Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Apartheid adalah sebuah sistem pemisahan ras yang diterapkan oleh pemerintah
kulit putih di Afrika Selatan pada sekitar awal abad ke-20. Kata apartheid diambil dari
bahasa Afrika, apart yang berarti memisah dan heid yang berarti sistem atau hukum.
Menurut politik perbedaan warna kulit ini, orang kulit putih memiliki status
tertinggi, diikuti oleh orang India dan kulit berwarna hitam, kemudian orang kulit hitam
Afrika. Dalam pelaksanaannya, sistem ini menyebabkan diskriminasi politik dan
ekonomi terhadap orang berkulit hitam. Oleh karena itu, politik Apartheid ditentang
baik di Afrika Selatan maupun oleh negara di seluruh dunia.
Meski secara resmi pelaksanaan politik Apartheid baru dimulai pada 1948, tetapi
cikal bakal munculnya masalah ini dapat ditelusuri sejak awal abad ke-19. Kebijakan
politik yang dikeluarkan oleh pemerintah biasanya menimbulkan berbagai permasalahan
yang berawal dari ketidakpuasan suatu golongan masyarakat, misalnya yang
terkonsentrasi pada suatu daerah dan menuntut adanya otonomi yang lebih besar atas
daerahnya sendiri.
Untuk kasus Republik Afrika Selatan contohnya, kebijakan politik yang
menimbulkan ketidakpuasan atau ditentang oleh sekelompok masyarakat tertentu adalah
penerapan kebijakan politik apartheid.Kebijakan politik apartheid merupakan kebijakan
politik rasial yang telah diterapkan di Uni Afrika Selatan, suatu negara otonomi di
dalam pemerintahan Kerajaan Inggris yang berdiri pada tanggal 31 Mei 1910.
Kebijakan politik ini membatasi hak legislatif masyarakat kulit hitam. Sepanjang
tahun 1920- 1940, gerakan nasionalis Afrikaner mempunyai suatu kekhawatiran
terhadap persaingan yang terjadi dengan masyarakat kulit hitam dalam berbagai aspek
kehidupan. Sehingga sampai pada akhirnya dengan dukungan mayoritas Afrikaner.
National party memenangkan pemilu tahun 1948 pada platform apartheid. Sejak
kemenangan pada pemilu tersebut Afrika Selatan dipegang oleh rezim apartheid.
Pemerintahan memberlakukan kebijakan ini di mana ketika Afrika Selatan
diproklamasikan sebagai negara kulit putih dan kelompok ras lain, selain kulit putih
tidak memiliki hak – hak politik penuh, memiliki ruang terpisah dan fasilitas terpisah,
tidak ada percampuran.

1
Pendidikan yang diberikan pun akan disesuaikan dengan peran status orang
tersebut di dalam masyarakat, Hendrik F Verwoerd, perdana menteri Afrika Selatan
yang menjabat dari tahun 1958 sampai terbunuhnya tahun 1966, berpendapat bahwa
kesalahan besar jika Afrika Selatan hidup dalam kesejajaran dan persamaan hak.
Oleh sebab itu, sulit untuk menyatakan bahwa negara Afrika Selatan merupakan
negara kulit putih, penekanan untuk menghapuskan kebijakan apartheid yang
berdatangan dari berbagai pihak, baik internal maupun internasional, tidak menyurutkan
pemerintahan untuk segera menghapuskan kebijakan ini, misalkan pada pemerintahan
Pieter Willem Botha yang berkuasa dari tahun 1984 – 1989. Pemerintahan Botha
memberlakukan reformasi terbatas dalam menanggapi tekanan tersebut, reformasi
terbatas ini diterapkan dalam konsep pemerintahan multiras, tetapi tetap terdapat
pemisahan rasial di dalamnya.
Konstitusi yang berlaku ini menyebutkan bahwa terdapat tiga ras di Afrika Selatan
yaitu kelompok masyarakat kulit putih, Asia, dan yang lainnya termasuk masyarakat
kulit hitam. Botha berharap dengan memberlakukan konstitusi seperti ini akan
meningkatkan dukungan terhadap pemerintahannya agar bisa bertahan melawan tekanan
– tekanan yang datang, namun pada kenyataannya konstitusi yang diberlakukan Botha
malah mendatangkan protes yang lebih banyak.
Kecaman terus berdatangan dari internal Afrika Selatan dan internasional, para
penentang ini berpendapat bahwa dengan melembagakan dan mengesampingkan
kelompok mayoritas masyarakat kulit hitam tidak akan melemahkan penekanan dan
protes secara signifikan. Bentuk protes melawan konstitusi ini terwujud dalam
penghancuran kantor dan gedung pemerintahan, serta rumah polisi dan dewan kota kulit
hitam yang dianggap sebagai kolaborator rezim apartheid.
Pemogokan tenaga kerja dan serangkaian teror di dalam wilayah perkotaan terjadi
sebagai bentuk protes dan keluhan ekonomi dan politik. Pada tahun 1987 pasukan
bersenjata dari ANC dan PAC menyusup ke perbatasan Afrika Selatan dari baris
pertahanan mereka di Angola, Mozambik, dan Zimbabwe. Melihat kondisi yang kacau
ini, pemerintahan Botha memberlakukan keadaan darurat dengan mengirimkan pasukan
untuk menyerang mereka yang menentang apartheid. Tindakan represif pemerintahan
Botha mampu meredam kekacauan dalam jangka pendek.
Tindakan pemerintahan menjadi berita utama politik dunia dan banyak pihak yang
mengutuk tindakan yang sudah diambil oleh pemerintahan Botha. Afrika Selatan
mengalamai inflasi kronis karena banyak investor asing yang menarik diri. Menghadapi
2
situasi seperti ini akhirnya pemerintahan Afrika Selatan selanjutnya yaitu. Frederik
Willem de Klerk (1989 – 1994) yang menggantikan Botha setelah pengunduran dirinya
pada tahun (1989) karena penyakit stroke yang dideritanya, merasakan perlu adanya
suatu reformasi besar – besaran jika ingin Afrika Selatan kembali stabil dalam
perekonomian maupun perpolitikan.
Frederik Willem de Klerk berkomitmen bahwa dirinya akan mempercepat
reformasi hukum di Afrika Selatan. Reformasi tersebut ia tunjukkan pada keadilan
rasial. Pada pidato pertamanya, dirinya mengemukakan bahwa Afrika Selatan bukan
negara rasis dan akan melakukan negosiasi mengenai masa depan negara tersebut, serta
akan mengakhiri kebijakan politik apartheid.
Sebagai bentuk tanggapan terhadap tuntutan dari dalam dan luar Afrika Selatan,
Frederik Willem de Klerk pada tahun (1990 dan 1991) mencabut dasar - dasar kebijakan
apartheid seperti undang – undang pemisahan fasilitas, undang – undang tanah, masalah
undang – undang registrasi kependudukan, reformasi hak – hak politik, ekonomi,
pendidikan dan mengumumkan kebebasan Nelson Mandela. Upaya-upaya yang
dilakukan oleh pemerintahan Frederik Willem de Klerk ini mendapatkan tantangan
berupa situasi sosial dan politik Afrika Selatan yang bergejolak.
Terjadi kekacauan di berbagai tempat yang menimbulkan korban yang tidak
sedikit jumlahnya. Bagi sebagian besar masyarakat, mereka menginginkan kebijakan
apartheid tidak direformasi, melainkan digulingkan sepenuhnya. Atas usaha gigihnya
bersama Nelson Mandela, pada tahun (1993) de Klerk dihadiahi nobel perdamaian
dengan keberhasilannya menghapuskan kebijakan apartheid dan meletakkan azas yang
kokoh bagi Republik Afrika Selatan.
Golongan ras kulit putih yang seharusnya mempertahankan kedudukan serta
kepentingan kulit putih di Republik Afrika Selatan yang merupakan kelompok minoritas
dan upaya – upaya yang dilakukan de Klerk ketika menghapuskan kebijakan apartheid.
Ketertarikan terhadap hal tersebut mendorong penulis ingin mengkaji lebih dalam
mengenai situasi Afrika Selatan pada masa pemerintahan Frederik Willem de Klerk
dengan mengangkat skripsi yang berjudul “Perkembangan Politik Apartheid di Republik
Afrika Selatan Pada Masa Pemerintahan Frederik Willem De Klerk Tahun 1989 –
1994.”
Sejak pertengahan abad ke-17, bangsa Boer (belanda) mulai menjajah Afrika
Selatan guna menguasai sumber daya alamnya. Mereka juga menerapkan praktik
pembudakan, yang salah satu aturannya para budak harus mendapatkan izin dari
3
tuannya apabila hendak bepergian jauh. Pada akhir abad ke-18, peraturan tersebut tidak
hanya berlaku bagi budak, tetapi juga seluruh khoi-khoi (salah satu suku asli Afrika
Selatan).
Peraturan ini terus berlaku, ketika bangsa boer di kalahkan oleh inggris pada awal
abad ke-19. Bahkan menurut peraturan No.49 Tahun 1828, orang-orang kulit hitam
harus di beri izin terlebih dahulu apabila ingin mencari pekerjaan. Ketika inggris
menerapkan Undang-Undang penghapusan perbudakan pada tahun 1833, status budak
di ubah menjadi pekerja kontrak. Kendati demikian, aturan yang berlaku tetap
melegalkan resialisme terhadap orang non-kulit putih.
Sepanjang akhir abad ke-19, hak-hak orang non-kulit putih semakin dilucuti,
seperti pembatasan dalam jumlah kepemilikan tanah dan hak untuk ikut dalam pemilu.
Pada dekade pertama abad ke-20, orang kulit hitam tidak diizinkan mengikuti pemilu.
Selain itu, mereka dan orang-orang keturunan India dilarang untuk memasuki kawasan
tertentu. Pada 1910 Uni Afrika Selatan didirikan, yaitu negara khusus dengan
ketatanegaraan Inggris. sejak saat itu, diskriminasi rasial terus menjadi.
Berikut ini beberapa contoh kasusnya :
1. Undang-Undang Afrika Selatan (1910), memberikan hak pilih dan kontrol politik
kepada orang kulit putih atas semua kelompok ras lain, serta menghapus hak orang
kulit hitam untuk duduk di parlemen;
2. Undang-Undang Tanah (1913), memangkas hak orang kulit hitam dalam
kepemilikan tanah;
3. Undang-Undang Penduduk Asli di Wilayah Perkotaan (1918) dirancang untuk
memaksa orang kulit hitam untuk hidup di wilayah tertentu;
4. Undang-Undang Wilayah Perkotaan (1923) pemisahan tempat tinggal dan
menyediakan tenaga kerja murah untuk industri yang dipimpin oleh orang kulit
putih;
5. Undang-Undang Administrasi (1927) menjadikan Kerajaan Inggris sebagai kepala
tertinggi atas semua urusan Afrika;
6. RUU Kepemilikan Tanah Asiatik (1946) melarang penjualan tanah kepada orang
India dan keturunan India Afrika Selatan.
Setelah mereka memenangkan pemilu pada 1948, Partai Nasional Afrika kemudian
mendeklarasikan Afrika Selatan sebagai negara kulit putih. Sementara kelompok ras
lain selain kulit putih tidak memiliki hak-hak politik dan warga negara penuh.

4
Penduduk Afrika Selatan juga digolongkan menjadi empat kelompok besar, yaitu
kulit putih atau keturunan Eropa, suku bangsa Bantu (salah satu suku bangsa di Afrika
Selatan), orang Asia (kebanyakan Pakistan dan India), dan orang kulit berwarna atau
berdarah campuran. Rezim Apartheid memberlakukan deskriminasi terhadap kaum kulit
hitam Afrika Selatan melalui hukum negara.
Dalam pelaksanaannya, terdapat pembagian ruang hidup antara di Afrika Selatan.
Golongan kulit putih mendapat 87% wilayah Afrika Selatan, sedangkan kulit hitam
hanya mendapatkan 13 %. Perdana Menteri Afrika Selatan, Hendrik F Verwoerd (1958-
1966) menyebut bahwa akan menjadi kesalahan apabila masyarakat Afrika Selatan
hidup dalam kesetaraan. Sejak itu, perlawanan rakyat Afrika Selatan terhadap
pelaksanaan politik Apartheid terus menggema. Bahkan diskriminasi terhadap kulit
berwarna ini juga dikecam oleh dunia internasional.
Salah satu bentuk gerakan menentang Apartheid adalah African National Congress
(ANC) yang dipimpin oleh Nelson Mandela. Setelah melalui perjuangan panjang,
Presiden Frederik Willem de Klerk mengumumkan penghapusan semua ketentuan dan
eksistensi sistem politik Apartheid pada 21 Februari 1991.

B. Rumusan Masalah
1. Mengapa politik apartheid di Afrika Selatan di kecam oleh dunia internasional?
2. Bagaimanakah proses berakhirnya apartheid di Afrika Selatan?
3. Bagaimanakah dampak yang ditimbulkan dari penghapusan politik apartheid di
Republik Afrika Selatan?

C. Tujuan
Tujuan kami meng-analisis tentang apartheid karena ingin mengetahui lebih jauh
tentang perbedaan ras warna kulit di Negara Afrika Selatan

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Mengapa politik apartheid di Afrika Selatan di kecam oleh dunia internasional?


Kecaman tersebut muncul karena Politik Apartheid tersebut melegalkan rasialisme
terhadap orang kulit hitam, yang mana hal tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai
kemanusiaan dan bertentangan dengan Hak Asasi Manusia.

B. Bagaimanakah proses berakhirnya apartheid di Afrika Selatan?


Berakhirnya politik apartheid adalah ditandai dengan pemilu antirasial pertama yang
hasilnya dimenangkan oleh nelson mandela sebagai presiden kulit hitam pertama di
Afrika Selatan dan mendapatkan penghargaan nobel

C. Bagaimanakah dampak yang ditimbulkan dari penghapusan politik apartheid di


Republik Afrika Selatan?
• Masyarakat kulit hitam dan kulit putih di Afrika Selatan dapat hidup berdampingan
tanpa adanya pembatasan rasial
• Menyebarnya paham anti rasialisme di dunia internasional
• Munculnya kesetaraan terhadap kaum kulit hitam di seluruh dunia
• Afrika Selatan mampu menerapkan pembaruan-pembaruan yang berdasar pada
keberagaman

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan makalah yang kita baca bahwa politik apartheid adalah politik yang
memisahkan ras kulit putih dan kulit hitam di awal abad 20 hingga tahun 1990. Hal ini
terjadi karena banyaknya tambang emas yang terkandung di bumi Afrika Selatan,
selanjutnya peristiwa ini menuai kecaman dari dunia internasional.

B. Saran
Setelah membaca makalah ini kita harus belajar saling menghargai sesama
manusia, tanpa memandang warna kulit.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompas.com
https://amp.kompas.com

8
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... i

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................. 1


A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 5
C. Tujuan ........................................................................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 6


A. Mengapa politik apartheid di Afrika Selatan dikecam oleh dunia
internasional? ............................................................................................ 6
B. Bagaimanakah proses berakhirnya apartheid di Afrika Selatan? ............... 6
C. Bagaimanakah dampak yang ditimbulkan dari penghapusan politik
apartheid di Republik Afrika Selatan? ....................................................... 6

BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 7


A. Kesimpulan ............................................................................................... 7
B. Saran ........................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 8

9i

Anda mungkin juga menyukai