Modal Saham adalah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam
suatuperusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan
bahwapemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut.
Porsikepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.
Perhitungan modal saham melibatkan penilaian dari berapa banyak dana yang telah diinvestasikan oleh
pemilik saham dalam sebuah perusahaan. Modal saham dapat diperoleh melalui penjualan saham
kepada investor atau melalui laba yang ditahan dari keuntungan yang telah diperoleh oleh perusahaan.
Ada beberapa metode untuk menghitung modal saham, tergantung pada situasi dan informasi yang
tersedia.
1. Metode Sederhana
Modal Saham = Jumlah saham yang dikeluarkan x Harga Emisi per Saham
Contoh: Jika sebuah perusahaan mengeluarkan 100.000 saham dengan harga emisi $10 per saham,
maka modal sahamnya adalah: Modal Saham = 100,000 saham x $10 = $1,000,000
2. Metode Lanjutan:
Modal Saham = Modal Disetor + Tambahan Modal Disetor + Laba Ditahan - Rugi Ditahan
Modal Disetor adalah jumlah uang yang ditanamkan oleh pemilik saham pada awal pendirian
perusahaan.
Tambahan Modal Disetor adalah jumlah uang yang ditanamkan oleh pemilik saham setelah
pendirian perusahaan.
Laba Ditahan adalah laba yang belum dibagikan kepada pemilik saham atau diinvestasikan
kembali dalam perusahaan.
Rugi Ditahan adalah kerugian yang belum ditanggung oleh perusahaan.
Contoh:Jika perusahaan memiliki Modal Disetor sebesar $500,000, Tambahan Modal Disetor
sebesar $100,000, Laba Ditahan sebesar $200,000, dan Rugi Ditahan sebesar $50,000, maka modal
sahamnya adalah: Modal Saham = $500,000 +
Saham prioritas kumulatif adalah saham prioritas yang devidennya setiap tahun harus dibayarkan
kepada pemegang saham. Jika dalam suatu tahun deviden tidak dapat dibayar, maka pada tahun-tahun
berikutnya deviden yang belum dibayar harus dilunasi lebih dulu, sehingga dapat mengadakan
pembagian deviden untuk saham biasa. Saham prioritas tidak kumulatif adalah deviden tahun-tahun
sebelumnya yang belum dibayar tidak perlu dilunasi pada tahun-tahun berikutnya. Jika akan membayar
deviden untuk saham biasa, kewajibannya hanya membayar deviden saham prioritas untuk tahun
tersebut.
Saham prioritas berpartisipasi adalah jika saham prioritas berhak atas deviden dengan jumlah yang sama
besar dengan saham biasa sesudah saham biasa mendapat deviden sebesar persentase deviden saham
prioritas. Saham prioritas tidak berpartisipasi adalah saham prioritas akan mendapat devidensampai
jumlah tertentu (dinyatakan dalam %) yang ditetapkan sesudah saham biasa mendapat deviden dengan
tarif yang sama dengan saham prioritas
Saham dengan preferensi seperti ini pada saat likuidas akan tetap menerima dividen yang belum
bayar,walaupun saldo laba tidak dibagi mencukupi. Sesudah pelunasi dividennya, saham prioritas ini
dilunasi. Jika saldo laba tidak dibagi tidak mencukupi maka pelunasan dividen dan nominal saham
prioritas dilakukan dari modal yang disetor dari saham yang biasa.
Kadang kadang saham prioritas mempunyai preferensi dapat ditukar dengan saham biasa pemegang
saham prioritas jenis ini akan menukarkan sahamnya dengan saham biasa dalam keadaan dividen yang
dibagi untuk saham biasa tiap tahunnya lebih besar dari pada dividen untuk saham prioritas. Apabila
keaadaan seperti yang disebutkan diatas diperkirakan akan berlangsung terus maka lebih
menguntungkan memiliki saham biasa dari pada saham prioritas karena saham biasa mempunyai klaim
yang tidak terbatas atas laba
Di antara berbagai instrumen pasar modal, saham merupakan instrumen investasi yang memiliki
return dan risiko yang tinggi. Nilai transaksi (tingkat kapitalisasi) yang tinggi mengindikasikan adanya
perolehan laba yang tinggi. Di sisi lain, return atas investasi saham, yaitu deviden dan capital gain sulit
untuk diprediksi, sehingga investor harus melakukan analisis saham guna memperoleh keuntungan yang
diharapkan. (Subekti, 1999).
Model penilaian saham merupakan suatu mekanisme untuk mengubah serangkaian variabel
perusahaan (misalnya penjualan, laba, dan deviden) yang diamati menjadi perkiraan tentang harga
saham. (Halim, 2005). Laporan keuangan perusahaan korporasi (tidak seperti firma dan CV) meliputi
modal saham. Manajemen perusahaan korporasi harus melaporkan keadaan perusahaan kepada pemilik
perusahaan, yaitu pemegang saham. Salah satu teknik yang digunakan untuk melaporkan keadaan
perusahaan adalah rasio modal saham. Manajemen juga harus berlatih untuk mengatasi hutang.
Penggunaan rasio modal saham dapat membantu manajemen melakukannya.
Gill (2004) mengklasifikasikan rasio modal saham menjadi empat rasio, yaitu sebagai berikut:
Gill (2004) mengatakan bahwa rasio laba atas ekuitas (ROE) mengukur besarnya pengembalian terhadap
investasi para pemegang saham. Perhitungan ROE ditunjukkan dalam persamaan berikut ini:
2. Rasio Harga-Laba
Gill (2004) mengatakan bahwa rasio harga-laba (PER) mengukur seberapa banyak para investor bersedia
membayar untuk rupiah dari laba yang dilaporkan. Perhitungan PER ditunjukkan dalam persamaan
berikut ini:
Natarsyah (2002) mengatakan bahwa rasio nilai buku per lembar saham (BVPS) mengukur seberapa
besar nilai buku dari setiap saham. Perhitungan BVPS ditunjukkan dalam persamaan berikut ini :
Hartono (2000) mengatakan bahwa rasio harga saham per nilai buku (PTBV) mengukur apakah harga
saham (harga pasarnya) diperdagangkan di atas atau di bawah nilai buku saham tersebut. Perhitungan
PTBV ditunjukkan dalam persamaan berikut ini:
PTBV : Harga Pasar Per Lembar Saham/Nilai Buku Per Lembar Saham