Anda di halaman 1dari 11

Silahkan Peserta Tuton menjelaskan jenis-jenis dividen yang dapat dibagikan

perusahaan kepada pemegang saham beserta contoh transaksi dari masing-masing


jenis dividen

Jawab :

Secara umum jenis deviden yang dapat dibagikan perusahaan adalah sebagai berikut.
1. Dividen Kas (Cash Dividends).
2. Dividen Aktiva Nonkas (Property Dividends).
3. Dividen Utang (Script Dividends).
4. Dividen Likuidasi (Liguidating Dividends).
5. Dividen Saham (Stock Dividends).

Yang akan saya jelaskan sebagai berikut.


A.Deviden Kas
Pembagian deviden dalam bentuk kas paling sering dilakukan perusahaan besarnya dividen
kas yang dapat dibagikan di samping memperhitungkan saldo laba yang ditahan juga perlu
melihat banyaknya khas yang dimiliki perusahaan Seperti yang anda ketahui saldo laba yang
ditahan yang digunakan sebagai bahan pertimbangan besarnya dividen kas yang dapat
dibagikan adalah laba yang ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya syarat yang terakhir
ini juga terdapat pada semua jenis dividen kecuali deviden likuiditas yang akan dibicarakan
nanti contoh berikut diharapkan membantu anda dalam memahami dan kas.
Contoh 7.1
Manajemen PT Sadewa pada tanggal 15 Desember 2006 mengumum kan Adanya
pembagian deviden atau Kas untuk tahun buku 2006 Pengumuman itu berisi antara lain
sebagai berikut.
1. Besarnya dividen per lembar saham adalah Rp500,00.
2. Pendaftaran dimulai Saat pengumuman dikeluarkan sampai 1 bulan kemudian.
3. eviden mulai dapat diambil pada saat pendaftaran terakhir yaitu tanggal 15 Januari
2007.
Pada saat pengumuman PT Sadewa mempunyai 10.000 lembar saham biasa yang beredar.
Dari data tersebut maka PT Sadewa perlu mencatat pembagian deviden itu sebagai berikut.
Laba yang ditahan.............Rp.5.000.000,00
Utang deviden..........Rp.5.000.000,00
(mencatat pengumuman pembagian deviden sebesar Rp500 per lembar saham untuk
Rp10.000 saham biasa yang beredar)
10.000 lembar x Rp 500,00.

Pada masa pendaftaran, yaitu tanggal 15 Desember 2006 — 15 Januari 2007, perusahaan
tidak melakukan pembukuan yang berkaitan dengan pembagian dividen. Adapun terhadap
Utang Dividen karena akan dilunasi paling lama 1 bulan kemudian maka di dalam Neraca per
31 Desember 2006 dia akan disajikan sebagai Utang Lancar.

Sekarang, misalkan pada hari pertama mulai dapat diambilnya dividen, yaitu tanggal 15
Januari 2007, seorang pemegang saham yang memiliki 1.000 lembar saham PT Sadewa
mengambil dividen haknya. Untuk itu, perusahaan akan membayar dividen kepada
pemegang saham tersebut dengan kas dan mencatatnya sebagai berikut:
Utang Dividen.......... Rp500.000,00
KAS ................ Rp500.000,00
(mencatat pembayaran dividen kepada pemegang 1.000 Iembar saham perusahaan).
1.000 x Rp500,00

Untuk pembayaran dividen kepada pemegang Iembar-lembar saham berikutnya,


perusahaan juga membuat jurnal seperti di atas, yaitu dengan mendebit akun Utang Dividen
dan mengkredit akun Kas sebesar jumlah uang yang dibayarkan.

B.DIVIDEN AKTIVA NONKAS


Adakalanya perusahaan membagikan dividen yang akan dibayar dengan aktiva perusahaan
yang bukan berupa kas. Pembagian dividen aktiva nonkas akan berakibat sama dengan
dividen kas bagi perusahaan, yaitu berkurangnya saldo Laba yang Ditahan disertai dengan
berkurangnya aktiva perusahaan. Hanya saja pada dividen aktiva nonkas akan timbul
masalah, berapa nilai aktiva yang dibagikan sebagai dividen yang harus diakui perusahaan.
Pada dividen kas, hal itu tidak menjadikan masalah karena nilai aktiva yang diakui sebagai
pembagian dividen adalah sebesar kas yang dibayarkan.

Terhadap dividen aktiva nonkas, Standar Akuntansi Keuangan (SAK) menetapkan agar
mencatat aktiva yang dibagikan sebesar nilai wajarnya. Dalam praktiknya, nilai wajar ini
sering diartikan sebagai harga pasar aktiva yang bersangkutan pada saat pengumuman
dikeluarkan. Penggunaan harga pasar aktiva sebagai dasar pencatatan terhadap dividen
aktiva nonkas Sesungguhnya pada akhirnya akan berakibat sama dengan jika kita
menggunakan harga perolehan aktiva sebagai dasar pencatatan. Ilustrasi di bawah ini akan
menjelaskannya kepada Anda. Untuk itu, pelajari sungguh. Sungguh contoh berikut.

Contoh 7.2.
PT Abimanyu mempunyai usaha di bidang pertokoan dan pasar Swalayan. Untuk periode
tahun buku 2007, akan membagikan dividen dalam bentuk kupon senilai Rp200,00 per
lembar. Untuk 1 lembar saham akan dibagikan 2 lembar kupon. Kupon tersebut dapat
dibelanjakan di scmua toko dan pasar swalayan milik PT Abimanyu. Kupon tidak dapat
ditukarkan dengan uang tunai, dan harga barang-barang yang dibeli dengan kupon adalah
harga jual resmi barang-barang tersebut. Artinya, tidak ada potongan terhadap pembelian
dengan kupon. Batas waktu penggunaan kupon adalah 3 bulan setelah pengumuman
dividen dikeluarkan. Saat pengumuman dikeluarkan, PT Abimanyu memiliki 1.000 lembar
saham biasa yang beredar,

Dari kasus di atas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa sebenarnya PT Abimanyu
membayar dividen dengan menggunakan barang dagangannya, Ini dikarenakan kupon yang
dibagikan tidak dapat ditukar dengan uang tunai dan kupon itu hanya dapat dibelanjakan di
toko-toko milik perusahaan, Selain itu, harga jual yang dibeli dengan kupon tidak berbeda
dengan harga jual biasanya. Oleh karenanya, kemungkinan kupon itu dapat diperdagangkan
adalah kecil.

Dari kasus ini, kita juga dapat menghitung besarnya dividen yang dibagikan perusahaan
adalah barang dagangan senilai harga jualnya sebesar 2 x 1.000 x Rp200,00 —
Rp400.000,00. Jika kita berpegang pada SAK, dan menganggap nilai wajar aktiva yang
dibagikan adalah harga pasar aktiva tersebut maka besarnya dividen yang harus diakui pada
kasus di atas adalah Rp400.000,00 atau sebesar harga jual barang dagangan yang diberikan
kepada pemegang saham sebagai pembayaran dividen. Dengan demikian, PT Abimanyu atas
pembagian dividen tersebut perlu membuat jurnal sebagai berikut:

Saat Pengumuman :
Laba yang Ditahan .......... Rp400.000,00
Utang Dividen .........Rp400.000,00
(mencatat pengumuman pembagian dividen berupa kupon sebanyak 2.000 lembar saham
dengan nilai Rp200,00 per lembar).
Saat Pembagian Kupon :
Utang Dividen .......... Rp400.000,00
Kupon Penjualan Yang Beredar........... Rp400.000,00
(mencatat penyerahan 2.000 lembar saham sebagai pembagian dividen kepada pemegang
saham).

Saat Penggunaan Kupon Oleh Pemegangnya :


Kupon Penjualan Yang Beredar....Rp400.00,00
Penjualan Yang Beredar .................... Rp400.000,00
(mencatat penggunaan 2.000 lembar kupon oleh pemegangnya dengan membelanjakan ke
toko-toko milik perusahaan).

Apabila PT Abimanyu menggunakan sistem perpetual di dalam mencatat persediaannya


maka saat penggunaan kupon perlu ada jurnal lagi untuk mencatat Harga Pokok Penjualan
barang yang ditukar dengan kupon tersebut. Misalkan, HPP barang yang ditukar dengan
kupon adalah Rp300.000,00, maka jurnal pencatatan HPP saat penggunaan kupon adalah
berikut ini.

Harga Pokok Penjualan ......... Rp300.000,00


Persediaan Barang Dagangan ............. Rp300.000,00
(mencatat HPP dari barang yang ditukar dengan kupon oleh pemegang saham)

C.DIVIDEN UTANG
Dividen utang sebenarnya hanyalah merupakan perpanjangan waktu atau penundaan
pelunasan utang dividen. Utang dividen ditunda pelunasannya dengan cara perusahaan
memberikan janji utang tertulis kepada pemegang saham untuk nantinya dilunasi pada saat
jatuh temponya sesuai dengan janji tertulis tersebut. Di sini dapat pula dikatakan bahwa
dividen utang merupakan pengubahan bentuk utang dari lisan menjadi tertulis. Dividen
utang dapat diberikan dalam bentuk, antara lain obligasi, wesel, promes atau surat-surat
utang lainnya. Utang baru yang timbul dari dividen utang ini nantinya dicantumkan dalam
neraca, yaitu dalam kelompok utang lancar ataupun kelompok utang jangka panjang,
tergantung jangka waktu jatuh temponya. Jika jatuh temponya lebih dari 1 periode
akuntansi, terhitung dari tanggal neraca maka ia dimasukkan ke dalam kelompok utang
jangka panjang. Jika sebaliknya maka ia dimasukkan dalam kelompok utang jangka pendek.
Alasan utama perusahaan mengeluarkan dividen utang adalah adanya keinginan
perusahaan untuk tetap membagikan dividen, tetapi di lain pihak perusahaan tidak memiliki
dana yang cukup untuk dibayarkan sebagai dividen. Dengan tetap dibaginya dividen,
perusahaan tetap dapat mempertahankan citranya di mata pemegang saham dan calon
investor, Untuk itu diambil jalan tengah oleh perusahaan dengan tetap membagi dividen,
namun dalam bentuk dividen utang. Pembayaran dividen dengan surat utang dapat disertai
adanya bunga dapat pula tanpa bunga. Apabila di dalam dividen utang terdapat unsur
bunga maka perusahaan harus mengakui dan mencatatnya sebagai biaya bunga Untuk
periode berlakunya surat utang dimaksud. Mari sekarang kita menerapkannya pada contoh
berikut.

Contoh 7.3.
PT Kunti mengumumkan pembagian dividen Rp1.000,00 per lembar saham untuk 1.000
lembar saham biasanya yang beredar. Oleh karena perusahaan kekurangan kas untuk dapat
membayar dividen seluruhnya maka kepada 500 lembar saham terakhir yang mengambil
dividen akan diberikan wesel yang jatuh tempo 2 bulan kemudian. Wesel tersebut berbunga
12”, Setahun. Dari data ini maka jurnal yang diperlukan PT Kunti untuk mencatat pembagian
dividen itu adalah berikut ini.

Saat Pengumuman :
Laba yang Ditahan .................Rp1.000.000,00
Utang Dividen................................. Rp1.000.000,00
(mencatat pengumuman pembagian dividen sebesar Rp1.000,00 per lembar saham untuk
1.000 lembar saham biasa yang beredar).
1.000 x Rp1.000,00

Saat Pembayaran Dividen untuk 500 lembar Saham Pertama yang Mengambil
Utang Dividen ...... Rp500.000,00
Kas.................................Rp500.000,00
(mencatat pembayaran dividen untuk 500 lembar saham yang mengambil dividen pertama
kali).
Saat Pemberian Wesel Kepada 500 Lembar Saham Yang Mengambil Terakhir
Utang Dividen......... Rp500.000,00
Utang Wesel..................... Rp500.000,00
(mencatat penyerahan wesel kepada pemegang saham dari 500 lembar saham yang
mengambil dividen belakangan).
500 x Rp1.000,00

Dua Bulan Kemudian, Saat Pelunasan Utang Wesel :


Utang Wesel...........................Rp500.000,00
Biaya Bunga Wesel.................Rp 10.000,00
Kas...................................................... Rp510.000,00
(mencatat pelunasan utang wesel kepada 500 pemegang saham yang mengambil dividen
belakangan, bunga wesel 12% setahun).

Perhitungan: :
Nominal utang wesel = 500 x Rp1.000,00 = Rp500.000,00
Bunga untuk 2 bulan = 2/12 x 12% x Rp500.000,00 = Rp 10.000,00 +
Kas yang harus dikeluarkan perusahaan = Rp510.000,00

D. DIVIDEN LIKUIDASI
Apabila dividen dibagikan dengan maksud sebagai pembayaran kembali sebagian dari modal
yang disetor pemegang saham maka dividen tersebut dinamakan Dividen Likuidasi.
Pembayaran dividen likuidasi tidak boleh dibebankan kepada Laba yang Ditahan, namun
dibukukan dalam rekening Pengembalian Modal. Akun Pengembalian Modal nantinya
disajikan di dalam neraca sebagai pengurang dari Jumlah Modal Disetor. Selain dibukukan
dalam akun Pengembalian Modal, dividen likuidasi dapat pula dibukukan dengan mendebit
akun Agio Saham. Akan tetapi, ia tidak boleh dibukukan dengan mendebit akun Modal
Saham. Ini dikarenakan pada dividen likuidasi tidak terdapat pengurangan terhadap jumlah
lembar saham Yang beredar.
Dividen likuidasi ini dapat dilakukan oleh perusahaan secara sengaja Yupun tanpa sengaja.
Apabila dilakukan secara sengaja maka pembagian den likuidasi harus sepengetahuan dan
seizin pemegang saham. Dengan demikian, para pemegang saham dapat mengetahui
berapa besar bagian penyertaan modalnya yang akan dikembalikan perusahaan kepadanya.

Apabila pembagian dividen likuidasi dilakukan secara tidak sengaja sehingga dividen yang
dibagikan melebihi saldo Laba yang Ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya maka ketika
perusahaan menyctahuinya barux Segera dilakukan penyesuaian dan pemegang saham
perlu dibers tahu mengenai adanya dividen yang tanpa disengaja itu. Ketidaksengajaan
tersebut dapat timbul, misalnya ada biaya nonkas, seperti deplesi aktiva Sumber alam yang
bclum dibebankan.

Contoh 7.4.
PT Hurriyah Tammah atas kescpakatan para pemegany saham Membagikan dividen likuidasi
dengan maksud untuk mengurangi sebagian dari jumlah yang disetor pemegang saham
sebesar Rp500,00 untuk tiap lembar saham yang beredar. Saat itu perusahaan mempunyai
posisi modal
sebagai berikut :
- Modal Saham Biasa, nominal Rp1.000
per lembar beredar 10.000 lembar Rp10.000.000
- Agio Saham Biasa Rp20.000.000+
- Jumlah Modal Disetor Rp30.000.000
- Laba Yang Ditahan Rp 15.000.000+
- Jumlah Hak-hak Pemegang Saham Rp45.000.000

Terhadap pembayaran dividen likuidasi, PT Hurriyah Tammah perlu membuat jurnal sebagai
berikut.
Pengembalian Modal ..... Rp5.000.000,00
Kas.......................................... Rp5.000.000,00
(mencatat pembayaran dividen likuidasi sebesar Rp500,00 per lembar saham untuk 10.000
lembar saham biasa yang beredar).
10.000 x Rp500,00

Jumal tersebut dapat pula dibuat menjadi:


Agio Saham biasa........ Rp5.000.000,00
Kas............................................ Rp5.000.000,00

E. DIVIDEN SAHAM
Yang dimaksud dengan dividen saham adalah dividen yang dibayar dibagikan dalam bentuk
saham sendiri. Dengan kata lain, perusahaan membagikan sahamnya kepada para
pemegang saham dalam jumlah rasional dengan jumlah yang dimiliki masing-masing
pemegang saham. Pembagian saham ini dimaksudkan sebagai pembagian dividen.
pibagikannya dividen dalam bentuk saham ini jelas akan menambah jumlah
lembar saham yang beredar.

Terhadap dividen saham ini perusahaan pada saat mengeluarkan pengumuman pembagian
dividen membukukan dengan mendebit rekening Laba yang Ditahan dan mengkredit
rekening Utang Dividen Saham. Jumlah yang harus diakui sebagai Utang Dividen Saham
adalah sebesar nilai nominal atau nilai yang ditetapkan dari saham yang akan dibagikan.
Rekening Utang Dividen Saham ini jika sampai tanggal Neraca belum dilunasi akan
dicantumkan sebagai Penambah Modal Saham.

Untuk besarnya jumlah yang harus didebitkan ke Laba yang Ditahan, timbul masalah dalam
penetapannya. Hal ini disebabkan ada 3 alternatif jumlah yang dapat digunakan sebagai
dasar pencatatan ke Laba yang Ditahan, yaitu berikut ini.

1. Harga Pasar Saham yang akan dibagikan.


2. Nilai Nominal Saham yang akan dibagikan.
3. Harga Jual Saham yang akan dibagikan ketika dahulu pertama kali dikeluarkan pada saat
pendirian perusahaan.

Contoh 7.5.
PT Syathorika pada tanggal 20 Desember 2006 mengumumkan pembagian dividen saham.
Saat itu posisi modalnya sebagai berikut.
-Modal Saham Prioritas, nominal
@Rp10.000,00 beredar 1.100 lembar Rp 10.000.000,00
- Modal Saham Biasa, nominal
@Rp5.000,00 beredar 10.000 lembar Rp 50.000.000,00
- Agio Saham Prioritas Rp 1.000.000,00
Agio Saham Biasa Rp 10.000.000,00
- Jumlah Modal Disetor Rp 71.000.000,00
- Laba Yang Ditahan Rp 49.000.000,00
- Jumlah hak-hak Pemegang Saham Rp120.000.000.00

Pada saat itu, harga pasar saham prioritas Rp12.500,00 per lembar, sedangkan harga pasar
saham biasa adalah Rp5.500,00 per lembar. Berikut jurnal yang perlu dicatat PT Syathorika
sehubungan dengan dividen saham, untuk beberapa permisalan.

Permisalan 1
Dividen saham diberikan kepada pemegang saham biasa berupa Saham Biasa serupa
sebanyak 10% dari jumlah lembar saham yang beredar. Pembagian saham ini diperkirakan
tidak mengakibatkan penurunan harga pasar saham.
Saat Pengumuman :
Laba yang Ditahan.... Rp5.500.000,00
Utang Dividen Saham ....... Rp5.000.000,00
Agio Saham Biasa.......................Rp 500.000,00
(mencatat pengumuman pembagian dividen saham sebanyak 1.000 lembar saham biasa
nominal Rp5.000,00 per lembar).
10% x 10.000 x Rp5.500,00
10% x 10.000 x Rp5.000,00
Pada permisalan ini, pembagian saham sebagai dividen diperkirakan tidak mempengaruhi
harga pasar saham sehingga Laha yang Ditahan di debit sebesar harga pasar saham yang
dibagikan.

Saat Saham Biasa Dibagikan :


Utang Dividen Saham.........Rp5.000.000.00
Modal Saham Biasa........Rp5.000.000.00
(mencatat penyerahan 1.000 lembar saham biasa kepada pemegang saham biasa sebagai
pembagian dividen).

Permusalan 2
Dividen saham diberikan kepada pemegang saham biasa berupa Saham Biasa serupa
sebanyak 60”. dari jumlah saham biasa yang beredar. Adanya pembagian saham biasa
dengan jumlah lembar yang banyak ini, yaitu 6.009 lembar, diperkirakan akan berakibat
turunnya harga pasar saham biasa tersebut. Untuk itu, dividen saham lebih tepat bila dicatat
sebesar nilai pominal saham yang dibagikan.
Saat Pengumuman :
Laba yang Ditahan............Rp30.000.000,00
Utang Dividen Saham.......Rp30.000.000.00
(mencatat pengumuman dividen saham sebanyak 6.000 lembar saham biasa dengan
nominal @ Rp5.000,00)
60% x 10.000 x Rp5.000,00

Saat Saham Biasa Dibagikan :


Utang Dividen Saham ........ Rp30.000.000,00
Modal Saham Biasa ......................... Rp30.000.000.00
(mencatat penyerahan 6.000 lembar saham biasa kepada. pemegang saham biasa sebagai
pembagian dividen).

Permisalan 3
Dividen saham diberikan kepada pemegang saham prioritas berups Saham Biasa yang ada di
perusahaan sebesar 10% dari jumlah saham bias yang beredar. Oleh karena dividen saham
berupa saham yang tidak sejenis maka pencatatan berdasarkan harga pasar saham yang
dibagikan itu.
Saat Pengumuman :
Laba yang Ditahan ..........Rp5.500.000,00
Utang Dividen Saham ..................Rp5.000.000,00
Agio Saham...................................Rp 500.000,00
(mencatat pengumuman pembagian dividen saham kepada pemegang saham prioritas
berupa Saham Biasa perusahaan sebanyak 1.000 lembar saham biasa nominal @Rp5.000,00
dan harga pasar Rp5.500,00 per lembar).

Saat Saham Biasa Dibagikan :


Utang Dividen Saham Biasa ...........Rp3.000.000,00
Modal Saham Biasa ......................Rp5.000.000,00
(mencatat penyerahan 1.000 lembar saham biasa kepada pemegang saham prioritas
sebagai pembagian dividen).

SUMBER REFERENSI :
BMPEKMA4313 “AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH 2” PADA MODUL 7, KB 1 HALAMAN
7.4 – 7.21.

Sekian pendapat dari saya untuk menanggapi diskusi yang diberikan pada sesi 7 kali ini dan
saya ucapkan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai