Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN MINGGUAN MAGANG/PRAKTIK KERJA

Nama : Muan Raudina Ammy


NIM : 043862594
Kode dan Nama Mata Kuliah : PAJA3350 / Praktik Kerja Perpajakan
Nama Pembimbing : Roza Thohiri SE., M.Si
Tempat Magang / Praktik Kerja : KPP Pratama Kabanjahe

Pelaksanaan
Minggu ke
Kegiatan Perpajakan tugas *) Keterangan
Hari/Tanggal
Ya Tidak
Tuweb IV:
Pemeriksaan Minggu V
a. Penyusunan rencana 07 – 11 - Tahapan : Praktik (a)
November √ dilakukan pada tanggal 07
pemeriksaan
2022 - 08 November 2022.
- Ringkasan pembahasan :
Berdasarkan Peraturan
Direktorat Jenderal
Pajak Nomor Per-
23/PJ/2013 tentang
Standar Pemeriksaan,
pemeriksaan adalah
serangkaian kegiatan
menghimpun dan
mengolah data,
keterangan, dan/atau bukti
yang dilaksanakan secara
objektif dan professional
berdasarkan suatu standar
pemeriksaan untuk
menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban
perpajakan dan/atau untuk
tujuan lain dalam rangka
melaksanakan ketentuan
peraturan perundang-
undangan perpajakan.
Penyusunan Rencana
Pemeriksaan (audit plan),
meliputi :
- Rencana Pemeriksaan
disusun oleh Supervisor
- Rencana Pemeriksaan
disusun berdasarkan
identifikasi masalah
yang dilakukan
Supervisor atas data
Wajib Pajak yang telah
dikumpulkan dan
dipelajari
- Rencana Pemeriksaan
harus ditelaah dan
mendapat persetujuan
dari Kepala UP2
sebelum SP2 diterbitkan
- Rencana Pemeriksaan
antara lain berisi :
1) Identitas
Wajib Pajak yang
memberikan
gambaran umum
mengenai Wajib
Pajak;
2) Identitas tim
Pemeriksa Pajak yang
berisi susunan tim dan
jumlah SP2 yang
sedang dikerjakan tim
Pemeriksa Pajak yang
bersangkutan; dan
3) Uraian
Rencana Pemeriksaan
yang berisi informasi
mengenai identifikasi
masalah, perkiraan
tanggal selesai
Pemeriksaan, serta
pos-pos yang akan
diperiksa.
- Rencana Pemeriksaan
dapat dilakukan
perubahan jika
Pemeriksa Pajak
menemukan kondisi
yang berbeda saat
melakukan Pemeriksaan
terhadap Wajib Pajak
dengan kondisi awal
yang dijadikan
pertimbangan saat
membuat Rencana
Pemeriksaan
- Perubahan Rencana
Pemeriksaan dapat
disetujui atau ditolak
berdasarkan
pertimbangan Kepala
UP2
- Perubahan Rencana
Pemeriksaan harus
memperhatikan jangka
waktu Pemeriksaan

- Tahapan : Praktik (b)


b. Pengawasan pelaksanaan √ dilakukan pada tanggal 09
aturan pemeriksaan, - 10 November 2022.
penerbitan dan - Ringkasan pembahasan :
penyaluran Surat Perintah Berdasarkan Surat
Pemeriksaan Pajak serta Edaran Direktur
administrasi Jenderal Pajak Nomor
SE-15/PJ/2018 Tentang
pemeriksaan perpajakan Kebijakan Pemeriksaan,
lainnya proses bisnis pemeriksaan
merupakan suatu
rangkaian prosedur
kegiatan pemeriksaan
pajak, yang terdiri dari tiga
komponen utama yang
saling menunjang satu
sama lain dalam
pelaksanaan pemeriksaan.
Komponen utama dalam
kegiatan pemeriksaan
tersebut yaitu:
 proses pemilihan
Wajib Pajak yang
diperiksa yang
dilakukan secara
objektif,transparan dan
dapat diandalkan;
 optimalisasi
kinerja Sumber
Daya Manusia
(SDM) Pemeriksa
Pajak sebagai
pelaksana
kegiatan
pemeriksaan; dan
 perbaikan terus-
menerus
(continuous
improvements )
atas peraturan
perpajakan di
bidang
pemeriksaan.

Revitalisasi proses bisnis


pemeriksaan dilakukan
melalui penyusunan peta
kepatuhan dan
Daftar Sasaran Prioritas
Penggalian Potensi,
pembentukan Komite
Perencanaan
Pemeriksaan,
pembagian kebijakan
penerbitan penugasan
pemeriksaan,
pengendalian mutu
pelaksanaan
pemeriksaan, alokasi
dan pengelolaan SDM
pemeriksaan,
percepatan restitusi
PPN dan penggunaan
sarana dan prasarana
pemeriksaan.

Pemeriksaan
Gambaran Umum Tugas Pokok :
- Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2020 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 210/PMK.01/2017 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Instansi
Vertikal Direktorat Jenderal Pajak, Seksi Pemeriksaan telah bergabung dengan Seksi Penagihan dan
berubah nama menjadi Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan (P3). Seksi Pemeriksaan,
Penilaian, dan Penagihan mempunyai tugas yaitu melakukan analisis, penjabaran, dan pengelolaan
dalam rangka pencapaian target penerimaan pajak melalui pelaksanaan pemeriksaan, pelaksanaan
penilaian properti, bisnis, dan aset tak berwujud, pelaksanaan tindakan penagihan, penundaan dan
angsuran tunggakan pajak, serta melakukan penatausahaan piutang pajak, dan melakukan
pengelolaan administrasi penetapan dan penerbitan produk hukum dan produk pemeriksaan,
penilaian, dan penagihan.
- Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan terdiri dari Kepala Seksi, Jurusita Pajak, serta
pelaksana.
- Dalam hal pemeriksaan juga terdapat Fungsional Pemeriksa Pajak yang memiliki tugas untuk
melakukan pengujian kepatuhan perpajakan dan/ atau penegakan hukum perpajakan, termasuk
pemeriksaan perpajakan dan tindakan analisis untuk kepentingan perpajakan.

Kepala Seksi P3 Fungsional


Pemeriksa Pajak

Jurusita Pelaksana

*Struktur Organisasi Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan


A. Penyusunan rencana pemeriksaan
Berdasarkan Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor 23/PJ/2013 tentang Standar
Pemeriksaan, pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data,
keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan professional berdasarkan suatu
standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk
tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Pelaksanaan Pemeriksaan harus didahului dengan persiapan yang baik sesuai dengan tujuan
Pemeriksaan, yang paling sedikit meliputi kegiatan mengumpulkan dan mempelajari data Wajib
Pajak, menyusun Rencana Pemeriksaan (audit plan), dan menyusun Program Pemeriksaan (audit
program), serta mendapat pengawasan yang seksama.

Penyusunan Rencana Pemeriksaan (audit plan), meliputi :


- Rencana Pemeriksaan disusun oleh Supervisor
- Rencana Pemeriksaan disusun berdasarkan identifikasi masalah yang dilakukan Supervisor
atas data Wajib Pajak yang telah dikumpulkan dan dipelajari
- Rencana Pemeriksaan harus ditelaah dan mendapat persetujuan dari Kepala UP2 sebelum
SP2 diterbitkan
- Rencana Pemeriksaan antara lain berisi :
4) Identitas Wajib Pajak yang memberikan gambaran umum mengenai Wajib Pajak;
5) Identitas tim Pemeriksa Pajak yang berisi susunan tim dan jumlah SP2 yang sedang
dikerjakan tim Pemeriksa Pajak yang bersangkutan; dan
6) Uraian Rencana Pemeriksaan yang berisi informasi mengenai identifikasi masalah,
perkiraan tanggal selesai Pemeriksaan, serta pos-pos yang akan diperiksa.
- Rencana Pemeriksaan dapat dilakukan perubahan jika Pemeriksa Pajak menemukan
kondisi yang berbeda saat melakukan Pemeriksaan terhadap Wajib Pajak dengan kondisi
awal yang dijadikan pertimbangan saat membuat Rencana Pemeriksaan
- Perubahan Rencana Pemeriksaan dapat disetujui atau ditolak berdasarkan pertimbangan
Kepala UP2
- Perubahan Rencana Pemeriksaan harus memperhatikan jangka waktu Pemeriksaan
Sesuai dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor 126/PJ/2010 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Pemeriksaan (audit plan) Untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban
Perpajakan, prosedur penyusunan rencana pemeriksaan dilakukan sebagai berikut :
1. Kepala UP2 harus membuat Nota Dinas Penunjukan Supervisor untuk menyusun usulan
Rencana Pemeriksaan setelah menerima instruksi/persetujuan/penugasan pemeriksaan atau
Lembar Penugasan Pemeriksaan (LP2).
2. Nota Dinas Penunjukan Supervisor harus disertai dengan berkas WP yang diperlukan dalam
penyusunan usulan Rencana Pemeriksaan, antara lain Surat Pemberitahuan (SPT), Laporan
Keuangan minimal 2 (dua) tahun terakhir atau sesuai data yang tersedia, Profil WP, Laporan
Hasil Pemeriksaan (LHP) sebelumnya, dan data lain yang relevan.
3. Berkas sebagaimana dimaksud dalam angka 2 dirinci dalam Daftar Berkas Wajib Pajak Yang
Dipinjamkan Dalam Rangka Pemeriksaan, yang merupakan lampiran Nota Dinas Penunjukan
Supervisor.
4. Berdasarkan nota dinas sebagaimana dimaksud dalam angka 1, Supervisor menyusun KKP
Identifikasi Masalah untuk menentukan pos-pos SPT atau turunannya yang akan diperiksa dan
perlu dilakukan pengujian. KKP Identifikasi Masalah merupakan KKP Pendukung dari
Rencana Pemeriksaan.
5. Penyusunan KKP Identifikasi Masalah sebagaimana dimaksud dalam angka 4 didasarkan pada
data dan/atau informasi yang tersedia, antara lain:
a. KKP Perbandingan Data Keuangan Wajib Pajak minimal 2 (dua) tahun terakhir atau sesuai
dengan data yang tersedia, yaitu:
1) dalam hal Wajib Pajak menyelenggarakan pembukuan :
- Neraca Komparatif; dan
- Laba Rugi Komersial Komparatif dan/atau SPT Tahunan PPh Badan/Orang Pribadi
Komparatif.
2) dalam hal Wajib Pajak menyelenggarakan pencatatan :
- Harta dan Kewajiban Komparatif; dan
- Peredaran Bruto Komparatif dan/atau SPT Tahunan Orang Pribadi Komparatif;
b. informasi dari Profil Wajib Pajak yang telah disusun oleh Account Representative;
c. LHP sebelumnya; dan/atau
d. data lain yang relevan yang meliputi alat keterangan, analisis risiko, hasil analisis dan
pengembangan IDLP, dan/atau informasi intern dan ekstern yang tersedia.
6. Penyusunan KKP Identifikasi Masalah sebagaimana dimaksud dalam angka 4 dilakukan
dengan langkah-langkah antara lain sebagai berikut:
a. lakukan analisis rasio data keuangan yang terkait dengan pos-pos SPT;
b. lakukan analisis trend dan benchmark dengan industri atau perusahaan sejenis;
c. lakukan ekualisasi antara pos SPT PPh Badan/Orang Pribadi dengan objek pajak lainnya;
dan/atau
d. lakukan analisis keterkaitan antara alat keterangan, analisis risiko yang dibuat oleh Account
Representative, hasil analisis dan pengembangan IDLP, dan informasi intern dan ekstern
yang tersedia.
7. Berdasarkan KKP Identifikasi Masalah, Supervisor menyusun Usulan Rencana Pemeriksaan.
8. Usulan Rencana Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam angka 7 antara lain berisi:
a. Identitas WP yang berisi gambaran umum WP;
b. Identitas Tim Pemeriksa Pajak yang berisi susunan tim dan jumlah SP2 yang sedang
dikerjakan; dan
c. Uraian rencana pemeriksaan yang berisi :
- Kriteria pemeriksaan, yang terdiri atas Pemeriksaan Rutin dan Pemeriksaan Khusus;
- Jenis pemeriksaan, yang terdiri atas Pemeriksaan Kantor dan Pemeriksaan Lapangan;
- Ruang lingkup pemeriksaan, yang terdiri atas seluruh jenis pajak (all taxes), PPh
Badan/Orang Pribadi, Pemotongan dan Pemungutan PPh, PPN, dan jenis pajak lainnya;
- Identifikasi masalah, yang memuat resume dari KKP Identifikasi Masalah;
- Tanggal selesai pemeriksaan adalah rencana tanggal batas akhir penyelesaian
pemeriksaan, yaitu tanggal LHP yang harus memperhatikan jangka waktu.

Adapun tata cara persiapan pemeriksaan dilaksanakan sesuai dengan SOP PPHC30-00417 tentang
Standar Operasional Prosedur Persiapan Pemeriksaan Untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan
Kewajiban Perpajakan.
*Bagan Alur (Flowchart) SOP PPHC30-00417

Penjelasan :
1. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menerima Persetujuan/Instruksi/Penugasan Pemeriksaan.
Selanjutnya Kepala Kantor Pelayanan Pajak menunjuk Supervisor dan menugaskan Kepala
Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan untuk membuat Nota Dinas Penunjukan
Supervisor yang disertai dengan Daftar Berkas Wajib Pajak Yang Dipinjamkan Dalam Rangka
Pemeriksaan.
2. Kepala Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan menerima penugasan kemudian
menugaskan Pelaksana Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan untuk:
- melakukan peminjaman Berkas Wajib Pajak kepada seksi terkait dengan SOP Tata Cara
Peminjaman dan Pengembalian Berkas Pemeriksaan di Kantor Pelayanan Pajak; dan
- membuat konsep Nota Dinas Penunjukan Supervisor yang disertai dengan Daftar Berkas
Wajib Pajak Yang Dipinjamkan Dalam Rangka Pemeriksaan.
3. Pelaksana Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan melakukan peminjaman berkas
pemeriksaan kepada seksi terkait dengan SOP Tata Cara Peminjaman dan Pengembalian Berkas
Pemeriksaan di Kantor Pelayanan Pajak. Setelah mendapatkan tanggapan dari seluruh seksi
terkait, Pelaksana Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan membuat konsep Nota Dinas
Penunjukan Supervisor yang disertai dengan Daftar Berkas Wajib Pajak Yang Dipinjamkan
Dalam Rangka Pemeriksaan kemudian menyampaikan kepada Kepala Seksi Pemeriksaan,
Penilaian, dan Penagihan.
4. Kepala Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan meneliti dan menyetujui konsep Nota
Dinas Penunjukan Supervisor yang disertai dengan Daftar Berkas Wajib Pajak Yang
Dipinjamkan Dalam Rangka Pemeriksaan dan selanjutnya menyampaikan kepada Kepala
Kantor Pelayanan Pajak.
5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani konsep Nota Dinas
Penunjukan Supervisor disertai dengan Daftar Berkas Wajib Pajak Yang Dipinjamkan Dalam
Rangka Pemeriksaan dan kemudian menyampaikan kepada Kepala Seksi Pemeriksaan,
Penilaian, dan Penagihan untuk diteruskan kepada Supervisor yang ditunjuk.
6. Kepala Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan menerima Nota Dinas Penunjukan
Supervisor yang disertai dengan Daftar Berkas Wajib Pajak Yang Dipinjamkan Dalam Rangka
Pemeriksaan kemudian menugaskan Pelaksana Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan
untuk menyampaikannya kepada Supervisor yang ditunjuk.
7. Pelaksana Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan menyampaikan Nota Dinas
Penunjukan Supervisor yang disertai dengan Daftar Berkas Wajib Pajak Yang Dipinjamkan
Dalam Rangka Pemeriksaan dan Berkas Pemeriksaan kepada Supervisor yang ditunjuk.
8. Supervisor menerima Nota Dinas Penunjukan Supervisor yang disertai dengan Daftar Berkas
Wajib Pajak Yang Dipinjamkan Dalam Rangka Pemeriksaan dan Berkas Pemeriksaan.
9. Supervisor mempelajari dan menelaah profil Wajib Pajak termasuk hasil analisis risiko yang
telah dilakukan oleh Seksi Pengawasan I/II/III/IV/V/VI serta dokumen dan berkas Wajib Pajak
untuk memperoleh gambaran yang lengkap tentang kegiatan usaha Wajib Pajak termasuk
benchmark, data dan informasi yang terkait dengan Wajib Pajak, kemudian menyusun KKP
Identifikasi Masalah, usulan Rencana Pemeriksaan serta konsep Program Pemeriksaan dan
menyampaikan konsep Usulan Rencana Pemeriksaan serta konsep Program Pemeriksaan
kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak. Konsep Program Pemeriksaan yang disusun tersebut
memuat pilihan metode pemeriksaan, teknik pemeriksaan, dan prosedur pemeriksaan.
10. Kepala KPP menyetujui dan menandatangani usulan Rencana Pemeriksaan serta konsep
Program Pemeriksaan, kemudian menyampaikan kepada Supervisor. Selanjutnya, Kepala KPP
menugaskan Kepala Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan untuk menerbitkan Surat
Perintah Pemeriksaan (SP2).
11. Kepala Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan menerbitkan Surat Perintah Pemeriksaan
dengan SOP Tata Cara Penerbitan Surat Perintah Pemeriksaan (SP2) di KPP.
12. Setelah Rencana Pemeriksaan dan Program Pemeriksaan disetujui dan Surat Perintah
Pemeriksaan diterbitkan, Tim Pemeriksa Pajak menyiapkan sarana pemeriksaan untuk
melaksanakan pemeriksaaan, antara lain Tanda Pengenal Pemeriksa Pajak, Surat Perintah
Pemeriksaan, Surat Pemberitahuan Pemeriksaan dan sarana pemeriksaan lainnya.

B. Pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran Surat Perintah


Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya
Berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-15/PJ/2018 Tentang Kebijakan
Pemeriksaan, proses bisnis pemeriksaan merupakan suatu rangkaian prosedur kegiatan
pemeriksaan pajak, yang terdiri dari tiga komponen utama yang saling menunjang satu sama lain
dalam pelaksanaan pemeriksaan. Komponen utama dalam kegiatan pemeriksaan tersebut yaitu:
 proses pemilihan Wajib Pajak yang diperiksa yang dilakukan secara objektif,transparan dan
dapat diandalkan;
 optimalisasi kinerja Sumber Daya Manusia (SDM) Pemeriksa Pajak sebagaipelaksana
kegiatan pemeriksaan; dan
 perbaikan terus-menerus (continuous improvements ) atas peraturan perpajakan dibidang
pemeriksaan.

Revitalisasi proses bisnis pemeriksaan dilakukan melalui penyusunan peta kepatuhan dan
Daftar Sasaran Prioritas Penggalian Potensi, pembentukan Komite Perencanaan Pemeriksaan,
pembagian kebijakan penerbitan penugasan pemeriksaan, pengendalian mutu pelaksanaan
pemeriksaan, alokasi dan pengelolaan SDM pemeriksaan, percepatan restitusi PPN dan
penggunaan sarana dan prasarana pemeriksaan.
*Bagan Alur (Flowchart) Proses Bisnis Pemeriksaan

Revitalisasi proses bisnis pemeriksaan dilakukan melalui pelaksanaan hal-hal sebagai berikut:
1. Penyusunan Peta Kepatuhan dan Daftar Sasaran Prioritas Penggalian Potensi (DSP3)
Penyusunan peta kepatuhan Wajib Pajak dan DSP3 pada masing-masing KPP diperlukan
dalam rangka meningkatkan kualitas penggalian potensi sehubungan dengan optimalisasi
penerimaan pajak dari kegiatan pengawasan serta pencairan Surat Ketetapan Pajak
(pemeriksaan dan penagihan) dalam tahun berjalan. Peta kepatuhan dan DSP3 disusun agar
setiap KPP dapat menentukan secara spesifik daftar Wajib Pajak yang akan dilakukan
penggalian potensi. Penyusunan peta kepatuhan dan DSP3 dilakukan berdasarkan analisis
terhadap seluruh data dan informasi yang dimiliki oleh KPP dengan mengkombinasikan baik
data yang berasal dari sistem informasi yang dimiliki DJP maupun data berdasarkan fakta
lapangan. Agar DSP3 berisi daftar Wajib Pajak yang memiliki potensi tinggi dan sesuai
dengan peta kepatuhan maka DSP3 tersebut dapat di-update oleh KPP sepanjang tahun
berjalan. Oleh karena itu, penggalian potensi dalam tahun berjalan pada setiap KPP hanya
dapat dilakukan terhadap Wajib Pajak yang telah terdapat dalam DSP3, kecuali KPP
memperoleh keterangan lain berupa data konkret yang dapatditindaklanjuti secara tersendiri
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Peningkatan Kualitas Penentuan Wajib Pajak yang dilakukan pemeriksaan melalui
Pembentukan Komite Perencanaan Pemeriksaan. Dalam rangka meningkatkan kualitas
pemeriksaan rutin dan pemeriksaan khusus berdasarkan DSPP dengan ruang lingkup
pemeriksaan seluruh jenis pajak, dilakukan pembentukan Komite Perencanaan Pemeriksaan
baik pada tingkat pusat maupun tingkat Kanwil DJP.
3. Kebijakan Penerbitan Instruksi/Persetujuan/Penugasan Pemeriksaan (Direktur Pemeriksaan
dan Penagihan, Kepala Kanwil DJP, Kepala KPP)
4. Pengendalian Mutu Pelaksanaan Pemeriksaan
Untuk meningkatkan kualitas pemeriksaan, diperlukan upaya pengendalian baik dalam bentuk
Bimbingan Teknis, Pendampingan, Pembahasan Konsep Temuan, Review, Peer Review,
maupun Quality Assurance. Ketentuan lebih lanjut sehubungan dengan pengendalian kualitas
pemeriksaan mengacu kepada kebijakan yang mengatur mengenai pengendalian mutu
pemeriksaan.
5. Alokasi dan Pengelolaan SDM di Bidang Pemeriksaan, yang terdiri dari :
 SDM Manajerial Pemeriksaan
 SDM Pelaksana Kegiatan Pemeriksaan
6. Percepatan Restitusi PPN
7. Penggunaan sarana dan prasarana pemeriksaan (audit tools)

Penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan (SP2) merupakan salah satu dari beberapa
tahapan pemeriksaan pajak. Penerbitan Surat Perintah Pemeriksaan (SP2) ini dilakukan sesuai
dengan SOP PPHC30-00405 tentang Standar Operasional Prosedur Penerbitan Surat Perintah
Pemeriksaan.

*Bagan Alur (Flowchart) SOP PPHC30-00405

Penjelasan :
1. Berdasarkan Rencana Pemeriksaan dan Program Pemeriksaan yang telah disetujui, Kepala
Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan menugaskan Pelaksana Seksi Pemeriksaan,
Penilaian, dan Penagihan untuk menyusun konsep SP2 dan konsep Surat Pemberitahuan
Pemeriksaan Lapangan/Surat Panggilan Dalam Rangka Pemeriksaan Kantor.
2. Pelaksana Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan membuat konsep Surat Perintah
Pemeriksaan dan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan/Surat Panggilan Dalam Rangka
Pemeriksaan Kantor;
a. dalam hal pemeriksaan dilakukan dengan jenis Pemeriksaan Lapangan, Pelaksana Seksi
Pemeriksaan menyusun dan menyampaikan konsep Surat Perintah Pemeriksaan dan Surat
Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan kepada Kepala Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan
Penagihan;
b. dalam hal pemeriksaan dilakukan dengan jenis Pemeriksaan Kantor, Pelaksana Seksi
Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal menyusun dan menyampaikan konsep Surat Perintah
Pemeriksaan dan Surat Panggilan Dalam Rangka Pemeriksaan Kantor kepada Kepala Seksi
Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan.
3. Kepala Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan meneliti, menyetujui, dan menyampaikan
konsep SP2 dan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan/Surat Panggilan Dalam Rangka
Pemeriksaan Kantor kepada Kepala KPP;
4. Kepala KPP menyetujui, menandatangani dan menyampaikan konsep SP2 dan Surat
Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan/Surat Panggilan Dalam Rangka Pemeriksaan Kantor
kepada Kepala Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan;
5. Kepala Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan menugaskan Pelaksana Seksi
Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan untuk menatausahakan dan menyampaikan SP2 dan
Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan/Surat Panggilan Dalam Rangka Pemeriksaan
Kantor kepada Tim Pemeriksa Pajak;
6. Pelaksana Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan menatausahakan dan menyampaikan
SP2 dan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan/Surat Panggilan Dalam Rangka
Pemeriksaan Kantor kepada Tim Pemeriksa Pajak ssuai dengan SOP tentang Penyampaian
Naskah Dinas di Kantor Pelayanan Pajak.

*Tampilan Aplikasi Portal Pemeriksaan


*Dokumentasi saat melakukan pemeriksaan lapangan
LAMPIRAN DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA

1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 210/PMK.01/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2020.
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pemeriksaan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2015.
3. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 23/PJ/2013 tentang Standar Pemeriksaan.
4. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor 126/PJ/2010 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Pemeriksaan (audit plan) Untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban
Perpajakan.
5. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-15/PJ/2018 Tentang Kebijakan Pemeriksaan
6. Standar Operasional Prosedur Nomor SOP PPHC30-00417 tentang Standar Operasional
Prosedur Persiapan Pemeriksaan Untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban
Perpajakan.
7. Standar Operasional Prosedur Nomor dengan SOP PPHC30-00405 tentang Standar
Operasional Prosedur Penerbitan Surat Perintah Pemeriksaan.

Anda mungkin juga menyukai