“Laba Ditahan”
Oleh :
KELOMPOK 3
Kelas B1
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
A. KONSEP LABA TIDAK DIBAGI
Laba tidak dibagi mernpakan modal vang berasai dari dalam perusahaan yaitu
kumpulan laba dan rugi sampai saat terlentu sesudah dikurang dividen yang dibagi dan jumlah
yang dipindahkan ke rekening modal. Laba rugi int dapat berasal dari (a) laba rugi usaha, (b)
laba rugi kegiatan yang tidak rutin seperti laba penjualan aktiva tetap, dan (c) koreksi atas laba
tahun-tahun lalu. Apabila rekening laba tidak dibagi menunjukkan saldo debit maka disebut
defisit.
Laba tidak dibagi dapat digunakan untuk beberapa tujuan sebagai berikut.
1. Pembagian dividen.
2. Pembelian treasury stock.
3. Pembatasan laba tidak dibagi ur.tuk tujuan-tujuan tertentu.
4. Rekapitalisasi.
5. Penyerapan kerugian.
Pencatatan laba tidak dibagi hendaknya dipisahkan dari modal disetor agar diketahui
sumber masing-masing modal. Walaupun laba tidak dibagi itu sebagian jumlahnya sudah
dibatasi penggunaannya, tetapi keduanya termasuk dalam jumlah laba tidak dibagi. Dalam
neraca, iumlah laba tidak dibagi terdiri dan dua golongan rekening yaltu: (a) laba tidak dibagi
yang bebas dan (b) laba tidak bagi yang sudah mempunyai tujuan penggunaan. Apabila
perusahaan mengadakan kuasi reorganisasi di mana defisit yang ada dihapuskan dengan cara
menurunkan nilai nominal saham, maka laba yang diperoleh sesudah adanya reorganisasi semu
harus diberi tanda sehingga bahwa laba tidak dibagi itu merupakan hasil usaha sesudah adanya
reorganisasi semu.
B. DIVIDEN
Sangat sedikit perusahaan membayar dividen dalam jumlah yang setara dengan
ketersediaan saldo secara legal. Alasan utamanya adalah sebagai berikut.
1. Dividen Tunai
Dewan direksi memberikan suara pada saat pengumuman dividen tunai (cash
dividends). Setelah persetujuan atas keputusan tersebut, dewan direksi mengumumkan
dividen. Sebelum melákukan pembayaran, perusahaan harus menyiapkan daftar para
pemegang saham. Untuk alasan tersebut, biasanya terdapat jeda waktu antara
pengumuman dan pembayaran. Misalnya, dewan direksi dapat menyetujui keputusan
tersebut pada pertemuan tanggal 10 Januari (tanggal pengumuman), dan
mengumumkan pembayarannya pada tanggal 5 Februari (tanggal pembayaran) kepada
seluruh pemegang saham yang tercatat tanggal 25 Januari (tanggal tercatat).
Pengumuman dividen tunai merupakan liabilitas. Oleh karena pembayaran
biasanya diminta dengan segera, dan biasanya merupakan liabilitas jangka pendek.
Misalnya, Bark Company. pada 10 Juni mengumumkan dividen tunai sebesar Rp100
per saham atas 1 juta saham terutang pada 16 Juli kepada seluruh pemegang saham
yang tercatat pada 24 Juni. Perusahaan menggunakan jurnal berikut untuk mencatat
pengumuman dan pembayaran dividen saham biasa yang harus dibayar dalam bentuk
tunai.
Untuk membuat akun buku besar yang menunjukkan jumlah dividen yang
diumumkan selama tahun tersebut, Bark dapat mendebit Dividen Tunai Diumumkan,
bukan Saldo Laba pada tanggal pengumuman. Kemudian, menutup akun tersebut ke
Saldo Laba pada akhir tahun.
2. Dividen Proverti
Dividen yang dibayarkan dalam bentuk aset perusahaan selain kas disebut
dividen properti (property dividends) atau dividen dalam bentuk barang. Dividen
properti dapat berupa barang dagang, real estat, atau investasi, atau bentuk apapun yang
ditetapkan dewan direksi. Oleh karena kesulitan yang jelas atas pecahan dari unit dan
pengiriman kepada pemegang saham, dividen properti biasanya dalam bentuk efek dari
perusahaan lain yang dimiliki perusahaan pendistribusi sebagai investasi.
Saat mengumumkan dividen properti, perusahaan harus menyatakan kembali
nilai wajar properti yang akan didistribusikan, dengan mengakui adanya keuntungan
atau kerugian sebagai selisih antara nilai wajar dan nilai tercatat properti pada tanggal
pengumuman. Perusahaan kemudian akan mencatat dividen yang diumumkan sebagai
debit ke Saldo Laba (atau Dividen Properti Diumumkan) dan mengkredit ke Utang
Dividen Properti, dengan jumlah yang sama dengan nilai wajar properti yang
didistribusikan. Setelah pembagian dividen, perusahaan mendebit Utang Dividen
Properti dan mengkredit akun yang berisi aset yang didistribusikan (dinyatakan kembali
pada nilai wajar).
Misalnya, Gilbert Company mengalihkan kepada pemegang sahamnya
sebagian investasinya dalam efek yang dimiliki untuk diperdagangkan (held-for-
trading) sehargaRp2.250.000 dengan mengumumkan dividen properti pada 28
Desember 2021, untuk didistribusikan pada tanggal 30 Januari 2022, kepada pemegang
saham yang tercatat pada 15 Januari 2021. Pada tanggal pengumuman, efek tersebut
memiliki nilai wajar sebesar Rp3.200.000. Trendler membuat jurnal sebagai berikut.
Dividen saham prioritas yang berakumulasi, sebelum secara resmi diumumkan belum
merupakan uang PT. Tetapi supaya jelas, di dalam neraca diminta untuk dilaporkan adanya
akumulasi dividen tersebut. Cara melaporkannya dalam neraca bisa:
Jika saham yang beredar itu tanpa nominal, maka dividen yang akan dibagikan harus
dinyatakan dalam rupiah dan bukan dalam persentase. Apabila perusahaan ingin mentransfer
laba ditahan ke modal saham, tidak perlu mengumumkan dividen saham tetapi cukup
menjurnal sebagai berikut:
Penyebab lain mengenai alasa terjadinya pembatasan laba tidak dibagi adalah sebagai
berikut.
Pembatasan laba tidak dibagi dapat juga dilakukan tanpa jurnal seperti di atas,
tetapi dengan memberi keterangan untuk menunjukkan jumlah yang dibatasi
penggunaannya.
SAK No.56 mengatur tentang perhitungan laba per lembar saham, yang menyatakan
bahwa terdapat dua jenis laba per lembar saham, yaitu:
1. Laba per Saham Dasar
Laba per saham dasar adalah jumlah laba pada suatu periode yang tersedia untuk
setiap saham biasa yang beredar dalam periode pelaporan. Laba per saham dasar
dihitung dengan cara membagi laba atau rugi bersih yang tersedia bagi pemegang
saham biasa (laba bersih residual) dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang
beredar dalam suatu periode. Yang dimaksud dengan laba bersih residual adalah laba
bersih (setelah dikurangi pajak, pos luar biasa, dan hak pemegang saham minoritas)
dikurangkan dengan deividen saham utama yang terdiri dari 1) dividen saham utama
(prioritas) bukan kumulatif yang diumumkan pada periode yang bersangkutan, dan 2)
dividen saham utama (prioritas) kumulatif yang diumumkan pada periode yang
bersangkutan, baik dividen tersebut sudah atau belum diumumkan.
Laba per saham (LPS) dasar dapat dihitung dengan rumus berikut:
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ − 𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑝𝑟𝑖𝑜𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠
Laba per saham dasar = 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
Jika terdapat transaksi yang mengubah jumlah saham biasa, maka jumlah rata-
rata tertimbang saham biasa harus disesuaikan. Contoh transaksi yang mengubah
jumlah saham biasa adalah pembagian dividen saham biasa dan saham bonus,
penerbitan hak untuk memesan efek terlebih dahulu (rights issue) untuk pemegang
saham lama, pemecahan saham (stock splits), dan penggabungan saham.
= Rp1.500,00
PT Lais Manis mempunyai modal dengan rincian saham biasa (beredar) sebanyak 1500
lembar, saham prioritas dengan nominal Rp1000 per lembar saham beredar sebanyak
500 lembar. Dividen saham prioritas sebesar 10%. Pendapatan bersih tahun 2022
senilai Rp2.000.000,00. Rincian saham biasa adalah, tanggal 1 Januari 2022 beredar
1000 lembar dan pada tanggal 1 Juli 2022 terjadi emisi baru sebanyak 500 lembar.
Supaya laba per lembar saham bisa dihitung, terlebih dahulu perlu dihitung rata-rata
tertimbang saham biasa yang beredar. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
Jumlah saham Laba peredaran Bobot (Weight) Rata-rata
(Bulan) Tertimbang
1000 6 6/12 = 1/2 500
1500 6 6/12 = 1/2 750
Jumlah rata-rata tertimbang 1.250
𝑅𝑝2.000.000 − 𝑅𝑝50.000
Laba per lembar saham dasar = = Rp156,00
1250
1) Laba bersih yang diperhitungkan adalah laba bersih residual ditambah dividen dan
bunga (dihitung setelah pajak) dan disesuaikan dengan perubahan penghasilan dan
beban yang disebabkan konversi efek berpotensi saham biasa
2) Jumlah rata-rata saham biasa yang beredar ditambah rata-rata tertimbang saham
biasa yang akan beredar dengan asumsi semua efek berpotensi saham biasa yang
dilutif dikonversikan menjadi saham biasa
DAFTAR PUSTAKA
Kieso, dkk. (2011). Akuntansi Keuangan Menengah Vol. 2. Salemba Empat: Jakarta.