PEMBUKA 3
Transformasi 4
Ikhtisar Data Keuangan Penting 6
Peristiwa Penting 9
Identitas Perseroan 14
Penghargaan 15
Struktur Pemegang Saham 16
LAPORAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI 18
Laporan Dewan Komisaris 19
Laporan Direksi 24
Surat Pernyataan Anggota Dewan Komisaris dan Direksi tentang Tanggung Jawab atas
Laporan Tahunan 2014 30
PROFIL PERUSAHAAN 31
Riwayat Singkat Perusahaan 32
Bidang Usaha 34
Visi, Misi dan Nilai Perusahaan 35
Jaringan Usaha 37
Profil Dewan Komisaris 39
Profil Direksi 40
Aspek Pemasaran 99
Significant Events 100
Strategi dan Rencana Kerja 2015 101
PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK 104
Kilas Tata Kelola Perusahaan 104
Organ Tata Kelola Perusahaan 105
∗ Transformasi
∗ Peristiwa Penting
∗ Identitas Perseroan
∗ Penghargaan
Transformasi
Di tengah iklim persaingan dunia usaha yang semakin terbuka dan kompleks, perusahaan harus
memiliki daya saing yang tinggi agar mampu menghadapi berbagai tantangan, dengan membangun
strategi bisnis yang tepat. Seluruh elemen perusahaan harus mampu menyesuaikan dengan berbagai
tantangan, untuk itu Bank Yudha Bhakti terus mengembangkan inovasi melalui berbagai rumusan
strategi yang implementatif. Orientasi pada peningkatan layanan terhadap konsumen menjadi fokus
utama bagi industri perbankan. Dalam konteks ini, peningkatan kompetensi SDM menjadi tuntutan
yang harus dipenuhi.
Selain persaingan bisnis, tren pengelolaan perbankan tidak lagi sekedar menjadi lembaga yang
menghimpun dana dan kemudian menyalurkannya dalam bentuk kredit. Perbankan telah
berkembang menjadi lembaga penyedia berbagai jasa transaksi dan pengelola keuangan. Tren
perubahan lainnya yang juga menonjol, adalah dari proses perbankan dalam mengelola risiko. Jika
pada masa-masa sebelumnya bank hanya menjalankan strategi pricing dalam menghadapi
persaingan usaha, namun masa kini, bank dituntut lebih menekankan pada tingkat layanan yang
diberikan kepada konsumennya, serta pengelolaan risiko yang lebih menekankan pada proses
mitigasi. Bank tidak lagi hanya cenderung menghindari risiko, namun sekarang dituntut lebih optimal
dalam menjalankan peran sebagai lembaga intermediasi.
Bank Yudha Bhakti memahami bahwa kondisi yang berkembang harus senantiasa mendapat
perhatian dan respon yang lebih serius. Serangkaian rencana strategis, disusun berlandaskan kepada
visi bank untuk menjadi bank ritel yang solid, tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan. Seiring
dengan hal tersebut, proses transformasi menjadi bagian penting dalam setiap aspek organisasi.
Dalam wujud yang lebih nyata, gerak organisasi ditujukan pada efektifitas untuk mendukung
operasional yang semakin efisien dan maksimal terhadap pelayanan konsumen. oleh seluruh
tingkatan organisasi. Paradigma inilah yang menjadi pondasi Bank Yudha Bhakti guna meraih target
bisnis yang telah ditetapkan selama tahun 2014. Bank Yudha Bhakti melakukan program
transformasi mendasar di bidang perkreditan, penghimpunan dana, implementasi budaya kerja dan
IT yang akan membawa era baru dalam pengelolaan Bank Yudha Bhakti.
Dari sisi perkreditan, dilakukan reposisi kredit dari low yield ke high return, dengan fokus pada Kredit
Khusus Pensiun yang merupakan penghasilan yang utama dan harus terus menerus dijaga
produktifitasnya. Untuk Kredit Multi Finance Channelling yang pada masa sebelumnya mendominir
akan, demikian juga dengan Kredit Multiguna. Kredit Perorangan seperti KPR dan KPM masih dijaga
produktivitasnya. Untuk Kredit Komersial, arah pengembangan lebih ke kredit UKM ( di bawah Rp.5
M) dengan agunan yang memadai dan marketable.
Implementasi budaya kerja akan diselaraskan bersama dengan restrukturisasi organisasi berbasis
kinerja, penataan ulang sistem penilaian berbasis kinerja, pengembangan leadership, serta
penyesuaian Sumber Daya Manusia dengan kebutuhan strategis.
Di masa mendatang akan dilakukan upgrade Core Banking System untuk lebih meningkatkan
layanan transaksi operasional, perbaikan sistem keamanan / otorisasi dan network, pengembangan
kapabilitas transaction banking dan meningkatkan kapabilitas analitis dan pelaporan lewat Data
Warehouse.
Bank Yudha Bhakti sangat memahami bahwa proses transformasi menjadi perusahaan Publik tidak
selesai dengan tercatatnya di lantai bursa, namun terus berlanjut mengambil peran penting dalam
proses pembangunan nasional. Bank Yudha Bhakti optimis proses ini akan berjalan dengan baik dan
seluruh karyawan memiliki semangat yang sama untuk lebih performed melayani Customer.
Adanya komitmen seluruh elemen untuk mampu menghadapi berbagai tantangan bisnis mendorong
pencapaian pertumbuhan bisnis secara berkesinambungan untuk selanjutnya menambah nilai para
pemegang saham dan para pemangku kepentingan.
2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014
2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014
29,538 22,088
15,338 12,025
13,672 13,407
8,965
5,061
2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014
1.30%
10.74%
0.69% 0.69%
0.50% 5.53%
3.77%
2.35%
2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014
NIM CAR
6.09%
15.95% 16.03%
15.22% 15.23%
13.56% 13.56%
5.74% 12.76% 12.89% 12.76%
5.60%
5.33%
5.12%
LDR NPL-Nett
4.17%
90.65%
3.44%
85.71%
2.85%
79.63% 2.35%
79.05% 2.09%
76.58%
2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014
Februari
13 Februari 2014
28 Februari 2014
April
11 April 2014
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan diselenggarakan pada tanggal 11 April 2014 bertempat di
Kantor Pusat PT Bank Yudha Bhakti – Jakarta, dihadiri oleh Jajaran Dewan Komisaris, Direksi serta
seluruh Pemegang Saham Perseroan. Hal-hal yang diputuskan dalam Rapat diantaranya adalah
Laporan Pertanggungjawaban Direksi untuk tahun buku 2013, serta pengangkatan Direktur
Corporate Banking.
29 April 2014
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa diselenggarakan pada tanggal 29 April 2014 bertempat di
Kantor Pusat PT Bank Yudha Bhakti – Jakarta, dengan dihadiri oleh jajaran Dewan Komisaris, Direksi
serta seluruh Pemegang Saham Perseroan. Hal-hal yang diputuskan dalam Rapat salah satunya
adalah mengenai penambahan modal disetor Perseroan.
Mei
2 Mei 2014
Juni
25 Juni 2014
Peresmian PT Bank Yudha Bhakti Kantor Kas
Inkoppol yang beralamat di Gedung Inkoppol Jalan
Tambak No. 2 Menteng Jakarta Pusat, yang
merupakan relokasi dari lokasi lama di Gedung
STIENI Jalan Matraman Raya No. 3-5-7, Jakarta
Timur. Peresmian tersebut dilakukan langsung oleh
Direktur Utama dan disaksikan oleh Direksi, Kepala
Divisi, Area Manajer, dan Pemimpin Kantor Cabang
Pembantu Jadetabek.
Juli
11 Juli 2014
Siraman Rohani dan Buka Puasa Bersama Keluarga
Besar Bank Yudha Bhakti, dilaksanakan di Hotel
Redtop – Jakarta pada 11 Juli 2014. Acara tersebut
dihadiri oleh Dewan Komisaris, Direksi, Kepala
Divisi, dan pehabat lainnya serta seluruh karyawan
PT Bank Yudha Bhakti se Jadetabek. Dalam
kesempatan tersebut juga dilakukan penyerahan
undian hadiah Bedah Rumah kepada para nasabah
Kredit Khusus Pensiun.
Agustus
7 Agustus 2014
Halal Bihalal Keluarga Besar Bank Yudha Bhakti,
bertempat di Hotel Redtop – Jakarta dan
dilaksanakan pada 7 Agustus 2014. Dihadiri oleh
Dewan Komisaris, Direksi, Kepala Divisi, dan pejabat
lainnya serta seluruh karyawan PT Bank Yudha
Bhakti se Jadetabek. Acara ini dimaksudkan untuk
lebih mempererat tali silahturahmi dan kekeluargaan
antara jajaran Management dan karyawan.
26 Agustus 2014
Peresmian PT Bank Yudha Bhakti Kantor Cabang
Pembantu Cibubur yang beralamat di Komplek Ruko 64
Blok F, Jalan Lapangan Tembak No. 64 Cibubur, yang
merupakan relokasi dari lokasi lama di Kompleks Pasar
Induk Beras Cipinang Blok K-6, Jalan Pisangan Jakarta
Timur. Peresmian tersebut dilakukan langsung oleh
Direktur Utama dan disaksikan oleh Direksi, Kepala Divisi,
Area Manajer, dan Pemimpin Kantor Cabang Pembantu
Jadetabek.
September
10 September 2014
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Bank
Yudha Bhakti, diselenggarakan pada tanggal 10
September 2014 bertempat di Kantor Pusat
Perseroan, Gedung Primagraha Persada, Jalan
Gedung Kesenian No. 3-7, Jakarta Pusat. Rapat
tersebut dihadiri oleh Dewan Komisaris, Direksi dan
Pemegang Saham Perseroan dimana diantaranya
adalah memutuskan persetujuan pengunduran diri
Direktur Operasi Bp. Syahril Yoserizal serta
perubahan seluruh Anggaran Dasar Perseroan dalam
rangka Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) PT
Bank Yudha Bhakti.
Oktober
15 Oktober 2014
November
17 November 2014
Desember
13 Desember 2014
Workshop Direksi dengan para Kepala Divisi, kepala kantor cabang dan kepala kantor cabang
pembantu se Jadetabek dilangsungkan di Hotel Kristal Jakarta dalam rangka merumuskan kembali
nilai-nilai budaya / corporate culture untuk menjadi pedoman seluruh karyawan dalam berprilaku.
31 Desember 2014
Efektifnya Pernyataan Pendaftaran Penawaran Umum Perdana Saham PT Bank Yudha Bhakti oleh
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Suratnya Nomor S-584/D.04/2014 tanggal 31 Desember 2014
perihal Pemberitahuan Efektifnya Pernyataan Pendaftaran.
Infobank
Infobank Awards 2006
Bank yang berpredikat “Sangat Bagus” atas
Kinerja Keuangan Tahun 2005
Infobank
Infobank Awards 2011
Bank yang berpredikat “Sangat Bagus” atas
Kinerja Keuangan Tahun 2010
Infobank
Infobank Awards 2013
Bank yang berpredikat “Sangat Bagus” atas
Kinerja Keuangan Tahun 2012
Sampai dengan 31 Desember 2014 Bank Yudha Bhakti dimiliki oleh 11 (sebelas) pemegang saham
pendiri yang terdiri dari Koperasi, Perseroan dan individu.
Tabel. Pemegang Saham yang memiliki lebih dari 5 % saham per 31 Desember 2014
Nama Jumlah Saham Milik (%)
PT GOZCO CAPITAL 1.353.560.000 61,10 %
KOPKAR BANK YUDHA BHAKTI 131.920.000 5,95 %
INKOPPABRI 111.150.000 5,02 %
Tabel. Pemegang Saham yang memiliki kurang dari 5 % saham per 31 Desember 2014
Nama Jumlah Saham Milik (%)
INKOPAD 91.390.000 4,13 %
INKOPAL 91.390.000 4,13 %
INKOPAU 88.880.000 4,01 %
INKOPPOL 92.180.000 4,16 %
INKOVERI 56.720.000 2,56 %
PUSKOP MABES TNI 47.970.000 2,17 %
PUSKOP KEMHAN 61.380.000 2,77 %
SUGENG SUBROTO 88.620.000 4,00 %
INKOPAU
4.01%
INKOPAL
4.13%
INKOPAD
4.13% PT GOZCO CAPITAL
61,10%
INKOPPABRI
5.02%
KOPKAR BANK
YUDHA BHAKTI
5.96%
Kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang mencapai 5 % (lima persen)
atau lebih dari Modal Disetor.
Tabel. Kepemilikan saham mencapai 5 % (lima persen) atau lebih per 31 Desember 2014
Bank LK Bukan
Nama BYB Perusahaan Lainnya Keterangan
Lain Bank
Suprihadi, S.IP X X X X Tidak Ada
I Putu S. Soeranta X X X X Tidak Ada
Tjandra Mindharta Gozali X X X PT Inovasi Abadi Investindo 98 %
PT Surya Mega Investindo 40 %
PT Gozco Capital, Tbk 99,32 %
PT Gozco Investment 96 %
PT Golden Zaga Indonesia 98 %
PT Menara Bangun Sentosa 50 %
PT Surya Bumi Agro Lestari 90 %
PT Tong Chuang Indonesia 20 %
PT Bangun Multi Wahana 50 %
H. Rianzi Julidar S.IP, SH., MSc X X X X Tidak Ada
Michael Hoetabarat X X X X Tidak Ada
Dian Savitry X X X X Tidak Ada
Hulda S. Tirtohartono X X X X Tidak Ada
Iim Wardiman X X X X Tidak Ada
Suprihadi, SIP.
Komisaris Utama/Komisaris Independen
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014
Page 19
Dewan Komisaris berkomitmen terus memperkuat fungsi pengawasan dan
tindakan antisipatif terhadap potensi penurunan kualitas aset dalam rangka
pencapaian target bisnis yang telah ditetapkan. Fokus pengawasan akan
diarahkan terhadap pengelolaan likuiditas secara cermat dan hati-hati,
disiplin dalam pengendalian kualitas aset dan pengendalian overhead cost
serta pengembangan sumber daya manusia.
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas segala berkah dan rahmat yang dilimpahkan
kepada kita semua karena Bank Yudha Bhakti telah dapat menjalankan aktivitas operasionalnya
dengan baik dan sesuai dengan strategi dan rencana kerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Selain
dilakukan pengembangan corporate culture atau budaya kerja secara terus menerus melalui
pendidikan dan pelatihan, Bank Yudha Bhakti juga melakukan reposisi dalam penyaluran kreditnya
kepada segmen usaha yang low risk dan high return dalam upaya mencapai pertumbuhan bisnis dan
laba yang dihasilkan secara berkelanjutan (sustainable), serta dalam rangka memperkuat struktur
permodalan telah dilaksanakan Initial Public Offering (IPO/Go Public) saham Bank Yudha Bhakti.
Pada tanggal 31 Desember 2014 Bank Yudha Bhakti telah menerima surat dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) No. S-584/D.04/2014 perihal Pemberitahuan Efektifnya Pernyataan Pendaftaran,
yaitu Dalam Rangka Penawaran Umum Perdana Saham PT Bank Yudha Bhakti Tbk.
Dunia terus berubah, dinamika perubahan bergulir tanpa mengenal batas ruang dan waktu. Bahkan,
ritmenya semakin cepat. Kondisi ini menuntut seluruh elemen perusahaan untuk mampu
beradaptasi agar dapat menopang perusahaan untuk tetap eksis di tengah perubahan dan kompetisi
keras yang terus berjalan.
Tahun 2014 yang penuh dengan dinamika baru saja kita lalui. Penurunan harga komoditas global,
melambatnya pertumbuhan ekonomi negara-negara partner dagang, dan gejolak politik serta
perlambatan pertumbuhan ekonomi domestik sangat mewarnai lingkungan bisnis perbankan di
tahun 2014. Namun, patut disyukuri bahwa meski pertumbuhan ekonomi global maupun domestik
belum sepenuhnya kondusif, namun industri perbankan nasional tetap mampu melewatinya dengan
baik, meskipun terlihat ada perlambatan.
Hingga posisi 31 Desember 2014, Total Aset, Kredit dan DPK perbankan nasional masing-masing
bertumbuh sebesar 13,3% (yoy), 11,6% (yoy), dan 12,3% (yoy), menjadi sebesar Rp.5.615 triliun,
Rp.3.674 triliun, dan Rp.4.114 triliun. Sementara itu, dari sisi kinerja kredit, LDR industri perbankan
berada dalam kisaran wajar sebesar 89,3%. Namun demikian, NPL menunjukkan peningkatan meski
masih dalam rentang yang manageable. Rasio NPL gross berada pada kisaran 2,17%, atau sedikit
meningkat dibanding periode yang sama tahun lalu. Kombinasi perlambatan pertumbuhan kredit,
naiknya NPL dan meningkatnya biaya dana sedikit menekan kinerja rentabilitas perbankan meski
masih dalam rentang yang baik. Hingga posisi akhir tahun 2014, NIM industri tercatat 4,2%, ROA
2,9%, dan BOPO berada pada level 76,3%. Hal yang juga mengembirakan adalah masih stabilnya
kondisi perbankan dari sisi ketahanan. Rasio permodalan (CAR) industri perbankan pada akhir
Desember 2014 tercatat pada level 19,6% atau naik dari posisi bulan yang sama tahun lalu pada level
18,1%. CAR perbankan tersebut sangat memadai untuk mendukung rencana ekspansi, sebagai buffer
risiko, meminimalkan kerentanan dan melindungi perbankan dari gejolak eksternal.
Di tengah berbagai tantangan perbankan Indonesia tahun 2014, yakni diwarnai dengan situasi
likuiditas yang ketat, penyaluran kredit melambat, dan margin bunga bersih menurun; Bank Yudha
Bhakti berhasil membukukan beberapa mailstone yang penting.
Pada tahun 2014, beberapa indikator keuangan Bank Yudha Bhakti menunjukkan catatan yang
menggembirakan, diantaranya jumlah aset Bank Yudha Bhakti mengalami peningkatan sebesar
17,46% menjadi Rp.2.691.946 juta dari Rp.2.291.715 juta di tahun 2013. Peningkatan penyaluran
kredit sebesar 32,21% atau mencapai Rp.2.006.304 juta, dan penghimpunan DPK meningkat sebesar
19,19% menjadi Rp.2.330.117 juta. Laba Bank Yudha Bhakti mengalami peningkatan sebesar 34,13%
pada akhir tahun 2014 menjadi Rp.12.025 juta. Rasio-rasio keuangan tahun 2014 yang menunjukkan
peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya antara lain LDR mencapai 85,71%, ROE mencapai
5,53%, BOPO mencapai 95,08%. Sementara rasio keuangan yang mengalami penurunan antara lain
NIM mencapai 5,38%, CAR mencapai 15,23%, dan NPL Gross mencapai 3,74%.
Selain peningkatan kualitas keuangan, dalam rangka meningkatkan kualitas layanan kepada
konsumen, Bank Yudha Bhakti pada tanggal 4 November 2014 telah memperoleh izin dari Bank
Indonesia sebagai penerbit kartu ATM, dan ke depan diharapkan dapat meningkatkan fee based
income Bank Yudha Bhakti.
Dalam pengembangan bisnisnya, Bank Yudha Bhakti senantiasa menerapkan berbagai kebijakan dan
strategi dengan hati-hati serta menerapkan tata kelola yang baik diseluruh tingkatan organisasi.
Pelaksanaan GCG dilingkungan Bank Yudha Bhakti akan selalu didasarkan pada aspek transparansi,
akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi dan kewajaran. Sejalan dengan hal itu, dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya kepada Bank Yudha Bhakti sebagai pengawas, Dewan
Komisaris dilengkapi oleh tiga komite, yaitu Komite Audit, Komite Pemantau Risiko serta Komite
Remunerasi dan Nominasi.
Pada tahun 2014, susunan Direksi telah mengalami perubahan dan telah mendapat persetujuan
RUPS Luar Biasa PT Bank Yudha Bhakti pada tanggal 10 September 2014, sbb. :
- Menyetujui pengunduran diri dan sekaligus pemberhentian dengan hormat Sdr. Syahril Yoserizal,
selaku Direktur Operasi terhitung tanggal 01-10-2014;
- Menyetujui penunjukan Sdri. Hulda S. Tirtohartono, selaku Direktur Operasi terhitung tanggal 01-
10-2014;
- Menyetujui Sdr. Michael Hoetabarat, selaku Direktur Utama merangkap selaku Direktur
Corporate Banking terhitung tanggal 01-10-2014;
- Menyetujui pelimpahan wewenang RUPS kepada Pemegang Saham Pengendali (PSP) yaitu PT
Gozco Capital untuk mencari dan mencalonkan Direktur Corporate Banking yang baru;
- Menyetujui perubahan anggaran dasar perseroan sebagai berikut :
● Menyetujui perubahan status perseroan dari perseroan tertutup menjadi perseroan terbuka.
● Perubahan maksud dan tujuan perseroan, sehingga merubah ketentuan Pasal 3 anggaran
dasar perseroan.
- Persetujuan pengeluaran saham dalam simpanan perseroan sebanyak 500.000.000 saham,
masing-masing saham bernilai Rp.100,- melalui penawaran umum saham perdana kepada
masyarakat.
Selanjutnya, atas nama Dewan Komisaris, saya menyampaikan apresiasi kepada Direksi /
Manajemen dan seluruh karyawan atas pencapaian kinerja yang baik sepanjang tahun 2014 dan
kami sangat mengharapkan agar kinerja, semangat, dedikasi dan kerjasama yang baik sepanjang
tahun ini dapat lebih ditingkatkan untuk mengatasi tantangan yang lebih besar lagi pada tahun 2015.
Tidak lupa kami juga berterimakasih kepada seluruh stakeholders dan nasabah PT Bank Yudha
Bhakti, Tbk. atas dukungan dan kepercayaannya yang telah diberikan selama ini.
Suprihadi, SIP.
Komisaris Utama / Komisaris Independen
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah dan nikmat yang
telah dilimpahkan, sehingga Bank Yudha Bhakti dapat melewati tahun 2014 dengan hasil kinerja
yang baik. Perlambatan pertumbuhan ekonomi yang terjadi sebagian disebabkan oleh “tahun
politik”, karena Indonesia menyelenggarakan pemilihan anggota legislatif dan presiden pada tahun
2014. Indonesia yang dapat dikatakan dalam tahapan awal demokrasi, peristiwa politik seperti
Pemilihan Umum dapat mempengaruhi kondisi stabilitas politik dan ekonomi nasional.
Secara umum kondisi perekonomian makro sepanjang tahun 2014 menunjukan kinerja cukup baik,
meskipun mengalami perlambatan dibanding tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi pada 2014
tercatat sebesar 5,1% atau lebih rendah dari target yang ditetapkan dalam Anggaran dan
Pendapatan Negara Perubahan (APBN-P) 2014 sebesar 5,5%. Besarnya defisit transaksi berjalan
menjadikan otoritas moneter dan fiskal memberlakukan kebijakan ketat sehingga pertumbuhan
ekonomi terkendali. Hal ini sejalan dengan melemahnya pertumbuhan ekonomi global dan peran
pemerintah dalam menjaga stablitas makro ekonomi.
Tingkat inflasi tahun 2014 tercatat sebesar 8,36% atau lebih tinggi dari asumsi APBN-P 2014 sebesar
5,3%. Hal ini disebabkan karena APBN-P 2014 belum mengasumsikan adanya penyesuaian harga
bahan bakar minyak (BBM). Melemahnya nilai tukar rupiah seiring dengan apresiasi dolar AS yang
terjadi secara mendunia dipandangan otoritas moneter Bank Indonesia (BI) mendukung perbaikan
defisit transaksi berjalan melalui penurunan impor barang konsumsi dan meningkatkan daya saing
ekspor khususnya bidang manufaktur.
Namun demikian stabilitas sistem keuangan nasional dinilai bagus terlebih ditopang oleh ketahanan
sistem perbankan nasional dan kinerja pasar keuangan yang relatif terjaga serta dukungan modal
yang kuat. Pada akhir triwulan IV tahun 2014, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR)
cukup tinggi atau sebesar 19,57% jauh diatas ketentuan minimum sebesar 8%. Kondisi likuiditas yang
semakin membaik ini terutama didorong oleh ekspansi rekening pemerintah. Rasio kredit
bermasalah (Non Performing Loan/NPL) tetap rendah dan stabil pada kisaran 2,0%. Sementara
rentabilitas yang tercermin dari rasio Net Interest Margin (NIM) dan Return on Assets (ROA) masing-
masing tercatat sebesar 4,23% dan 2,85%. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan pemberian
kredit mengalami perlambatan masing-masing dari 13,61% dan 21,80% pada Desember 2013 (YOY),
menjadi sebesar 12,30% dan 11,65% pada Desember 2014 (YOY) dan laba perbankan tahun 2014
naik sebesar 5,16% atau naik Rp.5,506 triliun dari tahun sebelumnya.
Sejalan dengan Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun 2014, Bank Yudha Bhakti secara umum
menunjukkan pencapaian kinerja yang cukup baik, kecuali pencapaian laba dibawah anggaran.
Selama tahun 2014 Bank Yudha Bhakti telah mengimplementasikan 6 (enam) langkah strategis yang
dijadikan sebagai acuan untuk mencapai kinerja perusahaan yang maksimal, yaitu:
- Fokus pada penyelesaian kredit bermasalah, AYDA dan hapus buku,
- Menjaga likuiditas dan mengurangi ketergantungan pada deposian inti,
- Reposisi penyaluran kredit pada segmen kredit yang low risk dan high return,
- Menyempurnakan sistem dan prosedur,
- Meningkatkan kompetensi sumberdaya manusia (SDM). dan
- Pengembangan produk berbasis IT (informasi teknologi).
Penutup
Pada kesempatan ini, kami menyampaikan terimakasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada
segenap karyawan, Dewan Komisaris, pemegang saham pengendali dan para pemegang saham
lainnya, mitra usaha, serta para nasabah atas kepercayaan yang telah diberikan selama ini.
Dengan rasa optimis dan diiringi kerja keras, kedisplinan serta kebersamaan sebagai sebuah tim,
Bank Yudha Bhakti akan menyongsong tahun 2015 dengan penuh keyakinan. Tentunya, semua ini
akan terwujud berkat dukungan seluruh stakeholders, khususnya nasabah yang telah bekerjasama
dengan Bank Yudha Bhakti untuk bermitra ditengah dinamika dunia usaha perbankan dalam upaya
mencapai visi dan misi Bank Yudha Bhakti.
DIREKSI
Direktur Utama merangkap Direktur Corporate Banking Michael Hoetabarat
Direktur Personal Banking Dian Savitry
Direktur Operasi Hulda S. Tirtohartono
Direktur Kepatuhan Iim Wardiman
DIREKSI
Plt. Direktur Utama merangkap Direktur Corporate Banking Ningsih Suciati
Direktur Utama Arifin Indra Sulistyanto*)
Direktur Personal Banking Dian Savitry
Direktur Operasi Hulda S. Tirtohartono
Direktur Kepatuhan Iim Wardiman
*)
Efektif setelah mendapatkan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam Laporan
Tahunan PT Bank Yudha Bhakti Tbk. tahun 2014 telah dimuat secara lengkap dan bertanggung jawab
atas kebenaran isi laporan tahunan PT Bank Yudha Bhakti, Tbk..
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
Yang bertandatangan
Dewan Komisaris,
Direksi,
Berawal dari terbitnya PAKTO 27/1988, dimana terdapat kemudahan dan terbuka peluang yang
besar untuk mendirikan bank baru, hal ini disikapi dengan diadakannya “Temu Koordinasi” antara
Dephankam, Perum ASABRI, Pepabri dan para Developer pada tanggal 1 Desember 1988. Pertemuan
tersebut dimaksudkan untuk mengoptimalkan dana yang dimiliki Dephankam, khususnya dana
proyek Kredit Perumahan Prajurit (KPR) pada saat itu cukup pontesial, dilain pihak jumlah rekanan
dalam lingkungan Dephankam/ABRI diperkirakan sangat membantu sekiranya dapat diwujudkan
pendirian suatu Bank baru.
Menindaklanjuti pertemuan tersebut, maka pada tanggal 9 Januari 1989 diajukan proposal
pembentukan Bank ke Menhankam, yang pada prinsipnya disetujui oleh Menhankam, untuk
dikembangkan dan diadakan penjajakan lebih lanjut, dilanjutkan dengan pertemuan dan pembicaran
dengan Menpera, Dirut Bank Umum Pemerintah dan Dirut Bank Umum Swasta Nasional.
Dari hasil pertemuan tersebut terbit Surat Perintah Menhankam Nomor : Sprin/146/I/1989 tanggal
28 Januari 1989 yang memerintahkan kepada Dirut Perum ASABRI - Mayjen TNI Tjok P. Swastika dan
Ketua Dewan Pembina Proyek KPR Dephankam - Letjen TNI (Purn) Sarwono Widyo Hoetomo, untuk
menyusun Studi Kelayakan pendirian Bank, dengan tujuan pokok untuk meningkatkan kesejahteran
Prajurit ABRI dan Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Dephankam/ABRI.
Dalam rangka persiapan rencana pendirian Bank Umum, pada bulan Februari 1989 telah diadakan
beberapa pertemuan dengan Konsultan Manajemen LPPI, Dirut Perum ASABRI cq. Direktur Teknik
dan Dirjen Moneter Dalam Negeri dan diputuskan bahwa dalam rangka persiapan pendirian Bank
tersebut, akan digunakan jasa Konsultan Manajemen LPPI untuk membuat studi Kelayakan dan
bekerjasama dengan Bank Niaga.
Proses pendirian Bank Yudha Bhakti dilalui dalam beberapa tahap persiapan, diawali dengan
permohonan persetujuan prinsip pendirian Bank, pengurusan perizinan, pendanaan, pengadaan
personil dan semua penujang lainnya, sampai dengan tahap persiapan operasional.
Rapat Umum Pemegang Saham yang pertama diselenggarakan pada tanggal 26 Juli 1989, dan
kemudian pada tanggal 14 Agustus 1989 telah mendapat Persetujuan Prinsip Pendirian Bank Umum
dari Menteri Keuangan dengan Nomor : S-982/MK.13/1989 tanggal 14 Agustus 1989. Tanggal 1
September 1989, telah mendapat surat rekomendasi dari Bank Indonesia dengan Nomor :
22/530/UUPS/PSbD Perihal Persiapan Pendirian Bank Umum PT Bank Yudha Bhakti yang mengacu
pada Surat Menteri Keuangan Nomor : S-982/MK.13/1989 tanggal 14 Agustus 1989 perihal
Persetujuan Prinsip pendirian Bank Umum PT Bank Yudha Bhakti di Jakarta.
Pada tanggal 14 September 1989 diadakan Rapat Umum Pemegang Saham Kedua, yang
menghasilkan keputusan penting antara lain : Penambahan satu Pusat Koperasi lagi sebagai
Pendiri/Pemegang Saham yaitu PUSKOP DEPHANKAM serta pengesahan “LOGO” PT Bank Yudha
Bhakti.
Tanggal 23 Oktober 1989 telah mendapatkan Surat Rekomendasi dari Menteri Koperasi dengan
Nomor : 266/M/X/1989, yang memberikan izin kepada IKOPAD, INKOPAL, INKOPAU, INKOPPOL,
INKOPPABRI, PUSKOP MABES TNI, dan PUSKOP DEPHANKAM untuk mendirikan PT Bank Yudha
Bhakti.
Perseroan memasuki industri perbankan Indonesia sejak tanggal 9 Januari 1990 berdasarkan Akta
Nomor 68 tanggal 19 September 1989 oleh Amrul Partomoan Pohan, S.H., LLM, Notaris di Jakarta,
kemudian diubah dengan Akta Nomor 13 tanggal 12 November 1989 dari Notaris yang sama. Akta
pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat
Mulai pertengahan tahun 1997, krisis ekonomi moneter mulai menerpa Indonesia dan dirasakan
oleh seluruh sektor usaha serta dampaknya sangat terasa pada sektor perbankan nasional. Hal ini
ditandai dengan dilikuidasinya beberapa Bank Swasta Nasional. Namun krisis moneter tersebut tidak
membawa pengaruh yang berarti bagi Bank Yudha Bhakti saat itu, bahkan Bank Yudha Bhakti dapat
menangkap peluang yang positif dengan adanya krisis tersebut.
Bank Yudha Bhakti pada kurun waktu krisis tersebut mampu diklasifikasikan sebagai Bank
berkategori “A”, sehingga tidak diperlukan upaya penyelamatan dengan obligasi rekap dari
Pemerintah. Dimulai sejak tahun 2001 Bank Yudha Bhakti mampu melakukan ekspansi secara
berkelanjutan dengan pembukaan beberapa Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu di wilayah
Jawa dan Sumatera.
Dari waktu ke waktu Bank Yudha Bhakti juga senantiasa berusaha untuk dapat memenuhi ketentuan
permodalan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Bank Yudha Bhakti mampu untuk memenuhi
kebutuhan permodalan secara organik, sehingga meningkatkan Modal Disetor Perseroan. Pada
tahun 2011 Bank Yudha Bhakti meningkatkan Modal Dasar Perseroan dari semula sebesar Rp.
150.000.000.000,- (seratus limapuluh miliar rupiah) menjadi sebesar Rp. 300.000.000.000,-
(tigaratus miliar rupiah) dan pada tahun 2013 dari semula sebesar Rp. 300.000.000.000,- (tigaratus
miliar rupiah) menjadi sebesar Rp. 600.000.000.000,- (enamratus miliar rupiah). Seiring dengan
kemajuan Teknologi Informasi Bank Yudha Bhakti senantiasa melakukan penyempurnaan
infrastruktur Teknologi yang lebih mendekatkan bisnis dengan kebutuhan nasabah. Hal lain yang
dilakukan manajemen adalah selalu meningkatkan budaya kerja (corporate culture) yang didasarkan
pada kemampuan dan kebutuhan sehingga dapat memberikan dampak positif pada kinerja
perusahaan secara optimal.
Komitmen yang kuat dan langkah yang sinergis dari para Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Direksi
dan seluruh karyawan mampu menempatkan dan membawa Bank Yudha Bhakti untuk tumbuh dan
berkembang secara berkelanjutan. Hingga akhir Desember 2014 Bank Yudha Bhakti telah memiliki
Kantor Pusat Operasional, Data Center, 6 Kantor Cabang, 20 Kantor Cabang Pembantu dan 5 kantor
Kas yang meliputi wilayah Jawa dan Sumatera. Tahun 2014 menjadi titik balik Bank Yudha Bhakti, di
mana Bank Yudha Bhakti memutuskan untuk menjadi perusahaan terbuka dengan efektifnya
Pernyataan Pendaftaran Penawaran Umum Perdana Saham Bank Yudha Bhakti berdasarkan Surat
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor S-584/D.04/2014 tanggal 31 Desember 2014 perihal
Pemberitahuan Efektifnya Pernyataan Pendaftaran. Untuk dapat meraih peluang dalam upaya
meningkatkan kinerja Perseroan, perlu disikapi dengan melakukan Transformasi Bisnis secara
bertahap melalui implementasi budaya kerja yang baik, penyempurnaan organisasi berbasis kinerja,
peningkatan infrastruktur Teknologi Informasi dan kualitas SDM.
Dengan menjadi perusahaan terbuka maka kinerja Bank Yudha Bhakti diharapkan dapat terus
meningkat seiring dengan tuntutan dari para investor dan juga stakeholders, dengan tetap
mengedepankan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik sehingga kepercayaan para
investor dapat terus terjaga.
Sebagaimana telah diamanatkan dalam ketentuan Anggaran Dasar, maksud dan tujuan didirikannya
Bank Yudha Bhakti adalah untuk melakukan usaha dibidang jasa perbankan sesuai dengan ketentuan
dalam perundang-undangan. Dalam melaksanakan maksud dan tujuannya tersebut, maka Bank
Yudha Bhakti sebagaimana diatur dalam Pasal 3 ayat (2) Anggaran Dasar dapat melaksanakan
kegiatan usaha sebagai berikut :
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka,
sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu;
2. Memberikan kredit;
3. Menerbitkan surat pengakuan hutang;
4. Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas
perintah nasabahnya :
a. Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya tidak
lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud;
b. Surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama
dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud;
c. Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah;
d. Sertifikat Bank Indonesia (SBI);
e. Obligasi;
f. Surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun;
g. Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun;
5. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah;
6. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik
dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau
sarana lainnya;
7. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan
atau antar pihak ketiga;
8. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga;
9. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak;
10. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat
berharga yang tidak tercatat di bursa efek;
11. Membeli melalui pelelangan agunan baik semua maupun sebagian dalam hal debitur tidak
memenuhi kewajibannya kepada bank, dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib
dicairkan secepatnya;
12. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia;
13. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat;
14. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain dibidang keuangan,
seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi, serta lembaga kliring
penyelesaian dan penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia;
15. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit,
dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia; dan
16. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun sesuai dengan ketentuan
dalam peraturan perundang-undangan dana pensiun yang berlaku.
Sementara untuk menunjang kegiatan usaha utama Perseroan tersebut di atas, Perseroan dapat
melaksanakan seluruh kegiatan usaha yang berkaitan dan menunjang kegiatan usaha utama
Perseroan, selama tidak melanggar ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Visi
Misi
Mampu mengkreasi suatu nilai yang optimal bagi pemegang saham dan
Stakeholder pada umumnya
Sebagai bentuk komitmen Bank Yudha Bhakti dalam internalisasi Good Corporate
Governance (Tata Kelola Perusahaan yang Baik/GCG), manajemen memandang konsep
internalisasi GCG merupakan hubungan saling terkait, tidak hanya perusahaan dengan
pemilik atau pemegang saham, tetapi juga antara perusahaan dengan stakeholder lain, yaitu
karyawan, nasabah, dan pihak lainnya.
Esensi GCG adalah peningkatan kinerja perusahaan bagi seluruh stakeholders perusahaan
yang ditunjukkan dalam pencapaian profit yang merupakan wujud pemenuhan kepentingan
pemegang saham dan upaya pencapaian sustainability yang merupakan wujud pemenuhan
kepentingan stakeholders.
Pendekatan internalisasi GCG di Bank Yudha Bhakti lebih mengedepankan kepentingan
moral dan etika yang diwujudkan dalam Nilai Perusahaan :
■ Kehati-hatian (Prudential)
■ Bertanggungjawab (Responsibility)
■ Kesetaraan (Fairness)
■ Keterbukaan (Transparancy); dan
■ Kebersamaan (Team Work).
JAKARTA TIMUR
PEKANBARU
Jl. Jendral Sudirman No. 135 CAPEM. ASABRI
Pekanbaru, Riau - 28282 Gedung ASABRI
Telp. (0761) 40777, 40772 Jl. Mayjen. Soetoyo No.11 Cililitan
Fax. (0761) 40773 Jakarta Timur - 13630
Telp. (021) 809 6036, 809 5455,
(021) 808 81581
Fax. (021) 800 9345
E-mail:asabri@yudhabhakti.co.id
Suprihadi, S.IP
Komisaris Utama (Independen)
Warga Negara Indonesia, 65 tahun, lahir di Magelang pada tanggal 22 Maret 1949.
Meraih gelar Magister Manajemen dari Institut Manajemen Indonesia tahun 2004.
Mengawali karir militer di Angkatan Udara sebagai siswa Sekbang pada tahun 1972
dan memperoleh pangkat Marsekal Madya TNI AU pada tahun 2002 dengan jabatan
terakhir pada TNI AU sebagai Danjen Akademi TNI. Pada tahun 2003-2005 menjabat
sebagai Sekretaris Jendral Departemen Pertahanan RI. Pernah menjabat sebagai
Komisaris Utama pada beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu PT Dahana
pada tahun 2003-2006, PT Penas pada tahun 2003-2007, PT Asabri pada tahun 2003.
Pada tahun 2003-2007 menjabat sebagai Komisaris Utama Perseroan dan sejak tahun
2007-sekarang menjabat sebagai Komisaris Utama sekaligus Komisaris Independen
Perseroan.
I Putu S. Soeranta
Komisaris Independen
Warga Negara Indonesia, 76 tahun, lahir di Klungkung pada tanggal 11 April 1938.
Lulus dari Akademi Militer Angkatan Darat tahun 1961. Mengawali karir militer di
Angkatan Darat sejak tahun 1962 dan memperoleh pangkat Letjen TNI AD pada kurun
waktu tahun 1993-1998. Pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi Kesra
merangkap Anggota pada Dewan Pertimbangan Agung Republik Indonesia (DPA-RI)
pada tahun 1998-2003. Bergabung dengan Perseroan pada tahun 1994 sebagai
Komisaris dan sejak tahun 2007 sampai sekarang menjabat sebagai Komisaris
Independen Perseroan.
Warga Negara Indonesia, lahir pada tanggal 25 Oktober 1952 di Jember. Merintis
karir di dunia usaha sejak tahun 1967 dan saat ini memiliki saham di beberapa
perusahaan nasional serta memimpin beberapa perusahaan diantaranya GOZCO
Group dan beberapa perusahaan lainnya. Beliau bergabung dengan Perseroan pada
tahun 1998 sebagai Komisaris sampai dengan saat ini.
Warga Negara Indonesia, lahir pada tanggal 29 Juli 1951 di Jakarta. Meraih gelar
Master Management Human Resources (MSc) dari American University pada tahun
1999. Menjabat sebagai Komisaris Bank Yudha Bhakti sejak tahun 2007. Mengawali
karir militer di Angkatan Darat sejak tahun 1974. Pernah menjabat sebagai Staf Ahli
Kasad Bidang Manajemen dan pada tahun 2005 menjabat sebagai Ketua INKOPAD,
saat ini selain bergabung sebagai salah satu jajaran Dewan Komisaris PT Bank Yudha
Bhakti, Tbk beliau juga menjabat sebagai Ketua Umum INKOVERI sejak tahun 2012.
Michael Hoetabarat
Direktur Utama
(Mengundurkan diri sejak tanggal 30 Januari 2015).
Warga Negara Indonesia, lahir di Taruntung pada tanggal 18 Agustus 1953. Meraih gelar
Sarjana Muda Ekonomi bidang moneter dari Universitas Indonesia pada tahun 1975.
Memulai karir diperbankan sejak tahun 1977 dengan mengikuti Program Pendidikan
Eksekutif di PT Bank Niaga dan kemudian bergabung dengan PT Bank Niaga sebagai Staff
Urusan Operasi dan Administrasi pada tahun 1978-1980, sebagai Head of Data
Processing – KP pada tahun 1980-1983, sebagai Kepala Urusan Siskom pada tahun 1983-
1990, sebagai System dan Operation Group Head pada tahun 1990-1993, sebagai Area
Manager Jawa Barat pada tahun 1993-1995, sebagai Area Manager DKI Jakarta pada tahun 1995-1999 dan terakhir
sebagai Human Resources Group Head pada tahun 1999-2000. Selanjutnya pada tahun 2000-2002 beliau menjabat
sebagai Direktur Utama pada Bank Prima Ekspress, kemudian menduduki posisi Direktur Utama di PT Energi
Resources Indonesia pada tahun 2002-2005, sebagai Managing Director di PT Belfoods Indonesia pada tahun 2005,
sebagai Direktur Utama di PT Bank Fama Internasional pada tahun 2005-2007. Pada tahun 2007 beliau bergabung
dengan PT Bank BTPN sebagai Direktur Operation dan IT kemudian pada tahun 2008-2010 menduduki jabatan
sebagai Direktur Operation di bank yang sama. Pada tahun 2010-2011 beliau bergabung dengan PT Bank Pundi
Indonesia sebagai Advisor Dirut untuk Operation dan IT, kemudian pada tahun 2011-2013 bergabung dengan
PT Bank Fama Internasional sebagai Direktur Utama. Sejak bulan September 2013 beliau bergabung dengan
Perseroan dan menduduki jabatan sebagai Direktur Utama.
Warga Negara Indonesia, lahir di Semarang pada tanggal 26 Desember 1959, beliau
menyelesaikan pendidikan di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 1981,
melanjutkan pendidikan di Virginia Commonwealth University – Amerika Serikat dan
meraih gelar MBA pada tahun 1991, selanjunya meraih gelar Doktor di Universitas Gajah
Mada – Yogyakarta pada tahun 2009. Memulai karir perbankan sejak tahun 1985. Meniti
karir selama 14 (empat belas) tahun sampai tahun 1999 di Kantor Pusat BRI dengan
jabatan terakhir sebagai Pejabat Sementara Kepala Divisi Internasional. Selepas dari BRI,
beliau melanjutkan karir di PT Bank Ekspor Indonesia (Persero) selama 10 (sepuluh)
tahun. Tahun 1999 diangkat menjadi Direktur merangkap Direktur Kepatuhan, dan pada
tahun 2004 sampai tahun 2009 diangkat sebagai Direktur Utama. Sejak tahun 2009
sampai dengan Agustus 2014 selama 5 tahun menduduki jabatan selaku Direktur
Pelaksana Senior pada Indonesia Eximbank/Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia.
Beliau dicalonkan sebagai DIrektur Utama PT Bank Yudha Bhakti, Tbk dan saat ini dalam proses pengajuan untuk
mengikuti Fit and Proper Test di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan akan diangkat secara resmi sebagai Direktur
Utama dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Bank Yudha Bhakti, Tbk yang diselenggarakan pada
hari Selasa, tanggal 24 Maret 2015 dimana pengangkatan tersebut efektif setelah beliau dinyatakan lulus Fit and
Proper Test oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
*) Efektif setelah mendapatkan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan.
Warga Negara Indonesia, lahir di Pekalongan pada tanggal 9 April 1952. Memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi dari STIE Perbanas Jakarta. Memulai karirnya dibidang perbankan sejak
tahun 1983 dengan menduduki berbagai jabatan mulai dari Bagian Operasional dan Kredit
pada PT Bank Dewa Rutji, Kepala Divisi Kredit PT Bank Pasar Gunung Tampomas (sekarang
State Bank Of India-SBI). Sejak tahun 1989 bergabung dengan PT. Bank Swadesi (sekarang
PT. Bank of India Indonesia Tbk) dan menduduki berbagai jabatan, dimulai Pemimpin
Cabang Pintu Air, Kepala Kantor Pusat Operasional, Asisten Direksi, Direktur Kredit dan
Marketing. Sejak tahun 2009 sampai dengan 24 Maret 2015 sebagai Direktur Utama.
Bergabung dengan perseroan sebagai Direktur Corporate Banking sejak diangkat dalam
RUPS Luar Biasa tanggal 24 Maret 2015.
Dian Savitry
Direktur Personal Banking
Warga Negara Indonesia, lahir di Bandung pada tanggal 20 November 1961. Meraih gelar
Doktor di bidang Management Business dari Universitas Padjajaran tahun 2010. Memulai
karir perbankan dengan bergabung dengan PT Bank Duta sejak tahun 1985 sampai dengan
tahun 2000 dengan berbagai jabatan diantaranya sebagai Operation Head, Head of
Overseas Sundries pada tahun 1990-1992, sebagai sub Branch Manager, Card Centre Head
Jawa Barat pada tahun 1992-1996, dan posisi terakhir sebagai Branch Manager pada
tahun 1997-2002. Beliau mulai bergabung dengan Perseroan pada tahun 2001 sebagai
Staff Divisi Perencanaan dan Pengembangan, kemudian sebagai Pemimpin Kantor Cabang
Bandung pada tahun 2002-2013, sebagai Direktur Komersial pada tahun 2013-2014 dan
terakhir sebagai Direktur Personal Banking sampai dengan sekarang.
IIm Wardiman
Direktur Kepatuhan
Warga Negara Indonesia, lahir di Ciamis pada tanggal 8 Juni 1963. Memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada tahun 1989 dan Magister Manajemen pada tahun 2001 dari
Universitas Pancasila Jakarta. Memulai karirnya sebagai Wartawan/Sekretaris Redaksi di
Harian Umum Jayakarta tahun 1987. Mengawali karir dibidang perbankan tahun 1989
sebagai trainee pada PT Bank Yudha Bhakti, kemudian PT Bank Royal Indonesia pada tahun
1995. Bergabung dengan PT Bank Swadesi (sekarang PT. Bank of India Indonesia Tbk) pada
tahun 1996 dan menjabat Kepala Bagian Litbang, selanjutnya Kepala Divisi Kepatuhan,
Penelitian dan Pengembangan. Sejak tahun 2009 sampai dengan Maret 2013 menjabat
Direktur Operasional dan sejak Desember 2011 sampai dengan Maret 2013 merangkap
Direktur Kepatuhan. Sejak Maret 2013 sampai dengan Oktober 2013 sebagai Direktur
Kepatuhan. Bergabung dengan perseroan sebagai Direktur Kepatuhan sejak Oktober 2013.
Lahir di Singaraja-Bali pada tanggal 21 Juli 1960. Meraih Lahir di Cirebon pada tanggal 20 Februari 1959.
gelar Magister Manajemen dari Universitas Trilogi Menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Ekonomi
Jakarta tahun 2013. Memulai karir perbankan di Bank Universitas Padjadjaran Jurusan Akuntansi pada tahun
Duta sejak 1987 sebagai Senior Clerk - Urusan Pelaksana 1985 dan S2 Jurusan Keuangan dari STIE IPWI pada
Pengawasan. Pada 1989 s.d 1990 mengikuti pendidikan tahun 2000. Mengawali karir Perbankan di Bank Duta
Officer Development Program (ODP) Bank Duta sejak tahun 1985 - 2000.. Sejak tahun 2001 mulai
Angkatan XII. Pada 1990 s.d 1991 menjabat sebagai bergabung dengan PT Bank Yudha Bhakti dengan
Assistant Manager - SKAI. Pada 1991 s.d 1993 menjabat jabatan antara lain sebagai Kepala Departemen
sebagai Manager - Credit ADM. And Control Group. Akuntansi, Kepala Divisi Umum & Biro Direksi, Kepala
Pada 1993 s.d 1995 menjabat sebagai Manager - Full Divisi SDM & Umum dan Kepala Divisi Audit Intern.
Time Counterpart “Credit Improvement Project PT Bank Menjabat sebagai Area Manajer Jakarta PT Bank Yudha
Duta”. Pada 1995 s.d 1997 menjabat sebagai Senior Bhakti sejak tahun 2013.
Manager - Urusan Supervisi Kredit. Pada 1997 s.d 1999
menjabat sebagai Assistant Vice President - Group
Bisnis Komersial. Pada 1999 s.d 2000 menjabat sebagai
Assistant Vice President - Risk Management Div.
Bergabung di PT Bank Yudha Bhakti sejak tahun 2004
menjabat sebagai Ka. Dept. Akuntansi & Risk
Management. Tahun 2004 s.d 2009 menjabat sebagai
Ka. Satker. Manajemen Risiko. Pada 2009 s.d 2012
menjabat sebagai Ka. Divisi Perencanaan & Akuntansi.
Pada 2012 sampai dengan saat ini menjabat sebagai Ka.
Divisi Operasi & Umum.
Lahir pada tanggal 16 November 1968 di Yogyakarta. Lahir pada tanggal 10 Agustus 1960 di Aek Kanopan
Menjabat sebagai Kepala Divisi Kredit Komersial sejak Kabupaten Asahan. Mengawali karir perbankan sejak
tahun 2013. Memulai karir perbankan di Bank Yudha November 1989 di PT Bank Yudha Bhakti dimulai
Bhakti sebagai Account Officer Kredit korporasi sejak dengan jabatan Ka. Unit Pembukuan (1990), Wakil
tahun 1997 hingga mencapai jenjang Assistant Vice Kabag Operasi & Umum (1991 - 1992), Kabag
President. Pernah menjabat sebagai Kepala Unit Pemasaran (1993 - 1994), Ka. Kantor Capem Pondok
Korporasi, Kepala Departemen Komersial dan Kepala Labu (1995 - 1996), Ka. Kantor Capem Gedung Asabri
Cabang Pembantu. (1997 - Juni 2002), Ka. Divisi Operasi (Juli 2002 - 2011),
Ka. Divisi Perencanaan & Akuntansi (2012 - Agustus
2013), Area Manager Jakarta 2 (September 2013 - Mei
2014). Sejak Juni 2014 menjabat sebagai Kepala Divisi
Perencanaan & Akuntansi PT Bank Yudha Bhakti.
Pjs. Ka. Divisi SDM dan Biro Direksi Ka. Divisi Teknologi Sistem Informasi (TSI)
Warga Negara Indonesia, lahir pada tanggal 21 Warga Negara Indonesia, lahir pada tanggal 30 Maret
November 1963 di Pematang Siantar. Mengawali karir 1967 di Jakarta. Mengawali karir perbankan sejak tahun
perbankan sejak tahun 1989 di Bank Sumut, kemudian 1989 – 1993 di Bank Nusa Internasional sebagai EDP
di Bank Industri. Bergabung dengan PT Bank Yudha Officer, kemudian pada tahun 1993 – 1997 di Bank Citra
Bhakti sejak tahun 2000 dan pernah menduduki jabatan Hastamanunggal sebagai Kepala Bagian IT. Bergabung
Ka. Unit Pendidikan & Pelatihan, Ka. Departemen SDM dengan PT Bank Yudha Bhakti sejak tahun 1998 dan
dan saat ini sebagai Ka. Divisi SDM & Biro Direksi. pernah menduduki jabatan sebagai Ka. Satker TSI dan
saat ini menjabat sebagai Ka. Divisi Teknologi Sistem
Informasi (TSI).
Pjs. Ka. Divisi Kepatuhan Ka. Divisi Kredit Khusus Pensiun & Konsumsi
Warga Negara Indonesia. Lahir pada tanggal 2 Januari Memulai karir di Bank Aken sejak tahun 1990 sampai
1965 di Jakarta. Mengawali karir perbankan sejak tahun 1998 (BBKU), kemudian bergabung di Badan
1987 sebagai Internal Audit pada PT Bank Duta dan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) sampai
Bank swasta lainnya. Pernah bekerja pada Kantor dibubarkan. Masuk di Bank Yudha Bhakti tahun 2000
Akuntan Publik sebagai Senior Auditor. Bergabung sebagai Kepala Kantor Kas Dephan sampai dengan
dengan PT Bank yudha Bhakti sejak tahun 2003. tahun 2001 dan selanjutnya sebagai Kepala Kantor
Menjabat sebagai Pjs. Kepala Divisi Kepatuhan sejak Cabang Pembantu Gd. Asabri sampai Agustus 2013.
Maret 2014 Menjabat sebagai Kepala Divisi Kredit Khusus Pensiun &
Konsumsi sejak September 2013
Mengundurkan diri sejak tanggal 7 April 2015. Lahir pada tanggal 27 Desember 1968 di Jakarta. Menjabat
sebagai Kepala Divisi Manajemen Risiko PT. Bank Yudha
Bhakti sejak Januari 2014. Mengawali karir perbankan
sejak tahun 1996 di PT. Bank Tamara Tbk sebagai Staff
Auditor Internal. Pernah menduduki beberapa posisi
penting di beberapa Bank Swasta Nasional diantara Bank
of India Indonesia (d/h Bank Swadesi), Bank Sahabat
Sampoerna (d/h Bank Dipo International) dan sebagai Staf
Pemeriksa Bank di Bank Indonesia (Bank Sentral Republik
Indonesia) Kantor Pusat Jakarta serta beberapa
perusahaan publik dan non publik lainnya. Sebelum
bergabung di PT. Bank Yudha Bhakti, yang bersangkutan
menjabat sebagai Kepala Divisi Manajemen Risiko Bank of
India Indonesia, Tbk.
Bergabung dengan Bank Yudha Bhakti sejak Juli 1990 Mengundurkan diri sejak tanggal 27 Februari 2015.
s/d saat ini, diawali sebagai staff Unit Administrasi
Pinjaman, Maret 1993 s/d Desember 1996 sebagai staff
Bagian Pengawasan, Desember 1996 s/d September
1998 sebagai Asisten Auditor pada Divisi Audit Intern,
Oktober 1998 s/d Oktober 2004 sebagai Ka. Unit Audit
Umum pada Divisi Audit Intern, Oktober 2004 s/d
Agustus 2008 sebagai Ka. Unit Audit Kredit & Treasury
pada Divisi Audit Intern, Agustus 2008 s/d Juli 2013
sebagai Ka. Departemen Audit pada Divisi Audit Intern,
Agustus 2013 s/d saat ini sebagai Ka. Divisi Audit Intern.
Lahir pada tanggal 6 Agustus 1964 di Surabaya. Lahir pada tanggal 12 Juli 1962 di Palembang.
Menjabat sebagai Pemimpin Kantor Cabang Surabaya Mengawali karir perbankan sejak tahun 1989 – 2000 di
sejak 5 Maret 2012. Mengawali karir perbankan sejak Bank Duta dan tahun 2001 – 2006 di Bank Mega.
tahun 1990 di Bank Duta dan Bank Danamon. Menjabat sebagai Pemimpin Kantor Cabang Palembang
Bergabung dengan PT Bank Yudha Bhakti sejak tahun PT Bank Yudha Bhakti sejak tahun 2007 sampai dengan
2001 dengan jabatan terakhir sebagai Pemimpin Capem sekarang.
SIER Surabaya, sebelum menjadi Pemimpin Kantor
Cabang Surabaya.
Lahir pada tanggal 18 Oktober 1971 di Semarang. Lahir pada tanggal 1 Oktober 1966 di Semarang.
Menjabat sebagai Pemimpin Cabang Bandung sejak Mengawali karir perbankan sejak tahun 1991 di PT Bank
Maret 2014, mengawali karir di perbankan sejak tahun Yudha Bhakti. Jabatan yang pernah dijabat di PT Bank
1993 di Bank Danamon dan beberapa bank swasta Yudha Bhakti sebagai Kepala Kantor Cabang Pembantu
nasional diantaranya Bank Index Selindo dan Bank Fama SIER Surabaya (periode tahun 2004 – 2007) dan
Internasional dengan jabatan terakhir sebagai Pemimpin Kantor Cabang Palembang (periode tahun
Pemimpin Capem Taman Kopo Indah Bandung dan 2007 – 2009). Menjabat sebagai Pemimpin Kantor
merangkap menjadi komite kredit. Cabang Semarang PT Bank Yudha Bhakti sejak
November 2009, sebagai Wakil Pemimpin PT Bank
Yudha Bhakti Kantor Cabang Semarang (periode
Oktober 2013 – Maret 2014).
Lahir pada tanggal 20 Februari 1966 di Jakarta. Lahir pada tanggal 17 Juli 1973 di Pekanbaru.
Mengawali karir perbankan sejak awal tahun 1989 di Mengawali karir perbankan sejak tahun 1977 di Bank
Bank Central Asia. Bergabung dengan Bank Yudha CIMB Niaga (ex. Niaga). Bergabung dengan PT. Bank
Bhakti sejak September 1989 dengan jabatan terakhir Yudha Bhakti sejak Januari 2014. Menjabat sebagai
sebagai Kepala Departemen Operasi, sebelum Pemimpin PT Bank Yudha Bhakti Cabang Pekanbaru
bergabung sebagai salah satu jajaran Pemimpin Cabang sejak bulan Maret 2014.
Bank Yudha Bhakti. Menjabart sebagai Pemimpin
Cabang Bank Yudha Bhakti Cabang Medan sejak Januari
2014.
Untuk memperoleh porsi yang signifikan dalam pangsa pasar yang dipilih, tidak hanya dibutuhkan
produk-produk yang berkualitas dan suku bunga/tarif yang bersaing tetapi juga pelayanan dan
keterampilan dalam menyampaikan kelebihan produk yang ditawarkan secara efektif kepada para
nasabah dan/atau calon nasabah.
Kebijakan Bank Yudha Bhakti dalam memperoleh sumber dana masyarakat yang ekonomis dan stabil
dilakukan melalui pengembangan produk yang mengerti akan kebutuhan nasabah dengan berorientasi
pada peningkatan kualitas layanan nasabah. Oleh karena itu seluruh sumber daya yang dimiliki akan
difokuskan pada target pasar tersebut.
Hingga saat ini produk dan layanan yang ditawarkan Bank Yudha Bhakti masih mampu bersaing dalam
industri perbankan nasional. Hal ini terbukti dengan pemanfaatan produk dan layanan Bank Yudha
Bhakti yang semakin meningkat. Selanjutnya, peningkatan komposisi dana murah masih menjadi salah
satu fokus utama dalam penerapan strategi di bidang pendanaan, khususnya terkait dengan upaya
untuk meningkatkan jumlah nasabah tabungan.
Pendekatan langsung kepada nasabah dan/atau calon nasabah menjadi salah satu upaya Bank Yudha
Bhakti dalam menjaga loyalitas nasabah. Hal ini terbuktin dengan keberhasilan Bank Yudha Bhakti dalam
memaintain nasabah loyal.
Produk Simpanan :
Tabungan
Giro
Deposito Berjangka (Time Deposit)
Deposito Harian (Deposit on Call)
Kredit Channeling
Kredit paket yang diberikan kepada pemohon perorangan yang bertindak sebagai pihak ketiga yang
menyalurkan dananya dilakukan Bank melalui perusahaan Multifinance yang bertindak sebagai
agent atau penyalur dana ke perorangan.
Kredit Personal
Kredit yang diberikan untuk membiayai kebutuhan pemohon yang bersifat konsumtif dimana
sumber pembayaran kreditnya berasal dari pendapatan pemohon.
Kredit Investasi
Kredit yang dipergunakan untuk pembelian barang modal, beserta yang diperlukan guna rehabilitasi,
modernisasi, ekspansi, relokasi proyek dan/atau pendirian proyek baru, seperti pembelian alat - alat
berat, ruko, gudang, apartemen dan truk.
Bank Yudha Bhakti juga memberikan beberapa produk dan layanan perbankan lainnya, antara lain
Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKN-BI), Real Time Gross Settlement Bank Indonesia (RTGS-BI),
Collection, Bank Garansi, Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN), Surat Referensi Bank dan lain
- lain.
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Bank Yudha Bhakti tanggal 10 September 2014 menyetujui
pengeluaran saham dalam simpanan Perseroan sebanyak-banyaknya 500.000.000 (lima ratus juta)
saham, dengan nilai nominal masing-masing saham sebesar Rp. 100,- (seratus rupiah) melalui
Penawaran Umum Saham Perdana kepada Masyarakat (Initial Public Offering/IPO).
Proses IPO Bank Yudha Bhakti yang menggunakan Laporan Keuangan per 30 Juni 2014, telah melalui
beberapa tahapan guna memperoleh surat efektif Pernyataan Pendaftaran dari Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) diantaranya dengan dilaksanakannya Due Dilligent Meeting & Mini Expose, melalukan registrasi ke
satu, ke dua dan ke tiga kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sehingga diperoleh jumlah final
pengeluaran saham dalam simpanan Perseroan yaitu sebanyak 300.000.000 (tigaratus juta) saham
dengan nilai nominal Rp. 100,- (seratus rupiah) dan harga penawaran kepada masyarakat sebesar Rp.
115.- (seratus lima belas rupiah) atau setara dengan 11,93 % (sebelas koma sembilan puluh tiga persen)
dari keseluruhan modal ditempatkan dan disetor Perseroan.
Pada tanggal 31 Desember 2014 Bank Yudha Bhakti akhirnya memperoleh surat efektif Pernyataan
Pendaftaran dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sesuai Suratnya Nomor S-584/D.04/2014 tanggal 31
Desember 2014 perihal Pemberitahuan Efektifnya Pernyataan Pendaftaran.
Setelah memperoleh surat efektif atas Pernyataan Pendaftaran dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maka
proses penawaran perdana, penjatahan, pendistribusian, dan pencatatan saham Bank Yudha Bhakti di
PT Bursa Efek Indonesia akan dilaksanakan pada awal Januari 2015.
Ruang lingkup tugas notaris selaku profesi penunjang dalam rangka Penawaran Umum antara lain
adalah menyiapkan dan membuatkan akta-akta sehubungan dengan Penawaran Umum, antara lain
perubahan seluruh anggaran dasar Perseroan, perjanjian penjaminan emisi efek dan perjanjian
pengelolaan administrasi saham dan waran sesuai dengan Peraturan Jabatan Notaris dan Kode Etik
Notaris.
Tugas dan tanggung jawab Biro Administrasi Efek (BAE) dalam Penawaran Umum ini, sesuai dengan
Standar Profesi dan Peraturan Pasar Modal yang berlaku, meliputi penerimaan pemesanan saham
berupa Daftar Pemesanan Pembelian Saham (DPPS) dan Formulir Pemesanan Pembelian Saham
(FPPS) yang telah dilengkapi dengan dokumen sebagaimana disyaratkan dalam pemesanan
pembelian saham dan telah mendapat persetujuan dari penjamin emisi sebagai pemesanan yang
diajukan untuk diberikan penjatahan saham, serta melakukan administrasi pemesanan pembelian
saham sesuai dengan aplikasi yang tersedia pada BAE.
Bersama-sama dengan penjamin emisi, BAE mempunyai hak untuk menolak pemesanan saham yang
tidak memenuhi persyaratan pemesanan dengan memperhatikan peraturan yang berlaku. Dalam
hal terjadinya pemesanan yang melebihi jumlah saham yang ditawarkan, BAE melakukan proses
penjatahan sesuai dengan rumus penjatahan yang ditetapkan oleh penjamin emisi, mencetak
konfirmasi penjatahan dan menyiapkan laporan penjatahan. BAE juga bertanggungjawab
menerbitkan formulir konfirmasi penjatahan (FKP) atas nama pemesan yang mendapatkan
penjatahan dan menyusun laporan Penawaran Umum Perdana sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Situasi pasar global ditentukan arah kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve
(The Fed), terkait dengan wacana normalisasi suku bunganya. Dalam sistem keuangan global yang makin
terintegrasi, efek kebijakan The Fed akan dirasakan seluruh Negara, termasuk Indonesia, begitu pula
dengan kondisi perekonomian negara-negara yang selama ini menjadi mitra dagang utama Indonesia,
seperti Tiongkok. Perlambatan ekonomi Negeri Tirai Bambu itu akan berpengaruh pada nilai ekspor
nasional.
Bagi Indonesia, tahun 2014 kondisi perekonomian global dan domestik belum sepenuhnya kondusif,
yang ditandai dengan penurunan harga komoditas global, melambatnya pertumbuhan ekonomi negara-
negara partner dagang, dan gejolak politik, serta perlambatan ekonomi domestik, namun demikian
industri perbankan nasional tetap mampu melewatinya dengan baik, meskipun mengalami
perlambatan.
Industri perbankan yang menikmati pertumbuhan kredit rata-rata di atas 20% sejak 10 tahun terakhir,
akhirnya mengalami perlambatan pertumbuhan pada 2014, seperti terjadi pada 2006 dan 2009. Selain
dihadang tantangan makro yang masih menggiring bank-bank untuk memasukui jalur lambat pada 2014,
kondisi likuiditas perbankan sangat ketat akibat pertumbuhan kreditnya lebih tinggi daripada
pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK)-nya beberapa tahun terakhir.
Pada 2010 pertumbuhan kredit perbankan mencapai 22,80%, sementara kenaikan DPK hanya 18,54%.
Pada 2011 kredit tumbuh 25,52% dan DPK naik 19,07%. Pada 2012 kredit tumbuh 22,97%, sementara
DPK naik 15,81%. Pada 2013 kredit tumbuh 21,80% dan DPK hanya naik 13,60%. Hingga akhir Desember
2014 kredit tumbuh 11,6% , sementara DPK tumbuh 12,4%.
Industri perbankan harus mencermati posisi loan to deposit ratio (LDR) yang terus meningkat hingga di
atas 92%, akibat kredit perbankan yang tumbuh cepat tidak diimbangi dengan pertumbuhan DPK. Jadi,
perlambatan pertumbuhan kredit pada 2014 belum cukup mengamankan kondisi likuiditas perbankan
sehingga bank-bank masih berebut deposito dengan iming-iming suku bunga tinggi. Untuk mengatasi
perang bunga simpanan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membatasi suku bunga deposito mulai 1 Oktober
2014.
Bunga deposito bank umum yang modal intinya Rp.5 triliun – Rp.30 triliun dibatasi maksimal 225 basis
points (bps) dari suku bunga acuan BI yang saat ini 7,5%. Sedangkan, bunga deposito bank umum
bermodal inti lebih dari Rp. 30 triliun dibatasi maksimal 200 bps di atas suku bunga acuan Bank
Indonesia.
Pembatasan itu berlaku untuk simpanan nasabah Rp.2 miliar ke atas. Adapun, simpanan nasabah
sampai dengan Rp.2 miliar mengikuti ketentuan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), yakni maksimum
7,75%. Pembatasan suku bunga simpanan ini memberi peluang bank-bank umum bermodal inti kurang
dari Rp.5 triliun untuk merebut simpanan dengan suku bunga yang lebih menarik.
Di tengah pembatasan suku bunga itu, kompetisi merebut DPK semakin kencang karena industri
perbankan diperkirakan akan mengalami stagnasi pertumbuhan kredit pada 2016, jika pertumbuhan
kredit dan DPK masih seperti empat tahun terakhir. Stagnasi pertumbuhan kredit tentunya akan
membawa dampak bagi perekonomian karena perbankan Indonesia tidak punya kemampuan
mendorong pertumbuhan ekonomi. Di lain sisi, rasio kredit terhadap PDB masih di bawah 40%, masih
ada ruang bagi perbankan untuk menggenjot pertumbuhan kredit.
Selain pendanaan yang ketat, bank-bank harus memperkuat permodalan untuk menyokong ekspansi
kreditnya, mengingat best practices regulasi perbankan global mengarahkan bank untuk memiliki modal
besar. Basel III telah menaikkan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) minimal menjadi
10,5%.
Untuk dapat mempertahankan dan terus meningkatkan kinerjanya, pada tahun 2014 dari aspek
perkreditan Bank Yudha Bhakti melaksanakan reposisi kredit fokus kepada Kredit Khusus Pensiun yang
bersifat low risk dan high return. Dari aspek tata kelola perusahaan yang baik (GCG) dilakukan perbaikan
penerapan GCG dalam upaya pencapaian hasil usaha yang berkualitas.
Selama tahun 2014 Bank Yudha Bhakti telah mengimplementasikan tujuh langkah strategis yang
dijadikan sebagai acuan untuk mencapai kinerja perusahaan yang optimal, yaitu :
6. Menjaga rasio a. Meningkatkan permodalan melalui Initial Public Offering (IPO) dan laba
Kecukupan Pemenuhan ditahan;
Modal Minimum b. Menjaga kualitas pertumbuhan ATMR;
(KPMM/CAR) c. Menjaga rasio tingkat KPMM pada kisaran 16%.
Dimulai sejak tahun 2014, Bank Yudha Bhakti membentuk organisasi yang berbasis kinerja, hal ini
dimaksudkan untuk menciptakan suatu organisasi yang responsif terhadap kebutuhan nasabah, dekat
kepada nasabah, dan efisien dalam proses bisnis, yang diwujudkan dalam bentuk unit bisnis (business
unit) dan unit pendukung (supporting unit).
Sebagai salah satu elemen pembentuk organisasi berbasis kinerja, Bank Yudha Bhakti mendesain unit-
unit bisnis yang ada berdasarkan prinsip pembentukan organisasi bisnis yang berasaskan pemasaran dan
pelayanan (sales and service). Sedangkan unit-unit pendukung didesain untuk mendukung pencapaian
target unit bisnis, serta untuk mengefisienkan proses bisnis yang ada dengan tidak mengesampingkan
prinsip kehati-hatian (prudent banking).
Pemilihan organisasi berbasis kinerja oleh Bank Yudha Bhakti bertujuan untuk dapat membangun fokus
yang kuat di setiap unit kerja, baik sebagai unit bisnis maupun unit pendukung, meningkatkan
akuntabilitas SDM, dan memaksimalkan kontribusi nilai dari setiap unit kerja dengan tujuan akhir
menciptakan nilai tambah bagi seluruh pemegang saham Bank Yudha Bhakti.
Sebagai pelaku jasa keuangan, Bank Yudha Bhakti memiliki core business berupa penyaluran kredit,
penghimpunan dana pihak ketiga dan penyediaan layanan perbankan. Tinjauan usaha unit bisnis dan
unit pendukung ini disampaikan sesuai dengan segmen usaha dari produk dan layanan Bank Yudha
Bhakti, yaitu: Kredit Khusus Pensiun, Kredit Channeling melalui Multifinance, Kredit Multiguna, Kredit
Usaha Kecil dan Menengah (UKM), treasury, serta special asset management.
Berikut pembahasan untuk tinjauan usaha dari unit bisnis Bank Yudha Bhakti yang disampaikan
berdasarkan segmen usahanya dan dilanjutkan dengan tinjauan unit pendukung.
KINERJA PERKREDITAN
Selama tahun 2014, total kredit yang disalurkan mencapai Rp.2.006.304 juta , meningkat sebesar
32,21% dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar Rp.1.517.507 juta.
585
505
408
253 257
163 116
23 21 46 43 40 52
1. Kredit Konsumsi
Selama tahun 2014, produk Kredit Konsumsi secara nominal tumbuh sebesar 65.48% atau sejumlah
Rp556.041 juta. Pertumbuhan paling besar adalah Kredit Khusus Pensiun yang merupakan motor
pendapatan Bank yang utama di tahun 2014, yakni tumbuh 148,12% atau Rp. 603.631juta,
kemudian diikuti oleh Kredit Personal yang tumbuh sebesar 47.49% atau Rp.12.136 juta. Beberapa
produk kredit yang memiliki kecenderungan turun adalah Kredit Multifinance (KMF) dan Kredit
Multiguna (KMG), yang terus ditekan volumenya mengingat margin yang tipis dan risiko yang lebih
tinggi kalau dibandingkan dengan Kredit Khusus Pensiun.
2014
3.69%
3.04%
8.20%
13.83%
71.25%
Pencapaian target untuk Kredit Konsumsi secara keseluruhan per 31 Desember 2014 adalah 0.48%,
dari target sebesar Rp.1.398.532juta, realisasinya sebesar Rp. 1.405.231 juta.
Secara nasional rata-rata pertumbuhan Kredit Khusus Pensiun (KKP) per bulan sebesar 7,89%
atau Rp.50.303 juta. Pencapaian target sebesar 96,11%, yakni dari target sebesar Rp.1.050.537
juta realisasi sebesar Rp.1.011.155 juta.
1,011,154
974,409
923,671
860,739
801,441
754,395
700,789
637,793
578,085
519,737
478,979
441,974
407,524
Dec-13 Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 May-14 Jun-14 Jul-14 Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14
Secara nasional rata-rata outstanding Kredit Multifinance menurun per bulan sebesar 38,93%
atau Rp.13.518 juta. Pencapaian target sebesar 94.39%, yakni dari target sebesar Rp 534.516
juta realisasi sebesar Rp 504.509 juta.
69,212
62,970
47,257 46,563
44,895
41,062
31,766
26,089
18,657 18,420
15,045
11,323
9,230
Dec-13 Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 May-14 Jun-14 Jul-14 Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah merupakan salah satu sektor yang dapat bertahan di tengah
fluktuasi perekonomian Indonesia. Karakteristik sektor ini adalah memiliki pangsa pasar domestik
sehingga memiliki ketahanan terhadap pengaruh negatif perekonomian dunia.
Walaupun tahan terhadap pengaruh negatif perekonomian global. UMKM kerap memiliki masalah
dalam pengembangan usaha dan keterbatasan akses permodalan. Kondisi ini membuat UMKM
sangat bergantung pada modal sendiri yang relatif terbatas atau pada sumber modal non-formal
lainnya yang memiliki biaya modal tinggi.
Dengan demikian perbankan dituntut untuk dapat membantu kebutuhan modal dan melindungi
sektor UMKM dari sumber-sumber modal non formal.
Sebagaimana diketahui, kesulitan kebutuhan permodalan UMKM merupakan sebuah peluang yang
sangat baik untuk mengembangkan usaha perkreditan. Selain itu, pasar setor UMKM merupakan
salah satu sektor usaha yang wajib dikembangkan perbankan nasional.
Bank Yudha Bhakti dalam penyaluran kredit di sector UMKM tetap akan mengedepankan pada
prinsip kehati-hatian. Target penyaluran kredit UMKM untuk tahun 2014 sebesar Rp. 432.731 juta,
sementara pencapaian kredit UMKM adalah sebesar Rp 442.739 juta.
Untuk memaksimalkan kinerja produk kredit UMKM, Bank Yudha Bhakti telah memiliki Departemen
Kredit Retail yang bertugas untuk melayani kebutuhan pendanaan sector usaha UMKM.
2013 2014
17.07% 19.90%
25.92%
29.64%
8.38% 16.72%
44.91% 37.46%
Berdasarkan kategori usaha, kredit UMKM dan Komersial posisi akhir Desember 2014 sebesar
Rp.597.720 juta, turun sebesar Rp.70.588 juta atau 10,56% dari posisi akhir tahun 2013 sebesar
Rp.668.308 juta. Sementara Kredit Komersial mengalami penurunan sebesar 21,68% menjadi
Rp.154.981 juta.
Pada tahun 2014 penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp.2.330.117 juta tumbuh sebesar
19,20% dari posisi DPK tahun 2013 sebesar Rp.1.954.807 juta. Komposisi DPK Bank Yudha Bhakti posisi
31 Desember 2014 masih didominasi oleh deposito berjangka sebesar Rp.2.089.815 juta atau 89,69%
dari total DPK sebesar Rp.2.330.117 juta, disusul dengan tabungan sebesar Rp.131.829 juta (5,65%) dan
giro sebesar Rp.108.473 juta (4,66%).
Tabel 1: Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga 2013 – 2014 (dalam jutaan rupiah)
31 Desember 2013 31 Desember 2014 Growth (YoY)
Keterangan
Nominal % Nominal % Nominal %
2,330,117
2,089,815
1,954,807
1,761,641
2013 2014
2013 2014
5% 5% 4%
6%
90% 90%
Giro Tabungan Deposito Giro Tabungan Deposito
Giro
Giro pada tahun 2014 mencapai Rp.108.473 juta, meningkat sebesar 18,20% dari tahun 2013 sebesar
Rp.91.768 juta, sementara jumlah rekening giro menurun sebesar 5,93%, menjadi 698 di tahun 2014.
Untuk menunjang pencapaian target usaha, ke depan Bank Yudha Bhakti akan terus meningkatkan
penghimpunan dana murah berupa giro, baik perorangan maupun badan usaha.
Tabungan
Produk tabungan Bank Yudha Bhakti dipengaruhi oleh penyaluran kredit Konsumsi (Kredit Khusus
Pensiun) yang mewajibkan nasabah untuk membuka rekening tabungan di Bank Yudha Bhakti. Salah
satu keunggulan produk tabungan Bank Yudha Bhakti adalah adanya santunan kematian untuk jumlah
saldo tabungan tertentu.
Dana masyarakat yang terkumpul melalui produk tabungan Bank Yudha Bhakti selama tahun 2014
mencapai Rp.131.829 juta, jumlah tersebut meningkat sebesar 30,01% dibandingkan pencapaian tahun
2013 sebesar Rp.101.398 juta.
Jumlah rekening tabungan Bank Yudha Bhakti pada 31 Desember 2014 adalah 27.518 rekening,
meningkat 3.740 rekenimg atau 15,72% jika dibandingkan dengan posisi yang sama tahun 2013 sebesar
23.778 rekening.
Deposito
Produk deposito Bank Yudha Bhakti merupakan simpanan berjangka yang memiliki berbagai
keistimewaan dibandingkan dengan produk simpanan lainnya. Keistimewaan tersebut antara lain suku
bunga yang kompetitif, penjaminan maksimum, layanan penjemputan uang tunai yang akan disetor
untuk nasabah dengan nominal tertentu, dan jangka waktu simpanan yang bervariasi, yaitu sampai
dengan 1, di atas 1 - 3 bulan, di atas 3 – 6 bulan, di atas 6 – 12 bulan dan di atas 1 tahun - 24 bulan.
Pada tahun 2014, produk Deposito Bank Yudha Bhakti sebesar Rp.2.089.815 juta, mengalami
pertumbuhan yang cukup signifikan yaitu 18,63% atau Rp.328.174 juta dibandingkan dengan periode
yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp.1.761.641 juta.
Pada tahun 2014 terjadi peningkatan persentase deposito perorangan atau ritel dari 28,58% menjadi
29,53% di tahun 2014. Sedangkan deposito perusahaan/korporasi turun dari 71,42% di tahun 2013
menjadi 70,47% di tahun 2014.
Meskipun secara persentase relatif kecil peningkatan tersebut, akan tetapi secara nominal outstanding
perubahan deposito tersebut cukup signifikan, sebagaimana terlihat dari table perkembangan deposito
perusahaan dan perorangan di bawah ini :
Pada tahun 2014 Bank Yudha Bhakti berhasil menurunkan persentase deposan inti terhadap dana pihak
ketiga, pada tahun 2013 persentase deposan inti terhadap dana pihak ketiga sebesar 66,07%. Angka ini
berhasil turun menjadi 56,78% di tahun 2014.
Pada tahun 2014 jumlah deposan baru Bank Yudha Bhakti bertambah sebanyak 338 deposan, dengan
outstanding deposan baru per 31 Desember 2014 sebesar Rp. 256.872 juta (+/- 12,29% dari total
outstanding deposito).
Penghimpunan Dana Pihak III pada tahun 2014 sebesar Rp2.330.117 juta, meningkat cukup signifikan
sebesar Rp. 375.310 juta (19,20%) dari Rp 1.954.807 juta pada tahun 2013. Ditengah kondisi pasar yang
kurang menguntungkan pada triwulan IV/2014, perusahaan tetap mampu meningkatkan Dana Pihak III.
Berbagai upaya terus dilakukan untuk meningkatkan Dana Pihak Ketiga Bank, antara lain
penyempurnaan program penilaian kinerja petugas funding yang dikenal dengan sebutan Depo Bonus.
Di beberapa kantor juga dilakukan penambahan jumlah tenaga Funding Officer disesuaikan dengan
target dana yang ingin diraih.
2,330,117
2,089,815
1,954,807
1,761,641
2013 2014
Dalam operasional Bank Yudha Bhakti, Divisi Treasury & Business Development mempunyai peran yang
sangat penting. Selain untuk menjaga likuiditas Bank Yudha Bhakti melalui penempatan dana pada Giro
Wajib Minimum (GWM) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, tugas lain Divisi Treasuri adalah
melakukan transaksi surat berharga untuk mendukung dan menjaga hasil yang optimal bagi Bank Yudha
Bhakti.
Divisi Treasury & Business Development menerapkan strategi penempatan dana pada surat berharga
secara selektif sesuai dengan prinsip kehati-hatian Bank Yudha Bhakti. Besarnya porsi dana yang
ditempatkan pada surat berharga tersebut juga dilakukan secara dinamis, dengan tetap mengutamakan
penyaluran kredit yang menjadi fungsi utama Bank Yudha Bhakti sebagai lembaga intermediasi
keuangan. Di tahun 2014, penempatan dana pada surat berharga mencapai Rp. 390.034 juta, menurun
sebesar 25,37% dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp. 522.597 juta.
Komposisi surat berharga yang dikelola Bank Yudha Bhakti selama tahun 2014 meliputi Deposit Facility
Rp.202.968 juta (52,04%), Obligasi Pemerintah & SBI sebesar Rp.138.806 juta (35,59%), dan Call Money
sebesar Rp.28.000 juta (7,18%).
Di sepanjang tahun 2014 Divisi Treasury & Business Development telah melakukan strategi fokus pada
menjaga likuiditas dalam penempatan dana pada pasar uang atau inter bank. Bank Yudha Bhakti juga
melakukan kebijakan penempatan dana pada surat berharga dan aset produktif lainnya dalam upaya
optimalisasi profit, serta menggolongkan surat berharga bank kedalam tersedia untuk dijual (available
for sales). Bank Yudha Bhakti juga terus melakukan kerjasama dengan bank-bank lain dalam hal fasilitas
money market line untuk mengantisipasi kebutuhan likuiditas dalam jangka waktu pendek.
Prospek 2015
Persaingan untuk menghimpun dana masyarakat dalam upaya menjaga likuiditas di tahun 2015
diprediksi akan lebih ketat dibandingkan dengan tahun 2014. Untuk menjaga likuiditas Bank Yudha
Bhakti di tahun 2015, bank mempunyai rencana kegiatan antara lain :
a. Memperbaiki struktur pendanaan Bank Yudha Bhakti dengan meningkatkan komposisi giro dan
tabungan guna mendapatkan biaya pendanaan yang lebih menguntungkan.
b. Memperkuat struktur permodalan Bank Yudha Bhakti secara bertahap melalui penawaran umum
terbatas (right-issue) dan laba ditahan (retained earning).
c. Menjaga kerjasama dengan bank-bank untuk transaksi inter bank sebagai sumber pendanaan
untuk memenuhi likuiditas jangka pendek.
Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia menjadi faktor utama dalam memenangkan persaingan
yang semakin ketat dalam industri perbankan. Oleh karena itu, Bank Yudha Bhakti secara konsisten
terus mengembangkan sumber daya manusianya demi menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan
(sustainable).
Dalam bertindak dan memposisikan diri, baik dilingkungan kerja maupun di masyarakat, seluruh
karyawan Bank Yudha Bhakti diharuskan untuk menjaga kedisiplinan dan nama baik Bank Yudha Bhakti
di mata publik. Oleh karena itu, Bank Yudha Bhakti telah menetapkan suatu standar Kode Etik dan
Norma Kerja Karyawan Bank sebagai acuan bagi seluruh karyawan dalam bersikap dan berperilaku yang
sesuai dengan nilai-nilai tata kelola perusahaan yang baik. Standar tersebut terangkum dalam Manual
Sumber Daya Manusia Bank Yudha Bhakti.
Pendidikan dan pengembangan karyawan merupakan bagian penting bagi pengembangan produktifitas
dan efektifitas karyawan dalam upaya mencapai tujuan usaha Bank Yudha Bhakti, yaitu memiliki
karyawan yang kompeten (memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan) yang memadai untuk
dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya dengan lebih baik.
Berdasarkan sasarannya, pendidikan yang diselenggarakan kepada karyawan dapat dibedakan dalam 2
jenis, yaitu :
Berdasarkan teknis pelaksanaannya, pendidikan yang diberikan kepada karyawan dapat dibedakan
dalam 2 kategori, yaitu :
Pelaksanaan off the job training dapat berupa program-program pendidikan internal (in-house) yaitu
pendidikan yang dilaksanakan di dalam Bank Yudha Bhakti, maupun program-program pendidikan
eksternal (off-site), yaitu pendidikan yang dilaksanakan diluar Bank Yudha Bhakti dengan melibatkan
pihak luar.
Pada akhir tahun 2014 jumlah karyawan Bank Yudha Bhakti sebanyak 639 orang tidak terjadi
perubahan secara signifikan dibandingkan tahun 2013 yang berjumlah 638 orang. Pada tahun 2014,
karyawan dalam kelompok usia 41-50 tahun merupakan komposisi terbesar atau sekitar 34.12% dari
keseluruhan karyawan Bank Yudha Bhakti dengan variasi jenjang pendidikan SLTA atau Non-Diploma
hingga Pasca Sarjana (S2). Sementara komposisi karyawan dalam kelompok usia < 31 tahun sebesar
31.92% dengan variasi jenjang pendidikan sampai sarjana.
2013 2014
Keterangan
Jumlah Komposisi (%) Jumlah Komposisi (%)
Jenjang Manajerial
Manajemen Puncak 4 0.63% 4 0.63%
Manajemen Madya 5 0.78% 6 0.94%
Manajemen Pelaksana 77 12.07% 81 12.67%
Pelaksana 552 86.52% 548 85.76%
Jumlah 638 100.00% 639 100.00%
Jenjang Pendidikan
Doktor (S3) 2 0.31% 1 0.16%
Pasca Sarjana (S2) 24 3.76% 22 3.44%
Sarjana (S1) 344 53.92% 356 53.71%
Diploma (D1-D3) 169 26.49% 165 25.82%
Non Diploma (SLTA) 99 15.52% 95 14.87%
Jumlah 638 100.00% 639 100.00%
Kelompok Usia
s/d 30 tahun 194 30.41% 204 31.92%
31 - 40 tahun 189 29.62% 182 28.48%
41 - 50 tahun 218 34.17% 218 34.12%
> 50 tahun 37 5.80% 35 5.48%
Jumlah 638 100.00% 639 100.00%
Komposisi karyawan dengan jenjang pendidikan Sarjana (S1), Pasca Sarjana (S2) dan Doktor (S3)
berjumlah setengah dari seluruh karyawan (59%). Sebanyak 14.24% berada pada level jenjang
manajerial Manajemen Pelaksana hingga Manajemen Puncak, sedangkan sebesar 85.76% dari
komposisi personil merupakan karyawan pelaksana.
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki tenaga pendukung yang cukup kompeten,
sehingga perusahaan berpotensi untuk berkembang dengan lebih baik. Selebihnya adalah karyawan
dengan jenjang pendidikan Diploma/D1-D3 (26.5%), setara SLTA atau Non-Diploma (14.87%). Secara
keseluruhan, data statistik kepegawaian menunjukkan bahwa perusahaan didukung oleh tenaga
kerja yang cukup potensial, baik ditinjau dari aspek jenjang pendidikan formal, maupun kelompok
usia.
Pada tahun 2015, pengelolaan sumber daya manusia PT Bank Yudha Bhakti lebih difokuskan pada
peningkatan produktivitas karyawan yang berujung pada peningkatan revenue, yang diharapkan
dapat dicapai melalui berbagai strategi pengelolaan sumber daya manusia seperti :
1. Perencanaan dan alokasi pemenuhan kebutuhan karyawan yang sejalan dengan target bisnis
dan produktivitas karyawan dengan proporsi penempatan karyawan lebih besar/banyak pada
fungsi yang berhubungan dengan pengelolaan nasabah/debitur (Business Unit).
2. Pelaksanaan assessment kompetensi karyawan khususnya untuk posisi strategis maupun posisi
– posisi kunci/key roles.
3. Me-review desain penilaian kinerja karyawan dengan melakukan penyusunan penilaian berbasis
kinerja/KPI (Key Performance Indicator).
4. Menyusun succession plan (kaderisasi kandidat pengganti) untuk pengisian posisi – posisi
kosong, khususnya untuk posisi – posisi tenaga pimpinan dan posisi – posisi strategis lainnya.
5. Pengembangan teknologi informasi dibidang sumber daya manusia untuk mendukung kebijakan
strategis maupun operasional di bidang sumber daya manusia.
6. Peningkatan kapabilitas karyawan dengan memberikan pembekalan berupa pendidikan dan
latihan yang sesuai dengan bidang kerjanya.
Teknologi Informasi
Teknologi Informasi merupakan faktor penting dalam penyediaan layanan sistem informasi yang
terpadu untuk mendukung aktivitas bisnis bank, meningkatkan efisiensi dan produktivitas,
meminimalkan risiko operasional serta menyediakan layanan teknologi informasi yang aman dan
nyaman.
Pengembangan di bidang Teknologi Informasi terus ditingkatkan Bank Yudha Bhakti selama tahun 2014,
baik pengembangan aplikasi maupun pengembangan system informasi manajemen, khususnya dalam
mendukung strategi bank menjadikan Kredit Khusus Pensiun sebagai motor pendapatan bank yang
utama, implementasi PAPI (Revisi 2008), SKNBI Next Generation, serta meningkatkan fee based income
melalui layanan perbankan berbasis Teknologi Informasi.
Bank Yudha Bhakti juga sudah mempersiapkan Business Continuity Plan (BCP) dan Disaster Recovery
Plan (DRP) sebagai antisipasi jika terjadi kerusakan atau bencana agar aktivitas operasional bank tetap
dapat berjalan dengan normal.
Dengan diperolehnya surat izin sebagai penerbit kartu ATM dari Bank Indonesia pada tanggal 4
November 2014, Bank Yudha Bhakti terus meningkatkan keamanan transaksi perbankan melalui
perbaikan infrastruktur teknologi informasi maupun sumber daya manusianya.
Dukungan SDM yang profesional di bidang Teknologi Informasi sangat penting untuk menjaga agar Bank
Yudha Bhakti senantiasa tanggap dan responsif terhadap keandalan teknologi yang dapat
mempengaruhi kinerja Bank Yudha Bhakti. Pengembangan di bidang Teknologi Informasi dilaksanakan
dengan tetap mentaati dan mematuhi regulasi yang dikeluarkan Bank Indonesia dan otoritas yang
berwenang.
Pengembangan teknologi dan system informasi Bank Yudha Bhakti tidak terlepas dari kepatuhan dan
ketaatan terhadap regulasi yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia maupun otoritas berwenang lainnya.
Dengan dukungan infrastruktur Teknologi Informasi yang ada dan rencana pengembangan ke depan,
Bank Yudha Bhakti selalu memiliki semangat (passion) untuk meningkatkan kualitas layanan kepada
konsumen dari waktu ke waktu.
Di masa mendatang, Bank Yudha Bhakti berkomitmen untuk terus meningkatkan fitur-fitur produk
tabungan dalam upaya penghimpunan dana murah, perkreditan dan layanan perbankan lainnya (ATM
Bank Yudha Bhakti) yang dapat semakin memberikan kemudahan bagi konsumen Bank Yudha Bhakti
dalam bertransaksi perbankan di manapun mereka berada.
Operasional
Operasional yang baik selain tercermin pada tingkat kesalahan, tercermin pula pada tingkat kepuasan
konsumen. Kesungguhan dalam memberikan layanan terbaik kepada konsumen terus ditingkatkan agar
dapat memenuhi atau melampaui ekspektasi konsumen.
Sebagai salah satu pilar penting penunjang keberhasilan unit kerja operasional, kualitas dan kuantitas
sumber daya manusia terus ditingkatkan melalui peningkatan kapabilitas dan pemenuhan karyawan.
Pada tahun 2014 telah dilaksanakan peningkatan kapabilitas melalui pelaksanaan pendidikan Service
Excellent, program penyegaran prosedur operasional, program APU & PPT, program anti fraud, prosedur
SKN-BI NG dan BI-RTGS II, ketentuan PSAK terkini yang diikuti oleh petugas pelaksana.
Pada tanggal 4 November 2014, Bank Yudha Bhakti telah memperoleh izin sebagai penerbit kartu ATM
sesuai surat Bank Indonesia No.16/203/DKSP. Ke depan Bank Yudha Bhakti akan terus meningkatkan
fitur-fitur layanan ATM bekerjasama dengan instansi terkait, maupun inovasi produk pendanaan baru
berbiaya lebih murah dan dengan tenor lebih panjang, dalam upaya meningkatkan fee based income.
Untuk menjawab tantangan Bank Yudha Bhakti di masa yang akan datang, Bank Yudha Bhakti juga
senantiasa memberikan perhatian lebih terhadap pengembangan kapabilitas dan profesionalisme SDM,
melalui program rekrutmen, pelatihan, sertifikasi, rotasi internal, program pengembangan karyawan
lainnya secara berkelanjutan untuk memperbaharui pengetahuan dan keahlian agar sejalan dengan
perkembangan dan kebutuhan bisnis perusahaan.
Audit Intern
Divisi Audit Intern (DAI) merupakan salah satu unsur dari Sistem Pengendalian Internal yaitu sebagai
third line of defense yang memiliki peran penting untuk menjaga dan mengamankan kegiatan usaha
Bank, serta bertanggung jawab untuk mengawal pencapaian visi dan misi Bank. DAI membantu
organisasi mencapai tujuannya melalui pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan
meningkatkan efektivitas internal control risk management dan governance process.
Dalam menjalankan fungsinya DAI telah melaksanakan aliansi atas fungsi assurance yang ada pada
setiap tingkatan organisasi bank. Dengan aliansi yang konsisten dalam pelaksanaan fungsi assurance
nantinya akan diperoleh sinergi, efektivitas dan efisiensi yang lebih baik. Secara umum aliansi
dilaksanakan untuk penetapan top risk unit kerja dan penyusunan rencana audit.
Selain melaksanakan audit yang merupakan fungsi assurance terhadap kepatuhan peraturan yang
berlaku, DAI juga menjalankan fungsi assurance guna mendukung fokus Bank Yudha Bhakti, seperti
mendorong peningkatan bisnis, service, efisiensi biaya, penerapas asas kehati-hatian dan penerapan
GCG.
Fungsi Auditor Bank Yudha Bhakti mengacu pada Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB)
dan beberapa hal penting yang telah dilaksanakan terkait hal tersebut adalah :
- Penyusunan Piagam Audit Intern (Internal Audit Charter).
- Pembentukan Fungsi Satuan Kerja Audit Intern sesuai Standar Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB)
dengan nama Divisi Audit Intern.
Pemenuhan sumber daya yang berkualitas dilakukan dengan menetapkan kualifikasi/ kompetensi yang
diperlukan untuk menunjang efektivitas dan melakukan rekrutmen secara berkala. Pada tahun 2014,
personil DAI telah menjalani Workshop Audit dengan penyelenggara ekstern dengan harapan DAI dapat
terus meningkatkan kapabilitas fungsi audit intern berikut kompetensi baik technical maupun behavior.
Berdasarkan hasil workshop tersebut, secara berkesinambungan perlu dilakukan pembinaan dan
pelatihan untuk mengoptimalkan peran dan fungsi sebagai auditor.
DAI bertanggungjawab melakukan pemeriksaan secara independen sesuai Risk Based Audit (RBA) atau
disesuaikan dengan perkembangan issue penting dan profil risiko kantor cabang hasil assessment DAI
terhadap seluruh unit kerja berdasarkan suatu rencana audit tahunan yang telah disetujui Dewan
Komisaris dan melaporkan hasil temuan kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris melalui Komite
Audit beserta rekomendasi untuk tindak lanjutnya.
Pada umumnya seluruh temuan audit tahun 2014 telah mendapatkan tindak lanjut yang memadai oleh
auditee dan pihak terkait serta secara berkala SKAI memantau progress tindakan perbaikan yang
dilakukan sesuai komitmen tindak lanjut temuan serta melaporkannya secara periodik kepada Dewan
Direksi dan Komite Audit
Walaupun demikian, pemeriksaan Audit Intern tahun 2014 masih menunjukkan pengendalian intern
dan pengendalian risiko yang belum sepenuhnya berjalan dengan baik, tercermin dari masih ditemukan
adanya kelemahan-kelemahan yang perlu mendapat perhatian, antara lain :
- Kurangnya kepatuhan terhadap SOP dan kebijakan yang berlaku, serta kurang memperhatikan
prinsip kehati-hatian dalam proses pemberian Kredit Khusus Pensiun;
- Kelemahan dalam verifikasi dokumen / data pendukung;
- Kelemahan dalam analisis kredit (perhitungan kebutuhan modal kerja, legalitas usaha, legalitas
agunan/jaminan, kemampuan debitur dalam pengembalian kredit);
- Kelemahan dalam monitoring kredit (penggunaan kredit, kinerja keuangan dan usaha debitur,
kelengkapan dokumen kredit, dokumen agunan/jaminan, masa berlaku agunan, asuransi agunan,
retaksasi agunan, kewajiban angsuran pokok dan/atau bunga, perubahan suku bunga, UMB, BDD,
pengkinian data nasabah, rekening tidak aktif, persediaan, barang inventaris kantor & ATK);
- Adanya ketentuan / kebijakan kredit bermasalah yang masih perlu disempurnakan.
- Fungsi pengawasan melekat (built-in control) dari supervisi di setiap unit kerja masih belum
optimal;
- Sosialisasi terhadap kebijakan dan prosedur operasional yang berlaku dari supervisi di setiap unit
kerja masih kurang; dan
- Kemampuan SDM untuk dapat memahamio kebijakan dan prosedur yang berlaku masih terbatas.
Manajemen Risiko
Organisasi manajemen risiko di Bank Yudha Bhakti terdiri dari Dewan Komisaris yang menjalankan fungsi
pengawasan risiko (risk oversight) dan memiliki Komite Pemantau Risiko. Sedangkan Dewan Direksi
menjalankan fungsi kebijakan risiko (risk policy) dan memiliki Komite Manajemen Risiko, Asset and
Liability Committee, serta Komite Kebijakan Perkreditan dan lainnya.
Meskipun pengelolaan risiko menjadi tanggung jawab seluruh unit kerja di Bank Yudha Bhakti, namun
pelaksanaan secara spesifik dilakukan oleh Direktorat Kepatuhan dan SDM yang membawahi Divisi
Manajemen Risiko yang berfungsi menyediakan framework kebijakan dan alat pengelolaan risiko.
Divisi Manajemen Risiko terdiri dari Departemen Pengelolaan Risiko & Pelaporan, serta Departemen
Kebijakan & Analisis Risiko yang berfungsi sebagai partner dari Business Unit dalam menjaga kualitas
pertumbuhan bisnis Bank Yudha Bhakti.
Salah satu kunci keberhasilan penerapan manajemen risiko adalah adanya risk awareness dan
kemampuan teknis yang memadai di seluruh tingkatan Bank Yudha Bhakti. Untuk itu sejak tahun 2007
telah dilaksanakan training/sosialisasi internalisasi penerapan Kebijakan dan Prosedur Manajemen
Risiko dan secara rutin dilakukan peningkatan kapabilitas sumber daya manusia melalui pelatihan
persiapan Sertifikasi Manajemen Risiko Level 1, 2 dan 3.
Bank Yudha Bhakti memiliki Kebijakan dan Prosedur Manajemen Risiko sebagai pedoman utama dalam
pelaksanaan pengelolaan risiko. Untuk area bisnis yang lebih spesifik, Bank Yudha Bhakti memiliki
Kebijakan Perkreditan Bank (KPB), Kebijakan dan Prosedur Kredit, Kebijakan dan Prosedur Treasury,
Kebijakan dan Prosedur Operasional, Kebijakan dan Prosedur Akuntansi. Keseluruhan perangkat
kebijakan tersebut merupakan bagian dari arsitektur kebijakan yang berlaku di Bank Yudha Bhakti, yang
direview secara berkala minimal sekali dalam setahun.
Secara berkelanjutan Bank Yudha Bhakti mengembangkan sistem manajemen risiko agar dapat
mendukung proses bisnis yang lebih efisien dalam pengambilan keputusan yang lebih cepat dan hati-
hati. Bank terus memperbaiki proses transaksi operasional dan proses persetujuan kredit untuk
meningkatkan efisiensi proses Kredit Khusus Pensiun dengan mengembangkan program/aplikasi SIAP
(Sistem Aplikasi Pensiun).
Dengan mengacu pada skala dan komplektivitas bisnis, Bank saat ini menerapkan pendekatan
pengukuran risiko berdasarkan model standar, dan ke depan akan dikembangkan pendekatan
permodelan kuantitatif maupun kualitatif, khususnya dalam pengukuran risiko kredit seperti model
scoring/rating dan model lainnya sebagai pelengkap judgmental decision making.
Dalam ketentuan Good Corporate Governance, Bank mempunyai kewajiban untuk memastikan
kepatuhan terhadap Peraturan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan lainnya yang
berlaku. Kewajiban tersebut dilaksanakan oleh Direktur Kepatuhan dengan berpedoman pada Peraturan
Bank Indonesia tentang penugasan Direktur Kepatuhan dan penerapan standar pelaksanaan fungsi audit
intern.
Di samping kewajiban untuk memastikan kepatuhan terhadap Peraturan Bank Indonesia dan peraturan
perundang-undangan lainnya yang berlaku, Direktur Kepatuhan juga melakukan penelitian dan
pengujian terhadap rencana pemberian kredit, penempatan dana dan rancangan kebijakan Bank.
Penerapan fungsi kepatuhan Bank Yudha Bhakti mengacu pada Peraturan Bank Indonesia Nomor :
13/2/PBI/2011 tanggal 12 Januari 2011 tentang Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank Umum yang
merupakan perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor : 1/6/PBI/1999 tanggal 20 September
1999 tentang Penugasan Direktur Kepatuhan (Compliance Director) dan Penerapan Standar Pelaksanaan
Fungsi Audit Intern Bank Umum. Khususnya terkait dengan Penugasan Direktur Kepatuhan (Compliance
Director) dan lebih lanjut diatur di dalam Kebijakan Kepatuhan Bank sebagaimana tertuang dalam Surat
Keputusan Direksi Nomor : SKEP 032/SET/BYB/II/2013 tanggal 27 Februari 2013.
Di dalam Kebijakan Kepatuhan Bank, sebagaimana disebutkan di atas, diatur hal-hal sebagai berikut :
1. Direktur Kepatuhan berfungsi untuk melakukan serangkaian tindakan atau langkah-langkah untuk
memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan
oleh bank telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, serta memastikan kepatuhan bank terhadap komitmen yang dibuat oleh bank kepada Bank
Indonesia dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang.
Untuk terlaksananya tugas dan tanggung jawabnya tersebut, Direktur Kepatuhan dibantu oleh Divisi
Kepatuhan yang merupakan unit kerja independen termasuk didalamnya mengkoordinasikan ketentuan
Penerapan Program APU &PPT. Hasil dari pelaksanaan penerapan fungsi kepatuhan telah dilaporkan
secara berkala melalui laporan-laporan Direktur Kepatuhan , meliputi:
Dalam rangka memastikan terselenggaranya pelaksanaan fungsi kepatuhan yang efektif, Dewan
Komisaris sebagai Dewan Pengawas Bank juga melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Fungsi
Kepatuhan dalam organisasi Bank, yakni melalui evaluasi secara berkala terhadap pelaksanaan fungsi
kepatuhan yang pembahasannya diselenggarakan dalam rapat Dewan Komisaris dan rapat antara
Direksi dengan Dewan Komisaris. Hasil rapat diikuti dengan penyampaian saran-saran dalam rangka
peningkatan kualitas pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank di masa mendatang.
Sebagai upaya untuk meningkatkan budaya kepatuhan pada seluruh karyawan dalam setiap tingkatan
organisasi, Bank memberikan sanksi kepada setiap karyawan yang melakukan pelanggaran atas setiap
ketentuan yang ada. Sanksi diberikan mulai dari yang teringan berupa pengurangan nilai terhadap
kinerja karyawan sampai dengan tindakan pemecatan, terutama untuk pelanggaran yang menyangkut
pelanggaran tindak pidana perbankan.
Sepanjang tahun 2014, Divisi Kepatuhan telah melakukan kegiatan-kegiatan dalam rangka mendukung
terciptanya budaya kepatuhan pada seluruh aktivitas usaha Bank, antara lain sebagai berikut:
1. Evaluasi dan kajian terhadap seluruh kebijakan, prosedur serta paduan internal yang digunakan
sebagai acuan dalam aktivitas operasional Bank.
2. Pemantuan atas pemenuhan komitmen yang dibuat Bank dalam menindaklanjuti hasil temuan audit
intern dan ekstern serta komitmen Bank kepada OJK/BI dan otoritas lainnya yang berwenang.
3. Penyusunan Compliance Check List/uji kepatuhan terhadap kegiatan rencana peluncuran produk
dan aktivitas baru;
4. Melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada karyawan sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan
budaya kepatuhan;
5. Melakukan kajian terhadap pemberian fasilitas kredit dalam jumlah tertentu dalam rangka
meyakinkan bahwa kredit yang diajukan telah memenuhi ketentuan yang berlaku, baik ketentuan
internal maupun eksternal.
6. Menyusun dan menyampaikan laporan kepatuhan secara berkala kepada pihak internal dan OJK/BI.
Selain hal-hal di atas, beberapa faktor pendukung kepatuhan Bank terhadap ketentuan diantaranya :
1. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) per 31 Desember 2014 adalah sebesar
15,23% mencakup risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional. CAR bank, melebihi persyaratan
minimum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu 9% sampai dengan kurang dari 10% (KPMM
berdasarkan profil risiko BYB yaitu PK 2).
2. Rasio Kredit Bermasalah (NPL Net) per 31 Desember 2014 sebesar 2,35%, berada dalam batas yang
diperkenankan ketentuan Bank Indonesia maksimal sebesar 5% (Net).
3. Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK); tidak ada kredit kepada pihak terkait maupun tidak
terkait, baik perorangan maupun kelompok yang melanggar ketentuan BMPK.
4. Kewajiban Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah - Primer adalah 8,12% dan GWM Rupiah – Sekunder
sebesar 6,26%, sudah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia mengenai GWM Rupiah.
5. Direktur Kepatuhan telah menginstrusikan seluruh kantor Bank agar mengkinikan data nasabah nya.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014
Page 75
6. Manajemen Bank telah melakukan pengkinian dan menyampaikan sosialisasi terhadap kebijakan
dan ketentuan baru, baik eksternal maupun internal kepada pejabat dan petugas pelaksana dalam
jajaran organisasi Bank.
Bunga deposito bank umum yang modal intinya Rp.5 triliun – Rp.30 triliun dibatasi maksimal 225 basis
points (bps) dari suku bunga acuan Bank Indonesia yang saat ini 7,5%. Sedangkan, bunga deposito bank
umum bermodal inti lebih dari Rp.30 triliun dibatasi maksimal 200 bps di atas suku bunga acuan Bank
Indonesia.
Pembatasan tersebut berlaku untuk simpanan nasabah Rp.2 miliar ke atas, sedangkan untuk simpanan
nasabah sampai dengan Rp.2 miliar mengikuti ketentuan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), yakni
maksimal 7,75%. Pembatasan suku bunga simpanan ini memberi peluan bank-bank umum bermodal inti
kurang dari Rp.5 triliun untuk merebut simpanan dengan suku bunga yang lebih menarik.
Di tengah pembatasan suku bunga, persaingan merebut DPK semakin tinggi karena industri perbankan
diperkirakan akan mengalami stagnasi perumbuhan kredit pada 2016 jika pertumbuhan kredit dan DPK
masih seperti empat tahun terakhir.
Sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Indonesia, pembagian dividen harus disetujui oleh para
pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Penentuan jumlah dan
pembayaran dividen tersebut akan dapat dilaksanakan dengan memperhatikan dan mempertimbangkan
beberapa faktor, antara lain tingkat kesehatan keuangan Perseroan, tingkat kecukupan modal,
kebutuhan dana Perseroan untuk ekspansi usaha lebih lanjut, tanpa mengurangi hak dari RUPS
Perseroan untuk menentukan lain sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan.
Pembagian besaran dividen yang dibagikan ditentukan dan disetujui oleh RUPS, manajemen Perseroan
merencanakan untuk membagikan dividen apabila terdapat surplus kas dari kegiatan operasional
setelah dana tersebut disisihkan untuk dana cadangan, kegiatan pendanaan, rencana pengeluaran
modal serta modal kerja Perseroan. Apabila diperlukan, dari waktu ke waktu Perseroan dapat tidak
membagikan dividen kepada Pemegang Saham Perseroan seperti dalam hal Perseroan membutuhkan
dana untuk melakukan pengembangan usaha atau pemenuhan kecukupan modal atau akuisisi bisnis
baru.
Perseroan tidak memiliki pembatasan (negative covenants) sehubungan dengan pembatasan pihak
ketiga dalam rangka pembagian dividen yang dapat merugikan hak-hak pemegang saham publik. Dalam
pelaksanaan pembayaran dividen, Perseroan senantiasa menaati ketentuan yang berlaku di bursa efek
dengan melakukan pembayaran secara tepat waktu.
Catatan:
- Atas Laba Tahun Buku 2013: Perseroan tidak membagikan dividen;
- Atas Laba Tahun Buku 2012: Perseroan membagikan dividen 50% dari laba bersih, 20% diantaranya dividen tunai, 30% dividen saham;
- Atas Laba Tahun Buku 2011: Perseroan membagikan dividen 70% dari laba bersih, seluruhnya dalam bentuk dividen saham
- Atas Laba Tahun Buku 2010: Perseroan membagikan dividen 50% dari laba bersih, 30% diantaranya dividen tunai, 20% dividen saham;
- Atas Laba Tahun Buku 2009: Perseroan membagikan dividen 60% dari laba bersih, 20% diantaranya dividen tunai, 40% dividen saham;
Bahasan mengenai Analisis Kinerja Keuangan Bank Yudha Bhakti, untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2014 ini, sebaiknya dibaca bersama-sama dengan Laporan Keuangan Bank,
termasuk catatan-catatan di dalamnya yang terdapat pada bab berikutnya.
Bahasan ini disusun berdasarkan Laporan Keuangan Bank Yudha Bhakti untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 yang disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di
Indonesia. Laporan keuangan tersebut telah di audit oleh auditor independen KAP Husni, Mucharam &
Rasidi. Kecuali dinyatakan lain, semua informasi keuangan yang berhubungan dengan Bank Yudha
Bhakti dinyatakan secara konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
Bahasan serta analisis tentang Laporan Posisi Keuangan Bank Yudha Bhakti ini disajikan dalam 3 bagian,
yaitu Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi, dan Laporan Arus Kas.
a. A s e t
Dalam dua tahun terakhir total aset Bank Yudha Bhakti menunjukkan tren positif yang
meningkat. Total Aset Bank Yudha Bhakti per 31 Desember 2014 sebesar Rp.2.691.946 juta.
Peningkatan Aset yang dialami Bank Yudha Bhakti adalah sebesar Rp.400.231 juta atau
meningkat sebesar 17.46% dibandingkan periode yang sama tahun 2013. Penyebab utama
peningkatan Total Aset adalah peningkatan jumlah Kredit Yang Diberikan. Jumlah Kredit Yang
Diberikan tahun 2014 berjumlah Rp.2.006.304 juta atau meningkat hingga 32,21%
dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp.1.517.507 juta.
1) Aset Produktif
Aset produktif BYB tumbuh sebesar Rp 356.224 juta atau 17.46% menjadi Rp 2.396.338
juta pada akhir tahun 2014, serta mempunyai kontribusi sebesar 89.02% terhadap total
aset. Portofolio kredit merupakan komponen aset yang mengalami pertumbuhan nominal
yang paling signifikan dibandingkan komponen lainnya. Pada tahun 2014, porsi portofolio
b) Efek efek
Obligasi Pemerintah pada akhir tahun 2014 tercatat sebesar Rp 48.482 juta, naik
4.33% dari tahun 2013 yaitu Rp 46.470 juta.
Surat Berharga Bank Indonesia pada akhir tahun 2014 tercatat sebesar Rp 92.638
juta naik 164.68% dari posisi sebelumnya tahun 2013 yaitu Rp 35.000 juta.
Obligasi Korporat pada akhir tahun 2014 tercatat sebesar Rp 20.000 juta tidak
mengalami perubahan dari posisi sebelumnya tahun 2013.
Perkreditan merupakan salah satu pilar utama Bank guna mewujudkan visi Bank
sebagai bank retail yang solid, mampu tumbuh dan berkembang secara
berkelanjutan. Hingga akhir 2014, jumlah kredit yang telah dikucurkan Bank
mencapai Rp2.006.304 juta dibandingkan dengan total Rp1.517.507 juta pada akhir
tahun 2013 atau mengalami kenaikan sebesar 32.21%. Dalam rangka peningkatan
kinerja di bidang perkreditan sekaligus agar lebih fokus dalam pembiayaan Kredit
Khusus Pensiun, Bank membentuk 2 (dua) Divisi, yaitu Divisi Kredit Khusus Pensiun
dan Divisi Kredit Komersial.
Kredit
1.980.963 2,006,304
Di tahun 2014, porsi terbesar portofolio Kredit BYB disalurkan ke Sektor Lainnya;
serta Transportasi, pergudangan dan komunikasi, yang masing-masing
berkontribusi 70.24% dan 15.79% terhadap total portofolio kredit.
NPL-Nett
4.17%
3.44%
2.85%
2.35%
2.09%
Mutasi CKPN
(dalam jutaan rupiah)
Keterangan 2013 2014
Saldo Awal Tahun 14.309 28.407
Pelunasan Kredit Yang Telah Dihapus Buku 492 2.238
Penambahan Cadangan 22.719 3.983
Penghapusan Selama Tahun Berjalan (9.113) (5.609)
Total 28.407 29.019
LDR
90.65%
85.71%
79.05% 79.63%
76.58%
Total Liabilitas Bank Yudha Bhakti per 31 Desember 2014 sebesar Rp.2.419.547 juta,
meningkat sebesar 18,20% dibandingkan tahun 2013 sebesar Rp.2.046.973 juta. Peningkatan
ini terutama sebagai akibat dari keberhasilan Bank Yudha Bhakti menghimpun dana
masyarakat sehingga mengalami peningkatan sebesar 19,20%, yaitu menjadi Rp.2.330.117
juta pada tahun 2014.
1) Simpanan Nasabah
Ditopang oleh dana giro dan tabungan (CASA), dana pihak ketiga BYB mencapai Rp
2.330.117 juta pada posisi 31 Desember 2014, meningkat Rp 375,311 juta atau 19,20%
dibandingkan posisi tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1.954.807 juta.
(dalam jutaan rupiah)
2013 2014 Naik/ (Turun)
DPK Jutaan Komposisi Jutaan Komposisi
Nominal %
Rupiah Rupiah
Giro 91.768 4,69% 108.473 4,66% 16.705 18,20%
Tabungan 101.398 5,19% 131.829 5,66% 30.431 30,01%
Deposito 1.761.641 90,12% 2.089.815 89,69% 328.174 18,63%
Total 1.954.807 100,00% 2.330.117 100,00% 375.311 19.20%
2013 2014
5% 5% 4%
6%
90% 90%
Giro Tabungan Deposito Giro Tabungan Deposito
Pertumbuhan jumlah rekening Dana Pihak Ketiga Bank Yudha Bhakti selama tahun 2014
adalah sebanyak 4.265 rekening atau sebesar 15,25%. Produk tabungan menyumbang
angka pertumbuhan yang paling besar yaitu sebanyak 3.740 rekening atau 15,72%,
kemudian disusul dengan pertumbuhan rekening deposito sebesar 569 rekening atau
16,55%; sementara rekening giro menurun sebanyak 440 rekening atau 5,92% menjadi
698 rekening.
Pada tahun 2014 dana CASA tumbuh sebesar Rp 47.136 Juta atau 24,40 % menjadi Rp
240.302 Juta dari tahun sebelumnya sebesar Rp.193.165 juta. Dana CASA berkontribusi
sebesar 10,32 % terhadap total dana pihak ketiga pada akhir tahun 2014.
Pada tahun 2014 dana giro meningkat sebesar Rp 16,705 juta atau 18,20% menjadi Rp
108,473 juta dibandingkan Rp 91,768 juta pada tahun 2013. Pada tahun 2014 dana
tabungan mengalami kenaikan sebesar Rp 30,431 juta atau 30,01% menjadi Rp 131,829
juta dibandingkan Rp 101,398 juta pada tahun 2013.
3) Deposito
Produk deposito Bank Yudha Bhakti merupakan simpanan berjangka yang memiliki
berbagai keistimewaan dibandingkan dengan produk simpanan lainnya. Keistimewaan
tersebut antara lain suku bunga yang kompetitif, penjaminan maksimum, dan jangka
waktu simpanan yang bervariasi, yaitu 1, 3, 6, 12 dan 24 bulan.
Pada tahun 2014, produk Deposito Bank Yudha Bhakti sebesar Rp.2.089.815 juta,
mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan yaitu 18,63% atau Rp.328.174 juta
dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp.1.761.641 juta.
Pada tahun 2014 rasio Liabilitas terhadap Total Aset relatif stabil dan tercatat sebesar
89,9%, sedangkan rasio Liabilitas terhadap Ekuitas mencapai 888,2%, turun dari 836,4%
pada tahun 2013. Penurunan rasio Liabilitas terhadap Ekuitas terutama disebabkan oleh
pertumbuhan total liabilitas yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan total ekuitas.
Jumlah Ekuitas Bank Yudha Bhakti per 31 Desember 2014 sebesar Rp.272.399 juta, meningkat
sebesar Rp.27.656 juta atau 11.30% dibandingkan tahun 2013 sebesar Rp.244.743 juta.
Ekuitas
272,399
237,821 244,743
208,481 214,996
a. Pendapatan Bunga
Pendapatan bunga yang berhasil diraih Bank Yudha Bhakti pada 2014 sebesar Rp.297.725 juta.
Jumlah tersebut meningkat 12,68% dari tahun 2013 yang tercatat sebesar Rp.264.227 juta.
Peningkatan tersebut terutama akibat meningkatnya ekspansi kredit yang diberikan. Hal
tersebut dapat terlihat dari komposisi Pendapatan Bunga yang berhasil dikumpulkan pada
tahun 2014 sebagaimana tabel berikut :
2013 Surat
Provisi dan
Komisi 2014 Surat
Berharga Kredit Berharga
Provisi dan 6% 5%
7%
Komisi
Penempata
Kredit Penempata
n Pada
3% n Pada
Bank Lain
1% Bank Lain
1%
Kredit Kredit
90% 87%
b. Beban Bunga
Volume dana pihak ketiga meningkat 19.20% menjadi Rp 2.330.117 juta dan Beban Bunga
meningkat 23.63%, menjadi Rp 172.802 juta pada tahun 2014. Hal ini sejalan dengan
peningkatan biaya dana deposito sebesar 21.14% menjadi Rp 163.982 juta.
Komponen pembentuk Beban Bunga, yang merupakan beban usaha bagi Bank Yudha Bhakti
dapat dilihat pada 86able berikut :
2013 2014
Lainnya
Lainnya
2%
0%
Deposito Deposito
Giro Giro
97% 95%
1% 1%
Tabungan Tabungan
2% 2%
Pendapatan bunga bersih yang dihasilkan selama tahun 2014 meningkat sebesar 0.38% atau
meningkat Rp.471 juta, dari Rp.124.453 juta pada tahun 2013 menjadi Rp.124.923 juta di
tahun 2014.
Pendapatan Operasional Lainnya berasal dari pendapatan yang didapat bukan berasal dari
kegiatan utama bank. Pendapatan Operasional Lainnya pada akhir Desember 2014 adalah
sebesar Rp. 13.901 juta, naik sebesar 128,57% dibandingkan tahun 2013 yang tercatat sebesar
Rp.6.082 juta. Kenaikan pendapatan operasional lainnya terutama ditopang oleh pendapatan
dari kredit hapus buku dan keuntungan penjualan AYDA yang masing- masing menyumbang
331.87% dan 157.90%.
(dalam jutaan Rupiah)
Naik/ (Turun)
Keterangan 2013 2014
Nominal %
Provisi dan Komisi Lainnya 2.094 2.527 433 20.70%
Keuntungan Penjualan Aset
Keuangan 750 11 (739) -98.57%
Pendapatan Amortisasi Diskonto 9 - (9) -100.00%
Pendapatan Denda 429 478 49 11.31%
Keuntungan Penjualan AYDA 694 1.791 1.096 157.90%
Pendapatan dari Kredit Hapus Buku 2,106 9,094 6,988 331.87%
Jumlah Pendapatan Operasional
6.082 13.901 7.819 128.57%
Lainnya
Total Beban Operasional Lainnya berasal dari pendapatan yang didapat bukan berasal dari
kegiatan utama bank. Yang termasuk dalam pendapatan ini adalah :
Pada tahun 2014 BYB membukukan Beban Operasional Lainnya sebesar Rp 123.486 juta,
meningkat 5.43% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kenaikan terbesar terdapat pada
pos beban administrasi & Umum sebesar Rp.6.467 juta atau mengalami kenaikan 15.51% dari
tahun sebelumnya sebesar Rp 41.691 juta.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014
Page 87
Beban administrasi dan umum (dalam jutaan rupiah)
Naik/ (Turun)
Keterangan 2013 2014
Nominal %
Pendidikan dan Pelatihan 1.446 1.257 (189) -13.08%
Sewa 14.648 15.798 1.150 7.85%
Pemeliharaan dan Perbaikan 5.256 5.681 425 8.09%
Transportasi 448 628 180 40.19%
Telekomunikasi 1.807 1.865 58 3.20%
Pajak 2.319 2.599 280 12.05%
Listrik dan Air 1.699 1.838 138 8.14%
Cetakan dan Alat Tulis Kantor 840 908 68 8.10%
Penagihan 148 286 138 92.98%
Perjalanan Dinas 498 997 499 100.38%
Komputer 653 432 (221) -33.82%
Akuntan / Konsultan 446 2.263 1.817 407.70%
Kustodian 26 18 (8) -29.26%
Keanggotaan 427 444 17 4.03%
Administrasi Proses Warkat
Kliring/PIPU/RTGS 205 225 20 9.67%
Materai dan Benda Pos 239 323 84 35.10%
Langganan Surat Kabar/Majalah 76 91 15 19.11%
Perlengkapan Kantor 104 157 53 51.48%
Kegiatan Dewan Komisaris 180 169 (11) -6.26%
Aktivitas Pegawai 741 1.328 587 79.22%
BY Pakaian Seragam 14 6 (8) -58.75%
Rekruitmen Pegawai 23 26 3 13.24%
Premi Penjaminan Dana Pihak
Ketiga 4.364 3.348 (1.016) -23.27%
Beban Asuransi 129 181 52 39.89%
Beban Asuransi Kas 124 201 77 62.71%
Beban Penyusutan Aset Tetap 1.353 2.010 657 48.51%
Beban Amortisasi 902 465 (437) -48.45%
Beban Transfer 14 18 4 32.54%
Beban Blanko Surat Berharga 5 5 (0) -4.38%
Beban Bahan Bakar Kendaraan 1.839 2.508 669 36.36%
Beban Pungutan OJK - 628 628 -
Lainnya 717 1.454 737 102.80%
Total 41.690 48.157 6.467 15.51%
f. Laba Operasional
Pada akhir Desember 2014 Bank Yudha Bhakti berhasil mencetak Laba Operasional sebesar
Rp. 15.338 Juta. Jumlah tersebut mengalami kenaikan 14,40% dibandingkan perolehan laba
tahun 2013 sebesar Rp. 13.407 juta.
Pada tahun 2014 terdapat Pendapatan Non Operasional bersih sebesar Rp. 720 juta, dan
menghasilkan Laba Sebelum Pajak tahun 2014 sebesar Rp.16.058 juta. Pencapaian Laba
Sebelum Pajak tersebut meningkat Rp. 154 Juta dibandingkan tahun 2013 yang tercatat
sebesar Rp.15.904 juta.
29,667
15,904 16,058
13,226
g. Pajak
Kontribusi pembayaran pajak Bank Yudha Bhakti pada Kas Negara pada tahun 2014 sebesar
Rp.4.033 juta dan merupakan Beban Pajak Penghasilan-bersih. Jumlah tersebut menurun
sebesar Rp 2.906 juta atau 41,88% dibandingkan tahun 2013 yang tercatat sebesar Rp 6.939
juta
Laba Bersih pada tahun 2014 meningkat sebesar 34.13% atau sebesar Rp.3.060 juta dari
Rp.8.965 juta pada tahun 2013 menjadi Rp.12.025 juta pada tahun 2014. Jumlah saham
berdasarkan rata-rata tertimbang saham beredar pada tahun 2014 adalah 214.016 lembar
saham, dengan demikian Laba Bersih per Saham sebesar Rp.56 (dalam ribuan Rupiah).
Tabel berikut ini memuat ikhtisar laporan arus kas Bank Yudha Bhakti untuk tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2014 :
Arus kas masuk dari aktivitas operasi terutama berasal dari penerimaan pendapatan bunga,
provisi dan komisi serta kenaikan dana simpanan nasabah. Pada tahun 2014 BYB menerima
kas masuk yang berasal dari penerimaan pendapatan bunga serta provisi dan komisi sebesar
Rp 39.993 juta sedangkan pada tahun 2013 adalah arus kas keluar sebesar Rp 50.664 juta.
Arus kas masuk bersih dari dana simpanan nasabah tercatat sebesar Rp 375.311 juta di tahun
2014 dibandingkan arus kas keluar dana simpanan nasabah sebesar Rp230.595 juta di tahun
2013.
Arus kas keluar dari aktivitas operasi terutama berasal dari aktivitas penyaluran kredit dan
beban operasional lainnya. Pada tahun 2014, BYB mencatat arus kas keluar bersih yang
berasal dari aktivitas penyaluran kredit sebesar Rp 443.552 Juta, dibandingkan arus kas masuk
bersih Rp 463.456 juta pada tahun 2013. Arus kas keluar yang berasal dari beban operasional
tercatat sebesar Rp 98.362 juta pada tahun 2014 dan sebesar Rp 54.688 juta pada tahun 2013.
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi selama tahun 2014 tercatat sebesar
Rp 4,978 juta, dibandingkan dengan arus kas bersih yang diterima sebesar Rp 4.968 juta pada
tahun 2013. Perubahan tersebut terutama disebabkan oleh hasil penjualan asset sebesar Rp
6.385 juta pada tahun 2014 dibandingkan Rp 6.375 juta pada tahun 2013.
Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan pada tahun 2014 adalah sebesar Rp
4.180 juta , dibandingkan arus kas masuk bersih sebesar Rp 10.979 juta pada tahun 2013.
Selama tahun 2014, hasil kinerja BYB yang cukup memuaskan mencerminkan ketahanan bisnis
Bank dalam menghadapi kondisi perekonomian yang penuh tantangan. BYB juga berhasil
memenuhi dan melampaui target keuangan berkat dukungan pertumbuhan kredit dan dana pihak
ketiga yang solid.
Keseluruhan portofolio kredit tumbuh 32.21% menjadi Rp 2.006.304 juta, melebihi target Bank
sebesar 21.50%, sementara pertumbuhan dana pihak ketiga tercatat sebesar 19,20% mencapai Rp
2.330.117 Juta, melebihi target yang sebesar 1.70%.
Kualitas kredit Bank tetap terjaga dengan rasio NPL sebesar 2,35%. Kinerja tahun 2014 yang relatif
cukup baik menghasilkan rasio keuangan yang cukup baik dengan Tingkat Pengembalian atas Aset
(Return on Assets - ROA) dan Tingkat Pengembalian atas Ekuitas (Return on Equity – ROE) masing-
masing 0,69% dan 5,53%, lebih rendah dari target yang ditetapkan di awal tahun yang tidak
kurang dari 1,10% dan 7,41%.
2. Likuiditas Bank
Likuiditas Bank dipengaruhi oleh struktur pendanaan, likuiditas aset, liabilitas kepada counterparty
dan komitmen kredit kepada debitur. Bank Yudha Bhakti melakukan pengelolaan likuiditas dengan
mengukur besarnya risiko likuiditas yang dimiliki oleh Bank. Untuk mengukur besarnya risiko
likuiditas, Bank menggunakan beberapa indikator, antara lain adalah primary reserve ratio (rasio
Giro Wajib Minimum dan Kas), secondary reserve (cadangan likuiditas), Loan to Deposit Ratio
(LDR).
Pada tanggal 31 Desember 2014, posisi GWM Primer Rupiah adalah sebesar 8,12% dari total dana
pihak ketiga Rupiah, sesuai dengan limit yang telah ditetapkan, sedangkan untuk cadangan GWM
LDR adalah sebesar 0,00% karena tidak ada pelanggaran batas LDR yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia dan GWM Sekunder Rupiah adalah sebesar 6,26% dari total dana pihak ketiga Rupiah.
Secondary reserve (cadangan likuiditas) adalah alat likuid Bank pendukung primary reserve dengan
fungsi sebagai cadangan likuiditas terhadap kebutuhan dana yang tidak terjadwal. Dalam
mengelola secondary reserve, Bank memiliki batasan cadangan likuiditas dalam bentuk limit safety
level, yaitu proyeksi cadangan likuiditas Bank untuk 3 bulan ke depan. Pada tanggal 31 Desember
2014, cadangan likuiditas berada di atas safety level.
LDR merupakan rasio kredit yang diberikan kepada pihak ketiga terhadap dana pihak ketiga. LDR
digunakan untuk melihat seberapa besar sumber dana yang berasal dari dana masyarakat, yang
secara kontraktual umumnya berjangka pendek, digunakan untuk membiayai aset berupa kredit
yang umumnya tidak likuid. Pada tanggal 31 Desember 2014, LDR Bank Yudha Bhakti adalah
sebesar 85,71%, meningkat sebesar 8,07% dari tahun 2013. memenuhi kriteria “likuid” dalam
penilaian Tingkat Kesehatan Bank. LDR Bank Yudha Bhakti dimaksud berada diantara batas LDR
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu 78% sampai dengan 92%, yang merupakan indikator
bagi kesehatan finansial suatu Bank.
3. Solvabilitas Bank
Bank Yudha Bhakti mengukur solvabilitas melalui rasio permodalan Bank. Bank Yudha Bhakti
melakukan Kebijakan permodalan secara prudent dengan melakukan diversifikasi sumber
permodalan untuk mengantisipasi rencana strategis jangka panjang dan mengalokasikan modal
secara efisien pada segmen bisnis yang memiliki potensi untuk memberikan profil risk-return yang
optimal Bank Yudha Bhakti memastikan kecukupan modal Bank untuk dapat memenuhi risiko
kredit, risiko pasar dan risiko operasional yang tercermin dari Rasio Kecukupan Modal (Capital
Adequacy Ratio[CAR]).
Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio [CAR]) adalah rasio modal terhadap aset
tertimbang menurut risiko (Risk-Weighted Assets [RWA]). Berdasarkan peraturan Bank Indonesia,
jumlah modal untuk risiko kredit terdiri dari Modal Inti (“Tier I”) dan Modal Pelengkap
(“Tier II”) dikurangi penyertaan pada Entitas Anak. Dalam rangka perhitungan Risiko Pasar,
Bank dapat memasukkan komponen Modal Pelengkap Tambahan (“Tier III”) yaitu Pinjaman
Subordinasi berjangka pendek yang memenuhi kriteria tertentu sebagai komponen Modal. Rasio
Kecukupan Modal Bank Yudha Bhakti periode 2013 dan 2014 adalah sebagai berikut:
Rasio kecukupan modal minimum Bank Yudha Bhakti pada tanggal 31 Desember 2014 dengan
memperhitungkan risiko kredit, operasional dan pasar adalah 15,23%. Nilai CAR tersebut masih
berada diambang batas CAR dan CAR insentif yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 14%.
4. Rentabilitas Bank
Rentabilitas konsolidasian bank diukur melalui rasio-rasio berikut:
Pada tahun 2014, Bank Yudha Bhakti mencatat Return on Asset sebesar 0,69%. Net Interest
Margin sebesar 5,38%. Rasio BOPO sebesar 95,08%, meningkat dari posisi di tahun 2013 yang
sebesar 94,90%. Rasio menjadi perhatian manajemen dalam meningkatkan pengendalian biaya
operasional dengan menggunakan anggaran sebagai acuan.
5. Kolektibilitas Kredit
Kolektibilitas Kredit Bank terlihat dari total kredit bermasalah (Non-Performing Loan [NPL]). NPL
Bank Yudha Bhakti pada tahun 2014 tetap terkendali dikisaran 2,35% dengan besaran Rp75.090
juta. Besaran NPL tersebut di bawah ambang batas NPL yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
1. Permodalan
Total Modal Bank Yudha Bhakti meningkat sebesar 6,16%, dari Rp. 214.323 juta di tahun
2013 menjadi Rp. 227.519 juta per 31 Desember 2014. Peningkatan modal tersebut
bersifat organik, yaitu berasal dari saldo laba tahun lalu yang dapat diperhitungkan
sebesar Rp. 8.665 juta. Strategi permodalan Bank Yudha Bhakti disusun sejalan dengan
rencana bisnis yang ditetapkan dengan titik berat pada pengelolaan Aset Tertimbang
Menurut Risiko (ATMR) dan penguatan struktur permodalan.
Pengukuran Profil Risiko, sebagai faktor yang menentukan secara komprehensif dengan
mengukur parameter-parameter risiko dan kualitas penerapan manajemen risiko pada
seluruh jenis risiko serta memperhatikan keterkaitan antar parameter risiko dan tingkat
signifikansi dampak terhadap bank. Hasil pengukuran risiko dan perhitungan KPMM
disampaikan secara berkala kepada Manajemen Bank untuk dievaluasi dan menjadi
masukan dalam mengelola perseroan secara menyeluruh.
B Modal Pelengkap 0 0
1 Level Atas (Upper Tier 2) 0 0
2 Level Bawah (Lower Tier 2) Maksimum 0 0
50 % Modal Inti
3 Faktor Pengurang Modal Pelengkap 0 0
Selama tahun 2014, pencapaian rencana bisnis BYB cukup memuaskan, hal ini mencerminkan ketahanan
bisnis Bank dalam menghadapi kondisi perekonomian yang penuh tantangan. BYB juga berhasil
memenuhi dan melampaui target keuangan berkat dukungan pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga
yang solid.
Keseluruhan portofolio kredit tumbuh 32,21% menjadi Rp 2.006.304 juta, melebihi target Bank sebesar
21.50%, sementara pertumbuhan dana pihak ketiga tercatat sebesar 19,20% mencapai Rp 2.330.117
Juta, melebihi target yang sebesar 1.70%.
Kualitas kredit Bank tetap terjaga dengan rasio NPL sebesar 2,35%. Kinerja tahun 2014 yang relatif cukup
baik menghasilkan rasio keuangan yang cukup baik dengan Tingkat Pengembalian atas Aset (Return on
Assets - ROA) dan Tingkat Pengembalian atas Ekuitas (Return on Equity – ROE) masing-masing 0,69%
dan 5,53%, lebih rendah dari target yang ditetapkan masing-masing sebesar 1,10% dan 7,41%.
Sepanjang tahun 2014, perekonomian global cenderung melambat dan terjadi peningkatan volatilitas di
pasar modal dan pasar uang dimana hal tersebut didorong oleh arah kebijakan bank sentral Amerika
Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed), mengakhiri stimulus fiskalnya pada Oktober 2014 dan
menaikkan secara bertahap dari 0,25% menjadi 3% dalam tiga tahun mendatang. Kondisi ekonomi dunia
akan sangat terpengaruh, termasuk Indonesia. Capital reversal terjadi di emerging countries seiring
respon pemindahan dana investor global ke safe heaven, sehingga harga aset keuangan dan nilai tukar
emerging countries melemah signifikan.
Posisi Indonesia sebagai emerging countries yang perekonomiannya memiliki masalah secara structural
cukup berisiko menghadapi keluar-masuknya dana asing. Indonesia masih menjadi Negara paling rentan
di antara pasar Negara berkembang dalam menghadapi risiko pembalikan modal akibat normalisasi
moneter AS.
Industri perbankan yang menikmati pertumbuhan kredit rata-rata di atas 20% sejak 10 tahun terakhir
akhirnya mengalami perlambatan pertumbuhan pada tahun 2014, seperti terjadi pada 2006 dan 2009.
Selain dihadang tantangan makro yang masih menggiring bank-bank untuk memasuki jalur lambat pada
2014, kondisi likuiditas perbankan sangat ketat akibat pertumbuhan kreditnya lebih tinggi daripada
pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK)-nya beberapa tahun terakhir.
Pada tahun 2013 kredit perbankan nasional tumbuh 21,80% dan DPK hanya tumbuh 13,60%. Per
Agustus 2014 pertumbuhan kredit melambat hanya 13,94% dibandingkan dengan periode yang sama
tahun sebelumnya, sementara DPK meningkat 12,08%.
Industri perbankan harus mencermati posisi loan to deposit ratio (LDR) yang terus meningkat hingga di
atas 92% akibat kredit perbankan yang tumbuh cepat tidak diimbangi dengan pertumbuhan dana
masyarakat. Dengan demikian, perlambatan pertumbuhan kredit pada 2014 belum cukup
mengamankan kondidi likuiditas perbankan, sehingga bank-bank masih berebut deposito dengan iming-
iming suku bunga tinggi.
1. Total Aset
Total asset pada akhir tahun 2014 sebesar Rp.2.691.946 juta, bila dibandingkan dengan Rencana
Bisnis Bank sebesar Rp.2.495.571 juta, dberada di atas anggaran sebesar 7,87%
3. Kredit
Penyaluran kredit pada tahun 2014 sebesar Rp.2.006.304 juta, bila dibandingkan dengan Rencana
Bisnis Bank sebesar Rp.1.843.770 juta, berada di atas anggaran sebesar 8,81%.
4. Laba
Laba tahun berjalan sebelum pajak pada akhir tahun 2014 sebesar Rp.16.058 juta, bila dibandingkan
dengan Rencana Bisnis Bank sebesar Rp.27.537 juta, berada di bawah anggaran sebesar 41,69%.
Tidak tercapainya laba bank terutama disebabkan tingginya biaya dana termasuk biaya overhead
dan pembentukan CKPN.
Sepanjang tahun 2014, perekonomian nasional cenderung melambat dan terjadi peningkatan volatilitas
di pasar modal dan pasar uang dimana hal tersebut antara lain didorong oleh belum pulihnya
perekonomian global yang berdampak pada turunnya beberapa harga komoditas tertentu, sehingga
akan berpengaruh pada target ekspor nasional.
Dalam rangka mendukung tercapainya rencana bisnis yang telah ditetapkan, penerapan strategi
pemasaran yang efektif sangat dibutuhkan. Berkenaan dengan hal tersebut, sepanjang tahun
2014 Bank Yudha Bhakti melakukan program-program pemasaran penyaluran kredit dan penghimpunan
dana sebagai berikut :
Kredit
Di tengah persaingan antar bank yang ketat, Bank dituntut dapat menyikapi dan peka terhadap pola
preferensi konsumen yang terus berubah sejalan dengan tuntutan dan kecenderungan pasar. Kredit
sebagai produk utama menyumbang konrtribusi atas laba perusahaan, sehingga strategi perkreditan
sangat mutlak mendapat perhatian yang khusus.
Bank Yudha Bhakti sebagai salah satu bank dengan produk Kredit Konsumer, termasuk di dalamnya
Kredit Khusus Pensiun, Kredit Channeling melalui Multifinance, Kredit Multiguna (KMG), Kredit
Pemilikan Rumah (KPR), senantiasa tanggap terhadap persaingan pasar dengan semakin banyaknya
competitor di pasar yang sama.
Untuk itu diperlukan komitmen dan strategi yang tepat untuk menjaga portofolio perkreditan bank
tetap diminati dengan pengelolaan yang hati-hati, sehingga pertumbuhan kredit akan berbanding lurus
dengan kualitasnya.
Beberapa strategi pemasaran yang telah dan terus dikembangkan, antara lain :
1. Menjaga produk bank tetap dapat memenuhi kebutuhan nasabah, dengan menyempurnakan fitur
dan benefit lain, khas Bank Yudha Bhakti yang menjadi kekuatan posisi bank, dengan harapan
produk tetap dapat diterima dan dapat berkompetisi dengan produk sejenis di pasar.
2. Menjalankan pola kemitraan dengan berbagai institusi credible dengan konsep kerjasama yang
saling menguntungkan, kerjasama yang telah dan akan terjalin adalah dengan PT Asabri (Persero),
PT Taspen (Persero), TWP-AD, YKPP, Dapen BUMN/Swasta, serta lembaga-lembaga lain yang
terlebih dahulu melalui assessment yang ketat.
3. Mengembangkan IT dengan menjaga Servive Level Agreement (SLA) untuk produk Kredit yang
memerlukan kecepatan dan keakuratan, serta saat ini BYB telah memiliki Aplikasi SIAP (Sistem
Informasi Aplikasi Pensiun) yang terintegrasi dengan pelaporan yang akurat dan tetap
mengedepankan prispip kehati-hatian.
4. Memperluas kemitraan dengan provider perusahaan asuransi yang credible sebagai back-up atas
risiko kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat kredit macet dan/atau meninggalnya debitur.
Beberapa perusahaan asuransi BUMN dipilih dengan pertimbangan kredibilitas sehingga membantu
memperkecil bobot risikonya dan ATMR-nya.
5. Program promosi terus menerus dilakukan untuk menunjang pertumbuhan dan meningkatnya
loyalitas nasabah, seperti program bedah rumah, program hadiah langsung, bingkisan hari raya,
sosialisasi UKM dll.
6. Tetap menjaga Kredit Komersial sebagai penyeimbang dalam pencapaian target kredit secara
keseluruhan, termasuk Kredit Usaha Kecil dan Menengah (UKM) atau kredit produktif lainnya.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014
Page 99
Pendanaan
Keberhasilan pencapaian target pendanaan di tahun 2014 tidak terlepas dari keberhasilan penetapan
strategi pendanaan. Beberapa kegiatan penghimpunan dana untuk meningkatkan volume dan nasabah
(New of Account/NOA) telah dilakukan dengan mengedepankan tetap menjaga loyalitas nasabah
existing dan menambah nasabah baru. Strategi dalam penghimpunan dana Bank yang telah dan sedang
dilakukan, antara lain :
1. Menjaga dan mempertahankan 25 deposan inti Bank sebagai core pendanaan yang terbukti dapat
dijadikan acuan untuk menjaga likuiditas, dimana selama ini kebijakan tersebut cukup efektif.
Deposan inti Bank adalah deposan yang telah bermitra dengan Bank Yudha Bhakti lebih dari 5 (lima)
tahun.
2. Pengembangan produk baru berbasis ATM Bersama, seperti produk tabungan berhadiah, tabungan
berjangka, pay-roll untuk pegawai.
3. Aktif dalam program sponsorship dan iklan bersama .di media masa nasional, dengan jangkauan
pembaca yang luas dengan mitra strategis dalam event-event penting seperti Launching ATM Bank
Yudha Bhakti dan IPO, serta ucapan selamat Ulang Tahun (HUT).
4. Sosialisasi bersama dalam memasarkan produk Bank (kredit dan pendanaan) dengan institusi,
seperti kesatuan-kesatuan di lingkungan TNI – Polri, Dana Pensiun dan lembaga lain yang berpotensi
menjadi penabung dan giran.
5. Penawaran layanan ATM bagi nasabah pension dengan penyesuaian fitur dan Time and Condition
(TC) tersendiri, sat ini Bank memiliki sekitar 15.000 nasabah pension yang menjadi target market
produk ATM, dan jumlah ini akan terus berkembang sekitar 5.000 s.d. 6.000 pensiunan/tahunnya.
Fungsi produk layanan ATM sekaligus sebagai penunjang produk penghimpunan dana, juga
meningkatkan fee based income Bank.
SIGNIFICANT EVENTS
Sesuai dengan hasil audit Kantor Akuntan Publik (KAP) Husni, Mucharam & Rasidi Laporan Nomor :
LAI/GA/BTW/15019 tanggal 11 Maret 2015 menyatakan bahwa terdapat peristiwa penting setelah
tanggal neraca yang memiliki pengaruh signifikan terhadap laporan keuangan tanggal 31 Desember
2014, sebagai berikut :
1. Tanggal 6 November 2014 Bank Yudha Bhakti menerima surat dari Bursa Efek Indonesia (BEI) No. s-
05288/BEI.PG1/11-2014 mengenai Persetujuan Permohonan Perjanjian Pendahuluan Pencatatan.
2. Tanggal 31 Desember 2914 Bank Yudha Bhakti menerima surat dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
No. S-584/D.04/2014 perihal Pemberitahuan Efektifnya Pernyataan Pendaftaran, yaitu Dalam
Rangka Penawaran Umum Perdana Saham PT Bank Yudha Bhakti Tbk.
3. Tanggal 9 Januari 2015 Bank Yudha Bhakti tepat berusia 25 tahun.
4. Tanggal 13 Januari 2015 launching ATM Bank Yudha Bhakti.
5. Tanggal 13 Januari 2015 Bank Yudha Bhakti mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia,
sehingga merupakan perusahaan publik pertama di tahun 2015 yang mencatatkan sahamnya di
Bursa.
Hasil dari penjualan saham ini akan digunakan untuk pengembangan/peningkatan bisnis,
infrastruktur (sarana pendukung) khususnya Teknologi Informasi. Adapun jumlah saham yang
ditawarkan adalah sebanyak 300.000.000 lembar saham baru atau 11,93% dari Modal Ditempatkan
dan disetor penuh dengan nilai nominal Rp. 100,- setiap saham yang ditawarkan kepada masyarakat.
Adapun harga penawaran Rp. 115,- setiap lembar saham, sehingga seluruhnya berjumlah
Rp.34.500.000.000. total Modal Dasar sebesar Rp. 600.000.000.000,- dan yang telah ditempatkan
dan disetor penuh menjadi sebesar Rp. 251.516.000.000,-
Dengan telah dicatatkannya saham di bursa dengan kode BBYB, maka komposisi kepemilikan saham
Bank Yudha Bhakti menjadi :
6. Tanggal 30 Januari 2015, Direktur Utama PT Bank Yudha Bhakti, Sdr. Michael Hoetabarat
mengundurkan diri dari perseroan.
7. Tanggal 25 Maret 2015 dibukanya layanan operasional ATM Bersama Bank Yudha Bhakti.
Tahun 2014 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi perekonomian dan industri perbankan
nasional, seperti kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM yang berakibat kenaikan inflasi.
Melemahnya nilai tukar rupiah menjadi Rp.12.385 di akhir 2014, serta kenaikan UMP dan TDL yang
mempengaruhi pelaku industri di Indonesia dan menyebabkan melonjaknya defisit transaksi berjalan.
Kinerja perbankan nasional sedikit menghadapi tekanan baik dalam hal ekspansi bisnis maupun dalam
hal profitabilitas. Penyaluran kredit perbankan secara tahunan tumbuh dikisaran 11,6% YoY melambat
dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh sekitar 20,08% YoY dan dana masyarakat hanya
tumbuh 10,8% YoY yang juga lebih rendah dari pertumbuhan tahun 2013 sebesar 13,8% YoY.
Namun demikian di tengah situasi tersebut, menutup tahun 2014, perekonomian Indonesia mencatat
pertumbuhan sebesar 5,01% hingga akhir 2014 dan terjadi pada semua sektor ekonomi, kondisi ini
sedikit melambat jika dibandingkan pada tahun 2013 yang tumbuh sebesar 5,78%. Sementara kinerja
perbankan nasional pada September 2014 masih terjaga dengan baik dimana rasio NPL gros = 2,29%,
NIM = 4,2%, ROA = 2,9% dan LDR = 88,9%.
Di tengah berbagai tantangan eksternal tersebut, Bank Yudha Bhakti di tahun 2014 berhasil
membukukan pertumbuhan bisnis yang baik, seperti pertumbuhan jumlah asset, kredit dan dana pihak
ketiga, sementara laba tahun berjalan tidak tercapai,. Disebabkan karena tingginya biaya dana termasuk
biaya overhead dan pembebanan CKPN.
Dengan mempertimbangkan prospek perekonomian tahun 2015 dan situasi persaingan di industri
perbankan, baik dalam penyaluran kredit maupun penghimpunan DPK serta memperhatikan
competitive advantage yang dimiliki, Bank Yudha Bhakti telah menyusun strategi bisnis di tahun 2015
hingga beberapa tahun ke depan. Beberapa faktor penting dalam pencapaian strategi bisnis yang telah
ditetapkan, dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian dan risiko, antara lain adalah sebagai
berikut :
2. Mengendalikan beban operasional pada level yang lebih baik dan mengacu pada standar industry
perbankan nasional :
a Mengendalikan beban operasional pada level yang lebih baik (BOPO antara 89% - 90%).
b Mengurangi porsi dana mahal (deposito) dan meningkatkan penghimpunan dana murah (CASA).
c Meningkatkan pengendalian biaya operasional dengan menggunakan anggaran sebagai acuan.
7. Memperbaiki mismatch antara sujber dana jangka pendek dengan penyaluran kredit berjangka
panjang :
Pemahaman tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik atau Good Corporate Governance (GCG) memiliki
peran penting untuk memastikan serta menjamin pelaksanaan manajemen yang dijalankan dengan baik
sehingga dapat mengembangkan Bank Yudha Bhakti untuk meraih kesuksesan. Implementasi GCG
merupakan upaya optimalisasi Bank Yudha Bhakti untuk memberi nilai lebih kepada nasabah,
masyarakat, juga para pemangku kepentingan, selain menjadikan Bank Yudha Bhakti memiliki struktur
perusahaan yang kuat. GCG diperlukan untuk menunjang kekuatan dan sustainabilitas Bank Yudha
Bhakti yang juga berimplikasi pada sistem strukturisasi yang baik. Implementasi GCG di Bank Yudha
Bhakti sejalan dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku.
Sebelum menjadi perusahaan publik yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), Bank Yudha
Bhakti telah menerapkan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan pada semua aspek dan lini kerja serta
menjadikannya sebagai bagian dari budaya Perusahaan. Penyempurnaan pelaksanaan Tata Kelola
Perusahaan dilakukan melalui pemenuhan peraturan bagi emiten yang tercatat di BEI, yang mewajibkan
seluruh perusahaan publik untuk mengangkat pejabat dan struktur organisasi yang independen serta
memberikan peran aktif Sekretaris Perusahaan untuk memenuhi kewajiban keterbukaan informasi.
Kebijakan GCG
Bank Yudha Bhakti berkomitmen untuk memberikan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan.
Salah satu kunci utama untuk merealisasikan komitmen tersebut adalah penerapan prinsip Tata Kelola
Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) secara konsisten serta menjadikannya sebagai
budaya kerja yang berlaku di dalam Bank Yudha Bhakti. Pemahaman ini mendasari Bank Yudha Bhakti
untuk melaksanakan tata kelola yang baik dalam setiap kegiatan bisnisnya demi mencapai tujuan bisnis
jangka panjang yang berkesinambungan.
Melalui peran aktif dan dukungan penuh Dewan Komisaris dan Direksi, Bank Yudha Bhakti memastikan
penerapan prinsip-prinsip GCG pada setiap aspek bisnis dan pada semua jajaran organisasi, hal tersebut
diwujudkan dalam aspek-aspek sebagai berikut:
1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris
2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi
3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite
4. Penanganan benturan kepentinganuhan
5. Penerapan fungsi kepatuhan
6. Penerapan fungsi audit internal
7. Penerapan fungsi audit eksternal
8. Penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian internal
9. Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan penyediaan dana besar (large exposures)
10. Transparansi kondisi keuangan dan non-keuangan bank, laporan pelaksanaan Tata Kelola
Perusahaan dan pelaporan internal
11. Rencana strategis Bank
Untuk menjalankan kegiatannya, suatu perseroan terbatas memerlukan organ perseroan yang terdiri
dari Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi. Ketiga organ perseroan tersebut
memiliki kedudukan yang setara satu sama lain namun dengan fungsi dan wewenang yang berbeda
dalam rangka menjalankan kegiatan pengelolaan Bank Yudha Bhakti sehari-hari.
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah organ perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak
diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam UU Perseroan
Terbatas dan/atau Anggaran Dasar Bank Yudha Bhakti. RUPS di Bank Yudha Bhakti merupakan wadah
bagi seluruh pemegang saham Bank Yudha Bhakti untuk mengambil keputusan bagi Bank Yudha Bhakti
Implementasi GCG sebagai sebuah sistem dilakukan melalui proses intern yang melibatkan Dewan
Komisaris, Direksi dan seluruh pegawai. Sejak diterapkannya GCG, Bank Yudha bhakti mengalami
perubahan yang lebih baik, terutama dengan meningkatnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
hingga dapat bekerja lebih efisien, efektif, kompetitif dan profesional didukung oleh budaya dan etos
kerja yang mumpuni.
Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia tentang pelaksanaan GCG bagi Bank Umum, dengan
disampaikan Laporan Pelaksanaan GCG Bank Yudha Bhakti, yang terdiri dari transparansi pelaksanaan
GCG dan kesimpulan hasil penilaian (self assessment) pelaksanaan GCG di Bank Yudha Bhakti.
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan organ organisasi tertinggi dalam struktur GCG
perusahaan. RUPS memiliki wewenang antara lain untuk mengangkat dan memberhentikan anggota
Dewan Komisaris dan Direksi, mengevaluasi kinerja Dewan Komisaris dan kinerja Direksi, menyetujui
perubahan Anggaran Dasar, menyetujui laporan tahunan dan menetapkan bentuk dan jumlah imbalan,
tunjangan dan fasilitas bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi, menetapkan penggunaan laba dan
penunjukan akuntan publik. RUPS juga membahas strategi, kebijakan, serta hal-hal penting lainnya yang
diusulkan oleh Direksi, Dewan Komisaris ataupun pemegang saham.
Sepanjang tahun 2014, Bank Yudha Bhakti mengadakan 3 kali RUPS (tahunan dan luar biasa). Beberapa
keputusan penting yang dihasilkan dalam rapat-rapat tersebut antara lain :
1. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Bank Yudha Bhakti tanggal 11 April 2014 memutuskan :
a. Menerima dan mengesahkan jalannya perusahaan dan Laporan Tahunan serta Laporan
Keuangan Perseroan untuk tahun buku 2013.
b. Menyetujui seluruh laba bersih perusahaan setelah dikurangi pajak yaitu sebesar
Rp.11.055.188.739,- (sebelas milyar lima puluh lima juta seratus delapan puluh delapan ribu
tujuh ratus tiga puluh sembilan rupiah) dialokasikan seluruhnya sebagai laba ditahan untuk
memperkuat Modal perseroan.
c. Memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab (acquit et de charge) kepada Direksi
dan Dewan Komisaris Perseroan atas pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan
selama tahun buku 2013.
d. Menyetujui pengangkatan Ibu Hulda S. Tirtohartono sebagai Direktur perseroan, sehingga
susunan anggota Direksi adalah sebagai berikut :
- Direktur Utama : Michael Hoetabarat
- Direktur Operasi : Syahril Yoserizal
- Direktur Komersial : Dian Savitry
- Direktur Kepatuhan : Iim Wardiman
- Direktur Corporate Banking : Hulda S. Tirtohartono
e. Menyetujui penambahan Modal Disetor Perseroan yang berasal dari fresh money dengan
pengeluaran 15.000 lembar saham senilai Rp.15.000.000.000,- (lima belas milyar rupiah).
Modal tersebut akan ditawarkan kepada pemegang saham dengan jumlah proporsional
dengan jangka waktu 14 hari kepada pemegang saham untuk memberikan keputusan untuk
mengambil bagian atau tidak.
f. Menyetujui rencana penjualan 507 (limaratus tujuh) lembar saham milik INKOVERI senilai
Rp.507.000.000,-.
3. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Bank Yudha Bhakti tanggal 10 September 2014
memutuskan :
a. Menyetujui perpanjangan masa jabatan Bapak Syahril Yoserizal sebagai Direktur Operasi
terhitung sejak tanggal 17-06-2014 sampai dengan tanggal 30-09-2014. Sehingga susunan
Dewan Komisaris dan Direksi perseroan adalah sebagai berikut :
Dewan Komisaris
- Komisaris Utama /Independen I : Suprihadi, S. IP
- Komisaris Independen II : I Putu S. Soeranta
- Komisaris : Tjandra Mindharta Gozali
- Komisaris : Rianzi Julidar, S.IP,SH,M.Sc
Direksi
- Direktur Utama : Michael Hoetabarat
- Direktur Personal Banking : Dian Savitry
- Direktur Corporate Banking : Hulda S. Tirtohartono
- Direktur Operasi : Syahril Yoserizal
- Direktur Kepatuhan : Iim Wardiman
b. Menyetujui pengunduran diri dan sekaligus pemberhentian dengan hormat Bapak Syahril
Yoserizal sebagai Direktur Operasi yang efektif berlaku terhitung mulai 01-10-2014.
c. Menyetujui penunjukan Ibu Hulda S. Tirtohartono sebagai Direktur Operasi yang efektif
berlaku mulai tanggal 01-10-2014.
d. Menyetujui penunjukan Bapak Michael Hoetabarat sebagai Direktur Utama merangkap
Direktur Corporate Banking Perseroan yang efektif berlaku terhitung mulai tanggal 01-10-
2014.
e. Menyetujui pelimpahan wewenang Rapat Umum Pemegang Saham kepada Pemegang Saham
Pengendali (PSP) untuk mencari dan mencalonkan Direktur Corporate Banking yang baru yang
akan diajukan kepada Otoritas Jasa Keuangan untuk mengikuti Fit and Proper Test.
f. Menyetujui pembagian deviden interim dalam bentuk tunai kepada para pemegang saham
sejumlah Rp. 1.105.518.873,90 (satu milyar seratus lima juta lima ratus delapan belas ribu
delapan ratus tujuh puluh tiga rupiah sembilan puluh sen).
g. Menyetujui perubahan Anggaran Dasar Perseroan, diantaranya :
- Menyetujui perubahan status dari Perseroan Tertutup menjadi Perseroan Terbuka;
- Menyetujui perubahan nilai nominal saham perseroan yang semula masing-masing saham
senilai Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) menjadi Rp. 100,- (seratus rupiah);
- Menyetujui perubahan pasal-pasal dalam Anggaran Dasar Perseroan dalam rangka
penyesuaian terhadap Peraturan Bapepam dan Lembaga Keuangan perihal pokok-pokok
anggaran dasar perseroan yang melakukan penawaran umum efek bersifat ekuitas dan
perusahaan publik.
1) Komite Audit
Komite Audit terdiri dari seorang Ketua yang merupakan Komisaris Independen dan 2
(dua) orang anggota. Ketua maupun seluruh anggota Komite Audit memiliki keahlian dan
latar belakang pengetahuan serta pengalaman yang memadai. Berdasarkan Surat
Keputusan Direksi No.111/SET/BYB/IX/2008 tanggal 3 September 2008 tentang Revisi
Susunan Keanggotaan Komite Audit, dengan susunan keanggotaan :
a) Ketua : Suprihadi, S.IP
b) Sekretaris Dekom : Didid H. Basuki
c) Anggota :
- Bid. Keuangan – Akuntansi / Perbankan Adi Priyono
- Bid. Hukum / Perbankan R. Rivai M. Noer
1) Komite Audit
Keanggotaan Nama Kehadiran Jumlah Frekuensi Rapat
Ketua Suprihadi, S.IP 6
Sekretaris Dekom Didid H. Basuki 7
7 kali
Anggota Rivai M. Noer 5
Independen Adi Priyono 7
1) Komite Audit
a) Program Kerja adalah sebagai berikut :
- Mereview dan mengevaluasi rencana dan pelaksanaan tugas Divisi Audit Internal.
- Rapat dengan Kantor Akuntan Publik (KAP) Husni, Mucharam & Rasidi untuk
pembahasan hasil pemeriksaan laporan keuangan Bank Yudha Bhakti untuk tahun
yang berakhir 31 Desember 2013 serta temuan-temuan yang signifikan.
- Memberikan rekomendasi atas penunjukkan Akuntan Publik dan KAP sesuai
ketentuan yang berlaku kepada RUPS melalui Dewan Komisaris.
- Rapat dengan satuan kerja yang bertanggung jawab untuk memonitor tindak
lanjut hasil temuan Divsi Audit Internal, OJK/BI dan KAP (dengan nara sumber dari
Divisi Audit Intern, Divisi Kepatuhan atau Divisi Lain yang ditunjuk bertanggung
jawab atas tindak lanjut temuan).
- Rapat dengan Divisi Perencanaan & Akuntansi ke Bank Indonesia secara
triwulanan.
- Rapat dengan satuan kerja atau penanggung jawab produk-produk BYB yang
dipandang perlu mendapat perhatian Dewan Komisaris, misalnya Kredit Khusus
Pensiun, kredit kerjasama dengan koperasi, rencana dan evaluasi peluncuran
ATM, perkembangan penanganan AYDA, NPL, dll.
- Melaksanakan tugas-tugas khusus yang diberikan oleh Dewan Komisaris.
- Berdasarkan hasil rapat, review dan evaluasi yang dilaksanakan oleh Komite Audit,
akan dibuat rekomendasi kepada Dewan Komisaris atas hal-hal yang dianggap
signifikan untuk disampaikan kepada Direksi dengan catatan agar ditindak lanjuti
oleh Direksi. Komite Audit juga akan membuat mekanisme monitoring tindak
lanjut Direksi atas rekomendasi Dewan Komisaris tersebut.
- Frekuensi rapat akan disesuaikan dengan kesiapan nara sumber dan ketersediaan
materi pembahasan, minimal pelaksanaan rapat satu bulan satu kali.
- Komite Audit juga akan mengagendakan rapat gabungan dengan Komite
Pemantau Risiko untuk mendapat gambaran kondisi Bank yang lebih luas,
sehingga dapat memberikan masukan yang lebih komprehensif kepada Dewan
Komisaris untuk disampaikan kepada Direksi.
Benturan kepentingan adalah keadaan dimana terdapat konflik antara kepentingan ekonomis
perusahaan dan kepentingan ekonomis pribadi pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan
Direksi serta karyawan perusahaan.
Pada tahun 2014 Bank telah menerbitkan Surat Keputusan Direksi Nomor
SKEP/230/SET/BYB/VIII/2014 tanggal 22 Agustus 2014 tentang Pedoman Pencegahan Benturan
Kepentingan yang mengatur tentang penanganan transaksi yang mengandung benturan
kepentingan.
Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, anggota Dewan Komisaris, Direksi dan karyawan
perusahan harus mendahulukan kepentingan ekonomis perusahaan di atas kepentingan ekonomis
pribadi, keluarga atau pihak lainnya.
Pembahasan dan pengambilan keputusan yang mengandung unsur benturan kepentingan, harus
mengikuti ketentuan sebagai berikut :
a. Pihak yang terlibat dalam benturan kepentingan dilarang untuk turut serta dalam
pembahasan dan membuat keputusan. Jika terjadi benturan kepentingan, keputusan harus
dilakukan oleh pihak/pejabat lain atau pejabat satu level di atasnya.
b. Pemegang saham yang mempunyai benturan kepentuingan, harus mengeluarkan suaranya
dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sesuai dengan keputusan yang diambil
pemegang saham yang tidak mempunyai benturan kepentingan.
c. Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan yang memiliki
wewenang pengambilan keputusan diharuskan setiap tahun membuat pernyataan tidak
memiliki benturan kepentingan terhadap setiap keputusan yang telah dibuat olehnya dan
telah melaksanakan kode etik yang ditetapkan oleh perusahaan.
d. Keputusan yang mengandung benturan kepentingan dicantumkan dalam risalah rapat dan
dilaporkan kepada Direktur Kepatuhan setiap akhir tyahun untuk laporan pelakdsanaaan tata
kelola perusahaan yang baik (GCG).
Untuk periode tahun 2014 tidak terdapat transaksi yang mengandung benturan kepentingan.
a. Fungsi Kepatuhan
Sesuai dengan amanat PBI No. 13/2/PBI tanggal 12 Januari 2011 tentang Penerapan Fungsi
Kepatuhan Bank Umum, penerapan fungsi kepatuhan di Bank Yudha Bhakti meliputi hal-hal
sebagai berikut :
1) Penunjukan Direktur (Kepatuhan) yang membawahkan fungsi kepatuhan dengan tugas
dan tanggung jawab antara lain meliputi hal-hal sebagai berikut:
a) merumuskan strategi guna mendorong terciptanya Budaya Kepatuhan Bank;
b) mengusulkan Kebijakan Kepatuhan atau prinsip-prinsip kepatuhan yang akan
ditetapkan oleh Bank;
1) Divisi Audit Internal (DAI) bertanggungjawab secara langsung kepada Direktur Utama dan
apabila diperlukan Direktur Utama dapat meminta (DAI) untuk melakukan pemeriksaan
khusus di luar Program Audit yang telah tersusun di awal tahun terhadap hal-hal yang
menjadi perhatian (bersifat Urgent).
2) DAI bertanggungjawab melakukan fungsi pengawasan internal secara independen
terhadap satuan kerja yang ada sesuai dengan struktur organisasi terhadap aktivitas
operasional Bank untuk memastikan efektivitas pengendalian intern dan pengendalian
risiko serta memastikan seluruh aktivitas Bank telah sesuai dengan kebijakan, standar,
prosedur, peraturan dan atau perundang-undangan yang berlaku dan menyampaikan
laporan hasil pemeriksaan langsung kepada Direktur Utama dengan tembusan Dewan
Komisaris, Direktur Kepatuhan dan Direksi terkait.
3) DAI melakukan rapat dengan Komite Audit dan secara independen Komite Audit
mengevaluasi hasil / kinerja DAI yang tertuang pada Laporan Hasil Pemeriksaan dan
memastikan apakah rekomendasi DAI telah ditindaklanjuti / dilaksanakan dengan benar
dan diselesaikan tepat waktu.
4) Hasil pemeriksaan Audit Intern tahun 2014 secara umum menunjukkan pengendalian
intern dan pengendalian risiko belum sepenuhnya berjalan dengan baik tercermin dari
masih ditemukan adanya kelemahan-kelemahan yang perlu mendapatkan perhatian,
antara lain :
a) Aspek kepatuhan terhadap ketentuan internal dan eksternal maupun prosedur yang
berlaku.
b) Kelemahan dalam verifikasi dokumen.
c) Kelemahan dalam analisis.
d) Kelemahan pada sistem.
e) Kelemahan dalam monitoring (penggunaan kredit, kinerja usaha, pemenuhan
kelengkapan dokumen, pemenuhan kewajiban bunga dan angsuran, penutupan &
perpanjangan asuransi, pengkinian data nasabah dll).
f) Ketelitian.
5) Kelemahan-kelemahan tersebut disebabkan antara lain :
a) Fungsi pengawasan melekat (built-in control) dari Supervisi di setiap satuan kerja
masih belum optimal.
b) Sosialisasi terhadap ketentuan dan prosedur yang berlaku dari para Supervisi di setiap
satuan kerja belum sepenuhnya memadai.
c) Kemampuan SDM untuk dapat memahami ketentuan dan prosedur yang berlaku
masih terbatas.
6) Dalam rangka pengendalian risiko telah dilakukan upaya-upaya antara lain :
a) Memberikan training kepada petugas terkait sesuai dengan bidang tugasnya.
b) Mereview Pedoman/Manual/Kebijakan & Prosedur sesuai dengan kondisi dilapangan
namun masih dalam batasan yang tidak menyimpang dari peraturan yang berlaku.
c) Meningkatkan peran Supervisi di setiap satuan kerja untuk lebih optimal dalam
melakukan control/pengawasan guna meminimalisir terjadinya risiko.
d) Mensosialisasikan Pedoman/Manual/Kebijakan & Prosedur secara terus
menerus/berkesinambungan kepada seluruh aparat terkait.
7. Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait (Related Party) dan Penyediaan Dana Besar
(Large Exposure) Posisi 31 Desember 2014.
Jumlah
No. Penyediaan Dana
Debitur Nominal (Jutaan Rp)
1. Kepada Pihak Terkait : 25 81.756
1. Liem Boen Sing/Hokky Gonarto *) 35.000
2. Daniel Lianto *) 35.000
3. PT Menara Panen Raya 1.494
4. INKOPPABRI *) 2.000
5. I Putu Gede Eka Aria Soeranta 96
6. PT Iswara & Hersandi Engineering 1.895
7. Niluh Gede Murwaningsih *) 4.089
8. Puskop Dephan 399
9. Komisaris dan Direksi 888
10. Pejabat Bank 895
2. Kepada Debitur Inti :
a. Individu : 15 109.514
1. PT Karya Perkasa Indonesia 19.000
2. PT Otomas Multi Finance 11.086
3. BPR Kab. Bandung 3.858
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014
120
4. PT Kasih Industri Indonesia 12.200
5. PT Daya Bambu Sejahtera 12.450
6. Handjaya Arief Halim 4.500
7. PT Pelita Makmur Makassar 8.000
8. Niluh Gede Murwaningsih 4.089
9. KPRI Universitas Riau 6.404
10. PT Etam Abdi Nusa 6.463
11. PT Sarana Riau Ventura 4.710
12. PT Harvesia Aktiva Finance 5.000
13. PD. BPR Subang 4.822
14. PT Wahyu Nenggala 3.497
15. Koperasi Pegawai Pos (Koppos) 3.435
b. Group : 8 46.325
1. Grup Kasih Industri Indonesia
- PT Kasih Industri Indonesia 12.200
- PT Daya Bambu Sejahtera 12.450
2. Grup Niluh Gede Murwaningsih
- Niluh Gede Murwaningsih 4.089
- I Putu Soekreta Soeranta 40
- I Putu Gede Eka Aria Sasangka 96
3. Grup Dharma Rosadi Internasional
- Ayu Patria 450
- PT Etam Abdi Nusa 6.463
4. Grup CV Tata Vira Rizky
- CV Tata Vira Rizky 1.488
- PT Bieka Artvisindo 2.000
5. Group Toni Jaya Mandiri
- Debby Roselin Hilly Purba 292
- Guardian Anthony P 193
- PT Guardian Perkasa Utama 508
- Joice Despin Meriaty 502
- Ospina Pasaribu 1.388
- Rode Purba 180
- PT Toni Jaya Mandiri 384
6. Grup Iswara Hadi Engineering
- PT Iswara Hadi Engineering 1.895
- Suprihadi 325
7. Sri Darmani 1.153
8. Grup Abdul Mulkan
- Abdul Mulkan 129
- PT Tri Iksan Ramandha 100
*) Kredit dengan jaminan Cash Collateral
a. Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) posisi 31 Desember 2014 diberikan
kepada 25 (dua puluh lima) debitur, dengan nilai nominal Rp 81.756 juta atau 3,51 % dari
total penyediaan dana Bank sebesar Rp. 2.330.117 juta
b. Penyediaan dana besar (large exposure) posisi 31 Desember 2014 diberikan kepada:
1) 15 (lima belas) debitur inti dengan nilai nominal Rp 109.514 juta atau 4,70% dari total
penyediaan dana Bank.
2) 8 (delapan) debitur group inti dengan nilai nominal Rp 46.325 juta atau 1,99% dari total
penyediaan dana Bank.
Kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang mencapai 5% (lima perseratus)
atau lebih dari modal disetor.
a. Anggota Dewan Komisaris dan Direksi Bank profesional, berpengalaman dan tidak memiliki
hubungan keuangan dan hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya,
Direksi lainnya dan/atau Pemegang Saham Pengendali Bank.
b. Paket/kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi Dewan Komisaris dan Direksi :
1) Remunerasi dan jenis fasilitas lain bagi Dewan Komisaris dan Direksi:
a) Remunerasi dalam bentuk non natura :
- Dewan Komisaris : honorarium dan tantiem
- Direksi : gaji dan tantiem
b) Remunerasi dalam bentuk natura/non-natura :
- Dewan Komisaris : nihil
- Direksi : Tunjangan kesehatan dengan sistem reimbursment, Tunjangan Hari Tua
(THT), kendaraan dinas.
2) Kebijakan remunerasi bank tetap berdasarkan pada konsep compensation benefit yang
wajar dan berlaku umum, yakni :
b) Jenis remunerasi dan fasilitas lain bagi seluruh Dewan Komisaris dan Direksi,
mencakup :
Jumlah anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang menerima paket remunerasi
dalam satu tahun yang dikelompokkan dalam kisaran tingkat penghasilan, sebagai
berikut :
c. Shares Option.
1) Kebijakan bank tidak memberikan remunerasi dalam bentuk shares option kepada
Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif.
2) Pengungkapan Shares Option
Jumlah Opsi
Jumlah Saham yg
Yang Yang telah Harga Opsi Jangka
Keterangan / Nama dimiliki (lbr
diberikan dieksekusi (Rp) Waktu
saham)
(lbr saham) (lbr saham)
Komisaris
Suprihad S.Ip Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
I Putu S. Soeranta Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
Tjandra M. Gozali Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
Rianzi Julidar, S.IP, SH,
Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
M.Sc.
Direksi
g. Permasalahan Hukum
Jumlah
Permasalahan Hukum
Perdata Pidana
Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap) 4 -
Dalam proses penyelesaian - 1
Total 4 1
1. Pelaksanaan tugas dan tanggung 1 0,12 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris
jawab Dewan Komisaris; Bank telah sepenuhnya memenuhi prinsip-prinsip GCG,
telah berjalan sangat efektif namun terdapat sedikit
kelemahan minor.
2. Pelaksanaan tugas dan tanggung 1 0,26 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi telah
jawab Direksi; memenuhi prinsip-prinsip GCG, berjalan efektif namun
masih terdapat kelemahan minor.
3. Kelengkapan dan pelaksanaan 2 0,19 Pelaksanaan tugas komite audit, pemantau risiko dan
tugas Komite; komite remunerasi dan nominasi berjalan cukup efektif
walaupun masih terdapat beberapa kelemahan minor
yang perlu diperbaiki.
4. Penanganan benturan 2 0,24 Bank cukup mampu menghindari potensi terjadinya
kepentingan; benturan kepentingan melalui kebijakan intern Bank
dengan enforcement yang baik dikarenakan Bank telah
memiliki kebijakan khusus mengenai benturan
kepentingan yang komperhensif.
5. Penerapan fungsi kepatuhan; 2 0,09 Kepatuhan Bank tergolong baik. Pemenuhan komitmen
kepada Bank Indonesia telah sepenuhnya diselesaikan
sesuai dengan batas waktu yang diperjanjikan antara
Bank dengan Bank Indonesia. Sepanjang tahun 2014,
terdapat pembayaran sanksi denda akibat pelanggaran
pelaporan dalam jumlah relatif cukup sedikit. Manajemen
Bank telah melakukan tindak lanjut berupa pencegahan
melalui pelatihan SDM serta pencanangan budaya zero
defect pada setiap jenjang dalam organisasi.
Hasil Penilaian GCG yang dilakukan secara independen oleh Tim GCG Bank, menempatkan Bank pada
peringkat “Baik” dengan Nilai (Komposit) 1,83.
Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 perihal
Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum, hasil penilaian terhadap 11 (sebelas) aspek faktor penilaian GCG
di atas secara komperhensif dan terstruktur harus diintegrasikan ke dalam 3 aspek Governance, yaitu
governance structure, governance process dan governance outcome. Berdasarkan analisis terhadap
ketiga aspek tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Aspek Governance Structure tata kelola pada seluruh faktor penilaian pelaksanaan GCG cukup
lengkap dan memadai. Meskipun terdapat beberapa kelemahan dalam aspek Governance
Structure, antara lain terkait dengan diperlukannya penyempurnaan terhadap beberapa pedoman
dan kebijakan Bank. Namun secara keseluruhan kelemahan tersebut dapat segera diselesaikan
oleh Manajemen Bank.
2. Aspek Governance Process tata kelola pada sebagian besar faktor penilaian pelaksanaan GCG
sudah efektif dan didukung oleh struktur dan infrakstruktur yang memadai. Meskipun terdapat
beberapa kelemahan dalam aspek Governance Process antara lain realisasi pelaksanaan
pemeriksaan Audit Intern yang belum sepenuhnya sesuai jadwal, namun secara keseluruhan
kelemahan tersebut dapat dikendalikan/diselesaikan oleh Manajemen Bank.
1. Permodalan
Dalam rangka untuk menjaga agar Bank tetap sustain, sehat dan mampu berkembang serta
bersaing secara nasional maupun internasional, maka diperlukan adanya permodalan yang kuat.
Secara umum strategi penyediaan modal Bank dilakukan melalui strategi internal growth yang
dilaksanakan secara konsisten dan rencana penambahan modal melalui Initial Public Offering
(IPO) – Go Public dalam rangka untuk mendukung pertumbuhan usaha Bank di masa mendatang
serta untuk memenuhi ketentuan permodalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
a. Struktur Permodalan
Struktur Permodalan Bank Yudha Bhakti per 31 Desember 2014 tergolong cukup baik
tercermin dari rasio kewajiban penyediaan modal minimum (CAR) sebesar 15,22% dengan
rasio jumlah modal inti (Tier 1) terhadap modal pelengkap dan modal pelengkap tambahan
(Tier 2 + Tier 3) sebesar 100%. Rasio CAR sebesar di atas, melebihi batas penyediaan modal
minimum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, yakni sebesar 9% (sembilan persen) sampai
dengan kurang dari 10% (sepuluh persen) dari Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR), untuk
Bank dengan Profil Risiko Peringkat Komposit 2 (dua), sesuai dengan hasil penilaian sendiri
Bank Yudha Bhakti per 31 Desember 2014.
Rasio permodalan di atas juga menunjukan bahwa Bank ke depannya masih mempunyai
potensi dalam aktivitas penyaluran dana kepada sektor usaha dan cadangan modal untuk
dapat mengcover risiko kerugian yang timbul sebagai dampak meningkatnya aktivitas bisnis di
masa mendatang.
1) Kecukupan Permodalan
Dalam menghitung nilai rasio kewajiban penyediaan modal minimum (CAR) di atas, Bank
Yudha Bhakti berpedoman kepada Peraturan Bank Indonesia yang mengatur tentang
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum, dimana Aset Tertimbang Menurut
Risiko (ATMR) yang digunakan dalam perhitungan modal minimum terdiri atas ATMR
untuk Risiko Kredit, Risiko Operasional; dan Risiko Pasar. Selanjutnya dalam menentukan
besarnya ATMR untuk Risiko Kredit, Bank menggunakan pendekatan Standar
(Standardized Approach); dan untuk Risiko Operasional, menggunakan pendekatan
Indikator Dasar (Basic Indicator Approach). Sementara itu untuk ATMR Risiko Pasar, Bank
menggunakan pendekatan Metode Standar.
Modal Bank posisi 31 Desember 2014 mencapai Rp227.519 juta atau naik sebesar
Rp13.196 juta atau sebesar 6,16% dibandingkan posisi 31 Desember 2013 sebesar
Rp214.323 juta. Peningkatan ekuitas di tahun 2014 berasal dari penambahan setoran
pemegang saham sebesar Rp15.000 juta pada tanggal 19 Juni 2014 dan laba tahun
berjalan. Namun peningkatan ekuitas pada tahun 2014, diikuti penurunan terhadap rasio
kewajiban penyediaan modal minimum (CAR) Bank dari sebesar 16,03% menjadi sebesar
15,23%. Penurunan tersebut dikarenakan konsekuensi logis dari adanya peningkatan
pertumbuhan volume kredit yang terjadi sepanjang tahun 2014
Ke depan, untuk mendukung pertumbuhan usaha Bank serta untuk memenuhi ketentuan
permodalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Bank senantiasa untuk terus berupaya
melakukan penambahan modal melalui strategi pemupukan modal secara organik
(internal growth) dan penambahan modal melalui penawaran saham baru kepada publik
Right Issue.
Untuk aktivitas perkreditan, bentuk pengawasan aktif yang dilakukan antara lain melalui
pemberian persetujuan terhadap setiap keputusan kredit kepada pihak terkait dengan
Bank serta dalam jumlah nominal tertentu. Disamping itu, sesuai kebutuhan dan apabila
dipandang perlu, Dewan Komisaris dapat melakukan rapat-rapat langsung dengan organ
organisasi dalam rangka untuk mendapatkan informasi yang diperlukan untuk
pengawasan.
Pengawasan aktif yang dilakukan oleh Direksi antara lain melalui rapat-rapat seperti rapat
pembahasan kinerja usaha, rapat kantor cabang dan/atau kantor cabang pembantu, rapat
operasional, rapat ALCO, rapat Divisi, rapat realisasi pengembangan produk dan/atau
aktivitas baru, rapat Direksi, dan rapat Komite Manajemen Risiko, serta rapat-rapat
lainnya. Disamping itu Direksi juga turut menyetujui kebijakan dan prosedur kerja Bank,
menyetujui dan mengevaluasi pencapaian Rencana Bisnis Bank. Sebagai anggota komite
kredit, Direksi terlibat dalam proses keputusan pemberian kredit dan pemberian
persetujuan terhadap transaksi operasional lainnya.
Pemaparan profil risiko Bank dan tingkat kesehatan secara berkala dalam rapat Komite
Manajemen Risiko dan rapat Komite Pemantau Risiko merupakan bentuk pengawasan
menyeluruh dan berkala dari Direksi dan Dewan Komisaris atas seluruh aktivitas yang
memiliki risiko maupun potensi risiko yang dapat mengganggu kelangsungan bisnis Bank
ke depan.
Dalam rangka pemantauan risiko, Bank juga telah menetapkan batasan-batasan (limit)
yang terdiri dari limit transaksi, limit pinjaman nasabah dan counterparty, limit pihak
terkait, limit penempatan antar bank, limit konsentrasi debitur inti, deposan inti, limit
rasio penyaluran dana kredit terhadap dana pihak ketiga dan limit lainnya. Sejalan dengan
penyempurnaan penerapan manajemen risiko, penetapan limit akan terus dievaluasi
secara berkala.
Proses identifikasi risiko dilakukan oleh masing-masing unit kerja dengan menganalisis
seluruh sumber risiko yang melekat pada masing-masing produk/aktivitas seperti
pemberian kredit dan penempatan dana antar bank dilakukan melalui suatu proses
analisis kredit oleh divisi pengusul dan diikuti dengan pemberian peringkat kredit oleh
Divisi Manajemen Risiko untuk fasilitas dalam nominal tertentu, penarikan dana
melalui proses identifikasi untuk memastikan keabsahan warkat, ketersediaan dana
dan kewenangan penarik, penerimaan karyawan melalui serangkaian pengujian-
pengujian untuk memastikan tingkat kompetensi dan integritas SDM yang sesuai
dengan kebutuhan perusahaan.
Pemantauan dilakukan oleh unit kerja pelaksana maupun oleh divisi atau satuan kerja
yang independen terhadap unit pelaksana/pengambil risiko yaitu Divisi Manajemen
Risiko, Divisi Audit Intern, dan Divisi Kepatuhan. Hasil pemantauan disajikan dalam
laporan berkala yang disampaikan kepada Direksi untuk diambil langkah-langkah yang
diperlukan dalam rangka mitigasi risiko. Dalam hal terdapat eksposur risiko tertentu
yang memerlukan perhatian khusus dalam pelaksanaan pengelolaannya maka Divisi
Manajemen Risiko dalam rapat Komite Manajemen Risiko akan menyampaikan
Meskipun demikian, Direksi dan Dewan Komisaris serta unit kerja yang
berkepentingan menerima laporan-laporan secara rutin dan relatif tepat waktu untuk
melakukan evaluasi terhadap laporan dimaksud dan memberikan arahan/
rekomendasi untuk perbaikan dan penyempurnaan.
Struktur organisasi Bank telah menggambarkan secara jelas pemisahan fungsi antara
unit kerja yang melaksanakan aktivitas operasional dengan yang melaksanakan
pengendalian, Bank juga telah memiliki serangkaian nilai-nilai perusahaan (corporate
value) yang telah dikomunikasikan kepada setiap jenjang jabatan dalam organisasi.
Divisi Audit Intern (DAI) telah melaksanakan fungsinya untuk melakukan pemeriksaan
atas semua transaksi, laporan-laporan serta kinerja dari masing-masing unit kerja yang
melaksanakan aktivitas operasional maupun yang melaksanakan pengawasan dan
pengendalian seperti Divisi Kepatuhan dan Manajemen Risiko.
Hasil audit didokumentasikan dan dimonitor tindak lanjutnya. Temuan yang belum
ditindaklanjuti disampaikan kepada Direksi dan Dewan Komisaris serta menjadi
evaluasi bagi DAI dalam menilai sistem pengendalian intern suatu unit kerja atau divisi
dan sebagai acuan dalam pemeriksaan selanjutnya. Seluruh kinerja DAI sepanjang
tahun dievaluasi efektivitasnya oleh Komite Audit dan dilaporkan kepada Dewan
Komisaris.
Sepanjang tahun 2014, pengenaan denda terkait dengan kesalahan pelaporan ke Bank
Indonesia / Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dinilai relatif sedikit. Sementara itu,
pelaksanaan pemenuhan komitmen kepada Bank Indonesia / OJK, hampir sepenuhnya
diselesaikan sesuai dengan batas waktu yang diperjanjikan.
Penerapan manajemen risiko secara khusus mencakup pengelolaan atas 8 (delapan) jenis
risiko sesuai ketentuan Bank Indonesia yaitu Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko
Operasional, Risiko Hukum, Risiko Stratejik, Risiko Kepatuhan, dan Risiko Reputasi.
Bank Yudha Bhakti secara berkala melakukan penilaian terhadap 8 jenis risiko di atas. Hasil
penilaian tertuang dalam profil risiko yang secara garis besar menggambarkan peringkat risiko
(komposit) dari masing-masing jenis risiko dan juga peringkat komposit dari risiko
keseluruhan. Peringkat risiko dikelompokkan ke dalam 5 (lima) kategori, yakni “Low, Low to
Moderate, Moderate, Moderate to High, High”. Penilaian perjenis risiko dilakukan terhadap
risiko inheren dan terhadap Kualitas Penerapan Manajemen Risiko.
Penilaian profil risiko secara keseluruhan berdasarkan hasil self assessment per 31 Desember
2014 berada pada tingkat komposit 2 atau “Low to Moderate”. Hal tersebut dikarenakan
Risiko Inheren Bank dinilai pada peringkat “Low to Moderate” dan Kualitas Penerapan
Manajemen Risiko dalam peringkat “Fair”. Upaya pengendalian risiko yang dilakukan oleh
Bank Yudha Bhakti, dijelaskan sebagai berikut :
1) Risiko Kredit
Secara struktur, pengelolaan risiko kredit di Bank Yudha Bhakti dilakukan oleh Divisi Kredit
Pensiun & Konsumer, Divisi Kredit Komersial, Divisi Treasury & Pendanaan, Seluruh Kantor
Cabang dan Kantor Cabang Pembantu. Untuk aktivitas yang memiliki eksposur risiko
dalam jumlah tertentu dilakukan pemberian opini oleh Divisi Manajemen Risiko dan
Kepatuhan.
Sementara itu, untuk keperluan pemantauan dan pengendalian terhadap risiko kredit
secara keseluruhan dilakukan pengukuran oleh Divisi Manajemen Risiko dengan
menggunakan parameter yang ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia nomor
13/I/PBI/2011 tanggal 5 Januari 2011 dan Surat Edaran Bank Indonesia nomor
13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.
Hasil pengukuran selanjutnya dikomunikasikan kepada Direksi, Komite Manajemen Risiko
untuk diambil tindakan perbaikan.
a) Tagihan yang jatuh tempo dan tagihan yang mengalami penurunan nilai/impairment
Definisi tagihan yang jatuh tempo adalah seluruh tagihan yang telah jatuh tempo lebih
dari 90 hari, baik atas pembayaran pokok dan/atau pembayaran bunga. Sedangkan
tagihan yang mengalami penurunan nilai/impairment adalah aset keuangan yang
memiliki nilai signifikan secara individual dan telah terdapat bukti obyektif bahwa
penurunan nilai individual telah terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan
tersebut.
Pengungkapan tagihan bersih Bank secara individu dimuat dalam Tabel 2.1.a, Tabel
2.2.a dan Tabel 2.3.a.
- Loss Given Default (LGD), yaitu tingkat kerugian yang diakibatkan dari kegagalan
debitur memenuhi kewajibannya. Untuk mendapatkan persentase LGD yang
wajar, maka diperlukan analisis data historis selama 3 tahun terakhir.
Pengungkapan rincian mutasi cadangan penurunan nilai Bank secara individu dimuat
dalam Tabel 2.4.a, Tabel 2.5.a dan Tabel 2.6.a.
Bank dalam melakukan perhitungan ATMR untuk risiko kredit, mengacu kepada SE
Bank Indonesia No. 13/6/DPNP/2011 perihal Pedoman Perhitungan Aset Tertimbang
Menurut Risiko dengan Menggunakan Pendekatan Standar. Secara umum,
perhitungan ATMR Risiko Kredit didasarkan pada hasil peringkat yang diterbitkan oleh
lembaga pemeringkat yang diakui Bank Indonesia sebagaimana diatur dalam Surat
Edaran Bank Indonesia No. 13/31/DPNP/2011 perihal Lembaga Pemeringkat dan
Peringkat yang diakui Bank Indonesia.
Penggunaan peringkat dalam perhitungan ATMR risiko kredit untuk saat ini, hanya
diterapkan untuk jenis tagihan kepada Entitas Sektor Publik dan Bank.
Risiko Kredit akibat kegagalan pihak lawan (counterparty credit risk) dilaporkan nihil.
Jenis agunan utama yang diterima Bank adalah berupa agunan yang memiliki nilai
likuiditas relatif tinggi sehingga dapat segera dicairkan pada saat pinjaman
debitur/grup debitur masuk dalam kategori bermasalah, yakni berupa kas (cash
collateral) dan agunan kebendaan seperti tanah & bangunan, kendaraan dan emas.
Disamping jenis agunan di atas, Bank dapat juga menerima agunan lainnya di luar hal
di atas namun bersifat tambahan. Untuk Kredit Khusus Pensiun Pegawai Negeri Sipil
dan anggota TNI/Kepolisian RI, jenis agunan yang diserahkan hanya berupa dokumen
asli Surat Keputusan Pensiun Pegawai dari instansi terkait mengingat sumber dana
pengembalian kredit berasal dari uang pensiun yang dananya dibiayai oleh Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Penilaian agunan berupa kebendaan untuk fasilitas kredit di bawah Rp 5 milyar dapat
dilakukan oleh penilai intern Bank atau penilai Independen. Sedangkan untuk fasilitas
kredit di atas Rp 5 milyar harus dilakukan oleh penilai independen.
Semua agunan yang diserahkan kepada Bank (kecuali tanah kosong), wajib
diasuransikan pada perusahaan asuransi yang ditunjuk oleh Bank. Apabila pada saat
pengajuan kredit, barang agunan telah diasuransikan oleh pemiliknya, maka atas
asuransi dimaksud harus ditambahkan Banker’s Clausule (Bank Yudha Bhakti). Nilai
asuransi/pertanggungan untuk setiap jenis barang jaminan ditetapkan minimal
sebesar nilai likuidasi barang jaminan.
Penggunaan teknik mitigasi kredit berfokus pada agunan yang termasuk dalam jenis
agunan utama dan penggunaan asuransi kredit untuk kredit yang tidak dijamin
dengan agunan kebendaan seperti kredit konsumsi, kredit multiguna, kredit
pensiun/pegawai. Selain itu untuk memitigasi risiko kredit yang mungkin terjadi,
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014
137
portofolio kredit telah terdiversifikasi dengan baik, secara kategori kredit maupun
industri/sektor ekonomi.
Pengungkapan tagihan bersih Bank secara individu berdasarkan bobot risiko setelah
memperhitungkan dampak mitigasi risiko kredit dimuat dalam Tabel 4.1.a.
Pengungkapan tagihan bersih dan teknik mitigasi risiko kredit Bank secara individu
dimuat dalam Tabel 4.2.a dan Perhitungan ATMR risiko kredit pendekatan standar –
Bank secara individual dimuat dalam Tabel 6.1.1, 6.1.2 dan 6.1.7.
Hasil penilaian terhadap profil risiko kredit (self assessment) untuk posisi 31 Desember
2014, secara komposit dinilai ”Moderate” dikarenakan peringkat risiko inheren dinilai
"Moderate" dan kualitas penerapan manajemen risiko kredit dinilai "Fair". Peringkat risiko
inheren dinilai "Moderate" dikarenakan antara lain, risiko konsentrasi kredit yang dinilai
sedang, rasio kualitas kredit dan kecukupan pembentukan cadangan penurunan nilai
dinilai sedang, strategi penyediaan dana dan timbulnya penyedian dana dinilai rendah
menuju sedang dan faktor eksternal ekonomi yang mempengaruhi risiko kredit dinilai
sedang. Sementara itu dari sisi, kualitas penerapan manajemen risiko, Bank telah memiliki
strategi, kebijakan dan prosedur pengelolaan risiko yang memadai untuk memitigasi
potensi meningkatnya risiko inheren yang ada antara lain dengan melakukan
penyempurnaan terhadap beberapa kebijakan dan prosedur yang sudah ada serta melalui
peningkatan peran serta pengawasan aktif Direksi dan Dewan Komisaris.
2) Risiko Pasar
Risiko pasar dapat terjadi karena pergerakan suku bunga dan perubahan nilai tukar.
Mengingat Bank Yudha Bhakti bukan merupakan bank devisa, maka risiko pasar yang
dihadapi hanya risiko suku bunga. Risiko pasar melekat pada aktivitas fungsional
perkreditan, aktivitas fungsional treasury dan aktivitas fungsional pendanaan.
Kebijakan risiko pasar ditetapkan dan disetujui oleh Direksi dan dilaporkan kepada Dewan
Komisaris, dimana dalam pelaksanaannya ditentukan dalam rapat Assets and Liabilities
Committee (ALCO).
Bank memiliki kebijakan dan prosedur pengendalian risiko pasar seperti Buku Pedoman
Manajemen Risiko, Surat Keputusan dan Surat Edaran Direksi, terkait risiko pasar yang
menetapkan ketentuan penetapan suku bunga Dana Pihak Ketiga dan Kredit. Pengelolaan
risiko pasar ditujukan untuk menghindari terjadinya kerugian akibat pergerakan harga
pasar.
Sementara itu dalam hal untuk keperluan pemantauan dan pengendalian risiko pasar,
pengukuran atas risiko pasar dilakukan dengan menggunakan parameter yang
ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia nomor 13/I/PBI/2011 tanggal 5 Januari
2011 dan Surat Edaran Bank Indonesia nomor 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011
tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.
Berdasarkan hasil penilaian (self assessment) untuk posisi 31 Desember 2014 terhadap
risiko Pasar, secara komposit Risiko Pasar dinilai “Moderate”. Hal tersebut dikarenakan
Risiko Inheren dinilai “Moderate” dan Kualitas Penerapan Manajemen Risiko dinilai “Fair”.
Risiko inheren dinilai “Moderate” dikarenakan Produk Bank yang terekspos risiko pasar
relatif sedikit, yakni Bank tidak memiliki aset dan kewajiban dengan kategori
diperdagangkan, namun Bank memiliki surat berharga berupa obligasi yang dibukukan
sebagai Available For Sale dengan nilai total relatif sedang.
Namun dari sisi perbandingan asset sensitive terhadap liabilities sensitive (tabel repricing
gap), terdapat kesenjangan (GAP) yang cukup tajam antara rasio aset keuangan dengan
sisa jatuh tempo di atas 1 tahun terhadap kewajiban dengan sisa jatuh tempo di atas 1
tahun.
Secara keseluruhan terkait dengan posisi portofolio yang dimiliki Bank per posisi penilaian,
potensi kerugian yang berasal dari risiko pasar terkait dengan portofolio yang dimiliki
dinilai relatif rendah menuju sedang, namun kerugian potensial risiko suku bunga dalam
banking book dinilai cukup tinggi. Sementara itu, strategi dan kebijakan bisnis terkait
dengan risiko pasar dinilai sedang.
Kualitas Penerapan Manajemen Risiko dinilai “Fair” antara lain dikarenakan Direksi dan
Dewan Komisaris dinilai cukup aktif dalam memantau perkembangan risiko pasar.
3) Risiko Operasional
Dalam pengelolaan risiko operasional, masing masing unit kerja bertanggung jawab untuk
mengelola risiko yang terjadi pada kegiatan operasional sehari-hari dengan mengacu
kepada kebijakan dan prosedur, pengendalian dan pengawasan rutin. Selain itu,
pengelolaan risiko operasional juga meliputi hal-hal yang terkait dengan pengembangan
produk, sistem, sumber daya manusia, manajemen kelangsungan usaha dan prinsip “Anti
Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme” sebagai aspek pencegahan
terhadap kemungkinan adanya hal-hal yang tidak diinginkan.
Berdasarkan hasil penilaian (self assessment) per 31 Desember 2014, Risiko Operasional
Bank secara komposit dinilai ”Moderate” dikarenakan peringkat risiko inheren dinilai
"Moderate" dan kualitas penerapan manajemen risiko operasional dinilai "Fair".
Peringkat risiko inheren dinilai "Moderate" dikarenakan antara lain karekteristik dan
kompleksitas bisnis Bank dinilai belum terlalu kompleks, struktur organisasi Bank dapat
mendukung terselenggaranya pelaksanaan penerapan manajemen risiko yang efektif
mengingat jumlah SDM yang relatif cukup banyak dibandingkan peer group Bank. Batas
wewenang masing-masing satuan kerja pengelola risiko telah dinyatakan dengan jelas.
Bank telah lama menggunakan jasa outsourcing (+/-10 tahun) untuk tenaga security, driver
dan cleaning service dengan informasi atas terjadinya fraud nihil. Sepanjang Januari
sampai dengan Desember 2014, rasio turn over karyawan diatas angka 5% (10%).
Kenaikan rasio turn over berasal dari pemutusan karyawan kontrak/percobaan yang
ditempakan di unit bisnis dikarenakan target yang tidak terpenuhi.
Namun ke depan Bank perlu melakukan kaji ulang atas sistem penggajian guna
meningkatkan loyalitas dan kinerja pegawai. Nilai kerugian terkait dengan denda-denda
akibat kesalahan pelaporan kepada Bank Indonesia/OJK dinilai rendah yakni hanya
sebesar Rp.676.432. Namun rasio biaya pelatihan terhadap jumlah biaya tenaga kerja
masih berada di bawah 5% (2,07%).
Sementara itu, dari sisi Kualitas Penerapan Manajemen Risiko dinilai “Fair” antara lain
dikarenakan, Pengawasan aktif Direksi dan Dewan Komisaris dinilai memadai, Bank
memiliki kebijakan dan strategi pengendalian risiko operasional dengan cakupan cukup
memadai yang diantaranya mencakup kebijakan pengelolaan risiko operasional jasa
pelayanan transaksi perbankan, kebijakan pengelolaan risiko teknologi informasi,
kebijakan rencana penanggulangan kelangsungan usaha (Business Continuity
Management Plan), kebijakan pengelolaan produk dan aktivitas baru serta penerapan anti
pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme.
Divisi Audit Internal melakukan audit secara berkala terhadap seluruh aktivitas fungsional
yang memiliki ekposur risiko operasional dan monitoring hasil temuan audit hampir
sepenuhnya ditindaklanjuti. Sepanjang tahun 2014, Bank telah membebankan ATMR
untuk Risiko Operasional dengan menggunakan Pendekatan Indikator Dasar (Basic
Indicator Approach) sebesar Rp253.916 juta dalam perhitungan rasio kewajiban
penyediaan modal minimum (CAR).
Pengungkapan kuantitatif risiko operasional Bank secara individu dimuat dalam Tabel
8.1.a.
Risiko Likuiditas adalah potensi kerugian yang dapat terjadi akibat ketidakmampuan Bank
untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau
dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan
kondisi keuangan Bank.
Pengelolaan likuiditas di Bank Yudha Bhakti selain meliputi pemeliharaan likuiditas pada
tingkat harian oleh Divisi Treasury & Business Development, juga mencakup pengelolaan
likuiditas pada suatu rentang waktu tertentu melalui Asset and Liability Committee
(ALCO).
Divisi Manajemen Risiko secara berkala juga melakukan pengukuran, penilaian dan
pemantauan terhadap risiko likuiditas melalui analisis komposisi aset, liabilitas dan
transaksi rekening administratif, konsentrasi dari aset dan liabilitas, kerentanan pada
kebutuhan pendanaan serta kemampuan akses Bank pada sumber-sumber pendanaan.
Pemantauan terhadap risiko likuiditas juga dilakukan dengan melakukan pengukuran dan
penilaian terhadap kualitas penerapan manajemen risiko likuditas yang ada.
Pengungkapan profil maturitas rupiah Bank secara individu dimuat pada Tabel 9.1.a
Berdasarkan hasil penilaian (self assessment) Bank per 31 Desember 2014, Risiko
Likuiditas secara komposit dinilai ”Low to Moderate” dikarenakan peringkat risiko inheren
dinilai "Low to Moderate" dan kualitas penerapan manajemen risiko likuiditas dinilai
"Fair".
Peringkat risiko inheren dinilai "Low to Moderate" dikarenakan antara lain dikarenakan
48,44% Dana Pihak Ketiga didominasi oleh deposan loyal yang secara historis memiliki
hubungan emosional dengan para pemegang saham Bank sehingga dana-dana tersebut
dalam historisnya selalu dilakukan perpanjangan (ever green). Akses Bank untuk
memperoleh sumber pendanaan dari luar perusahaan dinilai cukup baik tercermin dari
hasil test peminjaman dana antar bank yang dilakukan secara berkala di pasar, Bank tidak
mengalami kesulitan untuk mendapatkan dana pinjaman antar bank.
Sementara itu, dari sisi Kualitas Penerapan Manajemen Risiko dinilai “Fair” antara lain
dikarenakan Bank memiliki kebijakan dan strategi pengendalian risiko likuiditas dengan
cakupan yang cukup memadai. Kebijakan dan strategi tersebut diimplementasikan secara
konsisten dan diavaluasi secara berkala. Bank juga telah memiliki indikator peringatan dini
permasalahan likuiditas, perangkat pengukuran serta pengendalian risiko likuiditas.
Direksi dan Dewan Komisaris dinilai cukup aktif dalam memantau perkembangan risiko
likuiditas melalui beberapa perangkat yang ada.
5) Risiko Hukum
Risiko hukum merupakan potensi kerugian yang disebabkan akibat tuntutan hukum
dan/atau kelemahan aspek yuridis. Pengelolaan terhadap risiko hukum dilakukan oleh
Bank dengan memastikan seluruh aktivitas dan hubungan kegiatan usaha Bank dengan
semua pihak telah sesuai dan didasarkan pada aturan dan persyaratan yang dapat
melindungi kepentingan Bank dari segi hukum.
Bank telah menetapkan Divisi Special Asset Management, Departemen Credit Support-
Divisi Kredit Komersial, Biro Direksi dan Divisi Kepatuhan untuk melaksanakan
pengelolaan risiko hukum terhadap aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan
usaha Bank.
Berdasarkan hasil penilaian (self assessment) Bank per 31 Desember 2014, Risiko Hukum
secara komposit dinilai ”Moderate” dikarenakan peringkat risiko inheren dinilai
"Moderate" dan kualitas penerapan manajemen risiko hukum dinilai "Fair".
Peringkat risiko inheren dinilai "Moderate" dikarenakan antara lain terdapat adanya faktor
litigasi sehubungan dengan gugatan hukum yang diajukan oleh Bank, nasabah maupun
pihak luar dapat menimbulkan beban yang relatif sedang bagi Bank.
Sementara itu, dari sisi Kualitas Penerapan Manajemen Risiko dinilai “Fair” antara lain
dikarenakan, Bank memiliki Divisi yang bertugas dalam penanganan pengendalian risiko
hukum, Direksi dan Dewan Komisaris dinilai sangat aktif dalam memantau perkembangan
risiko hukum yang terjadi atas Bank.
6) Risiko Stratejik
Pengelolaan risiko stratejik dilaksanakan secara langsung oleh Direksi dengan dibantu oleh
para Pejabat Eksekutif Bank Yudha Bhakti. Kebijakan pengelolaan risiko stratejik tertuang
dalam Rencana Bisnis Bank dan disampaikan setiap tahunnya kepada Otoritas Jasa
Keuangan dan Bank Indonesia untuk mendapatkan persetujuan.
Berdasarkan hasil penilaian (self assessment) Bank per 31 Desember 2014, Risiko Stratejik
Bank Yudha Bhakti secara komposit dinilai ”Low to Moderate” dikarenakan peringkat
risiko inheren dinilai "Low to Moderate" dan kualitas penerapan manajemen risiko
stratejik dinilai "Satisfactory".
Peringkat risiko inheren dinilai "Low to Moderate" dikarenakan antara lain kesesuaian
antara penetapan strategi dengan kondisi lingkungan bisnis serta Pasar dimana Bank
melaksanakan kegiatan usaha dinilai rendah menuju sedang. Pencapaian rencana bisnis
dinilai low to moderate dikarenakan secara keseluruhan realisasi pencapaian volume
bisnis bank berada di atas target yang ditetapkan antara lain realisasi total aset tercapai
sebesar 107,98%, kredit sebesar 108,82% dan dana pihak ketiga sebesar 117,21%.
Namun realisasi rentabilitas masih berada di bawah target sebagaimana yang tercermin
dalam realisasi pencapaian perolehan Laba, ROA, ROE, dan NIM masing-masing sebesar
65,01%, 70,00%, 83,40%, dan 93,33%.
Sepanjang tahun 2014 terdapat peristiwa penting terkait dengan visi dan misi Bank untuk
menjadi Bank ritel yakni dengan disetujuinya permohonan izin operasional sebagai Bank
penerbit kartu ATM dari Bank Indonesia dan pernyataan izin efektif dari Otoritas Jasa
Keuangan untuk pendaftaran penawaran umum perdana saham Bank kepada publik.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014
142
Sementara itu, dari sisi Kualitas Penerapan Manajemen Risiko dinilai “Fair” antara lain
dikarenakan, Direksi dan Dewan Komisaris dinilai sangat aktif dalam memantau
perkembangan risiko stratejik yang terjadi atas Bank antara lain melalui evaluasi terhadap
pencapaian realisasi Rencana Bisnis Bank.
7) Risiko Kepatuhan
Risiko Kepatuhan merupakan potensi kerugian yang timbul akibat Bank tidak mematuhi
dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang
berlaku.
Pengelolaan risiko kepatuhan dilakukan oleh Divisi Kepatuhan dengan memastikan agar
kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank
telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen
yang dibuat oleh Bank kepada Bank Indonesia dan/atau otoritas pengawas lain yang
berwenang serta mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan pada semua tingkatan
organisasi dan kegiatan usaha Bank.
Divisi Manajemen Risiko secara berkala juga melakukan pengukuran, penilaian dan
pemantauan terhadap risiko kepatuhan melalui penilaian terhadap jenis, signifikansi dan
frekwensi pelanggaran yang dilakukan oleh Bank terhadap ketentuan Bank Indonesia dan
peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku.
Berdasarkan hasil penilaian (self assessment) Bank per 31 Desember 2014, Risiko
Kepatuhan secara komposit dinilai ”Low to Moderate” dikarenakan peringkat risiko
inheren dinilai "Low to Moderate" dan kualitas penerapan manajemen risiko kepatuhan
dinilai "Satisfactory".
Peringkat risiko inheren dinilai "Low to Moderate" dikarenakan antara lain, beberapa jenis
pelanggaran yang telah dilakukan oleh Bank tergolong relatif rendah.
Sementara itu, dari sisi Kualitas Penerapan Manajemen Risiko dinilai “Satisfactory” antara
lain dikarenakan, Bank memiliki organisasi kepatuhan serta pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab direktur kepatuhan yang mencerminkan adanya independensi. Divisi
Kepatuhan melakukan review secara berkala atas kebijakan dan prosedur pengendalian
risiko kepatuhan untuk memastikan kesesuaiannya dalam tingkatan terkini dengan
ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Direksi dan Dewan
Komisaris dinilai sangat aktif dalam melakukan pemantauan terhadap setiap pelanggaran
kepatuhan yang dilakukan oleh Bank serta upaya peningkatan kualitas penerapan
pelaksanaan "Good Corporate Governance".
8) Risiko Reputasi
Risiko Reputasi adalah merupakan potensi kerugian yang timbul akibat menurunnya
tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank.
Pengelolaan risiko reputasi dilakukan melalui unit pelayanan nasabah yang ada di seluruh
kantor operasional Bank Yudha Bhakti. Risiko Reputasi Bank dikelola dengan
memperhatikan keluhan nasabah serta dengan cepat merespon setiap berita yang dapat
menimbulkan dampak negatif bagi Bank. Pemberian pelayanan terbaik kepada nasabah,
pembentukan unit pengaduan nasabah merupakan upaya yang terus dilakukan Bank
untuk meningkatkan citra di masyarakat.
Berdasarkan hasil penilaian (self assessment) Bank per 31 Desember 2014, Risiko Reputasi
secara komposit dinilai ”Low” dikarenakan peringkat risiko inheren dinilai "Low" dan
kualitas penerapan manajemen risiko hukum dinilai "Fair". Peringkat risiko inheren dinilai
"Low" dikarenakan antara lain tidak adanya pemberitaan negatif baik yang terkait dengan
Bank maupun para pemegang saham beserta kelompok usahanya.
c. Penerapan manajemen risiko pada Bank juga mencakup pengelolaan risiko produk dan
aktivitas baru.
Pemahaman terhadap risiko yang terdapat dalam produk atau aktivitas bank memiliki peran
yang penting untuk meminimalkan kejadian-kejadian yang dapat merugikan. Pengelolaan
risiko pada produk atau aktivitas baru merupakan bagian penting dari salah satu tahap dalam
pengembangan produk atau aktivitas baru. Produk atau aktivitas Bank merupakan suatu
produk baru atau aktivitas baru apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
Sebelum meluncurkan suatu produk atau aktivitas baru, bank perlu meneliti dan
mempertimbangkan potensi eksposur risiko yang dapat ditimbulkan, serta memastikan
ketersediaan prosedur pemantauan dan pengendalian risiko pada produk atau aktivitas baru
tersebut.
Divisi Manajemen Risiko Bank memastikan bahwa pengelolaan risiko pada produk atau
aktivitas baru telah direncanakan secara memadai.
Pelaksanaan pengelolaan risiko pada produk atau aktivitas baru di Bank Yudha Bhakti
mencakup tahap-tahap kegiatan sebagai berikut :
a) Tahap penetapan produk atau aktivitas dikategorikan sebagai produk atau aktivitas baru
diusulkan oleh pemrakarsa produk (divisi terkait) dan disampaikan kepada Divisi
Manajemen Risiko untuk dimintakan opini terkait status mengenai produk tersebut
apakah termasuk dalam kriteria produk atau aktivitas baru.
b) Tahap Risk Assessment dan penyampaian permintaan penilaian kecukupan pengelolaan
risiko kepada divisi/unit kerja terkait dan Divisi Manajemen Risiko.
c) Tahap Penilaian kecukupan pengelolaan risiko oleh Divisi Manajemen Risiko.
d) Tahap permohonan persetujuan rencana penerbitan produk atau pelaksanaan aktivitas
baru ke Otoritas Jasa Keuangan.
e) Tahap persetujuan oleh Otoritas Jasa Keuangan.
f) Tahap pelaporan realisasi penerbitan produk atau pelaksanaan aktivitas baru ke Otoritas
Jasa Keuangan.
Bank juga telah membentuk Komite Manajemen Risiko dan Divisi Manajemen Risiko yang independen
terhadap Satuan Kerja Operasional maupun Divisi Audit Intern (“DAI”) dengan harapan pengelolaan
risiko secara keseluruhan dapat dilakukan secara terpadu, terarah, terkoordinir dan berkesinambungan.
Selanjutnya untuk memantau efektifitas dari pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Divisi
Manajemen Risiko, Bank membentuk Komite Pemantau Risiko yang bertanggung jawab secara langsung
kepada Dewan Komisaris. Sepanjang tahun 2014, Komite Manajemen Risiko telah melaksanakan rapat
sebanyak 4 kali dan Komite Pemantau Risiko telah melaksanakan rapat sebanyak 15 kali.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014
144
Tabel 2.1.a Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank Secara Individual
(dalam Jutaan Rupiah)
31 DESEMBER 2014 31 DESEMBER 2013
Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah
No Kategori Portofolio JABAR, JABAR,
JATENG, SUMATERA, JATENG, SUMATERA,
JAKARTA dst. Total JAKARTA dst. Total
JATIM, DIY, Lainnya JATIM, DIY, Lainnya
BANTEN BANTEN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
1 Tagihan Kepada Pemerintah 386,447 - - - 386,447 454,483 - - - 454,483
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 8,353 26,371 13,541 - 48,265 12,056 25,386 17,663 - 55,105
6 Kredit Beragun Properti Komersial 29,998 2,003 950 - 32,951 28,985 2,003 1,107 - 32,095
7 Kredit Pegawai/Pensiunan 239,921 655,156 191,715 - 1,086,792 157,564 262,259 89,003 - 508,826
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan
8 629,646 79,794 23,200 - 732,640
Portofolio Ritel 552,441 127,058 14,304 - 693,803
9 Tagihan Kepada Korporasi 44,192 70,099 13,038 - 127,329 57,793 98,681 8,519 - 164,993
11 Aset Lainnya 105,536 9,270 5,406 - 120,212 116,683 7,039 4,426 - 128,148
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
31 DESEMBER 2014
1 Pertanian, Perburuan Dan Kehutaan - - - - - - 320 295 - - - -
2 Perikanan - - - - - - - 89 - - - -
3 Pertambangan Dan Penggalian - - - - - - - - 31,111 - - -
4 Industri Pengolahan - - - - 231 - - 7,193 - - - -
5 Listrik, Gas Dan Air - - - - - - - - - - - -
6 Konstruksi - - - - 788 32,690 146 13,011 - - - -
7 Perdagangan Besar Dan Eceran - - - - 2,495 301 - 18,015 79,912 - - -
8 Penyediaan Akomodasi Dan Penyediaan
- - - - 72 - 158 5,979 - - - -
Makan Minum
9 Transportasi, Pergudangan Dan Komunikasi - - - - 943 172 142 315,516 - - - -
10 Perantara Keuangan - - - 9,078 - - - 2,776 4,711 - - -
11 Real Estate, Usaha Persewaan Dan Jasa
- - - - 2,759 - 113 52,652 11,068 - - -
Perusahaan
12 Administrasi Pemerintah, Pertanahan Dan
- - - - - - - - - - - -
Jaminan Sosial Wajib
13 Jasa Pendidikan - - - - 64 - - - - - - -
14 Jasa Kesehatan Dan Kegiatan Sosial - - - - 655 174 29 2,947 - - - -
15 Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan
- - - - - - - - - - - -
Dan Perorangan Lainnya
16 Jasa Perorangan Yang Melayani Rumah
- - - - - - - 442 - - - -
Tangga
17 Badan Internasional Dan Badan Ekstra
- - - - - - - - - - - -
Internasional Lainnya
18 Kegiatan Yang Belum Jelas Batasannya - - - - - - - - - - - -
19 Bukan Lapangan Usaha - - - - - - - - - - - -
20 Lainnya - - - - 46,688 310 1,080,457 281,784 - - - -
2 Tagihan Yang Mengalami Penurunan Nilai (Impaired) 30,224 42,519 17,913 - 90,656 39,130 47,960 28,054 - 115,144
A. Belum Jatuh Tempo 30,224 42,519 17,913 - 90,656 39,130 47,960 28,054 - 115,144
4 Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) - Kolektif 12,100 13,467 3,452 - 29,019 22,433 2,654 3,320 - 28,407
Tabel 2.6.A Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - Bank Secara Individual
(dalam jutaan rupiah)
31 DESEMBER 2014 31 DESEMBER 2013
No. Keterangan
CKPN Individual CKPN Kolektif CKPN Individual CKPN Kolektif
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Saldo Awal CKPN - 28,407 - 14,309
2 Pembentukan (Pemulihan) CKPN Pada Periode Berjalan (Net) - 6,221 - 23,211
A. Pembentukan Ckpn Pada Periode Berjalan - 3,983 - 22,719
B. Pemulihan Ckpn Pada Periode Berjalan - 2,238 - 492
CKPN Yang Digunakan Untuk Melakukan Hapus Buku Atas Tagihan Pada
3 - (5,609) - (9,113)
Periode Berjalan
4 Pembentukan ( Pemulihan) Lainnya Pada Periode Berjalan - - - -
Saldo Akhir CKPN - 29,019 28,407
31 DESEMBER 2013
Tagihan Bersih
Lembaga
Peringkat Jangka Panjang Peringkat Jangka Pendek
Pemeringkat
Standard BBB+ s.d BB+ s.d < dari
AAA AA+ s.d AA- A+ s.d A- B+ s.d B- < dari B- A-1 A-2 A-3
and Pool's BBB- BB- A-3
BBB+ s.d BB+ s.d F1+ s.d < dari
Fitch Rating AAA AA+ s.d AA- A+ s.d A- B+ s.d B- < dari B- F2 F3
BBB- BB- F1 F3
Baa1 s.d Ba1 s.d < dari
Moody's Aaa Aa1 s.d Aa3 A1 s.d A3 B1 s.d B3 < dari B3 P-1 P-2 P-3
Baa3 Ba3 P-3
Kategori Portofolio PT. Fitch A+(idn) BBB+(idn) BB+(idn) F1+(idn) Tanpa
AAA AA+(idn) s.d B+(idn) < dari B- < dari Total
Ratings s.d A- s.d BBB- s.d BB- s.d F2(idn) F3(idn) Peringkat
(idn) AA-(idn) s.d B-(idn) (idn) F3(idn)
Indonesia (idn) (idn) (idn) F1(idn)
[Idr]A+ [Idr]BBB+ [Idr]A1+ [Idr]A2+ [Idr]A3+
PT ICRA [Idr]AA+ s.d [Idr]BB+ [Idr]B+ s.d < dari < dari
[Idr]AAA s.d s.d s.d s.d s.d
Indonesia [Idr]AA- s.d [Idr]BB- [Idr]B- [Idr]B- [Idr]A3
[Idr]A- [Idr]BBB- [Idr]A1 [Idr]A2 [Idr]A3
PT
idBBB+
Pemeringkat idAA+ s.d id idA+ s.d id BB+ s.d id B+ s.d < dari id idA3 s.d < dari
idAAA s.d idA1 idA2
Efek AA- idA- id BB- id B- B- idA4 idA4
idBBB-
Indonesia
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
1 Tagihan Kepada
454,483
Pemerintah - - - - - - - - - - - - 454,483
2 Tagihan Kepada Entitas
-
Sektor Publik - - - - - - - - - - - - -
3 Tagihan Kepada Bank
Pembangunan
-
Multilateral dan Lembaga - - - - - - - - - - - - -
Internasional
4
Tagihan Kepada Bank 128,998
- - - - - - - - - - - - 128,998
5 Kredit Beragun Rumah
55,105
Tinggal - - - - - - - - - - - - 55,105
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (3) (4) (5) (6)
Total - - - - - - - -
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
A Eksposur Neraca
1 Tagihan Kepada Pemerintah - - - - - - - - - 454,483 - -
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - - - - - - - - -
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga
- - - - - - - - - - - -
Internasional
Tabel 4.2.a. Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual
(dalam jutaan rupiah)
31 DESEMBER 2014
A Eksposur Neraca
1 Tagihan Kepada Pemerintah 386,447 - - - - 386,447
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - - -
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - - - -
4 Tagihan Kepada Bank 37,341 37,341 - - - -
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 48,265 6,394 - - - 41,871
6 Kredit Beragun Properti Komersial 32,951 - - - - 32,951
7 Kredit Pegawai/Pensiunan 1,086,792 81,809 - - - 1,004,983
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 693,803 89,912 - - - 603,891
9 Tagihan Kepada Korporasi 127,329 71,912 - - - 55,417
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo - - - - - -
11 Aset Lainnya 120,212 - - - - 120,212
12 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - - - - -
A Eksposur Neraca
1 Tagihan Kepada Pemerintah 454,483 - - - - 454,483
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - - -
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - - - -
4 Tagihan Kepada Bank 128,998 128,971 - - - 27
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 55,105 3,527 - - - 51,578
6 Kredit Beragun Properti Komersial 32,095 - - - - 32,095
7 Kredit Pegawai/Pensiunan 508,826 34,134 - - - 474,692
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 732,640 47,918 - - - 684,722
9 Tagihan Kepada Korporasi 164,993 105,424 - - - 59,569
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo - - - - - -
11 Aset Lainnya 128,148 - - - - 128,148
12 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - - - - -
Tabel 6.1.4 Pengungkapan Eksposur Yang Menimbulkan Risiko Kredit Akibat Kegagalan Setelmen (Settlement Risk)
(dalam jutaan rupiah)
31 DESEMBER 2014 31 DESEMBER 2013
No Jenis Transaksi Faktor Pengurang Faktor Pengurang
Nilai Eksposur ATMR setelah MRK Nilai Eksposur ATMR setelah MRK
Modal Modal
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Delivery Versus Payment - - - (3) (4) (5)
a. Beban Modal 8% (5-15 Hari) - - - - - -
b. Beban Modal 50% (16-30 Hari) - - - - - -
c. Beban Modal 75% (31-45 Hari) - - - - - -
d. Beban Modal 100% (Lebih Dari 45 Hari) - - - - - -
2 Non-Delivery Versus Payment - - - - - -
Total - - - - -
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Risiko Suku Bunga - - - - - - - -
a. Risiko Spesifik 2,415 30,192 - - 2,415 30,192 - -
b. Risiko Umum 3,082 38,523 - - 3,081 38,513 - -
2 Risiko Nilai Tukar - - - - - - - -
3 Risiko Ekuitas *) - - - - - - - -
4 Risiko Komoditas *) - - - - - - - -
5 Risiko Option - - - - - - - -
Total 5,497 68,715 - - 5,496 68,704 - -
*)
untuk Bank yang memiliki perusahaan Anak yang memiliki eksposur dimaksud
Tabel 7.2.A. Pengungkapan Risiko Pasar Dengan Menggunakan Model Internal (VALUE AT Risk/Var) - Bank Secara Individual
(dalam jutaan rupiah)
31 DESEMBER 2014 31 DESEMBER 2013
No Jenis Resiko VaR Akhir VaR
VaR rata-rata VaR Maksimum VaR Minimum VaR rata-rata VaR Minimum VaR Akhir Periode
Periode Maksimum
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Risiko Suku Bunga - - - - - - - -
2 Risiko Nilai Tukar - - - - - - - -
3 Risiko Option - - - - - - - -
Total - - - - - - - -
Tanggungjawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (selanjutnya disingkat CSR) bagi
Bank Yudha Bhakti adalah suatu konsep bahwa Bank memiliki berbagai bentuk tanggungjawab terhadap
seluruh pemangku kepentingan, yang diantaranya adalah konsumen/nasabah, karyawan, pemegang
saham, dan lingkungan dalam segala aspek operasional Bank yang mencakup aspek ekonomi, sosial dan
lingkungan.
Bank Yudha Bhakti memiliki komitmen untuk senantiasa meningkatkan pelaksanaan tata kelola
perusahaan yang baik (Good Corporate Governance), antara lain melalui penyelenggaraan CSR sebagai
bentuk kepedulian perusahaan dalam bidang sosial dan lingkungan untuk berperan serta dalam
pembangunan nasional.
Dalam menjalankan usahanya Bank Yudha Bhakti tidak selalu mengedepankan kepentingan bisnis
semata. Bank Yudha Bhakti sangat sadar bahwa terdapat tanggung jawab lain yang harus dilaksanakan
sebagai sebuah entitas bisnis yang juga merupakan bagian dari masyarakat. Tanggung jawab tersebut
adalah meningkatkan kualitas masyarakat dan lingkungan. Untuk itu, setiap tahun Bank Yudha Bhakti
selalu menyelenggarakan berbagai program CSR secara rutin sebagai bentuk kepedulian terhadap
kualitas kehidupan masyarakat.
Program CSR Bank Yudha Bhakti dimaksudkan untuk dapat mendukung terjalinnya hubungan yang serasi
dan seimbang antara perusahaan dengan masyarakat, sesuai dengan nilai, norma dan budaya
masyarakat. Sebagai perusahaan yang berinteraksi dengan masyarakat, perusahaan memberi nilai lebih
kepada masyarakat selaku stakeholder. Untuk itu, perusahaan memasukkan program CSR sebagai
bagian dari proses bisnis perusahaan.
Realisasi program CSR sampai dengan akhir Desember 2014 dikhususkan pada kegiatan yang berkaitan
dengan bidang sosial. Bank Yudha Bhakti telah melaksanakan beberapa kegiatan diantaranya adalah
pemberian bantuan bagi korban bencana banjir di DKI Jakarta (Kampung Melayu) dimana dana yang
berhasil disalurkan kepada para korban sebesar Rp. 9,9 juta.
Bank Yudha Bhakti aktif melakukan Bakti Sosial ke 10 (sepuluh) Panti Asuhan Yatim Piatu / Panti Jompo
sejabodetabek dengan total dana yang berhasil disumbangkan sebesar Rp. 28, 2 juta serta pelaksanaan
program bedah rumah bagi 6 (enam) pensiunan ASABRI yang terpilih dengan jumlah masing-masing
sebesar Rp. 15 juta.
Dalam rangka merayakan Hari Raya Idul Fitri 1435 H, Bank Yudha Bhakti memberikan bingkisan lebaran
berupa sembako kepada 8500 Debitur Kredit Khusus Pensiun dengan total biaya yang dikeluarkan
sebesar kurang lebih Rp. 397 juta. Selain itu Bank Yudha Bhakti juga mengambil peranan dalam
peningkatan literasi keuangan masyarakat melalui edukasi kepada para anggota TNI/POLRI.
Apa yang dilakukan oleh Bank Yudha Bhakti merupakan wujud dan komitmen perusahaan pada prinsip-
prinsip berkelanjutan, sekaligus bagaimana Bank Yudha Bhakti dapat menjadi pemberi solusi di suatu
lingkungan masyarakat, selain Bank Yudha Bhakti juga ingin memberikan kontribusi terhadap
peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan pensiunan khususnya serta
peningkatan pemahaman masyarakat terhadap literasi keuangan
31 Desember 2014
Catatan 31 Desember 2013
(disajikan kembali)
ASET
Kas 2f, 3 22.122.104.275 16.950.983.925
Giro pada Bank Indonesia 4 183.478.627.541 138.933.406.135
Giro pada Bank Lain 5 260.436.740 826.655.029
Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain 6 230.967.586.743 422.549.607.764
Efek-Efek 7 158.806.057.908 99.219.793.069
Kredit yang Diberikan 2j, 8
Setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-
masing sebesar Rp29.018.961.981 dan Rp28.406.850.455 per 31
Desember 2014 dan 31 Desember 2013
Pihak yang berelasi 81.756.000.000 106.588.000.000
Pihak ketiga 1.895.529.101.032 1.382.512.470.784
Penyertaan Saham 2k, 9 - 10.000.000
Aset Tetap 2m, 10
Setelah dikurangi akumulasi penyusutan masing-masing sebesar
Rp29.789.717.928 dan Rp27.978.988.177 per 31 Desember 2014
dan 2013 16.898.306.247 14.664.849.909
Aset Pajak Tangguhan 2t, 16 4.790.426.434 4.481.327.565
Aset Lain-Lain 11 97.337.057.693 104.978.202.368
EKUITAS
Modal Saham 19 221.516.000.000 206.516.000.000
Modal Dasar terdiri dari 600.000 lembar saham, modal ditempatkan
dan disetor penuh per 31 Desember 2014 dan 2013 berturut-turut
sebanyak 221.516 dan 206.516 lembar saham dengan nilai nominal
Rp1.000.000 per lembar saham
Saldo Laba
Telah ditentukan penggunaannya 20.131.057.833 20.131.057.833
Belum ditentukan penggunaannya 42.364.577.633 30.339.535.184
Komponen Ekuitas Lainnya 2s, 7 (11.613.021.921) (12.243.860.526)
JUMLAH EKUITAS 272.398.613.545 244.742.732.491
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 2.691.945.704.613 2.291.715.296.549
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
178
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk.
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
Untuk Tahun-Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2014
Catatan 31 Desember 2013
(disajikan kembali)
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
Pendapatan Bunga 2u, 22 297.725.132.449 264.226.535.987
Beban Bunga 2u, 23 (172.801.815.732) (139.773.899.504)
Pendapatan Bunga Bersih 124.923.316.717 124.452.636.482
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
179
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk.
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Untuk Tahun-Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
Saldo Laba
ditentukan Keuntungan (kerugian)
penggunaannya belum ditentukan yang belum
Catatan Modal Saham Jumlah Ekuitas
penggunaannya (*) direalisasikan atas efek
Cadangan Umum efek yang tersedia dijual
Saldo per 31 Desember 2012 184.717.000.000 20.131.057.833 31.884.072.000 1.088.907.842 237.821.037.675
Setoran Modal Tahun 2013 19 21.799.000.000 - - - 21.799.000.000
Pembagian Laba tahun 2012 :
Koreksi Laba Ditahan 19 -
Dividen 19 - - (10.509.333.186) - (10.509.333.186)
Total Laba komprehensif tahun 2013 - - 8.964.796.370 (13.332.768.368) (4.367.971.998)
Saldo per 31 Desember 2013 206.516.000.000 20.131.057.833 30.339.535.184 (12.243.860.526) 244.742.732.491
Setoran Modal Tahun 2014 19 15.000.000.000 - - - 15.000.000.000
Pembagian Laba tahun 2013 :
Total Laba komprehensif tahun 2014 - - 12.025.042.449 630.838.605 12.655.881.055
Saldo per 31 Desember 2014 221.516.000.000 20.131.057.833 42.364.577.633 (11.613.021.921) 272.398.613.545
(*) disajikan kembali
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
180
PT BANK YUDHA BHAKTI,Tbk.
LAPORAN ARUS KAS
Untuk Tahun-Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2014
Catatan 31 Desember 2013
(disajikan kembali)
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
181
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
8080
D 3HQGLULDQGDQ,QIRUPDVL8PXP%DQN
37 %DQN <XGKD %KDNWL 7EN VHODQMXWQ\D GLVHEXW ³%DQN´ EHUNHGXGXNDQ GL -DNDUWD GLGLULNDQ
EHUGDVDUNDQ $NWD 1RPRU WDQJJDO 6HSWHPEHU NHPXGLDQ GLXEDK GHQJDQ $NWD
1RPRUWDQJJDO1RSHPEHUNHGXDQ\DGLEXDWGLKDGDSDQ$PUXO3DUWRPXDQ6DUMDQD
+XNXP 0DVWHU RI /DZV 1RWDULV GL -DNDUWD $NWD 3HQGLULDQ WHUVHEXW WHODK PHQGDSDW
3HQJHVDKDQGDUL0HQWHUL.HKDNLPDQ5HSXEOLN,QGRQHVLDPHODXL6XUDW.HSXWXVDQQ\D1RPRU
&+77+¶WDQJJDO1RSHPEHUGDQWHODKGLXPXPNDQGDODP/HPEDUDQ
%HULWD 1HJDUD 5HSXEOLN ,QGRQHVLD 1RPRU WDQJJDO 'HVHPEHU 7DPEDKDQ 1RPRU
$NWD 3HQGLULDQ WHUVHEXW WHODK PHQJDODPL EHEHUDSD NDOL SHUXEDKDQ GDQ SHQDPEDKDQ \DQJ
NHPXGLDQ GLXEDK VHOXUXKQ\D VHUWD GLVHVXDLNDQ GHQJDQ 8QGDQJ8QGDQJ 1RPRU 7DKXQ
WHQWDQJ 3HUVHURDQ 7HUEDWDV EHUGDVDUNDQ $NWD 1RPRU WDQJJDO 1RSHPEHU
\DQJ GLEXDW GLKDGDSDQ 3XGML 5HMHNL ,UDZDWL 6DUMDQD +XNXP 1RWDULV GL -DNDUWD \DQJ WHODK
PHQGDSDW 3HUVHWXMXDQ GDUL 0HQWHUL +XNXP GDQ +DN $VDVL 0DQXVLD 5HSXEOLN ,QGRQHVLD
PHODOXL 6XUDW .HSXWXVDQQ\D 1RPRU $+8$+7DKXQ WDQJJDO 0DUHW
VHUWD WHODK GLXPXPNDQ GDODP /HPEDUDQ %HULWD 1HJDUD 5HSXEOLN ,QGRQHVLD 1RPRU
WDQJJDO$JXVWXV7DPEDKDQ1RPRU
$NWD PDQD XQWXN VHODQMXWQ\D NHPEDOL PHQJDODPL SHUXEDKDQ GDQ SHQDPEDKDQ WHUDNKLU
EHUGDVDUNDQ $NWD 1RPRU WDQJJDO 'HVHPEHU \DQJ GLEXDW GLKDGDSDQ $JXQJ
,ULDQWRUR 6DUMDQD+XNXP0DJLVWHU+XNXP1RWDULVGL-DNDUWDWHQWDQJ6XVXQDQ'LUHNVLGDQ
'HZDQ .RPLVDULV 3HUVHURDQ $NWD WHUVHEXW WHODK GLODSRUNDQ GDQ GLEHULWDKXNDQ NHSDGD
0HQWHUL +XNXP GDQ +DN $VDVL 0DQXVLD GDQ GLWHULPD EHUGDVDUNDQ 6XUDW 3HQHULPDDQ
3HPEHULWDKXDQ 3HUXEDKDQ $QJJDUDQ 'DVDU 37 %DQN <XGKD %KDNWL 7EN 1RPRU $+8
$+WDQJJDO-DQXDUL
%HUGDVDUNDQSDVDO$QJJDUDQ'DVDU%DQNUXDQJOLQJNXSNHJLDWDQ%DQNDGDODKPHODNXNDQ
XVDKDGLELGDQJMDVDSHUEDQNDQVHVXDLGHQJDQNHWHQWXDQGDQSHUDWXUDQSHUXQGDQJXQGDQJDQ
\DQJEHUODNX
,]LQXVDKDVHEDJDL%DQN8PXPGLEHULNDQROHK0HQWHUL.HXDQJDQ5HSXEOLN,QGRQHVLDGHQJDQ
6XUDW .HSXWXVDQ 1RPRU .0. WDQJJDO 'HVHPEHU %DQN PXODL
EHURSHUDVLVHFDUDNRPHUVLDOSDGDWDQJJDO-DQXDUL
%DQN EHUNDQWRU SXVDW GL -DNDUWD GDQ PHPSXQ\DL HQDP NDQWRU FDEDQJ GXD SXOXK
NDQWRUFDEDQJSHPEDQWXGDQOLPDNDQWRUNDVGHQJDQULQFLDQVHEDJDLEHULNXW
.DQWRU3XVDW *HGXQJ3ULPDJUDKD3HUVDGD-O*HGXQJ.HVHQLDQ1R-DNDUWD3XVDW
'DWD&HQWHU .RPSOHN3HUPDWD3DQFRUDQ%ORN'1R-O5D\D3DVDU0LQJJX.P
-DNDUWD6HODWDQ
.DQWRU&DEDQJ.& .DQWRU&DEDQJ3HPEDQWX.&3 .DQWRU.DV
.&6XUDED\D .&3$VDEUL .&37DQMXQJ3ULRN ...HPKDQ
.&%DQGXQJ .&3'XWD0DV .&3.OHQGHU ..$OGLURQ
.&6HPDUDQJ .&3&HPSDND0DV .&3&LEXEXU ..831
.&0HGDQ .&3.ZLWDQJ .&36HUSRQJ%6' ..,QNRSRO
.&3DOHPEDQJ .&3&LGHQJ .&3%HNDVL ..6HWLDEXGL
.&3HNDQEDUX .&37DQMXQJ'XUHQ .&3.XQLQJDQ 0HGDQ
.&33DQFRUDQ .&3'HSRN
.&3.HODSD*DGLQJ .&36,(5
.&3&LSXWDW .&31JDJHO
.&3.HERQ-HUXN .&3&LPDKL
182
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
8080ODQMXWDQ
E .RPSRVLVL0DQDMHPHQ%DQN
6XVXQDQSHQJXUXV%DQNEHUGDVDUNDQ$NWD1RWDULV$JXQJ,ULDQWRUR6DUMDQD+XNXP0DJLVWHU
+XNXP 1RPRU WDQJJDO 'HVHPEHU GDQ EHUGDVDUNDQ $NWD 1RWDULV 3XGML 5HGMHNL
,UDZDWL 6DUMDQD +XNXP 1RPRU WDQJJDO 'HVHPEHU 1RWDULV GL -DNDUWD 3XVDW
DGDODKVHEDJDLEHULNXW
'LUHNVL
'LUHNWXU8WDPD 0LFKDHO+RHWDEDUDW
'LUHNWXU&RUSRUDWH%DQNLQJ 0LFKDHO+RHWDEDUDW
'LUHNWXU3HUVRQDO%DQNLQJ 'LDQ6DYLWU\
'LUHNWXU2SHUDVL +XOGD67LUWRKDUWRQR
'LUHNWXU6'0 .HSDWXKDQ ,LP:DUGLPDQ
'LUHNWXU8WDPD 0LFKDHO+RHWDEDUDW
'LUHNWXU.RPHUVLDO 'LDQ6DYLWU\
'LUHNWXU2SHUDVL 6\DKULO<RVHUL]DO
'LUHNWXU6'0 .HSDWXKDQ ,LP:DUGLPDQ
'HZDQ.RPLVDULV
.RPLVDULV8WDPD,QGHSHQGHQ 6XSULKDGL6,3 6XSULKDGL6,3
.RPLVDULV,QGHSHQGHQ ,3XWX6RHNUHWD ,3XWX6RHNUHWD
6RHUDQWD 6RHUDQWD
.RPLVDULV 7MDQGUD0LQGKDUWD 7MDQGUD0LQGKDUWD
*R]DOL *R]DOL
.RPLVDULV 5LDQ]L-XOLGDU6,3 5LDQ]L-XOLGDU6,3
6+06F 6+06F
.RPLWH$XGLW
.HWXD 6XSULKDGL6,3 6XSULKDGL6,3
6HNHUWDULV 'LGLG+DUL%DVXNL 'LGLG+DUL%DVXNL
$QJJRWD 55LYDL01RHU 55LYDL01RHU
$QJJRWD $GL3UL\RQR $GL3UL\RQR
/DSRUDQNHXDQJDQLQLGLRWRULVDVLROHK'LUHNVLSDGDWDQJJDO$SULO
F 5XDQJ/LQJNXSGDQ7DQJJXQJ-DZDE'LUHNVL
'LUHNWXU8WDPD
)XQJVL
'LUHNWXU 8WDPD DGD,DK HNVHNXWLI SHUXVDKDDQ \DQJ GLSLOLK GDQ GLDQJNDW ROHK 5836
VHEDJDL&KLHI([HFXWLYH2IILFHUGDUL%DQN2OHKNDUHQDQ\D'LUHNXU8WDPDEHUWDQJJXQJ
MDZDE NHSDGD 3HPHJDQJ 6DKDP GDQ EHUWLQGDN VHEDJDL GDQ DWDV QDPD SDUD
SHPHJDQJ VDKDP XQWXN PHQJDUDKNDQ NHJLDWDQ PDQDMHPHQ EDQN VHVXDL GHQJDQ
NHELMDNVDQDDQNHELMDNVDQDDQ\DQJWH,DKGLJDULVNDQGDQGLVHWXMXLROHK'HZDQ.RPLVDULV
183
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
8080ODQMXWDQ
'LUHNWXU&RUSRUDWH%DQNLQJ
)XQJVL
6HEDJDL DQJJRWD HNVHNXWLI SHUXVDKDDQ \DQJ GLSLOLK GDQ GLDQJNDW ROHK 5836 ROHK
NDUHQDQ\D 'LUHNWXU &RUSRUDWH %DQNLQJ EHUWDQJJXQJ MDZDE NHSDGD 3HPHJDQJ 6DKDP
GDQ EHUWLQGDN VHEDJDL GDQ DWDV QDPD SDUD SHPHJDQJ VDKDP QDPXQ GDODP
SHODNVDQDDQWXJDVVHKDUL±KDULEHUWDQJJXQJMDZDENHSDGD'LUHNWXU8WDPD
184
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
8080ODQMXWDQ
7XJDVWXJDVSRNRN'LUHNWXU&RUSRUDWH%DQNLQJ
0HUDQFDQJGDQPHQHWDSNDQNHELMDNVDQDDQ\DQJPHQ\DQJNXWELGDQJNUHGLWNRPHUVLDO
VHUWD PHODNXNDQ WLQGDN ODQMXW DWDV NRRUGLQDVL SHODNVDQDDQ GDUL NHELMDNVDQDDQ NUHGLW
\DQJWHODKGLODNVDQDNDQ
0HUDQFDQJGDQPHQHWDSNDQWHUFLSWDQ\DV\VWHPGDQSURVHGXUNUHGLWPRQLWRULQJNUHGLW
VHUWDDGPLQLVWUDWLINUHGLW\DQJHIHNWLI
0HODNVDQDNDQ SHUVHWXMXDQ SHPEHULDQ NUHGLW VHVXDL GHQJDQ RWRULWDV NUHGLW \DQJ
GLPLOLNL
0HQ\XVXQJDULV±JDULVNHELMDNVDQDDQSHUNUHGLWDQ\DQJMHODVEHUXSD
D 7DUJHW0DUNHW
E $FFRXQW0DQDJHPHQW
F 6ROLFLWDWLRQ$FFRXQW3ODQ
G 5LVN$VHW0RQLWRULQJ
H 0DUNHW(QYLURQPHQW$QDO\VLV
0HUDQFDQJ PHQHWDSNDQ VHUWD PHQHQWXNDQ VLVWHP PRQLWRULQJ NUHGLW GDQ
SHQ\HOHVDLDQNUHGLWVHVXDLGHQJDQNHWHQWXDQ\DQJEHUODNX
0HQ\XVXQ VWUDWHJL SHQ\HOHVDLDQ NUHGLW EHUPDVDODK WHUPDVXN SHUWLPEDQJDQ GDODP
QHJRVLDVLMXPODKSHQ\HOHVDLDQGHQJDQGHELWXUXVXODQSURVHV\XULGLVGDQSHQ\XVXQDQ
UHVWUXNWXULVDVLNUHGLWVHVXDLNHPDPSXDQQDVDEDK
0HPRQLWRUWLQJNDWNROHNWLELOLWDVNUHGLWGDQXVDKDSHQ\HOHVDLDQNUHGLWEHUPDVDODKSDGD
'LYLVL.RPHUVLDO.DQWRU&DEDQJGDQ.DQWRU&DSHP
0HPSHUWLPEDQJNDQ GDQ PHQJXVXONDQ SHQJKDSXVDQ EDLN VHEDJLDQ DWDX VHOXUXK
SRNRNSLQMDPDQVHVXDLGHQJDQLQWHQVLWDVXVDKDSHQDJLKDQ\DQJWHODKGLODNXNDQGDQ
WLQJNDWNHUXJLDQ
%HUWDQJJXQJ MDZDE DWDV NHVHLPEDQJDQ OLNXLGLWDV VHKXEXQJDQ GHQJDQ NHJLDWDQ
PRQH\PDUNHWDWDXDNWLYLWDVKXEXQJDQEDQNNRUHVSRQGHQ
0HPELQD KXEXQJDQ EDLN GHQJDQ NDODQJDQ PDV\DUDNDW SHUEDQNDQ WHUXWDPD 2WRULWDV
-DVD.HXDQJDQ%DQN,QGRQHVLDEDQNNRUHVSRQGHQGDQLQVWDQVLDWDXSHMDEDWWHUNDLW
0HQ\XVXQJDULV±JDULVNHELMDNVDQDDQGDODPPDVDODKSHQGDQDDQGDODPUDQJND
D 3HQGDQDDQ\DQJHIHNWLIGDQPXUDK
E .HVHLPEDQJDQOLNXLGLWDV
F 3URILWDELOLWDV
G 3ULFLQJSURGXNGDQMDVDEDQN
H *DSSLQJ
%HUWDQJJXQJMDZDEGDQPHQJNRRUGLQLUSHQJHORODDQVHUWDSHQJDWXUDQSHPEHULDQGDQ
SHUPRKRQDQFUHGLWOLQHPRQH\PDUNHWVHFDUDWLPEDOEDOLNGHQJDQEDQN
NRUHVSRQGHQ
%HUWDQJJXQJMDZDEDWDVSHQ\XVXQDQUHQFDQDNHUMDGDQDQJJDUDQGDUL'LYLVL8QLW
.HUMD\DQJGLEDZDKLGDQHYDOXDVLUHDOLVDVLDWDVDQJJDUDQUHQFDQDNHUMDWHUVHEXW
0HODNVDQDNDQWXJDV±WXJDVODLQQ\D\DQJGLEHULNDQROHK'LUHNWXU8WDPD\DQJGLDWXU
ROHKDQJJDUDQGDVDUVHSDQMDQJPDVLKGDODPUXDQJOLQJNXSWXJDVGDQIXQJVL'LUHNWXU
&RUSRUDWH%DQNLQJ
185
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
8080ODQMXWDQ
'LUHNWXU3HUVRQDO%DQNLQJ
)XQJVL
6HEDJDL DQJJRWD HNVHNXWLI SHUXVDKDDQ \DQJ GLSLOLK GDQ GLDQJNDW ROHK 5836 ROHK
NDUHQDQ\D'LUHNWXU3HUVRQDO%DQNLQJEHUWDQJJXQJMDZDENHSDGD3HPHJDQJ6DKDPGDQ
EHUWLQGDN VHEDJDL GDQ DWDV QDPD SDUD 3HPHJDQJ 6DKDP QDPXQ GDODP SHODNVDQDDQ
WXJDVVHKDULKDULEHUWDQJJXQJMDZDENHSDGD'LUHNWXU8WDPD
7XJDVWXJDVSRNRN'LUHNWXU3HUVRQDO%DQNLQJ
0HPEXDW GDQ PHQHWDSNDQ NHELMDNDQ WHUNDLW GHQJDQ SHODNVDQDDQ SHPEHULDQ NUHGLW
NRQVXPHU NHSDGD SHURUDQJDQ GDQ NUHGLW NHSDGD SDUD SHQVLXQDQ EDLN SHQVLXQDQ
31671,32/5,PDXSXQ3HUXVDKDDQ%801
0HPEXDW GDQ PHQHWDSNDQ VLVWHP GDQ SURVHGXU NUHGLW SHQVLXQ GDQ NHWHQWXDQ
NHWHQWXDQ ODLQQ\D WHUNDLW SHPEHULDQ NUHGLW NRQVXPHU NRQWURO SHQJDZDVDQ
SHODNVDQDDQNUHGLWSHQVLXQGDQNUHGLWNRQVXPHU
0HODNVDQDNDQSHUVHWXMXDQSHPEHULDQNUHGLWVHVXDLGHQJDQOHYHONHZHQDQJDQ\DQJ
GLPLOLNL
0HQ\XVXQJDULVJDULVEHVDUVWUDWHJLGDODPSHQJHPEDQJDQNUHGLWNRQVXPHUGDQNUHGLW
SHQVLXQVHSHUWL
D 3HUOXDVDQNHUMDVDPDGHQJDQLQVWDQVLLQVWDQVLSHQJHORODGDQDSHQVLXQ
E 0HPSHUOXDVYDULDVLEHQWXNNHUMDVDPDGHQJDQSLKDNSLKDN\DQJWHUNDLWGHQJDQ
SHPEHULDQNUHGLWSHQVLXQ
F 3HQJHPEDQJDQGDQSHQ\HPSXUQDDQVDUDQDSHQGXNXQJ7HNQRORJL,QIRUPDVL
NKXVXVQ\DXQWXNSHODNVDQDDQNUHGLWSHQVLXQ
G 0HQ\HPSXUQDNDQXSD\DXSD\DSURWHFWLQJSHUOLQGXQJDQVHSHUWLDVXUDQVLNUHGLW
GDODPUDQJNDPHPLWLJDVLULVLNRNUHGLW
H 3HQJHPEDQJDQGDQSHQ\HPSXUQDDQVLVWHPPRQLWRULQJSHODNVDQDDQSHPEHULDQ
NUHGLWNRQVXPHUGDQNUHGLWSHQVLXQ
0HUDQFDQJ PHQHWDSNDQ VHUWD PHQHQWXNDQ V\VWHP PRQLWRWLQJ NUHGLW GDQ
SHQ\HOHVDLDQNUHGLWSHQVLXQGDQNUHGLWNRQVXPHUVHVXDLNHWHQWXDQ\DQJEHUODNX
0HODNXNDQ PRQLWRULQJ WLQJNDW NROHNWLELOLWDV GDQ XSD\DXSD\D SHQ\HOHVDLDQ NUHGLW
EHUPDVDODK \DQJ WHODK GLODNVDQDNDQ SDGD NUHGLW NRQVXPHU GDQ NUHGLW SHQVLXQ GL
.DQWRU3XVDW&DEDQJ&DSHP
0HPSHUWLPEDQJNDQ GDQ PHQJXVXONDQ SHQJKDSXVDQ EDLN VHEDJLDQ DWDX VHOXUXK
SRNRNSLQMDPDQVHVXDLGHQJDQLQWHQVLWDVXVDKDSHQDJLKDQ\DQJWHODKGLODNXNDQGDQ
WLQJNDWNHUXJLDQ
0HPELQD KXEXQJDQ EDLN GHQJDQ NDODQJDQ PDV\DUDNDW SHUEDQNDQ WHUXWDPD 2WRULWDV
-DVD.HXDQJDQ%DQN,QGRQHVLDGDQLQVWDQVLDWDXSHMDEDWWHUNDLW
0HQ\XVXQJDULVJDULVNHELMDNVDQDDQGDODPPDVDODKSHQGDQDDQGDODPUDQJND
D 3HQGDQDDQ\DQJHIHNWLIGDQPXUDK
E .HVHLPEDQJDQOLNXLGLWDV
F 3URILWDELOLWDV
G 3ULFLQJSURGXNGDQMDVDEDQN
186
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
8080ODQMXWDQ
0HODNVDQDNDQ WXJDVWXJDV ODLQQ\D \DQJ GLEHULNDQ ROHK 'LUHNWXU 8WDPD \DQJ GLDWXU
ROHKDQJJDUDQGDVDUVHSDQMDQJPDVLKGDODPUXDQJOLQJNXSWXJDVGDQIXQJVL'LUHNWXU
3HUVRQDO%DQNLQJ
'LUHNWXU2SHUDVL
)XQJVL
6HEDJDL DQJJRWD HNVHNXWLI SHUXVDKDDQ \DQJ GLSLOLK GDQ GLDQJNDW ROHK 5836 ROHK
NDUHQDQ\D 'LUHNWXU 2SHUDVL EHUWDQJJXQJMDZDE NHSDGD 3HPHJDQJ 6DKDP GDQ
EHUWLQGDNVHEDJDLGDQDWDVQDPDSDUDSHPHJDQJVDKDPQDPXQGDODPSHODNVDQDDQ
WXJDVVHKDULKDULEHUWDQJJXQJMDZDENHSDGD'LUHNWXU8WDPD
7XJDVWXJDVSRNRN'LUHNWXU2SHUDVL
0HUDQFDQJPHQHWDSNDQVHUWDPHQJHYDOXDVLVLVWHPDNXQWDQVLGDQ0,60DQDJHPHQW
LQIRUPDWLRQ6\VWHPGDODPXSD\DPHQFLSWDNDQSHODNVDQDDQ%DQN0DQDJHPHQW\DQJ
HIHNWLI 5HSRUWLQJ )LQDQFLDO 6\VWHP XQWXN PHPHQXKL SHODSRUDQ SLKDN HNVWHUQ GDQ
LQWHUQ GDQ UHQFDQD SHQJHPEDQJDQ XVDKD GDQ SURGXN EDQN GHQJDQ PHQGDVDUNDQ
SDGDIHDVLELOLW\VWXG\VHUWDFRVWGDQEHQHILWDQDO\VLV
%HUWDQJJXQJ MDZDE WHUKDGDS SHQJHPEDQJDQ 7HNQRORJL GDQ ,QIRUPDVL GDODP
PHQGXNXQJNHJLDWDQRSHUDVLRQDOSHUEDQNDQ
%HUWDQJJXQJMDZDEDWDVSHQ\XVXQDQJDULVJDULVNHELMDNVDQDDQSHUXVDKDDQGLELGDQJ
$GPLQLVWUDVL $NXQWDQVL GDQ NRRUGLQDWRU RSHUDVL FDEDQJ PHPRQLWRU GDQ
PHQJHYDOXDVL ODSRUDQ SHQJHQGDOLDQ ELD\D RSHUDVLRQDO SHUXEDKDQ GDQ
SHUNHPEDQJDQSHQGDSDWDQXQLWNHUMDFDEDQJ\DQJWHUNDLWGHQJDQELD\DRSHUDVLRQDO
%HUWDQJJXQJ MDZDE DWDV NHEHQDUDQ GDQ NHDEVDKDQ ILQDQFLDO VWDWHPHQW QHUDFD GDQ
UXJL ODED \DQJ GLVDPSDLNDQ NH %DQN ,QGRQHVLD PDXSXQ \DQJ GLSXEOLNDVL NDQ SDGD
PHGLDPDVVD
0HQ\XVXQ JDULV NHELMDNDQ PHQJHQDL ZHZHQDQJ OLPLW &DEDQJ GDODP SHQJHOXDUDQ
ELD\DRSHUDVLRQD,GLOLQJNXQJDQNDQWRUFDEDQJ
0HPRQLWRU GDQ PHQJHYDOXDVL ODSRUDQ SHQJHQGD,LDQ ELD\D RSHUDVLRQDO SHUXEDKDQ
GDQ SHUNHPEDQJDQ SHQGDSDWDQ XQLW NHUMDFDEDQJ \DQJ WHUNDLW GHQJDQ ELD\D
RSHUDVLRQDO
0HQJHYDOXDVLGDQPHPRQLWRUNHEHUKDVLODQRSHUDVLRQDONDQWRUFDEDQJ
%HUWDQJJXQJ MDZDE DWDV SHQ\XVXQDQ UHQFDQD NHUMD GDQ DQJJDUDQ GDUL VHOXUXK
'LYLVL8QLW.HUMD\DQJPHQMDGLWDUJHWUHDOLVDVLDWDVDQJJDUDQWHUVHEXW
0HODNVDQDNDQ WXJDVWXJDV ODLQQ\D \DQJ GLEHULNDQ ROHK 'LUHNWXU 8WDPD \DQJ GLDWXU
ROHKDQJJDUDQGDVDUVHSDQMDQJPDVLKGDODPUXDQJOLQJNXSWXJDVGDQIXQJVL'LUHNWXU
2SHUDVL
187
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
8080ODQMXWDQ
7XJDVWXJDVSRNRN'LUHNWXU6'0 .HSDWXKDQ
0HUXPXVNDQ VWUDWHJL JXQD PHQGRURQJ WHUFLSWDQ\D EXGD\D NHSDWXKDQ GL OLQJNXQJDQ
%DQN<XGKD%KDNWL
0HQHWDSNDQ ODQJNDKODQJNDK \DQJ GLSHUOXNDQ XQWXN PHPDVWLNDQ %DQN WHODK
PHPHQXKLVHOXUXKSHUDWXUDQ%DQN,QGRQHVLDGDQSHUDWXUDQSHUXQGDQJXQGDQJDQODLQ
\DQJEHUODNXGDODPUDQJNDSHODNVDQDDQSULQVLSNHKDWLKDWLDQ
0HPDQWDXGDQPHQMDJDDJDUNHJLDWDQXVDKD%DQNWLGDNPHQ\LPSDQJGDULNHWHQWXDQ
\DQJEHUODNX
0HPDQWDX GDQ PHQMDJD NHSDWXKDQ %DQN WHUKDGDS VHOXUXK SHUMDQMLDQ GDQ NRPLWPHQ
\DQJGLEXDWROHK%DQNNHSDGD%DQN,QGRQHVLD
0HQFHJDK DJDU 'LUHNVL %DQN WLGDN PHQHPSXK NHELMDNDQ GDQDWDX PHQHWDSNDQ
NHSXWXVDQ \DQJ PHQ\LPSDQJ GDUL SHUDWXUDQ %DQN ,QGRQHVLD GDQ SHUDWXUDQ
SHUXQGDQJXQGDQJDQODLQ\DQJEHUODNX
0HODNXNDQHYDOXDVLDQDOLVDSHQJHPEDQJDQGDQSHQFLSWDDQVLVWHPGDQSURVHGXUGL
OLQJNXQJDQ%DQN
%HUWDQJJXQJ MDZDE DWDV WDKDS SHQJXMLDQ WHUKDGDS VHWLDS EHQWXN NHELMDNDQ VLVWHP
GDQ SURVHGXU EDUX PDXSXQ \DQJ GLVHPSXUQDNDQ GDUL VLVWHP ODPD GHQJDQ
PHQJDMXNDQNHSDGD7HDPXQWXNGLGLVNXVLNDQ
0HPDVWLNDQ NHOHQJNDSDQ VHWLDS VLVWHP \DQJ GLNHPEDQJNDQ EHULNXW GHQJDQ
GRNXPHQWDVL \DQJ EDLN GDQ VHPSXUQD WHUPDVXN GLGDODPQ\D EXNX EXNX SHGRPDQ
RSHUDVLRQDONRQWURODXGLWGDQODLQODLQ\DQJGLDQJJDSSHUOX
0HQJHYDOXDVL .HELMDNDQ 0DQDMHPHQ 5LVLNR VHUWD SHUXEDKDQQ\D WHUPDVXN VWUDWHJL
PDQDMHPHQULVLNRGDQFRQWLQJHQF\SODQDSDELODNRQGLVLHNVWHUQDOWLGDNQRUPDOWHUMDGL
0HQJHYDOXDVL GDQ PHQ\HPSXUQDNDQ SHQHUDSDQ 0DQDMHPHQ 5LVLNR \DQJ GLODNXNDQ
VHFDUD EHUNDWD PDXSXQ LQVLGHQWLO VHEDJDL DNLEDW GDUL VXDWX SHUXEDKDQ NRQGLVL
HNVWHUQDO GDQ LQWHUQDO %DQN \DQJ PHPSHQJDUXKL NHFXNXSDQ SHUPRGDODQ GDQ SURILO
ULVLNR%DQNGDQKDVLOHYDOXDVLWHUKDGDSHIHNWLYLWDVSHQHUDSDQWHUVHEXW
0HPEHULNDQ UHNRPHQGDVL DWDV KDOKDO \DQJ WHUNDLW GHQJDQ NHSXWXVDQNHSXWXVDQ
ELVQLV \DQJ PHQ\LPSDQJ GDUL SURVHGXU QRUPDO EHUGDVDUNDQ DQDOLVD SURILO ULVLNR
PLVDOQ\D NHSXWXVDQ SHODPSDXDQ HNVSDQVL XVDKD \DQJ VLJQLILNDQ GLEDQGLQJNDQ
GHQJDQ UHQFDQD ELVQLV %DQN DWDX SHQJDPELODQ SRVLVLO HNVSRVXU ULVLNR \DQJ
PHODPSDXLOLPLW\DQJGLWHWDSNDQ
0HUDQFDQJ PHQHWDSNDQ GDQ PHQJHYDOXDVL VLVWHP SHUHQFDQDDQ NDU\DZDQ FDUHHU
SDWK GDQ PHQ\HVXDLNDQ DUDK GDQ NHELMDNVDQDDQ SHQGLGLNDQ GDQ SHQJHPEDQJDQ
VXPEHUGD\DPDQXVLDXQWXNPHQFLSWDNDQMXPODKNDU\DZDQ\DQJHILVLHQEDJLEDQN
%HUWDQJJXQJ MDZDE DWDV SHPELQDDQ VHUWD SHQJHPEDQJDQ SHUVRQDOLD WHUPDVXN
GLGDODPQ\DXSD\DXSD\DSHQJHPEDQJDQLQWHUQDOPDXSXQHNVWHUQDOWUDLQLQJ
0HQJNRRUGLQDVLNDQSHQ\HOHQJJDUDDQNHVHNUHWDULDWDQSXEOLFUHODWLRQWDWDXVDKDGDQ
SHQ\LPSDQDQDUVLSVHUWDWXJDVWXJDVODLQWHUNDLWGHQJDQ6HNUHWDULV3HUXVDKDDQ
0HODNVDQDNDQ WXJDVWXJDV ODLQQ\D \DQJ GLEHULNDQ ROHK 'LUHNWXU 8WDPD GDQ \DQJ
GLDWXU ROHK DQJJDUDQ GDVDU VHSDQMDQJ PDVLK GDODP UXDQJ OLQJNXS WXJDV GDQ IXQJVL
'LUHNWXU6'0 .HSDWXKDQ
188
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
8080ODQMXWDQ
G'LYLVL$XGLW,QWHUQ
6HVXDLGHQJDQ6XUDW.HSXWXVDQ'LUHNVL1RPRU6.(36(7%<%9,WDQJJDO
-XQL 'LUHNVL 3HUXVDKDDQ WHODK PHQXQMXN 6GUL 6LWL %DURURK VHEDJDL .HSDOD 'LYLVL
$XGLW,QWHUQ
)XQJVL
%HUWDQJJXQJ MDZDE PHODNXNDQ SHQJDZDVDQ DWDV SHODNVDQDDQ RSHUDVLRQDO GDQ
NHZDMLEDQ WUDQVDNVL %DQN WHODK VHVXDL GHQJDQ NHWHQWXDQ GDQ NHELMDNDQ 'LUHNVL VHUWD
VHVXDLGHQJDQVLVWLPGDQSURVHGXU\DQJEHUODNX
D .HGXGXNDQ'LYLVL$XGLW,QWHUQ
'LYLVL $XGLW ,QWHUQ EHUDGD ODQJVXQJ GLEDZDK 'LUHNWXU 8WDPD VHKLQJJD ODSRUDQ
\DQJGLWHUELWNDQMXJDODQJVXQJGLVDPSDLNDQNHSDGD'LUHNWXU8WDPD
'LYLVL $XGLW ,QWHUQ GLSLPSLQ ROHK .HSDOD 'LYLVL $XGLW ,QWHUQ \DQJ GLDQJNDW GDQ
GLEHUKHQWLNDQ ROHK 'LUHNWXU 8WDPD DWDV SHUVHWXMXDQ 'HZDQ .RPLVDULV GDQ
EHUWDQJJXQJMDZDENHSDGD'LUHNWXU8WDPD
E 5XDQJ/LQJNXS'LYLVL$XGLW,QWHUQWLGDNWHUEDWDVSDGDEHULNXWLQL
0HULYLHZGDQPHQLODLNHFXNXSDQGDQHIHNWLYLWDVVWUXNWXUSHQJHQGDOLDQNHXDQJDQ
GDQDGPLQLVWUDVL
0HQFDNXS VHJDOD DVSHN GDQ XQVXU GDUL SHUXVDKDDQ VHKLQJJD PDPSX
PHQXQMDQJ DQDOLVLV \DQJ RSWLPDO GDODP PHPEDQWX SURVHV NHSXWXVDQ ROHK
PDQDMHPHQ
F 7XJDVGDQWDQJJXQJMDZDE'LYLVL$XGLW,QWHUQ
%HUWDQJJXQJ MDZDE PHODNXNDQ SHQJDZDVDQ GDQ SHPDQWDXDQ ODSRUDQ DWDV
WUDQVDNVLGDQSHODNVDQDDQRSHUDVLRQDO%DQN)LQDQFLDOPDXSXQ1RQ)LQDQFLDO
%HUWDQJJXQJMDZDEPHODNXNDQSHPHULNVDDQNKXVXVDWDVWHUMDGLQ\DSHODQJJDUDQ
DWDXSHQ\LPSDQJDQ\DQJVDQJDWPDWHULDOPHQJJDQJJXRSHUDVLRQDO%DQN
%HUWDQJJXQJ MDZDE PHODNXNDQ HYDOXDVL GDQ PHQJDQDOLVD NHWHQWXDQ VLVWLP GDQ
SURVHGXU%DQNVHUWDPHQJXVXONDQSHQ\HPSXUQDDQQ\D
%HUWDQJJXQJ MDZDE VHEDJDL PLWUDNRRUGLQDWRU DWDV SHODNVDQDDQ DXGLW HNVWHUQDO
VSHFLDO PDXSXQ JHQHUDO VHSHUWL %DQN ,QGRQHVLD $NXQWDQ 3XEOLN .DQWRU 3DMDN
GDQODLQODLQ
G .HZHQDQJDQ'LYLVL$XGLW,QWHUQ
0HQJDNVHVVHOXUXKLQIRUPDVL\DQJUHOHYDQWHQWDQJSHUXVDKDDQWHUNDLWWXJDVGDQ
IXQJVLQ\D
0HODNXNDQNRRUGLQDVLNHJLDWDQGHQJDQNHJLDWDQDXGLWRUHNVWHUQ
0HODNXNDQ UDSDW VHFDUD EHUNDOD GDQ LQVLGHQWLO VHUWD PHODNXNDQ NRPXQLNDVL
VHFDUDODQJVXQJGHQJDQ'LUHNVL'HZDQ.RPLVDULVGDQ.RPLWH$XGLW
189
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
8080ODQMXWDQ
H &RUSRUDWH6HFUHWDU\
6HVXDL GHQJDQ 3HUDWXUDQ %DSHSDP/. 1R,;, GDQ EHUGDVDUNDQ 6XUDW .HSXWXVDQ 'LUHNVL
1RPRU 6.(36(7%<%; WDQJJDO 2NWREHU SHULKDO 3HPEHQWXNDQ )XQJVL
6HNUHWDULV 3HUXVDKDDQ 3HUXVDKDDQ WHODK PHQXQMXN VGU ,LP :DUGLPDQ 'LUHNWXU 6'0
.HSDWXKDQXQWXNPHODNVDQDNDQIXQJVL6HNUHWDULV3HUXVDKDDQ&RUSRUDWH6HFUHWDU\
$GDSXQWXJDVGDQWDQJJXQJMDZDESRNRN6HNUHWDULV3HUXVDKDDQDGDODKVHEDJDLEHULNXW
D 0HQJLNXWL SHUNHPEDQJDQ 3DVDU 0RGDO .KXVXVQ\D SHUDWXUDQ ± SHUDWXUDQ \DQJ EHUODNX
GLELGDQJ3DVDU0RGDO
E 0HPEHULNDQ SHOD\DQDQ NHSDGD PDV\DUDNDW DWDV VHWLDS LQIRUPDVL \DQJ GLEXWXKNDQ
SHPRGDO\DQJEHUNDLWDQGHQJDQNRQGLVL
F 0HPEHULNDQ PDVXNDQ NHSDGD 'LUHNVL XQWXN PHPDWXKL NHWHQWXDQ SHUXQGDQJXQGDQJDQ
\DQJEHUODNXGL3DVDU0RGDO
G 6HEDJDL SHQJKXEXQJ DWDX FRQWDFW SHUVRQ GHQJDQ 2WRULWDV -DVD .HXDQJDQ 2-. GDQ
PDV\DUDNDW
3HU WDQJJDO 'HVHPEHU GDQ 'HVHPEHU %DQN PHPLOLNL NDU\DZDQ PDVLQJ
PDVLQJVHEDQ\DNGDQRUDQJ
,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1*
.HELMDNDQ DNXQWDQVL \DQJ SHQWLQJ \DQJ GLWHUDSNDQ VHFDUD NRQVLVWHQ GDODP SHQ\XVXQDQ
ODSRUDQNHXDQJDQ%DQNXQWXNWDKXQWDKXQ\DQJEHUDNKLUSDGDWDQJJDO'HVHPEHUGDQ
DGDODKVHEDJDLEHULNXW
,QGHNV.HELMDNDQ$NXQWDQVL
D 3HUQ\DWDDQ.HSDWXKDQ
E 'DVDU3HQ\XVXQDQ/DSRUDQ.HXDQJDQ
F 3HQJJXQDDQSHQLODLDQSHUNLUDDQGDQDVXPVL
G 3HUXEDKDQNHELMDNDQDNXQWDQVL
H $VHWGDQ/LDELOLWDV.HXDQJDQ
I .DVGDQ6HWDUD.DV
J *LURSDGD%DQN,QGRQHVLDGDQ%DQN/DLQ
K 3HQHPSDWDQSDGD%DQN,QGRQHVLDGDQ%DQN/DLQ
L (IHNHIHN
M .UHGLW\DQJ'LEHULNDQ
N 3HQ\HUWDDQ6DKDP
O 3HPEHQWXNDQ&DGDQJDQ.HUXJLDQ3HQXUXQDQ1LODLGDUL$VHW.HXDQJDQ
P$VHW7HWDS
Q $JXQDQ\DQJ'LDPELO$OLK$<'$
R &DGDQJDQNHUXJLDQSHQXUXQDQQLODLDWDVDVHW\DQJEXNDQDVHWNHXDQJDQ
S /LDELOLWDV6HJHUD
T 6LPSDQDQGDUL1DVDEDK
U 6LPSDQDQGDUL%DQN/DLQ
V 0RGDO6DKDP
W ,PEDODQ.HUMD
X 3HQJDNXDQ3HQGDSDWDQGDQ%HEDQ%XQJD
190
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1*ODQMXWDQ
Y 3HQJDNXDQ3HQGDSDWDQ3URYLVLGDQ.RPLVL
Z 3DMDN3HQJKDVLODQ%DGDQ
[ 7UDQVDNVLGHQJDQ3LKDN%HUHODVL
\ /DEDSHU6DKDP
] 6HJPHQ3HODSRUDQ
D 3HUQ\DWDDQ.HSDWXKDQ
/DSRUDQ NHXDQJDQ XQWXN WDKXQWDKXQ \DQJEHUDNKLU SDGD WDQJJDO 'HVHPEHU GDQ
WHODKGLVXVXQVHVXDLGHQJDQ6WDQGDU$NXQWDQVL.HXDQJDQGL,QGRQHVLD
E 'DVDU3HQ\XVXQDQ/DSRUDQ.HXDQJDQ
/DSRUDQ NHXDQJDQ GLVXVXQ EHUGDVDUNDQ NRQVHS KDUJD SHUROHKDQ NHFXDOL XQWXN VHEDJDL
EHULNXW
LQVWUXPHQNHXDQJDQSDGDQLODLZDMDUPHODOXLODSRUDQODEDUXJLGLXNXUSDGDQLODLZDMDU
WHUVHGLDXQWXNGLMXDODVHWNHXDQJDQGLQ\DWDNDQVHEHVDUQLODLZDMDU
DVHW NHXDQJDQ GLDNXL GDQ NHZDMLEDQ NHXDQJDQ \DQJ GLNDWHJRULNDQ VHEDJDL XQVXU \DQJ
GLOLQGXQJL QLODLQ\D GDODP NXDOLILNDVL DGLO QLODL KXEXQJDQ OLQGXQJ QLODL GLVHVXDLNDQ GHQJDQ
SHUXEDKDQQLODLZDMDU\DQJEHUKXEXQJDQGHQJDQULVLNR\DQJGLOLQGXQJQLODL
NHZDMLEDQXQWXNLPEDODQSDVWLGLDNXLVHEHVDUQLODLWXQDLGDULVHOXUXKGLGHILQLVLNDQPDQIDDW
NHZDMLEDQ NXUDQJ EHUVLK GDUL DNWLYD SURJUDP GLWDPEDK NHXQWXQJDQ DNWXDULDO NXUDQJ
ELD\DMDVDODOX\DQJEHOXPGLDNXLGDQNHUXJLDQDNWXDULDO\DQJEHOXPGLDNXL
/DSRUDQNHXDQJDQPHQJJXQDNDQGDVDUDNUXDONHFXDOLXQWXNODSRUDQDUXVNDV
/DSRUDQDUXVNDVGLVXVXQGHQJDQPHQJJXQDNDQPHWRGHODQJVXQJGHQJDQPHQJHORPSRNNDQ
DUXV NDV GDODP DNWLYLWDV RSHUDVL LQYHVWDVL GDQ SHQGDQDDQ 8QWXN WXMXDQ ODSRUDQ DUXV NDV
NDV GDQ VHWDUD NDV PHQFDNXS NDV JLUR SDGD %DQN ,QGRQHVLD JLUR SDGD EDQN ODLQ
SHQHPSDWDQ SDGD %DQN ,QGRQHVLD GDQ EDQN ODLQ DVHW NHXDQJDQ \DQJ GLPLOLNL XQWXN
SHUGDJDQJDQ GDQ LQYHVWDVL HIHN \DQJ MDWXK WHPSR VDPSDL GHQJDQ WLJD EXODQ VHMDN WDQJJDO
SHUROHKDQ VHODPD WLGDN VHGDQJ GLJXQDNDQ VHEDJDL MDPLQDQ DWDV SLQMDPDQ DWDX GLEDWDVL
SHQJJXQDDQQ\D
/DSRUDQNHXDQJDQGLVDMLNDQGDODP5XSLDKSHQXKNHFXDOLGLQ\DWDNDQODLQSDGDVHWLDSFDWDWDQ
DWDVODSRUDQNHXDQJDQ
.HFXDOLGLQ\DWDNDQGLEDZDKLQLNHELMDNDQDNXQWDQVLWHODKGLWHUDSNDQVHFDUDNRQVLVWHQGHQJDQ
ODSRUDQ NHXDQJDQ WDKXQDQ XQWXNWDKXQ \DQJ EHUDNKLU 'HVHPEHU \DQJWHODK VHVXDL
GHQJDQ6WDQGDU$NXQWDQVL.HXDQJDQGL,QGRQHVLD
8QWXN PHPEHULNDQ SHPDKDPDQ \DQJ OHELKEDLN DWDV NLQHUMD NHXDQJDQ NDUHQDVLIDW GDQ
MXPODKQ\D \DQJ VLJQLILNDQEHEHUDSD LWHP SHQGDSDWDQ GDQ EHEDQ WHODKGLVDMLNDQ VHFDUD
WHUSLVDK
F 3HQJJXQDDQ3HUWLPEDQJDQ(VWLPDVLGDQ$VXPVL
3HQ\XVXQDQ ODSRUDQ NHXDQJDQ VHVXDLGHQJDQ 6WDQGDU $NXQWDQVL .HXDQJDQ GL,QGRQHVLD
PHQJKDUXVNDQSHQJJXQDDQHVWLPDVLGDQDVXPVL+DOWHUVHEXWMXJDPHQJKDUXVNDQPDQDMHPHQ
XQWXNPHPEXDWSHUWLPEDQJDQGDODPSURVHVSHQHUDSDQNHELMDNDQDNXQWDQVL%DQN
:DODXSXQHVWLPDVLLQLGLEXDWEHUGDVDUNDQSHQJHWDKXDQWHUEDLNPDQDMHPHQDWDVNHMDGLDQGDQ
NHJLDWDQWHUNLQLKDVLO\DQJWLPEXOPXQJNLQEHUEHGDGHQJDQHVWLPDVLWHUVHEXW
191
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1*ODQMXWDQ
(VWLPDVL GDQ DVXPVL \DQJ PHQGDVDUL GLWHODDK VHFDUD EHUNHODQMXWDQ 3HUXEDKDQ HVWLPDVL
DNXQWDQVL GLDNXL GDODP SHULRGH GLPDQD HVWLPDVL WHUVHEXW GLXEDK GDQ GDODP SHULRGH \DQJ
DNDQGDWDQJ\DQJGLSHQJDUXKLROHKSHUXEDKDQHVWLPDVLWHUVHEXW
$UHD\DQJNRPSOHNVDWDXPHPHUOXNDQWLQJNDWSHUWLPEDQJDQ\DQJOHELKWLQJJLDWDXDUHDGLPDQD
DVXPVL GDQ HVWLPDVL GDSDW EHUGDPSDNVLJQLILNDQ WHUKDGDS ODSRUDQ NHXDQJDQ %DQN DGDODK
VHEDJDLEHULNXW
6XPEHUXWDPDDWDVNHWLGDNSDVWLDQHVWLPDVL
&DGDQJDQNHUXJLDQSHQXUXQDQQLODLDVHWNHXDQJDQ
(YDOXDVL DWDV NHUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL DVHW NHXDQJDQ \DQJ GLFDWDW SDGD ELD\D
SHUROHKDQ GLDPRUWLVDVL GDQ HIHN XWDQJ \DQJ GLNODVLILNDVLNDQ VHEDJDL WHUVHGLD XQWXN
GLMXDOGLMHODVNDQGL&DWDWDQN
&DGDQJDQNHUXJLDQSHQXUXQDQQLODLWHUNDLWGHQJDQSLKDNODZDQVSHVLILNGDODPVHOXUXK
FDGDQJDQ NHUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL GLEHQWXN DWDV WDJLKDQ \DQJ SHQXUXQDQ QLODLQ\D
GLHYDOXDVLVHFDUD LQGLYLGXDOEHUGDVDUNDQHVWLPDVLWHUEDLNPDQDMHPHQDWDVQLODL WXQDL
DUXV NDV \DQJ GLKDUDSNDQ DNDQ GLWHULPD 'DODP PHQJKLWXQJ FDGDQJDQ NHUXJLDQ
SHQXUXQDQQLODLPDQDMHPHQPHPEXDWSHUWLPEDQJDQPHQJHQDLNRQGLVLNHXDQJDQGDUL
SLKDN ODZDQ GDQ QLODL QHWR \DQJ GDSDW GLUHDOLVDVL GDUL DJXQDQ \DQJ GLWHULPD 6HWLDS
DVHW \DQJPHQJDODPLSHQXUXQDQQLODLGLHYDOXDVLGDQVWUDWHJLSHQ\HOHVDLDQQ\DVHUWD
HVWLPDVL DUXV NDV \DQJ GLQLODL GDSDW GLSHUROHK NHPEDOL GLVHWXMXL VHFDUD LQGHSHQGHQ
ROHKEDJLDQULVLNRNUHGLW
(YDOXDVL FDGDQJDQ NHUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL VHFDUD NROHNWLI PHOLSXWL NHUXJLDQ NUHGLW
\DQJ PHOHNDW SDGD SRUWRIROLR WDJLKDQ GHQJDQ NDUDNWHULVWLN HNRQRPL \DQJ VHUXSD
NHWLND WHUGDSDW EXNWL RE\HNWLI EDKZD WHODK WHUMDGL SHQXUXQDQ QLODL WDJLKDQ GDODP
SRUWRIROLRWHUVHEXWQDPXQSHQXUXQDQQLODLVHFDUDLQGLYLGXEHOXPGDSDWGLLGHQWLILNDVL
'DODP PHQHQWXNDQ SHUOXQ\D XQWXN PHPEHQWXN FDGDQJDQ NHUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL
VHFDUD NROHNWLI PDQDMHPHQ PHPSHUWLPEDQJNDQ IDNWRUIDNWRU VHSHUWL NXDOLWDV NUHGLW
EHVDUQ\D SRUWRIROLR NRQVHQWUDVL NUHGLW GDQ IDNWRUIDNWRU HNRQRPL 'DODP
PHQJHVWLPDVL FDGDQJDQ \DQJ GLEXWXKNDQ DVXPVLDVXPVL GLEXDW XQWXN PHQHQWXNDQ
PRGHO NHUXJLDQ EDZDDQ GDQ XQWXN PHQHQWXNDQ SDUDPHWHU LQSXW \DQJ GLSHUOXNDQ
EHUGDVDUNDQ SHQJDODPDQ KLVWRULV GDQ NRQGLVL HNRQRPL VDDW LQL .HWHSDWDQ GDUL
FDGDQJDQ LQL EHUJDQWXQJ SDGD VHEHUDSD WHSDW HVWLPDVL DUXV NDV PDVD GHSDQ XQWXN
PHQHQWXNDQFDGDQJDQLQGLYLGXDOVHUWDDVXPVLPRGHOGDQSDUDPHWHU\DQJGLJXQDNDQ
GDODPSHQHQWXDQFDGDQJDQNROHNWLI
3HQHQWXDQQLODLZDMDU
'DODP PHQHQWXNDQ QLODL ZDMDU DWDV DVHW NHXDQJDQ GDQ OLDELOLWDV NHXDQJDQ GLPDQD
WLGDNWHUGDSDWKDUJDSDVDU\DQJGDSDWGLREVHUYDVL%DQNKDUXVPHQJJXQDNDQWHNQLN
SHQLODLDQ VHSHUWL GLMHODVNDQ SDGD &DWDWDQ I 8QWXN LQVWUXPHQ NHXDQJDQ \DQJ
MDUDQJ GLSHUGDJDQJNDQ GDQ WLGDN PHPLOLNL KDUJD \DQJ WUDQVSDUDQ QLODL ZDMDUQ\D
PHQMDGL NXUDQJ RE\HNWLI GDQ NDUHQDQ\D PHPEXWXKNDQ WLQJNDW SHUWLPEDQJDQ \DQJ
EHUDJDPWHUJDQWXQJSDGDOLNXLGLWDVNRQVHQWUDVLNHWLGDNSDVWLDQIDNWRUSDVDUDVXPVL
SHQHQWXDQKDUJDGDQULVLNRODLQQ\D\DQJPHPSHQJDUXKLLQVWUXPHQWHUWHQWX
$VHWSDMDNWDQJJXKDQ
$VHWSDMDNWDQJJXKDQGLDNXLDWDVMXPODKSDMDNSHQJKDVLODQWHUSXOLKNDQUHFRYHUDEOH
SDGD SHULRGH PHQGDWDQJ VHEDJDL DNLEDW SHUEHGDDQ WHPSRUHU \DQJ EROHK
GLNXUDQJNDQ -XVWLILNDVLPDQDMHPHQ GLSHUOXNDQ XQWXNPHQHQWXNDQ MXPODK DVHW SDMDN
WDQJJXKDQ\DQJGDSDWGLDNXLVHVXDLGHQJDQZDNWX\DQJWHSDWGDQWLQJNDWODEDILVNDO
GLPDVDPHQGDWDQJVHMDODQGHQJDQVWUDWHJLUHQFDQDSHUSDMDNDQNHGHSDQ
192
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1*ODQMXWDQ
6XPEHUXWDPDDWDVNHWLGDNSDVWLDQHVWLPDVLODQMXWDQ
,PEDODQSDVFDNHUMD
3URJUDPSURJUDPLPEDODQSDVFDNHUMDGLWHQWXNDQEHUGDVDUNDQSHUKLWXQJDQDNWXDULDO
3HUKLWXQJDQDNWXDULDOPHQJJXQDNDQDVXPVLDVXPVLVHSHUWLWLQJNDWGLVNRQWRWLQJNDW
SHQJHPEDOLDQ DVHW WLQJNDW NHQDLNDQ SHQJKDVLODQ WLQJNDW NHPDWLDQWLQJNDW
SHQJXQGXUDQGLULGDQODLQODLQ
(VWLPDVL0DVD0DQIDDWGDQ1LODL5HVLGX$VHW7HWDS
3HUXVDKDDQPHPSHUNLUDNDQPDVDPDQIDDWDVHWWHWDSEHUGDVDUNDQSHULRGHGLPDQD
DVHWGLKDUDSNDQDNDQWHUVHGLDXQWXNGLJXQDNDQ0DVDPDQIDDWHNRQRPLVDVHWWHWDS
GLWLQMDXVHFDUDEHUNDODGDQGLSHUEDKDUXLMLNDPHPLOLNLHNVSHNWDVL\DQJEHUEHGDGDUL
SHUNLUDDQ VHEHOXPQ\D NDUHQD NHUXVDNDQVHFDUD ILVLN GDQ WHNQLV DWDX NHXVDQJDQ
VHFDUDNRPHUVLDOOHJDODWDXEDWDVDQODLQQ\DDWDVSHQJJXQDDQDVHWWHUVHEXW
3HUWLPEDQJDQDNXQWDQVL\DQJSHQWLQJGDODPPHQHUDSNDQNHELMDNDQDNXQWDQVL%DQN
PHOLSXWL
8VDKD\DQJEHUNHODQMXWDQ
0DQDMHPHQ %DQN WHODK PHODNXNDQ SHQLODLDQ DWDV NHPDPSXDQ %DQN XQWXN
PHODQMXWNDQNHODQJVXQJDQXVDKDQ\DGDQEHUNH\DNLQDQEDKZD%DQNPHPLOLNLVXPEHU
GD\D XQWXN PHODQMXWNDQ XVDKDQ\D GL PDVD PHQGDWDQJ 6HODLQ LWX PDQDMHPHQ WLGDN
PHQJHWDKXLDGDQ\DNHWLGDNSDVWLDQPDWHULDO\DQJGDSDWPHQLPEXONDQNHUDJXDQ\DQJ
VLJQLILNDQ WHUKDGDS NHPDPSXDQ %DQN XQWXN PHPSHUWDKDQNDQ NHODQJVXQJDQ
KLGXSQ\D 2OHK NDUHQD LWX ODSRUDQ NHXDQJDQ WHODK GLVXVXQ DWDV GDVDU XVDKD \DQJ
EHUNHODQMXWDQ
3HQLODLDQLQVWUXPHQNHXDQJDQ
.HELMDNDQDNXQWDQVL%DQNXQWXNSHQJXNXUDQQLODLZDMDUGLEDKDVGL&DWDWDQI%DQN
PHQJXNXUQLODLZDMDUGHQJDQPHQJJXQDNDQKLUDUNLGDULPHWRGHEHULNXW
x +DUJDNXRWDVLGLSDVDUDNWLIXQWXNLQVWUXPHQNHXDQJDQ\DQJVHMHQLV
x 7HNQLN SHQLODLDQ EHUGDVDUNDQ LQSXW \DQJ GDSDW GLREVHUYDVL 7HUPDVXN GDODP
NDWHJRULLQLDGDODKLQVWUXPHQNHXDQJDQ\DQJGLQLODLGHQJDQPHQJJXQDNDQKDUJD
NXRWDVLGLSDVDUDNWLIGDULLQVWUXPHQ\DQJVHMHQLVKDUJDNXRWDVLXQWXNLQVWUXPHQ
NHXDQJDQ \DQJ VHMHQLV GL SDVDU \DQJ NXUDQJ DNWLI DWDX WHNQLN SHQLODLDQ ODLQQ\D
GLPDQD VHOXUXK LQSXW VLJQLILNDQ \DQJ GLJXQDNDQ GDSDW GLREVHUYDVL VHFDUD
ODQJVXQJDWDXSXQWLGDNODQJVXQJGDULGDWD\DQJWHUVHGLDGLSDVDU
1LODLZDMDUGDULDVHWNHXDQJDQGDQOLDELOLWDVNHXDQJDQ\DQJGLSHUGDJDQJNDQGLSDVDU
DNWLI GLGDVDUNDQ SDGD NXRWDVL KDUJD SDVDU DWDX NXRWDVL GDUL KDUJD GHDOHU 8QWXN
VHOXUXK LQVWUXPHQ NHXDQJDQ ODLQQ\D %DQN PHQHQWXNDQ QLODL ZDMDU GHQJDQ
PHQJJXQDNDQWHNQLNSHQLODLDQ7HNQLNSHQLODLDQWHUPDVXNPRGHOQLODLWXQDL GDQDUXV
NDV \DQJ GLGLVNRQWRNDQ GDQ SHUEDQGLQJDQ GHQJDQ LQVWUXPHQ \DQJ VHMHQLV GLPDQD
WHUGDSDW KDUJD SDVDU \DQJ GDSDW GLREVHUYDVL $VXPVL GDQ LQSXW \DQJ GLJXQDNDQ
GDODPWHNQLNSHQLODLDQWHUPDVXNVXNXEXQJDEHEDV ULVLNRULVNIUHHGDQVXNXEXQJD
DFXDQFUHGLWVSUHDGGDQYDULDEHOODLQQ\D\DQJGLJXQDNDQGDODPPHQJHVWLPDVLWLQJNDW
GLVNRQWRKDUJDREOLJDVLNXUVPDWDXDQJDVLQJVHUWDWLQJNDWNHUHQWDQDQGDQNRUHODVL
KDUJD\DQJGLKDUDSNDQ
7XMXDQGDULWHNQLNSHQLODLDQDGDODKSHQHQWXDQ QLODL ZDMDU \DQJ PHQFHUPLQNDQKDUJD
GDUL LQVWUXPHQ NHXDQJDQ SDGD WDQJJDO SHODSRUDQ \DQJ DNDQ GLWHQWXNDQ ROHK SDUD
SDUWLVLSDQGLSDVDUGDODPVXDWXWUDQVDNVL\DQJZDMDU
193
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1*ODQMXWDQ
3HUWLPEDQJDQDNXQWDQVL\DQJSHQWLQJGDODPPHQHUDSNDQNHELMDNDQDNXQWDQVL%DQN
PHOLSXWLODQMXWDQ
.ODVLILNDVLDVHWGDQOLDELOLWDVNHXDQJDQ
.HELMDNDQ DNXQWDQVL %DQN PHPEHULNDQ NULWHULD XQWXN PHQHWDSNDQ NDWHJRUL DVHW GDQ
OLDELOLWDVNHXDQJDQSDGDVDDWSHQJDNXDQDZDOVHVXDLGHQJDQVWDQGDUDNXQWDQVL\DQJ
EHUODNXEHUGDVDUNDQNRQGLVLWHUWHQWX
x 'DODPPHQJNODVLILNDVLNDQDVHWNHXDQJDQNHGDODPNHORPSRN³GLSHUGDJDQJNDQ´
%DQN WHODK PHQHWDSNDQ EDKZD DVHW WHUVHEXW VHVXDL GHQJDQ GHILQLVL DVHW GDODP
NHORPSRNGLSHUGDJDQJNDQ\DQJGLMDEDUNDQGL&DWDWDQI
x 'DODP PHQJNODVLILNDVLNDQ DVHW NHXDQJDQ VHEDJDL ³GLPLOLNL KLQJJD MDWXK WHPSR´
%DQN WHODK PHQHWDSNDQ EDKZD %DQN PHPLOLNL LQWHQVL SRVLWLI GDQ NHPDPSXDQ
XQWXN PHPLOLNL DVHW NHXDQJDQ WHUVHEXW KLQJJD WDQJJDO MDWXK WHPSR VHSHUWL \DQJ
GLSHUV\DUDWNDQ&DWDWDQI
G3HUXEDKDQNHELMDNDQDNXQWDQVL
5HYLVL DWDV 36$. ³.RPELQDVL %LVQLVSDGD (QWLWDV 6HSHQJHQGDOL´ 36$. ,QVWUXPHQ
.HXDQJDQ 3HQ\DMLDQ GDQSHQFDEXWDQ DWDV 36$. ³$NXQWDQVL.XDVL5HRUJDQLVDVL´ \DQJ
EHUODNXHIHNWLIVHMDN-DQXDUL
'DPSDN GDUL SHUXEDKDQ NHELMDNDQ DNXQWDQVL %DQN VHKXEXQJDQ GHQJDQ LPSOHPHQWDVL GDUL
VWDQGDUDNXQWDQVLEDUXGLDWDVWLGDNVLJQLILNDQNHFXDOLXQWXNDUHDEHULNXWLQL
3HQJXQJNDSDQ,QVWUXPHQ.HXDQJDQ
%DQN PHQJLPSOHPHQWDVLNDQ 36$. 1R ³,QVWUXPHQ .HXDQJDQ 3HQJXQJNDSDQ´ \DQJ
EHUODNX HIHNWLI VHMDN WDQJJDO -DQXDUL 3HUXEDKDQ VLJQLILNDQ GDUL VWDQGDU DNXQWDQVL
WHUVHEXWWHUKDGDS%DQNDGDODKVHEDJDLEHULNXW
x %DQNPHQJNODVLILNDVLNDQSHQJXNXUDQQLODLZDMDUGHQJDQPHQJJXQDNDQKLUDUNLQLODLZDMDU
\DQJ PHQFHUPLQNDQ VLJQLILNDQVL LQSXW \DQJ GLJXQDNDQ GDODP PHODNXNDQ SHQJXNXUDQ
+LUDUNLQLODLZDMDUPHPLOLNLWLQJNDWVHEDJDLEHULNXW
L +DUJD NXRWDVLDQ WLGDN GLVHVXDLNDQ GDODP SDVDU DNWLI XQWXN DVHW GDQ OLDELOLWDV \DQJ
LGHQWLN7LQJNDW
LL ,QSXWVHODLQKDUJDNXRWDVLDQ\DQJWHUPDVXNGDODP7LQJNDW \DQJGDSDWGLREVHUYDVL
XQWXN DVHW GDQ OLDELOLWDV EDLN VHFDUD ODQJXQJ PLVDOQ\D KDUJD DWDX VHFDUD WLGDN
ODQJVXQJPLVDOQ\DGHULYDVLGDULKDUJD7LQJNDWGDQ
LLL ,QSXW XQWXN DVHW GDQ OLDELOLWDV \DQJ EXNDQ EHUGDVDUNDQ GDWD SDVDU \DQJ GDSDW
GLREVHUYDVLLQSXW\DQJWLGDNGDSDWGLREVHUYDVL7LQJNDW
x 8QWXN SHQJXNXUDQ QLODL ZDMDU \DQJ GLDNXL GDODP ODSRUDQ SRVLVL NHXDQJDQ XQWXN VHWLDS
NHORPSRNLQVWUXPHQNHXDQJDQ%DQNPHQJXQJNDSNDQ
L 7LQJNDW SDGD KLUDUNL QLODL ZDMDU GLPDQD SHQJXNXUDQ QLODL ZDMDU GLNDWHJRULNDQ VHFDUD
NHVHOXUXKDQ PHPLVDKNDQ SHQJXNXUDQ QLODL ZDMDU VHVXDL WLQJNDW \DQJ GLWHQWXNDQ GL
DWDV
LL 6HWLDSSHPLQGDKDQVLJQLILNDQDQWDUD7LQJNDWGDQ7LQJNDWSDGDKLUDUNLQLODLZDMDU
GDQ DODVDQQ\D 3HPLQGDKDQ NH GDODP VHWLDS WLQJNDW GLXQJNDSNDQ GDQ GLMHODVNDQ
VHFDUDWHUSLVDKGDULSHPLQGDKDQNHOXDUGDULVHWLDSWLQJNDW
194
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1*ODQMXWDQ
H$VHWGDQ/LDELOLWDV.HXDQJDQ
$VHW NHXDQJDQ %DQN WHUGLUL GDUL NDV JLUR SDGD %DQN ,QGRQHVLD JLUR SDGD EDQN ODLQ
SHQHPSDWDQ SDGD EDQN ODLQ GDQ %DQN ,QGRQHVLD HIHNHIHN SLQMDPDQ \DQJ GLEHULNDQ GDQ
DVHWODLQODLQSLXWDQJEXQJDGDQSLXWDQJODLQODLQ
/LDELOLWDVNHXDQJDQ%DQNWHUGLULGDULVLPSDQDQQDVDEDKGDQOLDELOLWDVODLQODLQ
.ODVLILNDVL
%HUGDVDUNDQ36$.1RDVHWNHXDQJDQGLNODVLILNDVLNDQGDODPNDWHJRULVHEDJDLEHULNXW
SDGDVDDWSHQJDNXDQDZDO
D $VHWNHXDQJDQ\DQJGLXNXUSDGDQLODLZDMDUPHODOXLODSRUDQODEDUXJL
E $VHWNHXDQJDQWHUVHGLDXQWXNGLMXDO
F $VHWNHXDQJDQGLPLOLNLKLQJJDMDWXKWHPSRGDQ
G 3LQMDPDQ\DQJGLEHULNDQGDQSLXWDQJ
/LDELOLWDV NHXDQJDQ GLNODVLILNDVLNDQ NH GDODP NDWHJRUL VHEDJDL EHULNXW SDGD VDDW
SHQJDNXDQDZDO
D 'LXNXUSDGDQLODLZDMDUPHODOXLODSRUDQODEDUXJL
E /LDELOLWDVNHXDQJDQ\DQJGLXNXUSDGDELD\DSHUROHKDQGLDPRUWLVDVL
.ODVLILNDVL LQL WHUJDQWXQJ GDUL WXMXDQ SHUROHKDQ DVHW NHXDQJDQ WHUVHEXW 0DQDMHPHQ
PHQHQWXNDQNODVLILNDVLDVHWNHXDQJDQWHUVHEXWSDGDVDDWDZDOSHQJDNXDQQ\D
D $VHW.HXDQJDQ'LPLOLNL+LQJJD-DWXK7HPSR
,QYHVWDVL GDODP NHORPSRN GLPLOLNL KLQJJD MDWXK WHPSR DGDODK DVHW NHXDQJDQ QRQ
GHULYDWLI GHQJDQ SHPED\DUDQ WHWDS DWDX WHODK GLWHQWXNDQ GDQ MDWXK WHPSRQ\D WHODK
GLWHWDSNDQ VHUWD PDQDMHPHQ PHPSXQ\DL LQWHQVL SRVLWLI GDQ NHPDPSXDQ XQWXN
PHPLOLNLDVHWNHXDQJDQWHUVHEXWKLQJJDMDWXKWHPSRNHFXDOL
,QYHVWDVL \DQJ SDGD VDDW SHQJDNXDQ DZDO GLWHWDSNDQ VHEDJDL DVHW NHXDQJDQ
\DQJGLXNXUSDGDQLODLZDMDUPHODOXLODSRUDQODEDUXJL
,QYHVWDVL\DQJGLWHWDSNDQROHKHQWLWDVGDODPNHORPSRNWHUVHGLDXQWXNGLMXDOGDQ
,QYHVWDVL\DQJPHPLOLNLGHILQLVLSLQMDPDQ\DQJGLEHULNDQGDQSLXWDQJ
3DGD VDDW SHQJDNXDQ DZDO DVHW NHXDQJDQ GLPLOLNL KLQJJD MDWXK WHPSR GLDNXL SDGD
QLODL ZDMDUQ\DGLWDPEDKELD\DWUDQVDNVLGDQVHODQMXWQ\DGLXNXUSDGDELD\DSHUROHKDQ
GLDPRUWLVDVLGHQJDQPHQJJXQDNDQVXNXEXQJDHIHNWLI
3HQGDSDWDQ EXQJD GDUL LQYHVWDVL GLPLOLNL KLQJJD MDWXK WHPSR GLFDWDW GDODP ODSRUDQ
ODED UXJL GDQ GLDNXL VHEDJDL ³3HQGDSDWDQ %XQJD´ .HWLND SHQXUXQDQ QLODL WHUMDGL
NHUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL GLDNXL VHEDJDL SHQJXUDQJ GDUL QLODL WHUFDWDW LQYHVWDVL GDQ
GLDNXL GL GDODP ODSRUDQ NHXDQJDQ VHEDJDL ³&DGDQJDQ .HUXJLDQ 3HQXUXQDQ 1LODL´
&.31
E 3LQMDPDQ\DQJ'LEHULNDQGDQ3LXWDQJ
3LQMDPDQ \DQJ GLEHULNDQ GDQ SLXWDQJ DGDODK DVHW NHXDQJDQ QRQ GHULYDWLI GHQJDQ
SHPED\DUDQ WHWDS DWDX WHODK GLWHQWXNDQ GDQ WLGDN PHPSXQ\DL NXRWDVL GLSDVDU DNWLI
NHFXDOL
<DQJ GLPDNVXGNDQ ROHK %DQN XQWXN GLMXDO GDODP ZDNWX GHNDW \DQJ
GLNODVLILNDVLNDQ GDODP NHORPSRN GLSHUGDJDQJNDQ VHUWD \DQJ SDGD VDDW
SHQJDNXDQDZDOGLWHWDSNDQVHEDJDL GLXNXUSDGDQLODLZDMDUPHODOXL ODSRUDQ ODED
UXJL
<DQJ SDGD VDDW SHQJDNXDQ DZDO GLWHWDSNDQ GDODP NHORPSRN WHUVHGLD XQWXN
GLMXDODWDX
195
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1*ODQMXWDQ
'DODPKDOSHPLOLNPXQJNLQWLGDNDNDQPHPSHUROHKNHPEDOLLQYHVWDVLDZDOVHFDUD
VXEVWDQVLDO NHFXDOL \DQJ GLVHEDENDQ ROHK SHQXUXQDQ NXDOLWDV SLQMDPDQ \DQJ
GLEHULNDQGDQSLXWDQJ
3DGD VDDW SHQJDNXDQ DZDO SLQMDPDQ \DQJ GLEHULNDQ GDQ SLXWDQJ GLDNXL SDGD QLODL
ZDMDUQ\D GLWDPEDK ELD\D WUDQVDNVL GDQ VHODQMXWQ\D GLXNXU SDGD ELD\D SHUROHKDQ
GLDPRUWLVDVLGHQJDQPHQJJXQDNDQPHWRGHVXNXEXQJDHIHNWLI3HQGDSDWDQGDULDVHW
NHXDQJDQ GDODP NHORPSRN SLQMDPDQ \DQJ GLEHULNDQ GDQ SLXWDQJ GLFDWDW GL GDODP
ODSRUDQ ODED UXJL GDQ GLODSRUNDQ VHEDJDL ³3HQGDSDWDQ %XQJD´ 'DODP KDO WHUMDGL
SHQXUXQDQ QLODL NHUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL GLODSRUNDQ VHEDJDL SHQJXUDQJ GDUL QLODL
WHUFDWDW GDUL DVHW NHXDQJDQ GDODP NHORPSRN SLQMDPDQ \DQJ GLEHULNDQ GDQ SLXWDQJ
GDQ GLDNXL GDODP ODSRUDQ ODED UXJL VHEDJDL ³&DGDQJDQ .HUXJLDQ 3HQXUXQDQ 1LODL´
&.31
3HQJDNXDQ
(QWLWDV PHQJJXQDNDQ DNXQWDQVL WDQJJDO SHQ\HOHVDLDQ XQWXN PHQFDWDW WUDQVDNVL DVHW
NHXDQJDQ \DQJOD]LPUHJXOHU $VHWNHXDQJDQ \DQJGLDOLKNDQNHSDGDSLKDNNHWLJDWHWDSL
WLGDN PHPHQXKL V\DUDW SHQJKHQWLDQ SHQJDNXDQ GLVDMLNDQ GL GDODP QHUDFD VHEDJDL ³$VHW
\DQJ GLMDPLQNDQ´ MLND SLKDN SHQHULPD PHPLOLNL KDN XQWXN PHQMXDO DWDX PHQWUDQVIHU
NHPEDOL
3HQJKHQWLDQ3HQJDNXDQ$VHW
3HQJKHQWLDQ SHQJDNXDQ DVHW NHXDQJDQ GLODNXNDQ NHWLND KDN NRQWUDNWXDO XQWXN DWDV DUXV
NDV\DQJEHUDVDOGDULDVHWNHXDQJDQWHUVHEXWEHUDNKLUDWDXNHWLNDDVHWNHXDQJDQWHUVHEXW
WHODK GLWUDQVIHU GDQ VHFDUD VXEVWDQVLDO VHOXUXK ULVLNR GDQ PDQIDDW DWDV NHSHPLOLNDQ DVHW
WHODKGLWUDQVIHUMLNDVHFDUDVXEVWDQVLDOVHOXUXKULVLNRGDQPDQIDDWWLGDNGLWUDQVIHUPDND
%DQN PHODNXNDQ HYDOXDVL XQWXN PHPDVWLNDQ NHWHUOLEDWDQ EHUNHODQMXWDQ DWDV NRQWURO \DQJ
PDVLK GLPLOLNL WLGDN PHQFHJDK SHQJKHQWLDQ SHQJDNXDQ .HZDMLEDQ NHXDQJDQ GLKHQWLNDQ
SHQJDNXDQQ\DNHWLNDNHZDMLEDQWHODKGLOHSDVNDQDWDXGLEDWDONDQDWDXNDGDOXDUVD
%DQNPHQJNODVLILNDVLNDQOLDELOLWDVNHXDQJDQGDODPNDWHJRUL
D /LDELOLWDVNHXDQJDQ\DQJGLXNXUSDGDQLODLZDMDUPHODOXLODSRUDQODEDUXJL
.DWHJRUL LQL WHUGLUL GDUL GXD VXE NDWHJRUL \DLWX .HZDMLEDQ NHXDQJDQ GLNODVLILNDVLNDQ
VHEDJDL GLSHUGDJDQJNDQ GDQ NHZDMLEDQ NHXDQJDQ \DQJ SDGD VDDW SHQJDNXDQ DZDO
WHODKGLWHWDSNDQ%DQNXQWXNGLXNXUSDGDQLODLZDMDUPHODOXLODSRUDQODEDUXJL.HZDMLEDQ
NHXDQJDQGLNODVLILNDVLNDQVHEDJDLGLSHUGDJDQJNDQMLNDGLSHUROHKWHUXWDPDXQWXNWXMXDQ
GLMXDODWDXGLEHOLNHPEDOLGDODPZDNWXGHNDWDWDXMLNDPHUXSDNDQEDJLDQGDULSRUWIROLR
LQVWUXPHQNHXDQJDQWHUWHQWX\DQJGLNHORODEHUVDPDGDQWHUGDSDW EXNWLPHQJHQDLSROD
DPELOXQWXQJGDODPMDQJNDSHQGHN\DQJWHUNLQL
.HXQWXQJDQ GDQ NHUXJLDQ \DQJ WLPEXO GDUL SHUXEDKDQ QLODL ZDMDU OLDELOLWDV NHXDQJDQ
\DQJ GLNODVLILNDVLNDQVHEDJDLGLSHUGDJDQJNDQGLFDWDWGDODPODSRUDQ ODEDUXJLVHEDJDL
³NHXQWXQJDQNHUXJLDQ GDUL SHUXEDKDQ QLODL ZDMDU LQVWUXPHQ NHXDQJDQ´ %HEDQ EXQJD
GDUL NHZDMLEDQ NHXDQJDQ GLNODVLILNDVLNDQ VHEDJDL GLSHUGDJDQJNDQ GLFDWDW GL GDODP
³%HEDQ %XQJD´ -LND %DQN SDGD SHQJDNXDQ DZDO WHODK PHQHWDSNDQ LQVWUXPHQ KXWDQJ
WHUWHQWX VHEDJDL QLODL ZDMDU PHODOXL ODSRUDQ ODED UXJL RSVL QLODL ZDMDU PDND
VHODQMXWQ\DSHQHWDSDQLQLWLGDNGDSDWGLXEDK%HUGDVDUNDQ36$.LQVWUXPHQKXWDQJ
\DQJ GLNODVLILNDVLNDQ VHEDJDL RSVL QLODL ZDMDU WHUGLUL GDUL NRQWUDN XWDPD GDQ GHULYDWLI
PHOHNDW\DQJKDUXVGLSLVDKNDQ
3HUXEDKDQQLODLZDMDUWHUNDLWGHQJDQNHZDMLEDQNHXDQJDQ\DQJGLWHWDSNDQXQWXNGLXNXU
SDGD QLODL ZDMDU PHODOXL ODSRUDQ ODED UXJL GLDNXL GL GDODP ´.HXQWXQJDQNHUXJLDQ GDUL
SHUXEDKDQQLODLZDMDULQVWUXPHQNHXDQJDQ´
196
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1*ODQMXWDQ
E/LDELOLWDVNHXDQJDQ\DQJGLXNXUGHQJDQELD\DSHUROHKDQGLDPRUWLVDVL
/LDELOLWDVNHXDQJDQ \DQJWLGDNGLNODVLILNDVLNDQVHEDJDL OLDELOLWDVNHXDQJDQ \DQJGLXNXU
SDGD QLODL ZDMDU PHODOXL ODSRUDQ ODED UXJL GLNDWHJRULNDQ GDQ GLXNXU GHQJDQ ELD\D
SHUROHKDQGLDPRUWLVDVL
6HWHODK SHQJDNXDQ DZDO %DQN PHQJXNXU VHOXUXK OLDELOLWDV NHXDQJDQ \DQJ GLXNXU
GHQJDQELD\DSHUROHKDQGLDPRUWLVDVLGHQJDQPHQJJXQDNDQPHWRGHVXNXEXQJDHIHNWLI
6DOLQJKDSXV
$VHW GDQ OLDELOLWDV NHXDQJDQ GDSDW VDOLQJ KDSXV GDQ QLODL EHUVLKQ\D GLVDMLNDQ GDODP
ODSRUDQSRVLVLNHXDQJDQMLNDGDQKDQ\DMLND%DQNPHPLOLNLKDN\DQJEHUNHNXDWDQKXNXP
XQWXN PHODNXNDQ VDOLQJ KDSXV DWDV MXPODK \DQJ WHODK GLDNXL WHUVHEXW GDQ EHUQLDW XQWXN
PHQ\HOHVDLNDQ VHFDUD QHWR DWDX XQWXN PHUHDOLVDVLNDQ DVHW GDQ PHQ\HOHVDLNDQ
OLDELOLWDVQ\DVHFDUDVLPXOWDQ
3HQGDSDWDQ GDQ EHEDQ GLVDMLNDQ GDODP MXPODK EHUVLK KDQ\D MLND GLSHUNHQDQNDQ ROHK
VWDQGDUDNXQWDQVL
3HQJXNXUDQQLODLZDMDU
1LODL ZDMDU DGDODK QLODL GLPDQD VXDWX DVHW GDSDW GLSHUWXNDUNDQ DWDX VXDWX OLDELOLWDV
GLVHOHVDLNDQ DQWDUD SLKDN \DQJ PHPDKDPL GDQ EHUNHLQJLQDQ XQWXN PHODNXNDQ WUDQVDNVL
ZDMDUDUP¶VOHQJWKWUDQVDFWLRQSDGDWDQJJDOSHQJXNXUDQ
-LNDWHUVHGLD%DQNPHQJXNXUQLODLZDMDULQVWUXPHQNHXDQJDQGHQJDQPHQJJXQDNDQKDUJD
NXRWDVL GL SDVDU DNWLI XQWXN LQVWUXPHQ WHUVHEXW 6XDWX SDVDU GLDQJJDS DNWLI MLND KDUJD
NXRWDVL VHZDNWXZDNWX GDQ VHFDUD EHUNDOD WHUVHGLD GDQ PHQFHUPLQNDQ WUDQVDNVL SDVDU
\DQJDNWXDOGDQUXWLQGDODPVXDWXWUDQVDNVL\DQJZDMDU
-LND SDVDU XQWXN VXDWX LQVWUXPHQ NHXDQJDQ WLGDN DNWLI %DQN PHQHQWXNDQ QLODL ZDMDU
GHQJDQ PHQJJXQDNDQWHNQLN SHQLODLDQ 7HNQLN SHQLODLDQ PHQFDNXS SHQJJXQDDQ
WUDQVDNVLSDVDU WHUNLQL \DQJ GLODNXNDQ VHFDUD ZDMDU ROHK SLKDNSLKDN \DQJ PHPDKDPL
EHUNHLQJLQDQ GDQ MLND WHUVHGLD UHIHUHQVL DWDV QLODL ZDMDU WHUNLQL GDUL LQVWUXPHQ ODLQ \DQJ
VHFDUDVXEVWDQVLDOVDPDSHQJJXQDDQDQDOLVDDUXVNDV\DQJGLGLVNRQWRGDQSHQJJXQDDQ
PRGHOSHQHWDSDQKDUJDRSVLRSWLRQSULFLQJPRGHO
7HNQLNSHQLODLDQ\DQJGLSLOLKPHPDNVLPDONDQSHQJJXQDDQLQSXWSDVDUGDQPHPLQLPDONDQ
SHQJJXQDDQ HVWLPDVL \DQJ EHUVLIDW VSHVLILN GDUL %DQN PHPDVXNNDQ VHPXD IDNWRU \DQJ
DNDQ GLSHUWLPEDQJNDQ ROHK SDUD SHODNX SDVDU GDODP PHQHWDSNDQ VXDWX KDUJD GDQ
NRQVLVWHQ GHQJDQ PHWRGRORJL HNRQRPL \DQJ GLWHULPD GDODP SHQHWDSDQ KDUJD LQVWUXPHQ
NHXDQJDQ ,QSXW \DQJ GLJXQDNDQ GDODP WHNQLN SHQLODLDQ VHFDUD PHPDGDL PHQFHUPLQNDQ
HNVSHNWDVL SDVDU GDQ XNXUDQ DWDV IDNWRU ULVLNR GDQ SHQJHPEDOLDQ ULVNUHWXUQ \DQJ
PHOHNDW SDGD LQVWUXPHQ NHXDQJDQ %DQN PHQJNDOLEUDVL WHNQLN SHQLODLDQ GDQ PHQJXML
YDOLGLWDVQ\D GHQJDQ PHQJJXQDNDQ KDUJDKDUJD GDUL WUDQVDNVL SDVDU WHUNLQL \DQJ GDSDW
GLREVHUYDVLXQWXNLQVWUXPHQ\DQJVDPDDWDXDWDVGDVDUGDWDSDVDUODLQQ\D\DQJWHUVHGLD
\DQJGDSDWGLREVHUYDVL
197
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1*ODQMXWDQ
H$VHWGDQ/LDELOLWDV.HXDQJDQODQMXWDQ
%XNWLWHUEDLNDWDVQLODLZDMDULQVWUXPHQNHXDQJDQSDGDVDDWSHQJDNXDQDZDODGDODKKDUJD
WUDQVDNVL\DLWXQLODLZDMDUGDULSHPED\DUDQ\DQJGLEHULNDQDWDXGLWHULPDNHFXDOLMLNDQLODL
ZDMDU GDUL LQVWUXPHQ NHXDQJDQ WHUVHEXW GLWHQWXNDQ GHQJDQ SHUEDQGLQJDQ WHUKDGDS
WUDQVDNVLSDVDUWHUNLQL\DQJGDSDWGLREVHUYDVLGDULVXDWXLQVWUXPHQ\DQJVDPD\DLWXWDQSD
PRGLILNDVL DWDX SHQJHPDVDQ XODQJ DWDX EHUGDVDUNDQ VXDWX WHNQLN SHQLODLDQ \DQJ
YDULDEHOQ\D KDQ\D PHQJJXQDNDQ GDWD GDUL SDVDU \DQJ GDSDW GLREVHUYDVL -LND KDUJD
WUDQVDNVL PHPEHULNDQ EXNWL WHUEDLN DWDV QLODL ZDMDU SDGD VDDW SHQJDNXDQ DZDO PDND
LQVWUXPHQ NHXDQJDQ SDGD DZDOQ\D GLXNXU SDGD KDUJD WUDQVDNVL GDQ VHOLVLK DQWDUD KDUJD
WUDQVDNVL GDQ QLODL \DQJ VHEHOXPQ\D GLSHUROHK GDUL PRGHO SHQLODLDQ GLDNXL GDODP ODSRUDQ
ODEDUXJLNRQVROLGDVLDQVHWHODKSHQJDNXDQDZDOWHUJDQWXQJSDGDPDVLQJPDVLQJIDNWDGDQ
NHDGDDQ GDUL WUDQVDNVL WHUVHEXW QDPXQ WLGDN OHELK ODPEDW GDUL VDDW SHQLODLDQ WHUVHEXW
GLGXNXQJ VHSHQXKQ\D ROHK GDWD GDUL SDVDU \DQJ GDSDW GLREVHUYDVL DWDX VDDW WUDQVDNVL
GLWXWXS
1LODL ZDMDU PHQFHUPLQNDQ ULVLNR NUHGLW DWDV LQVWUXPHQ NHXDQJDQ GDQ WHUPDVXN
SHQ\HVXDLDQ\DQJGLODNXNDQXQWXNPHPDVXNNDQULVLNRNUHGLW%DQNGDQSLKDNODZDQPDQD
\DQJ OHELK VHVXDL (VWLPDVL QLODL ZDMDU \DQJ GLSHUROHK GDUL PRGHO SHQLODLDQ DNDQ
GLVHVXDLNDQ XQWXN PHPSHUWLPEDQJNDQ IDNWRUIDNWRU ODLQQ\D VHSHUWL ULVLNR OLNXLGLWDV DWDX
NHWLGDNSDVWLDQ PRGHO SHQLODLDQ VHSDQMDQJ %DQN \DNLQ EDKZD NHWHUOLEDWDQ VXDWX SDVDU
SLKDNNHWLJDDNDQPHPSHUWLPEDQJNDQIDNWRUIDNWRUWHUVHEXWGDODPSHQHUDSDQKDUJDVXDWX
WUDQVDNVL
$VHWNHXDQJDQGDQSRVLVLORQJGLXNXUPHQJJXQDNDQKDUJDSHQDZDUDQOLDELOLWDVNHXDQJDQ
GDQ SRVLVL VKRUW GLXNXU PHQJJXQDNDQ KDUJD SHUPLQWDDQ -LND %DQN PHPLOLNL SRVLVL DVHW
GDQ OLDELOLWDV GLPDQD ULVLNR SDVDUQ\D VDOLQJ KDSXV PDND %DQN GDSDW PHQJJXQDNDQ QLODL
WHQJDK GDUL KDUJD SDVDU VHEDJDL GDVDU XQWXN PHQHQWXNDQ QLODL ZDMDU SRVLVL ULVLNR \DQJ
VDOLQJ KDSXV WHUVHEXW GDQ PHQHUDSNDQ SHQ\HVXDLDQ WHUKDGDS KDUJD SHQDZDUDQ DWDX
KDUJD SHUPLQWDDQ WHUKDGDS SRVLVL WHUEXND QHWWR QHW RSHQ SRVLWLRQ PDQD \DQJ OHELK
VHVXDL
I .DVGDQ6HWDUD.DV
.RPSRQHQ.DVGDQVHWDUDNDVPHOLSXWLNDVJLURSDGD%DQN,QGRQHVLD JLURSDGD EDQNODLQ
VLPSDQDQ \DQJ VHZDNWXZDNWX ELVD GLFDLUNDQ GDQ LQYHVWDVL MDQJND SHQGHN OLNXLG ODLQQ\D
GHQJDQMDQJNDZDNWXMDWXKWHPSRWLJDEXODQDWDXNXUDQJ
J *LURSDGD%DQN,QGRQHVLDGDQ*LUR%DQN/DLQ
*LUR SDGD %DQN ,QGRQHVLD GLVDMLNDQ SDGD VDOGR SHQHPSDWDQ *LUR SDGD EDQN ODLQ GLVDMLNDQ
VHEHVDUVDOGRSHQHPSDWDQVHEHVDUELD\DSHUROHKDQGLDPRUWLVDVLPHQJJXQDNDQPHWRGHVXNX
EXQJD GLNXUDQJL FDGDQJDQ NHUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL *LUR SDGD %DQN ,QGRQHVLD GDQ %DQN
/DLQGLNODVLILNDVLNDQVHEDJDLNUHGLW\DQJGLEHULNDQGDQSLXWDQJ3DGDWDQJJDO2NWREHU
%DQN ,QGRQHVLD PHQJHOXDUNDQ 3HUDWXUDQ %DQN ,QGRQHVLD 1R3%, WHQWDQJ *LUR
:DMLE0LQLPXP*:0%DQN8PXPSDGD%DQN,QGRQHVLDGDODPUXSLDKGDQYDOXWDDVLQJGDQ
SHUXEDKDQQ\D3%,1R3%,WDQJJDO)HEUXDUL%DQNZDMLEPHPHQXKL
D *:0GDODP5XSLDKWHUGLULGDUL
*:03ULPHUVHEHVDUGDUL'3.GDODP5XSLDK
*:06HNXQGHUVHEHVDUGDUL'3.GDODP5XSLDK
*:0 /'5 VHEHVDU SHUKLWXQJDQ DQWDUD 3DUDPHWHU 'LVLQVHQWLI %DZDK DWDX 3DUDPHWHU
'LVLQVHQWLI $WDV GHQJDQ VHOLVLK DQWDUD /'5 %DQN GDQ /'5 7DUJHW GHQJDQ
PHPSHUKDWLNDQVHOLVLKDQWDUD.300EDQNGDQ.300,QVHQWLI
198
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1*ODQMXWDQ
K 3HQHPSDWDQSDGD%DQN,QGRQHVLDGDQ%DQN/DLQ
3HQHPSDWDQ SDGD %DQN ,QGRQHVLD GLVDMLNDQ VHEHVDU VDOGR SHQHPSDWDQ VHWHODK GLNXUDQJL
EXQJD GLWHULPD GLPXND VHUWD SHQHPSDWDQ SDGD EDQN ODLQ GLQ\DWDNDQ VHEHVDU VDOGR
SHQHPSDWDQ 3HQHPSDWDQ SDGD %DQN ,QGRQHVLD GDQ EDQN ODLQ GLNODVLILNDVLNDQ VHEDJDL DVHW
NHXDQJDQ GLPLOLNL KLQJJD MDWXK WHPSR 0XODL WDKXQ EXNX %DQN WLGDN PHPEHQWXN
FDGDQJDQ NHUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL WHUVHEXW NDUHQD WLGDN WHUGDSDW EXNWL RE\HNWLI SHQXUXQDQ
QLODL
L (IHN(IHN
(IHNHIHN\DQJGLPLOLNLROHK%DQNEHUXSD6HUWLILNDW%DQN,QGRQHVLD6%,
(IHNHIHN GDODP NHORPSRN WHUVHGLD XQWXN GLMXDO SDGD DZDOQ\D GLXNXU SDGD QLODL ZDMDU
GLWDPEDK ELD\D WUDQVDNVL6HWHODK SHQJDNXDQ DZDO HIHNHIHN \DQJ GLNODVLILNDVLNDQ GDODP
NHORPSRNWHUVHGLDXQWXNGLMXDOGLQ\DWDNDQSDGDQLODLZDMDUQ\D
3HQGDSDWDQ EXQJD GLDNXL GDODP ODSRUDQ ODED UXJL NRPSUHKHQVLI GHQJDQ PHQJJXQDNDQ
PHWRGHVXNXEXQJDHIHNWLI
3HUXEDKDQQLODLZDMDUODLQQ\DGLDNXLVHFDUDODQJVXQJVHEDJDLSHQGDSDWDQNRPSUHKHQVLIODLQ
VDPSDLLQYHVWDVLWHUVHEXWGLMXDODWDXPHQJDODPLSHQXUXQDQQLODLSDGDVDDWPDQDNHXQWXQJDQ
GDQ NHUXJLDQ NXPXODWLI \DQJ VHEHOXPQ\D GLDNXL VHEDJDL SHQGDSDWDQ NRPSUHKHQVLI ODLQ
GLUHNODVLILNDVLNHODEDUXJLVHEDJDLSHQ\HVXDLDQUHNODVLILNDVL
1LODL ZDMDU GLWHQWXNDQ EHUGDVDUNDQ KDUJD NXRWDVL SDVDU \DQJ EHUODNX 0DQDMHPHQ DNDQ
PHQHQWXNDQQLODLZDMDUHIHNHIHNEHUGDVDUNDQPRGHO\DQJGLNHPEDQJNDQVHFDUDLQWHUQDOGDQ
HVWLPDVLWHUEDLNMLNDKDUJDSDVDU\DQJGDSDWGLDQGDONDQWLGDNWHUVHGLD
$PRUWLVDVLSUHPLGLVNRQWRXQWXNHIHNHIHN \DQJWHUVHGLD XQWXNGLMXDOGLODNXNDQVHMDNWDQJJDO
SHUROHKDQVDPSDLGHQJDQWDQJJDOMDWXKWHPSREHUGDVDUNDQPHWRGHVXNXEXQJDHIHNWLI
3HQXUXQDQ QLODL ZDMDU GL EDZDK KDUJD SHUROHKDQ WHUPDVXN DPRUWLVDVL SUHPL GDQ GLVNRQWR
\DQJ WLGDN EHUVLIDW VHPHQWDUD GLFDWDW VHEDJDL SHQXUXQDQ SHUPDQHQ QLODL LQYHVWDVL GDQ
GLEHEDQNDQGDODPODSRUDQODEDUXJLNRPSUHKHQVLIWDKXQEHUMDODQ
199
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1*ODQMXWDQ
M .UHGLW\DQJ'LEHULNDQ
.UHGLW \DQJ GLEHULNDQ SDGD DZDOQ\D GLXNXU SDGD QLODL ZDMDU GLWDPEDK ELD\D WUDQVDNVL \DQJ
GDSDWGLDWULEXVLNDQVHFDUDODQJVXQJGDQPHUXSDNDQELD\DWDPEDKDQXQWXNPHPSHUROHKDVHW
NHXDQJDQ WHUVHEXW GDQ VHWHODK SHQJDNXDQ DZDO GLXNXU SDGD ELD\D SHUROHKDQ GLDPRUWLVDVL
GHQJDQPHQJJXQDNDQPHWRGHVXNXEXQJDHIHNWLI
.UHGLW \DQJGLEHULNDQGLKDSXVEXNXNDQNHWLNDWLGDNWHUGDSDW SURVSHN \DQJUHDOLVWLVPHQJHQDL
SHQJHPEDOLDQ SLQMDPDQ 3LQMDPDQ \DQJ WLGDN GDSDW GLOXQDVL GLKDSXVEXNXNDQ GHQJDQ
PHQGHELWFDGDQJDQNHUXJLDQSHQXUXQDQQLODL
3HQHULPDDQ NHPXGLDQ DWDV NUHGLW \DQJ GLEHULNDQ \DQJ WHODK GLKDSXVEXNXNDQ SDGD WDKXQ
EHUMDODQ GLNUHGLWNDQ GHQJDQ PHQ\HVXDLNDQ SDGD DNXQ FDGDQJDQ 3HQHULPDDQ NHPEDOL DWDV
3LQMDPDQ<DQJ'LEHULNDQ\DQJWHODKGLKDSXVEXNXNDQSDGDWDKXQVHEHOXPQ\DGLFDWDWVHEDJDL
SHQGDSDWDQRSHUDVLRQDOODLQQ\D
3DGDVHWLDSWDQJJDOQHUDFD%DQNPHQJHYDOXDVLDSDNDKWHUGDSDWEXNWL \DQJ RE\HNWLIEDKZD
DVHW NHXDQJDQ DWDX NHORPSRN DVHW NHXDQJDQ PHQJDODPL SHQXUXQDQ QLODL $VHW NHXDQJDQ
DWDX NHORPSRN DVHWNHXDQJDQ GLWXUXQNDQ QLODLQ\D GDQ SHQXUXQDQ QLODL WHODK WHUMDGL MLND GDQ
KDQ\DMLNDWHUGDSDWEXNWL\DQJRE\HNWLIPHQJHQDLSHQXUXQDQQLODLWHUVHEXWVHEDJDLDNLEDWGDUL
VDWX DWDX OHELK SHULVWLZD \DQJ WHUMDGL VHWHODK SHQJDNXDQ DZDO DVHW WHUVHEXW SHULVWLZD \DQJ
PHUXJLNDQ GDQ SHULVWLZD \DQJ PHUXJLNDQ WHUVHEXW EHUGDPSDN SDGDHVWLPDVL DUXVNDVPDVD
GHSDQ DWDV DVHW NHXDQJDQ DWDX NHORPSRN DVHW NHXDQJDQ \DQJ GDSDW GLHVWLPDVL VHFDUD
KDQGDO
N 3HQ\HUWDDQ6DKDP
3HQ\HUWDDQ VDKDP PHUXSDNDQ SHQDQDPDQ GDQD GDODP EHQWXN VDKDP SDGD SHUXVDKDDQ
QRQSXEOLN \DQJ EHUJHUDN GL ELGDQJ MDVD NHXDQJDQ \DQJ WLGDN PHODOXL SDVDU PRGDO XQWXN
WXMXDQMDQJNDSDQMDQJ
3HQ\HUWDDQ VDKDP GL SHUXVDKDDQ DVRVLDVL GHQJDQ SHUVHQWDVH NHSHPLOLNDQ VDPSDL
GHQJDQGLFDWDWGHQJDQPHWRGHHNXLWDV\DLWXSHQ\HUWDDQGLFDWDWVHEHVDUELD\DSHUROHKDQ
GLVHVXDLNDQ GHQJDQ EDJLDQ %DQN DWDV HNXLWDV SHUXVDKDDQ DVRVLDVL GDQ GLNXUDQJL GHQJDQ
SHQHULPDDQGLYLGHQVHMDNWDQJJDOSHUROHKDQGLNXUDQJLFDGDQJDQNHUXJLDQSHQXUXQDQQLODL
8QWXN SHQ\HUWDDQ VDKDP GHQJDQ SHUVHQWDVH NHSHPLOLNDQ GL EDZDK GLFDWDW GHQJDQ
PHWRGH ELD\D 'HQJDQ PHWRGH LQL SHQ\HUWDDQ VDKDP GLFDWDW VHEHVDU ELD\D SHUROHKDQ
GLNXUDQJL GHQJDQ FDGDQJDQ NHUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL 3DGD WDQJJDO QHUDFD SHQ\HUWDDQ LQL
GLVDMLNDQ VHVXDL GHQJDQ 36$. UHYLVL 3HQGDSDWDQ GLYLGHQ GLDNXL SDGD VDDW
NHSXWXVDQSHPEDJLDQGLYLGHQGLXPXPNDQ
&DGDQJDQNHUXJLDQSHQXUXQDQQLODLDWDVSHQ\HUWDDQGLEHQWXNDSDELODEHUGDVDUNDQSHQGDSDW
PDQDMHPHQWHUGDSDWSHQXUXQDQQLODLVHFDUDSHUPDQHQDWDVQLODLSHQ\HUWDDQ
3DGD VHWLDS WDQJJDO QHUDFD EDQNPHQJHYDOXDVL DSDNDK WHUGDSDW EXNWL \DQJ RE\HNWLI EDKZD
DVHWNHXDQJDQDWDXNHORPSRNDVHWNHXDQJDQPHQJDODPLSHQXUXQDQQLODL
200
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1*ODQMXWDQ
O 3HPEHQWXNDQ&DGDQJDQ.HUXJLDQ3HQXUXQDQ1LODLGDUL$VHW.HXDQJDQ
3DGDVHWLDSDNKLUSHULRGHSHODSRUDQ%DQNPHQLODLDSDNDKWHUGDSDWEXNWLRE\HNWLIEDKZDDVHW
NHXDQJDQDWDXNHORPSRNDVHWNHXDQJDQWHODKPHQJDODPLSHQXUXQDQQLODL$VHWNHXDQJDQDWDX
NHORPSRN DVHWNHXDQJDQ GLWXUXQNDQ QLODLQ\D GDQ NHUXJLDQSHQXUXQDQ QLODL WHUMDGL KDQ\D MLND
WHUGDSDWEXNWL RE\HNWLI EDKZD SHQXUXQDQ QLODLPHUXSDNDQ DNLEDW GDUL VDWX DWDX OHELKSHULVWLZD
\DQJ WHUMDGL VHWHODK SHQJDNXDQDZDO DVHW SHULVWLZD NHUXJLDQ GDQSHULVWLZD NHUXJLDQ DWDX
SHULVWLZDWHUVHEXWPHPLOLNLGDPSDNSDGDHVWLPDVLDUXVNDVPDVDGDWDQJDWDVDVHWNHXDQJDQ
DWDXNHORPSRNDVHWNHXDQJDQ\DQJGDSDWGLHVWLPDVLVHFDUDDQGDO
.ULWHULD \DQJ GLJXQDNDQ ROHK HQWLWDV XQWXN PHQHQWXNDQ EXNWL RE\HNWLI GDUL SHQXUXQDQ QLODL
DGDODKVHEDJDLEHULNXW
.HVXOLWDQNHXDQJDQVLJQLILNDQ\DQJGLDODPLSHQHUELWDWDXSLKDNGHELWXU
3HODQJJDUDQNRQWUDNVHSHUWLWHUMDGLQ\DZDQSUHVWDVLDWDXWXQJJDNDQSHPED\DUDQSRNRN
DWDXEXQJD
3LKDN SHPEHUL SLQMDPDQ GHQJDQ DODVDQ HNRQRPL DWDX KXNXP VHKXEXQJDQ GHQJDQ
NHVXOLWDQNHXDQJDQ\DQJGLDODPLSLKDNGHELWXUPHPEHULNDQNHULQJDQDQNRQVHQVLSDGD
SLKDN SHPLQMDP \DQJ WLGDN PXQJNLQ GLEHULNDQ MLND SLKDN SHPLQMDP WLGDN PHQJDODPL
NHVXOLWDQWHUVHEXW
7HUGDSDW NHPXQJNLQDQ EDKZD SLKDN GHELWXU DNDQ GLQ\DWDNDQ SDLOLW DWDX PHODNXNDQ
UHRUJDQLVDVLNHXDQJDQODLQQ\D
+LODQJQ\DSDVDUDNWLIGDULDVHWNHXDQJDQDWDX
'DWD\DQJGDSDWGLREVHUYDVLPHQJLQGLNDVLNDQDGDQ\DSHQXUXQDQ\DQJGDSDWGLXNXUDWDV
HVWLPDVLDUXVNDVPDVDGDWDQJGDULNHORPSRNDVHWNHXDQJDQVHMDNSHQJDNXDQDZDODVHW
GLPDNVXG PHVNLSXQ SHQXUXQDQQ\D EHOXP GDSDW GLLGHQWLILNDVL WHUKDGDS DVHW NHXDQJDQ
VHFDUDLQGLYLGXDOWHUKDGDSNHORPSRNDVHWWHUVHEXWWHUPDVXN
D 0HPEXUXNQ\DVWDWXVSHPED\DUDQSLKDNGHELWXUGDODPNHORPSRNWHUVHEXWGDQ
E .RQGLVL HNRQRPL QDVLRQDO DWDX ORNDO \DQJ EHUNRUHODVL GHQJDQ ZDQSUHVWDVL DWDX DVHW
GDODPNHORPSRNWHUVHEXW
(VWLPDVL SHULRGH DQWDUD WHUMDGLQ\D SHULVWLZD GDQ WHULGHQWLILNDVLQ\D NHUXJLDQ GLWHQWXNDQ ROHK
PDQDMHPHQXQWXNVHWLDSSRUWRIROLRGLLGHQWLILNDVL3DGDXPXPQ\DSHULRGHWHUVHEXWEHUYDULDVL
DQWDUDGDQEXODQXQWXNNDVXVWHUWHQWXGLSHUOXNDQSHULRGH\DQJOHELKODPD
%DQN SHUWDPD NDOL PHQHQWXNDQ DSDNDK WHUGDSDW EXNWL RE\HNWLI SHQXUXQDQ QLODL VHFDUD
LQGLYLGXDO GDQ VHFDUD LQGLYLGXDO DWDX NROHNWLI XQWXN DVHW NHXDQJDQ \DQJ WLGDN VLJQLILNDQ
VHFDUD LQGLYLGXDO -LND %DQN PHQHQWXNDQ WLGDN WHUGDSDW EXNWL RE\HNWLI PHQJHQDL SHQXUXQDQ
QLODL DWDV DVHW NHXDQJDQ \DQJ GLQLODLVHFDUDLQGLYLGXDO WHUOHSDV DVHW NHXDQJDQ
WHUVHEXWVLJQLILNDQDWDXWLGDNPDND%DQNPHPDVXNNDQDVHWWHUVHEXWNHGDODPDVHWNHXDQJDQ
\DQJ PHPLOLNL NDUDNWHULVWLN ULVLNR NUHGLW \DQJ VHUXSD GDQ PHQLODL SHQXUXQDQ QLODL NHORPSRN
WHUVHEXWVHFDUDNROHNWLI
$VHW \DQJ SHQXUXQDQ QLODLQ\D GLQLODL VHFDUD LQGLYLGXDO GDQ XQWXN LWX SHQXUXQDQ QLODL GLDNXL
DWDX WHWDS GLDNXL WLGDN WHUPDVXN GDODP SHQLODLDQ SHQXUXQDQ QLODL VHFDUD NROHNWLI -XPODK
SHQXUXQDQQLODLGLXNXUEHUGDVDUNDQVHOLVLKDQWDUDQLODLWHUFDWDWQLODLNLQLDVHWNHXDQJDQGHQJDQ
HVWLPDVLDUXVNDVPDVDGDWDQJ \DQJGLGLVNRQWRNDQPHQJJXQDNDQWLQJNDWVXNXEXQJDHIHNWLI
DZDO GDUL DVHW NHXDQJDQ WHUVHEXW 1LODL WHUFDWDW DVHW WHUVHEXW GLNXUDQJL PHODOXL DNXQ
&DGDQJDQ .HUXJLDQ 3HQXUXQDQ 1LODL GDQ EHEDQ &DGDQJDQ .HUXJLDQ 3HQXUXQDQ 1LODL GLDNXL
SDGDODSRUDQODEDUXJL
201
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1*ODQMXWDQ
202
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1*ODQMXWDQ
P$VHW7HWDS
$VHWWHWDSSDGDDZDOQ\DGLQ\DWDNDQVHEHVDUKDUJDSHUROHKDQ6HWHODKSHQJXNXUDQDZDODVHW
WHWDSGLXNXU GHQJDQ PRGHO ELD\D GLFDWDW SDGD KDUJDSHUROHKDQ GLNXUDQJL DNXPXODVL
SHQ\XVXWDQ GDQDNXPXODVL SHQXUXQDQ QLODL 7DQDK GLQ\DWDNDQ VHEHVDU KDUJD SHUROHKDQ GDQ
WLGDNGLVXVXWNDQ
+DUJDSHUROHKDQPHQFDNXSKDUJDSHPEHOLDQGDQVHPXDEHEDQ\DQJWHUNDLWVHFDUDODQJVXQJ
XQWXN PHPEDZD DVHW WHUVHEXW NH ORNDVL GDQ NRQGLVL \DQJ GLSHUOXNDQ XQWXN PHPXQJNLQNDQ
DVHWWHUVHEXWEHURSHUDVLVHEDJDLPDQDGLWHQWXNDQROHKPDQDMHPHQ
%LD\DELD\D VHWHODK SHQJDNXDQ DZDO GLDNXL VHEDJDL EDJLDQ QLODL WHUFDWDW DVHW DWDX VHEDJDL
DVHW \DQJ WHUSLVDK VHEDJDLPDQD PHVWLQ\D KDQ\D MLND NHPXQJNLQDQ EHVDU %DQN PHQGDSDW
PDQIDDWHNRQRPLVGLPDVDGHSDQEHUNHQDDQGHQJDQDVHWWHUVHEXWGDQELD\DSHUROHKDQDVHW
GDSDW GLXNXU GHQJDQ DQGDO 1LODL WHUFDWDW GDUL NRPSRQHQ \DQJ GLJDQWL GLKDSXVNDQ %LD\D
SHUEDLNDQGDQSHPHOLKDUDDQGLEHEDQNDQNHGDODPODSRUDQODEDUXJLGDODPSHULRGHNHXDQJDQ
NHWLNDELD\DELD\DWHUVHEXWWHUMDGL
%LD\D OHJDO DZDO XQWXN PHQGDSDWNDQ KDNOHJDO GLDNXL VHEDJDL EDJLDQ ELD\D DNXLVLVLWDQDK
ELD\DELD\D WHUVHEXW WLGDNGLGHSUHVLDVLNDQ %LD\D WHUNDLW GHQJDQSHPEDUXDQ KDN DWDV WDQDK
GLDNXLVHEDJDLDVHWWDNEHUZXMXGGDQGLDPRUWLVDVLVHSDQMDQJXPXUKXNXPKDN
3HQ\XVXWDQ DVHW WHWDS VHODLQ WDQDK GLKLWXQJ GHQJDQ PHQJJXQDNDQ PHWRGH JDULV OXUXV
VWUDLJKW OLQHPHWKRGXQWXN PHQJDORNDVLNDQ KDUJD SHUROHKDQ KLQJJD PHQFDSDL QLODL VLVDQ\D
VHSDQMDQJHVWLPDVLPDVDPDQIDDWQ\DVHEDJDLEHULNXW
7DULI 0DVDPDQIDDW 1LODL5HVLGX
3HQ\XVXWDQ
%DQJXQDQ 7DKXQ 1LKLO
3HUDQJNDWOXQDNPLQLNRPSXWHU 7DKXQ 1LKLO
,QYHQWDULVNDQWRUGDQSHUDODWDQNDQWRU 7DKXQ 7DKXQ 1LKLO
GDUL
.HQGDUDDQ 7DKXQ 7DKXQ +DUJD3HUROHKDQ
.RPSXWHU 7DKXQ 1LKLO
3HUDQJNDWNHUDVPLQLNRPSXWHU 7DKXQ 1LKLO
203
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1*ODQMXWDQ
P$VHW7HWDSODQMXWDQ
3DGD VHWLDS WDQJJDO QHUDFD %DQN PHODNXNDQ SHQHODDKDQ XQWXN PHQHWDSNDQ VLVD PDVD
PDQIDDW PHQJLQGHQWLILNDVL DSDNDK WHUMDGL SHUXEDKDQ GL GDODP QLODL UHVLGX GDQ PHWRGH
DNXQWDQVLVHUWDXQWXNPHPXWXVNDQDSDNDKWHUGDSDWLQGLNDVLSHQXUXQDQQLODL
$SDELOD DVHW WHWDS WLGDN GLJXQDNDQ ODJL DWDX GLMXDO PDND QLODL WHUFDWDW GDQ DNXPXODVL
SHQ\XVXWDQQ\DGLNHOXDUNDQGDULODSRUDQSRVLVLNHXDQJDQGDQNHXQWXQJDQDWDXNHUXJLDQ\DQJ
WHUMDGLGLDNXLGDODPODSRUDQODEDUXJLWDKXQEHUMDODQ
%HEDQ SHUEDLNDQ GDQ SHPHOLKDUDDQ GLEHEDQNDQ NH GDODP ODSRUDQ ODED UXJL WDKXQ EHUMDODQ
%HEDQUHQRYDVLGDQSHQDPEDKDQ\DQJMXPODKQ\DVLJQLILNDQGLFDWDWVHEDJDLEDJLDQGDULQLODL
WHUFDWDW DVHW \DQJ EHUVDQJNXWDQ DSDELOD NHPXQJNLQDQ EHVDU %DQN DNDQ PHQGDSDWNDQ
PDQIDDW HNRQRPL PDVD GHSDQ GDUL DVHW WHUVHEXW \DQJ PHOHELKL VWDQGDU NLQHUMD \DQJ
GLSHUNLUDNDQVHEHOXPQ\D
$SDELOD QLODL WHUFDWDW DVHW OHELK EHVDU GDUL QLODL \DQJ GDSDW GLSHUROHK NHPEDOL QLODL WHUFDWDW
DVHWGLWXUXQNDQPHQMDGLVHEHVDUQLODL\DQJGDSDWGLSHUROHKNHPEDOL\DQJGLWHQWXNDQVHEDJDL
QLODLWHUWLQJJLDQWDUDKDUJDMXDOQHWRGDQQLODL\DQJGLSDNDL
$NXPXODVLELD\DNRQVWUXNVLEDQJXQDQGDQSHPDVDQJDQSHUDODWDQNDQWRUGLNDSLWDOLVDVLVHEDJDL
DVHW GDODP SHQ\HOHVDLDQ %LD\DWHUVHEXW GLUHNODVLILNDVL NH DNXQ DVHW WHWDSSDGD VDDW SURVHV
NRQVWUXNVL DWDXSHPDVDQJDQ VHOHVDL 3HQ\XVXWDQ GLPXODLSDGD VDDW DVHW WHUVHEXW VLDS
XQWXNGLJXQDNDQVHVXDLGHQJDQWXMXDQ\DQJGLLQJLQNDQPDQDMHPHQ
%LD\D EXQJD GDQ ELD\D SLQMDPDQ ODLQQ\DVHSHUWL ELD\D GLVNRQWR SLQMDPDQ EDLN \DQJVHFDUD
ODQJVXQJ DWDX WLGDN ODQJVXQJGLJXQDNDQ XQWXN SHQGDQDDQ NRQVWUXNVLDVHW NXDOLILNDVLDQ
GLNDSLWDOLVDVL KLQJJD DVHWWHUVHEXW VHOHVDL GLNRQVWUXNVL 8QWXN ELD\DSLQMDPDQ \DQJ GDSDW
GLDWULEXVLNDQ VHFDUDODQJVXQJ SDGD DVHW NXDOLILNDVLDQ MXPODK\DQJ GLNDSLWDOLVDVL GLWHQWXNDQ
GDUL ELD\DSLQMDPDQ DNWXDO \DQJ WHUMDGL VHODPDSHULRGH EHUMDODQ GLNXUDQJL SHQJKDVLODQ\DQJ
GLSHUROHK GDUL LQYHVWDVL VHPHQWDUD DWDVGDQD KDVLO SLQMDPDQ WHUVHEXW 8QWXNSLQMDPDQ \DQJ
WLGDN GDSDW GLDWULEXVLNDQVHFDUD ODQJVXQJ SDGD VXDWX DVHWNXDOLILNDVLDQ MXPODK \DQJ
GLNDSLWDOLVDVLGLWHQWXNDQ GHQJDQ PHQJDOLNDQ WLQJNDWNDSLWDOLVDVL WHUKDGDS MXPODK
\DQJGLNHOXDUNDQ XQWXN PHPSHUROHK DVHWNXDOLILNDVLDQ 7LQJNDW NDSLWDOLVDVL
GLKLWXQJEHUGDVDUNDQUDWDUDWDWHUWLPEDQJELD\DSLQMDPDQ \DQJGLEDJLGHQJDQMXPODKSLQMDPDQ
\DQJ WHUVHGLD VHODPD SHULRGHVHODLQ SLQMDPDQ \DQJ VHFDUD VSHVLILNGLDPELO XQWXN WXMXDQ
PHPSHUROHKVXDWXDVHWNXDOLILNDVLDQ
Q$JXQDQ\DQJ'LDPELO$OLK$<'$
$JXQDQ<DQJ'LDPELO$OLK$<'$DGDODKDVHW\DQJGLSHUROHK%DQNEDLNPHODOXLSHOHODQJDQ
PDXSXQGLOXDUSHOHODQJDQEHUGDVDUNDQSHQ\HUDKDQVHFDUDVXNDUHODROHKSHPLOLNDJXQDQDWDX
EHUGDVDUNDQ NXDVD XQWXN PHQMXDO GLOXDU OHODQJ GDUL SHPLOLN DJXQDQ GDODP KDO GHELWXU WLGDN
PHPHQXKLNHZDMLEDQQ\DNHSDGD%DQN$<'$PHUXSDNDQMDPLQDQNUHGLW\DQJGLEHULNDQ\DQJ
WHODKGLDPELODOLKVHEDJDLEDJLDQGDULSHQ\HOHVDLDQNUHGLW \DQJGLEHULNDQGDQGLVDMLNDQSDGD
³$VHW/DLQODLQ´
$VHW \DQJ WLGDN GLJXQDNDQ DGDODK DVHW WHWDS GDODP EHQWXN SURSHUWL \DQJ GLPLOLNL ROHK %DQN
WHWDSLWLGDNGLJXQDNDQXQWXNNHJLDWDQXVDKDRSHUDVLRQDO%DQN
$JXQDQ \DQJ GLDPELO DOLK VHKXEXQJDQ GHQJDQ SHQ\HOHVDLDQ NUHGLW GLQ\DWDNDQ EHUGDVDUNDQ
QLODL WHUHQGDK DQWDUD QLODL WHUFDWDW SLQMDPDQ \DQJ GLEHULNDQ WHUNDLW DWDX QLODL UHDOLVDVL EHUVLK
GDUL DJXQDQ \DQJ GLDPELO DOLK 1LODL UHDOLVDVL EHUVLK DGDODK QLODL ZDMDU DJXQDQ \DQJ GLDPELO
DOLK VHWHODK GLNXUDQJL EHEDQ SHOHSDVDQ 6HOLVLK OHELK DQWDUD QLODL WHUFDWDW GDQ QLODL UHDOLVDVL
EHUVLK GLFDWDW VHEDJDL FDGDQJDQ SHQXUXQDQ QLODL GDQ GLEHEDQNDQ SDGD ODSRUDQ ODED UXJL
WDKXQEHUMDODQ
204
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1*ODQMXWDQ
R&DGDQJDQNHUXJLDQSHQXUXQDQQLODLDWDVDVHW\DQJEXNDQDVHWNHXDQJDQ
1LODLWHUFDWDWGDULDVHW \DQJEXNDQDVHWNHXDQJDQPLOLN%DQNNHFXDOLDVHWSDMDNWDQJJXKDQ
GLWHODDKVHWLDSWDQJJDOSHODSRUDQXQWXNPHQHQWXNDQDSDNDKWHUGDSDWLQGLNDVLSHQXUXQDQQLODL
-LNDLQGLNDVLWHUVHEXWDGDPDNDQLODL\DQJGDSDWGLSXOLKNDQGDULDVHWWHUVHEXWDNDQGLHVWLPDVL
8QWXNJRRGZLOOGDQDVHWWDNEHUZXMXG\DQJPHPLOLNLPDVDPDQIDDW\DQJWLGDNGDSDWGLWHQWXNDQ
DWDXWLGDNWHUVHGLDXQWXNGLJXQDNDQPDNDQLODL\DQJGDSDWGLSXOLKNDQKDUXVGLHVWLPDVLVHWLDS
WDKXQQ\DSDGDVDDW\DQJVDPD
1LODL \DQJ GDSDW GLSHUROHK NHPEDOL GDUL VXDWX DVHW DWDX XQLW SHQJKDVLO NDV DGDODK VHEHVDU
MXPODK \DQJ OHELK WLQJJL DQWDUD QLODL SDNDLQ\D GDQ QLODL ZDMDU DVHW DWDX XQLW SHQJKDVLO NDV
GLNXUDQJL ELD\D XQWXN PHQMXDO 'DODP PHQLODL QLODL SDNDL HVWLPDVL DUXV NDV PDVD GHSDQ
GLGLVNRQWRNDQ NH QLODL VHNDUDQJ GHQJDQ PHQJJXQDNDQ WLQJNDW GLVNRQWR VHEHOXP SDMDN \DQJ
PHQFHUPLQNDQSHQLODLDQSDVDUVDDWLQLWHUKDGDSQLODLNDVNLQLGDQULVLNRVSHVLILNWHUKDGDSDVHW
WHUVHEXW
8QWXN WXMXDQ SHQJXMLDQ SHQXUXQDQ QLODL DVHW \DQJ WLGDN GDSDW GLXML VHFDUD LQGLYLGXDO DNDQ
GLJDEXQJNDQ GDODP NHORPSRN \DQJ OHELK NHFLO \DQJ PHPEHULNDQ DUXV NDV PDVXN GDUL
SHQJJXQDDQ EHUNHODQMXWDQ \DQJ VHEDJLDQ EHVDU LQGHSHQGHQ WHUKDGDS DUXV NDV PDVXN DWDV
DVHWODLQQ\DDWDXNHORPSRNDVHW³8QLW3HQJKDVLO.DV´DWDX³83.´
&DGDQJDQSHQXUXQDQQLODLGLDNXLMLNDQLODLWHUFDWDWGDULVXDWXDVHWDWDX83.PHOHELKLQLODL\DQJ
GDSDWGLSHUROHK NHPEDOL &DGDQJDQ SHQXUXQDQ QLODLGLDNXL SDGD ODSRUDQ ODED UXJL
WDKXQEHUMDODQ
&DGDQJDQ SHQXUXQDQ QLODL \DQJ GLDNXL SDGD WDKXQ VHEHOXPQ\D GLQLODL SDGD VHWLDS WDQJJDO
SHODSRUDQ XQWXNPHOLKDW DGDQ\D LQGLNDVL EDKZD NHUXJLDQ WHODK PHQXUXQ DWDX WLGDN DGD ODJL
.HUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL GLMXUQDO EDOLN MLND WHUGDSDW SHUXEDKDQ HVWLPDVL \DQJ GLJXQDNDQ
GDODPPHQHQWXNDQQLODL\DQJGDSDWGLSXOLKNDQ
&DGDQJDQ NHUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL GLMXUQDO EDOLN KDQ\D KLQJJD QLODL WHUFDWDW DVHW WLGDN
PHOHELKLQLODLWHUFDWDW\DQJWHODKGLWHQWXNDQGLNXUDQJLGHQJDQGHSUHVLDVLDWDXDPRUWLVDVLMLND
FDGDQJDQSHQXUXQDQQLODLWLGDNSHUQDKGLDNXL
6HEHOXP -DQXDUL %DQN PHPEHQWXN FDGDQJDQ SHQJKDSXVDQ DWDV DVHW QRQSURGXNWLI
VHVXDLGHQJDQSHUDWXUDQ%DQN,QGRQHVLD$VHWQRQSURGXNWLIWHUGLULGDULDJXQDQ\DQJGLDPELO
DOLKSURSHUWLWHUEHQJNDODLUHNHQLQJDQWDUNDQWRUGDQVXVSHQVHDFFRXQWV
6HWHODK WDQJJDO -DQXDUL %DQN WLGDN GLZDMLENDQ ODJL XQWXN PHPEHQWXN FDGDQJDQ
SHQJKDSXVDQDVHWXQWXNDVHWQRQSURGXNWLIQDPXQ%DQNWHWDSKDUXVPHQJKLWXQJFDGDQJDQ
NHUXJLDQSHQJKDSXVDQQLODLPHQJDFXSDGDVWDQGDUDNXQWDQVL\DQJEHUODNX
205
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1*ODQMXWDQ
S/LDELOLWDV6HJHUD
/LDELOLWDV VHJHUD GLFDWDW SDGD VDDW WLPEXOQ\D OLDELOLWDV DWDX GLWHULPD SHULQWDK GDUL SHPEHUL
DPDQDWEDLNGDULPDV\DUDNDWPDXSXQGDULEDQNODLQ
/LDELOLWDV SDGD DZDOQ\D GLXNXU SDGD QLODL ZDMDU GDQ GLWDPEDK ELD\D WUDQVDNVL \DQJ GDSDW
GLDWULEXVLNDQ VHFDUD ODQJVXQJ GDQ PHUXSDNDQ ELD\D WDPEDKDQ XQWXN PHPSHUROHK OLDELOLWDV
NHXDQJDQ WHUVHEXW GDQ VHWHODK SHQJDNXDQ DZDO OLDELOLWDV VHJHUD GLQ\DWDNDQ VHEHVDU ELD\D
SHUROHKDQGLDPRUWLVDVL
T6LPSDQDQGDUL1DVDEDK
6LPSDQDQQDVDEDKSDGDDZDOQ\DGLXNXUSDGDQLODLZDMDUGLWDPEDKELD\DWUDQVDNVL\DQJGDSDW
GLDWULEXVLNDQ VHFDUDODQJVXQJ GDQ VHWHODK SHQJDNXDQ DZDO GLXNXU SDGDELD\D SHUROHKDQ
GLDPRUWLVDVLGHQJDQPHQJJXQDNDQPHWRGHVXNXEXQJDHIHNWLI
*LUR PHUXSDNDQ VLPSDQDQ QDVDEDK \DQJ SHQDULNDQQ\D GDSDW GLODNXNDQ VHWLDS VDDW PHODOXL
FHN SHPLQGDKEXNXDQ GHQJDQ ELO\HW JLUR DWDX VDUDQD SHULQWDK SHPED\DUDQ ODLQQ\D *LUR
GLQ\DWDNDQVHEHVDUQLODLNHZDMLEDQNHSDGDSHPHJDQJJLUR
7DEXQJDQPHUXSDNDQVLPSDQDQQDVDEDK\DQJSHQDULNDQQ\DKDQ\DGDSDWGLODNXNDQPHQXUXW
V\DUDWWHUWHQWX\DQJGLVHSDNDWL7DEXQJDQGLQ\DWDNDQVHEHVDUQLODLNHZDMLEDQNHSDGDSHPLOLN
WDEXQJDQ
'HSRVLWREHUMDQJNDPHUXSDNDQVLPSDQDQQDVDEDK\DQJSHQDULNDQQ\DKDQ\DGDSDWGLODNXNDQ
SDGD ZDNWX WHUWHQWX VHVXDL GHQJDQ SHUMDQMLDQ GHQJDQ SHQ\LPSDQGHSRVDQ 'HSRVLWR
EHUMDQJNDGLQ\DWDNDQVHEHVDUQLODLQRPLQDOVHVXDLGHQJDQSHUMDQMLDQGHQJDQGHSRVDQ
U6LPSDQDQGDUL%DQN/DLQ
6LPSDQDQSDGD%DQNODLQSDGDDZDOQ\DGLXNXUSDGDQLODLZDMDUGDQGLWDPEDKELD\DWUDQVDNVL
\DQJGDSDWGLDWULEXVLNDQVHFDUDODQJVXQJGDQPHUXSDNDQELD\DWDPEDKDQXQWXNPHPSHUROHK
OLDELOLWDV NHXDQJDQ WHUVHEXW GDQ VHWHODK SHQJDNXDQ DZDO VLPSDQDQ QDVDEDK GDQ EDQN ODLQ
GLQ\DWDNDQVHEHVDUELD\DSHUROHKDQGLDPRUWLVDVL
6LPSDQDQGDUL%DQNODLQWHUGLULGDULOLDELOLWDVWHUKDGDS%DQNODLQGLGDODPQHJHULGDODPEHQWXN
JLUR WDEXQJDQ VHUWLILNDW GHSRVLWR GDQ GHSRVLWR EHUMDQJND 6LPSDQDQ GDUL %DQN ODLQ
GLQ\DWDNDQVHVXDLMXPODKNHZDMLEDQWHUKDGDS%DQNODLQ
V0RGDO6DKDP
%LD\D WDPEDKDQ \DQJ VHFDUD ODQJVXQJ GDSDW GLDWULEXVLNDQ NHSDGD SHQHUELWDQ VDKDP ELDVD
DWDXRSVLGLVDMLNDQSDGDHNXLWDVVHEDJDLSHQJXUDQJSHQHULPDDQVHWHODKGLNXUDQJLSDMDN
.HWLND %DQN PHPEHOL PRGDO VDKDP HNXLWDV HQWLWDV VDKDP WUHDVXUL LPEDODQ \DQJ GLED\DU
WHUPDVXN ELD\D WDPEDKDQ \DQJ VHFDUD ODQJVXQJ GDSDW GLDWULEXVLNDQ GLNXUDQJL SDMDN
SHQJKDVLODQ GLNXUDQJNDQ GDUL HNXLWDV \DQJ GLDWULEXVLNDQ NHSDGD SHPLOLN HNXLWDV HQWLWDV
VDPSDL VDKDP WHUVHEXW GLEDWDONDQ DWDX GLWHUELWNDQ NHPEDOL .HWLND VDKDP ELDVD WHUVHEXW
VHODQMXWQ\D GLWHUELWNDQ NHPEDOL LPEDODQ \DQJ GLWHULPD GLNXUDQJL ELD\D WDPEDKDQ WUDQVDNVL
\DQJWHUNDLWGDQGDPSDNSDMDNSHQJKDVLODQ\DQJWHUNDLWGLPDVXNNDQSDGDHNXLWDV\DQJGDSDW
GLDWULEXVLNDQNHSDGDSHPLOLNHNXLWDVHQWLWDV
206
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1*ODQMXWDQ
W,PEDODQ.HUMD
,PEDODQNHUMDMDQJNDSHQGHN
,PEDODQ NHUMD MDQJND SHQGHN GLDNXL SDGD VDDW WHUKXWDQJ NHSDGD NDU\DZDQ EHUGDVDUNDQ
PHWRGHDNUXDO
,PEDODQSDVFDNHUMD
%DQNPHPEXNXNDQNHZDMLEDQHVWLPDVLPDQIDDWNDU\DZDQVHVXDLGHQJDQNHELMDNDQ%DQNGDQ
8QGDQJXQGDQJ .HWHQDJDNHUMDDQ 1R WDKXQ VHUWD 36$. 1R 5HYLVL \DQJ
PHUXSDNDQSHQHUDSDQ36$.1R5HYLVLWHQWDQJ,PEDODQ.HUMD
.HZDMLEDQ SURJUDP LPEDODQ SDVWL \DQJ GLDNXL GL ODSRUDQ SRVLVL NHXDQJDQ GLKLWXQJ VHEHVDU
QLODLNLQLGDULHVWLPDVLNHZDMLEDQLPEDODQSDVFDNHUMDGLPDVDGHSDQ\DQJWLPEXOGDULMDVD\DQJ
WHODK GLEHULNDQ ROHK NDU\DZDQ SDGD PDVD NLQL GDQ PDVD ODOX GLNXUDQJL GHQJDQ QLODL ZDMDU
DVHW EHUVLK GDQD SHQVLXQ 3HUKLWXQJDQ GLODNXNDQROHK DNWXDULV LQGHSHQGHQ GHQJDQ
PHWRGHSURMHFWHGXQLWFUHGLW
.HWLND LPEDODQ SDVFDNHUMD EHUXEDK SRUVL NHQDLNDQ DWDX SHQXUXQDQ LPEDODQ VHKXEXQJDQ
GHQJDQMDVD\DQJWHODKGLEHULNDQROHKNDU\DZDQSDGDPDVDODOXGLEHEDQNDQDWDXGLNUHGLWNDQ
NH GDODP ODSRUDQ ODED UXJL GHQJDQ PHQJJXQDNDQ PHWRGH JDULV OXUXV VWUDLJKWOLQH PHWKRG
VHODPDUDWDUDWDVLVDPDVDNHUMDNDU\DZDQKLQJJDLPEDODQSDVFDNHUMDPHQMDGLKDNNDU\DZDQ
YHVWHG,PEDODQSDVFDNHUMD\DQJWHODKPHQMDGLKDNNDU\DZDQGLDNXLVHJHUDVHEDJDLEHEDQ
GDODPODSRUDQODEDUXJLWDKXQEHUMDODQ
.HXQWXQJDQDWDXNHUXJLDQDNWXDULDGLDNXLVHEDJDLSHQGDSDWDQDWDXEHEDQDSDELODDNXPXODVL
NHXQWXQJDQ DWDX NHUXJLDQ DNWXDULD EHUVLK \DQJ EHOXP GLDNXL SDGD DNKLU WDKXQ SHODSRUDQ
VHEHOXPQ\D PHOHELKL GDUL QLODL NLQL LPEDODQ SDVFDNHUMD SDGD WDQJJDO WHUVHEXW
.HXQWXQJDQ DWDX NHUXJLDQ GLDNXL GHQJDQ PHQJJXQDNDQ PHWRGH JDULV OXUXV VWUDLJKWOLQH
PHWKRG VHODPD VLVD PDVD NHUMD UDWDUDWD NDU\DZDQ -LND WLGDN NHXQWXQJDQ DWDX NHUXJLDQ
DNWXDULDWLGDNGLDNXL
%LD\D MDVD ODOX GLDNXL VHJHUD GDODPODSRUDQ ODED UXJL NHFXDOL SHUXEDKDQSDGD SURJUDP
SHQVLXQ WHUJDQWXQJ SDGDNRQGLVL SHNHUMD PHPEHULNDQ MDVDQ\DVHODPD SHULRGH WHUWHQWX
SHULRGHYHVWLQJ 'DODP KDO LQL ELD\D MDVD ODOXGLDPRUWLVDVL GHQJDQ PHWRGH JDULV
OXUXVVHSDQMDQJSHULRGHYHVWLQJ
.HXQWXQJDQ GDQ NHUXJLDQ GDULNXUWDLOPHQ DWDX SHQ\HOHVDLDQ SURJUDPPDQIDDW SDVWL GLDNXL
NHWLNDNXUWDLOPHQDWDXSHQ\HOHVDLDQWHUVHEXWWHUMDGL
X3HQJDNXDQ3HQGDSDWDQGDQ%HEDQ%XQJD
3HQGDSDWDQ GDQ EHEDQ EXQJD XQWXN VHPXD LQVWUXPHQ NHXDQJDQ GHQJDQ LQWHUHVW EHDULQJ
GLFDWDWGDODPSHQGDSDWDQEXQJDGDQEHEDQEXQJDGLGDODPODSRUDQODEDUXJLPHQJJXQDNDQ
PHWRGHVXNXEXQJDHIHNWLI
0HWRGHVXNXEXQJDHIHNWLIDGDODKPHWRGH\DQJGLJXQDNDQXQWXNPHQJKLWXQJELD\DSHUROHKDQ
GLDPRUWLVDVLGDULDVHWNHXDQJDQDWDXNHZDMLEDQNHXDQJDQGDQPHWRGHXQWXNPHQJDORNDVLNDQ
SHQGDSDWDQEXQJDDWDXEHEDQEXQJDVHODPDSHULRGH\DQJUHOHYDQ
207
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1*ODQMXWDQ
X3HQJDNXDQ3HQGDSDWDQGDQ%HEDQ%XQJDODQMXWDQ
6XNX EXQJD HIHNWLI DGDODK VXNX EXQJD \DQJ VHFDUD WHSDW PHQJGLVNRQWRNDQ HVWLPDVL
SHPED\DUDQ DWDV SHQHULPDDQ NDV GL PDVD GDWDQJ VHODPD SHUNLUDDQ XPXU GDUL LQVWUXPHQ
NHXDQJDQDWDXMLNDOHELKWHSDWGLJXQDNDQSHULRGH\DQJOHELKVLQJNDWXQWXNPHPSHUROHKQLODL
WHUFDWDW EHUVLK GDUL DVHW NHXDQJDQ DWDX NHZDMLEDQ NHXDQJDQ 3DGD VDDW PHQJKLWXQJ VXNX
EXQJDHIHNWLIHQWLWDVPHQJHVWLPDVLDUXVNDVGHQJDQPHPSHUWLPEDQJNDQVHOXUXKSHUV\DUDWDQ
NRQWUDNWXDOGDODPLQVWUXPHQNHXDQJDQWHUVHEXWVHSHUWLSHOXQDVDQGLSHUFHSDWRSVLEHOLFDOO
RSWLRQ GDQ RSVL VHUXSD ODLQQ\D QDPXQ WLGDN PHPSHUWLPEDQJNDQ NHUXJLDQ NUHGLW GL
PDVDGDWDQJ 3HUKLWXQJDQ LQL PHQFDNXS VHOXUXK NRPLVL SURYLVL GDQ EHQWXN ODLQ \DQJ
GLED\DUNDQ DWDX GLWHULPD ROHK SDUD SLKDN GDODP NRQWUDN \DQJ PHUXSDNDQ EDJLDQ WDN
WHUSLVDKNDQGDULVXNXEXQJDHIHNWLIELD\DWUDQVDNVLGDQVHOXUXKSUHPLDWDXGLVNRQODLQQ\D
-LND DVHW NHXDQJDQ DWDX NHORPSRN DVHW NHXDQJDQ VHUXSD WHODK GLWXUXQNDQ QLODLQ\D VHEDJDL
DNLEDW SHQXUXQDQ QLODL PDND SHQGDSDWDQ EXQJD \DQJ GLSHUROHK VHWHODKQ\D GLDNXL
EHUGDVDUNDQ VXNX EXQJD \DQJ GLJXQDNDQ XQWXN PHQGLVNRQWR DUXV NDV PDVD GDWDQJ GDODP
PHQJKLWXQJSHQXUXQDQQLODL
Y3HQJDNXDQ3HQGDSDWDQ3URYLVLGDQ.RPLVL
3HQGDSDWDQ SURYLVL GDQ NRPLVL GLDNXL PHQJJXQDNDQ EDVLV DNUXDO SDGD VDDW MDVD WHODK
GLEHULNDQ 3HQGDSDWDQ SURYLVL DWDV NRPLWPHQ PHPEHULNDQ SLQMDPDQ \DQJ DNDQ GLFDLUNDQ
EHUVDPDVDPD GHQJDQ ELD\D WUDQVDNVL ODLQ \DQJ WHUNDLW ODQJVXQJ GLDNXL VHEDJDL
SHQ\HVXDLDQDWDVVXNXEXQJDHIHNWLIDWDVSLQMDPDQ\DQJGLEHULNDQ3HQGDSDWDQSURYLVLDWDV
SLQMDPDQVLQGLNDVLGLDNXLVHEDJDLSHQGDSDWDQNHWLNDSURVHVVLQGLNDVLWHODKVHOHVDLGDQ%DQN
WLGDN DPELO EDJLDQ GDODP SLQMDPDQ VLQGLNDVL DWDX WHODK PHQJDPELO EDJLDQ DWDV SLQMDPDQ
VLQGLNDVLGHQJDQVXNXEXQJDHIHNWLI\DQJVDPDGHQJDQSHVHUWDODLQQ\D
3HQGDSDWDQ SURYLVL GDQ NRPLVL \DQJ WLPEXO GDUL QHJRVLDVL SDUWLVLSDVL GDODP QHJRVLDVL DWDV
WUDQVDNVLGHQJDQSLKDNNHWLJDGLDNXLSDGDVDDWSHQ\HOHVDLDQWUDQVDNVL\DQJPHQGDVDULQ\D
3RUWRIROLRGDQMDVDPDQMHPHQODLQQ\DVHUWDSHQGDSDWDQMDVDGLDNXLEHUGDVDUNDQNRQWUDN\DQJ
EHUODNX GDQ SDGD XPXPQ\D EHUGDVDUNDQ WLPH DSSRUWLRQDWH 3HQGDSDWDQ MDVD ZHDOWK
PDQDJHPHQWSHUHQFDQDDQNHXDQJDQGDQMDVDNXVWRGLDQ\DQJWHUXVGLEHULNDQVHODPDMDQJND
ZDNWX WHUWHQWX GLDNXL VHFDUD EHULPEDQJ VHSDQMDQJ SHULRGH SHQ\HGLDDQ OD\DQDQ WHUVHEXW
3HQGDSDWDQ \DQJ GLNDLWNDQ GHQJDQ NLQHUMD DWDX SHQGDSDWDQ NRPSRQHQ GLDNXL NHWLND NULWHULD
NLQHUMDWHUVHEXWGLSHQXKL
Z3DMDN3HQJKDVLODQ%DGDQ
%HEDQSDMDNWHUGLULGDULEHEDQSDMDNNLQLGDQEHEDQPDQIDDWSDMDNWDQJJXKDQ%HEDQSDMDN
GLDNXL SDGD ODSRUDQ ODED UXJL NHFXDOL XQWXN LWHP \DQJ ODQJVXQJ GLDNXL GL NRPSRQHQ HNXLWDV
ODLQQ\D GLPDQD EHEDQ SDMDN \DQJ WHUNDLW GHQJDQ LWHP WHUVHEXW GLDNXL GL SHQGDSDWDQ
NRPSUHKHQVLIODLQ
$VHW SDMDN SHQJKDVLODQ WDQJJXKDQ GLDNXLKDQ\D MLND EHVDU NHPXQJNLQDQ MXPODKSHQJKDVLODQ
NHQD SDMDN GL PDVD GHSDQ DNDQPHPDGDL XQWXN GLNRPSHQVDVL GHQJDQSHUEHGDDQ WHPSRUHU
\DQJ PDVLK GDSDWGLPDQIDDWNDQ$VHW GDQ OLDELOLWDV SDMDN SHQJKDVLODQWDQJJXKDQ GDSDW VDOLQJ
KDSXV DSDELODWHUGDSDW KDN \DQJ EHUNHNXDWDQ KXNXPXQWXN PHODNXNDQ VDOLQJ KDSXV DQWDUD
DVHWSDMDN NLQL GHQJDQ OLDELOLWDV SDMDN NLQL GDQDSDELOD DVHW GDQ OLDELOLWDV SDMDN
SHQJKDVLODQWDQJJXKDQ GLNHQDNDQ ROHK RWRULWDVSHUSDMDNDQ \DQJ VDPD EDLN DWDV HQWLWDVNHQD
SDMDN\DQJVDPDDWDXSXQEHUEHGDGDQDGDQ\DQLDWXQWXNPHODNXNDQSHQ\HOHVDLDQVDOGRVDOGR
WHUVHEXWVHFDUDQHWR
208
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1*ODQMXWDQ
[ 7UDQVDNVLGHQJDQ3LKDN%HUHODVL
'DODPPHQMDODQNDQXVDKDQ\D%DQNPHODNXNDQWUDQVDNVLGHQJDQSLKDNSLKDNEHUHODVLVHSHUWL
\DQJ GLGHILQLVLNDQ GDODP 36$. 1R 5HYLVL WHQWDQJ ³3HQJXQJNDSDQ 3LKDNSLKDN
%HUHODVL´
(IHNWLIWDQJJDO-DQXDUL%DQNPHQHUDSNDQ36$.1R5HYLVL³3HQJXQJNDSDQ
3LKDNSLKDN%HUHODVL´36$.UHYLVLLQLPHQV\DUDWNDQSHQJXQJNDSDQKXEXQJDQWUDQVDNVLGDQ
VDOGRSLKDNSLKDNEHUHODVLWHUPDVXNNRPLWPHQGDODPODSRUDQNHXDQJDQ
6XDWXSLKDNGLDQJJDSEHUHODVLGHQJDQ%DQNMLND
L VXDWX SLKDN \DQJ VHFDUD ODQJVXQJ DWDX WLGDN ODQJVXQJ \DQJ PHODOXL VDWX DWDX OHELK
SHUDQWDUD VXDWX SLKDN L PHQJHQGDOLNDQ DWDX GLNHQGDOLNDQ ROHK DWDX EHUDGD GLEDZDK
SHQJHQGDOLDQEHUVDPDGHQJDQ%DQNLLPHPLOLNLSHQJDUXKVLJQLILNDQDWDV%DQNDWDXLLL
PHPLOLNLSHQJHQGDOLDQEHUVDPDDWDV%DQN
LL VXDWXSLKDN\DQJEHUDGDGDODPNHORPSRNXVDKD\DQJVDPDGHQJDQ%DQN
LLL VXDWXSLKDN\DQJPHUXSDNDQYHQWXUDEHUVDPDGLPDQD%DQNVHEDJDLYHQWXUHU
LY VXDWXSLKDNDGDODKDQJJRWDGDULSHUVRQLOPDQDMHPHQNXQFL%DQN
Y VXDWX SLKDN DGDODK DQJJRWD NHOXDUJD GHNDW GDUL LQGLYLGX \DQJ GLXUDLNDQ GDODP EXWLU L
DWDXLY
YL VXDWX SLKDN DGDODK HQWLWDV \DQJ GLNHQGDOLNDQ GLNHQGDOLNDQ EHUVDPD DWDX GLSHQJDUXKL
VLJQLILNDQ ROHK EHEHUDSD HQWLWDV ODQJVXQJ PDXSXQ WLGDN ODQJVXQJ LQGLYLGX VHSHUWL
GLXUDLNDQGDODPEXWLULDWDXY
YLL VXDWXSLKDNDGDODKVXDWXSURJUDPLPEDODQSDVFDNHUMDXQWXNLPEDODQNHUMDGDUL%DQNDWDX
HQWLWDVWHUNDLW%DQN
7UDQVDNVL LQL GLODNXNDQ EHUGDVDUNDQ SHUV\DUDWDQ \DQJ GLVHWXMXL ROHK NHGXD EHODK SLKDN
GLPDQD SHUV\DUDWDQ WHUVHEXW PXQJNLQ WLGDN VDPD GHQJDQ WUDQVDNVL ODLQ \DQJ GLODNXNDQ
GHQJDQ SLKDNSLKDN \DQJ WLGDN EHUHODVL 6HOXUXK WUDQVDNVL GDQ VDOGR \DQJ PDWHULDO GHQJDQ
SLKDNSLKDN EHUHODVL GLXQJNDSNDQ GDODP FDWDWDQ DWDV ODSRUDQ NHXDQJDQ \DQJ UHOHYDQ GDQ
ULQFLDQQ\DWHODKGLVDMLNDQGDODP&DWDWDQDWDVODSRUDQNHXDQJDQ
\/DEDSHUVDKDP
/DED SHU VDKDP GDVDU GLKLWXQJ GHQJDQPHPEDJL ODED EHUVLK \DQJ WHUVHGLD EDJLSHPHJDQJ
VDKDP %DQN GHQJDQMXPODK UDWDUDWD WHUWLPEDQJ VDKDP ELDVD\DQJ EHUHGDU SDGD SHULRGH
EHUMDODQ
/DED SHU VDKDP GLOXVLDQ GLKLWXQJ GHQJDQPHQ\HVXDLNDQ MXPODK UDWDUDWD WHUWLPEDQJVDKDP
ELDVD\DQJEHUHGDUGHQJDQGDPSDNGDULVHPXDHIHNEHUSRWHQVLVDKDPELDVD\DQJGLOXWLI\DQJ
GLPLOLNLSHUXVDKDDQ\DLWXREOLJDVLNRQYHUVLGDQRSVLVDKDP
209
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1*ODQMXWDQ
\/DEDSHUVDKDPODQMXWDQ
8QWXN WXMXDQ SHUKLWXQJDQ ODED SHU VDKDPGLOXVLDQ HQWLWDV PHQ\HVXDLNDQ ODED DWDXUXJL \DQJ
GDSDW GLDWULEXVLNDQ NHSDGDSHPHJDQJ VDKDP ELDVD %DQN GHQJDQHIHN VHWHODK SDMDN EXQJD
\DQJGLDNXLGDODPSHULRGHWHUVHEXWWHUNDLWGHQJDQREOLJDVLNRQYHUVL
]6HJPHQSHODSRUDQ
6HJPHQ RSHUDVL GLODSRUNDQ GHQJDQ FDUD \DQJNRQVLVWHQ GHQJDQ SHODSRUDQ LQWHUQDO
\DQJGLEHULNDQ NHSDGD SHQJDPELO NHSXWXVDQRSHUDVL XWDPD 3HQJDPELO NHSXWXVDQ
RSHUDVLXWDPD \DQJ EHUWDQJJXQJ MDZDEPHQJDORNDVLNDQ VXPEHU GD\D GDQ PHQLODLNLQHUMD
VHJPHQ RSHUDVL WHODK GLLGHQWLILNDVLVHEDJDL NRPLWH SHQJDUDK \DQJ PHQJDPELONHSXWXVDQ
VWUDWHJLV
.$6
.DVWHUGLULGDUL
.DV.KDVDQDK
.DV7HOOHU
.DV$70
6HWRUDQ7HUODPEDW
-XPODK
.HELMDNDQ PDQDMHPHQ WLGDN PHPSHUNHQDQNDQ SHQJJXQDDQ VDOGR NDV GDQ DWDX VHWDUD NDV ROHK
NHORPSRNXVDKDSLKDNEHUHODVLGHQJDQ%DQN
*,523$'$%$1.,1'21(6,$
6DOGR *LUR SDGD %DQN ,QGRQHVLD SDGD SRVLVL 'HVHPEHU GDQ 'HVHPEHU
EHUMXPODK 5S GDQ 5S6DOGR *LUR SDGD %DQN ,QGRQHVLD
VHOXUXKQ\DGDODPPDWDXDQJUXSLDK
6HVXDL GHQJDQ SHUXEDKDQ WHUDNKLU PHODOXL 3HUDWXUDQ %DQN ,QGRQHVLD 1R3%, WDQJJDO
6HSWHPEHU WHQWDQJ 3HUXEDKDQ .HGXD 3%, 1R 3%, WHQWDQJ *LUR :DMLE
0LQLPXP %DQN 8PXP SDGD %DQN ,QGRQHVLD GDODP 5XSLDK GDQ 9DOXWD $VLQJ VHWLDS %DQN GL
,QGRQHVLDGLZDMLENDQPHPSXQ\DLVDOGRJLURPLQLPXPGL%DQN,QGRQHVLDXQWXNFDGDQJDQOLNXLGLWDV
VHEHVDU GDUL 'DQD 3LKDN .HWLJD GDODP 5XSLDK GLWDPEDK FDGDQJDQ PLQLPXP \DQJ ZDMLE
GLSHOLKDUD EHUXSD 6HUWLILNDW %DQN ,QGRQHVLD 6%, 6XUDW 8WDQJ 1HJDUD 681 GDQDWDX ([FHVV
5HVHUYHVHEHVDUGDUL'DQD3LKDN.HWLJDGDODPUXSLDK
-XPODK *:0 3ULPHU GDODP 5XSLDK SDGD WDQJJDO 'HVHPEHU GDQ 'HVHPEHU
PDVLQJPDVLQJVHEHVDU5SMXWDGDQ5SMXWD
-XPODK*:06HNXQGHUGDODP5XSLDKSDGDWDQJJDO'HVHPEHUGDQ'HVHPEHU
PDVLQJPDVLQJVHEHVDU5SMXWDGDQ5SMXWD%DQNWHODKPHPHQXKL*:0VHNXQGHU
VHVXDLGHQJDQNHWHQWXDQ%DQN,QGRQHVLD
3DGD SRVLVL 'HVHPEHU GDQ 'HVHPEHU %DQN WHODK PHPHQXKL JLUR ZDMLE
PLQLPXP\DQJKDUXVGLVHGLDNDQVHVXDLGHQJDQNHWHQWXDQ%DQN,QGRQHVLD
210
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
2014 2013
BNI 54.288.193 57.963.742
BRI 14.821.194 63.781.279
BCA 1.879.556 1.844.583
Bank Mandiri 179.699.883 691.602.605
Bank Niaga 5.786.835 5.715.718
Bank Danamon 1.405.903 2.277.903
Bank Mega 2.555.176 3.469.199
260.436.740 826.655.029
Dikurangi CKPN - -
Jumlah 260.436.740 826.655.029
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 seluruh Giro pada Bank Lain dalam mata uang rupiah
dan seluruhnya ditempatkan pada pihak ketiga.
Kisaran suku bunga Giro pada Bank Lain pada tahun 2014 dan 2013 berturut-turut 0,50% -
1,50% dan 0,50% - 1,25%.
Berdasarkan hasil penelaahan dan evaluasi manajemen Bank, kolektibilitas atas seluruh Giro
pada Bank Lain pada tahun 2014 dan 2013 digolongkan Lancar.
Perubahan cadangan (pemulihan) cadangan kerugian penurunan nilai Giro pada Bank lain
selama 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut :
2014 2013
- Saldo Awal Tahun - -
- Pemulihan Cadangan - -
- Saldo Akhir Tahun - -
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai giro pada bank lain
yang dibentuk telah memadai.
Berdasarkan jenis :
2014 2013
Deposit Facility Bank Indonesia 203.000.000.000 315.600.000.000
Bunga Diterima Dimuka -/- (32.413.257) (50.392.236)
Interbank Call Money 28.000.000.000 106.000.000.000
Deposito Berjangka - 1.000.000.000
230.967.586.743 422.549.607.764
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - -
Jumlah Penempatan 230.967.586.743 422.549.607.764
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 seluruh Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank
Lain dalam mata uang rupiah. Penempatan pada Bank Lain merupakan penempatan kepada
pihak terkait, yaitu kepada :
2014 2013
BPR Mitra Pandanaran Mandiri - 500.000.000
BPR Mitra Cemawis Mandiri - 500.000.000
BPR Mitra Bali Artha Mandiri - -
Jumlah Penempatan - 1.000.000.000
211
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
3(1(03$7$13$'$%$1.,1'21(6,$'$1%$1./$,1ODQMXWDQ
6XNX EXQJD HIHNWLI UDWDUDWD WHUWLPEDQJ VHWDKXQ SDGD 'HSRVLWR SHU SHULRGH 'HVHPEHU
GDQ'HVHPEHUPDVLQJPDVLQJVHEHVDUGDQ
%HUGDVDUNDQ KDVLO SHQHODDKDQ GDQ HYDOXDVL PDQDMHPHQ %DQN NROHNWLELOLWDV DWDV VHOXUXK
SHQHPSDWDQ SDGD %DQN ,QGRQHVLD GDQ %DQN ODLQ SDGD WDKXQ 'HVHPEHU GDQ
'HVHPEHU GLJRORQJNDQ /DQFDU 7LGDN WHUGDSDW GDQD \DQJ GLEORNLU DWDX EHOXP GDSDW
GLFDLUNDQSDGD%DQNEHUPDVDODK
3HUXEDKDQFDGDQJDQNHUXJLDQSHQXUXQDQQLODL3HQHPSDWDQSDGD%DQN,QGRQHVLDGDQ%DQN/DLQ
VHODPD'HVHPEHUGDQ'HVHPEHUDGDODKVHEDJDLEHULNXW
6DOGR$ZDO7DKXQ
&DGDQJDQ7DKXQ%HUMDODQ
3HPXOLKDQ&DGDQJDQ
6DOGR$NKLU7DKXQ
0DQDMHPHQ EHUSHQGDSDW EDKZD MXPODK FDGDQJDQ NHUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL 3HQHPSDWDQ SDGD
%DQN,QGRQHVLDGDQ%DQN/DLQ\DQJGLEHQWXNWHODKPHPDGDL
()(.()(.
6HOXUXK HIHNHIHN GLNODVLILNDVLNDQ VHEDJDL DVHW NHXDQJDQ \DQJ WHUVHGLD XQWXN GLMXDO (IHNHIHN
EHUGDVDUNDQMHQLVQ\DWHUGLULDWDV
2EOLJDVL3HPHULQWDK
2EOLJDVL.RUSRUDW
2EOLJDVL%DQN
2EOLJDVL1RQ%DQN
6HUWLILNDW %DQN ,QGRQHVLD 6%, ± \DQJ
WHUVHGLDXQWXNGLMXDO
GLNXUDQJ GLVNRQWR \DQJ EHOXP
GLDPRUWLVDVL
&.316XUDW%HUKDUJD
-XPODK(IHNHIHN
%HUGDVDUNDQSHQHUELW(IHNHIHNGDSDWGLMDEDUNDQVHEDJDLEHULNXW
2EOLJDVL3HPHULQWDK
7LQJNDW 1LODL:DMDU
%XQJD
6HUL -DWXK7HPSR
3HU
7DKXQ
dKE&ZϬϬϰϱ ϵ͕ϳϱй ϭϱͲDĞŝͲϯϳ ϲϲ͘ϵϵϬ͘ϬϬϬ ϲϰ͘ϴϬϬ͘ϬϬϬ
212
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
()(.()(.ODQMXWDQ
2EOLJDVL.RUSRUDW
7LQJNDW 3HULQJNDW 1LODL:DMDU
3HQHUELW %XQJD3HU -DWXK7HPSR
7DKXQ
%DQN,QGRQHVLD
0DQDMHPHQ EHUSHQGDSDW EDKZD MXPODK FDGDQJDQ NHUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL (IHN(IHN \DQJ
GLEHQWXNWHODKPHPDGDL
213
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
.5(',7<$1*',%(5,.$1
.UHGLW\DQJGLEHULNDQEHUGDVDUNDQMHQLVVHNWRUXVDKDMDQJNDZDNWXGDQNXDOLWDVWHUGLULGDUL
-HQLVGDODP5S
'HVHPEHU
'DODP
.XUDQJ
/DQFDU 3HUKDWLDQ 'LUDJXNDQ 0DFHW -XPODK
/DQFDU
.KXVXV
3LQMDPDQ
5HNHQLQJ.RUDQ
'HVHPEHU
'DODP
.XUDQJ
/DQFDU 3HUKDWLDQ 'LUDJXNDQ 0DFHW -XPODK
/DQFDU
.KXVXV
.RQVXPVL
,QYHVWDVL
0RGDO.HUMD
.DU\DZDQ
3LQMDPDQ
5HNHQLQJ.RUDQ
214
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
.5(',7<$1*',%(5,.$1ODQMXWDQ
6HNWRU(NRQRPLGDODP5S
'HVHPEHU
'DODP
.XUDQJ
/DQFDU 3HUKDWLDQ 'LUDJXNDQ 0DFHW -XPODK
/DQFDU
.KXVXV
3HUWDPEDQJDQGDQ
SHQJJDOLDQ
,QGXVWULSHQJRODKDQ
.RQVWUXNVL
3HUGDJDQJDQEHVDUGDQ
HFHUDQ
3HQ\HGLDDQDNRPRGDVL
GDQSHQ\HGLDDQPDNDQ
PLQXP
7UDQVSRUWDVL
SHUJXGDQJDQGDQ
NRPXQLNDVL
3HUDQWDUDNHXDQJDQ
5HDOHVWDWHXVDKD
SHUVHZDDQGDQMDVD
SHUXVDKDDQ
-DVDSHQGLGLNDQ
-DVDNHVHKDWDQGDQ
NHJLDWDQVRVLDO
-DVDPDV\DUDNDWVRVLDO
EXGD\DKLEXUDQGDQ
SHURUDQJDQODLQQ\D
5XPDK7DQJJD
215
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
.5(',7<$1*',%(5,.$1ODQMXWDQ
6HNWRU(NRQRPLGDODP5SODQMXWDQ
'HVHPEHU
'DODP
.XUDQJ
/DQFDU 3HUKDWLDQ 'LUDJXNDQ 0DFHW -XPODK
/DQFDU
.KXVXV
3HUWDQLDQSHUEXUXDQGDQ
NHKXWDQDQ
3HULNDQDQ
3HUWDPEDQJDQGDQ
SHQJJDOLDQ
,QGXVWULSHQJRODKDQ
.RQVWUXNVL
3HUGDJDQJDQEHVDUGDQ
HFHUDQ
3HQ\HGLDDQDNRPRGDVL
GDQSHQ\HGLDDQPDNDQ
PLQXP
7UDQVSRUWDVL
SHUJXGDQJDQGDQ
NRPXQLNDVL
3HUDQWDUDNHXDQJDQ
5HDOHVWDWHXVDKD
SHUVHZDDQGDQMDVD
SHUXVDKDDQ
-DVDSHQGLGLNDQ
-DVDNHVHKDWDQGDQ
NHJLDWDQVRVLDO
-DVDPDV\DUDNDWVRVLDO
EXGD\DKLEXUDQGDQ
SHURUDQJDQODLQQ\D
5XPDK7DQJJD
/DLQQ\D
6XE-XPODK
'DUL MXPODK WHUVHEXW WHUGDSDW SHQ\DOXUDQ NUHGLW NHSDGD SLKDN EHUHODVL GHQJDQ 37 %DQN
<XGKD%KDNWL\DNQL
-XPODKNUHGLWSLKDNEHUHODVL
&DGDQJDQ.HUXJLDQ3HQXUXQDQ1LODL
-XPODK
%HUGDVDUNDQ-DQJND:DNWX
WDKXQ
!WDKXQVGWDKXQ
!WDKXQ
&.31
6DOGRDNKLU
216
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
.5(',7<$1*',%(5,.$1ODQMXWDQ
.ROHNWLELOLWDV
/DQFDU
'DODP3HUKDWLDQ.KXVXV
.XUDQJ/DQFDU
'LUDJXNDQ
0DFHW
&.31
6DOGRDNKLU
3HUXEDKDQ&DGDQJDQ.HUXJLDQ3HQXUXQDQ1LODLDGDODKVHEDJDLEHULNXW
6DOGRDZDOWDKXQ
3HOXQDVDQ .UHGLW \DQJ WHODK GLKDSXV
%XNX
3HQDPEDKDQ&DGDQJDQ
3HQJKDSXVDQVHODPDWDKXQEHUMDODQ
6DOGRDNKLU
3DGD SRVLVL 'HVHPEHU GDQ &DGDQJDQ .HUXJLDQ 3HQXUXQDQ 1LODL PHUXSDNDQ
SHUKLWXQJDQQLODLVHFDUDNROHNWLI
0DQDMHPHQ EHUSHQGDSDW EDKZD MXPODK &DGDQJDQ .HUXJLDQ 3HQXUXQDQ 1LODL \DQJ WHODK
GLEXNXNDQ DGDODK FXNXS XQWXN PHQXWXS NHUXJLDQ \DQJ PXQJNLQ WLPEXO DNLEDW WLGDN
WHUWDJLKQ\D.UHGLW<DQJ'LEHULNDQ
,QIRUPDVLSHQWLQJODLQQ\D
,QIRUPDVLSHQWLQJ\DQJEHUNDLWDQGHQJDQNUHGLW\DQJGLEHULNDQDGDODKVHEDJDLEHULNXW
D .LVDUDQVXNXEXQJD
3LQMDPDQ5HNHQLQJ.RUDQ
.UHGLW0RGDO.HUMD.UHGLW
,QYHVWDVLGDQ.UHGLW.RQVXPHU
.UHGLW.DU\DZDQ
3URYLVL.UHGLW
E .UHGLW \DQJ GLEHULNDQ GLMDPLQ GHQJDQ VHUWLILNDW WDQDK GHSRVLWR %XNWL 3HPLOLNDQ
.HQGDUDDQ%HUPRWRU%3.%GDQMDPLQDQODLQQ\D\DQJGLWHULPDROHKSHUEDQNDQ
F .UHGLW PRGDO NHUMD GDQ NUHGLW LQYHVWDVL GLEHULNDQ XQWXN NHSHQWLQJDQ PRGDO NHUMD GDQ
EDUDQJEDUDQJ PRGDO ODLQQ\D VHGDQJNDQ NUHGLW NRQVXPHU GLEHULNDQ XQWXN WXMXDQ
SHPLOLNDQUXPDKNHQGDUDDQEHUPRWRUGDQNUHGLWSHURUDQJDQODLQQ\D
G .UHGLW\DQJGLEHULNDQNHSDGD'LUHNVL'HZDQ.RPLVDULVGDQ.DU\DZDQ%DQNPHUXSDNDQ
NUHGLW NRQVXPWLI GDQ NUHGLW WHUVHEXW GLEHEDQL EXQJD GHQJDQ MDQJND ZDNWX PDNVLPDO
VHODPD WDKXQ 6XPEHU SHPED\DUDQ NUHGLW WHUVHEXW EHUDVDO GDUL SHPRWRQJDQ JDML
VHWLDSEXODQ6HGDQJNDQNUHGLW \DQJGLEHULNDQNHSDGDSLKDN \DQJWHUNDLWGHQJDQ%DQN
GLODNXNDQSHUV\DUDWDQGDQSURVHVDQDOLVLVQRUPDOVHSHUWLNHSDGDSLKDNODLQ
217
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
.5(',7<$1*',%(5,.$1ODQMXWDQ
,QIRUPDVLSHQWLQJODLQQ\DODQMXWDQ
H 3DGDSRVLVL'HVHPEHUGDQWLGDNWHUGDSDWNUHGLW\DQJGLUHVWUXNWXULVDVL
I -DQJNDZDNWXNUHGLWEHUNLVDUDQWDUDVDWXWDKXQVDPSDLGHQJDQOLPDEHODVWDKXQ
J %DQN GDODP PHQ\DOXUNDQ NUHGLW SHU 'HVHPEHU GDQ WLGDN WHUGDSDW
SHODQJJDUDQDWDXSXQSHODPSDXDQ%DWDV0DNVLPXP3HPEHULDQ.UHGLW%03.
3(1<(57$$1
1LODLWHUFDWDW
&.31
6DOGRDNKLU
$NXQLQLPHUXSDNDQVDOGRSHQ\HUWDDQNHSDGD373HQMDPLQ.UHGLW3HQJXVDKD,QGRQHVLDSHU
'HVHPEHUGDQ
3HQ\HUWDDQ NHSDGD 37 3HQMDPLQ .UHGLW 3HQJXVDKD ,QGRQHVLD GHQJDQ QLODL QRPLQDO
5S 6DWX -XWD 5XSLDK SHU OHPEDU VDKDP 3DGD EXODQ $JXVWXV VDKDP
SHQ\HUWDDQLQLWHODKGLMXDONHSDGDVDODKVDWXSHPHJDQJVDKDP373HQMDPLQ.UHGLW3HQJXVDKD
,QGRQHVLD
%HUGDVDUNDQNHWHQWXDQ%DQN,QGRQHVLD\DQJEHUODNX3HQ\HUWDDQ6DKDPGLJRORQJNDQ/DQFDU
3DGDSRVLVL'HVHPEHUGDQWLGDNWHUGDSDWLQGLNDVLSHQXUXQDQQLODLDWDVSHQ\HUWDDQ
VDKDP 3HUXEDKDQ FDGDQJDQ SHPXOLKDQ FDGDQJDQ NHUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL 3HQ\HUWDDQ
6DKDPVHODPDGDQDGDODKVHEDJDLEHULNXW
6DOGR$ZDO7DKXQ
&DGDQJDQ7DKXQ%HUMDODQ
3HPXOLKDQ&DGDQJDQ
0DQDMHPHQ EHUSHQGDSDW EDKZD MXPODK FDGDQJDQ NHUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL 3HQ\HUWDDQ 6DKDP
\DQJGLEHQWXNWHODKPHPDGDL
$6(77(7$3
+DUJD3HUROHKDQ
$NXPXODVLSHQ\XVXWDQ
1LODLEXNX
218
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
$6(77(7$3ODQMXWDQ
5LQFLDQ$VHW7HWDSDGDODKVHEDJDLEHULNXW
'HVHPEHU
6DOGR 6DOGR
'HV 3HQDPEDKDQ 3HQJXUDQJDQ 'HV
+DUJD3HUROHKDQ
7DQDK
%DQJXQDQ
3HUDODWDQGDQ
SHUDERWDQ.DQWRU
,QVWDODVL
.RPSXWHU
.HQGDUDDQ
$NXPXODVL3HQ\XVXWDQ
%DQJXQDQ
3HUDODWDQGDQ
SHUDERWDQ.DQWRU
,QVWDODVL
.RPSXWHU
.HQGDUDDQ
1LODL%XNX
'HVHPEHU
6DOGR 6DOGR
'HV 3HQDPEDKDQ 3HQJXUDQJDQ 'HV
+DUJD3HUROHKDQ
7DQDK
%DQJXQDQ
3HUDODWDQGDQ
SHUDERWDQNDQWRU
,QVWDODVL
.RPSXWHU
.HQGDUDDQ
$NXPXODVL3HQ\XVXWDQ
%DQJXQDQ
3HUDODWDQGDQ
3HUDERWDQ.DQWRU
,QVWDODVL
.RPSXWHU
.HQGDUDDQ
1LODL%XNX
0DQDMHPHQEHUSHQGDSDWEDKZDWLGDNWHUGDSDWLQGLNDVLWHUMDGLQ\DSHQXUXQDQQLODLSHUPDQHQDVHW
WHWDS
-XPODK SHQ\XVXWDQ DVHW WHWDS \DQJ GLEHEDQNDQ SDGD ODSRUDQ ODED UXJL NRPSUHKHQVLI PDVLQJ
PDVLQJ VHEHVDU 5S GDQ 5S XQWXN SHULRGH \DQJ EHUDNKLU SDGD
WDQJJDO'HVHPEHUGDQ'HVHPEHU&DWDWDQ
219
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
Bank melakukan pengeluaran inventaris dengan nilai buku Rp1,- dari Neraca yang tersebar di
beberapa Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu yaitu Kantor Cabang Bandung sesuai
dengan Memo Persetujuan Intern Nomor 390/BYB-Bdg/Intern/XI/2014 tanggal 17 November
2014 yaitu peralatan dan perabotan kantor, dan komputer masing-masing sebesar Rp75.026.200
dan sebesar Rp90.230.000, Kantor Cabang Palembang berupa mesin kantor sebesar
Rp27.200.000, dan Kantor Cabang Pembantu berupa peralatan dan perabotan kantor sebesar
Rp6.453.001.
Bank telah mengasuransikan aset tetap (tidak termasuk hak atas tanah) untuk menutup
kemungkinan kerugian terhadap risiko kebakaran dan pencurian kepada PT. Asuransi Himalaya
Pelindung, PT. Berdikari Insurance, Asuransi Wahana Tata, Asuransi Jasindo, PT. Chartis
Insurance Indonesia, PT. Asuransi Bhakti Bhayangkara, PT. Asuransi Mega Pratama, PT.
Asuransi Asoka Mas dengan nilai pertanggungan seluruhnya sebesar Rp20.358.560 dan
Rp10.232.414, untuk masing-masing periode 31 Desember 2014 dan 31 Desember 2013.
Manajemen berkeyakinan bahwa pertanggungan asuransi untuk aset tetap perseroan berada di
atas nilai buku.
Pada tanggal 31 Desember 2014 terdapat aset yang telah disusutkan penuh namun masih
digunakan yaitu : mesin-mesin kantor, peralatan kantor, kendaraan, instalasi, komputer masing-
masing dengan jumlah tercatat bruto sebesar Rp303.836 dan Rp817.693.
Bank memiliki aset tetap yang tidak dipakai sementara berupa 4 (empat) buah ruko yang terletak
di gedung Graha Permata Pancoran, Jalan Raya Pasar Minggu Kaveling C11, C12, C15 & C16
dengan nilai perolehan keseluruhan sebesar Rp 1.400.000 dan nilai pasar sebesar Rp.6.720.000
(berdasarkan hasil penilaian dari appraisal independen Kantor Jasa Penilai Publik Budi, Edi,
Saptono & Rekan Nomor 2049/JIB-BEST/L-PA/IX/14 tanggal 19 September 2014).
220
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
$6(7/$,1/$,1ODQMXWDQ
3HQXUXQDQ $JXQDQ <DQJ 'LDPELO $OLK $<'$ NDUHQD WHUGDSDW SHQMXDODQ $<'$ 0DQDMHPHQ
EHUNH\DNLQDQWLGDNWHUGDSDWSHQXUXQDQQLODL\DQJVLJQLILNDQDWDVQLODLZDMDUDJXQDQ\DQJGLDPELO
DOLK$<'$
/,$%,/,7$66(*(5$
/LDELOLWDV \DQJ KDUXV VHJHUD GLED\DU ROHK %DQN SHU 'HVHPEHU GDQ VHOXUXKQ\D
GDODPPDWDXDQJUXSLDKWHUGLULGDU,
+XWDQJ%XQJD
6HWRUDQ-DPLQDQ
.HZDMLEDQNHSDGD$706HUD
%LD\D<0+'LED\DU
-XPODK
6,03$1$11$6$%$+
6LPSDQDQGDULQDVDEDKVHOXUXKQ\DGDODPPDWDXDQJ5XSLDK%HUGDVDUNDQMHQLVVLPSDQDQGDUL
QDVDEDKWHUGLULGDUL
3LKDN%HUHODVL
*LURWHUPDVXNNUHGLWEHUVDOGRNUHGLW
7DEXQJDQ
'HSRVLWR%HUMDQJND
-XPODKVLPSDQDQSLKDNEHUHODVL
3LKDN.HWLJD
*LURWHUPDVXNNUHGLWEHUVDOGRNUHGLW
7DEXQJDQ
'HSRVLWRQ&DOO
'HSRVLWR%HUMDQJND
-XPODKVLPSDQDQSLKDNNHWLJD
-XPODK
6XNX EXQJD HIHNWLI UDWDUDWD WHUWLPEDQJ VHWDKXQ XQWXN WDKXQ \DQJ EHUDNKLU SDGD WDQJJDO
'HVHPEHUGDQ
*LUR
7DEXQJDQ
'HSRVLWR
6LPSDQDQ \DQJ GLEORNLU GDQ GLMDGLNDQ MDPLQDQ DWDV 3LQMDPDQ <DQJ 'LEHULNDQ SHULRGH
'HVHPEHU GDQ 'HVHPEHU PDVLQJPDVLQJ VHEHVDU 5S GDQ
5S
5LQFLDQGHSRVLWREHUMDQJNDPHQXUXWMDQJNDZDNWXQ\DDGDODKVHEDJDLEHULNXW
221
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
6,03$1$11$6$%$+ODQMXWDQ
6DPSDLGHQJDQEXODQ
'LDWDVEXODQVGEXODQ
'LDWDVEXODQVGEXODQ
'LDWDVEXODQVGEXODQ
'LDWDV7DKXQVG7DKXQ
-XPODK
%HUGDVDUNDQ8QGDQJ8QGDQJ1R7DKXQVHEDJDLSHQJJDQWL8QGDQJXQGDQJ1RWDKXQ
WHQWDQJ/HPEDJD3HQMDPLQ6LPSDQDQ/36PHQ\DWDNDQEDKZD/36PHQMDPLQVLPSDQDQ
QDVDEDK %DQN \DQJ EHUEHQWXN JLUR GHSRVLWR VHUWLILNDW GHSRVLWR WDEXQJDQ GDQ DWDX EHQWXN
ODLQQ\D\DQJGLSHUVDPDNDQGHQJDQLWX
%HUGDVDUNDQ3HUDWXUDQ3HPHULQWDK5HSXEOLN,QGRQHVLD1R7DKXQWHQWDQJ%HVDUDQ1LODL
6LPSDQDQ <DQJ 'LMDPLQ /HPEDJD 3HQMDPLQ 6LPSDQDQ 3DVDO PHQ\DWDNDQ EDKZD QLODL
VLPSDQDQ \DQJ GLMDPLQ XQWXN VHWLDS QDVDEDK SDGD VDWX %DQN \DQJ VHPXOD GLWHWDSNDQ SDOLQJ
EDQ\DN 5SVHUDWXV MXWD UXSLDK PHQMDGL SDOLQJ EDQ\DN 5SGXD PLOLDU
UXSLDK
%HEDQSUHPLSHQMDPLQDQ3HPHULQWDK\DQJGLED\DUVHODPDWDKXQGDQPDVLQJPDVLQJ
VHEHVDU5SGDQ5S
-DQJND ZDNWX SHQMDPLQDQ WHUVHEXW WHODK GLODQMXWNDQ ROHK 3HPHULQWDK ,QGRQHVLD EHUGDVDUNDQ
6XUDW.HSXWXVDQ0HQWHUL.HXDQJDQ5HSXEOLN,QGRQHVLD1R.0.SDGDWDQJJDO
0HL \DQJ PHQ\DWDNDQ EDKZD MDQJND ZDNWX SURJUDP SHQMDPLQDQ GLSHUSDQMDQJ
GHQJDQVHQGLULQ\D XQWXN MDQJND ZDNWX HQDP EXODQ EHULNXWQ\D VHFDUD WHUXV PHQHUXV NHFXDOL
DSDELOD 0HQWHUL .HXDQJDQ PHQJXPXPNDQ SHQJDNKLUDQ GDQ DWDX SHUXEDKDQ 3URJUDP
3HQMDPLQDQ GDODP ZDNWX HQDP EXODQ VHEHOXP EHUDNKLUQ\D MDQJND ZDNWX 3URJUDP 3HQMDPLQDQ
WHUVHEXW XQWXN GLNHWDKXL ROHK XPXP $WDV SHQMDPLQDQ LQL SLKDN %DQN PHODNXNDQ SHPED\DUDQ
SUHPLNHSDGD3HPHULQWDK
6,03$1$1'$5,%$1./$,1
5LQFLDQGHSRVLWREHUMDQJNDPHQXUXWMDQJNDZDNWXQ\DDGDODKVHEDJDLEHULNXW
3LKDN%HUHODVL
*LUR
'HSRVLWR
3LKDN.HWLJD
*LUR
'HSRVLWR
-XPODK
222
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
6,03$1$1'$5,%$1./$,1ODQMXWDQ
6XNX EXQJD HIHNWLI UDWDUDWD WHUWLPEDQJ VHWDKXQ XQWXN WDKXQ \DQJ EHUDNKLU SDGD WDQJJDO
'HVHPEHUGDQ
*LUR
'HSRVLWR
3,1-$0$1<$1*',7(5,0$
3LQMDPDQ\DQJGLWHULPDPHUXSDNDQSLQMDPDQGDUL37%DQN7DEXQJDQ1HJDUD%713DGD
SHULRGH'HVHPEHUGDQ'HVHPEHUVDOGRSLQMDPDQ\DQJGLWHULPDEHUWXUXWWXUXW
VHEHVDU5SGDQ5S
37 %DQN <XGKD %KDNWL WHODK GLWXQMXN ROHK 37 %DQN 7DEXQJDQ 1HJDUD %71 VHEDJDL %DQN
UHNDQDQ GDODP SHQ\DOXUDQ GDQD GDODP UDQJND SHPELD\DDQ SURJUDP NUHGLW SHPLOLNDQ UXPDK
VHGHUKDQD GDQ UXPDK VDQJDW VHGHUKDQD .356566 VHVXDL SHUMDQMLDQ SHQHUXVDQ SLQMDPDQ
DQWDUD 37 %DQN 7DEXQJDQ 1HJDUD %71 GHQJDQ 37 %DQN <XGKD %KDNWL 1RPRU
3.6',5WDQJJDO)HEUXDULGDQWHODKGLDPDQGHPHQWHUDNKLU1RPRU
$''3.6',5WDQJJDO-XQL
3(53$-$.$1
D +XWDQJ3DMDN
3DMDN3HQJKDVLODQSDVDO
3DMDN3HQJKDVLODQSDVDO
3DMDN3HQJKDVLODQSDVDO
3DMDN3HQJKDVLODQSDVDO
3DMDN3HQJKDVLODQSDVDOD\DW
-XPODK
E %HEDQ3DMDN
%HEDQSDMDNSHQJKDVLODQNLQL
0DQIDDWEHEDQSDMDNWDQJJXKDQ
-XPODK
F 3DMDN3HQJKDVLODQ%DGDQ
5HNRQVLOLDVL DQWDUD ODED VHEHOXP SDMDN SHQJKDVLODQ PHQXUXW ODSRUDQ ODED UXJL GHQJDQ
WDNVLUDQ ODED ILVNDO \DQJ GLKLWXQJ ROHK %DQN XQWXN WDKXQ \DQJ EHUDNKLU SDGD WDQJJDO
'HVHPEHUGDQDGDODKVHEDJDLEHULNXW
223
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
3(53$-$.$1ODQMXWDQ
/DEDVHEHOXPSDMDNSHQJKDVLODQPHQXUXW
ODSRUDQODEDUXJL
.RUHNVLILVNDOWHUGLULGDUL
%HGD7HPSRUHU
-DVD3URGXNVL WDQWLHP
3HQ\XVXWDQ$NWLYD7HWDS
%HEDQ,PEDODQSDVFDNHUMD
33$3GDQ&.31
%HGD3HUPDQHQ
3HQGDSDWDQ6HZD
%HEDQ6XPEDQJDQ
%LD\D-DVD.RQVXOWDQ
%HEDQ3DMDN
%LD\D1RQ2SHUDVLRQDO
%HEDQ3HPDVDUDQ
%HEDQ%HD6DQWXQDQ'DQD.HPDWLDQ
%HEDQ$NWLYLWDV0DUNHWLQJ
%HEDQ6HZD3HUDODWDQ.DQWRU
%HEDQ6HZD.HQGDUDDQ
%HEDQ6HZD/DLQQ\D
%LD\D-DVDSLKDNNHWLJD
3HQJKDVLODQ.HQD3DMDN
3HPEXODWDQ
'LNHQDNDQWDULI
[5S
-XPODK7DNVLUDQ3DMDN3HQJKDVLODQ
3DMDNGLED\DUGLPXND
33K3DVDO
3DMDNSHQJKDVLODQWHUKXWDQJ
G 5HNRQVLOLDVLDQWDUDODEDVHEHOXPSDMDNSHQJKDVLODQPHQXUXWODSRUDQODEDUXJLGHQJDQEHEDQ
SDMDN SHQJKDVLODQ XQWXN WDKXQWDKXQ \DQJ EHUDNKLU SDGD WDQJJDO 'HVHPEHU GDQ
DGDODKVHEDJDLEHULNXW
/DEDVHEHOXPSDMDNSHQJKDVLODQPHQXUXW
ODSRUDQODEDUXJL
%HEDQ SDMDN GHQJDQ WDULI SDMDN PDNVLPXP
\DQJEHUODNX
3HQJDUXK SDMDN DWDV EHGD WHWDS SDGD WDULI
SDMDNPDNVLPXP\DQJEHUODNX
3HQJDUXK SDMDN DWDV EHGD ZDNWX SDGD WDULI
SDMDNPDNVLPXP\DQJEHUODNX
%HEDQ3DMDN3HQJKDVLODQ
224
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
3(53$-$.$1ODQMXWDQ
H 3DMDN3HQJKDVLODQ7DQJJXKDQ
8QWXNWDKXQ\DQJEHUDNKLU'HVHPEHU
'LNUHGLWNDQNH 'LEHEDQNDQNH
'HV /DSRUDQ/DED HNXLWDV 'HV
5XJL
$VHWSDMDNWDQJJXKDQ
3HQGDSDWDQ
.RPSUHKHQVLIODLQQ\D
-DVD3URGXNVL
3HQ\XVXWDQ$VHWWHWDS
.HZDMLEDQ0DQIDDW
NDU\DZDQ
&.31
-XPODK
8QWXNWDKXQ\DQJEHUDNKLU'HVHPEHU
'LNUHGLWNDQNH 'LEHEDQNDQNH
'HV /DSRUDQ/DED HNXLWDV 'HV
5XJL
$VHWSDMDNWDQJJXKDQ
3HQGDSDWDQ
.RPSUHKHQVLIODLQQ\D
-DVD3URGXNVL
3HQ\XVXWDQ$VHWWHWDS
.HZDMLEDQ0DQIDDW
NDU\DZDQ
&.31
-XPODK
/,$%,/,7$6/$,1/$,1
7LWLSDQ1DVDEDK
%HEDQ\DQJ0DVLK+DUXV'LED\DU
3HQGDSDWDQ'LWHULPD'LPXND
.HZDMLEDQ/DLQQ\D,QWHUQDO
3HQGDSDWDQ%XQJD'LWDQJJXKNDQ
.HZDMLEDQ3DVFD.HUMD
-XPODK
225
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
/,$%,/,7$6,0%$/$1.(5-$
3URJUDP3HQVLXQ
3HUXVDKDDQ PHQJLNXWL SURJUDP SHQVLXQ PDQIDDW SDVWL 'DQD 3HQVLXQ XQWXN VHPXD SHJDZDL
WHWDS FDORQ SHJDZDL WHWDS VHUWD 'LUHNVL \DQJ GLDQJNDW GDUL SHJDZDL \DQJ PHPHQXKL V\DUDW
NHSHVHUWDDQ 'DQD SHQVLXQ LQL GLNHOROD ROHK 'DQD 3HQVLXQ %DQN <XGKD %KDNWL \DQJ 3HUDWXUDQ
'DQD 3HQVLXQQ\D WHODK GLVDKNDQ ROHK 0HQWHUL .HXDQJDQ 5HSXEOLN ,QGRQHVLD GHQJDQ 6XUDW
.HSXWXVDQ 1R .(3.0 WDQJJDO -XOL 0DQIDDW SHQVLXQ DNDQ GLEHULNDQ
DSDELODNDU\DZDQWHUVHEXWPHPDVXNLPDVDSHQVLXQ
.HZDMLEDQSHVHUWDSHJDZDLVHEDJDLEHULNXW
3HJDZDL\DQJGLWHULPDVHEHOXPEHUODNXQ\D881RPRU7DKXQZDMLEPHQ\HWRULXUDQ
\DQJ GLSRWRQJ ODQJVXQJ GDUL JDML 3HQJKDVLODQ 'DVDU 3HQVLXQ3K'3 VHEHVDU XQWXN
GDQD3HQVLXQGDQXQWXN7+7
3HJDZDL \DQJ GLWHULPD VHMDN EHUODNXQ\D 88 1RPRU WDKXQ ZDMLE PHQ\HWRU LXUDQ
\DQJGLSRWRQJODQJVXQJGDULJDML3K'3VHEHVDUXQWXN'DQD3HQVLXQ
37 %DQN <XGKD %KDNWL EHUNHZDMLEDQ PHPED\DU LXUDQ EHUXSD 1RUPDO &RVW GDQ 3DVW 6HUYLFH
/LDELOLW\36/\DQJEHVDUQ\DGLWHWDSNDQGLKLWXQJROHK$NWXDULD\DQJPHODNXNDQHYDOXDVLPLQLPDO
VHWLDSWLJDWDKXQVHNDOL
3HUKLWXQJDQ$NWXDULD3URJUDP3DVFD.HUMD
3HUKLWXQJDQ$NWXDULDWHUDNKLUXQWXN3URJUDP3HQVLXQ3URJUDP3DVFD.HUMDGDQ,PEDODQ-DQJND
3DQMDQJ/DLQQ\DGLODNXNDQROHK'D\D0DQGLUL'KDUPDNRQVLOLQGR7DQJJDO-DQXDUL
3HUKLWXQJDQ \DQJ GLODNXNDQ DGDODK XQWXN PHQJDNXL ELD\D \DQJ VHKDUXVQ\D GLNHOXDUNDQ ROHK
3HUXVDKDDQ EHUNHQDDQ GHQJDQ LPEDODQ SDVFDNHUMD EHUXSD SHQJKDUJDDQ PDVDEDNWL WDEXQJDQ
KDUL WXD FXWL EHVDU WXQMDQJDQ SHPHOLKDUDDQ NHVHKDWDQ GDQ SHQVLXQ NDU\DZDQ ELOD PHQFDSDL
XVLDSHQVLXQ
3HUKLWXQJDQ UHNRQVLOLDVL DVHW SURJUDP GDQ NHZDMLEDQ HVWLPDVLDQ LPEDODQ NHUMD \DQJ GLDNXL GL
1HUDFDDGDODKVHEDJDLEHULNXW
1LODL.LQL.HZDMLEDQ
1LODL:DMDU$VHW3URJUDP
6WDWXV3HQGDQDDQ
.HUXJLDQNHXQWXQJDQ DNWXDULD \DQJ EHOXP
GLDNXL
-XPODK/LDELOLWDV,PEDODQ3DVFDNHUMD
5HNRQVLOLDVL SHUXEDKDQ VDOGR NHZDMLEDQ SDVFDNHUMD XQWXN WDKXQ \DQJ EHUDNKLU 'HVHPEHU
GDQDGDODKVHEDJDLEHULNXW
6DOGR$ZDO
%HEDQ-DVD.LQL
%HEDQEXQJD
$PRUWLVDVL/DED5XJL$NWXDULD
([FHVV3D\PHQW
3HPED\DUDQVHODPDWDKXQEHUMDODQ
6DOGRDNKLU
226
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
/,$%,/,7$6,0%$/$1.(5-$ODQMXWDQ
$VXPVL\DQJGLJXQDNDQGDODPSHUKLWXQJDQDNWXDULDOGDQDGDODKVHEDJDLEHULNXW
3URJUDP'DQD3HQVLXQ
7LQJNDW%XQJD'LVNRQWR SHUDQQXP
7LQJNDW.HQDLNDQ3HQJKDVLODQ SHUDQQXP
7LQJNDW.HPDWLDQ &RPPLVVLRQHUV6WDQGDU2UGLQDU\±&62¶
7LQJNDW3HQJXQGXUDQ'LUL DWDJHUHGXFLQJOLQHDUO\WRDWDJHDQG
WKHUHDIWHU
7LQJNDW.HFDFDWDQ RIPRUWDOLW\UDWH
8VLD3HQVLXQ1RUPDO \HDUVROG
$VHWGDQDSHQVLXQWHUXWDPDWHUGLULGDULGHSRVLWREHUMDQJNDSHQHPSDWDQODQJVXQJGDQLQYHVWDVL
MDQJNDSDQMDQJGDODPEHQWXNWDQDKGDQEDQJXQDQ
02'$/6$+$0
%HUGDVDUNDQ $NWD 1RPRU WDQJJDO -XQL \DQJ GLEXDW GLKDGDSDQ $JXQJ ,ULDQWRUR
6DUMDQD +XNXP 0DJLVWHU +XNXP 1RWDULV GL -DNDUWD \DQJ WHODK PHQGDSDW SHUVHWXMXDQ GDUL
0HQWHUL+XNXPGDQ+DN$VDVL0DQXVLDVHVXDL6XUDW.HSXWXVDQ1RPRU$+8
WDQJJDO-XQL3HULRGH'HVHPEHUWDQJJDO-XQL0RGDO'DVDU3HUVHURDQ
EHUMXPODKVHEHVDU5S(QDP5DWXV0LO\DU5XSLDK\DQJWHUEDJLDWDV
(QDP 5DWXV 5LEX OHPEDU VDKDP GHQJDQ PDVLQJPDVLQJ VDKDP EHUQLODL 5S 6DWX
-XWD 5XSLDK $WDV VDKDPVDKDP WHUVHEXW WHODK GLWHPSDWNDQ GDQ GLVHWRU SHQXK ROHK SDUD
3HPHJDQJ 6DKDP EHUGDVDUNDQ $NWD 1RPRU WDQJJDO -XQL \DQJ GLEXDW GLKDGDSDQ
$JXQJ,ULDQWRUR6DUMDQD+XNXP0DJLVWHU+XNXP1RWDULVGL-DNDUWD\DQJWHODKGLODSRUNDQGDQ
GLEHULWDKXNDQ NHSDGD 0HQWHUL +XNXP GDQ +DN $VDVL 0DQXVLD GDQ GLWHULPD EHUGDVDUNDQ 6XUDW
3HQHULPDDQ 3HPEHULWDKXDQ 3HUXEDKDQ $QJJDUDQ 'DVDU 37 %DQN <XGKD %KDNWL 1RPRU $+8
WDQJJDO -XQL \DLWX VHEHVDU 5S 'XD 5DWXV
'XDSXOXK 6DWX 0LOLDU /LPD 5DWXV (QDPEHODV -XWD 5XSLDK \DQJ WHUEDJL GDODP 'XD
5DWXV'XDSXOXK6DWX5LEX/LPD5DWXV(QDPEHODVOHPEDUVDKDPGHQJDQQRPLQDO5S
6DWX-XWD5XSLDKSHUOHPEDUVDKDP
%HUGDVDUNDQ $NWD 1RPRU WDQJJDO -XOL \DQJ GLEXDW GLKDGDSDQ $JXQJ ,ULDQWRUR \DQJ
WHODK PHQGDSDW SHUVHWXMXDQ GDUL 0HQWHUL +XNXP GDQ +DN $VDVL 0DQXVLD VHVXDL VXUDW
SHPEHULWDKXDQ SHUXEDKDQ DQJJDUDQ GDVDU 1RPRU $+8$+ WDQJJDO 6HSWHPEHU
\DQJ GLGDIWDUNDQ GDODP GDIWDU SHUXVDKDDQ 1RPRU +8$+ WDQJJDO
6HSWHPEHU$NWDWHUVHEXWGLVHVXDLNDQGLWDKXQ1RPRU\DQJGLDNXLEXODQ)HEUXDUL
GDQ VHVXDL 6XUDW .HSXWXVDQ .HKDNLPDQ 1RPRU 3HUXEDKDQ SDGD WDKXQ GL
VDKNDQ GL $NWD 1RPRU WDQJJDO -XQL GDQ WHODK PHQGDSDW SHUVHWXMXDQ GDUL 0HQWHUL
+XNXPGDQ+DN$VDVL0DQXVLD
6XVXQDQSHPHJDQJGDQNHSHPLOLNDQVDKDPSHU'HVHPEHUGDQDGDODKVHEDJDL
EHULNXW
227
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
02'$/6$+$0ODQMXWDQ
'HVHPEHU
6DKDP 1RPLQDO
3HPHJDQJ6DKDP OHPEDU 5S
,1.23$'
,1.23$/
,1.23$8
,1.2332/
,1.233$%5,
,1.29(5,
386.230$%(671,
386.23.(0+$1
37*R]FR&DSLWDO
6XJHQJ6XEURWR
.23.$5%DQN<XGKD%KDNWL
-XPODK
'HVHPEHU
6DKDP 1RPLQDO
3HPHJDQJ6DKDP OHPEDU 5S
,1.23$'
,1.23$/
,1.23$8
,1.2332/
,1.233$%5,
,1.29(5,
386.230$%(671,
386.23.(0+$1
37*R]FR&DSLWDO
6XJHQJ6XEURWR
.23.$5%DQN<XGKD%KDNWL
-XPODK
6$/'2/$%$
5LQFLDQVDOGRODED\DQJGLWDKDQDGDODKVHEDJDLEHULNXW
%HOXPGLWHQWXNDQSHQJJXQDDQQ\D
6DOGRODEDWDKXQODOX
'LYLGHQ
/DEDEHUVLKWDKXQEHUMDODQ
-XPODKEHOXPGLWHQWXNDQSHQJJXQDDQQ\D
7HODKGLWHQWXNDQSHQJJXQDDQQ\D
&DGDQJDQ7XMXDQ
&DGDQJDQ8PXP
-XPODKWHODKGLWHQWXNDQSHQJJXQDDQQ\D
-XPODK6DOGR/DED
228
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
.20321(1(.8,7$6/$,11<$
.RPSRQHQ(NXLWDV/DLQQ\DVHEDJDLEHULNXW
2EOLJDVL3HPHULQWDK
+DUJD%HOL
1LODL:DMDU
6HOLVLK3HQLODLDQ
%DQN,QGRQHVLD
+DUJD%HOL
1LODL:DMDU
6HOLVLK3HQLODLDQ
2EOLJDVL.RUSRUDW
+DUJD%HOL
1LODL:DMDU
6HOLVLK3HQLODLDQ
7RWDO
+DUJD%HOL
1LODL:DMDU
6HOLVLK3HQLODLDQ
3HQJDUXK3DMDN
-XPODK
3(1'$3$7$1%81*$
3HQGDSDWDQEXQJDWHUGLULGDULKDVLOEXQJDSURYLVLGDQNRPLVL\DQJEHUKXEXQJDQGHQJDQDNWLYLWDV
SHUNUHGLWDQVHEDJDLEHULNXW
3HQGDSDWDQ%XQJD%HUDVDO'DUL
6XUDW%HUKDUJD
%DQN,QGRQHVLD
%DQN/DLQ
1RQ%DQN
3HQHPSDWDQ3DGD%DQN/DLQ
*LUR%DQN/DLQ
*LUR%DQN,QGRQHVLD
,QWHUEDQN&DOO0RQH\
'HSRVLWR%HUMDQJND
.UHGLW\DQJ'LEHULNDQ
3HQGDSDWDQ3URYLVLGDQ.RPLVL.UHGLW
-XPODK
229
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
%(%$1%81*$
%HEDQ%XQJD%HUDVDO'DUL
.HZDMLEDQ.HSDGD%DQN/DLQ
-DVD*LUR
&DOO0RQH\
'HSRVLWR%HUMDQJND
'HSRVLWRQ&DOO
.HZDMLEDQ.HSDGD%XNDQ%DQN
-DVD*LUR
'HSRVLWR%HUMDQJND
'HSRVLWRQ&DOO
6HUWLILNDW'HSVLWR
7DEXQJDQ
%XQJD3LQMDPDQ<DQJ'LWHULPD'DUL%DQN/DLQ
%HEDQ3URYLVLGDQ.RPLVL
-XPODK
3(1'$3$7$123(5$6,21$//$,11<$
3URYLVLGDQ.RPLVL/DLQQ\D
.HXQWXQJDQ3HQMXDODQ$VHW.HXDQJDQ
3HQGDSDWDQ$PRUWLVDVL'LVNRQWR
3HQGDSDWDQ'HQGD
.HXQWXQJDQ3HQMXDODQ$<'$
3HQGDSDWDQGDUL.UHGLW+DSXV%XNX
3HQGDSDWDQ)HH$70
-XPODK
%(%$17(1$*$.(5-$
%LD\D*DML'DQ8SDK
%LD\D/HPEXU
7XQMDQJDQ+DUL5D\D
7XQMDQJDQ-DEDWDQ
7XQMDQJDQ7HOOHU
7XQMDQJDQ&XWL
7XQMDQJDQ3HUXPDKDQ
7XQMDQJDQ7HOHSRQ
7XQMDQJDQ'DQD3HQVLXQ
+RQRUDULXP'HZDQ.RPLVDULV
7XQMDQJDQ+RPH%DVH
230
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
%(%$17(1$*$.(5-$ODQMXWDQ
3HQJREDWDQGDQ3HUDZDWDQ
7UDQVSRUWDVLGDQ8DQJ0DNDQ
-DPVRVWHN
7DQWLHP%RQXV
%HEDQ,PEDODQSDVFDNHUMD
%HEDQ3HJDZDL)UHHODQFH
%HEDQ/DLQQ\D
-XPODK
%(%$1$'0,1,675$6,'$18080
3HQGLGLNDQGDQ3HODWLKDQ
6HZD
3HPHOLKDUDDQGDQ3HUEDLNDQ
7UDQVSRUWDVL
7HOHNRPXQLNDVL
3DMDN
/LVWULNGDQ$LU
&HWDNDQGDQ$ODW7XOLV.DQWRU
3HQDJLKDQ
3HUMDODQDQ'LQDV
3LWD7LQWD.RPSXWHU
$NXQWDQ.RQVXOWDQ
.XVWRGLDQ
.HDQJJRWDDQ
$GPLQLVWUDVL3URVHV:DUNDW.OLULQJ3,3857*6
0DWHUDLGDQ%HQGD3RV
/DQJJDQDQ6XUDW.DEDU0DMDODK
3HUOHQJNDSDQ.DQWRU
.HJLDWDQ'HZDQ.RPLVDULV
$NWLYLWDV3HJDZDL
%<3DNDLDQ6HUDJDP
5HNUXLWPHQ3HJDZDL
3URYLVLGDQ.RPLVL
3UHPL3HQMDPLQDQ'DQD3LKDN.HWLJD
%HEDQ$VXUDQVL
%HEDQ$VXUDQVL.DV
%HEDQ3HQ\XVXWDQ$VHW7HWDS
%HEDQ$PRUWLVDVL
%HEDQ7UDQVIHU
%HEDQ%ODQNR6XUDW%HUKDUJD
%HEDQ%DKDQ%DNDU.HQGDUDDQ
%HEDQ3XQJXWDQ2-.
/DLQQ\D
-XPODK
231
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
%(%$13(0$6$5$1
$NWLYLWDV0DUNHWLQJ
,NODQGDQ5HNODPH
6SRQVRUVKLS
6DQWXQDQ
/DLQQ\D
-XPODK
%(%$1.(58*,$13(18581$11,/$,$6(7.(8$1*$1'$1121.(8$1*$1%(56,+
3HQHPSDWDQSDGD%DQN/DLQ
6XUDW%HUKDUJD
.UHGLW\DQJ'LEHULNDQ
-XPODK
%(%$123(5$6,21$//$,11<$
.HUXJLDQ 3HQMXDODQ 6XUDW %HUKDUJD
7HUVHGLDXQWXN'LMXDO
$VHW1RQ3URGXNWLI$JXQDQ\DQJ'LDPELO
$OLK
.HUXJLDQ3HQMXDODQ$JXQDQ\DQJ'LDPELO
$OLK
-XPODK
3(1'$3$7$1%8.$123(5$6,21$/
3HQGDSDWDQ6HZD
/DED3HQMXDODQ$VHW7HWDS
/DED3HQMXDODQ$<'$
3HQGDSDWDQ1RQ2SHUDVLRQDO/DLQQ\D
-XPODK
232
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
%(%$1%8.$123(5$6,21$/
%HEDQ'HQGD
%HEDQ6XPEDQJDQ
5XJL3HQMXDODQ$NWLYD7HWDS
/DLQQ\D
-XPODK
75$16$.6,'(1*$13,+$.3,+$.%(5(/$6,
'DODP NHJLDWDQ QRUPDO XVDKD %DQN PHODNXNDQ WUDQVDNVL GHQJDQ SLKDN EHUHODVL NDUHQD
KXEXQJDQ NHSHPLOLNDQ GDQDWDX NHSHQJXUXVDQ 6HPXD WUDQVDNVL GHQJDQ SLKDNSLKDN EHUHODVL
WHODKGLODNXNDQGHQJDQNHELMDNDQGDQV\DUDW\DQJWHODKGLVHSDNDWLEHUVDPD
1R 3LKDN3LKDN%HUHODVL 6LIDW+XEXQJDQ 7UDQVDNVL
'HZDQ.RPLVDULV'LUHNVL 0DQDMHPHQ.XQFL .RPSHQVDVL GDQ
5HPXQHUDVL
.UHGLW<DQJ'LEHULNDQ
6LPSDQDQ1DVDEDK
3HMDEDW%DQN 0DQDMHPHQ.XQFL .RPSHQVDVL GDQ
5HPXQHUDVL
6LPSDQDQ1DVDEDK
3HQJXUXV.RSHUDVL 'LNHQGDOLNDQ .UHGLW<DQJ'LEHULNDQ
.DU\DZDQ EHUVDPDROHK
6LPSDQDQ1DVDEDK
PDQDMHPHQNXQFL
%35 'LNHQGDOLNDQROHK 6LPSDQDQ1DVDEDK
PDQDMHPHQNXQFL
'DODP NHJLDWDQ XVDKDQ\D %DQN MXJD PHQJDGDNDQ WUDQVDNVLWUDQVDNVL WHUWHQWX GHQJDQ SLKDN
SLKDNEHUHODVL7UDQVDNVLWUDQVDNVLSDGDVDOGRWDKXQGDQPHOLSXWL
.UHGLW\DQJGLEHULNDQ
3HPHJDQJ6DKDP
'HZDQ.RPLVDULVGDQ'LUHNVL
3HQMDPLQNUHGLW3HUXVDKDDQ363
3HQMDPLQNUHGLW3HUXVDKDDQ.RPLVDULV
3HMDEDW%DQN
.RSHUDVL.DU\DZDQ
-XPODK
3HUVHQWDVHWHUKDGDSWRWDONUHGLW\DQJ
GLEHULNDQ
233
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
75$16$.6,'(1*$13,+$.3,+$.%(5(/$6,ODQMXWDQ
3LQMDPDQ NHSDGD SLKDN EHUHODVL NKXVXVQ\D SLQMDPDQ NHSDGD 3HPHJDQJ VDKDP VHEHVDU
5S GDQ 3HQMDPLQ .UHGLW 3HUXVDKDDQ 363 VHEHVDU 5S GLMDPLQ GHQJDQ
'HSRVLWR%HUMDQJNDEDFNWREDFN\DQJGLWHPSDWNDQGL%DQN<XGKD%KDNWL
6LPSDQDQ1DVDEDK
'HZDQ.RPLVDULVGDQ'LUHNVL
.RPSHQVDVLPDQDMHPHQNXQFL
.RPSHQVDVL \DQJ GLED\DU DWDX WHUXWDQJ SDGD PDQDMHPHQ NXQFL DWDV MDVD NHSHJDZDLDQ DGDODK
VHEDJDLEHULNXW
*DMLGDQ,PEDODQMDQJNDSHQGHN
'HZDQ.RPLVDULV
'LUHNVL
3HMDEDW(NVHNXWLI
-XPODK
3HUVHQWDVHWHUKDGDSWRWDOEHEDQSHJDZDL
,PEDODQSDVFDNHUMD
'HZDQ.RPLVDULV
'LUHNVL
3HMDEDW(NVHNXWLI
-XPODK
3HUVHQWDVHWHUKDGDSWRWDOEHEDQSHJDZDL
234
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
$6(7'$1/,$%,/,7$6.(8$1*$1
7DEHO EHULNXW LQL PHUXSDNDQ QLODL WHUFDWDW GDQ QLODL ZDMDU GDUL DVHW NHXDQJDQ GDQ OLDELOLWDV
NHXDQJDQSDGDWDQJJDO'HVHPEHUGDQ
7DKXQ
$VHWGDQ %LD\D3HUROHKDQ
/LDELOLWDV 'LPLOLNLKLQJJD 3LQMDPDQGDQ 7HUVHGLDXQWXN GLDPRUWLVDVL 1LODLWHUFDWDW 1LODLZDMDU
.HXDQJDQ MDWXKWHPSR 3LXWDQJ 'LMXDO ODLQQ\D
$6(7
.(8$1*$1
0HWRGH GDQ DVXPVL \DQJ GLJXQDNDQ DGDODK EDKZD QLODL ZDMDU DVHW NHXDQJDQ GDQ OLDELOLWDV
NHXDQJDQ PHQGHNDWL QLODL WHUFDWDWQ\D NDUHQD PHPSXQ\DL MDQJND ZDNWX \DQJ VLQJNDW DWDV
LQVWUXPHQNHXDQJDQWHUVHEXWGDQDWDXVXNXEXQJDQ\DGLWLQMDXXODQJ
235
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
%$7$60$.6,0803(0%(5,$1.5(',7
3DGDWDQJJDO'HVHPEHUGDQWLGDNWHUGDSDWSHODQJJDUDQ GDQSHODPSDXDQ%03.
NHSDGDSLKDNWHUNDLWPDXSXQSLKDNWLGDNWHUNDLW
6HVXDLGHQJDQSHUDWXUDQ%,1R3%,WHQWDQJ%DWDV0DNVLPXP3HPEHULDQ.UHGLW%DQN
8PXP EDWDV PDNVLPXP SHQ\HGLDDQ GDQD NHSDGD SLKDN WHUNDLW VDWX SHPLQMDP \DQJ EXNDQ
SLKDN WHUNDLW GDQ VDWX NHORPSRN SHPLQMDP \DQJ EXNDQ SLKDN WHUNDLW PDVLQJPDVLQJ WLGDN
PHOHELKLGDQGDULPRGDO%DQN
0$1$-(0(15,6,.2
%DQN WHODK PHQHUDSNDQ PDQDMHPHQ ULVLNR \DQJ LQGHSHQGHQ GDQ VHVXDL GHQJDQ VWDQGDU \DQJ
PHUXMXNSDGDNHWHQWXDQ%DQN,QGRQHVLDVHUWDEHVWSUDFWLFHV\DQJGLWHUDSNDQVHSHUWL%DQN/DLQ
SDGD XPXPQ\D VHUWD WHODK PHQJDFX NHSDGD 3HUDWXUDQ %DQN ,QGRQHVLD 3%, 1RPRU
3%, WDQJJDO 0HL WHQWDQJ 3HQHUDSDQ 0DQDMHPHQ 5LVLNR %DJL %DQN 8PXP
VHEDJDLPDQD WHODK GLXEDK GHQJDQ 3HUDWXUDQ %DQN ,QGRQHVLD 1RPRU 3%, WDQJDO
-XOL WHQWDQJ 3HUXEDKDQ DWDV 3HUDWXUDQ %DQN ,QGRQHVLD 1RPRU 3%, WHQWDQJ
3HQHUDSDQ0DQDMHPHQ5LVLNR%DJL%DQN8PXPDJDUVHMDODQGHQJDQUHQFDQDSHQHUDSDQ%DVHO
,,DFFRUGVHFDUDEHUWDKDSGL,QGRQHVLD
'DODPKDOEDJLDQGDULSURVHV\DQJEHUMDODQVHKLQJJDXQWXNPHQFDSDLVWDQGDUWHUEDLNGLELGDQJ
SHQJHORODDQ ULVLNR %DQN VHQDQWLDVD PHQJHPEDQJNDQ GDQ PHQ\HPSXUQDNDQ NHUDQJND VLVWHP
SHQJHORODDQULVLNRGDQSHQJHQGDOLDQLQWHUQDO\DQJWHUSDGXGDQNRPSUHKHQVLIDJDUPHPEHULNDQ
LQIRUPDVLVHFDUDGLQLGDODPPHQJDPELOODQJNDKODQJNDKSHUEDLNDQJXQDPHPLQLPDOLVLUULVLNR
.HUDQJND VLVWHP SHQJHORODDQ ULVLNR LQL GLWXDQJNDQ GDODP EHQWXN NHELMDNDQ SURVHGXU OLPLW
WUDQVDNVL GDQ NHZHQDQJDQ VHUWD SHUDQJNDW ODLQQ\D \DQJ EHUODNX EDJL VHJHQDS DNWLYLWDV ELVQLV
GHQJDQ WHWDS PHODNXNDQ HYDOXDVL GDQ SHUXEDKDQ SDUDPHWHU VHFDUD EHUNDOD VHVXDL GHQJDQ
SHUXEDKDQELVQLV
+DVLO GDUL SHQJHORODDQ ULVLNR WHUVHEXW WHODK GLDWXU EHUEDJDL NHELMDNDQ DJDU PDQDMHPHQ ULVLNR
EHUIXQJVL VHEDJDL EXVLQHVV HQDEOHU VHKLQJJD EHUSHUDQ PHQLQJNDWNDQ SHUWXPEXKDQ ELVQLV
GHQJDQWHWDSPHQJHGHSDQNDQSULQVLSNHKDWLKDWLDQPHODOXLSHQHUDSDQSURVHVPDQDMHPHQULVLNR
\DQJ LGHDO GHQJDQ FDUD LGHQWLILNDVL SHQJXNXUDQ SHPDQWDXDQ GDQ SHQJHQGDOLDQ ULVLNR SDGD
VHPXDOHYHORUJDQLVDVL
3HQJDZDVDQ $NWLI 'HZDQ .RPLVDULV GDQ 'LUHNVL WHUKDGDS DNWLYLWDV PDQDMHPHQ ULVLNR %DQN
GLLPSOHPHQWDVLNDQ PHODOXL SHPEHQWXNDQ .RPLWH 0DQDMHPHQ 5LVLNR XQWXN PHQLQJNDWNDQ IXQJVL
NRPLWH GDODP UDQJND PHQJDPELO ODQJNDKODQJNDK SHUVLDSDQ SHODNVDQDDQ SURVHV GHQJDQ
PHPEHQWXN.RPLWH3HPDQWDX5LVLNR.RPLWH$XGLWGDQ.RPLWH5HPXQHUDVLGDQ1RPLQDVL
.RPLWH \DQJ GLEHQWXN EHUWDQJJXQJ MDZDE NHSDGD .RPLVDULV GHQJDQ WXJDV XWDPD PHPEHULNDQ
PDVXNDQNHSDGD.RPLVDULVPHQJHQDLPDVDODKPDVDODKPDQDMHPHQULVLNRPHQJHYDOXDVLVLVWHP
SHQJDZDVDQ PDQDMHPHQ ULVLNR GDQ SHQJDZDVDQ LQWHUQ VHUWD PHQ\HGLDNDQ LQIRUPDVL NHSDGD
.RPLVDULVKDOKDO\DQJEHUNDLWDQGDODPPHQJDQWLVLSDVLSRWHQVLULVLNR
%HUSHGRPDQ WHUKDGDS NHELMDNDQ 3HUDWXUDQ %DQN ,QGRQHVLD %DQN WHODK PHQHWDSNDQ VXDWX
NHELMDNDQ 0DQDMHPHQ 5LVLNR PHODOXL 6XUDW .HSXWXVDQ 'LUHNVL 1RPRU
6.(36(7%<%;,, WDQJJDO 'HVHPEHU WHQWDQJ 3HQ\HPSXUQDDQ 3HGRPDQ
0DQDMHPHQ 5LVLNRGLGDODPQ\D WHODK PHQFDNXS 3HQHUDSDQ 'HODSDQ 3URILO 5LVLNR WHUKDGDS
5LVLNR .UHGLW 5LVLNR 3DVDU 5LVLNR /LNXLGLWDV 5LVLNR 2SHUDVLRQDO 5LVLNR .HSDWXKDQ 5LVLNR
+XNXP 5LVLNR 5HSXWDVL GDQ 5LVLNR 6WUDWHJLV GHQJDQ NDWHJRUL SHULQJNDW ULVLNR %DQN 8PXP
PHQFDNXSULVLNRLQKHUHQGDQVLVWHPSHQJHQGDOLDQULVLNR
236
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
0$1$-(0(15,6,.2ODQMXWDQ
'DODPWDKXQ%DQNWHODKPHQHWDSNDQ.HELMDNDQ0DQDMHPHQ5LVLNRVHUWDWHODKPHQ\XVXQ
3URILO 5LVLNR XQWXN SRVLVL 'HVHPEHU GHQJDQ SHULQJNDWNRPSRVLW 0RGHUDWH GDQ 6LVWHP
3HQJHQGDOLDQ,QWHUQ&XNXS0HPDGDL
-HQLV-HQLV5LVLNR
D 5LVLNR.UHGLW
$GDODK ULVLNR DNLEDW NHJDJDODQ 'HELWXU GDQDWDX SLKDN ODLQ GDODP PHPHQXKL NHZDMLEDQ
NHSDGD%DQN
E 5LVLNR3DVDU
$GDODK ULVLNR SDGD SRVLVL QHUDFD GDQ UHNHQLQJ DGPLQLVWUDWLI WHUPDVXN WUDQVDNVL GHULYDWLI
DNLEDWSHUXEDKDQVHFDUDNHVHOXUXKDQGDULNRQGLVLSDVDUWHUPDVXNULVLNRSHUXEDKDQKDUJD
RSWLRQ
F 5LVLNR/LNXLGLWDV
$GDODKULVLNRDNLEDWNHWLGDNPDPSXDQ%DQNXQWXNPHPHQXKLNHZDMLEDQ \DQJMDWXKWHPSR
GDUL VXPEHU SHQGDQDDQ DUXV NDV GDQDWDX GDUL DVHW OLNXLG EHUNXDOLWDV WLQJJL \DQJ GDSDW
GLDJXQNDQWDQSDPHQJJDQJJXDNWLYLWDVGDQNRQGLVLNHXDQJDQ%DQN
G 5LVLNR2SHUDVLRQDO
$GDODK ULVLNR DNLEDW NHWLGDNFXNXSDQ GDQDWDX WLGDN EHUIXQJVLQ\D SURVHV LQWHUQDO
NHVDODKDQ PDQXVLD NHJDJDODQ VLVWHP GDQDWDX DGDQ\D NHMDGLDQNHMDGLDQ HNVWHUQDO \DQJ
PHPSHQJDUXKLRSHUDVLRQDO%DQN
H 5LVLNR+XNXP
$GDODKULVLNRDNLEDWWXQWXWDQKXNXPGDQDWDXNHOHPDKDQDVSHN\XULGLV
I 5LVLNR.HSDWXKDQ
$GDODK ULVLNR DNLEDW %DQN WLGDN PHPDWXKL GDQDWDX WLGDN PHODNVDQDNDQ SHUDWXUDQ
SHUXQGDQJXQGDQJDQGDQNHWHQWXDQ\DQJEHUODNX
J 5LVLNR6WUDWHJLV
$GDODK ULVLNR DNLEDW NHWLGDNWHSDWDQ GDODP SHQJDPELODQ GDQDWDX SHODNVDQDDQ VXDWX
NHSXWXVDQVWUDWHJLVVHUWDNHJDJDODQGDODPPHQJDQWLVLSDVLSHUXEDKDQOLQJNXQJDQELVQLV
K 5LVLNR5HSXWDVL
$GDODK ULVLNR DNLEDW PHQXUXQQ\D WLQJNDW NHSHUFD\DDQ VWDNHKROGHU \DQJ EHUVXPEHU GDUL
SHUVHSVLQHJDWLIWHUKDGDS%DQN
3HQHUDSDQ0DQDMHPHQ5LVLNR
D %DQNZDMLEPHQHUDSNDQPDQDMHPHQUHVLNRVHFDUDHIHNWLI
E 3HQHUDSDQPDQDMHPHQULVLNRSDOLQJNXUDQJPHQFDNXS
3HQJDZDVDQ$NWLI'HZDQ.RPLVDULVGDQ'LUHNVL
.HFXNXSDQNHELMDNDQSURVHGXUGDQSHQHWDSDQOLPLWWUDQVDNVL
.HFXNXSDQ SURVHV LGHQWLILNDVL SHQJXNXUDQ SHPDQWDXDQ GDQ SHQJHQGDOLDQ ULVLNR
VHUWDVLVWHPLQIRUPDVL0DQDMHPHQ5LVLNR
6LVWHPSHQJHQGDOLDQLQWHUQ\DQJPHQ\HOXUXK
237
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
0$1$-(0(15,6,.2ODQMXWDQ
3HQHUDSDQ0DQDMHPHQ5LVLNRODQMXWDQ
F 3HQJHORODDQGHODSDQULVLNR
%DQN ZDMLE PHODNXNDQ SURVHV LGHQWLILNDVL SHQJXNXUDQ SHPDQWDXDQ GDQ
SHQJHQGDOLDQ ULVLNR WHUKDGDS VHOXUXK IDNWRUIDNWRU ULVLNR 5LVN )DFWRUV \DQJ EHUVLIDW
PDWHULDO
3URILO5LVLNRGLNHORODROHK6DWXDQ.HUMD0DQDMHPHQ5LVLNREHUGDVDUNDQSHUDQDNWLI
3HODNVDQDDQ SURVHV LGHQWLILNDVL SHQJXNXUDQ SHPDQWDXDQ GDQ SHQJHQGDOLDQ ULVLNR
ZDMLEGLGXNXQJROHK
x 6LVWHPLQIRUPDVLPDQDMHPHQ\DQJDNXUDWGDQWHSDWZDNWX
x 3HQJDODPDQ \DQJ GLPLOLNL %DQN GDODP PHQJHOROD ULVLNR WHUKDGDS WLQJNDW ULVLNR
\DQJDNDQGLDPELO5LVN$SSHWLWH
x /DSRUDQ \DQJ DNXUDW GDQ LQIRUPDWLI PHQJHQDL NRQGLVL NHXDQJDQ %DQN NLQHUMD
DNWLYLWDVIXQJVLRQDOGDQHNVSRVXUULVLNR%DQN
G .DWHJRULSHULQJNDWULVLNREDJL%DQNXPXPPHQFDNXS
D 5LVLNR,QKHUHQDGDODKULVLNR\DQJPHOHNDWSDGDVXDWXELVQLVDWDXDNWLYLWDV%DQN\DQJ
WLPEXO GDUL HNVSRVXUH GDPSDN GDQ NHWLGDNSDVWLDQ VHUWD NHPXQJNLQDQ WHUMDGLQ\D
NHMDGLDQ\DQJPHUXJLNDQ%DQNGLPDVD\DQJDNDQGDWDQJ
3HULQJNDWULVLNRLQKHUHQ
5HQGDK 'DPSDNNHFLOWLGDNDGDNHUXJLDQNHXDQJDQ
&XNXS5HQGDK .HUXJLDQNHXDQJDQ\DQJNHFLOWHUGDSDWJDQJJXDQGDODPNHJLDWDQ
SHNHUMDDQVHKDULKDUL
0RGHUDWH 7HUMDGL JDQJJXDQ QDPXQ PDVLK GDSDW PHODQMXWNDQ ELVQLV
NHUXJLDQ NHXDQJDQ \DQJ FXNXS EHVDU UHSXWDVL VHGLNLW
WHUSHQJDUXK
&XNXS7LQJJL 7HUMDGL JDQJJXDQ SDGD NHJLDWDQ ELVQLV WHUWHQWX NHUXJLDQ
NHXDQJDQ \DQJ EHVDU UHSXWDVL WHUJDQJJX SDGD ELVQLVQDVDEDK
WHUWHQWX
7LQJJL *DQJJXDQELVQLV\DQJVLJQLILNDQNHUXJLDQNHXDQJDQ\DQJVDQJDW
EHVDUUHSXWDVL%DQNWHUJDQJJXSDGDVHOXUXKDVSHNELVQLV
E 6LVWHP 3HQJHQGDOLDQ ,QWHUQ DGDODK VHUDQJNDLDQ VLVWHP \DQJ GLODNXNDQ %DQN GDODP
UDQJND PHQJHQGDOLNDQ ULVLNR DWDX PHPLQLPDONDQ GDPSDN QHJDWLI ULVLNR WHUKDGDS
NRQGLVLGDQNLQHUMDNHXDQJDQ%DQN
3HULQJNDW3HQJHQGDOLDQ5LVLNR
7LGDN0HPDGDL 0DQDMHPHQ SDGD XPXPQ\D WLGDN HIHNWLI WLGDN PDPSX
PHQJLGHQWLILNDVL GDQ PHQJHQGDOLNDQ NHOHPDKDQNHOHPDKDQ
SHQHUDSDQ0DQDMHPHQ5LVLNR\DQJPDWHULDO
.XUDQJ 0DQDMHPHQ SDGD XPXPQ\D NXUDQJ HIHNWLI NXUDQJ PDPSX
0HPDGDL PHQJLGHQWLILNDVL GDQ PHQJHQGDOLNDQ NHOHPDKDQNHOHPDKDQ
SHQHUDSDQ0DQDMHPHQ5LVLNR\DQJFXNXSPDWHULDO
&XNXS0HPDGDL 0DQDMHPHQ SDGD XPXPQ\D FXNXS HIHNWLI FXNXS PDPSX
PHQJLGHQWLILNDVL GDQ PHQJHQGDOLNDQ NHOHPDKDQNHOHPDKDQ
SHQHUDSDQ0DQDMHPHQ5LVLNR\DQJNXUDQJPDWHULDO
0HPDGDL 0DQDMHPHQ SDGD XPXPQ\D HIHNWLI GDQ PDPSX
PHQJLGHQWLILNDVL GDQ PHQJHQGDOLNDQ NHOHPDKDQNHOHPDKDQ
SHQHUDSDQPDQDMHPHQ5LVLNR\DQJWLGDNPDWHULDO
6DQJDW 0DQDMHPHQVHFDUDHIHNWLIPHQJLGHQWLILNDVLGDQPHQJHQGDOLNDQ
0HPDGDL VHOXUXK5LVLNR%DQN
238
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
0$1$-(0(15,6,.2ODQMXWDQ
5LVN$VVHVPHQW3HQLODLDQ5LVLNR
D 3HQLODLDQ ULVLNR DGDODK NHVHOXUXKDQ SURVHV GDUL ,GHQWLILNDVL 5LVLNR $QDOLVD 5LVLNR GDQ
(YDOXDVL 5LVLNR \DQJ GLKDGDSL ROHK %DQN 3HQLODLDQ 5LVLNR PHQFDNXS NHVHOXUXKDQ ULVLNR
\DQJGLKDGDSL%DQN\DLWX5LVLNR.UHGLW3DVDU2SHUDVLRQDO/LNXLGLWDV+XNXP6WUDWHJLV
5HSXWDVLGDQ.HSDWXKDQ
E 7DKDSDQGDODP3HQLODLDQ5LVLNR5LVN$VVHVPHQWDGDODK
,GHQWLILNDVL5LVLNR
$GDODK SURVHV GLPDQD %DQN PHQGHWHNVL ULVLNR \DQJ EHUSRWHQVL PHUXJLNDQ ILQDQVLDO
%DQNDNLEDWGDULVXDWXNDVXVNDVXVWHUWHQWXWHUKDGDSSHODNVDQDDQDNWLYLWDVELVQLVQ\D
3HQLODLDQ5LVLNR,QKHUHQ
$GDODK SURVHV GLPDQD %DQN PHQJXNXU DNWLYLWDV DWDX ELVQLV \DQJ PHOHNDW GLGDODPQ\D
GHQJDQ OHYHOULVLNRGDUL DNWLYLWDVODLQQ\DVHKLQJJD GDSDWPHPEHULNDQKDVLO \DQJGDSDW
PHPEDQWXGDODPSHQLODLDQHIHNWLILWDVVLVWHPSHQJHQGDOLDQULVLNR
3HQLODLDQ6LVWHP3HQJHQGDOLDQ5LVLNR
$GDODK SURVHV PHQJXNXU NHPDPSXDQ GDQ SHUDQ DNWLI 0DQDMHPHQ GDODP PHPHQXKL
NHFXNXSDQ VHOXUXK NHELMDNDQ 6LVWHP ,QIRUPDVL 0DQDMHPHQ 5LVLNR GDQ SHQJHQGDOLDQ
LQWHUQ\DQJPHQ\HOXUXK
3HQLODLDQ5LVLNR.RPSRVLW
$GDODK SURVHV SHQLODLDQ DNKLU GDUL KDVLO SHQJJDEXQJDQ SHQLODLDQ ULVLNR LQKHUHQ GDQ
VLVWHPSHQJHQGDOLDQULVLNR
F 'DODPSHQLODLDQULVLNRWHUGDSDWGXDKDO\DQJPHQMDGLSHGRPDQ\DLWX
.XDQWLWDV5LVLNRPHQFDNXSIUHNXHQVLGDQGDPSDNQ\DVHUWDSUREDELOLW\
.XDOLWDV 6LVWHP 3HQJHQGDOLDQ 5LVLNR 5LVN &RQWURO 6\VWHP EHUXSD MXGJHPHQW \DQJ
PHQFDNXSHPSDWSLODUDGDODK
x3HQJDZDVDQ$NWLI'HZDQ.RPLVDULVGDQ'LUHNVL
x.HFXNXSDQ.HELMDNDQSURVHGXUGDQSHQHWDSDQOLPLW
x.HFXNXSDQ SURVHV LGHQWLILNDVL SHQJXNXUDQ SHPDQWDXDQ GDQ SHQJHQGDOLDQ 5LVLNR
VHUWD6LVWHP,QIRUPDVL0DQDMHPHQ5LVLNR
x6LVWHPSHQJHQGDOLDQLQWHUQ\DQJPHQ\HOXUXK
5LVLNR/LNXLGLWDV
D 5LVLNROLNXLGLWDV%DQNSHU'HVHPEHUGDQDGDODKVHEDJDLEHULNXW
7DKXQ GDODPMXWDDQ
.XUDQJ
GDULEXODQ !EXODQ !EXODQ !EXODQ !EXODQ -XPODK
$6(7 5S 5S 5S 5S 5S 5S
.DV
*LURSDGD%DQN
,QGRQHVLD
*LURSDGD%DQN/DLQ
3HQHPSDWDQSDGD
%DQN,QGRQHVLD
GDQ%DQN/DLQ
(IHNHIHN
.UHGLW
%XQJD\DQJPDVLK
KDUXVGLWHULPD
$VHWODLQODLQ
-XPODK$VHW
239
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
0$1$-(0(15,6,.2ODQMXWDQ
D 5LVLNROLNXLGLWDV%DQNSHU'HVHPEHUGDQDGDODKVHEDJDLEHULNXW
7DKXQ GDODPMXWDDQ
.XUDQJ
GDULEXODQ !EXODQ !EXODQ !EXODQ !EXODQ -XPODK
$6(7 5S 5S 5S 5S 5S 5S
.DV
*LURSDGD%DQN
,QGRQHVLD
*LURSDGD%DQN/DLQ
3HQHPSDWDQSDGD
%DQN,QGRQHVLD
GDQ%DQN/DLQ
(IHNHIHN
.UHGLW
%XQJD\DQJPDVLK
KDUXVGLWHULPD
$VHWODLQODLQ
-XPODK$VHW
7DKXQ GDODPMXWDDQ
.XUDQJ
.(:$-,%$1 GDULEXODQ !EXODQ !EXODQ !EXODQ !EXODQ -XPODK
5S 5S 5S 5S 5S 5S
.HZDMLEDQVHJHUD
6LPSDQDQ
6LPSDQDQGDULEDQN
ODLQ
+XWDQJSDMDN
.HZDMLEDQ/DLQODLQ
-XPODK
.HZDMLEDQ
-XPODK $VHW
NHZDMLEDQ ±
EHUVLK
240
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
0$1$-(0(102'$/
6HMDN WDKXQ %DQN GLZDMLENDQ XQWXN PHPHQXKL NHUDQJND NHUMD %DVHO ,, GDODP KDO
SHUPRGDODQ%DQNGHQJDQPHQJLNXWLURDGPDSLPSOHPHQWDVL%DVHO,,GL,QGRQHVLD\DQJGLSLPSLQ
ROHK%DQN,QGRQHVLD
3HQHUDSDQ%DQNDWDVULVLNRSDVDUULVLNRNUHGLWGDQULVLNRRSHUDVLRQDOGDODPSHUPRGDODQDGDODK
VHEDJDLEHULNXW
D 5LVLNR3DVDU
6HMDN1RYHPEHU%DQNVXGDKPHQHUDSNDQSHQGHNDWDQVWDQGDUXQWXNPHQJHORODULVLNR
SDVDUVHVXDLGHQJDQ3HUDWXUDQ%,1R3%,WDQJJDO1RYHPEHU
E 5LVLNR.UHGLW
6HVXDLGHQJDQ6XUDW(GDUDQ%,1R'313WDQJJDO0DUHWVDDWLQL%DQNPDVLK
PHQJJXQDNDQSHQGHNDWDQ%DVHO,XQWXNPHQJHORODKULVLNRNUHGLW
%DQN DNDQ PHQHUDSNDQ SHQGHNDWDQ VWDQGDU XQWXN PHQJHOROD ULVLNR NUHGLW PXODL -DQXDUL
VHVXDLGHQJDQ6XUDW(GDUDQ%,1R'313WDQJJDO3HEUXDUL
F 5LVLNR2SHUDVLRQDO
8QWXNSHQJHORODDQULVLNRRSHUDVLRQDO%DQNPHQHUDSNDQSHQGHNDWDQLQGLNDWRUGDVDUVHVXDL
GHQJDQ6XUDW(GDUDQ6(%,1R'313WDQJJDO-DQXDUL%HUGDVDUNDQ6(LQL
EHEDQPRGDOXQWXNULVLNRRSHUDVLRQDOVHEHVDUGDQGDULUDWDUDWDSHQGDSDWDQ
NRWRUVHODPDWLJDWDKXQWHUDNKLUPDVLQJPDVLQJHIHNWLIWDQJJDO-DQXDUL-XOL
GDQ-DQXDUL
%DQN,QGRQHVLDPHQJDQDOLVDPRGDOGDODPGXDWLQJNDWDQ
L 0RGDO 7LHU WHUGLUL GDUL PRGDO VDKDP ELDVD DJLR VDKDP REOLJDVL SHUSHWXDO \DQJ
GLNODVLILNDVLNDQ VHEDJDL VXUDW EHUKDUJD LQRYDWLI 7LHU VDOGR ODED VHOLVLK SHQMDEDUDQ
ODSRUDQ NHXDQJDQ GDQ NHSHQWLQJDQ QRQSHQJHQGDOL VHWHODK GLNXUDQJL JRRGZLOO GDQ DVHW
WDNEHUZXMXG GDQ SHQ\HVXDLDQ ODLQQ\D VHKXEXQJDQ GHQJDQ LWHP \DQJ WHUPDVXN GDODP
PRGDOWHWDSLGLSHUODNXNDQVHFDUDEHUEHGDXQWXNNHSHQWLQJDQNHFXNXSDQPRGDO
LL 0RGDO7LHUWHUGLULGDULSLQMDPDQVXERUGLQDVL\DQJPHPHQXKLV\DUDWGDQFDGDQJDQXPXP
PDNVLPXP
241
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
0$1$-(0(102'$//DQMXWDQ
3RVLVL UDVLR NHFXNXSDQ PRGDO &$5 %DQN WDQJJDO 'HVHPEHU GDQ PDVLQJPDVLQJ
VHEHVDUGDQGHQJDQULQFLDQVHEDJDLEHULNXW
GDODPMXWDDQ GDODPMXWDDQ
5S 5S
,.RPSRQHQ0RGDO
$0RGDO,QWL
0RGDO'LVHWRU
&DGDQJDQ7DPEDKDQ0RGDO
)DNWRU3HQDPEDK
D&DGDQJDQXPXP
E5XJLWDKXQWDKXQODOX
F/DEDWDKXQWDKXQODOX
G/DEDWDKXQEHUMDODQVHWHODKSDMDN
H33$\DQJGLSHUKLWXQJNDQ
I'DQDVHWRUDQPRGDO
)DNWRU3HQJXUDQJ
D6HOLVLKNXUDQJ33$\JZMEGLEHQWXNGDQ
&.31DWDVDVHWSURGXNWLI
E33$13\DQJZDMLEGLKLWXQJ
%0RGDO3HOHQJNDSPDNVLPXPPRGDOLQWL
&DGDQJDQ8PXP&DGDQJDQ3HQJKDSXVDQ
$NWLYDSURGXNWLI&.31PDNVLPXP$705
,,7RWDO0RGDO,QWLGDQ0RGDO3HOHQJNDS
,,,$705XQWXN5LVLNR.UHGLW
,9$705XQWXN5LVLNR2SHUDVLRQDO
9$705XQWXN5LVLNR3DVDU
9,5DVLR.300XQWXN5LVLNR.UHGLW 2SHUDVLRQDO
9,,5DVLR.300XQWXN5LVLNR.UHGLW2SHUDVLRQDO 3DVDU
242
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
0$1$-(0(102'$/ODQMXWDQ
3HUKLWXQJDQ $NWLYD 7HUWLPEDQJ 0HQXUXW 5LVLNR $705 %DQN SHU 'HVHPEHU GDQ
DGDODKVHEDJDLEHULNXW
L (NVSRVXU$VHWGL1HUDFD
GOPMXWDDQ5S GOPMXWDDQ5S
$705 $705 $705 $705
7DJLKDQ 7DJLKDQ
1R .HWHUDQJDQ VHEHOXP VHWHODK VHEHOXP VHWHODK
%HUVLK %HUVLK
05. 05. 05. 05.
7DJLKDQ.HSDGD3HPHULQWDK
D 7DJLKDQ.HSDGD3HPHULQWDK
,QGRQHVLD
E 7DJLKDQ.HSDGD3HPHULQWDK
1HJDUD/DLQ
7DJLKDQ.HSDGD(QWLWDV6HNWRU3XEOLN
7DJLKDQ.HSDGD%DQN3HPEDQJXQDQ
0XOWLODWHUDOGDQ/HPEDJD,QWHUQDVLRQDO
7DJLKDQ.HSDGD%DQN
D 7DJLKDQ-DQJND3HQGHN
E 7DJLKDQ-DQJND3DQMDQJ
.UHGLW%HUDJXQ5XPDK7LQJJDO
.UHGLW%HUDJXQ3URSHUWL.RPHUVLDO
.UHGLW3HJDZDL3HQVLXQDQ
7DJLKDQ.HSDGD8VDKD0LNUR8VDKD
.HFLOGDQ3RUWRIROLR5LWHO
7DJLKDQ.HSDGD.RUSRUDVL
7DJLKDQ<DQJ7HODK-DWXK7HPSR
D .UHGLW%HUDJXQ5XPDK7LQJJDO
E 6HODLQ.UHGLW%HUDJXQ5XPDK
7LQJJDO
$VHW/DLQQ\D
D 8DQJ7XQDL(PDVGDQ
&RPPHPRUDWLYH&RLQ
E 3HQ\HUWDDQVHODLQ\DQJPHQMDGL
IDNWRUSHQJXUDQJPRGDO
3HQ\HUWDDQPRGDO
VHPHQWDUDGDODPUDQJND
UHVWUXNWXULVDVLNUHGLW
3HQ\HUWDDQNHSDGD
SHUXVDKDDQNHXDQJDQ
\DQJWLGDNWHUGDIWDUGL
EXUVD
3HQ\HUWDDQNHSDGD
SHUXVDKDDQNHXDQJDQ
\DQJWHUGDIWDUGLEXUVD
F $VHWWHWDSGDQLQYHQWDULV1HWR
G $VHW<DQJ'LDPELO$OLK$<'$
H $QWDU.DQWRU1HWR
I /DLQQ\D
727$/
243
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
0$1$-(0(102'$/ODQMXWDQ
3HUKLWXQJDQ $NWLYD 7HUWLPEDQJ 0HQXUXW 5LVLNR $705 %DQN SHU 'HVHPEHU GDQ
DGDODKVHEDJDLEHULNXWODQMXWDQ
LL (NVSRVXU.HZDMLEDQ.RPLWPHQ.RQWLQMHQVLSDGD7UDQVDNVL5HNHQLQJ$GPLQLVWUDWLI
GOPMXWDDQ5S GOPMXWDDQ5S
$705 $705 $705 $705
7DJLKDQ 7DJLKDQ
1R .HWHUDQJDQ 6HEHOXP 6HWHODK 6HEHOXP 6HWHODK
%HUVLK %HUVLK
5HVLNR 05. 5HVLNR 05.
7DJLKDQ.HSDGD3HPHULQWDK
D 7DJLKDQ.HSDGD3HPHULQWDK,QGRQHVLD
7DJLKDQ.HSDGD3HPHULQWDK1HJDUD
E /DLQ
7DJLKDQ.HSDGD%DQN3HPEDQJXQDQ
0XOWLODWHUDOGDQ/HPEDJD,QWHUQDVLRQDO
7DJLKDQ.HSDGD%DQN
D 7DJLKDQ-DQJND3HQGHN
E 7DJLKDQ-DQJND3DQMDQJ
7DJLKDQ.HSDGD(QWLWDV6HNWRU3XEOLN
7DJLKDQ.HSDGD.RUSRUDVL
7DJLKDQ.HSDGD8VDKD0LNUR8VDKD.HFLO
GDQ3RUWRIROLR5LWHO
.UHGLW%HUDJXQ5XPDK7LQJJDO
.UHGLW%HUDJXQ3URSHUWL.RPHUVLDO
.UHGLW3HJDZDL3HQVLXQDQ
7DJLKDQ<DQJ7HODK-DWXK7HPSR
D .UHGLW%HUDJXQ5XPDK7LQJJDO
E 6HODLQ.UHGLW%HUDJXQ5XPDK7LQJJDO
727$/
727$/$7055,6,.2.5(',7 $ $
727$/)$.7253(1*85$1*02'$/ % %
3(5,67,:$6(7(/$+7$1**$/3(/$325$1
3HULVWLZD SHQWLQJ VHWHODK WDQJJDO QHUDFD \DQJ PHPLOLNL SHQJDUXK VLJQLILNDQ WHUKDGDS ODSRUDQ
NHXDQJDQWDQJJDO'HVHPEHUVHEDJDLEHULNXW
x 7DQJJDO1RYHPEHU%DQN<XGKD%KDNWLPHQHULPDVXUDWGDUL%XUVD(IHN,GRQHVLD%(,
1R 6%(,3* PHQJHQDL 3HUVHWXMXDQ 3HUPRKRQDQ 3HUMDQMLDQ 3HQGDKXOXDQ
3HQFDWDWDQ
x 7DQJJDO'HVHPEHU%DQN<XGKD%KDNWLPHQHULPDVXUDWGDUL2WRULWDV-DVD.HXDQJDQ
2-.1R6'SHULKDO 3HPEHULWDKXDQ (IHNWLIQ\D 3HUQ\DWDDQ 3HQGDIWDUDQ \DLWX
'DODP5DQJND3HQDZDUDQ8PXP3HUGDQD6DKDP37%DQN<XGKD%KDNWL7EN
x 7DQJJDO-DQXDUL%DQN<XGKD%KDNWLWHSDWEHUXVLDWDKXQ
x 7DQJJDO-DQXDULODXQFKLQJ$70%<%
244
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
3(5,67,:$6(7(/$+7$1**$/3(/$325$1ODQMXWDQ
x 7DQJJDO -DQXDUL %DQN <XGKD %KDNWL PHQFDWDWNDQ VDKDPQ\D GL %XUVD (IHN
,QGRQHVLDVHKLQJJDPHUXSDNDQSHUXVDKDDQSXEOLFSHUWDPDGLWDKXQ\DQJPHQFDWDWNDQ
VDKDPQ\DGL%XUVD
+DVLO GDUL SHQMXDODQ VDKDP LQL DNDQ GLJXQDNDQ XQWXN SHQJHPEDQJDQSHQLQJNDWDQ ELVQLV
LQIUDVWUXNWXUVDUDQDSHQGXNXQJNKXVXVQ\D7HNQRORJL,QIRUPDVL$GDSXQMXPODKVDKDP\DQJ
GLWDZDUNDQ DGDODK VHEDQ\DN MXWD OHPEDU VDKDP EDUX DWDX VHEHVDU GDUL 0RGDO
'LWHPSDWNDQGDQGLVHWRUSHQXKGHQJDQQLODLQRPLQDO5SVHWLDSVDKDP\DQJGLWDZDUNDQ
NHSDGD PDV\DUDNDW $GDSXQ KDUJD SHQDZDUDQ 5S VHWLDS OHPEDU VDKDP VHKLQJJD
VHOXUXKQ\D EHUMXPODK 5S PLO\DU 7RWDO PRGDO GDVDU VHEHVDU 5S PLO\DU GDQ \DQJ
WHODKGLWHPSDWNDQGDQGDQGLVHWRUSHQXKPHQMDGLVHEHVDU5SPLO\DU
'HQJDQ WHODK GLFDWDWNDQQ\D VDKDP GL %XUVD GHQJDQ NRGH %%<% PDND NRPSRVLVL
NHSHPLOLNDQVDKDP%<%PHQMDGL
Ͳ ,1.23GDQ386.2371,32/5,
Ͳ 6XJHQJ6XEURWR
Ͳ 37*R]FR&DSLWDO
Ͳ .RSHUDVL.DU\DZDQ%<%
Ͳ 0DV\DUDNDW
x 7DQJJDO -DQXDUL 'LUHNWXU 8WDPD 37 %DQN <XGKD %KDNWL 6GU 0LFKDHO +RHWDEDUDW
PHQJXQGXUNDQGLULGDULSHUVHURDQ
x 7DQJJDO0DUHWGLEXNDOD\DQDQRSHUDVLRQLO$70%HUVDPDGL%DQN<XGKD%KDNWL
3(1<$-,$1.(0%$/,
$NXQWHUWHQWXGDODPODSRUDQNHXDQJDQXQWXNWDKXQ\DQJEHUDNKLUSDGDWDQJJDO'HVHPEHU
GDQWHODKGLVDMLNDQNHPEDOLDJDUVHVXDLGHQJDQSHQ\DMLDQODSRUDQNHXDQJDQXQWXN
WDKXQ\DQJEHUDNKLUSDGDWDQJJDO'HVHPEHU
'HVHPEHU
6HEHOXP 6HWHODK
5HNODVLILNDVL
5HNODVLILNDVL 5HNODVLILNDVL
/DSRUDQ3RVLVL.HXDQJDQ
$VHW3DMDN7DQJJXKDQ
$VHW/DLQODLQ
6DOGR /DED ± %HOXP
GLWHQWXNDQSHQJJXQDDQQ\D
/DSRUDQ /DED 5XJL
.RPSUHKHQVLI
3HQGDSDWDQ %XNDQ
2SHUDVLRQDO
%HEDQ3DMDN.LQL
0DQIDDW EHEDQ 3DMDN
WDQJJXKDQ
245
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK
3(1<$-,$1.(0%$/,ODQMXWDQ
%DQN WHODK PHQHUELWNDQ NHPEDOL ODSRUDQ NHXDQJDQ XQWXN WDKXQ \DQJ EHUDNKLU SDGD WDQJJDO
'HVHPEHUGDQGLVHUWDLGHQJDQSHUXEDKDQSHUODNXDQDWDVXDQJPXND33KSDVDO
EXODQ 'HVHPEHU \DQJ GLVHWRU SDGD EXODQ -DQXDUL WDKXQ EHULNXWQ\D PDXSXQ WDPEDKDQ
SHQJXQJNDSDQ XQWXN PHQ\HVXDLNDQ SHQ\DMLDQ ODSRUDQ NHXDQJDQ GHQJDQ 6WDQGDU $NXQWDQVL
\DQJEHUODNX
3(1<(/(6$,$1/$325$1.(8$1*$1
0DQDMHPHQ %DQN EHUWDQJJXQJMDZDE SHQXK WHUKDGDS SHQ\DMLDQ ODSRUDQ NHXDQJDQ \DQJ
GLVHOHVDLNDQSDGDWDQJJDO$SULO
246