Akuntansi untuk ekuitas badan usaha bukan PT harus dilaporkan sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku untuk badan usaha tersebut dan standarakuntansi keuangan yang
berlaku khusus untuk industri yang bersangkutan,misalnya koperasi.
Modal saham meliputi saham preferen, saham biasa dan akun tambahan moda disetor . Pos modal
lainnya seperti modal yang berasal dari sumbangan dapat disajikan sebagai bagian dari tambahan
modal disetor.
2. Pengakuan
Banyak peristiwa masa lalu yang dapat menimbulkan kewajiban kini. Walaupun
demikian, dalam beberapa peristiwa yang jarang terjadi, misalnya dalam tuntutan
hukum, dapat timbul perbedaan pendapat mengenai apakah peristiwa tertentu
sudah terjadi atau apakah peristiwa tersebut menimbulkan kewajiban kini. Jika
demikian halnya, perusahaan menentukan apakah kewajiban kini telah ada pada
tanggal neraca dengan mempertimbangkan semua bukti yang tersedia, termasuk
misalnya pendapat ahli. Bukti yang dipertimbangkan mencakup, antara lain, bukti
tambahan yang diperoleh dari peristiwa setelah tanggal neraca. Atas dasar bukti
tersebut, apabila besar kemungkinan bahwa kewajiban kini belum ada pada
tanggal neraca, pemerintah mengungkapkan adanya kewajiban kontingensi.
Pengungkapan tidak diperlukan jika kemungkinan arus keluar sumber daya kecil.
Kewajiban kontingensi dapat berkembang ke arah yang tidak diperkirakan semula.
Oleh karena itu, kewajiban kontingensi harus terus-menerus dikaji ulang untuk
menentukan apakah tingkat kemungkinan arus keluar sumber daya bertambah
besar (probable). Apabila kemungkinan itu terjadi, maka manajemen akan
mengakui kewajiban diestimasi dalam laporan keuangan periode saat perubahan
tingkat kemungkinan tersebut terjadi, kecuali nilainya tidak dapat diestimasikan
secara andal. Pengukuran besaran kewajiban kontingensi tidak dapat diukur secara
eksak. Untuk itu diperlukan pertimbangan profesional oleh pihak yang
berkompeten. Penyajian dan pengungkapan kewajiban kontingensi tidak disajikan
pada neraca, namun demikian perusahaan harus mengungkapkan kewajiban
kontingensi pada Catatan atas Laporan Keuangan untuk setiap jenis kewajiban
kontingensi pada tanggal neraca.
3. Pengukuran
Besaran kewajiban kontingensi tidak dapat diukur secara eksak. Untuk itu
diperlukan pertimbangan profesional oleh pihak yang berkompeten
4. Penyajian Dan Pengungkapan
Kewajiban kontingensi tidak disajikan pada neraca, namun demikian harus
mengungkapkan kewajiban kontingensi pada Catatan atas Laporan Keuangan untuk
setiap jenis kewajiban kontingensi pada tanggal neraca Pengungkapan tersebut
dapat meliputi:
1) karakteristik kewajiban kontingensi;
2) estimasi dari dampak finansial yang diukur;
3) indikasi tentang ketidakpastian yang terkait dengan jumlah atau waktu
aruskeluar sumber daya;
4) kemungkinan penggantian oleh pihak ketiga
EKUITAS
1. Pengertian
Istilah ekuitas berasal dari kata equity atau equity of ownership yang berarti
kekayaan bersih perusahaan. Secara sederhana, ia diformulasikan sebagai total
aktiva dikurangi total pasiva. Ekuitas merupakan bagian hak pemilik dalam
perusahaan yaitu selisih antara aktiva dan kewajiban yang ada, dan dengan
demikian tidak merupakan ukuran nilai jual perusahaan tersebut, pada dasarnya
ekuitas berasal dari investasi pemilik dan hasil usaha perusahaan. Ekuitas akan
berkurang terutama dengan adanya penarikan kembali penyertaan oleh pemilik,
pembagian keuntungan atau karena kerugian.
Bentuk Perusahaan
Terdapat beberapa bentuk perusahaan yaitu perusahaan perorangan, persekutuan
dan perseroan terbatas serta koperasi. Walaupun secara hukum perusahaan
perseorangan tidak diakui sebagai entitas yang terpisah dengan pemiliknya, namun
menurut pandangan akuntansi perusahaan perorangan terpisah dari pemiliknya.
Perseroan terbatas menurut pandangan hukum merupakan entitas yang dapat
melakukan kegiatan seperti manusia sehingga dapat dikatakan bahwa PT
merupakan entitas buatan (artificial entity).
Dividen PT
Kewajiban perusahaan untuk membagi dividen timbul pada saat deklarasi dividen,
dan saldo laba akan dibebani dengan jumlah dividen yang dimaksud. Kewajiban
yang timbul disajikan dalam kelompok kewajiban lancar. Bila dividen dibagikan
dalam bentuk aktiva bukan kas, maka saldo laba akan didebit sebesar nilai wajar
aktiva yang diserahkan. Dasar pembagian dividen dalam bentuk aktiva bukan kas
harus diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan.
Pembagian dividen termasuk dividen saham yang berasal dari saldo laba.
Pembagian dividen saham adalah pembagian saldo laba kepada pemegang saham,
yang diinvestasikan kembali oleh mereka dalam bentuk modal disetor. Pembagian
dividen saham dicatat berdasarkan nilai wajar saham. Konversi agio menjadi saham
digolongkan sebagai modal disetor sebesar nilai nominal, yang tidak boleh
digolongkan sebagai pembagian dividen.
Informasi tiap jenis saham harus diungkap terpisah dalam catatan atas laporan
keuangan, meliputi:
1) Modal dasar
2) Modal ditempatkan atau dipesan sebelum disetor
3) Harga pari, harga nominal belum disetor
4) Perubahan lembar saham tiap jenis saham
5) Hak istimewa atau hak mendahului
6) Batasan khusus
7) Penjelasan bila dapat konversi
Apabila perseroan menderita kerugian sebesar lima puluh persen dari modalnya,
kewajban untuk diumumkan dalam register kepaniteraan Pengadilan Negeri dan
dalam Berita Negara, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Apabila
perseroan mencapai akumulasi kerugian sebesar 75% dari modal, penjelasan bahwa
demi hukum PT tersebut bubar, diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan.
Pengungkapan Dividen
Pengungkapan dividen, meliputi: jumlah dividen, dividen per lembar saham,
bentuk dividen, batasan saldo laba minimum dalam kaitan dengan ketersediaan
dividen, hutang dividen, hutang dividen per lembar saham, pengumuman
pembagian dividen setelah tanggal neraca sebelum tanggal pendapat akuntan
independen, jumlah kapitalisasi dividen saham dan pecah saham, laba per saham
perlu disaji ulang berdasarkan jumlah saham yang setara setelah pecah saham agar
dapat diperbandingkan.