Anda di halaman 1dari 9

Nama : Delia Agustina

Npm : 183403088
Kelas : Akuntansi B
Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan

LABA DITAHAN

1. Pengertian Laba Ditahan


Laba ditahan adalah bagian dari laba bersih perusahaan yang ditahan oleh perusahaan
dan tidak dibayarkan sebagai dividen kepada pemegang saham. Uang ini biasanya
diinvestasikan kembali ke dalam perusahaan, agar menjadi bahan bakar utama untuk
kelangsungan pertumbuhan perusahaan, atau digunakan untuk melunasi hutang-hutang
perusahaan. Menghitung laba ditahan dan mempersiapkan laporan laba ditahan adalah bagian
yang penting dari pekerjaan seorang akuntan. Biasanya laba ditahan untuk periode laporan
tertentu dihitung dengan cara mengurangi laba bersih dengan dividen yang harus dibayar oleh
perusahaan kepada pemegang saham.

2. Tujuan Laba ditahan


a. Sebagai Modal Usaha Lanjutan
Tujuan yang pertama adalah sebagai modal usaha lanjutan. Maksudnya laba tersebut
diputar kembali menjadi modal untuk usaha. Tentu harapannya adalah supaya produksi
lebih meningkat. Ini dilakukan apabila, keuntungan yang didapatkan perusahaan tidak
terlalu besar. Padahal, di saat itu, kebutuhan akan modal jauh lebih banyak. Maka dari itu,
solusi yang diambil ialah, menerapkan sistem laba ditahan yang disepakati bersama.
b. Untuk Membayar Utang Perusahaan
Sistem laporan laba ini dilakukan untuk tujuan membayar utang yang dilakukan
perusahaan. Terutama untuk hutang yang telah jatuh tempo. Karena jika tidak dibayarkan,
tentu perusahaan akan bermasalah. Jika hutangnya cukup besar, biasanya pemilik saham
sepakat pembayarannya melalui sistem laba di tahan. Karena bagi mereka, nama baik
perusahaan lebih utama dibandingkan penghasilan mereka. Toh, profit yang didapatkan
nantinya bisa berlipat ganda.
c. Untuk Modal Pengembangan Usaha Atau Bisnis
Jika menemukan strategi yang bagus untuk mengembangkan usaha, tetapi terkendala
dengan modal, maka sistem laba ditahan kadang diperlukan. Ini berlaku, apabila strategi ini
muncul ketika pembagian laba perusahaan sudah dekat. Maka dari itu, dilakukan perjanjian
lanjutan yang mengharuskan pembagian laba ditunda untuk periode tertentu, demi
kelancaran strategi tersebut. Biasanya pihak pemodal menyetujuinya dengan catatan,
keuntungan yang diperoleh harus lebih besar dibandingkan sebelumnya.
d. Sebagai Modal Cadangan

Laba ditahan diberlakukan dengan tujuan untuk menambah modal cadangan. Ini terjadi,
apabila stok finansial perusahaan sangat tipis, yang apabila laba masih harus dibagi-bagi,
produksi selanjutnya bakal terganggu.
e. Sebagai Investasi Lanjutan
Terkadang, laba ditahan tidak atas keinginan pemilik perusahaan maupun pemilik
saham tertinggi. Tetapi memang keinginan sebagian besar pemodal di perusahaan tersebut.
Tujuannya adalah untuk diinvestasikan kembali ke dalam bentuk saham lanjutan. Sehingga
jumlah saham yang dimiliki bertambah. Yang artinya keuntungan dari laba perusahaan juga
semakin besar.

3. Faktor Yang Memengaruhi Laba Ditahan


Selain ada tujuan, sistem laba ditahan dilakukan karena dipengaruhi oleh faktor-faktor
tertentu. Seperti adanya kesalahan laporan keuangan pada periode tertentu, penyesuaian
rupiah dengan rupiah periode sebelumnya, perubahan metode dan prinsip akuntansi serta
perubahan manajemen perusahaan.

4. Laporan Laba Ditahan


Laporan laba ditahan berisi tentang perubahan yang terjadi terhadap laba ditahan
perusahaan pada periode berjalan. Rincian laporan laba ditahan biasanya terdiri dari laba atau
rugi operasional perusahaan, pembayaran dividen, dan pos pos lainnya (jika ada) yang
mempengaruhi saldo laba ditahan.
Perhitungan laba ditahan bisa dirumuskan sebagai berikut:

Laba Ditahan = Saldo Laba Ditahan + Laba Bersih - Pembayaran Dividen

Contoh:
Misalnya pada awal tahun 2019, posisi saldo laba ditahan PT Blimbing Jaya sebesar IDR
4.700. Selama tahun 2019, PT Blimbing Jaya berhasil membukukan laba bersih setelah pajak
sebesar IDR 5.800. Pada akhir periode, PT Blimbing Jaya memutuskan untuk membagikan
dividen tunai sebesar IDR 5.300 kepada para pemegang sahamnya dengan rincian IDR 2.000
untuk pemegang saham preferen dan IDR 3.300 untuk pemegang saham biasa.
Laba Ditahan dan Pencatatan Akuntansinya
Laba ditahan adalah bagian dari struktur modal perusahaan. Pelaporan laba ditahan pada
neraca berada pada sisi pasiva perusahaan.

Posisi laba ditahan pada neraca

Pada neraca tersebut terlihat posisi laba ditahan berada pada struktur modal perusahaan dan
merupakan salah satu jenis ekuitas perusahaan.
Jurnal Laba Ditahan
Melihat posisi laba ditahan yang berada pada sisi pasiva, maka laba ditahan akan bersaldo
disisi kredit. Laba ditahan perlu dilakukan pencatatan atau penjurnalan ketika terjadi:
 Perusahaan memperoleh laba atau menderita rugi
 Perusahaan mengumumkan pembagian dividen kepada pemegang saham

5. Dividen
Laba ditahan akan berkurang nilainya apabila perusahaan memutuskan untuk
membagikan laba ditahan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Pembagian
dividen tersebut akan dijurnal sebagai berikut:

Ada dua tahap dalam pencatatan dividen tunai. Pertama ketika perusahaan mengumumkan
akan membagikan dividen. Saat pengumuman tersebut, perusahaan akan mengurangi
(mendebit) saldo laba ditahan dan mengakui utang dividen. Utang dividen ini diakui karena
dividen masih belum dibayarkan. Hanya diumumkan. Dan pengumuman ini berarti
perusahaan berjanji (berhutang) kepada pemegang saham bahwa dividen akan dibayarkan.

6. Jenis-jenis Dividen
a. Dividen tunai
Jenis dividen tunai adalah yang paling umum dibagikan kepada pemegang saham. Cara
pembayarannya adalah secara tunai. Sehingga, hal ini lebih disenangi oleh para pemegang
saham. Terkadang perusahaan public membayarkan dividen ini secara berkala. Antara dua
sampai empat kali dalam 1 tahun. Selain itu, dividen ini biasanya akan dikenai pajak sesuai
dengan hukum yang berlaku pada tahun pengeluaran.
Ada 4 tanggal penting yang perlu diperhatikan dalam perlakuan akuntansi dividen berjenis
uang tunai, yaitu:
 Tanggal Pengumuman, adalah tanggal pada saat dewan direksi mengumumkan akan
dibagikannya dividen dalam bentuk uang tunai. Pada saat ini perusahaan melakukan
pengakuan akan utang dividen dengan mendebit saldo laba ditahan. 
 Tanggal Ex-Dividen, adalah tanggal pada saat tanggal penghentian penjualan saham
di bursa untuk sementara. Penghentian penjualan saham sementara dilakukan (mungkin 1
atau 2 hari), tiada lain agar perusahaan punya waktu untuk melakukan pemutahiran
(update) buku besar “Ekuitas Pemegang Saham”.
 Tanggal Pencatatan, adalah tanggal pada saat para pemegang saham dapat melihat
nilai dividen yang akan diterimanya melalui memorandum pencatatan dividen tunai yang
dibuat oleh perusahaan. Pada saat ini, tidak ada jurnal yang perlu dibuat. Perusahaan
hanya perlu menunjukan memo pencatatan dividennya saja, sehingga pemegang saham
bisa melihat berapa persisnya jumlah uang tunai yang akan diterima.
 Tanggal Pembayaran, adalah tanggal pada saat dividen dibayarkan. Pada saat yang
sama perusahaan mencatat pengeluaran kas untuk pembayaran dividen, sekaligus
mengeliminasi ‘Utang Dividen’ yang diakui pada saat tanggal pengumuman.
Contoh:
Pada tanggal 15 Maret 2011 PT. JAK mengumumkan bahwa perusahaan akan membagikan
dividen tunai sebesar Rp 1/lembar saham kepada para pemegang sahamnya. Ada 2,000,000
lembar saham yang sudah diterbitkan sampai saat itu. Dividen rencananya akan dibagikan
pada tanggal 1 Juni 2011. Untuk itu manajemen perusahaan mengundang para pemegang
saham pada tanggal 15 April 2011 untuk memeriksa nilai dividen yang akan mereka terima.
Ex-Dividen (penghentian penjualan saham sementara) adalah 16 Maret 2011. Jurnalnya
akan menjadi sebagai berikut:
 Pada tanggal pengumuman (15 Maret 2011)
 Pada tanggal Ex-Dividen (16 Maret 2011)
16 Maret Laba Ditahan Rp. 2.000.000
2011 (pengumuman dividen
tunai) Rp. 2.000.000
Hutang Dividen

 Pada tanggal pencatatan (15 April 2011)


Tidak ada pencatatan yang perlu dilakukan. Perusahaan hanya menunjukan memo
pencatatan yang dilakukan pada tanggal 15 April 2011 yang lalu, sehingga masing-masing
pemegang saham tau berapa besarnya dividen yang akan ereka terima pada saat pembayaran
nanti.
15 April    Tidak ada Jurnal
 Pada tanggal pembayaran (1 Juni 2011)
1 Juni Hutang Dividen Rp. 2.000.000
2011 Kas                 Rp. 2.000.000

b. Dividen saham
Sesuai dengan namanya, dividen saham ini dibayarkan dalam bentuk saham. Dividen ini
sering di manfaatkan oleh perusahaan jika perusahaannya kekurangan uang kas. Pembagian
dividen jenis stock biasanya diberikan secara merata bagi semua pemegang saham. Dengan
demikian, para pemegang saham akan menerima saham lebih banyak setelah mendapatkan
dividen saham ini.
Contoh:
PT. JAK mengumumkan pembagian dividen dalam bentuk saham sebesar 20% dari saham
beredar (30,000 x 20% = 6000 lembar). Pada tanggal yang sama, harga pasar saham PT. JAK
adalah Rp 25/lembar. Dengan demikian, maka harga pasar wajar atas 6000 lembar saham
yang akan dibagikan sebagai dividen adalah Rp 150,000. Jurnal yang diperlukan:
 Pada saat pengumuman
 Pada saat penerbitan saham untuk dividen
Jurnal :
Laba Ditahan Rp. 150.000
Dividen saham biasa tersedia untuk dibagi Rp. 120.000
Tambahan modal disetor dari dividen saham Rp. 30.000
Setelah saham untuk dividen diterbitkan, maka posisi ekuitas pemilik menjadi sebagai
berikut:   
Dividen saham biasa tersedia untuk dibagi Rp. 120.000
Saham biasa Rp. 120.000
Saham biasa Rp 20 par (36.000 lembar beredar) Rp. 720.000
Tambahan modal disetor Rp. 330.000
Laba Ditahan Rp. 450.000
Total Ekuitas Pemilik Rp. 1.500.000

c. Dividen properti
Dividin properti ini dibagikan dalam bentuk aset/barang. Tidak dengan tunai ataupun
saham. Jenis pembagian dividen ini jarang dilakukan oleh prusahaan. Karena akan lebih sulit
perhitungannya. Biasanya perusahaan melakukannya karena uang tunai yang ada di
perusahaan sudah terlanjur tertanam dalam investasi perusahaan lain.
Contoh I :
Pada tanggal 5 April 1984, PT. Emak mengumumkan pembagian dividen property berupa
investasi dalam surat-surat berharga yang bernilai buku Rp 15.000/lb. Harga pasar surat-surat
berharga saat ini di bursa adalah Rp 20.000/lb. surat-surat berharga tersebut akan dibagikan
kepada semua pemegang saham beredar perusahaan yang berjumlah 5000lb pada tanggal 20
Desember 1984. Setiap pemegang 1 lb saham akan memperoleh 5 buah barang.
Jawab :
Perhitungan laba-rugi :
Harga pasar (5000lb x 5 x Rp 20.000) Rp 500.000.000
Nilai Buku (5000lb x 5 x Rp 15.000) Rp 375.000.000
Laba kenaikan harga surat2 berharga Rp 125.000.000

Jurnal tanggal 5 April 1984 (pengumuman)


Investasi Surat-surat berharga Rp 125.000.000
Laba Kenaikan Harga Surat-surat berharga Rp 125.000.000
Laba Ditahan Rp 500.000.000
Utang Dividen Propert Rp 500.000.000

Jurnal tanggal 20 Desember (distrubusi)


Utang Dividen Property Rp 500.000.000
Investasi surat-surat berharga Rp 500.000.000

d. Dividen skrip
Dividen Skrip dibayarkan dalam bentuk surat janji hutang. Perusahaan akan
membayarkan pada waktu dan jumlah tertentu sesuai dengan surat janji hutang. Dan biasanya
surat ini akan dikenakan bunga sampai dengan uang tersebut dibayarkan kepada pemilik
saham. Pembayaran dengan jenis ini bisa saja terjadi karena kurangangnya persediaan uang
tunai dalam perusahaan. Sehingga, akan menyebabkan perseroan mempunyai hutang jangka
pendek kepada pemegang surat.
Contoh:
PT ABC mengumumkan pembagian scrip dividends sebesar Rp100.000,00 bunga 10% jatuh
tempo 3 bulan kemudian. Jurnal yang dibuat oleh PT ABC sebagai berikut:
Laba tidak dibagi Rp. 100.000
Utang dividen skrip Rp. 100.000

Ketika jatuh tempo, scrip dan bunganya dilunasi dengan jurnal sebagai berikut:
Utang dividen skrip Rp. 100.000
Biaya bunga Rp. 2.500
Kas Rp. 102.500

Perhitungan:
Utang dividen skrip Rp100.000,00
Biaya bunga
3/12 x 10% x Rp100.000,00 = Rp2.500,00
Kas
Utang dividends scrip + Biaya bunga = Rp100.000,00 + Rp2.500,00 = Rp102.500,00

5. Dividen likuidasi
Dividen likuidasi bisa diartikan sebagai pengembalian modal. Hal ini bisa saja terjadi karena
perusahaan mengalami kebangkrutan. Namun, hal ini hanya berlaku jika perusahaan tersebut
masih memiliki sedikit sisa kekayaannya. Jika tidak ada yang tersisa, maka pemegang saham
tidak akan mendapat apa-apa.
Contoh:
Nugraha, Co mengumumkan dan membayar dividen tunai dan dividen likuidasi parsial
sebesar $ 100,000. Dari jumlah tersebut sebesar $ 75,000 merupakan dividen tunai senilai $
15 untuk 5,000 lembar saham biasa. Sedangkan sisanya $ 25,000 merupakan dividen
likuidasi senilai $ 5 per lembar yang dicatat sebagai pengurang Agio Saham.
Solusi:
Saat pengumuman dividen:
Dividen (Laba Ditahan) $ 75,000
Agio Saham $ 25,000
Utang Dividen $ 100,000

Saat pembayaran dividen:


Utang Dividen $ 100,000
Kas $ 100,000
Jika perusahaan yang membayarkan deviden akan dilikudasi maka di dalam pembagian
deviden terdapat deviden likuidasi (pengembalian modal).
Contoh soal:
PT Setia membagi deviden kas sebasar Rp 800.000,00 dari jumlah tersebut 40% merupakan
pembagian keuntungan dengan 60% merupakan pemgembalian modal.
Jurnal:
Kas                                     Rp 800.000,00
     Pendapatan                                                    Rp 320.000,00
     Investasi jangka panjang saham                     Rp 480.000,00

Anda mungkin juga menyukai