Anda di halaman 1dari 13

Tugas 1

Soal
1. Jelaskan mengenai konsep ekuitas (equity) dalam akuntansi?
2. Jelaskan mengenai pos dasar yang membutuhkan ayat jurnal penyesuaian beserta
contohnya!
3. PT. Jaya melakukan beberapa transaksi yang terjadi di bulan Maret
1. Pada tanggal 5 Maret, membeli bahan habis pakai dagangan secara kredit dari PT.
Baru seharga Rp 25.000.000, 2/10, net/30.
2. Pada tanggal 6 Maret , membayar ongkos angkut sebesar Rp900.000 atas barang
dagangan yang dibeli dari PT.Baru.
3. Pada tanggal 7 Maret, membeli perlengkapan secara kredit seharga Rp26.000.000.
4. Pada 8 Maret, barang dagangan yang rusak dikembalikan kepada PT.Baru dan
diberikan kredit sebesar Rp2.600.000 untuk barang dagangan yang dikembalikan.
5. Pada tanggal 15 Maret, membayar jumlah yang harus dibayar kepada PT.Baru secara
penuh dengan diskon 2%.
6. Pada tanggal 20 Maret, menjual barang dagangan Rp. 10.000.000 secara tunai.
Pertanyaan : Buatlah jurnal terkait transaksi tersebut dengan metode perpetual!
LEMBAR JAWABAN

NAMA : SRI LIYA


NIM : 049755582
PRODI : MANAJEMEN

1. Jelaskan mengenai konsep ekuitas (equity) dalam akuntansi?

Jawab :

Ekuitas (equity) dalam akuntansi merujuk pada bagian kepemilikan dalam suatu perusahaan
yang dimiliki oleh pemilik, baik dalam bentuk individu, kelompok, atau pemegang saham.
Konsep ini menjadi salah satu komponen penting dalam neraca keuangan suatu perusahaan,
di mana ekuitas mencerminkan selisih antara aset perusahaan dan kewajiban perusahaan.
Ekuitas menggambarkan nilai yang tersisa yang akan diterima oleh pemilik perusahaan
setelah semua kewajiban dipenuhi.

Nilai dari ekuitas yaitu :

Total aset perusahaan – total nilai liabilitas.


Ekuitas = Aktiva (Harta) – Pasiva (Utang)

Pentingnya Ekuitas dalam Perusahaan :


Peran ekuitas sangatlah penting. Nilai ekuitas juga dijadikan salah satu faktor penentu harga
saham perusahaan tersebut, walau ada beberapa harga saham yang lebih tinggi dibanding
nilai ekuitas perusahaannya.

Hal tersebut umumnya terjadi karena para investor memiliki kepercayaan tinggi bahwa
perusahaan itu potensial dan menjanjikan di masa depan.

Bagi para pengusaha, memahami nilai ekuitas adalah hal penting terutama ketika ingin
berinvestasi pada suatu perusahaan. Dari nilai ekuitas, pengusaha dapat mengetahui berapa
nilai aset, hutang, serta kondisi kesehatan perusahaan pada periode tersebut.

Tujuan Ekuitas :
Karena nilai ekuitas digunakan sebagai cerminan kondisi perusahaan, sehingga tujuan
ekuitas adalah memberikan informasi sumber nilainya berupa laporan perubahan ekuitas.

Jika merujuk pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK), tujuan ekuitas adalah bagian dari hak
pemilik perusahaan yang wajib dilaporkan informasi sumber-sumbernya secara rinci serta
sesuai peraturan perundang-undangan dan akta pendirian yang berlaku.
Unsur Ekuitas :

Modal disetor
Unsur pertama dari ekuitas adalah modal disetor, yaitu jumlah uang yang ditanamkan oleh
pemilik perusahaan sebagai pemegang saham. Hal tersebut dibagi menjadi dua bagian.

Pertama adalah modal saham atau nilai saham perusahaan. Kedua yaitu agio atau disagio
saham yang merupakan selisih antara nilai setoran pemegang saham dan jumlah nilai saham
perusahaan.

Keuntungan tidak dibagi


Keuntungan tidak dibagi yaitu kumpulan modal dari keuntungan periode-periode
sebelumnya yang tidak diambil atau dibagi. Keuntungan tidak dibagi ini berbeda dengan
dividen, oleh karena itu perusahaan harus mencari sumber keuntungan lain sebagai
antisipasi pembagian secara dividen.

Modal sumbangan
Unsur selanjutnya dari ekuitas adalah modal sumbangan yang diperoleh perusahaan dari
pihak lain, dimana perusahaan tidak mengeluarkan modal sama sekali untuk melakukan
pembelian atau mendapat aset baru.

Modal penilaian kembali


Modal penilaian kembali terjadi saat ada selisih ketika perusahaan melakukan penghitungan
ulang dan penyesuaian nilai aset-asetnya. Sehingga, perusahaan dapat memasukkan sisa
modal tersebut pada pembukuan periode selanjutnya.

Modal lain
Unsur terakhir dari ekuitas adalah modal lain yang didapatkan dari berbagai cadangan atau
sumber lain, modal ekspansi, persiapan pelunasan obligasi cadangan penurunan harga, dan
semacamnya.

Jenis Ekuitas :

Ekuitas pemilik perusahaan


Jenis pertama dari ekuitas adalah ekuitas pemilik perusahaan, yaitu besaran modal yang
dimiliki oleh pemilik perusahaan. Sehingga seluruh keuntungan akan masuk ke pemilik usaha
dan tidak ke bursa efek.

Ekuitas rumah
Ekuitas rumah merupakan besaran nilai rumah setelah dikurangi utang hipoteknya. Hal
tersebut sangat penting terutama bagi Anda yang mungkin akan membeli atau menjual
sebuah rumah.

Ekuitas pemegang saham


Hampir mirip dengan ekuitas pemilik, ekuitas pemegang saham adalah semua uang yang
akan dibayarkan kepada para pemegang saham ketika seluruh aset dicairkan dan hutang
perusahaan sudah dibayarkan. Nilai ekuitas ini juga dijadikan sebagai nilai perusahaan dan
faktor penentu kondisi keuangannya.
Pembiayaan ekuitas
Jenis terakhir dari ekuitas adalah pembiayaan ekuitas, yaitu sebuah upaya untuk
mendapatkan modal ketika perusahaan berjalan dengan baik namun belum mendapatkan
profit yang berarti.

Contoh Ekuitas :

Saham
Contoh pertama dari ekuitas adalah saham, mulai dari saham biasa, saham preferen, hingga
akun tambahan modal. Para pemegang saham akan mendapatkan hak berupa dividen serta
hak suara bagi keberlangsungan perusahaan.

Modal
Seperti disebutkan di awal, ekuitas juga biasa disebut modal. Hal tersebut menjadi setoran
awal dari sang pemilik bagi keberlangsungan perusahaan.

Donated capital
Donated capital, yaitu modal hasil sumbangan dari pihak lain tanpa mengeluarkan atau
membelanjakan uang perusahaan.

Retained earnings
Laba ditahan atau retained earnings, yaitu sebuah kondisi ketika perusahaan tidak
membagikan keuntungan mereka (modal tidak dibagi). Hal tersebut dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, salah satunya adalah penambahan modal.

Agio dan disagio


Jenis selanjutnya dari ekuitas adalah hasil penjualan saham baik bernilai positif atau agio,
maupun bernilai negatif atau disagio.

Selisih penilaian kembali


Selisih dari penilaian atau evaluasi terhadap seluruh aset perusahaan bisa dijadikan ekuitas
dan dapat bernilai positif maupun negatif.

Pelaporan Ekuitas :
Karena tujuan ekuitas adalah sebagai informasi berupa laporan, maka bagaimana
perusahaan membuat laporan tersebut menjadi suatu hal yang penting. Beberapa jenis
pelaporan ekuitas adalah:

Pelaporan ekuitas saham


Ketika perusahaan menerbitkan saham, maka secara otomatis saham tersebut menjadi
modal perusahaan juga. Sehingga, dalam pelaporannya, kas sama dengan saham.

Di beberapa kasus, terdapat kondisi dimana harga nominal saham lebih tinggi dari harga
nilai saham atau biasa juga disebut agio saham. Sebaliknya, jika harga nilai saham lebih
tinggi dari harga nominal saham maka terjadilah disagio saham.
Pelaporan ekuitas yang dibagikan
Ekuitas yang dibagikan atau biasa disebut dividen merupakan pembagian laba kepada para
pemegang saham. Pembagian ini berdasarkan besaran saham masing-masing pihak serta
nantinya akan mengurangi nilai kas dan laba ditahan dari perusahaan tersebut. Dalam
pembagian dividen terbagi menjadi dua bentuk, yaitu berupa uang atau surat berharga.

Pelaporan ekuitas ditahan


Jika tadi ada laba dibagikan, selanjutnya adalah laba ditahan, yaitu keuntungan yang tidak
dibagikan perusahaan kepada para pemilik modal. Hal tersebut ditujukan untuk menutupi
beberapa kewajiban ataupun memperbesar modal perusahaan.

Laba didapatkan ketika pendapatan lebih besar daripada pengeluaran perusahaan atau
beban produksinya. Maka dari itu, pelaporan ekuitas adalah:

Pendapatan = Beban produksi + Laba

Lalu, laba tersebut dibuat nol dan dipindah ke akun laba ditahan. Sehingga laporannya
menjadi:

Laba = Laba ditahan

Terdapat beberapa elemen penting yang membentuk ekuitas dalam akuntansi:

Modal Pemilik (Owner's Equity):


Ini mencakup modal yang diinvestasikan oleh pemilik perusahaan, baik dalam bentuk modal
awal saat perusahaan didirikan maupun modal tambahan yang ditanamkan selama operasi.
Modal pemilik adalah klaim terhadap aset perusahaan setelah semua kewajiban dipenuhi.

Laba Ditahan (Retained Earnings):


Laba ditahan adalah akumulasi laba bersih yang belum dibagikan kepada pemilik sebagai
dividen atau laba lainnya. Laba ditahan digunakan untuk membiayai pertumbuhan
perusahaan, investasi, atau untuk mengatasi kerugian masa lalu.

Dividen:
Dividen adalah sebagian dari laba perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham
sebagai pengembalian investasi mereka. Dividen adalah salah satu cara pemilik
mendapatkan keuntungan dari kepemilikan mereka dalam perusahaan.

Ekuitas mencerminkan tingkat investasi dan partisipasi pemilik dalam perusahaan, serta
kontribusi modal mereka. Kenaikan ekuitas dapat terjadi melalui peningkatan modal pemilik
(investasi baru), laba yang dihasilkan oleh perusahaan, dan pengurangan kewajiban.
Sebaliknya, penurunan ekuitas dapat terjadi jika perusahaan mengalami kerugian,
membayar dividen yang lebih besar daripada laba yang dihasilkan, atau mengalami
penurunan nilai aset.

Ekuitas memiliki peran penting dalam menilai stabilitas dan kesehatan keuangan suatu
perusahaan. Selain itu, ekuitas adalah salah satu indikator utama dalam menentukan nilai
pasar perusahaan dan mengevaluasi kinerja pemilik perusahaan.
2. Jelaskan mengenai pos dasar yang membutuhkan ayat jurnal penyesuaian beserta
contohnya!

Jawab :

Pos dasar (basic accounts) dalam akuntansi adalah akun-akun yang digunakan untuk
mencatat transaksi sehari-hari perusahaan, seperti kas, piutang, utang, perlengkapan, dan
lainnya.

Ayat jurnal penyesuaian adalah alat yang digunakan untuk mengoreksi catatan pos dasar
agar mencerminkan kondisi keuangan perusahaan secara lebih akurat pada akhir periode
pelaporan.

Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang disusun untuk mencatat perubahan saldo pada akun
tertentu yang nantinya memperlihatkan jumlah saldo yang sebenarnya di akhir periode.
Dengan demikian, faktor yang mendasari kebutuhan akan jurnal penyesuaian adalah adanya
transaksi yang sudah terjadi namun belum tercatat informasinya, dan transaksi yang sudah
terjadi dan sudah dicatat, tetapi masih memerlukan penyesuaian saldo perkiraan. Jurnal
penyesuaian berkaitan dengan transaksi berkelanjutan (kontinu).

Tujuan utama dari ayat jurnal penyesuaian adalah untuk mencocokkan pendapatan dan
biaya dengan periode pelaporan yang relevan dan memastikan bahwa neraca keuangan
mencerminkan kondisi keuangan perusahaan dengan benar.

Faktor penyebab perusahaan jasa perlu membuat jurnal penyesuaian ini antara lain:

 Perusahaan perlu menyesuaikan pencatatan untuk akun perlengkapan. Alasannya,


dalam operasionalnya, perusahaan selalu menggunakan perlengkapan yang habis
dipakai, dan hal ini pun harus dicatat.
 Perusahaan jasa juga harus mampu menangani penyusutan nilai pada akun aktiva
tetap dengan cara membuatkan catatan tersendiri pada jurnal penyesuaian. Dengan
begitu, beban pada akun ini dapat diketahui saldo sebenarnya di akhir periode.
 Perusahaan juga harus mampu menangani beban yang sudah lewat jatuh tempo
atau dikategorikan sebagai piutang beban yang harus dibayar di muka.
 Perusahaan perlu melakukan penyesuaian untuk membayar utang beban lantaran
jasa yang telah terpakai, namun masih belum dibayar.

Akun yang Perlu Menggunakan Jurnal Penyesuaian :

1. Persediaan Barang dan Jasa


Jurnal penyesuaian digunakan dalam menghilangkan persediaan barang (awal) yang ada di
neraca saldo serta mencatat persediaan barang (akhir) berdasar informasi dari Stok Opname
dalam periode. Jurnal penyesuaian persediaan barang dapat disusun menggunakan
metode Ikhtisar Rugi-Laba sebagai berikut:

Ikhtisar Rugi-Laba Rp. XXX


Persediaan Barang Awal Rp. XXX
Persediaan Barang Akhir Rp. XXX
Ikhtisar Rugi-Laba Rp. XXX
2. Persediaan Perlengkapan
Sejumlah perlengkapan yang telah terpakai selama periode dalam kegiatan perusahaan juga
memerlukan jurnal penyesuaian yang dapat disusun dengan cara sebagai berikut:

Beban Perlengkapan Rp. XXX


Perlengkapan (senilai perlengkapan yg terpakai) Rp. XXX

3. Penyusutan Aset Tetap


Aktiva tetap berwujud atau aset tetap dalam satu periode juga memerlukan jurnal
penyesuaian yang bisa dibuat menggunakan metode seperti:

Beban Penyusutan … Rp. XXX


Akumulasi Penyusutan … Rp. XXX

4. Biaya Yang Masih Harus Dibayar


Biaya yang menjadi hak namun masih belum dibayarkan tunainya juga perlu dibuatkan
jurnal penyesuaian di akhir periode. Penulisan jurnal penyesuaian akun ini dapat
menggunakan metode sebagai berikut:

Beban … Rp. XXX


… YMH Dibayar Rp. XXX

5. Biaya Dibayar di Muka


Biaya yang sudah digunakan bisa dibuatkan jurnal penyesuaian saat melakukan pembayaran
dan dicatatkan sebagai biaya dibayar di muka pada akhir periode. Penyusunan jurnal untuk
akun ini bisa dibuat sebagai berikut:

Beban … Rp. XXX


…YMH Dibayar di Muka Rp. XXX

6. Penaksiran Piutang tak Tertagih


Kerugian piutang yang tak tertagih dapat dibuat jurnal penyesuaian untuk mengetahui nilai
sebenarnya pada akhir periode. Jurnal penyesuaian untuk akun ini dapat disusun melalui
metode seperti:

Kerugian Piutang tak Tertagih Rp. XXX


Cadangan Piutang tak Tertagih Rp. XXX

7. Penyesuaian Saldo Kas di Bank dengan Laporan Rekening Koran


Apabila terdapat selisih antara saldo kas di bank yang dicatat oleh perusahaan dengan saldo
di rekening koran bank, maka koreksi di akhir periode dapat dilakukan menggunakan jurnal
penyesuaian. Nah, jurnal penyesuaian untuk akun seperti ini dapat disusun dengan metode
seperti:

Kas di Bank Rp. XXX


Beban Adm Bank Rp. XXX
Pendapatan Bunga Rp. XXX
8. Pendapatan Yang Masih Harus Diterima
Pendapatan yang menjadi hak (YMH) akan tetapi masih belum diterima tunainya juga perlu
dibuatkan jurnal penyesuaian hingga di akhir periode. Sementara penulisannya dapat
menggunakan metode sebagai berikut:

… Yang Masih Harus Diterima Rp. XXX


Pendapatan … Rp. XXX

9. Penyesuaian Saldo Kas di Bank dengan Rekening Koran dari Bank


Jurnal penyesuaian juga dapat digunakan untuk memeriksa kesesuaian antara saldo
rekening yang dicatat perusahaan dan saldo yang dicatat oleh pihak bank. Sementara contoh
jurnal penyesuaian ini, misalnya, bisa disusun sebagai berikut:

Keterangan Debit Kredit


Biaya Adm Bank
Utang Usaha
Piutang Usaha
Piutang Wesel

Fungsi Jurnal Penyesuaian :

 Untuk menentukan akun nominal (akun pendapatan beserta bebannya) selama


suatu periode serta mengetahui kondisi yang sebenarnya dari akun tersebut,
 Untuk memperkirakan nominal (pendapatan beserta beban) yang sebenarnya
dalam satu periode yang dimaksud,
 Untuk menentukan saldo catatan yang dimasukkan dalam akun buku besar nantinya
di akhir periode, sehingga estimasi saldo kewajiban maupun harta akan
memperlihatkan jumlah yang sebenarnya, dan
 Untuk mengetahui situasi sebenarnya dari akun riil (harta, kewajiban dan modal) di
penghujung periode yang dimaksud.

Contoh Jurnal Penyesuaian :

1. Beban Dibayar di Muka


Di neraca saldo ada Rp 3.800.000,-. Pada akhir periode, saldo akun sisa Rp 3.000.000,-.
Artinya, premi asuransi yang menjadi beban adalah Rp 3.800.000,- kemudian dikurangi Rp
3.000.000,- sehingga hasilnya adalah Rp 800.000,-. Nominal Rp 800.000,- ini yang kemudian
diakui sebagai beban asuransi dan dapat mengurangi jumlah asuransi yang harus dibayarkan
di awal.

Beban asuransi Rp 800.000,-


Asuransi dibayar dimuka Rp 800.000,-

2. Piutang Pendapatan atau Pendapatan yang Masih Harus Diterima


Piutang pendapatan adalah pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan, namun masih
belum diterima. Hak ini kemudian dicatat sebagai pendapatan di periode terkait. Contoh
jurnal penyesuaian yang diterapkan untuk akun ini adalah sebagai berikut:
Sebuah pekerjaan senilai Rp 600.000,- telah diselesaikan, dimana jumlah ini belum masuk di
neraca saldo Rp 15.600.000,- yang menjadi piutang pendapatan perusahaan. Dengan
demikian jurnal penyesuaian memuat pendapatan akan bertambah dan menjadi Rp
16.200.000,-.

Piutang Pendapatan Rp 600.000,-


Pendapatan Jasa Rp 600.000,-

3. Beban Sewa Gedung Dibayar Dimuka


Saldo untuk akun sewa gedung yang dibayar di awal bernilai Rp 19.200.000,- dimana angka
ini masih belum memperlihatkan situasi sebenarnya karena sewa sudah digunakan senilai Rp
4.200.000,-. Hal ini membuat beban sewa bertambah sementara sewa dibayar dimuka
mengalami pengurangan senilai Rp 4.200.000,-.

Beban sewa Rp 4.200.000,-


Sewa dibayar di muka Rp 4.200.000,-

4. Penyusutan Peralatan
Periode Desember 2020, beban penyusutan (depresiasi) tercatat senilai Rp 2.400.000,- yang
kemudian menambah beban penyusutan dan akumulasi penyusutan senilai Rp 2.400.000,-.

Beban Penyusutan Peralatan Rp 2.400.000,-


Akumulasi Penyusutan Peralatan Rp 2.400.000,-

5. Pendapatan Diterima di muka


Ketika sebuah perusahaan menerima pendapatan diterima di muka, maka pendapatan
tersebut tidak bisa langsung dicatat sebagai pendapatan, melainkan dicatatkan sebagai
utang terlebih dahulu. Alasannya karena belum ada realisasi pendapatan yang artinya masih
belum menjadi hak perusahaan. Contoh jurnal penyesuaian yang dibuat sesuai dengan akun
ini adalah sebagai berikut:

Pendapatan diterima di muka bersaldo Rp 5.000.000,-. Namun perusahaan masih


mengerjakan senilai Rp 2.000.000,- saja, artinya masih ada Rp 3.000.000,- yang menjadi
utang pendapatan.

Pendapatan diterima di muka Rp 3.000.000,-


Pendapatan Sewa Rp 3.000.000,-
Tujuan Jurnal Penyesuaian :
 Jurnal penyesuaian dibuat dengan tujuan untuk memilah akun-akun yang masih
bercampur sehingga menjadi akun riil dan akun nominal. Pada akhir periode
tertentu, akan ada beberapa akun riil yang menunjukan jumlah pasti. Hal ini
utamanya pada akun riil yang berjenis hutang dan aktiva di dalam sebuah neraca.
 Jurnal penyesuaian dibuat dengan tujuan agar dapat memberikan gambaran secara
menyeluruh tentang pendapatan yang ada di dalam akun-akun nominal di akhir
periode yang juga dapat diartikan bahwa jurnal penyesuaian akan memberikan
gambaran terkait jumlah beban serta jumlah pendapatan secara valid.
 Jurnal penyesuaian juga dibuat dengan tujuan untuk menekan setiap potensi
kesalahan yang mungkin terjadi yang dikarenakan oleh beberapa pos antisipasi.
 Jurnal penyesuaian juga bisa dibuat dengan tujuan untuk mempertahankan
konsistensi yang telah ditetapkan dalam akuntansi sebuah perusahaan sesuai
pedoman yang telah ditentukan.

Pada intinya, jurnal penyesuaian ini disusun demi mengetahui jumlah saldo yang
sebenarnya. Oleh karenanya pembuatan jurnal ini membutuhkan ketelitian dan kehati-
hatian. Dengan mengetahui apa yang menjadi tujuan dan fungsi dari pembuatan jurnal
penyesuaian ini, Anda pun dapat melakukan pencatatan akuntansi yang lebih baik.

Ayat jurnal penyesuaian memastikan bahwa laporan keuangan perusahaan mencerminkan


transaksi yang terjadi dalam periode berjalan secara akurat dan sesuai dengan prinsip
akrual. Itu membantu perusahaan untuk menghasilkan laporan keuangan yang lebih
informatif dan relevan.
3. PT. Jaya melakukan beberapa transaksi yang terjadi di bulan Maret.

1. Pada tanggal 5 Maret, membeli bahan habis pakai dagangan secara kredit dari PT.
Baru seharga Rp 25.000.000, 2/10, net/30.
2. Pada tanggal 6 Maret , membayar ongkos angkut sebesar Rp900.000 atas barang
dagangan yang dibeli dari PT.Baru.
3. Pada tanggal 7 Maret, membeli perlengkapan secara kredit seharga Rp26.000.000.
4. Pada 8 Maret, barang dagangan yang rusak dikembalikan kepada PT.Baru dan
diberikan kredit sebesar Rp2.600.000 untuk barang dagangan yang dikembalikan.
5. Pada tanggal 15 Maret, membayar jumlah yang harus dibayar kepada PT.Baru
secara penuh dengan diskon 2%.
6. Pada tanggal 20 Maret, menjual barang dagangan Rp. 10.000.000 secara tunai.

Pertanyaan : Buatlah jurnal terkait transaksi tersebut dengan metode perpetual!

Jawab :

Dalam metode perpetual, catatan transaksi tercatat segera setiap transaksi terjadi.
Berikut adalah jurnal transaksi yang terkait dengan transaksi yang disebutkan:

1. Pada tanggal 5 Maret, membeli bahan habis pakai dagangan secara kredit dari PT. Baru
seharga Rp 25.000.000, 2/10, net/30.

Jurnal :

Persediaan Barang Dagang (Inventory) Rp 25.000.000


Utang Dagang (Accounts Payable) Rp 25.000.000

2. Pada tanggal 6 Maret, membayar ongkos angkut sebesar Rp 900.000 atas barang
dagangan yang dibeli dari PT. Baru.

Jurnal :

Persediaan Barang Dagang (Inventory) Rp 900.000


Kas (cash) Rp 900.000

3. Pada tanggal 7 Maret, membeli perlengkapan secara kredit seharga Rp 26.000.000.

Jurnal :

Perlengkapan (Supplies) Rp 26.000.000


Utang Usaha (Accounts Payable) Rp 26.000.000
4. Pada 8 Maret, barang dagangan yang rusak dikembalikan kepada PT. Baru dan diberikan
kredit sebesar Rp 2.600.000 untuk barang dagangan yang dikembalikan.

Jurnal :

Utang Usaha (Accounts Payable) Rp 2.600.000


Persediaan Barang Dagang (Inventory) Rp 2.600.000

5. Pada tanggal 15 Maret, membayar jumlah yang harus dibayar kepada PT. Baru secara
penuh dengan diskon 2%.

Jurnal :

Utang Usaha (Accounts Payable) Rp 25.000.000


Kas (Cash) Rp 24.500.000
Persediaan Barang Dagang (Inventory) Rp 500.000

Keterangan :
- Diskon : Rp 25.000.000 x 2% = Rp 500.000
- Utang Usaha (Accounts Payable) : Rp 24.500.000
(Rp 25.000.000 - Rp 500.000 diskon)

6. Pada tanggal 20 Maret, menjual barang dagangan Rp 10.000.000 secara tunai.

Jurnal :

Kas (Cash) Rp 10.000.000


Persediaan Barang Dagang (Inventory) Rp 10.000.000
PT. Jaya
Jurnal Umum
Maret
Tanggal Nama Akun Ref Debit Kredit
Maret 5 Persediaan Barang Dagang (Inventory) Rp25.000.000
Utang Dagang (Accounts Payable) Rp25.000.000

6 Persediaan Barang Dagang (Inventory) Rp900.000


Kas (cash) Rp900.000

7 Perlengkapan (Supplies) Rp26.000.000


Utang Usaha (Accounts Payable) Rp26.000.000

8 Utang Usaha (Accounts Payable) Rp2.600.000


Persediaan Barang Dagang (Inventory) Rp2.600.000

15 Utang Usaha (Accounts Payable) Rp25.000.000


Kas (Cash) Rp24.500.000
Persediaan Barang Dagang (Inventory) Rp500.000

20 Kas (Cash) Rp10.000.000


Persediaan Barang Dagang (Inventory) Rp10.000.000

Sumber Referensi :
 Modul Pengantar Akuntansi_EKMA4115
 https://www.ocbcnisp.com/id/article/2022/01/31/ekuitas-adalah
 https://www.gramedia.com/literasi/contoh-jurnal-penyesuaian/

Anda mungkin juga menyukai