Anda di halaman 1dari 5

DISKUSI.

3 SESI 3
STUDI KASUS PERPAJAKAN I – PAJA3335.12

Nama : R. Lukman Ludiansyah


NIM : 043686808
Prodi : D3 Perpajakan
UPBJJ : Batam

Soal diskusi 3:

Rekan mahasiswa, silahkan anda diskusikan hal berikut :

Pada tahun 2007, SPT-PPh sebuah perusahaan berbadan hukum telah diterima oleh KPP pada
tanggal 31 Maret 2008, dan seluruh berkas kelengkapannya telah dinyatakan lengkap. Empat
bulan kemudian, berdasarkan penelitian menyeluruh terhadap dokumen perusahaan sebagai
Wajib Pajak, menunjukkan bahwa pada master-file perusahaan itu ternyata telah diketemukan
dan diketahui bahwa yang menandatangani SPT-PPh itu adalah ternyata bukan salah satu dari
para direktur perusahaan berbadan hukum yang bersangkutan itu; dan ternyata pula
penandatanganannya tidak dilampiri dengan Surat Kuasa Khusus. Menurut Anda bagaimanakah
status SPT Tahunan tersebut dan tindakan apa yang semestinya harus dilakukan oleh pihak
KPP?

Jelaskan dengan bahasa anda sendiri, serta tuliskan sumber anda menjawab diskusi.
Kemiripan jawaban anda dengan rekan anda akan mempengaruhi penilaian
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh,

Selamat Malam,
Yth. Tutor Bapak Suprayogi 02002680

Mohon izin menjawab pertanyaan Diskusi.3:


Jawaban:
Sumber:
1. Modul Studi Kasus Perpajakan I – PAJA3335;
2. Materi Inisiasi 3 – Modul 3 Surat Pemberitahuan (SPT);
3. Peraturan Menteri Keuangan Republik (PMK) Indonesia Nomor 243/PMK.03/2014
Tentang Surat Pemberitahuan (SPT);
4. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-03/PJ/2019 Tentang Petunjuk Teknis
Tata Cara Penyampaian, Penerimaan, Dan Pengolahan Surat Pemberitahuan
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2008 tentang
Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan Menjadi Undang-Undang;
- Dasarnya adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan;
- Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan
Ketiga atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan;

Menurut Pendapat saya, terkait contoh kasus di atas berdasarkan pemahaman saya setelah
belajar dan membaca materi tersebut dapat saya simpulkan sebagai berikut.

Kategori / Klasifikasi Permasalahan : a. Wajib Pajak Badan (Perusahaan berbadan Hukum)


Sebagai Subjek Pajak;
b. Pembahasan tentang Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak;
Pokok Permasalahan : a. Perusahaan berbadan hukum telah melaporkan SPT-
PPh secara lengkap pada 31 Maret 2008, namun setelah
dilakukan penelitian oleh KPP masih terdapat kesalahan;
b. Penelitian atas SPT-PPh tersebut yang dilakukan oleh
KPP terdapat indikasi/dugaan bahwa ada sesuatu yang
menyimpang dengan ditemukannya bukan orang yang
memiliki wewenang untuk menandatangani dokumen
tersebut, sehingga menyebabkan kesalahan dan
tertolaknya penyampaian SPT-PPh perusahaan tersebut.
Ditanyakan : a. Status SPT tersebut?
b. Tindakan apa yang semestinya dilakukan oleh KPP?

Mari kita bahas mengenai pengertian Surat Pemberitahuan atau lebih dikenal dengan istilah
(SPT), mengacu pada PMK khusus yang mengatur terkait SPT tersebut yaitu Nomor
243/PMK.03/2014:
- “Surat Pemberitahuan yang selanjutnya disebut SPT adalah surat yang oleh Wajib Pajak
digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak
dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan”.(Pasal 1 angka 8);
- “SPT Tahunan adalah SPT untuk suatu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak”.(Pasal 1
angka 9);
- “SPT Masa adalah SPT untuk suatu Masa Pajak”.(Pasal 1 angka 10);
Dapat disimpulkan bahwa SPT adalah surat untuk pelaporan perhitungan dan/atau pembayaran
pajak oleh Wajib Pajak (Orang Pribadi atau Badan Hukum), dan terdapat 2 macam SPT yaitu
SPT Masa dan SPT Tahunan. Dari contoh kasus di atas, perusahaan berbadan hukum tersebut
merupakan wajib pajak sehingga diwajibkan untuk melaporkan SPT. Darimana kita tahu bahwa
perusahaan tersebut wajib melaporkan SPT ? ada di selanjutnya yaitu Pasal 2 ayat (2), bahwa
kewajiban perusahaan tersebut menyampaikan SPT PPh. SPT PPh ini bisa meliputi SPT
Tahunan, atau SPT Masa. Karena tahun SPT tersebut disampaikan pada 31 Maret 2008 atas
Pelaporan Pajak Tahun 2007, maka perusahaan tersebut dimaksud menyampaikan SPT
Tahunan PPh.
Kita tidak tahu jenis penyampaian SPT PPh atas perusahaan ini, yang pasti penyampaian SPT
dapat dengan cara: E-Filling(Elektronik), Langsung (Manual), melalui pos, dan melalui jasa
ekspedisi atau jasa kurir. Yang pasti secara syarat berkas, perusahaan ini telah melengkapinya.
SPT PPh tersebut berisi kurang lebih informasi seperti: (Jenis, Nama WP, NPWP, Masa dan
Tahun Pajaknya, Tanda tangan WP), karena ini termasuk SPT Tahunan PPh untuk Badan
setidaknya memuat: (Pasal 4 ayat (2) huruf a s.d i, dan Pasal 4 ayat (3) huruf a s.d c)

SPT Tahunan PPh, selain berisi data sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
(2) juga memuat data mengenai:

a. jumlah peredaran usaha;

b. jumlah penghasilan, termasuk penghasilan yang bukan merupakan objek


pajak;

c. jumlah Penghasilan Kena Pajak;

d. jumlah pajak yang terutang;


e. jumlah kredit pajak;

f. jumlah kekurangan atau kelebihan pajak;

g. jumlah harta dan kewajiban;

h. tanggal pembayaran Pajak Penghasilan Pasal 29; dan

i. data lainnya yang terkait dengan kegiatan usaha Wajib Pajak.

(3) SPT Masa PPh, selain berisi data sebagaimana dimaksud pada ayat (1), juga
memuat data mengenai:

a. jumlah objek pajak, jumlah pajak yang terutang, dan/atau jumlah pajak
dibayar;

b. tanggal pembayaran atau penyetoran; dan

c. data lainnya yang terkait dengan kegiatan usaha Wajib Pajak.

Setelah semua berkas diterima SPT PPh perusahaan itu diterima secara lengkap oleh KPP, maka
KPP melakukan peneletian atas SPT PPh tersebut atas seluruh berkasnya, kelengkapannya,
kebenarannya dan aspek lainnya. Salah satunya adalah penelitian atas tanda tangan sesuai SE-
03/PJ/2019 (bagian c.Penelitian SPT huruf c angka 1 s.d 4). Karena kasus diatas diketahui
bahwa tanda tangan SPT PPh perusahaan tersebut tidak dilakukan oleh salah satu dari para
Direktur atau bahwa buka orang yang diberi Kuasa, berdasarkan Surat Kuasa Khusus maka
terlebih dahulu KPP perlu memberitahukan kepada WP surat pemberitahuan SPT dianggap tidak
disampaikan SE-03/PJ/2019 (bagian 6.Penerbitan Surat Pemberitahuan SPT di anggap tidak
disampaikan huruf c angka 1) disampaikan/diterbitkan oleh oleh bagian AR (Account
Representative) Waskon 11/111/IV atau AR Eksten.
Setelah Perusahaan tersebut menerima Surat Pemberitahuan SPT dianggap tidak diterima
terhitung sejak surat tersebut diterima secara lengkap oleh WP tersebut. Maka WP yang
bersangkutan wajib untuk melengkapi kekurangan atas file/berkas berupa Surat Kuasa Khusus
beserta Lampirannya dalam batas jangka waktu yang telah ditetapkan oleh KPP. Karena atas
penelitian tersebut telah ditentukan hasil bahwa SPT PPh Perusahaan tersebut tidak dilampirkan
Surat Kuasa, di tambah yang menandatangani SPT PPh tersebut bukan orang yang
berkepentingan.
KPP tersebut sekaligus memberikan teguran secara lisan, serta memberikan informasi yang
seharusnya diketahui oleh perusahaan tersebut berdasarkan UU Nomor 6 Tahun 1983 KUP
terkait ketentuan pidana Pasal 38 dan Pasal 39, telah diatur terkait hal-hal yang berkaitan
dengan pelanggaran pidana, contoh dari kasus perusahaan ini, menurut pendapat saya dapat
terjadi 2 sisi sudut pandang penyebabnya, antara kealpaan dari WP atau kesengajaan dari WP
tersebut.
a. Apabila mengacu sesuai Pasal 38, terkait tindakan kealpaan WP, sebetulnya WP tersebut
sudah beritikad baik menyampaikan kewajiban SPT PPh nya, akan tetapi apabila isinya
tidak benar atau tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang tidak benar. Nyata nya
secara jelas diatur ketentuan bahwa hanya apabila dapat menimbulkan kerugian
kepada negara dapat dikenakan pidana berupa kurungan selama-lamanya satu tahun
dan/atau denda berupa bunga,denda,atau kenaikan setinggitingginya sebesar dua kali
jumlah pajak yang terhutang. Tetapi ini semua masih dikategorikan kedalam
pelanggaran,dan ditentukan dari tanggapan WP tersebut dengan menyampaikan SPT
PPh yang benar selanjutnya dan/atau melampirkan kekurangan yang tidak lengkap yaitu
Surat Kuasa, barangkali WP tersebut memang memiliki alasan tertentu yang dapat
diterima oleh KPP (mungkin karena kelalaianya, ketidak hati-hatian dan tidak peduli atau
bahwa tidak tahu), dan kelanjutnya bisa saja WP mengajukan keberatan dan/atau banding
kepada KPP;
b. Sedangkan apabila mengacu sesuai Pasal 39, terkait kesengajaan WP, nyata nya
memang WP tersebut taat menyampaikan SPT PPh, akan tetapi sengaja melakukan hal-
hal seperti:
- tidak mendaftarkan diri atau menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak Nomor
Pokok Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2; atau
- tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan; dan/atau
- menyampaikan Surat Pemberitahuan dan/atau keterangan yang isinya tidak benar atau
tidak lengkap; dan/atau
- memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen lain yang palsu atau dipalsukan
seolah-olah benar; dan/atau e. tidak memperlihatkan atau tidak meminjamkan
pembukuan, pencatatan, atau dokumen lainnya; dan/atau
- tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungut sehingga dapat
menimbulkan kerugian pada negara, dipidana dengan pidana penjara selamalamanya
tiga tahun dan /atau denda setinggi-tingginya sebesar empat kali jumlah pajak yang
terhutang yang kurang atau yang tidak dibayar.
Apabila WP tersebut memang dengan sengaja tidak melampirkan Surat Kuasa Khusus
untuk penandatanganan SPT PPh atas perusahaannya, dan/atau memang menyuruh
orang lain yang menandatanganinya dikarena suatu alasan tertentu yang dimata hukum
itu merupakan kesengajaan dan dipandang perlu dilakukan tindakan tegas oleh KPP
Maka dapat dikenakan pidana juga seperti pada pasal 38 akan tetapi dapat dikategorikan
kedalam kejahatan. Dan bisa dikenakan sanki berupa denda yang lebih besar dan pidana
kurungan yang lama,apalagi sampai merugikan penerimaan negara.
Demikian jawaban pendapat pribadi yang telah saya simpulkan. Mohon izin untuk koreksi apabila
ada hal yang kurang tepat, saran, masukan lain apabila berbeda.
Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai