Anda di halaman 1dari 28

15 PENDANAAN INTERNAL DAN

KEBIJAKAN DIVIDEN
Pendahuluan
Kebijakan dividen
Stock dividen dan stocksplit
Pembelian kembali saham
Tujuan instruksional khusus

1. Mengerti apa yang dimaksud dengan


kebijakan dividen
2. Memahami hubungan antara pendanaan
internal dan kebijakan dividen
3. Memahami beberapa kebijakan dividen
4. Dapat mengaplikasikan perhitungan
kebijakan dividen
Pendahuluan

Suatu perusahaan dapat meningkatkan modal


sendiri (capital equity) yang diperlukan untuk
mendanai investasi projek, secara eksternal
dengan menerbitkan saham baru atau secara
internal dengan menahan laba. Kedua sumber
tersebut menyediakan modal sendiri bagi
perusahaan untuk investasi dalam aset atau
untuk membayar hutang.
Menerbitkan saham dapat memaksa perusaha-
an untuk mengeluarkan biaya penerbitan guna
membayar persiapan dan pendistribusian
saham
Bila perusahaan menahan laba untuk pendana-
annya, hal ini tidak memerlukan flotation cost,
karena tidak ada flotation cost, maka penggu-
naan dana yang berasal dari laba yang ditahan
biayanya lebih murah dari pada menerbitkan
saham.Keuntungan ini mendorong perusahaan
untuk memenuhi kebutuhan equity dari sumber
internal dari pada eksternal.

Ketika Dewan direksi dan manajemen membuat


kebijakan dividen, mereka membuat dua kepu-
tusan sekaligus. Berapa besar laba yang terse-
dia untuk pemegang saham, haruskah perusa-
haan menahan dan berapa yang harus dibagi-
kan sebagai dividen kepada pemegang saham.
Laba yang tersedia
untuk pemegang Laba yang
= Dividen + ditahan
saham

Persentase laba yang dibayarkan sebagai divi-


den adalah payout ratio. Penjumlahan dua rasio
adalah 100%. Manajer keuangan dan investor
menggunakan rasio ini untuk membandingkan
kebijakan dividen diantara perusahaan.
Contoh. Misalnya PT.X memiliki 1,000,000 lem-
bar saham yang beredar dan berikut distribusi
labanya.
Laba yg tersedia utk shareholder $ 1,600,000
Dividen $ 400,000
Laba yang ditahan $ 1,200,000

Dividen payout ratio untuk PT.X adalah 25%


($400,000/1,600,000) dan retention ratio yaitu
75% (1,200,000/1,600,000).
Payout dan retention ratio dapat juga dihitung
dengan menggunakan laba perlembar saham
(EPS) dan dividen perlembar (DPR).

EPS=(EAT - Div.Saham pref.)/Jml.lb shm beredar


DPR=Dividen/jml.lb.shm beredar
Mengelola pembayaran dividen

Setelah dewan direksi memutuskan besarnya


dividen, prosedur pembayarannya adalah rutin.
Kebanyakan perusahaan yang membayar
dividen tunai, membayarnya sekali setiap
kuartal.
Direksi suatu perusahaan mengumumkan
dividen, sebesar jumlah tertentu dan
menentukan kapan akan dibayar. Sekali
diumumkan dividen dicatat sebagai dividend
payable (hutang dividen), hutang lancar
perusahaan.
Pengumuman dividen akan meningkatkan
hutang lancar perusahaan dan menurunkan
likuiditasnya sebagaimana diukur oleh current
ratio (current asset/current liabilities) dan
modal kerja bersih (current asset - current
liabilities).
Declaration date adalah hari pengumuman
akan adanya dividen yang dibayarkan oleh
dewan direksi
Date of record yakni hari pendaftaran yang
masih memberikan kemungkinan dapat dividen
Payment date adalah hari dibagikannya
dividen tunai kepada pemegang saham yang
terdaftar
Ex dividend date adalah hari perdagangan
yang sudah tidak memberikan hak dividen yang
diumumkan kepada pembeli saham, biasanya 4
hari sebelum date of record.
Dividend yield merupakan dividen perlembar
saham dibagi dengan harga pasar saham per-
lembar.
Dividend yield = Div. Pershare/Price pershare
Contoh. Saham PT.X memberikan dividen
perlembar Rp.280 dan saat ini saham tersebut
diperjual belikan dengan harga Rp.4.787,50,
berapa dividen yield saham tersebut:

= Rp.280/ Rp.4.787,50 = 0.058 atau 5.8%


Kebijakan dividen

Ada beberapa cara bagi direktur perusahaan


untuk menyeimbangkan konflik yang mempe-
ngaruhi proporsi laba yang dibayarkan untuk
dividen. Kebijakan dividen tunggal nampaknya
tidak akan memenuhi tujuan pribadi pemegang
saham dan hanya memuaskan kebutuhan kas
perusahaan. Kebijakan optimal yang membuat
kompromi terbaik antara kepentingan faktor-
faktor tersebut. Berikut digambarkan beberapa
kebijakan dividen secara umum.
Kebijakan Dividen Residual

Sesuai dengan kebijakan tersebut, suatu peru-


sahaan membayar dividen hanya ketika laba
melebihi equity yang dibutuhkan untuk menda-
nai investasi projek. Dalam kebijakan ini
skenario harus mengikuti langkah berikut :
1. Estimasi kebutuhan rupiah dari projek yang
direncanakan.
2. Menentukan jumlah equity yang diperlukan
untuk mendanai projek dan mempertahankan

debt equity ratio yang optimal.


3. Membayar dividen tunai sama dengan laba
yang tersisa.
Contoh.

Manajemen PT. Wilda memperkirakan bahwa


struktur modal optimal perusahaan adalah 40%
hutang dan 60% modal sendiri (equity). Peru-
sahaan berharap bahwa laba yang tersedia bagi
pemegang saham biasa adalah $6,000,000. Be-
rapa dividen yang harus dibayar PT. Wilda jika
perusahaan menjalankan kebijakan dividen resi-
dual?, Misalnya kebutuhan dana untuk investasi
ada 3 level :
a. $ 7,000,000
b. $10,000,000
c. $12,500,000
1. Bila kebutuhan dana untuk investasi adalah
$ 7,000,000.

Untuk mempertahankan struktur modal yang


optimal (40/60), maka perusahaan membutuh-
kan equity, $ 4,200,000 (60%x$7,000,000), dan
sisanya $ 2,800,000 dari hutang untuk
mendanai projek. Dengan laba $ 6,000,000,
maka perusahaan dapat menutup kebutuhan
bagian dana untuk investasi yakni $ 4,200,000
dan sisana $ 1,800,000, bisa digunakan
untuk membayar dividen
2. Bila kebutuhan dana untuk investasi adalah
$10,000,000.

Untuk budget sebesar ini, manajemen


menggunakan $ 6,000,000 (60%x10,000,000),
pendanaan dari equity agar struktur modal
optimal dapat dipertahankan. Dengan demikian
berarti perusahaan tidak dapat membayar
dividen karena seluruh laba habis digunakan
untuk memenuhi equity yang diperlukan untuk
investasi pada projek.
3. Bila kebutuhan dana untuk investasi adalah
$ 12,500,000.

Untuk mempertahankan struktur modal yang


optimal, perusahaan memerlukan dana dari
equity sebesar $ 7,500,000 (60%x12,500,000).
Karena laba hanya $ 6,000,000, maka
perusahaan tidak dapat membayar dividen,
bahkan harus menambah hutang sebesar
$5,000,000 (12,500,000 - 7,500,000) dan
menerbitkan saham baru sebesar kekurangan
equity yakni $1,500,000 (7,500,000 -
6,000,000).
Kebijakan Pembayaran Dividen Konstan
(Constant Payout Policy)

Perusahaan membayar persentase yang tetap


dari labanya sebagai dividen. Dibawah kebijaan
ini, Direksi mengmumkan dividen didasarkan
pada persentase tetap dari laba. Contoh, misal-
nya perusahaan menggunakan 70% payout
ratio sebesar Rp700 kepada pemegang saham
untuk setiap Rp.1000 laba yang tersedia untuk
pemegang saham.Perusahaan menetapkan ke-
bijakan ini karena dividen akan berubah seiring
dengan perubahan laba. Kebijakan ini memu-
dahkan pemegang saham dalam memperkira-
kan dividen dimasa yang akan datang.
Kebijakan dividen stabil dengan
pertumbuhan (Stable Dividend and
growth)

Banyak direksi perusahaan menekankan pada


kebutuhan stabilitas dividen dan pertumbuhan,
ketika menetapkan kebijakan dividen. Direksi
mencoba untuk menghindari pengurangan
dividen karena hal ini akan memberi kesan
negatif pada pasar keuangan. Investor akan
menangkap pengurangan dividen ini sebagai
suatu ekspresi objektif dari harapan direksi
tentang adanya keuntungan yang rendah
dimasa yang akan datang.
Persepsi tersebut akan mendorong investor
menjual sahamnya dan akan menekan harga.
Sebaliknya Dividen yang meningkat akan me-
ngirim sinyal positif pada pasar, dan akan me-
ningkatkan permintaan saham, serta akan men-
dorong harga menjadi naik.
Untuk menghindari harga saham bergejolak
karena dividen berubah-ubah, Direktur perusa-
haan dapat menggunakan kebijakan berikut ini
dalam mempertahankan kebijakan dividen stabil
dengan pertumbuhan
1. Membayar rendah secara konservatif dan
bertahan
2. Meningkatkan dividen hanya dengan jaminan
bahwa perusahaan dapat mempertahankan
level yang baru untuk beberapa tahun ke
depan. Membiarkan payout ratio turun.
3. Jangan turunkan dividen karena penurunan
temporal dari laba, biarkan payout ratio
meningkat.
4. Kurangi dividen hanya ketika diperkirakan
bahwa laba dimasa yang akan datang tidak
mendukung level dividen saat ini.
Kebijakan Dividen Stabil dengan Ekstra
Dividen (Stable Dividends with Extra
Dividend)

Beberpa direktur perusahaan memodifikasi ke-


bijakan dividen stabil dengan pertumbuhan
dengan memasukkan dividen ekstra akhir tahun
pada tahun-tahun yang lebih baik. Pengumum-
an dividen ekstra di akhir tahun memungkinkan
direktur untuk menyesuaikan dividen dengan
suatu estimasi laba yang lebih akurat. Dengan
mengidentifikasi dividen sebagai tambahan,
direktur berharap memberi signal pada investor
bahwa kelanjutan dividen tidak perlu ditunggu.
Dividen Saham dan Pemecahan Saham
(Stock Dividends dan Stock Splits)

Kebanyakan kebijakan dividen termasuk aturan


pendistribusian laba dalam bentuk tunai kepada
pemegang saham. Kebijakan dividen bisa ter-
masuk distribusi berupa aset kepada sharehol-
ders.
Kebalikan dari distribusi aset, perusahaan dapat
mendistribusikan lembar saham baru kepada
pemegang saham. Distribusi seperti ini disebut
dengan Stock dividend atau stock split.
Akuntansi untuk Stock Dividend dan
Stock split

Cara yang sederhana untuk memahami kedua


hal di atas adalah dengan melihat bagaimana
perlakuan akuntansi kepada kedua hal tersebut.
Untuk stock dividend, pembayaran perusa-
haan menggunakan transfer dari laba yang di-
tahan ke pos modal permanen sebesar jumlah
nilai pasar dari stock dividend. Aset dan total
modal sendiri (ekuitas) tidak terpengaruh.
Hanya pos dalam ekuitas pemegang saham
yang berubah.
Contoh.

Direktur PT.AD mengumumkan 10% stock


dividen, Ekuitas dari perusahaan adalah sebagai
berikut :

Common stock (100,000 lembar, $10 par) $1,000,000


Agio (capital in excess of par) $ 500,000
Laba yang ditahan (Retained earning) $3,500,000+

Total modal sendiri (Shareholder equity) $5,000,000


10% stock dividen berarti bahwa perusahaan
akan mendistribusikan 10,000 (10%x100,000)
tambahan lembar saham pada pemegang
saham, 1 lembar tambahan untuk setiap 10
lembar saham yang dimiliki. Misalnya saham
perusahaan ini sekarang dijual belikan di pasar
dengan harga $25 perlembar. Apa dampak dari
stock dividen pada neraca?
Karena harga saham perusahaan adalah $25
perlembar dan stock dividen membutuhkan pe-
nerbitan 10,000 lembar, akuntan perusahaan
mentransfer $250,000 (10,000x25) dari laba
yang ditahan pada 2 pos ekuitas lainnya.
1. $ 100,000 (10,000 x $10) masuk ke dalam
pos common stock.
2. Sisanya, $150,000 masuk ke dalam pos yang
diberi label capital in excess of par atau agio
saham.

Setelah stock dividen, maka pos ekuitas akan


nampak sebagai berikut :
Common stock (110,000, $10 par) $1,100,000
Agio (Capital in excess of par) $ 650,000
Laba yang ditahan (Retained earning) $3,250,000+

Total ekuitas $5,000,000


Nilai buku dari ekuitas sebelum stock dividend
adalah $50 ($5,000,000/100,000) dan sesudah
adalah $45.45 ($5,000,000/110,000). Seorang
pemegang saham yang memiliki 10 lembar
sebelum ada stock dividend, nilai buku-nya
adalah $500 ($50 x 10). Selanjutnya nilai buku
setelah ada stock dividend adalah 11 lembar x
$45.45 = $500.
Kontras dengan stock dividen, stock split tidak
memerlukan transfer dari laba yang ditahan ke
pos ekuitas lainnya. Stock split mengubah 2 pos
yakni dalam pos common stock: jumlah lembar
saham yang beredar dan nilai par per-lembar.
Tetapi jumlah keseluruhan ekuitas tidak
berubah.
Contoh. Diambil dari soal stock dividend di atas
Tetapi sebagai ganti dari 10% stock dividend.
Perusahaan mengumumkan stock split 2 untuk
1, apa dampaknya terhadap neraca perusahaan

Dalam contoh di atas, split tetap tidak merubah


total aset dan total setiap komponen ekuitas,
tetapi hal ini menyebabkan pergeseran dalam
pos common stock:
Common stock (200,000, $5 par) $1,000,000
Agio (Capital in excess of par) $ 500,000
Laba yang ditahan (Retained earning) $3,500,000+
Total ekuitas $5,000,000
Soal Latihan
Anggaplah anda mempunyai 200 lembar saham dari
PT.X yang displit 7 untuk 5. PT. X mengumumkan
dividen perlembar saham adalah $1 yang tercatat pada
hari jumat 23 Juni, pembayaran dividen akan dilakukan
pada tanggal 25 Juli. Berdasarkan data tersebut :

1. Berapakah jmlah dividen yang akan diterima dari kondisi


tersebut?
2. Brp. Jumlah dividen jika anda menjual saham pada hari
kamis tanggal 22 Juni
3. Brp. Jumlah dividen yang akan diterima jika anda
menjual saham pada tanggal 15 Juni

Anda mungkin juga menyukai