AUDITING TEORI
PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMDA
KABUPATEN TASIKMALAYA
Tanggal 25 dan 26 November 2013
L/O/G/O
Hotel Dewi Asri, Jl Raya Timur No 196 Singaparna
Kabupaten Tasikmalaya
AUDITING
Bab I Pendahuluan
Bab II Pengertian,Jenis,Tujuan,Manfaat dan Resiko dalam
Auditing
Bab III Tahapan Audit dan Survai Pendahuluan
Bab IV Evaluasi Sistem Pengendalian Managemen dan
Program Kerja Audit
Bab V Prosedur, Bukti dan Tehnik Audit
Bab VI Kertas Kerja Audit
Bab VII Pengujian Substantive dan Pengembangan Temuan
Bab VIII Komunikasi dan Pelaporan Hasil Audit
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Umum
E. Metodologi Pembelajaran
A. PENGERTIAN AUDITING
Definisi 1
Auditing adalah:
-Proses pengumpulan dan evaluasi bukti suatu informasi
-Menetapkan dan melaporkan tingkat kesesuaian
-Informasi dengan kriteria
-Dilakukan oleh yang kompeten dan independen
Definisi 2
Pemeriksaan adalah
- Proses identifikasi masalah, analisis dan evaluasi
- Dilakukan secara independen,obyektif dan
Profesional
- Berdasarkan standar pemeriksaan
- Menilai kebenaran,kecermatan,kredibilitas dan
- Keandalan informasi mengenai pengelolaan dan
tanggungjawab keuangan negara
Definisi 3
Audit intern adalah
-Penilaian yang sistematis, obyektif dilakukan auditor intern
-Operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi
untuk :
. Informasi Keuangan dan operasi akurat dan dapat
diandalkan
. Resiko organisasi diindetifikasi dan diminimalisasi
. Peraturan ekstern,kebijakan,prosedur intern telah dipenuhi
. Kriteria operasi telah dipenuhi
. Sumberdaya telah digunakan secara efisien dan ekonomis
. Tujuan organisasi telah dicapai secara efektif
Tujuan seluruhnya untuk dikonsultasikan dgn managemen dan
membantu anggota organisasi menjalankan tangungjawab secara
efektif.
Ketiga (3) definisi sebagai rujukan tidak membedakan audit
dengan pemeriksaan, sebagaimana UU Nomor : 15 Tahun 2004
tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara.
a. Objektif
c. Independen
Independen berarti mandiri /tidak bergantung pada
sesuatu yang lain atau tidak bias dalam bersikap.
Independen ditinjau dari dua sisi yaitu
-Independen dari sisi auditor
-Independen dari pihak yang menilai keindependenan
auditor
B. JENIS-JENIS AUDIT
Jenis Audit menurut modul ini terdiri dua
kelompok Yaitu:
1. Pihak yang melakukan audit
2. Tujuan pelaksanaan audit
E. Audit Investigativ
Audit yang dilakukan untuk membuktikan apakah suatu indikasi
penyimpangan/kecurangan, apakah memang benar terjadi
atau tidak terjadi.
Focus audit investigativ adalah membuktikan apakah benar
kecurangan telah terjadi.
C . Tujuan Audit
Hasil yang hendak dicapai dari suatu audit, mempengaruhi
jenis audit yang dilakukan.
Audit dilakukan untuk :
• Informasi keuangan dan operasi telah akurat,dapat diandalkan
serta telah disusun sesuai standar yang mengaturnya.
• Resiko telah di identifikasi dan diminimalisir
• Peraturan ekstern serta kebijakan dan prosedur intern dipenuhi
• Kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi
• Sumber daya telah digunakan secara efisien dan diperoleh
secara ekonomis
• Tujuan organisasi telah dicapai secara efektif.
HUBUNGAN JENIS AUDIT DENGAN TUJUANNYA
1. AUDIT KEUANGAN
Audit keuangan bisa dilakukan oleh Ekstern dan Intern namun tujuan
auditnya berbeda yaitu:
1. Ekstern tujuan auditnya adalah untuk memberikan pendapat (Opini)
atas kewajaran informasi keuangan.
Ada lima jenis pendapat yang dapat diberikan auditor, Yaitu :
1). Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian
2). Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan tambahan paragraf
penjelas
3). Pendapat Wajar dengan Pengecualian
4). Pendapat Tidak Wajar( Adverse )
5). Pernyataan tidak memberikan pendapat atau menolak
memberikan pendapat.(Disclamer)
2. Intern tujuan auditnya adalah untuk menentukan keakuratan dan
keandalan informasi keuangan.
3. Audit Ketaatan
Audit ketaatan adalah audit yang bertujuan untuk memberikan
informasi kepada pihak pihak yang berkepentingan tentang
kesesuaian antara kondisi dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. (Definisi ini dalam arti sempit)
ORGANISASI RISIKO
Ketidakpastian
OPERASI /
KEGIATAN
Mencapai
TUJUAN
E. Risiko
1 RISIKO 2 RISIKO
ORGANISASI AUDIT
RA = RI x RP x RD
Potensi terjadinya kondisi2 yg dihadapi
oleh organisasi dlm mencapai tujuan
Pengujian bukti yang dilakukan Auditor dengan cara sampel atas populasi bukti
dan RD terdiri dari :
-Risiko Sampling - risiko yang terjadi jika sampel yang diuji tidak mewakili
populasi.
-Risiko Non Sampling risiko yang terjadi tanpa ada hubungannya dengan
pelaksanaan audit secara sampling.
( dipengaruhi oleh kompetensi auditor dan prosedur audit yang dipilih)
RD berhubungan dgn luasnya pengumpulan dan pengujian bukti
yang dilakukan Auditor.
Menurut Taylor dan Glezen secara umum tahapan audit mencakup hal
hal :
1. Perencanaan Audit
2. Pemahaman dan pengujian pengendalian intern
3. Pengujian substantiv
4. Pelaporan
SURVEI LAPORAN
TELAAH & AUDIT
PENDA- HASIL
UJI SPM LANJUTAN
HULUAN AUDIT
Manfaatnya :
- Memperoleh gambaran kegiatan yang mencakup input,proses,
output, dan informasi umum lainnya.
- Menetapkan tujuan audit sementara
- Menetapkan tingkat resiko inheren
PENGERTIAN SPM
• MELIPUTI SELURUH STRUKTUR ORGANISASI TERMASUK
SEMUA CARA SERTA TINDAKAN YANG TERKOORDINIR
UNTUK MENGAMANKAN HARTA, MENJAGA KESEKSAMAAN
DATA AKUNTANSI, SERTA DATA LAINNYA, AGAR TERJAMIN
KEANDALAN LAPORAN-LAPORAN, MENINGKATKAN
EFISIENSI, EFEKTIFITAS, DAN KEHEMATAN DALAM
OPERASI SERTA MENDORONG DITAATINYA
KEBIJAKSANAAN PIMPINAN YANG BERSANGKUTAN (AICPA)
Komponen SPM (menurut COSO)
KEGIATAN :
- Wkt dan tempat pelaksanaan
- Kegiatan evaluasi spm direncanakan dalam PKA
• Mendapatkan informasi mengenai SPM
• Menelaah dan menguji keandalan SPM
• Membuat simpulan FAO
JENIS PKA
• Sesuai dengan kemajuan audit :
– PKA Survei Pendahuluan
– PKA Evaluasi SPM
– PKA Audit Lanjutan dan
Pengembangan Temuan
• Menurut jumlah auditannya :
– PKA Individual
– PKA Proforma/Standar
BAB V
PROSEDUR,TEHNIK DAN
BUKTI AUDIT
PENGERTIAN
A. PROSEDUR DAN TEHNIK AUDIT
• Prosedur audit:
Urutan langkah yang perlu dilakukan oleh auditor untuk
mendapatkan bukti audit yang diperlukan sesuai dengan
sasaran yang ingin dicapai dengan teknik audit yang
sesuai. Tahapan audit terdiri dari beberapa prosedur
audit
• Teknik audit:
Cara-cara yang ditempuh untuk mendapatkan bukti-bukti
yang diperlukan. Tiap prosedur audit terdiri dari
beberapa teknik audit
B. PENGERTIAN BUKTI AUDIT
• Semua media informasi yang
digunakan oleh auditor untuk
mendukung argumentasi,
pendapat, atau simpulan dan
rekomendasinya dalam
meyakinkan tingkat
kesesuaian antara kondisi
dengan kriterianya.
SYARAT BUKTI AUDIT
Bukti yg secara logis mempunyai hub
• Relevan RE dgn permasalahan
Bukti ekstern yg
Bukti dokumen andal: aslinya ada di auditan
2. Bukti Dokumen
Kelemahan SPM memungkinkan dokumen mengandung kesalahan/
kelalaian yang tidak disengaja,dokumen palsu yg dibuat oleh karyawan yg
tidak jujur.
3. Bukti Analisis
Bukti audit yg diperoleh Auditor dgn melakukan analisis /mengolah
lebih lanjut data auditi dan data lain yg berkaitan dgn auditi.
Auditor dapat menggunakan rumus2 dengan nama rasio-rasio.
Hasil dari bukti analisis adalah indikasi atau petunjuk.
4. Bukti Keterangan
Bukti yang diperoleh auditor dari pihak lain berdasarkan pertanyaan
atau informasi tertentu yg diminta auditor.
Yang termasuk bukti keterangan adalah Bukti Kesaksian,Bukti Lisan,
dan bukti spesialis (ahli).
Bukti Kesaksian adalah bukti peyakin yg didapat dari pihak lain krn
diminta oleh auditor.
Bukti Lisan adalah bukti yg didapat auditor dari orang lain melalui
pembicaraan secara lisan.
Bukti lisan auditor harus mencatat dalam kerta kerja dengan seksama
termasuk nara sumbernya.
Bukti Spesialis adalah bukti yg didapat dari tenaga ahli, baik seorang
pribadi maupun instansi atau institusi yang memiliki
keahlian yang kompeten dalam bidangnya.
E. TEKNIK-TEKNIK AUDIT
Tehnik audit adalah cara yang dipergunakan oleh auditor untuk
memperoleh bukti.
Tehnik Audit yang umum digunakan :
1. Analisis
11. Vouching
2. Observasi/Pengamatan
12. Trasir
3. Permintaan Informasi
13.Scanning
4. Evaluasi
14.Rekonsiliasi
5. Investigasi
15.Konfirmasi
6. Verifikasi
16.Bandingkan
7. Cek
17.Inventarisasi/opname
8. Uji/Test
18.Inspeksi
9. Footing
10.Cross Footing
1. TEKNIK AUDIT UNTUK BUKTI PENGUJIAN FISIK
- Observasi/ pengamatan
- Inventarisasi/ opname
- Inspeksi
Observasi /Pengamatan
Peninjauan dan pengamatan atas suatu objek secara hati2, ilmiah
dan Kontinu selama kurun waktu tertentu untuk membuktikan suatu
Keadaan atau masalah.
Observasi banyak mengandalkan panca indera, kecermatan dan
Pengetahuan auditor.
Observasi dilaksanakan pada tahap SP dan Evaluasi SPM
Inventarisasi /Opname
Pemeriksaan fisik dengan menghitung fisik barang,menilai kondisinya
dan membandingkan dgn saldo menurut buku kemudian mencari
sebab sebab terjadinya perbedaan apabila ada.
Hasil opname biasanya dituangkan dalam suatu Berita Acara
Inspeksi
Meneliti secara langsung ke tempat kejadian, yang lazim pula disebut
On the spot inspection, yang dilakukan secara rinci dan teliti.
- Cek
- Uji/Test
- Footing
- Cross Footing
- Vouching
- Trasir
- Scanning
- Rekonsiliasi
VERIFIKASI
Contoh
-Cek apakah barang yang dibeli telah diterima
-Cek apakah merek / spesifikasi barang yang
diterima sama dengan yang dipesan
UJI
TEST YANG DILAKUKAN
MENCAKUP HAL-HAL
ESENSIAL
Contoh
- Uji rumus perhitungan pajak yang digunakan oleh
auditan
- Uji apakah alternatif yang dipilih oleh auditan
merupakan pilihan yang terbaik
FOOTING/CROSS FOOTING
FOOTING:
MENGUJI KEBENARAN PENJUMLAHAN SUB TOTAL
DAN TOTAL DARI ATAS KE BAWAH (VERTIKAL)
CROSS FOOTING:
MENGUJI KEBENARAN PENJUMLAHAN SUB TOTAL
DAN TOTAL DARI KIRI KE KANAN (HORISONTAL)
1.000.000 2.000.000 3.000.000
FOOTING
3.000.000 4.000.000 7.000.000
Contoh
Periksa termyn pembayaran kontrak dengan
menelusuri dari laporan ke buku catatan kemudian
ke SPM dan bukti-buktinya
TRACING/TRASIR
Menelusuri suatu bukti transaksi
(Voucher) menuju ke penyajian/
informasi dalam suatu dokumen
Laporan Bukti /
Voucve
r
Contoh
Periksa bukti penerimaan Pajak Reklame dengan
menelusuri ke pencatatan dalam buku kas serta buku
pembantunya sampai dengan laporan Pajak Daerah
per bulan
SCANNING (Telaah Sekilas)
- Penelahaan secara umum secara cepat dan
teliti untuk menemukan hal-hal yang tidak
lazim atas dokumen atau catatan
Contoh:
Telaah sekilas (scanning) terhadap buku kas umum
untuk lihat transaksi besar yang tidak biasa
REKONSILIASI
MENCOCOKAN DUA DATA YANG
TERPISAH MENGENAI HAL
YANG SAMA YANG DIKERJAKAN
OLEH UNIT/INSTANSI/BAGIAN
YANG BERBEDA UNTUK
MENDAPATKAN JUMLAH YANG
BENAR
Contoh
- Rekonsiliasi saldo persediaan barang menurut
buku dengan catatan persediaan barang di gudang
- Rekonsiliasi saldo kas Bank dengan Rekening
Koran Bank
3. TEKNIK AUDIT UNTUK BUKTI ANALISIS
• Analisis
• Evaluasi
• Investigasi
• Pembandingan
PROSEDUR ANALISIS
• Memecah/Mengurai
Informasi
• Untuk Mengetahui
Pola Hubungan atau
adanya suatu
Kecenderungan
Contoh :
Uraikan Belanja Pengeluaran Bahan Bakar
menjadi per bulan, simpulkan
EVALUASI
- Merakit/menghubungkan informasi yang sudah
diperoleh (Extern/Intern)
- Untuk mendapatkan simpulan atau penilaian
Penjabaran
Menguraikan
Meneliti secara mendalam
Biasanya
digunakan sebelum
teknik analisis
4. TEKNIK AUDIT UNTUK BUKTI
KETERANGAN
• KONFIRMASI
• PERMINTAAN KETERANGAN
KONFIRMASI
USAHA UNTUK MEMPEROLEH BUKTI DENGAN
MENDAPATKAN/ MEMINTA INFORMASI YANG SAH
DARI PIHAK KE TIGA
LISAN WAWANCARA
TERTULIS KUESIONER
Contoh :
- Lakukan Wawancara dengan
Kepala Kantor Auditan
mengenai kebijakan dan
prosedur yang diambil untuk
pengadaan barang yang
bersifat mendesak
Yang perlu diperhatikan dalam melakukan
wawancara
1. Tentukan obyek wawancara
2. Jadwalkan wawancara terlebih dahulu
3. Buat persiapan materi dan cara bertanya
4. Mulai dengan suasana yang bersahabat
5. Perhatikan dan dengarkan
6. Hindarkan pertanyaan yg cenderung jawabannya mengiyakan
7. Tutup wawancara dengan catatan positip
8. Dokumentasikan hasil wawancara
9. Mintakan penegasan/persetujuan hasil wawancara dari pihak
yang diwawancarai
BAB VI
KERTAS KERJA AUDIT
KESIMPULAN
Tidak ada ketidakwajaran dalam
faktur pembelian
TUJUAN PENYUSUNAN KKA
• Pendukung laporan audit
• Dokumentasi informasi
• Identifikasi dan dokumentasi
temuan audit
• Pendukung pembahasan
• Media reviu pengawas
• Bahan pembuktian
• Referensi
• Membantu auditor ekstern
• Sarana pengendalian mutu
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGAWASAN BPKP
JENIS-JENIS KKA
• KKA UTAMA
• KKA IKHTISAR
• KKA PENDUKUNG
Skema Hubungan KKA Utama, Ikhtisar dan Pendukung
KKA UTAMA
KKA LHA
UTAMA
KKA KKA
Ikhtisar Ikhtisar
KKA
KKA
Pendukung
KKA
Pendukung
KKA
Pendukung
Pendukung
JENIS-JENIS KKA
Ringkasan tk.II
A.I/1-3 A.II/1-3
A.I/2-3 A.I/3-3 A.II/2-3
A.II/3-3
PRINSIP PENYUSUNAN KKA
1. Relevan
- Berhubungan dengan tujuan audit dan permasalahan yang
dihadapi
- Didukung dengan PKA dan supervisi yang baik
- Menggarisbawahi angka/kata/baris yang relevan
2. Sesuai PKA
- Sejalan dengan langkah-2 yang dimuat dalam PKA
- Memberikan penjelasan bila prosedur dalam PKA tidak
dilaksanakan atau diubah
3. Lengkap dan Cermat
- Harus dapat mendukung simpulan, isi LHA, temuan audit,
dan rekomendasinya
- Berhubungan dengan informasi/data, bukan dengan
populasi data
(continued)
PRINSIP PENYUSUNAN KKA
(continued)
4. Mudah Dipahami
- Menggunakan bahasa yang sederhana, ringkas, dan runtut
- Membuat judul yang jelas
- Penggunaan tickmark dan simbol secara konsisten
- Membuat referensi silang antar KKA
- Sumber data harus diidentifikasi dengan jelas
5. Rapi
- Memperhatikan layout dan pengorganisasian
- Ditulis pada satu muka
- Hindari menyisipkan tulisan di sela-2 baris
- Mencantumkan daftar isi, penomoran, dan pemberian
indeks secara sistematis
(continued)
PRINSIP PENYUSUNAN KKA
(continued)
6. Efisien
- Hindari pembuatan daftar yang tidak perlu dan menulis
ulang /menyalin catatan/peraturan perundangan yang ada
pada auditan
- Analisis dilakukan dalam satu kertas kerja
- Memanfaatkan KKA tahun lalu dan di update
7. Seragam
- Tampilan, bentuk, dan ukuran yang standar
- Susunan kertas harus rapi
FORMAT UMUM DAN CARA PENGISIAN KKA
KKA
•Dokumentasi auditor atas bukti
PKA >< KKA yang dikumpulkan.
•Teknik dan prosedur audit yang
diterapkan serta pengujiannya.
•Simpulan selama audit.
PKA
•No. langkah kerja
•Langkah Kerja
•Dilaksanakan oleh
•Waktu tersedia
•Nomor KKA
ISI KKA
• Perencanaan, termasuk PKA
• Pengujian dan evaluasi atas kecukupan dan efektivitas SPM
• Prosedur audit yg dilakukan, informasi yg diperoleh dan
simpulan
• Reviu oleh pengawas
• Pelaporan audit
• Catatan atas TL yang dilakukan auditan
• Salinan kontrak dan perjanjian penting.
• Hasil hasil konfirmasi
• Gambar,grafik dan peraga lainnya
• Pengujian dan analisis transaksi
• Hasil revui analitis
• Laporan audit dan tanggapan manajemen
• Korespondensi audit yang relevan
H. Penomoran KKA
Daftar Isi KKA
e. HASIL
Hasil dari tahap pengujian substantif adalah temuan
Temuan audit berpangkal tolak dari :
-Perbandingan kondisi
( apa yg sebenarnya terjadi)
dengan kriteria
( apa yang seharusnya terjadi )
-Mengungkap akibat yang ditimbulkan
-Mencari penyebab
UNSUR TEMUAN
2 KRITERIA
?????
5 REKOMENDASI
KONDISI
KEADAAN TIDAK SESUAI ‘KRITERIA’
(WHAT…………?):
• ORGANISASI;
• KEBIJAKAN; WHO……?
• PERENCANAAN;
• PROSEDUR; HOW……?
• PELAPORAN;
• PENCATATAN; WHEN…..?
• SDM;
• dst)
Harus memuat uraian tentang hal-hal yang
ditemukan oleh auditor dilapangan, dan
mengungkapkan hal-hal yang sesungguhnya
terjadi.
KELEMAHAN PENENTUAN
KONDISI
Pengembangan Kriteria.
Audit
Kriteria
Pendahuluan
awal
Pengujian
SPM
Audit Kriteria
Lanjutan akhir
• RELEVAN DG ‘KONDISI’
(- BERDAMPAK pd terjadinya ‘KONDISI’)
(- PENYEBAB terjadinya ‘KONDISI’)
Harus dapat menjelaskan unsur yang menjadi
penyebab perbedaan antara kondisi dan
kriteria.
KELEMAHAN PENENTUAN
PENYEBAB
AKIBAT
• KEADAAN YG MERUGIKAN
(….. What, How, Who, How Many?)
• KUANTITATIF
• JELAS
Harus dapat menjelaskan adanya
akibat/dampak yang ditimbulkan akibat
perbedaan antara kondisi dan kriteria.
KELEMAHAN PENENTUAN
AKIBAT
Akibat tidak jelas atau tidak didukung bukti yg
memadai
• MEMINIMALISASI/MENGHILANGKAN
‘AKIBAT’
• JELAS
(….. What, Who, When, How ?)
• DAPAT DILAKSANAKAN
Harus memuat suatu saran tindak yang dapat
dilakukan (dan dapat diterapkan) oleh pihak
manajemen atau auditan untuk memperbaiki
kesalahan yang terjadi.
Rekomendasi Harus Jelas:
Ditujukan kepada siapa - TEPAT
Mengarah pada tindakan nyata
Konsekuensinya jika tindak lanjut tak
dilaksanakan
Tuangkan semua alternatif perbaikan
f. PENGEMBANGAN TEMUAN
• Pertimbangan pada situasi/kondisi pada saat
kejadian bukan saat dilakukan audit
• Pertimbangkan kompleksitas, besarnya kegiatan
(uang dan fisik)
• Dianalisis secara jujur dan kritis
• Kemukakan kewenangan hukum atas kegiatan
• Pengembangan temuan harus cukup luas
• Kembangkan sampai tuntas jika temuan berarti
LANGKAH PENGEMBANGAN TEMUAN
• Kenali secara khusus apa yg kurang dgn kriteria
yang lazim
• Kenali batas wewenang & tanggungjawab pejabat yg
terlibat
• Pastikan sebab kelemahannya
• Tentukan apakah kelemahan merupakan kasus
berdiri sendiri atau tersebar luas
• Tentukan akibat atau arti pentingnya kelemahan
• Mintakan komentar pejabat yang kompeten
• Mintakan kesediaan untuk menindaklanjuti
g. PENGGUNAAN TENAGA AHLI
• Dimungkinkan penggunaan
konsultan ahli.