Anda di halaman 1dari 12

JENIS-JENIS RASIO KEUANGAN PERBANKAN

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mandiri pada Matakuliah


Analisis Laporan Keuangan Syariah

Oleh
Iis Suhaeni (1143070092)

JURUSAN MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2016
A. RASIO LIKUIDITAS
1. Quick Ratio
Rasio ini disebut juga acid test rasio yang juga digunakan untuk mengukur
kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Penghitungan quick ratio dengan mengurangkan aktiva lancar dengan persediaan.
Quick ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam
memenuhi kewajibannya terhadap para deposan (pemilik simpanan giro,
tabungan, dan deposito) dengan harta yang paling likuid yang dimiliki oleh suatu
bank.
Hal ini dikarenakan persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang
likuiditasnya rendah dan sering mengalami fluktuasi harga serta menimbulkan
kerugian jika terjadi likuiditas. Jadi rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan
kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar.
Sawir (2009:10) mengatakan bahwa quick ratio umumnya dianggap baik
adalah semakin besar rasio ini maka semakin baik kondisi perusahaan. Quick ratio
dapat dihitung dengan rumus berikut:

2. Investing Policy Ratio


Investing Policy Ratio merupakan kemampuan bank dalam melunasi
kewajibannya kepada para deposannya dengan cara melikuidasi surat-surat
beharga yang dimilikinya. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus berikut:

3. Banking Ratio
Banking Ratio bertujuan mengukur tingkat likuiditas bank dengan
membandingkan jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah deposit yang
dimiliki. Semakin tinggi rasio ini, maka tingkat likuditas bank semakin rendah
tingkat likuiditas bank. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus berikut:
4. Assets To Loan Ratio
Assets to Loan Ratio merupakan rasio untuk mengukur jumlah kredit yang
disalurkan dengan jumlah harta yang dimiliki bank. Semakin tinggi tingkat rasio,
menunjukan semakin rendahnya tingkat likuiditas bank. Rasio ini dapat dihitung
dengan rumus berikut:

5. Investment Portofolio Ratio


Invesment Portofolio Ratio merupakan rasio untuk mengukur tingkat
likuiditas dalam investasi pada surat-surat berharga.
Untuk menghindari rasio ini, perlu diketahui terlebih dahulu securities
yang jatuh waktunya kurang dari satu tahun, yang digunakan untuk menjamin
deposito jika ada. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus berikut:

6. Cash Ratio
Rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan posisi kas yang dapat
menutupi hutang lancar dengan kata lain cash ratio merupakan rasio yang
menggambarkan kemampuan kas yang dimiliki dalam manajemen kewajiban
lancar tahun yang bersangkutan.
Cash Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank melunasi
kewajiban yang harus segera dibayar dengan harta likuid yang dimiliki bank
tersebut. Cash Ratio dapat dihitung dengan rumus berikut:

7. Loan To Deposit Ratio


Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio untuk mengukur komposisi
jumlah kredit yang diberikan dibanding dengan jumlah dana masyarakat dan
modal sendiri yang digunakan. Besarnya Loan to Deposit Ratio menurut peraturan
pemerintah maksimum adalah 110%. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus
berikut:

8. Investment Risk Ratio


Investment Risk Ratio merupakan rasio untuk mengukur risiko yang
terjadi dalam investasi surat-surat berharga yaitu dengan membandingkan harga
pasar surat berharga dengan nominalnya. Semakin tinggi risiko ini berarti semakin
besar kemampuan bank dalam menyediakan alat-alat likuid. Rasio ini dapat
dihitung dengan rumus berikut:

9. Liquidity Risk Ratio


Liquidity Risk merupakan rasio untuk mengukur resiko yang akan
dihadapi bank apabila gagal untuk memenuhi kewajiban terhadap para
deposannya dengan harta liquid yang dimilikinya. Rasio ini dapat dihitung dengan
rumus berikut:

10. Credit Risk Ratio


Credit Risk Ratio merupakan rasio untuk mengukur resiko terhadap kredit
yang disalurkan dengan membandingkan kredit macet dengan jumlah kredit yang
disalurkan. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus berikut:

11. Deposit Risk Ratio


Rasio ini digunakan untuk mengukur risiko kegagalan bank membayar
kembali deposannya. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus berikut:
B. RASIO SOLVABILITAS
1. Primary Ratio
Merupakan rasio untuk mengukur apakah permodalan yang dimiliki sudah
memadai atau sejauh mana penurunan yang terjadi dalam total asset masuk dapat
ditutupi oleh capital equity. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus berikut:

2. Risk Asset Ratio


Merupakan rasio untuk mengukur kemungkinan penurunan risk assets.
Rasio ini dapat dihitung dengan rumus berikut:

3. Capital Ratio
Merupakan rasio untuk mengukur permodalan dan cadangan penghapusan
dalam menaggung pekreditan, terutama resiko yang terjadi karena bunga gagal
ditagih. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus berikut:

4. Capital Risk
Capital Risk sama dengan Secondary Risk Ratio. Merupakan rasio untuk
mengukur penurunan aset yang mempunyai risiko lebih tinggi. Rasio ini dapat
dihitung dengan rumus berikut:

5. Secondary Risk Ratio


Merupakan rasio untuk mengukur penurunan aset yang mempunyai risiko
lebih tinggi. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus berikut:
6. Capital Adequacy Ratio
Untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang
aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang
diberikan.
Modal Inti terdiri dari Modal disetor, cadangan, laba ditahan, agio saham
dll. Sedangkan Modal Pelengkap Berasal dari cadangan Revaluasi AT (selisih
penilaian kembali AT dengan persetujuan dirjen pajak), cadangan Penghapusan
Aktiva yang diklasifikasikan (cadangan yang dibentuk dengan cara membebani
laporan R/L tahun berjalan), modal kuasi /capital instrument (warkat yang
memiliki sifat seperti modal), pinjaman subordinasi (pinjaman antar bank dengan
persetujuan BI dengan jangka waktu min. 5 tahun dan bila pelunasan sebelum
jatuh tempo harus persetujuan BI).
Untuk mencari rasio ini perlu terlebih dahulu untuk diketahui berapa
besarnya estimasi resiko yang akan terjadi dalam pemberian kredit dan resiko
yang akan terjadi dalam perdagangan surat-surat berharga. Rasio ini dapat
dihitung dengan rumus berikut:

Atau
7. Gross Yield On Total Assets
Untuk mengukur kemampuan manajemen menghasilkan income dari
pengelolaan assets. Rumus untuk mencari Gross Yield on Total Assets sebagai
berikut:

8. Gross Profit Margin On Total Assets


Rasio ini dapat dihitung dengan rumus berikut:

Atau

9. Net Income On Total Assets


Untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh
profatibilitas dan manajerial efisiensi secara overal. Rumus untuk mencari Net
Income Total Assets sebagai berikut :

C. RASIO RENTABILITAS
1. Gross Profit Margin
Merupakan perbandingan antar penjualan bersih dikurangi dengan Harga
Pokok penjualan dengan tingkat penjualan, rasio ini menggambarkan laba kotor
yang dapat dicapai dari jumlah penjualan.
Rasio ini digunakan untuk mengetahui persentasi laba dari kegiatan usaha
murni dari bank yang bersangkutan. Setelah dikurangi biaya-biaya. Rasio ini
dapat dihitung dengan rumus berikut:
2. Net Profit Margin
Merupakan rasio yang digunaka nuntuk mengukur laba bersih sesudah
pajak lalu dibandingkan dengan volume penjualan.
Net Profit Margin merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank
dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasi pokoknya. Rasio ini dapat
dihitung dengan rumus berikut:

3. Return On Equity Capital


Return on Equity Capital atau ROE merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam mengelola capital yang ada untuk
mendapatkan net income.
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal
sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik
saham biasa maupun saham preferen. Atau dengan kata lain untuk mengukur
kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan bersih dikaitkan dengan
pembayaran dividen.
Semakin besar rasio ini maka makin besar kenaikan laba bersih bank yang
bersangkutan, selanjutnya akan menaikan harga saham bank dan semakin besar
pula dividen yang diterima investor. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus
berikut:

Atau

4. Return On Total Assets


Untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh
keuntungan secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, maka makin
besar tingkat keuntungan bank dan semakin baik pula posisi bank dari segi
penggunaan assets. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus berikut:

5. Rate Return On Loan


Analisis ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam
mengelola kegiatan perkreditannya. Rumus untuk mencari Rate return on loans
sebagai berikut :

6. Interest Margin On Loan


Merupakan rasio yang mengukur kemampuan manajemen bank dalam
mengendalikan biaya-biaya dibandingkan dengan pinjaman. Rumus untuk
mencari interest margin on loan sebagai berikut:

7. Interest Margin On Earning Assets


Interest Margin on Earning Assets merupakan rasio yang mengukur
kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya-biaya. Rumus untuk
mencari Interest Margin on Earning Assets sebagai berikut:

8. Leverage Multiplier
Merupakan alat ukur mengukur kemampuan manajemen dalam dalam
mengelola asetnya, karena adanya biaya yang harus dikeluarkan akibat
penggunaan aktiva. Rumus untuk mencari Leverage Multiplier sebagai berikut:

9. Assets Utilization
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauhmana kemampuan
manajemen suatu bank dalam mengelola aset dalam rangka menghasilkan
operating income dan nonoperating income. Rumus untuk mencari Assets
utilization sebagai berikut :

10. Interest Expense Ratio


Rasio ini digunakan untuk mengukur besarnya persentase antar bunga
yang dibayar kepada para deposannya dengan total deposit yang ada di bank.
Rumus untuk mencari interest expense ratio sebagai berikut :

11. Cost Of Fund


Merupakan rasio untuk mengukur besarnya biaya yang dikeluarkan untuk
sejumlah deposit yang ada di bank tersebut. Rumus untuk mencari cost of fund
sebagai berikut :

12. Cost Of Money


Rumus untuk mencari cost of money sebagai berikut :

13. Cost Of Loanable Fund


Rumus untuk mencari Cost of Loanable Fund sebagai berikut :

14. Cost Of Operable Fund


Rumus untuk mencari cost of operable fund sebagai berikut :
15. Cost Of Efficiency
Digunakan untuk mengukur efisiensi usaha yang dilakukan oleh bank.
Atau mengukur besarnya biaya bank yang digunakan untuk memperoleh earning
assets. Rumus untuk mencari cost of efficiency sebagai berikut :
REFERENSI / DAFTAR PUSTAKA

Munawir H.S. 2014. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: liberty Yogyakarta

Suwiknyo, Dwi. 2010. Analisa Laporan Keuangan Perbankan Syariah.


Yogyakarta: Pustaka pelajar

Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi aksara

Syafri Harahap, Sofyan. 2008. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada

Wahyono, Hadi. 2002. Komperasi Kinerja Perusahaan Bank dan Asuransi Studi
Empiris di Bursa Efek Jakarta, Jurnal riset ekonomi dan manajemen, vol.
2 No. 2, Mei 2002

https://www.scribd.com/document/330824315/Laporan-Keuangan-Bank-Dan-
Rasio-Keuangan-Bank [diakses pada tanggal 15 november 2016]

Anda mungkin juga menyukai