Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : Naufal Dwi Cahyo

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 049003482

Kode/Nama Mata Kuliah : ESPA4314/ PEREKONOMIAN INDONESIA

Kode/Nama UPBJJ : 41 / Purwokerto

Masa Ujian : 2022/23.2(2023.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
Soal :
1. Pada tahun 1997-1998 Indonesia mengalami krisis moneter yang membawa perubahan
drastis pada perekonomian Indonesia. Jelaskan faktor internal dan eksternal penyebab krisis
moneter tersebut!
2. Liberalisasi sektor pertanian di Indonesia diawali dengan masuknya Indonesia ke dalam
Perjanjian Pertanian (Agriculture on Agreement/AoA). Jelaskan mengapa kebijakan
liberalisasi pertanian yang diterapkan pemerintah cenderung merugikan petani dalam negeri!
3. Menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap bank sebagai dampak krisis moneter
1997/1998 mengharuskan pemerintah untuk kembali menyehatkan bank. Jelaskan cara- cara
yang ditempuh pemerintah untuk menyehatkan perbankan Indonesia!
4. Jelaskan bagaimana hubungan Lembaga Keuangan Mikro dengan tingkat kemiskinan!
5. Pajak merupakan instrumen APBN dari sisi penerimaan. Jelaskan latar belakang dan dampak
kebijakan Tax Amnesty bagi pemerintah yang dilakukan pada saat periode pemerintahan
Joko Widodo!

Jawaban :

1. Berikut ini merupakan faktor internal dan faktor eksternal yang menyebabkan krisis meneter
:
• Faktor internal.
- Pertama, defisit transaksi berjalan di Indonesia cenderung membesar dari tahun
ke tahun akibatnya, tekanan terhadap rupiah menjadi semakin kuat manakala
beban penyebaran terhadap impor dan kewajiban terhadap perusahaan jasa-jasa
aing semakin besar. Tetapi setelah krisiskepercayaan terjadi, investor asing tidak
ingin menanggung kerugian maka ia membawa modalnya ke luar.
- Kedua, tingkat akumulasi inflasi indonesia yang sangat tinggi. Selama kurun
waktu empat tahun (1992-1996) inflasi kumulatif sebesar 39,1 persen
sedangkan inflasi Amerika Serikat hanya 14,3 persen. Tetapi pada saat yang sama
depresisasi kumulatif rupiah senantiasa ditahan oleh otoritas moneter sebesar
15,57 persen.
- Ketiga, utang luar negri Indonesia yang terlalu banyak. Kebijakan utang luar
negri yang dilakukan sejak 1965 telah membuat pemerintah terlena dengan resiko
yang harus ditanggung di masa depan. Pada pertengahan tahun 1980-an
sesungguhnya kita telah harus menghentikan utang luar negri karena outflow
negatif.
• Faktor Eksternal.
- Pertama, pergerakan finansial di tiga kutub dunia (AS, Europa, dan Jepang).
Pada paruh kedua dekade 1990-an terjadi pergerakan finalsial dari Jepang dan
Europa ke AS karena masalah perekonomian yang dialami Jepang dan proses
ekonomi-politik penyatuan mata uang Europa.
- Kedua, institusi finansial berbentuk negara dan lembaga keuangan yang
berkembang secara global mengalami perkembangan luar biasa sehingga
memiliki otoritas yang lebih besar daripada negara berkembang seperti
Indonesia dan yang Ketiga, spekulasi yang mengiringi gejolak finansial global
2. Liberalisasi peetanian telah merugikan pertanian indonesia. Misalnya, liberalisasi perberasan
yang dilakukan IMF telah berdampak buruk pada kebijakan perberasan, yaitu :
• Subsidi pupuk dicabut pada tanggal 2 Desember 1998, diikuti dengan liberalisasi
pupuk yang sebelumnya dimonopoli PUSRI. Akibatnya biaya produksi melonjak
sehingga harga dasar gabah dinaikkan dari Rp1000/kg menjadi Rp1400-Rp1500/kg
tergantung wilayahnya.
• Monopoli impor beras oleh Bulog dicabut akhir tahun 1999, sehingga kini impor
terbuka bagi siapa saja dan tidak terkontrol lagi.
• Bea masuk komoditas pangan dipatok maksimum 5 persen. Bagi beras, walaupun
monopoli impor oleh Bulog dicabut, bea masuk tetap 0 persen.
Akibatnya arus impor beras, gula, bahkan bawang merah yang deras makin memukul
petani Indonesia.
3. Cara yang ditempuh pemerintah untuk menyehatkan perbankan Indonesia :
• Kebijakan Oeang Republik Indonesia (ORI) : pemberlakuan mata uang Indonesia
sebagaialat tukar resmi dan diberlakukannya pelarangan penggunaan mata uang
NICA dan digantidengan ORI.
• Konferensi Ekonomi : mengatasi permasalahan ekonomi yang mendesak.
• Pinjaman Nasional : Program ini diwujudkan dengan pendirian Bank Tabungan Pos.
TugasBank Tabungan Pos adalah menyalurkan pinjaman nasional untuk
meningkatkan kepercayaanmasyarakat kepada pemerintah. Juga memberikan
pinjaman berjangka melalui rumah gadai.Bertujuan mengumpulkan dana bagi
kepentingan perjuangan dan meningkatkan kepercayaanmasyarakat kepada
pemerintah Indonesia.
• Badan Perancang Ekonomi (planning board) : Badan ini diusulkan oleh menteri
kemakmuranyang bernama A.K Gani. Badan ini bertugas untuk menyusun rencana
pembangunan ekonomiyang berjangka waktu 2-3 tahun yang kemudian disepakati
sebagai Rencana PembangunanPerkebunan, dan industri milik negara serta penyitaan
perusahaan milik Jepang sebagai gantirugi terhadap Indonesia.
• Rencana Kasimo : menteri urusan bahan makanan yang bernama I.J Kasimo
menyusunsebuah program yang dinamai rencana Kasimo. Program ini adalah rencana
produksiberjangka waktu 3 tahun mengenai usaha swasembada pangan. Tujuannya
adalahmeningkatkan kesejahteraan rakyat dengan meningkatkan produksi pangan.
4. Lembaga Keuangan Mikro atau Micro Finance Institution merupakan Lembaga yang
melakukan kegiatan penyediaan jasa keuangan kepada pengusaha kecil dan mikro serta
masyarakat berpenghasilan rendah yang tidak terlayani oleh Lembaga Keuangan formal dan
yang telah berorientasi pasar untuk tujuan bisnis.
Pinjaman dalam bentuk micro credit merupakan salah satu yang ampuh dalam menangani
kemiskinan. Namun demikian perlu diperhatikan bahwa, ketika pinjaman diberikan kepada
mereka yang sangat miskin, kemungkinan besar pinjaman tersebut tidak akan pernah
kembali. Hal ini wajar saja, mengingat mereka (the extreme poor) tidak berpenghasilan dan
tidak memiliki kegiatan produktif. Program pangan dan penciptaan lapangan kerja lebih
cocok untuk masyarakat sangat miskin tersebut. Sedangkan sebagian masyarakat lain yang
dikategorikan miskin namun memiliki kegiatan ekonomi (economically active working poor)
atau masyarakat yang berpenghasilan rendah (lower income), mereka memiliki penghasilan,
meskipun tidak banyak. Untuk itu diperlukan pendekatan, program subsidi atau jenis
pinjaman mikro yang tepat untuk masing-masing kelompok masyarakat miskin tersebut.
Banyaknya jenis lembaga keuangan mikro yang tumbuh dan berkembang di Indonesia
menunjukkan bahwa lembaga keuangan mikro sangat dibutuhkan oleh masyarakat, terutama
kelompok masyarakat berpenghasilan rendah, pengusaha kecil dan mikro yang selama ini
belum terjangkau oleh jasa pelayanan keuangan perbankan khususnya bank umum. Pada
lembaga keuangan mikro ini dapat menumbuhkan minat masyarakat di pedesaan untuk
berusaha atau menumbuhkan pengusaha-pengusaha kecil di pedesaan, yang pada akhirnya
dapat membantu program pemerintah untuk :
1. Meningkatkan produktivitas usaha masyarakat kecil di pedesaan.
2. Meningkatkan pendapatan penduduk desa
3. Menciptakan lapangan kerja baru dipedesaan, sehingga dapat memperkecil keinginan
masyarakat pedesaan melakukan urbanisasi
4. Menunjang programm pemerintah dalam mengupayakan pemerataan pendapatan
penduduk desan dan upaya pengentasan kemiskinan.

Pada dasarnya hubungan antara Lembaga keuangan mikro dengan tingkat kemiskinan sangat
baik dan tepat untuk bisa membantu masyarakat yang kekurangan dana dalam memulai
kegiatan berusaha agar bisa pelan – pelan keluar dari zona kemiskinan.

5. Latar belakang dan dampak kebijakan Tax Amnesty bagi pemerintah yang dilakukan pada
saat periode pemerintahan Joko Widodo adalah
Latar belakang

Pendapatan utama Negara Indonesia berasal dari pajak. Menurut Mardiasmo (2016), pajak
diartikan sebagai pungutan yang dilakukan oleh Negara kepada warga negaranya
berdasarkan undang-undang, dimana atas pungutan tersebut Negara tidak memberikan
kontraprestasi secara langsung kepada warga negaranya. Pajak sebagai penerimaan Negara
harus dinilai positif, karena mealui pajak kemandirian suatu Negara dalam membiayai
pembangunan dan pemerintahannya dapat tercapai

Dampaknya positif karena kebijakan Amnesty pajak mendorong masuknya dana investasi
sebesar Rp 97 triliun, yang meningkatkan signifikan dari periode yang sama tahun
sebelumnya sekitar Rp 57 triliun dan kebiijakan tax amnesty berhasil mendorong rasa
nasionalisme para pengusaha. Sebab semuanya merasa lahir, bertumbuh,dan berusaha di
Indonesia sebagai tanah airnya.

Anda mungkin juga menyukai