Anda di halaman 1dari 22

ANALISIS KINERJA BANK

TUJUAN MATERI :
1. Menjelaskan pengertian analisis rasio likuiditas,
rentabilitas dan solvabilitas.
2. Menyebutkan dan menjelaskan rasio-rasio dalam analisis
rasio likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas.
3. Menjelaskan hubungan antara analisis rasio likuiditas,
rasio rentabilitas dan rasio solvabilitas.
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS

 Analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam


memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek atau
kewajiban yang sudah jatuh tempo.

 Rasio Likuiditas yg sering digunakan untuk menilai kinerja


suatu bank antara lain:
a. Cash Ratio ( CR )
b. Reserve Requirement ( RR )
c. Loan to deposit ratio ( LDR )
d. Loan to asset ratio ( LAR )
e. Rasio kewajiban bersih Call Money ( NCM )
CASH RATIO

• Untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar


kembali simpanan nasabah pada saat ditarik dengan
menggunakan alat-alat likuid yang dimilikinya.

• RUMUS
CR = Alat likuid x 100%
Pinjaman yang harus segera dibayar
• Alat Likuid :
Uang Kas di Bank dan Rekening giro yang disimpan di
Bank Indonesia.
RESERVE REQUIREMENT
(LIKUIDITAS WAJIB MINIMUM)

• Merupakan ketentuan bagi setiap bank umum untuk


menyisihkan sebagian dari dana pihak ketiga yang
berhasil dihimpunnya dalam bentuk giro wajib minimum
yang berupa rekening giro bank yang bersangkutan pada
Bank Indonesia.
• Besarnya RR telah mengalami perubahan dari 2%, 3%
dan terakhir sejak tahun 1997 sebesar 5%.
• Komponen dana pihak ketiga terdiri dari :
 Giro,
 Deposito berjangka
 Sertifikat deposito
 Tabungan
 Kewajiban Jangka Pendek Lainnya
LOAN TO DEPOSIT RATIO

• Menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam


membayar kembali penarikan dana yang dilakukan
nasabah dengan mengandalkan kredit yang diberikan
sebagai sumber likuiditasnya. Rasio antara seluruh jml.
Kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima
oleh bank. Semakin tinggi rasio tsb, maka makin rendah
likuiditas bank tsb.

• RUMUS
LDR = Juml. Kredit yang diberikan x 100%

Total dana Pihak Ketiga + KLBI + Modal Inti


LOAN TO ASSET RATIO

• Merupakan kemampuan bank untuk memenuhi


permintaan kredit dengan menggunakan total asset yang
dimiliki bank.

• RUMUS
LAR = Jumlah Kredit yang diberikan x 100%
Jumlah Assets
• Semakin tinggi rasio ini maka tingkat likuiditasnya
rendah karena jumlah asset yang diperlukan untuk
membiayai kreditnya makin besar.
RASIO KEWAJIBAN BERSIH
CALL MONEY

• Persentase dari rasio ini menunjukkan besarnya


kewajiban bersih call money terhadap aktiva lancar atau
aktiva yang paling likuid dari bank.

• RUMUS
NCM = NET Call Money x 100%
Aktiva Lancar

• Aktiva Lancar : Uang kas, Giro di BI, Sertifikat BI, SBPU


• Semakin kecil rasio ini, maka likuiditas bank ini semakin
baik karena bank dapat menutup kewajiban antar bank
dengan alat likuid yang dimilikinya.
ANALISIS RASIO PROFITABILITAS

• Alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi


usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang
bersangkutan

• Analisis rasio profitabilitas suatu bank antara lain :


a. Return On Asset ( ROA )
b. Return On Equity ( ROE )
c. Rasio Biaya Operasional ( OCR )
d. Net Profit Margin ( NPM )
RETURN ON ASSET

• Untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam


memperoleh keuntungan secara keseluruhan.

• RUMUS
ROA = Laba Bersih x 100%
Total Assets
• Semakin besar ROA suatu bank, maka makin besar
tingkat keuntungan bank dan semakin baik pula posisi
bank dari segi penggunaan assets.
RETURN ON EQUITY

• Untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh


keuntungan bersih dikaitkan dengan pembayaran
dividen.

• RUMUS
ROE = Laba Bersih x 100%
Modal Sendiri
• Semakin besar rasio ini maka makin besar kenaikan laba
bersih bank yang bersangkutan, selanjutnya akan
menaikan harga saham bank dan semakin besar pula
dividen yang diterima investor.
RASIO BIAYA OPERASIONAL

• Untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank


melakukan kegiatan operasinya.

• RUMUS
OCR = Biaya Operasional x 100%
Pendapatan Operasional
• Biaya operasional diperoleh dari COLF ( Cost of Loanable
fund)
• Pendapatan Operasionl diperoleh dari jasa pemberian
kredit bank (Bunga pinjaman, appraisal fee, supervision
fee, commitment fee, sindication fee, dll).
NET PROFIT MARGIN RATIO

• Rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan yang


diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang
diterima dari kegiatan operasionalnya.

• RUMUS
NPM = Laba Bersih x 100%
Pendapatan Operasional
• Pendapatan Operasional berasal dari pemberian kredit
dengan resiko kredit macet, selisih kurs valas jika kredit
dalam valas dll.
ANALISIS RASIO SOLVABILITAS

• Untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi


kewajiban jangka panjangnya atau kemampuan bank
untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjadi
likuidasi bank.

• Rasio yang digunakan pada analisis solvabilitas adalah :


a. Capital adequacy ratio (CAR)
b. Debt to Equity ratio
c. Long Term debt to assets ratio
CAPITAL ADEQUACY RATIO

• Untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk


menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko,
misalnya kredit yang diberikan.
• RUMUS
CAR = Modal Bank x 100%

Aktiva tertimbang menurut resiko


• Modal Inti : Modal disetor, cadangan, laba ditahan, agio saham dll
• Modal Pelengkap : Berasal dari cad. Revaluasi AT (selisih penilaian
kembali AT dengan persetujuan dirjen pajak), Cad. Penghapusan Aktiva
yang diklasifikasikan (cad. Yang dibentuk dengan cara membebani lap.
R/L tahun berjalan), modal kuasi /capital instrument (warkat yang
memiliki sifat seperti modal), pinjaman subordinasi (pinjaman antar
bank dengan persetujuan BI dengan jangka waktu min. 5 tahun dan bila
pelunasan sebelum jatuh tempo harus persetujuan BI).
DEBT TO EQUITY RATIO

• Untuk mengukur kemampuan bank untuk menutup


sebagian atau seluruh hutang-hutangnya dengan dana
yang berasal dari modal sendiri.

• RUMUS
DTE = Jumlah Hutang x 100%
Jumlah Modal Sendiri

• Semakin tinggi rasio ini, maka semakin kecil kemampuan


membayar hutangnya dari modal sendiri.
LONG TERM DEBT TO ASSETS
RATIO

• Untuk mengukur seberapa jauh nilai seluruh aktiva bank


dibiayai atau dananya diperoleh dari sumber hutang
jangka panjang

• RUMUS
LTDTA = Hutang Jangka Panjang x 100%
Total Assets
• Hutang jangka panjang berasal dari dana pinjaman dari
bank lain, simpanan masyarakat diatas 1 tahun,
Pinjaman LN, investasi dari investor.
• Semakin besar rasio ini, maka makin kecil kemampuan
untuk membayar hutang dari aktiva.
LAPORAN KEUANGAN BANK

Sesuai dengan Sk. Direksi Bank Indonesia No.


27 / 119/ kep/DIR tgl. 275 Januari 1995 Laporan
keuangan bank terdiri dari :
Neraca

Lap. Komitmen dan kontinjensi

Lap. Laba/ rugi

Lap. Arus kas

Catatan. Atas lap. keuangan


Tata cara penilaian tingkat kesehatan Bank
Metode CAMEL’S

URAIAN C A M E L S
Capital Asset Management Earning Liquidity Sensitivity
Modal Aktiva Manajemen Rentabilitas Likuiditas Sensitivitas
Yg. Kecukupa Kualitas Kualitas Pencapaian Kemampu Kemampuan
Dinilai n, A.P, Man. Umum ROA, ROE, an bank modal bank
komposisi Konsent dan NIM dan dlm dlm
& rasi penerapan tingkat menjaga mengcov.
proyeksi eksposu manajemen efisiensi likuiditas Potensi
trend r resiko resiko. bank. kerugian
kedpn kredit, Kepatuhan Perkemb. sbg akibat
permodala perkem Bank Laba suku bunga
n serta bangan terhadap operasional, dan nilai
kemampua A.P ketentuan yg diversifikasi tukar
n dlm bermasa berlaku dan pendpt,
mengcov. lah dan komitmen penerapan
Asset Keckp. kpd BI atau prinsip Ak..
bermsl PPAP. pihak lain
Tata cara penilaian tingkat kesehatan Bank
Metode CAMEL’S

Kemudian dilakukan perhitungan analisis dgn mempertimbangkan indikator pendukung dan atau
pembanding yang relevan.
Kemudian ditetapkan peringkat setiap faktor.

Ada 5 peringkat bank


Pk-1 : sangat baik, bank dapat mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri
keuangan
Pk-2 : Baik, bank masih memiliki kelemahan= minor yang dapat segera diatasi dengan tindakan
segera dan rutin
Pk-3 : cukup baik, masih ada kekurangan dan perlu tindakan korektif bila tidak akan
menurunkan peringkat komposit.
Pk-4 : Kurang baik, bank sensitif terhadap pengaruh buruk kondisi perekonomian dan
memerlukan tindakan korektif.karena berpotensi membahayakan kelangsungan usahanya.
PK-5 : Tidak baik, bank sangat sensitif dan dapat membahayakan kelangsungan usahanya.
Hasil Perhitungan ROA
Bank Devisa tahun 2000 - 2001

Nama Bank 2000 2001


Antar Daerah 0,498429 1,019829
Arta Niaga Kencana tbk. 0,623499 0,904856
Arta Graha 0,139749 0,242459
BCA Tbk. 1,873506 3,022264
BII Tbk. 0,718853 -13,4307

Sumber : Jurnal . Anallisa kinerja Bank Devisa & Non Devisa di Indonesia
Oleh : Anita Febryani & Rahadian Zulfadin
Hasil Perhitungan ROE
Bank Devisa Tahun 2000 - 2001

Nama Bank 2000 2001


Antar Daerah 9,341975 14,14484
Arta Niaga Kencana tbk. 4,021941 6,52811
Arta Graha 5,966042 12,02646
BCA Tbk. 25,72485 31,91538
BII Tbk. 11,43772 187,8277

Sumber : Jurnal . Anallisa kinerja Bank Devisa & Non Devisa di Indonesia
Oleh : Anita Febryani & Rahadian Zulfadin
Hasil Perhitungan LDR
Bank Devisa Tahun 2000 - 2001

Nama Bank 2000 2001


Antar Daerah 63,76667368 65,95012331
Arta Niaga Kencana tbk. 36,04878193 47,49994439
Arta Graha 61,92979281 45,66211383
BCA Tbk. 8,248526823 13,70797413
BII Tbk. 53,69379664 20,61624264

Sumber : Jurnal . Anallisa kinerja Bank Devisa & Non Devisa di Indonesia
Oleh : Anita Febryani & Rahadian Zulfadin

Anda mungkin juga menyukai