Bab 5
PENGERTIAN LABA TIDAK DIBAGI
Laba tidak dibagi merupakan modal yang berasal dari dalam perusahaan yaitu kumpulan
laba dan rugi sampai saat tertentu sesudah dikurangi dividen yang dibagi dan jumlah yang
dipindahkan ke rekening modal. Laba tidak dibagi ini dapat berasal dari:
2. Rugi laba kegiatan yang tidak rutin seperti laba penjualan aktiva tetap dan
3. Koreksi atas laba tahun-tahun lalu. Apabila rekening laba tidak dibagi menunjukkan
saldo debit maka disebut defisit, dan apabila sebaliknya disebut surplus.
Laba tidak dibagi dapat digunakan untuk beberapa tujuan sebagai berikut :
1. Pembagian dividen
2. Pembelian treasury stock
3. Pembatasan laba tidak dibagi untuk tujuan-tujuan tertentu (appropriations)
4. Rekapitalisasi
5. Penyerapan kerugian
Pencatatan laba tidak dibagi hendaknya dipisahkan dari modal disetor agar dapat diketahui
sumber masing-masing modal. Walaupun laba tidak dibagi itu sebagian jumlahnya sudah
dibatasi penggunaanya, tetapi keduanya tetap termasuk dalam jumlah laba tidak dibagi.
Dalam neraca jumlah laba tidak dibagi terdiri dari dua golongan rekening yaitu :
Apabila perusahaan mengadakan kuasi reorganisasi dimana defisit yang ada dihapuskan
dengan cara menurunkan nilai nominal saham, maka laba yang diperoleh sesudah adanya
reorganisasi semu harus diberi tanda sehingga dapat diketahui bahwa laba tidak dibagi
merupakan hasil usaha adanya reorganisasi.
DIVIDEN
Yang dimaksud dengan dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham PT yang
sebanding dengan jumlah lembar yang dimiliki. Biasanya dividen dibagikan dengan interval
waktu yang tetap, tetapi kadang-kadang diadakan pembagian dividen tambahan pada waktu
yang bukan biasanya. Apabila dividen yang dibagikan itu berbentuk selain uang tunai maka
akan dicatat dengan judul yang sesuai. Jika digunakan istilah dividen saja maka yang
dimaksudkan adalah dividen kas. Dividen yang dibagi oleh perusahaan bisa mempunyai
beberapa bentuk sebagai berikut :
a. Dividen kas
b. Dividen aktiva selain kas (property dividens)
c. Dividen utang (srip dividends)
d. Dividen likuidasi
e. Dividen saham
Pembagian dividen kepada para pemegang saham dapat berakibat sebagai berikut :
1. Pembagian aktiva PT dan suatu penurunan dalam jumlah modal PT seperti dalam hal
dividen kas, aktiva selain kas atau dividen likuidasi.
2. Timbulnya suatu utang dan suatu penurunan dalam jumlah modal PT seperti dalam hal
dividen utang atau dividen kas yang sudah diumumkan tetapi belum dibayar.
3. Tidak ada perubahan dalam aktiva, utang atau jumlah modal PT, tetapi hanya
menimbulkan perubahan komposisi masing-masing elemen dalam modal PT seperti
dalam hal dividen saham.
Dalam rangka pembagian dividen dari suatu perusahaan ada 3 tanggal yang perlu
diperhatikan yaitu:
a. Tanggal pengumuman
LYD Rp.xxx
c. Tanggal pembayaran.
Pada tanggal pembayaran, dividen yang terutang dilunasi dan dicatat dengan mendebit
rekening utang dividen dan mengkredit rekening aktiva.
Kas Rp.xxx
Apabila dividen yang dibagi itu berbentuk saham sendiri maka jurnal pencatatanya
berbeda dari yang tersebut di atas. Berikut ini diberikan penjelasan untuk masing-
masing jenis dividen.
Dividen Kas
Dividen yang paling umum dibagikan oleh PT adalah dalam bentuk kas. Yang perlu
diperhatikan oleh pimpinan perusahaan sebelum membuat pengumuman adanya dividen kas
ialah apakah jumlah uang kas yang ada mencukupi untuk pembagian dividen tersebut. Jurnal
untuk mencatat pembagian dividen kas ini dibuat pada tanggal pengumuman dan
pembayaran.
Contoh:
PT Putra Akbar pada tanggal 20 Desember 2019 mengumumkan pembagian dividen sebesar
Rp 1.000,00 untuk setiap lembar saham biasa dan akan dibayar tanggal l0 Januari 2020
kepada pemegang saham yang terdaftar pada tanggal 10 Januari 2020. Saham biasa yang
beredar sebanyak 1.000.000 lembar. Jurnal yang dibuat oleh PT Putra Akbar untuk mencatat
pembagian dividen di atas adalah sebagai berikut :
Sebagai ilustrasi di bawah ini diberikan contoh pembagian dividen aktiva selain kas sebagai
berikut:
PT APB mempunyai 10.000 lembar saham PT BEB dengan harga perolehan sebesar Rp
10.000.000,00. Saham PT BEB yang beredar sebanyak 10.000.000 lembar. Pada tanggal 15
Desember 2019 diumumkan pembagian property dividens dimana setiap lembar saham PT
APB akan menerima dividen 1 lembar saham PT BEB, pembagiannya pada tanggal 15
Januari 2020. Harga saham PT BEB pada tanggal 15 Januari 2020 sebesar Rp 1.250,00 per
lembar.
15 Desember 2019
Piutang Dividen Rp 12.500.000,00
Investasi dalam Saham PT BEB Rp 12.500.000,00
15 Januari 2020
Investasi dalam Saham PT BEB Rp 12.500.000,00
Piutang Dividen Saham PT BEB Rp 12.500.000,00
Jurnal yang dibuat oleh PT BEB sebagai berikut :
15 Desember 2019
Laba tidak dibagi Rp 10.000.000,00
Utang dividen saham PT APB Rp 10.000.000.,00
15 Januari 2020
Utang dividen saham PT APB Rp 10.000.000,00
Investasi dalam saham PT APB Rp 10.000.000,00
Dividen Utang/Scrip dividens
Dividen utang (scrip dividens) timbul apabila laba tidak dibagi itu saldonya mencukupi untuk
pembagian dividen, tetapi saldo kas yang ada tidak cukup. Sehingga pimpinan PT akan
mengeluarkan scrip dividens yaitu janji tertulis untuk membayar jumlah tertentu di waktu
yang akan datang. Scrip dividens ini mungkin berbunga, mungkin juga tidak.
Ketika jatuh tempo, scrip dan bunganya dilunasi dengan jurnal sebagai berikut :
Utang deviden scrip Rp 1.000.000,00
Biaya bunga Rp 25.000,00
Kas Rp 1.025.000,00
Perhitungan :
Biaya bunga = 3/12 x 10% x Rp 1.000.000,00 = Rp 25.000,00
Dividen Likuidasi
Yang dimaksud dengan dividen likuidasi adalah dividen yang sebagian merupakan
pengembalian modal. Dividen likuidasi ini dicatat dengan mendebit rekening pengembalian
modal yang dalam neraca dilaporkan sebagai pengurang modal saham. Dalam perusahaan
yang memiliki wasting assets yang tidak akan diganti, bisa membagi dividen likuidasi secara
periodik. Biasanya modal yang dikembalikan adalah sebesar deplesi yang diperhitungkan
untuk periode tersebut. Apabila perusahaan membagi dividen likuidasi, maka para pemegang
saham harus diberitahu mengenai berapa jumlah pembagian laba dan berapa yang merupakan
pengembalian modal, sehingga para pemegang saham bisa mengurangi rekening
investasinya.
Dividen Saham
Dividen saham adalah pembagian tambahan saham, tanpa dipungut pembayaran kepada para
pemegang saham, sebanding dengan saham-saham yang dimilikinya.
Jumlah Rp 275.000.000,00
Harga pasar per lembar :
Saham prioritas = Rp 22.500,00
Saham biasa = Rp 11.000,00
Untuk mencatat dividen saham, terdapat beberapa harga yang dapat digunakan yaitu :
a. dicatat sebesar harga pasar pada saat saham dibagi
b. dicatat sebesar nilai nominal saham
c. dicatat sebesar harga jual sahamnya dulu sehingga jumlah agio atau disagionya sama.
Berikut ini diberikan contoh pencatatan dividen saham.
Contoh 1 (dicatat sebesar harga pasar pada saat dibagi)
Diumumkan pembagian dividen saham sebesar 10% untuk pemegang saham biasa. Jurnal
yang dibuat untuk mencatat dividen sebagai berikut :
Dividen saham prioritas yang berakumulasi, sebelum secara resmi diumumkan belum
merupakan utang PT. Tetapi supaya jelas di dalam neraca diminta untuk melaporkan adanya
akumulasi dividen tersebut. Cara melaporkan dalam neraca bisa dilakukan dengan cara:
Jumlah Rp 600.000.000,00
Jika saham yang beredar itu tanpa nominal, maka dividen yang akan dibagikan harus
dinyatakan dalam rupiah dan bukan dalam persentase. Apabila perusahaan ingin
mentransfer laba tidak dibagi ke modal saham, tidak perlu mengumumkan dividen saham
tetapi cukup dengan membuat jurnal sebagai berikut :
Modal saham Rp xx
PEMBATALAN LABA TIDAK DIBAGI
Seperti yang telah disebutkan di muka, laba tidak dibagi itu berasal dari kumpulan rugi
laba perusahaan baik yang rutin, tidak rutin atau yang merupakan koreksi laba tahun-tahun
sebelumnya. Dividen yang dibagikan dibebankan ke rekening laba tidak dibagi dengan
maksud untuk menjaga agar tidak semua saldo tidak dibagi diminta sebagai dividen.
Pembatasan ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1. Membuat jurnal untuk mencatat pembatasan laba tidak dibagi, sehingga jumlah laba
tidak dibagi yang dibatasi.
2. Tidak membuat jurnal pembatasan laba tidak dibagi. Dalam cara pembatasan-
pembatasan yang ada. Dalam cara ini pembatasan-pembatasan yang ada dilaporkan
dalam neraca dengan suatu keterangan atau cacatan kaki.
Ada beberapa sebab yang mengakibatkan terjadinya pembatasan laba tidak dibagi sebagai
berikut:
Agar pengeluaran obligasi dapat lebih menarik kreditur, dengan perjanjian yang
mewajibkan perusahaan untuk membuat dana pelunasan obligasi yang disimpan oleh pihak
ketiga. Dana ini bisa merupakan setoran periodik dengan jumlah tertentu, atau mungkin juga
jumlahnya tidak sama. Untuk mengimbangi adanya dana pelunasan obligasi, biasanya laba
tidak dibagi dibuat dalam jumlah yang sama dengan jumlah dana pelunasan obligasi. Bila
obligasi yang beredar itu merupakan obligasi berseri, jumlah pembatasan laba tidak dibagi
tidak harus sama dengan jumlah dana pelunasan obligasi. Pembatasan laba tidak dibagi ini
dibuat selama obligasi masih beredar sesudah obligasi yang beredar itu dilunasi, pembatasan
yang sudah dilakukan dihapuskan dan dikembalikan ke rekening laba tidak dibagi. Jurnal
yang dibuat untuk membatasi laba tidak dibagi adalah sebagai berikut :
Sesudah tujuan pembatasan ini tercapai, rekening yang dibatasi dikembalikan ke rekening
laba tidak dibagi, berarti jumlahnya dapat diminta sebagai dividen. Untuk mejaga agar
jumlah tersebut dapat tetap mejadi modal perusahaan maka perusahaan dapat membagi
dividen saham.
Untuk menjaga kemungkinan timbulnya kerugian dimasa yang kan datang pimpinan
perusahaan dapat membatasi laba tidak dibagi dan mencatatnya dalam rekening-rekening
sebagai berikut:
Laba tidak dibagi untuk ketidakpastian.
Seperti dalam tujuan pembatasan lain, pembatasan untuk kemungkinan kerugian di masa
yang akan datang ini dapat dikerjakan dengan membuat jurnal atau dengan memberi
keterangan tanpa jurnal.
Dari laporan PT dapat dilakukan beberapa perhitungan yang dipakai sebagai alat
pengukuran terhadap kemampuan perusahaan yaitu :
Yang dimaksud dengan nilai buku saham adalah jumlah rupiah yang menjadi milik tiap-
tiap lembar saham dalam modal PT. Nilai buku ini adalah jumlah yang akan dibayarkan
kepada para pemegang saham pada waktu pembubaran (likuidasi) PT, jika aktiva dapat
dijual sebesar nilai bukunya. Apabila saham yang beredar itu hanya satu macam, yaitu
saham biasa maka nilai buku lembar saham dihitung sebagai berikut :
Jumlah Modal PT
Nilai buku per lembar saham =
Jumlah lembar saham yang beredar
Sebagai ilustrasi berikut ini contoh modal dari PT INTAN
Rp 17.500.000,00
Rp 17.500.000,00
Nilai buku per lembar = = Rp 17.500,00
1000 lembar
Jika ada modal saham dipesan, maka jumlahnya ditambahkan pada modal dan jumlah
lembarnya ditambahkan pada jumlah lembar yang beredar. Jika ada treasury stock, maka
jumlahnya dikurangkan pada modal dan jumlah lembarnya dilurangkan pada jumlah
lembar yang beredar.
Rp 800.000,00
Rp 2.525.000,00
Rp 2.400.000,00
Rp 2.400.000,00
Nilai buku per lembar saham =
1000 lembar + 300 lembar – 100 lembar
= Rp 2.000,00
Apabila saham yang beredar itu terdiri dari saham biasa dan prioritas, maka pertama kali
harus dihitung dulu bagian modal yang menjadi milik saham prioritas. Sisa modal yang
ada menjadi bagian saham biasa. Nilai buku per lembar saham prioritas adalah bagian
modal saham biasa dibagi dengan jumlah lembar saham biasa yang beredar. Untuk
menghitung bagian modal yang menjadi milik saham prioritas perlu dipertimbangkan hal-
hal sebagai berikut:
a. Nilai likuidasi yaitu jumlah yang akan dibayarkan kepada pemegang prioritas pada saat
perusahaan dilikuidasi. Nilai ini bisa di bawah nominal, sama dengan nominal atau lebih
besar dari nominal.
b. Hak Dividen. Saham prioritas mungkin mempunyai hak-hak tertentu misalnya hak atas
laba tidak dibagi sesuai dengan perjanjian tentang dividen. Dalam keadaan seperti ini
maka laba tidak dibagi sebesar jumlah sesuai dengan perjanjian akan dihubungkan
dengan saham prioritas. Kadang-kadang saham prioritas itu bersifat kumulatif atau
berpartisipasi, jika keadaannya seperti ini maka harus dihitung berapa besarnya laba tidak
dibagi yang harus diperhitungkan terhadap saham prioritas.
Sebagai ilustrasi perhitungan nilai buku saham prioritas dan biasa, berikut ini diberikan
beberapa contoh yang dasarnya adalah modal PT TIGA PUTRA per 31 Desember 2019
sebagai berikut :
Rp 157.500.000,00
Contoh 1.
Dividen saham prioritas yang belum dibayar adalah mulai Juli 2016. Nilai likuidasi saham
prioritas Rp 11.000,00. Saham prioritas berhak atas dividen yang belum diterima. Nilai
buku saham pada tanggal 31 Desember 2019 dihitung sebagai berikut :
Rp 115.000.000,00
Yang dimaksud dengan pendapatan per lembar adalah jumlah pendapatan yang diperoleh
dalam satu periode untuk tiap lembar saham yang beredar. Informasi mengenai pendapatan
per lembar saham dapat digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk menentukan dividen
yang akan dibagikan. Sedangkan bagi investor, informasi ini dapat digunakan untuk
mengetahui perkembangan perusahan. Apabila dividen yang dibayarkan pada tiap lembar
saham dibandingkan dengan pendapatan per lembar saham, maka akan diperoleh persentase
pembayaran (payout percentage).
Perhitungan EPS tergantung dari struktur modal PT, yaitu sederhana atau kompleks. Struktur
modal yang sederhana adalah struktur modal yang terdiri saham biasa saja, atau dapat juga
terdiri dari berbagai saham tetapi tidak mempunyai efek dilutive. Perhitungan EPS adalah
sebagai berikut:
Contoh 1:
PT INTAN mempunyai modal saham biasa yang beredar dalam tahun 2019 sebanyak 10.000
lembar. Pendapatan bersih dalam tahun 2019 sebesar Rp. 150.000.000,00. Semua saham
sudah beredar sejak awal tahun 2019 dan tidak ada saham prioritas.
Diminta:
Penyelesaian:
Rp.150.000.000,00 = Rp.15.000,00
10.000
Contoh 2:
PT BINTANG mempunyai modal sebagai berikut:
- Saham biasa sebanyak 15.000 lembar
- Saham prioritas, nominal Rp.10.000,00 per lembar, beredar sebanyak 10.000 lembar
- Dividen saham prioritas sebesar 10%.
- Pendapatan bersih tahun 2016 sebesar Rp.2.000.000.000,00
Perincian mengenai saham biasa adalah sebagai berikut:
1 Januari 2019 beredar 10.000 lembar
1 Juli 2019 emisi saham baru sebanyak 5000 lembar.
Diminta:
Hitung pendapatan per lembar saham biasa dan saham prioritas!
Penyelesaian:
Jumlah Saham Lama peredaran Bobot (Weight) Rata-rata terimbang
10.000 (SP) 12 12/12 10.000
10.000 (SB) 12 12/12 10.000
5.000 (SB) 6 6/12 2.500
Jumlah rata-rata terimbang 22.500
Rp.88.444,44
Sruktur modal yang kompleks adalah struktur modal yang terdiri dari berbagai macam
surat berharga seperti saham biasa, saham prioritas, surat-surat berharga yang dapat
ditukarkan (convertible) seperti convertible prefered stocks atau option atau warrants.
Accounting standards untuk struktur modal yang kompleks menghendaki penyajian dua
data pendapatan per lembar saham, yaitu primary earnings per share dan fully diluted
earnings per share.
Primary EPS = Pendapatan bersih – Dividen saham prioritas - akibat dari saham
biasa
Rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar ekuivalen
Fully diluted EPS = Pendapatan bersih – Dividen saham prioritas - akibat dari saham
biasa – SB Rata-rata terimbang saham biasa yang selain
SB ekuivalen yang mempunyai akibat dilitive