Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

POLITIK APARTHEID DI AFRIKA SELATAN


Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas dari Mata Pelajaran Sejarah

Disusun :
Anastasya Cahya E
Bani Hafidh A
Vanya Anindya

XII IPS 2

SEKOLAH MENENGAH ATAS LABORATORIUM PERCONTOHAN


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2016/2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Politik
Apartheid di Afrika Selatan.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Politik Apartheid di Afrika Selatan ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap kita semua.

Bandung, Agustus 2016


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Afrika Selatan atau Uni Afrika Selatan adalah sebuah negara di Afrikabagian selatan. Afrika
Selatan bertetangga dengan Namibia, Botswana danZimbabwe di utara, Mozambik dan
Swaziland di timur laut. Keseluruhan negaraLesotho terletak di pedalaman Afrika Selatan.
Pada masa dahulu, pemerintahan negara ini dikecam karena politik ‘apartheid’nya tetapi
sekarang Afrika Selatan adalah sebuah negara demokratis dengan penduduk kulit putih terbesar
di benua Afrika.

Afrika Selatan juga merupakan negara dengan berbagai macam bangsa dan mempunyai 11
bahasa resmi. Negara ini juga terkenal sebagai produsen berlian, emas dan platinum yang
utama di dunia. Mendengar kata Afrika Selatan pasti tak pernah lepas dari “apartheid dan
Nelson Mandela”. Negara yang memiliki 11 bahasa resmi termasuk di dalamnya bahasa
English, Afrikaans, Sesotho, Setswana, Xhosa dan Zulu ini hingga sampai pada tahun 1994
masih didominasi oleh kekuatan superior kulit putih, meski pada saat itu Mandela telah
menjabat sebagai presiden berkulit hitam pertama di sana. Pemerintahan kulit putih yang dalam
hal ini terlalu bertindak dengan melihat seseorang itu dari ras apa. Meski negara ini merupakan
negara yang tak lepas dari masalah, namun negara ini juga telah sukses mengadakan tiga kali
pemilihan umum tentunya semenjak pemerintahan tak lagi didominasi oleh kulit putih
tentunya. Kekuatan yang mendasari dari benua Afrika juga tak lepas dari perekonomian di
negara ini. Lihat saja melalui sumber daya alam yang terdapat di negara ini, ada emas yang
menjadi kebanggaannya, ada juga berlian, mineral, platinum dsb. Negara Afrika Selatan terbagi
menjadi 9 provinsi (Cape Timur,Barat, Utara, Free State, Gauteng, KwaZulu-Natal, Limpopo,
Mpumalanga, North-West). Meski negara ini beribukotakan Pretoria, namun terdapat tiga
pemerintahan yang menjadi pusatnya. Pretoria, Cape Town, dan Bloemfontein.

B. Keadaan Masyarakat Afrika Selatan Sebelum dan Sesudah Politik Apartheid

1. Afrika Selatan Sebelum Apartheid

Afrika Selatan merupakan salah satu negara tertua di benua Afrika. Banyak suku telah menjadi
penghuninya termasuksuku Khoi, Bushmen, Xhosadan Penjelajah Belanda yang dikenal
sebagai Afrikaner tiba disana pada 1652. Pada saat itu Inggris juga berminat dengan negara ini,
terutama setelah penemuan cadangan berlian yang melimpah. Hal ini menyebabkan Perang
Britania-Belanda dan dua Perang Boer. Pada 1910,empat republik utama digabung di bawah
Kesatuan Afrika Selatan. Pada 1931, Afrika Selatan menjadi jajahan Britania
sepenuhnya.Walaupun negara ini berada di bawah jajahan Britania, mereka terpaksa berbagi
kuasa dengan pihak Afrikaner. Pembagian kuasa ini telah berlanjut hingga tahun 1940-an,
saat partai pro-Afrikaner yaitu Partai Nasional (NP) memperoleh mayoritas di parlemen.
Strategi-strategi partai tersebut telah menciptakan dasar apartheid (yang disahkan pada tahun
1948), suatu cara untuk mengawal sistem ekonomi dan sosial negara dengan dominasi kulit
putih dan diskriminasi ras. Namun demikian pemerintahan Britania kerap kali menggagalkan
usaha apartheid yang menyeluruh di Afrika Selatan.

2. Afrika Selatan Sesudah Apartheid

Apartheid berakhir pada Februari tahun 1990 akibat dorongan dari bangsa lain dan tentangan
hebat dari berbagai gerakan anti-apartheid khususnya Kongres Nasional Afrika (ANC),
pemerintahan Partai Nasional di bawah pimpinan Presiden F.W. de Klerk menarik balik
larangan terhadap Kongres Nasional Afrika dan partai-partai politik berhaluan kiri yang lain
dan membebaskan Nelson Mandela dari penjara. Undang-undang apartheid mulai dihapus
secara perlahan-lahan dan pemilu tanpa diskriminasi yang pertama diadakan pada tahun 1994.
Partai ANC meraih kemenangan yang besar dan Nelson Mandela, dilantik sebagai Presiden
kulit hitam yang pertama di Afrika Selatan. Walaupun kekuasaan sudah berada di tangan kaum
kulit hitam, berjuta-juta penduduknya masih hidup dalam kemiskinan.
Sewaktu Nelson Mandela menjadi presiden negara ini selama 5 tahun, pemerintahannya telah
berjanji untuk melaksanakan perubahan terutamanya dalam isu-isu yang telah diabaikan
semasa era apartheid. Beberapa isu-isu yang ditangani oleh pemerintahan pimpinan ANC
adalah seperti pengangguran, wabah AIDS, kekurangan perumahan dan pangan. Pemerintahan
Mandela juga mula memperkenalkan kembali Afrika Selatan kepada ekonomi global setelah
beberapa tahun diasingkankan karena politik apartheid. Di samping itu, dalam usaha mereka
untuk menyatukan rakyat pemerintah juga membuat sebuah komite yang dikenal dengan Truth
and Reconciliation Committee (TRC) dibawah pimpinan Uskup Desmond Tutu. Komite ini
berperan untuk memantau badan-badan pemerintah seperti badan polisi agar
masyarakat Afrika Selatan dapat hidup dalam aman dan harmonis.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Munculnya Politik Apartheid di Afrika Selatan

Apharteid berasal dari bahasa Belanda yang artinya pemisahan. Pemisahan disini berarti
pemisahan orang-orang Belanda (kulit putih) dengan penduduk asli Afrika (kulit hitam).
Apharteid kemudian berkembang menjadi suatu kebijakan politik dan menjadi politik resmi
Pemerintahan Afrika Selatan yang terdiri dari program-program dan pertaruran-peraturan yang
bertujuan untnk melestarikan pemisahan rasial.
Secara struktual, Apartheid berarti adalah kebijaksanaan mempertahankan dominasi minoritas
kulit putih atas mayoritas bukan kulit putih melalui pengaturan masyarakat di bidang sosial
budaya, politik militer dan ekonomi Kebijakan ini berlaku tahun 1948.
Pada saat itu Afrika Selatan dibagi menjadi 4 gol ras utama yaitu:
a. Kulit putih
b. Kulit hitam
c. Kulit berwarna
d. Asia

Masalah Apartheid berawal dari pendudukan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa Eropa di
Afrika. Bangsa Eropa yang pertama kali datang ke Afrika Selatan adalah bangsa Belanda.
Bangsa Belanda datang ke Afrika Selatan dipimpin oleh Jan Anthony van Riebeeck.
Kedatangan Bangsa Belanda ini menimbulkan masalah dalam kehidupan masyarakat Afrika
selatan. Masyarakat Afrika selatan menjadi dibawah pendudukan bangsa Eropa (B.Belanda
atau kulit putih), sehingga msalah kulit ini yg menjadi titik pangkal munculnya masalah
Apartheid.
Bangsa Belanda langsung menetap di Afrika Selatan. Mereka sering disebut dengan bangsa
Boer. Kedatangan bangsa Belanda diikuti oleh bangsa Inggris yang berhasil melakukan
penguasaan dari Afrika bagan Utara (Mesir), Afrika bagian Selatan (Cape Town). Kedatangan
Inggris menyebabkan “perang Boer” antara Inggris dan Belanda. Inggris berhasil mengalahkan
Belanda sehingga wilayah Afrika selatan menjadi daerah kekuasaan Inggris. Akhirnya, Inggris
menjadi penguasa Afrika selatan. Dengan kemenangan Inggris maka banyak orang Inggris
yang datang ke Afrika selatan. Pada tahun 1910 dibentuk Uni Afrika Selatan yang merupakan
gabungan dari kedua Republik kaum Boer, yaitu: Transvaal dan Orange Kree Style dengan
Cape Colony dan Natal. Uni Afrika Selatan adalah dominion Inggris.

B. Perkembangan politik Apartheid di Afrika Selatan

Pada 1948, Partai Nasional terpilih untuk menguasai Afrika Selatan. Hal ini memperkuat
implementasi pemisahan rasial di bawah kekuasaan kolonial Inggris dan Belanda, dan
pemerintahan Afrika Selatan selanjutnya sejak terbentuknya perserikatan (Union).
Pemerintahan Nasionalis mengatur jalannya undang-undang pemisahan, menggolongkan
orang-orang ke dalam tiga ras, mengembangkan hak-hak dan batasan-batasan untuk masing-
masing golongan, seperti hukum pass dan batasan pemukiman. Minoritas kulit putih menguasai
mayoritas kulit hitam yang jauh lebih besar. Sistem pemisahan ini kemudian dikenal secara
kolektif sebagai apartheid.
Pemencilan ini dimaksudkan kulit putih untuk mengontrol kekayaan yang mempercepat
industrialisasi dari 1950an, '60an, dan ' 70an.
Selama minoritas Kulit Putih menikmati standar paling tinggi di seluruh Afrika, seringkali
dibandingkan dengan negara-negara barat Dunia Pertama, mayoritas Kulit Hitam tetap
dirugikan dalam setiap tingkat, meliputi pendapatan, pendidikan, rumah, dan tingkat harapan
hidup. Pada 31 Mei 1961, mengikuti referendum orang-orang kulit putih, negara ini menjadi
sebuah republik dan meninggalkan Persemakmuran (Britania). Ratu Elizabeth II tidak lagi
menjadi kepala negara dan Gubernur Jendral terakhir menjadi Presiden Negara.
Apartheid menjadi semakin kontroversial, mendorong ke arah meluasnya sanksi internasional,
divestasi dan kerusuhan serta penindasan dalam Afrika Selatan. Suatu periode panjang
penindasan oleh pemerintah, dan kadang-kadang dengan kekerasan, pemogokan, demonstrasi,
protes, dan sabotase dengan menggunakan bom atau cara lain, oleh berbagai gerakan anti-
apartheid yang diikuti terutama oleh Kongres Nasional Afrika (ANC).

C. Dampak Politik Apartheid Bagi Afrika Selatan


Orang-orang kulit hitam yang semula tidak mengerti bahwa kebijakan pemerintahannya,
lambat laun mengerti bahwa tujuan sebenarnya adalah diskriminasi rasial (perbedaan warna
kulit). Oleh karena itu mereka bangkit mengadakan perlawanan, tetapi pemerintaha Pieter
Botha dengan kejam menumpas setiap perlawanan yang terjadi. Banyak tokoh-tokoh kulit
hitam yang dijebloskan dalam penjara, seperti tokoh kharismatik Nelson Mandela yang
terpaksa mendekam dalam penjara selama 27 tahun.

Politik Apartheid dirancang oleh Hendrik Verwoed. Apartheid menurut bahasa resmi Afrika
Selatan adalah Aparte Ontwikkeling artinya perkembangan yang terpisah.
Memperhatikan makna dari arti Apartheid itu kedengarannya baik yaitu tiap golongan
masyarakat, baik golongan kulit putih maupun golongan kulit hitam harus sama-sama
berkembang. Tapi perkembangan itu didasarkan pada tingkatan sosial dalam masyarakat yang
pada prakteknya menjurus pada pemisahan warna kulit dan terjadinya penistaan dari kaum
penguasa kulit putih terhadap rakyat kulit hitam.Verwoed menyusun rencana pembentukan
homeland, yang disebut juga Batustan. Homeland dilaksanakan dengan diadakannya
pembagian kembali Afrika Selatan berdasarkan wilayah kesukuan.
Tiap orang kulit hitam Afrika Selatan diharuskan menjadi warga negara salah satu homeland
atas dasar tempat lahirnya. Untuk memantapkan proyek homeland dikeluarkan bantuan biaya
untuk perangsang termasuk perangsang untuk pemasukan modal dari luar untuk homeland.
Kemajuan-kemajuan kecil tampak dari proyek itu.
D. Resolusi Yang Dilakukan Dalam Menangani Politik Apartheid

Dengan adanya orang-orang kulit hitam menerima pendidikan Barat maka mereka mulai
mengambil langkah-langkah membentuk gerakan politik. South Afrika Native National
Conference dan APO mengirimkan delegasinya ke London untuk mengajukan protes, tetapi
gagal. Sebagai reaksi, lahirlah South African National (SANC) pada tahun 1912 kemudian
namanya diubah menjadi ANC (African National Congress). Sasarannya terbatas pada usaha
agar golongan elit Afrika Selatan diterima secara sosial dan politik dalam masyarakat yang
dikuasai oleh orang kulit putih. Perjuangan mereka untuk mencapai sasaran adalah lewat jalan
konstitusional. Perjuangan ANC berubah setelah pemerintah Afrika Selatan mengeluarkan
National Land Act yang isinya :”orang kulit hitam dilarang membeli tanah atau hidup di
wilayah orang kulit putih sebagai penyewa atau penggarap bagi hasil”. Pada tahun 1919 – 1920,
ANC melancarkan kampanye menentang peraturan-peraturan kewajiban orang kulit hitam
membawa pas. ANC mengalami kemunduran setelah pemerintah Afrika Selatan mengambil
tindakan keras dan tegas. Untuk sementara peranannya diambil alih oleh ICU (Industrial and
Commercial Union) yang didirikan pada tahun 1919. ANC memperluas keanggotaannya dan
akhirnya berkembang menjadi organisasi massa.
Pada tahun 1952, orang kulit hitam, kulit berwarna serta sejumlah orang kulit putih
melancarkan suatu perlawanan pasif. Situasi seperti ini terjadi pada tahun 1970 dan kejadian
serupa sering terjadi dalam perjuangan tanpa kekerasan yang dilakukan oleh ANC. Pada tahun
1955, kelompok-kelompok yang menentang politik Apartheid mengadakan pertemuan di
Capetown untuk menggariskan dasar-dasar bagi Afrika Selatan yang demokratis dan non rasial.
Pada tahun 1956 sebanyak 156 orang pemimpin ditangkap karena dituduh berkomplot akan
menggulingkan pemerintah. Proses ini terjadi berlarut-larut hingga akhirnya mereka
dibebaskan pada tahun 1961. sementara ANC kehilangan pemimpin-pemimpinnya, sejumlah
anggotanya memisahkan diri dan mendirikan Pan Africanist Congress (PAC). Pada tahun 1960
PAC melancarkan kampanye anti kebijakan pemerintah. Dalam peristiwa itu sebanyak 69
orang tewas ditembak oleh polisi di Sharpeville. Gerakan ANC dan PAC akhirnya dilarang
setelah peristiwa itu. Pembantaian di Sharpeville dan adanya larangan organisasi-organisasi
politik di kalangan orang kulit hitam merupakan titik balik dalam sejarah pembebasan Afrika
Selatan. Akhirnya diputuskan bahwa dengan jalan damai tidak bisa maka ditempuh jalan
kekerasan. Pada tahun 1961 – 1962, aktivis orang kulit hitam mendirikan organisasi Umkhonto
We Sizwe dan Poso dengan mengadakan sabotase terhadap milik orang kulit putih. Menjelang
akhir tahun 1973, pemimpin-pemimpin Bantustan mengadakan pertemuan untuk membentuk
federasi negeri-negeri Bantu dan mengutuk diskriminasi rasial di Afrika Selatan.
Pada tahun 1974, para pemuka federasi mengadakan pertemuan dengan PM Vorster. Pada
pertemuan itu, PM Vorster maupun federasi akan meminta tambahan wilayah bagi negara
Bantu. PM Vorster menolak usulan agar diselenggarakan suatu konvensi multirasial guna
menyusun suatu konstitusi baru dan dia tidak akan mengikutsertakan orang kulit hitam dalam
kekuasaan negara. Tekanan-tekanan semakin meningkat sejak bulan Juni 1976 ketika ±10.000
pelajar melancarkan demontrasi protes di Soweto yang berkembang menjadi huru hara di kota-
kota orang kulit hitam dekat Johanessburg dan Pretoria. Ratusan orang tewas dan lebih seribu
orang mengalami luka-luka. Terbunuhnya Steve Biko pimpinan Black Consciousness dalam
tahanan merupakan puncak tekanan pemerintah Afrika Selatan.
Pada tanggal 1 April 1960 Dewan Keamanan PBB (DK) berseru kepada Afrika Selatan agar
mengambil tindakan untuk mewujudkan harmoni rasialatas dasar persamaan dan melepaskan
kebijaksanaan-kebijaksanaan Apartheid dan diskriminasi rasial. Pada tanggal 7 Agustus 1963
DK mengulangi seruannya sambil menghimbau kepada semua negara agar menghentikan
penjualan senjata dan perlengkapan militer kepada Afrika Selatan. Pada tanggal 4 Desember
1963, DK mengutuk sikap acuh tak acuh pemerintah Afrika Selatan dan mengulangi kembali
seruannya kepada semua negara agar menggunakan embargo senjata. Sehubungan dengan
jatuhnya banyak korban ketika pasukan Afrika Selatan melepaskan tembakan terhadap
demonstran yang menentang diskriminasi sosial (16 Juni 1976) pada tanggal 14 Juni 1976 DK
mengutuk keras pemerintah Afrika Selatan. Mereka mengatakan bahwa Apartheid adalah suatu
kejahatan, mengganggu perdamaian dan keamanan international serta mengakui sahnya
perjuangan rakyat Afrika Selatan dalam melenyapkan Apartheid. Negara-negara Barat yang
menyatakan menjunjung tinggi persamaan hak dan kewajiban martabat semua orang tidak
setuju dengan diskriminasi rasial dan politik Apartheid di Afrika Selatan, tetapi mereka tidak
dapat berbuat sesuatu karena mempunyai banyak kepentingan. Mereka hanya mendukung
resolusi-resolusi anti Apartheid.
Kemenangan Mandela, Nelson Mandela adalah salah seorang dari banyak tokoh pejuang
politik Afrika Selatan yang sempat menyaksikan dan merasakan puncak dari perjuangannya
yakni pembebasan kaum kulit hitam Afrika Selatan dari penindasan kaum kulit putih.
Kemenangannya dalam pemilihan demokratis dan miltirasial pertama kali sepanjang 340 tahun
sejarah Afrika Selatan pada bulan Mei 1994 membawa perubahan besar bagi negeri itu.
Nama Nelson Mandela mulai menanjak ketika ia terpilih menjadi Sekjen ANC (African
National Congress) pada tahun 1948 dan pada tahun 1952 menjadi Presiden Liga Pemuda.
Sejak itu Mandela lebih banyak memainkan peranannya secara rahasia. Pada tahun 1961
sebagai Sekretariss Jenderal ANC, Mandela mengomandokan pemogokan selama tiga hari 29
– 31 Mei 1961. seruan pemogokan itu ditanggapi oleh pemerintah Apartheid sebagai suatu
pelanggaran serius. Pada bulan Desember 1962, ia dijatuhi 5 tahun penjara, dengan tuduhan
meninggalkan negara secara ilegal. Mandela menjalani hukumannya di penjara Pretoria. Tidak
beberapa lama tokoh-tokoh ANC lainnya juga ditangkap di markas ANC. Pada saat itu disita
pula sejumlah dokumen rahasia, menyangkut ANC dan Tombak Bangsa. Mereka yang
ditangkap yaitu Walter Sisulu, Govan Mbeki, Raymond Mhlaba, Ahmed Akthrada, Dennis
Golberg dan Lionel Bernstein.
Mandela bersama-sama dengan keenam rekannya diperiksa dengan tuduhan melakukan
sabotase bersengkongkol untuk menumbangkan pemerintah dan membantu unsur asing
menyerang Afrika Selatan. Mereka akhirnya divonis dengan hukuman seumur hidup pada
tanggal 12 Juni 1964 dan harus mendekam dalam penjara di Pulai Roben Cape Town. Pada
tahun 1982 Mandela dipindahkan lagi ke penjara Pollsmor juga masih daerah Cape Town.
Selama di penjara itulah kampanye pembebasannya dilancarkan, baik di Afrikan Selatan
sendiri maupun di luar Afrika Selatan. Aksi protes dan kampanye pembebasan Mandela
semakin berkobar sejak tahun 1982, bahkan pada tahun 1988 ulang tahun ke-70 Nelson
Mandela dirayakan oleh bangsa kulit hitam Afrika Selatan dengan menggelar konser musik
selama 120 jam non stop dan disiarkan ke-50 negara. Akibat kampanye pembebasan tokoh
ANC ini, makin banyak negara yang menekan pemerintah Apartheid Afrika Selatan baik secara
politik maupun ekonomi.
Kampanye pembebasan itu membuat Mandela menjadi tokoh tahanan politik paling populer di
dunia. Akibat tekanan yang bertubi-tubi pada bulan Juli 1989 Botha bertemu dengan presiden
F.W. de Klerk pengganti Botha. Dari pertemuan-pertemuan itu pada bulan Februari 1990, de
Klerk mengumumkan di depan parlemen bahwa pemerintahannya akan mencabut larangan
bagi ANC, Partai Komunis Afrika Selatan (SACP) dan Pan Africanist Congress (PAC)
menyusul diakhirinya politik Apartheid. Pada kesempatan itu de Klerk juga mengisyaratkan
bahwa Mandela akan segera dibebaskan. Pembebasan tokoh kharismatik Afrika Selatan ini
kemudian dilaksanakan sesuai dengan janjinya. Pada tanggal 11 Februari 1990 dari penjara
Victor Verster, Mandela dibebaskan. Pembebasan itu sangat menarik perhatian dunia dan
disambut oleh ratusan wartawan baik dari dalam maupun luar negeri.
E. Berakhirnya Politik Apartheid di Afrika Selatan

Pemisahan suku di Afrika selatan mendapat tanggapan dari dunia lnternasional. Di Afrka
selatan sering terjadi pemberontakan-pemberontakan untuk menghapus pemerintahan
Apartheid. Gerakan yg terkenal dilakukan oleh rakyat kulit hitam di Afrika selatan dipelopori
oleh African National Congrees (ANC) dibawah pimpinan Nelson Mandela. Pada
pemerintahan Frederick Willem de Klerk,Nelson memimpin aksi rakyat Afrika selatan untuk
tinggal di rumah,aksi tersebut mendapat tanggapan oleh pemerintah dengan menjebloskan
Nelson ke penjara,tetapi kemudian ia dibebaskan. Pembebasan ini membawa dampak positif
terhadap perjuangan rakyat Afrika selatan. Maka untuk pertama kalinya pada tanggal 2 Mei
1990 pemerintahan Afrika selatan mengadakan perundingan dengan ANC untuk membuat UU
non Rasial. Pada tanggal 3 Juni 1990 de Klerk menghapus UU Darurat Negara yang berlaku
hampir di setiap bagian Afrika selatan.
Perjuangan Nelson Mandela memakan waktu yang cukup lama. Nelson Mandela terus berjuang
untuk mencapai kebebasan negrinya baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Upaya-upaya
yang ditempuh Nelson Mandela mulai menampakan hasil yang menggembirakan ketika
F.W.de Klerk memberikan angin segar kebebasan bagi warga kulit hitam.

Pada tanggal 21 Februari 1991, Presiden de Klerk mengumumkan penghapusan semua


ketentuan dan ekstitensi sistem politik Apartheid di hadapan parlemen Afrika selatan

Pengumuman itu diikuti penghapusan 3 UU yg memperkuat kekuasaan Apartheid,yaitu:


1. Land Act: UU yang melarang orang kulit hitam mempunyai tanah di luar wilayah tempat
tinggal yang ditentukan.
2. Group Areas Act : UU yg mengatur pemisahan tempat tinggal Orang-orang kulit putih
dengan kulit hitam.
3. Population Registration Act : UU yang mewajibkan orang kulit hitam untuk mendaftarkan
diri menurut kelompok suku masing- masing.

Pengahpusan UU tersebut diikuti dengan janji pemerintahan de Klerk untuk menyelenggarakan


pemilu tanpa pembatsan rasial. Pada pemilu Multirasial tahun 1994, partai yang dipimpin oleh
Nelson Mandela yaitu ANC, berhasil menjadi pemenang. Sejak terhapusnya Apartheid, Afrika
selatan mulai membangun negerinya agar sederajat dengan negara lain di dunia
F. Mandela: Perjuangan Melawan Apartheid

Nelson Mandela, saat masih menjadi pengacara muda dan ketua ANC

Kisah hidupnya adalah perjuangan panjang melawan sistem apartheid. Ia dipenjara puluhan
tahun di Robben Island. Mandela, aktivis gerakan demonstrasi, meruntuhkan apartheid dan
presiden kulit hitam pertama Afrika Selatan.
10 Mei 1994, momentum besar bagi Afrika Selatan, mungkin yang terbesar dalam sejarahnya.
„Tidak ada seorang pun di negara ini yang kembali akan sebuah kelompok di bawah kelompok
lainnya. Semoga Tuhan melindungi Afrika.“
Mandala menerima Nobel Perdamaian bersama dengan De Klerk. Tahun 1994 berlangsung
pemilu yang bebas dan adil untuk pertama kalinya di Afrika Selatan. Mandela terpilih sebagai
presiden kulit hitam pertama. Pemerintahnya mengakhiri sistem apartheid dan merintis
rekonsiliasi nasional dengan undang-undang baru yang modern.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Apharteid berasal dari bahasa Belanda yang artinya pemisahan. Pemisahan disini berarti
pemisahan orang-orang Belanda (kulit putih) dengan penduduk asli Afrika (kulit hitam).
Apharteid kemudian berkembang menjadi suatu kebijakan politik dan menjadi politik resmi
Pemerintahan Afrika Selatan yang terdiri dari program-program dan pertaruran-peraturan yang
bertujuan untuk melestarikan pemisahan rasial. Pemerintahan Nasionalis mengatur jalannya
undang-undang pemisahan, menggolongkan orang-orang ke dalam tiga ras, mengembangkan
hak-hak dan batasan-batasan untuk masing-masing golongan, seperti hukum pass dan batasan
pemukiman. Minoritas kulit putih menguasai mayoritas kulit hitam yang jauh lebih besar.
Apartheid menjadi semakin kontroversial, mendorong ke arah meluasnya sanksi internasional,
divestasi dan kerusuhan serta penindasan dalam Afrika Selatan. Suatu periode panjang
penindasan oleh pemerintah, dan kadang-kadang dengan kekerasan, pemogokan, demonstrasi,
protes, dan sabotase dengan menggunakan bom atau cara lain, oleh berbagai gerakan anti-
apartheid yang diikuti terutama oleh Kongres Nasional Afrika (ANC). Di Afrka selatan sering
terjadi pemberontakan-pemberontakan untuk menghapus pemerintahan Apartheid. Gerakan
yang terkenal dilakukan oleh rakyat kulit hitam di Afrika selatan dipelopori oleh African
National Congrees (ANC) dibawah pimpinan Nelson Mandela.pada tanggal 2 Mei 1990
pemerintahan Afrika selatan mengadakan perundingan dengan ANC untuk membuat UU non
Rasial. Pada tanggal 3 Juni 1990 de Klerk menghapus UU Darurat Negara yang berlaku hampir
di setiap bagian Afrika selatan. Upaya-upaya yang ditempuh Nelson Mandela sangat lama
hingga mulai menampakan hasil yang menggembirakan ketika F.W.de Klerk memberikan
angin segar kebebasan bagi warga kulit hitam. Pada tanggal 21 Februari 1991, Presiden de
Klerk mengumumkan penghapusan semua ketentuan dan ekstitensi sistem politik Apartheid di
hadapan parlemen Afrika selatan.

Anda mungkin juga menyukai