Anda di halaman 1dari 248

DAFTAR ISI

PEMBUKA 3
Transformasi 4
Ikhtisar Data Keuangan Penting 6
Peristiwa Penting 9
Identitas Perseroan 14
Penghargaan 15
Struktur Pemegang Saham 16
LAPORAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI 18
Laporan Dewan Komisaris 19
Laporan Direksi 24
Surat Pernyataan Anggota Dewan Komisaris dan Direksi tentang Tanggung Jawab atas
Laporan Tahunan 2014 30

PROFIL PERUSAHAAN 31
Riwayat Singkat Perusahaan 32
Bidang Usaha 34
Visi, Misi dan Nilai Perusahaan 35
Jaringan Usaha 37
Profil Dewan Komisaris 39
Profil Direksi 40

Profil Pejabat Eksekutif 43


Profil Pemimpin Kantor Cabang 48
Struktur Organisasi 50
Produk dan Layanan Bank 51

Kronologis Pencatatan Saham 52


Nama dan ALamat Profesi Penunjang Pasar Modal 53
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN 55
Uraian Perekonomian Indonesia 56
Strategi dan Kebijakan Manajemen 57
Tinjauan Bisnis 58
Kinerja Perkreditan 58
Penghimpunan Dana Pihak Ketiga 63
Treasury & Business Development 66

Tinjauan Pendukung Bisnis 67


Sumber Daya Manusia 67

Teknologi Informasi dan Operasional 70


Audit Intern 71

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 1
Manajemen Risiko 73
Kepatuhan 74
Tingkat Suku Bunga 76
Kebijakan Dividen 77
Analisis Kinerja Keuangan 78
Kemampuan Membayar Hutang dan Kolektibilitas Kredit 93
Struktur Modal dan Kebijakan Manajemen Atas Struktur Modal 95
Perbandingan Antara Target dan Realisasi di Tahun Buku 2014 96
Prospek Pengembangan Usaha 97

Aspek Pemasaran 99
Significant Events 100
Strategi dan Rencana Kerja 2015 101
PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK 104
Kilas Tata Kelola Perusahaan 104
Organ Tata Kelola Perusahaan 105

Hubungan Dewan Komisaris dengan Direksi 106

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Yang Baik 107


Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris 109
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi 110
Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite-Komite 111
Penanganan Benturan Kepentingan 116
Penerapan Fungsi Kepatuhan, Audit Internal dan Audit Eksternal 116
Penerapan Manajemen Risiko Termasuk Sistem Pengendalian Intern 119
Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait (Related Party) dan penyediaan Dana 120
Besar (Large Exposure)
Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank Yang Belum
122
Diungkapkan Dalam Laporan Lainnya
Rencana Strategis Bank Yudha Bhakti 127
Hasil Self Assessment Pelaksanaan GCG 128
PENGUNGKAPAM PERMODALAN SERTA PENGUNGKAPAN EKSPOSUR RISIKO DAN
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO 131
Pengungkapan Permodalan 131
Pengungkapan eksposur Risiko dan Penerapan manajemen Risiko 132
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN 173
Pelaksanaan Tanggung Jawab Perusahaan 173

LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN - AUDITED 174

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 2
PEMBUKA

∗ Transformasi

∗ Ikhtisar Data Keuangan Penting

∗ Peristiwa Penting

∗ Identitas Perseroan

∗ Penghargaan

∗ Struktur Pemegang Saham

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 3
TRANSFORMASI
Tumbuh
berkelanjutan

Transformasi

Di tengah iklim persaingan dunia usaha yang semakin terbuka dan kompleks, perusahaan harus
memiliki daya saing yang tinggi agar mampu menghadapi berbagai tantangan, dengan membangun
strategi bisnis yang tepat. Seluruh elemen perusahaan harus mampu menyesuaikan dengan berbagai
tantangan, untuk itu Bank Yudha Bhakti terus mengembangkan inovasi melalui berbagai rumusan
strategi yang implementatif. Orientasi pada peningkatan layanan terhadap konsumen menjadi fokus
utama bagi industri perbankan. Dalam konteks ini, peningkatan kompetensi SDM menjadi tuntutan
yang harus dipenuhi.

Selain persaingan bisnis, tren pengelolaan perbankan tidak lagi sekedar menjadi lembaga yang
menghimpun dana dan kemudian menyalurkannya dalam bentuk kredit. Perbankan telah
berkembang menjadi lembaga penyedia berbagai jasa transaksi dan pengelola keuangan. Tren
perubahan lainnya yang juga menonjol, adalah dari proses perbankan dalam mengelola risiko. Jika
pada masa-masa sebelumnya bank hanya menjalankan strategi pricing dalam menghadapi
persaingan usaha, namun masa kini, bank dituntut lebih menekankan pada tingkat layanan yang
diberikan kepada konsumennya, serta pengelolaan risiko yang lebih menekankan pada proses
mitigasi. Bank tidak lagi hanya cenderung menghindari risiko, namun sekarang dituntut lebih optimal
dalam menjalankan peran sebagai lembaga intermediasi.

Bank Yudha Bhakti memahami bahwa kondisi yang berkembang harus senantiasa mendapat
perhatian dan respon yang lebih serius. Serangkaian rencana strategis, disusun berlandaskan kepada
visi bank untuk menjadi bank ritel yang solid, tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan. Seiring
dengan hal tersebut, proses transformasi menjadi bagian penting dalam setiap aspek organisasi.
Dalam wujud yang lebih nyata, gerak organisasi ditujukan pada efektifitas untuk mendukung
operasional yang semakin efisien dan maksimal terhadap pelayanan konsumen. oleh seluruh
tingkatan organisasi. Paradigma inilah yang menjadi pondasi Bank Yudha Bhakti guna meraih target
bisnis yang telah ditetapkan selama tahun 2014. Bank Yudha Bhakti melakukan program
transformasi mendasar di bidang perkreditan, penghimpunan dana, implementasi budaya kerja dan
IT yang akan membawa era baru dalam pengelolaan Bank Yudha Bhakti.

Dari sisi perkreditan, dilakukan reposisi kredit dari low yield ke high return, dengan fokus pada Kredit
Khusus Pensiun yang merupakan penghasilan yang utama dan harus terus menerus dijaga
produktifitasnya. Untuk Kredit Multi Finance Channelling yang pada masa sebelumnya mendominir
akan, demikian juga dengan Kredit Multiguna. Kredit Perorangan seperti KPR dan KPM masih dijaga
produktivitasnya. Untuk Kredit Komersial, arah pengembangan lebih ke kredit UKM ( di bawah Rp.5
M) dengan agunan yang memadai dan marketable.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 4
Selain dari pada itu, usaha menekan biaya DPK, khususnya dana berbunga tinggi akan menjadi fokus
utama bank dengan menggali sumber dana berbiaya rendah seperti Tabungan dan Giro.
Pengembangan produk penggalangan dana berbasis ATM akan dikembangkan dan menjadi upaya
memperbaiki struktur dana, seiring untuk menurunkan cost of fund.

Implementasi budaya kerja akan diselaraskan bersama dengan restrukturisasi organisasi berbasis
kinerja, penataan ulang sistem penilaian berbasis kinerja, pengembangan leadership, serta
penyesuaian Sumber Daya Manusia dengan kebutuhan strategis.

Di masa mendatang akan dilakukan upgrade Core Banking System untuk lebih meningkatkan
layanan transaksi operasional, perbaikan sistem keamanan / otorisasi dan network, pengembangan
kapabilitas transaction banking dan meningkatkan kapabilitas analitis dan pelaporan lewat Data
Warehouse.

Bank Yudha Bhakti sangat memahami bahwa proses transformasi menjadi perusahaan Publik tidak
selesai dengan tercatatnya di lantai bursa, namun terus berlanjut mengambil peran penting dalam
proses pembangunan nasional. Bank Yudha Bhakti optimis proses ini akan berjalan dengan baik dan
seluruh karyawan memiliki semangat yang sama untuk lebih performed melayani Customer.

Adanya komitmen seluruh elemen untuk mampu menghadapi berbagai tantangan bisnis mendorong
pencapaian pertumbuhan bisnis secara berkesinambungan untuk selanjutnya menambah nilai para
pemegang saham dan para pemangku kepentingan.

SEPERTI LAYAKNYA PERUBAHAN BENTUK DARI ULAT MENJADI KEPOMPONG DAN


AKHIRNYA MENJELMA MENJADI SEEKOR KUPU-KUPU “MONARCH” YANG SAYAPNYA
INDAH MENGEPAK UNTUK TERBANG MENCARI MADU…..

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 5
IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING
Data Keuangan (dalam jutaan Rupiah) 2014 2013 2012 2011 2010
Laporan Laba Rugi
Pendapatan Bunga 297.725 264.227 307.666 298.439 292.950
Beban Bunga 172.802 139.774 177.010 175.576 165.432
Pendapatan Bunga Bersih 124.923 124.453 130.656 122.863 127.518
Pendapatan Operasional Lainnya 13.901 6.081 7.107 15.192 28.809
Beban Operasional Lainnya 117.258 105.110 109.183 97.703 107.478
Beban CKPN Aset Keuangan & Non-Aset
6.228 12.017 14.908 10.814 13.590
Keuangan
Laba Operasional 15.338 13.407 13.672 29.538 35.258
Pendapatan (Beban) Non Operasional 720 2.497 (446) 129 2.199
Laba Sebelum Pajak Penghasilan 16.058 15.904 13.226 29.667 37.457
Beban Pajak 4.033 6.939 8.165 7.579 9.359
Laba Bersih 12.025 8.965 5.061 22.088 28.098
Laba Bersih per Saham (ribuan Rupiah) 56 46 30 152 220
Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
Aset Produktif 2.396.338 2.040.114 2.260.224 2.045.596 1.947.245
Kredit yang diberikan 2.006.304 1.517.507 1.980.963 1.509.670 1.474.979
Treasury Aset 390.034 522.596 278.126 535.925 472.255
Total Aset 2.691.946 2.291.715 2.567.571 2.304.355 2.187.356
Dana Pihak Ketiga
- Giro 108.473 91.768 172.207 198.441 132.150
- Tabungan 131.829 101.398 92.390 92.765 78.865
- Deposito 2.089.815 1.761.641 1.920.805 1.604.551 1.653.798
Total Kewajiban 2.419.547 2.046.973 2.329.750 2.089.359 1.978.119
Ekuitas 272.399 244.743 237.821 214.996 208.481
Rasio Keuangan (%)
ROA 0.69% 0.69% 0.50 % 1.30% 1.70%
ROE 5.53% 3.77% 2.35 % 10.74% 17.20%
NIM 5.38% 5.74 % 5.60 % 5.33% 6.09%
Rasio Kecukupan Modal (CAR) 15.23% 16.03% 12.89 % 12.76% 13.56%
NPL-Gross 3.74% 3.91% 3.56 % 4.78% 3.71%
NPL-Nett 2.35% 2.09% 2.85 % 4.17% 3.44%
BOPO 95.08% 94.90% 90.59 % 90.15% 88.71%
LDR 85.71% 76.58% 90.65 % 79.63% 79.05%
Jumlah Karyawan 639 638 637 610 612
Jumlah Kantor 32 32 32 31 31
Jumlah ATM 8 0 0 0 0

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 6
Total Aset Kredit
2,691,946
2.567.571
1.980.963 2,006,304
2,304,355 2,291,715
2,186,601

1,474,979 1,509,670 1,517,507

2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014

Dana Pihak Ketiga Ekuitas


2,330,117 272,399
2,185,402
237,821 244,743
1,895,757 1,954,807
1,864,813 214,996
208,481

2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014

Laba Operasional Laba Bersih


28,098
35,258

29,538 22,088

15,338 12,025
13,672 13,407
8,965

5,061

2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 7
ROA ROE
1.70%
17.20%

1.30%

10.74%

0.69% 0.69%
0.50% 5.53%
3.77%
2.35%

2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014

NIM CAR
6.09%
15.95% 16.03%
15.22% 15.23%
13.56% 13.56%
5.74% 12.76% 12.89% 12.76%
5.60%

5.33%

5.12%

2010 2011 2012 2013 2014 2014


2010 2013
2011 2012 2011
2013 2010
2014

LDR NPL-Nett
4.17%
90.65%
3.44%
85.71%
2.85%

79.63% 2.35%
79.05% 2.09%
76.58%

2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 8
PERISTIWA PENTING
Januari
10 Januari 2014

Penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara PT


Bank Yudha Bhakti dengan PT Asuransi Jiwasraya
(Persero) tentang Pengelolaan Asuransi Jiwa Kredit
Kumpulan Benefit Menurun Annuitas bertempat di
Hotel Borobudur, Jakarta. Perjanjian Kerjasama
ditandatangani langsung oleh Direktur Utama PT
Bank Yudha Bhakti dan Direktur Utama PT Asuransi
Jiwasraya (Persero) dengan dihadiri oleh Direksi
serta pejabat-pejabat terkait dari kedua belah
pihak.

Februari
13 Februari 2014

Pada hari Kamis, 13 Februari 2014, Bank Indonesia


memfasilitasi penandatanganan kesepakatan
bersama Mini MRA (Master Repurchase
Agreement) tahap II oleh 38 bank di Jakarta. Mini
MRA sebagai perjanjian standar, pelaksanaan
transaksi menjadi lebih praktis karena bank
peserta hanya perlu sekali saja untuk
menandatangani perjanjian. Pelaksanaan transaksi
Repo selanjutnya dapat mengacu pada MRA
sebagai payung dalam melakukan transaksi.

28 Februari 2014

Penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara PT


Bank Yudha Bhakti dengan Asuransi Jiwa Bersama
(AJB) Bumiputera 1912 tentang Penutupan Program
Asuransi Jiwa Kredit Bagi Debitur PT Bank Yudha
Bhakti bertempat di Kantor Pusat AJB Bumiputera
1912, Wisma Bumiputera. Perjanjian Kerjasama
ditandatangani langsung oleh Direktur Utama PT
Bank Yudha Bhakti dan Direktur Utama AJB
Bumiputera 1912 yang dihadiri oleh Direksi serta
pejabat-pejabat terkait kedua belah pihak.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 9
Maret
26 Maret 2014

Penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara PT


Bank Yudha Bhakti dengan PT (Persero) Asuransi
Kredit Indonesia (ASKRINDO) tentang Asuransi
Kredit Konsumtif bertempat di Kantor Pusat
ASKRINDO–Jakarta. Perjanjian Kerjasama
ditandatangani bersama oleh Direktur Utama,
Direktur Personal Banking PT Bank Yudha Bhakti
dan Direktur Utama serta Direktur ASKRINDO.

April
11 April 2014

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan diselenggarakan pada tanggal 11 April 2014 bertempat di
Kantor Pusat PT Bank Yudha Bhakti – Jakarta, dihadiri oleh Jajaran Dewan Komisaris, Direksi serta
seluruh Pemegang Saham Perseroan. Hal-hal yang diputuskan dalam Rapat diantaranya adalah
Laporan Pertanggungjawaban Direksi untuk tahun buku 2013, serta pengangkatan Direktur
Corporate Banking.

29 April 2014
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa diselenggarakan pada tanggal 29 April 2014 bertempat di
Kantor Pusat PT Bank Yudha Bhakti – Jakarta, dengan dihadiri oleh jajaran Dewan Komisaris, Direksi
serta seluruh Pemegang Saham Perseroan. Hal-hal yang diputuskan dalam Rapat salah satunya
adalah mengenai penambahan modal disetor Perseroan.

Mei
2 Mei 2014

Joint Planning Session antara PT Bank Yudha Bhakti


dengan PT Telkomsigma bertempat di Hotel Grand
Inna Kuta – Bali, dihadiri oleh Direksi serta pejabat-
pejabat terkait dari kedua belah pihak. Acara ini
disertai dengan penandatanganan MOU antara
kedua belah pihak dalam rangka peningkatan
kerjasama di bidang Teknologi Sistem Informasi
(TSI).

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 10
22 Mei 2014
Peresmian PT Bank Yudha Bhakti Kantor Cabang
Pembantu Depok yang beralamat di Jalan Raya
Citayam (Kartini) No. 87A Depok, yang
merupakan relokasi dari lokasi lama di Jalan
Margonda Raya No. 339 E Depok. Peresmian
tersebut dilakukan langsung oleh Direktur Utama
dan disaksikan oleh Direksi, Kepala Divisi, Area
Manajer, dan Pemimpin kantor Cabang
Pembantu Jadetabek.

Juni
25 Juni 2014
Peresmian PT Bank Yudha Bhakti Kantor Kas
Inkoppol yang beralamat di Gedung Inkoppol Jalan
Tambak No. 2 Menteng Jakarta Pusat, yang
merupakan relokasi dari lokasi lama di Gedung
STIENI Jalan Matraman Raya No. 3-5-7, Jakarta
Timur. Peresmian tersebut dilakukan langsung oleh
Direktur Utama dan disaksikan oleh Direksi, Kepala
Divisi, Area Manajer, dan Pemimpin Kantor Cabang
Pembantu Jadetabek.

Juli
11 Juli 2014
Siraman Rohani dan Buka Puasa Bersama Keluarga
Besar Bank Yudha Bhakti, dilaksanakan di Hotel
Redtop – Jakarta pada 11 Juli 2014. Acara tersebut
dihadiri oleh Dewan Komisaris, Direksi, Kepala
Divisi, dan pehabat lainnya serta seluruh karyawan
PT Bank Yudha Bhakti se Jadetabek. Dalam
kesempatan tersebut juga dilakukan penyerahan
undian hadiah Bedah Rumah kepada para nasabah
Kredit Khusus Pensiun.

Agustus
7 Agustus 2014
Halal Bihalal Keluarga Besar Bank Yudha Bhakti,
bertempat di Hotel Redtop – Jakarta dan
dilaksanakan pada 7 Agustus 2014. Dihadiri oleh
Dewan Komisaris, Direksi, Kepala Divisi, dan pejabat
lainnya serta seluruh karyawan PT Bank Yudha
Bhakti se Jadetabek. Acara ini dimaksudkan untuk
lebih mempererat tali silahturahmi dan kekeluargaan
antara jajaran Management dan karyawan.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 11
15 Agustus 2014

Penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara PT


Bank Yudha Bhakti dengan PT Jamkrida Jabar tentang
Penjaminan Kredit Pola Potong Gaji bertempat di
Bandung. Perjanjian Kerjasama ditandatangani oleh
Direktur Personal Banking PT Bank Yudha Bhakti dan
Direktur Operasional PT Jamkrida Jabar.

26 Agustus 2014
Peresmian PT Bank Yudha Bhakti Kantor Cabang
Pembantu Cibubur yang beralamat di Komplek Ruko 64
Blok F, Jalan Lapangan Tembak No. 64 Cibubur, yang
merupakan relokasi dari lokasi lama di Kompleks Pasar
Induk Beras Cipinang Blok K-6, Jalan Pisangan Jakarta
Timur. Peresmian tersebut dilakukan langsung oleh
Direktur Utama dan disaksikan oleh Direksi, Kepala Divisi,
Area Manajer, dan Pemimpin Kantor Cabang Pembantu
Jadetabek.

September
10 September 2014
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Bank
Yudha Bhakti, diselenggarakan pada tanggal 10
September 2014 bertempat di Kantor Pusat
Perseroan, Gedung Primagraha Persada, Jalan
Gedung Kesenian No. 3-7, Jakarta Pusat. Rapat
tersebut dihadiri oleh Dewan Komisaris, Direksi dan
Pemegang Saham Perseroan dimana diantaranya
adalah memutuskan persetujuan pengunduran diri
Direktur Operasi Bp. Syahril Yoserizal serta
perubahan seluruh Anggaran Dasar Perseroan dalam
rangka Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) PT
Bank Yudha Bhakti.

Oktober
15 Oktober 2014

Penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara PT Bank


Yudha Bhakti dengan PT Asuransi Jiwa Taspen tentang
Asuransi Jiwa Kredit Kumpulan “Taspen Credit Life”
bertempat di Hotel Aryaduta - Jakarta. Perjanjian
Kerjasama ditandatangani langsung oleh Direktur
Utama PT Bank Yudha Bhakti dan Direktur Utama PT
Asuransi Jiwa Taspen.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 12
17 Oktober 2014

Due Dilligent Meeting & Mini Expose Penawaran


Umum Perdana Saham PT Bank Yudha Bhakti,
dilangsungkan di Indonesia Stock Exchange Building -
Jakarta. Mini Expose tersebut dihadiri oleh Direktur
Penilaian PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan
jajarannya, Direksi dan Komisaris PT Bank Yudha
Bhakti serta pejabat – pejabat terkait dan juga oleh
para Profesi dan Lembaga Penunjang Pasar Modal
yang terlibat dalam proses IPO PT Bank Yudha
Bhakti.

November
17 November 2014

Pelaksanaan edukasi dalam rangka


meningkatkan Literasi Keuangan dilaksanakan
oleh PT Bank Yudha Bhakti Kantor Cabang
Semarang di hadiri langsung oleh Pemimpin
Kantor Cabang Semarang beserta tim. Edukasi
difokuskan kepada Anggota Kodim 0733
BS/Semarang bertempat di Aula Kodim 0733
BS/Semarang. Pelaksanaan edukasi tersebut
dalam rangka meningkatkan pengetahuan
masyarakat terhadap produk-produk dann jasa
perbankan baik pemahaman mengenai literasi
keuangan itu sendiri dan juga sebagai peran
serta dan bentuk kepedulian PT Bank Yudha Bhakti terhadap peningkatan literasi keuangan
masyarakat .

Desember
13 Desember 2014

Workshop Direksi dengan para Kepala Divisi, kepala kantor cabang dan kepala kantor cabang
pembantu se Jadetabek dilangsungkan di Hotel Kristal Jakarta dalam rangka merumuskan kembali
nilai-nilai budaya / corporate culture untuk menjadi pedoman seluruh karyawan dalam berprilaku.

31 Desember 2014

Efektifnya Pernyataan Pendaftaran Penawaran Umum Perdana Saham PT Bank Yudha Bhakti oleh
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Suratnya Nomor S-584/D.04/2014 tanggal 31 Desember 2014
perihal Pemberitahuan Efektifnya Pernyataan Pendaftaran.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 13
IDENTITAS PERSEROAN

Nama : PT Bank Yudha Bhakti Tbk


Bidang Usaha : Bank Umum
Kepemilikan : PT Gozco Capital : 61,10 %
Inkop/Puskop TNI/Polri & Kopkar BYB : 34,90%
Sugeng Subroto : 4,00 %
Pendirian Perusahaan : 19 September 1989
Dasar Hukum Pendirian : Akta No. 68 tanggal 19 September 1989 No. 68 dibuat
dihadapan Amrul Partomuan Pohan, SH.,LLM dan telah
memperoleh pengesahan Menteri Kehakiman Republik
Indonesia No. C2-10215 HT.01.01.Th’89 tanggal 7
November 1989, serta telah diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia No. 99 tanggal 12 Desember
1989, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No.
3470/1989
Modal Dasar : Rp. 600.000.000.000,-
Modal Ditempatkan/Disetor Penuh : Rp. 221.516.000.000,-
Kantor Pusat : Gedung Primagraha Persada Jl. Gedung Kesenian No. 3-7,
Jakarta Pusat
Sekretaris Perusahaan dan : Gedung Primagraha Persada Jl. Gedung Kesenian No. 3-7,
Hubungan Masyarakat Jakarta Pusat
Telephone : 6221 3517523, 3517533
Facsimile : 6221 3517535
Website : www.yudhabhakti.co.id
Email : birodireksi@yudhabhakti.co.id

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 14
PENGHARGAAN

Infobank
Infobank Awards 2006
Bank yang berpredikat “Sangat Bagus” atas
Kinerja Keuangan Tahun 2005

Infobank
Infobank Awards 2011
Bank yang berpredikat “Sangat Bagus” atas
Kinerja Keuangan Tahun 2010

Infobank
Infobank Awards 2013
Bank yang berpredikat “Sangat Bagus” atas
Kinerja Keuangan Tahun 2012

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 15
Struktur Pemegang Saham

Sampai dengan 31 Desember 2014 Bank Yudha Bhakti dimiliki oleh 11 (sebelas) pemegang saham
pendiri yang terdiri dari Koperasi, Perseroan dan individu.

Tabel. Pemegang Saham yang memiliki lebih dari 5 % saham per 31 Desember 2014
Nama Jumlah Saham Milik (%)
PT GOZCO CAPITAL 1.353.560.000 61,10 %
KOPKAR BANK YUDHA BHAKTI 131.920.000 5,95 %
INKOPPABRI 111.150.000 5,02 %

Tabel. Pemegang Saham yang memiliki kurang dari 5 % saham per 31 Desember 2014
Nama Jumlah Saham Milik (%)
INKOPAD 91.390.000 4,13 %
INKOPAL 91.390.000 4,13 %
INKOPAU 88.880.000 4,01 %
INKOPPOL 92.180.000 4,16 %
INKOVERI 56.720.000 2,56 %
PUSKOP MABES TNI 47.970.000 2,17 %
PUSKOP KEMHAN 61.380.000 2,77 %
SUGENG SUBROTO 88.620.000 4,00 %

PUSKOP KEMHAN SUGENG SUBROTO


PUSKOP MABES TNI 2.77% 4.00%
INKOVERI
2.17%
2.56%
INKOPPOL
4.16%

INKOPAU
4.01%

INKOPAL
4.13%

INKOPAD
4.13% PT GOZCO CAPITAL
61,10%
INKOPPABRI
5.02%

KOPKAR BANK
YUDHA BHAKTI
5.96%

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 16
Tabel. Komposisi kepemilikan saham berdasarkan status kepemilikan per 31 Desember 2014
Status Kepemilikan Jumlah Investor Jumlah Saham Milik (%)
Koperasi 9 772.980.000 34,90 %
Perseroan 1 1.353.560.000 61,10 %
Individu 1 88.620.000 4,00 %
Total 11 2.215.160.000 100,00 %

Tabel. Kepemilikan saham pengurus Bank per 31 Desember 2014


Nilai Nominal Rp. 100,-/saham
Keterangan
Jumlah Saham Jumlah Nominal (Rp) %
Suprihadi, S.IP X X X
I Putu Soekreta Soeranta X X X
Tjandra Mindharta Gozali X X X
H. Rianzi Julidar, S.IP, SH., MSc X X X
Michael Hoetabarat X X X
Dian Savitry X X X
Hulda S. Tirtohartono X X X
Iim Wardiman X X X

Kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang mencapai 5 % (lima persen)
atau lebih dari Modal Disetor.

Tabel. Kepemilikan saham mencapai 5 % (lima persen) atau lebih per 31 Desember 2014
Bank LK Bukan
Nama BYB Perusahaan Lainnya Keterangan
Lain Bank
Suprihadi, S.IP X X X X Tidak Ada
I Putu S. Soeranta X X X X Tidak Ada
Tjandra Mindharta Gozali X X X PT Inovasi Abadi Investindo 98 %
PT Surya Mega Investindo 40 %
PT Gozco Capital, Tbk 99,32 %
PT Gozco Investment 96 %
PT Golden Zaga Indonesia 98 %
PT Menara Bangun Sentosa 50 %
PT Surya Bumi Agro Lestari 90 %
PT Tong Chuang Indonesia 20 %
PT Bangun Multi Wahana 50 %
H. Rianzi Julidar S.IP, SH., MSc X X X X Tidak Ada
Michael Hoetabarat X X X X Tidak Ada
Dian Savitry X X X X Tidak Ada
Hulda S. Tirtohartono X X X X Tidak Ada
Iim Wardiman X X X X Tidak Ada

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 17
LAPORAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

∗ Laporan Dewan Komisaris


∗ Laporan Direksi

∗ Surat Pernyataan Anggota Dewan


Komisaris dan Direksi tentang
Tanggung Jawab atas Laporan
Tahunan 2014

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 18
LAPORAN DEWAN KOMISARIS

Suprihadi, SIP.
Komisaris Utama/Komisaris Independen
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014
Page 19
Dewan Komisaris berkomitmen terus memperkuat fungsi pengawasan dan
tindakan antisipatif terhadap potensi penurunan kualitas aset dalam rangka
pencapaian target bisnis yang telah ditetapkan. Fokus pengawasan akan
diarahkan terhadap pengelolaan likuiditas secara cermat dan hati-hati,
disiplin dalam pengendalian kualitas aset dan pengendalian overhead cost
serta pengembangan sumber daya manusia.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh,

Stakeholders yang kami hormati,

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas segala berkah dan rahmat yang dilimpahkan
kepada kita semua karena Bank Yudha Bhakti telah dapat menjalankan aktivitas operasionalnya
dengan baik dan sesuai dengan strategi dan rencana kerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Selain
dilakukan pengembangan corporate culture atau budaya kerja secara terus menerus melalui
pendidikan dan pelatihan, Bank Yudha Bhakti juga melakukan reposisi dalam penyaluran kreditnya
kepada segmen usaha yang low risk dan high return dalam upaya mencapai pertumbuhan bisnis dan
laba yang dihasilkan secara berkelanjutan (sustainable), serta dalam rangka memperkuat struktur
permodalan telah dilaksanakan Initial Public Offering (IPO/Go Public) saham Bank Yudha Bhakti.
Pada tanggal 31 Desember 2014 Bank Yudha Bhakti telah menerima surat dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) No. S-584/D.04/2014 perihal Pemberitahuan Efektifnya Pernyataan Pendaftaran,
yaitu Dalam Rangka Penawaran Umum Perdana Saham PT Bank Yudha Bhakti Tbk.

Dunia terus berubah, dinamika perubahan bergulir tanpa mengenal batas ruang dan waktu. Bahkan,
ritmenya semakin cepat. Kondisi ini menuntut seluruh elemen perusahaan untuk mampu
beradaptasi agar dapat menopang perusahaan untuk tetap eksis di tengah perubahan dan kompetisi
keras yang terus berjalan.

Tahun 2014 yang penuh dengan dinamika baru saja kita lalui. Penurunan harga komoditas global,
melambatnya pertumbuhan ekonomi negara-negara partner dagang, dan gejolak politik serta
perlambatan pertumbuhan ekonomi domestik sangat mewarnai lingkungan bisnis perbankan di
tahun 2014. Namun, patut disyukuri bahwa meski pertumbuhan ekonomi global maupun domestik
belum sepenuhnya kondusif, namun industri perbankan nasional tetap mampu melewatinya dengan
baik, meskipun terlihat ada perlambatan.

Hingga posisi 31 Desember 2014, Total Aset, Kredit dan DPK perbankan nasional masing-masing
bertumbuh sebesar 13,3% (yoy), 11,6% (yoy), dan 12,3% (yoy), menjadi sebesar Rp.5.615 triliun,
Rp.3.674 triliun, dan Rp.4.114 triliun. Sementara itu, dari sisi kinerja kredit, LDR industri perbankan
berada dalam kisaran wajar sebesar 89,3%. Namun demikian, NPL menunjukkan peningkatan meski
masih dalam rentang yang manageable. Rasio NPL gross berada pada kisaran 2,17%, atau sedikit
meningkat dibanding periode yang sama tahun lalu. Kombinasi perlambatan pertumbuhan kredit,
naiknya NPL dan meningkatnya biaya dana sedikit menekan kinerja rentabilitas perbankan meski
masih dalam rentang yang baik. Hingga posisi akhir tahun 2014, NIM industri tercatat 4,2%, ROA
2,9%, dan BOPO berada pada level 76,3%. Hal yang juga mengembirakan adalah masih stabilnya
kondisi perbankan dari sisi ketahanan. Rasio permodalan (CAR) industri perbankan pada akhir
Desember 2014 tercatat pada level 19,6% atau naik dari posisi bulan yang sama tahun lalu pada level
18,1%. CAR perbankan tersebut sangat memadai untuk mendukung rencana ekspansi, sebagai buffer
risiko, meminimalkan kerentanan dan melindungi perbankan dari gejolak eksternal.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 20
Perbankan Indonesia juga akan dihadapkan pada semakin ketatnya persaingan global sejalan dengan
berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015 dan untuk sektor keuangan baru
berlaku pada tahun 2020. Oleh karena itu, upaya dalam meningkatkan daya tahan sektor perbankan
untuk mewujudkan stabilitas perekonomian dan mendukung pembangunan yang berkelanjutan
merupakan salah satu fokus utama perhatian industri perbankan kedepan.

Di tengah berbagai tantangan perbankan Indonesia tahun 2014, yakni diwarnai dengan situasi
likuiditas yang ketat, penyaluran kredit melambat, dan margin bunga bersih menurun; Bank Yudha
Bhakti berhasil membukukan beberapa mailstone yang penting.

Pada tahun 2014, beberapa indikator keuangan Bank Yudha Bhakti menunjukkan catatan yang
menggembirakan, diantaranya jumlah aset Bank Yudha Bhakti mengalami peningkatan sebesar
17,46% menjadi Rp.2.691.946 juta dari Rp.2.291.715 juta di tahun 2013. Peningkatan penyaluran
kredit sebesar 32,21% atau mencapai Rp.2.006.304 juta, dan penghimpunan DPK meningkat sebesar
19,19% menjadi Rp.2.330.117 juta. Laba Bank Yudha Bhakti mengalami peningkatan sebesar 34,13%
pada akhir tahun 2014 menjadi Rp.12.025 juta. Rasio-rasio keuangan tahun 2014 yang menunjukkan
peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya antara lain LDR mencapai 85,71%, ROE mencapai
5,53%, BOPO mencapai 95,08%. Sementara rasio keuangan yang mengalami penurunan antara lain
NIM mencapai 5,38%, CAR mencapai 15,23%, dan NPL Gross mencapai 3,74%.

Selain peningkatan kualitas keuangan, dalam rangka meningkatkan kualitas layanan kepada
konsumen, Bank Yudha Bhakti pada tanggal 4 November 2014 telah memperoleh izin dari Bank
Indonesia sebagai penerbit kartu ATM, dan ke depan diharapkan dapat meningkatkan fee based
income Bank Yudha Bhakti.

Dalam pengembangan bisnisnya, Bank Yudha Bhakti senantiasa menerapkan berbagai kebijakan dan
strategi dengan hati-hati serta menerapkan tata kelola yang baik diseluruh tingkatan organisasi.
Pelaksanaan GCG dilingkungan Bank Yudha Bhakti akan selalu didasarkan pada aspek transparansi,
akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi dan kewajaran. Sejalan dengan hal itu, dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya kepada Bank Yudha Bhakti sebagai pengawas, Dewan
Komisaris dilengkapi oleh tiga komite, yaitu Komite Audit, Komite Pemantau Risiko serta Komite
Remunerasi dan Nominasi.

Pada tahun 2014, susunan Direksi telah mengalami perubahan dan telah mendapat persetujuan
RUPS Luar Biasa PT Bank Yudha Bhakti pada tanggal 10 September 2014, sbb. :

- Menyetujui pengunduran diri dan sekaligus pemberhentian dengan hormat Sdr. Syahril Yoserizal,
selaku Direktur Operasi terhitung tanggal 01-10-2014;
- Menyetujui penunjukan Sdri. Hulda S. Tirtohartono, selaku Direktur Operasi terhitung tanggal 01-
10-2014;
- Menyetujui Sdr. Michael Hoetabarat, selaku Direktur Utama merangkap selaku Direktur
Corporate Banking terhitung tanggal 01-10-2014;
- Menyetujui pelimpahan wewenang RUPS kepada Pemegang Saham Pengendali (PSP) yaitu PT
Gozco Capital untuk mencari dan mencalonkan Direktur Corporate Banking yang baru;
- Menyetujui perubahan anggaran dasar perseroan sebagai berikut :
● Menyetujui perubahan status perseroan dari perseroan tertutup menjadi perseroan terbuka.
● Perubahan maksud dan tujuan perseroan, sehingga merubah ketentuan Pasal 3 anggaran
dasar perseroan.
- Persetujuan pengeluaran saham dalam simpanan perseroan sebanyak 500.000.000 saham,
masing-masing saham bernilai Rp.100,- melalui penawaran umum saham perdana kepada
masyarakat.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 21
Dalam konteks tantangan ke depan, terdapat beberapa hal yang akan mewarnai perkembangan dan
pertumbuhan industri perbankan. Proses globalisasi dan pesatnya perkembangan sektor keuangan
didukung dengan semakin berkembangnya teknologi informasi telah menciptakan sistem keuangan
yang sangat komplek, dan Dewan Komisaris berkomitmen untuk terus memperkuat fungsi
pengawasan dan tindakan antisipatif terhadap potensi penurunan kualitas aset dalam rangka
mencapai target bisnis yang telah ditetapkan sebelumnya dan upaya pengembangan bisnis yang
sustainable.

Selanjutnya, atas nama Dewan Komisaris, saya menyampaikan apresiasi kepada Direksi /
Manajemen dan seluruh karyawan atas pencapaian kinerja yang baik sepanjang tahun 2014 dan
kami sangat mengharapkan agar kinerja, semangat, dedikasi dan kerjasama yang baik sepanjang
tahun ini dapat lebih ditingkatkan untuk mengatasi tantangan yang lebih besar lagi pada tahun 2015.

Tidak lupa kami juga berterimakasih kepada seluruh stakeholders dan nasabah PT Bank Yudha
Bhakti, Tbk. atas dukungan dan kepercayaannya yang telah diberikan selama ini.

Wassallamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.


Jakarta, 1 April 2015

Suprihadi, SIP.
Komisaris Utama / Komisaris Independen

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 22
DEWAN KOMISARIS

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 23
LAPORAN DIREKSI

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 24
Para Pemegang Saham yang Terhormat

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah dan nikmat yang
telah dilimpahkan, sehingga Bank Yudha Bhakti dapat melewati tahun 2014 dengan hasil kinerja
yang baik. Perlambatan pertumbuhan ekonomi yang terjadi sebagian disebabkan oleh “tahun
politik”, karena Indonesia menyelenggarakan pemilihan anggota legislatif dan presiden pada tahun
2014. Indonesia yang dapat dikatakan dalam tahapan awal demokrasi, peristiwa politik seperti
Pemilihan Umum dapat mempengaruhi kondisi stabilitas politik dan ekonomi nasional.
Secara umum kondisi perekonomian makro sepanjang tahun 2014 menunjukan kinerja cukup baik,
meskipun mengalami perlambatan dibanding tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi pada 2014
tercatat sebesar 5,1% atau lebih rendah dari target yang ditetapkan dalam Anggaran dan
Pendapatan Negara Perubahan (APBN-P) 2014 sebesar 5,5%. Besarnya defisit transaksi berjalan
menjadikan otoritas moneter dan fiskal memberlakukan kebijakan ketat sehingga pertumbuhan
ekonomi terkendali. Hal ini sejalan dengan melemahnya pertumbuhan ekonomi global dan peran
pemerintah dalam menjaga stablitas makro ekonomi.
Tingkat inflasi tahun 2014 tercatat sebesar 8,36% atau lebih tinggi dari asumsi APBN-P 2014 sebesar
5,3%. Hal ini disebabkan karena APBN-P 2014 belum mengasumsikan adanya penyesuaian harga
bahan bakar minyak (BBM). Melemahnya nilai tukar rupiah seiring dengan apresiasi dolar AS yang
terjadi secara mendunia dipandangan otoritas moneter Bank Indonesia (BI) mendukung perbaikan
defisit transaksi berjalan melalui penurunan impor barang konsumsi dan meningkatkan daya saing
ekspor khususnya bidang manufaktur.
Namun demikian stabilitas sistem keuangan nasional dinilai bagus terlebih ditopang oleh ketahanan
sistem perbankan nasional dan kinerja pasar keuangan yang relatif terjaga serta dukungan modal
yang kuat. Pada akhir triwulan IV tahun 2014, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR)
cukup tinggi atau sebesar 19,57% jauh diatas ketentuan minimum sebesar 8%. Kondisi likuiditas yang
semakin membaik ini terutama didorong oleh ekspansi rekening pemerintah. Rasio kredit
bermasalah (Non Performing Loan/NPL) tetap rendah dan stabil pada kisaran 2,0%. Sementara
rentabilitas yang tercermin dari rasio Net Interest Margin (NIM) dan Return on Assets (ROA) masing-
masing tercatat sebesar 4,23% dan 2,85%. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan pemberian
kredit mengalami perlambatan masing-masing dari 13,61% dan 21,80% pada Desember 2013 (YOY),
menjadi sebesar 12,30% dan 11,65% pada Desember 2014 (YOY) dan laba perbankan tahun 2014
naik sebesar 5,16% atau naik Rp.5,506 triliun dari tahun sebelumnya.
Sejalan dengan Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun 2014, Bank Yudha Bhakti secara umum
menunjukkan pencapaian kinerja yang cukup baik, kecuali pencapaian laba dibawah anggaran.
Selama tahun 2014 Bank Yudha Bhakti telah mengimplementasikan 6 (enam) langkah strategis yang
dijadikan sebagai acuan untuk mencapai kinerja perusahaan yang maksimal, yaitu:
- Fokus pada penyelesaian kredit bermasalah, AYDA dan hapus buku,
- Menjaga likuiditas dan mengurangi ketergantungan pada deposian inti,
- Reposisi penyaluran kredit pada segmen kredit yang low risk dan high return,
- Menyempurnakan sistem dan prosedur,
- Meningkatkan kompetensi sumberdaya manusia (SDM). dan
- Pengembangan produk berbasis IT (informasi teknologi).

Pencapaian Kinerja 2014


Bank Yudha Bhakti telah menunjukan kinerja yang signifikan atas berbagai indikator dan rasio
keuangan. Total aset posisi akhir tahun 2014 mencapai Rp.2.691.946 juta atau 7,88% melebihi
anggaran yang ditetapkan. Kredit yang diberikan mencapai Rp.2.006.304 juta atau 8,82% diatas
target yang ditetapkan sebesar Rp.1.843.770 juta.
Tahun 2014 Bank Yudha Bhakti berhasil mencatat lembaran baru sejak transformasi bisnis yang
dilaksanakan pada 2013, yaitu berhasil melanjutkan strategi replofiling penyaluran kredit dari kredit
chanelling melalui perusahaan Multifinance menjadi kredit khusus Pensiun yang bersifat low risk dan
high return. Tercatat penyaluran Kredit Khusus Pensiun meningkat 48,12% dari sebesar Rp.407.524
juta pada akhir tahun 2013 menjadi Rp.1.011.155 juta pada akhir tahun 2014. Peningkatan kredit
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014
Page 25
yang cukup signifikan diiringi dengan penurunan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL)
gross dari 3,91% menjadi 3,74%, dan NPL netto dari 2,09% menjadi 2,35% pada periode yang sama.
Loan to Deposit ratio (LDR) mencapai angka 85,71% lebih rendah dari angka yang ditargetkan dalam
RBB sebesar 91,59%. Hal ini disebabkan sebagai kredit yang dikelola bersifat Installment based dan
adanya peningkatan kualitas dan proses kredit berdasarkan prinsip kehati-hatian (prudent),
monitoring serta pengelolaan risiko yang lebih baik. Sementara disisi lain perolehan penghimpunan
dana masyarakat cukup tinggi.
Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) mencapai angka Rp. 2.330.117 juta pada akhir tahun 2014
atau 17,21% melebihi target RBB sebesar Rp.1.987.960 juta. Naum demikian sebagian besar DPK
(>50%) merupakan dana mahal dalam bentuk deposito yang didominasi oleh Deposan Inti, sehingga
diupayakan untuk selanjutnya memperoleh dana murah dalam komposisi lebih besar.
Rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) pada akhir tahun 2014 sebesar 15,23%
kurang dari anggaran yang ditetapkan sebesar 18,93%, yang disebabkan tidak tercapainya target
laba. Namun, besaran CAR diatas melebihi ketentuan minimum sebesar 8%.
Laba sebelum pajak mencapai Rp.16.058 juta atau 58,32% dari target RBB sebesar Rp.27.537 juta.
Sementara beban opersional terhadap pendapatan operasional (BOPO) mencapai 95,08%, lebih
besar dari anggaran RBB sebesar 91,36%. Meningkatnya beban operasional disebabkan karena
besarnya beban DPK, beban terkait rencana IPO, peluncuran ATM dan pembentukan CKPN.

Penerapan Tata Kelola Perusahaan


Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG) merupakan faktor
penting dan sangat fundamental dalam operasional perusahaan. Penerapan GCG sesuai prinsip-
prinsip yang telah ditetapkan, selain akan membuat operasi bisnis bank menjadi lebih sehat,
kepercayaan dari masyarakat maupun para pemegang saham juga semakin meningkat. Hal ini tentu
sangat berpengaruh terhadap kinerja bank.
Pada prinsipnya, penerapan GCG bertujuan untuk mendukung pencapaian rencana bisnis bank,
pertumbuhan usaha, profitabilitas, serta memberikan nilai tambah bagi seluruh stakeholder,
disamping untuk menjaga kelangsungan usaha dallam jangka panjang (sustainability). Lingkup
penerapan GCG meliputi perencanaan dan pemantauan terhadap strategi usaha, pengembangan
produk dan aktivitas baru, layanan dan jaringan, pengembangan sumber daya manusia, proses
manajemen risiko, pengendalian internal yang terpadu, serta terciptanya proses operasional yang
handal dan efisien.
Penerapan GCG akan selalu disempurnakan guna memperoleh hasil yang lebih baik. Target tersebut
akan dapat tercapai melalui peningkatan kepatuhan dalam prinsip kehati-hatian, khususnya
terhadap penyediaan dana kepada debitur besar, penetapan strategi bisnis yang tepat sehingga
rencana perusahaan (corporate plan) dan rencana bisnis (business plan) dapat tercapai diimbangi
dengan pelaksanaan etika bisnis; peningkatan kepatuhan terhadap ketentuan eksternal dan internal;
peningkatan efektivitas kerja komite eksekutif sehingga dapat membantu Dewan Direksi dalam
mengambil keputusan strategis atas pengelolaan perusahaan serta sosialisasi dan penerapan
rencana strategis pada seluruh tingkatan organisasi.
Manajemen melakukan penilaian terhadap Tingkat Kesehatan Bank (TKB) secara konsisten dan
obyektif. Pelaksanaan penilaian TKB berdasarkan kaidah-kaidah umum dan mengacu pada peraturan
Bank Indonesia (BI) dan atau Otorisasi Jasa Keuangan (OJK) yang berlaku. Sampai akhir tahun 2014,
hasil penilaian TKB menunjukkan Tingkat Kesehatan Komposit Bank berada pada level PK-2 (sehat),
berdasarkan aspek penilaian Profil Risiko, Pelaksanaan GCG, Rentabilitas dan Permodalan.

Tinjauan Ekonomi (Economic Outlook) 2015


Perekonomian Nasional 2015 diperkirakan tumbuh pada kisaran 5,4%-5,8%. Pertumbuhan ekonomi
tersebut ditopang oleh ekspansi investasi pemerintah sejalan dengan peningkatan kapasitas fiskal
untuk mendukung kegiatan ekonomi produktif termasuk pembangunan infrastruktur. Inflasi
diperkirakan membaik dan berada pada kisaran 4%. Sementara dari sisi keuangan dengan
menurunnya suku bunga, meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan kecukupan likuiditas serta
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014
Page 26
terkendalinya angka inflasi maka ditengarai DPK dan kredit akan meningkat mencapai masing-
masing sebesar 14-16% dan 15-17%. Angka pertumbuhan ini sekaligus membuka peluang besar bagi
perbankan untuk melakukan ekspansi kredit, sehingga fungsi bank sebagai “intermediary” menjadi
lebih optimal. Berkaitan dengan keseimbangan eksternal, defisit transaksi berjalan diperkirakan
relatif terkendali dengan struktur yang lebih baik, seiring dengan bauran kebijakan moneter dan
makroprudensial yang ditempuh Bank Indonesia serta langkah reformasi fiskal pemerintah.

Rencana Kerja Perusahaan


Memperhatikan prospek ekonomi yang cukup menjanjikan pada tahun 2015 dalam upaya
mempertahankan dan meningkatkan kinerja, Bank Yudha Bhakti merencanakan langkah strategi
bisnis, sebagai berikut :
1) Akselerasi pertumbuhan Kredit Khusus Pensiun:
- Melaksanakan kerjasama berdasarkan penandatanganan kerjasama (PKS) dengan PT Taspen
Life pada tanggal 15 Oktober 2014.
- Pengambangan bisnis dengan melakukan kerjasama penyaluran Kredit Khusus Pensiun
melalui Dana Pensiun, maupun dengan BPR untuk daerah yang tidak terdapat kantor/outlet
Bank Yudha Bhakti
- Bekerjasama dengan Tabungan Wajib Perumahan (TWP) TNI-AD menyalurkan pembiayaan
untuk perumahan prajurit, baik yang masih aktif maupun sudah pensiun.
2) Pengembangan Kredit Komersial dalam rangka memenuhi PBI No.14/26/PBI/2012 tentang
Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor Berdasarkan Modal Inti Bank:
Fokus penyaluran Kredit Komersial dilaksanakan pada tiga kota, yaitu Jakarta, Bandung, dan
Surabaya berkenaan dengan ketersediaan infrastruktur dan potensi ekonominya.
3) Menurunkan eksposur kredit channeling melalui penyaluran Kredit Multiguna dan Kredit Khusus
Pensiun (kategori kredit konsumtif) yang memberikan imbal-hasil lebih tinggi atau fokus pada
pemberian Kredit Multifinance produktif.
4) Mengembangkan produk DPK berbunga rendah dan berjangka panjang untuk memperbaiki
struktur ALMA (Assets & Liability Management) dan meminimasi terjadinya missmatch.
5) Pengendalian beban bunga dan beban operasional agar BOPO di bawah 90%.
6) Pengembangan TSI, antara lain pengembangan fitur layanan ATM, SKN-BI Gen-II, PSAK, DRC dan
MIS.
7) Pengembangan budaya kerja (corporate culture) secara berkesinambungan melalui proses
peningkatan integritas diri menyangkut aspek etos kerja, disiplin, kejujuran dan loyalitas.
8) Menyempurnakan sistem operasional dan prosedur (SOP) sesuai kebutuhan organisasi.

Penutup
Pada kesempatan ini, kami menyampaikan terimakasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada
segenap karyawan, Dewan Komisaris, pemegang saham pengendali dan para pemegang saham
lainnya, mitra usaha, serta para nasabah atas kepercayaan yang telah diberikan selama ini.
Dengan rasa optimis dan diiringi kerja keras, kedisplinan serta kebersamaan sebagai sebuah tim,
Bank Yudha Bhakti akan menyongsong tahun 2015 dengan penuh keyakinan. Tentunya, semua ini
akan terwujud berkat dukungan seluruh stakeholders, khususnya nasabah yang telah bekerjasama
dengan Bank Yudha Bhakti untuk bermitra ditengah dinamika dunia usaha perbankan dalam upaya
mencapai visi dan misi Bank Yudha Bhakti.

Jakarta, 1 April 2015


DIREKSI,

Dian Savitry Hulda S. Tirtohartono Iim Wardiman


Direktur Personal Banking Direktur Operasi Direktur Kepatuhan
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014
Page 27
Susunan Direksi
Berdasarkan Akta Pernyataan Direksi Perseroan No.01, tanggal 1 Oktober 2014 yang dibuat di
hadapan Agung Irianto, SH., MH, Notaris di Jakarta, yang sudah mendapat Penerimaan
Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia di bawah Nomor AHU-33385.40.22.2014 tanggal 2 Oktober 2014 dan telah terdaftar
dalam Daftar Perseroan yang diselenggarakan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia di bawah Nomor AHU-0101287.40.80.2014 tanggal 2 Oktober 2014, susunan anggota
Direksi adalah sebagai berikut:

DIREKSI
Direktur Utama merangkap Direktur Corporate Banking Michael Hoetabarat
Direktur Personal Banking Dian Savitry
Direktur Operasi Hulda S. Tirtohartono
Direktur Kepatuhan Iim Wardiman

Perubahan Susunan Direksi Setelah 31 Desember 2014


Berdasarkan hasil RUPSLB di Hotel Borobudur Jakarta pada tanggal 24 maret 2015. Komposisi Direksi
setelah tahun buku berakhir sampai dengan batas waktu penyampaian Laporan Tahunan 2014,
adalah sebagai berikut :

DIREKSI
Plt. Direktur Utama merangkap Direktur Corporate Banking Ningsih Suciati
Direktur Utama Arifin Indra Sulistyanto*)
Direktur Personal Banking Dian Savitry
Direktur Operasi Hulda S. Tirtohartono
Direktur Kepatuhan Iim Wardiman
*)
Efektif setelah mendapatkan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 28
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014
Page 29
Surat Pernyataan Anggota Dewan Komisaris dan Direksi

Surat Pernyataan Anggota Dewan Komisaris dan Direksi


Tentang Tanggung Jawab atas Laporan Tahunan 2014
PT Bank Yudha Bhakti Tbk.

Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam Laporan
Tahunan PT Bank Yudha Bhakti Tbk. tahun 2014 telah dimuat secara lengkap dan bertanggung jawab
atas kebenaran isi laporan tahunan PT Bank Yudha Bhakti, Tbk..
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

Jakarta, 1 April 2015

Yang bertandatangan
Dewan Komisaris,

Suprihadi, S.IP. Tjandra Mindharta Gozali


Komisaris Utama / Komisaris Independen Komisaris Pengendali

I Putu S. Soeranta Rianzi Julidar, S.IP.,SH., MSc.


Komisaris Independen Komisaris

Direksi,

Dian Savitry Hulda S. Tirtohartono Iim Wardiman


Direktur Personal Banking Direktur Operasi Direktur SDM & Kepatuhan

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 30
PROFIL PERUSAHAAN

∗ Riwayat Singkat Perusahaan


∗ Bidang Usaha
∗ Visi, Misi dan Tata Nilai Perusahaan
∗ Jaringan Usaha
∗ Profil Dewan Komisaris
∗ Struktur Pemegang Saham
∗ Profil Direksi
∗ Profil Pejabat Eksekutif
∗ Profil Pemimpin Kantor Cabang
∗ Struktur Organisasi
∗ Produk dan Layanan Bank
∗ Kronologis Pencatatan Saham
∗ Nama dan Alamat Profesi Penunjang
Pasar Modal

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 31
RIWAYAT SINGKAT PERUSAHAAN

Berawal dari terbitnya PAKTO 27/1988, dimana terdapat kemudahan dan terbuka peluang yang
besar untuk mendirikan bank baru, hal ini disikapi dengan diadakannya “Temu Koordinasi” antara
Dephankam, Perum ASABRI, Pepabri dan para Developer pada tanggal 1 Desember 1988. Pertemuan
tersebut dimaksudkan untuk mengoptimalkan dana yang dimiliki Dephankam, khususnya dana
proyek Kredit Perumahan Prajurit (KPR) pada saat itu cukup pontesial, dilain pihak jumlah rekanan
dalam lingkungan Dephankam/ABRI diperkirakan sangat membantu sekiranya dapat diwujudkan
pendirian suatu Bank baru.

Menindaklanjuti pertemuan tersebut, maka pada tanggal 9 Januari 1989 diajukan proposal
pembentukan Bank ke Menhankam, yang pada prinsipnya disetujui oleh Menhankam, untuk
dikembangkan dan diadakan penjajakan lebih lanjut, dilanjutkan dengan pertemuan dan pembicaran
dengan Menpera, Dirut Bank Umum Pemerintah dan Dirut Bank Umum Swasta Nasional.

Dari hasil pertemuan tersebut terbit Surat Perintah Menhankam Nomor : Sprin/146/I/1989 tanggal
28 Januari 1989 yang memerintahkan kepada Dirut Perum ASABRI - Mayjen TNI Tjok P. Swastika dan
Ketua Dewan Pembina Proyek KPR Dephankam - Letjen TNI (Purn) Sarwono Widyo Hoetomo, untuk
menyusun Studi Kelayakan pendirian Bank, dengan tujuan pokok untuk meningkatkan kesejahteran
Prajurit ABRI dan Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Dephankam/ABRI.

Dalam rangka persiapan rencana pendirian Bank Umum, pada bulan Februari 1989 telah diadakan
beberapa pertemuan dengan Konsultan Manajemen LPPI, Dirut Perum ASABRI cq. Direktur Teknik
dan Dirjen Moneter Dalam Negeri dan diputuskan bahwa dalam rangka persiapan pendirian Bank
tersebut, akan digunakan jasa Konsultan Manajemen LPPI untuk membuat studi Kelayakan dan
bekerjasama dengan Bank Niaga.

Proses pendirian Bank Yudha Bhakti dilalui dalam beberapa tahap persiapan, diawali dengan
permohonan persetujuan prinsip pendirian Bank, pengurusan perizinan, pendanaan, pengadaan
personil dan semua penujang lainnya, sampai dengan tahap persiapan operasional.

Rapat Umum Pemegang Saham yang pertama diselenggarakan pada tanggal 26 Juli 1989, dan
kemudian pada tanggal 14 Agustus 1989 telah mendapat Persetujuan Prinsip Pendirian Bank Umum
dari Menteri Keuangan dengan Nomor : S-982/MK.13/1989 tanggal 14 Agustus 1989. Tanggal 1
September 1989, telah mendapat surat rekomendasi dari Bank Indonesia dengan Nomor :
22/530/UUPS/PSbD Perihal Persiapan Pendirian Bank Umum PT Bank Yudha Bhakti yang mengacu
pada Surat Menteri Keuangan Nomor : S-982/MK.13/1989 tanggal 14 Agustus 1989 perihal
Persetujuan Prinsip pendirian Bank Umum PT Bank Yudha Bhakti di Jakarta.

Pada tanggal 14 September 1989 diadakan Rapat Umum Pemegang Saham Kedua, yang
menghasilkan keputusan penting antara lain : Penambahan satu Pusat Koperasi lagi sebagai
Pendiri/Pemegang Saham yaitu PUSKOP DEPHANKAM serta pengesahan “LOGO” PT Bank Yudha
Bhakti.

Tanggal 23 Oktober 1989 telah mendapatkan Surat Rekomendasi dari Menteri Koperasi dengan
Nomor : 266/M/X/1989, yang memberikan izin kepada IKOPAD, INKOPAL, INKOPAU, INKOPPOL,
INKOPPABRI, PUSKOP MABES TNI, dan PUSKOP DEPHANKAM untuk mendirikan PT Bank Yudha
Bhakti.

Perseroan memasuki industri perbankan Indonesia sejak tanggal 9 Januari 1990 berdasarkan Akta
Nomor 68 tanggal 19 September 1989 oleh Amrul Partomoan Pohan, S.H., LLM, Notaris di Jakarta,
kemudian diubah dengan Akta Nomor 13 tanggal 12 November 1989 dari Notaris yang sama. Akta
pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 32
Keputusan Nomor C2-10215.TH.01.01.Th.89, tanggal 7 November 1989. Izin usaha diberikan oleh
Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor: 1344/KMK.013/1989 tanggal
9 Desember 1989 dan izin operasi sebagai Bank Umum diberikan oleh Gubernur Bank Indonesia
dengan surat persetujuan Nomor: 22/1017/UUPS.PS60 tanggal 20 Desember 1989.

Mulai pertengahan tahun 1997, krisis ekonomi moneter mulai menerpa Indonesia dan dirasakan
oleh seluruh sektor usaha serta dampaknya sangat terasa pada sektor perbankan nasional. Hal ini
ditandai dengan dilikuidasinya beberapa Bank Swasta Nasional. Namun krisis moneter tersebut tidak
membawa pengaruh yang berarti bagi Bank Yudha Bhakti saat itu, bahkan Bank Yudha Bhakti dapat
menangkap peluang yang positif dengan adanya krisis tersebut.

Bank Yudha Bhakti pada kurun waktu krisis tersebut mampu diklasifikasikan sebagai Bank
berkategori “A”, sehingga tidak diperlukan upaya penyelamatan dengan obligasi rekap dari
Pemerintah. Dimulai sejak tahun 2001 Bank Yudha Bhakti mampu melakukan ekspansi secara
berkelanjutan dengan pembukaan beberapa Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu di wilayah
Jawa dan Sumatera.

Dari waktu ke waktu Bank Yudha Bhakti juga senantiasa berusaha untuk dapat memenuhi ketentuan
permodalan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Bank Yudha Bhakti mampu untuk memenuhi
kebutuhan permodalan secara organik, sehingga meningkatkan Modal Disetor Perseroan. Pada
tahun 2011 Bank Yudha Bhakti meningkatkan Modal Dasar Perseroan dari semula sebesar Rp.
150.000.000.000,- (seratus limapuluh miliar rupiah) menjadi sebesar Rp. 300.000.000.000,-
(tigaratus miliar rupiah) dan pada tahun 2013 dari semula sebesar Rp. 300.000.000.000,- (tigaratus
miliar rupiah) menjadi sebesar Rp. 600.000.000.000,- (enamratus miliar rupiah). Seiring dengan
kemajuan Teknologi Informasi Bank Yudha Bhakti senantiasa melakukan penyempurnaan
infrastruktur Teknologi yang lebih mendekatkan bisnis dengan kebutuhan nasabah. Hal lain yang
dilakukan manajemen adalah selalu meningkatkan budaya kerja (corporate culture) yang didasarkan
pada kemampuan dan kebutuhan sehingga dapat memberikan dampak positif pada kinerja
perusahaan secara optimal.

Komitmen yang kuat dan langkah yang sinergis dari para Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Direksi
dan seluruh karyawan mampu menempatkan dan membawa Bank Yudha Bhakti untuk tumbuh dan
berkembang secara berkelanjutan. Hingga akhir Desember 2014 Bank Yudha Bhakti telah memiliki
Kantor Pusat Operasional, Data Center, 6 Kantor Cabang, 20 Kantor Cabang Pembantu dan 5 kantor
Kas yang meliputi wilayah Jawa dan Sumatera. Tahun 2014 menjadi titik balik Bank Yudha Bhakti, di
mana Bank Yudha Bhakti memutuskan untuk menjadi perusahaan terbuka dengan efektifnya
Pernyataan Pendaftaran Penawaran Umum Perdana Saham Bank Yudha Bhakti berdasarkan Surat
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor S-584/D.04/2014 tanggal 31 Desember 2014 perihal
Pemberitahuan Efektifnya Pernyataan Pendaftaran. Untuk dapat meraih peluang dalam upaya
meningkatkan kinerja Perseroan, perlu disikapi dengan melakukan Transformasi Bisnis secara
bertahap melalui implementasi budaya kerja yang baik, penyempurnaan organisasi berbasis kinerja,
peningkatan infrastruktur Teknologi Informasi dan kualitas SDM.

Dengan menjadi perusahaan terbuka maka kinerja Bank Yudha Bhakti diharapkan dapat terus
meningkat seiring dengan tuntutan dari para investor dan juga stakeholders, dengan tetap
mengedepankan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik sehingga kepercayaan para
investor dapat terus terjaga.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 33
Bidang Usaha

Sebagaimana telah diamanatkan dalam ketentuan Anggaran Dasar, maksud dan tujuan didirikannya
Bank Yudha Bhakti adalah untuk melakukan usaha dibidang jasa perbankan sesuai dengan ketentuan
dalam perundang-undangan. Dalam melaksanakan maksud dan tujuannya tersebut, maka Bank
Yudha Bhakti sebagaimana diatur dalam Pasal 3 ayat (2) Anggaran Dasar dapat melaksanakan
kegiatan usaha sebagai berikut :
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka,
sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu;
2. Memberikan kredit;
3. Menerbitkan surat pengakuan hutang;
4. Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas
perintah nasabahnya :
a. Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya tidak
lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud;
b. Surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama
dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud;
c. Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah;
d. Sertifikat Bank Indonesia (SBI);
e. Obligasi;
f. Surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun;
g. Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun;
5. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah;
6. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik
dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau
sarana lainnya;
7. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan
atau antar pihak ketiga;
8. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga;
9. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak;
10. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat
berharga yang tidak tercatat di bursa efek;
11. Membeli melalui pelelangan agunan baik semua maupun sebagian dalam hal debitur tidak
memenuhi kewajibannya kepada bank, dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib
dicairkan secepatnya;
12. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia;
13. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat;
14. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain dibidang keuangan,
seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi, serta lembaga kliring
penyelesaian dan penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia;
15. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit,
dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia; dan
16. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun sesuai dengan ketentuan
dalam peraturan perundang-undangan dana pensiun yang berlaku.

Sementara untuk menunjang kegiatan usaha utama Perseroan tersebut di atas, Perseroan dapat
melaksanakan seluruh kegiatan usaha yang berkaitan dan menunjang kegiatan usaha utama
Perseroan, selama tidak melanggar ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 34
VISI, MISI dan NILAI PERUSAHAAN

Visi

Menjadi Bank ritel yang solid, tumbuh dan berkembang secara


berkelanjutan

Misi

Mampu mengkreasi suatu nilai yang optimal bagi pemegang saham dan
Stakeholder pada umumnya

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 35
Nilai Perusahaan

Sebagai bentuk komitmen Bank Yudha Bhakti dalam internalisasi Good Corporate
Governance (Tata Kelola Perusahaan yang Baik/GCG), manajemen memandang konsep
internalisasi GCG merupakan hubungan saling terkait, tidak hanya perusahaan dengan
pemilik atau pemegang saham, tetapi juga antara perusahaan dengan stakeholder lain, yaitu
karyawan, nasabah, dan pihak lainnya.
Esensi GCG adalah peningkatan kinerja perusahaan bagi seluruh stakeholders perusahaan
yang ditunjukkan dalam pencapaian profit yang merupakan wujud pemenuhan kepentingan
pemegang saham dan upaya pencapaian sustainability yang merupakan wujud pemenuhan
kepentingan stakeholders.
Pendekatan internalisasi GCG di Bank Yudha Bhakti lebih mengedepankan kepentingan
moral dan etika yang diwujudkan dalam Nilai Perusahaan :

■ Kehati-hatian (Prudential)
■ Bertanggungjawab (Responsibility)
■ Kesetaraan (Fairness)
■ Keterbukaan (Transparancy); dan
■ Kebersamaan (Team Work).

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 36
JARINGAN USAHA

KANTOR PUSAT KANTOR CABANG PEMBANTU CAPEM. KLENDER


Pertokoan Mal Citra Klender Blok B – I No.4
Gedung Primagraha Persada JAKARTA PUSAT Jl. I Gusti Ngurah Rai, Jakarta Timur - 13470
Jl. Gedung Kesenian No. 3 - 7, Jakarta Pusat Telp. (021) 863 1773, 862 1225,
10710 CAPEM. CEMPAKA MAS (021) 862 1145
Telp. (021) 351 7523 & 351 7533 Graha Cempaka Mas Blok.C - 29 Fax. (021) 861 1564
Fax. (021) 351 7530 & 351 7535 Jl. Letjen. Suprapto No.1 E-mail:klender@yudhabhakti.co.id
E-mail birodireksi@yudhabhakti.co.id Jakarta Pusat - 14340
Website : www.yudhabhakti.co.id Telp. (021) 420 4717, 420 4802 CAPEM. CIBUBUR
Fax. (021) 4287 9629 Jl. Lapangan Tembak No. 64 Cibubur
DATA CENTER E-mail:cempakamas@yudhabhakti.co.id Jakarta Timur
Ruko Permata Pancoran Blok D No. 16 - 17 Telp. (021) 29823301, 29823303
Jl. Raya Pasar Minggu Kav.32 CAPEM. KWITANG Fax. (021) 29823304
Jakarta Selatan - 12910 Gedung YKPP E-mail:cibubur@yudhabhakti.co.id
Telp. (021) 7918 3969 & 7918 3169 Jl. Kwitang Raya No. 21 Senen
Fax. (021) 7918 0987 Jakarta Pusat -10240
JAKARTA BARAT
Telp. (021) 316 1545, 3192 4226,
(021) 311 5455
KANTOR CABANG Fax. (021) 361 5455
CAPEM. TANJUNG DUREN
Ruko Sentra Bisnis Tanjung Duren
E-mail:kwitang@yudhabhakti.co.id
Blok B No.1
BANDUNG Jl. Tanjung Duren Utara I No. 38
Jl. Lombok No.32, Bandung - 40114 CAPEM. CIDENG
Jakarta Barat - 11470
Telp. (022) 422 0111, 426 1618, Jl. Biak Ujung No. 3D
Telp. (021) 565 3519, 563 0970,
(022) 422 0222 Jakarta Pusat - 10150
(021) 563 0972
Fax. (022) 426 1619, 426 1599 Telp. (021) 351 0949, 351 0658,
Fax. (021) 565 3284
E-mail : bandung@yudhabhakti.co.id (021) 380 0424
Fax. (021) 350 9448
CAPEM. KEBON JERUK
E-mail:cideng@yudhabhakti.co.id
SEMARANG Perkantoran ARIES NIAGA
Blok A - 1 No. 1 K
Ruko Peterongan Plaza No. A9 JAKARTA SELATAN
Jl. Taman Aries, Meruya Utara
Jl. MT Haryono No.719
Kembangan Jakarta Barat - 11620
Semarang - 50242 CAPEM. DUTA MAS
Telp. (021) 585 1828, 585 1834,
Telp. (024) 841 3624, 841 7033 Pertokoan Duta Mas Blok.A1/25
(021) 585 1849
Fax. (024) 841 7034 Jl. RS Fatmawati No.36
Fax. (021) 584 1839
Jakarta Selatan - 12420
E-mail:kebonjeruk@yudhabhakti.co.id
Telp. (021) 722 0555, 722 0562,
SURABAYA (021) 723 7332
Gedung Darmo Square JAKARTA UTARA
Fax. (021) 722 0568
Jl. Raya Darmo No.54-56 E-mail:dutamas@yudhabhakti.co.id
Surabaya - 60241 CAPEM. KELAPA GADING
Telp. (031) 561 3588, 563 5065 Ruko Bukit Gading Mediterania
CAPEM. PANCORAN
Fax. (031) 563 6141 Blok A No. 11
Ruko Permata Pancoran Blok. A - 16
E-mail : surabaya@yudhabhakti.co.id Jl. Boulevard Bukit Gading Raya
Jl. Raya Pasar Minggu No.32
Kelapa Gading, Jakarta Utara -14241
Jakarta Selatan - 12910
Telp. (021) 4585 8342, 4585 8343
MEDAN Telp. (021) 799 0449, 799 2213
Fax. (021) 4585 4836
Fax. (021) 799 1602
Jl. Ir. H. Juanda No.14 Medan E-mail:kelapagading@yudhabhakti.co.id
E-mail:pancoran@yudhabhakti.co.id
Sumatera Utara - 20157
Telp. (061) 455 0028, 456 6285 CAPEM. TANJUNG PRIOK
CAPEM. KUNINGAN
Fax. (061) 455 0273 Perkantoran Enggano Megah Blok B No 9 - M
Gedung PPHUI
Jl. Raya Enggano No.5, Tanjung Priok
(Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail)
Jakarta Utara - 14310
PALEMBANG Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C - 22
Telp. (021) 4392 5341, 4392 5342
Jl. Jendral Sudirman, No. 2933 B.20 Ilir III Jakarta Selatan - 12950 Fax. (021) 4392 5339
Palembang, Sumatera Selatan Telp. (021) 527 8816, 527 8817
E-mail:tanjungpriuk@yudhabhakti.co.id
Telp. (0711) 321980, 321981, 321 982 Fax. (021) 527 8818
Fax. (0711) 320 788 E-mail 026sd@yudhabhakti.co.id

JAKARTA TIMUR
PEKANBARU
Jl. Jendral Sudirman No. 135 CAPEM. ASABRI
Pekanbaru, Riau - 28282 Gedung ASABRI
Telp. (0761) 40777, 40772 Jl. Mayjen. Soetoyo No.11 Cililitan
Fax. (0761) 40773 Jakarta Timur - 13630
Telp. (021) 809 6036, 809 5455,
(021) 808 81581
Fax. (021) 800 9345
E-mail:asabri@yudhabhakti.co.id

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 37
BANTEN KANTOR KAS
JAKARTA PUSAT
CAPEM. CIPUTAT
Jl. Ir.H. Juanda No. 65 KANTOR KAS KEMENHAN
Ciputat, Tangerang Banten - 15412 Kompleks Kementrian Pertahanan
Telp. (021) 749 7367, 749 7368,
(021) 740 3952
Fax. (021) 749 1870 Jl. Medan Merdeka Barat No.13 - 14 Jakarta
E-mail:ciputat@yudhabhakti.co.id Pusat - 10110
Telp. (021) 382 8936, 386 1765
CAPEM. SERPONG (BSD) Fax. (021) 352 1263
WTC Matahari Serpong
Jl. Raya Serpong No.5861
Tangerang, Banten - 15326 JAKARTA SELATAN
Telp. (021) 5315 5551, 5315 5553
Fax. (021) 5315 5554 KANTOR KAS UPN
E-mail:bsd@yudhabhakti.co.id Kampus UPN Veteran
Jl. RS Fatmawati, Pondok Labu
JAWA BARAT Jakarta Selatan - 12450
Telp. (021) 7590 1743, 7590 1760
CAPEM. BEKASI Fax. (021) 7590 1744
Suncity Square
Jl. M. Hasibuan Blok A No. 44 KANTOR KAS ALDIRON DIRGANTARA
Kalimalang, Bekasi - 17141 Wisma Aldiron Dirgantara
Tlp. (021) 8886 3695, 8886 3610 Semi Basement No. 36 A
Fax. (021) 8886 3694 Jl. Gatot Subroto Kav. 72
E-mail:bekasi@yudhabhakti.co.id Jakarta Selatan - 12910
Tlp. (021) 7919 0313
Fax. (021) 7919 0319
CAPEM. DEPOK
Jl. Raya Citayam (Kartini) JAKARTA TIMUR
No. 87 A Rt. 01/02
Pancoran Mas - Depok KANTOR KAS INKOPPOL
Tlp. (021) 7721 6910 Jl. Tambak No.2, Menteng, Jakarta Pusat
Fax. (021) 7721 0834 Jakarta Timur - 13150
E-mail:depok@yudhabhakti.co.id Telp. (021) 3922506
Fax. (021) 31902282
CAPEM. CIMAHI
Jl. H. Amir Machmud No. 818 SUMATERA UTARA
Cimahi - Bandung
Telp. (022) 664 2272, 662 6695 KANTOR KAS MEDAN
Fax. (022) 664 8801 Jl. Setiabudi No. 232 Blok A/5
Medan, Sumatera Utara
JAWA TIMUR Telp. (061) 822 6267
Fax. (061) 822 6268
CAPEM. NGAGEL
Jl. Ngagel Jaya Selatan No. 111
Surabaya - 60284
Tlp. (031) 5044 0342, 5044 888
Fax. (031) 504 0341

CAPEM. SIER - SURABAYA


Wisma SIER
Jl. Rungkut Industri Raya No.10
Surabaya - 60293
Telp. (031) 843 8580, 843 9981
Fax. (031) 843 9204
E-mail: sier@yudhabhakti.co.id

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 38
PROFIL DEWAN KOMISARIS

Suprihadi, S.IP
Komisaris Utama (Independen)

Warga Negara Indonesia, 65 tahun, lahir di Magelang pada tanggal 22 Maret 1949.
Meraih gelar Magister Manajemen dari Institut Manajemen Indonesia tahun 2004.
Mengawali karir militer di Angkatan Udara sebagai siswa Sekbang pada tahun 1972
dan memperoleh pangkat Marsekal Madya TNI AU pada tahun 2002 dengan jabatan
terakhir pada TNI AU sebagai Danjen Akademi TNI. Pada tahun 2003-2005 menjabat
sebagai Sekretaris Jendral Departemen Pertahanan RI. Pernah menjabat sebagai
Komisaris Utama pada beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu PT Dahana
pada tahun 2003-2006, PT Penas pada tahun 2003-2007, PT Asabri pada tahun 2003.
Pada tahun 2003-2007 menjabat sebagai Komisaris Utama Perseroan dan sejak tahun
2007-sekarang menjabat sebagai Komisaris Utama sekaligus Komisaris Independen
Perseroan.

I Putu S. Soeranta
Komisaris Independen

Warga Negara Indonesia, 76 tahun, lahir di Klungkung pada tanggal 11 April 1938.
Lulus dari Akademi Militer Angkatan Darat tahun 1961. Mengawali karir militer di
Angkatan Darat sejak tahun 1962 dan memperoleh pangkat Letjen TNI AD pada kurun
waktu tahun 1993-1998. Pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi Kesra
merangkap Anggota pada Dewan Pertimbangan Agung Republik Indonesia (DPA-RI)
pada tahun 1998-2003. Bergabung dengan Perseroan pada tahun 1994 sebagai
Komisaris dan sejak tahun 2007 sampai sekarang menjabat sebagai Komisaris
Independen Perseroan.

Tjandra Mindharta Gozali


Komisaris Pengendali

Warga Negara Indonesia, lahir pada tanggal 25 Oktober 1952 di Jember. Merintis
karir di dunia usaha sejak tahun 1967 dan saat ini memiliki saham di beberapa
perusahaan nasional serta memimpin beberapa perusahaan diantaranya GOZCO
Group dan beberapa perusahaan lainnya. Beliau bergabung dengan Perseroan pada
tahun 1998 sebagai Komisaris sampai dengan saat ini.

Mayjend TNI (Purn.) Rianzi Julidar, S.IP., SH., MSc


Komisaris

Warga Negara Indonesia, lahir pada tanggal 29 Juli 1951 di Jakarta. Meraih gelar
Master Management Human Resources (MSc) dari American University pada tahun
1999. Menjabat sebagai Komisaris Bank Yudha Bhakti sejak tahun 2007. Mengawali
karir militer di Angkatan Darat sejak tahun 1974. Pernah menjabat sebagai Staf Ahli
Kasad Bidang Manajemen dan pada tahun 2005 menjabat sebagai Ketua INKOPAD,
saat ini selain bergabung sebagai salah satu jajaran Dewan Komisaris PT Bank Yudha
Bhakti, Tbk beliau juga menjabat sebagai Ketua Umum INKOVERI sejak tahun 2012.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 39
PROFIL DIREKSI

Michael Hoetabarat
Direktur Utama
(Mengundurkan diri sejak tanggal 30 Januari 2015).

Warga Negara Indonesia, lahir di Taruntung pada tanggal 18 Agustus 1953. Meraih gelar
Sarjana Muda Ekonomi bidang moneter dari Universitas Indonesia pada tahun 1975.
Memulai karir diperbankan sejak tahun 1977 dengan mengikuti Program Pendidikan
Eksekutif di PT Bank Niaga dan kemudian bergabung dengan PT Bank Niaga sebagai Staff
Urusan Operasi dan Administrasi pada tahun 1978-1980, sebagai Head of Data
Processing – KP pada tahun 1980-1983, sebagai Kepala Urusan Siskom pada tahun 1983-
1990, sebagai System dan Operation Group Head pada tahun 1990-1993, sebagai Area
Manager Jawa Barat pada tahun 1993-1995, sebagai Area Manager DKI Jakarta pada tahun 1995-1999 dan terakhir
sebagai Human Resources Group Head pada tahun 1999-2000. Selanjutnya pada tahun 2000-2002 beliau menjabat
sebagai Direktur Utama pada Bank Prima Ekspress, kemudian menduduki posisi Direktur Utama di PT Energi
Resources Indonesia pada tahun 2002-2005, sebagai Managing Director di PT Belfoods Indonesia pada tahun 2005,
sebagai Direktur Utama di PT Bank Fama Internasional pada tahun 2005-2007. Pada tahun 2007 beliau bergabung
dengan PT Bank BTPN sebagai Direktur Operation dan IT kemudian pada tahun 2008-2010 menduduki jabatan
sebagai Direktur Operation di bank yang sama. Pada tahun 2010-2011 beliau bergabung dengan PT Bank Pundi
Indonesia sebagai Advisor Dirut untuk Operation dan IT, kemudian pada tahun 2011-2013 bergabung dengan
PT Bank Fama Internasional sebagai Direktur Utama. Sejak bulan September 2013 beliau bergabung dengan
Perseroan dan menduduki jabatan sebagai Direktur Utama.

Dr. Ir. Arifin Indra Sulistyanto, MBA


*)
Direktur Utama

Warga Negara Indonesia, lahir di Semarang pada tanggal 26 Desember 1959, beliau
menyelesaikan pendidikan di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 1981,
melanjutkan pendidikan di Virginia Commonwealth University – Amerika Serikat dan
meraih gelar MBA pada tahun 1991, selanjunya meraih gelar Doktor di Universitas Gajah
Mada – Yogyakarta pada tahun 2009. Memulai karir perbankan sejak tahun 1985. Meniti
karir selama 14 (empat belas) tahun sampai tahun 1999 di Kantor Pusat BRI dengan
jabatan terakhir sebagai Pejabat Sementara Kepala Divisi Internasional. Selepas dari BRI,
beliau melanjutkan karir di PT Bank Ekspor Indonesia (Persero) selama 10 (sepuluh)
tahun. Tahun 1999 diangkat menjadi Direktur merangkap Direktur Kepatuhan, dan pada
tahun 2004 sampai tahun 2009 diangkat sebagai Direktur Utama. Sejak tahun 2009
sampai dengan Agustus 2014 selama 5 tahun menduduki jabatan selaku Direktur
Pelaksana Senior pada Indonesia Eximbank/Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia.
Beliau dicalonkan sebagai DIrektur Utama PT Bank Yudha Bhakti, Tbk dan saat ini dalam proses pengajuan untuk
mengikuti Fit and Proper Test di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan akan diangkat secara resmi sebagai Direktur
Utama dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Bank Yudha Bhakti, Tbk yang diselenggarakan pada
hari Selasa, tanggal 24 Maret 2015 dimana pengangkatan tersebut efektif setelah beliau dinyatakan lulus Fit and
Proper Test oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
*) Efektif setelah mendapatkan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 40
Ningsih Suciati
Direktur Corporate Banking

Warga Negara Indonesia, lahir di Pekalongan pada tanggal 9 April 1952. Memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi dari STIE Perbanas Jakarta. Memulai karirnya dibidang perbankan sejak
tahun 1983 dengan menduduki berbagai jabatan mulai dari Bagian Operasional dan Kredit
pada PT Bank Dewa Rutji, Kepala Divisi Kredit PT Bank Pasar Gunung Tampomas (sekarang
State Bank Of India-SBI). Sejak tahun 1989 bergabung dengan PT. Bank Swadesi (sekarang
PT. Bank of India Indonesia Tbk) dan menduduki berbagai jabatan, dimulai Pemimpin
Cabang Pintu Air, Kepala Kantor Pusat Operasional, Asisten Direksi, Direktur Kredit dan
Marketing. Sejak tahun 2009 sampai dengan 24 Maret 2015 sebagai Direktur Utama.
Bergabung dengan perseroan sebagai Direktur Corporate Banking sejak diangkat dalam
RUPS Luar Biasa tanggal 24 Maret 2015.

Dian Savitry
Direktur Personal Banking

Warga Negara Indonesia, lahir di Bandung pada tanggal 20 November 1961. Meraih gelar
Doktor di bidang Management Business dari Universitas Padjajaran tahun 2010. Memulai
karir perbankan dengan bergabung dengan PT Bank Duta sejak tahun 1985 sampai dengan
tahun 2000 dengan berbagai jabatan diantaranya sebagai Operation Head, Head of
Overseas Sundries pada tahun 1990-1992, sebagai sub Branch Manager, Card Centre Head
Jawa Barat pada tahun 1992-1996, dan posisi terakhir sebagai Branch Manager pada
tahun 1997-2002. Beliau mulai bergabung dengan Perseroan pada tahun 2001 sebagai
Staff Divisi Perencanaan dan Pengembangan, kemudian sebagai Pemimpin Kantor Cabang
Bandung pada tahun 2002-2013, sebagai Direktur Komersial pada tahun 2013-2014 dan
terakhir sebagai Direktur Personal Banking sampai dengan sekarang.

IIm Wardiman
Direktur Kepatuhan

Warga Negara Indonesia, lahir di Ciamis pada tanggal 8 Juni 1963. Memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada tahun 1989 dan Magister Manajemen pada tahun 2001 dari
Universitas Pancasila Jakarta. Memulai karirnya sebagai Wartawan/Sekretaris Redaksi di
Harian Umum Jayakarta tahun 1987. Mengawali karir dibidang perbankan tahun 1989
sebagai trainee pada PT Bank Yudha Bhakti, kemudian PT Bank Royal Indonesia pada tahun
1995. Bergabung dengan PT Bank Swadesi (sekarang PT. Bank of India Indonesia Tbk) pada
tahun 1996 dan menjabat Kepala Bagian Litbang, selanjutnya Kepala Divisi Kepatuhan,
Penelitian dan Pengembangan. Sejak tahun 2009 sampai dengan Maret 2013 menjabat
Direktur Operasional dan sejak Desember 2011 sampai dengan Maret 2013 merangkap
Direktur Kepatuhan. Sejak Maret 2013 sampai dengan Oktober 2013 sebagai Direktur
Kepatuhan. Bergabung dengan perseroan sebagai Direktur Kepatuhan sejak Oktober 2013.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 41
Hulda S. Tirtohartono
Direktur Operasi
Warga Negara Indonesia, lahir di Yogyakarta pada tanggal 29 Oktober 1964. Meraih gelar
Sarjana Informatika Manajemen dari STMIK Jakarta STI&K, tahun 1989. Memulai karir
sebagai Pengajar Komputer di SMA pada tahun 1985, kemudian mengikuti kuliah kerja
praktek di Bank Bumi Daya pada tahun 1987 dan bekerja di bank tersebut sebagai
Programmer. Pada tahun 1989 bergabung dengan Bank Umum Asia sebagai Staff CSR dan
EDP, kemudian sebagai Staff GMO di Lippo Bank pada tahun 1990. Pada tahun 1991
bergabung dengan Bank Vision Durango, Colorado - USA sebagai Programmer/System
Analyst dan sebagai Tim Implementasi. Kemudian kembali bergabung dengan Lippobank
pada tahun 1992 sebagai Account Officer, Kabag. Kredit & Marketing dan sebagai Kepala
Cabang di berbagai cabang Lippobank pada tahun 1994-2009. Pada tahun 2009-2011
bergabung dengan CIMB Niaga sebagai pemimpin cabang di berbagai cabang CIMB Niaga
dan terakhir sebagai Branch Manager Enterpreneur. Mulai bergabung dengan Perseroan sejak Oktober 2013
sebagai Kepala Divisi Pendanaan & Treasury dan menduduki jabatan sebagai Direktur Corporate Banking pada
bulan April 2014 dan terakhir menduduki jabatan sebagai Direktur Operasi sejak bulan Oktober 2014 sampai
dengan sekarang.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 42
PROFIL PEJABAT EKSEKUTIF

I Gusti Putu Gunawan Toto Sugianto

Ka. Divisi Operasi dan Umum Area Manajer Jakarta

Lahir di Singaraja-Bali pada tanggal 21 Juli 1960. Meraih Lahir di Cirebon pada tanggal 20 Februari 1959.
gelar Magister Manajemen dari Universitas Trilogi Menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Ekonomi
Jakarta tahun 2013. Memulai karir perbankan di Bank Universitas Padjadjaran Jurusan Akuntansi pada tahun
Duta sejak 1987 sebagai Senior Clerk - Urusan Pelaksana 1985 dan S2 Jurusan Keuangan dari STIE IPWI pada
Pengawasan. Pada 1989 s.d 1990 mengikuti pendidikan tahun 2000. Mengawali karir Perbankan di Bank Duta
Officer Development Program (ODP) Bank Duta sejak tahun 1985 - 2000.. Sejak tahun 2001 mulai
Angkatan XII. Pada 1990 s.d 1991 menjabat sebagai bergabung dengan PT Bank Yudha Bhakti dengan
Assistant Manager - SKAI. Pada 1991 s.d 1993 menjabat jabatan antara lain sebagai Kepala Departemen
sebagai Manager - Credit ADM. And Control Group. Akuntansi, Kepala Divisi Umum & Biro Direksi, Kepala
Pada 1993 s.d 1995 menjabat sebagai Manager - Full Divisi SDM & Umum dan Kepala Divisi Audit Intern.
Time Counterpart “Credit Improvement Project PT Bank Menjabat sebagai Area Manajer Jakarta PT Bank Yudha
Duta”. Pada 1995 s.d 1997 menjabat sebagai Senior Bhakti sejak tahun 2013.
Manager - Urusan Supervisi Kredit. Pada 1997 s.d 1999
menjabat sebagai Assistant Vice President - Group
Bisnis Komersial. Pada 1999 s.d 2000 menjabat sebagai
Assistant Vice President - Risk Management Div.
Bergabung di PT Bank Yudha Bhakti sejak tahun 2004
menjabat sebagai Ka. Dept. Akuntansi & Risk
Management. Tahun 2004 s.d 2009 menjabat sebagai
Ka. Satker. Manajemen Risiko. Pada 2009 s.d 2012
menjabat sebagai Ka. Divisi Perencanaan & Akuntansi.
Pada 2012 sampai dengan saat ini menjabat sebagai Ka.
Divisi Operasi & Umum.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 43
I Gusti Agung Sumertharse Jonker Simatupang
Ka. Divisi Kredit Komersial Ka Divisi Perencanaan & Akuntansi

Lahir pada tanggal 16 November 1968 di Yogyakarta. Lahir pada tanggal 10 Agustus 1960 di Aek Kanopan
Menjabat sebagai Kepala Divisi Kredit Komersial sejak Kabupaten Asahan. Mengawali karir perbankan sejak
tahun 2013. Memulai karir perbankan di Bank Yudha November 1989 di PT Bank Yudha Bhakti dimulai
Bhakti sebagai Account Officer Kredit korporasi sejak dengan jabatan Ka. Unit Pembukuan (1990), Wakil
tahun 1997 hingga mencapai jenjang Assistant Vice Kabag Operasi & Umum (1991 - 1992), Kabag
President. Pernah menjabat sebagai Kepala Unit Pemasaran (1993 - 1994), Ka. Kantor Capem Pondok
Korporasi, Kepala Departemen Komersial dan Kepala Labu (1995 - 1996), Ka. Kantor Capem Gedung Asabri
Cabang Pembantu. (1997 - Juni 2002), Ka. Divisi Operasi (Juli 2002 - 2011),
Ka. Divisi Perencanaan & Akuntansi (2012 - Agustus
2013), Area Manager Jakarta 2 (September 2013 - Mei
2014). Sejak Juni 2014 menjabat sebagai Kepala Divisi
Perencanaan & Akuntansi PT Bank Yudha Bhakti.

Indra Sakti Eko Dharma Setiawan

Pjs. Ka. Divisi SDM dan Biro Direksi Ka. Divisi Teknologi Sistem Informasi (TSI)

Warga Negara Indonesia, lahir pada tanggal 21 Warga Negara Indonesia, lahir pada tanggal 30 Maret
November 1963 di Pematang Siantar. Mengawali karir 1967 di Jakarta. Mengawali karir perbankan sejak tahun
perbankan sejak tahun 1989 di Bank Sumut, kemudian 1989 – 1993 di Bank Nusa Internasional sebagai EDP
di Bank Industri. Bergabung dengan PT Bank Yudha Officer, kemudian pada tahun 1993 – 1997 di Bank Citra
Bhakti sejak tahun 2000 dan pernah menduduki jabatan Hastamanunggal sebagai Kepala Bagian IT. Bergabung
Ka. Unit Pendidikan & Pelatihan, Ka. Departemen SDM dengan PT Bank Yudha Bhakti sejak tahun 1998 dan
dan saat ini sebagai Ka. Divisi SDM & Biro Direksi. pernah menduduki jabatan sebagai Ka. Satker TSI dan
saat ini menjabat sebagai Ka. Divisi Teknologi Sistem
Informasi (TSI).

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 44
Januar Arifin Muhamad Sugito

Pjs. Ka. Divisi Kepatuhan Ka. Divisi Kredit Khusus Pensiun & Konsumsi

Warga Negara Indonesia. Lahir pada tanggal 2 Januari Memulai karir di Bank Aken sejak tahun 1990 sampai
1965 di Jakarta. Mengawali karir perbankan sejak tahun 1998 (BBKU), kemudian bergabung di Badan
1987 sebagai Internal Audit pada PT Bank Duta dan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) sampai
Bank swasta lainnya. Pernah bekerja pada Kantor dibubarkan. Masuk di Bank Yudha Bhakti tahun 2000
Akuntan Publik sebagai Senior Auditor. Bergabung sebagai Kepala Kantor Kas Dephan sampai dengan
dengan PT Bank yudha Bhakti sejak tahun 2003. tahun 2001 dan selanjutnya sebagai Kepala Kantor
Menjabat sebagai Pjs. Kepala Divisi Kepatuhan sejak Cabang Pembantu Gd. Asabri sampai Agustus 2013.
Maret 2014 Menjabat sebagai Kepala Divisi Kredit Khusus Pensiun &
Konsumsi sejak September 2013

Yunus Tedi Dedy Darmawan

Ka. Divisi Treasury dan Pendanaan Ka. Divisi Manajemen Risiko

Mengundurkan diri sejak tanggal 7 April 2015. Lahir pada tanggal 27 Desember 1968 di Jakarta. Menjabat
sebagai Kepala Divisi Manajemen Risiko PT. Bank Yudha
Bhakti sejak Januari 2014. Mengawali karir perbankan
sejak tahun 1996 di PT. Bank Tamara Tbk sebagai Staff
Auditor Internal. Pernah menduduki beberapa posisi
penting di beberapa Bank Swasta Nasional diantara Bank
of India Indonesia (d/h Bank Swadesi), Bank Sahabat
Sampoerna (d/h Bank Dipo International) dan sebagai Staf
Pemeriksa Bank di Bank Indonesia (Bank Sentral Republik
Indonesia) Kantor Pusat Jakarta serta beberapa
perusahaan publik dan non publik lainnya. Sebelum
bergabung di PT. Bank Yudha Bhakti, yang bersangkutan
menjabat sebagai Kepala Divisi Manajemen Risiko Bank of
India Indonesia, Tbk.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 45
Siti Baroroh Sasono Palgunadi

Ka. Divisi Audit Intern Ka. Divisi Special Asset Management

Bergabung dengan Bank Yudha Bhakti sejak Juli 1990 Mengundurkan diri sejak tanggal 27 Februari 2015.
s/d saat ini, diawali sebagai staff Unit Administrasi
Pinjaman, Maret 1993 s/d Desember 1996 sebagai staff
Bagian Pengawasan, Desember 1996 s/d September
1998 sebagai Asisten Auditor pada Divisi Audit Intern,
Oktober 1998 s/d Oktober 2004 sebagai Ka. Unit Audit
Umum pada Divisi Audit Intern, Oktober 2004 s/d
Agustus 2008 sebagai Ka. Unit Audit Kredit & Treasury
pada Divisi Audit Intern, Agustus 2008 s/d Juli 2013
sebagai Ka. Departemen Audit pada Divisi Audit Intern,
Agustus 2013 s/d saat ini sebagai Ka. Divisi Audit Intern.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 46
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014
Page 47
PROFIL PEMIMPIN KANTOR CABANG

Judi Agus Setiawan H. Muhammad Yani

Kepala Cabang Surabaya Kepala Cabang Palembang

Lahir pada tanggal 6 Agustus 1964 di Surabaya. Lahir pada tanggal 12 Juli 1962 di Palembang.
Menjabat sebagai Pemimpin Kantor Cabang Surabaya Mengawali karir perbankan sejak tahun 1989 – 2000 di
sejak 5 Maret 2012. Mengawali karir perbankan sejak Bank Duta dan tahun 2001 – 2006 di Bank Mega.
tahun 1990 di Bank Duta dan Bank Danamon. Menjabat sebagai Pemimpin Kantor Cabang Palembang
Bergabung dengan PT Bank Yudha Bhakti sejak tahun PT Bank Yudha Bhakti sejak tahun 2007 sampai dengan
2001 dengan jabatan terakhir sebagai Pemimpin Capem sekarang.
SIER Surabaya, sebelum menjadi Pemimpin Kantor
Cabang Surabaya.

Stanley Handoko Soetikno Tatang Sigit Mugiono


Kepala Cabang Bandung Kepala Cabang Semarang

Lahir pada tanggal 18 Oktober 1971 di Semarang. Lahir pada tanggal 1 Oktober 1966 di Semarang.
Menjabat sebagai Pemimpin Cabang Bandung sejak Mengawali karir perbankan sejak tahun 1991 di PT Bank
Maret 2014, mengawali karir di perbankan sejak tahun Yudha Bhakti. Jabatan yang pernah dijabat di PT Bank
1993 di Bank Danamon dan beberapa bank swasta Yudha Bhakti sebagai Kepala Kantor Cabang Pembantu
nasional diantaranya Bank Index Selindo dan Bank Fama SIER Surabaya (periode tahun 2004 – 2007) dan
Internasional dengan jabatan terakhir sebagai Pemimpin Kantor Cabang Palembang (periode tahun
Pemimpin Capem Taman Kopo Indah Bandung dan 2007 – 2009). Menjabat sebagai Pemimpin Kantor
merangkap menjadi komite kredit. Cabang Semarang PT Bank Yudha Bhakti sejak
November 2009, sebagai Wakil Pemimpin PT Bank
Yudha Bhakti Kantor Cabang Semarang (periode
Oktober 2013 – Maret 2014).

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 48
Eka Sugiartomo Wan Khairul Azmi

Kepala Cabang Medan Kepala Cabang Pekanbaru

Lahir pada tanggal 20 Februari 1966 di Jakarta. Lahir pada tanggal 17 Juli 1973 di Pekanbaru.
Mengawali karir perbankan sejak awal tahun 1989 di Mengawali karir perbankan sejak tahun 1977 di Bank
Bank Central Asia. Bergabung dengan Bank Yudha CIMB Niaga (ex. Niaga). Bergabung dengan PT. Bank
Bhakti sejak September 1989 dengan jabatan terakhir Yudha Bhakti sejak Januari 2014. Menjabat sebagai
sebagai Kepala Departemen Operasi, sebelum Pemimpin PT Bank Yudha Bhakti Cabang Pekanbaru
bergabung sebagai salah satu jajaran Pemimpin Cabang sejak bulan Maret 2014.
Bank Yudha Bhakti. Menjabart sebagai Pemimpin
Cabang Bank Yudha Bhakti Cabang Medan sejak Januari
2014.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 49
STRUKTUR ORGANISASI

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 50
PRODUK DAN LAYANAN BANK
Bank Yudha Bhakti memiliki komitmen untuk melayani kebutuhan keuangan nasabah pada segmen
pasar yang dipilih sesuai dengan produk dan layanan yang ditawarkan. Didasari oleh komitmen tersebut
dan didukung oleh produk dan layanan yang berkualitas, Bank Yudha Bhakti percaya dapat tumbuh dan
berkembang secara berkelanjutan serta mampu mengkreasi suatu nilai yang optimal bagi pemegang
saham dan stakeholder pada umumnya.

Untuk memperoleh porsi yang signifikan dalam pangsa pasar yang dipilih, tidak hanya dibutuhkan
produk-produk yang berkualitas dan suku bunga/tarif yang bersaing tetapi juga pelayanan dan
keterampilan dalam menyampaikan kelebihan produk yang ditawarkan secara efektif kepada para
nasabah dan/atau calon nasabah.

Kebijakan Bank Yudha Bhakti dalam memperoleh sumber dana masyarakat yang ekonomis dan stabil
dilakukan melalui pengembangan produk yang mengerti akan kebutuhan nasabah dengan berorientasi
pada peningkatan kualitas layanan nasabah. Oleh karena itu seluruh sumber daya yang dimiliki akan
difokuskan pada target pasar tersebut.

Hingga saat ini produk dan layanan yang ditawarkan Bank Yudha Bhakti masih mampu bersaing dalam
industri perbankan nasional. Hal ini terbukti dengan pemanfaatan produk dan layanan Bank Yudha
Bhakti yang semakin meningkat. Selanjutnya, peningkatan komposisi dana murah masih menjadi salah
satu fokus utama dalam penerapan strategi di bidang pendanaan, khususnya terkait dengan upaya
untuk meningkatkan jumlah nasabah tabungan.

Pendekatan langsung kepada nasabah dan/atau calon nasabah menjadi salah satu upaya Bank Yudha
Bhakti dalam menjaga loyalitas nasabah. Hal ini terbuktin dengan keberhasilan Bank Yudha Bhakti dalam
memaintain nasabah loyal.

Produk Simpanan :
 Tabungan
 Giro
 Deposito Berjangka (Time Deposit)
 Deposito Harian (Deposit on Call)

Produk Pembiayaan / Kredit :


 Kredit Khusus Pensiun
Kredit kepada pensiunan anggota TNI/Polri, PNS dan BUMN untuk dapat memenuhi kebutuhannya
yang bersifat individual (personal) yang pembayaran pensiunnya disalurkan melalui Bank Yudha
Bhakti.

 Kredit Channeling
Kredit paket yang diberikan kepada pemohon perorangan yang bertindak sebagai pihak ketiga yang
menyalurkan dananya dilakukan Bank melalui perusahaan Multifinance yang bertindak sebagai
agent atau penyalur dana ke perorangan.

 Kredit Multi Guna (KMG)


Kredit paket yang penyalurannya melalui koperasi karyawan di lingkungan TNI/Polri/Kemhanhan,
koperasi di lingkungan instansi pemerintah, BUMN, BUMD serta perusahan swasta terseleksi yang
ditujukan kepada para anggota koperasi yang merupakan karyawan instansi tersebut atau karyawan
instansi itu sendiri untuk membiayai kebutuhan yang bersifat konsumtif.

 Kredit Kepemilikan Kendaraan Bermotor


Kredit kepada perorangan yang bertujuan untuk membiayai pembelian mobil/motor dimana sumber
pembayaran kreditnya berasal dari pendapatan pemohon.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 51
 Kredit Kepemilikan Rumah
Kredit untuk membiayai pembelian/renovasi/pembiayaan kembali rumah untuk dihuni dimana
sumber pembayaran kreditnya berasal dari pendapatan pemohon.

 Kredit Personal
Kredit yang diberikan untuk membiayai kebutuhan pemohon yang bersifat konsumtif dimana
sumber pembayaran kreditnya berasal dari pendapatan pemohon.

 Kredit Modal Kerja


Kredit yang diberikan untuk membiayai kebutuhan operasional perusahaan atau pembiayaan atas
aset lancar perusahaan dalam rangka memperbesar atau menambah volume usahanya.

 Kredit Investasi
Kredit yang dipergunakan untuk pembelian barang modal, beserta yang diperlukan guna rehabilitasi,
modernisasi, ekspansi, relokasi proyek dan/atau pendirian proyek baru, seperti pembelian alat - alat
berat, ruko, gudang, apartemen dan truk.

Bank Yudha Bhakti juga memberikan beberapa produk dan layanan perbankan lainnya, antara lain
Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKN-BI), Real Time Gross Settlement Bank Indonesia (RTGS-BI),
Collection, Bank Garansi, Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN), Surat Referensi Bank dan lain
- lain.

KRONOLOGIS PENCATATAN SAHAM

Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Bank Yudha Bhakti tanggal 10 September 2014 menyetujui
pengeluaran saham dalam simpanan Perseroan sebanyak-banyaknya 500.000.000 (lima ratus juta)
saham, dengan nilai nominal masing-masing saham sebesar Rp. 100,- (seratus rupiah) melalui
Penawaran Umum Saham Perdana kepada Masyarakat (Initial Public Offering/IPO).

Proses IPO Bank Yudha Bhakti yang menggunakan Laporan Keuangan per 30 Juni 2014, telah melalui
beberapa tahapan guna memperoleh surat efektif Pernyataan Pendaftaran dari Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) diantaranya dengan dilaksanakannya Due Dilligent Meeting & Mini Expose, melalukan registrasi ke
satu, ke dua dan ke tiga kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sehingga diperoleh jumlah final
pengeluaran saham dalam simpanan Perseroan yaitu sebanyak 300.000.000 (tigaratus juta) saham
dengan nilai nominal Rp. 100,- (seratus rupiah) dan harga penawaran kepada masyarakat sebesar Rp.
115.- (seratus lima belas rupiah) atau setara dengan 11,93 % (sebelas koma sembilan puluh tiga persen)
dari keseluruhan modal ditempatkan dan disetor Perseroan.

Pada tanggal 31 Desember 2014 Bank Yudha Bhakti akhirnya memperoleh surat efektif Pernyataan
Pendaftaran dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sesuai Suratnya Nomor S-584/D.04/2014 tanggal 31
Desember 2014 perihal Pemberitahuan Efektifnya Pernyataan Pendaftaran.

Setelah memperoleh surat efektif atas Pernyataan Pendaftaran dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maka
proses penawaran perdana, penjatahan, pendistribusian, dan pencatatan saham Bank Yudha Bhakti di
PT Bursa Efek Indonesia akan dilaksanakan pada awal Januari 2015.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 52
NAMA DAN ALAMAT PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL
Lembaga dan profesi penunjang pasar modal yang berpartisipasi dalam rangka Penawaran Umum
Saham Perdana (IPO) Bank Yudha Bhakti adalah sebagai berikut :

1. PT BURSA EFEK INDONESIA (BEI)


Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower 1
Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53,
Jakarta 12190, Indonesia
Telp. 021-5150515
www.idx.co.id

2. PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA (KSEI)


Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower 1 Lt.5,
Jl. Jend. Sudirman Kav. 55-57,
Jakarta 12190 Indonesia
Telp. 021-52991099
www.ksei.co.id

3. Akuntan Publik Husni, Mucharam & Rasidi


Jl. Prof. Dr. Soepomo, SH, No.178A
Jakarta Selatan 12870
No. STTD 127/BL/STTD-AP/2011 Tanggal STTD 12 Januari 2011
Keanggotaan Asosiasi Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) No. 1446
Surat Penunjukan No. 029/HMR-BYB/PJ.1406 tertanggal 19 Juni 2014
Pedoman Kerja Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Standar Profesi Akuntan Publik
(SPAP) Fungsi utama akuntan publik dalam rangka penawaran umum saham ini adalah untuk
melaksanakan audit berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia
(IAPI). Standar tersebut mengharuskan akuntan publik merencanakan dan melaksanakan audit agar
memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji yang material.

4. Notaris Humberg Lie, SH, SE, M.Kn


Jalan Raya Pluit Selatan 103,
Jakarta 14450
No. STTD 04/BL/STTD-N/2006 Tanggal STTD 27 Juni 2006
Keanggotaan Asosiasi 011.005.033.120179. SK No. AHU-10-AH.02.02-TH 2010
Surat Penunjukan No. 033/SET/BYB/III/2013 tertanggal 4 Maret 2013
Pedoman Kerja Pernyataan Undang-undang No. 30 Tahun 2004 tentang Jawaban Notaris dan Kode
Etik Ikatan Notaris Indonesia

Ruang lingkup tugas notaris selaku profesi penunjang dalam rangka Penawaran Umum antara lain
adalah menyiapkan dan membuatkan akta-akta sehubungan dengan Penawaran Umum, antara lain
perubahan seluruh anggaran dasar Perseroan, perjanjian penjaminan emisi efek dan perjanjian
pengelolaan administrasi saham dan waran sesuai dengan Peraturan Jabatan Notaris dan Kode Etik
Notaris.

5. Konsultan Hukum Marsinih Martoatmodjo Iskandar Kusdihardjo Law Office


Office 8, Lantai 15 Unit H SCBD Lot 28
Jalan jend. Sudirman Kav 52-53
Jakarta 12190
No.STTD 540/PM/STTD-KH/2004 Tanggal STTD 24 Agustus 2004
Keanggotaan Asosiasi Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal, Nomor Anggota 200427
Perhimpunan Advokat Indonesia, Tanda Pengenal Advokat No.99.10636
Surat Penunjukan No. 035/SET/BYB/III/2013 tertanggal 4 Maret 2013

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 53
Pedoman Kerja Standar Pelaksanaan Uji Tuntas yang dikeluarkan oleh Himpunan Konsultan Hukum
Pasar Modal (HKHPM), Standar Pemeriksaan Hukum dan Standar Pendapat Hukum yang dikeluarkan
oleh Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal sebagaimana dimaksud dalam Keputusan HKHPM
No.01/HKHPM/2005 tanggal 18 Februari 2005 sebagaimana diubah dengan Keputusan HKHPM No.
Kep. 04/HKHPM/XI/2012 tanggal 6 Desember 2012 dan Keputusan HKHPM
No.Kep.01/HKHPM/II/2014 tanggal 4 Februari 2014.

6. Biro Administrasi Efek PT Ficomindo Buana Registrar


Mayapada Tower Lt.10 Suite 02 B
Jl.Jend.Sudirman Kav.28
Jakarta 12920
Surat Penunjukan No. 032/SET/BYB/III/13 tertanggal 4 Maret 2013

Tugas dan tanggung jawab Biro Administrasi Efek (BAE) dalam Penawaran Umum ini, sesuai dengan
Standar Profesi dan Peraturan Pasar Modal yang berlaku, meliputi penerimaan pemesanan saham
berupa Daftar Pemesanan Pembelian Saham (DPPS) dan Formulir Pemesanan Pembelian Saham
(FPPS) yang telah dilengkapi dengan dokumen sebagaimana disyaratkan dalam pemesanan
pembelian saham dan telah mendapat persetujuan dari penjamin emisi sebagai pemesanan yang
diajukan untuk diberikan penjatahan saham, serta melakukan administrasi pemesanan pembelian
saham sesuai dengan aplikasi yang tersedia pada BAE.
Bersama-sama dengan penjamin emisi, BAE mempunyai hak untuk menolak pemesanan saham yang
tidak memenuhi persyaratan pemesanan dengan memperhatikan peraturan yang berlaku. Dalam
hal terjadinya pemesanan yang melebihi jumlah saham yang ditawarkan, BAE melakukan proses
penjatahan sesuai dengan rumus penjatahan yang ditetapkan oleh penjamin emisi, mencetak
konfirmasi penjatahan dan menyiapkan laporan penjatahan. BAE juga bertanggungjawab
menerbitkan formulir konfirmasi penjatahan (FKP) atas nama pemesan yang mendapatkan
penjatahan dan menyusun laporan Penawaran Umum Perdana sesuai dengan peraturan yang
berlaku.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 54
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN

∗ Uraian Perekonomian Indonesia


∗ Strategi dan Kebijakan Manajemen
∗ Tinjauan Bisnis
∗ Kinerja Perkreditan
∗ Kinerja Penghimpunan Dana
Pihak III
∗ Treasury & Business Development
∗ Tinjauan Pendukung Bisnis
∗ Sumber Daya Manusia
∗ Teknologi Informasi dan
Operasional
∗ Audit Intern
∗ Manajemen Risiko
∗ Kepatuhan
∗ Tingkat Suku Bunga
∗ Kebijakan Dividen
∗ Analisis Kinerja Keuangan
∗ Struktur Modal
∗ Prospek Usaha Perseroan
∗ Aspek Pemasaran
∗ Significant Events
∗ Strategi dan Rencana Kerja 2015

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 55
URAIAN PEREKONOMIAN INDONESIA

Situasi pasar global ditentukan arah kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve
(The Fed), terkait dengan wacana normalisasi suku bunganya. Dalam sistem keuangan global yang makin
terintegrasi, efek kebijakan The Fed akan dirasakan seluruh Negara, termasuk Indonesia, begitu pula
dengan kondisi perekonomian negara-negara yang selama ini menjadi mitra dagang utama Indonesia,
seperti Tiongkok. Perlambatan ekonomi Negeri Tirai Bambu itu akan berpengaruh pada nilai ekspor
nasional.

Bagi Indonesia, tahun 2014 kondisi perekonomian global dan domestik belum sepenuhnya kondusif,
yang ditandai dengan penurunan harga komoditas global, melambatnya pertumbuhan ekonomi negara-
negara partner dagang, dan gejolak politik, serta perlambatan ekonomi domestik, namun demikian
industri perbankan nasional tetap mampu melewatinya dengan baik, meskipun mengalami
perlambatan.

Industri perbankan yang menikmati pertumbuhan kredit rata-rata di atas 20% sejak 10 tahun terakhir,
akhirnya mengalami perlambatan pertumbuhan pada 2014, seperti terjadi pada 2006 dan 2009. Selain
dihadang tantangan makro yang masih menggiring bank-bank untuk memasukui jalur lambat pada 2014,
kondisi likuiditas perbankan sangat ketat akibat pertumbuhan kreditnya lebih tinggi daripada
pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK)-nya beberapa tahun terakhir.

Pada 2010 pertumbuhan kredit perbankan mencapai 22,80%, sementara kenaikan DPK hanya 18,54%.
Pada 2011 kredit tumbuh 25,52% dan DPK naik 19,07%. Pada 2012 kredit tumbuh 22,97%, sementara
DPK naik 15,81%. Pada 2013 kredit tumbuh 21,80% dan DPK hanya naik 13,60%. Hingga akhir Desember
2014 kredit tumbuh 11,6% , sementara DPK tumbuh 12,4%.

Industri perbankan harus mencermati posisi loan to deposit ratio (LDR) yang terus meningkat hingga di
atas 92%, akibat kredit perbankan yang tumbuh cepat tidak diimbangi dengan pertumbuhan DPK. Jadi,
perlambatan pertumbuhan kredit pada 2014 belum cukup mengamankan kondisi likuiditas perbankan
sehingga bank-bank masih berebut deposito dengan iming-iming suku bunga tinggi. Untuk mengatasi
perang bunga simpanan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membatasi suku bunga deposito mulai 1 Oktober
2014.

Bunga deposito bank umum yang modal intinya Rp.5 triliun – Rp.30 triliun dibatasi maksimal 225 basis
points (bps) dari suku bunga acuan BI yang saat ini 7,5%. Sedangkan, bunga deposito bank umum
bermodal inti lebih dari Rp. 30 triliun dibatasi maksimal 200 bps di atas suku bunga acuan Bank
Indonesia.

Pembatasan itu berlaku untuk simpanan nasabah Rp.2 miliar ke atas. Adapun, simpanan nasabah
sampai dengan Rp.2 miliar mengikuti ketentuan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), yakni maksimum
7,75%. Pembatasan suku bunga simpanan ini memberi peluang bank-bank umum bermodal inti kurang
dari Rp.5 triliun untuk merebut simpanan dengan suku bunga yang lebih menarik.

Di tengah pembatasan suku bunga itu, kompetisi merebut DPK semakin kencang karena industri
perbankan diperkirakan akan mengalami stagnasi pertumbuhan kredit pada 2016, jika pertumbuhan
kredit dan DPK masih seperti empat tahun terakhir. Stagnasi pertumbuhan kredit tentunya akan
membawa dampak bagi perekonomian karena perbankan Indonesia tidak punya kemampuan
mendorong pertumbuhan ekonomi. Di lain sisi, rasio kredit terhadap PDB masih di bawah 40%, masih
ada ruang bagi perbankan untuk menggenjot pertumbuhan kredit.

Selain pendanaan yang ketat, bank-bank harus memperkuat permodalan untuk menyokong ekspansi
kreditnya, mengingat best practices regulasi perbankan global mengarahkan bank untuk memiliki modal
besar. Basel III telah menaikkan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) minimal menjadi
10,5%.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 56
STRATEGI DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN

Untuk dapat mempertahankan dan terus meningkatkan kinerjanya, pada tahun 2014 dari aspek
perkreditan Bank Yudha Bhakti melaksanakan reposisi kredit fokus kepada Kredit Khusus Pensiun yang
bersifat low risk dan high return. Dari aspek tata kelola perusahaan yang baik (GCG) dilakukan perbaikan
penerapan GCG dalam upaya pencapaian hasil usaha yang berkualitas.

Selama tahun 2014 Bank Yudha Bhakti telah mengimplementasikan tujuh langkah strategis yang
dijadikan sebagai acuan untuk mencapai kinerja perusahaan yang optimal, yaitu :

Strategi Rencana Tindak


a. Bekerjasama dengan lawyer dalam melakukan proses litigasi debitur
bermasalah dan tidak kooperatif;
1. Fokus pada penyelesaian
b. Melakukan penjualan AYDA secara intensif, baik secara langsung maupun
kredit bermasalah, AYDA
melalui agent property;
dan hapus buku
c. Mencantumkan debitur-debitur hapus buku sebelum 2006 ke dalam
laporan SID

a. Menjaga cadangan likuiditas, agar berada di atas safety level internal


sehingga dapat mengantisipasi penarikan dana secara tiba-tiba dalam
2. Menjaga likuiditas dan jumlah relative besar;
mengurangi b. Fokus ekspansi pada kredit-kredit yang bersifat installment based;
ketergantungan pada c. Menjaga LDR dalam kisaran yang cukup aman;
Deposan Inti d. Fokus penghimpunan dana pada nasabah ritel;
e. Mengurangi porsi dana mahal deposito dan meningkatkan dana murah
(CASA).

3. Reposisi kredit kepada a. Meningkatkan eksposur Kredit Pensiun dan UKM;


Kredit Pensiun yang b. Menurunkan Kredit Multifinance secara bertahap;
bersifat low risk dan high c. Mengembangkan fitur Kredit Pensiun agar lebih menarik;
return d. Membuka hubungan kerjasama dengan PT TASPEN.

a. Menyusun dan menyempurnakan sIstem dan prosedur operasional agar


selaras dan memenuhi ketentuan dari regulator dan temuan/rekomendasi
4. Menyempurnakan
Tim Pengawas OJK;
sistem dan prosedur
b. Meningkatkan infrastruktur Teknologi Informasi (TI) dalam mendukung
aktivitas operasional dan pelayanan.

a. Mengembangkan produk tabungan yang lebih menarik;


5. Pengembangan produk
b. Mengembangkan layanan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu
bank berbasis IT
(APMK/ATM).

6. Menjaga rasio a. Meningkatkan permodalan melalui Initial Public Offering (IPO) dan laba
Kecukupan Pemenuhan ditahan;
Modal Minimum b. Menjaga kualitas pertumbuhan ATMR;
(KPMM/CAR) c. Menjaga rasio tingkat KPMM pada kisaran 16%.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 57
TINJAUAN BISNIS

Dimulai sejak tahun 2014, Bank Yudha Bhakti membentuk organisasi yang berbasis kinerja, hal ini
dimaksudkan untuk menciptakan suatu organisasi yang responsif terhadap kebutuhan nasabah, dekat
kepada nasabah, dan efisien dalam proses bisnis, yang diwujudkan dalam bentuk unit bisnis (business
unit) dan unit pendukung (supporting unit).

Sebagai salah satu elemen pembentuk organisasi berbasis kinerja, Bank Yudha Bhakti mendesain unit-
unit bisnis yang ada berdasarkan prinsip pembentukan organisasi bisnis yang berasaskan pemasaran dan
pelayanan (sales and service). Sedangkan unit-unit pendukung didesain untuk mendukung pencapaian
target unit bisnis, serta untuk mengefisienkan proses bisnis yang ada dengan tidak mengesampingkan
prinsip kehati-hatian (prudent banking).

Pemilihan organisasi berbasis kinerja oleh Bank Yudha Bhakti bertujuan untuk dapat membangun fokus
yang kuat di setiap unit kerja, baik sebagai unit bisnis maupun unit pendukung, meningkatkan
akuntabilitas SDM, dan memaksimalkan kontribusi nilai dari setiap unit kerja dengan tujuan akhir
menciptakan nilai tambah bagi seluruh pemegang saham Bank Yudha Bhakti.

Sebagai pelaku jasa keuangan, Bank Yudha Bhakti memiliki core business berupa penyaluran kredit,
penghimpunan dana pihak ketiga dan penyediaan layanan perbankan. Tinjauan usaha unit bisnis dan
unit pendukung ini disampaikan sesuai dengan segmen usaha dari produk dan layanan Bank Yudha
Bhakti, yaitu: Kredit Khusus Pensiun, Kredit Channeling melalui Multifinance, Kredit Multiguna, Kredit
Usaha Kecil dan Menengah (UKM), treasury, serta special asset management.

Berikut pembahasan untuk tinjauan usaha dari unit bisnis Bank Yudha Bhakti yang disampaikan
berdasarkan segmen usahanya dan dilanjutkan dengan tinjauan unit pendukung.

KINERJA PERKREDITAN

Produk perkreditan Bank Yudha Bhakti digolongkan ke dalam 7 kategori, sbb :

1. Kredit Modal Kerja (KMK)


2. Kredit Investasi (KI)
3. Kredit Multiguna (KMG)
4. Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
5. Kredit Khusus Pensiun (KKP)
6. Kredit Multifinance (KMF)
7. Kredit Personal (KP)

Selama tahun 2014, total kredit yang disalurkan mencapai Rp.2.006.304 juta , meningkat sebesar
32,21% dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar Rp.1.517.507 juta.

Pertumbuhan Kredit Des. 2013 – Des. 2014 (dalam jutaan Rupiah)


Naik/ (Turun)
Keterangan 2013 2014
Nominal %
Kredit Modal Kerja 258.687 255753 (2.934) (1.13%)
Kredit Investasi 29.055 37.023 7.968 27,42%
Kredit Multi Guna 165.024 116.365 (48.659) (29.49%)
Kredit Pemilikan Rumah 46.429 43.087 (3.342) (7.20%)
Kredit Khusus Pensiun 407.524 1.011.155 603.631 148.12%
Kredit Multifinance 584.744 504.510 (80.234) (13,72%)
Kredit Personal 26.044 38.411 12.367 47.49%
Total 1.517.507 2.006.304 488.797 32,21%

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 58
1,011

585
505
408
253 257
163 116
23 21 46 43 40 52

Modal Kerja Investasi Multi Guna Pemilikan Khusus Multifinance Personal


Rumah Pensiun

Des. 2013 Des. 2014

1. Kredit Konsumsi
Selama tahun 2014, produk Kredit Konsumsi secara nominal tumbuh sebesar 65.48% atau sejumlah
Rp556.041 juta. Pertumbuhan paling besar adalah Kredit Khusus Pensiun yang merupakan motor
pendapatan Bank yang utama di tahun 2014, yakni tumbuh 148,12% atau Rp. 603.631juta,
kemudian diikuti oleh Kredit Personal yang tumbuh sebesar 47.49% atau Rp.12.136 juta. Beberapa
produk kredit yang memiliki kecenderungan turun adalah Kredit Multifinance (KMF) dan Kredit
Multiguna (KMG), yang terus ditekan volumenya mengingat margin yang tipis dan risiko yang lebih
tinggi kalau dibandingkan dengan Kredit Khusus Pensiun.

(dalam jutaan Rupiah)


2013 2014 Growth
Kredit Konsumsi Outstanding NOA
O/S NOA O/S NOA
Nominal % Acc. %
Kredit Multi Guna 165.024 12.061 116.365 7.798 (46.849) (29.49%) (4.263) (35,35%)
Kredit Pemilikan
46.429 862 43.087 771 (2.795) (7.20%) (91) (10,56%)
Rumah
Kredit Khusus
407.524 6.092 1.011.155 11.734 603.631 148,12% 5.642 92,61%
Pensiun
Kredit Multifinance 204.169 26.407 196.213 23.981 (7.956) (3.90%) (2.426) (9,19%)
Kredit Personal 26.044 584 38.411 503 12.136 47.49% (81) (13.87%)
Total 849.190 46.006 1.405.231 44.787 556.041 65.48 (1.219) (2,65%)

2014
3.69%
3.04%
8.20%
13.83%

71.25%

KMG KPR KKP Multifinance Personil

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 59
Komposisi Kredit Konsumsi Bank Yudha Bhakti tahun 2014 masih didominasi oleh Kredit Khusus
Pensiun (KKP) (50,39%), Kredit Multifinance (9.78%), dan Kredit Multiguna (5.80%). Total komposisi
ketiga produk kredit terhadap Kredit Konsumsi adalah 65.98% dari total kredit.

Kredit Konsumsi (Realisasi Vs Target)

Pencapaian target untuk Kredit Konsumsi secara keseluruhan per 31 Desember 2014 adalah 0.48%,
dari target sebesar Rp.1.398.532juta, realisasinya sebesar Rp. 1.405.231 juta.

(dalam jutaan Rupiah)


2014
Kredit Konsumsi %
Target Realisasi
1. Kredit Multi Guna 93.955 116.365 23,85%
2. Kredit Pemilikan Rumah 36.816 43.087 17,03%
3. Kredit Khusus Pensiun 1.050.537 1.011.155 (3,75)%
4. Kredit Multifinance 174.823 196.213 12.24%
5. Kredit Personal 42.401 38.411 (9,41%)
Total 1.398.532 1.405.231 0.48%

a. Kinerja Kredit Khusus Pensiun

Secara nasional rata-rata pertumbuhan Kredit Khusus Pensiun (KKP) per bulan sebesar 7,89%
atau Rp.50.303 juta. Pencapaian target sebesar 96,11%, yakni dari target sebesar Rp.1.050.537
juta realisasi sebesar Rp.1.011.155 juta.

Grafik Outstanding Kredit Khusus Pensiun 2013 – 2014

1,011,154
974,409
923,671
860,739
801,441
754,395
700,789
637,793
578,085
519,737
478,979
441,974
407,524

Dec-13 Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 May-14 Jun-14 Jul-14 Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 60
b. Kinerja Multifinance

Secara nasional rata-rata outstanding Kredit Multifinance menurun per bulan sebesar 38,93%
atau Rp.13.518 juta. Pencapaian target sebesar 94.39%, yakni dari target sebesar Rp 534.516
juta realisasi sebesar Rp 504.509 juta.

69,212
62,970

47,257 46,563
44,895
41,062

31,766
26,089

18,657 18,420
15,045
11,323
9,230

Dec-13 Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 May-14 Jun-14 Jul-14 Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14

2. Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah merupakan salah satu sektor yang dapat bertahan di tengah
fluktuasi perekonomian Indonesia. Karakteristik sektor ini adalah memiliki pangsa pasar domestik
sehingga memiliki ketahanan terhadap pengaruh negatif perekonomian dunia.

Walaupun tahan terhadap pengaruh negatif perekonomian global. UMKM kerap memiliki masalah
dalam pengembangan usaha dan keterbatasan akses permodalan. Kondisi ini membuat UMKM
sangat bergantung pada modal sendiri yang relatif terbatas atau pada sumber modal non-formal
lainnya yang memiliki biaya modal tinggi.

Dengan demikian perbankan dituntut untuk dapat membantu kebutuhan modal dan melindungi
sektor UMKM dari sumber-sumber modal non formal.
Sebagaimana diketahui, kesulitan kebutuhan permodalan UMKM merupakan sebuah peluang yang
sangat baik untuk mengembangkan usaha perkreditan. Selain itu, pasar setor UMKM merupakan
salah satu sektor usaha yang wajib dikembangkan perbankan nasional.

Bank Yudha Bhakti dalam penyaluran kredit di sector UMKM tetap akan mengedepankan pada
prinsip kehati-hatian. Target penyaluran kredit UMKM untuk tahun 2014 sebesar Rp. 432.731 juta,
sementara pencapaian kredit UMKM adalah sebesar Rp 442.739 juta.

Untuk memaksimalkan kinerja produk kredit UMKM, Bank Yudha Bhakti telah memiliki Departemen
Kredit Retail yang bertugas untuk melayani kebutuhan pendanaan sector usaha UMKM.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 61
Kinerja Kredit UMKM & Komersial (dalam jutaan Rupiah)
2014
Kategori Des-2013
Mar Jun Sep Des
Usaha Mikro 114.206 117.246 125.650 128.490 118.849
Usaha Kecil 299.778 275.361 268.010 274.221 223.901
Usaha Menegah 56.440 60.482 77.806 92.906 99.989
Komersial 197.884 163.261 164.874 154.682 154.981
Total UMKM & Komersial 668.308 616.350 626.340 650.299 597.720

2013 2014

17.07% 19.90%
25.92%
29.64%

8.38% 16.72%
44.91% 37.46%

Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha Mikro Usaha Kecil


Usaha Menegah Komersial Usaha Menegah Komersial

Kinerja Kredit UMKM dan Komersial

Berdasarkan kategori usaha, kredit UMKM dan Komersial posisi akhir Desember 2014 sebesar
Rp.597.720 juta, turun sebesar Rp.70.588 juta atau 10,56% dari posisi akhir tahun 2013 sebesar
Rp.668.308 juta. Sementara Kredit Komersial mengalami penurunan sebesar 21,68% menjadi
Rp.154.981 juta.

Kredit UMKM & Komersial


800
668 652
700 615 637
598
600
500
400
300
200
100
0
0
Dec-13 Mar-14 Jun-14 Sep-14 Dec-14

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 62
PENGHIMPUNAN DANA PIHAK KETIGA

Pada tahun 2014 penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp.2.330.117 juta tumbuh sebesar
19,20% dari posisi DPK tahun 2013 sebesar Rp.1.954.807 juta. Komposisi DPK Bank Yudha Bhakti posisi
31 Desember 2014 masih didominasi oleh deposito berjangka sebesar Rp.2.089.815 juta atau 89,69%
dari total DPK sebesar Rp.2.330.117 juta, disusul dengan tabungan sebesar Rp.131.829 juta (5,65%) dan
giro sebesar Rp.108.473 juta (4,66%).

Tabel 1: Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga 2013 – 2014 (dalam jutaan rupiah)
31 Desember 2013 31 Desember 2014 Growth (YoY)
Keterangan
Nominal % Nominal % Nominal %

Giro 91.768 4,70% 108.473 4,66% 16.705 18,20%


Tabungan 101.398 5,18% 131.829 5,65% 30.431 30,01%
Deposito 1.761.641 90,12% 2.089.815 89,69% 328.174 18,63%
Jumlah CASA 193.166 9,88% 240.302 10,31% 47.136 24,40%
Total DPK 1.954.807 100,00% 2.330.117 100,00% 375.310 19,20%

2,330,117
2,089,815
1,954,807
1,761,641

91,768 108,473 101,398 131,829

Giro Tabungan Deposito Total DPK

2013 2014

2013 2014

5% 5% 4%
6%

90% 90%
Giro Tabungan Deposito Giro Tabungan Deposito

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 63
Pertumbuhan jumlah rekening Dana Pihak Ketiga Bank Yudha Bhakti selama tahun 2014 adalah
sebanyak 4.265 rekening atau sebesar 15,25%. Produk tabungan menyumbang angka pertumbuhan
yang paling besar yaitu sebanyak 3.740 rekening atau 15,72%, kemudian disusul dengan pertumbuhan
rekening deposito sebesar 569 rekening atau 16,55%; sementara rekening giro menurun sebanyak 440
rekening atau 5,92% menjadi 698 rekening.

Tabel 2: Pertumbuhan Jumlah Rekening 2013 – 2014


Growth
Jumlah Rekening DPK 2013 2014
Nominal %

Giro 742 698 (44) (5,93)%


Tabungan 23.778 27.518 3.740 15,72%
Deposito 3.438 4.007 569 16,55%
Total DPK 27.958 32.223 4.265 15,25%

Giro
Giro pada tahun 2014 mencapai Rp.108.473 juta, meningkat sebesar 18,20% dari tahun 2013 sebesar
Rp.91.768 juta, sementara jumlah rekening giro menurun sebesar 5,93%, menjadi 698 di tahun 2014.
Untuk menunjang pencapaian target usaha, ke depan Bank Yudha Bhakti akan terus meningkatkan
penghimpunan dana murah berupa giro, baik perorangan maupun badan usaha.
Tabungan
Produk tabungan Bank Yudha Bhakti dipengaruhi oleh penyaluran kredit Konsumsi (Kredit Khusus
Pensiun) yang mewajibkan nasabah untuk membuka rekening tabungan di Bank Yudha Bhakti. Salah
satu keunggulan produk tabungan Bank Yudha Bhakti adalah adanya santunan kematian untuk jumlah
saldo tabungan tertentu.
Dana masyarakat yang terkumpul melalui produk tabungan Bank Yudha Bhakti selama tahun 2014
mencapai Rp.131.829 juta, jumlah tersebut meningkat sebesar 30,01% dibandingkan pencapaian tahun
2013 sebesar Rp.101.398 juta.
Jumlah rekening tabungan Bank Yudha Bhakti pada 31 Desember 2014 adalah 27.518 rekening,
meningkat 3.740 rekenimg atau 15,72% jika dibandingkan dengan posisi yang sama tahun 2013 sebesar
23.778 rekening.
Deposito
Produk deposito Bank Yudha Bhakti merupakan simpanan berjangka yang memiliki berbagai
keistimewaan dibandingkan dengan produk simpanan lainnya. Keistimewaan tersebut antara lain suku
bunga yang kompetitif, penjaminan maksimum, layanan penjemputan uang tunai yang akan disetor
untuk nasabah dengan nominal tertentu, dan jangka waktu simpanan yang bervariasi, yaitu sampai
dengan 1, di atas 1 - 3 bulan, di atas 3 – 6 bulan, di atas 6 – 12 bulan dan di atas 1 tahun - 24 bulan.
Pada tahun 2014, produk Deposito Bank Yudha Bhakti sebesar Rp.2.089.815 juta, mengalami
pertumbuhan yang cukup signifikan yaitu 18,63% atau Rp.328.174 juta dibandingkan dengan periode
yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp.1.761.641 juta.

Tabel 3: Jangka Waktu Deposito (dalam jutaan Rupiah)


Growth
Jangka Waktu Deposito 2013 2014
Nominal %
Sampai dengan 1 bulan 1.094.364 244.490 (849.874) (77,66)%
Di atas 1 bulan s.d. 3 bulan 306.476 1.055.945 749.649 244,60%
Di atas 3 bulan s.d. 6 bulan 100.289 386.477 286.188 285,36%
Di atas 6 bulan s.d. 12 bulan 260.442 183.501 (76.941) (29,54)%
Di atas 1 tahun s.d. 2 tahun 70 219.401 219.331 313.330,00%
Total Deposito 1.761.641 2.089.815 328.174 18.63%

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 64
Di atas 6
2013 Di atas 1 Di atas 1 2014 Sampai
dengan 1
bulan s.d. 12 Tahun s.d. 2 Tahun s.d. 2 bulan
bulan tahun tahun 11.70%
14.78% 0.00% 10.50%
Di atas 6
Di atas 3 bulan s.d. 12
bulan s.d. 6 bulan
bulan 8.78%
5.69% Sampai
Di atas 1
dengan 1
bulan s.d. 3
bulan Di atas 3
Di atas 1 bulan
62.12% bulan s.d. 6
bulan s.d. 3 50.53%
bulan bulan
17.40% 18.49%

Pada tahun 2014 terjadi peningkatan persentase deposito perorangan atau ritel dari 28,58% menjadi
29,53% di tahun 2014. Sedangkan deposito perusahaan/korporasi turun dari 71,42% di tahun 2013
menjadi 70,47% di tahun 2014.

Tabel 4: Komposisi Deposito (%)


% Komposisi
Keterangan
Des. 2013 Des 2014
Perusahaan 71,42% 70,47%
Perorangan 28,58% 29,53%

Meskipun secara persentase relatif kecil peningkatan tersebut, akan tetapi secara nominal outstanding
perubahan deposito tersebut cukup signifikan, sebagaimana terlihat dari table perkembangan deposito
perusahaan dan perorangan di bawah ini :

Tabel 5: Komposisi Deposito (Nominal) (dalam jutaan Rupiah)


Growth
Keterangan 2013 2014
Nominal %
Perusahaan 1,258,161 1,472,737 214,576 17.05%
Perorangan 503,480 617,078 113,598 22.56%

Pada tahun 2014 Bank Yudha Bhakti berhasil menurunkan persentase deposan inti terhadap dana pihak
ketiga, pada tahun 2013 persentase deposan inti terhadap dana pihak ketiga sebesar 66,07%. Angka ini
berhasil turun menjadi 56,78% di tahun 2014.

Tabel 6: Deposan Inti (dalam jutaan Rupiah)


% Komposisi
Keterangan
Des. 2013 Des 2014
25 Deposan Inti 1.291.686 1.323.188
Total DPK 1.954.807 2.330.117
Persentase 66,07% 56,78%

Pada tahun 2014 jumlah deposan baru Bank Yudha Bhakti bertambah sebanyak 338 deposan, dengan
outstanding deposan baru per 31 Desember 2014 sebesar Rp. 256.872 juta (+/- 12,29% dari total
outstanding deposito).

Jumlah Deposan Baru tahun 2014 : 338 deposan


Outstanding Deposan Baru tahun 2014 : Rp. 256.872 juta.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 65
Peningkatan yang material dari Dana Pihak Ketiga selama tahun 2014

Penghimpunan Dana Pihak III pada tahun 2014 sebesar Rp2.330.117 juta, meningkat cukup signifikan
sebesar Rp. 375.310 juta (19,20%) dari Rp 1.954.807 juta pada tahun 2013. Ditengah kondisi pasar yang
kurang menguntungkan pada triwulan IV/2014, perusahaan tetap mampu meningkatkan Dana Pihak III.

Berbagai upaya terus dilakukan untuk meningkatkan Dana Pihak Ketiga Bank, antara lain
penyempurnaan program penilaian kinerja petugas funding yang dikenal dengan sebutan Depo Bonus.
Di beberapa kantor juga dilakukan penambahan jumlah tenaga Funding Officer disesuaikan dengan
target dana yang ingin diraih.

2,330,117
2,089,815
1,954,807
1,761,641

91,768 108,473 101,398 131,829

Giro Tabungan Deposito Total DPK

2013 2014

Treasury & Business Development

Dalam operasional Bank Yudha Bhakti, Divisi Treasury & Business Development mempunyai peran yang
sangat penting. Selain untuk menjaga likuiditas Bank Yudha Bhakti melalui penempatan dana pada Giro
Wajib Minimum (GWM) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, tugas lain Divisi Treasuri adalah
melakukan transaksi surat berharga untuk mendukung dan menjaga hasil yang optimal bagi Bank Yudha
Bhakti.

Divisi Treasury & Business Development menerapkan strategi penempatan dana pada surat berharga
secara selektif sesuai dengan prinsip kehati-hatian Bank Yudha Bhakti. Besarnya porsi dana yang
ditempatkan pada surat berharga tersebut juga dilakukan secara dinamis, dengan tetap mengutamakan
penyaluran kredit yang menjadi fungsi utama Bank Yudha Bhakti sebagai lembaga intermediasi
keuangan. Di tahun 2014, penempatan dana pada surat berharga mencapai Rp. 390.034 juta, menurun
sebesar 25,37% dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp. 522.597 juta.

Komposisi surat berharga yang dikelola Bank Yudha Bhakti selama tahun 2014 meliputi Deposit Facility
Rp.202.968 juta (52,04%), Obligasi Pemerintah & SBI sebesar Rp.138.806 juta (35,59%), dan Call Money
sebesar Rp.28.000 juta (7,18%).

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 66
Tabel Treasury Asset (dalam jutaan Rupiah)
Growth
Keterangan 2013 2014
Nominal %
Deposit Facility Bank Indonesia 315.550 202.968 (112.615) (35,68%)
Call Money 106.000 28.000 (78.000) (73,58%)
Deposito Berjangka 1.000 0 (1000) -
Penempatan Pada Bank Lain 827 260 (567) (68.56%)
Obligasi Pemerintah 46.470 48.482 2.012 4,33%
Obligasi Korporat 20.000 20.000 - -
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 32.750 90.324 57.574 175,80%
Jumlah 522.597 390.034 (132.563) (25,37%)

Strategi dan Inisiatif

Di sepanjang tahun 2014 Divisi Treasury & Business Development telah melakukan strategi fokus pada
menjaga likuiditas dalam penempatan dana pada pasar uang atau inter bank. Bank Yudha Bhakti juga
melakukan kebijakan penempatan dana pada surat berharga dan aset produktif lainnya dalam upaya
optimalisasi profit, serta menggolongkan surat berharga bank kedalam tersedia untuk dijual (available
for sales). Bank Yudha Bhakti juga terus melakukan kerjasama dengan bank-bank lain dalam hal fasilitas
money market line untuk mengantisipasi kebutuhan likuiditas dalam jangka waktu pendek.

Prospek 2015

Persaingan untuk menghimpun dana masyarakat dalam upaya menjaga likuiditas di tahun 2015
diprediksi akan lebih ketat dibandingkan dengan tahun 2014. Untuk menjaga likuiditas Bank Yudha
Bhakti di tahun 2015, bank mempunyai rencana kegiatan antara lain :

a. Memperbaiki struktur pendanaan Bank Yudha Bhakti dengan meningkatkan komposisi giro dan
tabungan guna mendapatkan biaya pendanaan yang lebih menguntungkan.
b. Memperkuat struktur permodalan Bank Yudha Bhakti secara bertahap melalui penawaran umum
terbatas (right-issue) dan laba ditahan (retained earning).
c. Menjaga kerjasama dengan bank-bank untuk transaksi inter bank sebagai sumber pendanaan
untuk memenuhi likuiditas jangka pendek.

TINJAUAN PENDUKUNG BISNIS

Sumber Daya Manusia

Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia menjadi faktor utama dalam memenangkan persaingan
yang semakin ketat dalam industri perbankan. Oleh karena itu, Bank Yudha Bhakti secara konsisten
terus mengembangkan sumber daya manusianya demi menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan
(sustainable).

Dalam bertindak dan memposisikan diri, baik dilingkungan kerja maupun di masyarakat, seluruh
karyawan Bank Yudha Bhakti diharuskan untuk menjaga kedisiplinan dan nama baik Bank Yudha Bhakti
di mata publik. Oleh karena itu, Bank Yudha Bhakti telah menetapkan suatu standar Kode Etik dan
Norma Kerja Karyawan Bank sebagai acuan bagi seluruh karyawan dalam bersikap dan berperilaku yang
sesuai dengan nilai-nilai tata kelola perusahaan yang baik. Standar tersebut terangkum dalam Manual
Sumber Daya Manusia Bank Yudha Bhakti.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 67
Di samping peningkatan kempetensi dan keterampilan karyawan, Bank Yudha Bhakti juga menaruh
perhatian pada pembinaan rasa kebersamaan antar karyawan di dalam organisasi, yang dilakukan dalam
berbagai acara seperti gathering, rekreasi atau kegiatan sosial.

Sistem Pendidikan dan Pengembangan Karyawan

Pendidikan dan pengembangan karyawan merupakan bagian penting bagi pengembangan produktifitas
dan efektifitas karyawan dalam upaya mencapai tujuan usaha Bank Yudha Bhakti, yaitu memiliki
karyawan yang kompeten (memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan) yang memadai untuk
dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya dengan lebih baik.

Berdasarkan sasarannya, pendidikan yang diselenggarakan kepada karyawan dapat dibedakan dalam 2
jenis, yaitu :

1. Pendidikan Teknis (Technical Training)


Jenis pendidikan yang diberikan kepada karyawan yang bertujuan untuk menambah keterampilan
dan keahlian sesuai dengan jenis pekerjaannya.
2. Pendidikan Non-Teknis (Non-Technical Training)
Jenis pendidikan yang diberikan kepada karyawan yang bertujuan untuk membentuk perilaku, sikap,
dan sifatnya merupakan pengetahuan dan wawasan di luar pekerjaannya.

Berdasarkan teknis pelaksanaannya, pendidikan yang diberikan kepada karyawan dapat dibedakan
dalam 2 kategori, yaitu :

1. On the Job Training


Meliputi semua upaya untuk melatih karyawan di tempat kerja yang sesungguhnya, antar lain
magang dan rotasi pekerjaan.

2. Off the Job Training


Meliputi semua upaya untuk menambah pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan karyawan
pada waktu yang terpisah dengan waktu kerja regular, antara lain workshop, kursus-kursus dan
seminar.

Pelaksanaan off the job training dapat berupa program-program pendidikan internal (in-house) yaitu
pendidikan yang dilaksanakan di dalam Bank Yudha Bhakti, maupun program-program pendidikan
eksternal (off-site), yaitu pendidikan yang dilaksanakan diluar Bank Yudha Bhakti dengan melibatkan
pihak luar.

Pada akhir tahun 2014 jumlah karyawan Bank Yudha Bhakti sebanyak 639 orang tidak terjadi
perubahan secara signifikan dibandingkan tahun 2013 yang berjumlah 638 orang. Pada tahun 2014,
karyawan dalam kelompok usia 41-50 tahun merupakan komposisi terbesar atau sekitar 34.12% dari
keseluruhan karyawan Bank Yudha Bhakti dengan variasi jenjang pendidikan SLTA atau Non-Diploma
hingga Pasca Sarjana (S2). Sementara komposisi karyawan dalam kelompok usia < 31 tahun sebesar
31.92% dengan variasi jenjang pendidikan sampai sarjana.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 68
Komposisi Karyawan Berdasarkan Jenjang Manajerial, Pendidikan Dan Kelompok Usia

2013 2014
Keterangan
Jumlah Komposisi (%) Jumlah Komposisi (%)
Jenjang Manajerial
Manajemen Puncak 4 0.63% 4 0.63%
Manajemen Madya 5 0.78% 6 0.94%
Manajemen Pelaksana 77 12.07% 81 12.67%
Pelaksana 552 86.52% 548 85.76%
Jumlah 638 100.00% 639 100.00%
Jenjang Pendidikan
Doktor (S3) 2 0.31% 1 0.16%
Pasca Sarjana (S2) 24 3.76% 22 3.44%
Sarjana (S1) 344 53.92% 356 53.71%
Diploma (D1-D3) 169 26.49% 165 25.82%
Non Diploma (SLTA) 99 15.52% 95 14.87%
Jumlah 638 100.00% 639 100.00%
Kelompok Usia
s/d 30 tahun 194 30.41% 204 31.92%
31 - 40 tahun 189 29.62% 182 28.48%
41 - 50 tahun 218 34.17% 218 34.12%
> 50 tahun 37 5.80% 35 5.48%
Jumlah 638 100.00% 639 100.00%

Komposisi karyawan dengan jenjang pendidikan Sarjana (S1), Pasca Sarjana (S2) dan Doktor (S3)
berjumlah setengah dari seluruh karyawan (59%). Sebanyak 14.24% berada pada level jenjang
manajerial Manajemen Pelaksana hingga Manajemen Puncak, sedangkan sebesar 85.76% dari
komposisi personil merupakan karyawan pelaksana.

Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki tenaga pendukung yang cukup kompeten,
sehingga perusahaan berpotensi untuk berkembang dengan lebih baik. Selebihnya adalah karyawan
dengan jenjang pendidikan Diploma/D1-D3 (26.5%), setara SLTA atau Non-Diploma (14.87%). Secara
keseluruhan, data statistik kepegawaian menunjukkan bahwa perusahaan didukung oleh tenaga
kerja yang cukup potensial, baik ditinjau dari aspek jenjang pendidikan formal, maupun kelompok
usia.

Rencana Pengembangan SDM Tahun 2015

Pada tahun 2015, pengelolaan sumber daya manusia PT Bank Yudha Bhakti lebih difokuskan pada
peningkatan produktivitas karyawan yang berujung pada peningkatan revenue, yang diharapkan
dapat dicapai melalui berbagai strategi pengelolaan sumber daya manusia seperti :

1. Perencanaan dan alokasi pemenuhan kebutuhan karyawan yang sejalan dengan target bisnis
dan produktivitas karyawan dengan proporsi penempatan karyawan lebih besar/banyak pada
fungsi yang berhubungan dengan pengelolaan nasabah/debitur (Business Unit).
2. Pelaksanaan assessment kompetensi karyawan khususnya untuk posisi strategis maupun posisi
– posisi kunci/key roles.
3. Me-review desain penilaian kinerja karyawan dengan melakukan penyusunan penilaian berbasis
kinerja/KPI (Key Performance Indicator).
4. Menyusun succession plan (kaderisasi kandidat pengganti) untuk pengisian posisi – posisi
kosong, khususnya untuk posisi – posisi tenaga pimpinan dan posisi – posisi strategis lainnya.
5. Pengembangan teknologi informasi dibidang sumber daya manusia untuk mendukung kebijakan
strategis maupun operasional di bidang sumber daya manusia.
6. Peningkatan kapabilitas karyawan dengan memberikan pembekalan berupa pendidikan dan
latihan yang sesuai dengan bidang kerjanya.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 69
Teknologi Informasi dan Operasional

Teknologi Informasi

Teknologi Informasi merupakan faktor penting dalam penyediaan layanan sistem informasi yang
terpadu untuk mendukung aktivitas bisnis bank, meningkatkan efisiensi dan produktivitas,
meminimalkan risiko operasional serta menyediakan layanan teknologi informasi yang aman dan
nyaman.

Pengembangan di bidang Teknologi Informasi terus ditingkatkan Bank Yudha Bhakti selama tahun 2014,
baik pengembangan aplikasi maupun pengembangan system informasi manajemen, khususnya dalam
mendukung strategi bank menjadikan Kredit Khusus Pensiun sebagai motor pendapatan bank yang
utama, implementasi PAPI (Revisi 2008), SKNBI Next Generation, serta meningkatkan fee based income
melalui layanan perbankan berbasis Teknologi Informasi.

Bank Yudha Bhakti juga sudah mempersiapkan Business Continuity Plan (BCP) dan Disaster Recovery
Plan (DRP) sebagai antisipasi jika terjadi kerusakan atau bencana agar aktivitas operasional bank tetap
dapat berjalan dengan normal.

Dengan diperolehnya surat izin sebagai penerbit kartu ATM dari Bank Indonesia pada tanggal 4
November 2014, Bank Yudha Bhakti terus meningkatkan keamanan transaksi perbankan melalui
perbaikan infrastruktur teknologi informasi maupun sumber daya manusianya.

Dukungan SDM yang profesional di bidang Teknologi Informasi sangat penting untuk menjaga agar Bank
Yudha Bhakti senantiasa tanggap dan responsif terhadap keandalan teknologi yang dapat
mempengaruhi kinerja Bank Yudha Bhakti. Pengembangan di bidang Teknologi Informasi dilaksanakan
dengan tetap mentaati dan mematuhi regulasi yang dikeluarkan Bank Indonesia dan otoritas yang
berwenang.

Rencana Pengembangan Teknologi Informasi Tahun 2015

Pengembangan teknologi dan system informasi Bank Yudha Bhakti tidak terlepas dari kepatuhan dan
ketaatan terhadap regulasi yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia maupun otoritas berwenang lainnya.
Dengan dukungan infrastruktur Teknologi Informasi yang ada dan rencana pengembangan ke depan,
Bank Yudha Bhakti selalu memiliki semangat (passion) untuk meningkatkan kualitas layanan kepada
konsumen dari waktu ke waktu.

Di masa mendatang, Bank Yudha Bhakti berkomitmen untuk terus meningkatkan fitur-fitur produk
tabungan dalam upaya penghimpunan dana murah, perkreditan dan layanan perbankan lainnya (ATM
Bank Yudha Bhakti) yang dapat semakin memberikan kemudahan bagi konsumen Bank Yudha Bhakti
dalam bertransaksi perbankan di manapun mereka berada.

Operasional

Operasional yang baik selain tercermin pada tingkat kesalahan, tercermin pula pada tingkat kepuasan
konsumen. Kesungguhan dalam memberikan layanan terbaik kepada konsumen terus ditingkatkan agar
dapat memenuhi atau melampaui ekspektasi konsumen.

Sebagai salah satu pilar penting penunjang keberhasilan unit kerja operasional, kualitas dan kuantitas
sumber daya manusia terus ditingkatkan melalui peningkatan kapabilitas dan pemenuhan karyawan.
Pada tahun 2014 telah dilaksanakan peningkatan kapabilitas melalui pelaksanaan pendidikan Service
Excellent, program penyegaran prosedur operasional, program APU & PPT, program anti fraud, prosedur
SKN-BI NG dan BI-RTGS II, ketentuan PSAK terkini yang diikuti oleh petugas pelaksana.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 70
Selain hal tersebut juga dilakukan pengembangan dan penyempurnaan organisasi sebagai wujud
dukungan unit kerja operasional terhadap bisnis Bank Yudha Bhakti.

Rencana Pengembangan Operasional Bank 2015

Pada tanggal 4 November 2014, Bank Yudha Bhakti telah memperoleh izin sebagai penerbit kartu ATM
sesuai surat Bank Indonesia No.16/203/DKSP. Ke depan Bank Yudha Bhakti akan terus meningkatkan
fitur-fitur layanan ATM bekerjasama dengan instansi terkait, maupun inovasi produk pendanaan baru
berbiaya lebih murah dan dengan tenor lebih panjang, dalam upaya meningkatkan fee based income.

Untuk menjawab tantangan Bank Yudha Bhakti di masa yang akan datang, Bank Yudha Bhakti juga
senantiasa memberikan perhatian lebih terhadap pengembangan kapabilitas dan profesionalisme SDM,
melalui program rekrutmen, pelatihan, sertifikasi, rotasi internal, program pengembangan karyawan
lainnya secara berkelanjutan untuk memperbaharui pengetahuan dan keahlian agar sejalan dengan
perkembangan dan kebutuhan bisnis perusahaan.

Audit Intern

Divisi Audit Intern (DAI) merupakan salah satu unsur dari Sistem Pengendalian Internal yaitu sebagai
third line of defense yang memiliki peran penting untuk menjaga dan mengamankan kegiatan usaha
Bank, serta bertanggung jawab untuk mengawal pencapaian visi dan misi Bank. DAI membantu
organisasi mencapai tujuannya melalui pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan
meningkatkan efektivitas internal control risk management dan governance process.

Dalam menjalankan fungsinya DAI telah melaksanakan aliansi atas fungsi assurance yang ada pada
setiap tingkatan organisasi bank. Dengan aliansi yang konsisten dalam pelaksanaan fungsi assurance
nantinya akan diperoleh sinergi, efektivitas dan efisiensi yang lebih baik. Secara umum aliansi
dilaksanakan untuk penetapan top risk unit kerja dan penyusunan rencana audit.

Selain melaksanakan audit yang merupakan fungsi assurance terhadap kepatuhan peraturan yang
berlaku, DAI juga menjalankan fungsi assurance guna mendukung fokus Bank Yudha Bhakti, seperti
mendorong peningkatan bisnis, service, efisiensi biaya, penerapas asas kehati-hatian dan penerapan
GCG.

Fungsi Auditor Bank Yudha Bhakti mengacu pada Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB)
dan beberapa hal penting yang telah dilaksanakan terkait hal tersebut adalah :
- Penyusunan Piagam Audit Intern (Internal Audit Charter).
- Pembentukan Fungsi Satuan Kerja Audit Intern sesuai Standar Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB)
dengan nama Divisi Audit Intern.

Pemenuhan sumber daya yang berkualitas dilakukan dengan menetapkan kualifikasi/ kompetensi yang
diperlukan untuk menunjang efektivitas dan melakukan rekrutmen secara berkala. Pada tahun 2014,
personil DAI telah menjalani Workshop Audit dengan penyelenggara ekstern dengan harapan DAI dapat
terus meningkatkan kapabilitas fungsi audit intern berikut kompetensi baik technical maupun behavior.
Berdasarkan hasil workshop tersebut, secara berkesinambungan perlu dilakukan pembinaan dan
pelatihan untuk mengoptimalkan peran dan fungsi sebagai auditor.

DAI bertanggungjawab melakukan pemeriksaan secara independen sesuai Risk Based Audit (RBA) atau
disesuaikan dengan perkembangan issue penting dan profil risiko kantor cabang hasil assessment DAI
terhadap seluruh unit kerja berdasarkan suatu rencana audit tahunan yang telah disetujui Dewan
Komisaris dan melaporkan hasil temuan kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris melalui Komite
Audit beserta rekomendasi untuk tindak lanjutnya.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 71
Kegiatan audit tahun 2014 pada dasarnya dapat berjalan sesuai dengan yang digariskan dalam rencana
kerja dengan beberapa penyesuaian waktu sesuai dengan perkembangan kondisi di lapangan,
khususnya terkait dengan kegiatan pemeriksaan investigasi dan atau penugasan khusus di bawah
Supervisi Kepala DAI meliputi sebagai berikut

Aktivitas Audit Tahun 2014


No. Aktivitas
1. Pemeriksaan Unit Kerja di Kantor Pusat
2. Pemeriksaan Kantor Cabang Pembantu
3. Pemeriksaan Kantor Cabang
4. Pemeriksaan Investigasi terhadap kasus-kasus
5. Pemeriksaan SKN-BI dan BI-RTGS
6. Pemeriksaan terkait kesiapan operasional ATM
7. Laporan Semester ke OJK
8. Workshop Audit
9. Counterpart / PIC untuk memenuhi kesiapan data dalam kegiatan pemeriksaan oleh pihak ekstern, baik
oleh KAP khusus persiapan IPO dan general audit dan pemeriksaan oleh OJK, serta pihak ekstern
lainnya

Realisasi Program Audit Tahun 2014


Semester I / 2014 26 Objek Audit
- Terealisasi : 24 objek audit
- Tidak terealisasi : 2 objek audit

Semester II / 2014 32 Objek Audit


- Terealisasi : 26 objek audit
- Tidak terealisasi : 6 objek audit

Pencapaian selama tahun 2014 : +/- 86,21%.

Pada umumnya seluruh temuan audit tahun 2014 telah mendapatkan tindak lanjut yang memadai oleh
auditee dan pihak terkait serta secara berkala SKAI memantau progress tindakan perbaikan yang
dilakukan sesuai komitmen tindak lanjut temuan serta melaporkannya secara periodik kepada Dewan
Direksi dan Komite Audit

Walaupun demikian, pemeriksaan Audit Intern tahun 2014 masih menunjukkan pengendalian intern
dan pengendalian risiko yang belum sepenuhnya berjalan dengan baik, tercermin dari masih ditemukan
adanya kelemahan-kelemahan yang perlu mendapat perhatian, antara lain :

- Kurangnya kepatuhan terhadap SOP dan kebijakan yang berlaku, serta kurang memperhatikan
prinsip kehati-hatian dalam proses pemberian Kredit Khusus Pensiun;
- Kelemahan dalam verifikasi dokumen / data pendukung;
- Kelemahan dalam analisis kredit (perhitungan kebutuhan modal kerja, legalitas usaha, legalitas
agunan/jaminan, kemampuan debitur dalam pengembalian kredit);
- Kelemahan dalam monitoring kredit (penggunaan kredit, kinerja keuangan dan usaha debitur,
kelengkapan dokumen kredit, dokumen agunan/jaminan, masa berlaku agunan, asuransi agunan,
retaksasi agunan, kewajiban angsuran pokok dan/atau bunga, perubahan suku bunga, UMB, BDD,
pengkinian data nasabah, rekening tidak aktif, persediaan, barang inventaris kantor & ATK);
- Adanya ketentuan / kebijakan kredit bermasalah yang masih perlu disempurnakan.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 72
Adapun kelemahan-kelemahan tersebut disebabkan antara lain :

- Fungsi pengawasan melekat (built-in control) dari supervisi di setiap unit kerja masih belum
optimal;
- Sosialisasi terhadap kebijakan dan prosedur operasional yang berlaku dari supervisi di setiap unit
kerja masih kurang; dan
- Kemampuan SDM untuk dapat memahamio kebijakan dan prosedur yang berlaku masih terbatas.

Manajemen Risiko

Organisasi dan Sumber Daya Manusia

Organisasi manajemen risiko di Bank Yudha Bhakti terdiri dari Dewan Komisaris yang menjalankan fungsi
pengawasan risiko (risk oversight) dan memiliki Komite Pemantau Risiko. Sedangkan Dewan Direksi
menjalankan fungsi kebijakan risiko (risk policy) dan memiliki Komite Manajemen Risiko, Asset and
Liability Committee, serta Komite Kebijakan Perkreditan dan lainnya.

Meskipun pengelolaan risiko menjadi tanggung jawab seluruh unit kerja di Bank Yudha Bhakti, namun
pelaksanaan secara spesifik dilakukan oleh Direktorat Kepatuhan dan SDM yang membawahi Divisi
Manajemen Risiko yang berfungsi menyediakan framework kebijakan dan alat pengelolaan risiko.
Divisi Manajemen Risiko terdiri dari Departemen Pengelolaan Risiko & Pelaporan, serta Departemen
Kebijakan & Analisis Risiko yang berfungsi sebagai partner dari Business Unit dalam menjaga kualitas
pertumbuhan bisnis Bank Yudha Bhakti.

Salah satu kunci keberhasilan penerapan manajemen risiko adalah adanya risk awareness dan
kemampuan teknis yang memadai di seluruh tingkatan Bank Yudha Bhakti. Untuk itu sejak tahun 2007
telah dilaksanakan training/sosialisasi internalisasi penerapan Kebijakan dan Prosedur Manajemen
Risiko dan secara rutin dilakukan peningkatan kapabilitas sumber daya manusia melalui pelatihan
persiapan Sertifikasi Manajemen Risiko Level 1, 2 dan 3.

Kebijakan dan Prosedur

Bank Yudha Bhakti memiliki Kebijakan dan Prosedur Manajemen Risiko sebagai pedoman utama dalam
pelaksanaan pengelolaan risiko. Untuk area bisnis yang lebih spesifik, Bank Yudha Bhakti memiliki
Kebijakan Perkreditan Bank (KPB), Kebijakan dan Prosedur Kredit, Kebijakan dan Prosedur Treasury,
Kebijakan dan Prosedur Operasional, Kebijakan dan Prosedur Akuntansi. Keseluruhan perangkat
kebijakan tersebut merupakan bagian dari arsitektur kebijakan yang berlaku di Bank Yudha Bhakti, yang
direview secara berkala minimal sekali dalam setahun.

Sistem & Data

Secara berkelanjutan Bank Yudha Bhakti mengembangkan sistem manajemen risiko agar dapat
mendukung proses bisnis yang lebih efisien dalam pengambilan keputusan yang lebih cepat dan hati-
hati. Bank terus memperbaiki proses transaksi operasional dan proses persetujuan kredit untuk
meningkatkan efisiensi proses Kredit Khusus Pensiun dengan mengembangkan program/aplikasi SIAP
(Sistem Aplikasi Pensiun).

Metodologi & Analisis Risiko

Dengan mengacu pada skala dan komplektivitas bisnis, Bank saat ini menerapkan pendekatan
pengukuran risiko berdasarkan model standar, dan ke depan akan dikembangkan pendekatan
permodelan kuantitatif maupun kualitatif, khususnya dalam pengukuran risiko kredit seperti model
scoring/rating dan model lainnya sebagai pelengkap judgmental decision making.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 73
Kepatuhan

Penerapan Fungsi Kepatuhan

Dalam ketentuan Good Corporate Governance, Bank mempunyai kewajiban untuk memastikan
kepatuhan terhadap Peraturan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan lainnya yang
berlaku. Kewajiban tersebut dilaksanakan oleh Direktur Kepatuhan dengan berpedoman pada Peraturan
Bank Indonesia tentang penugasan Direktur Kepatuhan dan penerapan standar pelaksanaan fungsi audit
intern.

Di samping kewajiban untuk memastikan kepatuhan terhadap Peraturan Bank Indonesia dan peraturan
perundang-undangan lainnya yang berlaku, Direktur Kepatuhan juga melakukan penelitian dan
pengujian terhadap rencana pemberian kredit, penempatan dana dan rancangan kebijakan Bank.
Penerapan fungsi kepatuhan Bank Yudha Bhakti mengacu pada Peraturan Bank Indonesia Nomor :
13/2/PBI/2011 tanggal 12 Januari 2011 tentang Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank Umum yang
merupakan perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor : 1/6/PBI/1999 tanggal 20 September
1999 tentang Penugasan Direktur Kepatuhan (Compliance Director) dan Penerapan Standar Pelaksanaan
Fungsi Audit Intern Bank Umum. Khususnya terkait dengan Penugasan Direktur Kepatuhan (Compliance
Director) dan lebih lanjut diatur di dalam Kebijakan Kepatuhan Bank sebagaimana tertuang dalam Surat
Keputusan Direksi Nomor : SKEP 032/SET/BYB/II/2013 tanggal 27 Februari 2013.

Di dalam Kebijakan Kepatuhan Bank, sebagaimana disebutkan di atas, diatur hal-hal sebagai berikut :

1. Direktur Kepatuhan berfungsi untuk melakukan serangkaian tindakan atau langkah-langkah untuk
memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan
oleh bank telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, serta memastikan kepatuhan bank terhadap komitmen yang dibuat oleh bank kepada Bank
Indonesia dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang.

2. Tugas dan Tanggung Jawab Direktur Kepatuhan, meliputi antara lain :


a. merumuskan strategi guna mendorong terciptanya Budaya Kepatuhan Bank;
b. mengusulkan kebijakan kepatuhan atau prinsip-prinsip kepatuhan yang akan ditetapkan oleh
Direksi;
c. menetapkan sistem dan prosedur kepatuhan yang akan digunakan untuk menyusun ketentuan
dan pedoman internal bank;
d. memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur, serta kegiatan usaha
yang dilakukan bank telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
e. meminimalkan risiko kepatuhan bank;
f. melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan dan/atau keputusan yang diambil Direksi tidak
menyimpang dari ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
g. memantau dan menjaga kepatuhan bank kepada Bank Indonesia maupun otoritas pengawas
lainnya yang berwenang;
h. bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan
Pendanaan Terorisme (selanjutnya disingkat APU dan PPT) seluruh operasional bank, dengan
berpedoman pada peraturan dan perundang-undangan.

Untuk terlaksananya tugas dan tanggung jawabnya tersebut, Direktur Kepatuhan dibantu oleh Divisi
Kepatuhan yang merupakan unit kerja independen termasuk didalamnya mengkoordinasikan ketentuan
Penerapan Program APU &PPT. Hasil dari pelaksanaan penerapan fungsi kepatuhan telah dilaporkan
secara berkala melalui laporan-laporan Direktur Kepatuhan , meliputi:

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 74
1. Laporan Khusus Kepatuhan yang ditujukan kepada Direktur Utama, perihal pemberitahuan jika
terdapat kebijakan yang berpotensi meningkatkan risiko kepatuhan dengan tembusan kepada
Dewan Komisaris;
2. Laporan Tugas dan Tanggung Jawab Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan (triwulanan) yang ditujukan
kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada Dewan Komisaris;
3. Laporan Pelaksanaan Tugas Fungsi Kepatuhan (bulanan) yang ditujukan kepada Dewan Komisaris,
perihal informasi kinerja perseroan, permodalan dan pelaksanaan penerapan prinsip kehati-hatian
yang meliputi posisi limit Giro Wajib Minimum, batas maksimum pemberian kredit, rasio non
performing loan, pelaksanaan penerapan program anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan
terorisme serta pengaduan nasabah;
4. Laporan Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan kepada Bank Indonesia setiap enam bulan sekali dengan
tembusan kepada Dewan Komisaris;
5. Laporan pemenuhan atau tindak lanjut penyelesaian atas temuan-temuan (komitmen) hasil
pemeriksaan Bank Indonesia/Otoritas Jasa Keuangan

Dalam rangka memastikan terselenggaranya pelaksanaan fungsi kepatuhan yang efektif, Dewan
Komisaris sebagai Dewan Pengawas Bank juga melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Fungsi
Kepatuhan dalam organisasi Bank, yakni melalui evaluasi secara berkala terhadap pelaksanaan fungsi
kepatuhan yang pembahasannya diselenggarakan dalam rapat Dewan Komisaris dan rapat antara
Direksi dengan Dewan Komisaris. Hasil rapat diikuti dengan penyampaian saran-saran dalam rangka
peningkatan kualitas pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank di masa mendatang.

Sebagai upaya untuk meningkatkan budaya kepatuhan pada seluruh karyawan dalam setiap tingkatan
organisasi, Bank memberikan sanksi kepada setiap karyawan yang melakukan pelanggaran atas setiap
ketentuan yang ada. Sanksi diberikan mulai dari yang teringan berupa pengurangan nilai terhadap
kinerja karyawan sampai dengan tindakan pemecatan, terutama untuk pelanggaran yang menyangkut
pelanggaran tindak pidana perbankan.

Sepanjang tahun 2014, Divisi Kepatuhan telah melakukan kegiatan-kegiatan dalam rangka mendukung
terciptanya budaya kepatuhan pada seluruh aktivitas usaha Bank, antara lain sebagai berikut:
1. Evaluasi dan kajian terhadap seluruh kebijakan, prosedur serta paduan internal yang digunakan
sebagai acuan dalam aktivitas operasional Bank.
2. Pemantuan atas pemenuhan komitmen yang dibuat Bank dalam menindaklanjuti hasil temuan audit
intern dan ekstern serta komitmen Bank kepada OJK/BI dan otoritas lainnya yang berwenang.
3. Penyusunan Compliance Check List/uji kepatuhan terhadap kegiatan rencana peluncuran produk
dan aktivitas baru;
4. Melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada karyawan sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan
budaya kepatuhan;
5. Melakukan kajian terhadap pemberian fasilitas kredit dalam jumlah tertentu dalam rangka
meyakinkan bahwa kredit yang diajukan telah memenuhi ketentuan yang berlaku, baik ketentuan
internal maupun eksternal.
6. Menyusun dan menyampaikan laporan kepatuhan secara berkala kepada pihak internal dan OJK/BI.

Selain hal-hal di atas, beberapa faktor pendukung kepatuhan Bank terhadap ketentuan diantaranya :
1. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) per 31 Desember 2014 adalah sebesar
15,23% mencakup risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional. CAR bank, melebihi persyaratan
minimum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu 9% sampai dengan kurang dari 10% (KPMM
berdasarkan profil risiko BYB yaitu PK 2).
2. Rasio Kredit Bermasalah (NPL Net) per 31 Desember 2014 sebesar 2,35%, berada dalam batas yang
diperkenankan ketentuan Bank Indonesia maksimal sebesar 5% (Net).
3. Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK); tidak ada kredit kepada pihak terkait maupun tidak
terkait, baik perorangan maupun kelompok yang melanggar ketentuan BMPK.
4. Kewajiban Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah - Primer adalah 8,12% dan GWM Rupiah – Sekunder
sebesar 6,26%, sudah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia mengenai GWM Rupiah.
5. Direktur Kepatuhan telah menginstrusikan seluruh kantor Bank agar mengkinikan data nasabah nya.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014
Page 75
6. Manajemen Bank telah melakukan pengkinian dan menyampaikan sosialisasi terhadap kebijakan
dan ketentuan baru, baik eksternal maupun internal kepada pejabat dan petugas pelaksana dalam
jajaran organisasi Bank.

TINGKAT SUKU BUNGA


Industri perbankan harus mencermati posisi Loan to Deposit ratio (LDR) yang terus meningkat hingga di
atas 92% akibat kredit perbankan tumbuh cepat tidak diimbangi dengan pertumbuhan penghimpunan
dana. Perlambatan pertumbuhan kredit pada 2014 belum cukup mengamankan kondisi likuiditas
perbankan, sehingga bank-bank masih berebut deposito dengan iming-iming suku bunga tinggi. Untuk
mengatasi perang suku bunga simpanan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membatasi suku bunga deposito
mulai 1 Oktober 2014 untuk Bank Buku 3 dan 4..

Bunga deposito bank umum yang modal intinya Rp.5 triliun – Rp.30 triliun dibatasi maksimal 225 basis
points (bps) dari suku bunga acuan Bank Indonesia yang saat ini 7,5%. Sedangkan, bunga deposito bank
umum bermodal inti lebih dari Rp.30 triliun dibatasi maksimal 200 bps di atas suku bunga acuan Bank
Indonesia.

Pembatasan tersebut berlaku untuk simpanan nasabah Rp.2 miliar ke atas, sedangkan untuk simpanan
nasabah sampai dengan Rp.2 miliar mengikuti ketentuan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), yakni
maksimal 7,75%. Pembatasan suku bunga simpanan ini memberi peluan bank-bank umum bermodal inti
kurang dari Rp.5 triliun untuk merebut simpanan dengan suku bunga yang lebih menarik.
Di tengah pembatasan suku bunga, persaingan merebut DPK semakin tinggi karena industri perbankan
diperkirakan akan mengalami stagnasi perumbuhan kredit pada 2016 jika pertumbuhan kredit dan DPK
masih seperti empat tahun terakhir.

Keterangan Rata-rata Suku Bunga (p.a)


Penempatan Pada Bank Lain
Giro 1,50%
Deposito Berjangka 9,09%
Kredit Yang Diberikan
Pinjaman Rekening Koran (PRK) 18.00%
Kredit Modal Kerja 18.00%
Kredit Investasi 18.00%
Kredit Konsumsi 18.00%
Kredit Karyawan 3.00% - 12.00%
Simpanan Nasabah
Giro 2.50%
Tabungan 3.00%
Deposito Berjangka 7.75%
Simpanan Dari Bank Lain
Giro 2.50%
Deposito Berjangka 7,75%

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 76
KEBIJAKAN DIVIDEN

Sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Indonesia, pembagian dividen harus disetujui oleh para
pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Penentuan jumlah dan
pembayaran dividen tersebut akan dapat dilaksanakan dengan memperhatikan dan mempertimbangkan
beberapa faktor, antara lain tingkat kesehatan keuangan Perseroan, tingkat kecukupan modal,
kebutuhan dana Perseroan untuk ekspansi usaha lebih lanjut, tanpa mengurangi hak dari RUPS
Perseroan untuk menentukan lain sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan.

Pembagian besaran dividen yang dibagikan ditentukan dan disetujui oleh RUPS, manajemen Perseroan
merencanakan untuk membagikan dividen apabila terdapat surplus kas dari kegiatan operasional
setelah dana tersebut disisihkan untuk dana cadangan, kegiatan pendanaan, rencana pengeluaran
modal serta modal kerja Perseroan. Apabila diperlukan, dari waktu ke waktu Perseroan dapat tidak
membagikan dividen kepada Pemegang Saham Perseroan seperti dalam hal Perseroan membutuhkan
dana untuk melakukan pengembangan usaha atau pemenuhan kecukupan modal atau akuisisi bisnis
baru.

Perseroan tidak memiliki pembatasan (negative covenants) sehubungan dengan pembatasan pihak
ketiga dalam rangka pembagian dividen yang dapat merugikan hak-hak pemegang saham publik. Dalam
pelaksanaan pembayaran dividen, Perseroan senantiasa menaati ketentuan yang berlaku di bursa efek
dengan melakukan pembayaran secara tepat waktu.

Recording Tanggal Divident Dividen Dividen Per


Tanggal RUPS Ex Date Tahun Buku
Date Pembayaran Payout Ratio (Juta Rp) Saham
11-04-2014 - 2013 - - -
20-05-2012 03-06-2012 2012 50% 10.509,33 56.894,24
28-06-2011 01-06-2012 2011 70% 16.273,00 109.623,83
08-06-2011 01-07-2011 2010 50% 14.452,46 101.300,62
16-06-2010 01-07-2010 2009 60% 7.112,42 63.126,69

Catatan:
- Atas Laba Tahun Buku 2013: Perseroan tidak membagikan dividen;
- Atas Laba Tahun Buku 2012: Perseroan membagikan dividen 50% dari laba bersih, 20% diantaranya dividen tunai, 30% dividen saham;
- Atas Laba Tahun Buku 2011: Perseroan membagikan dividen 70% dari laba bersih, seluruhnya dalam bentuk dividen saham
- Atas Laba Tahun Buku 2010: Perseroan membagikan dividen 50% dari laba bersih, 30% diantaranya dividen tunai, 20% dividen saham;
- Atas Laba Tahun Buku 2009: Perseroan membagikan dividen 60% dari laba bersih, 20% diantaranya dividen tunai, 40% dividen saham;

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 77
ANALISIS KINERJA KEUANGAN

Bahasan mengenai Analisis Kinerja Keuangan Bank Yudha Bhakti, untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2014 ini, sebaiknya dibaca bersama-sama dengan Laporan Keuangan Bank,
termasuk catatan-catatan di dalamnya yang terdapat pada bab berikutnya.

Bahasan ini disusun berdasarkan Laporan Keuangan Bank Yudha Bhakti untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 yang disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di
Indonesia. Laporan keuangan tersebut telah di audit oleh auditor independen KAP Husni, Mucharam &
Rasidi. Kecuali dinyatakan lain, semua informasi keuangan yang berhubungan dengan Bank Yudha
Bhakti dinyatakan secara konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

Bahasan serta analisis tentang Laporan Posisi Keuangan Bank Yudha Bhakti ini disajikan dalam 3 bagian,
yaitu Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi, dan Laporan Arus Kas.

1. Laporan Posisi Keuangan

a. A s e t
Dalam dua tahun terakhir total aset Bank Yudha Bhakti menunjukkan tren positif yang
meningkat. Total Aset Bank Yudha Bhakti per 31 Desember 2014 sebesar Rp.2.691.946 juta.
Peningkatan Aset yang dialami Bank Yudha Bhakti adalah sebesar Rp.400.231 juta atau
meningkat sebesar 17.46% dibandingkan periode yang sama tahun 2013. Penyebab utama
peningkatan Total Aset adalah peningkatan jumlah Kredit Yang Diberikan. Jumlah Kredit Yang
Diberikan tahun 2014 berjumlah Rp.2.006.304 juta atau meningkat hingga 32,21%
dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp.1.517.507 juta.

Total Aset (dalam jutaan rupiah)


2013 2014 Naik/ (Turun)
Jutaan % thdp Jutaan % thdp
Nominal %
Rupiah tot aset Rupiah tot aset
Kas 16.951 0.74% 22.122 0.82% 5.171 30.51%
Giro pada Bank
138.933 6.06% 183.479 6.82% 44.546 32.06%
Indonesia
Giro pada Bank-bank
827 0.04% 260 0.01% (567) -68.56%
Lain
Penempatan pada
Bank Indonesia dan 422.550 18.44% 230.968 8.58% (191.582) -45.34%
Bank Lain
Efek-efek 99.220 4.33% 158.806 5.90% 59.586 60.05%
Kredit yang Diberikan 1.517.507 66.22% 2.006.304 74.53% 488.797 32.21%
Penyertaan 10 0.00% - 0.00% (10) -100.00%
Aset Tetap - bersih 14.665 0.64% 16.898 0.63% 2.233 15.23%
Cadangan Kerugian
(28.407) -1.24% (29.018) -1.08% (611) 2.15%
Penurunan Nilai
Aset Lainnya 109.459 4.78% 102,127 3.79% (7.332) -6.70%
Total Aset 2.291.715 100.00% 2,691,946 100.00% 400.231 17.46%
Total Aset Produktif 2.040.114 89.02% 2.396.338 89.02% 356.224 17.46%

1) Aset Produktif

Aset produktif BYB tumbuh sebesar Rp 356.224 juta atau 17.46% menjadi Rp 2.396.338
juta pada akhir tahun 2014, serta mempunyai kontribusi sebesar 89.02% terhadap total
aset. Portofolio kredit merupakan komponen aset yang mengalami pertumbuhan nominal
yang paling signifikan dibandingkan komponen lainnya. Pada tahun 2014, porsi portofolio

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 78
kredit (bruto) terhadap total asset meningkat menjadi 74.53% naik dari 66.22% di tahun
sebelumnya.

a) Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain


Pada akhir tahun 2014, total Penempatan pada Bank Indonesia dan bank Lain
tercatat sebesar Rp 230.968 juta, lebih rendah 45.34% dibandingkan dengan tahun
sebelumnya yang sebesar Rp 422.550 juta. Penurunan tersebut terutama
disebabkan oleh berkurangnya penempatan pada Bank Indonesia dalam bentuk
Deposit facility dimana pada akhir tahun 2013 tercatat Rp 315.600 juta
dibandingkan periode yang sama tahun 2014 yang sebesar Rp 203.000 juta.

b) Efek efek
Obligasi Pemerintah pada akhir tahun 2014 tercatat sebesar Rp 48.482 juta, naik
4.33% dari tahun 2013 yaitu Rp 46.470 juta.

Obligasi Pemerintah (dalam jutaan rupiah)


Naik/ (Turun)
Keterangan 2013 2014
Nominal %
TBOND FR0045 65 67 2 3.08%
TBOND FR0061 4.600 4.748 148 3.22%
TBOND FR0062 14.800 15.270 470 3.18%
TBOND FR0062 3.700 3.817 117 3.16%
TBOND FR0064 15.600 16.460 860 5.51%
TBOND FR0065 7.705 8.120 415 5.39%
Total 46.470 48.482 2.012 4.33%

Surat Berharga Bank Indonesia pada akhir tahun 2014 tercatat sebesar Rp 92.638
juta naik 164.68% dari posisi sebelumnya tahun 2013 yaitu Rp 35.000 juta.

Bank Indonesia (dalam jutaan rupiah)


Naik/ (Turun)
Keterangan 2013 2014
Nominal %
SBI 10.000 19.299 9.299 92,99%
SBI 15.000 14.474 -526 -3,51%
SBI - 14.474 14.474 -
SDBI 10.000 9.832 -168 -1,68%
SDBI - 9.843 9.843 -
SDBI - 4.922 4.922 -
SDBI - 19.794 19.794 -
Total 35.000 92.638 57.638 164,68%

Obligasi Korporat pada akhir tahun 2014 tercatat sebesar Rp 20.000 juta tidak
mengalami perubahan dari posisi sebelumnya tahun 2013.

Obligasi Korporat (dalam jutaan rupiah)


Naik/ (Turun)
Keterangan 2013 2014
Nominal %
BANK BUKOPIN I 2012 5.000 5.000 - -
BANK BUKOPIN I 2012 5.000 5.000 - -
BANK BUKOPIN I 2012 5.000 5.000 - -
BANK BUKOPIN I 2012 5.000 5.000 - -
Total 20.000 20.000

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 79
c) Kredit

Perkreditan merupakan salah satu pilar utama Bank guna mewujudkan visi Bank
sebagai bank retail yang solid, mampu tumbuh dan berkembang secara
berkelanjutan. Hingga akhir 2014, jumlah kredit yang telah dikucurkan Bank
mencapai Rp2.006.304 juta dibandingkan dengan total Rp1.517.507 juta pada akhir
tahun 2013 atau mengalami kenaikan sebesar 32.21%. Dalam rangka peningkatan
kinerja di bidang perkreditan sekaligus agar lebih fokus dalam pembiayaan Kredit
Khusus Pensiun, Bank membentuk 2 (dua) Divisi, yaitu Divisi Kredit Khusus Pensiun
dan Divisi Kredit Komersial.

Kredit

1.980.963 2,006,304

1,474,979 1,509,670 1,517,507

2010 2011 2012 2013 2014

- Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi

Di tahun 2014, porsi terbesar portofolio Kredit BYB disalurkan ke Sektor Lainnya;
serta Transportasi, pergudangan dan komunikasi, yang masing-masing
berkontribusi 70.24% dan 15.79% terhadap total portofolio kredit.

Secara absolut, ke dua sektor tersebut menyumbang pertumbuhan terbesar


yaitu masing-masing sebesar Rp 849.941 juta dan Rp 389.825 juta terhadap
total pertumbuhan kredit absolut yang sebesar Rp 2.006.304 juta. Kategori
‘Lainnya’ dalam komposisi total kredit, yang sebesar 28,5% dari total portofolio
kredit, terutama merupakan kredit konsumsi.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 80
(dalam jutaan rupiah)
2013 2014 Naik/ (Turun)
Sektor Ekonomi Jutaan Komposisi Jutaan Komposisi
Nominal %
Rupiah Rupiah
Pertanian,perburuan,dan
563 0.04% 615 0.03% 52 0.01%
kehutanan
Perikanan 134 0.01% 89 0.01% -45 -0.01%
Pertambangan dan
32.165 2.12% 31.111 1.55% -1.054 -0.07%
penggalian
Industri pengolahan 14.152 0.93% 7.424 0.37% -6.728 -0.44%
Konstruksi 37743 2.49% 46.635 2.32% 8.892 0.59%
Perdagangan besar dan
127.104 8.38% 100.724 5.02% -26.380 -1.74%
eceran
Penyediaan akomodasi
dan penyediaan makan 628 0.04% 6.210 0.31% 5.582 0.37%
minum
Transportasi,pergudangan
389.825 25.69% 316.772 15.79% -73.053 -4.81%
dan komunikasi
Perantara keuangan 23.480 1.55% 16.564 0.83% -6.916 -0.46%
Realestate,usaha
persewaan dan jasa 40.586 2.67% 66.611 3.32% 26.025 1.71%
perusahaan
Jasa pendidikan 84 0.01% 64 0.01% -20 -0.01%
Jasa kesehatan dan
189 0.01% 416 0.02% 227 0.01%
kegiatan social
Jasa masyarakat,social
budaya,hiburan dan 913 0.06% 3.830 0.19% 2.917 0.19%
perorangan lainnya
Lainnya 849.941 56.01% 1.409.238 70.24% 559.298 36.86%
Total 1.517.507 100.00% 2.006.304 100.00% 488.797 32.15%

- Kredit Berdasarkan Jenis


(dalam jutaan rupiah)
2013 2014 Naik/ (Turun)
Jenis Kredit Jutaan % thdp Jutaan % thdp
Nominal %
Rupiah kredit Rupiah kredit
Konsumsi 831.676 54.81% 1.399.195 69.74% 567.519 68.24%
Investasi 408.432 26.91% 344.714 17.18% (63.718) -15.60%
Modal Kerja 259.134 17.08% 207.866 10.36% (51.268) -19.78%
Karyawan 3.867 0.25% 10.043 0.50% 6.176 159.71%
Pinjaman Rekening
14.398 0.95% 44.486 2.22% 30.088 208.97%
Koran
Total 1.517.507 100.00% 2.006.304 100.00% 488.797 32.21%

- Kredit Berdasarkan Kolektibilitas


(dalam jutaan rupiah)
2013 2014
Kolektibilitas Kredit Jutaan % thdp Jutaan % thdp
Rupiah kredit Rupiah kredit
Lancar 1.376.399 90.70% 1.853.418 92.38%
Dalam Perhatian Khusus 81.732 5.39% 77.796 3.88%
Kurang Lancar 3.157 0.21% 4.599 0.23%
Diragukan 3.223 0.21% 2.809 0.14%
Macet 52.996 3.49% 67.682 3.37%
Total 1.517.507 100.00% 2.006.304 100.00%

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 81
- Non Performing Loan (NPL)

NPL-Nett
4.17%

3.44%

2.85%
2.35%
2.09%

2010 2011 2012 2013 2014

- Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN)

Mutasi CKPN
(dalam jutaan rupiah)
Keterangan 2013 2014
Saldo Awal Tahun 14.309 28.407
Pelunasan Kredit Yang Telah Dihapus Buku 492 2.238
Penambahan Cadangan 22.719 3.983
Penghapusan Selama Tahun Berjalan (9.113) (5.609)
Total 28.407 29.019

- Loan to Deposit Ratio (LDR)

LDR
90.65%

85.71%

79.05% 79.63%
76.58%

2010 2011 2012 2013 2014

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 82
b. Liabilitas

Total Liabilitas Bank Yudha Bhakti per 31 Desember 2014 sebesar Rp.2.419.547 juta,
meningkat sebesar 18,20% dibandingkan tahun 2013 sebesar Rp.2.046.973 juta. Peningkatan
ini terutama sebagai akibat dari keberhasilan Bank Yudha Bhakti menghimpun dana
masyarakat sehingga mengalami peningkatan sebesar 19,20%, yaitu menjadi Rp.2.330.117
juta pada tahun 2014.

1) Simpanan Nasabah

Ditopang oleh dana giro dan tabungan (CASA), dana pihak ketiga BYB mencapai Rp
2.330.117 juta pada posisi 31 Desember 2014, meningkat Rp 375,311 juta atau 19,20%
dibandingkan posisi tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1.954.807 juta.
(dalam jutaan rupiah)
2013 2014 Naik/ (Turun)
DPK Jutaan Komposisi Jutaan Komposisi
Nominal %
Rupiah Rupiah
Giro 91.768 4,69% 108.473 4,66% 16.705 18,20%
Tabungan 101.398 5,19% 131.829 5,66% 30.431 30,01%
Deposito 1.761.641 90,12% 2.089.815 89,69% 328.174 18,63%
Total 1.954.807 100,00% 2.330.117 100,00% 375.311 19.20%

Komposisi dana pihak ketiga

2013 2014

5% 5% 4%
6%

90% 90%
Giro Tabungan Deposito Giro Tabungan Deposito

Pertumbuhan jumlah rekening Dana Pihak Ketiga Bank Yudha Bhakti selama tahun 2014
adalah sebanyak 4.265 rekening atau sebesar 15,25%. Produk tabungan menyumbang
angka pertumbuhan yang paling besar yaitu sebanyak 3.740 rekening atau 15,72%,
kemudian disusul dengan pertumbuhan rekening deposito sebesar 569 rekening atau
16,55%; sementara rekening giro menurun sebanyak 440 rekening atau 5,92% menjadi
698 rekening.

Pertumbuhan Jumlah Rekening


Naik/ (Turun)
Keterangan 2013 2014
Nominal %
Giro 742 698 (440) (5,93)%
Tabungan 23.778 27.518 3.740 15,73%
Deposito 3.438 4.007 569 16,55%
Total 27.958 32.223 4.265 15,26%

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 83
2) Giro dan Tabungan (CASA)

Pada tahun 2014 dana CASA tumbuh sebesar Rp 47.136 Juta atau 24,40 % menjadi Rp
240.302 Juta dari tahun sebelumnya sebesar Rp.193.165 juta. Dana CASA berkontribusi
sebesar 10,32 % terhadap total dana pihak ketiga pada akhir tahun 2014.

Pada tahun 2014 dana giro meningkat sebesar Rp 16,705 juta atau 18,20% menjadi Rp
108,473 juta dibandingkan Rp 91,768 juta pada tahun 2013. Pada tahun 2014 dana
tabungan mengalami kenaikan sebesar Rp 30,431 juta atau 30,01% menjadi Rp 131,829
juta dibandingkan Rp 101,398 juta pada tahun 2013.

3) Deposito

Produk deposito Bank Yudha Bhakti merupakan simpanan berjangka yang memiliki
berbagai keistimewaan dibandingkan dengan produk simpanan lainnya. Keistimewaan
tersebut antara lain suku bunga yang kompetitif, penjaminan maksimum, dan jangka
waktu simpanan yang bervariasi, yaitu 1, 3, 6, 12 dan 24 bulan.

Pada tahun 2014, produk Deposito Bank Yudha Bhakti sebesar Rp.2.089.815 juta,
mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan yaitu 18,63% atau Rp.328.174 juta
dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp.1.761.641 juta.

4) Kemampuan Membayar Hutang

Rincian Liabilitas (dalam jutaan rupiah)


Keterangan 2013 2014
Total Aset 2,291,715 2,691,946
Dana Pihak Ketiga 1,954,807 2,330,117
Giro 91,768 108,473
Tabungan 101,398 131,829
Deposito 1,761,641 2,089,815
Simpanan dari Bank Lain 66,916 64,602
Pinjaman yang diterima 689 378
Kewajiban lainnya 24,561 24,450
Total Liabilitas 2,046,973 2,419,547
Total Ekuitas 244,743 272,399
Rasio Liabilitas terhadap Ekuitas 836.4% 888.2%
Rasio Liabilitas terhadap Aset 89.3% 89.9%

Pada tahun 2014 rasio Liabilitas terhadap Total Aset relatif stabil dan tercatat sebesar
89,9%, sedangkan rasio Liabilitas terhadap Ekuitas mencapai 888,2%, turun dari 836,4%
pada tahun 2013. Penurunan rasio Liabilitas terhadap Ekuitas terutama disebabkan oleh
pertumbuhan total liabilitas yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan total ekuitas.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 84
c. Ekuitas

Jumlah Ekuitas Bank Yudha Bhakti per 31 Desember 2014 sebesar Rp.272.399 juta, meningkat
sebesar Rp.27.656 juta atau 11.30% dibandingkan tahun 2013 sebesar Rp.244.743 juta.

Ekuitas
272,399
237,821 244,743
208,481 214,996

2010 2011 2012 2013 2014

2. Laporan Laba - Rugi

a. Pendapatan Bunga

Pendapatan bunga yang berhasil diraih Bank Yudha Bhakti pada 2014 sebesar Rp.297.725 juta.
Jumlah tersebut meningkat 12,68% dari tahun 2013 yang tercatat sebesar Rp.264.227 juta.
Peningkatan tersebut terutama akibat meningkatnya ekspansi kredit yang diberikan. Hal
tersebut dapat terlihat dari komposisi Pendapatan Bunga yang berhasil dikumpulkan pada
tahun 2014 sebagaimana tabel berikut :

(dalam jutaan Rupiah)


Naik/ (Turun)
Keterangan 2013 2014
Nominal %
Efek-efek 16.209 16.089 (120) -0.74%
Giro dan Pendapatan pada
1.620 1.877 257 15.84%
Bank Indonesia dan Bank lain
Kredit yang Diberikan 237.712 260.402 22.690 9.55%
Provisi dan Komisi Kredit 8.686 19.357 10.671 122.85%
Jumlah Pendapatan Bunga 264.227 297.725 33.498 12.68%

Pendapatan bunga dari efek efek berdasarkan jenis instrument investasi


(dalam jutaan rupiah)
Naik/ (Turun)
Keterangan 2013 2014
Nominal %
Efek efek
Bank Indonesia 9.452 10.400 948 10.03%
Bank Lain 2.666 1.845 (821) -30.79%
Non Bank 4.091 3.844 (247) -6.03%
Pendapatan Bunga dari efek
16.209 16.089 (120) -0.74%
efek

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 85
Komposisi Pendapatan Bunga

2013 Surat
Provisi dan
Komisi 2014 Surat
Berharga Kredit Berharga
Provisi dan 6% 5%
7%
Komisi
Penempata
Kredit Penempata
n Pada
3% n Pada
Bank Lain
1% Bank Lain
1%

Kredit Kredit
90% 87%

b. Beban Bunga

Volume dana pihak ketiga meningkat 19.20% menjadi Rp 2.330.117 juta dan Beban Bunga
meningkat 23.63%, menjadi Rp 172.802 juta pada tahun 2014. Hal ini sejalan dengan
peningkatan biaya dana deposito sebesar 21.14% menjadi Rp 163.982 juta.

Komponen pembentuk Beban Bunga, yang merupakan beban usaha bagi Bank Yudha Bhakti
dapat dilihat pada 86able berikut :

(dalam jutaan Rupiah)


Naik/ (Turun)
Keterangan 2013 2014
Nominal %
Simpanan Nasabah
- Giro 1.153 1.163 10 0.87%
- Tabungan 3.246 3.901 655 20.18%
- Deposito Berjangka 135.365 163.982 28.618 21.14%
Beban Provisi & Komisi - 3.476 3.476 100.00%
Pinjaman yang diterima 10 280 270 2604.44%
Jumlah Beban Bunga 139.774 172.802 33.028 23.63%

Komposisi Simpanan Nasabah

2013 2014

Lainnya
Lainnya
2%
0%
Deposito Deposito
Giro Giro
97% 95%
1% 1%

Tabungan Tabungan
2% 2%

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 86
c. Pendapatan Bunga Bersih

Pendapatan bunga bersih yang dihasilkan selama tahun 2014 meningkat sebesar 0.38% atau
meningkat Rp.471 juta, dari Rp.124.453 juta pada tahun 2013 menjadi Rp.124.923 juta di
tahun 2014.

(dalam jutaan Rupiah)


Naik/ (Turun)
Keterangan 2013 2014
Nominal %
Pendapatan Bunga 264.226 297.725 33.499 12.68%
Beban Bunga 139.774 172.802 33.028 23.63%
Pendapatan Bunga Bersih 124.452 124.923 471 0.38%

d. Pendapatan Operasional Lainnya

Pendapatan Operasional Lainnya berasal dari pendapatan yang didapat bukan berasal dari
kegiatan utama bank. Pendapatan Operasional Lainnya pada akhir Desember 2014 adalah
sebesar Rp. 13.901 juta, naik sebesar 128,57% dibandingkan tahun 2013 yang tercatat sebesar
Rp.6.082 juta. Kenaikan pendapatan operasional lainnya terutama ditopang oleh pendapatan
dari kredit hapus buku dan keuntungan penjualan AYDA yang masing- masing menyumbang
331.87% dan 157.90%.
(dalam jutaan Rupiah)
Naik/ (Turun)
Keterangan 2013 2014
Nominal %
Provisi dan Komisi Lainnya 2.094 2.527 433 20.70%
Keuntungan Penjualan Aset
Keuangan 750 11 (739) -98.57%
Pendapatan Amortisasi Diskonto 9 - (9) -100.00%
Pendapatan Denda 429 478 49 11.31%
Keuntungan Penjualan AYDA 694 1.791 1.096 157.90%
Pendapatan dari Kredit Hapus Buku 2,106 9,094 6,988 331.87%
Jumlah Pendapatan Operasional
6.082 13.901 7.819 128.57%
Lainnya

e. Beban Operasional Lainnya

Total Beban Operasional Lainnya berasal dari pendapatan yang didapat bukan berasal dari
kegiatan utama bank. Yang termasuk dalam pendapatan ini adalah :

(dalam jutaan Rupiah)


Naik/ (Turun)
Keterangan 2013 2014
Nominal %
Beban Tenaga Kerja 48.910 54.512 5.602 11.45%
Beban administrasi &umum 41.691 48.157 6.466 15.51%
Beban Pemasaran 14.510 14.422 (88) -0.61%
Kerugian bersih penurunan
12.016 6.228 (5.788) -48.17%
Nilai Aset Keuangan
Lain-Lain - 167 167 100.00%
Total 117.127 123.486 6.359 5.43%

Pada tahun 2014 BYB membukukan Beban Operasional Lainnya sebesar Rp 123.486 juta,
meningkat 5.43% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kenaikan terbesar terdapat pada
pos beban administrasi & Umum sebesar Rp.6.467 juta atau mengalami kenaikan 15.51% dari
tahun sebelumnya sebesar Rp 41.691 juta.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014
Page 87
Beban administrasi dan umum (dalam jutaan rupiah)
Naik/ (Turun)
Keterangan 2013 2014
Nominal %
Pendidikan dan Pelatihan 1.446 1.257 (189) -13.08%
Sewa 14.648 15.798 1.150 7.85%
Pemeliharaan dan Perbaikan 5.256 5.681 425 8.09%
Transportasi 448 628 180 40.19%
Telekomunikasi 1.807 1.865 58 3.20%
Pajak 2.319 2.599 280 12.05%
Listrik dan Air 1.699 1.838 138 8.14%
Cetakan dan Alat Tulis Kantor 840 908 68 8.10%
Penagihan 148 286 138 92.98%
Perjalanan Dinas 498 997 499 100.38%
Komputer 653 432 (221) -33.82%
Akuntan / Konsultan 446 2.263 1.817 407.70%
Kustodian 26 18 (8) -29.26%
Keanggotaan 427 444 17 4.03%
Administrasi Proses Warkat
Kliring/PIPU/RTGS 205 225 20 9.67%
Materai dan Benda Pos 239 323 84 35.10%
Langganan Surat Kabar/Majalah 76 91 15 19.11%
Perlengkapan Kantor 104 157 53 51.48%
Kegiatan Dewan Komisaris 180 169 (11) -6.26%
Aktivitas Pegawai 741 1.328 587 79.22%
BY Pakaian Seragam 14 6 (8) -58.75%
Rekruitmen Pegawai 23 26 3 13.24%
Premi Penjaminan Dana Pihak
Ketiga 4.364 3.348 (1.016) -23.27%
Beban Asuransi 129 181 52 39.89%
Beban Asuransi Kas 124 201 77 62.71%
Beban Penyusutan Aset Tetap 1.353 2.010 657 48.51%
Beban Amortisasi 902 465 (437) -48.45%
Beban Transfer 14 18 4 32.54%
Beban Blanko Surat Berharga 5 5 (0) -4.38%
Beban Bahan Bakar Kendaraan 1.839 2.508 669 36.36%
Beban Pungutan OJK - 628 628 -
Lainnya 717 1.454 737 102.80%
Total 41.690 48.157 6.467 15.51%

f. Laba Operasional

Pada akhir Desember 2014 Bank Yudha Bhakti berhasil mencetak Laba Operasional sebesar
Rp. 15.338 Juta. Jumlah tersebut mengalami kenaikan 14,40% dibandingkan perolehan laba
tahun 2013 sebesar Rp. 13.407 juta.

Pada tahun 2014 terdapat Pendapatan Non Operasional bersih sebesar Rp. 720 juta, dan
menghasilkan Laba Sebelum Pajak tahun 2014 sebesar Rp.16.058 juta. Pencapaian Laba
Sebelum Pajak tersebut meningkat Rp. 154 Juta dibandingkan tahun 2013 yang tercatat
sebesar Rp.15.904 juta.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 88
Laba Sebelum Pajak
37,457

29,667

15,904 16,058
13,226

2010 2011 2012 2013 2014

g. Pajak

Kontribusi pembayaran pajak Bank Yudha Bhakti pada Kas Negara pada tahun 2014 sebesar
Rp.4.033 juta dan merupakan Beban Pajak Penghasilan-bersih. Jumlah tersebut menurun
sebesar Rp 2.906 juta atau 41,88% dibandingkan tahun 2013 yang tercatat sebesar Rp 6.939
juta

h. Laba Bersih & Laba Bersih per Saham

Laba Bersih pada tahun 2014 meningkat sebesar 34.13% atau sebesar Rp.3.060 juta dari
Rp.8.965 juta pada tahun 2013 menjadi Rp.12.025 juta pada tahun 2014. Jumlah saham
berdasarkan rata-rata tertimbang saham beredar pada tahun 2014 adalah 214.016 lembar
saham, dengan demikian Laba Bersih per Saham sebesar Rp.56 (dalam ribuan Rupiah).

i. Laba Rugi Komprehensif

(dalam jutaan rupiah)


Naik/ (Turun)
Keterangan 2013 2014
Nominal %
Laba Sebelum Pajak Penghasilan 15.904 16.058 154 0.97%
Jumlah Beban Pajak Penghasilan –
(6.939) (4.033) (2.906) -41.88%
Bersih
Laba Bersih Tahun Berjalan 8.965 12.025 3.060 34.13%
Pendapatan Komprehensif Lain
(13.333) 631 13.964 104.73%
setelah Pajak
Laba Komprehensif (4.368) 12.656 17.024 389.74%

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 89
3. Laporan Arus Kas

Tabel berikut ini memuat ikhtisar laporan arus kas Bank Yudha Bhakti untuk tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2014 :

Keterangan 2013 2014 Naik/Turun

Arus Kas dari Aktivitas Operasi (50.664) 39.993 90.656


Arus Kas dari Aktivitas Investasi 4.968 4.978 10
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan 10.979 4.180 (6.799)
(Penurunan) / Kenaikan Bersih Kas
(34.717) 49.150 83.868
dan Setara Kas
Kas dan Setara Kas, Awal Tahun 192.428 157.711 (34.717)
Kas dan Setara Kas, Akhir Tahun 157.711 206.861 49.150

a. Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Arus kas masuk dari aktivitas operasi terutama berasal dari penerimaan pendapatan bunga,
provisi dan komisi serta kenaikan dana simpanan nasabah. Pada tahun 2014 BYB menerima
kas masuk yang berasal dari penerimaan pendapatan bunga serta provisi dan komisi sebesar
Rp 39.993 juta sedangkan pada tahun 2013 adalah arus kas keluar sebesar Rp 50.664 juta.
Arus kas masuk bersih dari dana simpanan nasabah tercatat sebesar Rp 375.311 juta di tahun
2014 dibandingkan arus kas keluar dana simpanan nasabah sebesar Rp230.595 juta di tahun
2013.
Arus kas keluar dari aktivitas operasi terutama berasal dari aktivitas penyaluran kredit dan
beban operasional lainnya. Pada tahun 2014, BYB mencatat arus kas keluar bersih yang
berasal dari aktivitas penyaluran kredit sebesar Rp 443.552 Juta, dibandingkan arus kas masuk
bersih Rp 463.456 juta pada tahun 2013. Arus kas keluar yang berasal dari beban operasional
tercatat sebesar Rp 98.362 juta pada tahun 2014 dan sebesar Rp 54.688 juta pada tahun 2013.

b. Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi selama tahun 2014 tercatat sebesar
Rp 4,978 juta, dibandingkan dengan arus kas bersih yang diterima sebesar Rp 4.968 juta pada
tahun 2013. Perubahan tersebut terutama disebabkan oleh hasil penjualan asset sebesar Rp
6.385 juta pada tahun 2014 dibandingkan Rp 6.375 juta pada tahun 2013.

c. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan pada tahun 2014 adalah sebesar Rp
4.180 juta , dibandingkan arus kas masuk bersih sebesar Rp 10.979 juta pada tahun 2013.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 90
4. Rasio Keuangan

KETERANGAN 2012 2013 2014


I. PERMODALAN
1. CAR dengan memperhitungkan Risiko Kredit 16.01% 21.14% 19.29%
CAR dengan memperhitungkan Risiko Kredit
2. 13.70% 16.90% 15.96%
dan Risiko Operasional
CAR dengan memperhitungkan Risiko Kredit
3. 12.89% 16.03% 15.23%
dan Risiko Operasional dan Risiko Pasar
4. Rasio Aset Tetap terhadap Modal 7.25% 6.08% 6.20%
II. KUALITAS ASET
1. Aset Produktif Bermasalah 3.12% 2.91% 3.13%
2. NPL Gross 3.56% 3.91% 3.74%
3. NPL Netto 2.85% 2.09% 2.35%
Rasio CKPN dan PPA TRA yang dibentuk
4. 74.11% 50.84% 42.57%
terhadap PPA yang wajib dibentuk
5. Rasio PPAP terhadap Kredit Bermasalah 20.32% 47.84% 38.65%
III. PROFITABILITAS
1. Return On Assets (ROA) 0.50% 0.69% 0.69%
2. Return On Equity (ROE) 2.35% 3.77% 5.53%
3. Net Interest Margin (NIM) 5.60% 5.74% 5.38%
Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan
4. 90.59% 94.90% 95.08%
Operasional (BOPO)
IV. LIKUIDITAS
Loan to Deposit Ratio (LDR) 90.65% 76.58% 85.71%
V. KEPATUHAN
1. % Pelanggaran BMPK Nihil Nihil Nihil
2. % Pelampauan BMPK Nihil Nihil Nihil
3. Giro Wajib Minimum 8.11% 8.02% 8.12%

5. Pencapaian Target Tahun 2014

Selama tahun 2014, hasil kinerja BYB yang cukup memuaskan mencerminkan ketahanan bisnis
Bank dalam menghadapi kondisi perekonomian yang penuh tantangan. BYB juga berhasil
memenuhi dan melampaui target keuangan berkat dukungan pertumbuhan kredit dan dana pihak
ketiga yang solid.

Keseluruhan portofolio kredit tumbuh 32.21% menjadi Rp 2.006.304 juta, melebihi target Bank
sebesar 21.50%, sementara pertumbuhan dana pihak ketiga tercatat sebesar 19,20% mencapai Rp
2.330.117 Juta, melebihi target yang sebesar 1.70%.

Kualitas kredit Bank tetap terjaga dengan rasio NPL sebesar 2,35%. Kinerja tahun 2014 yang relatif
cukup baik menghasilkan rasio keuangan yang cukup baik dengan Tingkat Pengembalian atas Aset
(Return on Assets - ROA) dan Tingkat Pengembalian atas Ekuitas (Return on Equity – ROE) masing-
masing 0,69% dan 5,53%, lebih rendah dari target yang ditetapkan di awal tahun yang tidak
kurang dari 1,10% dan 7,41%.

(dalam jutaan Rupiah)


PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014
Page 91
31 Desember 2014
31 Des. 2013
Keterangan 1 2 3(1-2) 4(3/1)
Realisasi Realisasi Proyeksi ∆ Rp %
Kredit 1.517.507 2.006.304 1.843.770 162.534 8.10%
Dana Pihak Ketiga 1.954.807 2.330.117 1.987.960 342.157 14.68%
Ekuitas 244.743 272.399 301.446 (29.047) -10.66%
Modal Disetor 206.516 221.516 206.516 15.000 6.77%
Total Asset 2.291.715 2.691.946 2.495.571 196.375 7.29%
Pendapatan Bunga Bersih 124.452 124.923 128.311 (3.388) -2.71%
Laba Rugi Tahun Berjalan
(Sebelum Pajak) 15.904 16.058 27.537 (11.479) -71.48%
Rasio KPMM (CAR) 16.03% 15.23% 18.93%
ROE 3.77% 5.53% 7.41%
ROA 0.69% 0.69% 1.10%
NIM 5.74% 5.38% 5.76%
BOPO 94.90% 95.08% 91.36%
LDR 76.58% 85.71% 91.59%

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 92
KEMAMPUAN MEMBAYAR HUTANG DAN KOLEKTIBILITAS KREDIT

1. Kemampuan Membayar Hutang


Kemampuan membayar hutang dapat diukur melalui beberapa rasio, antara lain rasio likuiditas,
rasio solvabilitas, dan rasio rentabilitas. Rasio-rasio tersebut akan menjadi tolok ukur bagi Bank
Yudha Bhakti dalam menghitung kemungkinan risiko-risiko yang muncul dalam kegiatan
operasional Bank.

2. Likuiditas Bank
Likuiditas Bank dipengaruhi oleh struktur pendanaan, likuiditas aset, liabilitas kepada counterparty
dan komitmen kredit kepada debitur. Bank Yudha Bhakti melakukan pengelolaan likuiditas dengan
mengukur besarnya risiko likuiditas yang dimiliki oleh Bank. Untuk mengukur besarnya risiko
likuiditas, Bank menggunakan beberapa indikator, antara lain adalah primary reserve ratio (rasio
Giro Wajib Minimum dan Kas), secondary reserve (cadangan likuiditas), Loan to Deposit Ratio
(LDR).

Pada tanggal 31 Desember 2014, posisi GWM Primer Rupiah adalah sebesar 8,12% dari total dana
pihak ketiga Rupiah, sesuai dengan limit yang telah ditetapkan, sedangkan untuk cadangan GWM
LDR adalah sebesar 0,00% karena tidak ada pelanggaran batas LDR yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia dan GWM Sekunder Rupiah adalah sebesar 6,26% dari total dana pihak ketiga Rupiah.
Secondary reserve (cadangan likuiditas) adalah alat likuid Bank pendukung primary reserve dengan
fungsi sebagai cadangan likuiditas terhadap kebutuhan dana yang tidak terjadwal. Dalam
mengelola secondary reserve, Bank memiliki batasan cadangan likuiditas dalam bentuk limit safety
level, yaitu proyeksi cadangan likuiditas Bank untuk 3 bulan ke depan. Pada tanggal 31 Desember
2014, cadangan likuiditas berada di atas safety level.

LDR merupakan rasio kredit yang diberikan kepada pihak ketiga terhadap dana pihak ketiga. LDR
digunakan untuk melihat seberapa besar sumber dana yang berasal dari dana masyarakat, yang
secara kontraktual umumnya berjangka pendek, digunakan untuk membiayai aset berupa kredit
yang umumnya tidak likuid. Pada tanggal 31 Desember 2014, LDR Bank Yudha Bhakti adalah
sebesar 85,71%, meningkat sebesar 8,07% dari tahun 2013. memenuhi kriteria “likuid” dalam
penilaian Tingkat Kesehatan Bank. LDR Bank Yudha Bhakti dimaksud berada diantara batas LDR
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu 78% sampai dengan 92%, yang merupakan indikator
bagi kesehatan finansial suatu Bank.

3. Solvabilitas Bank
Bank Yudha Bhakti mengukur solvabilitas melalui rasio permodalan Bank. Bank Yudha Bhakti
melakukan Kebijakan permodalan secara prudent dengan melakukan diversifikasi sumber
permodalan untuk mengantisipasi rencana strategis jangka panjang dan mengalokasikan modal
secara efisien pada segmen bisnis yang memiliki potensi untuk memberikan profil risk-return yang
optimal Bank Yudha Bhakti memastikan kecukupan modal Bank untuk dapat memenuhi risiko
kredit, risiko pasar dan risiko operasional yang tercermin dari Rasio Kecukupan Modal (Capital
Adequacy Ratio[CAR]).

Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio [CAR]) adalah rasio modal terhadap aset
tertimbang menurut risiko (Risk-Weighted Assets [RWA]). Berdasarkan peraturan Bank Indonesia,
jumlah modal untuk risiko kredit terdiri dari Modal Inti (“Tier I”) dan Modal Pelengkap
(“Tier II”) dikurangi penyertaan pada Entitas Anak. Dalam rangka perhitungan Risiko Pasar,
Bank dapat memasukkan komponen Modal Pelengkap Tambahan (“Tier III”) yaitu Pinjaman
Subordinasi berjangka pendek yang memenuhi kriteria tertentu sebagai komponen Modal. Rasio
Kecukupan Modal Bank Yudha Bhakti periode 2013 dan 2014 adalah sebagai berikut:

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 93
Des. 2013 Des 2014
CAR untuk risiko kredit 21,14% 19,29%
CAR untuk risiko kredit dan operasional 16,90% 15,96%
CAR untuk risiko kredit, operasional dan pasar 16,03% 15,23%

Rasio kecukupan modal minimum Bank Yudha Bhakti pada tanggal 31 Desember 2014 dengan
memperhitungkan risiko kredit, operasional dan pasar adalah 15,23%. Nilai CAR tersebut masih
berada diambang batas CAR dan CAR insentif yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 14%.

4. Rentabilitas Bank
Rentabilitas konsolidasian bank diukur melalui rasio-rasio berikut:

Des. 2013 2014 2013 2012 2011 2010


ROE 5,53% 3.77% 2.35 % 10,74% 17,20%
ROA 0,69% 0,69% 0.50 % 1,30% 1,70%
NIM 5,38% 5,74% 5.60 % 5,33% 6,09%
BOPO 95,08% 94,90% 90,59% 90,15% 88,71%

Pada tahun 2014, Bank Yudha Bhakti mencatat Return on Asset sebesar 0,69%. Net Interest
Margin sebesar 5,38%. Rasio BOPO sebesar 95,08%, meningkat dari posisi di tahun 2013 yang
sebesar 94,90%. Rasio menjadi perhatian manajemen dalam meningkatkan pengendalian biaya
operasional dengan menggunakan anggaran sebagai acuan.

5. Kolektibilitas Kredit
Kolektibilitas Kredit Bank terlihat dari total kredit bermasalah (Non-Performing Loan [NPL]). NPL
Bank Yudha Bhakti pada tahun 2014 tetap terkendali dikisaran 2,35% dengan besaran Rp75.090
juta. Besaran NPL tersebut di bawah ambang batas NPL yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

2014 2013 2012 2011 2010


Kredit 2.006.304 1,517,778 1,980,968 1,509,671 1,474,979
Lancar 1.853.418 1.376.399 1,838,081 1,308,968 1,239,937
Dalam Perhatian Khusus 77.796 81.732 72,479 132,519 180,247
Kurang Lancar 4.599 3.157 7,316 9,180 6,715
Diragukan 2.809 3.223 12,292 5,045 3,839
Macet 67.682 53.003 50,800 53,959 44,241
NPL 75.090 59.383 70,408 68,184 54,796
NPL-Netto (%) 2,35% 2,09% 2,85% 4,17% 3,44%

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 94
STRUKTUR MODAL DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN ATAS STRUKTUR MODAL

1. Permodalan
Total Modal Bank Yudha Bhakti meningkat sebesar 6,16%, dari Rp. 214.323 juta di tahun
2013 menjadi Rp. 227.519 juta per 31 Desember 2014. Peningkatan modal tersebut
bersifat organik, yaitu berasal dari saldo laba tahun lalu yang dapat diperhitungkan
sebesar Rp. 8.665 juta. Strategi permodalan Bank Yudha Bhakti disusun sejalan dengan
rencana bisnis yang ditetapkan dengan titik berat pada pengelolaan Aset Tertimbang
Menurut Risiko (ATMR) dan penguatan struktur permodalan.

Bank Yudha Bhakti mencatat rasio kecukupan modal/kewajiban penyediaan modal


minimum (KPMM) dengan memperhitunglan risiko kredit, pasar dan operasional menurun
80 bps dari 16,03% di tahun 2013 menjadi 15,23% di tahun 2014. KPMM Bank Yudha
Bhakti tersebut masih berada di atas modal minimum sesuai profil risiko Bank, yaitu
sebesar 10,66%.

Pengukuran Profil Risiko, sebagai faktor yang menentukan secara komprehensif dengan
mengukur parameter-parameter risiko dan kualitas penerapan manajemen risiko pada
seluruh jenis risiko serta memperhatikan keterkaitan antar parameter risiko dan tingkat
signifikansi dampak terhadap bank. Hasil pengukuran risiko dan perhitungan KPMM
disampaikan secara berkala kepada Manajemen Bank untuk dievaluasi dan menjadi
masukan dalam mengelola perseroan secara menyeluruh.

Pengungkapan Kuantitatif Struktur Permodalan Bank Umum


Dalam jutaan Rupiah
KOMPONEN MODAL 31 DESEMBER 2014 31 DESEMBER 2013
Bank Konsolidasi Bank Konsolidasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I KOMPONEN MODAL 227,519 0 214,323 0
A. Modal Inti : 227,519 0 214,323 0
1. Modal disetor 206,516 0 164,717 0
2. Cadangan Tambahan Modal 76,294 0 92,270 0
3. Modal Inovatif 0 0 0 0
4. Faktor Pengurangan Modal Inti (55,291) 0 (42,664) 0
5. Kepentingan Non Pengendalian 0 0

B Modal Pelengkap 0 0
1 Level Atas (Upper Tier 2) 0 0
2 Level Bawah (Lower Tier 2) Maksimum 0 0
50 % Modal Inti
3 Faktor Pengurang Modal Pelengkap 0 0

C Faktor Pengurang Modal Inti dan Modal 0 0


Pelengkap
Eksposur Sekuritisasi 0 0
D Modal Pelengkap Tambahan Yang 0 0
Memenuhi Persyaratan (Tier 3)
E MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG 0 0
DIALOKASIKAN UNTUK MENGANTISIPASI
RISIKO PASAR

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 95
II TOTAL MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP 227,519 0 214,323 0
(A+B-C)
III TOTAL MODAL INTI, MODAL PELENGKAP, DAN 227,519 0 214,323 0
MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG
DIALOKASIKAN UNTUK MENGANTISIPASI
RISIKO PASAR (A+B-C+E)
IV ASET PERTIMBANGAN MENURUT RESIKO 1,179,378 0 1,014,021 0
(ATMR) UNTUK RESIKO KREDIT
V ASET PERTIMBANGAN MENURUT RESIKO 246,221 0 253,879 0
(ATMR) UNTUK RESIKO OPERASIONAL
VI ASET TERTIMBANG MENURUT RESIKO (ATMR) 68,715 0 68,704 0
UNTUK RESIKO PASAR
A Metode Standar 68,715 0 68,704 0
B model Internal 0 0 0 0
VII RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL 15.23% 0.00% 16.03% 0.00%
MINIMUM UNTUK RISIKO KREDIT, RISIKO
OPERASIONAL DAN RISIKO PASAR [III :
(IV+V+VI)]

PERBANDINGAN ANTARA TARGET DAN REALISASI DI TAHUN BUKU 2014

Selama tahun 2014, pencapaian rencana bisnis BYB cukup memuaskan, hal ini mencerminkan ketahanan
bisnis Bank dalam menghadapi kondisi perekonomian yang penuh tantangan. BYB juga berhasil
memenuhi dan melampaui target keuangan berkat dukungan pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga
yang solid.

Keseluruhan portofolio kredit tumbuh 32,21% menjadi Rp 2.006.304 juta, melebihi target Bank sebesar
21.50%, sementara pertumbuhan dana pihak ketiga tercatat sebesar 19,20% mencapai Rp 2.330.117
Juta, melebihi target yang sebesar 1.70%.

Kualitas kredit Bank tetap terjaga dengan rasio NPL sebesar 2,35%. Kinerja tahun 2014 yang relatif cukup
baik menghasilkan rasio keuangan yang cukup baik dengan Tingkat Pengembalian atas Aset (Return on
Assets - ROA) dan Tingkat Pengembalian atas Ekuitas (Return on Equity – ROE) masing-masing 0,69%
dan 5,53%, lebih rendah dari target yang ditetapkan masing-masing sebesar 1,10% dan 7,41%.

31 Des. 31 Desember 2014


Keterangan 2013 1 2 3(1-2) 4(3/1)
Realisasi Realisasi Proyeksi ∆ Rp %
Kredit 1.517.507 2.006.304 1.843.770 162.534 8.10%
Dana Pihak Ketiga 1.954.807 2.330.117 1.987.960 342.157 14.68%
Ekuitas 244.743 272.399 301.446 (29.047) -10.66%
Modal Disetor 206.516 221.516 206.516 15.000 6.77%
Total Asset 2.291.715 2.691.946 2.495.571 196.375 7.29%
Pendapatan Bunga Bersih 124.452 124.923 128.311 (3.388) -2.71%
Laba Rugi Tahun Berjalan
(Sebelum Pajak) 15.904 16.058 27.537 (11.479) -71.48%
Rasio KPMM (CAR) 16.03% 15.23% 18.93%
ROE 3.77% 5.53% 7.41%
ROA 0.69% 0.69% 1.10%
NIM 5.74% 5.38% 5.76%
BOPO 94.90% 95.08% 91.36%
LDR 76.58% 85.71% 91.59%
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014
Page 96
PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA

Sepanjang tahun 2014, perekonomian global cenderung melambat dan terjadi peningkatan volatilitas di
pasar modal dan pasar uang dimana hal tersebut didorong oleh arah kebijakan bank sentral Amerika
Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed), mengakhiri stimulus fiskalnya pada Oktober 2014 dan
menaikkan secara bertahap dari 0,25% menjadi 3% dalam tiga tahun mendatang. Kondisi ekonomi dunia
akan sangat terpengaruh, termasuk Indonesia. Capital reversal terjadi di emerging countries seiring
respon pemindahan dana investor global ke safe heaven, sehingga harga aset keuangan dan nilai tukar
emerging countries melemah signifikan.

Posisi Indonesia sebagai emerging countries yang perekonomiannya memiliki masalah secara structural
cukup berisiko menghadapi keluar-masuknya dana asing. Indonesia masih menjadi Negara paling rentan
di antara pasar Negara berkembang dalam menghadapi risiko pembalikan modal akibat normalisasi
moneter AS.

Pertumbuhan Kredit Perbankan Stagnan.

Industri perbankan yang menikmati pertumbuhan kredit rata-rata di atas 20% sejak 10 tahun terakhir
akhirnya mengalami perlambatan pertumbuhan pada tahun 2014, seperti terjadi pada 2006 dan 2009.
Selain dihadang tantangan makro yang masih menggiring bank-bank untuk memasuki jalur lambat pada
2014, kondisi likuiditas perbankan sangat ketat akibat pertumbuhan kreditnya lebih tinggi daripada
pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK)-nya beberapa tahun terakhir.

Pada tahun 2013 kredit perbankan nasional tumbuh 21,80% dan DPK hanya tumbuh 13,60%. Per
Agustus 2014 pertumbuhan kredit melambat hanya 13,94% dibandingkan dengan periode yang sama
tahun sebelumnya, sementara DPK meningkat 12,08%.

Industri perbankan harus mencermati posisi loan to deposit ratio (LDR) yang terus meningkat hingga di
atas 92% akibat kredit perbankan yang tumbuh cepat tidak diimbangi dengan pertumbuhan dana
masyarakat. Dengan demikian, perlambatan pertumbuhan kredit pada 2014 belum cukup
mengamankan kondidi likuiditas perbankan, sehingga bank-bank masih berebut deposito dengan iming-
iming suku bunga tinggi.

Prospek Pengembangan Usaha


Di tengah berbagai tantangan tersebut, Bank Yudha Bhakti pada tahun 2014 berhasil membukukan
pencapaian rencana bisnis sebagai berikut :

1. Total Aset
Total asset pada akhir tahun 2014 sebesar Rp.2.691.946 juta, bila dibandingkan dengan Rencana
Bisnis Bank sebesar Rp.2.495.571 juta, dberada di atas anggaran sebesar 7,87%

2. Dana Pihak ketiga (DPK)


Penghimpunan DPK tahun 2014 sebesar Rp.2.330.117 juta, bila dibandingkan dengan Rencana Bisnis
Bank sebesar Rp.1.987.960 juta, berada di atas anggaran sebesar 17,21%.

3. Kredit
Penyaluran kredit pada tahun 2014 sebesar Rp.2.006.304 juta, bila dibandingkan dengan Rencana
Bisnis Bank sebesar Rp.1.843.770 juta, berada di atas anggaran sebesar 8,81%.

4. Laba
Laba tahun berjalan sebelum pajak pada akhir tahun 2014 sebesar Rp.16.058 juta, bila dibandingkan
dengan Rencana Bisnis Bank sebesar Rp.27.537 juta, berada di bawah anggaran sebesar 41,69%.
Tidak tercapainya laba bank terutama disebabkan tingginya biaya dana termasuk biaya overhead
dan pembentukan CKPN.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 97
Kondisi makro ekonomi, kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia serta Otoritas Jasa Keuangan akan
tetap menjadi factor yang utama untuk menciptakan kondisi yang mendukung pertumbuhan perbankan
nasional. Bank Yudha Bhakti percaya dan mampu menjawab tantangan di tahun yang akan datang dan
mampu melanjutkan transformasi bisnis dalam upaya menjadi Bank Publik dengan kinerja bagus sesuai
rating Infobank, melalui langkah-langkah strategis sebagai berikut :

1. Melanjutkan akselerasi pertumbuhan Kredit Khusus Pensiun :


a. Mengoptimalkan kerjasama dengan PT Asabri dalam pengelolaan bisnis pensiun;
b. Pengembangan bisnis dengan melakukan kerjasama penyaluran Kredit Khusus Pensiun melalui
perusahaan dana pensiun, maupun Bank Perkreditan Rakyat (BPR) untuk daerah yang tidak
terdapat outlet Bank Yudha Bhakti.
c. Pengembangan Kredit Perumahan, baik kepada prajurit yang masih aktif maupun yang telah
pension bekerjasama denganTabungan Wajib Pensiun TNI-AD.
2. Pengembangan Kredit Komersial, dengan fokus penyaluran Kredit Komersial pada tiga kota besar,
yaitu Jakarta, Surabaya dan Bandung.
3. Mereposisi Kredit Channeling melalui Multifinance yang memiliki imbal-hasil yang lebih rendah dari
Kredit Khusus Pensiun, dan hanya fokus pada Kredit Multifinance produktif.
4. Menekan biaya DPK, khususnya deposito dan mengembangkan produk DPK berbunga rendah dan
berjangka panjang untuk memperbaiki mismatch.
5. Pengendalian biaya bunga dan biaya operasional agar BOPO < 90%;
6. Pengembangan infrastruktur TSI dalam penyediaan layanan system informasi yang terpadu untuk
mendukung aktivitas bisnis bank, meningkatkan efisiensi dan produktivitas, meminimalkan risiko
operasional, serta menyediakan layanan TSI yang aman dan nyaman.
7. Pengembangan budaya kerja atau corporate culture, khususnya melalui proses peningkatan
integritas diri yang menyangkut aspek etos kerja, disiplin, kejujuran, loyalitas terhadap perusahaan;
8. Menyempurnakan Kebijakan dan Prosedur opersional sesuai hasil pemeriksaan Otoritas Jasa
Keuangan dan kebutuhan organisasi.
9. Melaksanakan pelatihan dan pendidikan bidang perbankan/keuangan dan bidang terkait lainnya
karena Sumber Daya Manusia sebagai asset utama dan factor penentu memiliki peran yang sangat
menentukan bagi kinerja perusahaan.
10. Mereview dan melaksanakan metode dan mekanisme penilaian kinerja bagi personil secara
berjenjang untuk mendapatkan hasil penilaian kinerja yang akurat dan berkesinambungan sehingga
dapat dipertanggung jawabkan serta dapat meninmgkatkan kinerja setiap personil bank Yudha
Bhakti.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014


Page 98
ASPEK PEMASARAN

Sepanjang tahun 2014, perekonomian nasional cenderung melambat dan terjadi peningkatan volatilitas
di pasar modal dan pasar uang dimana hal tersebut antara lain didorong oleh belum pulihnya
perekonomian global yang berdampak pada turunnya beberapa harga komoditas tertentu, sehingga
akan berpengaruh pada target ekspor nasional.

Dalam rangka mendukung tercapainya rencana bisnis yang telah ditetapkan, penerapan strategi
pemasaran yang efektif sangat dibutuhkan. Berkenaan dengan hal tersebut, sepanjang tahun
2014 Bank Yudha Bhakti melakukan program-program pemasaran penyaluran kredit dan penghimpunan
dana sebagai berikut :

Kredit

Di tengah persaingan antar bank yang ketat, Bank dituntut dapat menyikapi dan peka terhadap pola
preferensi konsumen yang terus berubah sejalan dengan tuntutan dan kecenderungan pasar. Kredit
sebagai produk utama menyumbang konrtribusi atas laba perusahaan, sehingga strategi perkreditan
sangat mutlak mendapat perhatian yang khusus.

Bank Yudha Bhakti sebagai salah satu bank dengan produk Kredit Konsumer, termasuk di dalamnya
Kredit Khusus Pensiun, Kredit Channeling melalui Multifinance, Kredit Multiguna (KMG), Kredit
Pemilikan Rumah (KPR), senantiasa tanggap terhadap persaingan pasar dengan semakin banyaknya
competitor di pasar yang sama.

Untuk itu diperlukan komitmen dan strategi yang tepat untuk menjaga portofolio perkreditan bank
tetap diminati dengan pengelolaan yang hati-hati, sehingga pertumbuhan kredit akan berbanding lurus
dengan kualitasnya.
Beberapa strategi pemasaran yang telah dan terus dikembangkan, antara lain :

1. Menjaga produk bank tetap dapat memenuhi kebutuhan nasabah, dengan menyempurnakan fitur
dan benefit lain, khas Bank Yudha Bhakti yang menjadi kekuatan posisi bank, dengan harapan
produk tetap dapat diterima dan dapat berkompetisi dengan produk sejenis di pasar.

2. Menjalankan pola kemitraan dengan berbagai institusi credible dengan konsep kerjasama yang
saling menguntungkan, kerjasama yang telah dan akan terjalin adalah dengan PT Asabri (Persero),
PT Taspen (Persero), TWP-AD, YKPP, Dapen BUMN/Swasta, serta lembaga-lembaga lain yang
terlebih dahulu melalui assessment yang ketat.

3. Mengembangkan IT dengan menjaga Servive Level Agreement (SLA) untuk produk Kredit yang
memerlukan kecepatan dan keakuratan, serta saat ini BYB telah memiliki Aplikasi SIAP (Sistem
Informasi Aplikasi Pensiun) yang terintegrasi dengan pelaporan yang akurat dan tetap
mengedepankan prispip kehati-hatian.

4. Memperluas kemitraan dengan provider perusahaan asuransi yang credible sebagai back-up atas
risiko kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat kredit macet dan/atau meninggalnya debitur.
Beberapa perusahaan asuransi BUMN dipilih dengan pertimbangan kredibilitas sehingga membantu
memperkecil bobot risikonya dan ATMR-nya.

5. Program promosi terus menerus dilakukan untuk menunjang pertumbuhan dan meningkatnya
loyalitas nasabah, seperti program bedah rumah, program hadiah langsung, bingkisan hari raya,
sosialisasi UKM dll.

6. Tetap menjaga Kredit Komersial sebagai penyeimbang dalam pencapaian target kredit secara
keseluruhan, termasuk Kredit Usaha Kecil dan Menengah (UKM) atau kredit produktif lainnya.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Laporan Tahunan 2014
Page 99
Pendanaan
Keberhasilan pencapaian target pendanaan di tahun 2014 tidak terlepas dari keberhasilan penetapan
strategi pendanaan. Beberapa kegiatan penghimpunan dana untuk meningkatkan volume dan nasabah
(New of Account/NOA) telah dilakukan dengan mengedepankan tetap menjaga loyalitas nasabah
existing dan menambah nasabah baru. Strategi dalam penghimpunan dana Bank yang telah dan sedang
dilakukan, antara lain :

1. Menjaga dan mempertahankan 25 deposan inti Bank sebagai core pendanaan yang terbukti dapat
dijadikan acuan untuk menjaga likuiditas, dimana selama ini kebijakan tersebut cukup efektif.
Deposan inti Bank adalah deposan yang telah bermitra dengan Bank Yudha Bhakti lebih dari 5 (lima)
tahun.
2. Pengembangan produk baru berbasis ATM Bersama, seperti produk tabungan berhadiah, tabungan
berjangka, pay-roll untuk pegawai.
3. Aktif dalam program sponsorship dan iklan bersama .di media masa nasional, dengan jangkauan
pembaca yang luas dengan mitra strategis dalam event-event penting seperti Launching ATM Bank
Yudha Bhakti dan IPO, serta ucapan selamat Ulang Tahun (HUT).
4. Sosialisasi bersama dalam memasarkan produk Bank (kredit dan pendanaan) dengan institusi,
seperti kesatuan-kesatuan di lingkungan TNI – Polri, Dana Pensiun dan lembaga lain yang berpotensi
menjadi penabung dan giran.
5. Penawaran layanan ATM bagi nasabah pension dengan penyesuaian fitur dan Time and Condition
(TC) tersendiri, sat ini Bank memiliki sekitar 15.000 nasabah pension yang menjadi target market
produk ATM, dan jumlah ini akan terus berkembang sekitar 5.000 s.d. 6.000 pensiunan/tahunnya.
Fungsi produk layanan ATM sekaligus sebagai penunjang produk penghimpunan dana, juga
meningkatkan fee based income Bank.

SIGNIFICANT EVENTS

Sesuai dengan hasil audit Kantor Akuntan Publik (KAP) Husni, Mucharam & Rasidi Laporan Nomor :
LAI/GA/BTW/15019 tanggal 11 Maret 2015 menyatakan bahwa terdapat peristiwa penting setelah
tanggal neraca yang memiliki pengaruh signifikan terhadap laporan keuangan tanggal 31 Desember
2014, sebagai berikut :

1. Tanggal 6 November 2014 Bank Yudha Bhakti menerima surat dari Bursa Efek Indonesia (BEI) No. s-
05288/BEI.PG1/11-2014 mengenai Persetujuan Permohonan Perjanjian Pendahuluan Pencatatan.
2. Tanggal 31 Desember 2914 Bank Yudha Bhakti menerima surat dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
No. S-584/D.04/2014 perihal Pemberitahuan Efektifnya Pernyataan Pendaftaran, yaitu Dalam
Rangka Penawaran Umum Perdana Saham PT Bank Yudha Bhakti Tbk.
3. Tanggal 9 Januari 2015 Bank Yudha Bhakti tepat berusia 25 tahun.
4. Tanggal 13 Januari 2015 launching ATM Bank Yudha Bhakti.
5. Tanggal 13 Januari 2015 Bank Yudha Bhakti mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia,
sehingga merupakan perusahaan publik pertama di tahun 2015 yang mencatatkan sahamnya di
Bursa.
Hasil dari penjualan saham ini akan digunakan untuk pengembangan/peningkatan bisnis,
infrastruktur (sarana pendukung) khususnya Teknologi Informasi. Adapun jumlah saham yang
ditawarkan adalah sebanyak 300.000.000 lembar saham baru atau 11,93% dari Modal Ditempatkan
dan disetor penuh dengan nilai nominal Rp. 100,- setiap saham yang ditawarkan kepada masyarakat.
Adapun harga penawaran Rp. 115,- setiap lembar saham, sehingga seluruhnya berjumlah
Rp.34.500.000.000. total Modal Dasar sebesar Rp. 600.000.000.000,- dan yang telah ditempatkan
dan disetor penuh menjadi sebesar Rp. 251.516.000.000,-

Dengan telah dicatatkannya saham di bursa dengan kode BBYB, maka komposisi kepemilikan saham
Bank Yudha Bhakti menjadi :

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


100
a. 8 INKOP dan PUSKOP TNI / POLRI : 25,49%
b. Sugeng Subroto : 3,52%
c. PT Gozco Capital, Tbk : 53,82%
d. Koperasi Karyawan Bank Yudha Bhakti : 5,24%
e. Masyarakat : 11,93%

6. Tanggal 30 Januari 2015, Direktur Utama PT Bank Yudha Bhakti, Sdr. Michael Hoetabarat
mengundurkan diri dari perseroan.
7. Tanggal 25 Maret 2015 dibukanya layanan operasional ATM Bersama Bank Yudha Bhakti.

STRATEGI DAN RENCANA KERJA 2015

Tahun 2014 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi perekonomian dan industri perbankan
nasional, seperti kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM yang berakibat kenaikan inflasi.
Melemahnya nilai tukar rupiah menjadi Rp.12.385 di akhir 2014, serta kenaikan UMP dan TDL yang
mempengaruhi pelaku industri di Indonesia dan menyebabkan melonjaknya defisit transaksi berjalan.

Kinerja perbankan nasional sedikit menghadapi tekanan baik dalam hal ekspansi bisnis maupun dalam
hal profitabilitas. Penyaluran kredit perbankan secara tahunan tumbuh dikisaran 11,6% YoY melambat
dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh sekitar 20,08% YoY dan dana masyarakat hanya
tumbuh 10,8% YoY yang juga lebih rendah dari pertumbuhan tahun 2013 sebesar 13,8% YoY.

Namun demikian di tengah situasi tersebut, menutup tahun 2014, perekonomian Indonesia mencatat
pertumbuhan sebesar 5,01% hingga akhir 2014 dan terjadi pada semua sektor ekonomi, kondisi ini
sedikit melambat jika dibandingkan pada tahun 2013 yang tumbuh sebesar 5,78%. Sementara kinerja
perbankan nasional pada September 2014 masih terjaga dengan baik dimana rasio NPL gros = 2,29%,
NIM = 4,2%, ROA = 2,9% dan LDR = 88,9%.

Di tengah berbagai tantangan eksternal tersebut, Bank Yudha Bhakti di tahun 2014 berhasil
membukukan pertumbuhan bisnis yang baik, seperti pertumbuhan jumlah asset, kredit dan dana pihak
ketiga, sementara laba tahun berjalan tidak tercapai,. Disebabkan karena tingginya biaya dana termasuk
biaya overhead dan pembebanan CKPN.

Dengan mempertimbangkan prospek perekonomian tahun 2015 dan situasi persaingan di industri
perbankan, baik dalam penyaluran kredit maupun penghimpunan DPK serta memperhatikan
competitive advantage yang dimiliki, Bank Yudha Bhakti telah menyusun strategi bisnis di tahun 2015
hingga beberapa tahun ke depan. Beberapa faktor penting dalam pencapaian strategi bisnis yang telah
ditetapkan, dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian dan risiko, antara lain adalah sebagai
berikut :

1. Memiliki struktur permodalan yang kuat :


a Meningkatkan permodalan melalui penawaran umum terbatas (right issue).
b Optimalisasi pencapaian laba dan meningkatkan prosentase laba ditahan (retained earning).
c Menjaga kualitas pertumbuhan ATMR.
d Menjaga rasio KPMM pada kisaran > 14%.

2. Mengendalikan beban operasional pada level yang lebih baik dan mengacu pada standar industry
perbankan nasional :
a Mengendalikan beban operasional pada level yang lebih baik (BOPO antara 89% - 90%).
b Mengurangi porsi dana mahal (deposito) dan meningkatkan penghimpunan dana murah (CASA).
c Meningkatkan pengendalian biaya operasional dengan menggunakan anggaran sebagai acuan.

3. Memperbaiki kualitas aset :

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


101
a Fokus ekspansi pada kredit-kredit risiko rendah (low risk) dengan tingkat imbal-hasil yang
optimal (high return).
b Mengintensifkan upaya penagihan kredit bermasalah termasuk melakukan restrukturisasi
kredit.
c Menurunkan kredit bermasalah (NPL) menjadi 2,78% pada akhir Desember 2015.
d Melakukan proses litigasi untuk debitur-debitur yang tidak kooperatif.
e Memaksimalkan penerimaan kembali dari penjualan AYDA.

4. Menyempurnakan budaya perusahaan (corporate culture) :


a Menyempurnakan budaya perusahaan, melalui restrukturisasi organisasi berbasis kinerja,
penataan ulang sistem penilaian karyawan berbasis kinerja dan penyesuaian SDM dengan
kebutuhan strategis.
b Merumuskan kembali nilai-nilai budaya untuk menjadi pedoman karyawan dalam berprilaku.
c Melaksanakan dan menyempurnakan KPI di setiap tingkatan organisasi.
d Meningkatkan kualitas SDM dan budaya sadar risiko.
e Melakukan job rotaion dalam rangka peningkatan produktifitas dan meminimalisir risiko.

5. Mengoptimalkan kapasitas / pemanfaatan Teknologi Informasi :


a Mengembangkan pemanfaatan core banking alphabit dalam rangka mendukung pengembangan
bisnis (Aplikasi Sistem Aplikasi Pensiun/SIAP, Aplikasi AP4, CMS).
b Meningkatkan kerjasama dengan vendor dalam pengembangan solusi inovatif untuk
meningkatkan produk dan layanan operasional yang lebih cepat, handal dan realible.
c Mengambangkan infrastruktur pendukung dan Teknologi Sistem Informasi dalam meningkatkan
efisiensi operasional dan mutu pelayanan.

6. Meningkatkan penerapan manajemen risiko dan system pengandalian intern :


a Menyempurnakan penerapan prinsip kehati-hatian (prudent banking), GCG dan system
pengendalian intern.
b Menyempurnakan metodologi, tools, dan proses manajemen risiko dengan melakukan review /
penilaian peringkat untuk kredit nominal tertentu.
c Menyusun dan melaksanakan review atas kebijakan dan prosedur internal agar selaras dan
memenuhi ketentuan regulator (BI dan OJK).

7. Memperbaiki mismatch antara sujber dana jangka pendek dengan penyaluran kredit berjangka
panjang :

a Mengembangkan produk penghimpunan dana berjangka waktu panjang.


b Peningkatan penghimpunan dana murah (CASA) dengan penambahan fitur produk dan layanan
bank.
c Optimalisasi layanan ATM Bank Yudha Bhakti dalam penghimpunan dana murah.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


102
Adapun kinerja financial yang ingin dicapai untuk tahun 2015 adalah sbb :

(dalam jutaan Rupiah)


31 Des. 2014 31 Des. 2015
Keterangan 1 2 3(1-2) 4(3/2)
Realisasi Proyeksi ∆ Rp %
Kredit 2.006.304 2.665.420 659.116 24.73%
Dana Pihak Ketiga 2.330.117 2.827.450 497.333 17.59%
Ekuitas 272.399 301.446 29.047 9.64%
Modal Disetor 221.516 251.516 30.000 11.93%
Total Asset 2.691.946 3.278.555 586.609 17.89%
Pendapatan Bunga Bersih 124.923 200.981 76.058 37.84%
Laba Rugi Tahun Berjalan
(Sebelum Pajak) 16.058 48.341 31.839 66.78%
Rasio KPMM (CAR) 15.23% 14.53%
ROE 5.53% 13.20%
ROA 0.69% 1.47%
NIM 5.38% 6.89%
BOPO 95.08% 89.88%
LDR 85.71% 93.80%

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


103
PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GCG)

KILAS TATA KELOLA YANG BAIK

Dasar Penerapan Tata Kelola Yang Baik

Pemahaman tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik atau Good Corporate Governance (GCG) memiliki
peran penting untuk memastikan serta menjamin pelaksanaan manajemen yang dijalankan dengan baik
sehingga dapat mengembangkan Bank Yudha Bhakti untuk meraih kesuksesan. Implementasi GCG
merupakan upaya optimalisasi Bank Yudha Bhakti untuk memberi nilai lebih kepada nasabah,
masyarakat, juga para pemangku kepentingan, selain menjadikan Bank Yudha Bhakti memiliki struktur
perusahaan yang kuat. GCG diperlukan untuk menunjang kekuatan dan sustainabilitas Bank Yudha
Bhakti yang juga berimplikasi pada sistem strukturisasi yang baik. Implementasi GCG di Bank Yudha
Bhakti sejalan dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku.

Sebelum menjadi perusahaan publik yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), Bank Yudha
Bhakti telah menerapkan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan pada semua aspek dan lini kerja serta
menjadikannya sebagai bagian dari budaya Perusahaan. Penyempurnaan pelaksanaan Tata Kelola
Perusahaan dilakukan melalui pemenuhan peraturan bagi emiten yang tercatat di BEI, yang mewajibkan
seluruh perusahaan publik untuk mengangkat pejabat dan struktur organisasi yang independen serta
memberikan peran aktif Sekretaris Perusahaan untuk memenuhi kewajiban keterbukaan informasi.

Kebijakan GCG

Bank Yudha Bhakti berkomitmen untuk memberikan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan.
Salah satu kunci utama untuk merealisasikan komitmen tersebut adalah penerapan prinsip Tata Kelola
Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) secara konsisten serta menjadikannya sebagai
budaya kerja yang berlaku di dalam Bank Yudha Bhakti. Pemahaman ini mendasari Bank Yudha Bhakti
untuk melaksanakan tata kelola yang baik dalam setiap kegiatan bisnisnya demi mencapai tujuan bisnis
jangka panjang yang berkesinambungan.

Melalui peran aktif dan dukungan penuh Dewan Komisaris dan Direksi, Bank Yudha Bhakti memastikan
penerapan prinsip-prinsip GCG pada setiap aspek bisnis dan pada semua jajaran organisasi, hal tersebut
diwujudkan dalam aspek-aspek sebagai berikut:
1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris
2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi
3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite
4. Penanganan benturan kepentinganuhan
5. Penerapan fungsi kepatuhan
6. Penerapan fungsi audit internal
7. Penerapan fungsi audit eksternal
8. Penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian internal
9. Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan penyediaan dana besar (large exposures)
10. Transparansi kondisi keuangan dan non-keuangan bank, laporan pelaksanaan Tata Kelola
Perusahaan dan pelaporan internal
11. Rencana strategis Bank

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


104
Asas-Asas Tata Kelola Perusahaan
Asas GCG diterapkan pada setiap aspek bisnis dan di semua jajaran Bank Yudha Bhakti yang terdiri dari
transparansi,akuntabilitas, responsibilitas, independensi, serta kewajaran dan kesetaraan. Asas ini dapat
mencapai kesinambungan usaha Bank Yudha Bhakti dengan memperhatikan pemangku kepentingan.
 Transparansi
Transparansi (transparency) mengandung unsur pengungkapan (disclosure) dan penyediaan
informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat, dan dapat dibandingkan serta mudah diakses
oleh pemangku kepentingan dan masyarakat. Transparansi diperlukan agar Bank Yudha Bhakti dapat
menjalankan bisnis secara objektif,profesional, dan melindungi kepentingan konsumen.
 Akuntabilitas
Akuntabilitas (accountability) mengandung unsur kejelasan fungsi dalam organisasi dan cara
pertanggung jawaban. Bank Yudha Bhakti sebagai lembaga dan pejabat yang memiliki kewenangan
dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan akuntabel. Untuk itu Bank
Yudha Bhakti dikelola secara sehat, terukur dan profesional dengan memperhatikan kepentingan
pemegang saham, mitra, dan pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang
diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.
 Responsibilitas
Responsibilitas mengandung unsur kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan
ketentuan internal, prinsip pengelolaan bank yang sehat serta tanggungjawab Bank Yudha Bhakti
terhadap masyarakat dan lingkungan. Responsibilitas diperlukan agar dapat menjamin
terpeliharanya kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai
warga korporasi yang baik atau dikenal dengan good corporate citizen.
 Independensi
Independensi mengandung unsur kemandirian dari dominasi pihak lain dan objektifitas dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya. Dalam hubungan dengan asas independensi, Bank Yudha
Bhakti dikelola secara independen agar masing-masing organ Bank Yudha Bhakti beserta seluruh
jajaran dibawahnya tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak manapun yang
dapat mempengaruhi objektivitas dan profesionalisme dalam melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya.
 Kewajaran dan Kesetaraan
Kewajaran dan kesetaraan (fairness) mengandung unsur perlakuan yang adil dan kesempatan yang
sama sesuai dengan proporsinya. Dalam melaksanakan kegiatannya, Bank Yudha Bhakti harus
senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham, mitra dan pemangku kepentingan
lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan dari masing-masing pihak yang bersangkutan.

ORGAN TATA KELOLA YANG BAIK


Bank Yudha Bhakti sebagai badan hukum yang berbentuk perseroan terbatas, yaitu badan hukum yang
merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan
modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam
Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (“UU PT”).

Untuk menjalankan kegiatannya, suatu perseroan terbatas memerlukan organ perseroan yang terdiri
dari Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi. Ketiga organ perseroan tersebut
memiliki kedudukan yang setara satu sama lain namun dengan fungsi dan wewenang yang berbeda
dalam rangka menjalankan kegiatan pengelolaan Bank Yudha Bhakti sehari-hari.
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah organ perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak
diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam UU Perseroan
Terbatas dan/atau Anggaran Dasar Bank Yudha Bhakti. RUPS di Bank Yudha Bhakti merupakan wadah
bagi seluruh pemegang saham Bank Yudha Bhakti untuk mengambil keputusan bagi Bank Yudha Bhakti

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


105
berdasarkan kepentingan secara wajar dan transparan. RUPS tidak melakukan intervensi terhadap
fungsi, tugas, dan wewenang organ perseroan lainnya yaitu Dewan Komisaris dan Direksi. Namun
demikian, hal tersebut tidak mengurangi kewenangan RUPS untuk menjalankan haknya sesuai dengan
Anggaran Dasar Bank Yudha Bhakti dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Tanggung Jawab Pemegang Saham


1. Pemegang saham pengendali harus dapat:
a. Memperhatikan kepentingan pemegang saham minoritas dan stakeholders sesuai peraturan
perundangundangan.
b. Mengungkapkan kepada instansi penegak hukum tentang pemegang saham pengendali yang
sebenarnya (Ultimate Shareholders) dalam hal terdapat dugaan terjadinya pelanggaran
terhadap peraturan perundangundangan atau dalam hal diminta oleh otoritas terkait.
2. Pemegang saham yang merupakan pemegang saham pengendali pada beberapa perseroan, perlu
diupayakan agar akuntabilitas dan hubungan antar perseroan dapat dilakukan secara transparan.
3. Pemegang saham minoritas bertanggungjawab untuk menggunakan haknya dengan baik sesuai
dengan Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan.
4. Pemegang saham harus dapat:
a. Memisahkan kepemilikan harta Perseroan dengan kepemilikan harta pribadi.
b. Memisahkan fungsinya sebagai pemegang saham dan sebagai anggota Dewan Komisaris atau
Direksi dalam hal pemegang saham menjabat pada salah satu dari kedua organ tersebut.
Dalam melindungi kepentingan para pemegang saham, Bank Yudha Bhakti selalu mengacu pada
Anggaran Dasar Perseroan, beserta seluruh ketentuan internal Perseroan yang termasuk ke dalam
hierarki kebijakan Perseroan, dan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

HUBUNGAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI


Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi sebagai dua organ perusahaan yang
menjalankan aktivitas operasional secara harian adalah berbeda. Tugas utama Dewan Komisaris pada
intinya adalah sebagai pengawas dan pemberi saran, sementara itu tugas utama Direksi adalah
melaksanakan keputusan RUPS, arahan dari Dewan Komisaris serta mengelola operasional perusahan.
Namun demikian, keduanya harus senantiasa berkoordinasi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan
dan kesinambungan usaha perusahaan dalam jangka panjang.
Hubungan kerja Dewan Komisaris dan Direksi adalah hubungan check and balances untuk kemajuan dan
kesehatan Bank. Dewan Komisaris dan Direksi sesuai dengan fungsinya masing-masing bertanggung
jawab atas kelangsungan usaha Bank dalam jangka panjang. Hal ini tercermin pada:
1. Terpeliharanya kesehatan Bank sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan kriteria yang ditetapkan
oleh Bank Indonesia/OJK.
2. Terlaksananya dengan baik manajemen risiko maupun sistem pengendalian internal.
3. Tercapainya imbal hasil yang wajar bagi pemegang saham.
4. Terlindunginya kepentingan stakeholders secara wajar.
5. Terpenuhinya implementasi GCG.
6. Terlaksananya suksesi kepemimpinan dan kontinuitas manajemen di semua lini organisasi.
Untuk dapat memenuhi tanggung jawab dan melaksanakan hubungan check and balances tersebut,
Dewan Komisaris dan Direksi telah menyepakati hal-hal sebagai berikut:
1. Visi, misi dan nilai-nilai perusahaan (Corporate Values).
2. Sasaran usaha, strategi bisnis, rencana jangka panjang maupun rencana bisnis bank tahunan.
3. Kebijakan dalam memenuhi ketentuan perundang-undangan, anggaran dasar dan prudential
banking practices termasuk komitmen untuk menghindari segala bentuk benturan kepentingan.
4. Kebijakan dan metode penilaian kinerja Bank, unit satuan kerja dalam Bank dan personalianya.
5. Struktur organisasi ditingkat eksekutif yang mampu mendukung tercapainya sasaran bisnis Bank.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


106
LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA YANG BAIK
Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) merupakan unsur penting di industri
perbankan mengingat risiko dan tantangan yang dihadapi oleh industri perbankan semakin meningkat.
Penerapan Good Corporate Governance (GCG) merupakan proses jangka panjang yang memberikan hasil
berupa sustainable value.

Implementasi GCG sebagai sebuah sistem dilakukan melalui proses intern yang melibatkan Dewan
Komisaris, Direksi dan seluruh pegawai. Sejak diterapkannya GCG, Bank Yudha bhakti mengalami
perubahan yang lebih baik, terutama dengan meningkatnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
hingga dapat bekerja lebih efisien, efektif, kompetitif dan profesional didukung oleh budaya dan etos
kerja yang mumpuni.

Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia tentang pelaksanaan GCG bagi Bank Umum, dengan
disampaikan Laporan Pelaksanaan GCG Bank Yudha Bhakti, yang terdiri dari transparansi pelaksanaan
GCG dan kesimpulan hasil penilaian (self assessment) pelaksanaan GCG di Bank Yudha Bhakti.

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan organ organisasi tertinggi dalam struktur GCG
perusahaan. RUPS memiliki wewenang antara lain untuk mengangkat dan memberhentikan anggota
Dewan Komisaris dan Direksi, mengevaluasi kinerja Dewan Komisaris dan kinerja Direksi, menyetujui
perubahan Anggaran Dasar, menyetujui laporan tahunan dan menetapkan bentuk dan jumlah imbalan,
tunjangan dan fasilitas bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi, menetapkan penggunaan laba dan
penunjukan akuntan publik. RUPS juga membahas strategi, kebijakan, serta hal-hal penting lainnya yang
diusulkan oleh Direksi, Dewan Komisaris ataupun pemegang saham.

Sepanjang tahun 2014, Bank Yudha Bhakti mengadakan 3 kali RUPS (tahunan dan luar biasa). Beberapa
keputusan penting yang dihasilkan dalam rapat-rapat tersebut antara lain :
1. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Bank Yudha Bhakti tanggal 11 April 2014 memutuskan :
a. Menerima dan mengesahkan jalannya perusahaan dan Laporan Tahunan serta Laporan
Keuangan Perseroan untuk tahun buku 2013.
b. Menyetujui seluruh laba bersih perusahaan setelah dikurangi pajak yaitu sebesar
Rp.11.055.188.739,- (sebelas milyar lima puluh lima juta seratus delapan puluh delapan ribu
tujuh ratus tiga puluh sembilan rupiah) dialokasikan seluruhnya sebagai laba ditahan untuk
memperkuat Modal perseroan.
c. Memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab (acquit et de charge) kepada Direksi
dan Dewan Komisaris Perseroan atas pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan
selama tahun buku 2013.
d. Menyetujui pengangkatan Ibu Hulda S. Tirtohartono sebagai Direktur perseroan, sehingga
susunan anggota Direksi adalah sebagai berikut :
- Direktur Utama : Michael Hoetabarat
- Direktur Operasi : Syahril Yoserizal
- Direktur Komersial : Dian Savitry
- Direktur Kepatuhan : Iim Wardiman
- Direktur Corporate Banking : Hulda S. Tirtohartono
e. Menyetujui penambahan Modal Disetor Perseroan yang berasal dari fresh money dengan
pengeluaran 15.000 lembar saham senilai Rp.15.000.000.000,- (lima belas milyar rupiah).
Modal tersebut akan ditawarkan kepada pemegang saham dengan jumlah proporsional
dengan jangka waktu 14 hari kepada pemegang saham untuk memberikan keputusan untuk
mengambil bagian atau tidak.
f. Menyetujui rencana penjualan 507 (limaratus tujuh) lembar saham milik INKOVERI senilai
Rp.507.000.000,-.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


107
2. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Bank Yudha Bhakti tanggal 29 April 2014 memutuskan :
a. Penegasan penerimaan dan pengesahan jalannya perusahaan dan Laporan Tahunan serta
Laporan Keuangan Perseroan tahun buku 2013.
b. Penegasan persetujuan alokasi laba bersih perusahaan setelah dikurangi pajak yaitu sebesar
Rp. 11.055.188.739,- (sebelas milyar lima puluh lima juta seratus delapan puluh delapan ribu
tujuh ratus tiga puluh sembilan rupiah) yang dialokasikan seluruhnya sebagai laba ditahan
untuk memperkuat Modal perseroan sesuai dengan permintaan Bank Indonesia.
c. Penegasan pemberian pelunasan dan pembebasan tanggung jawab (acquit et de charge)
kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas pengurusan dan pengawasan yang telah
dijalankan selama tahun buku 2013.
d. Menyetujui penambahan Modal Disetor Perseroan yang berasal dari fresh money dengan
pengeluaran 15.000 lembar saham senilai Rp.15.000.000.000,- (lima belas milyar rupiah) yang
seluruhnya akan diambil bagian oleh PT Gozco Capital.

3. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Bank Yudha Bhakti tanggal 10 September 2014
memutuskan :
a. Menyetujui perpanjangan masa jabatan Bapak Syahril Yoserizal sebagai Direktur Operasi
terhitung sejak tanggal 17-06-2014 sampai dengan tanggal 30-09-2014. Sehingga susunan
Dewan Komisaris dan Direksi perseroan adalah sebagai berikut :
Dewan Komisaris
- Komisaris Utama /Independen I : Suprihadi, S. IP
- Komisaris Independen II : I Putu S. Soeranta
- Komisaris : Tjandra Mindharta Gozali
- Komisaris : Rianzi Julidar, S.IP,SH,M.Sc
Direksi
- Direktur Utama : Michael Hoetabarat
- Direktur Personal Banking : Dian Savitry
- Direktur Corporate Banking : Hulda S. Tirtohartono
- Direktur Operasi : Syahril Yoserizal
- Direktur Kepatuhan : Iim Wardiman

b. Menyetujui pengunduran diri dan sekaligus pemberhentian dengan hormat Bapak Syahril
Yoserizal sebagai Direktur Operasi yang efektif berlaku terhitung mulai 01-10-2014.
c. Menyetujui penunjukan Ibu Hulda S. Tirtohartono sebagai Direktur Operasi yang efektif
berlaku mulai tanggal 01-10-2014.
d. Menyetujui penunjukan Bapak Michael Hoetabarat sebagai Direktur Utama merangkap
Direktur Corporate Banking Perseroan yang efektif berlaku terhitung mulai tanggal 01-10-
2014.
e. Menyetujui pelimpahan wewenang Rapat Umum Pemegang Saham kepada Pemegang Saham
Pengendali (PSP) untuk mencari dan mencalonkan Direktur Corporate Banking yang baru yang
akan diajukan kepada Otoritas Jasa Keuangan untuk mengikuti Fit and Proper Test.
f. Menyetujui pembagian deviden interim dalam bentuk tunai kepada para pemegang saham
sejumlah Rp. 1.105.518.873,90 (satu milyar seratus lima juta lima ratus delapan belas ribu
delapan ratus tujuh puluh tiga rupiah sembilan puluh sen).
g. Menyetujui perubahan Anggaran Dasar Perseroan, diantaranya :
- Menyetujui perubahan status dari Perseroan Tertutup menjadi Perseroan Terbuka;
- Menyetujui perubahan nilai nominal saham perseroan yang semula masing-masing saham
senilai Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) menjadi Rp. 100,- (seratus rupiah);
- Menyetujui perubahan pasal-pasal dalam Anggaran Dasar Perseroan dalam rangka
penyesuaian terhadap Peraturan Bapepam dan Lembaga Keuangan perihal pokok-pokok
anggaran dasar perseroan yang melakukan penawaran umum efek bersifat ekuitas dan
perusahaan publik.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


108
h. Persetujuan pengeluaran saham dalam simpanan Perseroan sebanyak-banyaknya 500.000.000
(lima ratus juta) saham, masing-masing bernilai nominal Rp. 100,- (seratus rupiah) melalui
penawaran umum saham perdana kepada masyarakat.
i. Menyetujui program kepemilikan saham perseroan oleh karyawan melalui program ESA
(Employee Stock Alocation).
j. Persetujuan pemberian kuasa kepada Direksi Perseroan untuk melaksanakan segala tindakan
sehubungan dengan pelaksanaan penawaran umum (Initial Public Offering/IPO).
k. Persetujuan pemberian kuasa kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menyatakan dalam
Akta Notaris mengenai peningkatan modal disetor dan ditempatkan perseroan sebagai
realisasi pengeluaran saham melalui penawaran umum dan menyatakan komposisi
kepemilikan saham terakhir setelah proses penawaran umum selesai dilaksanakan.

1. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

a. Jumlah, Komposisi dan Independensi Dewan Komisaris


Anggota Dewan Komisaris Bank Yudha Bhakti pada tahun 2014 berjumlah 4 (empat) orang,
yang diketuai oleh seorang Komisaris Utama. Dari sisi keanggotaan, 2 (dua) anggota Komisaris
Bank merupakan Komisaris Independen (termasuk Komisaris Utama), sementara itu, dua
anggota komisaris lainnya, berasal dari perwakilan pemegang saham. Keseluruhan anggota
Dewan Komisaris merupakan para profesional dengan keahlian dan pengalaman yang luas di
bidang perbankan.
Komposisi Dewan Komisaris di atas telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia tentang
persyaratan jumlah anggota Komisaris independen paling kurang 50% (lima puluh perseratus)
dari seluruh anggota Komisaris Bank, serta memenuhi ketentuabn Bapepam & LK dan Bursa
Efek Indonesia mengenai Komisaris Independen.
Seluruh anggota Dewan Komisaris Bank tidak saling memiliki hubungan keluarga sampai
dengan derajat kedua dengan sesama anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi.

b. Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris


Secara umum, tugas utama Dewan Komisaris diantaranya adalah mengawasi pelaksanaan
tugas dan tanggung jawab Direksi, memberikan nasihat dan masukan kepada Direksi serta
memantau efektivitas penerapan tata kelola perusahaan yang baik, penerapan manajemen
risiko dan penerapan anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme serta
tindakan yang dianggap perlu untuk memastikan pengelolaan Bank telah dilaksanakan sesuai
dengan prinsip kehati-hatian. Kedudukan masing masing anggota Dewan Komisaris, termasuk
Komisaris Utama adalah setara. Tugas Komisaris Utama adalah mengkoordinasikan kegiatan
Dewan Komisaris.
Dewan Komisaris Bank Yudha Bhakti dalam menjalankan tugasnya mengacu kepada Pedoman
Umum dan Prosedur Kerja Pengawasan Dewan Komisaris, Anggaran Dasar Perusahaan,
Undang-Undang Perseroan Terbatas, Peraturan Perbankan, dan Peraturan Bank Indonesia,
peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan peraturan lainnya di bidang pasar modal.
Sesuai dengan Pedoman Umum dan Prosedur Kerja Pengawasan Dewan Komisaris, Dewan
Komisaris menyelenggarakan rapat rutin bulanan yang dihadiri oleh mayoritas anggota Dewan
Komisaris, serta rapat khusus yang diselenggarakan apabila terdapat hal-hal yang menurut
Dewan Komisaris perlu untuk dibahas. Anggota Direksi, Risk Manager dan Auditor Internal
serta pejabat Bank terkait dapat diundang menghadiri rapat untuk memberikan pemahaman
yang lebih mendalam mengenai kegiatan dan usaha Bank.
Pengambilan keputusan rapat Dewan Komisaris dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat.
Hasil rapat Dewan Komisaris dituangkan dalam risalah rapat yang ditandatangani oleh seluruh
peserta rapat dan didokumentasikan secara baik. Sebagai bentuk komitmen meningkatkan
praktek tata kelola perusahaan yang baik dan fungsi manajemen risiko sebagaimana
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014
109
ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor : 7/25/PBI/2005 tanggal 3 Agustus 2005
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/9/PBI/2006 dan
Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/19/PBI/2009 tentang Sertifikasi Manajemen Risiko Bagi
Pengurus dan Pejabat Bank Umum, seluruh anggota Dewan Komisaris telah memperoleh
Sertifikat Manajemen Risiko dari Lembaga Sertifikasi Profesi yang berwenang sesuai dengan
tingkatan yang berlaku.
Dalam rekomendasi melaksanakan tugas-tugasnya, Dewan Komisaris dibantu oleh Komite
Audit, Komite Pemantau Risiko, dan Komite Remunerasi dan Nominasi.

c. Rekomendasi Dewan Komisaris.


Sepanjang tahun 2014, terkait dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab di atas, Dewan
Komisaris telah mengeluarkan beberapa rekomendasi sebagai berikut :
1) Mendorong peningkatan pengembangan corporate culture atau budaya kerja secara terus
menerus khususnya melalui pelatihan atau pendidikan karyawan, karena Sumber Daya
Manusia sebagai aset utama dan faktor penentu yang memiliki peranan yang sangat
menentukan bagi kinerja perusahaan.
2) Meminta jajaran Direksi terus berupaya meningkatkan kinerja Bank Yudha Bhakti melalui
peningkatan volume pertumbuhan kredit, percepatan penyelesaian kredit bermasalah dan
penciptaan struktur pendaanaan yang lebih terdifersifikasi dan dengan beban operasional
yang minimum.
3) Mendorong terselenggarannya pelaksanaan prinsip tata kelola yang baik (Good Corporate
Governance) dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang
organisasi pada tingkatan memadai yang didukung dengan penerapan manajemen risiko
yang handal, sistem pengendalian internal yang memadai serta pelaporan keuangan yang
efektif yang dapat mendukung terselenggaranya pengambilan keputusan yang cepat dan
informatif serta upaya yang berkesinambungan dalam peningkatan kualitas jasa
pelayanan kepada nasabah.
4) Menyetujui penunjukan Kantor Akuntan Publik (KAP) Husni Mucharam & Rasidi untuk
melakukan pemeriksaan Laporan Keuangan PT Bank Yudha Bhakti untuk tahun yang
berakhir 31 Desember 2014 sesuai hasil rekomendasi Komite Audit.
5) Dewan Komisaris senantiasa mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan aspek
kepatuhan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia antara lain mengenai pemenuhan GWM,
BMPK, NPL, CAR, Pelaksanaan Penerapan Ketentuan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan
Pendanaan Terorisme serta Penerapan Manajemen Risiko.

2. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

a. Jumlah, Komposisi dan Independensi Direksi


Direksi Bank Yudha Bhakti posisi 31 Desember 2014 berjumlah 4 (empat) orang dan dipimpin
oleh seorang Direktur Utama yang berasal dari pihak yang independen terhadap pemegang
saham pengendali.
Seluruh anggota Direksi telah berpengalaman dalam bidang operasional perbankan selama
lebih dari 5 (lima) tahun dan tidak memiliki rangkap jabatan sebagai Komisaris, Direksi atau
Pejabat Eksekutif pada bank, perusahaan atau lembaga lain.
Seluruh anggota Direksi Bank Yudha Bhakti tidak saling memiliki hubungan keluarga sampai
dengan derajat ke dua dengan sesama anggota Direksi, dan/atau dengan anggota Dewan
Komisaris.
Dalam rapat-rapat kerja antara Dewan Komisaris dengan Direksi telah dipastikan bahwa
Direksi telah menindaklanjuti temuan Audit dan rekomendasi dari Divisi Audit Intenal, auditor
eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia atau otoritas lainnya,

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


110
dengan menetapkan rencana tindak perbaikan atau penyempurnaan kegiatan yang dipandang
perlu.
Anggota Direksi diangkat dan diberhentikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk
jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali maksimum untuk 1 (satu) periode
(sesuai dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 32, tanggal 10 September 2013).
b. Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
Sebagaimana ditetapkan dalam Surat Keputusan Direksi Nomor : 036/SET/BYB/III/2013
tanggal 13 Maret 2013 tentang Pedoman Umum, Prosedur dan Tata Kerja Direksi, Anggaran
Dasar Bank Yudha Bhakti, Undang-Undang Perseroan Terbatas, Peraturan Bank Indonesia,
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan ketentuan lainnya di bidang pasar modal, Direksi
bertanggungjawab penuh terhadap pelaksanaan kepengurusan harian Bank, termasuk
memastikan terselenggaranya prinsip GCG dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh
tingkatan atau jenjang organisasi, merumuskan dan melaksanakan strategi dan kebijakan
bisnis, pengawasan dan pengelolaan risiko, pemeliharaan dan pengelolaan aset, pengelolaan
sumber daya manusia, memastikan pencapaian dan tujuan usaha, terus berupaya
meningkatkan efisiensi dan efektivitas biaya, serta melaporkan kinerja Bank secara
keseluruhan kepada pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham.
Dalam rangka melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance, Direksi telah
membentuk Divisi Audit Intern, Divisi Manajemen Risiko dan Divisi Kepatuhan. Divisi-divisi
tersebut telah bekerja secara efektif membantu Direksi dalam melaksanakan pengawasan dan
pengendalian terhadap kegiatan usaha Bank.
Disamping hal di atas, dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Direksi juga dibantu oleh
pejabat eksekutif dan komite di bawah koordinasinya, diantaranya: Komite Manajemen Risiko,
Komite Audit & Pengendalian Internal, Komite Kebijakan Perkreditan, Komite Kredit, Komite
Kebijakan Personalia, Komite Personalia, Komite Aset dan Liabilitas (ALCO), Komite Investasi
Umum & Pengembangan Usaha, Komite Investasi Surat Berharga dan Komite Teknologi Sistem
Informasi (TSI).

3. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite-Komite

a. Struktur, Keanggotaan, Keahlian dan Independensi Anggota Komite

1) Komite Audit
Komite Audit terdiri dari seorang Ketua yang merupakan Komisaris Independen dan 2
(dua) orang anggota. Ketua maupun seluruh anggota Komite Audit memiliki keahlian dan
latar belakang pengetahuan serta pengalaman yang memadai. Berdasarkan Surat
Keputusan Direksi No.111/SET/BYB/IX/2008 tanggal 3 September 2008 tentang Revisi
Susunan Keanggotaan Komite Audit, dengan susunan keanggotaan :
a) Ketua : Suprihadi, S.IP
b) Sekretaris Dekom : Didid H. Basuki
c) Anggota :
- Bid. Keuangan – Akuntansi / Perbankan Adi Priyono
- Bid. Hukum / Perbankan R. Rivai M. Noer

2) Komite Pemantau Risiko


Komite Pemantau Risiko diketuai oleh seorang Komisaris Independen dengan anggota
yang memiliki keahlian di bidang keuangan dan manajemen risiko, sehingga dapat
mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Berdasarkan Surat
Keputusan Direksi Nomor 088/SET/BYB/IX/2009 tanggal 28 September 2009, susunan
keanggotaan Komite Pemantau Risiko adalah sebagai berikut :
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014
111
a) Ketua : I Putu S. Soeranta
b) Sekretaris Dekom : Didid H. Basuki
c) Anggota :
- Bid. Manajemen Risiko Ian Febrian
- Bid. Keuangan – Akuntansi / Perbankan Adi Priyono

3) Komite Remunerasi dan Nominasi


Komite Remunerasi dan Nominasi diketuai oleh seorang Komisaris Independen dengan 4
(empat) anggota yang memiliki keahlian dan independensi yang memadai. Berdasarkan
Surat Keputusan Direksi Nomor : 064/SET/BYB/VI/2008 tanggal 27 Juni 2008, susunan
keanggotaan Komite Remunerasi dan Nominasi adalah sebagai berikut:
a) Ketua : Suprihadi, S.IP
b) Sekretaris : Kepala Divisi SDM & Umum
c) Anggota :
- Komisaris Independen II I Putu Soekreta Soeranta
- Komisaris Tjandra Mindharta Gozali
- Komisaris Rianzi Julidar, S.IP,SH,M.Sc

b. Tugas dan Tanggung Jawab Komite


Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 001/SET-DK/BYB/V/2007 tanggal 23 Mei
2007 tentang Pedoman Umum dan Prosedur Kerja Pengawasan Dewan Komisaris dan No.
001/SET-DK/BYB/IX/2008 tanggal 17 September 2008 tentang Addendum Pedoman Umum
dan Prosedur Kerja Pengawasan Dewan Komisaris, No. 57/DK/BYB/XI/2014 tanggal 27
November 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit (Piagam Komite
Audit/Audit Committee Charter), No.055/SET-DK/BYB/X/2013 tanggal 25 Oktober 2013
tentang Pedoman dan Tata Kerja Komite Pemantau Risiko, No. 042/DK/BYB/X/2014 tanggal 6
Oktober 2014 tentang Pedoman Kerja Komite Remunerasi dan Nominasi, diatur tugas dan
tanggung jawab Komite sebagai berikut :
1) Komite Audit, bertugas :
a) Melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta
pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan
pengendalian intern termasuk kecukupan progres pelaporan keuangan.
b) Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap :
- Pelaksanaan tugas Satuan Kerja Audit Intern;
- Kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor Akuntan Publik dengan standar audit
berlaku;
- Kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi yang berlaku;
- Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan Satuan Kerja Audit Intern,
Akuntan Publik, dan hasil pengawasan Bank Indonesia/OJK, guna memberikan
rekomendasi kepada Dewan Komisaris.
c) Memberikan rekomendasi mengenai penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan
Publik kepada Dewan Komisaris untuk disetujui dalam RUPS.

2) Komite Pemantau Risiko, bertugas :


a) Melakukan evaluasi tentang kesesuaian antara Kebijakan Manajemen Risiko dengan
pelaksanaan kebijakan tersebut;
b) Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko
dan Divisi Manajemen Risiko.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


112
3) Komite Remunerasi dan Nominasi
Terkait dengan Kebijakan Remunerasi :
a) Melakukan evaluasi terhadap Kebijakan Remunerasi;
b) Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai :
- Kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi untuk disampaikan
kepada RUPS;
c) Kebijakan remunerasi bagi pejabat eksekutif dan pegawai secara keseluruhan untuk
disampaikan kepada Direksi.
Terkait dengan Kebijakan Nominasi :
a) Menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai sistem serta prosedur pemilihan
dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS;
b) Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi
kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS;
c) Memberikan rekomendasi mengenai Pihak Independen yang akan menjadi anggota
Komite kepada Dewan Komisaris.

c. Frekuensi Rapat Komite.


Sepanjang tahun 2014, Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan Komite Remunerasi dan
Nominasi telah menyelenggarakan rapat dengan jumlah frekwensi dan kehadiran masing-
masing anggota sebagai berikut :

1) Komite Audit
Keanggotaan Nama Kehadiran Jumlah Frekuensi Rapat
Ketua Suprihadi, S.IP 6
Sekretaris Dekom Didid H. Basuki 7
7 kali
Anggota Rivai M. Noer 5
Independen Adi Priyono 7

2) Komite Pemantau Risiko


Keanggotaan Nama Kehadiran Jumlah Frekuensi Rapat
Ketua I Putu S. Soeranta 15
Sekretaris Dekom Didid H. Basuki 14
15 kali
Adi Priyono 15
Anggota
Independen Ian Febrian 14

3) Komite Remunerasi dan Nominasi


Jumlah Frekuensi
Keanggotaan Nama Kehadiran
Rapat
Ketua Suprihadi, S.IP 4
Sekretaris Kepala Divisi SDM & Umum 4
Putu S. Soeranta 4 4 kali
Anggota Tjandra Mindharta Gozali 3
Rianzi Julidar, S.IP, SH, M.Sc. 4

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


113
d. Program Kerja Komite dan Realisasinya.

1) Komite Audit
a) Program Kerja adalah sebagai berikut :
- Mereview dan mengevaluasi rencana dan pelaksanaan tugas Divisi Audit Internal.
- Rapat dengan Kantor Akuntan Publik (KAP) Husni, Mucharam & Rasidi untuk
pembahasan hasil pemeriksaan laporan keuangan Bank Yudha Bhakti untuk tahun
yang berakhir 31 Desember 2013 serta temuan-temuan yang signifikan.
- Memberikan rekomendasi atas penunjukkan Akuntan Publik dan KAP sesuai
ketentuan yang berlaku kepada RUPS melalui Dewan Komisaris.
- Rapat dengan satuan kerja yang bertanggung jawab untuk memonitor tindak
lanjut hasil temuan Divsi Audit Internal, OJK/BI dan KAP (dengan nara sumber dari
Divisi Audit Intern, Divisi Kepatuhan atau Divisi Lain yang ditunjuk bertanggung
jawab atas tindak lanjut temuan).
- Rapat dengan Divisi Perencanaan & Akuntansi ke Bank Indonesia secara
triwulanan.
- Rapat dengan satuan kerja atau penanggung jawab produk-produk BYB yang
dipandang perlu mendapat perhatian Dewan Komisaris, misalnya Kredit Khusus
Pensiun, kredit kerjasama dengan koperasi, rencana dan evaluasi peluncuran
ATM, perkembangan penanganan AYDA, NPL, dll.
- Melaksanakan tugas-tugas khusus yang diberikan oleh Dewan Komisaris.
- Berdasarkan hasil rapat, review dan evaluasi yang dilaksanakan oleh Komite Audit,
akan dibuat rekomendasi kepada Dewan Komisaris atas hal-hal yang dianggap
signifikan untuk disampaikan kepada Direksi dengan catatan agar ditindak lanjuti
oleh Direksi. Komite Audit juga akan membuat mekanisme monitoring tindak
lanjut Direksi atas rekomendasi Dewan Komisaris tersebut.
- Frekuensi rapat akan disesuaikan dengan kesiapan nara sumber dan ketersediaan
materi pembahasan, minimal pelaksanaan rapat satu bulan satu kali.
- Komite Audit juga akan mengagendakan rapat gabungan dengan Komite
Pemantau Risiko untuk mendapat gambaran kondisi Bank yang lebih luas,
sehingga dapat memberikan masukan yang lebih komprehensif kepada Dewan
Komisaris untuk disampaikan kepada Direksi.

b) Realisasi Program Kerja Komite Audit :


Selama tahun 2014 Komite Audit telah menyelenggarakan 7 (tujuh) kali rapat yang
antara lain membahas :
- Rencana kerja, evaluasi atas realisasi rencana kerja Divisi Audit Intern Semester II
tahun 2013, rencana kerja Divisi Audit Intern 2014, penunjukkan KAP Husni,
Mucharam & Rasyidi untuk pemeriksaan laporan keuangan BYB untuk tahun yang
berakhir 31 Desember 2013.
- Penjelasan KAP Husni, Mucharam & Rasyidi atas hasil sementara audit laporan
keuangan per 31 Desember 2013.
- Review Laporan Akuntan Independen atas Penerapan SPFAIB dan Fungsi Audit
Teknologi Informasi serta review atas Laporan Pelaksanaan Pokok-Pokok Hasil
Audit Intern Semester I tahun 2014.

2) Komite Pemantau Risiko


a) Program Kerja adalah sebagai berikut :
- Komite Pemantau Risiko akan mengadakan rapat dengan Divisi Manajemen Risiko
secara berkala 1 (satu) bulan sekali dan sewaktu-waktu dapat mengadakan rapat

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


114
sesuai kebutuhan, untuk membahas laporan yang dibuat oleh Divisi Manajemen
Risiko kepada pihak manajemen dan Bank Indonesia yang meliputi :
● Laporan Profil Risiko Bank
● Laporan Tingkat Kesehatan Bank
● Laporan Good Coorporate Governance
● Topik lain yang dipandang penting sesuai dengan kondisi terkini.
∗ Komite Pemantau Risiko akan melakukan rapat sebulan sekali dengan
Direktur Kepatuhan untuk membahas Laporan Kepatuhan Bulanan
dan/atau topik lain yang dipandang penting sesuai dengan kondisi yang
sedang dihadapi oleh Bank.
∗ Komite Pemantau Risiko akan mengevaluasi kebijakan dan pelaksanaan
manajemen risiko serta memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tugas
Komite Manajemen Risiko dan Divisi Manajemen Risiko.
∗ Komite Pemantau Risiko (KPR) akan memberikan rekomendasi kepada
Dewan Komisaris atas berbagai permasalahan yang perlu menjadi
perhatian Direksi, dan KPR juga akan memantau tindak lanjut yang telah
dilaksanakan oleh Direksi.
b) Realisasi Program Kerja Komite Pemantau Risiko :
Selama tahun 2014 Komite Pemantau Risiko telah melaksanakan rapat sebanyak 15
kali yang antara lain membahas :
Rencana Kerja Komite Pemantau Risiko tahun 2014.
-
Perkembangan hasil penilaian sendiri (Self Assessment) atas laporan peringkat
-
tingkat Kesehatan Bank Berbasis Risiko (Risk Based Bank Rating) setiap bulan yang
mencakup penilaian Profil Risiko, Pelaksanaan GCG, Rentabilitas dan Permodalan.
- Hasil pemantauan pelaksanaan tingkat kepatuhan Bank oleh Direktur Kepatuhan.
- Perkembangan mengenai pelaksanaan pemenuhan komitmen kepada Otoritas
Jasa Keuangan/BI.
- Rencana Strategik Penerapan Manajemen Risiko tahun 2015.
3) Komite Remunerasi dan Nominasi
a) Program Kerja adalah sebagai berikut :
- Komite Remunerasi dan Nominasi akan mengadakan rapat secara berkala, paling
kurang 1 (satu) kali dalam satu tahun, serta dapat dilakukan sewaktu-waktu jika
diperlukan.
- Komite akan membahas rekomendasi kepada Dewan Komisaris dalam melakukan
evaluasi terhadap kebijakan yang berkaitan dengan remunerasi dan nominasi.
Dimana kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi akan disampaikan
kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), sedangkan kebijakan remunerasi
bagi pejabat eksekutif dan pegawai secara keseluruhan akan disampaikan kepada
Direksi.
- Menyusun kebijakan sistem dan prosedur pemilihan dan/atau penggantian
anggota Komisaris dan Direksi untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS).
- Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan Komisaris dan/atau
Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS).
- Memberikan rekomendasi mengenai pihak independen yang akan menjadi
anggota Komite Audit dan Anggota Komite Pemantau Risiko.
- Mengevaluasi kebijakan dan keputusan yang telah diambil oleh Direksi terkait
dengan penerapan Remunerasi dan Nominasi.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


115
b) Realisasi Program Kerja Komite Remunerasi :
Selama tahun 2014 Komite Remunerasi dan Nominasi telah mengadakan rapat
sebanyak 4 (empat) kali yang antara lain membahas :
- Perpanjangan masa jabatan Direktur Operasi.
- Penyesuaian limit fasilitas pinjaman kendaraan (Car Loan) untuk Direksi dan
pejabat bank.
- Pencalonan anggota Dewan Komisaris dan Direksi baru.
- Remunerasi atas calon anggota Dewan Komisaris dan Direksi baru.
- Kebijakan remunerasi untuk anggota Dewan Komisaris, Direksi, Pejabat Eksekutif
dan karyawan.

4. Penanganan Benturan Kepentingan

Benturan kepentingan adalah keadaan dimana terdapat konflik antara kepentingan ekonomis
perusahaan dan kepentingan ekonomis pribadi pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan
Direksi serta karyawan perusahaan.
Pada tahun 2014 Bank telah menerbitkan Surat Keputusan Direksi Nomor
SKEP/230/SET/BYB/VIII/2014 tanggal 22 Agustus 2014 tentang Pedoman Pencegahan Benturan
Kepentingan yang mengatur tentang penanganan transaksi yang mengandung benturan
kepentingan.
Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, anggota Dewan Komisaris, Direksi dan karyawan
perusahan harus mendahulukan kepentingan ekonomis perusahaan di atas kepentingan ekonomis
pribadi, keluarga atau pihak lainnya.
Pembahasan dan pengambilan keputusan yang mengandung unsur benturan kepentingan, harus
mengikuti ketentuan sebagai berikut :
a. Pihak yang terlibat dalam benturan kepentingan dilarang untuk turut serta dalam
pembahasan dan membuat keputusan. Jika terjadi benturan kepentingan, keputusan harus
dilakukan oleh pihak/pejabat lain atau pejabat satu level di atasnya.
b. Pemegang saham yang mempunyai benturan kepentuingan, harus mengeluarkan suaranya
dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sesuai dengan keputusan yang diambil
pemegang saham yang tidak mempunyai benturan kepentingan.
c. Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan yang memiliki
wewenang pengambilan keputusan diharuskan setiap tahun membuat pernyataan tidak
memiliki benturan kepentingan terhadap setiap keputusan yang telah dibuat olehnya dan
telah melaksanakan kode etik yang ditetapkan oleh perusahaan.
d. Keputusan yang mengandung benturan kepentingan dicantumkan dalam risalah rapat dan
dilaporkan kepada Direktur Kepatuhan setiap akhir tyahun untuk laporan pelakdsanaaan tata
kelola perusahaan yang baik (GCG).
Untuk periode tahun 2014 tidak terdapat transaksi yang mengandung benturan kepentingan.

5. Penerapan Fungsi Kepatuhan, Audit Internal dan Audit Eksternal

a. Fungsi Kepatuhan
Sesuai dengan amanat PBI No. 13/2/PBI tanggal 12 Januari 2011 tentang Penerapan Fungsi
Kepatuhan Bank Umum, penerapan fungsi kepatuhan di Bank Yudha Bhakti meliputi hal-hal
sebagai berikut :
1) Penunjukan Direktur (Kepatuhan) yang membawahkan fungsi kepatuhan dengan tugas
dan tanggung jawab antara lain meliputi hal-hal sebagai berikut:
a) merumuskan strategi guna mendorong terciptanya Budaya Kepatuhan Bank;
b) mengusulkan Kebijakan Kepatuhan atau prinsip-prinsip kepatuhan yang akan
ditetapkan oleh Bank;

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


116
c) menetapkan Sistem dan Prosedur Kepatuhan yang akan digunakan sebagai acuan
dalam menyusun ketentuan dan pedoman internal Bank;
d) memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta
kegiatan usaha yang dilakukan Bank telah sesuai dengan ketentuan OJK/Bank
Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
e) meminimalkan Risiko Kepatuhan;
f) melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan dan/atau keputusan yang diambil
Direksi tidak menyimpang dari ketentuan OJK/Bank Indonesia dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
g) mendorong dan memonitor terlaksananya Penerapan GCG pada tingkatan yang
sangat memadai.
2) Dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya tersebut, Direktur Kepatuhan
dibantu oleh Divisi Kepatuhan yang merupakan satuan kerja independen termasuk di
dalamnya mengkoordinasikan ketentuan Penerapan Program Anti Pencucian Uang
dan Pencegahan Pendanaan Terorisme. Selanjutnya secara rutin memantau
pengkinian dan mengidentifikasikan profil nasabah dan/atau transaksi keuangan
yang mencurigakan, yang terkait dengan Pedoman Anti Pencucian Uang. Hasil
pemantauan dan identifikasi tersebut dilaporkan kepada Pusat Pelaporan dan
Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) melalui Laporan Transaksi Keuangan
Mencurigakan (LTKM). Selain itu juga melaporkan Transaksi Keuangan Tunai (LTKT).
3) Penerbitan laporan-laporan Direktur Kepatuhan secara berkala, meliputi :
a) Laporan Khusus Kepatuhan yang ditujukan kepada Direktur Utama, perihal
pemberitahuan jika terdapat kebijakan yang berpotensi meningkatkan Risiko
Kepatuhan dengan tembusan Dewan Komisaris.
b) Laporan Tugas dan Tanggung Jawab Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan (Triwulanan)
yang ditujukan kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada Dewan
Komisaris.
c) Laporan Pelaksanaan Tugas Fungsi Kepatuhan (Bulanan) yang ditujukan kepada
Dewan Komisaris, perihal informasi kinerja perseroan, permodalan dan
pelaksanaan penerapan prinsip kehati-hatian yang meliputi posisi limit Giro Wajib
Minimum, Batas Maksimum Pemberian Kredit, Rasio Non Performing Loan,
Pelaksanaan Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan
Pendanaan Terorisme serta Penanganan Pengaduan Konsumen.
d) Laporan Hasil Kerja yang ditujukan kepada Direktur Utama, perihal realisasi
pekerjaan yang telah dilakukan Direktur Kepatuhan selama satu periode waktu
ataupun adanya tugas khusus lain;
e) Laporan Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan kepada OJK/Bank Indonesia setiap enam
bulan sekali dengan tembusan kepada Dewan Komisaris.
f) Laporan pemenuhan atau tindak lanjut penyelesaian atas temuan-temuan hasil
pemeriksaan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia.
4) Untuk memastikan terselenggaranya pelaksanaan tugas dan fungsi kepatuhan yang
efektif, Dewan Komisaris sebagai Dewan Pengawas Bank juga melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan Fungsi Kepatuhan dalam organisasi Bank, yakni melalui evaluasi
secara berkala terhadap pelaksanaan fungsi kepatuhan yang pembahasannya
diselenggarakan dalam rapat Dewan Komisaris dan rapat antara Direksi dan Dewan
Komisaris. Hasil rapat diikuti dengan penyampaian saran-saran dalam rangka
peningkatan kualitas pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank di masa mendatang.
5) Selanjutnya untuk meningkatkan budaya kepatuhan pada seluruh karyawan dalam
setiap tingkatan organisasi, Bank memberikan sanksi kepada setiap karyawan yang
melakukan pelanggaran atas setiap ketentuan yang ada. Sanksi diberikan mulai dari
yang yang paling ringan berupa pengurangan nilai terhadap kinerja karyawan sampai
dengan tindakan pemecatan, terutama untuk pelanggaran yang menyangkut
pelanggaran tindak pidana perbankan.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


117
Sepanjang tahun 2014, secara umum Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Yudha Bhakti terhadap
ketentuan Bank Indonesia/Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan telah
berjalan dengan baik meskipun telah terjadi beberapa pembayaran denda akibat kesalahan dalam
penyampaian pelaporan kepada Bank Indonesia/Otoritas Jasa Keuangan. Namun hal tersebut
masih dalam jumlah yang relatif rendah. Bank Yudha Bhakti akan terus berupaya meningkatkan
kualitas kepatuhan terhadap ketentuan Bank Indonesia/OJK dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

b. Fungsi Audit Internal

1) Divisi Audit Internal (DAI) bertanggungjawab secara langsung kepada Direktur Utama dan
apabila diperlukan Direktur Utama dapat meminta (DAI) untuk melakukan pemeriksaan
khusus di luar Program Audit yang telah tersusun di awal tahun terhadap hal-hal yang
menjadi perhatian (bersifat Urgent).
2) DAI bertanggungjawab melakukan fungsi pengawasan internal secara independen
terhadap satuan kerja yang ada sesuai dengan struktur organisasi terhadap aktivitas
operasional Bank untuk memastikan efektivitas pengendalian intern dan pengendalian
risiko serta memastikan seluruh aktivitas Bank telah sesuai dengan kebijakan, standar,
prosedur, peraturan dan atau perundang-undangan yang berlaku dan menyampaikan
laporan hasil pemeriksaan langsung kepada Direktur Utama dengan tembusan Dewan
Komisaris, Direktur Kepatuhan dan Direksi terkait.
3) DAI melakukan rapat dengan Komite Audit dan secara independen Komite Audit
mengevaluasi hasil / kinerja DAI yang tertuang pada Laporan Hasil Pemeriksaan dan
memastikan apakah rekomendasi DAI telah ditindaklanjuti / dilaksanakan dengan benar
dan diselesaikan tepat waktu.
4) Hasil pemeriksaan Audit Intern tahun 2014 secara umum menunjukkan pengendalian
intern dan pengendalian risiko belum sepenuhnya berjalan dengan baik tercermin dari
masih ditemukan adanya kelemahan-kelemahan yang perlu mendapatkan perhatian,
antara lain :
a) Aspek kepatuhan terhadap ketentuan internal dan eksternal maupun prosedur yang
berlaku.
b) Kelemahan dalam verifikasi dokumen.
c) Kelemahan dalam analisis.
d) Kelemahan pada sistem.
e) Kelemahan dalam monitoring (penggunaan kredit, kinerja usaha, pemenuhan
kelengkapan dokumen, pemenuhan kewajiban bunga dan angsuran, penutupan &
perpanjangan asuransi, pengkinian data nasabah dll).
f) Ketelitian.
5) Kelemahan-kelemahan tersebut disebabkan antara lain :
a) Fungsi pengawasan melekat (built-in control) dari Supervisi di setiap satuan kerja
masih belum optimal.
b) Sosialisasi terhadap ketentuan dan prosedur yang berlaku dari para Supervisi di setiap
satuan kerja belum sepenuhnya memadai.
c) Kemampuan SDM untuk dapat memahami ketentuan dan prosedur yang berlaku
masih terbatas.
6) Dalam rangka pengendalian risiko telah dilakukan upaya-upaya antara lain :
a) Memberikan training kepada petugas terkait sesuai dengan bidang tugasnya.
b) Mereview Pedoman/Manual/Kebijakan & Prosedur sesuai dengan kondisi dilapangan
namun masih dalam batasan yang tidak menyimpang dari peraturan yang berlaku.
c) Meningkatkan peran Supervisi di setiap satuan kerja untuk lebih optimal dalam
melakukan control/pengawasan guna meminimalisir terjadinya risiko.
d) Mensosialisasikan Pedoman/Manual/Kebijakan & Prosedur secara terus
menerus/berkesinambungan kepada seluruh aparat terkait.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


118
c. Fungsi Audit Eksternal
Bank Yudha Bhakti dalam menjalankan kegiatan usahanya selain diperiksa oleh Kantor
Akuntan Publik (KAP) independen, juga diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), mengingat
OJK merupakan lembaga yang memiliki otoritas untuk mengawasi pelaksanaan kegiatan
operasi seluruh Perusahaan Jasa Keuangan di Indonesia termasuk perbankan.
Dalam melaksanakan fungsi pengawasannya, OJK dan KAP dibantu oleh Internal Auditor yang
bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan kegiatannya dengan kegiatan OJK dan KAP.
Melalui koordinasi tersebut diharapkan dapat dicapai hasil pengawasan dan audit yang
komprehensif dan optimal.
Berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 24 Maret 2013, telah
menunjuk KAP Husni, Mucharam dan Rasidi untuk melakukan pemeriksaaan umum (general
audit) atas Laporan Keuangan Perseroan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014.
Penunjukan tersebut berdasarkan rekomendasi dari Komite Audit melalui Dewan Komisaris.
Penunjukkan Auditor Independen telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu tidak
lebih dari 5 tahun berturut-turut. Hal ini sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No.
7/50/PBI/2005 jo. No. 3/22/PBI/2001 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank,
penunjukkan KAP yang sama hanya bisa dilakukan selama lima tahun berturut-turut, kecuali
jika memenuhi kondisi tertentu dan dilaksanakan atas persetujuan Bank Indonesia.
Dalam melaksanakan Fungsi Audit Eksternal, KAP mampu bekerja secara independen dan
memiliki reputasi yang baik, serta telah memenuhi standar profesional akuntan publik dan
perjanjian kerja serta ruang lingkup audit yang ditetapkan. Independensi akuntan publik
dalam mengaudit Laporan Keuangan tahun buku 2014 telah sesuai dengan Standar Auditing
yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).
Penugasan audit kepada Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik telah memenuhi aspek-
aspek di bawah ini:
1) Kapasitas Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk
2) Legalitas perjanjian kerja
3) Ruang lingkup audit
4) Standar profesional akuntan publik
5) Komunikasi Kantor Akuntan Publik dengan OJK/Bank Indonesia
Pemeriksaan Umum (general audit) atas Laporan Keuangan Bank Yudha Bhakti untuk tahun
buku yang berakhir per 31 Desember 2014 meliputi audit atas Laporan Posisi Keuangan,
Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas serta Laporan Arus Kas untuk tahun buku yang
berakhir per tanggal tersebut, Untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran penyajian
posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas perusahaan, dalam semua hal
yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

6. Penerapan Manajemen Risiko Termasuk Sistem Pengendalian Intern.

a. Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi.


1) Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi dalam Penerapan Manajemen
Risiko secara eksplisit tertuang dalam Surat Keputusan Direksi No.169/SET/BYB/XII/2011
tanggal 23 Desember 2011 tentang Pedoman Penerapan Manajemen Risiko.
2) Limitasi sebagai sarana pengawasan
3) Melalui rapat-rapat kerja antara Dewan Komisaris dengan Direksi dilakukan kajian
terhadap kecukupan penerapan manajemen risiko dibandingkan dengan kebijakan
manajemen risiko yang telah ditetapkan.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


119
b. Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit.
1) Berdasarkan perkembangan eksternal dan internal, Direksi melakukan evaluasi dan kajian
terhadap efektivitas dan kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit yang
disesuaikan dengan tujuan, ukuran dan kompleksitas usaha Bank serta risiko yang
dihadapinya melalui rapat kerja dengan Pejabat Eksekutif dan satuan kerja terkait.
2) Bank secara berkala mereview kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko
serta melakukan kaji ulang.

c. Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan dan Pengendalian Risiko Serta


Sistem Informasi Manajemen Risiko.
1) Pelaksanaan kaji ulang dan evaluasi terhadap Penerapan Manajemen Risiko dilakukan
secara berkala dan berkesinambungan dengan memperhatikan perkembangan eksposur
risiko Bank, perubahan/perkembangan pasar dan pengelolaan risiko.
2) Bank menilai Profil Risiko dengan menggabungkan hasil penilaian eksposur risiko yang
melekat (inherent) pada aktivitas fungsional (inherent risk) dan kualitas penerapan
manajemen risiko yang meliputi:
a) Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi;
b) Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit;
c) Kecukupan identifikasi, pengukuran, pemantauan dan sistem informasi manajemen
risiko; serta
d) Sistem pengendalian intern yang menyeluruh.
Berdasarkan penilaian risiko Bank posisi 31 Desember 2014, diperoleh Profil Risiko Bank
secara keseluruhan tergolong Low to Moderate, dengan penilaian risiko yang melekat
(inherent) Low to Moderate dan kualitas penerapan manajemen risiko dinilai Fair.

d. Sistem Pengendalian Intern Yang Menyeluruh.


Bank secara berkala melaksanakan penyempurnaan terhadap pemeriksaan dan
penilaian/evaluasi atas kecukupan/efektivitas sistem pengendalian intern, yang secara
fungsional dilaksanakan oleh Departemen Internal Control, Divisi Audit Internal, Divisi
Manajemen Risiko dan Divisi Kepatuhan.

7. Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait (Related Party) dan Penyediaan Dana Besar
(Large Exposure) Posisi 31 Desember 2014.
Jumlah
No. Penyediaan Dana
Debitur Nominal (Jutaan Rp)
1. Kepada Pihak Terkait : 25 81.756
1. Liem Boen Sing/Hokky Gonarto *) 35.000
2. Daniel Lianto *) 35.000
3. PT Menara Panen Raya 1.494
4. INKOPPABRI *) 2.000
5. I Putu Gede Eka Aria Soeranta 96
6. PT Iswara & Hersandi Engineering 1.895
7. Niluh Gede Murwaningsih *) 4.089
8. Puskop Dephan 399
9. Komisaris dan Direksi 888
10. Pejabat Bank 895
2. Kepada Debitur Inti :
a. Individu : 15 109.514
1. PT Karya Perkasa Indonesia 19.000
2. PT Otomas Multi Finance 11.086
3. BPR Kab. Bandung 3.858
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014
120
4. PT Kasih Industri Indonesia 12.200
5. PT Daya Bambu Sejahtera 12.450
6. Handjaya Arief Halim 4.500
7. PT Pelita Makmur Makassar 8.000
8. Niluh Gede Murwaningsih 4.089
9. KPRI Universitas Riau 6.404
10. PT Etam Abdi Nusa 6.463
11. PT Sarana Riau Ventura 4.710
12. PT Harvesia Aktiva Finance 5.000
13. PD. BPR Subang 4.822
14. PT Wahyu Nenggala 3.497
15. Koperasi Pegawai Pos (Koppos) 3.435
b. Group : 8 46.325
1. Grup Kasih Industri Indonesia
- PT Kasih Industri Indonesia 12.200
- PT Daya Bambu Sejahtera 12.450
2. Grup Niluh Gede Murwaningsih
- Niluh Gede Murwaningsih 4.089
- I Putu Soekreta Soeranta 40
- I Putu Gede Eka Aria Sasangka 96
3. Grup Dharma Rosadi Internasional
- Ayu Patria 450
- PT Etam Abdi Nusa 6.463
4. Grup CV Tata Vira Rizky
- CV Tata Vira Rizky 1.488
- PT Bieka Artvisindo 2.000
5. Group Toni Jaya Mandiri
- Debby Roselin Hilly Purba 292
- Guardian Anthony P 193
- PT Guardian Perkasa Utama 508
- Joice Despin Meriaty 502
- Ospina Pasaribu 1.388
- Rode Purba 180
- PT Toni Jaya Mandiri 384
6. Grup Iswara Hadi Engineering
- PT Iswara Hadi Engineering 1.895
- Suprihadi 325
7. Sri Darmani 1.153
8. Grup Abdul Mulkan
- Abdul Mulkan 129
- PT Tri Iksan Ramandha 100
*) Kredit dengan jaminan Cash Collateral

a. Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) posisi 31 Desember 2014 diberikan
kepada 25 (dua puluh lima) debitur, dengan nilai nominal Rp 81.756 juta atau 3,51 % dari
total penyediaan dana Bank sebesar Rp. 2.330.117 juta

b. Penyediaan dana besar (large exposure) posisi 31 Desember 2014 diberikan kepada:
1) 15 (lima belas) debitur inti dengan nilai nominal Rp 109.514 juta atau 4,70% dari total
penyediaan dana Bank.
2) 8 (delapan) debitur group inti dengan nilai nominal Rp 46.325 juta atau 1,99% dari total
penyediaan dana Bank.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


121
8. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non-Keuangan Bank Yang Belum Diungkap Dalam
Laporan Lainnya.

Kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang mencapai 5% (lima perseratus)
atau lebih dari modal disetor.

Pada Bank Yudha Bhakti:


Lembar saham Nominal
Dewan Komisaris Jenis saham %
(ribuan) Jutaan Rp
Suprihadi, S.IP - Nihil Nihil Nihil
I Putu S. Soeranta - Nihil Nihil Nihil
Tjandra M. Gozali *) - 1.353.560 135.356 61,10%
Rianzi Julidar, S.IP, SH, M.Sc. - Nihil Nihil Nihil
*) Kepemilikan melalui PT Gozco Capital

Jenis Lembar saham Nominal


Direksi %
saham (ribuan) Jutaan Rp
Michael Hoetabarat - Nihil Nihil Nihil
Syahril Yoserizal - Nihil Nihil Nihil
Iim Wardiman - Nihil Nihil Nihil
Dian Savitry Nihil Nihil Nihil
Hulda S. Tirtohartono - Nihil Nihil Nihil

Pada Bank Lain:


Lembar saham Nominal
Dewan Komisaris Jenis saham %
(ribuan) Jutaan Rp
Suprihadi, S.IP - Nihil Nihil Nihil
I Putu S. Soeranta - Nihil Nihil Nihil
Tjandra M. Gozali *) - Nihil Nihil Nihil
Rianzi Julidar, S.IP, SH, M.Sc. - Nihil Nihil Nihil

Jenis Lembar saham Nominal


Direksi %
saham (ribuan) Jutaan Rp
Michael Hoetabarat - Nihil Nihil Nihil
Syahril Yoserizal - Nihil Nihil Nihil
Iim Wardiman - Nihil Nihil Nihil
Dian Savitry Nihil Nihil Nihil
Hulda S. Tirtohartono - Nihil Nihil Nihil

Pada Lembaga Keuangan Bukan Bank:


Lembar saham Nominal
Dewan Komisaris Jenis saham %
(ribuan) Jutaan Rp
Suprihadi, S.IP - Nihil Nihil Nihil
I Putu S. Soeranta - Nihil Nihil Nihil
Tjandra M. Gozali *) - Nihil Nihil Nihil
Rianzi Julidar, S.IP, SH, M.Sc. - Nihil Nihil Nihil

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


122
Jenis Lembar saham Nominal
Direksi %
saham (ribuan) Jutaan Rp
Michael Hoetabarat - Nihil Nihil Nihil
Syahril Yoserizal - Nihil Nihil Nihil
Iim Wardiman - Nihil Nihil Nihil
Dian Savitry Nihil Nihil Nihil
Hulda S. Tirtohartono - Nihil Nihil Nihil
Pada Perusahaan Lainnya:
Jenis Lembar Nominal Jutaan
Dewan Komisaris %
Saham Saham Rp
Suprihadi, S.IP - Nihil Nihil Nihil
I Putu S. Soeranta - Nihil Nihil Nihil
Rianzi Julidar, S.IP, SH, M.Sc. - Nihil Nihil Nihil
Tjandra M. Gozali :
PT Surya Intrindo Makmur, Tbk Biasa 14.000.000 1.400.000.000 1
PT Inovasi Abadi Investindo ‘’ 33.600 33.600.000.000 98
PT Surya Mega Investindo ‘’ 40.000 40.000.000.000 40
PT Gozco Capital ‘’ 109.450 109.450.000.000 99,31
PT Gozco Investments ‘’ 12.000 12.000.000.000 96
PT Golden Zaga Indonesia ‘’ 59.400 29.700.000.000 98
PT Surya Graha Jaya ‘’ 1 1.000.000 0
PT Menara Bangun Sentosa ‘’ 5.000 5.000.000.000 50
PT Suryabumi Agrolestari ‘’ 900 900.000.000 90
PT Suryabumi Agrolanggeng ‘’ 1.250.000 1.250.000.000 0,5
PT Tong Chuang Indonesia ‘’ 11.000 11.000.000.000 20
PT Bangun Multi Wahana ‘’ 1.000 1.000.000 50

Jenis Lembar saham Nominal


Direksi %
saham (ribuan) Jutaan Rp
Michael Hoetabarat - Nihil Nihil Nihil
Syahril Yoserizal - Nihil Nihil Nihil
Iim Wardiman - Nihil Nihil Nihil
Dian Savitry Nihil Nihil Nihil
Hulda S. Tirtohartono - Nihil Nihil Nihil

a. Anggota Dewan Komisaris dan Direksi Bank profesional, berpengalaman dan tidak memiliki
hubungan keuangan dan hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya,
Direksi lainnya dan/atau Pemegang Saham Pengendali Bank.

b. Paket/kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi Dewan Komisaris dan Direksi :
1) Remunerasi dan jenis fasilitas lain bagi Dewan Komisaris dan Direksi:
a) Remunerasi dalam bentuk non natura :
- Dewan Komisaris : honorarium dan tantiem
- Direksi : gaji dan tantiem
b) Remunerasi dalam bentuk natura/non-natura :
- Dewan Komisaris : nihil
- Direksi : Tunjangan kesehatan dengan sistem reimbursment, Tunjangan Hari Tua
(THT), kendaraan dinas.
2) Kebijakan remunerasi bank tetap berdasarkan pada konsep compensation benefit yang
wajar dan berlaku umum, yakni :

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


123
a) Honorarium dan tantiem Dewan Komisaris serta gaji dan tantiem Direksi ditetapkan
sesuai hasil RUPS. Selain gaji, Direksi juga menerima tunjangan yang bersifat
normatif seperti THR, penggantian biaya pengobatan, kendaraan dinas, cuti lima
tahunan, Jaminan Sosial/Jaminan Hari Tua.

b) Jenis remunerasi dan fasilitas lain bagi seluruh Dewan Komisaris dan Direksi,
mencakup :

Jumlah Diterima Dalam 1 Tahun


Jenis Remunerasi dan Dewan Komisaris Direksi
Fasilitas Lain Jutaan Jutaan
Orang Orang
Rupiah Rupiah
1. Remunerasi (gaji, bonus,
tunjangan rutin, tantiem,
4 3.097 6 5.795
dan fasilitas lainnya dalam
bentuk non-natura)
2. Fasilitas lain dalam bentuk
natura (perumahan,
transportasi, asuransi
kesehatan dan
sebagainya) yang :
a. Dapat dimiliki Nihil Nihil Nihil Nihil
b. Tidak dapat dimiliki Nihil Nihil 5 2.517
Total 4 3.097 8.312

Jumlah anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang menerima paket remunerasi
dalam satu tahun yang dikelompokkan dalam kisaran tingkat penghasilan, sebagai
berikut :

Jumlah Remunerasi per Jumlah Direksi Jumlah Komisaris


orang dalam 1 tahun *)
Di atas Rp 2 miliar - -
Di atas Rp 1 miliar s.d Rp 2 miliar 4 -
Di atas Rp 500 juta s.d Rp 1 miliar 1 4
Rp 500 juta ke bawah 1 -
*) yang diterima secara tunai

c. Shares Option.
1) Kebijakan bank tidak memberikan remunerasi dalam bentuk shares option kepada
Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif.
2) Pengungkapan Shares Option

Jumlah Opsi
Jumlah Saham yg
Yang Yang telah Harga Opsi Jangka
Keterangan / Nama dimiliki (lbr
diberikan dieksekusi (Rp) Waktu
saham)
(lbr saham) (lbr saham)

Komisaris
Suprihad S.Ip Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
I Putu S. Soeranta Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
Tjandra M. Gozali Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
Rianzi Julidar, S.IP, SH,
Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
M.Sc.
Direksi

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


124
Michael Hoetabarat Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
Syahril Yoserizal Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
Iim Wardiman Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
Dian Savitry Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
Hulda S. Tirtohartono Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
Total Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil

d. Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah

No. Keterangan Rasio


1. Rasio gaji pegawai yang tertinggi dan terendah 11,83 X
2. Rasio gaji Direksi yang tertinggi dan terendah 1,27 X
3. Rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah 1,21 X
4. Rasio gaji Direksi tertinggi dan pegawai tertinggi 43,97 X

e. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris Tahun 2014


Rapat Komisaris Rapat Direksi Rapat Gabungan
Nama Komisaris dan Direksi
Jumlah Hadir Jumlah Hadir Jumlah Hadir
Komisaris
Suprihadi, S.Ip 8 8 13 11
I Putu S. Soeranta 8 8 13 10
Tjandra M. Gozali 8 6 13 12
Rianzi Julidar, S.IP, SH, M.Sc. 8 8 13 12
Direksi
Michael Hoetabarat 39 39 13 13
Syahril Yoserizal 39 27 13 7
Iim Wardiman 39 36 13 12
Dian Savitry 39 35 13 11
Hulda S. Tirtohartono 39 22 13 10

f. Jumlah Penyimpangan Internal (Internal Fraud) Tahun 2014

Jumlah kasus yang dilakukan oleh


Internal Fraud Pengurus Pegawai tetap Pegawai tidak tetap
2013 2014 2013 2014 2013 2014

Total Fraud Nihil Nihil Nihil 3 1 4


Telah diselesaikan Nihil 2 4
Dalam proses penyelesaian di
Nihil Nihil Nihil 1 Nihil Nihil
internal Bank
Belum diupayakan penyelesaiannya Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
Telah ditindaklanjuti melalui proses
Nihil Nihil Nihil
hukum

g. Permasalahan Hukum
Jumlah
Permasalahan Hukum
Perdata Pidana
Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap) 4 -
Dalam proses penyelesaian - 1
Total 4 1

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


125
h. Transaksi Yang Mengandung Benturan Kepentingan
Selama tahun 2014 tidak ditemui adanya transaksi yang mengandung benturan
kepentingan.

Nama & Jabatan yang Nama & Jabatan


Jenis Nilai Transaksi
No. memiliki Benturan Pengambil Keterangan
Transaksi (jutaan Rp)
Kepentingan Keputusan
1. Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
2. Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil

i. Buy back shares dan buy back obligasi Bank


Tidak ada buy back shares Bank selama periode 2014.

j. Penambahan Modal melalui Right Issue


Dalam tahun 2014, Bank tidak melakukan penambahan modal melalui right issue,
penambahan modal berasal dari setoran modal pemegang saham.

k. Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System)


Kebijakan Whistleblowing bertujuan meningkatkan efektifitas penerapan sistem
pengendalian fraud dan mendeteksi kejadian fraud melalui pengungkapan dari pengaduan
baik pengaduan dari internal Bank maupun eksternal Bank.
Bank menetapkan Kebijakan Whistleblowing merupakan kebijakan yang terpisah dari
Pedoman Penyelesaian Pengaduan Konsumen dikarenakan cakupan pihak pelapor dan
ruang lingkup pelaporan berbeda meskipun ada sedikit keterkaitan.
Bank melalui keputusan Direksi menetapkan Koordinator Officer Anti Fraud sebagai Pejabat
yang ditunjuk sebagai pengelola pengaduan konsumen (whistleblower).
Di dalam penyampaian laporan pelanggaran, Bank menyediakan 2 (dua) saluran pengelolaan
pengaduan konsumen, yaitu melalui jalur tertutup dengan penyediaan email khusus kepada
petugas/pejabat penerapan program anti fraud dan melalui jalur terbuka yaitu dapat datang
langsung ke Bank untuk menemui petugas/pejabat penanggung jawab penerapan program
anti fraud.
Seluruh pengaduan pelanggaran ditujukan kepada Koordinator Officer Anti Fraud dengan
tembusan kepada Direksi yang membawahi penanganan pengelolaan pengaduan
konsumen.
Terhadap whistleblower yaitu setiap karyawan atau pihak terkait yang melaporkan
terjadinya Fraud, Bank akan menjamin kerahasiaan identitas serta memberikan
perlindungan kepada pelapor tersebut sesuai ketentuan dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Untuk setiap pengaduan yang masuk ke Bank, Koordinator Officer Penanggungjawab
Penerapan Anti Fraud melakukan verifikasi atas laporan yang masuk berdasarkan catatan
dan melakukan pengecekan apakah jenis pengaduan masuk dalam kriteria pelanggaran
sesuai dengan Kebijakan Bank. Apabila hasil verifikasi menunjukkan bahwa pengaduan tidak
benar dan tidak ada bukti maka tidak akan diproses lebih lanjut. Apabila hasil verifikasi
menunjukkan adanya indikasi pelanggaran yang disertai bukti-bukti yang cukup, maka
pengaduan dapat diproses ke tahap investigasi.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


126
Pengaduan pelanggaran yang akan ditindaklanjuti adalah pengaduan pelanggaran dimana
pelapor menyertakan bukti identitas diri atau pengaduan pelanggaran tanpa identitas tetapi
disertai bukti awal adanya pelanggaran.
Pelaku pelanggaran yang telah terbukti berdasarkan hasil investigasi, akan diproses sesuai
dengan peraturan yang berlaku setelah hasil investigasi dan bukti dibawa kedalam rapat
Direksi dan atau Dewan komisaris. Apabila hasil investigasi terbukti adanya pelanggaran
oleh pegawai yang mengarah ke tindak pidana, maka dapat ditindaklanjuti proses hukum
yang berlaku kepada lembaga penegak hukum dengan Direksi sebagai pejabat penyerah
perkara.

l. Pemberian dana untuk kegiatan sosial (Customer Social Responcibility/CSR)


Sebagai wujud kepedulian dan tanggungjawab sosial kepada lingkungan, selama tahun 2014
Bank telah mengeluarkan dana sebesar Rp 525,6 juta untuk kegiatan sosial kemasyarakatan
antara lain berupa pemberian sumbangan bantuan banjir, sumbangan kepada 10 panti
asuhan yatim piatu dan panti jompo, bantuan dana untuk renovasi rumah serta pemberian
sembako yang diberikan kepada para Pensiunan Ppurnawirawan TNI/Polri.
Disamping kegiatan-kegiatan di atas, Bank juga melakukan kegiatan sosial lainnya berupa
pemberian bantuan dana untuk kegiatan yang berhubungan dengan
keolahragaan/kebugaran.

9. Rencana Strategis Bank Yudha Bhakti


Salah satu implementasi penerapan GCG dalam proses bisnis Bank dilaksanakan melalui
penyusunan rencana jangka panjang (Corporate Plan) dan rencana jangka menengah / pendek
(Business Plan).
a. Rencana Korporasi (Corporate Plan) Tahun 2013 - 2017
Bank menetapkan 6 (enam) sasaran strategis yang ingin dicapai dalam kurun waktu 2013 –
2017, meliputi :
1) Mengelola cadangan likuiditas dengan baik;
2) Menetapkan target market pada Bisnis Pensiun, Multifinance dan UMKM (Low-end);
3) Meningkatkan kualitas pelayanan melalui penyelenggaraan transaksi pembayaran dengan
menggunakan kartu ”ATM”;
4) Meningkatkan permodalan;
5) Meningkatkan dan memperkuat Teknologi Informasi dan SDM;
6) Meningkatkan tata kelola, kepatuhan dan manajemen risiko.
Kebijakan Manajemen yang ditetapkan untuk mencapai sasaran strategis Bank Yudha Bhakti
tersebut di atas, antara lain meliputi :
1) Mempertahankan LDR dalam kisaran yang optimal (90% - 95%);
2) Menjaga kualitas kredit dengan lebih ketat, penyaluran kredit secara selektif;
3) Peningkatan layanan perbankan nasabah melalui penyelenggaraan alat pembayaran
dengan menggunakan kartu;
4) Meningkatkan permodalan melalui IPO dan Right Issue;
5) Memiliki Teknologi Informasi yang dapat diandalkan serta SDM yang berkualitas dan
profesional:
6) Meningkatkan profitabilitas dan Tingkat Kesehatan Bank berbasis Risiko (RBBR).

b. Rencana Bisnis Bank (Business Plan) Tahun 2014 - 2016


Secara umum kinerja bisnis tahun 2014 menunjukkan pencapaian hasil yang cukup baik,
walaupun terdapat beberapa pos yang realisasinya berada di bawah anggaran.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


127
1) Permodalan
Kecukupan Modal (CAR) per 31 Desember 2014 dengan memperhitungkan risiko kredit,
operasional dan pasar sebesar 15,23% dari anggaran sebesar 18,93%. Rasio CAR tersebut
masih cukup memadai untuk dapat menyerap kemungkinan terjadinya risiko usaha.
2) Rentabilitas.
a) Net Interest Margin (NIM) mencapai 5,38% dari anggaran sebesar 5,76%.
b) Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional mencapai 95,08% dari
anggaran sebesar 91,36%.
c) Laba tahun berjalan (sebelum pajak) posisi 31 Desember 2014 mencapai Rp. 16.058
juta dari anggaran sebesar Rp 27.537 juta.
d) Return on Equity mencapai 5,53% dari anggaran sebesar7.41%.
e) Return on Assets mencapai 0,69% dari anggaran sebesar 1,10%.
3) Kualitas Aset.
a) Besaran aset produktif per 31 Desember 2014 mencapai Rp.2.396.338 juta (90,26%
dari total aset) dengan porsi kepada debitur inti hanya Rp. 109.514 juta (4,07% dari
total aset).
b) Portofolio kredit per 31 Desember 2014 terfokus pada kredit Konsumsi khususnya
Kredit Khusus Pensiun sebesar Rp.1.011.155 juta yang berbasis angsuran (installment
based) menjadikan kinerja perkreditan bank relatif terkendali.
4) Likuiditas.
Loan to Deposit Ratio (LDR) per 31 Desember 2014 sebesar 85,71% dari anggaran sebesar
91,59%.

HASIL SELF ASSESSMENT PELAKSANAAN GCG


Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia mengenai Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum, pada tahun
2014 Bank melakukan self assessment implementansi GCG untuk periode Desember 2014. Self
assessment dilakukan terhadap 11 aspek, yaitu :

No. Aspek yang Dinilai Peringkat Nilai Catatan

1. Pelaksanaan tugas dan tanggung 1 0,12 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris
jawab Dewan Komisaris; Bank telah sepenuhnya memenuhi prinsip-prinsip GCG,
telah berjalan sangat efektif namun terdapat sedikit
kelemahan minor.
2. Pelaksanaan tugas dan tanggung 1 0,26 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi telah
jawab Direksi; memenuhi prinsip-prinsip GCG, berjalan efektif namun
masih terdapat kelemahan minor.
3. Kelengkapan dan pelaksanaan 2 0,19 Pelaksanaan tugas komite audit, pemantau risiko dan
tugas Komite; komite remunerasi dan nominasi berjalan cukup efektif
walaupun masih terdapat beberapa kelemahan minor
yang perlu diperbaiki.
4. Penanganan benturan 2 0,24 Bank cukup mampu menghindari potensi terjadinya
kepentingan; benturan kepentingan melalui kebijakan intern Bank
dengan enforcement yang baik dikarenakan Bank telah
memiliki kebijakan khusus mengenai benturan
kepentingan yang komperhensif.
5. Penerapan fungsi kepatuhan; 2 0,09 Kepatuhan Bank tergolong baik. Pemenuhan komitmen
kepada Bank Indonesia telah sepenuhnya diselesaikan
sesuai dengan batas waktu yang diperjanjikan antara
Bank dengan Bank Indonesia. Sepanjang tahun 2014,
terdapat pembayaran sanksi denda akibat pelanggaran
pelaporan dalam jumlah relatif cukup sedikit. Manajemen
Bank telah melakukan tindak lanjut berupa pencegahan
melalui pelatihan SDM serta pencanangan budaya zero
defect pada setiap jenjang dalam organisasi.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


128
6. Penerapan fungsi audit intern; 2 0,12 Divisi Audit Internal (DAI) menjalankan fungsinya secara
independen dan obyektif. Namun realisasi rencana
pelaksanaan kegiatan audit oleh DAI masih belum
sepenuhnya sesuai dengan jadwal yang telah
direncanakan serta perlunya program peningkatan mutu
SDM SKAI secara berkala dan berkelanjutan.
7. Penerapan fungsi audit ekstern; 2 0,10 Pelaksanaan audit oleh Akuntan Publik berjalan efektif
dan sesuai dengan persyaratan minimum yang ditetapkan
dalam ketentuan. Pelaksanaan Audit dilakukan oleh
Akuntan Publik/KAP independen yang telah memenuhi
kriteria yang ditetapkan.
8. Penerapan manajemen risiko 2 0,16 Bank telah menerapkan fungsi manajemen risiko dan
termasuk sistem pengendalian pengendalian intern secara efektif.
intern;
9. Penyediaan dana kepada pihak 2 0,15 Tidak ada pelanggaran dan pelampauan BMPK,
terkait (related party) dan diversifikasi penyediaan dana merata atau jumlah
penyediaan dana besar (large penyediaan dana dari debitur inti dibandingkan dengan
exposures); total penyediaan dana tidak signifikan, Pengambilan
keputusan dalam penyediaan dana dilakukan dengan
independen.
10. Transparansi kondisi keuangan 2 0,28 Bank transparan dalam menyampaikan Informasi
dan non keuangan Bank, laporan keuangan dan non - keuangan kepada publik melalui home
pelaksanaan Good Corporate page dan media yang memadai, sesuai dengan ketentuan
Governance dan pelaporan yang berlaku. Bank transparan menyampaikan informasi
internal; produk dan jasa, menerapkan pengelolaan pengaduan
nasabah dengan efektif serta memelihara data dan
informasi pribadi nasabah secara memadai.
11. Rencana strategis Bank. 2 0,11 Bank telah menyusun rencana bisnis secara lengkap dan
realistis dengan memperhatikan seluruh faktor eksternal
dan faktor internal serta memperhatikan prinsip kehati-
hatian dan azas perbankan yang sehat.
Realisasi rencana bisnis tahun 2014 secara keseluruhan
hampir memenuhi target yang ditetapkan.
Rating Risiko Strategis hasil penilaian internal Bank Per 31
Desember 2014 adalah "Low to Moderate".
Nilai Komposit 21 1,83

Hasil Penilaian GCG yang dilakukan secara independen oleh Tim GCG Bank, menempatkan Bank pada
peringkat “Baik” dengan Nilai (Komposit) 1,83.
Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 perihal
Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum, hasil penilaian terhadap 11 (sebelas) aspek faktor penilaian GCG
di atas secara komperhensif dan terstruktur harus diintegrasikan ke dalam 3 aspek Governance, yaitu
governance structure, governance process dan governance outcome. Berdasarkan analisis terhadap
ketiga aspek tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Aspek Governance Structure tata kelola pada seluruh faktor penilaian pelaksanaan GCG cukup
lengkap dan memadai. Meskipun terdapat beberapa kelemahan dalam aspek Governance
Structure, antara lain terkait dengan diperlukannya penyempurnaan terhadap beberapa pedoman
dan kebijakan Bank. Namun secara keseluruhan kelemahan tersebut dapat segera diselesaikan
oleh Manajemen Bank.

2. Aspek Governance Process tata kelola pada sebagian besar faktor penilaian pelaksanaan GCG
sudah efektif dan didukung oleh struktur dan infrakstruktur yang memadai. Meskipun terdapat
beberapa kelemahan dalam aspek Governance Process antara lain realisasi pelaksanaan
pemeriksaan Audit Intern yang belum sepenuhnya sesuai jadwal, namun secara keseluruhan
kelemahan tersebut dapat dikendalikan/diselesaikan oleh Manajemen Bank.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


129
3. Aspek Governance Outcome tata kelola pada sebagian besar faktor penilaian pelaksanaan GCG
telah berkualitas yang dihasilkan dari aspek Governance Outcome yang sebagian besar cukup
efektif dengan didukung infrakstrustur yang memadai. Meskipun demikian terdapat beberapa
kelemahan dalam aspek Governance Outcome antara lain terkait dengan realisasi target volume
usaha atas Rencana Bisnis Bank tahun 2014 yang telah terlampaui, namun dalam hal realisasi
pencapaian kinerja laba masih di bawah target yang ditetapkan.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


130
PENGUNGKAPAN PERMODALAN DAN PENGUNGKAPAN EKSPOSUR RISIKO SERTA PENERAPAN
MANAJEMEN RISIKO

1. Permodalan
Dalam rangka untuk menjaga agar Bank tetap sustain, sehat dan mampu berkembang serta
bersaing secara nasional maupun internasional, maka diperlukan adanya permodalan yang kuat.
Secara umum strategi penyediaan modal Bank dilakukan melalui strategi internal growth yang
dilaksanakan secara konsisten dan rencana penambahan modal melalui Initial Public Offering
(IPO) – Go Public dalam rangka untuk mendukung pertumbuhan usaha Bank di masa mendatang
serta untuk memenuhi ketentuan permodalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
a. Struktur Permodalan
Struktur Permodalan Bank Yudha Bhakti per 31 Desember 2014 tergolong cukup baik
tercermin dari rasio kewajiban penyediaan modal minimum (CAR) sebesar 15,22% dengan
rasio jumlah modal inti (Tier 1) terhadap modal pelengkap dan modal pelengkap tambahan
(Tier 2 + Tier 3) sebesar 100%. Rasio CAR sebesar di atas, melebihi batas penyediaan modal
minimum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, yakni sebesar 9% (sembilan persen) sampai
dengan kurang dari 10% (sepuluh persen) dari Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR), untuk
Bank dengan Profil Risiko Peringkat Komposit 2 (dua), sesuai dengan hasil penilaian sendiri
Bank Yudha Bhakti per 31 Desember 2014.
Rasio permodalan di atas juga menunjukan bahwa Bank ke depannya masih mempunyai
potensi dalam aktivitas penyaluran dana kepada sektor usaha dan cadangan modal untuk
dapat mengcover risiko kerugian yang timbul sebagai dampak meningkatnya aktivitas bisnis di
masa mendatang.
1) Kecukupan Permodalan
Dalam menghitung nilai rasio kewajiban penyediaan modal minimum (CAR) di atas, Bank
Yudha Bhakti berpedoman kepada Peraturan Bank Indonesia yang mengatur tentang
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum, dimana Aset Tertimbang Menurut
Risiko (ATMR) yang digunakan dalam perhitungan modal minimum terdiri atas ATMR
untuk Risiko Kredit, Risiko Operasional; dan Risiko Pasar. Selanjutnya dalam menentukan
besarnya ATMR untuk Risiko Kredit, Bank menggunakan pendekatan Standar
(Standardized Approach); dan untuk Risiko Operasional, menggunakan pendekatan
Indikator Dasar (Basic Indicator Approach). Sementara itu untuk ATMR Risiko Pasar, Bank
menggunakan pendekatan Metode Standar.
Modal Bank posisi 31 Desember 2014 mencapai Rp227.519 juta atau naik sebesar
Rp13.196 juta atau sebesar 6,16% dibandingkan posisi 31 Desember 2013 sebesar
Rp214.323 juta. Peningkatan ekuitas di tahun 2014 berasal dari penambahan setoran
pemegang saham sebesar Rp15.000 juta pada tanggal 19 Juni 2014 dan laba tahun
berjalan. Namun peningkatan ekuitas pada tahun 2014, diikuti penurunan terhadap rasio
kewajiban penyediaan modal minimum (CAR) Bank dari sebesar 16,03% menjadi sebesar
15,23%. Penurunan tersebut dikarenakan konsekuensi logis dari adanya peningkatan
pertumbuhan volume kredit yang terjadi sepanjang tahun 2014
Ke depan, untuk mendukung pertumbuhan usaha Bank serta untuk memenuhi ketentuan
permodalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Bank senantiasa untuk terus berupaya
melakukan penambahan modal melalui strategi pemupukan modal secara organik
(internal growth) dan penambahan modal melalui penawaran saham baru kepada publik
Right Issue.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


131
2. Pengungkapan Eksposur Risiko dan Penerapan Manajemen Risiko

a. Penerapan Manajemen Risiko Secara Umum


Penerapan Manajemen Risiko di PT. Bank Yudha Bhakti mengacu pada Peraturan Bank
Indonesia tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum No. 5/8/PBI/2003 yang
telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009, Surat Edaran BI No.
5/21/DPNP dan Surat Edaran BI No. 13/23/DPNP tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi
Bank Umum.
Penerapan Manajemen Risiko pada Bank merupakan suatu proses yang meliputi kegiatan
identifikasi, pengukuran, pengendalian dan pemantauan risiko, yang mencakup hal-hal
sebagai berikut :
1) Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi
Pengawasan aktif yang dilakukan Dewan Komisaris, antara lain berupa pengawasan
terhadap kebijakan strategis, pengendalian intern, kepatuhan terhadap ketentuan yang
berlaku, kebijakan investasi dan divestasi, target kinerja, kebijakan SDM, pelaksanaan
program anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme serta Undang -
Undang Tindak Pidana Pencucian Uang (UU-TPPU), kebijakan manajemen risiko serta
pelaksanaan prinsip prinsip tata kelola perusahaan dalam setiap kebijakan usaha Bank.

Untuk aktivitas perkreditan, bentuk pengawasan aktif yang dilakukan antara lain melalui
pemberian persetujuan terhadap setiap keputusan kredit kepada pihak terkait dengan
Bank serta dalam jumlah nominal tertentu. Disamping itu, sesuai kebutuhan dan apabila
dipandang perlu, Dewan Komisaris dapat melakukan rapat-rapat langsung dengan organ
organisasi dalam rangka untuk mendapatkan informasi yang diperlukan untuk
pengawasan.

Pengawasan aktif yang dilakukan oleh Direksi antara lain melalui rapat-rapat seperti rapat
pembahasan kinerja usaha, rapat kantor cabang dan/atau kantor cabang pembantu, rapat
operasional, rapat ALCO, rapat Divisi, rapat realisasi pengembangan produk dan/atau
aktivitas baru, rapat Direksi, dan rapat Komite Manajemen Risiko, serta rapat-rapat
lainnya. Disamping itu Direksi juga turut menyetujui kebijakan dan prosedur kerja Bank,
menyetujui dan mengevaluasi pencapaian Rencana Bisnis Bank. Sebagai anggota komite
kredit, Direksi terlibat dalam proses keputusan pemberian kredit dan pemberian
persetujuan terhadap transaksi operasional lainnya.

Pemaparan profil risiko Bank dan tingkat kesehatan secara berkala dalam rapat Komite
Manajemen Risiko dan rapat Komite Pemantau Risiko merupakan bentuk pengawasan
menyeluruh dan berkala dari Direksi dan Dewan Komisaris atas seluruh aktivitas yang
memiliki risiko maupun potensi risiko yang dapat mengganggu kelangsungan bisnis Bank
ke depan.

2) Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit


Bank telah memiliki kebijakan dan prosedur dan penetapan limit yang cukup sesuai
dengan strategi bisnis dan ukuran bank, walaupun dalam pelaksanaannya masih
ditemukan beberapa kelemahan yang perlu diperbaiki. Disamping itu sejalan dengan
adanya perubahan peraturan dan/atau adanya peraturan baru, Bank telah melakukan
penyempurnaan dan melengkapi kebijakan dan prosedur yang ada.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


132
Cakupan kebijakan dan prosedur pengelolaan risiko dipandang cukup memadai, antara
lain mencakup seluruh produk/transaksi yang mengandung risiko, penetapan limit,
penetapan tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian secara jelas,
sistem pelaporan dan dokumentasi, serta sistem pengendalian intern.

Dalam rangka pemantauan risiko, Bank juga telah menetapkan batasan-batasan (limit)
yang terdiri dari limit transaksi, limit pinjaman nasabah dan counterparty, limit pihak
terkait, limit penempatan antar bank, limit konsentrasi debitur inti, deposan inti, limit
rasio penyaluran dana kredit terhadap dana pihak ketiga dan limit lainnya. Sejalan dengan
penyempurnaan penerapan manajemen risiko, penetapan limit akan terus dievaluasi
secara berkala.

3) Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan dan Pengendalian Risiko serta


Sistem Informasi Manajemen Risiko

a) Proses Identifikasi dan Pengukuran

Proses identifikasi dan pengukuran risiko dilakukan terhadap seluruh produk/aktivitas


fungsional yang antara lain meliputi aktivitas perkreditan, aktivitas treasury dan
pendanaan, aktivitas investasi, aktivitas operasional, settlement, penyelenggaraan
sarana pendukung serta jasa layanan perbankan lainnya.

Proses identifikasi risiko dilakukan oleh masing-masing unit kerja dengan menganalisis
seluruh sumber risiko yang melekat pada masing-masing produk/aktivitas seperti
pemberian kredit dan penempatan dana antar bank dilakukan melalui suatu proses
analisis kredit oleh divisi pengusul dan diikuti dengan pemberian peringkat kredit oleh
Divisi Manajemen Risiko untuk fasilitas dalam nominal tertentu, penarikan dana
melalui proses identifikasi untuk memastikan keabsahan warkat, ketersediaan dana
dan kewenangan penarik, penerimaan karyawan melalui serangkaian pengujian-
pengujian untuk memastikan tingkat kompetensi dan integritas SDM yang sesuai
dengan kebutuhan perusahaan.

Untuk peluncuran produk/aktivitas baru, identifikasi dilakukan melalui beberapa


tahapan yang meliputi tahap penetapan produk/aktivitas baru, tahap risk self
assessment, tahap penilaian kecukupan pengelolaan risiko, tahap permohonan
persetujuan rencana penerbitan produk/aktivitas baru kepada otoritas berwenang,
tahap persetujuan dan tahap pelaksanaan peluncuran produk/aktivitas baru serta
pengungkapan risiko kepada nasabah serta tahap pelaporan realisasi penerbitan
produk atau pelaksanaan aktivitas/produk baru ke Otoritas Jasa Keuangan.

b) Proses Pemantauan Risiko

Pemantauan dilakukan terhadap besarnya eksposur risiko, toleransi risiko, kepatuhan


limit internal, konsistensi pelaksanaan dengan kebijakan dan prosedur yang
ditetapkan serta penggunaan hasil stress testing.

Pemantauan dilakukan oleh unit kerja pelaksana maupun oleh divisi atau satuan kerja
yang independen terhadap unit pelaksana/pengambil risiko yaitu Divisi Manajemen
Risiko, Divisi Audit Intern, dan Divisi Kepatuhan. Hasil pemantauan disajikan dalam
laporan berkala yang disampaikan kepada Direksi untuk diambil langkah-langkah yang
diperlukan dalam rangka mitigasi risiko. Dalam hal terdapat eksposur risiko tertentu
yang memerlukan perhatian khusus dalam pelaksanaan pengelolaannya maka Divisi
Manajemen Risiko dalam rapat Komite Manajemen Risiko akan menyampaikan

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


133
kepada seluruh peserta rapat untuk segera diambil langkah-langkah strategis yang
diperlukan.

c) Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi manajemen masih belum seluruhnya terintegrasi, dimana pelaporan


diperoleh dari berbagai divisi terkait, seperti Divisi Operasi & Umum, Divisi Teknologi
Informasi, Divisi Perencanaan dan Akuntansi, Divisi Kepatuhan, Divisi Treasury &
Business Development, Divisi Special Asset Management, Divisi Kredit Pensiun, Divisi
Kredit Komersial, Divisi Manajemen Risiko dan Divisi Audit Intern.

Meskipun demikian, Direksi dan Dewan Komisaris serta unit kerja yang
berkepentingan menerima laporan-laporan secara rutin dan relatif tepat waktu untuk
melakukan evaluasi terhadap laporan dimaksud dan memberikan arahan/
rekomendasi untuk perbaikan dan penyempurnaan.

d) Sistem pengendalian intern yang menyeluruh.

Struktur organisasi Bank telah menggambarkan secara jelas pemisahan fungsi antara
unit kerja yang melaksanakan aktivitas operasional dengan yang melaksanakan
pengendalian, Bank juga telah memiliki serangkaian nilai-nilai perusahaan (corporate
value) yang telah dikomunikasikan kepada setiap jenjang jabatan dalam organisasi.
Divisi Audit Intern (DAI) telah melaksanakan fungsinya untuk melakukan pemeriksaan
atas semua transaksi, laporan-laporan serta kinerja dari masing-masing unit kerja yang
melaksanakan aktivitas operasional maupun yang melaksanakan pengawasan dan
pengendalian seperti Divisi Kepatuhan dan Manajemen Risiko.

Hasil audit didokumentasikan dan dimonitor tindak lanjutnya. Temuan yang belum
ditindaklanjuti disampaikan kepada Direksi dan Dewan Komisaris serta menjadi
evaluasi bagi DAI dalam menilai sistem pengendalian intern suatu unit kerja atau divisi
dan sebagai acuan dalam pemeriksaan selanjutnya. Seluruh kinerja DAI sepanjang
tahun dievaluasi efektivitasnya oleh Komite Audit dan dilaporkan kepada Dewan
Komisaris.

Untuk menjamin ketaatan pemenuhan peraturan perundangan yang berlaku serta


memastikan telah dipatuhinya kebijakan dan prosedur internal Bank, Direktur
Kepatuhan dan Divisi Kepatuhan telah menjalankan fungsinya untuk menjalankan
aktivitas pencegahan, antara lain melalui sosialisasi terhadap ketentuan internal
maupun eksternal Bank (Bank Indonesia/instansi lain), pengeluaran memo pembinaan
terkait adanya pelanggaran terhadap ketentuan internal maupun eksternal Bank oleh
unit kerja tertentu.

Sepanjang tahun 2014, pengenaan denda terkait dengan kesalahan pelaporan ke Bank
Indonesia / Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dinilai relatif sedikit. Sementara itu,
pelaksanaan pemenuhan komitmen kepada Bank Indonesia / OJK, hampir sepenuhnya
diselesaikan sesuai dengan batas waktu yang diperjanjikan.

Penerapan Manajemen Risiko secara khusus mencakup pengelolaan atas 8 (delapan)


jenis risiko sesuai ketentuan Bank Indonesia yaitu Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko
Likuiditas, Risiko Operasional, Risiko Hukum, Risiko Stratejik, Risiko Kepatuhan, dan
Risiko Reputasi.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


134
Dalam penerapan manajemen risiko di Bank Yudha Bhakti, Direksi dan Dewan
Komisaris memegang peran penting dalam mendukung dan mengawasi keberhasilan
penerapan manajemen risiko di seluruh unit kerja. Berkaitan dengan aktivitas
pengelolaan eksposur risiko bisnis dan penerapan sistem manajemen risiko, Direksi
dibantu oleh Divisi Manajemen Risiko dan Komite Manajemen Risiko yang merupakan
badan tertinggi dalam sistem manajemen risiko Bank Yudha Bhakti.

b. Penerapan Manajemen Risiko Secara Khusus

Penerapan manajemen risiko secara khusus mencakup pengelolaan atas 8 (delapan) jenis
risiko sesuai ketentuan Bank Indonesia yaitu Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko
Operasional, Risiko Hukum, Risiko Stratejik, Risiko Kepatuhan, dan Risiko Reputasi.

Bank Yudha Bhakti secara berkala melakukan penilaian terhadap 8 jenis risiko di atas. Hasil
penilaian tertuang dalam profil risiko yang secara garis besar menggambarkan peringkat risiko
(komposit) dari masing-masing jenis risiko dan juga peringkat komposit dari risiko
keseluruhan. Peringkat risiko dikelompokkan ke dalam 5 (lima) kategori, yakni “Low, Low to
Moderate, Moderate, Moderate to High, High”. Penilaian perjenis risiko dilakukan terhadap
risiko inheren dan terhadap Kualitas Penerapan Manajemen Risiko.

Penilaian profil risiko secara keseluruhan berdasarkan hasil self assessment per 31 Desember
2014 berada pada tingkat komposit 2 atau “Low to Moderate”. Hal tersebut dikarenakan
Risiko Inheren Bank dinilai pada peringkat “Low to Moderate” dan Kualitas Penerapan
Manajemen Risiko dalam peringkat “Fair”. Upaya pengendalian risiko yang dilakukan oleh
Bank Yudha Bhakti, dijelaskan sebagai berikut :

1) Risiko Kredit

Risiko kredit timbul dari kemungkinan kegagalan counterparty dalam memenuhi


kewajibannya kepada Bank. Dalam pengelolaan risiko kredit Bank fokus pada beberapa
unsur utama yang meliputi penetapan struktur organisasi yang telah menggambarkan
secara jelas pemisahan antara unit kerja yang mengajukan permohonan kredit, penilaian
agunan, penilaian terhadap risiko hukum, pemberian opini oleh Divisi Manajemen Risiko
untuk aktivitas yang memiliki eksposur risiko dalam jumlah tertentu, pembuatan analisis
kredit; SDM yang sadar risiko; kebijakan dan prosedur perkreditan yang mengutamakan
prinsip kehati hatian; proses persetujuan kredit yang transparan dan berjenjang oleh
Komite Kredit; penanganan kredit bermasalah secara efektif dan efisien: kriteria dan alat
ukur risiko yang jelas; administrasi dan dokumentasi yang lengkap; pembentukan
cadangan kerugian penurunan nilai yang cukup serta pengawasan kredit secara
berkesinambungan untuk mengidentifikasi secara dini potensi risiko kredit yang mungkin
timbul.

Secara struktur, pengelolaan risiko kredit di Bank Yudha Bhakti dilakukan oleh Divisi Kredit
Pensiun & Konsumer, Divisi Kredit Komersial, Divisi Treasury & Pendanaan, Seluruh Kantor
Cabang dan Kantor Cabang Pembantu. Untuk aktivitas yang memiliki eksposur risiko
dalam jumlah tertentu dilakukan pemberian opini oleh Divisi Manajemen Risiko dan
Kepatuhan.

Untuk memitigasi risiko konsentrasi kredit, Bank melakukan pengelolaan risiko


konsentrasi kredit melalui penetapan limit antara lain mencakup, limit untuk debitur inti,
sektor usaha, sektor ekonomi, portofolio kredit, jenis penggunaan, serta eksposur
perorangan dan grup usaha. Penetapan limit-limit tersebut didasarkan pada suatu tingkat
risiko/risk appetite dan risk tolerance yang bisa diterima serta dilakukan evaluasi paling
kurang setiap satu tahun sekali.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014
135
Untuk keperluan perhitungan kecukupan modal, Bank mengukur risiko kredit dengan
menggunakan Pendekatan Standar sesuai dengan SE BI No. 13/6/DPNP perihal Pedoman
Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko dengan Menggunakan Pendekatan Standar.

Sementara itu, untuk keperluan pemantauan dan pengendalian terhadap risiko kredit
secara keseluruhan dilakukan pengukuran oleh Divisi Manajemen Risiko dengan
menggunakan parameter yang ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia nomor
13/I/PBI/2011 tanggal 5 Januari 2011 dan Surat Edaran Bank Indonesia nomor
13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.
Hasil pengukuran selanjutnya dikomunikasikan kepada Direksi, Komite Manajemen Risiko
untuk diambil tindakan perbaikan.

a) Tagihan yang jatuh tempo dan tagihan yang mengalami penurunan nilai/impairment

Definisi tagihan yang jatuh tempo adalah seluruh tagihan yang telah jatuh tempo lebih
dari 90 hari, baik atas pembayaran pokok dan/atau pembayaran bunga. Sedangkan
tagihan yang mengalami penurunan nilai/impairment adalah aset keuangan yang
memiliki nilai signifikan secara individual dan telah terdapat bukti obyektif bahwa
penurunan nilai individual telah terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan
tersebut.

Pengungkapan tagihan bersih Bank secara individu dimuat dalam Tabel 2.1.a, Tabel
2.2.a dan Tabel 2.3.a.

b) Pendekatan yang digunakan untuk Pembentukan CKPN

Untuk memitigasi potensi kerugian yang diakibatkan terjadinya penurunan kualitas


kredit pada suatu waktu, Bank membentuk Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
(CKPN) dengan mengacu kepada ketentuan PSAK No. 50 dan 55. CKPN dibentuk
berdasarkan selisih antara nilai tercatat kredit dan nilai kini dari estimasi arus kas
masa datang yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif. Bank tidak
diperbolehkan membentuk CKPN melebihi jumlah yang dapat dikaitkan pada kredit
individual atau kelompok kredit kolektif dan tidak didukung dengan bukti obyektif
penurunan nilai.

Pembentukan CKPN dilakukan secara Individual maupun kolektif. CKPN kolektif,


dibentuk dari kredit-kredit yang dikelompokan berdasarkan kantor cabang, sektor
ekonomi dan jangka waktu tunggakan pokok dan/atau bunga. Pendekatan
perhitungan collective impairment secara statistik menggunakan parameter :

- Probability of Default (PD), yaitu tingkat kemungkinan kegagalan debitur


memenuhi kewajiban, yang diukur berdasarkan pendekatan Roll Rates.

- Loss Given Default (LGD), yaitu tingkat kerugian yang diakibatkan dari kegagalan
debitur memenuhi kewajibannya. Untuk mendapatkan persentase LGD yang
wajar, maka diperlukan analisis data historis selama 3 tahun terakhir.

Pengungkapan rincian mutasi cadangan penurunan nilai Bank secara individu dimuat
dalam Tabel 2.4.a, Tabel 2.5.a dan Tabel 2.6.a.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


136
c) Penerapan Risiko Kredit dengan Pendekatan Standar

Bank dalam melakukan perhitungan ATMR untuk risiko kredit, mengacu kepada SE
Bank Indonesia No. 13/6/DPNP/2011 perihal Pedoman Perhitungan Aset Tertimbang
Menurut Risiko dengan Menggunakan Pendekatan Standar. Secara umum,
perhitungan ATMR Risiko Kredit didasarkan pada hasil peringkat yang diterbitkan oleh
lembaga pemeringkat yang diakui Bank Indonesia sebagaimana diatur dalam Surat
Edaran Bank Indonesia No. 13/31/DPNP/2011 perihal Lembaga Pemeringkat dan
Peringkat yang diakui Bank Indonesia.

Penggunaan peringkat dalam perhitungan ATMR risiko kredit untuk saat ini, hanya
diterapkan untuk jenis tagihan kepada Entitas Sektor Publik dan Bank.

Pengungkapan tagihan bersih berdasarkan kategori portofolio dan skala peringkat


Bank secara individu dimuat dalam Tabel 3.1.a.

Risiko Kredit akibat kegagalan pihak lawan (counterparty credit risk) dilaporkan nihil.

d) Mitigasi risiko kredit

Jenis agunan utama yang diterima Bank adalah berupa agunan yang memiliki nilai
likuiditas relatif tinggi sehingga dapat segera dicairkan pada saat pinjaman
debitur/grup debitur masuk dalam kategori bermasalah, yakni berupa kas (cash
collateral) dan agunan kebendaan seperti tanah & bangunan, kendaraan dan emas.

Disamping jenis agunan di atas, Bank dapat juga menerima agunan lainnya di luar hal
di atas namun bersifat tambahan. Untuk Kredit Khusus Pensiun Pegawai Negeri Sipil
dan anggota TNI/Kepolisian RI, jenis agunan yang diserahkan hanya berupa dokumen
asli Surat Keputusan Pensiun Pegawai dari instansi terkait mengingat sumber dana
pengembalian kredit berasal dari uang pensiun yang dananya dibiayai oleh Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Penilaian agunan berupa kebendaan untuk fasilitas kredit di bawah Rp 5 milyar dapat
dilakukan oleh penilai intern Bank atau penilai Independen. Sedangkan untuk fasilitas
kredit di atas Rp 5 milyar harus dilakukan oleh penilai independen.

Semua agunan yang diserahkan kepada Bank (kecuali tanah kosong), wajib
diasuransikan pada perusahaan asuransi yang ditunjuk oleh Bank. Apabila pada saat
pengajuan kredit, barang agunan telah diasuransikan oleh pemiliknya, maka atas
asuransi dimaksud harus ditambahkan Banker’s Clausule (Bank Yudha Bhakti). Nilai
asuransi/pertanggungan untuk setiap jenis barang jaminan ditetapkan minimal
sebesar nilai likuidasi barang jaminan.

Sebelum permohonan kredit diajukan ke Komite Kredit, Account Officer melakukan


analisis terhadap kelayakan dari debitur dan pihak-pihak utama pemberi
jaminan/garansi termasuk kualitas atas agunan yang dijaminkan. Kelayakan
pemberian kredit diputuskan oleh Komite Kredit sesuai dengan batas wewenang
memutus kredit setelah mempertimbangkan pendapat dari Divisi Kredit Pensiun &
Konsumer atau Divisi Kredit Komersial, Departemen Credit Support, Divisi Manajemen
Risiko dan Divisi Kepatuhan.

Penggunaan teknik mitigasi kredit berfokus pada agunan yang termasuk dalam jenis
agunan utama dan penggunaan asuransi kredit untuk kredit yang tidak dijamin
dengan agunan kebendaan seperti kredit konsumsi, kredit multiguna, kredit
pensiun/pegawai. Selain itu untuk memitigasi risiko kredit yang mungkin terjadi,
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014
137
portofolio kredit telah terdiversifikasi dengan baik, secara kategori kredit maupun
industri/sektor ekonomi.

Pengungkapan tagihan bersih Bank secara individu berdasarkan bobot risiko setelah
memperhitungkan dampak mitigasi risiko kredit dimuat dalam Tabel 4.1.a.
Pengungkapan tagihan bersih dan teknik mitigasi risiko kredit Bank secara individu
dimuat dalam Tabel 4.2.a dan Perhitungan ATMR risiko kredit pendekatan standar –
Bank secara individual dimuat dalam Tabel 6.1.1, 6.1.2 dan 6.1.7.

Hasil penilaian terhadap profil risiko kredit (self assessment) untuk posisi 31 Desember
2014, secara komposit dinilai ”Moderate” dikarenakan peringkat risiko inheren dinilai
"Moderate" dan kualitas penerapan manajemen risiko kredit dinilai "Fair". Peringkat risiko
inheren dinilai "Moderate" dikarenakan antara lain, risiko konsentrasi kredit yang dinilai
sedang, rasio kualitas kredit dan kecukupan pembentukan cadangan penurunan nilai
dinilai sedang, strategi penyediaan dana dan timbulnya penyedian dana dinilai rendah
menuju sedang dan faktor eksternal ekonomi yang mempengaruhi risiko kredit dinilai
sedang. Sementara itu dari sisi, kualitas penerapan manajemen risiko, Bank telah memiliki
strategi, kebijakan dan prosedur pengelolaan risiko yang memadai untuk memitigasi
potensi meningkatnya risiko inheren yang ada antara lain dengan melakukan
penyempurnaan terhadap beberapa kebijakan dan prosedur yang sudah ada serta melalui
peningkatan peran serta pengawasan aktif Direksi dan Dewan Komisaris.

2) Risiko Pasar

Risiko pasar dapat terjadi karena pergerakan suku bunga dan perubahan nilai tukar.
Mengingat Bank Yudha Bhakti bukan merupakan bank devisa, maka risiko pasar yang
dihadapi hanya risiko suku bunga. Risiko pasar melekat pada aktivitas fungsional
perkreditan, aktivitas fungsional treasury dan aktivitas fungsional pendanaan.
Kebijakan risiko pasar ditetapkan dan disetujui oleh Direksi dan dilaporkan kepada Dewan
Komisaris, dimana dalam pelaksanaannya ditentukan dalam rapat Assets and Liabilities
Committee (ALCO).

Bank memiliki kebijakan dan prosedur pengendalian risiko pasar seperti Buku Pedoman
Manajemen Risiko, Surat Keputusan dan Surat Edaran Direksi, terkait risiko pasar yang
menetapkan ketentuan penetapan suku bunga Dana Pihak Ketiga dan Kredit. Pengelolaan
risiko pasar ditujukan untuk menghindari terjadinya kerugian akibat pergerakan harga
pasar.

a) Pengelolaan portofolio trading book dan banking book

Proses identifikasi, pengukuran dan pemantauan risiko pasar dilakukan melalui


analisis perkembangan suku bunga pasar dari bank-bank dalam peer groups.
Pengelolaan portofolio trading book suku bunga dilakukan dengan menetapkan dan
memantau penggunaan Limit Nominal antara lain Limit Stop Loss. Metode valuasi
yang digunakan adalah menggunakan pendekatan mark to model berdasarkan kuotasi
harga pasar dari sumber yang independen.

Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab untuk memastikan bahwa


penerapan manajemen risiko terhadap suku bunga telah sesuai dengan tujuan
strategis, skala, karakteristik bisnis dan profil risiko suku bunga Bank, termasuk
memastikan integrasi penerapan manajemen risiko suku bunga dengan risiko-risiko
lainnya yang dapat berdampak pada posisi risiko Bank. Pemantauan terhadap risiko
pasar dilakukan melalui rapat ALCO.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


138
Bank Yudha Bhakti melakukan pengukuran Risiko Pasar untuk keperluan perhitungan
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) menggunakan pendekatan Metode
Standar dengan mengacu kepada Surat Edaran Bank Indonesia nomor 14/21/DPNP
tanggal 18 Juli 2012 perihal Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia No.
9/33/DPNP tanggal 18 Desember 2007 perihal Pedoman Penggunaan Metode Standar
Dalam Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum dengan
Memperhitungkan Risiko Pasar.

Sementara itu dalam hal untuk keperluan pemantauan dan pengendalian risiko pasar,
pengukuran atas risiko pasar dilakukan dengan menggunakan parameter yang
ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia nomor 13/I/PBI/2011 tanggal 5 Januari
2011 dan Surat Edaran Bank Indonesia nomor 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011
tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.

Pengungkapan risiko pasar Bank secara individu dengan menggunakan metode


standar dimuat pada Tabel 7.1.

Berdasarkan hasil penilaian (self assessment) untuk posisi 31 Desember 2014 terhadap
risiko Pasar, secara komposit Risiko Pasar dinilai “Moderate”. Hal tersebut dikarenakan
Risiko Inheren dinilai “Moderate” dan Kualitas Penerapan Manajemen Risiko dinilai “Fair”.

Risiko inheren dinilai “Moderate” dikarenakan Produk Bank yang terekspos risiko pasar
relatif sedikit, yakni Bank tidak memiliki aset dan kewajiban dengan kategori
diperdagangkan, namun Bank memiliki surat berharga berupa obligasi yang dibukukan
sebagai Available For Sale dengan nilai total relatif sedang.

Namun dari sisi perbandingan asset sensitive terhadap liabilities sensitive (tabel repricing
gap), terdapat kesenjangan (GAP) yang cukup tajam antara rasio aset keuangan dengan
sisa jatuh tempo di atas 1 tahun terhadap kewajiban dengan sisa jatuh tempo di atas 1
tahun.

Secara keseluruhan terkait dengan posisi portofolio yang dimiliki Bank per posisi penilaian,
potensi kerugian yang berasal dari risiko pasar terkait dengan portofolio yang dimiliki
dinilai relatif rendah menuju sedang, namun kerugian potensial risiko suku bunga dalam
banking book dinilai cukup tinggi. Sementara itu, strategi dan kebijakan bisnis terkait
dengan risiko pasar dinilai sedang.

Kualitas Penerapan Manajemen Risiko dinilai “Fair” antara lain dikarenakan Direksi dan
Dewan Komisaris dinilai cukup aktif dalam memantau perkembangan risiko pasar.

3) Risiko Operasional

Risiko operasional merupakan potensi kerugian akibat ketidakcukupan dan/atau tidak


berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya
kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Bank.

Dalam pengelolaan risiko operasional, masing masing unit kerja bertanggung jawab untuk
mengelola risiko yang terjadi pada kegiatan operasional sehari-hari dengan mengacu
kepada kebijakan dan prosedur, pengendalian dan pengawasan rutin. Selain itu,
pengelolaan risiko operasional juga meliputi hal-hal yang terkait dengan pengembangan
produk, sistem, sumber daya manusia, manajemen kelangsungan usaha dan prinsip “Anti
Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme” sebagai aspek pencegahan
terhadap kemungkinan adanya hal-hal yang tidak diinginkan.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


139
Divisi Manajemen Risiko secara berkala melakukan pengukuran, penilaian dan
pemantauan terhadap risiko operasional dan menyampaikan hasilnya kepada Direksi dan
Komite Pemantau Risiko untuk ditindaklanjuti dalam rangka untuk memitigasi risiko
operasional ke depan.

Berdasarkan hasil penilaian (self assessment) per 31 Desember 2014, Risiko Operasional
Bank secara komposit dinilai ”Moderate” dikarenakan peringkat risiko inheren dinilai
"Moderate" dan kualitas penerapan manajemen risiko operasional dinilai "Fair".

Peringkat risiko inheren dinilai "Moderate" dikarenakan antara lain karekteristik dan
kompleksitas bisnis Bank dinilai belum terlalu kompleks, struktur organisasi Bank dapat
mendukung terselenggaranya pelaksanaan penerapan manajemen risiko yang efektif
mengingat jumlah SDM yang relatif cukup banyak dibandingkan peer group Bank. Batas
wewenang masing-masing satuan kerja pengelola risiko telah dinyatakan dengan jelas.

Bank telah lama menggunakan jasa outsourcing (+/-10 tahun) untuk tenaga security, driver
dan cleaning service dengan informasi atas terjadinya fraud nihil. Sepanjang Januari
sampai dengan Desember 2014, rasio turn over karyawan diatas angka 5% (10%).
Kenaikan rasio turn over berasal dari pemutusan karyawan kontrak/percobaan yang
ditempakan di unit bisnis dikarenakan target yang tidak terpenuhi.

Namun ke depan Bank perlu melakukan kaji ulang atas sistem penggajian guna
meningkatkan loyalitas dan kinerja pegawai. Nilai kerugian terkait dengan denda-denda
akibat kesalahan pelaporan kepada Bank Indonesia/OJK dinilai rendah yakni hanya
sebesar Rp.676.432. Namun rasio biaya pelatihan terhadap jumlah biaya tenaga kerja
masih berada di bawah 5% (2,07%).

Sementara itu, dari sisi Kualitas Penerapan Manajemen Risiko dinilai “Fair” antara lain
dikarenakan, Pengawasan aktif Direksi dan Dewan Komisaris dinilai memadai, Bank
memiliki kebijakan dan strategi pengendalian risiko operasional dengan cakupan cukup
memadai yang diantaranya mencakup kebijakan pengelolaan risiko operasional jasa
pelayanan transaksi perbankan, kebijakan pengelolaan risiko teknologi informasi,
kebijakan rencana penanggulangan kelangsungan usaha (Business Continuity
Management Plan), kebijakan pengelolaan produk dan aktivitas baru serta penerapan anti
pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme.

Seluruh kebijakan tersebut telah dikomunikasikan kepada seluruh karyawan dan


implementasinya dilakukan evaluasi secara berkala. Dalam bidang SDM, Bank memiliki
kebijakan penerimaan karyawan yang cukup memadai dan masing-masing karyawan
dilengkapi dengan job description yang cukup memadai. Program pelatihan dan
pengembangan karyawan cukup memadai namun belum berkesinambungan.

Divisi Audit Internal melakukan audit secara berkala terhadap seluruh aktivitas fungsional
yang memiliki ekposur risiko operasional dan monitoring hasil temuan audit hampir
sepenuhnya ditindaklanjuti. Sepanjang tahun 2014, Bank telah membebankan ATMR
untuk Risiko Operasional dengan menggunakan Pendekatan Indikator Dasar (Basic
Indicator Approach) sebesar Rp253.916 juta dalam perhitungan rasio kewajiban
penyediaan modal minimum (CAR).

Pengungkapan kuantitatif risiko operasional Bank secara individu dimuat dalam Tabel
8.1.a.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


140
4) Risiko Likuiditas

Risiko Likuiditas adalah potensi kerugian yang dapat terjadi akibat ketidakmampuan Bank
untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau
dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan
kondisi keuangan Bank.

Pengelolaan likuiditas di Bank Yudha Bhakti selain meliputi pemeliharaan likuiditas pada
tingkat harian oleh Divisi Treasury & Business Development, juga mencakup pengelolaan
likuiditas pada suatu rentang waktu tertentu melalui Asset and Liability Committee
(ALCO).

Divisi Manajemen Risiko secara berkala juga melakukan pengukuran, penilaian dan
pemantauan terhadap risiko likuiditas melalui analisis komposisi aset, liabilitas dan
transaksi rekening administratif, konsentrasi dari aset dan liabilitas, kerentanan pada
kebutuhan pendanaan serta kemampuan akses Bank pada sumber-sumber pendanaan.
Pemantauan terhadap risiko likuiditas juga dilakukan dengan melakukan pengukuran dan
penilaian terhadap kualitas penerapan manajemen risiko likuditas yang ada.

Pengungkapan profil maturitas rupiah Bank secara individu dimuat pada Tabel 9.1.a

Berdasarkan hasil penilaian (self assessment) Bank per 31 Desember 2014, Risiko
Likuiditas secara komposit dinilai ”Low to Moderate” dikarenakan peringkat risiko inheren
dinilai "Low to Moderate" dan kualitas penerapan manajemen risiko likuiditas dinilai
"Fair".

Peringkat risiko inheren dinilai "Low to Moderate" dikarenakan antara lain dikarenakan
48,44% Dana Pihak Ketiga didominasi oleh deposan loyal yang secara historis memiliki
hubungan emosional dengan para pemegang saham Bank sehingga dana-dana tersebut
dalam historisnya selalu dilakukan perpanjangan (ever green). Akses Bank untuk
memperoleh sumber pendanaan dari luar perusahaan dinilai cukup baik tercermin dari
hasil test peminjaman dana antar bank yang dilakukan secara berkala di pasar, Bank tidak
mengalami kesulitan untuk mendapatkan dana pinjaman antar bank.

Sementara itu, dari sisi Kualitas Penerapan Manajemen Risiko dinilai “Fair” antara lain
dikarenakan Bank memiliki kebijakan dan strategi pengendalian risiko likuiditas dengan
cakupan yang cukup memadai. Kebijakan dan strategi tersebut diimplementasikan secara
konsisten dan diavaluasi secara berkala. Bank juga telah memiliki indikator peringatan dini
permasalahan likuiditas, perangkat pengukuran serta pengendalian risiko likuiditas.
Direksi dan Dewan Komisaris dinilai cukup aktif dalam memantau perkembangan risiko
likuiditas melalui beberapa perangkat yang ada.

5) Risiko Hukum

Risiko hukum merupakan potensi kerugian yang disebabkan akibat tuntutan hukum
dan/atau kelemahan aspek yuridis. Pengelolaan terhadap risiko hukum dilakukan oleh
Bank dengan memastikan seluruh aktivitas dan hubungan kegiatan usaha Bank dengan
semua pihak telah sesuai dan didasarkan pada aturan dan persyaratan yang dapat
melindungi kepentingan Bank dari segi hukum.

Bank telah menetapkan Divisi Special Asset Management, Departemen Credit Support-
Divisi Kredit Komersial, Biro Direksi dan Divisi Kepatuhan untuk melaksanakan
pengelolaan risiko hukum terhadap aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan
usaha Bank.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


141
Divisi Manajemen Risiko melakukan pengukuran, penilaian dan pemantauan secara
keseluruhan terhadap risiko hukum melalui analisis yang mendalam atas faktor litigasi,
kelemahan perikatan dan ketiadaan/perubahan perundang-undangan dari setiap produk
atau transaksi yang telah dilaksanakan oleh Bank.

Berdasarkan hasil penilaian (self assessment) Bank per 31 Desember 2014, Risiko Hukum
secara komposit dinilai ”Moderate” dikarenakan peringkat risiko inheren dinilai
"Moderate" dan kualitas penerapan manajemen risiko hukum dinilai "Fair".

Peringkat risiko inheren dinilai "Moderate" dikarenakan antara lain terdapat adanya faktor
litigasi sehubungan dengan gugatan hukum yang diajukan oleh Bank, nasabah maupun
pihak luar dapat menimbulkan beban yang relatif sedang bagi Bank.

Sementara itu, dari sisi Kualitas Penerapan Manajemen Risiko dinilai “Fair” antara lain
dikarenakan, Bank memiliki Divisi yang bertugas dalam penanganan pengendalian risiko
hukum, Direksi dan Dewan Komisaris dinilai sangat aktif dalam memantau perkembangan
risiko hukum yang terjadi atas Bank.

6) Risiko Stratejik

Risiko Stratejik merupakan potensi kerugian akibat ketidaktepatan dalam pengambilan


dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi
perubahan lingkungan bisnis.

Pengelolaan risiko stratejik dilaksanakan secara langsung oleh Direksi dengan dibantu oleh
para Pejabat Eksekutif Bank Yudha Bhakti. Kebijakan pengelolaan risiko stratejik tertuang
dalam Rencana Bisnis Bank dan disampaikan setiap tahunnya kepada Otoritas Jasa
Keuangan dan Bank Indonesia untuk mendapatkan persetujuan.

Divisi Manajemen Risiko secara berkala melakukan pengukuran, penilaian dan


pemantauan secara menyeluruh terhadap risiko stratejik melalui analisis terhadap
kesesuaian penetapan sasaran strategis dengan kondisi lingkungan bisnis, posisi Bank di
pasar, efisiensi dalam melaksanakan kegiatan usaha, kondisi makro ekonomi serta jumlah
kompetitor di mana Bank melaksanakan kegiatan usaha.

Berdasarkan hasil penilaian (self assessment) Bank per 31 Desember 2014, Risiko Stratejik
Bank Yudha Bhakti secara komposit dinilai ”Low to Moderate” dikarenakan peringkat
risiko inheren dinilai "Low to Moderate" dan kualitas penerapan manajemen risiko
stratejik dinilai "Satisfactory".

Peringkat risiko inheren dinilai "Low to Moderate" dikarenakan antara lain kesesuaian
antara penetapan strategi dengan kondisi lingkungan bisnis serta Pasar dimana Bank
melaksanakan kegiatan usaha dinilai rendah menuju sedang. Pencapaian rencana bisnis
dinilai low to moderate dikarenakan secara keseluruhan realisasi pencapaian volume
bisnis bank berada di atas target yang ditetapkan antara lain realisasi total aset tercapai
sebesar 107,98%, kredit sebesar 108,82% dan dana pihak ketiga sebesar 117,21%.

Namun realisasi rentabilitas masih berada di bawah target sebagaimana yang tercermin
dalam realisasi pencapaian perolehan Laba, ROA, ROE, dan NIM masing-masing sebesar
65,01%, 70,00%, 83,40%, dan 93,33%.

Sepanjang tahun 2014 terdapat peristiwa penting terkait dengan visi dan misi Bank untuk
menjadi Bank ritel yakni dengan disetujuinya permohonan izin operasional sebagai Bank
penerbit kartu ATM dari Bank Indonesia dan pernyataan izin efektif dari Otoritas Jasa
Keuangan untuk pendaftaran penawaran umum perdana saham Bank kepada publik.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014
142
Sementara itu, dari sisi Kualitas Penerapan Manajemen Risiko dinilai “Fair” antara lain
dikarenakan, Direksi dan Dewan Komisaris dinilai sangat aktif dalam memantau
perkembangan risiko stratejik yang terjadi atas Bank antara lain melalui evaluasi terhadap
pencapaian realisasi Rencana Bisnis Bank.

7) Risiko Kepatuhan

Risiko Kepatuhan merupakan potensi kerugian yang timbul akibat Bank tidak mematuhi
dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang
berlaku.
Pengelolaan risiko kepatuhan dilakukan oleh Divisi Kepatuhan dengan memastikan agar
kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank
telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen
yang dibuat oleh Bank kepada Bank Indonesia dan/atau otoritas pengawas lain yang
berwenang serta mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan pada semua tingkatan
organisasi dan kegiatan usaha Bank.
Divisi Manajemen Risiko secara berkala juga melakukan pengukuran, penilaian dan
pemantauan terhadap risiko kepatuhan melalui penilaian terhadap jenis, signifikansi dan
frekwensi pelanggaran yang dilakukan oleh Bank terhadap ketentuan Bank Indonesia dan
peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku.
Berdasarkan hasil penilaian (self assessment) Bank per 31 Desember 2014, Risiko
Kepatuhan secara komposit dinilai ”Low to Moderate” dikarenakan peringkat risiko
inheren dinilai "Low to Moderate" dan kualitas penerapan manajemen risiko kepatuhan
dinilai "Satisfactory".
Peringkat risiko inheren dinilai "Low to Moderate" dikarenakan antara lain, beberapa jenis
pelanggaran yang telah dilakukan oleh Bank tergolong relatif rendah.
Sementara itu, dari sisi Kualitas Penerapan Manajemen Risiko dinilai “Satisfactory” antara
lain dikarenakan, Bank memiliki organisasi kepatuhan serta pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab direktur kepatuhan yang mencerminkan adanya independensi. Divisi
Kepatuhan melakukan review secara berkala atas kebijakan dan prosedur pengendalian
risiko kepatuhan untuk memastikan kesesuaiannya dalam tingkatan terkini dengan
ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Direksi dan Dewan
Komisaris dinilai sangat aktif dalam melakukan pemantauan terhadap setiap pelanggaran
kepatuhan yang dilakukan oleh Bank serta upaya peningkatan kualitas penerapan
pelaksanaan "Good Corporate Governance".

8) Risiko Reputasi

Risiko Reputasi adalah merupakan potensi kerugian yang timbul akibat menurunnya
tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank.
Pengelolaan risiko reputasi dilakukan melalui unit pelayanan nasabah yang ada di seluruh
kantor operasional Bank Yudha Bhakti. Risiko Reputasi Bank dikelola dengan
memperhatikan keluhan nasabah serta dengan cepat merespon setiap berita yang dapat
menimbulkan dampak negatif bagi Bank. Pemberian pelayanan terbaik kepada nasabah,
pembentukan unit pengaduan nasabah merupakan upaya yang terus dilakukan Bank
untuk meningkatkan citra di masyarakat.
Berdasarkan hasil penilaian (self assessment) Bank per 31 Desember 2014, Risiko Reputasi
secara komposit dinilai ”Low” dikarenakan peringkat risiko inheren dinilai "Low" dan
kualitas penerapan manajemen risiko hukum dinilai "Fair". Peringkat risiko inheren dinilai
"Low" dikarenakan antara lain tidak adanya pemberitaan negatif baik yang terkait dengan
Bank maupun para pemegang saham beserta kelompok usahanya.

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


143
Pada tanggal 31 Desember 2014, Bank telah memperoleh pernyataan izin efektif dari
Otoritas Jasa Keuangan untuk pendaftaran penawaran umum perdana saham Bank
kepada publik. Dengan keluarnya izin tersebut menunjukan bahwa pelaksanaan
transparansi informasi keuangan kepada publik dinilai memadai.
Pada tanggal 13 Januari 2015 Bank merupakan emiten pertama yang mencatatkan saham
perdananya di papan utama Bursa Efek Indonesia dengan nilai saham langsung mengalami
kenaikan hingga sebesar 95%. Informasi ini merupakan publikasi positif terhadap Bank.
Sementara itu, dari sisi Kualitas Penerapan Manajemen Risiko dinilai “Fair” antara lain
dikarenakan, pengendalian risiko reputasi belum sepenuhnya didukung dengan SDM yang
cukup dan adanya standar penanganan publikasi negatif. Namun Direksi dan Dewan
Komisaris dinilai sangat aktif dalam memantau perkembangan risiko reputasi yang terjadi
atas Bank.

c. Penerapan manajemen risiko pada Bank juga mencakup pengelolaan risiko produk dan
aktivitas baru.
Pemahaman terhadap risiko yang terdapat dalam produk atau aktivitas bank memiliki peran
yang penting untuk meminimalkan kejadian-kejadian yang dapat merugikan. Pengelolaan
risiko pada produk atau aktivitas baru merupakan bagian penting dari salah satu tahap dalam
pengembangan produk atau aktivitas baru. Produk atau aktivitas Bank merupakan suatu
produk baru atau aktivitas baru apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :

1) tidak pernah diterbitkan atau dilakukan sebelumnya oleh Bank; atau


2) telah diterbitkan atau dilaksanakan sebelumnya oleh Bank namun dilakukan
pengembangan yang mengubah atau meningkatkan eksposur Risiko tertentu pada Bank.

Sebelum meluncurkan suatu produk atau aktivitas baru, bank perlu meneliti dan
mempertimbangkan potensi eksposur risiko yang dapat ditimbulkan, serta memastikan
ketersediaan prosedur pemantauan dan pengendalian risiko pada produk atau aktivitas baru
tersebut.

Divisi Manajemen Risiko Bank memastikan bahwa pengelolaan risiko pada produk atau
aktivitas baru telah direncanakan secara memadai.

Pelaksanaan pengelolaan risiko pada produk atau aktivitas baru di Bank Yudha Bhakti
mencakup tahap-tahap kegiatan sebagai berikut :

a) Tahap penetapan produk atau aktivitas dikategorikan sebagai produk atau aktivitas baru
diusulkan oleh pemrakarsa produk (divisi terkait) dan disampaikan kepada Divisi
Manajemen Risiko untuk dimintakan opini terkait status mengenai produk tersebut
apakah termasuk dalam kriteria produk atau aktivitas baru.
b) Tahap Risk Assessment dan penyampaian permintaan penilaian kecukupan pengelolaan
risiko kepada divisi/unit kerja terkait dan Divisi Manajemen Risiko.
c) Tahap Penilaian kecukupan pengelolaan risiko oleh Divisi Manajemen Risiko.
d) Tahap permohonan persetujuan rencana penerbitan produk atau pelaksanaan aktivitas
baru ke Otoritas Jasa Keuangan.
e) Tahap persetujuan oleh Otoritas Jasa Keuangan.
f) Tahap pelaporan realisasi penerbitan produk atau pelaksanaan aktivitas baru ke Otoritas
Jasa Keuangan.
Bank juga telah membentuk Komite Manajemen Risiko dan Divisi Manajemen Risiko yang independen
terhadap Satuan Kerja Operasional maupun Divisi Audit Intern (“DAI”) dengan harapan pengelolaan
risiko secara keseluruhan dapat dilakukan secara terpadu, terarah, terkoordinir dan berkesinambungan.
Selanjutnya untuk memantau efektifitas dari pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Divisi
Manajemen Risiko, Bank membentuk Komite Pemantau Risiko yang bertanggung jawab secara langsung
kepada Dewan Komisaris. Sepanjang tahun 2014, Komite Manajemen Risiko telah melaksanakan rapat
sebanyak 4 kali dan Komite Pemantau Risiko telah melaksanakan rapat sebanyak 15 kali.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014
144
Tabel 2.1.a Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank Secara Individual
(dalam Jutaan Rupiah)
31 DESEMBER 2014 31 DESEMBER 2013
Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah
No Kategori Portofolio JABAR, JABAR,
JATENG, SUMATERA, JATENG, SUMATERA,
JAKARTA dst. Total JAKARTA dst. Total
JATIM, DIY, Lainnya JATIM, DIY, Lainnya
BANTEN BANTEN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
1 Tagihan Kepada Pemerintah 386,447 - - - 386,447 454,483 - - - 454,483

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - - - - - - -


Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral
3 - - - - -
dan Lembaga Internasional - - - - -
4 Tagihan Kepada Bank 28,031 8,741 569 - 37,341 107,065 21,186 747 - 128,998

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 8,353 26,371 13,541 - 48,265 12,056 25,386 17,663 - 55,105

6 Kredit Beragun Properti Komersial 29,998 2,003 950 - 32,951 28,985 2,003 1,107 - 32,095

7 Kredit Pegawai/Pensiunan 239,921 655,156 191,715 - 1,086,792 157,564 262,259 89,003 - 508,826
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan
8 629,646 79,794 23,200 - 732,640
Portofolio Ritel 552,441 127,058 14,304 - 693,803
9 Tagihan Kepada Korporasi 44,192 70,099 13,038 - 127,329 57,793 98,681 8,519 - 164,993

10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo - - - - - - - - - -

11 Aset Lainnya 105,536 9,270 5,406 - 120,212 116,683 7,039 4,426 - 128,148

12 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - - - - - - - - -

Total 1,394,919 898,698 239,523 - 2,533,140 1,564,275 496,348 144,665 - 2,205,288

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


145
Tabel 2.2.a Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak - Bank secara Individual
(dalam jutaan rupiah)
31 DESEMBER 2014 31 DESEMBER 2013
Tagihan bersih berdasarkan sisa jangka waktu kontrak Tagihan bersih berdasarkan sisa jangka waktu kontrak
No Kategori Portofolio Non- Non-
≤1 >1 thn >3 thn >1 thn s.d. >3 thn s.d.
> 5 thn
Kontrak Total ≤ 1 tahun > 5 thn Kontrak Total
tahun s.d. 3 thn s.d. 5 thn 3 thn 5 thn
tual tual
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
1 Tagihan Kepada Pemerintah 386,447 - - - - 386,447 454,483 - - - - 454,483
Tagihan Kepada Entitas Sektor
2 - - - - - -
Publik - - - - - -
Tagihan Kepada Bank
3 Pembangunan Multilateral - - - - - -
- - - - - -
dan Lembaga Internasional
4 Tagihan Kepada Bank 37,341 - - - - 37,341 128,998 - - - - 128,998
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 190 923 8,126 39,026 - 48,265 7,335 13,824 13,435 20,511 - 55,105
Kredit Beragun Properti
6 451 - 6,398 26,102 - 32,951 12,093 19,575 250 177 - 32,095
Komersial
7 Kredit Pegawai/Pensiunan 1,075 22,120 80,051 983,546 - 1,086,792 23,481 80,884 72,517 331,944 - 508,826
Tagihan Kepada Usaha Mikro,
8 Usaha Kecil dan Portofolio 87,871 247,534 268,377 90,021 - 693,803 145,299 521,252 55,994 10,095 - 732,640
Ritel
9 Tagihan Kepada Korporasi 4,731 1,923 82,327 38,348 - 127,329 150,571 14,422 - - - 164,993
Tagihan yang Telah Jatuh
10 - - - - - - - - - - - -
Tempo
11 Aset Lainnya 120,212 - - - - 120,212 128,148 - - - - 128,148
Eksposur di Unit Usaha
12 - - - - - - - - - - - -
Syariah (apabila ada)
Total 638,318 272,500 445,279 1,177,043 - 2,533,140 1,050,408 649,957 142,196 362,727 - 2,205,288
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014
146
Tabel 2.3.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank Secara Individual
(dalam jutaan rupiah)

Tagihan Tagihan Eksposur


Tagihan Tagihan
Kepada Kredit Kredit Kepada Usaha di Unit
Tagihan Kepada Tagihan Kredit Tagihan Yang
Pembangun Beragun Beragun Mikro, Usaha Aset Usaha
No. Sektor Ekonomi Kepada Entitas Kepada Pegawai/ Kepada Telah
Multilateral Rumah Properti Kecil dan Lainnya Syariah
Pemerintah Sektor Bank Pensiunan Korporasi Jatuh
dan Lembaga Tinggal Komersil Portofolio (apabila
Publik Tempo
Internasional Ritel ada)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
31 DESEMBER 2014
1 Pertanian, Perburuan Dan Kehutaan - - - - - - 320 295 - - - -
2 Perikanan - - - - - - - 89 - - - -
3 Pertambangan Dan Penggalian - - - - - - - - 31,111 - - -
4 Industri Pengolahan - - - - 231 - - 7,193 - - - -
5 Listrik, Gas Dan Air - - - - - - - - - - - -
6 Konstruksi - - - - 788 32,690 146 13,011 - - - -
7 Perdagangan Besar Dan Eceran - - - - 2,495 301 - 18,015 79,912 - - -
8 Penyediaan Akomodasi Dan Penyediaan
- - - - 72 - 158 5,979 - - - -
Makan Minum
9 Transportasi, Pergudangan Dan Komunikasi - - - - 943 172 142 315,516 - - - -
10 Perantara Keuangan - - - 9,078 - - - 2,776 4,711 - - -
11 Real Estate, Usaha Persewaan Dan Jasa
- - - - 2,759 - 113 52,652 11,068 - - -
Perusahaan
12 Administrasi Pemerintah, Pertanahan Dan
- - - - - - - - - - - -
Jaminan Sosial Wajib
13 Jasa Pendidikan - - - - 64 - - - - - - -
14 Jasa Kesehatan Dan Kegiatan Sosial - - - - 655 174 29 2,947 - - - -
15 Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan
- - - - - - - - - - - -
Dan Perorangan Lainnya
16 Jasa Perorangan Yang Melayani Rumah
- - - - - - - 442 - - - -
Tangga
17 Badan Internasional Dan Badan Ekstra
- - - - - - - - - - - -
Internasional Lainnya
18 Kegiatan Yang Belum Jelas Batasannya - - - - - - - - - - - -
19 Bukan Lapangan Usaha - - - - - - - - - - - -
20 Lainnya - - - - 46,688 310 1,080,457 281,784 - - - -

Total - - - 9,078 54,695 33,647 1,081,365 700,699 126,820 - - -

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


147
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
31 DESEMBER 2013
1 Pertanian, Perburuan Dan Kehutaan - - - - - - 67 496 - - - -
2 Perikanan - - - - - - - 134 - - - -
3 Pertambangan Dan Penggalian - - - - - - - - 32,165 - - -
4 Industri Pengolahan - - - - 269 - - 342 13,540 - - -
5 Listrik, Gas Dan Air - - - - - - - - - - - -
6 Konstruksi - - - - 1,034 30,927 143 5,639 - - - -
7 Perdagangan Besar Dan Eceran - - - - 4,259 309 - 8,611 113,924 - - -
8 Penyediaan Akomodasi Dan Penyediaan
- - - - 97 - - 531 - - - -
Makan Minum
9 Transportasi, Pergudangan Dan Komunikasi - - - - 1,143 251 - 388,432 - - - -
10 Perantara Keuangan - - - 20,497 - - - 2,983 - - - -
11 Real Estate, Usaha Persewaan Dan Jasa
- - - - 3,440 - 146 32,072 4,929 - - -
Perusahaan
12 Administrasi Pemerintah, Pertanahan Dan
- - - - - - - - - - - -
Jaminan Sosial Wajib
13 Jasa Pendidikan - - - - 84 - - - - - - -
14 Jasa Kesehatan Dan Kegiatan Sosial - - - - 189 - - - - - - -
15 Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan
- - - - 535 291 39 48 - - - -
Dan Perorangan Lainnya
16 Jasa Perorangan Yang Melayani Rumah
- - - - - - - - - - - -
Tangga
17 Badan Internasional Dan Badan Ekstra
- - - - - - - - - - - -
Internasional Lainnya
18 Kegiatan Yang Belum Jelas Batasannya - - - - - - - - - - - -
19 Bukan Lapangan Usaha - - - - - - - - - - - -
20 Lainnya - - - 650 48,689 381 507,162 293,059 - - - -
Total - - - 21,147 59,739 32,159 507,557 732,347 164,558 - - -
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014
148
Tabel 2.4.a Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Wilayah - Bank Secara Individual
(dalam jutaan rupiah)
31 DESEMBER 2014 31 DESEMBER 2013
Wilayah Wilayah
No Keterangan JABAR, JABAR,
JATENG, SUMATERA, JATENG, SUMATER
JAKARTA dst. Total JAKARTA dst. Total
JATIM, DIY, Lainnya JATIM, DIY, A, Lainnya
BANTEN BANTEN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
1 Tagihan 1,394,919 898,698 239,523 - 2,533,140 1,564,275 496,348 144,665 - 2,205,288

2 Tagihan Yang Mengalami Penurunan Nilai (Impaired) 30,224 42,519 17,913 - 90,656 39,130 47,960 28,054 - 115,144

A. Belum Jatuh Tempo 30,224 42,519 17,913 - 90,656 39,130 47,960 28,054 - 115,144

B. Telah Jatuh Tempo - - - - - - - - - -

3 Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) - Individual - - - - - - - - - -

4 Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) - Kolektif 12,100 13,467 3,452 - 29,019 22,433 2,654 3,320 - 28,407

5 Tagihan Yang Dihapus Buku 5,609 - - - 5,609 6,573 2,540 - - 9,113

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


149
Tabel 2.5.a Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank Secara Individual
(dalam jutaan rupiah)
Cadangan
Tagihan Yang Mengalami
Kerugian Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai Tagihan Yang
No. Sektor Ekonomi Tagihan Penurunan Penurunan Nilai
Nilai (CKPN) Dihapus Buku
Belum Jatuh Telah Jatuh (CKPN) - Kolektif
Tempo Tempo Individual
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
31 DESEMBER 2014
1 Pertanian, Perburuan Dan Kehutaan 615 412 - - 4 -
2 Perikanan 89 - - - - -
3 Pertambangan Dan Penggalian 31,111 - - - 15 -
4 Industri Pengolahan 7,424 2,191 - - 11 -
5 Listrik, Gas Dan Air - - - - - -
6 Konstruksi 46,635 14,861 - - 1,001 -
7 Perdagangan Besar Dan Eceran 100,723 6,381 - - 708 -
8 Penyediaan Akomodasi Dan Penyediaan Makan Minum 6,209 159 - - 5 -
9 Transportasi, Pergudangan Dan Komunikasi 316,773 2,720 - - 4,733 -
10 Perantara Keuangan 16,565 165 - - 2,093 -
11 Real Estate, Usaha Persewaan Dan Jasa Perusahaan 66,610 7,633 - - 3,793 -
12 Administrasi Pemerintah, Pertanahan Dan Jaminan Sosial Wajib - - - - -
13 Jasa Pendidikan 64 64 - - 2 -
14 Jasa Kesehatan Dan Kegiatan Sosial 3,805 1,376 - - 9 -
15 Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan Dan Perorangan Lainnya - - - - -
16 Jasa Perorangan Yang Melayani Rumah Tangga 442 - - - -
17 Badan Internasional Dan Badan Ekstra Internasional Lainnya - - - - -
18 Kegitan Yang Belum Jelas Batasannya - - - - -
19 Bukan Lapangan Usaha - - - - -
20 Lainnya 1,409,239 54,694 - - 16,645 5,609
Total 2,006,304 90,656 - - 29,019 5,609
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
31 DESEMBER 2013
1 Pertanian, Perburuan Dan Kehutaan 563 67 - - 1 -
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014
150
2 Perikanan 134 134 - - - -
3 Pertambangan Dan Penggalian 32,165 1,085 - - 1 -
4 Industri Pengolahan 14,151 15 - - 4 -
5 Listrik, Gas Dan Air - - - - -
6 Konstruksi 37,743 6,852 - - 74 -
7 Perdagangan Besar Dan Eceran 127,103 4,364 - - 408 -
8 Penyediaan Akomodasi Dan Penyediaan Makan Minum 628 48 - - - -
9 Transportasi, Pergudangan Dan Komunikasi 389,826 8,836 - - 863 -
10 Perantara Keuangan 23,480 2,982 - - 107 -
11 Real Estate, Usaha Persewaan Dan Jasa Perusahaan 40,587 11,893 - - 1,401 -
12 Administrasi Pemerintah, Pertanahan Dan Jaminan Sosial Wajib - - - - -
13 Jasa Pendidikan 84 84 - - 2 -
14 Jasa Kesehatan Dan Kegiatan Sosial 189 189 - - - -
15 Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan Dan Perorangan Lainnya 913 739 - - 12 -
16 Jasa Perorangan Yang Melayani Rumah Tangga - - - - - -
17 Badan Internasional Dan Badan Ekstra Internasional Lainnya - - - - - -
18 Kegitan Yang Belum Jelas Batasannya - - - - - -
19 Bukan Lapangan Usaha - - - - - -
20 Lainnya 849,941 77,856 - - 25,534 9,113

Total 1,517,507 115,144 - - 28,407 9,113

Tabel 2.6.A Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - Bank Secara Individual
(dalam jutaan rupiah)
31 DESEMBER 2014 31 DESEMBER 2013
No. Keterangan
CKPN Individual CKPN Kolektif CKPN Individual CKPN Kolektif
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Saldo Awal CKPN - 28,407 - 14,309
2 Pembentukan (Pemulihan) CKPN Pada Periode Berjalan (Net) - 6,221 - 23,211
A. Pembentukan Ckpn Pada Periode Berjalan - 3,983 - 22,719
B. Pemulihan Ckpn Pada Periode Berjalan - 2,238 - 492
CKPN Yang Digunakan Untuk Melakukan Hapus Buku Atas Tagihan Pada
3 - (5,609) - (9,113)
Periode Berjalan
4 Pembentukan ( Pemulihan) Lainnya Pada Periode Berjalan - - - -
Saldo Akhir CKPN - 29,019 28,407

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


151
Tabel 3.1.a Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala Peringkat - Bank Secara Individual
(dalam jutaan rupiah)
31 DESEMBER 2014
Tagihan Bersih
Lembaga
Peringkat Jangka Panjang Peringkat Jangka Pendek
Pemeringkat
Standard BBB+ s.d BB+ s.d < dari
AAA AA+ s.d AA- A+ s.d A- B+ s.d B- < dari B- A-1 A-2 A-3
and Pool's BBB- BB- A-3
BBB+ s.d BB+ s.d F1+ s.d < dari
Fitch Rating AAA AA+ s.d AA- A+ s.d A- B+ s.d B- < dari B- F2 F3
BBB- BB- F1 F3
Baa1 s.d Ba1 s.d < dari
Moody's Aaa Aa1 s.d Aa3 A1 s.d A3 B1 s.d B3 < dari B3 P-1 P-2 P-3
Baa3 Ba3 P-3
Kategori Portofolio PT. Fitch A+(idn) BBB+(idn) BB+(idn) F1+(idn) Tanpa
AAA AA+(idn) s.d B+(idn) < dari B- < dari Total
Ratings s.d A- s.d BBB- s.d BB- s.d F2(idn) F3(idn) Peringkat
(idn) AA-(idn) s.d B-(idn) (idn) F3(idn)
Indonesia (idn) (idn) (idn) F1(idn)
[Idr]A+ [Idr]BBB+ [Idr]A1+ [Idr]A2+ [Idr]A3+
PT ICRA [Idr]AA+ s.d [Idr]BB+ [Idr]B+ s.d < dari < dari
[Idr]AAA s.d s.d s.d s.d s.d
Indonesia [Idr]AA- s.d [Idr]BB- [Idr]B- [Idr]B- [Idr]A3
[Idr]A- [Idr]BBB- [Idr]A1 [Idr]A2 [Idr]A3
PT
idBBB+
Pemeringkat idAA+ s.d id idA+ s.d id BB+ s.d id B+ s.d < dari id idA3 s.d < dari
idAAA s.d idA1 idA2
Efek AA- idA- id BB- id B- B- idA4 idA4
idBBB-
Indonesia
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
1 Tagihan Kepada
386,447 386,447
Pemerintah - - - - - - - - - - - -
2 Tagihan Kepada Entitas
- -
Sektor Publik - - - - - - - - - - - -
3 Tagihan Kepada Bank
Pembangunan - - - - - - - - - - - -
- -
Multilateral dan Lembaga
Internasional
4 Tagihan Kepada Bank
37,341 37,341
- - - - - - - - - - - -
5 Kredit Beragun Rumah
48,265 48,265
Tinggal - - - - - - - - - - - -
6 Kredit Beragun Properti
32,951 32,951
Komersial - - - - - - - - - - - -
7 Kredit Pegawai/Pensiunan
1,086,792 1,086,792
- - - - - - - - - - - -
8 Tagihan Kepada Usaha
Mikro, Usaha Kecil dan - - - - - - - - - - - - 693,803 693,803
Portofolio Ritel
9 Tagihan Kepada Korporasi
127,329 127,329
- - - - - - - - - - - -
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014
152
10 Tagihan yang Telah Jatuh
- -
Tempo - - - - - - - - - - - -
11 Aset Lainnya
120,212 120,212
- - - - - - - - - - - -
12 Eksposur di Unit Usaha
- -
Syariah (apabila ada) - - - - - - - - - - - -
Total - - - - - - - - - - - - 2,533,140 2,533,140

31 DESEMBER 2013
Tagihan Bersih
Lembaga
Peringkat Jangka Panjang Peringkat Jangka Pendek
Pemeringkat
Standard BBB+ s.d BB+ s.d < dari
AAA AA+ s.d AA- A+ s.d A- B+ s.d B- < dari B- A-1 A-2 A-3
and Pool's BBB- BB- A-3
BBB+ s.d BB+ s.d F1+ s.d < dari
Fitch Rating AAA AA+ s.d AA- A+ s.d A- B+ s.d B- < dari B- F2 F3
BBB- BB- F1 F3
Baa1 s.d Ba1 s.d < dari
Moody's Aaa Aa1 s.d Aa3 A1 s.d A3 B1 s.d B3 < dari B3 P-1 P-2 P-3
Baa3 Ba3 P-3
Kategori Portofolio PT. Fitch A+(idn) BBB+(idn) BB+(idn) F1+(idn) Tanpa
AAA AA+(idn) s.d B+(idn) < dari B- < dari Total
Ratings s.d A- s.d BBB- s.d BB- s.d F2(idn) F3(idn) Peringkat
(idn) AA-(idn) s.d B-(idn) (idn) F3(idn)
Indonesia (idn) (idn) (idn) F1(idn)
[Idr]A+ [Idr]BBB+ [Idr]A1+ [Idr]A2+ [Idr]A3+
PT ICRA [Idr]AA+ s.d [Idr]BB+ [Idr]B+ s.d < dari < dari
[Idr]AAA s.d s.d s.d s.d s.d
Indonesia [Idr]AA- s.d [Idr]BB- [Idr]B- [Idr]B- [Idr]A3
[Idr]A- [Idr]BBB- [Idr]A1 [Idr]A2 [Idr]A3
PT
idBBB+
Pemeringkat idAA+ s.d id idA+ s.d id BB+ s.d id B+ s.d < dari id idA3 s.d < dari
idAAA s.d idA1 idA2
Efek AA- idA- id BB- id B- B- idA4 idA4
idBBB-
Indonesia
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
1 Tagihan Kepada
454,483
Pemerintah - - - - - - - - - - - - 454,483
2 Tagihan Kepada Entitas
-
Sektor Publik - - - - - - - - - - - - -
3 Tagihan Kepada Bank
Pembangunan
-
Multilateral dan Lembaga - - - - - - - - - - - - -
Internasional
4
Tagihan Kepada Bank 128,998
- - - - - - - - - - - - 128,998
5 Kredit Beragun Rumah
55,105
Tinggal - - - - - - - - - - - - 55,105

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


153
6 Kredit Beragun Properti
- - - - - - - - - 32,095 32,095
Komersial - - -
7
Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - - - 508,826 508,826
- - - - -
8 Tagihan Kepada Usaha
Mikro, Usaha Kecil dan - - - - - - - 732,640 732,640
- - - - -
Portofolio Ritel
9
Tagihan Kepada Korporasi - - - - - - - 164,993
- - - - - 164,993
10 Tagihan yang Telah Jatuh
- - - - - - - - -
Tempo - - - - -
11
Aset Lainnya - - - - - - - 128,148 128,148
- - - - -
12 Eksposur di Unit Usaha
- - - - - - - - -
Syariah (apabila ada) - - - - -
Total - - - - - - - - - - - - 2,205,288 2,205,288
Tabel 3.2.b.1 Pengungkapan Resiko Kredit Pihak Lawan : Transaksi Repo - Bank Secara Individual
(dalam jutaan rupiah)
31 DESEMBER 2014 31 DESEMBER 2013
No Kategori Portofolio Nilai Wajar Kewajiban Tagihan Nilai Wajar Kewajiban Tagihan
ATMR ATMR
SSB Repo Repo Bersih SSB Repo Repo Bersih
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Tagihan Kepada Pemerintah - - - - - - - -
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - - - - -
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga
3 - - - - - - - -
Internasional
4 Tagihan Kepada Bank - - - - - - - -
5 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel - - - - - - - -
6 Tagihan Kepada Korporasi - - - - - - - -
7 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - - - - - - -
Total - - - - - - - -
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014
154
Tabel 3.2.c.1 Pengungkapan Resiko Kredit Pihak Lawan : Transaksi Reverse Repo - Bank Secara Individual
(dalam jutaaan rupiah)
31 DESEMBER 2014 31 DESEMBER 2013
Tagihan
No Kategori Portofolio Tagihan ATMR ATMR
Tagihan Tagihan Bersih
Naik MRK Bersih Setelah Naik MRK Setelah
Bersih Bersih Setelah
Setelah MRK MRK MRK
MRK

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (3) (4) (5) (6)

1 Tagihan Kepada Pemerintah - - - - - - - -

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - - - - -


Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral Dan Lembaga
3 - - - - - - - -
Internasional
4 Tagihan Kepada Bank - - - - - - - -

5 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil Dan Portofolio Ritel - - - - - - - -

6 Tagihan Kepada Korporasi - - - - - - - -

7 Eksposur Di Unit Usaha Syariah (Apabila Ada) - - - - - - - -

Total - - - - - - - -

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


155
Tabel 4.1.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara
Individual
31 DESEMBER 2014
Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit Beban
No Kategori Portofolio ATMR
Modal
0% 20% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150% Lainnya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
A Eksposur Neraca
1 Tagihan Kepada Pemerintah - - - - - - - - - 386,447 - -
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - - - - - - - - -
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga
- - - - - - - - - - - -
Internasional
4 Tagihan Kepada Bank 9,078 28,263 - - - - - - - - 5,653 -
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 6,394 - - - - - - - - 41,871 16,083 -
6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - - - - - 32,951 32,951 -
7 Kredit Pegawai/Pensiunan 81,809 - - - - - - - - 1,004,983 502,492 -
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 89,912 - - - - - - - - 603,891 452,918 -
9 Tagihan Kepada Korporasi 71,912 - - - - - - - - 55,417 55,417 -
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo - - - - - - - - - - - -
11 Aset Lainnya - - - - - - - - - 120,212 113,798 -
12 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - - - - - - - - - - -
Total Eksposur Neraca 259,105 28,263 - - - - - - - 2,245,772 1,179,312 -
B Eksposur Kewajiban Komitmen/ Kontijensi Pada Transaksi Rekening
Administratif
1 Tagihan Kepada Pemerintah - - - - - - - - - - - -
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - - - - - - - - -
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga
- - - - - - - - - - - -
Internasional
4 Tagihan Kepada Bank - - - - - - - - - 13,472 - -
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - - - - - - - - - 169 - -
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014
156
6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - - - - - 1,520 - -
7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - - - - - 12 - -
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel - - - - - - - - - 22,091 66 -
9 Tagihan Kepada Korporasi - - - - - - - - - 25,416 - -
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo - - - - - - - - - - - -
11 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - - - - - - - - - - -

Total Eksposur TRA - - - - - - - - - 62,680 66 -


C Eksposur Akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)

1 Tagihan Kepada Pemerintah - - - - - - - - - - - -


2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - - - - - - - - -
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga
- - - - - - - - - - - -
Internasional
4 Tagihan Kepada Bank - - - - - - - - - - - -
5 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel - - - - - - - - - - - -
6 Tagihan Kepada Korporasi - - - - - - - - - - - -
7 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - - - - - - - - - - -

Total Eksposur Counterparty Credit Risk - - - - - - - - - - - -

(dalam jutaan rupiah)


31 DESEMBER 2013
Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit Beban
No Kategori Portofolio ATMR
Modal
0% 20% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150% Lainnya

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
A Eksposur Neraca
1 Tagihan Kepada Pemerintah - - - - - - - - - 454,483 - -
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - - - - - - - - -
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga
- - - - - - - - - - - -
Internasional

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


157
4 Tagihan Kepada Bank 21,121 107,850 - - - - - - - 27 21,575 -
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 3,527 - - - - - - - - 51,578 19,744 -
6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - - - - - 32,095 32,095 -
7 Kredit Pegawai/Pensiunan 34,134 - - - - - - - - 474,692 237,346 -
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 47,918 - - - - - - - - 684,722 503,947 -
9 Tagihan Kepada Korporasi 105,424 - - - - - - - - 59,569 59,569 -
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo - - - - - - - - - - - -
11 Aset Lainnya - - - - - - - - - 128,148 139,675 -
12 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - - - - - - - - - - -
Total Eksposur Neraca 212,124 107,850 - - - - - - - 1,885,314 1,013,951 -
B Eksposur Kewajiban Komitmen/ Kontijensi Pada Transaksi Rekening
Administratif
1 Tagihan Kepada Pemerintah - - - - - - - - - - - -
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - - - - - - - - -
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga
- - - - - - - - - - - -
Internasional
4 Tagihan Kepada Bank - - - - - - - - - 276 - -
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - - - - - - - - - 227 - -
6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - - - - - 3,574 - -
7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - - - - - 7 - -
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel - - - - - - - - - 10,458 70 -
9 Tagihan Kepada Korporasi - - - - - - - - - 8,919 - -
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo - - - - - - - - - - - -
11 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - - - - - - - - - - -
Total Eksposur TRA - - - - - - - - - 23,461 70 -
C Eksposur Akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)
1 Tagihan Kepada Pemerintah - - - - - - - - - - - -
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - - - - - - - - -
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014
158
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga
- - - - - - - - - - - -
Internasional
4 Tagihan Kepada Bank - - - - - - - - - - - -
5 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel - - - - - - - - - - - -
6 Tagihan Kepada Korporasi - - - - - - - - - - - -
7 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - - - - - - - - - - -

Total Eksposur Counterparty Credit Risk - - - - - - - - - - - -

Tabel 4.2.a. Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual
(dalam jutaan rupiah)
31 DESEMBER 2014

No Kategori Portofolio Bagian Yang Dijamin Dengan


Tagihan Bersih Asuransi Bagian Yang Tidak Dijamin
Agunan Garansi Lainnya
Kredit
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) = (3)-[(4)+(5)+(6)+(7)]

A Eksposur Neraca
1 Tagihan Kepada Pemerintah 386,447 - - - - 386,447
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - - -
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - - - -
4 Tagihan Kepada Bank 37,341 37,341 - - - -
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 48,265 6,394 - - - 41,871
6 Kredit Beragun Properti Komersial 32,951 - - - - 32,951
7 Kredit Pegawai/Pensiunan 1,086,792 81,809 - - - 1,004,983
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 693,803 89,912 - - - 603,891
9 Tagihan Kepada Korporasi 127,329 71,912 - - - 55,417
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo - - - - - -
11 Aset Lainnya 120,212 - - - - 120,212
12 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - - - - -

Total Eksposur Neraca 2,533,140 287,368 - - - 2,245,772

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


159
B Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontijensi pd Transaksi Rekening
Administratif
1 Tagihan Kepada Pemerintah - - - - - -
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - - -
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - - - -
4 Tagihan Kepada Bank - - - -
13,472 13,472
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - - - -
169 169
6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - -
1,520 1,520
7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - -
12 12
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel - - - -
22,091 22,091
9 Tagihan Kepada Korporasi - - - -
25,416 25,416
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo - - - - - -
11 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - - - - -
Total Eksposur TRA 62,680 - - - - 62,680
C Eksposur akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)
1 Tagihan Kepada Pemerintah - - - - - -
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - - -
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - - - -
4 Tagihan Kepada Bank - - - - - -
5 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel - - - - - -
6 Tagihan Kepada Korporasi - - - - - -
7 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - - - - -
Total Eksposur Counterparty Credit Risk - - - - - -
Total (A+B+C) 2,595,820 287,368 - - - 2,308,452
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014
160
31 DESEMBER 2013

No Kategori Portofolio Bagian Yang Dijamin Dengan


Tagihan Bersih Asuransi Bagian Yang Tidak Dijamin
Agunan Garansi Lainnya
Kredit
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) = (3)-[(4)+(5)+(6)+(7)]

A Eksposur Neraca
1 Tagihan Kepada Pemerintah 454,483 - - - - 454,483
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - - -
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - - - -
4 Tagihan Kepada Bank 128,998 128,971 - - - 27
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 55,105 3,527 - - - 51,578
6 Kredit Beragun Properti Komersial 32,095 - - - - 32,095
7 Kredit Pegawai/Pensiunan 508,826 34,134 - - - 474,692
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 732,640 47,918 - - - 684,722
9 Tagihan Kepada Korporasi 164,993 105,424 - - - 59,569
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo - - - - - -
11 Aset Lainnya 128,148 - - - - 128,148
12 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - - - - -

Total Eksposur Neraca 2,205,288 319,974 - - - 1,885,314


B Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontijensi pd Transaksi Rekening
Administratif
1 Tagihan Kepada Pemerintah - - - - - -
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - - -
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - - - -
4 Tagihan Kepada Bank 276 - - - - 276
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 227 - - - - 227
6 Kredit Beragun Properti Komersial 3,574 - - - - 3,574
7 Kredit Pegawai/Pensiunan 7 - - - - 7

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


161
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 10,458 - - - - 10,458
9 Tagihan Kepada Korporasi 8,919 - - - - 8,919
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo - - - - - -
11 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - - - - -
Total Eksposur TRA 23,461 - - - - 23,461
C Eksposur akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)
1 Tagihan Kepada Pemerintah - - - - - -
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - - -
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - - - -
4 Tagihan Kepada Bank - - - - - -
5 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel - - - - - -
6 Tagihan Kepada Korporasi - - - - - -
7 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - - - - -
Total Eksposur Counterparty Credit Risk - - - - - -
Total (A+B+C) 2,228,749 319,974 - - - 1,908,775
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014
162
Tabel 5.1.a. Pengungkapan Transaksi Sekuritisasi - Bank Secara Individual

(dalam jutaan rupiah)


31 DESEMBER 2014 31 DESEMBER 2013

Nlai Aset Yang Disekuritisasi Nlai Aset Yang


Pengurangan
Nilai Aset Yang Mengalami Penurunan Laba/Rugi Nilai Aset Disekuritisasi Yang Laba/Rugi ATMR
No Eksposur Sekuritisasi Pengura Modal
Yg Nilai Dari Yg Mengalami Penurunan Nilai Dari
ATMR ngan
Disekuritis Aktivitas Disekuritis Aktivitas
Modal Belum
asi Telah Jatuh Belum Jatuh Sekuritas asi Telah Jatuh Sekuritas
Jatuh
Tempo Tempo Tempo
Tempo
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
1 Bank Bertindak Sebagai Kreditur Asal - - - - - - - - - - -
- Jenis Eksposur (contoh: tagihan
beragun rumah tinggal)
2 Bank Bertindak Sebagai Penyedia
Kredit Pendukung
a. Fasilitas Penanggung risiko pertama - - - - - - - - - - -
- Jenis Ekposur (contoh: tagihan
beragun rumah tinggal)
b. Fasilitas Penaggung Risiko Kedua - - - - - - - - - - -
- Jenis eksposur (contoh: tagihan
beragun rumah tinggal)
3 Bank Bertindak Sebagai Penyedia
- - - - - - - - - - -
Fasilitas Likuiditas
- Jenis eksposur (contoh: tagihan
beragun rumah tinggal)
4 Bank Bertindak Sebagai Penyedia Jasa - - - - - - - - - - -
- Jenis eksposur (contoh: tagihan
beragun rumah tinggal)
5 Bank Bertindak Sebagai Bank
- - - - - - - - - - -
Kustodian
- Jenis eksposur (contoh: tagihan
beragun rumah tinggal)
6 Bank Bertindak Sebagai Pemodal
a. Senior tranche - - - - - - - - - - -
- Jenis eksposur (contoh: tagihan
beragun rumah tinggal)
b. Junior Tranche - - - - - - - - - - -
- Jenis eksposur (contoh: tagihan
beragun rumah tinggal)

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


163
Tabel 5.2.a. Pengungkapan Ringkasan Aktivitas Transaksi Sekuritisasi Bank Bertindak Sebagai Kreditur Asal - Bank Secara Individual
(dalam jutaan rupiah)
31 DESEMBER 2014 31 DESEMBER 2013
No Kategori Portofolio Keuntungan Keuntungan
Nilai Aset Yang Nilai Aset Yang
(Kerugian) (Kerugian)
Disekuritisasi Disekuritisasi
Penjualan Penjualan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Tagihan Kepada Pemerintah - - - -
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - -
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - -
4 Tagihan Kepada Bank - - - -
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - - - -
6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - -
7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - -
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel - - - -
9 Tagihan Kepada Korporasi - - - -
10 Aset Lainnya - - - -
11 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - - -
Total - - - -
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014
164
Tabel 6.1.1 Pengungkapan Eksposur Aset di Neraca
(dalam jutaan rupiah)
31 DESEMBER 2014 31 DESEMBER 2013
No Kategori Portofolio
Tagihan Bersih ATMR Sebelum MRK ATMR Setelah MRK Tagihan Bersih ATMR Sebelum MRK ATMR Setelah MRK
(1) (2) (3) (4) (5) (3) (4) (5)
1 Tagihan Kepada Pemerintah 386,447 - - 454,483 - -
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - - -
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan
- - - - - -
Multilateral dan Lembaga Internasional
4 Tagihan Kepada Bank 37,341 7,468 5,653 128,998 25,878 21,575
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 48,265 18,640 16,083 55,105 21,152 19,744
6 Kredit Beragun Properti Komersial 32,951 32,951 32,951 32,095 32,095 32,095
7 Kredit Pegawai/Pensiunan 1,086,792 543,396 502,492 508,826 254,413 237,346
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil
693,803 520,352 452,918 719,847 5399,885 503,947
dan Portofolio Ritel
9 Tagihan Kepada Korporasi 127,329 127,329 55,417 164,993 164,993 59,569
10 Aset Lainnya 120,212 - 113,798 128,148 - 139,675
11 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) - - -
Total 2,533,140 1,250,136 1,179,312 2,192,495 1,038,338 1,013,951

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


165
Tabel 6.1.2 Pengungkapan Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontijensi pada Transaksi Rekening Administratif
(dalam jutaan rupiah)
31 DESEMBER 2014 31 DESEMBER 2013
No Kategori Portofolio
Tagihan Bersih ATMR Sebelum MRK ATMR Setelah MRK Tagihan Bersih ATMR Sebelum MRK ATMR Setelah MRK
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Tagihan Kepada Pemerintah - - - - - -
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - - -
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan
- - - - - -
Multilateral dan Lembaga Internasional
4 Tagihan Kepada Bank - - - - - -
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - - - - - -
6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - -
7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - -
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha
89 66 66 94 70 70
Kecil dan Portofolio Ritel
9 Tagihan Kepada Korporasi - - - - - -
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo - - - - - -
Total 89 66 66 94 70 70
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014
166
Tabel 6.1.3 Pengungkapan Eksposur Yang Menimbulkan Risiko Kredit Akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)
(dalam jutaan rupiah)
31 DESEMBER 2014 31 DESEMBER 2013
No Kategori Portofolio ATMR Sebelum
Tagihan Bersih ATMR Sebelum MRK ATMR Setelah MRK Tagihan Bersih ATMR Setelah MRK
MRK
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Tagihan Kepada Pemerintah - - -
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - - -
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan
- - - - - -
Multilateral dan Lembaga Internasional
4 Tagihan Kepada Bank - - - - - -
5 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha
- - - - - -
Kecil dan Portofolio Ritel
6 Tagihan Kepada Korporasi - - - - - -
Total - - - - -

Tabel 6.1.4 Pengungkapan Eksposur Yang Menimbulkan Risiko Kredit Akibat Kegagalan Setelmen (Settlement Risk)
(dalam jutaan rupiah)
31 DESEMBER 2014 31 DESEMBER 2013
No Jenis Transaksi Faktor Pengurang Faktor Pengurang
Nilai Eksposur ATMR setelah MRK Nilai Eksposur ATMR setelah MRK
Modal Modal
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Delivery Versus Payment - - - (3) (4) (5)
a. Beban Modal 8% (5-15 Hari) - - - - - -
b. Beban Modal 50% (16-30 Hari) - - - - - -
c. Beban Modal 75% (31-45 Hari) - - - - - -
d. Beban Modal 100% (Lebih Dari 45 Hari) - - - - - -
2 Non-Delivery Versus Payment - - - - - -
Total - - - - -

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


167
Tabel 6.1.5. Pengungkapan Eksposur Sekuritisasi
(dalam jutaan rupiah)
31 DESEMBER 2014 31 DESEMBER 2013
No Jenis Transaksi Faktor
Faktor Pengurang
ATMR Pengurang ATMR
Modal
Modal
(1) (2) (3) (3) (4) (4)
1 Fasilitas Kredit Pendukung Yang Memenuhi Peryaratan - - - -
2 Fasilitas Kredit Pendukung Yang Tidak Memenuhi Persyaratan - - - -
3 Fasilitas Likuiditas Yang Memenuhi Persyaratan - - - -
4 Fasilitas Likuiditas Yang Tidak Memenuhi Persyaratan - - - -
5 Pembelian Efek Beragun Aset Yang Memenuhi Persyaratan - - - -
6 Pembelian Efek Beragun Aset Yang Tidak Memenuhi Persyaratan - - - -
7 Eksposur Sekuritisasi Yang Tidak Tercakup Dalam Ketentuan Bank Indonesia Mengenai Prinsip-
- - - -
Prinsip Kehati-Hatian Dalam Aktivitas Sekuritisasi Aset Bagi Bank Umum
Total - - - -
Tabel 6.1.6. Pengungkapan Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
(dalam jutaan rupiah)
31 DESEMBER 2014 31 DESEMBER 2013
No Jenis Transaksi Faktor Pengurang Faktor Pengurang
ATMR ATMR
Modal Modal
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Total Eksposur - - - -
Tabel 6.1.7. Pengungkapan Total Pengukuran Risiko Kredit
(dalam jutaan rupiah)
31 DESEMBER 2014 31 DESEMBER 2013
TOTAL ATMR RISIKO KREDIT 1,179,378 1,014,021
TOTAL FAKTOR PENGURANG MODAL
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014
168
Tabel 7.1. Pengungkapan Risiko Pasar Dengan Menggunakan Model Standar
(dalam jutaan rupiah)
31 DESEMBER 2014 31 DESEMBER 2013
BANK KONSOLIDASI BANK KONSOLIDASI
No Jenis Resiko
Beban
Beban Modal ATMR Beban Modal ATMR ATMR Beban Modal ATMR
Modal

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Risiko Suku Bunga - - - - - - - -
a. Risiko Spesifik 2,415 30,192 - - 2,415 30,192 - -
b. Risiko Umum 3,082 38,523 - - 3,081 38,513 - -
2 Risiko Nilai Tukar - - - - - - - -
3 Risiko Ekuitas *) - - - - - - - -
4 Risiko Komoditas *) - - - - - - - -
5 Risiko Option - - - - - - - -
Total 5,497 68,715 - - 5,496 68,704 - -
*)
untuk Bank yang memiliki perusahaan Anak yang memiliki eksposur dimaksud

Tabel 7.2.A. Pengungkapan Risiko Pasar Dengan Menggunakan Model Internal (VALUE AT Risk/Var) - Bank Secara Individual
(dalam jutaan rupiah)
31 DESEMBER 2014 31 DESEMBER 2013
No Jenis Resiko VaR Akhir VaR
VaR rata-rata VaR Maksimum VaR Minimum VaR rata-rata VaR Minimum VaR Akhir Periode
Periode Maksimum

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Risiko Suku Bunga - - - - - - - -
2 Risiko Nilai Tukar - - - - - - - -
3 Risiko Option - - - - - - - -
Total - - - - - - - -

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


169
Tabel 8.1.A. Pengungkapan Kuantitatif Risiko Operasional - Bank Secara Individual
(dalam jutaan rupiah)
31 DESEMBER 2014 31 DESEMBER 2013
No Pendekatan Yang Digunakan Pendapatan Bruto
Pendapatan Bruto (Rata-rata 3
(Rata-rata 3 Tahun Beban Modal ATMR Beban Modal ATMR
Tahun Terakhir)
Terakhir)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Pendekatan Indikator Dasar 131,318 68,715 246,221 135,402 68,704 253,879
Total 131,318 68,715 246,221 135,402 68,704 253,879
Tabel 8.1.B. Pengungkapan Kuantitatif Risiko Operasional - Bank Secara Konsolidasi Dengan Perusahaan Anak
(dalam jutaan rupiah)
31 DESEMBER 2014 31 DESEMBER 2013
No Pendekatan Yang Digunakan Pendapatan Bruto
Pendapatan Bruto (Rata-rata 3
(Rata-rata 3 tahun Beban Modal ATMR Beban Modal ATMR
tahun terakhir)
terakhir)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Pendekatan Indikator Dasar - - - - - -
Total - - - - - -
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014
170
Tabel 9.1.a Pengungkapan Profil Maturitas Rupiah - Bank secara Individual
(dalam jutaan Rupiah)
31 DESEMBER 2014 31 DESEMBER 2013
Jatuh Tempo Jatuh Tempo
No Pos-Pos
Saldo > 1 bln s.d > 3 bln s.d >6 bln s.d Saldo > 1 bln s.d > 3 bln >6 bln s.d
≤ 1 bulan > 12 bulan ≤ 1 bulan > 12 bulan
3 bln 6 bln 12 bln 3 bln s.d 6 bln 12 bln
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
I NERACA
A. Aset
1. Kas 22,122 22,122 - - - - 16,951 16,951 - - - -
2. Penempatan pada Bank
Indonesia 476,771 476,771 - - - - 487,233 487,233 - - - -
3. Penempatan pada Bank lain 48,396 48,396 - - - - 127,983 127,855 - 128 - -
4. Surat Berharga 48,482 48,482 - - - - 46,470 46,470 - - - -
5. Kredit yang diberikan 2,006,304 137,141 43,886 58,158 133,981 1,633,138 1,517,507 139,497 23,386 63,729 105,604 1,185,291
6. Tagihan lainnya - - - - - - - - - - - -
7. Lain-lain 101,992 18,777 28,465 7,950 6,295 40,505 109,095 13,169 14,609 10,614 2,503 68,200
Total Aset 2,704,067 751,689 72,351 66,108 140,276 1,673,643 2,305,239 831,175 37,995 74,471 108,107 1,253,491
B. Kewajiban
1. Dana Pihak Ketiga 2,330,117 1,582,350 460,404 125,294 157,649 4,420 1,954,807 1,330,618 386,535 90,990 116,599 30,065
2. Kewajiban pada Bank Indonesia - - - - - - - - - - - -
3. Kewajiban pada Bank Lain 65,319 64,941 - - - 378 67,873 67,184 - - - 689
4. Surat berharga yang diterbitkan - - - - - - - - - - - -
5. Pinjaman yang diterima - - - - - - - - - - - -
6. Kewajiban lainnya - - - - - - - - - - - -
7. Lain-lain 24,111 17,987 4,895 1,491 29 - 24,293 13,889 7,620 4 2,780 -
Total Kewajiban 2,419,547 1,664,587 465,299 126,785 157,678 4,798 2,046,973 1,411,691 394,155 90,994 119,379 30,754
Selisih Aset dengan kewajiban dan Neraca 284,520 (913,298) (392,948) (60,677) (17,402) 1,668,845 258,266 (580,516) (356,160) (16,523) (11,272) 1,222,737
II REKENING ADMINISTRATIF
A. Tagihan Rekening Administrstif
1. Komitmen 58,936 - - - 58,936 - 70,893 - - - 70,893 -
2. Kontijensi 19,923 - 19,923 - - - 17,320 - 17,320 - - -
Total Tagihan Rekening Administratif 78,859 - 19,923 - 58,936 - 88,213 - 17,320 - 70,893 -
B. Kewajiban Rekening Administratif

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


171
1. Komitmen 62,503 62,503 - - - - 23,274 23,274 - - - -
2. Kontijensi 177 19 - 158 - - 187 - 16 12 159 -
Total kewajiban Rekening Administratif 62,680 62,522 - 158 - - 23,461 23,274 16 12 159 -
Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam
16,179 (62,522) 19,923 (158) 58,936 - 64,752 (23,274) 17,304 (12) 70,734 -
Rekening Administratif
Selisih [(IA-IB)=(IIA-IIB)] 16,179 (62,522) 19,923 (158) 58,936 - 64,752 (23,274) 17,304 (12) 70,734 -
Selisih Kumulatif
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014
172
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

Tanggungjawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (selanjutnya disingkat CSR) bagi
Bank Yudha Bhakti adalah suatu konsep bahwa Bank memiliki berbagai bentuk tanggungjawab terhadap
seluruh pemangku kepentingan, yang diantaranya adalah konsumen/nasabah, karyawan, pemegang
saham, dan lingkungan dalam segala aspek operasional Bank yang mencakup aspek ekonomi, sosial dan
lingkungan.

Bank Yudha Bhakti memiliki komitmen untuk senantiasa meningkatkan pelaksanaan tata kelola
perusahaan yang baik (Good Corporate Governance), antara lain melalui penyelenggaraan CSR sebagai
bentuk kepedulian perusahaan dalam bidang sosial dan lingkungan untuk berperan serta dalam
pembangunan nasional.

Dalam menjalankan usahanya Bank Yudha Bhakti tidak selalu mengedepankan kepentingan bisnis
semata. Bank Yudha Bhakti sangat sadar bahwa terdapat tanggung jawab lain yang harus dilaksanakan
sebagai sebuah entitas bisnis yang juga merupakan bagian dari masyarakat. Tanggung jawab tersebut
adalah meningkatkan kualitas masyarakat dan lingkungan. Untuk itu, setiap tahun Bank Yudha Bhakti
selalu menyelenggarakan berbagai program CSR secara rutin sebagai bentuk kepedulian terhadap
kualitas kehidupan masyarakat.

Program CSR Bank Yudha Bhakti dimaksudkan untuk dapat mendukung terjalinnya hubungan yang serasi
dan seimbang antara perusahaan dengan masyarakat, sesuai dengan nilai, norma dan budaya
masyarakat. Sebagai perusahaan yang berinteraksi dengan masyarakat, perusahaan memberi nilai lebih
kepada masyarakat selaku stakeholder. Untuk itu, perusahaan memasukkan program CSR sebagai
bagian dari proses bisnis perusahaan.

Realisasi program CSR sampai dengan akhir Desember 2014 dikhususkan pada kegiatan yang berkaitan
dengan bidang sosial. Bank Yudha Bhakti telah melaksanakan beberapa kegiatan diantaranya adalah
pemberian bantuan bagi korban bencana banjir di DKI Jakarta (Kampung Melayu) dimana dana yang
berhasil disalurkan kepada para korban sebesar Rp. 9,9 juta.
Bank Yudha Bhakti aktif melakukan Bakti Sosial ke 10 (sepuluh) Panti Asuhan Yatim Piatu / Panti Jompo
sejabodetabek dengan total dana yang berhasil disumbangkan sebesar Rp. 28, 2 juta serta pelaksanaan
program bedah rumah bagi 6 (enam) pensiunan ASABRI yang terpilih dengan jumlah masing-masing
sebesar Rp. 15 juta.

Dalam rangka merayakan Hari Raya Idul Fitri 1435 H, Bank Yudha Bhakti memberikan bingkisan lebaran
berupa sembako kepada 8500 Debitur Kredit Khusus Pensiun dengan total biaya yang dikeluarkan
sebesar kurang lebih Rp. 397 juta. Selain itu Bank Yudha Bhakti juga mengambil peranan dalam
peningkatan literasi keuangan masyarakat melalui edukasi kepada para anggota TNI/POLRI.
Apa yang dilakukan oleh Bank Yudha Bhakti merupakan wujud dan komitmen perusahaan pada prinsip-
prinsip berkelanjutan, sekaligus bagaimana Bank Yudha Bhakti dapat menjadi pemberi solusi di suatu
lingkungan masyarakat, selain Bank Yudha Bhakti juga ingin memberikan kontribusi terhadap
peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan pensiunan khususnya serta
peningkatan pemahaman masyarakat terhadap literasi keuangan

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


173
LAPORAN KEUANGAN AUDITED

PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. Page Laporan Tahunan 2014


174
175
177
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk.
LAPORAN POSISI KEUANGAN
Untuk Tahun-Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

31 Desember 2014
Catatan 31 Desember 2013
(disajikan kembali)

ASET
Kas 2f, 3 22.122.104.275 16.950.983.925
Giro pada Bank Indonesia 4 183.478.627.541 138.933.406.135
Giro pada Bank Lain 5 260.436.740 826.655.029
Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain 6 230.967.586.743 422.549.607.764
Efek-Efek 7 158.806.057.908 99.219.793.069
Kredit yang Diberikan 2j, 8
Setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-
masing sebesar Rp29.018.961.981 dan Rp28.406.850.455 per 31
Desember 2014 dan 31 Desember 2013
Pihak yang berelasi 81.756.000.000 106.588.000.000
Pihak ketiga 1.895.529.101.032 1.382.512.470.784
Penyertaan Saham 2k, 9 - 10.000.000
Aset Tetap 2m, 10
Setelah dikurangi akumulasi penyusutan masing-masing sebesar
Rp29.789.717.928 dan Rp27.978.988.177 per 31 Desember 2014
dan 2013 16.898.306.247 14.664.849.909
Aset Pajak Tangguhan 2t, 16 4.790.426.434 4.481.327.565
Aset Lain-Lain 11 97.337.057.693 104.978.202.368

JUMLAH ASET 2.691.945.704.613 2.291.715.296.549

LIABILITAS DAN EKUITAS


LIABILITAS
Liabilitas Segera 12 9.824.800.025 6.357.401.827

Simpanan dari Nasabah 2q, 13


Pihak Berelasi 94.289.403.825 149.134.830.972
Pihak Ketiga 2.235.827.756.749 1.805.671.805.130

Simpanan dari Bank Lain 2r, 14


Pihak Berelasi 23.106.329 19.707.165
Pihak Ketiga 64.578.545.426 66.896.729.769

Pinjaman yang Diterima 15 378.216.482 688.973.162

Hutang Pajak 16 5.358.945.568 6.378.240.250


Liabilitas Lain-Lain 17 9.266.316.664 11.824.875.782
JUMLAH LIABILITAS 2.419.547.091.068 2.046.972.564.057

EKUITAS
Modal Saham 19 221.516.000.000 206.516.000.000
Modal Dasar terdiri dari 600.000 lembar saham, modal ditempatkan
dan disetor penuh per 31 Desember 2014 dan 2013 berturut-turut
sebanyak 221.516 dan 206.516 lembar saham dengan nilai nominal
Rp1.000.000 per lembar saham
Saldo Laba
Telah ditentukan penggunaannya 20.131.057.833 20.131.057.833
Belum ditentukan penggunaannya 42.364.577.633 30.339.535.184
Komponen Ekuitas Lainnya 2s, 7 (11.613.021.921) (12.243.860.526)
JUMLAH EKUITAS 272.398.613.545 244.742.732.491
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 2.691.945.704.613 2.291.715.296.549

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan

178
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk.
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
Untuk Tahun-Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

31 Desember 2014
Catatan 31 Desember 2013
(disajikan kembali)
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
Pendapatan Bunga 2u, 22 297.725.132.449 264.226.535.987
Beban Bunga 2u, 23 (172.801.815.732) (139.773.899.504)
Pendapatan Bunga Bersih 124.923.316.717 124.452.636.482

PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA 2v, 24


Provisi dan Komisi Lainnya 13.889.833.102 5.331.503.038
Keuntungan Penjualan Aset Keuangan 10.756.662 750.000.000
Jumlah Pendapatan Operasional Lainnya 13.900.589.764 6.081.503.038

BEBAN OPERASIONAL LAINNYA


Beban Tenaga Kerja 25 (54.512.001.501) (48.910.280.125)
Beban Administrasi dan Umum 26 (48.156.623.765) (41.690.448.688)
Beban Pemasaran 27 (14.421.633.102) (14.509.774.215)
Kerugian Bersih Penurunan Nilai Aset Keuangan 28 (6.228.356.648) (12.016.537.000)
Beban Operasional Lain-lain 29 (166.919.645) -
Jumlah Beban Operasional Lainnya (123.485.534.661) (117.127.040.028)
LABA OPERASIONAL 15.338.371.821 13.407.099.494

PENDAPATAN (BEBAN) BUKAN-OPERASIONAL


Pendapatan Bukan Operasional 30 1.874.133.932 5.641.832.162
Beban Bukan Operasional 31 (1.154.438.576) (3.144.819.238)
Jumlah Beban Bukan Operasional - bersih 719.695.356 2.497.012.923
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 16.058.067.176 15.904.112.417
MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN
Beban Pajak Kini 16 (4.499.833.500) (6.650.569.750)
Manfaat (beban) Pajak tangguhan 16 466.808.773 (288.746.296)
Jumlah Beban Pajak Penghasilan - bersih (4.033.024.727) (6.939.316.046)
LABA BERSIH TAHUN BERJALAN 12.025.042.449 8.964.796.371

Pendapatan Komprehensif Lain Setelah Pajak 630.838.605 (13.332.768.368)


JUMLAH LABA (RUGI) KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 12.655.881.055 (4.367.971.998)

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan

179
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk.
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Untuk Tahun-Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
Saldo Laba
ditentukan Keuntungan (kerugian)
penggunaannya belum ditentukan yang belum
Catatan Modal Saham Jumlah Ekuitas
penggunaannya (*) direalisasikan atas efek
Cadangan Umum efek yang tersedia dijual
Saldo per 31 Desember 2012 184.717.000.000 20.131.057.833 31.884.072.000 1.088.907.842 237.821.037.675
Setoran Modal Tahun 2013 19 21.799.000.000 - - - 21.799.000.000
Pembagian Laba tahun 2012 :
Koreksi Laba Ditahan 19 -
Dividen 19 - - (10.509.333.186) - (10.509.333.186)
Total Laba komprehensif tahun 2013 - - 8.964.796.370 (13.332.768.368) (4.367.971.998)
Saldo per 31 Desember 2013 206.516.000.000 20.131.057.833 30.339.535.184 (12.243.860.526) 244.742.732.491
Setoran Modal Tahun 2014 19 15.000.000.000 - - - 15.000.000.000
Pembagian Laba tahun 2013 :
Total Laba komprehensif tahun 2014 - - 12.025.042.449 630.838.605 12.655.881.055
Saldo per 31 Desember 2014 221.516.000.000 20.131.057.833 42.364.577.633 (11.613.021.921) 272.398.613.545
(*) disajikan kembali
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
180
PT BANK YUDHA BHAKTI,Tbk.
LAPORAN ARUS KAS
Untuk Tahun-Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

31 Desember 2014
Catatan 31 Desember 2013
(disajikan kembali)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI:


Penerimaan bunga, provisi dan komisi 2v, 22 42.056.926.525 269.558.039.025
Pembayaran bunga, provisi dan komisi 2v, 23 (33.027.916.228) (139.773.899.504)
Pembayaran Kepada Karyawan 25 (5.601.721.375) (48.910.280.125)
Pembayaran beban umum dan administrasi 26 (41.509.717.675) (54.687.887.463)
Penerimaan dari pendapatan operasional lainnya 24 (4.506.941.568) 6.391.832.162
Pembayaran untuk beban operasional lainnya 29 (718.063.602) (14.509.774.215)
Laba Operasi sebelum Perubahan dalam aset dan liabilitas Operasi (43.307.433.922) 18.068.029.879

Perubahan Dalam aset dan liabilitas Operasi


Penurunan (Kenaikan) Aktiva Operasi
Penempatan pada Bank Indonesia & Bank Lain 6 190.582.021.021 (262.069.818.038)
Efek-efek dan Tagihan Lainnya 7 (58.955.426.233) 4.172.428.562
Kredit yang Diberikan 2j, 8 (443.551.796.884) 463.455.865.368
Aset Lain-Lain 11 7.332.045.805 15.115.859.780
(304.593.156.291) 220.674.335.672
Kenaikan (Penurunan) Liabilitas Operasi
Simpanan 2r, 13
- Pihak Berelasi (54.845.427.147) (54.724.449.212)
- Pihak Ketiga 430.155.951.619 (175.870.638.617)
Simpanan dari bank lain 2r, 14 (2.314.785.180) (38.004.355.234)
Liabilitas Segera 12 3.467.398.198 (1.688.838.206)
Liabilitas Lain-lain 17 (1.042.849.856) (9.519.628.197)
375.420.287.634 (279.807.909.466)

Pembayaran Pajak Penghasilan 1.886.996.637 (9.598.364.006)

Arus Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi 29.406.694.058 (50.663.907.921)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI:


Hasil Penjualan Aset 2m, 10 9.897.281.379 6.375.067.723
Perolehan Aset Tetap 2m, 10 (5.843.095.290) (1.407.470.105)
Arus Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi 4.054.186.089 4.967.597.618

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN:


Pembayaran Cicilan Pinjaman yang diterima 15 (310.756.680) (310.757.680)
Pembayaran dividen - (10.509.333.186)
Penyetoran modal 19 15.000.000.000 21.799.000.000
Arus Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan 14.689.243.320 10.978.909.134

Penurunan Bersih Kas dan Setara Kas 48.150.123.467 (34.717.401.169)


Kas dan Setara Kas Awal Tahun 157.711.045.089 192.428.446.258
Kas dan Setara Kas Akhir Tahun 205.861.168.556 157.711.045.089

Kas dan Setara Kas terdiri atas :


Kas 2f, 3 22.122.104.275 16.950.983.925
Giro pada Bank Indonesia 4 183.478.627.541 138.933.406.135
Giro pada Bank Lain 5 260.436.740 826.655.029
Penempatan pada Bank Indonesia & bank lain - Jatuh tempo sampai
dengan 3 bulan sejak tanggal perolehan 6 - 1.000.000.000

Jumlah Kas dan Setara Kas 205.861.168.556 157.711.045.089

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan

181
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 8080

D 3HQGLULDQGDQ,QIRUPDVL8PXP%DQN
37 %DQN <XGKD %KDNWL 7EN VHODQMXWQ\D GLVHEXW ³%DQN´  EHUNHGXGXNDQ GL -DNDUWD GLGLULNDQ
EHUGDVDUNDQ $NWD 1RPRU  WDQJJDO  6HSWHPEHU  NHPXGLDQ GLXEDK GHQJDQ $NWD
1RPRUWDQJJDO1RSHPEHUNHGXDQ\DGLEXDWGLKDGDSDQ$PUXO3DUWRPXDQ6DUMDQD
+XNXP 0DVWHU RI /DZV 1RWDULV GL -DNDUWD $NWD 3HQGLULDQ WHUVHEXW WHODK PHQGDSDW
3HQJHVDKDQGDUL0HQWHUL.HKDNLPDQ5HSXEOLN,QGRQHVLDPHODXL6XUDW.HSXWXVDQQ\D1RPRU
&+77+¶WDQJJDO1RSHPEHUGDQWHODKGLXPXPNDQGDODP/HPEDUDQ
%HULWD 1HJDUD 5HSXEOLN ,QGRQHVLD 1RPRU  WDQJJDO  'HVHPEHU  7DPEDKDQ 1RPRU

$NWD 3HQGLULDQ WHUVHEXW WHODK PHQJDODPL EHEHUDSD NDOL SHUXEDKDQ GDQ SHQDPEDKDQ \DQJ
NHPXGLDQ GLXEDK VHOXUXKQ\D VHUWD GLVHVXDLNDQ GHQJDQ 8QGDQJ8QGDQJ 1RPRU  7DKXQ
 WHQWDQJ 3HUVHURDQ 7HUEDWDV EHUGDVDUNDQ $NWD 1RPRU  WDQJJDO  1RSHPEHU 
\DQJ GLEXDW GLKDGDSDQ 3XGML 5HMHNL ,UDZDWL 6DUMDQD +XNXP 1RWDULV GL -DNDUWD \DQJ WHODK
PHQGDSDW 3HUVHWXMXDQ GDUL 0HQWHUL +XNXP GDQ +DN $VDVL 0DQXVLD 5HSXEOLN ,QGRQHVLD
PHODOXL 6XUDW .HSXWXVDQQ\D 1RPRU $+8$+7DKXQ  WDQJJDO  0DUHW
 VHUWD WHODK GLXPXPNDQ GDODP /HPEDUDQ %HULWD 1HJDUD 5HSXEOLN ,QGRQHVLD 1RPRU 
WDQJJDO$JXVWXV7DPEDKDQ1RPRU 
$NWD PDQD XQWXN VHODQMXWQ\D NHPEDOL PHQJDODPL SHUXEDKDQ GDQ SHQDPEDKDQ WHUDNKLU
EHUGDVDUNDQ $NWD 1RPRU  WDQJJDO  'HVHPEHU  \DQJ GLEXDW GLKDGDSDQ $JXQJ
,ULDQWRUR 6DUMDQD+XNXP0DJLVWHU+XNXP1RWDULVGL-DNDUWDWHQWDQJ6XVXQDQ'LUHNVLGDQ
'HZDQ .RPLVDULV 3HUVHURDQ $NWD WHUVHEXW WHODK GLODSRUNDQ GDQ GLEHULWDKXNDQ NHSDGD
0HQWHUL +XNXP GDQ +DN $VDVL 0DQXVLD GDQ GLWHULPD EHUGDVDUNDQ 6XUDW 3HQHULPDDQ
3HPEHULWDKXDQ 3HUXEDKDQ $QJJDUDQ 'DVDU 37 %DQN <XGKD %KDNWL 7EN 1RPRU $+8
$+WDQJJDO-DQXDUL
%HUGDVDUNDQSDVDO$QJJDUDQ'DVDU%DQNUXDQJOLQJNXSNHJLDWDQ%DQNDGDODKPHODNXNDQ
XVDKDGLELGDQJMDVDSHUEDQNDQVHVXDLGHQJDQNHWHQWXDQGDQSHUDWXUDQSHUXQGDQJXQGDQJDQ
\DQJEHUODNX
,]LQXVDKDVHEDJDL%DQN8PXPGLEHULNDQROHK0HQWHUL.HXDQJDQ5HSXEOLN,QGRQHVLDGHQJDQ
6XUDW .HSXWXVDQ 1RPRU .0. WDQJJDO  'HVHPEHU  %DQN PXODL
EHURSHUDVLVHFDUDNRPHUVLDOSDGDWDQJJDO-DQXDUL
%DQN EHUNDQWRU SXVDW GL -DNDUWD GDQ PHPSXQ\DL  HQDP  NDQWRU FDEDQJ  GXD SXOXK 
NDQWRUFDEDQJSHPEDQWXGDQ OLPD NDQWRUNDVGHQJDQULQFLDQVHEDJDLEHULNXW
 .DQWRU3XVDW  *HGXQJ3ULPDJUDKD3HUVDGD-O*HGXQJ.HVHQLDQ1R-DNDUWD3XVDW
 'DWD&HQWHU .RPSOHN3HUPDWD3DQFRUDQ%ORN'1R-O5D\D3DVDU0LQJJX.P
-DNDUWD6HODWDQ

.DQWRU&DEDQJ .&  .DQWRU&DEDQJ3HPEDQWX .&3  .DQWRU.DV
.&6XUDED\D .&3$VDEUL .&37DQMXQJ3ULRN ...HPKDQ
.&%DQGXQJ .&3'XWD0DV .&3.OHQGHU ..$OGLURQ
.&6HPDUDQJ .&3&HPSDND0DV .&3&LEXEXU ..831
.&0HGDQ .&3.ZLWDQJ .&36HUSRQJ %6'  ..,QNRSRO
.&3DOHPEDQJ .&3&LGHQJ .&3%HNDVL ..6HWLDEXGL
.&3HNDQEDUX .&37DQMXQJ'XUHQ .&3.XQLQJDQ 0HGDQ
.&33DQFRUDQ .&3'HSRN
.&3.HODSD*DGLQJ .&36,(5
.&3&LSXWDW .&31JDJHO
.&3.HERQ-HUXN .&3&LPDKL




182
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 8080 ODQMXWDQ 

E .RPSRVLVL0DQDMHPHQ%DQN
6XVXQDQSHQJXUXV%DQNEHUGDVDUNDQ$NWD1RWDULV$JXQJ,ULDQWRUR6DUMDQD+XNXP0DJLVWHU
+XNXP 1RPRU  WDQJJDO 'HVHPEHU  GDQ EHUGDVDUNDQ $NWD 1RWDULV 3XGML 5HGMHNL
,UDZDWL 6DUMDQD +XNXP 1RPRU  WDQJJDO  'HVHPEHU  1RWDULV GL -DNDUWD 3XVDW
DGDODKVHEDJDLEHULNXW
 'LUHNVL
  
'LUHNWXU8WDPD  0LFKDHO+RHWDEDUDW
'LUHNWXU&RUSRUDWH%DQNLQJ  0LFKDHO+RHWDEDUDW
'LUHNWXU3HUVRQDO%DQNLQJ  'LDQ6DYLWU\
'LUHNWXU2SHUDVL  +XOGD67LUWRKDUWRQR
'LUHNWXU6'0 .HSDWXKDQ  ,LP:DUGLPDQ
  
  
'LUHNWXU8WDPD  0LFKDHO+RHWDEDUDW
'LUHNWXU.RPHUVLDO  'LDQ6DYLWU\
'LUHNWXU2SHUDVL  6\DKULO<RVHUL]DO
'LUHNWXU6'0 .HSDWXKDQ  ,LP:DUGLPDQ

 'HZDQ.RPLVDULV
    
.RPLVDULV8WDPD,QGHSHQGHQ  6XSULKDGL6,3  6XSULKDGL6,3
.RPLVDULV,QGHSHQGHQ  ,3XWX6RHNUHWD  ,3XWX6RHNUHWD
6RHUDQWD 6RHUDQWD
.RPLVDULV  7MDQGUD0LQGKDUWD  7MDQGUD0LQGKDUWD
*R]DOL *R]DOL
.RPLVDULV  5LDQ]L-XOLGDU6,3  5LDQ]L-XOLGDU6,3
6+06F 6+06F

 .RPLWH$XGLW
    
.HWXD  6XSULKDGL6,3  6XSULKDGL6,3
6HNHUWDULV  'LGLG+DUL%DVXNL  'LGLG+DUL%DVXNL
$QJJRWD  55LYDL01RHU  55LYDL01RHU
$QJJRWD  $GL3UL\RQR  $GL3UL\RQR
 
/DSRUDQNHXDQJDQLQLGLRWRULVDVLROHK'LUHNVLSDGDWDQJJDO$SULO

F 5XDQJ/LQJNXSGDQ7DQJJXQJ-DZDE'LUHNVL

 'LUHNWXU8WDPD
)XQJVL
'LUHNWXU   8WDPD  DGD,DK HNVHNXWLI SHUXVDKDDQ \DQJ GLSLOLK  GDQ GLDQJNDW  ROHK 5836
VHEDJDL&KLHI([HFXWLYH2IILFHUGDUL%DQN2OHKNDUHQDQ\D'LUHNXU8WDPDEHUWDQJJXQJ
MDZDE   NHSDGD 3HPHJDQJ   6DKDP  GDQ  EHUWLQGDN  VHEDJDL  GDQ   DWDV QDPD SDUD
SHPHJDQJ  VDKDP XQWXN PHQJDUDKNDQ NHJLDWDQ PDQDMHPHQ EDQN  VHVXDL GHQJDQ
NHELMDNVDQDDQNHELMDNVDQDDQ\DQJWH,DKGLJDULVNDQGDQGLVHWXMXLROHK'HZDQ.RPLVDULV




183
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 8080 ODQMXWDQ 

F 5XDQJ/LQJNXSGDQ7DQJJXQJ-DZDE'LUHNVL /DQMXWDQ 


7XJDVWXJDVSRNRN'LUHNWXU8WDPD 
 0HODNXNDQ  VHOXUXK WXJDV GDQ WDQJJXQJ MDZDE  \DQJ  GLEHEDQNDQ  ROHK 3HPHJDQJ
6DKDP GDUL VXDWX SHULRGH NH SHULRGH ODLQQ\D WHUPDVXN GL GDODPQ\D SHQHWDSDQ
VWUDWHJL%DQN
 %HUWDQJJXQJMDZDEWHUKDGDSSHQFDSDLDQVWUDWHJLUHQFDQDNHUMDGDQDQJJDUDQ%DQN
\DQJWHODKGLVHWXMXLROHK.RPLVDULV
 0HQJNRRUGLQLU GDQ PHPRQLWRU SHODNVDQDDQ WXJDV GDQ SHNHUMDDQ 'LUHNWXU &RUSRUDWH
%DQNLQJ'LUHNWXU3HUVRQDO%DQNLQJ'LUHNWXU2SHUDVLGDQ'LUHNWXU6'0 .HSDWXKDQ
VHUWD.HSDOD'LYLVL $XGLW,QWHUQGDQ .HSDOD'LYLVL6$0VHVXDL ELGDQJWXJDVPDVLQJ
PDVLQJ
 0HPRQLWRU PHQJDUDKNDQ GDQ PHPDVWLNDQ EDKZD IXQJVL GDQ NHJLDWDQ SHQJDZDVDQ
GDQ SHQJHQGDOLDQ LQWHUQ WHODK GLODNVDQDNDQ VHVXDL GHQJDQ VLVWHP SURVHGXU GDQ
NHWHQWXDQ\DQJEHUODNX
 0HPRQLWRU EDKZD NHJLDWDQ RSHUDVLRQDO PDXSXQ QRQ RSHUDVLRQDO SDGD VHOXUXK XQLW
NHUMDWHODKGLMDODQNDQVHVXDLGHQJDQVWUDWHJLNHELMDNDQGDQSURVHGXU\DQJEHUODNX
 0HQDQGDWDQJDQL VHOXUXK VXUDWVXUDW EHUKDUJD GDWDGRNXPHQ SHQWLQJ SHUXVDKDDQ
VXUDWVXUDWNHSXWXVDQ'LUHNVLODSRUDQNHSDGDLQVWDQVLWHUNDLWSHQXQMXNNDQNXDVDGDQ
VXUDWODSRUDQGDWDGRNXPHQODLQQ\DVHVXDLGHQJDQNHWHQWXDQ\DQJEHUODNX
 %HUVDPDVDPDGHQJDQSHMDEDW\DQJGLWXQMXNVHVXDLGHQJDQNHWHQWXDQ\DQJEHUODNX
PHODNXNDQ NHJLDWDQ SHPLQMDPDQ GDQD GDQ SHQJJXQDDQ GDQD SHQHPSDWDQ GDQD
VHUWD SHQMDPLQDQ KDUWD SHUXVDKDDQ DWDX WLQGDNDQWLQGDNDQ ODLQQ\D VHVXDL GHQJDQ
ZHZHQDQJ\DQJWHUFDQWXPGDODPDQJJDUDQGDVDU%DQN
 0HPEDZD PLVL SHQJHQDODQ SHUXVDKDDQ NHSDGD XPXP GHQJDQ PHODNXNDQ IXQJVL
+XPDVDWDX3XEOLF5HODWLRQ
 0HPELQD KXEXQJDQ \DQJ EDLN GHQJDQ SDUD SHMDEDW GDQ LQVWDQVL WHUNDLW HNVWHUQ 
XQWXNWHUFLSWDQ\DKXEXQJDQNRQVXOWDWLI\DQJKDUPRQLV
0HOLEDWNDQ GLUL GDODP NHDQJJRWDDQ DWDXSXQ NHSHQJXUXVDQ 3HUEDQDV 3XVDW DWDX
RUJDQLVDVLDWDXDVRVLDVLSHUEDQNDQSDGDWLQJNDWQDVLRQDO
0HODNVDQDNDQ WXJDVWXJDV ODLQ \DQJ GLDWXU ROHK DQJJDUDQ GDVDU GDQ SHUDWXUDQ
NHWHQWXDQ SHUXQGDQJXQGDQJDQ \DQJ EHUODNX VHSDQMDQJ PDVLK GDODP UXDQJ OLQJNXS
WXJDVGDQIXQJVL'LUHNWXU8WDPD

 'LUHNWXU&RUSRUDWH%DQNLQJ
)XQJVL
6HEDJDL DQJJRWD HNVHNXWLI SHUXVDKDDQ \DQJ GLSLOLK GDQ GLDQJNDW ROHK 5836 ROHK
NDUHQDQ\D 'LUHNWXU &RUSRUDWH %DQNLQJ EHUWDQJJXQJ MDZDE NHSDGD 3HPHJDQJ 6DKDP
GDQ EHUWLQGDN VHEDJDL GDQ DWDV QDPD SDUD SHPHJDQJ VDKDP QDPXQ GDODP
SHODNVDQDDQWXJDVVHKDUL±KDULEHUWDQJJXQJMDZDENHSDGD'LUHNWXU8WDPD

 


184
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 8080 ODQMXWDQ 

7XJDVWXJDVSRNRN'LUHNWXU&RUSRUDWH%DQNLQJ
 0HUDQFDQJGDQPHQHWDSNDQNHELMDNVDQDDQ\DQJPHQ\DQJNXWELGDQJNUHGLWNRPHUVLDO
VHUWD PHODNXNDQ WLQGDN ODQMXW DWDV NRRUGLQDVL SHODNVDQDDQ GDUL NHELMDNVDQDDQ NUHGLW
\DQJWHODKGLODNVDQDNDQ
 0HUDQFDQJGDQPHQHWDSNDQWHUFLSWDQ\DV\VWHPGDQSURVHGXUNUHGLWPRQLWRULQJNUHGLW
VHUWDDGPLQLVWUDWLINUHGLW\DQJHIHNWLI
 0HODNVDQDNDQ SHUVHWXMXDQ SHPEHULDQ NUHGLW VHVXDL GHQJDQ RWRULWDV NUHGLW \DQJ
GLPLOLNL
 0HQ\XVXQJDULV±JDULVNHELMDNVDQDDQSHUNUHGLWDQ\DQJMHODVEHUXSD
D 7DUJHW0DUNHW
E $FFRXQW0DQDJHPHQW
F 6ROLFLWDWLRQ$FFRXQW3ODQ
G 5LVN$VHW0RQLWRULQJ
H 0DUNHW(QYLURQPHQW$QDO\VLV
 0HUDQFDQJ PHQHWDSNDQ VHUWD PHQHQWXNDQ VLVWHP PRQLWRULQJ NUHGLW GDQ
SHQ\HOHVDLDQNUHGLWVHVXDLGHQJDQNHWHQWXDQ\DQJEHUODNX
 0HQ\XVXQ VWUDWHJL SHQ\HOHVDLDQ NUHGLW EHUPDVDODK WHUPDVXN SHUWLPEDQJDQ GDODP
QHJRVLDVLMXPODKSHQ\HOHVDLDQGHQJDQGHELWXUXVXODQSURVHV\XULGLVGDQSHQ\XVXQDQ
UHVWUXNWXULVDVLNUHGLWVHVXDLNHPDPSXDQQDVDEDK
 0HPRQLWRUWLQJNDWNROHNWLELOLWDVNUHGLWGDQXVDKDSHQ\HOHVDLDQNUHGLWEHUPDVDODKSDGD
'LYLVL.RPHUVLDO.DQWRU&DEDQJGDQ.DQWRU&DSHP
 0HPSHUWLPEDQJNDQ GDQ PHQJXVXONDQ SHQJKDSXVDQ EDLN VHEDJLDQ DWDX VHOXUXK
SRNRNSLQMDPDQVHVXDLGHQJDQLQWHQVLWDVXVDKDSHQDJLKDQ\DQJWHODKGLODNXNDQGDQ
WLQJNDWNHUXJLDQ
 %HUWDQJJXQJ MDZDE DWDV NHVHLPEDQJDQ OLNXLGLWDV VHKXEXQJDQ GHQJDQ NHJLDWDQ
PRQH\PDUNHWDWDXDNWLYLWDVKXEXQJDQEDQNNRUHVSRQGHQ
0HPELQD KXEXQJDQ EDLN GHQJDQ NDODQJDQ PDV\DUDNDW SHUEDQNDQ WHUXWDPD 2WRULWDV
-DVD.HXDQJDQ%DQN,QGRQHVLDEDQNNRUHVSRQGHQGDQLQVWDQVLDWDXSHMDEDWWHUNDLW
0HQ\XVXQJDULV±JDULVNHELMDNVDQDDQGDODPPDVDODKSHQGDQDDQGDODPUDQJND
D 3HQGDQDDQ\DQJHIHNWLIGDQPXUDK
E .HVHLPEDQJDQOLNXLGLWDV
F 3URILWDELOLWDV
G 3ULFLQJSURGXNGDQMDVDEDQN
H *DSSLQJ
%HUWDQJJXQJMDZDEGDQPHQJNRRUGLQLUSHQJHORODDQVHUWDSHQJDWXUDQSHPEHULDQGDQ
SHUPRKRQDQFUHGLWOLQH PRQH\PDUNHW VHFDUDWLPEDOEDOLNGHQJDQEDQN
NRUHVSRQGHQ
%HUWDQJJXQJMDZDEDWDVSHQ\XVXQDQUHQFDQDNHUMDGDQDQJJDUDQGDUL'LYLVL8QLW
.HUMD\DQJGLEDZDKLGDQHYDOXDVLUHDOLVDVLDWDVDQJJDUDQUHQFDQDNHUMDWHUVHEXW
0HODNVDQDNDQWXJDV±WXJDVODLQQ\D\DQJGLEHULNDQROHK'LUHNWXU8WDPD\DQJGLDWXU
ROHKDQJJDUDQGDVDUVHSDQMDQJPDVLKGDODPUXDQJOLQJNXSWXJDVGDQIXQJVL'LUHNWXU
&RUSRUDWH%DQNLQJ







185
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 8080 ODQMXWDQ 

 'LUHNWXU3HUVRQDO%DQNLQJ
)XQJVL
6HEDJDL DQJJRWD HNVHNXWLI SHUXVDKDDQ \DQJ GLSLOLK GDQ GLDQJNDW ROHK 5836 ROHK
NDUHQDQ\D'LUHNWXU3HUVRQDO%DQNLQJEHUWDQJJXQJMDZDENHSDGD3HPHJDQJ6DKDPGDQ
EHUWLQGDN VHEDJDL GDQ DWDV QDPD SDUD 3HPHJDQJ 6DKDP QDPXQ GDODP SHODNVDQDDQ
WXJDVVHKDULKDULEHUWDQJJXQJMDZDENHSDGD'LUHNWXU8WDPD

7XJDVWXJDVSRNRN'LUHNWXU3HUVRQDO%DQNLQJ 
 0HPEXDW GDQ PHQHWDSNDQ NHELMDNDQ WHUNDLW GHQJDQ SHODNVDQDDQ SHPEHULDQ NUHGLW
NRQVXPHU NHSDGD SHURUDQJDQ GDQ NUHGLW NHSDGD SDUD SHQVLXQDQ EDLN SHQVLXQDQ
31671,32/5,PDXSXQ3HUXVDKDDQ%801
 0HPEXDW GDQ PHQHWDSNDQ VLVWHP GDQ SURVHGXU NUHGLW SHQVLXQ GDQ NHWHQWXDQ
NHWHQWXDQ ODLQQ\D WHUNDLW SHPEHULDQ NUHGLW NRQVXPHU NRQWURO SHQJDZDVDQ 
SHODNVDQDDQNUHGLWSHQVLXQGDQNUHGLWNRQVXPHU
 0HODNVDQDNDQSHUVHWXMXDQSHPEHULDQNUHGLWVHVXDLGHQJDQOHYHONHZHQDQJDQ\DQJ
GLPLOLNL
 0HQ\XVXQJDULVJDULVEHVDUVWUDWHJLGDODPSHQJHPEDQJDQNUHGLWNRQVXPHUGDQNUHGLW
SHQVLXQVHSHUWL
D 3HUOXDVDQNHUMDVDPDGHQJDQLQVWDQVLLQVWDQVLSHQJHORODGDQDSHQVLXQ
E 0HPSHUOXDVYDULDVLEHQWXNNHUMDVDPDGHQJDQSLKDNSLKDN\DQJWHUNDLWGHQJDQ
SHPEHULDQNUHGLWSHQVLXQ
F 3HQJHPEDQJDQGDQSHQ\HPSXUQDDQVDUDQDSHQGXNXQJ7HNQRORJL,QIRUPDVL
NKXVXVQ\DXQWXNSHODNVDQDDQNUHGLWSHQVLXQ
G 0HQ\HPSXUQDNDQXSD\DXSD\DSURWHFWLQJ SHUOLQGXQJDQ VHSHUWLDVXUDQVLNUHGLW
GDODPUDQJNDPHPLWLJDVLULVLNRNUHGLW
H 3HQJHPEDQJDQGDQSHQ\HPSXUQDDQVLVWHPPRQLWRULQJSHODNVDQDDQSHPEHULDQ
NUHGLWNRQVXPHUGDQNUHGLWSHQVLXQ
 0HUDQFDQJ PHQHWDSNDQ VHUWD PHQHQWXNDQ V\VWHP PRQLWRWLQJ NUHGLW GDQ
SHQ\HOHVDLDQNUHGLWSHQVLXQGDQNUHGLWNRQVXPHUVHVXDLNHWHQWXDQ\DQJEHUODNX
 0HODNXNDQ PRQLWRULQJ WLQJNDW NROHNWLELOLWDV  GDQ XSD\DXSD\D SHQ\HOHVDLDQ NUHGLW
EHUPDVDODK \DQJ WHODK GLODNVDQDNDQ SDGD NUHGLW NRQVXPHU GDQ NUHGLW SHQVLXQ  GL
.DQWRU3XVDW&DEDQJ&DSHP
 0HPSHUWLPEDQJNDQ GDQ PHQJXVXONDQ SHQJKDSXVDQ EDLN VHEDJLDQ DWDX VHOXUXK
SRNRNSLQMDPDQVHVXDLGHQJDQLQWHQVLWDVXVDKDSHQDJLKDQ\DQJWHODKGLODNXNDQGDQ
WLQJNDWNHUXJLDQ
 0HPELQD KXEXQJDQ EDLN GHQJDQ NDODQJDQ PDV\DUDNDW SHUEDQNDQ WHUXWDPD 2WRULWDV
-DVD.HXDQJDQ%DQN,QGRQHVLDGDQLQVWDQVLDWDXSHMDEDWWHUNDLW
 0HQ\XVXQJDULVJDULVNHELMDNVDQDDQGDODPPDVDODKSHQGDQDDQGDODPUDQJND
D 3HQGDQDDQ\DQJHIHNWLIGDQPXUDK
E .HVHLPEDQJDQOLNXLGLWDV
F 3URILWDELOLWDV
G 3ULFLQJSURGXNGDQMDVDEDQN

*DSSLQJ%HUWDQJJXQJ MDZDE DWDV SHQ\XVXQDQ UHQFDQD NHUMD GDQ DQJJDUDQ GDUL


'LYLVL8QLW.HUMD\DQJGLEDZDKLQ\DGDQHYDOXDVLUHDOLVDVLDWDVDQJJDUDQUHQFDQDNHUMD
WHUVHEXW


186
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 8080 ODQMXWDQ 

0HODNVDQDNDQ WXJDVWXJDV ODLQQ\D \DQJ GLEHULNDQ ROHK 'LUHNWXU 8WDPD \DQJ GLDWXU
ROHKDQJJDUDQGDVDUVHSDQMDQJPDVLKGDODPUXDQJOLQJNXSWXJDVGDQIXQJVL'LUHNWXU
3HUVRQDO%DQNLQJ

'LUHNWXU2SHUDVL
)XQJVL
6HEDJDL DQJJRWD  HNVHNXWLI  SHUXVDKDDQ  \DQJ GLSLOLK GDQ GLDQJNDW ROHK  5836  ROHK
NDUHQDQ\D 'LUHNWXU 2SHUDVL EHUWDQJJXQJMDZDE NHSDGD  3HPHJDQJ  6DKDP  GDQ
EHUWLQGDNVHEDJDLGDQDWDVQDPDSDUDSHPHJDQJVDKDPQDPXQGDODPSHODNVDQDDQ
WXJDVVHKDULKDULEHUWDQJJXQJMDZDENHSDGD'LUHNWXU8WDPD

7XJDVWXJDVSRNRN'LUHNWXU2SHUDVL 

 0HUDQFDQJPHQHWDSNDQVHUWDPHQJHYDOXDVLVLVWHPDNXQWDQVLGDQ0,6 0DQDJHPHQW
LQIRUPDWLRQ6\VWHP GDODPXSD\DPHQFLSWDNDQSHODNVDQDDQ%DQN0DQDJHPHQW\DQJ
HIHNWLI 5HSRUWLQJ )LQDQFLDO 6\VWHP XQWXN PHPHQXKL SHODSRUDQ SLKDN HNVWHUQ GDQ
LQWHUQ GDQ UHQFDQD SHQJHPEDQJDQ XVDKD GDQ SURGXN EDQN GHQJDQ PHQGDVDUNDQ
SDGDIHDVLELOLW\VWXG\VHUWDFRVWGDQEHQHILWDQDO\VLV
 %HUWDQJJXQJ MDZDE WHUKDGDS SHQJHPEDQJDQ 7HNQRORJL GDQ ,QIRUPDVL GDODP
PHQGXNXQJNHJLDWDQRSHUDVLRQDOSHUEDQNDQ
 %HUWDQJJXQJMDZDEDWDVSHQ\XVXQDQJDULVJDULVNHELMDNVDQDDQSHUXVDKDDQGLELGDQJ
$GPLQLVWUDVL $NXQWDQVL GDQ NRRUGLQDWRU RSHUDVL FDEDQJ PHPRQLWRU GDQ
PHQJHYDOXDVL ODSRUDQ SHQJHQGDOLDQ ELD\D RSHUDVLRQDO SHUXEDKDQ GDQ
SHUNHPEDQJDQSHQGDSDWDQXQLWNHUMDFDEDQJ\DQJWHUNDLWGHQJDQELD\DRSHUDVLRQDO
 %HUWDQJJXQJ MDZDE DWDV NHEHQDUDQ GDQ NHDEVDKDQ ILQDQFLDO VWDWHPHQW QHUDFD GDQ
UXJL ODED  \DQJ GLVDPSDLNDQ NH %DQN ,QGRQHVLD PDXSXQ \DQJ GLSXEOLNDVL NDQ SDGD
PHGLDPDVVD
 0HQ\XVXQ JDULV NHELMDNDQ PHQJHQDL ZHZHQDQJ OLPLW &DEDQJ GDODP SHQJHOXDUDQ
ELD\DRSHUDVLRQD,GLOLQJNXQJDQNDQWRUFDEDQJ
 0HPRQLWRU GDQ PHQJHYDOXDVL ODSRUDQ SHQJHQGD,LDQ ELD\D RSHUDVLRQDO SHUXEDKDQ
GDQ SHUNHPEDQJDQ SHQGDSDWDQ XQLW NHUMDFDEDQJ \DQJ WHUNDLW GHQJDQ ELD\D
RSHUDVLRQDO
 0HQJHYDOXDVLGDQPHPRQLWRUNHEHUKDVLODQRSHUDVLRQDONDQWRUFDEDQJ
 %HUWDQJJXQJ MDZDE DWDV SHQ\XVXQDQ UHQFDQD NHUMD GDQ DQJJDUDQ GDUL VHOXUXK
'LYLVL8QLW.HUMD\DQJPHQMDGLWDUJHWUHDOLVDVLDWDVDQJJDUDQWHUVHEXW
 0HODNVDQDNDQ WXJDVWXJDV ODLQQ\D \DQJ GLEHULNDQ ROHK 'LUHNWXU 8WDPD \DQJ GLDWXU
ROHKDQJJDUDQGDVDUVHSDQMDQJPDVLKGDODPUXDQJOLQJNXSWXJDVGDQIXQJVL'LUHNWXU
2SHUDVL


 'LUHNWXU6'0 .HSDWXKDQ


)XQJVL
6HEDJDL  DQJJRWD  HNVHNXWLI  SHUXVDKDDQ \DQJ GLSLOLK GDQ GLDQJNDW ROHK 5836 ROHK
NDUHQDQ\D 'LUHNWXU .HSDWXKDQ EHUWDQJJXQJMDZDE NHSDGD   3HPHJDQJ   6DKDP   GDQ
EHUWLQGDN VHEDJDL GDQ DWDV QDPD SDUD SHPHJDQJ VDKDP QDPXQ GDODP SHODNVDQDDQ
WXJDVVHKDULKDULEHUWDQJJXQJMDZDENHSDGD'LUHNWXU8WDPD



187
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 8080 ODQMXWDQ 


7XJDVWXJDVSRNRN'LUHNWXU6'0 .HSDWXKDQ
 0HUXPXVNDQ VWUDWHJL JXQD PHQGRURQJ WHUFLSWDQ\D EXGD\D NHSDWXKDQ GL OLQJNXQJDQ
%DQN<XGKD%KDNWL
 0HQHWDSNDQ ODQJNDKODQJNDK \DQJ GLSHUOXNDQ XQWXN PHPDVWLNDQ %DQN WHODK
PHPHQXKLVHOXUXKSHUDWXUDQ%DQN,QGRQHVLDGDQSHUDWXUDQSHUXQGDQJXQGDQJDQODLQ
\DQJEHUODNXGDODPUDQJNDSHODNVDQDDQSULQVLSNHKDWLKDWLDQ
 0HPDQWDXGDQPHQMDJDDJDUNHJLDWDQXVDKD%DQNWLGDNPHQ\LPSDQJGDULNHWHQWXDQ
\DQJEHUODNX
 0HPDQWDX GDQ PHQMDJD NHSDWXKDQ %DQN WHUKDGDS VHOXUXK SHUMDQMLDQ GDQ NRPLWPHQ
\DQJGLEXDWROHK%DQNNHSDGD%DQN,QGRQHVLD
 0HQFHJDK DJDU 'LUHNVL %DQN WLGDN PHQHPSXK NHELMDNDQ GDQDWDX PHQHWDSNDQ
NHSXWXVDQ \DQJ PHQ\LPSDQJ GDUL SHUDWXUDQ %DQN ,QGRQHVLD GDQ SHUDWXUDQ
SHUXQGDQJXQGDQJDQODLQ\DQJEHUODNX
 0HODNXNDQHYDOXDVLDQDOLVDSHQJHPEDQJDQGDQSHQFLSWDDQVLVWHPGDQSURVHGXUGL
OLQJNXQJDQ%DQN
 %HUWDQJJXQJ MDZDE DWDV WDKDS SHQJXMLDQ WHUKDGDS VHWLDS EHQWXN NHELMDNDQ VLVWHP
GDQ SURVHGXU EDUX PDXSXQ \DQJ GLVHPSXUQDNDQ GDUL VLVWHP ODPD GHQJDQ
PHQJDMXNDQNHSDGD7HDPXQWXNGLGLVNXVLNDQ
 0HPDVWLNDQ NHOHQJNDSDQ VHWLDS VLVWHP \DQJ GLNHPEDQJNDQ EHULNXW GHQJDQ
GRNXPHQWDVL \DQJ EDLN GDQ VHPSXUQD WHUPDVXN GLGDODPQ\D EXNX EXNX SHGRPDQ
RSHUDVLRQDONRQWURODXGLWGDQODLQODLQ\DQJGLDQJJDSSHUOX
 0HQJHYDOXDVL .HELMDNDQ 0DQDMHPHQ 5LVLNR VHUWD SHUXEDKDQQ\D WHUPDVXN VWUDWHJL
PDQDMHPHQULVLNRGDQFRQWLQJHQF\SODQDSDELODNRQGLVLHNVWHUQDOWLGDNQRUPDOWHUMDGL
0HQJHYDOXDVL GDQ PHQ\HPSXUQDNDQ SHQHUDSDQ 0DQDMHPHQ 5LVLNR \DQJ GLODNXNDQ
VHFDUD EHUNDWD PDXSXQ LQVLGHQWLO VHEDJDL DNLEDW GDUL VXDWX SHUXEDKDQ NRQGLVL
HNVWHUQDO GDQ LQWHUQDO %DQN \DQJ PHPSHQJDUXKL NHFXNXSDQ SHUPRGDODQ GDQ SURILO
ULVLNR%DQNGDQKDVLOHYDOXDVLWHUKDGDSHIHNWLYLWDVSHQHUDSDQWHUVHEXW
0HPEHULNDQ UHNRPHQGDVL DWDV KDOKDO \DQJ WHUNDLW GHQJDQ NHSXWXVDQNHSXWXVDQ
ELVQLV \DQJ PHQ\LPSDQJ GDUL SURVHGXU QRUPDO EHUGDVDUNDQ DQDOLVD SURILO ULVLNR
PLVDOQ\D NHSXWXVDQ SHODPSDXDQ HNVSDQVL XVDKD \DQJ VLJQLILNDQ GLEDQGLQJNDQ
GHQJDQ UHQFDQD ELVQLV %DQN DWDX SHQJDPELODQ SRVLVLO HNVSRVXU ULVLNR \DQJ
PHODPSDXLOLPLW\DQJGLWHWDSNDQ
0HUDQFDQJ PHQHWDSNDQ GDQ PHQJHYDOXDVL VLVWHP SHUHQFDQDDQ NDU\DZDQ FDUHHU
SDWK GDQ PHQ\HVXDLNDQ DUDK GDQ NHELMDNVDQDDQ SHQGLGLNDQ GDQ SHQJHPEDQJDQ
VXPEHUGD\DPDQXVLDXQWXNPHQFLSWDNDQMXPODKNDU\DZDQ\DQJHILVLHQEDJLEDQN
%HUWDQJJXQJ MDZDE DWDV SHPELQDDQ VHUWD SHQJHPEDQJDQ SHUVRQDOLD WHUPDVXN
GLGDODPQ\DXSD\DXSD\DSHQJHPEDQJDQLQWHUQDOPDXSXQHNVWHUQDOWUDLQLQJ
0HQJNRRUGLQDVLNDQSHQ\HOHQJJDUDDQNHVHNUHWDULDWDQSXEOLFUHODWLRQWDWDXVDKDGDQ
SHQ\LPSDQDQDUVLSVHUWDWXJDVWXJDVODLQWHUNDLWGHQJDQ6HNUHWDULV3HUXVDKDDQ
0HODNVDQDNDQ WXJDVWXJDV ODLQQ\D \DQJ GLEHULNDQ ROHK 'LUHNWXU 8WDPD GDQ \DQJ
GLDWXU ROHK DQJJDUDQ GDVDU VHSDQMDQJ PDVLK GDODP UXDQJ OLQJNXS WXJDV GDQ IXQJVL
'LUHNWXU6'0 .HSDWXKDQ







188
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 

8080 ODQMXWDQ 
 

G'LYLVL$XGLW,QWHUQ

6HVXDLGHQJDQ6XUDW.HSXWXVDQ'LUHNVL1RPRU6.(36(7%<%9,WDQJJDO
-XQL  'LUHNVL 3HUXVDKDDQ WHODK PHQXQMXN 6GUL 6LWL %DURURK VHEDJDL .HSDOD 'LYLVL
$XGLW,QWHUQ

)XQJVL
%HUWDQJJXQJ MDZDE PHODNXNDQ SHQJDZDVDQ DWDV SHODNVDQDDQ RSHUDVLRQDO GDQ
NHZDMLEDQ WUDQVDNVL %DQN WHODK VHVXDL GHQJDQ NHWHQWXDQ GDQ NHELMDNDQ 'LUHNVL VHUWD
VHVXDLGHQJDQVLVWLPGDQSURVHGXU\DQJEHUODNX

D .HGXGXNDQ'LYLVL$XGLW,QWHUQ
 'LYLVL $XGLW ,QWHUQ EHUDGD ODQJVXQJ GLEDZDK 'LUHNWXU 8WDPD VHKLQJJD ODSRUDQ
\DQJGLWHUELWNDQMXJDODQJVXQJGLVDPSDLNDQNHSDGD'LUHNWXU8WDPD
 'LYLVL $XGLW ,QWHUQ GLSLPSLQ ROHK .HSDOD 'LYLVL $XGLW ,QWHUQ \DQJ GLDQJNDW GDQ
GLEHUKHQWLNDQ ROHK 'LUHNWXU 8WDPD DWDV SHUVHWXMXDQ 'HZDQ .RPLVDULV GDQ
EHUWDQJJXQJMDZDENHSDGD'LUHNWXU8WDPD
E 5XDQJ/LQJNXS'LYLVL$XGLW,QWHUQWLGDNWHUEDWDVSDGDEHULNXWLQL
 0HULYLHZGDQPHQLODLNHFXNXSDQGDQHIHNWLYLWDVVWUXNWXUSHQJHQGDOLDQNHXDQJDQ
GDQDGPLQLVWUDVL
 0HQFDNXS VHJDOD DVSHN GDQ XQVXU GDUL SHUXVDKDDQ VHKLQJJD PDPSX
PHQXQMDQJ DQDOLVLV \DQJ RSWLPDO GDODP PHPEDQWX SURVHV NHSXWXVDQ ROHK
PDQDMHPHQ
F 7XJDVGDQWDQJJXQJMDZDE'LYLVL$XGLW,QWHUQ
 %HUWDQJJXQJ MDZDE PHODNXNDQ SHQJDZDVDQ GDQ SHPDQWDXDQ ODSRUDQ DWDV
WUDQVDNVLGDQSHODNVDQDDQRSHUDVLRQDO%DQN )LQDQFLDOPDXSXQ1RQ)LQDQFLDO 
 %HUWDQJJXQJMDZDEPHODNXNDQSHPHULNVDDQNKXVXVDWDVWHUMDGLQ\DSHODQJJDUDQ
DWDXSHQ\LPSDQJDQ\DQJVDQJDWPDWHULDOPHQJJDQJJXRSHUDVLRQDO%DQN
 %HUWDQJJXQJ MDZDE PHODNXNDQ HYDOXDVL GDQ PHQJDQDOLVD NHWHQWXDQ VLVWLP GDQ
SURVHGXU%DQNVHUWDPHQJXVXONDQSHQ\HPSXUQDDQQ\D
 %HUWDQJJXQJ MDZDE VHEDJDL PLWUDNRRUGLQDWRU DWDV SHODNVDQDDQ DXGLW HNVWHUQDO
VSHFLDO PDXSXQ JHQHUDO  VHSHUWL %DQN ,QGRQHVLD $NXQWDQ 3XEOLN .DQWRU 3DMDN
GDQODLQODLQ
G .HZHQDQJDQ'LYLVL$XGLW,QWHUQ
 0HQJDNVHVVHOXUXKLQIRUPDVL\DQJUHOHYDQWHQWDQJSHUXVDKDDQWHUNDLWWXJDVGDQ
IXQJVLQ\D
 0HODNXNDQNRRUGLQDVLNHJLDWDQGHQJDQNHJLDWDQDXGLWRUHNVWHUQ
 0HODNXNDQ UDSDW VHFDUD EHUNDOD GDQ LQVLGHQWLO VHUWD PHODNXNDQ NRPXQLNDVL
VHFDUDODQJVXQJGHQJDQ'LUHNVL'HZDQ.RPLVDULVGDQ.RPLWH$XGLW










189
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 

8080 ODQMXWDQ 
 

H &RUSRUDWH6HFUHWDU\
6HVXDL GHQJDQ 3HUDWXUDQ %DSHSDP/. 1R,;, GDQ EHUGDVDUNDQ 6XUDW .HSXWXVDQ 'LUHNVL
1RPRU  6.(36(7%<%; WDQJJDO  2NWREHU  SHULKDO 3HPEHQWXNDQ )XQJVL
6HNUHWDULV 3HUXVDKDDQ 3HUXVDKDDQ WHODK PHQXQMXN VGU ,LP :DUGLPDQ 'LUHNWXU 6'0 
.HSDWXKDQ XQWXNPHODNVDQDNDQIXQJVL6HNUHWDULV3HUXVDKDDQ &RUSRUDWH6HFUHWDU\ 

$GDSXQWXJDVGDQWDQJJXQJMDZDESRNRN6HNUHWDULV3HUXVDKDDQDGDODKVHEDJDLEHULNXW
D 0HQJLNXWL SHUNHPEDQJDQ 3DVDU 0RGDO .KXVXVQ\D SHUDWXUDQ ± SHUDWXUDQ \DQJ EHUODNX
GLELGDQJ3DVDU0RGDO
E 0HPEHULNDQ SHOD\DQDQ NHSDGD PDV\DUDNDW DWDV VHWLDS LQIRUPDVL \DQJ GLEXWXKNDQ
SHPRGDO\DQJEHUNDLWDQGHQJDQNRQGLVL
F 0HPEHULNDQ PDVXNDQ NHSDGD 'LUHNVL XQWXN PHPDWXKL NHWHQWXDQ SHUXQGDQJXQGDQJDQ
\DQJEHUODNXGL3DVDU0RGDO
G 6HEDJDL SHQJKXEXQJ DWDX FRQWDFW SHUVRQ GHQJDQ 2WRULWDV -DVD .HXDQJDQ 2-.  GDQ
PDV\DUDNDW

3HU WDQJJDO  'HVHPEHU  GDQ  'HVHPEHU  %DQN PHPLOLNL NDU\DZDQ PDVLQJ
PDVLQJVHEDQ\DNGDQRUDQJ



 ,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1* 

.HELMDNDQ DNXQWDQVL \DQJ SHQWLQJ \DQJ GLWHUDSNDQ VHFDUD NRQVLVWHQ GDODP SHQ\XVXQDQ
ODSRUDQNHXDQJDQ%DQNXQWXNWDKXQWDKXQ\DQJEHUDNKLUSDGDWDQJJDO'HVHPEHUGDQ
DGDODKVHEDJDLEHULNXW

,QGHNV.HELMDNDQ$NXQWDQVL
D 3HUQ\DWDDQ.HSDWXKDQ
E 'DVDU3HQ\XVXQDQ/DSRUDQ.HXDQJDQ
F 3HQJJXQDDQSHQLODLDQSHUNLUDDQGDQDVXPVL
G 3HUXEDKDQNHELMDNDQDNXQWDQVL
H $VHWGDQ/LDELOLWDV.HXDQJDQ
I .DVGDQ6HWDUD.DV
J *LURSDGD%DQN,QGRQHVLDGDQ%DQN/DLQ
K 3HQHPSDWDQSDGD%DQN,QGRQHVLDGDQ%DQN/DLQ
L (IHNHIHN
M .UHGLW\DQJ'LEHULNDQ
N 3HQ\HUWDDQ6DKDP
O 3HPEHQWXNDQ&DGDQJDQ.HUXJLDQ3HQXUXQDQ1LODLGDUL$VHW.HXDQJDQ
P$VHW7HWDS
Q $JXQDQ\DQJ'LDPELO$OLK $<'$ 
R &DGDQJDQNHUXJLDQSHQXUXQDQQLODLDWDVDVHW\DQJEXNDQDVHWNHXDQJDQ
S /LDELOLWDV6HJHUD
T 6LPSDQDQGDUL1DVDEDK
U 6LPSDQDQGDUL%DQN/DLQ
V 0RGDO6DKDP
W ,PEDODQ.HUMD
X 3HQJDNXDQ3HQGDSDWDQGDQ%HEDQ%XQJD



190
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 ,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1* ODQMXWDQ 

Y 3HQJDNXDQ3HQGDSDWDQ3URYLVLGDQ.RPLVL
Z 3DMDN3HQJKDVLODQ%DGDQ
[ 7UDQVDNVLGHQJDQ3LKDN%HUHODVL
\ /DEDSHU6DKDP
] 6HJPHQ3HODSRUDQ

D 3HUQ\DWDDQ.HSDWXKDQ
/DSRUDQ NHXDQJDQ XQWXN WDKXQWDKXQ \DQJEHUDNKLU SDGD WDQJJDO  'HVHPEHU  GDQ
WHODKGLVXVXQVHVXDLGHQJDQ6WDQGDU$NXQWDQVL.HXDQJDQGL,QGRQHVLD

E 'DVDU3HQ\XVXQDQ/DSRUDQ.HXDQJDQ
/DSRUDQ NHXDQJDQ GLVXVXQ EHUGDVDUNDQ NRQVHS KDUJD SHUROHKDQ NHFXDOL XQWXN VHEDJDL
EHULNXW
‡ LQVWUXPHQNHXDQJDQSDGDQLODLZDMDUPHODOXLODSRUDQODEDUXJLGLXNXUSDGDQLODLZDMDU
‡ WHUVHGLDXQWXNGLMXDODVHWNHXDQJDQGLQ\DWDNDQVHEHVDUQLODLZDMDU
‡ DVHW NHXDQJDQ GLDNXL GDQ NHZDMLEDQ NHXDQJDQ \DQJ GLNDWHJRULNDQ VHEDJDL XQVXU \DQJ
GLOLQGXQJL QLODLQ\D GDODP NXDOLILNDVL DGLO QLODL KXEXQJDQ OLQGXQJ QLODL GLVHVXDLNDQ GHQJDQ
SHUXEDKDQQLODLZDMDU\DQJEHUKXEXQJDQGHQJDQULVLNR\DQJGLOLQGXQJQLODL
‡ NHZDMLEDQXQWXNLPEDODQSDVWLGLDNXLVHEHVDUQLODLWXQDLGDULVHOXUXKGLGHILQLVLNDQPDQIDDW
NHZDMLEDQ NXUDQJ EHUVLK GDUL DNWLYD SURJUDP GLWDPEDK NHXQWXQJDQ DNWXDULDO NXUDQJ
ELD\DMDVDODOX\DQJEHOXPGLDNXLGDQNHUXJLDQDNWXDULDO\DQJEHOXPGLDNXL
/DSRUDQNHXDQJDQPHQJJXQDNDQGDVDUDNUXDONHFXDOLXQWXNODSRUDQDUXVNDV
/DSRUDQDUXVNDVGLVXVXQGHQJDQPHQJJXQDNDQPHWRGHODQJVXQJGHQJDQPHQJHORPSRNNDQ
DUXV NDV GDODP DNWLYLWDV RSHUDVL LQYHVWDVL GDQ SHQGDQDDQ 8QWXN WXMXDQ ODSRUDQ DUXV NDV
NDV GDQ VHWDUD NDV PHQFDNXS NDV JLUR SDGD %DQN ,QGRQHVLD JLUR SDGD EDQN ODLQ
SHQHPSDWDQ SDGD %DQN ,QGRQHVLD GDQ EDQN ODLQ DVHW NHXDQJDQ \DQJ GLPLOLNL XQWXN
SHUGDJDQJDQ GDQ LQYHVWDVL HIHN \DQJ MDWXK WHPSR VDPSDL GHQJDQ WLJD EXODQ VHMDN WDQJJDO
SHUROHKDQ VHODPD WLGDN VHGDQJ GLJXQDNDQ VHEDJDL MDPLQDQ DWDV SLQMDPDQ DWDX GLEDWDVL
SHQJJXQDDQQ\D
/DSRUDQNHXDQJDQGLVDMLNDQGDODP5XSLDKSHQXKNHFXDOLGLQ\DWDNDQODLQSDGDVHWLDSFDWDWDQ
DWDVODSRUDQNHXDQJDQ
.HFXDOLGLQ\DWDNDQGLEDZDKLQLNHELMDNDQDNXQWDQVLWHODKGLWHUDSNDQVHFDUDNRQVLVWHQGHQJDQ
ODSRUDQ NHXDQJDQ WDKXQDQ XQWXNWDKXQ \DQJ EHUDNKLU  'HVHPEHU  \DQJWHODK VHVXDL
GHQJDQ6WDQGDU$NXQWDQVL.HXDQJDQGL,QGRQHVLD
8QWXN PHPEHULNDQ SHPDKDPDQ \DQJ OHELKEDLN DWDV NLQHUMD NHXDQJDQ NDUHQDVLIDW GDQ
MXPODKQ\D \DQJ VLJQLILNDQEHEHUDSD LWHP SHQGDSDWDQ GDQ EHEDQ WHODKGLVDMLNDQ VHFDUD
WHUSLVDK

F 3HQJJXQDDQ3HUWLPEDQJDQ(VWLPDVLGDQ$VXPVL
3HQ\XVXQDQ ODSRUDQ NHXDQJDQ VHVXDLGHQJDQ 6WDQGDU $NXQWDQVL .HXDQJDQ GL,QGRQHVLD
PHQJKDUXVNDQSHQJJXQDDQHVWLPDVLGDQDVXPVL+DOWHUVHEXWMXJDPHQJKDUXVNDQPDQDMHPHQ
XQWXNPHPEXDWSHUWLPEDQJDQGDODPSURVHVSHQHUDSDQNHELMDNDQDNXQWDQVL%DQN
:DODXSXQHVWLPDVLLQLGLEXDWEHUGDVDUNDQSHQJHWDKXDQWHUEDLNPDQDMHPHQDWDVNHMDGLDQGDQ
NHJLDWDQWHUNLQLKDVLO\DQJWLPEXOPXQJNLQEHUEHGDGHQJDQHVWLPDVLWHUVHEXW

 


191
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 ,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1* ODQMXWDQ  

(VWLPDVL GDQ DVXPVL \DQJ PHQGDVDUL GLWHODDK VHFDUD EHUNHODQMXWDQ 3HUXEDKDQ HVWLPDVL
DNXQWDQVL GLDNXL GDODP SHULRGH GLPDQD HVWLPDVL WHUVHEXW GLXEDK GDQ GDODP SHULRGH \DQJ
DNDQGDWDQJ\DQJGLSHQJDUXKLROHKSHUXEDKDQHVWLPDVLWHUVHEXW
$UHD\DQJNRPSOHNVDWDXPHPHUOXNDQWLQJNDWSHUWLPEDQJDQ\DQJOHELKWLQJJLDWDXDUHDGLPDQD
DVXPVL GDQ HVWLPDVL GDSDW EHUGDPSDNVLJQLILNDQ WHUKDGDS ODSRUDQ NHXDQJDQ %DQN DGDODK
VHEDJDLEHULNXW
  6XPEHUXWDPDDWDVNHWLGDNSDVWLDQHVWLPDVL
 &DGDQJDQNHUXJLDQSHQXUXQDQQLODLDVHWNHXDQJDQ
(YDOXDVL DWDV NHUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL DVHW NHXDQJDQ \DQJ GLFDWDW SDGD ELD\D
SHUROHKDQ GLDPRUWLVDVL GDQ HIHN XWDQJ \DQJ GLNODVLILNDVLNDQ VHEDJDL WHUVHGLD XQWXN
GLMXDOGLMHODVNDQGL&DWDWDQN
&DGDQJDQNHUXJLDQSHQXUXQDQQLODLWHUNDLWGHQJDQSLKDNODZDQVSHVLILNGDODPVHOXUXK
FDGDQJDQ NHUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL GLEHQWXN DWDV WDJLKDQ \DQJ SHQXUXQDQ QLODLQ\D
GLHYDOXDVLVHFDUD LQGLYLGXDOEHUGDVDUNDQHVWLPDVLWHUEDLNPDQDMHPHQDWDVQLODL WXQDL
DUXV NDV \DQJ GLKDUDSNDQ DNDQ GLWHULPD 'DODP PHQJKLWXQJ FDGDQJDQ NHUXJLDQ
SHQXUXQDQQLODLPDQDMHPHQPHPEXDWSHUWLPEDQJDQPHQJHQDLNRQGLVLNHXDQJDQGDUL
SLKDN ODZDQ GDQ QLODL QHWR \DQJ GDSDW GLUHDOLVDVL GDUL DJXQDQ \DQJ GLWHULPD 6HWLDS
DVHW \DQJPHQJDODPLSHQXUXQDQQLODLGLHYDOXDVLGDQVWUDWHJLSHQ\HOHVDLDQQ\DVHUWD
HVWLPDVL DUXV NDV \DQJ GLQLODL GDSDW GLSHUROHK NHPEDOL GLVHWXMXL VHFDUD LQGHSHQGHQ
ROHKEDJLDQULVLNRNUHGLW
(YDOXDVL FDGDQJDQ NHUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL VHFDUD NROHNWLI PHOLSXWL NHUXJLDQ NUHGLW
\DQJ PHOHNDW SDGD SRUWRIROLR WDJLKDQ GHQJDQ NDUDNWHULVWLN HNRQRPL \DQJ VHUXSD
NHWLND WHUGDSDW EXNWL RE\HNWLI EDKZD WHODK WHUMDGL SHQXUXQDQ QLODL WDJLKDQ GDODP
SRUWRIROLRWHUVHEXWQDPXQSHQXUXQDQQLODLVHFDUDLQGLYLGXEHOXPGDSDWGLLGHQWLILNDVL
'DODP PHQHQWXNDQ SHUOXQ\D XQWXN PHPEHQWXN FDGDQJDQ NHUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL
VHFDUD NROHNWLI PDQDMHPHQ PHPSHUWLPEDQJNDQ IDNWRUIDNWRU VHSHUWL NXDOLWDV NUHGLW
EHVDUQ\D SRUWRIROLR NRQVHQWUDVL NUHGLW GDQ IDNWRUIDNWRU HNRQRPL 'DODP
PHQJHVWLPDVL FDGDQJDQ \DQJ GLEXWXKNDQ DVXPVLDVXPVL GLEXDW XQWXN PHQHQWXNDQ
PRGHO NHUXJLDQ EDZDDQ GDQ XQWXN PHQHQWXNDQ SDUDPHWHU LQSXW \DQJ GLSHUOXNDQ
EHUGDVDUNDQ SHQJDODPDQ KLVWRULV GDQ NRQGLVL HNRQRPL VDDW LQL .HWHSDWDQ GDUL
FDGDQJDQ LQL EHUJDQWXQJ SDGD VHEHUDSD WHSDW HVWLPDVL DUXV NDV PDVD GHSDQ XQWXN
PHQHQWXNDQFDGDQJDQLQGLYLGXDOVHUWDDVXPVLPRGHOGDQSDUDPHWHU\DQJGLJXQDNDQ
GDODPSHQHQWXDQFDGDQJDQNROHNWLI
 3HQHQWXDQQLODLZDMDU
'DODP PHQHQWXNDQ QLODL ZDMDU DWDV DVHW NHXDQJDQ GDQ OLDELOLWDV NHXDQJDQ GLPDQD
WLGDNWHUGDSDWKDUJDSDVDU\DQJGDSDWGLREVHUYDVL%DQNKDUXVPHQJJXQDNDQWHNQLN
SHQLODLDQ VHSHUWL GLMHODVNDQ SDGD &DWDWDQ I 8QWXN LQVWUXPHQ NHXDQJDQ \DQJ
MDUDQJ GLSHUGDJDQJNDQ GDQ WLGDN PHPLOLNL KDUJD \DQJ WUDQVSDUDQ QLODL ZDMDUQ\D
PHQMDGL NXUDQJ RE\HNWLI GDQ NDUHQDQ\D PHPEXWXKNDQ WLQJNDW SHUWLPEDQJDQ \DQJ
EHUDJDPWHUJDQWXQJSDGDOLNXLGLWDVNRQVHQWUDVLNHWLGDNSDVWLDQIDNWRUSDVDUDVXPVL
SHQHQWXDQKDUJDGDQULVLNRODLQQ\D\DQJPHPSHQJDUXKLLQVWUXPHQWHUWHQWX
 $VHWSDMDNWDQJJXKDQ
$VHWSDMDNWDQJJXKDQGLDNXLDWDVMXPODKSDMDNSHQJKDVLODQWHUSXOLKNDQ UHFRYHUDEOH 
SDGD SHULRGH PHQGDWDQJ VHEDJDL DNLEDW SHUEHGDDQ WHPSRUHU \DQJ EROHK
GLNXUDQJNDQ -XVWLILNDVLPDQDMHPHQ GLSHUOXNDQ XQWXNPHQHQWXNDQ MXPODK DVHW SDMDN
WDQJJXKDQ\DQJGDSDWGLDNXLVHVXDLGHQJDQZDNWX\DQJWHSDWGDQWLQJNDWODEDILVNDO
GLPDVDPHQGDWDQJVHMDODQGHQJDQVWUDWHJLUHQFDQDSHUSDMDNDQNHGHSDQ



192
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 ,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1* ODQMXWDQ 

  6XPEHUXWDPDDWDVNHWLGDNSDVWLDQHVWLPDVL ODQMXWDQ 
 ,PEDODQSDVFDNHUMD
3URJUDPSURJUDPLPEDODQSDVFDNHUMDGLWHQWXNDQEHUGDVDUNDQSHUKLWXQJDQDNWXDULDO
3HUKLWXQJDQDNWXDULDOPHQJJXQDNDQDVXPVLDVXPVLVHSHUWLWLQJNDWGLVNRQWRWLQJNDW
SHQJHPEDOLDQ DVHW WLQJNDW NHQDLNDQ SHQJKDVLODQ WLQJNDW NHPDWLDQWLQJNDW
SHQJXQGXUDQGLULGDQODLQODLQ

 (VWLPDVL0DVD0DQIDDWGDQ1LODL5HVLGX$VHW7HWDS
3HUXVDKDDQPHPSHUNLUDNDQPDVDPDQIDDWDVHWWHWDSEHUGDVDUNDQSHULRGHGLPDQD
DVHWGLKDUDSNDQDNDQWHUVHGLDXQWXNGLJXQDNDQ0DVDPDQIDDWHNRQRPLVDVHWWHWDS
GLWLQMDXVHFDUDEHUNDODGDQGLSHUEDKDUXLMLNDPHPLOLNLHNVSHNWDVL\DQJEHUEHGDGDUL
SHUNLUDDQ VHEHOXPQ\D NDUHQD NHUXVDNDQVHFDUD ILVLN GDQ WHNQLV DWDX NHXVDQJDQ
VHFDUDNRPHUVLDOOHJDODWDXEDWDVDQODLQQ\DDWDVSHQJJXQDDQDVHWWHUVHEXW
  3HUWLPEDQJDQDNXQWDQVL\DQJSHQWLQJGDODPPHQHUDSNDQNHELMDNDQDNXQWDQVL%DQN
PHOLSXWL
 8VDKD\DQJEHUNHODQMXWDQ
0DQDMHPHQ %DQN WHODK PHODNXNDQ SHQLODLDQ DWDV NHPDPSXDQ %DQN XQWXN
PHODQMXWNDQNHODQJVXQJDQXVDKDQ\DGDQEHUNH\DNLQDQEDKZD%DQNPHPLOLNLVXPEHU
GD\D XQWXN PHODQMXWNDQ XVDKDQ\D GL PDVD PHQGDWDQJ 6HODLQ LWX PDQDMHPHQ WLGDN
PHQJHWDKXLDGDQ\DNHWLGDNSDVWLDQPDWHULDO\DQJGDSDWPHQLPEXONDQNHUDJXDQ\DQJ
VLJQLILNDQ WHUKDGDS NHPDPSXDQ %DQN XQWXN PHPSHUWDKDQNDQ NHODQJVXQJDQ
KLGXSQ\D 2OHK NDUHQD LWX ODSRUDQ NHXDQJDQ WHODK GLVXVXQ DWDV GDVDU XVDKD \DQJ
EHUNHODQMXWDQ
 3HQLODLDQLQVWUXPHQNHXDQJDQ
.HELMDNDQDNXQWDQVL%DQNXQWXNSHQJXNXUDQQLODLZDMDUGLEDKDVGL&DWDWDQI%DQN
PHQJXNXUQLODLZDMDUGHQJDQPHQJJXQDNDQKLUDUNLGDULPHWRGHEHULNXW
x +DUJDNXRWDVLGLSDVDUDNWLIXQWXNLQVWUXPHQNHXDQJDQ\DQJVHMHQLV
x 7HNQLN SHQLODLDQ EHUGDVDUNDQ LQSXW \DQJ GDSDW GLREVHUYDVL 7HUPDVXN GDODP
NDWHJRULLQLDGDODKLQVWUXPHQNHXDQJDQ\DQJGLQLODLGHQJDQPHQJJXQDNDQKDUJD
NXRWDVLGLSDVDUDNWLIGDULLQVWUXPHQ\DQJVHMHQLVKDUJDNXRWDVLXQWXNLQVWUXPHQ
NHXDQJDQ \DQJ VHMHQLV GL SDVDU \DQJ NXUDQJ DNWLI DWDX WHNQLN SHQLODLDQ ODLQQ\D
GLPDQD VHOXUXK LQSXW VLJQLILNDQ \DQJ GLJXQDNDQ GDSDW GLREVHUYDVL VHFDUD
ODQJVXQJDWDXSXQWLGDNODQJVXQJGDULGDWD\DQJWHUVHGLDGLSDVDU
1LODLZDMDUGDULDVHWNHXDQJDQGDQOLDELOLWDVNHXDQJDQ\DQJGLSHUGDJDQJNDQGLSDVDU
DNWLI GLGDVDUNDQ SDGD NXRWDVL KDUJD SDVDU DWDX NXRWDVL GDUL KDUJD GHDOHU 8QWXN
VHOXUXK LQVWUXPHQ NHXDQJDQ ODLQQ\D %DQN PHQHQWXNDQ QLODL ZDMDU GHQJDQ
PHQJJXQDNDQWHNQLNSHQLODLDQ7HNQLNSHQLODLDQWHUPDVXNPRGHOQLODLWXQDL GDQDUXV
NDV \DQJ GLGLVNRQWRNDQ GDQ SHUEDQGLQJDQ GHQJDQ LQVWUXPHQ \DQJ VHMHQLV GLPDQD
WHUGDSDW KDUJD SDVDU \DQJ GDSDW GLREVHUYDVL $VXPVL GDQ LQSXW \DQJ GLJXQDNDQ
GDODPWHNQLNSHQLODLDQWHUPDVXNVXNXEXQJDEHEDV ULVLNR ULVNIUHH GDQVXNXEXQJD
DFXDQFUHGLWVSUHDGGDQYDULDEHOODLQQ\D\DQJGLJXQDNDQGDODPPHQJHVWLPDVLWLQJNDW
GLVNRQWRKDUJDREOLJDVLNXUVPDWDXDQJDVLQJVHUWDWLQJNDWNHUHQWDQDQGDQNRUHODVL
KDUJD\DQJGLKDUDSNDQ
7XMXDQGDULWHNQLNSHQLODLDQDGDODKSHQHQWXDQ QLODL ZDMDU \DQJ PHQFHUPLQNDQKDUJD
GDUL LQVWUXPHQ NHXDQJDQ SDGD WDQJJDO SHODSRUDQ \DQJ DNDQ GLWHQWXNDQ ROHK SDUD
SDUWLVLSDQGLSDVDUGDODPVXDWXWUDQVDNVL\DQJZDMDU



193
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 ,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1* ODQMXWDQ 

 3HUWLPEDQJDQDNXQWDQVL\DQJSHQWLQJGDODPPHQHUDSNDQNHELMDNDQDNXQWDQVL%DQN
PHOLSXWL ODQMXWDQ 
 .ODVLILNDVLDVHWGDQOLDELOLWDVNHXDQJDQ
.HELMDNDQ DNXQWDQVL %DQN PHPEHULNDQ NULWHULD XQWXN PHQHWDSNDQ NDWHJRUL DVHW GDQ
OLDELOLWDVNHXDQJDQSDGDVDDWSHQJDNXDQDZDOVHVXDLGHQJDQVWDQGDUDNXQWDQVL\DQJ
EHUODNXEHUGDVDUNDQNRQGLVLWHUWHQWX
x 'DODPPHQJNODVLILNDVLNDQDVHWNHXDQJDQNHGDODPNHORPSRN³GLSHUGDJDQJNDQ´
%DQN WHODK PHQHWDSNDQ EDKZD DVHW WHUVHEXW VHVXDL GHQJDQ GHILQLVL DVHW GDODP
NHORPSRNGLSHUGDJDQJNDQ\DQJGLMDEDUNDQGL&DWDWDQI
x 'DODP PHQJNODVLILNDVLNDQ DVHW NHXDQJDQ VHEDJDL ³GLPLOLNL KLQJJD MDWXK WHPSR´
%DQN WHODK PHQHWDSNDQ EDKZD %DQN PHPLOLNL LQWHQVL SRVLWLI GDQ NHPDPSXDQ
XQWXN PHPLOLNL DVHW NHXDQJDQ WHUVHEXW KLQJJD WDQJJDO MDWXK WHPSR VHSHUWL \DQJ
GLSHUV\DUDWNDQ &DWDWDQI 

G3HUXEDKDQNHELMDNDQDNXQWDQVL
5HYLVL DWDV 36$.  ³.RPELQDVL %LVQLVSDGD (QWLWDV 6HSHQJHQGDOL´ 36$. ,QVWUXPHQ
.HXDQJDQ 3HQ\DMLDQ GDQSHQFDEXWDQ DWDV 36$.  ³$NXQWDQVL.XDVL5HRUJDQLVDVL´ \DQJ
EHUODNXHIHNWLIVHMDN-DQXDUL
'DPSDN GDUL SHUXEDKDQ NHELMDNDQ DNXQWDQVL %DQN VHKXEXQJDQ GHQJDQ LPSOHPHQWDVL GDUL
VWDQGDUDNXQWDQVLEDUXGLDWDVWLGDNVLJQLILNDQNHFXDOLXQWXNDUHDEHULNXWLQL
3HQJXQJNDSDQ,QVWUXPHQ.HXDQJDQ
%DQN PHQJLPSOHPHQWDVLNDQ 36$. 1R  ³,QVWUXPHQ .HXDQJDQ 3HQJXQJNDSDQ´ \DQJ
EHUODNX HIHNWLI VHMDN WDQJJDO  -DQXDUL  3HUXEDKDQ VLJQLILNDQ GDUL VWDQGDU DNXQWDQVL
WHUVHEXWWHUKDGDS%DQNDGDODKVHEDJDLEHULNXW
x %DQNPHQJNODVLILNDVLNDQSHQJXNXUDQQLODLZDMDUGHQJDQPHQJJXQDNDQKLUDUNLQLODLZDMDU
\DQJ PHQFHUPLQNDQ VLJQLILNDQVL LQSXW \DQJ GLJXQDNDQ GDODP PHODNXNDQ SHQJXNXUDQ
+LUDUNLQLODLZDMDUPHPLOLNLWLQJNDWVHEDJDLEHULNXW
L +DUJD NXRWDVLDQ WLGDN GLVHVXDLNDQ  GDODP SDVDU DNWLI XQWXN DVHW GDQ OLDELOLWDV \DQJ
LGHQWLN 7LQJNDW 
LL ,QSXWVHODLQKDUJDNXRWDVLDQ\DQJWHUPDVXNGDODP7LQJNDW \DQJGDSDWGLREVHUYDVL
XQWXN DVHW GDQ OLDELOLWDV EDLN VHFDUD ODQJXQJ PLVDOQ\D KDUJD  DWDX VHFDUD WLGDN
ODQJVXQJ PLVDOQ\DGHULYDVLGDULKDUJD  7LQJNDW GDQ
LLL ,QSXW XQWXN DVHW GDQ OLDELOLWDV \DQJ EXNDQ EHUGDVDUNDQ GDWD SDVDU \DQJ GDSDW
GLREVHUYDVL LQSXW\DQJWLGDNGDSDWGLREVHUYDVL  7LQJNDW 
x 8QWXN SHQJXNXUDQ QLODL ZDMDU \DQJ GLDNXL GDODP ODSRUDQ SRVLVL NHXDQJDQ XQWXN VHWLDS
NHORPSRNLQVWUXPHQNHXDQJDQ%DQNPHQJXQJNDSNDQ
L 7LQJNDW SDGD KLUDUNL QLODL ZDMDU GLPDQD SHQJXNXUDQ QLODL ZDMDU GLNDWHJRULNDQ VHFDUD
NHVHOXUXKDQ PHPLVDKNDQ SHQJXNXUDQ QLODL ZDMDU VHVXDL WLQJNDW \DQJ GLWHQWXNDQ GL
DWDV
LL 6HWLDSSHPLQGDKDQVLJQLILNDQDQWDUD7LQJNDWGDQ7LQJNDWSDGDKLUDUNLQLODLZDMDU
GDQ DODVDQQ\D 3HPLQGDKDQ NH GDODP VHWLDS WLQJNDW GLXQJNDSNDQ GDQ GLMHODVNDQ
VHFDUDWHUSLVDKGDULSHPLQGDKDQNHOXDUGDULVHWLDSWLQJNDW





194
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 ,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1* ODQMXWDQ 

H$VHWGDQ/LDELOLWDV.HXDQJDQ
$VHW NHXDQJDQ %DQN WHUGLUL GDUL NDV JLUR SDGD %DQN ,QGRQHVLD JLUR SDGD EDQN ODLQ
SHQHPSDWDQ SDGD EDQN ODLQ GDQ %DQN ,QGRQHVLD HIHNHIHN SLQMDPDQ \DQJ GLEHULNDQ GDQ
DVHWODLQODLQ SLXWDQJEXQJDGDQSLXWDQJODLQODLQ 
/LDELOLWDVNHXDQJDQ%DQNWHUGLULGDULVLPSDQDQQDVDEDKGDQOLDELOLWDVODLQODLQ
  .ODVLILNDVL
%HUGDVDUNDQ36$.1RDVHWNHXDQJDQGLNODVLILNDVLNDQGDODPNDWHJRULVHEDJDLEHULNXW
SDGDVDDWSHQJDNXDQDZDO
D  $VHWNHXDQJDQ\DQJGLXNXUSDGDQLODLZDMDUPHODOXLODSRUDQODEDUXJL
E  $VHWNHXDQJDQWHUVHGLDXQWXNGLMXDO
F  $VHWNHXDQJDQGLPLOLNLKLQJJDMDWXKWHPSRGDQ
G  3LQMDPDQ\DQJGLEHULNDQGDQSLXWDQJ
/LDELOLWDV NHXDQJDQ GLNODVLILNDVLNDQ NH GDODP NDWHJRUL VHEDJDL EHULNXW SDGD VDDW
SHQJDNXDQDZDO
D  'LXNXUSDGDQLODLZDMDUPHODOXLODSRUDQODEDUXJL
E  /LDELOLWDVNHXDQJDQ\DQJGLXNXUSDGDELD\DSHUROHKDQGLDPRUWLVDVL
.ODVLILNDVL LQL WHUJDQWXQJ GDUL WXMXDQ SHUROHKDQ DVHW NHXDQJDQ WHUVHEXW 0DQDMHPHQ
PHQHQWXNDQNODVLILNDVLDVHWNHXDQJDQWHUVHEXWSDGDVDDWDZDOSHQJDNXDQQ\D
D  $VHW.HXDQJDQ'LPLOLNL+LQJJD-DWXK7HPSR
,QYHVWDVL GDODP NHORPSRN GLPLOLNL KLQJJD MDWXK WHPSR DGDODK DVHW NHXDQJDQ QRQ
GHULYDWLI GHQJDQ SHPED\DUDQ WHWDS DWDX WHODK GLWHQWXNDQ GDQ MDWXK WHPSRQ\D WHODK
GLWHWDSNDQ VHUWD PDQDMHPHQ PHPSXQ\DL LQWHQVL SRVLWLI GDQ NHPDPSXDQ XQWXN
PHPLOLNLDVHWNHXDQJDQWHUVHEXWKLQJJDMDWXKWHPSRNHFXDOL
  ,QYHVWDVL \DQJ SDGD VDDW SHQJDNXDQ DZDO GLWHWDSNDQ VHEDJDL DVHW NHXDQJDQ
\DQJGLXNXUSDGDQLODLZDMDUPHODOXLODSRUDQODEDUXJL
  ,QYHVWDVL\DQJGLWHWDSNDQROHKHQWLWDVGDODPNHORPSRNWHUVHGLDXQWXNGLMXDOGDQ
  ,QYHVWDVL\DQJPHPLOLNLGHILQLVLSLQMDPDQ\DQJGLEHULNDQGDQSLXWDQJ
3DGD VDDW SHQJDNXDQ DZDO DVHW NHXDQJDQ GLPLOLNL KLQJJD MDWXK WHPSR GLDNXL SDGD
QLODL ZDMDUQ\DGLWDPEDKELD\DWUDQVDNVLGDQVHODQMXWQ\DGLXNXUSDGDELD\DSHUROHKDQ
GLDPRUWLVDVLGHQJDQPHQJJXQDNDQVXNXEXQJDHIHNWLI
3HQGDSDWDQ EXQJD GDUL LQYHVWDVL GLPLOLNL KLQJJD MDWXK WHPSR GLFDWDW GDODP ODSRUDQ
ODED UXJL GDQ GLDNXL VHEDJDL ³3HQGDSDWDQ %XQJD´ .HWLND SHQXUXQDQ QLODL WHUMDGL
NHUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL GLDNXL VHEDJDL SHQJXUDQJ GDUL QLODL WHUFDWDW LQYHVWDVL GDQ
GLDNXL GL GDODP ODSRUDQ NHXDQJDQ VHEDJDL ³&DGDQJDQ .HUXJLDQ 3HQXUXQDQ 1LODL´
&.31 
E  3LQMDPDQ\DQJ'LEHULNDQGDQ3LXWDQJ
3LQMDPDQ \DQJ GLEHULNDQ GDQ SLXWDQJ DGDODK DVHW NHXDQJDQ QRQ GHULYDWLI GHQJDQ
SHPED\DUDQ WHWDS DWDX WHODK GLWHQWXNDQ GDQ WLGDN PHPSXQ\DL NXRWDVL GLSDVDU DNWLI
NHFXDOL
  <DQJ GLPDNVXGNDQ ROHK %DQN XQWXN GLMXDO GDODP ZDNWX GHNDW \DQJ
GLNODVLILNDVLNDQ GDODP NHORPSRN GLSHUGDJDQJNDQ VHUWD \DQJ SDGD VDDW
SHQJDNXDQDZDOGLWHWDSNDQVHEDJDL GLXNXUSDGDQLODLZDMDUPHODOXL ODSRUDQ ODED
UXJL
  <DQJ SDGD VDDW SHQJDNXDQ DZDO GLWHWDSNDQ GDODP NHORPSRN WHUVHGLD XQWXN
GLMXDODWDX



195
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 ,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1* ODQMXWDQ 

  'DODPKDOSHPLOLNPXQJNLQWLGDNDNDQPHPSHUROHKNHPEDOLLQYHVWDVLDZDOVHFDUD
VXEVWDQVLDO NHFXDOL \DQJ GLVHEDENDQ ROHK SHQXUXQDQ NXDOLWDV SLQMDPDQ \DQJ
GLEHULNDQGDQSLXWDQJ
3DGD VDDW SHQJDNXDQ DZDO SLQMDPDQ \DQJ GLEHULNDQ GDQ SLXWDQJ GLDNXL SDGD QLODL
ZDMDUQ\D GLWDPEDK ELD\D WUDQVDNVL GDQ VHODQMXWQ\D GLXNXU SDGD ELD\D SHUROHKDQ
GLDPRUWLVDVLGHQJDQPHQJJXQDNDQPHWRGHVXNXEXQJDHIHNWLI3HQGDSDWDQGDULDVHW
NHXDQJDQ GDODP NHORPSRN SLQMDPDQ \DQJ GLEHULNDQ GDQ SLXWDQJ GLFDWDW GL GDODP
ODSRUDQ ODED UXJL GDQ GLODSRUNDQ VHEDJDL ³3HQGDSDWDQ %XQJD´ 'DODP KDO WHUMDGL
SHQXUXQDQ QLODL NHUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL GLODSRUNDQ VHEDJDL SHQJXUDQJ GDUL QLODL
WHUFDWDW GDUL DVHW NHXDQJDQ GDODP NHORPSRN SLQMDPDQ \DQJ GLEHULNDQ GDQ SLXWDQJ
GDQ GLDNXL GDODP ODSRUDQ ODED UXJL VHEDJDL ³&DGDQJDQ .HUXJLDQ 3HQXUXQDQ 1LODL´
&.31 
  3HQJDNXDQ
(QWLWDV PHQJJXQDNDQ DNXQWDQVL WDQJJDO SHQ\HOHVDLDQ XQWXN PHQFDWDW WUDQVDNVL DVHW
NHXDQJDQ \DQJOD]LP UHJXOHU  $VHWNHXDQJDQ \DQJGLDOLKNDQNHSDGDSLKDNNHWLJDWHWDSL
WLGDN PHPHQXKL V\DUDW SHQJKHQWLDQ SHQJDNXDQ GLVDMLNDQ GL GDODP QHUDFD VHEDJDL ³$VHW
\DQJ GLMDPLQNDQ´ MLND SLKDN SHQHULPD PHPLOLNL KDN XQWXN PHQMXDO DWDX PHQWUDQVIHU
NHPEDOL
  3HQJKHQWLDQ3HQJDNXDQ$VHW
3HQJKHQWLDQ SHQJDNXDQ DVHW NHXDQJDQ GLODNXNDQ NHWLND KDN NRQWUDNWXDO XQWXN DWDV DUXV
NDV\DQJEHUDVDOGDULDVHWNHXDQJDQWHUVHEXWEHUDNKLUDWDXNHWLNDDVHWNHXDQJDQWHUVHEXW
WHODK GLWUDQVIHU GDQ VHFDUD VXEVWDQVLDO VHOXUXK ULVLNR GDQ PDQIDDW DWDV NHSHPLOLNDQ DVHW
WHODKGLWUDQVIHU MLNDVHFDUDVXEVWDQVLDOVHOXUXKULVLNRGDQPDQIDDWWLGDNGLWUDQVIHUPDND
%DQN PHODNXNDQ HYDOXDVL XQWXN PHPDVWLNDQ NHWHUOLEDWDQ EHUNHODQMXWDQ DWDV NRQWURO \DQJ
PDVLK GLPLOLNL WLGDN PHQFHJDK SHQJKHQWLDQ SHQJDNXDQ  .HZDMLEDQ NHXDQJDQ GLKHQWLNDQ
SHQJDNXDQQ\DNHWLNDNHZDMLEDQWHODKGLOHSDVNDQDWDXGLEDWDONDQDWDXNDGDOXDUVD
%DQNPHQJNODVLILNDVLNDQOLDELOLWDVNHXDQJDQGDODPNDWHJRUL
D  /LDELOLWDVNHXDQJDQ\DQJGLXNXUSDGDQLODLZDMDUPHODOXLODSRUDQODEDUXJL
.DWHJRUL LQL WHUGLUL GDUL GXD VXE NDWHJRUL \DLWX .HZDMLEDQ NHXDQJDQ GLNODVLILNDVLNDQ
VHEDJDL GLSHUGDJDQJNDQ GDQ NHZDMLEDQ NHXDQJDQ \DQJ SDGD VDDW SHQJDNXDQ DZDO
WHODKGLWHWDSNDQ%DQNXQWXNGLXNXUSDGDQLODLZDMDUPHODOXLODSRUDQODEDUXJL.HZDMLEDQ
NHXDQJDQGLNODVLILNDVLNDQVHEDJDLGLSHUGDJDQJNDQMLNDGLSHUROHKWHUXWDPDXQWXNWXMXDQ
GLMXDODWDXGLEHOLNHPEDOLGDODPZDNWXGHNDWDWDXMLNDPHUXSDNDQEDJLDQGDULSRUWIROLR
LQVWUXPHQNHXDQJDQWHUWHQWX\DQJGLNHORODEHUVDPDGDQWHUGDSDW EXNWLPHQJHQDLSROD
DPELOXQWXQJGDODPMDQJNDSHQGHN\DQJWHUNLQL
.HXQWXQJDQ GDQ NHUXJLDQ \DQJ WLPEXO GDUL SHUXEDKDQ QLODL ZDMDU OLDELOLWDV NHXDQJDQ
\DQJ GLNODVLILNDVLNDQVHEDJDLGLSHUGDJDQJNDQGLFDWDWGDODPODSRUDQ ODEDUXJLVHEDJDL
³NHXQWXQJDQNHUXJLDQ GDUL SHUXEDKDQ QLODL ZDMDU LQVWUXPHQ NHXDQJDQ´ %HEDQ EXQJD
GDUL NHZDMLEDQ NHXDQJDQ GLNODVLILNDVLNDQ VHEDJDL GLSHUGDJDQJNDQ GLFDWDW GL GDODP
³%HEDQ %XQJD´ -LND %DQN SDGD SHQJDNXDQ DZDO WHODK PHQHWDSNDQ LQVWUXPHQ KXWDQJ
WHUWHQWX VHEDJDL QLODL ZDMDU PHODOXL ODSRUDQ ODED UXJL RSVL QLODL ZDMDU  PDND
VHODQMXWQ\DSHQHWDSDQLQLWLGDNGDSDWGLXEDK%HUGDVDUNDQ36$.LQVWUXPHQKXWDQJ
\DQJ GLNODVLILNDVLNDQ VHEDJDL RSVL QLODL ZDMDU WHUGLUL GDUL NRQWUDN XWDPD GDQ GHULYDWLI
PHOHNDW\DQJKDUXVGLSLVDKNDQ
3HUXEDKDQQLODLZDMDUWHUNDLWGHQJDQNHZDMLEDQNHXDQJDQ\DQJGLWHWDSNDQXQWXNGLXNXU
SDGD QLODL ZDMDU PHODOXL ODSRUDQ ODED UXJL GLDNXL GL GDODP ´.HXQWXQJDQNHUXJLDQ GDUL
SHUXEDKDQQLODLZDMDULQVWUXPHQNHXDQJDQ´



196
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 

,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1* ODQMXWDQ 
 

E /LDELOLWDVNHXDQJDQ\DQJGLXNXUGHQJDQELD\DSHUROHKDQGLDPRUWLVDVL
/LDELOLWDVNHXDQJDQ \DQJWLGDNGLNODVLILNDVLNDQVHEDJDL OLDELOLWDVNHXDQJDQ \DQJGLXNXU
SDGD QLODL ZDMDU PHODOXL ODSRUDQ ODED UXJL GLNDWHJRULNDQ GDQ GLXNXU GHQJDQ ELD\D
SHUROHKDQGLDPRUWLVDVL
6HWHODK SHQJDNXDQ DZDO %DQN PHQJXNXU VHOXUXK OLDELOLWDV NHXDQJDQ \DQJ GLXNXU
GHQJDQELD\DSHUROHKDQGLDPRUWLVDVLGHQJDQPHQJJXQDNDQPHWRGHVXNXEXQJDHIHNWLI
 6DOLQJKDSXV
$VHW GDQ OLDELOLWDV NHXDQJDQ GDSDW VDOLQJ KDSXV GDQ QLODL EHUVLKQ\D GLVDMLNDQ GDODP
ODSRUDQSRVLVLNHXDQJDQMLNDGDQKDQ\DMLND%DQNPHPLOLNLKDN\DQJEHUNHNXDWDQKXNXP
XQWXN PHODNXNDQ VDOLQJ KDSXV DWDV MXPODK \DQJ WHODK GLDNXL WHUVHEXW GDQ EHUQLDW XQWXN
PHQ\HOHVDLNDQ VHFDUD QHWR DWDX XQWXN PHUHDOLVDVLNDQ DVHW GDQ PHQ\HOHVDLNDQ
OLDELOLWDVQ\DVHFDUDVLPXOWDQ
3HQGDSDWDQ GDQ EHEDQ GLVDMLNDQ GDODP MXPODK EHUVLK KDQ\D MLND GLSHUNHQDQNDQ ROHK
VWDQGDUDNXQWDQVL
 3HQJXNXUDQQLODLZDMDU
1LODL ZDMDU DGDODK QLODL GLPDQD VXDWX DVHW GDSDW GLSHUWXNDUNDQ DWDX VXDWX OLDELOLWDV
GLVHOHVDLNDQ DQWDUD SLKDN \DQJ PHPDKDPL GDQ EHUNHLQJLQDQ XQWXN PHODNXNDQ WUDQVDNVL
ZDMDU DUP¶VOHQJWKWUDQVDFWLRQ SDGDWDQJJDOSHQJXNXUDQ
-LNDWHUVHGLD%DQNPHQJXNXUQLODLZDMDULQVWUXPHQNHXDQJDQGHQJDQPHQJJXQDNDQKDUJD
NXRWDVL GL SDVDU DNWLI XQWXN LQVWUXPHQ WHUVHEXW 6XDWX SDVDU GLDQJJDS DNWLI MLND KDUJD
NXRWDVL VHZDNWXZDNWX GDQ VHFDUD EHUNDOD WHUVHGLD GDQ PHQFHUPLQNDQ WUDQVDNVL SDVDU
\DQJDNWXDOGDQUXWLQGDODPVXDWXWUDQVDNVL\DQJZDMDU
-LND SDVDU XQWXN VXDWX LQVWUXPHQ NHXDQJDQ WLGDN DNWLI %DQN PHQHQWXNDQ QLODL ZDMDU
GHQJDQ PHQJJXQDNDQWHNQLN SHQLODLDQ 7HNQLN SHQLODLDQ PHQFDNXS SHQJJXQDDQ
WUDQVDNVLSDVDU WHUNLQL \DQJ GLODNXNDQ VHFDUD ZDMDU ROHK SLKDNSLKDN \DQJ PHPDKDPL
EHUNHLQJLQDQ GDQ MLND WHUVHGLD UHIHUHQVL DWDV QLODL ZDMDU WHUNLQL GDUL LQVWUXPHQ ODLQ \DQJ
VHFDUDVXEVWDQVLDOVDPDSHQJJXQDDQDQDOLVDDUXVNDV\DQJGLGLVNRQWRGDQSHQJJXQDDQ
PRGHOSHQHWDSDQKDUJDRSVL RSWLRQSULFLQJPRGHO 
7HNQLNSHQLODLDQ\DQJGLSLOLKPHPDNVLPDONDQSHQJJXQDDQLQSXWSDVDUGDQPHPLQLPDONDQ
SHQJJXQDDQ HVWLPDVL \DQJ EHUVLIDW VSHVLILN GDUL %DQN PHPDVXNNDQ VHPXD IDNWRU \DQJ
DNDQ GLSHUWLPEDQJNDQ ROHK SDUD SHODNX SDVDU GDODP PHQHWDSNDQ VXDWX KDUJD GDQ
NRQVLVWHQ GHQJDQ PHWRGRORJL HNRQRPL \DQJ GLWHULPD GDODP SHQHWDSDQ KDUJD LQVWUXPHQ
NHXDQJDQ ,QSXW \DQJ GLJXQDNDQ GDODP WHNQLN SHQLODLDQ VHFDUD PHPDGDL PHQFHUPLQNDQ
HNVSHNWDVL SDVDU GDQ XNXUDQ DWDV IDNWRU ULVLNR GDQ SHQJHPEDOLDQ ULVNUHWXUQ  \DQJ
PHOHNDW SDGD LQVWUXPHQ NHXDQJDQ %DQN PHQJNDOLEUDVL WHNQLN SHQLODLDQ GDQ PHQJXML
YDOLGLWDVQ\D GHQJDQ PHQJJXQDNDQ KDUJDKDUJD GDUL WUDQVDNVL SDVDU WHUNLQL \DQJ GDSDW
GLREVHUYDVLXQWXNLQVWUXPHQ\DQJVDPDDWDXDWDVGDVDUGDWDSDVDUODLQQ\D\DQJWHUVHGLD
\DQJGDSDWGLREVHUYDVL












197
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 ,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1* ODQMXWDQ 

H$VHWGDQ/LDELOLWDV.HXDQJDQ ODQMXWDQ 
%XNWLWHUEDLNDWDVQLODLZDMDULQVWUXPHQNHXDQJDQSDGDVDDWSHQJDNXDQDZDODGDODKKDUJD
WUDQVDNVL\DLWXQLODLZDMDUGDULSHPED\DUDQ\DQJGLEHULNDQDWDXGLWHULPDNHFXDOLMLNDQLODL
ZDMDU GDUL LQVWUXPHQ NHXDQJDQ WHUVHEXW GLWHQWXNDQ GHQJDQ SHUEDQGLQJDQ WHUKDGDS
WUDQVDNVLSDVDUWHUNLQL\DQJGDSDWGLREVHUYDVLGDULVXDWXLQVWUXPHQ\DQJVDPD \DLWXWDQSD
PRGLILNDVL DWDX SHQJHPDVDQ XODQJ  DWDX EHUGDVDUNDQ VXDWX WHNQLN SHQLODLDQ \DQJ
YDULDEHOQ\D KDQ\D PHQJJXQDNDQ GDWD GDUL SDVDU \DQJ GDSDW GLREVHUYDVL -LND KDUJD
WUDQVDNVL PHPEHULNDQ EXNWL WHUEDLN DWDV QLODL ZDMDU SDGD VDDW SHQJDNXDQ DZDO PDND
LQVWUXPHQ NHXDQJDQ SDGD DZDOQ\D GLXNXU SDGD KDUJD WUDQVDNVL GDQ VHOLVLK DQWDUD KDUJD
WUDQVDNVL GDQ QLODL \DQJ VHEHOXPQ\D GLSHUROHK GDUL PRGHO SHQLODLDQ GLDNXL GDODP ODSRUDQ
ODEDUXJLNRQVROLGDVLDQVHWHODKSHQJDNXDQDZDOWHUJDQWXQJSDGDPDVLQJPDVLQJIDNWDGDQ
NHDGDDQ GDUL WUDQVDNVL WHUVHEXW QDPXQ WLGDN OHELK ODPEDW GDUL VDDW SHQLODLDQ WHUVHEXW
GLGXNXQJ VHSHQXKQ\D ROHK GDWD GDUL SDVDU \DQJ GDSDW GLREVHUYDVL DWDX VDDW WUDQVDNVL
GLWXWXS
1LODL ZDMDU PHQFHUPLQNDQ ULVLNR NUHGLW DWDV LQVWUXPHQ NHXDQJDQ GDQ WHUPDVXN
SHQ\HVXDLDQ\DQJGLODNXNDQXQWXNPHPDVXNNDQULVLNRNUHGLW%DQNGDQSLKDNODZDQPDQD
\DQJ OHELK VHVXDL (VWLPDVL QLODL ZDMDU \DQJ GLSHUROHK GDUL PRGHO SHQLODLDQ DNDQ
GLVHVXDLNDQ XQWXN PHPSHUWLPEDQJNDQ IDNWRUIDNWRU ODLQQ\D VHSHUWL ULVLNR OLNXLGLWDV DWDX
NHWLGDNSDVWLDQ PRGHO SHQLODLDQ VHSDQMDQJ %DQN \DNLQ EDKZD NHWHUOLEDWDQ VXDWX SDVDU
SLKDNNHWLJDDNDQPHPSHUWLPEDQJNDQIDNWRUIDNWRUWHUVHEXWGDODPSHQHUDSDQKDUJDVXDWX
WUDQVDNVL
$VHWNHXDQJDQGDQSRVLVLORQJGLXNXUPHQJJXQDNDQKDUJDSHQDZDUDQOLDELOLWDVNHXDQJDQ
GDQ SRVLVL VKRUW GLXNXU PHQJJXQDNDQ KDUJD SHUPLQWDDQ -LND %DQN PHPLOLNL SRVLVL DVHW
GDQ OLDELOLWDV GLPDQD ULVLNR SDVDUQ\D VDOLQJ KDSXV PDND %DQN GDSDW PHQJJXQDNDQ QLODL
WHQJDK GDUL KDUJD SDVDU VHEDJDL GDVDU XQWXN PHQHQWXNDQ QLODL ZDMDU SRVLVL ULVLNR \DQJ
VDOLQJ KDSXV WHUVHEXW GDQ PHQHUDSNDQ SHQ\HVXDLDQ WHUKDGDS KDUJD SHQDZDUDQ DWDX
KDUJD SHUPLQWDDQ WHUKDGDS SRVLVL WHUEXND QHWWR QHW RSHQ SRVLWLRQ  PDQD \DQJ OHELK
VHVXDL

I .DVGDQ6HWDUD.DV
.RPSRQHQ.DVGDQVHWDUDNDVPHOLSXWLNDVJLURSDGD%DQN,QGRQHVLD JLURSDGD EDQNODLQ
VLPSDQDQ \DQJ VHZDNWXZDNWX ELVD GLFDLUNDQ GDQ LQYHVWDVL MDQJND SHQGHN OLNXLG ODLQQ\D
GHQJDQMDQJNDZDNWXMDWXKWHPSRWLJDEXODQDWDXNXUDQJ

J *LURSDGD%DQN,QGRQHVLDGDQ*LUR%DQN/DLQ
*LUR SDGD %DQN ,QGRQHVLD GLVDMLNDQ SDGD VDOGR SHQHPSDWDQ *LUR SDGD EDQN ODLQ GLVDMLNDQ
VHEHVDUVDOGRSHQHPSDWDQVHEHVDUELD\DSHUROHKDQGLDPRUWLVDVLPHQJJXQDNDQPHWRGHVXNX
EXQJD GLNXUDQJL FDGDQJDQ NHUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL *LUR SDGD %DQN ,QGRQHVLD GDQ %DQN
/DLQGLNODVLILNDVLNDQVHEDJDLNUHGLW\DQJGLEHULNDQGDQSLXWDQJ3DGDWDQJJDO2NWREHU
%DQN ,QGRQHVLD PHQJHOXDUNDQ 3HUDWXUDQ %DQN ,QGRQHVLD 1R3%, WHQWDQJ *LUR
:DMLE0LQLPXP *:0 %DQN8PXPSDGD%DQN,QGRQHVLDGDODPUXSLDKGDQYDOXWDDVLQJGDQ
SHUXEDKDQQ\D3%,1R3%,WDQJJDO)HEUXDUL%DQNZDMLEPHPHQXKL
D *:0GDODP5XSLDKWHUGLULGDUL
 *:03ULPHUVHEHVDUGDUL'3.GDODP5XSLDK
 *:06HNXQGHUVHEHVDUGDUL'3.GDODP5XSLDK
 *:0 /'5 VHEHVDU SHUKLWXQJDQ DQWDUD 3DUDPHWHU 'LVLQVHQWLI %DZDK DWDX 3DUDPHWHU
'LVLQVHQWLI $WDV GHQJDQ VHOLVLK DQWDUD /'5 %DQN GDQ /'5 7DUJHW GHQJDQ
PHPSHUKDWLNDQVHOLVLKDQWDUD.300EDQNGDQ.300,QVHQWLI




198
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 ,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1* ODQMXWDQ 

J *LURSDGD%DQN,QGRQHVLDGDQ*LUR%DQN/DLQ ODQMXWDQ 


%HVDUDQ GDQ SDUDPHWHU \DQJ GLJXQDNDQ GDODP SHUKLWXQJDQ *:0 /'5 GDODP UXSLDK
GLWHWDSNDQVHEDJDLEHULNXW
D %DWDVEDZDK/'57DUJHWVHEHVDU WXMXKSXOXKGHODSDQSHUVHQ 
E %DWDVDWDV/'57DUJHWVHEHVDU VHPELODQSXOXKGXDSHUVHQ 
F .300,QVHQWLIVHEHVDU HPSDWEHODVSHUVHQ 
G 3DUDPHWHU'LVLQVHQWLI%DZDKVHEHVDU QRONRPDVDWX 
H 3DUDPHWHU'LVLQVHQWLI$WDVVHEHVDU QRONRPDGXD 
E *:0GDODPYDOXWDDVLQJVHEHVDUGDUL'3.GDODPYDOXWDDVLQJ
7DWD FDUD SHPHQXKDQ *LUR :DMLE 0LQLPXP EHUGDVDUNDQ 3HUDWXUDQ %DQN ,QGRQHVLD
1R3%,WDQJJDO2NWREHU
 3HPHQXKDQ *:0 3ULPHU GDODP 5XSLDK GLKLWXQJ GHQJDQ PHPEDQGLQJNDQ VDOGR
5HNHQLQJ*LUR%DQNSDGD%DQN,QGRQHVLDVHWLDSDNKLUKDULGDODP VDWX PDVDODSRUDQ
WHUKDGDSUDWDUDWDKDULDQMXPODK'3.GDODP VDWX PDVDODSRUDQSDGD GXD PDVD
ODSRUDQVHEHOXPQ\D
 3HPHQXKDQ *:0 6HNXQGHU GDODP 5XSLDK GLKLWXQJ GHQJDQ PHPEDQGLQJNDQ MXPODK
6%, 681 6%61 GDQDWDX ([FHVV 5HVHUYH VHWLDS DNKLU KDUL GDODP  VDWX  PDVD
ODSRUDQ WHUKDGDS UDWDUDWD KDULDQ MXPODK '3. GDODP  VDWX  PDVD ODSRUDQ SDGD 
GXD PDVDODSRUDQVHEHOXPQ\D

K 3HQHPSDWDQSDGD%DQN,QGRQHVLDGDQ%DQN/DLQ
3HQHPSDWDQ SDGD %DQN ,QGRQHVLD GLVDMLNDQ VHEHVDU VDOGR SHQHPSDWDQ VHWHODK GLNXUDQJL
EXQJD GLWHULPD GLPXND VHUWD SHQHPSDWDQ SDGD EDQN ODLQ GLQ\DWDNDQ VHEHVDU VDOGR
SHQHPSDWDQ 3HQHPSDWDQ SDGD %DQN ,QGRQHVLD GDQ EDQN ODLQ GLNODVLILNDVLNDQ VHEDJDL DVHW
NHXDQJDQ GLPLOLNL KLQJJD MDWXK WHPSR 0XODL WDKXQ EXNX  %DQN WLGDN PHPEHQWXN
FDGDQJDQ NHUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL WHUVHEXW NDUHQD WLGDN WHUGDSDW EXNWL RE\HNWLI SHQXUXQDQ
QLODL

L (IHN(IHN
(IHNHIHN\DQJGLPLOLNLROHK%DQNEHUXSD6HUWLILNDW%DQN,QGRQHVLD 6%, 
(IHNHIHN GDODP NHORPSRN WHUVHGLD XQWXN GLMXDO SDGD DZDOQ\D GLXNXU SDGD QLODL ZDMDU
GLWDPEDK ELD\D WUDQVDNVL6HWHODK SHQJDNXDQ DZDO HIHNHIHN \DQJ GLNODVLILNDVLNDQ GDODP
NHORPSRNWHUVHGLDXQWXNGLMXDOGLQ\DWDNDQSDGDQLODLZDMDUQ\D
3HQGDSDWDQ EXQJD GLDNXL GDODP ODSRUDQ ODED UXJL NRPSUHKHQVLI GHQJDQ PHQJJXQDNDQ
PHWRGHVXNXEXQJDHIHNWLI
3HUXEDKDQQLODLZDMDUODLQQ\DGLDNXLVHFDUDODQJVXQJVHEDJDLSHQGDSDWDQNRPSUHKHQVLIODLQ
VDPSDLLQYHVWDVLWHUVHEXWGLMXDODWDXPHQJDODPLSHQXUXQDQQLODLSDGDVDDWPDQDNHXQWXQJDQ
GDQ NHUXJLDQ NXPXODWLI \DQJ VHEHOXPQ\D GLDNXL VHEDJDL SHQGDSDWDQ NRPSUHKHQVLI ODLQ
GLUHNODVLILNDVLNHODEDUXJLVHEDJDLSHQ\HVXDLDQUHNODVLILNDVL
1LODL ZDMDU GLWHQWXNDQ EHUGDVDUNDQ KDUJD NXRWDVL SDVDU \DQJ EHUODNX 0DQDMHPHQ DNDQ
PHQHQWXNDQQLODLZDMDUHIHNHIHNEHUGDVDUNDQPRGHO\DQJGLNHPEDQJNDQVHFDUDLQWHUQDOGDQ
HVWLPDVLWHUEDLNMLNDKDUJDSDVDU\DQJGDSDWGLDQGDONDQWLGDNWHUVHGLD
$PRUWLVDVLSUHPLGLVNRQWRXQWXNHIHNHIHN \DQJWHUVHGLD XQWXNGLMXDOGLODNXNDQVHMDNWDQJJDO
SHUROHKDQVDPSDLGHQJDQWDQJJDOMDWXKWHPSREHUGDVDUNDQPHWRGHVXNXEXQJDHIHNWLI
3HQXUXQDQ QLODL ZDMDU GL EDZDK KDUJD SHUROHKDQ WHUPDVXN DPRUWLVDVL SUHPL GDQ GLVNRQWR 
\DQJ WLGDN EHUVLIDW VHPHQWDUD GLFDWDW VHEDJDL SHQXUXQDQ SHUPDQHQ QLODL LQYHVWDVL GDQ
GLEHEDQNDQGDODPODSRUDQODEDUXJLNRPSUHKHQVLIWDKXQEHUMDODQ




199
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 ,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1* ODQMXWDQ 

M .UHGLW\DQJ'LEHULNDQ
.UHGLW \DQJ GLEHULNDQ SDGD DZDOQ\D GLXNXU SDGD QLODL ZDMDU GLWDPEDK ELD\D WUDQVDNVL \DQJ
GDSDWGLDWULEXVLNDQVHFDUDODQJVXQJGDQPHUXSDNDQELD\DWDPEDKDQXQWXNPHPSHUROHKDVHW
NHXDQJDQ WHUVHEXW GDQ VHWHODK SHQJDNXDQ DZDO GLXNXU SDGD ELD\D SHUROHKDQ GLDPRUWLVDVL
GHQJDQPHQJJXQDNDQPHWRGHVXNXEXQJDHIHNWLI
.UHGLW \DQJGLEHULNDQGLKDSXVEXNXNDQNHWLNDWLGDNWHUGDSDW SURVSHN \DQJUHDOLVWLVPHQJHQDL
SHQJHPEDOLDQ SLQMDPDQ 3LQMDPDQ \DQJ WLGDN GDSDW GLOXQDVL GLKDSXVEXNXNDQ GHQJDQ
PHQGHELWFDGDQJDQNHUXJLDQSHQXUXQDQQLODL
3HQHULPDDQ NHPXGLDQ DWDV NUHGLW \DQJ GLEHULNDQ \DQJ WHODK GLKDSXVEXNXNDQ SDGD WDKXQ
EHUMDODQ GLNUHGLWNDQ GHQJDQ PHQ\HVXDLNDQ SDGD DNXQ FDGDQJDQ 3HQHULPDDQ NHPEDOL DWDV
3LQMDPDQ<DQJ'LEHULNDQ\DQJWHODKGLKDSXVEXNXNDQSDGDWDKXQVHEHOXPQ\DGLFDWDWVHEDJDL
SHQGDSDWDQRSHUDVLRQDOODLQQ\D
3DGDVHWLDSWDQJJDOQHUDFD%DQNPHQJHYDOXDVLDSDNDKWHUGDSDWEXNWL \DQJ RE\HNWLIEDKZD
DVHW NHXDQJDQ DWDX NHORPSRN DVHW NHXDQJDQ PHQJDODPL SHQXUXQDQ QLODL $VHW NHXDQJDQ
DWDX NHORPSRN DVHWNHXDQJDQ GLWXUXQNDQ QLODLQ\D GDQ SHQXUXQDQ QLODL WHODK WHUMDGL MLND GDQ
KDQ\DMLNDWHUGDSDWEXNWL\DQJRE\HNWLIPHQJHQDLSHQXUXQDQQLODLWHUVHEXWVHEDJDLDNLEDWGDUL
VDWX DWDX OHELK SHULVWLZD \DQJ WHUMDGL VHWHODK SHQJDNXDQ DZDO DVHW WHUVHEXW SHULVWLZD \DQJ
PHUXJLNDQ  GDQ SHULVWLZD \DQJ PHUXJLNDQ WHUVHEXW EHUGDPSDN SDGDHVWLPDVL DUXVNDVPDVD
GHSDQ DWDV DVHW NHXDQJDQ DWDX NHORPSRN DVHW NHXDQJDQ \DQJ GDSDW GLHVWLPDVL VHFDUD
KDQGDO

N 3HQ\HUWDDQ6DKDP
3HQ\HUWDDQ VDKDP  PHUXSDNDQ SHQDQDPDQ GDQD GDODP EHQWXN VDKDP SDGD SHUXVDKDDQ
QRQSXEOLN \DQJ EHUJHUDN GL ELGDQJ MDVD NHXDQJDQ \DQJ WLGDN PHODOXL SDVDU PRGDO XQWXN
WXMXDQMDQJNDSDQMDQJ
3HQ\HUWDDQ VDKDP GL SHUXVDKDDQ DVRVLDVL GHQJDQ SHUVHQWDVH NHSHPLOLNDQ  VDPSDL
GHQJDQGLFDWDWGHQJDQPHWRGHHNXLWDV\DLWXSHQ\HUWDDQGLFDWDWVHEHVDUELD\DSHUROHKDQ
GLVHVXDLNDQ GHQJDQ EDJLDQ %DQN DWDV HNXLWDV SHUXVDKDDQ DVRVLDVL GDQ GLNXUDQJL GHQJDQ
SHQHULPDDQGLYLGHQVHMDNWDQJJDOSHUROHKDQGLNXUDQJLFDGDQJDQNHUXJLDQSHQXUXQDQQLODL
8QWXN SHQ\HUWDDQ VDKDP GHQJDQ SHUVHQWDVH NHSHPLOLNDQ GL EDZDK  GLFDWDW GHQJDQ
PHWRGH ELD\D 'HQJDQ PHWRGH LQL SHQ\HUWDDQ VDKDP GLFDWDW VHEHVDU ELD\D SHUROHKDQ
GLNXUDQJL GHQJDQ FDGDQJDQ NHUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL 3DGD WDQJJDO QHUDFD SHQ\HUWDDQ LQL
GLVDMLNDQ VHVXDL GHQJDQ 36$.  UHYLVL   3HQGDSDWDQ GLYLGHQ GLDNXL SDGD VDDW
NHSXWXVDQSHPEDJLDQGLYLGHQGLXPXPNDQ
&DGDQJDQNHUXJLDQSHQXUXQDQQLODLDWDVSHQ\HUWDDQGLEHQWXNDSDELODEHUGDVDUNDQSHQGDSDW
PDQDMHPHQWHUGDSDWSHQXUXQDQQLODLVHFDUDSHUPDQHQDWDVQLODLSHQ\HUWDDQ
3DGD VHWLDS WDQJJDO QHUDFD EDQNPHQJHYDOXDVL DSDNDK WHUGDSDW EXNWL \DQJ RE\HNWLI EDKZD
DVHWNHXDQJDQDWDXNHORPSRNDVHWNHXDQJDQPHQJDODPLSHQXUXQDQQLODL

 


200
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 ,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1* ODQMXWDQ 

O 3HPEHQWXNDQ&DGDQJDQ.HUXJLDQ3HQXUXQDQ1LODLGDUL$VHW.HXDQJDQ
3DGDVHWLDSDNKLUSHULRGHSHODSRUDQ%DQNPHQLODLDSDNDKWHUGDSDWEXNWLRE\HNWLIEDKZDDVHW
NHXDQJDQDWDXNHORPSRNDVHWNHXDQJDQWHODKPHQJDODPLSHQXUXQDQQLODL$VHWNHXDQJDQDWDX
NHORPSRN DVHWNHXDQJDQ GLWXUXQNDQ QLODLQ\D GDQ NHUXJLDQSHQXUXQDQ QLODL WHUMDGL KDQ\D MLND
WHUGDSDWEXNWL RE\HNWLI EDKZD SHQXUXQDQ QLODLPHUXSDNDQ DNLEDW GDUL VDWX DWDX OHELKSHULVWLZD
\DQJ WHUMDGL VHWHODK SHQJDNXDQDZDO DVHW SHULVWLZD NHUXJLDQ  GDQSHULVWLZD NHUXJLDQ DWDX
SHULVWLZD WHUVHEXWPHPLOLNLGDPSDNSDGDHVWLPDVLDUXVNDVPDVDGDWDQJDWDVDVHWNHXDQJDQ
DWDXNHORPSRNDVHWNHXDQJDQ\DQJGDSDWGLHVWLPDVLVHFDUDDQGDO
.ULWHULD \DQJ GLJXQDNDQ ROHK HQWLWDV XQWXN PHQHQWXNDQ EXNWL RE\HNWLI GDUL SHQXUXQDQ QLODL
DGDODKVHEDJDLEHULNXW
  .HVXOLWDQNHXDQJDQVLJQLILNDQ\DQJGLDODPLSHQHUELWDWDXSLKDNGHELWXU
  3HODQJJDUDQNRQWUDNVHSHUWLWHUMDGLQ\DZDQSUHVWDVLDWDXWXQJJDNDQSHPED\DUDQSRNRN
DWDXEXQJD
  3LKDN SHPEHUL SLQMDPDQ GHQJDQ DODVDQ HNRQRPL DWDX KXNXP VHKXEXQJDQ GHQJDQ
NHVXOLWDQNHXDQJDQ\DQJGLDODPLSLKDNGHELWXUPHPEHULNDQNHULQJDQDQ NRQVHQVL SDGD
SLKDN SHPLQMDP \DQJ WLGDN PXQJNLQ GLEHULNDQ MLND SLKDN SHPLQMDP WLGDN PHQJDODPL
NHVXOLWDQWHUVHEXW
  7HUGDSDW NHPXQJNLQDQ EDKZD SLKDN GHELWXU DNDQ GLQ\DWDNDQ SDLOLW DWDX PHODNXNDQ
UHRUJDQLVDVLNHXDQJDQODLQQ\D
  +LODQJQ\DSDVDUDNWLIGDULDVHWNHXDQJDQDWDX
  'DWD\DQJGDSDWGLREVHUYDVLPHQJLQGLNDVLNDQDGDQ\DSHQXUXQDQ\DQJGDSDWGLXNXUDWDV
HVWLPDVLDUXVNDVPDVDGDWDQJGDULNHORPSRNDVHWNHXDQJDQVHMDNSHQJDNXDQDZDODVHW
GLPDNVXG PHVNLSXQ SHQXUXQDQQ\D EHOXP GDSDW GLLGHQWLILNDVL WHUKDGDS DVHW NHXDQJDQ
VHFDUDLQGLYLGXDOWHUKDGDSNHORPSRNDVHWWHUVHEXWWHUPDVXN
D  0HPEXUXNQ\DVWDWXVSHPED\DUDQSLKDNGHELWXUGDODPNHORPSRNWHUVHEXWGDQ
E  .RQGLVL HNRQRPL QDVLRQDO DWDX ORNDO \DQJ EHUNRUHODVL GHQJDQ ZDQSUHVWDVL DWDX DVHW
GDODPNHORPSRNWHUVHEXW
(VWLPDVL SHULRGH DQWDUD WHUMDGLQ\D SHULVWLZD GDQ WHULGHQWLILNDVLQ\D NHUXJLDQ GLWHQWXNDQ ROHK
PDQDMHPHQXQWXNVHWLDSSRUWRIROLRGLLGHQWLILNDVL3DGDXPXPQ\DSHULRGHWHUVHEXWEHUYDULDVL
DQWDUDGDQEXODQXQWXNNDVXVWHUWHQWXGLSHUOXNDQSHULRGH\DQJOHELKODPD
%DQN SHUWDPD NDOL PHQHQWXNDQ DSDNDK WHUGDSDW EXNWL RE\HNWLI SHQXUXQDQ QLODL VHFDUD
LQGLYLGXDO GDQ VHFDUD LQGLYLGXDO DWDX NROHNWLI XQWXN DVHW NHXDQJDQ \DQJ WLGDN VLJQLILNDQ
VHFDUD LQGLYLGXDO -LND %DQN PHQHQWXNDQ WLGDN WHUGDSDW EXNWL RE\HNWLI PHQJHQDL SHQXUXQDQ
QLODL DWDV DVHW NHXDQJDQ \DQJ GLQLODLVHFDUDLQGLYLGXDO WHUOHSDV DVHW NHXDQJDQ
WHUVHEXWVLJQLILNDQDWDXWLGDNPDND%DQNPHPDVXNNDQDVHWWHUVHEXWNHGDODPDVHWNHXDQJDQ
\DQJ PHPLOLNL NDUDNWHULVWLN ULVLNR NUHGLW \DQJ VHUXSD GDQ PHQLODL SHQXUXQDQ QLODL NHORPSRN
WHUVHEXWVHFDUDNROHNWLI
$VHW \DQJ SHQXUXQDQ QLODLQ\D GLQLODL VHFDUD LQGLYLGXDO GDQ XQWXN LWX SHQXUXQDQ QLODL GLDNXL
DWDX WHWDS GLDNXL WLGDN WHUPDVXN GDODP SHQLODLDQ SHQXUXQDQ QLODL VHFDUD NROHNWLI -XPODK
SHQXUXQDQQLODLGLXNXUEHUGDVDUNDQVHOLVLKDQWDUDQLODLWHUFDWDWQLODLNLQLDVHWNHXDQJDQGHQJDQ
HVWLPDVLDUXVNDVPDVDGDWDQJ \DQJGLGLVNRQWRNDQPHQJJXQDNDQWLQJNDWVXNXEXQJDHIHNWLI
DZDO GDUL DVHW NHXDQJDQ WHUVHEXW 1LODL WHUFDWDW DVHW WHUVHEXW GLNXUDQJL PHODOXL DNXQ
&DGDQJDQ .HUXJLDQ 3HQXUXQDQ 1LODL GDQ EHEDQ &DGDQJDQ .HUXJLDQ 3HQXUXQDQ 1LODL GLDNXL
SDGDODSRUDQODEDUXJL

 


201
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 ,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1* ODQMXWDQ 

O 3HPEHQWXNDQ&DGDQJDQ.HUXJLDQ3HQXUXQDQ1LODLGDUL$VHW.HXDQJDQ ODQMXWDQ 


-LNDSLQMDPDQ\DQJGLEHULNDQDWDXLQYHVWDVLGLPLOLNLKLQJJJDMDWXKWHPSRPHPLOLNLVXNXEXQJD
YDULDEHOPDNDGLVNRQWR\DQJGLJXQDNDQXQWXNPHQJXNXUVHWLDSSHQXUXQDQQLODLDGDODKVXNX
EXQJD HIHNWLI \DQJ EHUODNX GLWHWDSNDQ GDODP NRQWUDN6HEDJDL SDQGXDQ SUDNWLV %DQN GDSDW
PHQJXNXU SHQXUXQDQ QLODL EHUGDVDUNDQ QLODL ZDMDU LQVWUXPHQ GHQJDQ PHQJJXQDNDQ KDUJD
SDVDU\DQJGDSDWGLREVHUYDVL
'DODPPHQJHYDOXDVLSHQXUXQDQQLODLVHFDUDNROHNWLI%DQNPHQJJXQDNDQPRGHOVWDWLVWLNGDUL
WUHQ SUREDELOLW\ RI GHIDXOW 3'  GL PDVD ODOX ZDNWX SHPXOLKDQ GDQ MXPODK NHUXJLDQ \DQJ
WHUMDGL \DQJ GLVHVXDLNDQ GHQJDQ SHUWLPEDQJDQ PDQDMHPHQ PHQJHQDL DSDNDK NRQGLVL
HNRQRPL GDQ NRQGLVL NUHGLW VDDW LQL PXQJNLQ PHQ\HEDENDQ NHUXJLDQ DNWXDO OHELK EHVDU DWDX
OHELKNHFLOGDULSDGD\DQJGLKDVLONDQROHKPRGHOVWDWLVWLN7LQJNDWZDQSUHVWDVLWLQJNDWNHUXJLDQ
GDQZDNWXSHPXOLKDQ \DQJGLKDUDSNDQGLPDVDGDWDQJVHFDUDEHUNDODGLEDQGLQJNDQGHQJDQ
KDVLO DNWXDO \DQJ GLSHUROHK XQWXN PHPDVWLNDQ EDKZD PRGHO VWDWLVWLN \DQJ GLJXQDNDQ PDVLK
PHPDGDL
-LNDSHUV\DUDWDQNUHGLWSLXWDQJDWDXHIHN\DQJGLPLOLNLKLQJJDMDWXKWHPSRGLQHJRVLDVLXODQJ
DWDX GLPRGLILNDVL NDUHQD GHELWXU DWDX SHQHUELW PHQJDODPL NHVXOLWDQ NHXDQJDQ PDND
SHQXUXQDQQLODLGLXNXUGHQJDQVXNXEXQJDHIHNWLIDZDO\DQJGLJXQDNDQVHEHOXPSHUV\DUDWDQ
GLXEDK
8QWXN LQYHVWDVL SDGD LQVWUXPHQ HNXLWDV \DQJ GLNODVLILNDVLNDQ VHEDJDL WHUVHGLD XQWXN GLMXDO
SHQXUXQDQ QLODL ZDMDU HIHN \DQJ VLJQLILNDQ GDQ EHUNHSDQMDQJDQ GL EDZDK KDUJD SHUROHKDQ
GDSDWGLDQJJDSVHEDJDLLQGLNDWRUEDKZDDVHWWHUVHEXWPHQJDODPLSHQXUXQDQQLODL
$VHWGLFDWDWVHEHVDUKDUJDSHUROHKDQGLDPRUWLVDVL
8QWXN NDWHJRUL SLQMDPDQ \DQJ GLEHULNDQGDQ SLXWDQJ MXPODK NHUXJLDQ GLXNXUVHEHVDU VHOLVLK
DQWDUD QLODL WHUFDWDW DVHWGDQ QLODL NLQL GDUL HVWLPDVL DUXV NDVPDVD GDWDQJ GLHVWLPDVL WLGDN
WHUPDVXNNHUXJLDQNUHGLWPDVDGHSDQ\DQJEHOXPWHUMDGL \DQJGLGLVNRQWRPHQJJXQDNDQVXNX
EXQJD HIHNWLI DZDO GDUL DVHWWHUVHEXW 1LODL WHUFDWDW DVHW GLNXUDQJLGDQ MXPODK NHUXJLDQ GLDNXL
SDGDODSRUDQ ODED UXJL -LND SLQMDPDQ \DQJGLEHULNDQ PHPLOLNL WLQJNDW EXQJDPHQJDPEDQJ
WLQJNDW GLVNRQWR \DQJGLJXQDNDQ XQWXN PHQJXNXU NHUXJLDQSHQXUXQDQ QLODL DGDODK WLQJNDW
EXQJDHIHNWLI VDDW LQL \DQJ GLWHQWXNDQ GDODPNRQWUDN 8QWXN DODVDQ SUDNWLV %DQN GDSDW
PHQJXNXU SHQXUXQDQ QLODLEHUGDVDUNDQ QLODL ZDMDU LQVWUXPHQWGHQJDQ PHQJJXQDNDQ KDUJD
SDVDU\DQJGDSDWGLREVHUYDVL
-LND SDGD SHULRGH VHODQMXWQ\D MXPODKSHQXUXQDQ QLODL EHUNXUDQJ GDQSHQXUXQDQ WHUVHEXW
GDSDW GLKXEXQJNDQVHFDUD RE\HNWLI GHQJDQ SHULVWLZD \DQJWHUMDGL VHWHODK SHQXUXQDQ QLODL
GLDNXL PLVDOQ\DPHQLQJNDWQ\DSHULQJNDWNUHGLWGHELWXU SHPXOLKDQDWDVMXPODKSHQXUXQDQQLODL
\DQJWHODKGLDNXLVHEHOXPQ\DGLDNXLSDGDODSRUDQODEDUXJL
$VHWGLNODVLILNDVLNDQVHEDJDLWHUVHGLDXQWXNGLMXDO
-LND WHUGDSDW EXNWL \DQJ RE\HNWLI DWDVSHQXUXQDQ QLODL DVHW NHXDQJDQ WHUVHGLDXQWXN GLMXDO
NHUXJLDQ NXPXODWLI GLXNXUVHEDJDL VHOLVLK DQWDUD KDUJD SHUROHKDQDNXLVLVL GDQ QLODL ZDMDU NLQL
GLNXUDQJLNHUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL DWDV DVHWNHXDQJDQ WHUVHEXW \DQJ VHEHOXPQ\DGLDNXL SDGD
ODSRUDQ ODED UXJL±GLSLQGDKNDQ GDUL HNXLWDV GDQ GLDNXLSDGD ODSRUDQ ODED UXJL
.HUXJLDQSHQXUXQDQ QLODL LQVWUXPHQ HNXLWDV \DQJGLDNXL SDGD ODSRUDQ ODED UXJL WLGDNGDSDW
GLSXOLKNDQPHODOXLODSRUDQODEDUXJL
-LND SDGD SHULRGH EHULNXWQ\D QLODLZDMDU LQVWUXPHQ XWDQJ \DQJGLNODVLILNDVLNDQ VHEDJDL
WHUVHGLDXQWXNGLMXDOPHQLQJNDWGDQSHQLQJNDWDQQ\DGDSDWGLKXEXQJNDQVHFDUDRE\HNWLIGHQJDQ
SHULVWLZD VHWHODK SHQXUXQDQQLODL GLDNXL SDGD ODSRUDQ ODED UXJLNHUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL
GLSXOLKNDQPHODOXLODSRUDQODEDUXJL




202
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 ,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1* ODQMXWDQ 

O 3HPEHQWXNDQ&DGDQJDQ.HUXJLDQ3HQXUXQDQ1LODLGDUL$VHW.HXDQJDQ ODQMXWDQ 


$VHWGLNODVLILNDVLNDQVHEDJDLWHUVHGLDXQWXNGLMXDO ODQMXWDQ 
.HWLNDNUHGLW\DQJGLEHULNDQWLGDNWHUWDJLKNUHGLWWHUVHEXWGLKDSXVEXNXGHQJDQPHQMXUQDOEDOLN
&DGDQJDQ.HUXJLDQ3HQXUXQDQ1LODL.UHGLWWHUVHEXWEDUXGDSDWGLKDSXVEXNXVHWHODKVHPXD
SURVHGXU \DQJ GLSHUOXNDQ WHODK GLODNXNDQ GDQ MXPODK NHUXJLDQ WHODK GLWHQWXNDQ %HEDQ
SHQXUXQDQ QLODL \DQJ WHUNDLW GHQJDQ NUHGLW \DQJ GLEHULNDQ GDQ HIHNHIHN VHUWD 2EOLJDVL
3HPHULQWDK GL GDODP NDWHJRUL GLPLOLNL KLQJJD MDWXK WHPSR GDQ SLQMDPDQ \DQJ GLEHULNDQ GDQ
SLXWDQJ GLNODVLILNDVLNDQNHGDODP³&DGDQJDQ.HUXJLDQ3HQXUXQDQ1LODL´ &.31 
-LND SDGD SHULRGH EHULNXWQ\D MXPODK SHQXUXQDQ QLODL EHUNXUDQJ GDQ SHQJXUDQJDQ WHUVHEXW
GDSDW GLNDLWNDQ VHFDUD RE\HNWLI SDGD SHULVWLZD \DQJ WHUMDGL VHWHODK SHQXUXQDQ QLODL GLDNXL
VHSHUWLPHQLQJNDWQ\DSHULQJNDWNUHGLWGHELWXU PDNDSHQXUXQDQQLODL\DQJVHEHOXPQ\DGLDNXL
KDUXV GLSXOLKNDQ GHQJDQ PHQ\HVXDLNDQ DNXQ FDGDQJDQ -XPODK SHPXOLKDQ DVHW NHXDQJDQ
GLDNXLSDGDODSRUDQODEDUXJL

P$VHW7HWDS
$VHWWHWDSSDGDDZDOQ\DGLQ\DWDNDQVHEHVDUKDUJDSHUROHKDQ6HWHODKSHQJXNXUDQDZDODVHW
WHWDSGLXNXU GHQJDQ PRGHO ELD\D GLFDWDW SDGD KDUJDSHUROHKDQ GLNXUDQJL DNXPXODVL
SHQ\XVXWDQ GDQDNXPXODVL SHQXUXQDQ QLODL 7DQDK GLQ\DWDNDQ VHEHVDU KDUJD SHUROHKDQ GDQ
WLGDNGLVXVXWNDQ
+DUJDSHUROHKDQPHQFDNXSKDUJDSHPEHOLDQGDQVHPXDEHEDQ\DQJWHUNDLWVHFDUDODQJVXQJ
XQWXN PHPEDZD DVHW WHUVHEXW NH ORNDVL GDQ NRQGLVL \DQJ GLSHUOXNDQ XQWXN PHPXQJNLQNDQ
DVHWWHUVHEXWEHURSHUDVLVHEDJDLPDQDGLWHQWXNDQROHKPDQDMHPHQ
%LD\DELD\D VHWHODK SHQJDNXDQ DZDO GLDNXL VHEDJDL EDJLDQ QLODL WHUFDWDW DVHW DWDX VHEDJDL
DVHW \DQJ WHUSLVDK VHEDJDLPDQD PHVWLQ\D KDQ\D MLND NHPXQJNLQDQ EHVDU %DQN PHQGDSDW
PDQIDDWHNRQRPLVGLPDVDGHSDQEHUNHQDDQGHQJDQDVHWWHUVHEXWGDQELD\DSHUROHKDQDVHW
GDSDW GLXNXU GHQJDQ DQGDO 1LODL WHUFDWDW GDUL NRPSRQHQ \DQJ GLJDQWL GLKDSXVNDQ %LD\D
SHUEDLNDQGDQSHPHOLKDUDDQGLEHEDQNDQNHGDODPODSRUDQODEDUXJLGDODPSHULRGHNHXDQJDQ
NHWLNDELD\DELD\DWHUVHEXWWHUMDGL
%LD\D OHJDO DZDO XQWXN PHQGDSDWNDQ KDNOHJDO GLDNXL VHEDJDL EDJLDQ ELD\D DNXLVLVLWDQDK
ELD\DELD\D WHUVHEXW WLGDNGLGHSUHVLDVLNDQ %LD\D WHUNDLW GHQJDQSHPEDUXDQ KDN DWDV WDQDK
GLDNXLVHEDJDLDVHWWDNEHUZXMXGGDQGLDPRUWLVDVLVHSDQMDQJXPXUKXNXPKDN
3HQ\XVXWDQ DVHW WHWDS VHODLQ WDQDK GLKLWXQJ GHQJDQ PHQJJXQDNDQ PHWRGH JDULV OXUXV
VWUDLJKW OLQHPHWKRG XQWXN PHQJDORNDVLNDQ KDUJD SHUROHKDQ KLQJJD PHQFDSDL QLODL VLVDQ\D
VHSDQMDQJHVWLPDVLPDVDPDQIDDWQ\DVHEDJDLEHULNXW
  
7DULI 0DVDPDQIDDW 1LODL5HVLGX

3HQ\XVXWDQ
%DQJXQDQ  7DKXQ 1LKLO
3HUDQJNDWOXQDNPLQLNRPSXWHU  7DKXQ 1LKLO
,QYHQWDULVNDQWRUGDQSHUDODWDQNDQWRU   7DKXQ 7DKXQ 1LKLO
 GDUL
.HQGDUDDQ   7DKXQ 7DKXQ +DUJD3HUROHKDQ
.RPSXWHU  7DKXQ 1LKLO
3HUDQJNDWNHUDVPLQLNRPSXWHU  7DKXQ 1LKLO





203
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 ,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1* ODQMXWDQ 

P$VHW7HWDS ODQMXWDQ 
3DGD VHWLDS WDQJJDO QHUDFD %DQN PHODNXNDQ SHQHODDKDQ XQWXN PHQHWDSNDQ VLVD PDVD
PDQIDDW PHQJLQGHQWLILNDVL DSDNDK WHUMDGL SHUXEDKDQ GL GDODP QLODL UHVLGX GDQ PHWRGH
DNXQWDQVLVHUWDXQWXNPHPXWXVNDQDSDNDKWHUGDSDWLQGLNDVLSHQXUXQDQQLODL
$SDELOD DVHW WHWDS WLGDN GLJXQDNDQ ODJL DWDX GLMXDO PDND QLODL WHUFDWDW GDQ DNXPXODVL
SHQ\XVXWDQQ\DGLNHOXDUNDQGDULODSRUDQSRVLVLNHXDQJDQGDQNHXQWXQJDQDWDXNHUXJLDQ\DQJ
WHUMDGLGLDNXLGDODPODSRUDQODEDUXJLWDKXQEHUMDODQ
%HEDQ SHUEDLNDQ GDQ SHPHOLKDUDDQ GLEHEDQNDQ NH GDODP ODSRUDQ ODED UXJL WDKXQ EHUMDODQ
%HEDQUHQRYDVLGDQSHQDPEDKDQ\DQJMXPODKQ\DVLJQLILNDQGLFDWDWVHEDJDLEDJLDQGDULQLODL
WHUFDWDW DVHW \DQJ EHUVDQJNXWDQ DSDELOD NHPXQJNLQDQ EHVDU %DQN DNDQ PHQGDSDWNDQ
PDQIDDW HNRQRPL PDVD GHSDQ GDUL DVHW WHUVHEXW \DQJ PHOHELKL VWDQGDU NLQHUMD \DQJ
GLSHUNLUDNDQVHEHOXPQ\D
$SDELOD QLODL WHUFDWDW DVHW OHELK EHVDU GDUL QLODL \DQJ GDSDW GLSHUROHK NHPEDOL QLODL WHUFDWDW
DVHWGLWXUXQNDQPHQMDGLVHEHVDUQLODL\DQJGDSDWGLSHUROHKNHPEDOL\DQJGLWHQWXNDQVHEDJDL
QLODLWHUWLQJJLDQWDUDKDUJDMXDOQHWRGDQQLODL\DQJGLSDNDL
$NXPXODVLELD\DNRQVWUXNVLEDQJXQDQGDQSHPDVDQJDQSHUDODWDQNDQWRUGLNDSLWDOLVDVLVHEDJDL
DVHW GDODP SHQ\HOHVDLDQ %LD\DWHUVHEXW GLUHNODVLILNDVL NH DNXQ DVHW WHWDSSDGD VDDW SURVHV
NRQVWUXNVL DWDXSHPDVDQJDQ VHOHVDL 3HQ\XVXWDQ GLPXODLSDGD VDDW DVHW WHUVHEXW VLDS
XQWXNGLJXQDNDQVHVXDLGHQJDQWXMXDQ\DQJGLLQJLQNDQPDQDMHPHQ
%LD\D EXQJD GDQ ELD\D SLQMDPDQ ODLQQ\DVHSHUWL ELD\D GLVNRQWR SLQMDPDQ EDLN \DQJVHFDUD
ODQJVXQJ DWDX WLGDN ODQJVXQJGLJXQDNDQ XQWXN SHQGDQDDQ NRQVWUXNVLDVHW NXDOLILNDVLDQ
GLNDSLWDOLVDVL KLQJJD DVHWWHUVHEXW VHOHVDL GLNRQVWUXNVL 8QWXN ELD\DSLQMDPDQ \DQJ GDSDW
GLDWULEXVLNDQ VHFDUDODQJVXQJ SDGD DVHW NXDOLILNDVLDQ MXPODK\DQJ GLNDSLWDOLVDVL GLWHQWXNDQ
GDUL ELD\DSLQMDPDQ DNWXDO \DQJ WHUMDGL VHODPDSHULRGH EHUMDODQ GLNXUDQJL SHQJKDVLODQ\DQJ
GLSHUROHK GDUL LQYHVWDVL VHPHQWDUD DWDVGDQD KDVLO SLQMDPDQ WHUVHEXW 8QWXNSLQMDPDQ \DQJ
WLGDN GDSDW GLDWULEXVLNDQVHFDUD ODQJVXQJ SDGD VXDWX DVHWNXDOLILNDVLDQ MXPODK \DQJ
GLNDSLWDOLVDVLGLWHQWXNDQ GHQJDQ PHQJDOLNDQ WLQJNDWNDSLWDOLVDVL WHUKDGDS MXPODK
\DQJGLNHOXDUNDQ XQWXN PHPSHUROHK DVHWNXDOLILNDVLDQ 7LQJNDW NDSLWDOLVDVL
GLKLWXQJEHUGDVDUNDQUDWDUDWDWHUWLPEDQJELD\DSLQMDPDQ \DQJGLEDJLGHQJDQMXPODKSLQMDPDQ
\DQJ WHUVHGLD VHODPD SHULRGHVHODLQ SLQMDPDQ \DQJ VHFDUD VSHVLILNGLDPELO XQWXN WXMXDQ
PHPSHUROHKVXDWXDVHWNXDOLILNDVLDQ

Q$JXQDQ\DQJ'LDPELO$OLK $<'$ 
$JXQDQ<DQJ'LDPELO$OLK $<'$ DGDODKDVHW\DQJGLSHUROHK%DQNEDLNPHODOXLSHOHODQJDQ
PDXSXQGLOXDUSHOHODQJDQEHUGDVDUNDQSHQ\HUDKDQVHFDUDVXNDUHODROHKSHPLOLNDJXQDQDWDX
EHUGDVDUNDQ NXDVD XQWXN PHQMXDO GLOXDU OHODQJ GDUL SHPLOLN DJXQDQ GDODP KDO GHELWXU WLGDN
PHPHQXKLNHZDMLEDQQ\DNHSDGD%DQN$<'$PHUXSDNDQMDPLQDQNUHGLW\DQJGLEHULNDQ\DQJ
WHODKGLDPELODOLKVHEDJDLEDJLDQGDULSHQ\HOHVDLDQNUHGLW \DQJGLEHULNDQGDQGLVDMLNDQSDGD
³$VHW/DLQODLQ´
$VHW \DQJ WLGDN GLJXQDNDQ DGDODK DVHW WHWDS GDODP EHQWXN SURSHUWL \DQJ GLPLOLNL ROHK %DQN
WHWDSLWLGDNGLJXQDNDQXQWXNNHJLDWDQXVDKDRSHUDVLRQDO%DQN
$JXQDQ \DQJ GLDPELO DOLK VHKXEXQJDQ GHQJDQ SHQ\HOHVDLDQ NUHGLW GLQ\DWDNDQ EHUGDVDUNDQ
QLODL WHUHQGDK DQWDUD QLODL WHUFDWDW SLQMDPDQ \DQJ GLEHULNDQ WHUNDLW DWDX QLODL UHDOLVDVL EHUVLK
GDUL DJXQDQ \DQJ GLDPELO DOLK 1LODL UHDOLVDVL EHUVLK DGDODK QLODL ZDMDU DJXQDQ \DQJ GLDPELO
DOLK VHWHODK GLNXUDQJL EHEDQ SHOHSDVDQ 6HOLVLK OHELK DQWDUD QLODL WHUFDWDW GDQ QLODL UHDOLVDVL
EHUVLK GLFDWDW VHEDJDL FDGDQJDQ SHQXUXQDQ QLODL GDQ GLEHEDQNDQ SDGD ODSRUDQ ODED UXJL
WDKXQEHUMDODQ


204
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 ,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1* ODQMXWDQ 

Q$JXQDQ\DQJ'LDPELO$OLK $<'$  ODQMXWDQ 


%HEDQEHEDQ \DQJ EHUNDLWDQ GHQJDQ SHPHOLKDUDDQ $<'$ GDQ SURSHUWL GLEHEDQNDQ NH
ODSRUDQODEDUXJLWDKXQEHUMDODQSDGDVDDWWHUMDGLQ\D%LODWHUMDGLSHQXUXQDQQLODL\DQJEHUVLIDW
SHUPDQHQ PDND QLODL WHUFDWDWQ\D GLNXUDQJL XQWXN PHQJDNXL SHQXUXQDQ WHUVHEXW GDQ
NHUXJLDQQ\DGLEHEDQNDQSDGDODSRUDQODEDUXJLNRQVROLGDVLWDKXQEHUMDODQ
1LODLWHUFDWDWGDULDVHW \DQJEXNDQDVHWNHXDQJDQPLOLN%DQNNHFXDOLDVHWSDMDNWDQJJXKDQ
GLWHODDKVHWLDSWDQJJDOSHODSRUDQXQWXNPHQHQWXNDQDSDNDKWHUGDSDWLQGLNDVLSHQXUXQDQQLODL
-LNDLQGLNDVLWHUVHEXWDGDPDNDQLODL\DQJGDSDWGLSXOLKNDQGDULDVHWWHUVHEXWDNDQGLHVWLPDVL
8QWXN JRRGZLOO GDQ DVHW WDN EHUZXMXG \DQJ PHPLOLNL PDVD PDQIDDW \DQJ WLGDN GDSDW
GLWHQWXNDQ DWDX WLGDN WHUVHGLD XQWXN GLJXQDNDQ PDND QLODL \DQJ GDSDW GLSXOLKNDQ KDUXV
GLHVWLPDVLVHWLDSWDKXQQ\DSDGDVDDW\DQJVDPD

R&DGDQJDQNHUXJLDQSHQXUXQDQQLODLDWDVDVHW\DQJEXNDQDVHWNHXDQJDQ
1LODLWHUFDWDWGDULDVHW \DQJEXNDQDVHWNHXDQJDQPLOLN%DQNNHFXDOLDVHWSDMDNWDQJJXKDQ
GLWHODDKVHWLDSWDQJJDOSHODSRUDQXQWXNPHQHQWXNDQDSDNDKWHUGDSDWLQGLNDVLSHQXUXQDQQLODL
-LNDLQGLNDVLWHUVHEXWDGDPDNDQLODL\DQJGDSDWGLSXOLKNDQGDULDVHWWHUVHEXWDNDQGLHVWLPDVL
8QWXNJRRGZLOOGDQDVHWWDNEHUZXMXG\DQJPHPLOLNLPDVDPDQIDDW\DQJWLGDNGDSDWGLWHQWXNDQ
DWDXWLGDNWHUVHGLDXQWXNGLJXQDNDQPDNDQLODL\DQJGDSDWGLSXOLKNDQKDUXVGLHVWLPDVLVHWLDS
WDKXQQ\DSDGDVDDW\DQJVDPD
1LODL \DQJ GDSDW GLSHUROHK NHPEDOL GDUL VXDWX DVHW DWDX XQLW SHQJKDVLO NDV DGDODK VHEHVDU
MXPODK \DQJ OHELK WLQJJL DQWDUD QLODL SDNDLQ\D GDQ QLODL ZDMDU DVHW DWDX XQLW SHQJKDVLO NDV
GLNXUDQJL ELD\D XQWXN PHQMXDO 'DODP PHQLODL QLODL SDNDL HVWLPDVL DUXV NDV PDVD GHSDQ
GLGLVNRQWRNDQ NH QLODL VHNDUDQJ GHQJDQ PHQJJXQDNDQ WLQJNDW GLVNRQWR VHEHOXP SDMDN \DQJ
PHQFHUPLQNDQSHQLODLDQSDVDUVDDWLQLWHUKDGDSQLODLNDVNLQLGDQULVLNRVSHVLILNWHUKDGDSDVHW
WHUVHEXW
8QWXN WXMXDQ SHQJXMLDQ SHQXUXQDQ QLODL DVHW \DQJ WLGDN GDSDW GLXML VHFDUD LQGLYLGXDO DNDQ
GLJDEXQJNDQ GDODP NHORPSRN \DQJ OHELK NHFLO \DQJ PHPEHULNDQ DUXV NDV PDVXN GDUL
SHQJJXQDDQ EHUNHODQMXWDQ \DQJ VHEDJLDQ EHVDU LQGHSHQGHQ WHUKDGDS DUXV NDV PDVXN DWDV
DVHWODLQQ\DDWDXNHORPSRNDVHW ³8QLW3HQJKDVLO.DV´DWDX³83.´ 
&DGDQJDQSHQXUXQDQQLODLGLDNXLMLNDQLODLWHUFDWDWGDULVXDWXDVHWDWDX83.PHOHELKLQLODL\DQJ
GDSDWGLSHUROHK NHPEDOL &DGDQJDQ SHQXUXQDQ QLODLGLDNXL SDGD ODSRUDQ ODED UXJL
WDKXQEHUMDODQ
&DGDQJDQ SHQXUXQDQ QLODL \DQJ GLDNXL SDGD WDKXQ VHEHOXPQ\D GLQLODL SDGD VHWLDS WDQJJDO
SHODSRUDQ XQWXNPHOLKDW DGDQ\D LQGLNDVL EDKZD NHUXJLDQ WHODK PHQXUXQ DWDX WLGDN DGD ODJL
.HUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL GLMXUQDO EDOLN MLND WHUGDSDW SHUXEDKDQ HVWLPDVL \DQJ GLJXQDNDQ
GDODPPHQHQWXNDQQLODL\DQJGDSDWGLSXOLKNDQ
&DGDQJDQ NHUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL GLMXUQDO EDOLN KDQ\D KLQJJD QLODL WHUFDWDW DVHW WLGDN
PHOHELKLQLODLWHUFDWDW\DQJWHODKGLWHQWXNDQGLNXUDQJLGHQJDQGHSUHVLDVLDWDXDPRUWLVDVLMLND
FDGDQJDQSHQXUXQDQQLODLWLGDNSHUQDKGLDNXL
6HEHOXP  -DQXDUL  %DQN PHPEHQWXN FDGDQJDQ SHQJKDSXVDQ DWDV DVHW QRQSURGXNWLI
VHVXDLGHQJDQSHUDWXUDQ%DQN,QGRQHVLD$VHWQRQSURGXNWLIWHUGLULGDULDJXQDQ\DQJGLDPELO
DOLKSURSHUWLWHUEHQJNDODLUHNHQLQJDQWDUNDQWRUGDQVXVSHQVHDFFRXQWV
6HWHODK WDQJJDO  -DQXDUL  %DQN WLGDN GLZDMLENDQ ODJL XQWXN PHPEHQWXN FDGDQJDQ
SHQJKDSXVDQDVHWXQWXNDVHWQRQSURGXNWLIQDPXQ%DQNWHWDSKDUXVPHQJKLWXQJFDGDQJDQ
NHUXJLDQSHQJKDSXVDQQLODLPHQJDFXSDGDVWDQGDUDNXQWDQVL\DQJEHUODNX



205
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 ,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1* ODQMXWDQ 

S/LDELOLWDV6HJHUD

/LDELOLWDV VHJHUD GLFDWDW SDGD VDDW WLPEXOQ\D OLDELOLWDV DWDX GLWHULPD SHULQWDK GDUL SHPEHUL
DPDQDWEDLNGDULPDV\DUDNDWPDXSXQGDULEDQNODLQ

/LDELOLWDV SDGD DZDOQ\D GLXNXU SDGD QLODL ZDMDU GDQ GLWDPEDK ELD\D WUDQVDNVL \DQJ GDSDW
GLDWULEXVLNDQ VHFDUD ODQJVXQJ GDQ PHUXSDNDQ ELD\D WDPEDKDQ XQWXN PHPSHUROHK OLDELOLWDV
NHXDQJDQ WHUVHEXW GDQ VHWHODK SHQJDNXDQ DZDO OLDELOLWDV VHJHUD GLQ\DWDNDQ VHEHVDU ELD\D
SHUROHKDQGLDPRUWLVDVL

T6LPSDQDQGDUL1DVDEDK
6LPSDQDQQDVDEDKSDGDDZDOQ\DGLXNXUSDGDQLODLZDMDUGLWDPEDKELD\DWUDQVDNVL\DQJGDSDW
GLDWULEXVLNDQ VHFDUDODQJVXQJ GDQ VHWHODK SHQJDNXDQ DZDO GLXNXU SDGDELD\D SHUROHKDQ
GLDPRUWLVDVLGHQJDQPHQJJXQDNDQPHWRGHVXNXEXQJDHIHNWLI
*LUR PHUXSDNDQ VLPSDQDQ QDVDEDK \DQJ SHQDULNDQQ\D GDSDW GLODNXNDQ VHWLDS VDDW PHODOXL
FHN SHPLQGDKEXNXDQ GHQJDQ ELO\HW JLUR DWDX VDUDQD SHULQWDK SHPED\DUDQ ODLQQ\D *LUR
GLQ\DWDNDQVHEHVDUQLODLNHZDMLEDQNHSDGDSHPHJDQJJLUR
7DEXQJDQPHUXSDNDQVLPSDQDQQDVDEDK\DQJSHQDULNDQQ\DKDQ\DGDSDWGLODNXNDQPHQXUXW
V\DUDWWHUWHQWX\DQJGLVHSDNDWL7DEXQJDQGLQ\DWDNDQVHEHVDUQLODLNHZDMLEDQNHSDGDSHPLOLN
WDEXQJDQ
'HSRVLWREHUMDQJNDPHUXSDNDQVLPSDQDQQDVDEDK\DQJSHQDULNDQQ\DKDQ\DGDSDWGLODNXNDQ
SDGD ZDNWX WHUWHQWX VHVXDL GHQJDQ SHUMDQMLDQ GHQJDQ SHQ\LPSDQGHSRVDQ 'HSRVLWR
EHUMDQJNDGLQ\DWDNDQVHEHVDUQLODLQRPLQDOVHVXDLGHQJDQSHUMDQMLDQGHQJDQGHSRVDQ

U6LPSDQDQGDUL%DQN/DLQ

6LPSDQDQSDGD%DQNODLQSDGDDZDOQ\DGLXNXUSDGDQLODLZDMDUGDQGLWDPEDKELD\DWUDQVDNVL
\DQJGDSDWGLDWULEXVLNDQVHFDUDODQJVXQJGDQPHUXSDNDQELD\DWDPEDKDQXQWXNPHPSHUROHK
OLDELOLWDV NHXDQJDQ WHUVHEXW GDQ VHWHODK SHQJDNXDQ DZDO VLPSDQDQ QDVDEDK GDQ EDQN ODLQ
GLQ\DWDNDQVHEHVDUELD\DSHUROHKDQGLDPRUWLVDVL

6LPSDQDQGDUL%DQNODLQWHUGLULGDULOLDELOLWDVWHUKDGDS%DQNODLQGLGDODPQHJHULGDODPEHQWXN
JLUR WDEXQJDQ VHUWLILNDW GHSRVLWR GDQ GHSRVLWR EHUMDQJND 6LPSDQDQ GDUL %DQN ODLQ
GLQ\DWDNDQVHVXDLMXPODKNHZDMLEDQWHUKDGDS%DQNODLQ

V0RGDO6DKDP

%LD\D WDPEDKDQ \DQJ VHFDUD ODQJVXQJ GDSDW GLDWULEXVLNDQ NHSDGD SHQHUELWDQ VDKDP ELDVD
DWDXRSVLGLVDMLNDQSDGDHNXLWDVVHEDJDLSHQJXUDQJSHQHULPDDQVHWHODKGLNXUDQJLSDMDN

.HWLND %DQN PHPEHOL PRGDO VDKDP HNXLWDV HQWLWDV VDKDP WUHDVXUL  LPEDODQ \DQJ GLED\DU
WHUPDVXN ELD\D WDPEDKDQ \DQJ VHFDUD ODQJVXQJ GDSDW GLDWULEXVLNDQ GLNXUDQJL SDMDN
SHQJKDVLODQ  GLNXUDQJNDQ GDUL HNXLWDV \DQJ GLDWULEXVLNDQ NHSDGD SHPLOLN HNXLWDV HQWLWDV
VDPSDL VDKDP WHUVHEXW GLEDWDONDQ DWDX GLWHUELWNDQ NHPEDOL .HWLND VDKDP ELDVD WHUVHEXW
VHODQMXWQ\D GLWHUELWNDQ NHPEDOL LPEDODQ \DQJ GLWHULPD GLNXUDQJL ELD\D WDPEDKDQ WUDQVDNVL
\DQJWHUNDLWGDQGDPSDNSDMDNSHQJKDVLODQ\DQJWHUNDLWGLPDVXNNDQSDGDHNXLWDV\DQJGDSDW
GLDWULEXVLNDQNHSDGDSHPLOLNHNXLWDVHQWLWDV


206
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 ,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1* ODQMXWDQ 

W,PEDODQ.HUMD

,PEDODQNHUMDMDQJNDSHQGHN
,PEDODQ NHUMD MDQJND SHQGHN GLDNXL SDGD VDDW WHUKXWDQJ NHSDGD NDU\DZDQ EHUGDVDUNDQ
PHWRGHDNUXDO
,PEDODQSDVFDNHUMD
%DQNPHPEXNXNDQNHZDMLEDQHVWLPDVLPDQIDDWNDU\DZDQVHVXDLGHQJDQNHELMDNDQ%DQNGDQ
8QGDQJXQGDQJ .HWHQDJDNHUMDDQ 1R WDKXQ  VHUWD 36$. 1R  5HYLVL  \DQJ
PHUXSDNDQSHQHUDSDQ36$.1R 5HYLVL WHQWDQJ,PEDODQ.HUMD
.HZDMLEDQ SURJUDP LPEDODQ SDVWL \DQJ GLDNXL GL ODSRUDQ SRVLVL NHXDQJDQ GLKLWXQJ VHEHVDU
QLODLNLQLGDULHVWLPDVLNHZDMLEDQLPEDODQSDVFDNHUMDGLPDVDGHSDQ\DQJWLPEXOGDULMDVD\DQJ
WHODK GLEHULNDQ ROHK NDU\DZDQ SDGD PDVD NLQL GDQ PDVD ODOX GLNXUDQJL GHQJDQ QLODL ZDMDU
DVHW EHUVLK GDQD SHQVLXQ 3HUKLWXQJDQ GLODNXNDQROHK DNWXDULV LQGHSHQGHQ GHQJDQ
PHWRGHSURMHFWHGXQLWFUHGLW
.HWLND LPEDODQ SDVFDNHUMD EHUXEDK SRUVL NHQDLNDQ DWDX SHQXUXQDQ LPEDODQ VHKXEXQJDQ
GHQJDQMDVD\DQJWHODKGLEHULNDQROHKNDU\DZDQSDGDPDVDODOXGLEHEDQNDQDWDXGLNUHGLWNDQ
NH GDODP ODSRUDQ ODED UXJL GHQJDQ PHQJJXQDNDQ PHWRGH JDULV OXUXV VWUDLJKWOLQH PHWKRG 
VHODPDUDWDUDWDVLVDPDVDNHUMDNDU\DZDQKLQJJDLPEDODQSDVFDNHUMDPHQMDGLKDNNDU\DZDQ
YHVWHG ,PEDODQSDVFDNHUMD\DQJWHODKPHQMDGLKDNNDU\DZDQGLDNXLVHJHUDVHEDJDLEHEDQ
GDODPODSRUDQODEDUXJLWDKXQEHUMDODQ
.HXQWXQJDQDWDXNHUXJLDQDNWXDULDGLDNXLVHEDJDLSHQGDSDWDQDWDXEHEDQDSDELODDNXPXODVL
NHXQWXQJDQ DWDX NHUXJLDQ DNWXDULD EHUVLK \DQJ EHOXP GLDNXL SDGD DNKLU WDKXQ SHODSRUDQ
VHEHOXPQ\D PHOHELKL  GDUL QLODL NLQL LPEDODQ SDVFDNHUMD SDGD WDQJJDO WHUVHEXW
.HXQWXQJDQ DWDX NHUXJLDQ GLDNXL GHQJDQ PHQJJXQDNDQ PHWRGH JDULV OXUXV VWUDLJKWOLQH
PHWKRG  VHODPD VLVD PDVD NHUMD UDWDUDWD NDU\DZDQ -LND WLGDN NHXQWXQJDQ DWDX NHUXJLDQ
DNWXDULDWLGDNGLDNXL
%LD\D MDVD ODOX GLDNXL VHJHUD GDODPODSRUDQ ODED UXJL NHFXDOL SHUXEDKDQSDGD SURJUDP
SHQVLXQ WHUJDQWXQJ SDGDNRQGLVL SHNHUMD PHPEHULNDQ MDVDQ\DVHODPD SHULRGH WHUWHQWX
SHULRGHYHVWLQJ  'DODP KDO LQL ELD\D MDVD ODOXGLDPRUWLVDVL GHQJDQ PHWRGH JDULV
OXUXVVHSDQMDQJSHULRGHYHVWLQJ
.HXQWXQJDQ GDQ NHUXJLDQ GDULNXUWDLOPHQ DWDX SHQ\HOHVDLDQ SURJUDPPDQIDDW SDVWL GLDNXL
NHWLNDNXUWDLOPHQDWDXSHQ\HOHVDLDQWHUVHEXWWHUMDGL

X3HQJDNXDQ3HQGDSDWDQGDQ%HEDQ%XQJD

3HQGDSDWDQ GDQ EHEDQ EXQJD XQWXN VHPXD LQVWUXPHQ NHXDQJDQ GHQJDQ LQWHUHVW EHDULQJ
GLFDWDWGDODPSHQGDSDWDQEXQJDGDQEHEDQEXQJDGLGDODPODSRUDQODEDUXJLPHQJJXQDNDQ
PHWRGHVXNXEXQJDHIHNWLI

0HWRGHVXNXEXQJDHIHNWLIDGDODKPHWRGH\DQJGLJXQDNDQXQWXNPHQJKLWXQJELD\DSHUROHKDQ
GLDPRUWLVDVLGDULDVHWNHXDQJDQDWDXNHZDMLEDQNHXDQJDQGDQPHWRGHXQWXNPHQJDORNDVLNDQ
SHQGDSDWDQEXQJDDWDXEHEDQEXQJDVHODPDSHULRGH\DQJUHOHYDQ







207
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 ,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1* ODQMXWDQ 

X3HQJDNXDQ3HQGDSDWDQGDQ%HEDQ%XQJD ODQMXWDQ 
6XNX EXQJD HIHNWLI DGDODK VXNX EXQJD \DQJ VHFDUD WHSDW PHQJGLVNRQWRNDQ HVWLPDVL
SHPED\DUDQ DWDV SHQHULPDDQ NDV GL PDVD GDWDQJ VHODPD SHUNLUDDQ XPXU GDUL LQVWUXPHQ
NHXDQJDQDWDXMLNDOHELKWHSDWGLJXQDNDQSHULRGH\DQJOHELKVLQJNDWXQWXNPHPSHUROHKQLODL
WHUFDWDW EHUVLK GDUL DVHW NHXDQJDQ DWDX NHZDMLEDQ NHXDQJDQ 3DGD VDDW PHQJKLWXQJ VXNX
EXQJDHIHNWLIHQWLWDVPHQJHVWLPDVLDUXVNDVGHQJDQPHPSHUWLPEDQJNDQVHOXUXKSHUV\DUDWDQ
NRQWUDNWXDOGDODPLQVWUXPHQNHXDQJDQWHUVHEXW VHSHUWLSHOXQDVDQGLSHUFHSDWRSVLEHOL FDOO
RSWLRQ  GDQ RSVL VHUXSD ODLQQ\D  QDPXQ WLGDN PHPSHUWLPEDQJNDQ NHUXJLDQ NUHGLW GL
PDVDGDWDQJ 3HUKLWXQJDQ LQL PHQFDNXS VHOXUXK NRPLVL SURYLVL GDQ EHQWXN ODLQ \DQJ
GLED\DUNDQ DWDX GLWHULPD ROHK SDUD SLKDN GDODP NRQWUDN \DQJ PHUXSDNDQ EDJLDQ WDN
WHUSLVDKNDQGDULVXNXEXQJDHIHNWLIELD\DWUDQVDNVLGDQVHOXUXKSUHPLDWDXGLVNRQODLQQ\D
-LND DVHW NHXDQJDQ DWDX NHORPSRN DVHW NHXDQJDQ VHUXSD WHODK GLWXUXQNDQ QLODLQ\D VHEDJDL
DNLEDW SHQXUXQDQ QLODL PDND SHQGDSDWDQ EXQJD \DQJ GLSHUROHK VHWHODKQ\D GLDNXL
EHUGDVDUNDQ VXNX EXQJD \DQJ GLJXQDNDQ XQWXN PHQGLVNRQWR DUXV NDV PDVD GDWDQJ GDODP
PHQJKLWXQJSHQXUXQDQQLODL

Y3HQJDNXDQ3HQGDSDWDQ3URYLVLGDQ.RPLVL
3HQGDSDWDQ SURYLVL GDQ NRPLVL GLDNXL PHQJJXQDNDQ EDVLV DNUXDO SDGD VDDW MDVD WHODK
GLEHULNDQ 3HQGDSDWDQ SURYLVL DWDV NRPLWPHQ PHPEHULNDQ SLQMDPDQ \DQJ DNDQ GLFDLUNDQ
EHUVDPDVDPD GHQJDQ ELD\D WUDQVDNVL ODLQ \DQJ WHUNDLW ODQJVXQJ  GLDNXL VHEDJDL
SHQ\HVXDLDQDWDVVXNXEXQJDHIHNWLIDWDVSLQMDPDQ\DQJGLEHULNDQ3HQGDSDWDQSURYLVLDWDV
SLQMDPDQVLQGLNDVLGLDNXLVHEDJDLSHQGDSDWDQNHWLNDSURVHVVLQGLNDVLWHODKVHOHVDLGDQ%DQN
WLGDN DPELO EDJLDQ GDODP SLQMDPDQ VLQGLNDVL DWDX WHODK PHQJDPELO EDJLDQ DWDV SLQMDPDQ
VLQGLNDVLGHQJDQVXNXEXQJDHIHNWLI\DQJVDPDGHQJDQSHVHUWDODLQQ\D
3HQGDSDWDQ SURYLVL GDQ NRPLVL \DQJ WLPEXO GDUL QHJRVLDVL SDUWLVLSDVL GDODP QHJRVLDVL DWDV
WUDQVDNVLGHQJDQSLKDNNHWLJDGLDNXLSDGDVDDWSHQ\HOHVDLDQWUDQVDNVL\DQJPHQGDVDULQ\D
3RUWRIROLRGDQMDVDPDQMHPHQODLQQ\DVHUWDSHQGDSDWDQMDVDGLDNXLEHUGDVDUNDQNRQWUDN\DQJ
EHUODNX GDQ SDGD XPXPQ\D EHUGDVDUNDQ WLPH DSSRUWLRQDWH 3HQGDSDWDQ MDVD ZHDOWK
PDQDJHPHQWSHUHQFDQDDQNHXDQJDQGDQMDVDNXVWRGLDQ\DQJWHUXVGLEHULNDQVHODPDMDQJND
ZDNWX WHUWHQWX GLDNXL VHFDUD EHULPEDQJ VHSDQMDQJ SHULRGH SHQ\HGLDDQ OD\DQDQ WHUVHEXW
3HQGDSDWDQ \DQJ GLNDLWNDQ GHQJDQ NLQHUMD DWDX SHQGDSDWDQ NRPSRQHQ GLDNXL NHWLND NULWHULD
NLQHUMDWHUVHEXWGLSHQXKL

Z3DMDN3HQJKDVLODQ%DGDQ
%HEDQSDMDNWHUGLULGDULEHEDQSDMDNNLQLGDQEHEDQ PDQIDDW SDMDNWDQJJXKDQ%HEDQSDMDN
GLDNXL SDGD ODSRUDQ ODED UXJL NHFXDOL XQWXN LWHP \DQJ ODQJVXQJ GLDNXL GL NRPSRQHQ HNXLWDV
ODLQQ\D GLPDQD EHEDQ SDMDN \DQJ WHUNDLW GHQJDQ LWHP WHUVHEXW GLDNXL GL SHQGDSDWDQ
NRPSUHKHQVLIODLQ
$VHW SDMDN SHQJKDVLODQ WDQJJXKDQ GLDNXLKDQ\D MLND EHVDU NHPXQJNLQDQ MXPODKSHQJKDVLODQ
NHQD SDMDN GL PDVD GHSDQ DNDQPHPDGDL XQWXN GLNRPSHQVDVL GHQJDQSHUEHGDDQ WHPSRUHU
\DQJ PDVLK GDSDWGLPDQIDDWNDQ$VHW GDQ OLDELOLWDV SDMDN SHQJKDVLODQWDQJJXKDQ GDSDW VDOLQJ
KDSXV DSDELODWHUGDSDW KDN \DQJ EHUNHNXDWDQ KXNXPXQWXN PHODNXNDQ VDOLQJ KDSXV DQWDUD
DVHWSDMDN NLQL GHQJDQ OLDELOLWDV SDMDN NLQL GDQDSDELOD DVHW GDQ OLDELOLWDV SDMDN
SHQJKDVLODQWDQJJXKDQ GLNHQDNDQ ROHK RWRULWDVSHUSDMDNDQ \DQJ VDPD EDLN DWDV HQWLWDVNHQD
SDMDN\DQJVDPDDWDXSXQEHUEHGDGDQDGDQ\DQLDWXQWXNPHODNXNDQSHQ\HOHVDLDQVDOGRVDOGR
WHUVHEXWVHFDUDQHWR





208
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 ,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1* ODQMXWDQ  

Z 3DMDN3HQJKDVLODQ%DGDQ ODQMXWDQ 


3DMDN WDQJJXKDQ GLEHEDQNDQ DWDX GLNUHGLWNDQ GDODP ODSRUDQ ODED UXJL NHFXDOL SDMDN
WDQJJXKDQ\DQJGLEHEDQNDQDWDXGLNUHGLWNDQODQJVXQJNHHNXLWDV
3HUXEDKDQ WHUKDGDS NHZDMLEDQ SHUSDMDNDQ GLFDWDW SDGD VDDW GLWHULPDQ\D VXUDW NHWHWDSDQ
DWDXDSDELODGLODNXNDQEDQGLQJNHWLNDKDVLOEDQGLQJGLWHULPD


[ 7UDQVDNVLGHQJDQ3LKDN%HUHODVL
'DODPPHQMDODQNDQXVDKDQ\D%DQNPHODNXNDQWUDQVDNVLGHQJDQSLKDNSLKDNEHUHODVLVHSHUWL
\DQJ GLGHILQLVLNDQ GDODP 36$. 1R  5HYLVL   WHQWDQJ ³3HQJXQJNDSDQ 3LKDNSLKDN
%HUHODVL´
(IHNWLIWDQJJDO-DQXDUL%DQNPHQHUDSNDQ36$.1R 5HYLVL ³3HQJXQJNDSDQ
3LKDNSLKDN%HUHODVL´36$.UHYLVLLQLPHQV\DUDWNDQSHQJXQJNDSDQKXEXQJDQWUDQVDNVLGDQ
VDOGRSLKDNSLKDNEHUHODVLWHUPDVXNNRPLWPHQGDODPODSRUDQNHXDQJDQ
6XDWXSLKDNGLDQJJDSEHUHODVLGHQJDQ%DQNMLND
L VXDWX SLKDN \DQJ VHFDUD ODQJVXQJ DWDX WLGDN ODQJVXQJ \DQJ PHODOXL VDWX DWDX OHELK
SHUDQWDUD VXDWX SLKDN L  PHQJHQGDOLNDQ DWDX GLNHQGDOLNDQ ROHK DWDX EHUDGD GLEDZDK
SHQJHQGDOLDQEHUVDPDGHQJDQ%DQN LL PHPLOLNLSHQJDUXKVLJQLILNDQDWDV%DQNDWDX LLL 
PHPLOLNLSHQJHQGDOLDQEHUVDPDDWDV%DQN
LL VXDWXSLKDN\DQJEHUDGDGDODPNHORPSRNXVDKD\DQJVDPDGHQJDQ%DQN
LLL VXDWXSLKDN\DQJPHUXSDNDQYHQWXUDEHUVDPDGLPDQD%DQNVHEDJDLYHQWXUHU
LY VXDWXSLKDNDGDODKDQJJRWDGDULSHUVRQLOPDQDMHPHQNXQFL%DQN
Y VXDWX SLKDN DGDODK DQJJRWD NHOXDUJD GHNDW GDUL LQGLYLGX \DQJ GLXUDLNDQ GDODP EXWLU L 
DWDX LY 
YL VXDWX SLKDN DGDODK HQWLWDV \DQJ GLNHQGDOLNDQ GLNHQGDOLNDQ EHUVDPD DWDX GLSHQJDUXKL
VLJQLILNDQ ROHK EHEHUDSD HQWLWDV ODQJVXQJ PDXSXQ WLGDN ODQJVXQJ LQGLYLGX VHSHUWL
GLXUDLNDQGDODPEXWLU L DWDX Y 
YLL VXDWXSLKDNDGDODKVXDWXSURJUDPLPEDODQSDVFDNHUMDXQWXNLPEDODQNHUMDGDUL%DQNDWDX
HQWLWDVWHUNDLW%DQN
7UDQVDNVL LQL GLODNXNDQ EHUGDVDUNDQ SHUV\DUDWDQ \DQJ GLVHWXMXL ROHK NHGXD EHODK SLKDN
GLPDQD SHUV\DUDWDQ WHUVHEXW PXQJNLQ WLGDN VDPD GHQJDQ WUDQVDNVL ODLQ \DQJ GLODNXNDQ
GHQJDQ SLKDNSLKDN \DQJ WLGDN EHUHODVL 6HOXUXK WUDQVDNVL GDQ VDOGR \DQJ PDWHULDO GHQJDQ
SLKDNSLKDN EHUHODVL GLXQJNDSNDQ GDODP FDWDWDQ DWDV ODSRUDQ NHXDQJDQ \DQJ UHOHYDQ GDQ
ULQFLDQQ\DWHODKGLVDMLNDQGDODP&DWDWDQDWDVODSRUDQNHXDQJDQ


\/DEDSHUVDKDP
/DED SHU VDKDP GDVDU GLKLWXQJ GHQJDQPHPEDJL ODED EHUVLK \DQJ WHUVHGLD EDJLSHPHJDQJ
VDKDP %DQN GHQJDQMXPODK UDWDUDWD WHUWLPEDQJ VDKDP ELDVD\DQJ EHUHGDU SDGD SHULRGH
EHUMDODQ
/DED SHU VDKDP GLOXVLDQ GLKLWXQJ GHQJDQPHQ\HVXDLNDQ MXPODK UDWDUDWD WHUWLPEDQJVDKDP
ELDVD\DQJEHUHGDUGHQJDQGDPSDNGDULVHPXDHIHNEHUSRWHQVLVDKDPELDVD\DQJGLOXWLI\DQJ
GLPLOLNLSHUXVDKDDQ\DLWXREOLJDVLNRQYHUVLGDQRSVLVDKDP






209
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 ,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1* ODQMXWDQ  

\/DEDSHUVDKDP ODQMXWDQ 
8QWXN WXMXDQ SHUKLWXQJDQ ODED SHU VDKDPGLOXVLDQ HQWLWDV PHQ\HVXDLNDQ ODED DWDXUXJL \DQJ
GDSDW GLDWULEXVLNDQ NHSDGDSHPHJDQJ VDKDP ELDVD %DQN GHQJDQHIHN VHWHODK SDMDN EXQJD
\DQJGLDNXLGDODPSHULRGHWHUVHEXWWHUNDLWGHQJDQREOLJDVLNRQYHUVL

]6HJPHQSHODSRUDQ
6HJPHQ RSHUDVL GLODSRUNDQ GHQJDQ FDUD \DQJNRQVLVWHQ GHQJDQ SHODSRUDQ LQWHUQDO
\DQJGLEHULNDQ NHSDGD SHQJDPELO NHSXWXVDQRSHUDVL XWDPD 3HQJDPELO NHSXWXVDQ
RSHUDVLXWDPD \DQJ EHUWDQJJXQJ MDZDEPHQJDORNDVLNDQ VXPEHU GD\D GDQ PHQLODLNLQHUMD
VHJPHQ RSHUDVL WHODK GLLGHQWLILNDVLVHEDJDL NRPLWH SHQJDUDK \DQJ PHQJDPELONHSXWXVDQ
VWUDWHJLV



 .$6

.DVWHUGLULGDUL
   
.DV.KDVDQDK   
.DV7HOOHU   
.DV$70   
6HWRUDQ7HUODPEDW   
   
-XPODK   


.HELMDNDQ PDQDMHPHQ WLGDN PHPSHUNHQDQNDQ SHQJJXQDDQ VDOGR NDV GDQ DWDX VHWDUD NDV ROHK
NHORPSRNXVDKDSLKDNEHUHODVLGHQJDQ%DQN



 *,523$'$%$1.,1'21(6,$

6DOGR *LUR SDGD %DQN ,QGRQHVLD SDGD SRVLVL  'HVHPEHU  GDQ  'HVHPEHU 
EHUMXPODK 5S GDQ 5S6DOGR *LUR SDGD %DQN ,QGRQHVLD
VHOXUXKQ\DGDODPPDWDXDQJUXSLDK
6HVXDL GHQJDQ SHUXEDKDQ WHUDNKLU PHODOXL 3HUDWXUDQ %DQN ,QGRQHVLD 1R3%, WDQJJDO
 6HSWHPEHU  WHQWDQJ 3HUXEDKDQ .HGXD 3%, 1R 3%, WHQWDQJ *LUR :DMLE
0LQLPXP %DQN 8PXP SDGD %DQN ,QGRQHVLD GDODP 5XSLDK GDQ 9DOXWD $VLQJ VHWLDS %DQN GL
,QGRQHVLDGLZDMLENDQPHPSXQ\DLVDOGRJLURPLQLPXPGL%DQN,QGRQHVLDXQWXNFDGDQJDQOLNXLGLWDV
VHEHVDU  GDUL 'DQD 3LKDN .HWLJD GDODP 5XSLDK GLWDPEDK FDGDQJDQ PLQLPXP \DQJ ZDMLE
GLSHOLKDUD EHUXSD 6HUWLILNDW %DQN ,QGRQHVLD 6%,  6XUDW 8WDQJ 1HJDUD 681  GDQDWDX ([FHVV
5HVHUYHVHEHVDUGDUL'DQD3LKDN.HWLJDGDODPUXSLDK
-XPODK *:0 3ULPHU GDODP 5XSLDK SDGD WDQJJDO  'HVHPEHU  GDQ  'HVHPEHU 
PDVLQJPDVLQJVHEHVDU5SMXWDGDQ5SMXWD
-XPODK*:06HNXQGHUGDODP5XSLDKSDGDWDQJJDO'HVHPEHUGDQ'HVHPEHU
PDVLQJPDVLQJVHEHVDU5SMXWDGDQ5SMXWD%DQNWHODKPHPHQXKL*:0VHNXQGHU
VHVXDLGHQJDQNHWHQWXDQ%DQN,QGRQHVLD
3DGD SRVLVL  'HVHPEHU  GDQ  'HVHPEHU  %DQN WHODK PHPHQXKL JLUR ZDMLE
PLQLPXP\DQJKDUXVGLVHGLDNDQVHVXDLGHQJDQNHWHQWXDQ%DQN,QGRQHVLD


210
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam Rupiah penuh)

5. GIRO PADA BANK LAIN

2014 2013
BNI 54.288.193 57.963.742
BRI 14.821.194 63.781.279
BCA 1.879.556 1.844.583
Bank Mandiri 179.699.883 691.602.605
Bank Niaga 5.786.835 5.715.718
Bank Danamon 1.405.903 2.277.903
Bank Mega 2.555.176 3.469.199
260.436.740 826.655.029
Dikurangi CKPN - -
Jumlah 260.436.740 826.655.029
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 seluruh Giro pada Bank Lain dalam mata uang rupiah
dan seluruhnya ditempatkan pada pihak ketiga.
Kisaran suku bunga Giro pada Bank Lain pada tahun 2014 dan 2013 berturut-turut 0,50% -
1,50% dan 0,50% - 1,25%.
Berdasarkan hasil penelaahan dan evaluasi manajemen Bank, kolektibilitas atas seluruh Giro
pada Bank Lain pada tahun 2014 dan 2013 digolongkan Lancar.
Perubahan cadangan (pemulihan) cadangan kerugian penurunan nilai Giro pada Bank lain
selama 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut :
2014 2013
- Saldo Awal Tahun - -
- Pemulihan Cadangan - -
- Saldo Akhir Tahun - -

Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai giro pada bank lain
yang dibentuk telah memadai.

6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN

Berdasarkan jenis :
2014 2013
Deposit Facility Bank Indonesia 203.000.000.000 315.600.000.000
Bunga Diterima Dimuka -/- (32.413.257) (50.392.236)
Interbank Call Money 28.000.000.000 106.000.000.000
Deposito Berjangka - 1.000.000.000
230.967.586.743 422.549.607.764
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - -
Jumlah Penempatan 230.967.586.743 422.549.607.764

Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 seluruh Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank
Lain dalam mata uang rupiah. Penempatan pada Bank Lain merupakan penempatan kepada
pihak terkait, yaitu kepada :
2014 2013
BPR Mitra Pandanaran Mandiri - 500.000.000
BPR Mitra Cemawis Mandiri - 500.000.000
BPR Mitra Bali Artha Mandiri - -
Jumlah Penempatan - 1.000.000.000

211
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 3(1(03$7$13$'$%$1.,1'21(6,$'$1%$1./$,1 ODQMXWDQ 



6XNX EXQJD HIHNWLI UDWDUDWD WHUWLPEDQJ VHWDKXQ SDGD 'HSRVLWR SHU SHULRGH  'HVHPEHU 
GDQ'HVHPEHUPDVLQJPDVLQJVHEHVDUGDQ
%HUGDVDUNDQ KDVLO SHQHODDKDQ GDQ HYDOXDVL PDQDMHPHQ %DQN NROHNWLELOLWDV DWDV VHOXUXK
SHQHPSDWDQ SDGD %DQN ,QGRQHVLD GDQ %DQN ODLQ SDGD WDKXQ  'HVHPEHU  GDQ 
'HVHPEHU  GLJRORQJNDQ /DQFDU 7LGDN WHUGDSDW GDQD \DQJ GLEORNLU DWDX EHOXP GDSDW
GLFDLUNDQSDGD%DQNEHUPDVDODK
3HUXEDKDQFDGDQJDQNHUXJLDQSHQXUXQDQQLODL3HQHPSDWDQSDGD%DQN,QGRQHVLDGDQ%DQN/DLQ
VHODPD'HVHPEHUGDQ'HVHPEHUDGDODKVHEDJDLEHULNXW
   
 6DOGR$ZDO7DKXQ   
 &DGDQJDQ7DKXQ%HUMDODQ   
 3HPXOLKDQ&DGDQJDQ   
 6DOGR$NKLU7DKXQ   
0DQDMHPHQ EHUSHQGDSDW EDKZD MXPODK FDGDQJDQ NHUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL 3HQHPSDWDQ SDGD
%DQN,QGRQHVLDGDQ%DQN/DLQ\DQJGLEHQWXNWHODKPHPDGDL


 ()(.()(.



6HOXUXK HIHNHIHN GLNODVLILNDVLNDQ VHEDJDL DVHW NHXDQJDQ \DQJ WHUVHGLD XQWXN GLMXDO (IHNHIHN
EHUGDVDUNDQMHQLVQ\DWHUGLULDWDV
   
2EOLJDVL3HPHULQWDK    
2EOLJDVL.RUSRUDW    
 2EOLJDVL%DQN    
 2EOLJDVL1RQ%DQN    
6HUWLILNDW %DQN ,QGRQHVLD 6%,  ± \DQJ    
WHUVHGLDXQWXNGLMXDO
GLNXUDQJ GLVNRQWR \DQJ EHOXP
GLDPRUWLVDVL       
   
&.316XUDW%HUKDUJD   
-XPODK(IHNHIHN   

%HUGDVDUNDQSHQHUELW(IHNHIHNGDSDWGLMDEDUNDQVHEDJDLEHULNXW
2EOLJDVL3HPHULQWDK
7LQJNDW 1LODL:DMDU
%XQJD
6HUL -DWXK7HPSR
3HU  
7DKXQ
dKE&ZϬϬϰϱ ϵ͕ϳϱй ϭϱͲDĞŝͲϯϳ ϲϲ͘ϵϵϬ͘ϬϬϬ ϲϰ͘ϴϬϬ͘ϬϬϬ

dKE&ZϬϬϲϭ ϳ͕ϬϬй ϭϱͲDĞŝͲϮϮ ϰ͘ϳϰϳ͘ϱϬϬ͘ϬϬϬ ϰ͘ϲϬϬ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ

dKE&ZϬϬϲϮ ϲ͕ϯϴй ϭϰͲƉƌͲϰϮ ϭϱ͘ϮϳϬ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ ϭϰ͘ϴϬϬ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ

dKE&ZϬϬϲϮ ϲ͕ϯϴй ϭϰͲƉƌͲϰϮ ϯ͘ϴϭϳ͘ϱϬϬ͘ϬϬϬ ϯ͘ϳϬϬ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ

dKE&ZϬϬϲϰ ϲ͕ϭϯй ϭϱͲDĞŝͲϮϴ ϭϲ͘ϰϲϬ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ ϭϱ͘ϲϬϬ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ

dKE&ZϬϬϲϱ ϲ͕ϲϯй ϭϱͲDĞŝͲϯϯ ϴ͘ϭϮϬ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ ϳ͘ϳϬϱ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ

:ƵŵůĂŚKďůŝŐĂƐŝWĞŵĞƌŝŶƚĂŚ ϰϴ͘ϰϴϭ͘ϵϵϬ͘ϬϬϬ ϰϲ͘ϰϲϵ͘ϴϬϬ͘ϬϬϬ


 


212
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 ()(.()(. ODQMXWDQ 

2EOLJDVL.RUSRUDW
7LQJNDW 3HULQJNDW 1LODL:DMDU
3HQHUELW %XQJD3HU -DWXK7HPSR
7DKXQ    

E<h<KW/E/ϮϬϭϮ ϵ͕Ϯϱй ϬϲDĂƌĞƚϮϬϭϵ  н ϱ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ ϱ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ

E<h<KW/E/ϮϬϭϮ ϵ͕Ϯϱй ϬϲDĂƌĞƚϮϬϭϵ  н ϱ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ ϱ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ

E<h<KW/E/ϮϬϭϮ ϵ͕Ϯϱй ϬϲDĂƌĞƚϮϬϭϵ  н ϱ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ ϱ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ

E<h<KW/E/ϮϬϭϮ ϵ͕Ϯϱй ϬϲDĂƌĞƚϮϬϭϵ  н ϱ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ ϱ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ

:ƵŵůĂŚKďůŝŐĂƐŝĂŶŬ     ϮϬ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ ϮϬ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ



%DQN,QGRQHVLD

7LQJNDW%XQJD 1LODL:DMDU 1LODL:DMDU


6HUL -DWXK7HPSR
3HU7DKXQ  

6%,  -XO  

6%,  -XO  

6%,  -XO  

6'%,  $SU  

6'%,  0DU  

6'%,  0DU  

6'%,  )HE  

7RWDO    



6HVXDLGHQJDQ SHUXEDKDQWHUDNKLUPHODOXL 3HUDWXUDQ%DQN,QGRQHVLD1R3%, WDQJJDO
6HSWHPEHU  WHQWDQJ 3HUXEDKDQ .HGXD 3%, 1R 3%, WHQWDQJ *LUR :DMLE
0LQLPXP %DQN 8PXP SDGD %DQN ,QGRQHVLD GDODP 5XSLDK GDQ 9DOXWD $VLQJ VHWLDS %DQN GL
,QGRQHVLD GLZDMLENDQ PHPSXQ\DL VDOGR JLUR PLQLPXP GL %DQN ,QGRQHVLD XQWXN FDGDQJDQ
OLNXLGLWDV VHEHVDU  GDUL 'DQD 3LKDN .HWLJD GDODP 5XSLDK GLWDPEDK FDGDQJDQ PLQLPXP
\DQJZDMLE GLSHOLKDUD EHUXSD 6HUWLILNDW %DQN ,QGRQHVLD 6%,  6XUDW 8WDQJ 1HJDUD 681 
GDQDWDX([FHVV5HVHUYHVHEHVDUGDUL'DQD3LKDN.HWLJDGDODPUXSLDK*:0VHNXQGHU\DQJ
ZDMLE GLWHPSDWNDQ GDODP EHQWXN 6%, DWDX 681 SDGD SRVLVL  'HVHPEHU  DGDODK
VHEHVDU5SMXWDGDQSDGDSRVLVL'HVHPEHUVHEHVDU5SMXWD
%HUGDVDUNDQ NHWHQWXDQ %DQN ,QGRQHVLD \DQJ EHUODNX HIHNHIHN GLJRORQJNDQ /DQFDU 7LGDN
GLEHQWXNFDGDQJDQNHUXJLDQSHQXUXQDQQLODLDWDVHIHNHIHN\DQJGLPLOLNL
3HUXEDKDQ FDGDQJDQ SHPXOLKDQ  FDGDQJDQ NHUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL (IHN(IHN VHODPD 
GDQDGDODKVHEDJDLEHULNXW
   
 6DOGR$ZDO7DKXQ   
 &DGDQJDQ7DKXQ%HUMDODQ   
 3HPXOLKDQ&DGDQJDQ   
 6DOGR$NKLU7DKXQ   

0DQDMHPHQ EHUSHQGDSDW EDKZD MXPODK FDGDQJDQ NHUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL (IHN(IHN \DQJ
GLEHQWXNWHODKPHPDGDL


213
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 

 .5(',7<$1*',%(5,.$1



.UHGLW\DQJGLEHULNDQEHUGDVDUNDQMHQLVVHNWRUXVDKDMDQJNDZDNWXGDQNXDOLWDVWHUGLULGDUL
  -HQLV GDODP5S 
'HVHPEHU
'DODP
.XUDQJ
/DQFDU 3HUKDWLDQ 'LUDJXNDQ 0DFHW -XPODK
/DQFDU
.KXVXV

.RQVXPVL      

,QYHVWDVL      

0RGDO.HUMD      

.DU\DZDQ      

3LQMDPDQ
     
5HNHQLQJ.RUDQ

6XEMXPODK      

&.31            

-XPODK      


'HVHPEHU
'DODP
.XUDQJ
/DQFDU 3HUKDWLDQ 'LUDJXNDQ 0DFHW -XPODK
/DQFDU
.KXVXV
     
.RQVXPVL      
     
,QYHVWDVL      
     
0RGDO.HUMD      
 
.DU\DZDQ    
 
3LQMDPDQ  
   
5HNHQLQJ.RUDQ  

6XEMXPODK      

&.31           

-XPODK      


 


214
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 .5(',7<$1*',%(5,.$1 ODQMXWDQ 

  6HNWRU(NRQRPL GDODP5S 
'HVHPEHU
 
'DODP
.XUDQJ
/DQFDU 3HUKDWLDQ 'LUDJXNDQ 0DFHW -XPODK
/DQFDU
.KXVXV

    


 
3HUWDQLDQSHUEXUXDQGDQ    
NHKXWDQDQ
   
  
3HULNDQDQ   

   
  
3HUWDPEDQJDQGDQ   
SHQJJDOLDQ
   
  
,QGXVWULSHQJRODKDQ   

     

.RQVWUXNVL     

      
3HUGDJDQJDQEHVDUGDQ      
HFHUDQ

 
3HQ\HGLDDQDNRPRGDVL     

GDQSHQ\HGLDDQPDNDQ
PLQXP

    
7UDQVSRUWDVL  
   
SHUJXGDQJDQGDQ
NRPXQLNDVL
  
   
3HUDQWDUDNHXDQJDQ  


5HDOHVWDWHXVDKD    
 
   
SHUVHZDDQGDQMDVD
SHUXVDKDDQ
   
  
-DVDSHQGLGLNDQ   

    
 
-DVDNHVHKDWDQGDQ    
NHJLDWDQVRVLDO

    
-DVDPDV\DUDNDWVRVLDO  
   
EXGD\DKLEXUDQGDQ
SHURUDQJDQODLQQ\D
   
 
5XPDK7DQJJD    

      


/DLQQ\D      
      
 6XE-XPODK 
&.31            

-XPODK      













215
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 .5(',7<$1*',%(5,.$1 ODQMXWDQ 

  6HNWRU(NRQRPL GDODP5S  ODQMXWDQ 
'HVHPEHU
  'DODP
.XUDQJ
/DQFDU 3HUKDWLDQ 'LUDJXNDQ 0DFHW -XPODK
/DQFDU
.KXVXV

     
3HUWDQLDQSHUEXUXDQGDQ
     
NHKXWDQDQ
      
3HULNDQDQ      

     
3HUWDPEDQJDQGDQ
     
SHQJJDOLDQ
      
,QGXVWULSHQJRODKDQ      
      
.RQVWUXNVL      

    
3HUGDJDQJDQEHVDUGDQ 
    
HFHUDQ

3HQ\HGLDDQDNRPRGDVL      
GDQSHQ\HGLDDQPDNDQ      
PLQXP

7UDQVSRUWDVL      
SHUJXGDQJDQGDQ      
NRPXQLNDVL
      
3HUDQWDUDNHXDQJDQ      

5HDOHVWDWHXVDKD      
SHUVHZDDQGDQMDVD      
SHUXVDKDDQ
      
-DVDSHQGLGLNDQ      

     
-DVDNHVHKDWDQGDQ
     
NHJLDWDQVRVLDO

-DVDPDV\DUDNDWVRVLDO      
EXGD\DKLEXUDQGDQ      
SHURUDQJDQODLQQ\D
     
5XPDK7DQJJD      
      
/DLQQ\D      

 6XE-XPODK       

&.31           


 -XPODK      


'DUL MXPODK WHUVHEXW WHUGDSDW SHQ\DOXUDQ NUHGLW NHSDGD SLKDN EHUHODVL GHQJDQ 37 %DQN
<XGKD%KDNWL\DNQL
   
-XPODKNUHGLWSLKDNEHUHODVL   
&DGDQJDQ.HUXJLDQ3HQXUXQDQ1LODL   
-XPODK   

  %HUGDVDUNDQ-DQJND:DNWX
   
”WDKXQ   
!WDKXQVGWDKXQ   
!WDKXQ   
   
&.31     
6DOGRDNKLU   


216
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 .5(',7<$1*',%(5,.$1 ODQMXWDQ 

  .ROHNWLELOLWDV
   
/DQFDU   
'DODP3HUKDWLDQ.KXVXV   
.XUDQJ/DQFDU   
'LUDJXNDQ   
0DFHW   
   
&.31     
6DOGRDNKLU   

  3HUXEDKDQ&DGDQJDQ.HUXJLDQ3HQXUXQDQ1LODLDGDODKVHEDJDLEHULNXW
    
6DOGRDZDOWDKXQ   
3HOXQDVDQ .UHGLW \DQJ WHODK GLKDSXV
  
%XNX
3HQDPEDKDQ&DGDQJDQ   
3HQJKDSXVDQVHODPDWDKXQEHUMDODQ      
6DOGRDNKLU   

3DGD SRVLVL  'HVHPEHU  GDQ  &DGDQJDQ .HUXJLDQ 3HQXUXQDQ 1LODL PHUXSDNDQ
SHUKLWXQJDQQLODLVHFDUDNROHNWLI
0DQDMHPHQ EHUSHQGDSDW EDKZD MXPODK &DGDQJDQ .HUXJLDQ 3HQXUXQDQ 1LODL \DQJ WHODK
GLEXNXNDQ DGDODK FXNXS XQWXN PHQXWXS NHUXJLDQ \DQJ PXQJNLQ WLPEXO DNLEDW WLGDN
WHUWDJLKQ\D.UHGLW<DQJ'LEHULNDQ
  ,QIRUPDVLSHQWLQJODLQQ\D

,QIRUPDVLSHQWLQJ\DQJEHUNDLWDQGHQJDQNUHGLW\DQJGLEHULNDQDGDODKVHEDJDLEHULNXW
D .LVDUDQVXNXEXQJD
   
3LQMDPDQ5HNHQLQJ.RUDQ   
 .UHGLW0RGDO.HUMD.UHGLW  
,QYHVWDVLGDQ.UHGLW.RQVXPHU  
 .UHGLW.DU\DZDQ   
 3URYLVL.UHGLW   

E .UHGLW \DQJ GLEHULNDQ GLMDPLQ GHQJDQ VHUWLILNDW WDQDK GHSRVLWR %XNWL 3HPLOLNDQ
.HQGDUDDQ%HUPRWRU %3.% GDQMDPLQDQODLQQ\D\DQJGLWHULPDROHKSHUEDQNDQ
F .UHGLW PRGDO NHUMD GDQ NUHGLW LQYHVWDVL GLEHULNDQ XQWXN NHSHQWLQJDQ PRGDO NHUMD GDQ
EDUDQJEDUDQJ PRGDO ODLQQ\D VHGDQJNDQ NUHGLW NRQVXPHU GLEHULNDQ XQWXN WXMXDQ
SHPLOLNDQUXPDKNHQGDUDDQEHUPRWRUGDQNUHGLWSHURUDQJDQODLQQ\D
G .UHGLW\DQJGLEHULNDQNHSDGD'LUHNVL'HZDQ.RPLVDULVGDQ.DU\DZDQ%DQNPHUXSDNDQ
NUHGLW NRQVXPWLI GDQ NUHGLW WHUVHEXW GLEHEDQL EXQJD GHQJDQ MDQJND ZDNWX PDNVLPDO
VHODPD  WDKXQ 6XPEHU SHPED\DUDQ NUHGLW WHUVHEXW EHUDVDO GDUL SHPRWRQJDQ JDML
VHWLDSEXODQ6HGDQJNDQNUHGLW \DQJGLEHULNDQNHSDGDSLKDN \DQJWHUNDLWGHQJDQ%DQN
GLODNXNDQSHUV\DUDWDQGDQSURVHVDQDOLVLVQRUPDOVHSHUWLNHSDGDSLKDNODLQ



217
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 .5(',7<$1*',%(5,.$1 ODQMXWDQ 

  ,QIRUPDVLSHQWLQJODLQQ\D ODQMXWDQ 
H 3DGDSRVLVL'HVHPEHUGDQWLGDNWHUGDSDWNUHGLW\DQJGLUHVWUXNWXULVDVL
I -DQJNDZDNWXNUHGLWEHUNLVDUDQWDUD VDWX WDKXQVDPSDLGHQJDQ OLPDEHODV WDKXQ
J %DQN GDODP PHQ\DOXUNDQ NUHGLW SHU  'HVHPEHU  GDQ  WLGDN WHUGDSDW
SHODQJJDUDQDWDXSXQSHODPSDXDQ%DWDV0DNVLPXP3HPEHULDQ.UHGLW %03. 
 
        
   

 3(1<(57$$1


   
1LODLWHUFDWDW   
&.31   
6DOGRDNKLU   


$NXQLQLPHUXSDNDQVDOGRSHQ\HUWDDQNHSDGD373HQMDPLQ.UHGLW3HQJXVDKD,QGRQHVLDSHU
'HVHPEHUGDQ
3HQ\HUWDDQ NHSDGD 37 3HQMDPLQ .UHGLW 3HQJXVDKD ,QGRQHVLD GHQJDQ QLODL QRPLQDO
5S 6DWX -XWD 5XSLDK  SHU OHPEDU VDKDP 3DGD EXODQ $JXVWXV  VDKDP
SHQ\HUWDDQLQLWHODKGLMXDONHSDGDVDODKVDWXSHPHJDQJVDKDP373HQMDPLQ.UHGLW3HQJXVDKD
,QGRQHVLD
%HUGDVDUNDQNHWHQWXDQ%DQN,QGRQHVLD\DQJEHUODNX3HQ\HUWDDQ6DKDPGLJRORQJNDQ/DQFDU
3DGDSRVLVL'HVHPEHUGDQWLGDNWHUGDSDWLQGLNDVLSHQXUXQDQQLODLDWDVSHQ\HUWDDQ
VDKDP 3HUXEDKDQ FDGDQJDQ SHPXOLKDQ  FDGDQJDQ NHUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL 3HQ\HUWDDQ
6DKDPVHODPDGDQDGDODKVHEDJDLEHULNXW
   
 6DOGR$ZDO7DKXQ   
 &DGDQJDQ7DKXQ%HUMDODQ   
 3HPXOLKDQ&DGDQJDQ   
   

0DQDMHPHQ EHUSHQGDSDW EDKZD MXPODK FDGDQJDQ NHUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL 3HQ\HUWDDQ 6DKDP
\DQJGLEHQWXNWHODKPHPDGDL


  

 $6(77(7$3

   
+DUJD3HUROHKDQ   
$NXPXODVLSHQ\XVXWDQ     
1LODLEXNX   





218
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 $6(77(7$3 ODQMXWDQ 

5LQFLDQ$VHW7HWDSDGDODKVHEDJDLEHULNXW
 'HVHPEHU

6DOGR   6DOGR
 'HV 3HQDPEDKDQ 3HQJXUDQJDQ 'HV
+DUJD3HUROHKDQ    
7DQDK    
%DQJXQDQ    
3HUDODWDQGDQ
SHUDERWDQ.DQWRU    
,QVWDODVL    
.RPSXWHU    
.HQGDUDDQ    
    

$NXPXODVL3HQ\XVXWDQ    
%DQJXQDQ    
3HUDODWDQGDQ
SHUDERWDQ.DQWRU    
,QVWDODVL    
.RPSXWHU    
.HQGDUDDQ    
    
1LODL%XNX    


 'HVHPEHU
6DOGR   6DOGR
 'HV 3HQDPEDKDQ 3HQJXUDQJDQ 'HV
+DUJD3HUROHKDQ    
7DQDK    
%DQJXQDQ    
3HUDODWDQGDQ
SHUDERWDQNDQWRU    
,QVWDODVL    
.RPSXWHU    
.HQGDUDDQ    
    
$NXPXODVL3HQ\XVXWDQ    
%DQJXQDQ    
3HUDODWDQGDQ
3HUDERWDQ.DQWRU    
,QVWDODVL    
.RPSXWHU    
.HQGDUDDQ    
    
1LODL%XNX    

0DQDMHPHQEHUSHQGDSDWEDKZDWLGDNWHUGDSDWLQGLNDVLWHUMDGLQ\DSHQXUXQDQQLODLSHUPDQHQDVHW
WHWDS

-XPODK SHQ\XVXWDQ DVHW WHWDS \DQJ GLEHEDQNDQ SDGD ODSRUDQ ODED UXJL NRPSUHKHQVLI PDVLQJ
PDVLQJ VHEHVDU 5S GDQ 5S XQWXN SHULRGH \DQJ EHUDNKLU SDGD
WDQJJDO'HVHPEHUGDQ'HVHPEHU &DWDWDQ 


219
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam Rupiah penuh)

10. ASET TETAP (lanjutan)

Bank melakukan pengeluaran inventaris dengan nilai buku Rp1,- dari Neraca yang tersebar di
beberapa Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu yaitu Kantor Cabang Bandung sesuai
dengan Memo Persetujuan Intern Nomor 390/BYB-Bdg/Intern/XI/2014 tanggal 17 November
2014 yaitu peralatan dan perabotan kantor, dan komputer masing-masing sebesar Rp75.026.200
dan sebesar Rp90.230.000, Kantor Cabang Palembang berupa mesin kantor sebesar
Rp27.200.000, dan Kantor Cabang Pembantu berupa peralatan dan perabotan kantor sebesar
Rp6.453.001.

Bank telah mengasuransikan aset tetap (tidak termasuk hak atas tanah) untuk menutup
kemungkinan kerugian terhadap risiko kebakaran dan pencurian kepada PT. Asuransi Himalaya
Pelindung, PT. Berdikari Insurance, Asuransi Wahana Tata, Asuransi Jasindo, PT. Chartis
Insurance Indonesia, PT. Asuransi Bhakti Bhayangkara, PT. Asuransi Mega Pratama, PT.
Asuransi Asoka Mas dengan nilai pertanggungan seluruhnya sebesar Rp20.358.560 dan
Rp10.232.414, untuk masing-masing periode 31 Desember 2014 dan 31 Desember 2013.
Manajemen berkeyakinan bahwa pertanggungan asuransi untuk aset tetap perseroan berada di
atas nilai buku.

Pada tanggal 31 Desember 2014 terdapat aset yang telah disusutkan penuh namun masih
digunakan yaitu : mesin-mesin kantor, peralatan kantor, kendaraan, instalasi, komputer masing-
masing dengan jumlah tercatat bruto sebesar Rp303.836 dan Rp817.693.

Bank memiliki aset tetap yang tidak dipakai sementara berupa 4 (empat) buah ruko yang terletak
di gedung Graha Permata Pancoran, Jalan Raya Pasar Minggu Kaveling C11, C12, C15 & C16
dengan nilai perolehan keseluruhan sebesar Rp 1.400.000 dan nilai pasar sebesar Rp.6.720.000
(berdasarkan hasil penilaian dari appraisal independen Kantor Jasa Penilai Publik Budi, Edi,
Saptono & Rekan Nomor 2049/JIB-BEST/L-PA/IX/14 tanggal 19 September 2014).

11. ASET LAIN-LAIN

Akun ini terdiri dari :


2014 2013
Pendapatan Bunga Akrual Pinjaman Yang Diberikan 19.624.078.280 11.442.344.682
Pendapatan Bunga yang masih akan diterima 772.220.994 788.657.188
Pendapatan Bunga Akrual Pinjaman Kepada Bank
Lain 2.554.336 4.622.442
Pendapatan Bunga Kredit Jatuh Tempo 1.662.023.667 1.672.160.482
Biaya Dibayar Dimuka 17.283.019.569 13.042.176.905
Uang Muka 13.536.183.052 6.303.441.928
Persedian Perlengkapan Kantor dan Barang
Cetakan 803.476.372 656.480.529
Jaminan 1.229.935.250 908.941.232
Beban Pendirian 5.454.640 24.033.677
Tagihan Lain-lain 11.001.746.533 12.971.149.841
Agunan Yang Diambil Alih (AYDA) 31.416.365.000 56.946.393.462
Lainnya - 217.800.000
Jumlah 97.337.057.693 104.978.202.368
Sesuai surat Bank Indonesia No. 13/658/DPNP/IDPnp tanggal 23 Desember 2011 terkait dengan
diterbitkannya SE BI No. 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011, Bank tidak diwajibkan lagi
membentuk Cadangan Penghapusan Aset (PPA) untuk aset non produktif yang diperhitungkan
dalam laporan keuangan. Penyesuaian atas PPA untuk aset non produktif yang telah dibentuk
selama ini dilakukan terhadap saldo laba.

220
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 $6(7/$,1/$,1 ODQMXWDQ 

3HQXUXQDQ $JXQDQ <DQJ 'LDPELO $OLK $<'$  NDUHQD WHUGDSDW SHQMXDODQ $<'$ 0DQDMHPHQ
EHUNH\DNLQDQWLGDNWHUGDSDWSHQXUXQDQQLODL\DQJVLJQLILNDQDWDVQLODLZDMDUDJXQDQ\DQJGLDPELO
DOLK $<'$ 



 /,$%,/,7$66(*(5$

/LDELOLWDV \DQJ KDUXV VHJHUD GLED\DU ROHK %DQN SHU  'HVHPEHU  GDQ VHOXUXKQ\D
GDODPPDWDXDQJUXSLDKWHUGLULGDU,

   
+XWDQJ%XQJD   
6HWRUDQ-DPLQDQ   
.HZDMLEDQNHSDGD$706HUD   
%LD\D<0+'LED\DU   
-XPODK   



 6,03$1$11$6$%$+

6LPSDQDQGDULQDVDEDKVHOXUXKQ\DGDODPPDWDXDQJ5XSLDK%HUGDVDUNDQMHQLVVLPSDQDQGDUL
QDVDEDKWHUGLULGDUL
   
3LKDN%HUHODVL   
*LURWHUPDVXNNUHGLWEHUVDOGRNUHGLW   
7DEXQJDQ   
'HSRVLWR%HUMDQJND   
-XPODKVLPSDQDQSLKDNEHUHODVL   
3LKDN.HWLJD   
*LURWHUPDVXNNUHGLWEHUVDOGRNUHGLW   
7DEXQJDQ   
'HSRVLWRQ&DOO   
'HSRVLWR%HUMDQJND   
-XPODKVLPSDQDQSLKDNNHWLJD   
-XPODK   

6XNX EXQJD HIHNWLI UDWDUDWD WHUWLPEDQJ VHWDKXQ XQWXN WDKXQ \DQJ EHUDNKLU SDGD WDQJJDO 
'HVHPEHUGDQ
   
*LUR   
7DEXQJDQ   
'HSRVLWR   
6LPSDQDQ \DQJ GLEORNLU GDQ GLMDGLNDQ MDPLQDQ DWDV 3LQMDPDQ <DQJ 'LEHULNDQ SHULRGH 
'HVHPEHU   GDQ  'HVHPEHU  PDVLQJPDVLQJ VHEHVDU 5S GDQ
5S
5LQFLDQGHSRVLWREHUMDQJNDPHQXUXWMDQJNDZDNWXQ\DDGDODKVHEDJDLEHULNXW


221
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 6,03$1$11$6$%$+ ODQMXWDQ 


   
6DPSDLGHQJDQEXODQ   
'LDWDVEXODQVGEXODQ   
'LDWDVEXODQVGEXODQ   
'LDWDVEXODQVGEXODQ   
'LDWDV7DKXQVG7DKXQ   
-XPODK   

%HUGDVDUNDQ8QGDQJ8QGDQJ1R7DKXQVHEDJDLSHQJJDQWL8QGDQJXQGDQJ1RWDKXQ
WHQWDQJ/HPEDJD3HQMDPLQ6LPSDQDQ /36 PHQ\DWDNDQEDKZD/36PHQMDPLQVLPSDQDQ
QDVDEDK %DQN \DQJ EHUEHQWXN JLUR GHSRVLWR VHUWLILNDW GHSRVLWR WDEXQJDQ GDQ DWDX EHQWXN
ODLQQ\D\DQJGLSHUVDPDNDQGHQJDQLWX

%HUGDVDUNDQ3HUDWXUDQ3HPHULQWDK5HSXEOLN,QGRQHVLD1R7DKXQWHQWDQJ%HVDUDQ1LODL
6LPSDQDQ <DQJ 'LMDPLQ /HPEDJD 3HQMDPLQ 6LPSDQDQ 3DVDO  PHQ\DWDNDQ EDKZD QLODL
VLPSDQDQ \DQJ GLMDPLQ XQWXN VHWLDS QDVDEDK SDGD VDWX %DQN \DQJ VHPXOD GLWHWDSNDQ SDOLQJ
EDQ\DN 5S VHUDWXV MXWD UXSLDK  PHQMDGL SDOLQJ EDQ\DN 5S GXD PLOLDU
UXSLDK 
%HEDQSUHPLSHQMDPLQDQ3HPHULQWDK\DQJGLED\DUVHODPDWDKXQGDQPDVLQJPDVLQJ
VHEHVDU5SGDQ5S
-DQJND ZDNWX SHQMDPLQDQ WHUVHEXW WHODK GLODQMXWNDQ ROHK 3HPHULQWDK ,QGRQHVLD EHUGDVDUNDQ
6XUDW.HSXWXVDQ0HQWHUL.HXDQJDQ5HSXEOLN,QGRQHVLD1R.0.SDGDWDQJJDO
0HL  \DQJ PHQ\DWDNDQ EDKZD MDQJND ZDNWX SURJUDP SHQMDPLQDQ GLSHUSDQMDQJ
GHQJDQVHQGLULQ\D XQWXN MDQJND ZDNWX HQDP EXODQ EHULNXWQ\D VHFDUD WHUXV PHQHUXV NHFXDOL
DSDELOD 0HQWHUL .HXDQJDQ PHQJXPXPNDQ SHQJDNKLUDQ GDQ DWDX SHUXEDKDQ 3URJUDP
3HQMDPLQDQ GDODP ZDNWX HQDP EXODQ VHEHOXP EHUDNKLUQ\D MDQJND ZDNWX 3URJUDP 3HQMDPLQDQ
WHUVHEXW XQWXN GLNHWDKXL ROHK XPXP $WDV SHQMDPLQDQ LQL SLKDN %DQN PHODNXNDQ SHPED\DUDQ
SUHPLNHSDGD3HPHULQWDK



 6,03$1$1'$5,%$1./$,1

5LQFLDQGHSRVLWREHUMDQJNDPHQXUXWMDQJNDZDNWXQ\DDGDODKVHEDJDLEHULNXW
 
   
3LKDN%HUHODVL   
 *LUR   
 'HSRVLWR   
   
3LKDN.HWLJD   
 *LUR   
 'HSRVLWR   
   
-XPODK   


 


222
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 6,03$1$1'$5,%$1./$,1 ODQMXWDQ 

6XNX EXQJD HIHNWLI UDWDUDWD WHUWLPEDQJ VHWDKXQ XQWXN WDKXQ \DQJ EHUDNKLU SDGD WDQJJDO 
'HVHPEHUGDQ
   
*LUR   
'HSRVLWR   




 3,1-$0$1<$1*',7(5,0$

3LQMDPDQ\DQJGLWHULPDPHUXSDNDQSLQMDPDQGDUL37%DQN7DEXQJDQ1HJDUD %71 3DGD
SHULRGH'HVHPEHUGDQ'HVHPEHUVDOGRSLQMDPDQ\DQJGLWHULPDEHUWXUXWWXUXW
VHEHVDU5SGDQ5S

37 %DQN <XGKD %KDNWL WHODK GLWXQMXN ROHK 37 %DQN 7DEXQJDQ 1HJDUD %71  VHEDJDL %DQN
UHNDQDQ GDODP SHQ\DOXUDQ GDQD GDODP UDQJND SHPELD\DDQ SURJUDP NUHGLW SHPLOLNDQ UXPDK
VHGHUKDQD GDQ UXPDK VDQJDW VHGHUKDQD .356566 VHVXDL SHUMDQMLDQ SHQHUXVDQ SLQMDPDQ
DQWDUD 37 %DQN 7DEXQJDQ 1HJDUD %71  GHQJDQ 37 %DQN <XGKD %KDNWL 1RPRU
3.6',5WDQJJDO)HEUXDULGDQWHODKGLDPDQGHPHQWHUDNKLU1RPRU
$''3.6',5WDQJJDO-XQL

         

 3(53$-$.$1


D +XWDQJ3DMDN
   
3DMDN3HQJKDVLODQSDVDO   
3DMDN3HQJKDVLODQSDVDO   
3DMDN3HQJKDVLODQSDVDO   
3DMDN3HQJKDVLODQSDVDO   
3DMDN3HQJKDVLODQSDVDOD\DW   
-XPODK   


E %HEDQ3DMDN
   
%HEDQSDMDNSHQJKDVLODQNLQL      
0DQIDDW EHEDQ SDMDNWDQJJXKDQ   
-XPODK     

F 3DMDN3HQJKDVLODQ%DGDQ

5HNRQVLOLDVL DQWDUD ODED VHEHOXP SDMDN SHQJKDVLODQ PHQXUXW ODSRUDQ ODED UXJL GHQJDQ
WDNVLUDQ ODED ILVNDO \DQJ GLKLWXQJ ROHK %DQN XQWXN WDKXQ \DQJ EHUDNKLU SDGD WDQJJDO 
'HVHPEHUGDQDGDODKVHEDJDLEHULNXW

 


223
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 3(53$-$.$1 ODQMXWDQ 

   
/DEDVHEHOXPSDMDNSHQJKDVLODQPHQXUXW

ODSRUDQODEDUXJL  
   
.RUHNVLILVNDOWHUGLULGDUL   
   
%HGD7HPSRUHU   
-DVD3URGXNVL WDQWLHP    
3HQ\XVXWDQ$NWLYD7HWDS     
%HEDQ,PEDODQSDVFDNHUMD    
33$3GDQ&.31   
%HGD3HUPDQHQ   
3HQGDSDWDQ6HZD   
%HEDQ6XPEDQJDQ   
%LD\D-DVD.RQVXOWDQ   
%HEDQ3DMDN   
%LD\D1RQ2SHUDVLRQDO   
%HEDQ3HPDVDUDQ   
%HEDQ%HD6DQWXQDQ'DQD.HPDWLDQ   
%HEDQ$NWLYLWDV0DUNHWLQJ   
%HEDQ6HZD3HUDODWDQ.DQWRU   
%HEDQ6HZD.HQGDUDDQ   
%HEDQ6HZD/DLQQ\D   
%LD\D-DVDSLKDNNHWLJD   
   
3HQJKDVLODQ.HQD3DMDN   
3HPEXODWDQ   

'LNHQDNDQWDULI     
[5S   
-XPODK7DNVLUDQ3DMDN3HQJKDVLODQ  
  
3DMDNGLED\DUGLPXND      
33K3DVDO      
3DMDNSHQJKDVLODQWHUKXWDQJ    


G 5HNRQVLOLDVLDQWDUDODEDVHEHOXPSDMDNSHQJKDVLODQPHQXUXWODSRUDQODEDUXJLGHQJDQEHEDQ
SDMDN SHQJKDVLODQ XQWXN WDKXQWDKXQ \DQJ EHUDNKLU SDGD WDQJJDO  'HVHPEHU  GDQ
DGDODKVHEDJDLEHULNXW

   
/DEDVHEHOXPSDMDNSHQJKDVLODQPHQXUXW
ODSRUDQODEDUXJL   
%HEDQ SDMDN GHQJDQ WDULI SDMDN PDNVLPXP
\DQJEHUODNX   
3HQJDUXK SDMDN DWDV EHGD WHWDS SDGD WDULI
SDMDNPDNVLPXP\DQJEHUODNX   
3HQJDUXK SDMDN DWDV EHGD ZDNWX SDGD WDULI
SDMDNPDNVLPXP\DQJEHUODNX    
%HEDQ3DMDN3HQJKDVLODQ   


224
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 3(53$-$.$1 ODQMXWDQ 


H 3DMDN3HQJKDVLODQ7DQJJXKDQ
8QWXNWDKXQ\DQJEHUDNKLU'HVHPEHU
'LNUHGLWNDQNH 'LEHEDQNDQNH 
 'HV  /DSRUDQ/DED  HNXLWDV 'HV
5XJL
$VHWSDMDNWDQJJXKDQ       
3HQGDSDWDQ
.RPSUHKHQVLIODLQQ\D       
-DVD3URGXNVL       
3HQ\XVXWDQ$VHWWHWDS       
.HZDMLEDQ0DQIDDW
NDU\DZDQ       
&.31         
-XPODK       


8QWXNWDKXQ\DQJEHUDNKLU'HVHPEHU
'LNUHGLWNDQNH 'LEHEDQNDQNH 
 'HV  /DSRUDQ/DED  HNXLWDV 'HV
5XJL
$VHWSDMDNWDQJJXKDQ       
3HQGDSDWDQ
.RPSUHKHQVLIODLQQ\D       
-DVD3URGXNVL       
3HQ\XVXWDQ$VHWWHWDS        
.HZDMLEDQ0DQIDDW
NDU\DZDQ        
&.31         
-XPODK        



 /,$%,/,7$6/$,1/$,1

   
7LWLSDQ1DVDEDK   
%HEDQ\DQJ0DVLK+DUXV'LED\DU   
3HQGDSDWDQ'LWHULPD'LPXND   
.HZDMLEDQ/DLQQ\D,QWHUQDO   
3HQGDSDWDQ%XQJD'LWDQJJXKNDQ   
.HZDMLEDQ3DVFD.HUMD   
   
   
-XPODK   


 


225
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 /,$%,/,7$6,0%$/$1.(5-$

3URJUDP3HQVLXQ
3HUXVDKDDQ PHQJLNXWL SURJUDP SHQVLXQ PDQIDDW SDVWL 'DQD 3HQVLXQ XQWXN VHPXD SHJDZDL
WHWDS FDORQ SHJDZDL WHWDS VHUWD 'LUHNVL \DQJ GLDQJNDW GDUL SHJDZDL \DQJ PHPHQXKL V\DUDW
NHSHVHUWDDQ 'DQD SHQVLXQ LQL GLNHOROD ROHK 'DQD 3HQVLXQ %DQN <XGKD %KDNWL \DQJ 3HUDWXUDQ
'DQD 3HQVLXQQ\D WHODK GLVDKNDQ ROHK 0HQWHUL .HXDQJDQ 5HSXEOLN ,QGRQHVLD GHQJDQ 6XUDW
.HSXWXVDQ 1R .(3.0 WDQJJDO  -XOL  0DQIDDW SHQVLXQ DNDQ GLEHULNDQ
DSDELODNDU\DZDQWHUVHEXWPHPDVXNLPDVDSHQVLXQ 
.HZDMLEDQSHVHUWD SHJDZDL VHEDJDLEHULNXW
 3HJDZDL\DQJGLWHULPDVHEHOXPEHUODNXQ\D881RPRU7DKXQZDMLEPHQ\HWRULXUDQ
\DQJ GLSRWRQJ ODQJVXQJ GDUL JDML 3HQJKDVLODQ 'DVDU 3HQVLXQ3K'3  VHEHVDU  XQWXN
GDQD3HQVLXQGDQXQWXN7+7 
 3HJDZDL \DQJ GLWHULPD VHMDN EHUODNXQ\D 88 1RPRU  WDKXQ  ZDMLE PHQ\HWRU LXUDQ
\DQJGLSRWRQJODQJVXQJGDULJDML 3K'3 VHEHVDUXQWXN'DQD3HQVLXQ 
37 %DQN <XGKD %KDNWL EHUNHZDMLEDQ PHPED\DU LXUDQ EHUXSD 1RUPDO &RVW GDQ 3DVW 6HUYLFH
/LDELOLW\ 36/ \DQJEHVDUQ\DGLWHWDSNDQGLKLWXQJROHK$NWXDULD\DQJPHODNXNDQHYDOXDVLPLQLPDO
VHWLDS WLJD WDKXQVHNDOL

3HUKLWXQJDQ$NWXDULD3URJUDP3DVFD.HUMD
3HUKLWXQJDQ$NWXDULDWHUDNKLUXQWXN3URJUDP3HQVLXQ3URJUDP3DVFD.HUMDGDQ,PEDODQ-DQJND
3DQMDQJ/DLQQ\DGLODNXNDQROHK'D\D0DQGLUL'KDUPDNRQVLOLQGR7DQJJDO-DQXDUL
3HUKLWXQJDQ \DQJ GLODNXNDQ DGDODK XQWXN PHQJDNXL ELD\D \DQJ VHKDUXVQ\D GLNHOXDUNDQ ROHK
3HUXVDKDDQ EHUNHQDDQ GHQJDQ LPEDODQ SDVFDNHUMD EHUXSD SHQJKDUJDDQ PDVDEDNWL WDEXQJDQ
KDUL WXD FXWL EHVDU WXQMDQJDQ SHPHOLKDUDDQ NHVHKDWDQ GDQ SHQVLXQ NDU\DZDQ ELOD PHQFDSDL
XVLDSHQVLXQ
3HUKLWXQJDQ UHNRQVLOLDVL DVHW SURJUDP GDQ NHZDMLEDQ HVWLPDVLDQ LPEDODQ NHUMD \DQJ GLDNXL GL
1HUDFDDGDODKVHEDJDLEHULNXW        
   
1LODL.LQL.HZDMLEDQ     
1LODL:DMDU$VHW3URJUDP   
6WDWXV3HQGDQDDQ     
.HUXJLDQ NHXQWXQJDQ  DNWXDULD \DQJ EHOXP
    
GLDNXL
-XPODK/LDELOLWDV,PEDODQ3DVFDNHUMD     


5HNRQVLOLDVL SHUXEDKDQ VDOGR NHZDMLEDQ SDVFDNHUMD XQWXN WDKXQ \DQJ EHUDNKLU  'HVHPEHU
GDQDGDODKVHEDJDLEHULNXW      
   

   
6DOGR$ZDO     
%HEDQ-DVD.LQL     
%HEDQEXQJD     
$PRUWLVDVL/DED5XJL$NWXDULD      
([FHVV3D\PHQW    
3HPED\DUDQVHODPDWDKXQEHUMDODQ    
6DOGRDNKLU     


226
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 /,$%,/,7$6,0%$/$1.(5-$ ODQMXWDQ 

$VXPVL\DQJGLJXQDNDQGDODPSHUKLWXQJDQDNWXDULDOGDQDGDODKVHEDJDLEHULNXW
3URJUDP'DQD3HQVLXQ
 7LQJNDW%XQJD 'LVNRQWR  SHUDQQXP
 7LQJNDW.HQDLNDQ3HQJKDVLODQ SHUDQQXP
 7LQJNDW.HPDWLDQ  &RPPLVVLRQHUV6WDQGDU2UGLQDU\± &62¶ 
 7LQJNDW3HQJXQGXUDQ'LUL DWDJHUHGXFLQJOLQHDUO\WRDWDJHDQG
    WKHUHDIWHU
 7LQJNDW.HFDFDWDQ  RIPRUWDOLW\UDWH
 8VLD3HQVLXQ1RUPDO  \HDUVROG
 $VHWGDQDSHQVLXQWHUXWDPDWHUGLULGDULGHSRVLWREHUMDQJNDSHQHPSDWDQODQJVXQJGDQLQYHVWDVL
MDQJNDSDQMDQJGDODPEHQWXNWDQDKGDQEDQJXQDQ
 



 02'$/6$+$0


%HUGDVDUNDQ $NWD 1RPRU  WDQJJDO  -XQL  \DQJ GLEXDW GLKDGDSDQ $JXQJ ,ULDQWRUR
6DUMDQD +XNXP 0DJLVWHU +XNXP 1RWDULV GL -DNDUWD \DQJ WHODK PHQGDSDW SHUVHWXMXDQ GDUL
0HQWHUL+XNXPGDQ+DN$VDVL0DQXVLDVHVXDL6XUDW.HSXWXVDQ1RPRU$+8
WDQJJDO-XQL3HULRGH'HVHPEHUWDQJJDO-XQL0RGDO'DVDU3HUVHURDQ
EHUMXPODKVHEHVDU5S (QDP5DWXV0LO\DU5XSLDK \DQJWHUEDJLDWDV
(QDP 5DWXV 5LEX  OHPEDU VDKDP GHQJDQ PDVLQJPDVLQJ VDKDP EHUQLODL 5S 6DWX
-XWD 5XSLDK  $WDV VDKDPVDKDP WHUVHEXW WHODK GLWHPSDWNDQ GDQ GLVHWRU SHQXK ROHK SDUD
3HPHJDQJ 6DKDP EHUGDVDUNDQ $NWD 1RPRU  WDQJJDO  -XQL  \DQJ GLEXDW GLKDGDSDQ
$JXQJ,ULDQWRUR6DUMDQD+XNXP0DJLVWHU+XNXP1RWDULVGL-DNDUWD\DQJWHODKGLODSRUNDQGDQ
GLEHULWDKXNDQ NHSDGD 0HQWHUL +XNXP GDQ +DN $VDVL 0DQXVLD GDQ GLWHULPD EHUGDVDUNDQ 6XUDW
3HQHULPDDQ 3HPEHULWDKXDQ 3HUXEDKDQ $QJJDUDQ 'DVDU 37 %DQN <XGKD %KDNWL 1RPRU $+8
 WDQJJDO  -XQL  \DLWX VHEHVDU 5S 'XD 5DWXV
'XDSXOXK 6DWX 0LOLDU /LPD 5DWXV (QDPEHODV -XWD 5XSLDK  \DQJ WHUEDJL GDODP  'XD
5DWXV'XDSXOXK6DWX5LEX/LPD5DWXV(QDPEHODV OHPEDUVDKDPGHQJDQQRPLQDO5S
6DWX-XWD5XSLDK SHUOHPEDUVDKDP

%HUGDVDUNDQ $NWD 1RPRU  WDQJJDO  -XOL  \DQJ GLEXDW GLKDGDSDQ $JXQJ ,ULDQWRUR \DQJ
WHODK PHQGDSDW SHUVHWXMXDQ GDUL 0HQWHUL +XNXP GDQ +DN $VDVL 0DQXVLD VHVXDL VXUDW
SHPEHULWDKXDQ SHUXEDKDQ DQJJDUDQ GDVDU 1RPRU $+8$+ WDQJJDO  6HSWHPEHU
 \DQJ GLGDIWDUNDQ GDODP GDIWDU SHUXVDKDDQ 1RPRU +8$+ WDQJJDO 
6HSWHPEHU$NWDWHUVHEXWGLVHVXDLNDQGLWDKXQ1RPRU\DQJGLDNXLEXODQ)HEUXDUL
 GDQ VHVXDL 6XUDW .HSXWXVDQ .HKDNLPDQ 1RPRU  3HUXEDKDQ SDGD WDKXQ  GL
VDKNDQ GL $NWD 1RPRU  WDQJJDO  -XQL  GDQ WHODK PHQGDSDW SHUVHWXMXDQ GDUL 0HQWHUL
+XNXPGDQ+DN$VDVL0DQXVLD

6XVXQDQSHPHJDQJGDQNHSHPLOLNDQVDKDPSHU'HVHPEHUGDQDGDODKVHEDJDL
EHULNXW





227
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 02'$/6$+$0 ODQMXWDQ 


'HVHPEHU
  6DKDP  1RPLQDO
3HPHJDQJ6DKDP  OHPEDU   5S  
,1.23$'      
,1.23$/      
,1.23$8      
,1.2332/      
,1.233$%5,      
,1.29(5,      
386.230$%(671,      
386.23.(0+$1      
37*R]FR&DSLWDO      
6XJHQJ6XEURWR      
.23.$5%DQN<XGKD%KDNWL      
-XPODK      


'HVHPEHU
  6DKDP  1RPLQDO
3HPHJDQJ6DKDP  OHPEDU   5S  
,1.23$'      
,1.23$/      
,1.23$8      
,1.2332/      
,1.233$%5,      
,1.29(5,      
386.230$%(671,      
386.23.(0+$1      
37*R]FR&DSLWDO      
6XJHQJ6XEURWR      
.23.$5%DQN<XGKD%KDNWL      
-XPODK      






 6$/'2/$%$

5LQFLDQVDOGRODED\DQJGLWDKDQDGDODKVHEDJDLEHULNXW

   
%HOXPGLWHQWXNDQSHQJJXQDDQQ\D   
6DOGRODEDWDKXQODOX   
'LYLGHQ    
/DEDEHUVLKWDKXQEHUMDODQ   
-XPODKEHOXPGLWHQWXNDQSHQJJXQDDQQ\D   
   
7HODKGLWHQWXNDQSHQJJXQDDQQ\D   
&DGDQJDQ7XMXDQ   
&DGDQJDQ8PXP   
-XPODKWHODKGLWHQWXNDQSHQJJXQDDQQ\D   
-XPODK6DOGR/DED   



228
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 .20321(1(.8,7$6/$,11<$

.RPSRQHQ(NXLWDV/DLQQ\DVHEDJDLEHULNXW
   
2EOLJDVL3HPHULQWDK   
+DUJD%HOL   
1LODL:DMDU   
6HOLVLK3HQLODLDQ     
   
%DQN,QGRQHVLD   
+DUJD%HOL   
1LODL:DMDU   
6HOLVLK3HQLODLDQ     
   
2EOLJDVL.RUSRUDW   
+DUJD%HOL   
1LODL:DMDU   
6HOLVLK3HQLODLDQ     
   
7RWDO   
+DUJD%HOL   
1LODL:DMDU   
6HOLVLK3HQLODLDQ     
3HQJDUXK3DMDN   
-XPODK     




 3(1'$3$7$1%81*$

3HQGDSDWDQEXQJDWHUGLULGDULKDVLOEXQJDSURYLVLGDQNRPLVL\DQJEHUKXEXQJDQGHQJDQDNWLYLWDV
SHUNUHGLWDQVHEDJDLEHULNXW
   
3HQGDSDWDQ%XQJD%HUDVDO'DUL   
6XUDW%HUKDUJD   
%DQN,QGRQHVLD   
%DQN/DLQ   
1RQ%DQN   
3HQHPSDWDQ3DGD%DQN/DLQ   
 *LUR%DQN/DLQ   
 *LUR%DQN,QGRQHVLD   
 ,QWHUEDQN&DOO0RQH\   
 'HSRVLWR%HUMDQJND   
.UHGLW\DQJ'LEHULNDQ   
3HQGDSDWDQ3URYLVLGDQ.RPLVL.UHGLW   
-XPODK   


 


229
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 %(%$1%81*$

%HEDQ%XQJD%HUDVDO'DUL

   
   
.HZDMLEDQ.HSDGD%DQN/DLQ   
 -DVD*LUR   
 &DOO0RQH\   
 'HSRVLWR%HUMDQJND   
 'HSRVLWRQ&DOO   
   
.HZDMLEDQ.HSDGD%XNDQ%DQN   
 -DVD*LUR   
 'HSRVLWR%HUMDQJND   
 'HSRVLWRQ&DOO   
 6HUWLILNDW'HSVLWR   
 7DEXQJDQ   
%XQJD3LQMDPDQ<DQJ'LWHULPD'DUL%DQN/DLQ   
%HEDQ3URYLVLGDQ.RPLVL   
-XPODK   




 3(1'$3$7$123(5$6,21$//$,11<$


   
3URYLVLGDQ.RPLVL/DLQQ\D   
.HXQWXQJDQ3HQMXDODQ$VHW.HXDQJDQ   
3HQGDSDWDQ$PRUWLVDVL'LVNRQWR   
3HQGDSDWDQ'HQGD   
.HXQWXQJDQ3HQMXDODQ$<'$   
3HQGDSDWDQGDUL.UHGLW+DSXV%XNX   
3HQGDSDWDQ)HH$70   
-XPODK   




 %(%$17(1$*$.(5-$

   
%LD\D*DML'DQ8SDK   
%LD\D/HPEXU   
7XQMDQJDQ+DUL5D\D   
7XQMDQJDQ-DEDWDQ   
7XQMDQJDQ7HOOHU   
7XQMDQJDQ&XWL   
7XQMDQJDQ3HUXPDKDQ   
7XQMDQJDQ7HOHSRQ   
7XQMDQJDQ'DQD3HQVLXQ   
+RQRUDULXP'HZDQ.RPLVDULV   
7XQMDQJDQ+RPH%DVH   


230
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 %(%$17(1$*$.(5-$ ODQMXWDQ 

   
3HQJREDWDQGDQ3HUDZDWDQ   
7UDQVSRUWDVLGDQ8DQJ0DNDQ   
-DPVRVWHN   
7DQWLHP%RQXV   
%HEDQ,PEDODQSDVFDNHUMD   
%HEDQ3HJDZDL)UHHODQFH   
%HEDQ/DLQQ\D   
-XPODK   



 %(%$1$'0,1,675$6,'$18080


   
3HQGLGLNDQGDQ3HODWLKDQ   
6HZD   
3HPHOLKDUDDQGDQ3HUEDLNDQ   
7UDQVSRUWDVL   
7HOHNRPXQLNDVL   
3DMDN   
/LVWULNGDQ$LU   
&HWDNDQGDQ$ODW7XOLV.DQWRU   
3HQDJLKDQ   
3HUMDODQDQ'LQDV   
3LWD7LQWD.RPSXWHU   
$NXQWDQ.RQVXOWDQ   
.XVWRGLDQ   
.HDQJJRWDDQ   
$GPLQLVWUDVL3URVHV:DUNDW.OLULQJ3,3857*6   
0DWHUDLGDQ%HQGD3RV   
/DQJJDQDQ6XUDW.DEDU0DMDODK   
3HUOHQJNDSDQ.DQWRU   
.HJLDWDQ'HZDQ.RPLVDULV   
$NWLYLWDV3HJDZDL   
%<3DNDLDQ6HUDJDP   
5HNUXLWPHQ3HJDZDL   
3URYLVLGDQ.RPLVL   
3UHPL3HQMDPLQDQ'DQD3LKDN.HWLJD   
%HEDQ$VXUDQVL   
%HEDQ$VXUDQVL.DV   
%HEDQ3HQ\XVXWDQ$VHW7HWDS   
%HEDQ$PRUWLVDVL   
%HEDQ7UDQVIHU   
%HEDQ%ODQNR6XUDW%HUKDUJD   
%HEDQ%DKDQ%DNDU.HQGDUDDQ   
%HEDQ3XQJXWDQ2-.   
/DLQQ\D   

-XPODK   
 


231
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 %(%$13(0$6$5$1

   
$NWLYLWDV0DUNHWLQJ  
,NODQGDQ5HNODPH  
6SRQVRUVKLS  
6DQWXQDQ 
 
/DLQQ\D  
-XPODK  





 %(%$1.(58*,$13(18581$11,/$,$6(7.(8$1*$1'$1121.(8$1*$1%(56,+


   
3HQHPSDWDQSDGD%DQN/DLQ   
6XUDW%HUKDUJD   
.UHGLW\DQJ'LEHULNDQ   
-XPODK   




 %(%$123(5$6,21$//$,11<$

   
.HUXJLDQ 3HQMXDODQ 6XUDW %HUKDUJD  
7HUVHGLDXQWXN'LMXDO  
$VHW1RQ3URGXNWLI$JXQDQ\DQJ'LDPELO 
$OLK  
.HUXJLDQ3HQMXDODQ$JXQDQ\DQJ'LDPELO 
$OLK  
   
-XPODK   



 3(1'$3$7$1%8.$123(5$6,21$/


   
3HQGDSDWDQ6HZD   
/DED3HQMXDODQ$VHW7HWDS   
/DED3HQMXDODQ$<'$   
3HQGDSDWDQ1RQ2SHUDVLRQDO/DLQQ\D   
-XPODK   









232
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 %(%$1%8.$123(5$6,21$/

   
%HEDQ'HQGD   
%HEDQ6XPEDQJDQ   
5XJL3HQMXDODQ$NWLYD7HWDS   
/DLQQ\D   
-XPODK   




 75$16$.6,'(1*$13,+$.3,+$.%(5(/$6,


'DODP NHJLDWDQ QRUPDO XVDKD %DQN PHODNXNDQ WUDQVDNVL GHQJDQ SLKDN EHUHODVL NDUHQD
KXEXQJDQ NHSHPLOLNDQ GDQDWDX NHSHQJXUXVDQ 6HPXD WUDQVDNVL GHQJDQ SLKDNSLKDN EHUHODVL
WHODKGLODNXNDQGHQJDQNHELMDNDQGDQV\DUDW\DQJWHODKGLVHSDNDWLEHUVDPD 
       
1R 3LKDN3LKDN%HUHODVL 6LIDW+XEXQJDQ 7UDQVDNVL
 'HZDQ.RPLVDULV'LUHNVL 0DQDMHPHQ.XQFL .RPSHQVDVL GDQ
5HPXQHUDVL
.UHGLW<DQJ'LEHULNDQ
6LPSDQDQ1DVDEDK
 3HMDEDW%DQN 0DQDMHPHQ.XQFL .RPSHQVDVL GDQ
5HPXQHUDVL
6LPSDQDQ1DVDEDK
 3HQJXUXV.RSHUDVL 'LNHQGDOLNDQ .UHGLW<DQJ'LEHULNDQ
.DU\DZDQ EHUVDPDROHK
6LPSDQDQ1DVDEDK
PDQDMHPHQNXQFL
 %35 'LNHQGDOLNDQROHK 6LPSDQDQ1DVDEDK
PDQDMHPHQNXQFL
'DODP NHJLDWDQ XVDKDQ\D %DQN MXJD PHQJDGDNDQ WUDQVDNVLWUDQVDNVL WHUWHQWX GHQJDQ SLKDN
SLKDNEHUHODVL7UDQVDNVLWUDQVDNVLSDGDVDOGRWDKXQGDQPHOLSXWL 
     
.UHGLW\DQJGLEHULNDQ
   
3HPHJDQJ6DKDP   
'HZDQ.RPLVDULVGDQ'LUHNVL   
3HQMDPLQNUHGLW3HUXVDKDDQ363   
3HQMDPLQNUHGLW3HUXVDKDDQ.RPLVDULV   
3HMDEDW%DQN   
.RSHUDVL.DU\DZDQ   
-XPODK   
3HUVHQWDVHWHUKDGDSWRWDONUHGLW\DQJ   
GLEHULNDQ


233
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 

75$16$.6,'(1*$13,+$.3,+$.%(5(/$6, ODQMXWDQ 


3LQMDPDQ NHSDGD SLKDN EHUHODVL NKXVXVQ\D SLQMDPDQ NHSDGD 3HPHJDQJ VDKDP VHEHVDU
5S GDQ 3HQMDPLQ .UHGLW 3HUXVDKDDQ 363 VHEHVDU 5S GLMDPLQ GHQJDQ
'HSRVLWR%HUMDQJND EDFNWREDFN \DQJGLWHPSDWNDQGL%DQN<XGKD%KDNWL

6LPSDQDQ1DVDEDK
   
'HZDQ.RPLVDULVGDQ'LUHNVL   

3HMDEDW%DQN   

3HQJXUXV.RSHUDVL.DU\DZDQ   

   

%35   

-XPODK   

3HUVHQWDVHWHUKDGDSWRWDOVLPSDQDQQDVDEDK   

.RPSHQVDVLPDQDMHPHQNXQFL
.RPSHQVDVL \DQJ GLED\DU DWDX WHUXWDQJ SDGD PDQDMHPHQ NXQFL DWDV MDVD NHSHJDZDLDQ DGDODK
VHEDJDLEHULNXW

   
*DMLGDQ,PEDODQMDQJNDSHQGHN   
'HZDQ.RPLVDULV   
'LUHNVL   
3HMDEDW(NVHNXWLI   
-XPODK   
3HUVHQWDVHWHUKDGDSWRWDOEHEDQSHJDZDL   
,PEDODQSDVFDNHUMD   
'HZDQ.RPLVDULV   
'LUHNVL   
3HMDEDW(NVHNXWLI   
-XPODK   
3HUVHQWDVHWHUKDGDSWRWDOEHEDQSHJDZDL   









234
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 $6(7'$1/,$%,/,7$6.(8$1*$1

7DEHO EHULNXW LQL PHUXSDNDQ QLODL WHUFDWDW GDQ QLODL ZDMDU GDUL DVHW NHXDQJDQ GDQ OLDELOLWDV
NHXDQJDQSDGDWDQJJDO'HVHPEHUGDQ

7DKXQ
$VHWGDQ %LD\D3HUROHKDQ
/LDELOLWDV 'LPLOLNLKLQJJD 3LQMDPDQGDQ 7HUVHGLDXQWXN GLDPRUWLVDVL 1LODLWHUFDWDW 1LODLZDMDU
.HXDQJDQ MDWXKWHPSR 3LXWDQJ 'LMXDO ODLQQ\D

$6(7
.(8$1*$1      

.DV      

*LURSDGD%,      


*LURSDGD
%DQN/DLQ      
3HQHPSDWDQ
SDGD%,GDQ
%DQN/DLQ      

(IHN(IHN      


.UHGLW\DQJ
'LEHULNDQ      
/,$%,/,7$6
.(8$1*$1      
6LPSDQDQGDUL
1DVDEDK      
6LPSDQDQGDUL
%DQN/DLQ      

7DKXQ
$VHWGDQ %LD\D3HUROHKDQ
/LDELOLWDV 'LPLOLNLKLQJJD 3LQMDPDQGDQ 7HUVHGLDXQWXN GLDPRUWLVDVL 1LODLWHUFDWDW 1LODLZDMDU
.HXDQJDQ MDWXKWHPSR 3LXWDQJ 'LMXDO ODLQQ\D
$6(7
.(8$1*$1      

.DV      

*LURSDGD%,      


*LURSDGD
%DQN/DLQ      
3HQHPSDWDQ
SDGD%,GDQ
%DQN/DLQ      

(IHN(IHN      


.UHGLW\DQJ
'LEHULNDQ      
/,$%,/,7$6
.(8$1*$1      
6LPSDQDQGDUL
1DVDEDK      
6LPSDQDQGDUL
%DQN/DLQ      


0HWRGH GDQ DVXPVL \DQJ GLJXQDNDQ DGDODK EDKZD QLODL ZDMDU DVHW NHXDQJDQ GDQ OLDELOLWDV
NHXDQJDQ PHQGHNDWL QLODL WHUFDWDWQ\D NDUHQD PHPSXQ\DL MDQJND ZDNWX \DQJ VLQJNDW DWDV
LQVWUXPHQNHXDQJDQWHUVHEXWGDQDWDXVXNXEXQJDQ\DGLWLQMDXXODQJ







235
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 %$7$60$.6,0803(0%(5,$1.5(',7

3DGDWDQJJDO'HVHPEHUGDQWLGDNWHUGDSDWSHODQJJDUDQ GDQSHODPSDXDQ%03.
NHSDGDSLKDNWHUNDLWPDXSXQSLKDNWLGDNWHUNDLW
6HVXDLGHQJDQSHUDWXUDQ%,1R3%,WHQWDQJ%DWDV0DNVLPXP3HPEHULDQ.UHGLW%DQN
8PXP EDWDV PDNVLPXP SHQ\HGLDDQ GDQD NHSDGD SLKDN WHUNDLW VDWX SHPLQMDP \DQJ EXNDQ
SLKDN WHUNDLW GDQ VDWX NHORPSRN SHPLQMDP \DQJ EXNDQ SLKDN WHUNDLW PDVLQJPDVLQJ WLGDN
PHOHELKLGDQGDULPRGDO%DQN



 0$1$-(0(15,6,.2

%DQN WHODK PHQHUDSNDQ PDQDMHPHQ ULVLNR \DQJ LQGHSHQGHQ GDQ VHVXDL GHQJDQ VWDQGDU \DQJ
PHUXMXNSDGDNHWHQWXDQ%DQN,QGRQHVLDVHUWDEHVWSUDFWLFHV\DQJGLWHUDSNDQVHSHUWL%DQN/DLQ
SDGD XPXPQ\D VHUWD WHODK PHQJDFX NHSDGD 3HUDWXUDQ %DQN ,QGRQHVLD 3%,  1RPRU
3%, WDQJJDO  0HL  WHQWDQJ 3HQHUDSDQ 0DQDMHPHQ 5LVLNR %DJL %DQN 8PXP
VHEDJDLPDQD WHODK GLXEDK GHQJDQ 3HUDWXUDQ %DQN ,QGRQHVLD 1RPRU 3%, WDQJDO 
-XOL  WHQWDQJ 3HUXEDKDQ DWDV 3HUDWXUDQ %DQN ,QGRQHVLD 1RPRU 3%, WHQWDQJ
3HQHUDSDQ0DQDMHPHQ5LVLNR%DJL%DQN8PXPDJDUVHMDODQGHQJDQUHQFDQDSHQHUDSDQ%DVHO
,,DFFRUGVHFDUDEHUWDKDSGL,QGRQHVLD
'DODPKDOEDJLDQGDULSURVHV\DQJEHUMDODQVHKLQJJDXQWXNPHQFDSDLVWDQGDUWHUEDLNGLELGDQJ
SHQJHORODDQ ULVLNR %DQN VHQDQWLDVD PHQJHPEDQJNDQ GDQ PHQ\HPSXUQDNDQ NHUDQJND VLVWHP
SHQJHORODDQULVLNRGDQSHQJHQGDOLDQLQWHUQDO\DQJWHUSDGXGDQNRPSUHKHQVLIDJDUPHPEHULNDQ
LQIRUPDVLVHFDUDGLQLGDODPPHQJDPELOODQJNDKODQJNDKSHUEDLNDQJXQDPHPLQLPDOLVLUULVLNR
.HUDQJND VLVWHP SHQJHORODDQ ULVLNR LQL GLWXDQJNDQ GDODP EHQWXN NHELMDNDQ SURVHGXU OLPLW
WUDQVDNVL GDQ NHZHQDQJDQ VHUWD SHUDQJNDW ODLQQ\D \DQJ EHUODNX EDJL VHJHQDS DNWLYLWDV ELVQLV
GHQJDQ WHWDS PHODNXNDQ HYDOXDVL GDQ SHUXEDKDQ SDUDPHWHU VHFDUD EHUNDOD VHVXDL GHQJDQ
SHUXEDKDQELVQLV
+DVLO GDUL SHQJHORODDQ ULVLNR WHUVHEXW WHODK GLDWXU EHUEDJDL NHELMDNDQ DJDU PDQDMHPHQ ULVLNR
EHUIXQJVL VHEDJDL EXVLQHVV HQDEOHU VHKLQJJD EHUSHUDQ PHQLQJNDWNDQ SHUWXPEXKDQ ELVQLV
GHQJDQWHWDSPHQJHGHSDQNDQSULQVLSNHKDWLKDWLDQPHODOXLSHQHUDSDQSURVHVPDQDMHPHQULVLNR
\DQJ LGHDO GHQJDQ FDUD LGHQWLILNDVL SHQJXNXUDQ SHPDQWDXDQ GDQ SHQJHQGDOLDQ ULVLNR SDGD
VHPXDOHYHORUJDQLVDVL
3HQJDZDVDQ $NWLI 'HZDQ .RPLVDULV GDQ 'LUHNVL WHUKDGDS DNWLYLWDV PDQDMHPHQ ULVLNR %DQN
GLLPSOHPHQWDVLNDQ PHODOXL SHPEHQWXNDQ .RPLWH 0DQDMHPHQ 5LVLNR XQWXN PHQLQJNDWNDQ IXQJVL
NRPLWH GDODP UDQJND PHQJDPELO ODQJNDKODQJNDK SHUVLDSDQ SHODNVDQDDQ SURVHV GHQJDQ
PHPEHQWXN.RPLWH3HPDQWDX5LVLNR.RPLWH$XGLWGDQ.RPLWH5HPXQHUDVLGDQ1RPLQDVL
.RPLWH \DQJ GLEHQWXN EHUWDQJJXQJ MDZDE NHSDGD .RPLVDULV GHQJDQ WXJDV XWDPD PHPEHULNDQ
PDVXNDQNHSDGD.RPLVDULVPHQJHQDLPDVDODKPDVDODKPDQDMHPHQULVLNRPHQJHYDOXDVLVLVWHP
SHQJDZDVDQ PDQDMHPHQ ULVLNR GDQ SHQJDZDVDQ LQWHUQ VHUWD PHQ\HGLDNDQ LQIRUPDVL NHSDGD
.RPLVDULVKDOKDO\DQJEHUNDLWDQGDODPPHQJDQWLVLSDVLSRWHQVLULVLNR
%HUSHGRPDQ WHUKDGDS NHELMDNDQ 3HUDWXUDQ %DQN ,QGRQHVLD %DQN WHODK PHQHWDSNDQ VXDWX
NHELMDNDQ 0DQDMHPHQ 5LVLNR PHODOXL 6XUDW .HSXWXVDQ 'LUHNVL 1RPRU 
6.(36(7%<%;,, WDQJJDO  'HVHPEHU  WHQWDQJ 3HQ\HPSXUQDDQ 3HGRPDQ
0DQDMHPHQ 5LVLNRGLGDODPQ\D WHODK PHQFDNXS 3HQHUDSDQ  'HODSDQ  3URILO 5LVLNR WHUKDGDS
5LVLNR .UHGLW 5LVLNR 3DVDU 5LVLNR /LNXLGLWDV 5LVLNR 2SHUDVLRQDO 5LVLNR .HSDWXKDQ 5LVLNR
+XNXP 5LVLNR 5HSXWDVL GDQ 5LVLNR 6WUDWHJLV GHQJDQ NDWHJRUL SHULQJNDW ULVLNR %DQN 8PXP
PHQFDNXSULVLNRLQKHUHQGDQVLVWHPSHQJHQGDOLDQULVLNR


 


236
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 0$1$-(0(15,6,.2 ODQMXWDQ 

'DODPWDKXQ%DQNWHODKPHQHWDSNDQ.HELMDNDQ0DQDMHPHQ5LVLNRVHUWDWHODKPHQ\XVXQ
3URILO 5LVLNR XQWXN SRVLVL  'HVHPEHU  GHQJDQ SHULQJNDWNRPSRVLW 0RGHUDWH GDQ 6LVWHP
3HQJHQGDOLDQ,QWHUQ&XNXS0HPDGDL

 -HQLV-HQLV5LVLNR

D 5LVLNR.UHGLW
$GDODK ULVLNR DNLEDW NHJDJDODQ 'HELWXU GDQDWDX SLKDN ODLQ GDODP PHPHQXKL NHZDMLEDQ
NHSDGD%DQN

E 5LVLNR3DVDU
$GDODK ULVLNR SDGD SRVLVL QHUDFD GDQ UHNHQLQJ DGPLQLVWUDWLI WHUPDVXN WUDQVDNVL GHULYDWLI
DNLEDWSHUXEDKDQVHFDUDNHVHOXUXKDQGDULNRQGLVLSDVDUWHUPDVXNULVLNRSHUXEDKDQKDUJD
RSWLRQ

F 5LVLNR/LNXLGLWDV
$GDODKULVLNRDNLEDWNHWLGDNPDPSXDQ%DQNXQWXNPHPHQXKLNHZDMLEDQ \DQJMDWXKWHPSR
GDUL VXPEHU SHQGDQDDQ DUXV NDV GDQDWDX GDUL DVHW OLNXLG EHUNXDOLWDV WLQJJL \DQJ GDSDW
GLDJXQNDQWDQSDPHQJJDQJJXDNWLYLWDVGDQNRQGLVLNHXDQJDQ%DQN

G 5LVLNR2SHUDVLRQDO
$GDODK ULVLNR DNLEDW NHWLGDNFXNXSDQ GDQDWDX WLGDN EHUIXQJVLQ\D SURVHV LQWHUQDO
NHVDODKDQ PDQXVLD NHJDJDODQ VLVWHP GDQDWDX DGDQ\D NHMDGLDQNHMDGLDQ HNVWHUQDO \DQJ
PHPSHQJDUXKLRSHUDVLRQDO%DQN

H 5LVLNR+XNXP
$GDODKULVLNRDNLEDWWXQWXWDQKXNXPGDQDWDXNHOHPDKDQDVSHN\XULGLV

I 5LVLNR.HSDWXKDQ
$GDODK ULVLNR DNLEDW %DQN WLGDN PHPDWXKL GDQDWDX WLGDN PHODNVDQDNDQ SHUDWXUDQ
SHUXQGDQJXQGDQJDQGDQNHWHQWXDQ\DQJEHUODNX

J 5LVLNR6WUDWHJLV
$GDODK ULVLNR DNLEDW NHWLGDNWHSDWDQ GDODP SHQJDPELODQ GDQDWDX SHODNVDQDDQ VXDWX
NHSXWXVDQVWUDWHJLVVHUWDNHJDJDODQGDODPPHQJDQWLVLSDVLSHUXEDKDQOLQJNXQJDQELVQLV

K 5LVLNR5HSXWDVL
$GDODK ULVLNR DNLEDW PHQXUXQQ\D WLQJNDW NHSHUFD\DDQ VWDNHKROGHU \DQJ EHUVXPEHU GDUL
SHUVHSVLQHJDWLIWHUKDGDS%DQN

 3HQHUDSDQ0DQDMHPHQ5LVLNR
D %DQNZDMLEPHQHUDSNDQPDQDMHPHQUHVLNRVHFDUDHIHNWLI
E 3HQHUDSDQPDQDMHPHQULVLNRSDOLQJNXUDQJPHQFDNXS
  3HQJDZDVDQ$NWLI'HZDQ.RPLVDULVGDQ'LUHNVL
  .HFXNXSDQNHELMDNDQSURVHGXUGDQSHQHWDSDQOLPLWWUDQVDNVL
  .HFXNXSDQ SURVHV LGHQWLILNDVL SHQJXNXUDQ SHPDQWDXDQ GDQ SHQJHQGDOLDQ ULVLNR
VHUWDVLVWHPLQIRUPDVL0DQDMHPHQ5LVLNR
  6LVWHPSHQJHQGDOLDQLQWHUQ\DQJPHQ\HOXUXK




237
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 

0$1$-(0(15,6,.2 ODQMXWDQ 

 3HQHUDSDQ0DQDMHPHQ5LVLNR ODQMXWDQ 
F 3HQJHORODDQ GHODSDQ ULVLNR
  %DQN ZDMLE PHODNXNDQ SURVHV LGHQWLILNDVL SHQJXNXUDQ SHPDQWDXDQ GDQ
SHQJHQGDOLDQ ULVLNR WHUKDGDS VHOXUXK IDNWRUIDNWRU ULVLNR 5LVN )DFWRUV  \DQJ EHUVLIDW
PDWHULDO
  3URILO5LVLNRGLNHORODROHK6DWXDQ.HUMD0DQDMHPHQ5LVLNREHUGDVDUNDQSHUDQDNWLI
  3HODNVDQDDQ SURVHV LGHQWLILNDVL SHQJXNXUDQ SHPDQWDXDQ GDQ SHQJHQGDOLDQ ULVLNR
ZDMLEGLGXNXQJROHK
x 6LVWHPLQIRUPDVLPDQDMHPHQ\DQJDNXUDWGDQWHSDWZDNWX
x 3HQJDODPDQ \DQJ GLPLOLNL %DQN GDODP PHQJHOROD ULVLNR WHUKDGDS WLQJNDW ULVLNR
\DQJDNDQGLDPELO 5LVN$SSHWLWH 
x /DSRUDQ \DQJ DNXUDW GDQ LQIRUPDWLI PHQJHQDL NRQGLVL NHXDQJDQ %DQN NLQHUMD
DNWLYLWDVIXQJVLRQDOGDQHNVSRVXUULVLNR%DQN
G .DWHJRULSHULQJNDWULVLNREDJL%DQNXPXPPHQFDNXS
D 5LVLNR,QKHUHQDGDODKULVLNR\DQJPHOHNDWSDGDVXDWXELVQLVDWDXDNWLYLWDV%DQN\DQJ
WLPEXO GDUL HNVSRVXUH GDPSDN  GDQ NHWLGDNSDVWLDQ VHUWD NHPXQJNLQDQ WHUMDGLQ\D
NHMDGLDQ\DQJPHUXJLNDQ%DQNGLPDVD\DQJDNDQGDWDQJ
3HULQJNDWULVLNRLQKHUHQ
5HQGDK 'DPSDNNHFLOWLGDNDGDNHUXJLDQNHXDQJDQ
&XNXS5HQGDK .HUXJLDQNHXDQJDQ\DQJNHFLOWHUGDSDWJDQJJXDQGDODPNHJLDWDQ
SHNHUMDDQVHKDULKDUL
0RGHUDWH 7HUMDGL JDQJJXDQ QDPXQ PDVLK GDSDW PHODQMXWNDQ ELVQLV
NHUXJLDQ NHXDQJDQ \DQJ FXNXS EHVDU UHSXWDVL VHGLNLW
WHUSHQJDUXK
&XNXS7LQJJL 7HUMDGL JDQJJXDQ SDGD NHJLDWDQ ELVQLV WHUWHQWX NHUXJLDQ
NHXDQJDQ \DQJ EHVDU UHSXWDVL WHUJDQJJX SDGD ELVQLVQDVDEDK
WHUWHQWX
7LQJJL *DQJJXDQELVQLV\DQJVLJQLILNDQNHUXJLDQNHXDQJDQ\DQJVDQJDW
EHVDUUHSXWDVL%DQNWHUJDQJJXSDGDVHOXUXKDVSHNELVQLV
E 6LVWHP 3HQJHQGDOLDQ ,QWHUQ DGDODK VHUDQJNDLDQ VLVWHP \DQJ GLODNXNDQ %DQN GDODP
UDQJND PHQJHQGDOLNDQ ULVLNR DWDX PHPLQLPDONDQ GDPSDN QHJDWLI ULVLNR WHUKDGDS
NRQGLVLGDQNLQHUMDNHXDQJDQ%DQN
3HULQJNDW3HQJHQGDOLDQ5LVLNR
7LGDN0HPDGDL 0DQDMHPHQ SDGD XPXPQ\D WLGDN HIHNWLI WLGDN PDPSX
PHQJLGHQWLILNDVL GDQ PHQJHQGDOLNDQ NHOHPDKDQNHOHPDKDQ
SHQHUDSDQ0DQDMHPHQ5LVLNR\DQJPDWHULDO
.XUDQJ 0DQDMHPHQ SDGD XPXPQ\D NXUDQJ HIHNWLI NXUDQJ PDPSX
0HPDGDL PHQJLGHQWLILNDVL GDQ PHQJHQGDOLNDQ NHOHPDKDQNHOHPDKDQ
SHQHUDSDQ0DQDMHPHQ5LVLNR\DQJFXNXSPDWHULDO
&XNXS0HPDGDL 0DQDMHPHQ SDGD XPXPQ\D FXNXS HIHNWLI FXNXS PDPSX
PHQJLGHQWLILNDVL GDQ PHQJHQGDOLNDQ NHOHPDKDQNHOHPDKDQ
SHQHUDSDQ0DQDMHPHQ5LVLNR\DQJNXUDQJPDWHULDO
0HPDGDL 0DQDMHPHQ SDGD XPXPQ\D HIHNWLI GDQ PDPSX
PHQJLGHQWLILNDVL GDQ PHQJHQGDOLNDQ NHOHPDKDQNHOHPDKDQ
SHQHUDSDQPDQDMHPHQ5LVLNR\DQJWLGDNPDWHULDO
6DQJDW 0DQDMHPHQVHFDUDHIHNWLIPHQJLGHQWLILNDVLGDQPHQJHQGDOLNDQ
0HPDGDL VHOXUXK5LVLNR%DQN
 




238
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 0$1$-(0(15,6,.2 ODQMXWDQ 

5LVN$VVHVPHQW 3HQLODLDQ5LVLNR 
D 3HQLODLDQ ULVLNR DGDODK NHVHOXUXKDQ SURVHV GDUL ,GHQWLILNDVL 5LVLNR $QDOLVD 5LVLNR GDQ
(YDOXDVL 5LVLNR \DQJ GLKDGDSL ROHK %DQN 3HQLODLDQ 5LVLNR PHQFDNXS NHVHOXUXKDQ ULVLNR
\DQJGLKDGDSL%DQN\DLWX5LVLNR.UHGLW3DVDU2SHUDVLRQDO/LNXLGLWDV+XNXP6WUDWHJLV
5HSXWDVLGDQ.HSDWXKDQ
E 7DKDSDQGDODP3HQLODLDQ5LVLNR 5LVN$VVHVPHQW DGDODK
  ,GHQWLILNDVL5LVLNR
$GDODK SURVHV GLPDQD %DQN PHQGHWHNVL ULVLNR \DQJ EHUSRWHQVL PHUXJLNDQ ILQDQVLDO
%DQNDNLEDWGDULVXDWXNDVXVNDVXVWHUWHQWXWHUKDGDSSHODNVDQDDQDNWLYLWDVELVQLVQ\D
  3HQLODLDQ5LVLNR,QKHUHQ
$GDODK SURVHV GLPDQD %DQN PHQJXNXU DNWLYLWDV DWDX ELVQLV \DQJ PHOHNDW GLGDODPQ\D
GHQJDQ OHYHOULVLNRGDUL DNWLYLWDVODLQQ\DVHKLQJJD GDSDWPHPEHULNDQKDVLO \DQJGDSDW
PHPEDQWXGDODPSHQLODLDQHIHNWLILWDVVLVWHPSHQJHQGDOLDQULVLNR
  3HQLODLDQ6LVWHP3HQJHQGDOLDQ5LVLNR
$GDODK SURVHV PHQJXNXU NHPDPSXDQ GDQ SHUDQ DNWLI 0DQDMHPHQ GDODP PHPHQXKL
NHFXNXSDQ VHOXUXK NHELMDNDQ 6LVWHP ,QIRUPDVL 0DQDMHPHQ 5LVLNR GDQ SHQJHQGDOLDQ
LQWHUQ\DQJPHQ\HOXUXK
  3HQLODLDQ5LVLNR.RPSRVLW
$GDODK SURVHV SHQLODLDQ DNKLU GDUL KDVLO SHQJJDEXQJDQ SHQLODLDQ ULVLNR LQKHUHQ GDQ
VLVWHPSHQJHQGDOLDQULVLNR
F 'DODPSHQLODLDQULVLNRWHUGDSDWGXDKDO\DQJPHQMDGLSHGRPDQ\DLWX
  .XDQWLWDV5LVLNRPHQFDNXSIUHNXHQVLGDQGDPSDNQ\DVHUWDSUREDELOLW\
  .XDOLWDV 6LVWHP 3HQJHQGDOLDQ 5LVLNR 5LVN &RQWURO 6\VWHP  EHUXSD MXGJHPHQW \DQJ
PHQFDNXS HPSDW SLODUDGDODK
x3HQJDZDVDQ$NWLI'HZDQ.RPLVDULVGDQ'LUHNVL
x.HFXNXSDQ.HELMDNDQSURVHGXUGDQSHQHWDSDQOLPLW
x.HFXNXSDQ SURVHV LGHQWLILNDVL SHQJXNXUDQ SHPDQWDXDQ GDQ SHQJHQGDOLDQ 5LVLNR
VHUWD6LVWHP,QIRUPDVL0DQDMHPHQ5LVLNR
x6LVWHPSHQJHQGDOLDQLQWHUQ\DQJPHQ\HOXUXK
5LVLNR/LNXLGLWDV

D 5LVLNROLNXLGLWDV%DQNSHU'HVHPEHUGDQDGDODKVHEDJDLEHULNXW

7DKXQ         GDODPMXWDDQ
.XUDQJ    
GDULEXODQ !EXODQ !EXODQ !EXODQ !EXODQ -XPODK
$6(7  5S   5S   5S   5S   5S   5S 
.DV      
*LURSDGD%DQN
,QGRQHVLD      
*LURSDGD%DQN/DLQ      
3HQHPSDWDQSDGD
%DQN,QGRQHVLD
GDQ%DQN/DLQ      
(IHNHIHN      
.UHGLW      
%XQJD\DQJPDVLK
KDUXVGLWHULPD 
$VHWODLQODLQ      
-XPODK$VHW      




239
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 0$1$-(0(15,6,.2 ODQMXWDQ 

 5LVLNR/LNXLGLWDV ODQMXWDQ 



7DKXQ        GDODPMXWDDQ
.XUDQJ    
.(:$-,%$1 GDULEXODQ !EXODQ !EXODQ !EXODQ !EXODQ -XPODK
 5S   5S   5S   5S   5S   5S 
.HZDMLEDQVHJHUD      
6LPSDQDQ      
6LPSDQDQGDULEDQN
     
ODLQ
+XWDQJSDMDN      
.HZDMLEDQ/DLQODLQ      
-XPODK
     
.HZDMLEDQ
-XPODK $VHW
NHZDMLEDQ  ±
     
EHUVLK

D 5LVLNROLNXLGLWDV%DQNSHU'HVHPEHUGDQDGDODKVHEDJDLEHULNXW

7DKXQ         GDODPMXWDDQ

.XUDQJ    
GDULEXODQ !EXODQ !EXODQ !EXODQ !EXODQ -XPODK
$6(7  5S   5S   5S   5S   5S   5S 
.DV      
*LURSDGD%DQN
,QGRQHVLD      
*LURSDGD%DQN/DLQ      
3HQHPSDWDQSDGD
%DQN,QGRQHVLD
GDQ%DQN/DLQ      
(IHNHIHN      
.UHGLW      
%XQJD\DQJPDVLK 
KDUXVGLWHULPD 
$VHWODLQODLQ      
-XPODK$VHW      

7DKXQ        GDODPMXWDDQ
.XUDQJ    
.(:$-,%$1 GDULEXODQ !EXODQ !EXODQ !EXODQ !EXODQ -XPODK
 5S   5S   5S   5S   5S   5S 
.HZDMLEDQVHJHUD      
6LPSDQDQ      
6LPSDQDQGDULEDQN
     
ODLQ

+XWDQJSDMDN     

.HZDMLEDQ/DLQODLQ      
-XPODK
     
.HZDMLEDQ
-XPODK $VHW
NHZDMLEDQ  ±          
EHUVLK





240
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 0$1$-(0(102'$/

6HMDN WDKXQ  %DQN GLZDMLENDQ XQWXN PHPHQXKL NHUDQJND NHUMD %DVHO ,, GDODP KDO
SHUPRGDODQ%DQNGHQJDQPHQJLNXWLURDGPDSLPSOHPHQWDVL%DVHO,,GL,QGRQHVLD\DQJGLSLPSLQ
ROHK%DQN,QGRQHVLD
3HQHUDSDQ%DQNDWDVULVLNRSDVDUULVLNRNUHGLWGDQULVLNRRSHUDVLRQDOGDODPSHUPRGDODQDGDODK
VHEDJDLEHULNXW
D 5LVLNR3DVDU
6HMDN1RYHPEHU%DQNVXGDKPHQHUDSNDQSHQGHNDWDQVWDQGDUXQWXNPHQJHORODULVLNR
SDVDUVHVXDLGHQJDQ3HUDWXUDQ%,1R3%,WDQJJDO1RYHPEHU
E 5LVLNR.UHGLW
6HVXDLGHQJDQ6XUDW(GDUDQ%,1R'313WDQJJDO0DUHWVDDWLQL%DQNPDVLK
PHQJJXQDNDQSHQGHNDWDQ%DVHO,XQWXNPHQJHORODKULVLNRNUHGLW
%DQN DNDQ PHQHUDSNDQ SHQGHNDWDQ VWDQGDU XQWXN PHQJHOROD ULVLNR NUHGLW PXODL  -DQXDUL
VHVXDLGHQJDQ6XUDW(GDUDQ%,1R'313WDQJJDO3HEUXDUL
F 5LVLNR2SHUDVLRQDO
8QWXNSHQJHORODDQULVLNRRSHUDVLRQDO%DQNPHQHUDSNDQSHQGHNDWDQLQGLNDWRUGDVDUVHVXDL
GHQJDQ6XUDW(GDUDQ 6( %,1R'313WDQJJDO-DQXDUL%HUGDVDUNDQ6(LQL
EHEDQPRGDOXQWXNULVLNRRSHUDVLRQDOVHEHVDUGDQGDULUDWDUDWDSHQGDSDWDQ
NRWRUVHODPDWLJDWDKXQWHUDNKLUPDVLQJPDVLQJHIHNWLIWDQJJDO-DQXDUL-XOL
GDQ-DQXDUL

%DQN,QGRQHVLDPHQJDQDOLVDPRGDOGDODPGXDWLQJNDWDQ
L 0RGDO 7LHU  WHUGLUL GDUL PRGDO VDKDP ELDVD DJLR VDKDP REOLJDVL SHUSHWXDO \DQJ
GLNODVLILNDVLNDQ VHEDJDL VXUDW EHUKDUJD LQRYDWLI 7LHU   VDOGR ODED VHOLVLK SHQMDEDUDQ
ODSRUDQ NHXDQJDQ GDQ NHSHQWLQJDQ QRQSHQJHQGDOL VHWHODK GLNXUDQJL JRRGZLOO GDQ DVHW
WDNEHUZXMXG GDQ SHQ\HVXDLDQ ODLQQ\D VHKXEXQJDQ GHQJDQ LWHP \DQJ WHUPDVXN GDODP
PRGDOWHWDSLGLSHUODNXNDQVHFDUDEHUEHGDXQWXNNHSHQWLQJDQNHFXNXSDQPRGDO
LL 0RGDO7LHUWHUGLULGDULSLQMDPDQVXERUGLQDVL\DQJPHPHQXKLV\DUDWGDQFDGDQJDQXPXP
PDNVLPXP 


241
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 0$1$-(0(102'$/ /DQMXWDQ 

3RVLVL UDVLR NHFXNXSDQ PRGDO &$5  %DQN WDQJJDO  'HVHPEHU  GDQ  PDVLQJPDVLQJ
VHEHVDUGDQGHQJDQULQFLDQVHEDJDLEHULNXW
  
   
    GDODPMXWDDQ GDODPMXWDDQ
    5S  5S 
,.RPSRQHQ0RGDO  
 $0RGDO,QWL  
  0RGDO'LVHWRU  
  &DGDQJDQ7DPEDKDQ0RGDO  
   )DNWRU3HQDPEDK  
   D&DGDQJDQXPXP  
   E5XJLWDKXQWDKXQODOX  
   F/DEDWDKXQWDKXQODOX  
   G/DEDWDKXQEHUMDODQVHWHODKSDMDN  
   H33$\DQJGLSHUKLWXQJNDQ  
   I'DQDVHWRUDQPRGDO  
   )DNWRU3HQJXUDQJ  
 D6HOLVLKNXUDQJ33$\JZMEGLEHQWXNGDQ
 
  &.31DWDVDVHWSURGXNWLI
   E33$13\DQJZDMLEGLKLWXQJ  
 %0RGDO3HOHQJNDS PDNVLPXPPRGDOLQWL   
  &DGDQJDQ8PXP&DGDQJDQ3HQJKDSXVDQ
 
  $NWLYDSURGXNWLI&.31 PDNVLPXP$705 
,,7RWDO0RGDO,QWLGDQ0RGDO3HOHQJNDS  
,,,$705XQWXN5LVLNR.UHGLW  
,9$705XQWXN5LVLNR2SHUDVLRQDO  
9$705XQWXN5LVLNR3DVDU  
9,5DVLR.300XQWXN5LVLNR.UHGLW 2SHUDVLRQDO  
9,,5DVLR.300XQWXN5LVLNR.UHGLW2SHUDVLRQDO 3DVDU  






















242
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 0$1$-(0(102'$/ ODQMXWDQ 

3HUKLWXQJDQ $NWLYD 7HUWLPEDQJ 0HQXUXW 5LVLNR $705  %DQN SHU  'HVHPEHU  GDQ 
DGDODKVHEDJDLEHULNXW
L (NVSRVXU$VHWGL1HUDFD
 
GOPMXWDDQ 5S  GOPMXWDDQ 5S 
$705 $705 $705 $705
7DJLKDQ 7DJLKDQ
1R .HWHUDQJDQ VHEHOXP VHWHODK VHEHOXP VHWHODK
%HUVLK %HUVLK
05. 05. 05. 05.
       

 7DJLKDQ.HSDGD3HPHULQWDK    
 
 D 7DJLKDQ.HSDGD3HPHULQWDK 
,QGRQHVLD      
 E 7DJLKDQ.HSDGD3HPHULQWDK
1HJDUD/DLQ      
 7DJLKDQ.HSDGD(QWLWDV6HNWRU3XEOLN      
 7DJLKDQ.HSDGD%DQN3HPEDQJXQDQ
     
0XOWLODWHUDOGDQ/HPEDJD,QWHUQDVLRQDO
 7DJLKDQ.HSDGD%DQN      
 D 7DJLKDQ-DQJND3HQGHN      
 E 7DJLKDQ-DQJND3DQMDQJ      
  
 .UHGLW%HUDJXQ5XPDK7LQJJDO
     
  
 .UHGLW%HUDJXQ3URSHUWL.RPHUVLDO
     
 
 .UHGLW3HJDZDL3HQVLXQDQ
     
 7DJLKDQ.HSDGD8VDKD0LNUR8VDKD   
.HFLOGDQ3RUWRIROLR5LWHO      
  
 7DJLKDQ.HSDGD.RUSRUDVL
     
 7DJLKDQ<DQJ7HODK-DWXK7HPSR      
 D .UHGLW%HUDJXQ5XPDK7LQJJDO      

E 6HODLQ.UHGLW%HUDJXQ5XPDK
 7LQJJDO      

 $VHW/DLQQ\D     
D 8DQJ7XQDL(PDVGDQ

 &RPPHPRUDWLYH&RLQ     
E 3HQ\HUWDDQ VHODLQ\DQJPHQMDGL

 IDNWRUSHQJXUDQJPRGDO      
   3HQ\HUWDDQPRGDO
VHPHQWDUDGDODPUDQJND

UHVWUXNWXULVDVLNUHGLW      
   3HQ\HUWDDQNHSDGD
SHUXVDKDDQNHXDQJDQ
\DQJWLGDNWHUGDIWDUGL

EXUVD      
   3HQ\HUWDDQNHSDGD
SHUXVDKDDQNHXDQJDQ

\DQJWHUGDIWDUGLEXUVD      

F $VHWWHWDSGDQLQYHQWDULV1HWR      
 G $VHW<DQJ'LDPELO$OLK $<'$     
 

H $QWDU.DQWRU1HWR      

I /DLQQ\D      
727$/      










243
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 0$1$-(0(102'$/ ODQMXWDQ 

3HUKLWXQJDQ $NWLYD 7HUWLPEDQJ 0HQXUXW 5LVLNR $705  %DQN SHU  'HVHPEHU  GDQ 
DGDODKVHEDJDLEHULNXW ODQMXWDQ 
LL (NVSRVXU.HZDMLEDQ.RPLWPHQ.RQWLQMHQVLSDGD7UDQVDNVL5HNHQLQJ$GPLQLVWUDWLI
     
    GOPMXWDDQ 5S  GOPMXWDDQ 5S 
$705 $705 $705 $705
7DJLKDQ 7DJLKDQ
1R .HWHUDQJDQ 6HEHOXP 6HWHODK 6HEHOXP 6HWHODK
%HUVLK %HUVLK
5HVLNR 05. 5HVLNR 05.
       

 7DJLKDQ.HSDGD3HPHULQWDK      
 D 7DJLKDQ.HSDGD3HPHULQWDK,QGRQHVLD      
7DJLKDQ.HSDGD3HPHULQWDK1HJDUD
     
 E /DLQ
 7DJLKDQ.HSDGD%DQN3HPEDQJXQDQ
     
0XOWLODWHUDOGDQ/HPEDJD,QWHUQDVLRQDO
 7DJLKDQ.HSDGD%DQN      
D 7DJLKDQ-DQJND3HQGHN      

 E 7DJLKDQ-DQJND3DQMDQJ      
 7DJLKDQ.HSDGD(QWLWDV6HNWRU3XEOLN      
 7DJLKDQ.HSDGD.RUSRUDVL      
 7DJLKDQ.HSDGD8VDKD0LNUR8VDKD.HFLO
     
GDQ3RUWRIROLR5LWHO
 .UHGLW%HUDJXQ5XPDK7LQJJDO      
 .UHGLW%HUDJXQ3URSHUWL.RPHUVLDO      
 .UHGLW3HJDZDL3HQVLXQDQ      
 7DJLKDQ<DQJ7HODK-DWXK7HPSR      
 D .UHGLW%HUDJXQ5XPDK7LQJJDO      
 E 6HODLQ.UHGLW%HUDJXQ5XPDK7LQJJDO      
727$/      
727$/$7055,6,.2.5(',7 $   $  
727$/)$.7253(1*85$1*02'$/ %   %  




 3(5,67,:$6(7(/$+7$1**$/3(/$325$1

3HULVWLZD SHQWLQJ VHWHODK WDQJJDO QHUDFD \DQJ PHPLOLNL SHQJDUXK VLJQLILNDQ WHUKDGDS ODSRUDQ
NHXDQJDQWDQJJDO'HVHPEHUVHEDJDLEHULNXW
 
x 7DQJJDO1RYHPEHU%DQN<XGKD%KDNWLPHQHULPDVXUDWGDUL%XUVD(IHN,GRQHVLD %(, 
1R 6%(,3* PHQJHQDL 3HUVHWXMXDQ 3HUPRKRQDQ 3HUMDQMLDQ 3HQGDKXOXDQ
3HQFDWDWDQ

x 7DQJJDO'HVHPEHU%DQN<XGKD%KDNWLPHQHULPDVXUDWGDUL2WRULWDV-DVD.HXDQJDQ
2-. 1R6'SHULKDO 3HPEHULWDKXDQ (IHNWLIQ\D 3HUQ\DWDDQ 3HQGDIWDUDQ \DLWX
'DODP5DQJND3HQDZDUDQ8PXP3HUGDQD6DKDP37%DQN<XGKD%KDNWL7EN

x 7DQJJDO-DQXDUL%DQN<XGKD%KDNWLWHSDWEHUXVLDWDKXQ

x 7DQJJDO-DQXDULODXQFKLQJ$70%<%


244
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 3(5,67,:$6(7(/$+7$1**$/3(/$325$1 ODQMXWDQ 

x 7DQJJDO  -DQXDUL  %DQN <XGKD %KDNWL PHQFDWDWNDQ VDKDPQ\D GL %XUVD (IHN
,QGRQHVLDVHKLQJJDPHUXSDNDQSHUXVDKDDQSXEOLFSHUWDPDGLWDKXQ\DQJPHQFDWDWNDQ
VDKDPQ\DGL%XUVD

+DVLO GDUL SHQMXDODQ VDKDP LQL DNDQ GLJXQDNDQ XQWXN SHQJHPEDQJDQSHQLQJNDWDQ ELVQLV
LQIUDVWUXNWXU VDUDQDSHQGXNXQJ NKXVXVQ\D7HNQRORJL,QIRUPDVL$GDSXQMXPODKVDKDP\DQJ
GLWDZDUNDQ DGDODK VHEDQ\DN  MXWD OHPEDU VDKDP EDUX DWDX VHEHVDU  GDUL 0RGDO
'LWHPSDWNDQGDQGLVHWRUSHQXKGHQJDQQLODLQRPLQDO5SVHWLDSVDKDP\DQJGLWDZDUNDQ
NHSDGD PDV\DUDNDW $GDSXQ KDUJD SHQDZDUDQ 5S  VHWLDS OHPEDU VDKDP VHKLQJJD
VHOXUXKQ\D EHUMXPODK 5S  PLO\DU 7RWDO PRGDO GDVDU VHEHVDU 5S  PLO\DU GDQ \DQJ
WHODKGLWHPSDWNDQGDQGDQGLVHWRUSHQXKPHQMDGLVHEHVDU5SPLO\DU

'HQJDQ WHODK GLFDWDWNDQQ\D VDKDP GL %XUVD GHQJDQ NRGH %%<% PDND NRPSRVLVL
NHSHPLOLNDQVDKDP%<%PHQMDGL
Ͳ ,1.23GDQ386.2371,32/5, 
Ͳ 6XJHQJ6XEURWR    
Ͳ 37*R]FR&DSLWDO    
Ͳ .RSHUDVL.DU\DZDQ%<%   
Ͳ 0DV\DUDNDW    
x 7DQJJDO  -DQXDUL  'LUHNWXU 8WDPD 37 %DQN <XGKD %KDNWL 6GU 0LFKDHO +RHWDEDUDW
PHQJXQGXUNDQGLULGDULSHUVHURDQ
x 7DQJJDO0DUHWGLEXNDOD\DQDQRSHUDVLRQLO$70%HUVDPDGL%DQN<XGKD%KDNWL


 3(1<$-,$1.(0%$/,

$NXQWHUWHQWXGDODPODSRUDQNHXDQJDQXQWXNWDKXQ\DQJEHUDNKLUSDGDWDQJJDO'HVHPEHU
GDQWHODKGLVDMLNDQNHPEDOLDJDUVHVXDLGHQJDQSHQ\DMLDQODSRUDQNHXDQJDQXQWXN
WDKXQ\DQJEHUDNKLUSDGDWDQJJDO'HVHPEHU

'HVHPEHU

6HEHOXP 6HWHODK
5HNODVLILNDVL
 5HNODVLILNDVL 5HNODVLILNDVL
/DSRUDQ3RVLVL.HXDQJDQ   
$VHW3DMDN7DQJJXKDQ    
$VHW/DLQODLQ   
6DOGR /DED ± %HOXP
GLWHQWXNDQSHQJJXQDDQQ\D   
   
/DSRUDQ /DED 5XJL
.RPSUHKHQVLI   
3HQGDSDWDQ %XNDQ
2SHUDVLRQDO   
%HEDQ3DMDN.LQL      
0DQIDDW EHEDQ  3DMDN
WDQJJXKDQ    
   
 


245
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN
&$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1
8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5
'(6(0%(5'$1
'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 


 3(1<$-,$1.(0%$/, ODQMXWDQ 

%DQN WHODK PHQHUELWNDQ NHPEDOL ODSRUDQ NHXDQJDQ XQWXN WDKXQ \DQJ EHUDNKLU SDGD WDQJJDO 
'HVHPEHUGDQGLVHUWDLGHQJDQSHUXEDKDQSHUODNXDQDWDVXDQJPXND33KSDVDO
EXODQ 'HVHPEHU \DQJ GLVHWRU SDGD EXODQ -DQXDUL WDKXQ EHULNXWQ\D PDXSXQ WDPEDKDQ
SHQJXQJNDSDQ XQWXN PHQ\HVXDLNDQ SHQ\DMLDQ ODSRUDQ NHXDQJDQ GHQJDQ 6WDQGDU $NXQWDQVL
\DQJEHUODNX



 3(1<(/(6$,$1/$325$1.(8$1*$1

0DQDMHPHQ %DQN EHUWDQJJXQJMDZDE SHQXK WHUKDGDS SHQ\DMLDQ ODSRUDQ NHXDQJDQ \DQJ
GLVHOHVDLNDQSDGDWDQJJDO$SULO


246

Anda mungkin juga menyukai