Anda di halaman 1dari 7

Dua perkiraan baru digunakan apabila saham dijual atas dasar pesanan,yaitu (1) saham biasa atau

preferen yang dipesan menunjukkan kewajibanperseroan untuk menerbitkan saham setelah


pembayaran akhir saldo pesananoleh mereka yang telah memesan saham, (2) piutang pesanan,
menunjukkan jumlah yang harus ditagih sebelum saham pesanan akan diterbitkan. kontroversial
terjadi sehubungan dengan penyajian piutang pesanan saham dineraca. Beberapa orang
mengemukakan bahwa piutang pesanan sebaiknya dilaporkan pada seksi aset lancar. Piutang
dagang muncul dari transaksi penjualan pada kegiatan bisnis seperti yang biasa sedangkan piutang
pesanan berhubungan dengan penerbitan saham sendiri dan merupakan kontribusi modal yang
belum dibayarkan kepada perseroan

Akuntansi Ekuitas Untuk Badan Usaha Bukan  PT

Akuntansi untuk ekuitas badan usaha bukan PT harus dilaporkan sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku untuk badan usaha tersebut dan standarakuntansi keuangan yang
berlaku khusus untuk industri yang bersangkutan,misalnya koperasi.

Akuntansi Ekuitas Untuk Badan Usaha Berbentuk PT

Modal saham meliputi saham preferen, saham biasa dan akun tambahan moda disetor . Pos modal
lainnya seperti modal yang berasal dari sumbangan dapat disajikan sebagai bagian dari tambahan
modal disetor.

2. Pengakuan
Banyak peristiwa masa lalu yang dapat menimbulkan kewajiban kini. Walaupun
demikian, dalam beberapa peristiwa yang jarang terjadi, misalnya dalam tuntutan
hukum, dapat timbul perbedaan pendapat mengenai apakah peristiwa tertentu
sudah terjadi atau apakah peristiwa tersebut menimbulkan kewajiban kini. Jika
demikian halnya, perusahaan menentukan apakah kewajiban kini telah ada pada
tanggal neraca dengan mempertimbangkan semua bukti yang tersedia, termasuk
misalnya pendapat ahli. Bukti yang dipertimbangkan mencakup, antara lain, bukti
tambahan yang diperoleh dari peristiwa setelah tanggal neraca. Atas dasar bukti
tersebut, apabila besar kemungkinan bahwa kewajiban kini belum ada pada
tanggal neraca, pemerintah mengungkapkan adanya kewajiban kontingensi.
Pengungkapan tidak diperlukan jika kemungkinan arus keluar sumber daya kecil.
Kewajiban kontingensi dapat berkembang ke arah yang tidak diperkirakan semula.
Oleh karena itu, kewajiban kontingensi harus terus-menerus dikaji ulang untuk
menentukan apakah tingkat kemungkinan arus keluar sumber daya bertambah
besar (probable). Apabila kemungkinan itu terjadi, maka manajemen akan
mengakui kewajiban diestimasi dalam laporan keuangan periode saat perubahan
tingkat kemungkinan tersebut terjadi, kecuali nilainya tidak dapat diestimasikan
secara andal. Pengukuran besaran kewajiban kontingensi tidak dapat diukur secara
eksak. Untuk itu diperlukan pertimbangan profesional oleh pihak yang
berkompeten. Penyajian dan pengungkapan kewajiban kontingensi tidak disajikan
pada neraca, namun demikian perusahaan harus mengungkapkan kewajiban
kontingensi pada Catatan atas Laporan Keuangan untuk setiap jenis kewajiban
kontingensi pada tanggal neraca.

3. Pengukuran
Besaran kewajiban kontingensi tidak dapat diukur secara eksak. Untuk itu
diperlukan pertimbangan profesional oleh pihak yang berkompeten
4. Penyajian Dan Pengungkapan
Kewajiban kontingensi tidak disajikan pada neraca, namun demikian harus
mengungkapkan kewajiban kontingensi pada Catatan atas Laporan Keuangan untuk
setiap jenis kewajiban kontingensi pada tanggal neraca Pengungkapan tersebut
dapat meliputi:
1) karakteristik kewajiban kontingensi;
2) estimasi dari dampak finansial yang diukur;
3) indikasi tentang ketidakpastian yang terkait dengan jumlah atau waktu
aruskeluar sumber daya;
4) kemungkinan penggantian oleh pihak ketiga

EKUITAS
1. Pengertian
Istilah ekuitas berasal dari kata equity atau equity of ownership yang berarti
kekayaan bersih perusahaan. Secara sederhana, ia diformulasikan sebagai total
aktiva dikurangi total pasiva. Ekuitas merupakan bagian hak pemilik dalam
perusahaan yaitu selisih antara aktiva dan kewajiban yang ada, dan dengan
demikian tidak merupakan ukuran nilai jual perusahaan tersebut, pada dasarnya
ekuitas berasal dari investasi pemilik dan hasil usaha perusahaan. Ekuitas akan
berkurang terutama dengan adanya penarikan kembali penyertaan oleh pemilik,
pembagian keuntungan atau karena kerugian.

Komponen Ekuitas Pemegang Saham


Ekuitas pemilik tercermin dalam neraca terdiri dari:
1) Modal disetor, yaitu jumlah setoran pemilik ke perusahaan sebesar nilainominal
saham. Setoran ini akan dilaporkan dalam bentuk modal saham.
2) Tambahan modal disetor, yaitu selisih jumlah setoran yang melebihi nilai
nominal saham. Kelebihan jumlah setoran ini bisa juga disebut denganagio saham.
3) laba ditahan yaitu akumulasi perolehan laba (rugi) sejak perusahaanberdiri
sampai dengan periode terakhir.

Ekuitas pemegang saham mencerminkan kepentingan pemilik atau pemegang


saham pada perusahaan bisnis yang merupakan kepentingan residu (residual
interest) jumlah ekuitas pemegang saham setiap periode merupakan kumulatif dari
kontribusi bersih pemegang saham ditambah (dikurangi) laba ditahan atau rugi
perusahaan. Dengan demikian dua sumber utama perubahan ekuitas adalah: 
1) Kontribusi pemegang saham (modal disetor) dan 
2) Laba (penghasilan) yang ditahan oleh perusahaan. Dua komponen ini harus
dihitungdan dilaporkan oleh setiap perusahaan pada setiap akhir periode. 

Bentuk Perusahaan
Terdapat beberapa bentuk perusahaan yaitu perusahaan perorangan, persekutuan
dan perseroan terbatas serta koperasi. Walaupun secara hukum perusahaan
perseorangan tidak diakui sebagai entitas yang terpisah dengan pemiliknya, namun
menurut pandangan akuntansi perusahaan perorangan terpisah dari pemiliknya.
Perseroan terbatas menurut pandangan hukum merupakan entitas yang dapat
melakukan kegiatan seperti manusia sehingga dapat dikatakan bahwa PT
merupakan entitas buatan (artificial entity). 

Karakteristik Perseroan Terbatas (PT)


Jika dilihat dari sudut pandang akuntansi, PT adalah suatu perusahaan yang
kepemilikannya diwujudkan dengan saham. Saham merupakan sertifikat yang
dikeluarkan oleh perseroan. Seseorang atau lembaga yang ikut serta menyerahkan
sumber daya (harta) ke perseroan akan diberikan saham. Mereka disebut pemegang
saham.
Perseroan adalah bentuk perusahaan yang kepemilikannya terbagi atas sejumlah
saham. Dengan demikian pemilik dari usaha perseroan adalah lebih dari satu
dengan jumlah kepemilikan tercermin pada jumlah saham yang dipegangnya. 

Akuntansi Ekuitas Untuk Badan Usaha Berbentuk PT


Modal saham meliputi saham preferen, saham biasa, dan akun tambahan modal
disetor. Pos modal yang berasal dari sumnbangan disajikan dari tambahan modal
disetor. Akun tambahan modal disetor terdiri dari berbagai macam unsure
penambah modal seperti, agio saham, tambahan modal dari perolehan kembali
saham dengan harga yang lebih rendah daripada jumlah yang diterima pada saat
pengeluaran, tambahan modal dari penjualan saham yang diperoleh kembali
dengan harga di atas jumlah yang dibayarkan pada saat perolehannya, tambahan
modal dari perbedaan kurs modal disetor. Akun tambahan modal disetor tidak
boleh didebit atau dikredit dengan pos laba rugi luar biasa.
Penambahan modal disetor dicatat berdasarkan:
1) Jumlah uang yang diterima
2) Setoran saham dalam bentuk uang, sesuai transaksi nyata.
3) Besarnya tagihan yang timbul atau hutang yang dikonversi menjadi modal.
4) Setoran saham dalam dividen saham dilakukan dengan harga wajar saham.
5) Nilai wajar aktiva bukan kas yang diterima.
6) Setoran saham dalam bentuk barang, menggunakan nilai wajar aktiva bukan kas
yang diserahkan.

Pengurangan modal disetor lazimnya dicatat berdasarkan:


1) Jumlah uang yang dibayarkan
2) Besarnya hutang yang timbul
3) Nilai wajar aktiva bukan kas yag diserahkan
Pengeluaran saham dicatat sebesar nilai nominal yang bersangkutan. Bila jumlah
yang diterima dari pengeluaran saham tersebut lebih besar dari nilai nominalnya,
selisih yang terjadi dibukukan pada akun Agio Saham. Bila ketentuan hukum yang
ada memungkinkan penarikan kembali saham yang telah dikeluarkan, maka
pencatatan transaksi ini dilakukan dengan mendebit akun Modal Saham dan
mengkredit Modal Saham yang diperoleh kembali sebesar jumlah yang dibukukan
pada saat perolehan kembali saham yang bersangkutan.

2. Perlakuan Akuntansi Dan Pelaporan Saham


Jenis-jenis saham terdapat dua bentuk saham sebagai tanda hak milik pada
perusahaan yaitu:
1) Saham biasa (common stock) adalah saham dimana pemegangnya memiliki hak
perseroan secara umum dan pemegangnya menanggung risiko terbatasatas
kerugian dan menerima manfaat bila terjadi keuntungan. Saham ini tidak dijamin
akan menerima dividen atau tidak dijamin atas pembagian ase bila perusahaan
dilikuidasi. Namun pemegang saham ini memiliki hak suara terkait dengan
penentuan kebijakan operasional perusahaan
2) Saham preferen (preferred stock) adalah saham dimana pemegangnya memiliki
hak-hak istimewa di perusahaan terutama berkaitan dengan pembagian dividen
dan pembagian aset saat perusahaan dilikuidasi. Pemegang saham preferen akan
selalu mendapatkan dividen sebesar prosentase tertentu (tercantum dalam lembar
saham preferen) dari nilai pari atau nilai nominalnya. Namun pemegang saham
preferen ini tidak memiliki hak suara dalam hal penentuan kebijakan operasi
perusahaan.

Akuntansi Untuk Penerbitan Saham


1) Akuntansi penerbitan saham untuk memperlihatkan informasi penerbitan saham
pada nilaipari/nilai nominal, akun-akun berikut harus dipertahankan untuk masing-
masing saham sebagai berikut :
a. Saham preferen atau saham biasa. Akun ini memperlihatkan jenis saham yang
diterbitkan dengan nilai parinya.akun ini dikredit ketika saham pertama kali
diterbitkan, dan tidak adapenambahan ayat jurnal pada akun ini kecuali ada
penambahan sahamyang diterbitkan atau adanya penarikan saham.
b. Tambahan modal disetor akun ini menunjukkan kelebihan modal disetor di atas
nilai pari saham.tambahan modal disetor ini meliputi agio saham  atau disagio
saham
2) Akuntansi penerbitan saham atas dasar pesanan. Dua perkiraan baru digunakan
apabila saham dijual atas dasar pesanan,yaitu (1) saham biasa atau preferen yang
dipesan menunjukkan kewajibanperseroan untuk menerbitkan saham setelah
pembayaran akhir saldo pesananoleh mereka yang telah memesan saham, (2)
piutang pesanan, menunjukkan jumlah yang harus ditagih sebelum saham pesanan
akan diterbitkan. kontroversial terjadi sehubungan dengan penyajian piutang
pesanan saham dineraca. Beberapa orang mengemukakan bahwa piutang pesanan
sebaiknya dilaporkan pada seksi aset lancar. Piutang dagang muncul dari transaksi
penjualan pada kegiatan bisnis seperti yang biasa sedangkan piutang pesanan
berhubungan dengan penerbitan saham sendiri dan merupakan kontribusi modal
yang belum dibayarkan kepada perseroan.

Penebusan/Penarikan Kembali Modal Saham PT


Jika perusahaan memperoleh kembali saham yang telah dikeluarkan, selisih antara
jumlah yang dibayarkan pada saat perolehan kembali dengan jumlah yang diterima
pada saat pengeluaran saham tidak diakui sebagai laba atau rugi perusahaan.
Perolehan kembali saham yang telah dikeluarkan dapat dicatat dengan
menggunakan cost atau par value method. Dengan cost method, saham yang
diperoleh kembali dicatat sebesar harga perolehan, yang disajikan sebagai
pengurang akun modal. Metode nilai nominal (par value method) lazimnya
digunakan dalam hal saham yang diperoleh kembli tersebut akan dikeluarkan lagi
di kemudian hari. Dengan metode ini, saham yang diperoleh kembali dicatat
sebesar niali nominal saham, yang disajikan sebagai akun pengurang modal saham.
Apabila saham yang diperoleh kembali tersebut semula dikeluarkan dengan harga
di atas nilai pari, akun agio saham akan didebit dengan agio saham yang
bersangkutan. 
Dalam hal jumlah yang dibayarkan lebih besar dari pada jumlah yang diterima pada
saat pengeluarannya, selisih tersebut dibukukan dengan mendebit akun saldo laba.
Sebaliknya bila jumlah yang dibayarkan lebih kecil, selisihnya dianggap sebagai
unsure penambah modal dan dibukukan dengan mengkredit akun tambahan modal
dari perolehan kembali saham. Metode ini lazimnya digunakan bila perolehan
kembali dilakukan dalam rangka penarikan saham.
Saham yang diperoleh kembali dari sumbangan lazimnya dicatat sebesar jumlah
yang diterima pada saat pengeluarannya dengan mendebit akun modal saham yang
diperoleh kembali dan mengkredit akun modal yang berasal dari sumbangan. Pada
saat saham tersebut dijual kembali, selisih antara jumlah yang tercatat dengan
harga jualnya ditambahkan pada akun modal yang berasal dari sumbangan.

Dividen PT
Kewajiban perusahaan untuk membagi dividen timbul pada saat deklarasi dividen,
dan saldo laba akan dibebani dengan jumlah dividen yang dimaksud. Kewajiban
yang timbul disajikan dalam kelompok kewajiban lancar. Bila dividen dibagikan
dalam bentuk aktiva bukan kas, maka saldo laba akan didebit sebesar nilai wajar
aktiva yang diserahkan. Dasar pembagian dividen dalam bentuk aktiva bukan kas
harus diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan.
Pembagian dividen termasuk dividen saham yang berasal dari saldo laba.
Pembagian dividen saham adalah pembagian saldo laba kepada pemegang saham,
yang diinvestasikan kembali oleh mereka dalam bentuk modal disetor. Pembagian
dividen saham dicatat berdasarkan nilai wajar saham. Konversi agio menjadi saham
digolongkan sebagai modal disetor sebesar nilai nominal, yang tidak boleh
digolongkan sebagai pembagian dividen.

Penyajian dan Pengungkapan


Penyajian Modal
Penyajian modal dalam neraca harus dilakukan sesuai dengan ketentuan pada akta
pendirian perusahaan dan peraturan yang berlaku serta menggambarkan hubungan
keuangan yang ada. Modal dasar, modal yang ditempatkan dan modal yang disetor,
nilai nominal dan banyaknya saham untuk setiap jenis saham harus dinyatakan
dalam neraca. Modal disajikan dalam neraca setelah kewajiban. Pada perusahaan
yang terdaftar pada bursa efek, saham dapat ditempatkan dengan dasar pesanan.
Dengan dasar ini saham hanya akan dikeluarkan jika pemesan telah membayar
penuh harga saham yang bersangkutan. Pesanan saham dicatat dengan mendebit
akun piutang kepada pemegang saham dan mengkredit akun modal saham yang
dipesan. Akun modal saham yang dipesan disajikan dalam kelompok modal di
bawah akun modal saham. 
Pada saat harga saham sudah dibayar penuh, akun modal saham yang dipesan akan
didebit dan akun modal saham dikredit. Dalam hal pemesan gagal melunasi
pembayarannya, maka tergantung pada kebijakan perusahaan dan dilandaskan
pada peraturan hukum yang berlaku.

Penyajian dan Pengungkapan Saldo Laba


Saldo laba menunjukkan akumulasi hasil usaha periodik setelah memperhitungkan
pembagian dividen dan koreksi laba rugi periode lalu. Akun ini harus dinyatakan
terpisah dari akun modal saham. Seluruh saldo laba dianggap bebas untuk
dibagikan sebagai dividen, kecuali jika terdapat indikasi pembatasan terhadap
saldo laba, misalnya untuk perluasan pabrik. Saldo laba yang tidak dibagikan
sebagai dividen karena pembatasan tersebut, dilaporkan dalam akun tersendiri
yang menggambarkan tujuan pencadangan tersebut, dan harus diungkapkan dalam
laporan keuangan.saldo laba tidak boleh dibebani atau dikredit dengan pos-pos
yang seharusnya diperhitungkan pada laporan laba rugi tahun berjalan.
Pengungkapan saldo laba meliputi:
1) Pengungkapan penjatahan (apropriasi) dan pemisahan saldo laba
2) Peraturan, perikatan, batasan, dan jumlah batasan di sekitar saldo laba
3) Perubahan slado laba karena penggabungan usaha dengan metode penyatuan
kepentingan
4) Koreksi masa lalu, baik bruto maupun neto setelah pajak
5) Pengungkapan jumlah dividend an dividen per lembar saham
6) Tunggakan dividen
7) Pengungkapan deklarasi dividen setelah tanggal neraca
8) Pengungkapan dividen saham dan pecah saham.

Informasi tiap jenis saham harus diungkap terpisah dalam catatan atas laporan
keuangan, meliputi:
1) Modal dasar
2) Modal ditempatkan atau dipesan sebelum disetor
3) Harga pari, harga nominal belum disetor
4) Perubahan lembar saham tiap jenis saham
5) Hak istimewa atau hak mendahului
6) Batasan khusus
7) Penjelasan bila dapat konversi
Apabila perseroan menderita kerugian sebesar lima puluh persen dari modalnya,
kewajban untuk diumumkan dalam register kepaniteraan Pengadilan Negeri dan
dalam Berita Negara, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Apabila
perseroan mencapai akumulasi kerugian sebesar 75% dari modal, penjelasan bahwa
demi hukum PT tersebut bubar, diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan.

Pengungkapan Dividen
Pengungkapan dividen, meliputi: jumlah dividen, dividen per lembar saham,
bentuk dividen, batasan saldo laba minimum dalam kaitan dengan ketersediaan
dividen, hutang dividen, hutang dividen per lembar saham, pengumuman
pembagian dividen setelah tanggal neraca sebelum tanggal pendapat akuntan
independen, jumlah kapitalisasi dividen saham dan pecah saham, laba per saham
perlu disaji ulang berdasarkan jumlah saham yang setara setelah pecah saham agar
dapat diperbandingkan.

Pengungkapan Saham Beredar yang Diperoleh Kembali


Pengungkapan saham beredar yang diperoleh kembali, meliputi :saham beredar
yang diperoleh kembali, metode cost, disajikan sebagai pengurang jumlah modal;
dan saham beredar yang diperoleh kembali, metode nilai pari (par value) sebagai
pengurang saham beredar.
Pengungkapan bagian lain ekuitas (seperti saldo laba, agio, selisih penilaian
kembali aktiva tetap, dan cadangan) harus dilakukan secara terpisah, meliputi:
perubahan selama periode akuntansi dan batasan distribusi.
Kuasi reorgabisasi merupakan prosedur penataan kembali ekuitas yang dilakukan
dalam hal perusshaan menderita kerugian terus-menerus dan terdapat deficit
dalam jumlah yang sangat material.

Anda mungkin juga menyukai