PENGANTAR AKUNTANSI
• Berikut ini adalah berbagai cara untuk menyajikan pos modal dalam neraca:
Alokasi Pajak Penghasilan
• Laba kena pajak suatu perseroan besarnya ditentukan berdasarkan undang-undang Pajak
Penghasilan dan peraturan-peraturan pemerintah lain.
• Laba kena pajak berbeda dengan laba akuntansi (sebelum pajak penghasilan) yang
dihitung atas dasar prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
• Perbedaan timbul karena salah satu atau lebih dari situasi sebagai berikut, yaitu 1)
perbedaan tarif pajak atas sumber-sumber pendapatan atau penghasilan tertentu berbeda
dengan tarif pajak perusahaan. 2) Biaya-biaya untuk tujuan tertentu tidak boleh digunakan
untuk menghitung laba kena pajak, misalnya sumbangan yang diberikan perusahaan,
biaya perjamuan tamu, dan biaya promosisi tertentu. 3) metode pengakuan pendapatan
dan biaya.
• Sebagai contoh biaya depresiasi menurut peraturan perpajakan untuk tahun ini
Rp100.000, sedangkan menurut perhitungan perusahaan sebesar Rp60.000. Bila laba
sebelum pajak dan depresiasi adalah sebesar Rp300.000 maka laba bersih dapat dihitung
sebagai berikut:
Alokasi Pajak Penghasilan
• Bila penundaan PPh Rp6.000 tidak dicatat perusahaan, maka laba bersih
perusahaan akan tampak sebagai berikut:
• Jurnal:
Pajak penghasilan 36.000
Utang pajak penghasilan 30.000
Penangguhan PPH 6.000
Penyisihan Saldo Laba (Laba yang Ditahan)
• Laba yang ditahan adalah milik pemegang saham dan merupakan bagian laba
yang belum dibagikan
• Bila penyisihan laba yang ditahan digunakan untuk mengadakan ekspansi pabrik,
maka akun ini dapat diberi nama “penyisihan ekspansi pabrik”. Bila diadakan untuk
melunasi obligasi, maka akun ini dapat diberi nama “penyisihan untuk pelunasan
obligasi”.
• Misal PT. X memiliki laba yang ditahan Rp200 juta dan bermaksud
menyisihkannya untuk tujuan perluasan pabrik sebesar Rp50 juta. Transaksi
tersebut dicatat dalam buku jurnal sebagai berikut:
Saldo Laba Rp50.000.000
Penyisihan untuk ekspansi Rp50.000.000
• Bila terdapat bagian penyisian yang tidak diperlukan lagi, maka jumlah tersebut
harus dikembalikan ke akun laba yang ditahan kembali. Jurnal:
Penyisihan untuk ekspansi Rp50.000.000
Saldo Laba Rp50.000.000
Kegiatan Belajar 2:
Jenis Dividen
Pengertian Dividen
• Dividen adalah pembagian laba yang dilakukan oleh suatu perseroan kepada para
pemegang saham. Dividen dibagikan dalam jumlah yang sama untuk setiap
lembar sahamnya dan besarnya dividen yang diumumkan oleh Dewan Komisaris
tergantung pada sisa keuntungan setelah dikurangi dengan potongan-potongan
yang ditentukan dalam akte pendirian dan juga tegantung dari keputusan rapat
umum pemegang saham (RUPS).
• Pembagian dividen dapat dalam bentuk berikut ini:
a. Kas dividen tunai
b. Saham perusahaan sendiri atau saham bonus
c. Aktiva lain selain kas
• Suatu perseroan harus memenuhi tiga kondisi berikut ini agar dapat membayar
dividen, yaitu:
a. laba ditahan (yang tidak disisihkan) yang mencukupi
b. kecukupan kas atau aktiva lain yang memadai dan
c. ada keputusan resmi dari direksi.
Pengertian Dividen
• Sehubungan dengan pembagian dividen ada tiga tanggal yang perlu diketahui:
a. Tanggal pengumuman dividen
b. Tanggal pencatatan dividen
c. Tanggal pembayaran dividen
• Dividen atas saham prioritas kumulatif tidak menjadi utang perusahaan sampai
saat direksi secara formal mengumumkannya. Namun dividen yang tertunggak
dalam neraca harus diungkapkan dengan jelas dengan menggunakan catatan
kaki, tanda kurung, atau pemisahan laba yang ditahan seperti tampak sebagai
berikut:
Jenis Dividen
• Debet akun dividen saham Rp30.000.000 akan dipindahkan ke akun laba yang ditahan sebagai
bagian dari proses penutupan. Dan pengeluaran surat saham pada tanggal 10 Januari 20x2
akan dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Jenis Dividen