berdasarkan Peraturan
Direktorat Jenderal
Pajak Nomor Per-
23/PJ/2013 tentang
Standar Pemeriksaan,
pemeriksaan adalah
serangkaian kegiatan
menghimpun dan
mengolah data,
keterangan, dan/atau bukti
yang dilaksanakan secara
objektif dan professional
berdasarkan suatu standar
pemeriksaan untuk
menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban
perpajakan dan/atau untuk
tujuan lain dalam rangka
melaksanakan ketentuan
peraturan perundang-
undangan perpajakan.
Penyusunan Rencana
Pemeriksaan (audit plan),
meliputi :
- Rencana Pemeriksaan
disusun oleh Supervisor
- Rencana Pemeriksaan
disusun berdasarkan
identifikasi masalah
yang dilakukan
Supervisor atas data
Wajib Pajak yang telah
dikumpulkan dan
dipelajari
- Rencana Pemeriksaan
harus ditelaah dan
mendapat persetujuan
dari Kepala UP2
sebelum SP2 diterbitkan
- Rencana Pemeriksaan
antara lain berisi :
1) Identitas
Wajib Pajak yang
memberikan
gambaran umum
mengenai Wajib
Pajak;
2) Identitas tim
Pemeriksa Pajak yang
berisi susunan tim dan
jumlah SP2 yang
sedang dikerjakan tim
Pemeriksa Pajak yang
bersangkutan; dan
3) Uraian
Rencana Pemeriksaan
yang berisi informasi
mengenai identifikasi
masalah, perkiraan
tanggal selesai
Pemeriksaan, serta
pos-pos yang akan
diperiksa.
- Rencana Pemeriksaan
dapat dilakukan
perubahan jika
Pemeriksa Pajak
menemukan kondisi
yang berbeda saat
melakukan Pemeriksaan
terhadap Wajib Pajak
dengan kondisi awal
yang dijadikan
pertimbangan saat
membuat Rencana
Pemeriksaan
- Perubahan Rencana
Pemeriksaan dapat
disetujui atau ditolak
berdasarkan
pertimbangan Kepala
UP2
- Perubahan Rencana
Pemeriksaan harus
memperhatikan jangka
waktu Pemeriksaan
Pemeriksaan
Gambaran Umum Tugas Pokok :
- Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2020 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 210/PMK.01/2017 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Instansi
Vertikal Direktorat Jenderal Pajak, Seksi Pemeriksaan telah bergabung dengan Seksi Penagihan dan
berubah nama menjadi Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan (P3). Seksi Pemeriksaan,
Penilaian, dan Penagihan mempunyai tugas yaitu melakukan analisis, penjabaran, dan pengelolaan
dalam rangka pencapaian target penerimaan pajak melalui pelaksanaan pemeriksaan, pelaksanaan
penilaian properti, bisnis, dan aset tak berwujud, pelaksanaan tindakan penagihan, penundaan dan
angsuran tunggakan pajak, serta melakukan penatausahaan piutang pajak, dan melakukan
pengelolaan administrasi penetapan dan penerbitan produk hukum dan produk pemeriksaan,
penilaian, dan penagihan.
- Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan terdiri dari Kepala Seksi, Jurusita Pajak, serta
pelaksana.
- Dalam hal pemeriksaan juga terdapat Fungsional Pemeriksa Pajak yang memiliki tugas untuk
melakukan pengujian kepatuhan perpajakan dan/ atau penegakan hukum perpajakan, termasuk
pemeriksaan perpajakan dan tindakan analisis untuk kepentingan perpajakan.
Jurusita Pelaksana
Pelaksanaan Pemeriksaan harus didahului dengan persiapan yang baik sesuai dengan tujuan
Pemeriksaan, yang paling sedikit meliputi kegiatan mengumpulkan dan mempelajari data Wajib
Pajak, menyusun Rencana Pemeriksaan (audit plan), dan menyusun Program Pemeriksaan (audit
program), serta mendapat pengawasan yang seksama.
Adapun tata cara persiapan pemeriksaan dilaksanakan sesuai dengan SOP PPHC30-00417 tentang
Standar Operasional Prosedur Persiapan Pemeriksaan Untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan
Kewajiban Perpajakan.
*Bagan Alur (Flowchart) SOP PPHC30-00417
Penjelasan :
1. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menerima Persetujuan/Instruksi/Penugasan Pemeriksaan.
Selanjutnya Kepala Kantor Pelayanan Pajak menunjuk Supervisor dan menugaskan Kepala
Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan untuk membuat Nota Dinas Penunjukan
Supervisor yang disertai dengan Daftar Berkas Wajib Pajak Yang Dipinjamkan Dalam Rangka
Pemeriksaan.
2. Kepala Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan menerima penugasan kemudian
menugaskan Pelaksana Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan untuk:
- melakukan peminjaman Berkas Wajib Pajak kepada seksi terkait dengan SOP Tata Cara
Peminjaman dan Pengembalian Berkas Pemeriksaan di Kantor Pelayanan Pajak; dan
- membuat konsep Nota Dinas Penunjukan Supervisor yang disertai dengan Daftar Berkas
Wajib Pajak Yang Dipinjamkan Dalam Rangka Pemeriksaan.
3. Pelaksana Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan melakukan peminjaman berkas
pemeriksaan kepada seksi terkait dengan SOP Tata Cara Peminjaman dan Pengembalian Berkas
Pemeriksaan di Kantor Pelayanan Pajak. Setelah mendapatkan tanggapan dari seluruh seksi
terkait, Pelaksana Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan membuat konsep Nota Dinas
Penunjukan Supervisor yang disertai dengan Daftar Berkas Wajib Pajak Yang Dipinjamkan
Dalam Rangka Pemeriksaan kemudian menyampaikan kepada Kepala Seksi Pemeriksaan,
Penilaian, dan Penagihan.
4. Kepala Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan meneliti dan menyetujui konsep Nota
Dinas Penunjukan Supervisor yang disertai dengan Daftar Berkas Wajib Pajak Yang
Dipinjamkan Dalam Rangka Pemeriksaan dan selanjutnya menyampaikan kepada Kepala
Kantor Pelayanan Pajak.
5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani konsep Nota Dinas
Penunjukan Supervisor disertai dengan Daftar Berkas Wajib Pajak Yang Dipinjamkan Dalam
Rangka Pemeriksaan dan kemudian menyampaikan kepada Kepala Seksi Pemeriksaan,
Penilaian, dan Penagihan untuk diteruskan kepada Supervisor yang ditunjuk.
6. Kepala Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan menerima Nota Dinas Penunjukan
Supervisor yang disertai dengan Daftar Berkas Wajib Pajak Yang Dipinjamkan Dalam Rangka
Pemeriksaan kemudian menugaskan Pelaksana Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan
untuk menyampaikannya kepada Supervisor yang ditunjuk.
7. Pelaksana Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan menyampaikan Nota Dinas
Penunjukan Supervisor yang disertai dengan Daftar Berkas Wajib Pajak Yang Dipinjamkan
Dalam Rangka Pemeriksaan dan Berkas Pemeriksaan kepada Supervisor yang ditunjuk.
8. Supervisor menerima Nota Dinas Penunjukan Supervisor yang disertai dengan Daftar Berkas
Wajib Pajak Yang Dipinjamkan Dalam Rangka Pemeriksaan dan Berkas Pemeriksaan.
9. Supervisor mempelajari dan menelaah profil Wajib Pajak termasuk hasil analisis risiko yang
telah dilakukan oleh Seksi Pengawasan I/II/III/IV/V/VI serta dokumen dan berkas Wajib Pajak
untuk memperoleh gambaran yang lengkap tentang kegiatan usaha Wajib Pajak termasuk
benchmark, data dan informasi yang terkait dengan Wajib Pajak, kemudian menyusun KKP
Identifikasi Masalah, usulan Rencana Pemeriksaan serta konsep Program Pemeriksaan dan
menyampaikan konsep Usulan Rencana Pemeriksaan serta konsep Program Pemeriksaan
kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak. Konsep Program Pemeriksaan yang disusun tersebut
memuat pilihan metode pemeriksaan, teknik pemeriksaan, dan prosedur pemeriksaan.
10. Kepala KPP menyetujui dan menandatangani usulan Rencana Pemeriksaan serta konsep
Program Pemeriksaan, kemudian menyampaikan kepada Supervisor. Selanjutnya, Kepala KPP
menugaskan Kepala Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan untuk menerbitkan Surat
Perintah Pemeriksaan (SP2).
11. Kepala Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan menerbitkan Surat Perintah Pemeriksaan
dengan SOP Tata Cara Penerbitan Surat Perintah Pemeriksaan (SP2) di KPP.
12. Setelah Rencana Pemeriksaan dan Program Pemeriksaan disetujui dan Surat Perintah
Pemeriksaan diterbitkan, Tim Pemeriksa Pajak menyiapkan sarana pemeriksaan untuk
melaksanakan pemeriksaaan, antara lain Tanda Pengenal Pemeriksa Pajak, Surat Perintah
Pemeriksaan, Surat Pemberitahuan Pemeriksaan dan sarana pemeriksaan lainnya.
Revitalisasi proses bisnis pemeriksaan dilakukan melalui penyusunan peta kepatuhan dan
Daftar Sasaran Prioritas Penggalian Potensi, pembentukan Komite Perencanaan Pemeriksaan,
pembagian kebijakan penerbitan penugasan pemeriksaan, pengendalian mutu pelaksanaan
pemeriksaan, alokasi dan pengelolaan SDM pemeriksaan, percepatan restitusi PPN dan
penggunaan sarana dan prasarana pemeriksaan.
*Bagan Alur (Flowchart) Proses Bisnis Pemeriksaan
Revitalisasi proses bisnis pemeriksaan dilakukan melalui pelaksanaan hal-hal sebagai berikut:
1. Penyusunan Peta Kepatuhan dan Daftar Sasaran Prioritas Penggalian Potensi (DSP3)
Penyusunan peta kepatuhan Wajib Pajak dan DSP3 pada masing-masing KPP diperlukan
dalam rangka meningkatkan kualitas penggalian potensi sehubungan dengan optimalisasi
penerimaan pajak dari kegiatan pengawasan serta pencairan Surat Ketetapan Pajak
(pemeriksaan dan penagihan) dalam tahun berjalan. Peta kepatuhan dan DSP3 disusun agar
setiap KPP dapat menentukan secara spesifik daftar Wajib Pajak yang akan dilakukan
penggalian potensi. Penyusunan peta kepatuhan dan DSP3 dilakukan berdasarkan analisis
terhadap seluruh data dan informasi yang dimiliki oleh KPP dengan mengkombinasikan baik
data yang berasal dari sistem informasi yang dimiliki DJP maupun data berdasarkan fakta
lapangan. Agar DSP3 berisi daftar Wajib Pajak yang memiliki potensi tinggi dan sesuai
dengan peta kepatuhan maka DSP3 tersebut dapat di-update oleh KPP sepanjang tahun
berjalan. Oleh karena itu, penggalian potensi dalam tahun berjalan pada setiap KPP hanya
dapat dilakukan terhadap Wajib Pajak yang telah terdapat dalam DSP3, kecuali KPP
memperoleh keterangan lain berupa data konkret yang dapatditindaklanjuti secara tersendiri
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Peningkatan Kualitas Penentuan Wajib Pajak yang dilakukan pemeriksaan melalui
Pembentukan Komite Perencanaan Pemeriksaan. Dalam rangka meningkatkan kualitas
pemeriksaan rutin dan pemeriksaan khusus berdasarkan DSPP dengan ruang lingkup
pemeriksaan seluruh jenis pajak, dilakukan pembentukan Komite Perencanaan Pemeriksaan
baik pada tingkat pusat maupun tingkat Kanwil DJP.
3. Kebijakan Penerbitan Instruksi/Persetujuan/Penugasan Pemeriksaan (Direktur Pemeriksaan
dan Penagihan, Kepala Kanwil DJP, Kepala KPP)
4. Pengendalian Mutu Pelaksanaan Pemeriksaan
Untuk meningkatkan kualitas pemeriksaan, diperlukan upaya pengendalian baik dalam bentuk
Bimbingan Teknis, Pendampingan, Pembahasan Konsep Temuan, Review, Peer Review,
maupun Quality Assurance. Ketentuan lebih lanjut sehubungan dengan pengendalian kualitas
pemeriksaan mengacu kepada kebijakan yang mengatur mengenai pengendalian mutu
pemeriksaan.
5. Alokasi dan Pengelolaan SDM di Bidang Pemeriksaan, yang terdiri dari :
SDM Manajerial Pemeriksaan
SDM Pelaksana Kegiatan Pemeriksaan
6. Percepatan Restitusi PPN
7. Penggunaan sarana dan prasarana pemeriksaan (audit tools)
Penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan (SP2) merupakan salah satu dari beberapa
tahapan pemeriksaan pajak. Penerbitan Surat Perintah Pemeriksaan (SP2) ini dilakukan sesuai
dengan SOP PPHC30-00405 tentang Standar Operasional Prosedur Penerbitan Surat Perintah
Pemeriksaan.
Penjelasan :
1. Berdasarkan Rencana Pemeriksaan dan Program Pemeriksaan yang telah disetujui, Kepala
Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan menugaskan Pelaksana Seksi Pemeriksaan,
Penilaian, dan Penagihan untuk menyusun konsep SP2 dan konsep Surat Pemberitahuan
Pemeriksaan Lapangan/Surat Panggilan Dalam Rangka Pemeriksaan Kantor.
2. Pelaksana Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan membuat konsep Surat Perintah
Pemeriksaan dan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan/Surat Panggilan Dalam Rangka
Pemeriksaan Kantor;
a. dalam hal pemeriksaan dilakukan dengan jenis Pemeriksaan Lapangan, Pelaksana Seksi
Pemeriksaan menyusun dan menyampaikan konsep Surat Perintah Pemeriksaan dan Surat
Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan kepada Kepala Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan
Penagihan;
b. dalam hal pemeriksaan dilakukan dengan jenis Pemeriksaan Kantor, Pelaksana Seksi
Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal menyusun dan menyampaikan konsep Surat Perintah
Pemeriksaan dan Surat Panggilan Dalam Rangka Pemeriksaan Kantor kepada Kepala Seksi
Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan.
3. Kepala Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan meneliti, menyetujui, dan menyampaikan
konsep SP2 dan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan/Surat Panggilan Dalam Rangka
Pemeriksaan Kantor kepada Kepala KPP;
4. Kepala KPP menyetujui, menandatangani dan menyampaikan konsep SP2 dan Surat
Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan/Surat Panggilan Dalam Rangka Pemeriksaan Kantor
kepada Kepala Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan;
5. Kepala Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan menugaskan Pelaksana Seksi
Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan untuk menatausahakan dan menyampaikan SP2 dan
Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan/Surat Panggilan Dalam Rangka Pemeriksaan
Kantor kepada Tim Pemeriksa Pajak;
6. Pelaksana Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan menatausahakan dan menyampaikan
SP2 dan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan/Surat Panggilan Dalam Rangka
Pemeriksaan Kantor kepada Tim Pemeriksa Pajak ssuai dengan SOP tentang Penyampaian
Naskah Dinas di Kantor Pelayanan Pajak.
1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 210/PMK.01/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2020.
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pemeriksaan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2015.
3. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 23/PJ/2013 tentang Standar Pemeriksaan.
4. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor 126/PJ/2010 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Pemeriksaan (audit plan) Untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban
Perpajakan.
5. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-15/PJ/2018 Tentang Kebijakan Pemeriksaan
6. Standar Operasional Prosedur Nomor SOP PPHC30-00417 tentang Standar Operasional
Prosedur Persiapan Pemeriksaan Untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban
Perpajakan.
7. Standar Operasional Prosedur Nomor dengan SOP PPHC30-00405 tentang Standar
Operasional Prosedur Penerbitan Surat Perintah Pemeriksaan.